KAK

download KAK

of 9

description

kaaakk

Transcript of KAK

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA

    PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN

    PERMUKIMAN PADA KAWASAN PEDESAAN POTENSIAL,

    PERBATASAN DESA TERTINGGAL DAN PULAU KECIL

    KABUPATEN SAMBAS

    KONTRAKTUAL

    TAHUN ANGGARAN 2015

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

    Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat.

    Program : Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Dan Pedesaan

    Kegiatan : Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman pada Kawasan

    Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa tertinggal dan Pulau Kecil

    Lokasi : Kabupaten Sambas

    Pekerjaan : Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Permukiman (pkt. No.448-40.04)

    Tahun Anggaran : 2015

    A. LATAR BELAKANG

    Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga,

    persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pengejawentahan jati diri. Selain itu, sektor perumahan dan permukiman dapat

    juga berperan sebagai salah satu lokomotif perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di dalam kerangka penciptaan produktivitas kota/wilayah.

    Namun demikian didasari bahwa persoalan perumahan dan permukiman pada

    umumnya dirasakan masih kurang mendapat perhatian yang semestinya. Kondisi karakteristik dan potensi, termasuk kemampuan serta kapasitas dari setiap daerah

    dalam penyelenggaraan sektor perumahan dan permukiman sesungguhnya sangat beragam, lokal dan kontektual. Sehingga bagaimanapun juga perlunya untuk terus dikembangkan strategi operasional penyelenggaraan yang sesuai dengan

    keberagaman dan kemandirian yang ada di tingkat lokal. Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan, masih

    terdapat banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana pendukung, fasilitas sosial dan fasilitas umum. Semakin terbatasnya kemampuan masyarakat akibat krisis moneter, termasuk di dalam memelihara

    prasarana dan sarana lingkungan, mengakibatkan menurunnya pula kondisi prasarana dan sarana lingkungan perumahan terutama pada kawasan kumuh dan nelayan di

    perkotaan, termasuk di kawasan pulau-pulau kecil dan daerah tertinggal. Permasalahan Perumahan dan Pemukiman sungguhnya tidak dapat dilepaskan

    dari berbagai perkembangan dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan baik di tingkat

    lokal, nasional, regional, maupun global, regensi persoalan Perumahan dan Pemukiman telah juga menjadi perhatian masyarakat global dalam agenda habitat

    yang merupakan kesepakatan masyarakat global, telah diamanatkan tentang pentingnya penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat (shelter for all) dengan mengedepankan strategi pemberdayaan (enabling

    strategy). Sejalan dengan pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, perlu disiapkan

    oleh pemerintah daerah pengembangan sumber daya manusia yang handal. Seiring semangat otonomi, maka tanggung jawab pemerintah daerah akan semakin besar, yang berarti kemampuan daerah dalam pengelolaan pembangunan harus diperkuat.

    Sementara titik berat tugas pemerintah pusat tidak lagi menyusun dan melaksanakan penataan ruang, melainkan lebih banyak melakukan fasilitas dan sosialisasi

    penyelenggaraan pembangunan daerah termasuk bidang penata ruang. Adanya berbagai permasalahan di bidang Perumahan dan Pemukiman seperti

    semakin meningkatnya kebutuhan rumah yang layak sejalan dengan pertumbuhan

    penduduk, serta masih lemahnya perencanaan dan pengelolaan pembangunan Perumahan dan Pemukiman dimana di era otonomi daerah ini diarahkan untuk

    ditangani oleh daerah membutuhkan perencanaan yang berbasis pada kebutuhan yang ada. Kajian terhadap kebutuhan perumahan dengan berbagai karakter yang ada membutuhkan adanya penguatan sistem data dan informasi

  • 2

    Pulau-pulau kecil dan daerah tertinggal merupakan beberapa kawasan yang

    selama ini sebagian besar belum tersentuh oleh program pembangunan dari pemerintah karena berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah. Beberapa wilayah memiliki nilai strategis karena berbatasan dengan wilayah negara lain dan

    memiliki potensi pembangunan ekonomi wilayah yang cukup potensial. Jika ketimpangan terus dibiarkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan terutama

    dapat menimbulkan masalah disintegrasi bangsa. Propinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang begitu luas, masih

    memiliki wilayah-wilayah yang tertinggal hampir di seluruh Kabupaten terutama di

    Pulau-pulau kecil yang aksesnya jauh dari pusat Kota, Kecamatan maupun Kabupaten.

