Kali Brasi

20

Click here to load reader

description

vvx

Transcript of Kali Brasi

Page 1: Kali Brasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan tempat dimana dilakukan suatu kegiatan

pengujian pengujian untuk memperoleh data hasil uji yang akurat dan valid. Data

yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium baik pengujian secara

kualitatif maupun secara kuantitatif merupakan data yang dapat ditelusuri,

selanjutnya dapat juga digunakan sebagai proses hukum. Berbagai kegiatan dapat

dilakukan di laboratorium, mulai dari persiapan contoh untuk pengujian sampai

dengan kegiatan pengujian. Beberapa pengujian umum yang dilakukan di

laboratorium antara lain pengujian fisika, kimia dan mikrobiologi.

Alur kegiatan pengujian di laboratorium kimia dimulai dari persiapan

contoh sampai dengan pelaksanaan pengujian, membutuhkan bahan-bahan kimia

utama dan pendukung.Aktifitas pengujian di laboratorium cukup padat sehingga

sudah tentu volume air limbah yang dihasilkan cukup banyak. Karakteristik air

limbah laboratorium dapat dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3). Sebagian besar unsur-unsur yang berbahaya yang terdapat dalam air

limbah laboratorium adalah logam berat seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Krom

(Cr), dan Merkuri (Hg). Selain itu terdapat juga zat padat terlarut (TDS), Amoniak

(NH3) dan Nitril (NO2) dan tentu saja pengaruh derajat keasaman (pH).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.85 Tahun 1999, bahwa

unsur-unsur di atas merupakan senyawa yang tergolong Bahan Berbahaya dan

Beracun. Dengan demikian pemilihan alat ukur yang baik diperlukan dalam

kegiatan pengukuran untuk menjalankan pekerjaan di Laboratorium . Dalam

proses pengukuran dapat terjadi kekeliruan-kekeliruan. Ada 2 kelompok

kekeliruan, yaitu kekeliruan sistematik (berkaitan dengan alat ukur, metode

pengukuran, dan faktor manusia) dan kekeliruan acak (berkaitan dengan faktor

non teknis/sistematik).

Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu

menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama.

1

Page 2: Kali Brasi

Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta

metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut

sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan

hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan,

transaksi, dan keselamatan.

Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang

sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional

atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang

digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan

melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara

ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi

tertentu.

Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya

untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan.

Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif,

melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan

diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.

Bagi dunia industri (perusahaan), layanan kesehatan, dan pendidikan yang

menerapkan sistem manajemen mutu ISO (misalnya ISO 9000:2008), kalibrasi

alat ukur merupakan syarat mutlak dalam usaha menjamin mutu dan daya saing

produk sesuai standar nasional maupun internasional.

Dalam bidang layanan medis, Undang – Undang No. 44 Pasal 16 tentang

Rumah Sakit Tahun 2009 telah mewajibkan bahwa setiap peralatan medis di

rumah sakit dan laboratorium harus dilakukan pengujian dan kalibrasi.

Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan bukan hanya sekedar

mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan atau mematuhi Undang-Undang, tetapi

yang lebih penting lagi adalah dalam rangka menjamin kualitas pelayanan dan

keamanan pasien.

2

Page 3: Kali Brasi

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian kalibrasi dan istilah?

1.2.2 Bagaimanakah poses kalibrasi secara umum?

1.2.3 Apakah tujuan dan manfaat kalibrasi?

1.2.4 Apakah elemen – elemen dalam proses kalibrasi?

1.2.5 Bagaimanakah prinsip kerja kalibrasi?

1.2.6 Apakah sumber – sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kalibrasi.

1.3.2 Untuk mengetahui proses kalibrasi secara umum.

1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari kalibrasi.

