KAK kota bangun I.pdf

32
7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 1/32 KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun I Kecamatan Kota Bangun 1 BAB I U M U M 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi kebutuhasn lalulintas yang makin tinggi. Di dalam proses perencanaan sebagai  pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang mendukung  perencanaan lebih matang dan terencana. 1.2.  Tujuan Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan desain lengkap Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun I Kecamatan Kota Bangun di Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur untuk paket seperti dalam daftar di bawah ini : 1.3. Lingkup Pekerjaan a. Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan dan jembatan lengkap. (  Jenis pekerjaan ditetapkan dalam Lampiran MATRIK KEGIATAN)   b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Rehabilitasi Jalan Poros Muara Jawa  –  Sanga-Sanga Kecamatan Sanga-Sanga mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Persiapan Desain 2. Survey Pendahuluan 3. Pengukuran Topografi 4. Inventarisasi Geometrik Jalan dan Jembatan 5. Survey Kondisi Jembatan 6. Penyelidikan Tanah (DPC, SPT, Sondir, Boring) 7. Perencanaan Teknis 8. Penggambaran 9.  Perkiraan Harga Sendiri 10. Dokumen Lelang 11. Pembuatan Laporan 1.4. Pelaporan Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik Kegiatan serta Matrik Tenaga Ahli. BAB II PERSIAPAN DESAIN 

Transcript of KAK kota bangun I.pdf

Page 1: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 1/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

1

BAB I

U M U M

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan

oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian.

Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik

diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan

sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi

kebutuhasn lalulintas yang makin tinggi. Di dalam proses perencanaan sebagai

 pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan fakor-faktor, seperti

kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang mendukung

 perencanaan lebih matang dan terencana.

1.2. 

TujuanTujuan pekerjaan ini adalah menyediakan desain lengkap Perencanaan

Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun I Kecamatan Kota Bangun di Kabupaten

Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur untuk paket seperti dalam daftar

di bawah ini :

1.3.  Lingkup Pekerjaan

a.  Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan dan jembatan lengkap.

( Jenis pekerjaan ditetapkan dalam Lampiran MATRIK KEGIATAN) 

 b.  Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Rehabilitasi Jalan Poros

Muara Jawa  –   Sanga-Sanga Kecamatan Sanga-Sanga mencakup kegiatan

sebagai berikut :

1. 

Persiapan Desain

2.  Survey Pendahuluan

3.  Pengukuran Topografi

4.  Inventarisasi Geometrik Jalan dan Jembatan

5.  Survey Kondisi Jembatan

6. 

Penyelidikan Tanah (DPC, SPT, Sondir, Boring)

7.  Perencanaan Teknis

8. 

Penggambaran

9. 

Perkiraan Harga Sendiri10.  Dokumen Lelang

11.  Pembuatan Laporan

1.4.  Pelaporan

Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik Kegiatan

serta Matrik Tenaga Ahli.

BAB II

PERSIAPAN DESAIN 

Page 2: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 2/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

2

2.1.  Tujuan

Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan dasar perencanaansebelum ke lapangan melaksanakan survey Pendahuluan antara lain :

a.  Mempersiapkan data-data awal;

 b. 

Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan

Survey Pendahuluan / Recon di lapangan.

2.2.  Lingkup Pekerjaan

Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Highway Engineer,

Bridge Engineer dan didampingi oleh Geoteknik Engineer, Geodetic Engineer, serta

Hidrologi Engineer, dalam pelaksanaannya antara lain :a.  Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan

didesain.

 b.  Mempersiapkan peta-peta dasar.

c.  Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa

Altenative rencana As jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan

 pengecekan Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi

Standar Perencanaan Geometrik Jalan.

d.  Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box culvert /

gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan

terdapat pada rute jalan tersebut.

e. 

Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di pusat maupun di

daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk di

sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

f.  Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan

wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan / jembatan yang akan

direncanakan.

2.3.  Persyaratan

Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat Persetujuan (dari

Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan perbaikan-perbaikan / saran-saran yangnantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.

BAB III

SURVEY PENDAHULUAN 

3.1.  Tujuan

Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data

Page 3: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 3/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

3

awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan

 pekerjaan selanjutnya.

Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap

survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik,survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode

 pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan harus dibuat laporan

sebagai data awal perencanaan.

3.2.  Lingkup Pekerjaan

Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah

disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon di lapangan yang meliputi

kegiatan :

3.2.1 

Studi Literatur

Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan

 baik data sekunder misalnya data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan

Studi Amdal, laporan-laporan lain yang berkaitan dengan wilayah yang

dipengaruhi / mempengaruhi jalan / jembatan yang direncanakan.

3.2.2  Koordinasi dengan instansi terkait

Telah melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/unsur-unsur

terkait di daerah sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan.

3.2.3  Diskusi perencanaan di lapangan

Team bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan

membuat usulan perencanaan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan

 bidang keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi

catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di lapangan berupa patok

 beserta dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang

akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah

kembali.

3.2.4  Survey Pendahuluan Geometrik Jalan

1. 

Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang tepat

menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk menentukan titik awal

dan akhir proyek dan menetapkan koridor pengukuran untuk

mendapatkan data yang cukup dalam merencanakan geometric.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkanmengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah

titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 beikut :

Page 4: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 4/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

4

Gambar 1 : Koridor Pengambilan Data

2.  Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak dengan

mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan,

 pegunungan / bukit curam dalam bentuk tabelaris.

3.  Mengidentifikasikan / memperkirakan secara tepat penerapan desain

geometric ( Alinemen horizontal dan vertikal ) berdasarkan pengalaman

dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer

yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-

 pengukuran secara sederhana dan benar.