    Perkembangan intensitas pembangunan perkotaan memberikan dampak yang relatif luas terhadap wilayah tersebut sehingga dirasakan adanya ketimpangan perkembangan pembangunan antara Kota dan Perdesaan.

    Pemerintah melalui program pengembangan Perumahan dan Permukiman mengembangkan berbagai program untuk mengembangkan wilayah Pulau-pulau

    Kecil dan Daerah Tertinggal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional, dan untuk meningkatkan layanan administrasi Pemerintah dan pembangunan sebagai bagian dari NKRI, juga dimaksud untuk mempercepat terjadinya perimbangan pertumbuhan

    dan perkembangan antar wilayah. Salah satu program yang diarahkan untuk pengembangan Kawasan Pulau-pulau

    Kecil dan Daerah Tertinggal adalah Penyusunan Detail Engeenering Design ( DED), yang dimaksudkan untuk menyusun perencanaan pembangunan ekonomi lokal dan pendayagunaan Prasarana dan Sarana Dasar Kawasan Pulau-pulau Kecil dan Daerah

    Tertinggal secara optimal sesuai dengan kebutuhan, dimana masyarakat sebagai pelaku utamanya.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    1. Maksud Kegiatan

    Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka Pengembangan Infrastruktur

    Kawasan Permukiman pada Kawasan Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa tertinggal dan Pulau Kecil yaitu dengan mengetahui kondisi sarana dan prasarana

    dasar di kawasan tersebut serta merencanakanan kebutuhan infrastrukturnya.

    2. Tujuan Kegiatan

    Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :

    - Pengumpulan dan penghimpunan data-data di lokasi kawasan perencanaan - Melakukan analisa serta memberikan usulan/alternatif sistem yang diperlukan

    - Kebutuhan biaya yang diperlukan - Pembangunan Infrastruktur jalan pada kegiatan Pengembangan Infrastruktur

    Kawasan Permukiman pada Kawasan Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa

    tertinggal dan Pulau Kecil

    C. SASARAN

    Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah untuk : - Tersusunnya informasi existing kawasan-kawasan perkotaan dan perdesaan yang

    dijadikan obyek pekerjaan. - Tersusunnya detail design usulan alternatif sistim terdiri dari jalan, jembatan dan

    drainase. - Tersusunnya analisis dan perhitungan. - Tersusunnya gambar-gambar yang diperlukan.

    - Tersusunnya rincian volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). - Tersusunnya spesifikasi teknis.

    - Tersusunnya rencana kerja dan jadwal kegiatan. - Tersusunnya dokumen perencanaan.

  • 3

    D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

    Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, Bidang Cipta Karya

    E. SUMBER PENDANAAN

    Untuk pelaksanaan kegiatan ini biaya yang diperlukan kurang lebih Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)

    F. LINGKUP LOKASI KEGIATAN DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

    SERTA ALIH PENGETAHUAN

    a. Lingkup Kegiatan :

    - Merencanakan jalan dan jalan lingkungan - Merencanakan jembatan

    - Merencanakan fasilitas dasar lain yang diperlukan

    b. Jenis Kegiatan

    Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman pada Kawasan Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa Tertinggal dan Pulau Kecil dengan lokasi sebagai berikut:

    No Lokasi Kegiatan Pagu Dana

    1 Pembangunan Jalan Rabat beton Dusun Setingga Desa Sebubus Gg. Sikup Kec. Paloh Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    2 Pembangunan Jalan Rabat beton Dusun Kota Lama Desa Ratu Sepudak Kec. Galing Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    3 Pembangunan Jalan Rabat beton jalan PDM DKE Dusun Durian Desa Sepadu Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    4 Pembangunan Jalan Rabat beton Jalan Sosial Dusun Sebangkau Desa Pemangkat Kota Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    5 Pekerjaan Penimbunan badan jalan Desa Kartiasa, Desa Sulung, Desa Sekuduk Kec. Kartiasa Kab. Sambas

