Kamus Pajak

5
KAMUS LENGKAP PERPAJAKAN Senin, 23 Agustus 2010 Debit Dalam akuntansi, debit (disingkat Dr), yang diturunkan dari bahasa Latin debere, merupakan lawan dari kredit. Kode perkiraan (akun) jenis aktiva dan beban akan bertambah nilainya jika didebit, sedangkan kewajiban, modal, dan pendapatan akan berkurang jika didebit. Konsep ini dipakai dalam pembukuan berpasangan. Keridit Dalam akuntansi, kredit (disingkat Kr), yang diturunkan dari bahasa Latin credere, merupakan lawan dari debit. Kode perkiraan (akun) jenis kewajiban, modal, dan pendapatan akan bertambah nilainya jika dikredit, sedangkan aktiva dan beban akan berkurang jika dikredit. Konsep ini dipakai dalam pembukuan berpasangan. Modal Modal memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan akunting.Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Jadi di bawah kata "modal" berarti cara produksi. Saldo Saldo normal adalah klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan salah satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan. Suatu akun dapat memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi debit. Sebaliknya, untuk meningkatkan nilai akun dengan saldo normal kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi kredit. Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut Aktiva = Kewajiban + Modal Akun pada sisi pada sisi kiri persamaan memiliki saldo normal debit, sedangkan akun pada sisi kanan memiliki saldo normal kredit. Saldo normal untuk akun-akun lain diturunkan dari hubungan dengan ketiga akun utama tersebut. Contohnya Laba/rugi = Pendapatan - Beban Karena laba/rugi merupakan komponen dari modal, maka dapat dianggap bahwa pendapatan berada di sisi kanan persamaan, sedangkan beban berada di sisi kiri. Berikut saldo normal untuk beberapa akun umum: * Aktiva: Debit * Kewajiban: Kredit * Modal: Kredit * Pendapatan: Kredit * Beban: Debit * Laba ditahan: Kredit * Dividen: Debit Aset Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti: 1. Aset lancar 2. Investasi jangka panjang 3. Aset tetap 4. Aset tidak berwujud 5. Aset pajak tangguhan 6. Aset lain RTGS (Real-Time Gross Settlement) RTGS (Real-Time Gross Settlement). Sistem RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat Real-time (electronically processed), di mana rekening peserta dapat di-debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran. Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS Central Computer /RCC) di Bank Sentral (dalam hal ini Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari kecukupan saldo peserta pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta RTGS harus meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank cukup sebelum peserta tersebut melaksanakan transfer ke perserta RTGS lainnya. Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17 November 2000 dengan nama Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan Tujuan Menabung dibank adalah : 1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan 2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok Sarana Penarikan Tabungan : 1. Buku Tabungan 2. Slip penarikan 3. ATM (Anjungan Tunai Mandiri) 4. Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll) Perhitungan Bunga Tabungan :

Transcript of Kamus Pajak

Page 1: Kamus Pajak

KAMUS LENGKAP PERPAJAKAN Senin, 23 Agustus 2010

Debit

Dalam akuntansi, debit (disingkat Dr), yang diturunkan dari bahasa Latin debere, merupakan

lawan dari kredit. Kode perkiraan (akun) jenis aktiva dan beban akan bertambah nilainya jika

didebit, sedangkan kewajiban, modal, dan pendapatan akan berkurang jika didebit. Konsep

ini dipakai dalam pembukuan berpasangan.

Keridit

Dalam akuntansi, kredit (disingkat Kr), yang diturunkan dari bahasa Latin credere,

merupakan lawan dari debit. Kode perkiraan (akun) jenis kewajiban, modal, dan pendapatan

akan bertambah nilainya jika dikredit, sedangkan aktiva dan beban akan berkurang jika

dikredit. Konsep ini dipakai dalam pembukuan berpasangan.

Modal

Modal memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan

akunting.Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan

finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya,

dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal

finansial. Jadi di bawah kata "modal" berarti cara produksi.

Saldo

Saldo normal adalah klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan

salah satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan.

Suatu akun dapat memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo

normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi debit. Sebaliknya, untuk

meningkatkan nilai akun dengan saldo normal kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi

kredit.

Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut

Aktiva = Kewajiban + Modal

Akun pada sisi pada sisi kiri persamaan memiliki saldo normal debit, sedangkan akun pada

sisi kanan memiliki saldo normal kredit.

Saldo normal untuk akun-akun lain diturunkan dari hubungan dengan ketiga akun utama

tersebut. Contohnya

Laba/rugi = Pendapatan - Beban

Karena laba/rugi merupakan komponen dari modal, maka dapat dianggap bahwa

pendapatan berada di sisi kanan persamaan, sedangkan beban berada di sisi kiri.

Berikut saldo normal untuk beberapa akun umum:

* Aktiva: Debit

* Kewajiban: Kredit

* Modal: Kredit

* Pendapatan: Kredit

* Beban: Debit

* Laba ditahan: Kredit

* Dividen: Debit

Aset

Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di

kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.

Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:

1. Aset lancar

2. Investasi jangka panjang

3. Aset tetap

4. Aset tidak berwujud

5. Aset pajak tangguhan

6. Aset lain

RTGS (Real-Time Gross Settlement)

RTGS (Real-Time Gross Settlement). Sistem RTGS adalah proses penyelesaian akhir

transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed /

gross settlement) dan bersifat Real-time (electronically processed), di mana rekening

peserta dapat di-debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah

pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya

mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS Central

Computer /RCC) di Bank Sentral (dalam hal ini Bank Indonesia untuk proses settlement.

Jika proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan

elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari

kecukupan saldo peserta pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya

diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta RTGS harus

meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank cukup sebelum peserta tersebut

melaksanakan transfer ke perserta RTGS lainnya.

Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17 November 2000

dengan nama Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

Tabungan

Tujuan Menabung dibank adalah :

1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan

hari depan

2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok

Sarana Penarikan Tabungan :

1. Buku Tabungan

2. Slip penarikan

3. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

4. Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll)

Perhitungan Bunga Tabungan :

Page 2: Kamus Pajak

a. Metode Saldo Terendah Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah

pada bulan laporan dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan

jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.

Misalnya untuk menghitung bunga pada bulan Mei, maka besarnya bunga dihitung : Bunga

tabungan = .... % * 31/365 * saldo terendah pada bulan Mei

b. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata Pada metode ini, bunga

dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata

dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi

dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.

c. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian Pada metode ini bunga

dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan

menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.

Faktor-faktor tingkat Tabungan

1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat

2. Tinggi rendahnya suku bunga bank

3. adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh

bank tersebut.

2. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut

suku bunga mengambang atau floating rate.

3. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu

(fixed rate).

4. Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

Kartu Debit

Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh sebuah

Bank. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tsb. Apabila

tabungan anda dimisalkan Rp 1 juta maka anda tidak bisa melakukan transaksi diatas nilai

tsb. Dengan kata lain di batasi oleh nilai tabungan anda. Setiap pembayaran dengan kartu

debit tsb akan mengurangi saldo tabungan anda secara langsung/realtime seperti halnya

anda menarik tabungan di ATM. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan

pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Kartu tersebut akan di

gesekkan pada sebuah alat pembaca kartu (magstripe reader) di merchand tempat anda

belanja dan anda akan di minta untuk memasukkan nomor PIN sebagai bukti anda

mengakui pembelanjaan tsb. Info dari hasil pembacaan data di kartu oleh mesin pembaca

kartu (magnetic stripe reader) beserta informasi total belanja akan di teruskan ke bank

penerbit lewat koneksi kabel yang menghubungkan antara mesin magstripe reader dengan

pusat komputer di bank penerbit (koneksi titik ke titik) untuk dilakukan verifikasi keabsahan

dari kartu tersebut. Sesudah verifikasi berhasil maka saldo tabungan anda langsung di debit

(dikurangi).

Pembukuan

Pembukuan adalah pencatatan transaksi keuangan. Transaksi meliputi penjualan,

pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi.

Pembukuan biasanya dilakukan oleh seorang ahli pembukuan. Pembukuan berbeda dengan

akuntansi. Proses akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat

laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan. Terdapat

beberapa metode umum pembukuan, semisal sistem pembukuan masukan-tunggal dan

pembukuan berpasangan, kedua-dua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan "nyata".