4. 

Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical harus sudah

diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan

untuk lokasi : galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-

gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa terlihat

dengan dibuatnya sketsa serta tabelaris di lapangan dari identifikasi

kondisi lapangan secara stationing dari awal s/d akhir proyek yang

nantinya akan diasistensikan dan mendapatkan persetujuan dari team

asisten recon.

5.  Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil

keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota team yang salingterkait dalam pekerjaan ini.

6. 

Di lapangan harus diberi / dibuat tanda tangan berupa patok dan tanda

 banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan

interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan

foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan

survey detail selanjutnya.

3.2.5  Recon Survey Topografi

Kegiatan dilakukan oleh Geodetic Engineer pada survey pendahuluanadalah :

Jalan atau Rencana Trase

Jalan yang sudah adaRencana Trase Jalan

Koridor Pengambilan data

a(a=200 meter)

a

Page 5: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 5/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

5

1.  Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton

Bench mark diawal dan akhir proyek.

2.  Mengamati kondisi topografi

3.  Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan khusus serta morpologi

dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.4.  Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.

5.  Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi / titik yang akan

dijadikan referensi.

3.2.6  Recon Bangunan Pelengkap Jalan

1.  Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / STA ………,

 perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometric dengan rencana

 jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.

2.  Untuk lokasi yang sudah ada Existing perlu dibuatkan infentarisasinya

dengan lengkap antara lain Sta …, jenis konstruksi, dimensi, kondisiserta mengusulkan penanganan yang diperlukan.

3. 

Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal,

muka air banjir dan muka banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya

tanda-tanda / gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi,

morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-foto jika

diperlukan.

4. 

Mendiskusikan dengan team perencana apakah data-data dan usul

 penempatan lokasi serta usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai

secara teknis.

5.  Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus

serta saran-saran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam

 pengambilan data untuk perencanaan pada waktu melakukan survey

detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan / kestabilan.

3.2.7  Recon Jembatan dan Gorong-gorong

1.  Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan gorong-gorong, dengan

 pengamatan secara visual atau menentukan jenis pengujian dengan

 peralatan yang sesuai.

2. 

Menentukan jenis dan metode-metode penanganan yang sesuai

3.  Menetapkan lokasi / posisi jembatan/ gorong-gorong untuk penggantian

 jembatan/ gorong-gorong, pembangunan jembatan/ gorong-gorong baru,

duplikasi jembatan/ gorong-gorong, setelah berdiskusi dengan Highway

Engineer berdasarkan pengamatan lapangan.

4. 

Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan / konfigurasi bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.

5.  Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan.

Page 6: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 6/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

6

3.2.8  Recon Survey Lalu Lintas

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan lalu lintas adalah :

1. 

Menentukan lokasi (tempat) yang akan diambil data kendaraan, baikuntuk 40 jam, 24 jam, 6 jam dan 3 jam (disesuaikan dengan kondisi

dilapangan).

2.  Mengamati kondisi jalan serta bangunan pelengkap lainnya.

3. 

Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting

4.  Memperkirakan lebar perkerasan yang akan diterapkan dalam desain

 berikutnya pada kondisi tertentu yang perlu untuk diadakan pelebaran.

5.  Membuat rencana kerja untuk tim survey.

3.2.9  Recon Survey Geologi dan Geoteknik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknikadalah :

1. 

Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan

karakteristik dan sifat tanah dan batuan.

2.  Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang lokasi

 pekerjaan.

3.  Memberi rekomendasi pada Highway Engineer dan Bridge Engineer

 berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana jembatan/gorong-

gorong yang akan dipilih.

4. 

Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus (rawan longsor,

gambut , jembatan, gorong-gorong, dll).

5. 

Mencatat lokasi yang akan dilakukan pengeboran maupun lokasi untuk

test pit.

6.  Membuat rencana kerja untuk tim survey detail.

3.2.10  Recon Survey Hidrologi / Hidraulik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan hidrologi / hidraulik

adalah :

1.  Pengumpulan data curah hujan.

2.  Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).

3. 

Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.

4. 

Mengamati tata guna lahan.

5.  Menginventarisasi bangunan drinase existing.

6. 

Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.

3.2.11  Recon Survey Dampak Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan pada Survey Amdal adalah :

1. 

Menginventarisasi terhadap zona lingkungan awal yang bertujuan untuk

mengidentifikasi komponen lingkungan yang sensitive, yang meliputi :

a. 

Aspek fisik, kimia dan biologi b.  Aspek social ekonomi dan budaya masyarakat

2.  Pencatatan lokasi bangunan bersejarah, kuburan, fasilitas umum, dsb.

Page 7: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 7/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

7

3.  Pengambilan contoh air

4. 

Pengamatan kondisi

5.  Photo dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan analisa.

6.  Membuat rencana kerja untuk survey detail.

3.2.12  Recon Survey Harga Bahan, Upah dan Alat

Mengumpulkan harga bahan, upah dan alat dengan cara koordinasi dengan

instansi terkait.

3.3.  Persyaratan

Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses pengambilan data harus

menggunakan format standar.

BAB IV

PENGUKURAN TOPOGRAFI 

4.1  Tujuan

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data

koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan

 jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi

dengan skala : 1 : 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometric

 jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan, gorong-gorong dan

 penanggulangan longsoran.

4.2  Lingkup Pekerjaan

4.2.1  Pemasangan patok-patok-  Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm

atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan

diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,

mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap

lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai / alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang

 posisinya aman dari gerusan air sungai.

Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas

tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM

dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi

yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

-  Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu

yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan

diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi

Page 8: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 8/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

8

nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu

ditambahkan patok Bantu.