    Rp. 360.000.000,-

    6 Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Desa Jawai Laut Dusun Bukit Raya Kec. Jawai Selatan Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    7 Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Dusun Matang Tangkit Desa SB Kolam Kec. Jawai Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    8 Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Jalan Dusun Bhakti Desa Bakau Kec. Jawai Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    9 Pembangunan Jalan Rabat beton Desa Samustida- Desa Sayang Sedayu Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

    Rp. 135.000.000,-

    10 Pembangunan Geretak Komposit Dusun Medang Desa Sulung Kec. Sejangkung Kab. Sambas

    Rp. 90.000.000,-

    11 Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Jl. Pahlawan Gg. Kubur Desa Lorong Kec. Sambas Kab. Sambas

    Rp. 180.000.000,-

    12 Pekerjaan Penimbunan Batu Kong + Sirtu Jl. Desa Keramat Lumbang Gg. Keramat II Kec. Sambas

    Rp. 180.000.000,-

    13 Pembangunan Jalan Rabat beton Desa Lubuk Dagang Gg. Amerta Grasstrack Kec. Sambas Kab. Sambas

    Rp. 630.000.000,-

    14 Pembangunan Jalan Rabat Beton Dusun Penjulung Desa Puringan Gg. Usaha Tani Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

    Rp. 180.000.000,-

  • 4

    c. Data dan Fasilitas Penunjang

    1. Penyediaan oleh pengguna jasa dan fasilitas yang oleh pengguna jasa dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa

    2. Kumpulan Laporan dan data sebagai hasil identifikasi Laporan Akhir diserahkan kepada Pengguna Jasa.

    G. METODOLOGI

    1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan dan Alokasi Tenaga

    2. Uraian maksud dan tujuan pembuatan perencanaan

    3. Persiapan

    - Melakukan koordinasi dengan pihak Penyedia Jasa dalam hal ini dengan PPTK /

    Pembantu PPTK/Direksi, untuk persiapan dan jadwal survey. - Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait di Kabupaten/Kota untuk

    menjaring masukan mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan fisik serta selalu berkonsultasi dengan Tim Teknis (penyedia jasa disetiap tahapan pelaporan)

    4. Survey dan Pengukuran

    Peninjauan Lapangan :

    a. Mengamati Kondisi Lingkungan. b. Memilih Tata Letak Konstruksi di lapangan. c. Melihat Tingkat Kebutuhan Pelayanan.

    d. Hasil Peninjauan Lapangan digunakan untuk memilih Konstruksi, dengan prinsip sebagai berikut :

    1) Sedapat mungkin Konstruksinya Sederhana dan harganya murah. 2) Sebanyak mungkin menggunakan tenaga dan material lokal. 3) Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat dengan biaya murah.

    4) Kuat dan tahan lama. 5) Mudah dalam pengadaan/mobilisasi material, alat dan tenaga.

    6) Cocok dengan medan dan kondisi lokasi setempat. 7) Sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

    Setelah Konstruksi dipilih dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip di atas,

    maka pengukuran dan Investigasi detail dapat dilakukan. Hasil pengukuran dimasukkan ke dalam format survey. Halhal yang perlu disurvey karena akan

    berkaitan dengan desain dan pelaksanaan adalah : 1. Gambaran lokasi dan lingkungan prasarana, seperti: permukiman, sawah,

    kebun, jalan, sungai hutan dan sebagainya.

    2. Situasi lokasi dan tata letak prasarana, meliputi : ukuran letak prasarana, ketinggian, ukuran letak dengan bangunan lain dan sebagainya.

    3. Kondisi lingkungan calon lokasi prasarana yang akan dibangun, seperti : jenis tanah, kedalam tanah keras, topografi, air tanah, saluran air, muka banjir/air pasang, material yang ada dan sebagainya.

    4. Akses masuk untuk mengangkut material dan peralatan. 5. Penetapan Titik Duga (Bench Mark).

    6. Menentukan Titik Koordinat menggunakan GPS di tiap-tiap Stasioning.

    e. Dokumentasi Hasil survey di lapangan ditampilkan dalam foto dokumentasi. Foto

    dokumentasi menggunakan kamera standart untuk di lapangan atau kamera digital, jangan menggunakan kamera HP dan tiap-tipa foto per stasioning harus

    memunculkan titik koordinat.

    f. Tahap Pra Rencana

  • 5

    Hal-hal pokok dalam desain , meliputi :

    1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan , seperti : kekuatan, ukuran, umur rencana dan sebagainya.

