Kamus Pajak
-
Upload
adi-kurniawan -
Category
Documents
-
view
32 -
download
10
Transcript of Kamus Pajak
KAMUS LENGKAP PERPAJAKAN Senin, 23 Agustus 2010
Debit
Dalam akuntansi, debit (disingkat Dr), yang diturunkan dari bahasa Latin debere, merupakan
lawan dari kredit. Kode perkiraan (akun) jenis aktiva dan beban akan bertambah nilainya jika
didebit, sedangkan kewajiban, modal, dan pendapatan akan berkurang jika didebit. Konsep
ini dipakai dalam pembukuan berpasangan.
Keridit
Dalam akuntansi, kredit (disingkat Kr), yang diturunkan dari bahasa Latin credere,
merupakan lawan dari debit. Kode perkiraan (akun) jenis kewajiban, modal, dan pendapatan
akan bertambah nilainya jika dikredit, sedangkan aktiva dan beban akan berkurang jika
dikredit. Konsep ini dipakai dalam pembukuan berpasangan.
Modal
Modal memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan
akunting.Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan
finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya,
dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal
finansial. Jadi di bawah kata "modal" berarti cara produksi.
Saldo
Saldo normal adalah klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan
salah satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan.
Suatu akun dapat memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo
normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi debit. Sebaliknya, untuk
meningkatkan nilai akun dengan saldo normal kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi
kredit.
Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut
Aktiva = Kewajiban + Modal
Akun pada sisi pada sisi kiri persamaan memiliki saldo normal debit, sedangkan akun pada
sisi kanan memiliki saldo normal kredit.
Saldo normal untuk akun-akun lain diturunkan dari hubungan dengan ketiga akun utama
tersebut. Contohnya
Laba/rugi = Pendapatan - Beban
Karena laba/rugi merupakan komponen dari modal, maka dapat dianggap bahwa
pendapatan berada di sisi kanan persamaan, sedangkan beban berada di sisi kiri.
Berikut saldo normal untuk beberapa akun umum:
* Aktiva: Debit
* Kewajiban: Kredit
* Modal: Kredit
* Pendapatan: Kredit
* Beban: Debit
* Laba ditahan: Kredit
* Dividen: Debit
Aset
Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di
kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
1. Aset lancar
2. Investasi jangka panjang
3. Aset tetap
4. Aset tidak berwujud
5. Aset pajak tangguhan
6. Aset lain
RTGS (Real-Time Gross Settlement)
RTGS (Real-Time Gross Settlement). Sistem RTGS adalah proses penyelesaian akhir
transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed /
gross settlement) dan bersifat Real-time (electronically processed), di mana rekening
peserta dapat di-debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah
pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya
mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS Central
Computer /RCC) di Bank Sentral (dalam hal ini Bank Indonesia untuk proses settlement.
Jika proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan
elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari
kecukupan saldo peserta pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya
diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta RTGS harus
meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank cukup sebelum peserta tersebut
melaksanakan transfer ke perserta RTGS lainnya.
Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17 November 2000
dengan nama Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Tabungan
Tujuan Menabung dibank adalah :
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan
hari depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok
Sarana Penarikan Tabungan :
1. Buku Tabungan
2. Slip penarikan
3. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
4. Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll)
Perhitungan Bunga Tabungan :
a. Metode Saldo Terendah Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah
pada bulan laporan dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan
jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.
Misalnya untuk menghitung bunga pada bulan Mei, maka besarnya bunga dihitung : Bunga
tabungan = .... % * 31/365 * saldo terendah pada bulan Mei
b. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata Pada metode ini, bunga
dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata
dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi
dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.
c. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian Pada metode ini bunga
dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan
menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.
Faktor-faktor tingkat Tabungan
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh
bank tersebut.
2. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut
suku bunga mengambang atau floating rate.
3. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu
(fixed rate).
4. Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.