-  Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada daerah sekitar

 patok diberi tanda-tanda khusus.

-  Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok,

misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu,

maka titik-titik polygon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng

dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

4.2.2  Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

-  Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan system polygon dan

semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik polygon.

-  Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur

dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun

elektronis.

-  Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolite dengan ketelitian

 baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolite jenis T2

atau yang setingkat.

-  Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir

 pengukuran dan untuk setiap interval 5 km disepanjang trase yang diukur.

Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan

 pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar

 biasa)

Untuk pengukuran titik kontrol horizontal menggunakan format standar.

4.2.3  Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

-  Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan

 pergi pulang.

-  Pengukuran sifat dasar harus mencakup semua titik pengukuran (polygon,

sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.

-  Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala

 benar, jelas dan sama.

Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga

 benangnya, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang

 bawah (BB), dalam semua millimeter. Pada setiap pembacaan harusdipenuhi : 2T = BA + BB.

Page 9: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 9/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

9

-  Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag

(pengamatan) yang genap.

Untuk pengukuran titik kontrol vertikal menggunakan format standar.

4.2.4  Pengukuran Situasi

-  Pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimeteri, yang mencakup

semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di

sepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,

gedung dan sebagainya.

-  Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan

kerapatan titik yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan

dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat

kerapatan yang lebih tinggi.

-  Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolite.

4.2.5  Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan :

KondisiLebar Koridor

(m)

Interval(m)

Jalan Baru

Interval

(m)

Jembatan /

Longsoran

- Datar, landai dan lurus 75 + 75 50 25

- Pegunungan 75 + 75 25 25

- Tikungan50 (luar) + 100

(dalam)25 25

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolite.

Untuk pengukuran penampang melintang menggunakan format standar.

4.2.6  Pengukuran Khusus (untuk Jembatan dan Gorong-gorong)

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya :

 perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, dan/atau jalan yang sudah ada.

a.  Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai.

-  Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari

 perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masih

 berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval

 pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

Page 10: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 10/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

10

-  Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang dan

memanjang dilakukan setiap 10 meter (maksimal 15 meter).

-  Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m

dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampangmelintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

Untuk pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan

sungai menggunakan format standar.

 b.  Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada.

-  Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing

100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran

 penampang melintang sebesar 25 meter.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentukalam maupun manusia di sekitar persilangan tersebut.

4.3  Persyaratan

4.3.1 Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur

Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus

diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :

a.  Pemeriksaan Theodolite :

Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.- 

Sumbu II tegak lurus sumbu I

- Garis bidik tegak lurus sumbu II

Kesalahan kolimasi horozontal = 0

- Kesalahan indeks vertikal = 0

 b.  Pemeriksaan alat sifat datar :

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam

laporan.

4.3.2 Ketelitian dan Pengukuran

Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut :

a.  Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik

 polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua.

 b.  Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5”. 

4.3.3 Perhitungan Matahari

Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada table almanakmatahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk tahun

Page 11: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 11/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

11

yang sedang berjalan dan harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut

(kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan

harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

Perhitungan KoordinatPerhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan

matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak

 boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan

 panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yng

lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

-  Perhitungan Sifat Datar

Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5

mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar

 perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

Perhitungan Ketinggian DetailKetinggian detail perhitungan berdasarkan ketinggian patok ukur yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

4.3.4  Penggambaran

-  Penggambaran polygon harus dibuat dengan skala : 1: 1000 untuk jalan

dan 1 : 500 untuk jembatan.

-  Garis-garis dibuat setiap 10 cm.

-  Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)

dan ordinat (y) –  nya.- 

Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus

dicantumkan petunjuk arah utara.

Penggambaran titik polygon harus berdasarkan hasil perhitungan dan

tidak boleh dilakukan secara grafis.

-  Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi

tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang

harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi

dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter.

BAB V

INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN 

5.1  Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai

kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan dan gorong-gorong/box culvert

yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

5.2  Lingkup Pekerjaan

Page 12: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 12/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

12

5.2.1  Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan

Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang

tercatat selama berkendaraan.Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

1)  Lebar perkerasan yang ada dalam meter.

2) 

Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi

 Macadam, dll .

3)   Nilai kekasaran jalan yang dapat diperoleh dari hasil survey NAASRA

Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan

ketentuan skala sebagai berikut : (hanya untuk peningkatan jalan).

RCI Kondisi Visual Tipe Permukaan Typical

8 –  10

6 –  8

6 –  7

5 –  6

3 –  4

2 –  3

1 –  2

Sangat rata

Sangat baik / rata

Baik

Cukup, sedikit/tak ada lubang,

 permukaan rata

Jelek, kadang-kadang berlubang,

tidak rata

Rusak berat

Tidak dapat dilalui kecuali olehJeep 4 WD.

Hotmix (AC dan HRS)

yang halus, baru

dibuat.ditingkatkan

dengan beberapa lapisan

aspal

Hotmix setelah dipakai beberapa tahunatau lapisan tipis hotmix diatas

Penetrasi Macadam dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstuksi

disekitar ruas jalan yang ditingkatkan.

Hotmix lama, Nacas / Lasbutag baru

Penetrasi Macadam, Nacas baru atauLastbutag berumur beberapa tahun.

Penetrasi Macadam berumur 4-5 tahun, jalan kerikil tak terawat.

Semua type perkerasan yang sudahlama tidak terpelihara.

4)  Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran

samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak

 pagar / bangunan pendukung / tebing kepinggir perkerasan.

5)  Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi

yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.

6)  Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan

(Highway Geometric Inventory), per 200 meter.

7)  Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1 (satu)

 buah foto per 200 meter.

