Kak Konsultan Cf Kab.kota

10

Click here to load reader

description

s4drftgh

Transcript of Kak Konsultan Cf Kab.kota

Page 1: Kak Konsultan Cf Kab.kota

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

TENAGA AHLI FASILITATOR KABUPATEN/KOTA

KEGIATAN TA. 2014

Kementerian / Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum

Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Cipta Karya

Program : Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Hasil (Outcome) : Meningkatnya Jumlah Kab/Kota yang menerapkan NSPK

dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai

rencana tata ruang wilayah/kawasan bagi terwujudnya

pembnagunan permukiman, serta jumlah kawasan yang

mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman

yang berkelanjutan.

Kegiatan : Pengaturan, Pembinaan, Pendampingan , dan Pelaksanaan

Pengembangan Sanitasi Persampahan

Indikator Kinerja Kegiatan : Sosialisasi/Diseminasi

Jenis Keluaran (Output) : Tenaga Ahli Fasilitator Kabupaten/Kota

Volume Keluaran (Output) : 1 (satu)

Satuan Ukuran Keluaran

(Output)

: Kegiatan

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi,

c. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan

d. UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air,

e. UU No. 34/2004 tentang Pemerintah Daerah,

f. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang,

g. UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah,

h. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

i. PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi,

Page 2: Kak Konsultan Cf Kab.kota

j. PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,

k. PP No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi,

l. PP No. 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional,

m. Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

n. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Pengelolaan Persampahan,

o. Permen PU No. 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa

Konstruksi.

p. Peraturan Menteri PU No. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman.

Gambaran Umum

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program yang bertujuan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang terdiri dari beberapa Kementerian terkait yaitu Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PU. Program PPSP mempromosikan Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Memorandum Program Sanitasi sebagai acuan pembangunan sanitasi komprehensif di kawasan permukiman. Roadmap ini akan diterapkan secara bertahap di seluruh Indonesia dengan sasaran utama adalah 330 kabupaten/kota rawan sanitasi mulai 2010 hingga 2014. Program ini dicanangkan mengingat pembangunan sanitasi di Indonesia mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan sektor lainnya. Di samping untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pelaksanaan program PPSP juga dimaksudkan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam memenuhi tujuan-tujuan Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait dengan Butir 7 Target ke-10 MDG, yakni “mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak pada tahun 2015.” Program PPSP pada akhirnya diarahkan pada upaya memenuhi tiga sasaran RPJMN, yaitu sebagai berikut :

Menghentikan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) pada tahun 2014, di perkotaan dan pedesaan.

Pengurangan timbunan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang ramah lingkungan

Pengurangan genangan di 100 kabupaten/kota seluas 22.500 hektar. Untuk mencapai sasaran pembangunan sanitasi, pelaksanaan program PPSP dilaksanakan melalui 6 (enam) tahapan yaitu sebagaimana terlihat dalam diagram di bawah ini. Tahapan pelaksanaan PPSP antara lain sebagai berikut :

Page 3: Kak Konsultan Cf Kab.kota

1. Sosialisasi, Advokasi dan Pendampingan 2. Penguatan kelembagaan 3. Penyusunan Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 4. Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPS) 5. Implementasi 6. Monitoring dan Evaluasi

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Program PPSP

Melalui tahapan tersebut diharapkan dapat mewujudkan pembangunan sanitasi yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Melalui program PPSP pemerintah Kabupaten/Kota didorong untuk menyusun dokumen BPS, SSK dan MPS. Penyusunan dokumen tersebut dilakukan oleh Pokja Sanitasi/AMPL sebagai pelaku utama pembangunan sanitasi di masing-masing Kabupeten/Kota peserta program PPSP. Pihak pusat memberikan dukungan kepada Pokja Kabupaten/Kota berupa bantuan teknis pendampingan penyusunan dokumen melalui tenaga ahli fasilitator. Dokumen BPS merupakan dokumen yang berisi gambaran kondisi sanitasi di Kabupaten/Kota serta potret daerah rawan sanitasi di suatu Kabupaten/Kota. Sedangkan dokumen SSK berisikan strategi untuk mengatasi permasalahan sanitasi di lokasi-lokasi yang rawan sanitasi tersebut sesuai dengan permasalahan dan tingkat prioritas penanganan. Penyusunan dokumen BPS dan SSK merupakan tahap ke-3 dari pelaksanaan program PPSP yang dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun anggaran. Setelah dokumen BPS dan SSK tersusun, tahap selanjutnya adalah penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS). Dokumen MPS berisikan rencana tindak atau implementasi terhadap strategi pembangunan sanitasi yang sudah dituangkan dalam SSK. Selain itu, dokumen MPS berisi komitmen pendanaan serta komitmen pelaksanaan baik dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Dokumen BPS, SSK dan MPS merupakan dokumen perencanaan yang digunakan sebagai acuan pembangunan sanitasi di daerah. Seluruh kegiatan pembangunan sanitasi harus mengacu dan sesuai dengan dokumen perencanaan tersebut. Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan pelaku utama dalam pembangunan sektor sanitasi karena pemerintah daerah yang paling mengetahui kondisi dan kebutuhan di daerahnya masing-masing. Pada program PPSP pemerintah daerah yang diwakili oleh Pokja Kabupaten/Kota bertugas menyusun Buku Putih, SSK dan MPS. Program PPSP telah dilaksanakan mulai tahun 2009-2013 dan telah diikuti oleh 223 Kabupaten/Kota. Pada tahun 2014 ditargetkan peserta Program PPSP adalah sebanyak 118 Kabupaten/Kota baru yang sedang diproses untuk kepesertaan Program PPSP tahun 2014.