Kartu Debit
Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh sebuah
Bank. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tsb. Apabila
tabungan anda dimisalkan Rp 1 juta maka anda tidak bisa melakukan transaksi diatas nilai
tsb. Dengan kata lain di batasi oleh nilai tabungan anda. Setiap pembayaran dengan kartu
debit tsb akan mengurangi saldo tabungan anda secara langsung/realtime seperti halnya
anda menarik tabungan di ATM. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan
pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Kartu tersebut akan di
gesekkan pada sebuah alat pembaca kartu (magstripe reader) di merchand tempat anda
belanja dan anda akan di minta untuk memasukkan nomor PIN sebagai bukti anda
mengakui pembelanjaan tsb. Info dari hasil pembacaan data di kartu oleh mesin pembaca
kartu (magnetic stripe reader) beserta informasi total belanja akan di teruskan ke bank
penerbit lewat koneksi kabel yang menghubungkan antara mesin magstripe reader dengan
pusat komputer di bank penerbit (koneksi titik ke titik) untuk dilakukan verifikasi keabsahan
dari kartu tersebut. Sesudah verifikasi berhasil maka saldo tabungan anda langsung di debit
(dikurangi).
Pembukuan
Pembukuan adalah pencatatan transaksi keuangan. Transaksi meliputi penjualan,
pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi.
Pembukuan biasanya dilakukan oleh seorang ahli pembukuan. Pembukuan berbeda dengan
akuntansi. Proses akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat
laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan. Terdapat
beberapa metode umum pembukuan, semisal sistem pembukuan masukan-tunggal dan
pembukuan berpasangan, kedua-dua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan "nyata".
Setiap proses yang melibatkan pencatatan transaksi keuangan adalah proses pembukuan
Depresiasi
Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva
tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan
mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan
adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula
metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat,
penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi
kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila
diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari
pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu
disebut "suku bunga"
Bunga sederhana
Bunga sederhana: adalah merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode,
dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, dimana c (bunga sederhana) adalah
merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga), dan w (waktu). Contohnya: Wiki
meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga
sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah
Rp. 230.000.000 * 0.095 * 5 = Rp. 109.250.000
Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran
pokok utang ditambah bunganya adalah Rp. 339.250.000.
Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000 :
* Utang kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka
1.000/100.000 = 1%/perhari.
* Obligasi swasta dimana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp
3.000 setelah 6 bulan sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon
keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya adalah :
(3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.
* Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka
perhitungannya adalah : 6.000/100.000 = 6%/year.
Bunga berbunga
Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk: nilai pokok utang ini akan berubah
terus setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga . misalnya
pokok hutang adalah 1.000 dengan bunga 5%/tahun maka periode tahun pertama
pokok hutangnya menjadi 1000+(1.000*5%) = 1.050. Pada periode tahun berikutnya
maka perhitungannya menjadi 1050+(1050*5%)= 1.102,50.
Suku bunga tetap dan mengambang
* "Suku bunga tetap" adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang
masa kredit.
* "Suku bunga mengambang" adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa
kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya
LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin
terhadap kurs referensi.
Kombinasi atas suku bunga tetap dan mengambang ini dimungkinkan serta sering
digunakan. Misalnya pada suatu kredit pemilikan rumah dimana disepakati bahwa hingga
tahun ketiga bunganya adalat tetap yaitu 8.5% dan bunga untuk tahun selanjutnya akan
ditetapkan sebesar 2% diatas LIBOR.
Cukai
Cukai adalah pungutan oleh negara secara tidak langsung kepada konsumen yang
menikmati/menggunakan obyek cukai. Obyek cukai pada saat ini adalah cukai hasil
tembakau(rokok, cerutu dsb), Etil Alkohol, dan Minuman mengandung etil alkohol / Minuman
keras. Malaysia menerapkan cukai pada 13 jenis produk.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa harga sebungkus rokok yang dibeli oleh
konsumen sudah mencakup besaran cukai didalamnya. Pabrik rokok telah menalangi
konsumen dalam membayar cukai kepada pemerintah pada saat membeli pita cukai yang
terdapat pada kemasan rokok tersebut. Untuk mengembalikan besaran cukai yang sudah
dibayar oleh pabrik maka pabrik rokok menambahkan besaran cukai tersebut sebagai salah
satu komponen dari harga jual rokok tersebut.
Filosofi pengenaan cukai lebih rumit dari filosofi pengenaan pajak maupun pabean. Dengan
cukai pemerintah berharap dapat menghalangi penggunaan obyek cukai untuk digunakan
secara bebas. Hal ini berarti adanya kontrol dan pengawasan terhadap banyaknya obyek
cukai yang beredar dan yang dikonsumsi. Hal yang menarik adalah pengenaan cukai semen
dan gula oleh pemerintah Belanda saat menjajah Indonesia. Cukai dipergunakan untuk
mengontrol kebutuhan masyarakat pada gula dan semen demi kepentingan penjajah pada
saat itu.