Page 13: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 13/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

13

8)  Foto ditempatkan pada format yang standard, dengan mencantumkan hal-

hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan

foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.

5.2.2 

Inventarisasi Jembatan dan Gorong-gorong

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing

 jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut :

1)   Nama, lokasi dan kondisi jembatan/gorong-gorong

2)  Dimensi jembatan/gorong-gorong yang meliputi bentang, lebar ruang

 bebas dan jenis lantai

3) 

Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau

 pemeliharaan.

4) 

Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standard5)  Foto dokumentasi minimal 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan/gorong-

gorong yang diambil dari arah memanjang dan melintang, foto ditempel

 pada format yang standard.

Untuk inventarisasi jembatan/gorong-gorong menggunakan format

standar.

5.3  Persyaratan

Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standard

seperti terlihat pada lampiran inventarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu pada

BMS.

BAB VI

SURVEY LALULINTAS 

6.1.  Tujuan

Survey lalulintas bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan yang ada, kecepatan

kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta mengiventarisasi jumlahsetiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu,

sehingga dapat dihitung lalulintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan

dan jembatan.

6.2.  Lingkup Pekerjaan

Survey lalu lintas meliputi kegiatan :

6.2.1  Survey volume kendaraan dilakukan di tiga tempat yaitu :

1. 

Ruas jalan2.  Simpang jalan

3.  Simpang empat jalan

Page 14: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 14/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

14

Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah

 belakang harus dicatat.

Setiap jalur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1(satu) orang

1(satu) counter serta format survey yang telah ditentukan.

6.2.1.1  Pos-pos Perhitungan Lalulintas yang terbagi dalam beberapa

type pos:

a.  Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalulintas yang terletak

 pada ruas jalan dengan jumlah lalulintas yang tinggi dan

mempunyai LHR 10.000 kendaraan.

 b.  Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalulintas yang terletak

 pada ruas jalan dengan jumlah lalulintas yang sedang dan

mempunyai 5.000<LHR<10.000 kendaraan.

c. 

Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalulintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalulintas yang rendah dan

mempunyai LHR<5.000 kendaraan.

6.2.1.2  Pemilihan Lokasi Pos

a.  Lokasi pos harus mewakili jumlah lalulintas harian rata-rata dari

ruas jalan tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak

mewakili ruas (Commuter traffic).

 b.  Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk

kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan

dengan jumlah mudah dan jelas.

c. 

Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.

6.2.1.3  Tanda Pengenal

Setiap pos perhitungan lalulintas mempunyai nomor pengenal,

terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf

 besar A, B dan C memberikan identitas mengenai type kelas pos

 perhitungan.

Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan dimana pos-pos tersebut tergeletak.

Apabila pada suatu ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebih

dari satu, maka kode pos kedua, digit pertama diganti dengan 4 dan

seterusnya. Urutan pos hendaknya dimulai dari kecil kearah besar

 pada ruas jalan tersebut.

Contoh :

1. 

Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A penulisan nomor

 posnya : A002; A302; A402; sampai A902.

2. 

Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor

 posnya : B157; B457; sampai dengan B957.

Page 15: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 15/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

15

3.  Di ruas jalan 057 ada beberpa pos keas C, penulisan nomor

 posnya : C057; C357; C457 samapi C957.

6.2.1.4  Periode Perhitungan

a.  Pos Kelas A

Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40

 jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi, hari pertama dan

 berakhir pada 22.00 pada hari kedua.

 b.  Pos kelas B

Untuk pos kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos

kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos-pos kelas B sesuai

 jadwal yang telah ditentukan.

c.  Pos kelas C

Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul

06.00 pagi dan berakhir pukul 22.00 pada hari yang sama yang

ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan.

6.2.1.5  Pengelompokan Kendaraan (RTC-Manual)

Dalam perhitungan jumlah lalulintas, kendaraan dibagi dalam 8

(delapan) kelompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan

tidak bermotor.

Golongan/ Jenis Kendaraan yang masuk kelompok ini adalah

Hari Pertama Hari Kedua

40 Jam

06.00 22.0024.00 06.00

Pada Hari yang sama

16 Jam

22.0006.00

Page 16: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 16/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

16

Kelompok

1Sepeda motor, skuter, sepeda kumbang dan kendaraan

 bermotor roda 3

2 Sedan, Jeep dan Station Wagon

3 Opelet, Pick Up opelet, Suburban, Combi, Minibus

4Pick-Up. Micro Truck dan Mobil Hantaran atau Pick-

Up Box

5a Bus kecil

5b Bus besar

6 Truck 2 sumbu

7a Truck 3 sumbu

7b Truck Gandengan

7c Truck Semi Trailer

8Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak

andong/dokar, gerobak sapi.

Pengenalan ciri kendaraan :

1. 

Sepeda Kumbang : sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max).

2.  Kendaraan bermotor roda 3 antara lain : bemo dan bajaj.

3. 

Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaraan penumpang

umum maximal 12 tempat duduk seperti mikrolet, angkot,

minibus, pick-up yang diberi penaung kanvas/pelat dengan rute

dalam kota dan sekitarnya atau angkutan pedesaan.

4.  Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu

 belakang 3,5 ton, bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal

(STRT).5a. Bus kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan

tempat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini,

elf dengan bagian belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG)

dan panjang kendaraan maximal 9 m dengan sebutan bus ¾.

5b. Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan

tempat duduk antara 30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus

kota, bus antar kota yang berukuran 12 m ( ) dan STRG.

6.  Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban

sumbu belakang antara 5-10 ton (MST 5, 8, 10 dan STRG).

7a. Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbuyang letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda).

7b. Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no. 6 dan 7 yang

diberi gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang

segitiga . Disebut juga Full Trailer Truk.