•Kampanye, edukasi, advokasi danpendampingan

Tahap 1

•PengembanganKelembagaan danPeraturan

Tahap 2

•PenyusunanRencanaStrategis(SSK)

Tahap 3

•PenyusunanMemorandum Program

Tahap 4

•Implementasi

Tahap 5

•Pemantauan, Pembimbingan, Evaluasi, danPembinaan

Tahap 6

Page 4: Kak Konsultan Cf Kab.kota

Oleh karena itu pada tahun 2014, selain terdapat 118 Kabupaten/Kota tersebut yang akan menyusun dokumen BPS dan SSK, terdapat pula 123 Kabupaten/Kota yang akan menyusun dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang merupakan lanjutan dari dokumen BPS dan SSK di tahun sebelumnya. Untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2014 yang menyusun dokumen BPS : 2 Kabupaten sedang dokumen MPS : 3 Kabupaten dan 1 Kota Untuk membantu provinsi dalam memfasilitasi penyusunan Buku Putih dan SSK serta

memorandum program di kabupaten/kota di wilayahnya, maupun membantu

kabupaten/kota dalam menyusun Buku Putih dan SSK serta Memorandum program

yang berkualitas, maka dalam pelaksanaannya program PPSP perlu didukung oleh

tenaga ahli pendamping. Tenaga Ahli Pendamping berupa Tenaga Fasilitator baik itu

yang berkedudukan di provinsi dan kabupaten/kota pelaksana program PPSP. Tenaga

Fasilitator Provinsi selanjutnya disebut dengan (PF) dan Tenaga Fasilitator

Kabupaten/Kota selanjutnya disebut dengan (CF). Tenaga Ahli Pendamping Pokja

tersebut direkrut oleh PIU Teknis PPSP melalui Satker Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman Gorontalo.

B. Penerima Manfaat

Sasaran yang akan menerima manfaat dari kegiatan ini adalah Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Kota/Kabupaten dan masyarakat pada

umumnya.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Strategi Pencapaian

Metode pelaksanaan dalam kegiatan Tenaga Ahli Konsultan (Individual) ini adalah

dengan (kontraktual) dan mengacu pada Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta

perubahannya.

2. Tahapan Kegiatan dan waktu pelaksanaan

Lingkup tugas dalam kegiatan bagi Tenaga Ahli Konsultan (Individual) adalah meliputi :

Page 5: Kak Konsultan Cf Kab.kota

KRITERIA KONSULTAN INDIVIDUAL

Dalam kegiatan ini yang dimaksudkan pada lingkup penugasan diatas, harus memperhatikan

persyaratan – persyaratan sebagai berikut :

Kualifikasi Umum Tenaga Ahli Fasilitator :

Berpengalaman bekerja bersama masyarakat dan atau pemerintah daerah.

Memiliki pengetahuan yang memadai terhadap prosedur, mekanisme dan substansi

Program PPSP

Mampu berkomunikasi aktif dengan semua elemen masyarakat.

Mampu bekerja sama dalam kelompok/organisasi dan bekerja secara team work.

Mampu memimpin pertemuan dan koordinasi dalam lingkup satuan organisasi

pemerintahan Mampu mengoperasikan komputer dan menguasai program aplikasi

perkantoran.

Mampu berbahasa Inggris secara lisan dan tulisan, menjadi nilai lebih.