Sisi lain dari pengenaan cukai di beberapa negara maju adalah membatasi barang-barang
yang berdampak negatif secara sosial (pornografi dll) dan juga kesehatan (rokok, minuman
keras dll). Tujuan lainnya adalah perlindungan lingkungan dan sumber-sumber alam
(minuman kemasan, limbah dll), serta mengurangi atau membatasi konsumsi barang-barang
mewah dan sebagainya.
Contoh kasus dinegara tetangga adalah penggunaan deterjen yang berlebihan, yang telah
mencemari sungai yang menjadi bahan baku pembuatan air minum publik oleh perusahaan
pemerintahrujukan?. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan biaya ekstra untuk proses
produksi air minum tersebut. Pemerintah tidak dapat menaikkan harga air minum karena
adanya resistensi publik atas rencana tersebut. Sebagai jalan keluar, dikenakan cukai pada
semua produk deterjen di negara tersebut. Didasari atas asas keadilan, maka pertambahan
biaya proses pemurnian air tersebut tidak dibebankan kepada konsumen air minum, tetapi
dibebankan kepada setiap konsumen deterjen.
Asas yang sama telah berlaku pada para perokok aktif di Indonesia.Perokok pasif harus
menanggung risiko yang lebih besar, oleh sebab itu cukai rokok dibebankan setinggi-
tingginya.
Lembaga
Dari segi kelembagaan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dipimpin oleh seorang
direktur jenderal yang setara dengan unit eselon 1 yang berada di bawah Kementerian
Keuangan Indonesia, sebagaimana juga Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, dan lain-lain.
Tugas dan fungsi
Tugas dan fungsi DJBC adalah berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan negara,
antara lain memungut bea masuk berikut pajak dalam rangka impor (PDRI) meliputi
(PPN Impor, PPh Pasal 22, PPnBM) dan cukai. Sebagaimana diketahui bahwa
pemasukan terbesar (sering disebut sisi penerimaan) ke dalam kas negara adalah dari
sektor pajak dan termasuk didalamnya adalah bea masuk dan cukai yang dikelola oleh
DJBC.
Selain itu, tugas dan fungsi DJBC adalah mengawasi kegiatan ekspor dan impor,
mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan
peredaran rokok atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring
perkembangan zaman, DJBC bertambah fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator
perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau bahkan pembebasan
pajak dengan syarat-syarat tertentu.
Pabean
Pabean yang dalam bahasa Inggrisnya Customs atau Duane dalam bahasa Belanda
memiliki definisi yang dapat kita temukan dan hafal baik dalam kamus bahasa Indonesia
ataupun undang-undang kepabeanan. Untuk dapat memahami kata pabean maka
diperlukan pemahaman terhadap kegiatan ekspor dan impor. Pabean adalah kegiatan yang
menyangkut pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Akan tetapi tidak ada
bea keluar untuk ekspor .
Filosofi pemungutan bea masuk adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari
limpahan produk luar negeri yang diimpor, dalam bahasa perdagangan sering disebut tariff
barier yaitu besaran dalam persen yang ditentukan oleh negara untuk dipungut oleh DJBC
pada setiap produk atau barang impor. Sedang untuk ekspor pada umumnya pemerintah
tidak memungut bea demi mendukung industri dalam negeri dan khusus untuk ekspor
pemerintah akan memberikan insentif berupa pengembalian restitusi pajak terhadap barang
yang diekspor.
Produk mentah seperti beberapa jenis kayu, rotan dsb pemerintah memungut pajak ekspor
dan pungutan ekspor dengan maksud agak para eksportir sedianya dapat mengekspor
produk jadi dan bukanlah bahan mentah atau setengah jadi. Filosofi pemungutan pajak
ekspor pada komoditi ini adalah untuk melindungi sumber daya alam Indonesia dan
menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri.
Proses impor dan pabean
Kegiatan impor dapat dikatakan sebagai proses jual beli biasa antara penjual yang
berada di luar negeri dan pembeli yang berada di Indonesia. Adapun tahapan impor
adalah :
* Hal yang penting dalam setiap transaksi impor adalah terbitnya L/C atau letter of
credit yang dibuka oleh pembeli di Indonesia melalui Bank (issuing bank)
* Selanjutnya penjual diluar negeri akan mendapatkan uang untuk harga barangnya
dari bank dinegaranya (correspondent bank) setelah mengirim barang tersebut dan
menyerahkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengiriman barang dan
spesifikasi barang tersebut (bill of lading (BL), Invoicedsb).