7c. Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan

yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang

dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang

 beroda belakangyang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.

Untuk survey lalulintas menggunakan format standar.

Page 17: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 17/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

17

6.3.  PersyaratanStandar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual

Kapasitas Jalan Indonesia. 

BAB VII

SURVEY KONDISI PERKERASAN JALAN 

6.4.  Tujuan

Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan

yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya dukung

tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan.

6.5. 

Lingkup Pekerjaan

6.2.2  Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP (Dynamic

Cone Penetrometer)

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai

 berikut :

a.  Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran

yang ada.

 b.  Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m.

c.  Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan

tanah dasar.d.

 

Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada

seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.

e. 

Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan

tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis

 batuan).

f.  Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase,

cuaca, waktu dan sebagainya.

g. 

Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.

6.2.3  Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah Dasar dengan metode

Test Pit, metode pelaksanaan dapat dilihat pada survey geologi dangeoteknik.

6.6.  Persyaratan

Untuk pelaksanaan Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP

(Dynamic Cone Penetrometer) proses pengambilan data harus mengacu pada format

standar. 

BAB VIIISURVEY GEOTEKNIK

Page 18: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 18/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

18

6.7.  Tujuan

Tujuan Penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah

untuk keperluan bahan jalan dan struktur serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

6.8.  Lingkup Pekerjaan

6.2.4  Penyelidikan Geoteknik

Kegiatan penyelidikan Geoteknik meliputi :

8.2.1.1  Pengambilan contoh tanah dari sumur uji (tanah terganggu)

Pengambilan contoh tanah dari sumur uji 25  –   40 kg untuk setiap contoh

tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumuruji, lokasi, kedalamannya. Penggalian sumur uji dilakukan pada setiap jenis

 satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,

dengan kedalaman 1  –  2 m. Setiap sumur uji yang digali dan contoh tanah

yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor

sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar

1,0 m, Log sumur uji digambarkan dalam dalam 4 bidang, dengan deskripsi

yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

8.2.1.2 Pengambilan contoh tanah tak terganggu

Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan  menggunakan tabung contoh tanah (“Split Tube” untuk tanah keras atau

“Piston Tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas

yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman).  Pemboran tangan

dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk

 perhitungan penurunan) dengan ketinggan timbunan lebih dari 4 meter dan

 pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan

 stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan

interval sekurang-kurangnya 100 meter dan / atau setiap perubahan jenis

tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter . Setiap pemboran

tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat

 jelas identitas nomor bor tangan dan lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan

maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. Jumlah titik dan kedalaman

 pemboran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Volume

yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah perkiraan

dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan (tambah/kurang) dengan

 persetujuan Pengguna Jasa.

8.2.1.3 Pemboran mesin

Pemboran mesin dilakukan di lokasi jembatan, longsoran dengan ketentuan-

ketentuan berikut :

1.  Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94

Page 19: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 19/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

19

2.  Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar (rotary

drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

3.  Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1

(satu) putaran per detik.

4. 

Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.5.  Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak

dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing

dengan diameter minimum 100 mm.

6. 

Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak

terjadi tekanan yang berlebih pada tanah

7.  Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau

lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi

 pengambilan sample berikutnya.

8. 

Penentuan titik lokasi boring (pemboran mesin) dan jumlah titik boring

disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

9. 

Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

8.2.1.4 Pemboran Tangan

Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719

8.2.1.5 Pengambilan Contoh Tanah Cara Coring

Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukan dengan ketentuan

 berikut :

1.  Digunakan single core barrel dengan cara putar.

2.  Contoh tanah dikeluarkan dari core kemudian dimasukkan kedalam

kantong plastik dan ditutup rapat dengan cara diikat atau cara lainnya

yang diizinkan Pengawas.

3.  Kantong plastik diberi label, nomor contoh, nomor bor, kedalaman,

tanggal, proyek.

8.2.1.6 Pengambilan contoh dengan Single & Double Core

Pengambilan contoh tanah dengan cara tabung terbuka dilakukan dengan

ketentuan berikut :1.  Ukuran tabung minimal berdiameter 75 mm

2.  Panjang tabung minimal 500 mm

3.  Panjang ruang contoh tabung minimal 40 mm.

4.  Setelah pengambilan contoh tanah, tabung ditutup pada kedua ujungnya

dan kemudian diberi label.

8.2.1.7 Sondir (Penetrometer Static)

Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,

menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan

daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki. Sondir dilakukan di lokasigorong-gorong/box culvert, penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik

sondir disesuaikan kondisi di lapangan.

Page 20: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 20/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

20

Ada dua macam alat sondir yang bisa digunakan (disesuaikan kondisi di

lapangan) :

1.  Sondir ringan dengan kapasits 2,5 ton

2.  Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Penetrometer Static di Indonesia dikenal dengan sebutan Alat SondirBelanda (Ducth Penetrometer atau Ducth Deepsounding Apparatus) atau

 percobaan Penetrasi Kerucut (Cone Penetration Test).

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, berturut-

turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2, kedua alat sondir terangkat keatas,

sedangkan pembacaan manometer belum menunjukkan angka yang

maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada

 baja kanal jangkar.

Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau berlawanan penetrasi

konus dan jumlah hambatan lekat, grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi conus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat

 pada tiap hambatan.

Penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik sondir disesuaikan kondisi dan

kebutuhan di lapangan

Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah

 perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

8.2.2  Lokasi Quarry

Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,

maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar

lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi

quarry lain yang dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan

kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin

timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.