Setiap proses yang melibatkan pencatatan transaksi keuangan adalah proses pembukuan

Depresiasi

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva

tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan

mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan

adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula

metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat,

penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.

Bunga

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi

kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila

diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari

pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu

disebut "suku bunga"

Bunga sederhana

Bunga sederhana: adalah merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode,

dan lamanya waktu peminjaman.

Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, dimana c (bunga sederhana) adalah

merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga), dan w (waktu). Contohnya: Wiki

meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga

sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah

Rp. 230.000.000 * 0.095 * 5 = Rp. 109.250.000

Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran

pokok utang ditambah bunganya adalah Rp. 339.250.000.

Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000 :

* Utang kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka

1.000/100.000 = 1%/perhari.

* Obligasi swasta dimana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp

3.000 setelah 6 bulan sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon

keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya adalah :

(3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.

* Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka

perhitungannya adalah : 6.000/100.000 = 6%/year.

Bunga berbunga

Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk: nilai pokok utang ini akan berubah

terus setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga . misalnya

pokok hutang adalah 1.000 dengan bunga 5%/tahun maka periode tahun pertama

pokok hutangnya menjadi 1000+(1.000*5%) = 1.050. Pada periode tahun berikutnya

maka perhitungannya menjadi 1050+(1050*5%)= 1.102,50.

Page 3: Kamus Pajak

Suku bunga tetap dan mengambang

* "Suku bunga tetap" adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang

masa kredit.

* "Suku bunga mengambang" adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa

kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya

LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin

terhadap kurs referensi.

Kombinasi atas suku bunga tetap dan mengambang ini dimungkinkan serta sering

digunakan. Misalnya pada suatu kredit pemilikan rumah dimana disepakati bahwa hingga

tahun ketiga bunganya adalat tetap yaitu 8.5% dan bunga untuk tahun selanjutnya akan

ditetapkan sebesar 2% diatas LIBOR.

Cukai

Cukai adalah pungutan oleh negara secara tidak langsung kepada konsumen yang

menikmati/menggunakan obyek cukai. Obyek cukai pada saat ini adalah cukai hasil

tembakau(rokok, cerutu dsb), Etil Alkohol, dan Minuman mengandung etil alkohol / Minuman

keras. Malaysia menerapkan cukai pada 13 jenis produk.

Secara sederhana dapat dipahami bahwa harga sebungkus rokok yang dibeli oleh

konsumen sudah mencakup besaran cukai didalamnya. Pabrik rokok telah menalangi

konsumen dalam membayar cukai kepada pemerintah pada saat membeli pita cukai yang

terdapat pada kemasan rokok tersebut. Untuk mengembalikan besaran cukai yang sudah

dibayar oleh pabrik maka pabrik rokok menambahkan besaran cukai tersebut sebagai salah

satu komponen dari harga jual rokok tersebut.

Filosofi pengenaan cukai lebih rumit dari filosofi pengenaan pajak maupun pabean. Dengan

cukai pemerintah berharap dapat menghalangi penggunaan obyek cukai untuk digunakan

secara bebas. Hal ini berarti adanya kontrol dan pengawasan terhadap banyaknya obyek

cukai yang beredar dan yang dikonsumsi. Hal yang menarik adalah pengenaan cukai semen

dan gula oleh pemerintah Belanda saat menjajah Indonesia. Cukai dipergunakan untuk

mengontrol kebutuhan masyarakat pada gula dan semen demi kepentingan penjajah pada

saat itu.

Sisi lain dari pengenaan cukai di beberapa negara maju adalah membatasi barang-barang

yang berdampak negatif secara sosial (pornografi dll) dan juga kesehatan (rokok, minuman

keras dll). Tujuan lainnya adalah perlindungan lingkungan dan sumber-sumber alam

(minuman kemasan, limbah dll), serta mengurangi atau membatasi konsumsi barang-barang

mewah dan sebagainya.