* Dokumen-dokumen tersebut oleh correspondet bank dikirim ke issuing bank yang
ada diIndonesia untuk di tebus oleh importir.
* Dokumen yang kini telah dipegang oleh importir tersebut digunakan untuk mengambil
barang yang dikirim oleh penjual. pada tahap ini proses impor belum dapat dikatakan
selesai karena importir belum mendapatkan barangnya.
* barang impor tersebut diangkut oleh sarana pengangkut berupa kapal-kapal
pengangkut barang (cargo) internasional dan hanya akan merapat di pelabuhan-
pelabuhan resmi pemerintah, misalnya Tanjung Priok (Jakarta) dimana sebagian besar
kegiatan importasi di Indonesia dilakukan. banyak proses yang harus dilalui hingga
akhirnya sebuah sarana pengangkut (kapal cargo) dapat merapat dipelabuhan dan
membongkar muatannya (barang impor).
* Istilah "pembongkaran" bukanlah barang tersebut di bongkar dengan dibuka setiap
kemasannya, namun itu hanya istilah pengeluaran kontainer/peti kemas dari sarana
pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika
memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.)
* Setelah barang impor tersebut dibongkar maka akan ditempatkan ditempat
penimbunan sementara (container yard) perlu diketahui bahwa menyimpan barang di
kawasan ini dikenakan sewa atas penggunaan ruangnya (demorage).
* Setelah bank menerima dokumen-dokumen impor dari bank corresponden di negara
pengekspor maka importir harus mengambil dokumen-dokumen tersebut dengan
membayar L/C yang telah ia buka. dengan kata lain importir harus menebus dokumen
tersebut karena bank telah menalangi importir ketika bank membayar eksportir saat
menyerahkan dokumen tersebut.
* Setelah selesai urusan dokumen tersebut maka kini saatnya importir mengambil
barang tersebut dengan dokumen yang telah importir peroleh dari bank (B/L, invoice dll).
* Untuk mengambil barangnya maka importir diwajibkan membuat pemberitahuan
impor barang (PIB) atau disebut sebagai pemberitahuan pabean atau dokumen pabean
sedangkan invoice, B/L, COO (certificate of origin), disebut sebagai dokumen pelengkap
pabean. Tanpa PIB maka barang impor tersebut tidak dapat diambil oleh importir.
* PIB dibuat setelah importir memiliki dokumen pelengkap pabean seperti B/L dll.
Importir mengambil dokumen tersebut melalui bank, maka jika bank tersebut merupakan
bank devisa yang telah on-line dengan komputer DJBC maka pengurusan PIB dapat
dilakukan di bank tersebut.
* Prinsip perpajakan di Indonesia adalah self assesment begitu pula dalam proses
pembuatan PIB ini, formulir PIB terdapat pada bank yang telah on-line dengan komputer
DJBC setelah diisi dan membayar bea masuk kepada bank maka importir tinggal
menunggu barangnya tiba untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada DJBC
khususnya kepada kantor pelayanan DJBC dimana barang tersebut berada dalam
wilayah pelayanannya, untuk pelabuhan tanjung priok terdapat Kantor Pelayanan Utama
(KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.
* Setelah importir menyelesaikan PIB dan membayar bea masuk serta (pungutan
impor) pajak-pajak dalam rangka impor di bank, maka bank akan memberitahukan
kepada DJBC secara on-line mengenai pengurusan PIB dan pelunasan bea masuk dan
pajak impor. dalam tahap ini DJBC hanya tinggal menunggu importir menyerahkan PIB
untuk diproses, penyerahan PIB inipun telah berkembang sedemikian rupa hingga untuk
importir yang telah memiliki modul impor atau telah terhubung dengan sistem komputer
DJBC dapat menyerahkan PIB secara elekronik (electronic data interchange system =
EDI system) sehingga dalam prosesnya tak terdapat interaksi secara fisik antara importir
dengan petugas DJBC
Sistem yang digunakan DJBC
Rencana kedepannya semua importasi akan diarahkan untuk menggunakan sistem ini
karena pertimbangan keamanan dan efisiensi, sehingga bermunculan warung-warung
EDI (semacam warnet khusus untuk mengurus importasi) disekitar pelabuhan yang
akan membantu importir yang belum memiliki modul impor atau tidak secara on-line
terhubung dengan sistem komputer DJBC.
proses pengeluaran barang impor sangat tergantung pada jenis barang impor itu
sendiri, khusus untuk barang impor asal tumbuhan dan hewan akan melalui
pemeriksaan karantina (masa karantina) ini penting untuk mencegah masuknya
penyakit dan hal-hal yang tidak dinginkan dari segi kekarantinaan dan kesehatan
seperti pemeriksaan layak konsumsi atau tidak, masa kadaluwarsa, dsb, untuk daging
impor harus ada Certificate of origin agar diketahui dari mana asalnya, juga umumnya
sertikat halal untuk komoditi konsumsi.