Penentuan lokasi dan jumlah quarry disesuaikan kondisi dan kebutuhan di

lapangan

Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

8.3. Persyaratan

8.3.1  Pengujian Lapangan

Metode pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan sepertiyang dijelaskan pada table 1 berikut :

Page 21: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 21/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

21

 No. Pengujian Acuan Keterangan

1. Resistivy ASTM G57-78

2.Standard Penetration Testtermasuk Split Spoon

Sampling

ASTM D1586-94

Pada daerah

rencana jembatan,

 penangananlongsoran harus

mencapai

kedalaman lapisan

keras.

3. Stand pipe AASHTO T2252-84

8.3.2  Pekerjaan Laboratorium

Pekerjaan laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada

Tabel 2.

No. PENGUJIAN ACUAN KETERANGAN

SIFAT INDEKS

1. Kadar air ASTM D2216 –92

2. Batas susut ASTM D427-93

3. Batas plastic ASTM D4318-93 - Fresh Condition

4. Batas cair SK-SNI M-07-1989-F - Oven dried 1000C

5. Analisa Saringan SNI 03-3423-1994-F

6. Berat jenis ASTM D 854-92 Gunakan “Wet methode” 

7. Berat isi SNI-1742-1989

8. Chloride Content K.H. Head, Vol. 1, 1984

9. Carbonate Content K.H. Head, Vol.1, 198410. Sulphate Content K.H. Head, Vol.1, 1984

SIFAT KUAT GESER TANAH

1. Direct Shear SNI 03-2813-1992

- Fresh sample dengan Penjenuhan- Fresh sample tanpa penjenuhan- Fresh sample di oven 70 0C selama

satu hari

2. Swelling ASTM D 4546-90

KEPADATAN

1. Pemadatan

SIFAT KELULUSAN

1. Permeabilities K.H. Head Vol. 2, 1984Manual of Soil Laboratory Testing dgnmethode Falling Head.

Untuk survey dan perhitungan Laboratorium Geologi dan Geoteknik

menggunakan format standar.

BAB IX

PERENCANAAN TEKNIS

9.1 Tujuan

Page 22: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 22/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

22

Tujuan dari Perencanaan Teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,

 perkerasan, jembatan, box culvert/gorong-gorong, struktur bangunan pelengkap,

sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu

 perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.

9.2 Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan ini tercakup dalam kegiatan ini :

a.  Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan stabilitas

lereng,

 b. 

Merencanakan jenis serta tebal perkerasan,

c.  Merencanakan bangunan atas dan bawah jembatan (bentang jembatan kurang

dari 20m),

d.  Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan,

e. 

Menyiapkan dokumen lelang.

9.3 Persyaratan

9.3.1  Perencanaan Geometrik

1. 

Standar geometric jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata

Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997

dan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga

 –  Maret 1992).

2.  Perencanaan Drainase

Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan

Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03-3424-19943.

 

Keselamatan Lalu lintas

Dalam perencanaan harus mempertimbangkan aspek keselamatan

 pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska

konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang

direncanakan memenuhi persyarataan desain yang ditetapkan dan sesuai

dengan kondisi lingkungan setempat.

4.  Perangkat Lunak Perencanaan

Dalam melaksanakan perencanaan dengan menggunakan perangkat

lunak yang kompatibel, misalnya :

Land Development : Untuk pekerjaan Geometric Jalan (Horizontal

& Vertical), Cut and Fill; -  AutoCAD (Computer Aided Design) : Untuk pekerjaan

 gambar/design detail baik untuk gambar 2D atau 3D; 

-  SAP2000 : Untuk pekerjaan perhitungan structure, perkerasan

 jalan/kaku; 

-  MatLab (Matrix Laboratory)  : Untuk pekerjaan perhitungan

 stabilitas lereng/longsoran; 

-  MS. Office : Untuk pekerjaan data dan laporan-laporan, dll.; 

9.3.2  Stabilitas Lereng

Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang

 berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang amandari keruntuhan.

Page 23: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 23/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

23

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat

fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed

sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu = kohesi tanah, =sudut geser tanah dan w = berat isi tanah.

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum

yang aman) dilakukan dengan menggunkan rumus dan Grafik Taylor. Salah

satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

 xH w x Na

C  Fk   

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor

C = Kohesi Tanah (ton/m2)H = Tinggi Lapisan Tanah (m)

w = Berat Isi Tanah Basah (ton/m3)

Fk = Faktor keamanan (Fk>1,251 lereng aman )

Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam

tanah ( ) dengan sudut lereng desain ( ) ke dalam grafik Taylor (terlampir).

Factor lereng (F) digunakan asumsi :

FK>1,251 lereng aman

FK=1,251 lereng dalam keseimbangan

FK<1,251 lereng tidak aman

9.3.3  Stabilitas Badan Jalan

Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang

ada, jenis dan karakteristik batuan, dan kondisi lereng.

Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan

tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang

mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan

 batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk

ketiga hal diatas harus diindetifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan

usaha-usaha penanggulangannya.

9.3.4  Perencanaan Perkerasan

1. 

Standar

2.  Analisis Lalu lintas

3. 

Pemilihan Jenis Bahan Material

9.3.5  Perencanaan Struktur Jembatan (bentang jembatan < 20m)

Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan

atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah :

Page 24: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 24/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

24

a.  Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.

1.2.28, UDC : 624.042 : 624.2,

 b.  BRIDGE Design Code and Manual (BMS’92) 

9.3.6 

Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan

Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap

dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :

a.  Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang-

undang Lalu lintas No. 14 Tahun 1992.

 b. 

Standar Box Culvert (Bipran) 1992.

c.  Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002).

9.3.7  Penggambaran

1. 