1.3.4 Untuk mengetahui elemen – elemen dalam proses kalibrasi.

1.3.5 Untuk mengetahui prinsip kerja kalibrasi.

1.3.6 Untuk mengetahui sumber – sumber yang mempengaruhi hasil

kalibrasi.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat bagi institusi

Kepada institusi makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan

literature atau reverensi pembuatan makalah selanjutnya

1.4.2 Manfaat bagi mahasiswa

Kepada mahasiswa diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya

pelaksanaan kalibrasi alat atau instrumen ukur di laboratorium.

BAB II

PEMBAHASAN

3

Page 4: Kali Brasi

2.1 Pengertian Kalibrasi.

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan

membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai

untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya.

Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan  juga harus terkalibrasi

dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi

pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional

dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.

Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku

masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti

mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian,

lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama

berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya

dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.

Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti

melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh instrumen

ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan

ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh

standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional atau

Internasional. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk

menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat

pengukuran dan alat pengujian.

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International

Metrology (VIM), kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan nilai yang

ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan

nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan

besaran yang diukur). Nilai yang sudah diketahui ini biasanya merujuk ke suatu

nilai dari kalibrator atau standar, yang tentunya harus memiliki akurasi yang lebih

tinggi daripada alat ukur yang di-tes (biasa disebut unit under test atau UUT)

(Ibnu, 2004).

4

Page 5: Kali Brasi

2.2 Proses Kalibrasi Secara Umum.

Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai

kegiatan persiapan kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi,

penentuan ketidakpastian dan penerbitan laporan kalibrasi.

a) Persiapan Kalibrasi

Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi

Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang

sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan

perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.

Pelaksana kalibrasi

Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang kalibrasi

yang akan dilaksanakan, misalnya telah pernah mengikuti kursus kalibrasi,

telah berpengalaman dibidangnya, dan dalam hal tertentu memerlukan

persyaratan latar belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu

(misalnya tidak boleh buta warna). Hal ini  diperlukan untuk menghindari

kesalahan pengambilan data ukur.

Kondisi lingkungan kalibrasi

Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian sesuai persyaratan

metode kalibrasi umpama suhu dan kelembaban. Tidak selamanya

kalibrasi harus dilakukan pada ruang yang terkondisi dengan ketat.

Pengkondisian lingkungan kalibrasi biasanya dilakukan untuk kalibrasi

peralatan yang mudah berubah akibat pengaruh suhu, kelembaban,

getaran, cahaya, dan sebagainya.

Metode kalibrasi

Metode kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar internasional

maupun metode standar lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan

manual peralatan, namun perlu diperhatikan bahwa acuan tersebut harus

merupakan publikasi yang diakui masyarakat luas. Selain itu dari beberapa

pilihan metode kalibrasi dapat dipilih metode yang mudah dilaksanakan,

5

Page 6: Kali Brasi

karena sulitnya mengikuti metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan

dalam pengambilan data kalibrasi.

b) Pelaksanaan Kalibrasi

Pengamatan awal

Jika alat yang dikalibrasi berupa instrumen, pastikan bahwa alat tersebut

dapat beroperasi normal. Jika alat berupa objek ukur pastikan bahwa alat

mempunyai bentuk sempurna. Pada prinsipnya pelaksanaan kalibrasi tidak

bertujuan untuk memperbaiki alat, karenanya alat yang tidak normal

seyogyanya tidak boleh dikalibrasi. Alat demikian harus diperbaiki dulu

oleh petugas yang khusus menangani perbaikan alat hingga alat tersebut

diyakini beroperasi normal.

Penyetelan

Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk

menghindari kesalahan titik nol. Penyetelan dapat berupa menyetel

kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel titik nol, dalam hal

misalnya kalibrasi neraca elektronik penyetelan dapat berupa kalibrasi

internal sesuai prosedur dalam manual.

Pengamatan kewajaran hasil ukur

Pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran penunjukan

alat. Jika alat menunjukan hasil ukur yang tidak wajar mungkin perlu

penyetelan kembali atau perlu dicari penyebab ketidakwajaran penunjukan

alat tersebut.

Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam

dokumen acuan kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu

yang biasa digunakan oleh pengguna alat. Jika dokumen acuan kalibrasi

tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan dalam selang

10% dari kapasitas ukur alat. Titik ukur harus dibuat mudah dibaca oleh

pengguna alat. Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan

6

Page 7: Kali Brasi

data dan tidak boleh melakukan kegiatan lainnya yang mungkin

menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi salah.

Pencatatan

Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan

kepada apa yang dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin

menggunakan format yang telah dirancang dengan teliti sesuai dengan

ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang perlu dicatat adalah

identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi

seperti suhu ruangan, kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.

c) Perhitungan

Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi.

Perhitungan biasanya melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung

nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan

persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi dasar dalam penarikan

kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.

d) Penentuan Ketidakpastian

Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil

kalibrasi yang diperoleh dipengaruhi oleh  berbagai faktor antara lain operator,

alat kalibrasi, alat bersangkutan, lingkungan, metode kalibrasi. Besarnya pengaruh

faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan ada pula yang dapat diabaikan

tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian nilai telusur atau

kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak berada di satu titik

tertentu melainkan dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.

e) Laporan kalibrasi

Format laporan kalibrasi hendaknya mengacu kepada pedoman SNI 19-

17025. Proses penerbitan laporan kalibrasi secara sederhana meliputi tahap:

Pengkonsepan

7

Page 8: Kali Brasi

Pengkonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data,

dan perhitungan ketidakpastian;

Pemeriksaan konsep

Pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang untuk mengecek

kesalahan identitas alat, pengambilan data, kesalahan perhitungan data dan

perhitungan ketidakpastian;

Pengetikan konsep

Pengetikan konsep laporan dan pemeriksaan kebenaran pengetikan dengan

cara membandingkan antara konsep laporan dengan konsep net laporan.

Pengesahan laporan

Pengesahan laporan. Biasanya yang mengesahkan laporan kalibrasi adalah

kepala laboratorium kalibrasi atau seseorang yang ditunjuk atas dasar

pengetahuannya di bidang kalibrasi.

2.3 Tujuan dan Manfaat dari Kalibrasi.

2.3.1 Tujuan Kalibrasi

Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional

penunjukan suatu instrumen ukur.

Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun

Internasional.

Mencapai ketertelusuran pengukuran atau menjaga agar traceability link

ini tidak putus.

2.3.2 Manfaat Kalibrasi

Manfaat dasar kalibrasi adalah :

Mendukung sistem mutu yang diterapkan di industri. Ini yang pada awalnya

paling populer menjadi pendorong orang atau industri mau mengkalibrasi

alatnya. ISO 9000 mensyaratkan semua alat ukur yang terkait dalam produksi

harus dijamin mutu keakuratannya. Dan salah satu tool utama untuk ini

adalah dengan melakukan kalibrasi. Requirement ini pada tahun-tahun

terakhir semakin terasa tidak populer seiring dengan semakin longgarnya

8

Page 9: Kali Brasi

penerapan ISO 9000. Apalagi saat ini banyak perusahaan pemberi sertifikat

yang saling bersaing mendapatkan kastamer, yang akhirnya memunculkan

dampak negatif juga yaitu dengan makin melonggarkan aturan sehingga

(misalnya) dengan melakukan kalibrasi 10 alat ukurnya saja, dari 100 alat

ukur yang harusnya dikalibrasi, selesai sudah masalahnya. Apalagi jika orang

yang ditunjuk sebagai perwakilan auditee memiliki kemampuan komunikasi

yang sangat baik (alias pandai bersilat lidah), makin mudah saja mendapatkan

sertifikat ini tanpa capek-capek keluar biaya untuk kalibrasi.Satu hal lagi

bahwa sering terjadi kastamer tidak merasakan manfaat langsung (bahkan

manfaat teknis di lapangan) dari kegiatan kalibrasi ini, sehingga ini bisa

dijadikan alibi untuk excuse tidak melakukan kalibrasi. Dan alibi ini bisa

meyakinkan auditor ISO.