Selanjutnya DJBC akan memberlakukan National Single Window (NSW) untuk
pelayanan dengan otomasi.
Sistem penjaluran
kiranya perlu pula diketahui sistem penjaluran barang yang diterapkan oleh DJBC
dalam proses impor. Keempat jalur ini awalnya dikategorikan dengan penerapan
manajemen risiko berdasarkan profil importir, jenis komoditi barang, track record dan
informasi-informasi yang ada dalam data base intelejen DJBC. Sistem penjaluran juga
telah menggunakan sistem otomasi sehingga sangat kecil kemungkinan diintervensi
oleh petugas DJBC dalam menentukan jalur-jalur tersebut pada barang tertentu.
terdapat 4 (empat) penjaluran secara teknis. Pada tahun 2007 DJBC telah
memperkenalkan Jalur MITA, yaitu sebuah jalur fasilitas yang khusus berada pada
kantor Pelayanan Utama (KPU).
jalur tersebut adalah;
1. Jalur prioritas yang khusus untuk importir yang memiliki track record sangat baik,
untuk importir jenis ini pengeluaran barangnya dilakukan secara otomatis (sistem
otomasi) yang merupakan prioritas dari segi pelayanan, dari segi pengawasan maka
importir jenis ini akan dikenakan sistem Post Clearance Audit (PCA) dan sesekali
secara random oleh sistem komputer akan ditetapkan untuk dikenakan pemeriksaan
fisik.
2. Jalur hijau, jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik
dan dari segi komoditi impor bersifat risiko rendah (low risk) untuk kedua jalur tadi
pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu
misalnya terkena random sampling oleh sistem, adanya nota hasil intelejen (NHI) yang
mensinyalir adanya hal-hal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap
barang.
3. Jalur Kuning, jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik
dan dari segi komoditi impor bersifat risiko rendah (low risk) untuk jalur tersebut
pemeriksaan dokumen barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu
misalnya terkena random sampling oleh sistem, adanya nota hasil intelejen (NHI) yang
mensinyalir adanya hal-hal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap
barang.
4. Jalur merah (red chanel) ini adalah jalur umum yang dikenakan kepada importir
baru, importir lama yang memiliki catatan-catatan khusus, importir dengan risiko tinggi
karena track record yang tidak baik, jenis komoditi tertentu yang diawasi pemerintah,
pengurusannya menggunakan jasa customs broker atau PPJK perusahaan
pengurusan jasa kepabeanan dengan track record yang tidak baik ( "biro Jasa" atau
"calo"), dlsb. Jalur ini perlu pengawasan yang lebih intensif oleh karenanya diadakan
pemeriksaan fisik barang. pemeriksaan fisik tersebut bisa 10%, 30% dan 100%.
* Jalur Mitra Utama (MITA), jalur ini adalah fasilitas yang saat ini hanya berada pada
Kantor Pelayanan Utama.
Tugas lain
Tugas lain DJBC adalah menjalankan peraturan terkait ekspor dan impor yang
diterbitkan oleh departemen atau instansi pemerintahan yang lain, seperti dari
Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Pertahanan dan peraturan lembaga
lainya.
Semua peraturan ini menjadi kewajiban bagi DJBC untuk melaksanakannya karena
DJBC adalah instansi yang mengatur keluar masuknya barang di wilayah Indonesia.
Esensi dari pelaksanaan peraturan-peraturan terkait tersebut adalah demi terwujudnya
efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan dan pelayanan, karena tidak mungkin jika
setiap instansi yang berwenang tersebut melaksanakan sendiri setiap peraturan yang
berkaitan dengan hal ekspor dan impor, tujuan utama dari pelaksanaan tersebut
adalah untuk menghidari birokrasi panjang yang harus dilewati oleh setiap pengekspor
dan pengimpor dalam beraktivitas.