Rancangan (Draft) Perencanaan TeknisTim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap

Detail perencanaan dan mengajukannya kepada Pengguna Jasa untuk

diperiksa dan disetujui.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya

antara lain :

a. 

Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1 :

1000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dengan interval garis

tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.

 b.  Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala vertical 1 : 1000

untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dan skala vertical 1 : 100

yang mencakup data yang dibutuhkan.

c.  Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA

(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan

interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala

horizontal 1 : 100 dan skala vertical 1 : 50. Dalam gambar potongan

melintang harus mencakup :

-  Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan

-  Profil tanah asli dan profil / dimensi DAMIJA (ROW) rencana.

-  Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan

Data kemiringan lereng galian / timbunan (bila ada).d. 

Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar

dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang

diperlukan antara lain :

Gambar konstruksi existing yang ada

-  Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada

ketinggian yang berbeda-beda

-  Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota

-  Rincian konstruksi perkerasan

Penampang bangunan pelengkap

-  Bentuk dan konstruksi bahu jalan

Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada).e.  Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan

 pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan dan sebagainya.

Page 25: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 25/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

25

f.  Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan

g. 

Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2. Gambar Rencana Akhir (Final Design)

Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh Pengguna Jasa dengan memperhatikan

koreksi dan saran yang diberikan.

Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah

diperbaiki dan dilengkapi dengan :

a.  Sampul luar (cover) dan sampul dalam

 b.  Daftar isi

c.  Peta lokasi proyek

d.  Peta lokasi Sumber Bahan material (Quarry)

e. 

Daftar symbol dan singkatan

f.  Daftar bangunan pelengkap dan volume

g. 

Daftar rangkuman volume pekerjaan.

9.3.8  Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik

a.  Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan

spesifikasi yang dipakai.

 b.  Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan.

Table perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata

 pembayaran (pay item).

9.3.9  Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik (Engineer’s Estimate)

1. 

Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan

yang akan digunakan dilokasi pekerjaan.

2.  Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk

semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga

Satuan No. 028/BM/1995 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina

Marga

3.  Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan

konstruksi.

9.3.10  Spesifikasi

1. 

Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang berlaku di lingkunganDirektorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

2.  Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata

 pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.

3.  Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh

Pengguna Jasa.

BAB X

KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

10.1 

Tujuan

Page 26: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 26/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

26

Tujuan dibuat ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk

mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan standar

yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian

Pekerjaan Umum.

10.2  Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli

10.2.1  Ahli Teknik Jalan Raya (Team Leader)

Tugas utama tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut :

-  Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan

dan personil yang terlibat dan dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan

dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.

-  Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap

mengumpulkan data, pengelolan dan penyajian akhir dari hasil

keseluruhan pekerjaan

Tugas ahli teknik jalan raya adalah merencanakan dan melaksanakan

semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang

mencakup pelaksanaan survey, pemilihan trase, perencanaan

geometric, perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan,

serta harus menjamin bahwa jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang

 paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

Persyaratan minimal : 

-  Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil.

Pengalaman dalam bidang perencanaan jalan minimal 5 (lima) tahun,- 

Pernah menduduki posisi Ketua Tim (Tim Leader) dalam pekerjaan

 perencanaan jalan/jembatan, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

-  Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Perencana Jalan.

10.2.2  Ahli Teknik Pengukuran (Geodetic Engineer)

Tugas ahli teknik pengukuran adalah merencanakan dan melaksanakan

semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaansurvey pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan penggambaran yang

dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap digunakan untuk tahap

 perencanaan teknis jalan dan jembatan.

Persyaratan minimal :

-  Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geodesi,

Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/jembatan

minimal 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

-  Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.3 

Ahli Geoteknik (Geoteknik Engineer)

Page 27: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 27/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

27

Tugas ahli geoteknik adalah merencanakan dan melaksanakan semua

kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan

di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-

 perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis

dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi,

sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan

dan jembatan.

Persyaratan minimal :

-  Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geologi,

Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/jembatan

minimal 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

-  Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.4  Quantity & Cost Estimator

Tugas quantity & estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang

mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan

analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan

 jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya konstruksi, serta harus

menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan

kuantitas pekerjaan adalah benar dan akurat.

Persyaratan minimal :

Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

-  Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/jembatan

minimal 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

-  Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.5  Ahli Lalu lintas

Tenaga ahli lalu lintas adalah melaksanakan semua kegiatan yangmencakup pengumpulan data lalulintas, analisis dan menyusun rencana

mengenai hal-hal yang menyangkut lalulintas di dalam perencanaan

konstruksi jalan dan jembatan.

Persyaratan minimal :

-  Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

-  Mempunyai pengalaman dalam bidang Perencanaan Jalan/Jembatan

minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.6  Ahli Kontrak

Page 28: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 28/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

28

Tugas ahli kontrak adalah menyiapkan dokumen pelalangan pekerjaan

fisik konstruksi jalan dan jembatan.

Persyaratan minimal :

Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

Mempunyai pengalaman dalam bidang Perencanaan Jalan/Jembatan

minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari

 pemberi kerja,

-  Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.3  Tenaga Teknisi- 

Chief Surveyor : 1 (satu) orang.

-  Surveyor : 1 (satu) orang..

-  Bore Master : 1 (satu) orang.

-  Chief Sondir : 1 (satu) orang.

10.4  Tenaga Pendukung-  Office Manager : 1 (satu) orang.

CAD Draftman : 1 (satu) orang.

-  Teknisi Boring : 1 (satu) orang.

Teknisi Sondir : 1 (satu) orang.

-  Teknisi DCP : 1 (satu) orang

-  Operator Komputer : 1 (satu) orang

-  Sopir : 1 (satu) orang.