    2. Menghitung dimensi konstruksi, sesuai dengan tingkat pelayanannya.

    3. Membuat sketsa hasil perhitungan.

    Batasan-batasan desain yang perlu diperhatikan, antara lain :

    1. Jalan. a) Lebar perkerasan jalan dan kemiringan punggung jalan. b) Lebar bahu jalan dan kemiringan bahu jalan.

    c) Lebar Selokan dan Kedalaman Selokan. d) Diameter gorong-gorong

    e) Pekerjaan barau, dinding penahan tanah dan pasangan batu kali. 2. Jembatan .

    a) Jembatan Bambu ; Tinggi, Lebar, dan Panjang

    b) Jembatan Gantung ; Tinggi, Lebar dan Panjang c) Jembatan Kayu dengan Gelagar Kayu; Tinggi , Lebar dan Panjang

    d) Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi ; Tinggi , Lebar dan Panjang. e) Jembatan Beton ;Tinggi, Lebar dan Panjang

    g. Gambar Perencanaan

    Beberapa gambar yang harus dibuat, antara lain : 1. Peta Rencana/Desa (Minimal Kecamatan) (skala 1 : 1000)

    a) Menunjukkan letak prasarana. b) Dilengkapi dengan arah mata angin dan tata guna tanah dan

    peruntukannya.

    2. Peta situasi/Tapak (skala 1 : 100) a) Menunjukkan Denah/Layout Prasarana.

    b) Dilengkapi dengan arah mata angin, ukuran pokok prasarana, jarak terhadap patokan ukur dan tata guna lahan sekitar prasarana.

    3. Gambar Teknik (skala 1 : 25)

    a) Meliputi gambar bangunan induk dan bangunan pelengkap yang masing- masing terdiri dari : gambar tampak, potongan dan detail.

    b) Harus dilengkapi dengan arah mata angin, detail ukuran, jenis bahan dan spesifikasi khusus dan kondisi eksisiting.

    4. Gambar Tipikal (skala 1 : 10)

    a) Dipakai apabila konstruksi yang akan dibangun, bentuknya sama pada sebagian atau keseluruhan pekerjaan.

    b) Kelengkapan gambar tipikal harus sama dengan kelengkapan gambar teknik pada no.3 diatas.

    Gambar lebih baik sederhana, namun jelas serta mudah dimengerti.

    h. Perhitungan Pekerjaan Pekerjaan dihitung berdasarkan gambar yang telah dibuat dan hasil survey,

    dengan langkah sebagai berikut : 1. Menghitung Volume Pekerjaan menurut jenisnya . 2. Menghitung Kebutuhan: bahan, peralatan dan tenaga untuk setiap jenis

    pekerjaan dan seluruh pekerjaan. 3. Menghitung Waktu Pelaksanaan.

    4. Menghitung Penerima Manfaat.

    i. Survey Sumber Material

    1. Sumber material lokal yang ada di lokasi wajib disurvey untuk menentukan layak atau tidaknya material tersebut dan seberapa besar deposit yang ada

  • 6

    2. Jika di wilayah lokasi tidak terdapat material yang memenuhi syarat atau

    depositnya tidak mencukupi, maka dapat dipergunakan material dari luar. 3. Material yang dinilai memenuhi persyaratan, perlu diambil sebagai contoh

    sehingga tidak tertipu bila dikirim material yang jelek.

    j. Survey Harga 1. Sebelum menghitung RAB, harus dilakukan survey harga bahan dan

    peralatan, minimal di 3 lokasi pemasok, disamping itu perlu juga dilakukan survey tenaga kerja.

    2. Hasil survey harga dilampirkan atau dituangkan dalam surat keterangan

    daftar harga dari daerah setempat. 3. Hasil survey harga tersebut di atas, merupakan salah satu dasar untuk

    menghitung RAB.

    k. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Untuk menghitung RAB, dibutuhkan :

    1. Hasil perhitungan kebutuhan : bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

    2. Harga Satuan : bahan, peralatan dan tenaga kerja yang didapat dari hasil survey.

    Nilai RAB didapat dari hasil : penjumlahan perkalian antara kebutuhan bahan,

    peralatan, upah dan harga satuannya.