Contoh kasus dinegara tetangga adalah penggunaan deterjen yang berlebihan, yang telah

mencemari sungai yang menjadi bahan baku pembuatan air minum publik oleh perusahaan

pemerintahrujukan?. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan biaya ekstra untuk proses

produksi air minum tersebut. Pemerintah tidak dapat menaikkan harga air minum karena

adanya resistensi publik atas rencana tersebut. Sebagai jalan keluar, dikenakan cukai pada

semua produk deterjen di negara tersebut. Didasari atas asas keadilan, maka pertambahan

biaya proses pemurnian air tersebut tidak dibebankan kepada konsumen air minum, tetapi

dibebankan kepada setiap konsumen deterjen.

Asas yang sama telah berlaku pada para perokok aktif di Indonesia.Perokok pasif harus

menanggung risiko yang lebih besar, oleh sebab itu cukai rokok dibebankan setinggi-

tingginya.

Lembaga

Dari segi kelembagaan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dipimpin oleh seorang

direktur jenderal yang setara dengan unit eselon 1 yang berada di bawah Kementerian

Keuangan Indonesia, sebagaimana juga Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal

Perbendaharaan, dan lain-lain.

Tugas dan fungsi

Tugas dan fungsi DJBC adalah berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan negara,

antara lain memungut bea masuk berikut pajak dalam rangka impor (PDRI) meliputi

(PPN Impor, PPh Pasal 22, PPnBM) dan cukai. Sebagaimana diketahui bahwa

pemasukan terbesar (sering disebut sisi penerimaan) ke dalam kas negara adalah dari

sektor pajak dan termasuk didalamnya adalah bea masuk dan cukai yang dikelola oleh

DJBC.

Selain itu, tugas dan fungsi DJBC adalah mengawasi kegiatan ekspor dan impor,

mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan

peredaran rokok atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring

perkembangan zaman, DJBC bertambah fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator

perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau bahkan pembebasan

pajak dengan syarat-syarat tertentu.

Pabean

Pabean yang dalam bahasa Inggrisnya Customs atau Duane dalam bahasa Belanda

memiliki definisi yang dapat kita temukan dan hafal baik dalam kamus bahasa Indonesia

ataupun undang-undang kepabeanan. Untuk dapat memahami kata pabean maka

diperlukan pemahaman terhadap kegiatan ekspor dan impor. Pabean adalah kegiatan yang

menyangkut pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Akan tetapi tidak ada

bea keluar untuk ekspor .

Filosofi pemungutan bea masuk adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari

limpahan produk luar negeri yang diimpor, dalam bahasa perdagangan sering disebut tariff

barier yaitu besaran dalam persen yang ditentukan oleh negara untuk dipungut oleh DJBC

pada setiap produk atau barang impor. Sedang untuk ekspor pada umumnya pemerintah

tidak memungut bea demi mendukung industri dalam negeri dan khusus untuk ekspor

pemerintah akan memberikan insentif berupa pengembalian restitusi pajak terhadap barang

yang diekspor.

Produk mentah seperti beberapa jenis kayu, rotan dsb pemerintah memungut pajak ekspor

dan pungutan ekspor dengan maksud agak para eksportir sedianya dapat mengekspor

produk jadi dan bukanlah bahan mentah atau setengah jadi. Filosofi pemungutan pajak

ekspor pada komoditi ini adalah untuk melindungi sumber daya alam Indonesia dan

menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri.

Page 4: Kamus Pajak

Proses impor dan pabean

Kegiatan impor dapat dikatakan sebagai proses jual beli biasa antara penjual yang

berada di luar negeri dan pembeli yang berada di Indonesia. Adapun tahapan impor

adalah :

* Hal yang penting dalam setiap transaksi impor adalah terbitnya L/C atau letter of

credit yang dibuka oleh pembeli di Indonesia melalui Bank (issuing bank)

* Selanjutnya penjual diluar negeri akan mendapatkan uang untuk harga barangnya

dari bank dinegaranya (correspondent bank) setelah mengirim barang tersebut dan

menyerahkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengiriman barang dan

spesifikasi barang tersebut (bill of lading (BL), Invoicedsb).

* Dokumen-dokumen tersebut oleh correspondet bank dikirim ke issuing bank yang

ada diIndonesia untuk di tebus oleh importir.

* Dokumen yang kini telah dipegang oleh importir tersebut digunakan untuk mengambil

barang yang dikirim oleh penjual. pada tahap ini proses impor belum dapat dikatakan

selesai karena importir belum mendapatkan barangnya.