BAB XI

PELAPORAN

11.1  Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan

 pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan

lengkap.

11.2  Laporan Pendahuluan

Laporan yang harus dibuat :

A.  Laporan Administrasi :

1. 

 Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana

kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back untuk perbaikan.

2.   Laporan Survey Pendahuluan

Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada

survey pendahuluan yang memuat :

a.  Foto dokumentasi,

 b. 

Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya,c.  Analisa bahan untuk perencanaan,

d.  Laporan teknis.

Page 29: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 29/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

29

3.   Laporan Bulanan

Berupa ringkasan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total

kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.

Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakanyang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut di atas. Termasuk

semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.

4. 

 Laporan Akhir (Final Report)

Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan

survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta

rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

B.  Laporan Teknis :

1. 

 Laporan PerencanaanLaporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-pekerjaan

masing-masing laporan berisi :

-  Daftar isi

-  Peta lokasi proyek

-  Daftar bangunan lengkap.

-  Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur

 bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.

-  Gambar rencana dibuat pada kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian

diperkecil menjadi A3.

2. 

 Laporan perkiraan kuantitas dan biaya

Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap

item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan

 biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan

 pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut :

-  Daftar isi

-  Peta lokasi proyek

Daftar bangunan pelengkap/jembatan

-  Perhitungan perkiraan kuantitas

Analisa biaya

Perkiraan biaya

3.   Laporan penyelidikan tanah

Laporan Akhir Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya

 pembahasan mengenai hal-hal berikut :

Data proyek,

-  Peta situasi proyek menunjukkan secara jelas lokasi proyek,

-  Kondisi morfologi sepanjang lokasi,

Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan,

-  Hasil Boring dan Sondir,

Hasil akhir pemeriksaan/uji tanah di laboratorium,-  Analisa perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng,

-  Analisa longsoran sepanjang trase jalan,

Page 30: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 30/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

30

-  Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume

cadangan),

-  Rekomendasi.

4. 

 Laporan Topografi

Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai

hal-hal berikut :

-  Data Proyek,

-  Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat,

Kegiatan perintisan untuk pengukuran,

-  Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol horizontal,

-  Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol vertical,

-  Kegiatan pengukuran situasi,

Kegiatan pengukuran penampang melintang,-  Kegiatan pengukuran khusus (bila ada),

-  Perhitungan dan penggambaran,

Peralatan ukur yang digunakan berukur nilai koreksinya,

-  Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi

termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan

matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan

 perencanaan jalan,

-  Deskripsi BM (sebagai lampiran),

-  Data ukur hasil ploting dan negative film harus diserahkan.

5. 

 Laporan Hidrologi

Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :

-  Data proyek,

-  Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat pos pencatat curah hujan,

-  Analisis / perhitungan,

-  Penentuan dimensi dan jenis bangunan air,

-  Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

6.   Laporan UKL/UPL

Laporan hasil pekerjaan analisa dampak lingkungan harus mencakupidentifikasi, upaya pengolahan/pemantauan dampak lingkungan yang

 berkaitan dengan :

Rencana trase jalan termasuk fasilitas pelengkapnya seperti

 persimpangan, galian/timbunan, jembatan dan gorong-gorong,

Pengadaan lahan dan ganti rugi,

-  Keselamatan pemakai jalan,

-  Aspek hidrologi antara lain : banjir, erosi, sendimentasi dan pencemaran

air sungai, saluran irigasi dan saluran darinase,

-  Aspek geologi, seperti jenis tanah/batuan, dan stabilitas lereng,

Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi, seperti pengaturan jamkerja, pengoperasian alat-alat berat dan gangguan lalu lintas,

Page 31: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 31/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

31

-  Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar alam/budaya, dan tempat-

tempat bersejarah,

-  Estitika lingkungan dan lanskap,

-  Jalur angkutan bahan material dari quarry dan pembuatan base camp,

Pengoperasian dan pemeliharaan jalan.

7.   Dokumen pelelangan pekerjaan fisik

Dokumen pelelangan pekerjaan fisik sesuai dengan standar dokumen

 pengadaan nasional dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP).

8.   Laporan Inventarisasi Jalan dan Jembatan

Hasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang

memuat :

1.  Foto dokumentasi

2. 

Data Lapangan

3.  Perhitungan

4.  Laporan teknis

9.   Laporan Survey Lalu lintas

Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi :

1. 

Foto dokumentasi

2.  Data lapangan

3. 

Perhitungan

4.  Laporan Teknis (hanya perkiraan peningkatan jalan)

10.  Laporan Survey Kondisi Perkerasan Jalan

1.  Data lapangan

2.  Perhitungan

3.  Usulan penanganan sementara

4. 

Laporan Teknis

11. 

Seluruh pelaporan ini diserahkan kepada Pengguna Jasa selain dalambentuk hardcopy, juga dalam bentuk digital, yaitu Soft Copy ke HardDisk

 Eksternal 1 Terra Byte. 

Page 32: KAK kota bangun I.pdf

7/21/2019 KAK kota bangun I.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kak-kota-bangun-ipdf 32/32

KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun

13.3 Penutup

Hal-hal teknis yang belum tercakup dalam KAK ini akan disampaikan dalam acara rapat

 penjelasan (aanwijzing) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak

 pekerjaan. Demikian KAK Perencanaan Peningkatan Jalan Desa Kota Bangun IKecamatan Kota Bangun di Kabupaten Kutai Kartanegara ini dibuat sebagai acuan dasar

dalam pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan.

Tenggarong, Nopember 2011

Menetapkan & Mengesahkan,

Kuasa Pengguna Anggaran

H. YOYO SURIYANA, ST, MT.

 NIP. 19581127 198403 1 006