    Untuk Menghitung RAB dibutuhkan :

    1. Hasil Perhitungan bahan, Alat dan Tenaga untuk setiap jenis pekerjaan 2. Harga bahan, upah dan Alat (beli atau Sewa) yang didapat dari survey

    maupun SK Bupati.

    3. Biaya umum berkisar 0 10%, (Sesuai dengan kebutuhan) Biaya umum adalah untuk :

    a. Direksi keet dan gudang b. Papan Nama Proyek c. Pengukuran staking out (pemasangan patok)

    d. Shop Drawing (Gambar yang akan dikerjakan) e. Administrasi dan Alat Tulis Kantor (Laporan)

    f. Laporan Akhir g. As Built Drawing h. Foto Dokumentasi (hasil survey lapangan, 0%, 50%, 100%)

    i. Biaya Transportasi

    l. Menyusun Spesifikasi Teknis Kegiatan

    a. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat teknis b. Pembuatan rencana volume. c. Pembuatan dokumen pelelangan sebanyak jumlah lokasi perencanaan

    H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

    Jangka waktu pelaksanaan ini diperkirakan 30 (tiga puluh) hari kalender.

    I. TENAGA AHLI

    Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk kegiatan ini :

  • 7

    NO TENAGA KERJA KLASIFI

    KASI

    PENGALA

    MAN KLASIFIK

    ASI

    JURUSAN MASA KERJA

    JUMLAH TENAGA

    1 Team Leader Ahli Muda 3 (tiga) Tahun

    Teknik Sipil (S1)

    3 Th 5 Th

    1 (satu) Orang

    2 Ahli Teknik Jalan Ahli Muda 3 (tiga) Tahun

    Teknik Sipil (S1)

    3 Th 5 Th

    3 (tiga) Orang

    3 Ahli Teknik Jembatan

    Ahli Muda 3 (tiga) Tahun

    Teknik Sipil (S1)

    3 Th 5 Th

    1 (satu) Orang

    4 Ahli Estimasi Biaya

    Ahli Muda 3 (tiga) Tahun

    Teknik Sipil (S1)

    3 Th 5 Th

    2 (dua) Orang

    5 Surveyor / Pengukuran

    Lapangan

    STM Sipil 1 Th 3

    Th

    4 (empat)

    Orang

    6 Drafter / Operator

    Autocad SMU/SMK

    1 Th 3

    Th

    2 (dua)

    Orang

    7 Administrasi SMU/SMK 1 Th 3

    Th 1 (satu) Orang

    J. LAPORAN

    Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :

    1. Laporan Pendahuluan berisi :

    - Laporan konsep perencanaan dan jadwal kerja - Laporan pengukuran dan survey lapangan

    - Foto hasil pengukuran dari survey lapangan - Surat keterangan harga setempat (survey harga)

    Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 1( satu ) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi ) format laporan F4.

    2. Laporan Antara/Interim berisi : - Gambar pra rencana dan tampak

    - Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) - Konsep Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

    Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 2 (dua) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi) format laporan F4.

    3. Konsep Laporan Akhir ( Draf Final Report ) yang berisi : - Gambar rencana dan konsep perencanaan

    - Draf akhir Rencana Anggaran Biaya (RAB) - Draf akhir Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

    Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 3 ( tiga) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi) format laporan F4 dan Format Gambar dalam bentuk A3.

    4. Laporan Akhir berisi : - Gambar kerja (denah, tampak dan detail)

  • 8

    - Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill Of Quantity (BQ)

    - Rencana Kerja dan Syarat (RKS) - Dokumen pelelangan

    Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 4 (empat) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 2 ( dua ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi) format laporan F4 dan Format Gambar dalam bentuk A3.

    Seluruh laporan harus berupa Hard Copy dan Soft Copy yang disimpan dalam Compack Disk (CD ) diserahkan kepada Penyedia Jasa selambat-lambatnya pada saat

    penyerahan Laporan Akhir.

    Dalam setiap tahapan pembuatan laporan harus dilakukan pembahasan terlebih dahulu antara Konsultan dengan Tim Teknis yang akan dibentuk kemudian.

    Pontianak, Mei 2015

    Pejabat Pembuat Komitmen

    Bidang Cipta Karya

    Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat

    Ir. Bride Suryanus A, SE, MM, MT

    Nip. 19630622 199008 1 002