Dapat mengetahui penyimpangan harga benar dengan harga yang ditunjukkan

alat ukur. Kalau ini memang menjadi alasan yang teknis sifatnya, dan teknisi

saja yang biasanya merasakan riil manfaatnya (Day, 1991)

2.4 Elemen – Elemen dalam Proses Kalibrasi.

Adanya obyek ukur (Unit Under Test)

Adanya calibrator (standard)

Adanya prosedur kalibrasi, yang mengacu ke standar kalibrasi internasional,

nasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah

teruji dengan terlebih dulu dilakukan verifikasi.

Adanya teknisi yang telah memenuhi persyaratan mempunyai kemampuan

teknis kalibrasi (sebaiknya bersertifikat).

Lingkungan terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. Andaipun tidak

bisa dikondisikan, misalnya terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan

terbuka, maka faktor lingkungan harus diakomodasi dalam proses pengukuran

dan perhitungan ketidakpastian.

Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikat kalibrasi. Di

dalamnya tercatat measured value, correction value, dan akhirnya nilai

uncertainty. Sertifikat ini tidak baku bentuknya, minimal harus dapat

9

Page 10: Kali Brasi

memberikan informasi tentang seberapa sehat alat ukur milik kastamer yang

dikalibrasi. Artinya, kita bisa menambahkan banyak keterangan yang

diperlukan, bahkan bisa saja ditambahkan foto, gambar, hasil analisa khusus,

nilau TUR (Test Uncertainty Ratio), bahkan bisa saja melampirkan laporan

kinerja calibrator yang digunakan dalam proses ini.

Catatan : TUR adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik instrumen

yang dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrumen kalibratornya (spesifikasi alat

bisa dianggap sebagai ketidakpastian terbesar)

2.5 Prinsip Kerja Kalibrasi.

Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang

terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan

tersertifikasi. Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur

bobot suatu volume air destilata yang dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot

ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu pengukuran volume

tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya. Kalibrasi alat

ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu

perangkat pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang

digunakan dalam akurasi tertentu (Keenan, 1991).

2.6 Sumber – Sumber yang Mempengaruhi Hasil Kalibrasi.

Prosedur

Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui.

Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang kurang benar

dan tidak dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus teliti sesuai dengan aturan

pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari.

Kalibrator

Kalibrator harus mampu telusur kestandar Nasional dan atau Internasional.

Tanpa memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain.

Demikian pulaketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat

lebih baik dari pada alat yang dikalibrasi

10

Page 11: Kali Brasi

Tenaga pengkalibrasi

Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang

memadai, karena hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan

mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan,

terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun

penalaran posisi skala.

Periode kalibrasi

Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur

dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa

faktor antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi

pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode

kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu

kalender atau gabungan dari keduanya.

Lingkungan

Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap

kalibrasi terutama untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu,

kelembabab, getaran mekanik medan listrik, medan magnetik, medan elektro

magnetik, tingkat penerangan dan sebagainya.

Alat yang dikalibrasi

Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi

jalan dengan baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang menggangu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11

Page 12: Kali Brasi

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan

membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai

untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya.

Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai

kegiatan persiapan kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data

kalibrasi, penentuan ketidakpastian dan penerbitan laporan kalibrasi.

Kalibrasi mempunyai beberapa tujuan dan manfaat dasar yang sangat penting

demi menjamin akurasi dan presisi suatu alat ukur.

Proses kalibrasi sangat dipengaruhi oleh prinsip, elemen dasar kalibrasi serta

faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari kalibrasi tersebut.

3.2 Saran

Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi

dan presisi suatu alat ukur. Oleh karena itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi

petugan harus benar – benar teliti dan memperhatikan setiap elemen / faktor yang

dapat mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi tersebut.

DAFTARPUSTAKA

http://t1by.wordpress.com/2010/12/14/kalibrasi-dan-standarisasi/

12

Page 13: Kali Brasi

http://catatankimia.com/pengertian-kalibrasi/

http://andika’sworld.blogspot.com/2010/06/18/kalibrasi-alat-ukur-volume/

13