* barang impor tersebut diangkut oleh sarana pengangkut berupa kapal-kapal

pengangkut barang (cargo) internasional dan hanya akan merapat di pelabuhan-

pelabuhan resmi pemerintah, misalnya Tanjung Priok (Jakarta) dimana sebagian besar

kegiatan importasi di Indonesia dilakukan. banyak proses yang harus dilalui hingga

akhirnya sebuah sarana pengangkut (kapal cargo) dapat merapat dipelabuhan dan

membongkar muatannya (barang impor).

* Istilah "pembongkaran" bukanlah barang tersebut di bongkar dengan dibuka setiap

kemasannya, namun itu hanya istilah pengeluaran kontainer/peti kemas dari sarana

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika

memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.)

* Setelah barang impor tersebut dibongkar maka akan ditempatkan ditempat

penimbunan sementara (container yard) perlu diketahui bahwa menyimpan barang di

kawasan ini dikenakan sewa atas penggunaan ruangnya (demorage).

* Setelah bank menerima dokumen-dokumen impor dari bank corresponden di negara

pengekspor maka importir harus mengambil dokumen-dokumen tersebut dengan

membayar L/C yang telah ia buka. dengan kata lain importir harus menebus dokumen

tersebut karena bank telah menalangi importir ketika bank membayar eksportir saat

menyerahkan dokumen tersebut.

* Setelah selesai urusan dokumen tersebut maka kini saatnya importir mengambil

barang tersebut dengan dokumen yang telah importir peroleh dari bank (B/L, invoice dll).

* Untuk mengambil barangnya maka importir diwajibkan membuat pemberitahuan

impor barang (PIB) atau disebut sebagai pemberitahuan pabean atau dokumen pabean

sedangkan invoice, B/L, COO (certificate of origin), disebut sebagai dokumen pelengkap

pabean. Tanpa PIB maka barang impor tersebut tidak dapat diambil oleh importir.

* PIB dibuat setelah importir memiliki dokumen pelengkap pabean seperti B/L dll.

Importir mengambil dokumen tersebut melalui bank, maka jika bank tersebut merupakan

bank devisa yang telah on-line dengan komputer DJBC maka pengurusan PIB dapat

dilakukan di bank tersebut.

* Prinsip perpajakan di Indonesia adalah self assesment begitu pula dalam proses

pembuatan PIB ini, formulir PIB terdapat pada bank yang telah on-line dengan komputer

DJBC setelah diisi dan membayar bea masuk kepada bank maka importir tinggal

menunggu barangnya tiba untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada DJBC

khususnya kepada kantor pelayanan DJBC dimana barang tersebut berada dalam

wilayah pelayanannya, untuk pelabuhan tanjung priok terdapat Kantor Pelayanan Utama

(KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.

* Setelah importir menyelesaikan PIB dan membayar bea masuk serta (pungutan

impor) pajak-pajak dalam rangka impor di bank, maka bank akan memberitahukan

kepada DJBC secara on-line mengenai pengurusan PIB dan pelunasan bea masuk dan

pajak impor. dalam tahap ini DJBC hanya tinggal menunggu importir menyerahkan PIB

untuk diproses, penyerahan PIB inipun telah berkembang sedemikian rupa hingga untuk

importir yang telah memiliki modul impor atau telah terhubung dengan sistem komputer

DJBC dapat menyerahkan PIB secara elekronik (electronic data interchange system =

EDI system) sehingga dalam prosesnya tak terdapat interaksi secara fisik antara importir

dengan petugas DJBC

Sistem yang digunakan DJBC

Rencana kedepannya semua importasi akan diarahkan untuk menggunakan sistem ini

karena pertimbangan keamanan dan efisiensi, sehingga bermunculan warung-warung

EDI (semacam warnet khusus untuk mengurus importasi) disekitar pelabuhan yang

akan membantu importir yang belum memiliki modul impor atau tidak secara on-line

terhubung dengan sistem komputer DJBC.

proses pengeluaran barang impor sangat tergantung pada jenis barang impor itu

sendiri, khusus untuk barang impor asal tumbuhan dan hewan akan melalui

pemeriksaan karantina (masa karantina) ini penting untuk mencegah masuknya

penyakit dan hal-hal yang tidak dinginkan dari segi kekarantinaan dan kesehatan

seperti pemeriksaan layak konsumsi atau tidak, masa kadaluwarsa, dsb, untuk daging

impor harus ada Certificate of origin agar diketahui dari mana asalnya, juga umumnya

sertikat halal untuk komoditi konsumsi.

Selanjutnya DJBC akan memberlakukan National Single Window (NSW) untuk

pelayanan dengan otomasi.

Sistem penjaluran

kiranya perlu pula diketahui sistem penjaluran barang yang diterapkan oleh DJBC

dalam proses impor. Keempat jalur ini awalnya dikategorikan dengan penerapan

manajemen risiko berdasarkan profil importir, jenis komoditi barang, track record dan

informasi-informasi yang ada dalam data base intelejen DJBC. Sistem penjaluran juga

telah menggunakan sistem otomasi sehingga sangat kecil kemungkinan diintervensi

oleh petugas DJBC dalam menentukan jalur-jalur tersebut pada barang tertentu.

terdapat 4 (empat) penjaluran secara teknis. Pada tahun 2007 DJBC telah

memperkenalkan Jalur MITA, yaitu sebuah jalur fasilitas yang khusus berada pada

kantor Pelayanan Utama (KPU).

jalur tersebut adalah;

Page 5: Kamus Pajak

1. Jalur prioritas yang khusus untuk importir yang memiliki track record sangat baik,

untuk importir jenis ini pengeluaran barangnya dilakukan secara otomatis (sistem

otomasi) yang merupakan prioritas dari segi pelayanan, dari segi pengawasan maka

importir jenis ini akan dikenakan sistem Post Clearance Audit (PCA) dan sesekali

secara random oleh sistem komputer akan ditetapkan untuk dikenakan pemeriksaan

fisik.

2. Jalur hijau, jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik

dan dari segi komoditi impor bersifat risiko rendah (low risk) untuk kedua jalur tadi

pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu

misalnya terkena random sampling oleh sistem, adanya nota hasil intelejen (NHI) yang

mensinyalir adanya hal-hal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap

barang.

3. Jalur Kuning, jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik

dan dari segi komoditi impor bersifat risiko rendah (low risk) untuk jalur tersebut

pemeriksaan dokumen barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu

misalnya terkena random sampling oleh sistem, adanya nota hasil intelejen (NHI) yang

mensinyalir adanya hal-hal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap

barang.

4. Jalur merah (red chanel) ini adalah jalur umum yang dikenakan kepada importir

baru, importir lama yang memiliki catatan-catatan khusus, importir dengan risiko tinggi

karena track record yang tidak baik, jenis komoditi tertentu yang diawasi pemerintah,

pengurusannya menggunakan jasa customs broker atau PPJK perusahaan

pengurusan jasa kepabeanan dengan track record yang tidak baik ( "biro Jasa" atau

"calo"), dlsb. Jalur ini perlu pengawasan yang lebih intensif oleh karenanya diadakan

pemeriksaan fisik barang. pemeriksaan fisik tersebut bisa 10%, 30% dan 100%.

* Jalur Mitra Utama (MITA), jalur ini adalah fasilitas yang saat ini hanya berada pada

Kantor Pelayanan Utama.

Tugas lain

Tugas lain DJBC adalah menjalankan peraturan terkait ekspor dan impor yang

diterbitkan oleh departemen atau instansi pemerintahan yang lain, seperti dari

Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Badan

Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Pertahanan dan peraturan lembaga

lainya.

Semua peraturan ini menjadi kewajiban bagi DJBC untuk melaksanakannya karena

DJBC adalah instansi yang mengatur keluar masuknya barang di wilayah Indonesia.

Esensi dari pelaksanaan peraturan-peraturan terkait tersebut adalah demi terwujudnya

efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan dan pelayanan, karena tidak mungkin jika

setiap instansi yang berwenang tersebut melaksanakan sendiri setiap peraturan yang

berkaitan dengan hal ekspor dan impor, tujuan utama dari pelaksanaan tersebut

adalah untuk menghidari birokrasi panjang yang harus dilewati oleh setiap pengekspor

dan pengimpor dalam beraktivitas.