Bersedia bekerja fulltime di Kabupaten/Kota sesuai dengan penugasan, tidak sedang

menjalani kontrak dengan instansi/lembaga lain, serta tidak berstatus sebagai Pegawai

Negeri Sipil/pengajar/dosen

Bersedia ditempatkan di Provinsi sesuai penugasan

Memiliki pengalaman kerja sebagai CF menjadi nilai tambah

Kualifikasi Khusus :

1. Minimum S1, bidang teknik, keuangan, dan kesehatan; diutamakan: 1) Teknik

Lingkungan, 2) Perencanaan Kota, 3) Teknik Sipil, 4) Kesehatan Masyarakat, 5)

Keuangan Publik

2. Memiliki pengalaman 5 tahun di bidang pendampingan renstra Kabupaten/Kota, Provinsi,

kementerian atau sektor, atau penyusunan masterplan atau studi kelayakan sektor

infrastruktur, atau pendampingan penyusunan BPS, SSK, MPSS Kabupaten/Kota

PROSES PEKERJAAN TENAGA AHLI KONSULTAN (INDIVIDUAL)

a. Metode Pelaksanaan

Dalam melaksanakan kegiatan ini metode yang di gunakan adalah dilaksanakan dengan

cara Swakelola.

b. Tahapan Kegiatan

Program disusun berdasarkan arahan Pimpinan Direktorat dengan mengacu pada

peraturan dan perundangan yang berlaku, serta dengan melakukan pembahasan-

pembahasan dengan semua unsur terkait serta disesuaikan dengan aspek penganggaran

yang berlaku.

Page 6: Kak Konsultan Cf Kab.kota

3. Ruang Lingkup Kegiatan :

Adapun lingkup tugas pendampingan Program Fasilitator Kabupaten/Kota (CF) adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemahaman mendalam mengenai pelaksanaan Program PPSP bagi Pokja Kabupaten/Kota terutama mengenai tahap penyusunan BPS-SSK.

2. Mendorong keaktifan Pokja Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Program PPSP. 3. Mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif dan interaktif bagi Pokja Kabupaten/Kota

sehingga mampu melakukan fungsinya secara optimal dalam pelaksanaan Program PPSP, yaitu melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi berupa dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK).

4. Mendampingi secara intensif dan mengarahkan Pokja Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program PPSP pada setiap tahapannya mulai dari tahap : 1) Penguatan Pokja (memastikan kembali SK dan DPA yang sudah disampaikan ke PIU

Kelembagaan PPSP), 2) Internalisasi dan penyamaan persepsi, 3) Penyiapan profil wilayah, 4) Penilaian profil sanitasi, 5) Pelaksanaan Environmental Health Risk Assesment (EHRA) & analisis data EHRA, 6) Pengumpulan survei/studi/kajian spesifik, diantaranya : studi penyedia layanan

sanitasi, pemetaan kelembagaan, pemetaan keuangan dan perekonomian daerah, kajian komunikasi dan pemetaan media, dan survei PMJK & promosi hygiene & sanitasi

7) Pengumpulan data sekunder bidang teknis, 8) Pendanaan & kelembagaan, 9) Penetapan prioritas pengembangan sanitasi, 10) Penyiapan kerangka dan strategi pembangunan sanitasi sampai dengan 11) Penyusunan program & kegiatan, sampai dengan melakukan pengecekan volume

kegiatan berdasarkan Kerangka Kerja Logis (KKL), tahapan pengembangan cakupan pelayanan dan kriteria kesiapan (readiness criteria)

5. Mendampingi Pokja Kabupaten/Kota untuk mengidentifikasikan permasalahan mendesak

sanitasi yang perlu mendapatkan prioritas penanganan di dalam SSK. 6. Memastikan dokumen yang disusun oleh Pokja Kabupaten/Kota telah sesuai (baik proses

maupun outlinenya) dengan Petunjuk praktis yang telah disusun oleh PMU-PIU di tingkat Pusat yang tersedia dan dapat diunduh di www.sanitasi.or.id.

7. Memastikan dokumen Buku Putih dan SSK diupload/diunggah secara berkala ke sistem nawasis melalui website nawasis.info.

8. Mendampingi Pokja Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Kick off Meeting tingkat Kabupaten/Kota, rapat koordinasi anggota Pokja, koordinasi dengan forum SKPD, sampai dengan konsultasi publik.

9. Mendorong Pokja Kabupaten/Kota untuk melaksanakan self assesment terhadap dokumen BPS-SSK yang telah disusun menggunakan tools QA yang telah disiapkan oleh PMU PPSP.

10. Membangun konsensus antar anggota Pokja Kabupaten/Kota agar dapat memecahkan masalah dalam penyusunan Buku Putih dan SSK di Kabupaten/Kota.

Page 7: Kak Konsultan Cf Kab.kota

11. Memberikan laporan secara rutin kepada Pokja Provinsi dan PMU-PIU (terutama PIU Teknis) di tingkat Pusat melalui Pokja Provinsi dan Fasilitator Provinsi (PF).

12. Berkoordinasi intensif dengan Satker Pengembangan PLP dalam pelaksanaan lingkup tugas sebagaimana butir di atas.

13. Mengirimkan hardcopy dan softcopy BPS dan SSK kepada Satker Pengembangan PLP dan Kepada Pokja Provinsi serta kepada PIU Teknis serta pihak terkait lainnya sesuai arahan Satker Pengembangan PLP dan atau PIU Teknis.

Pelaksana Kegiatan

Pelaksana dan penanggungjawab kegiatan adalah Satuan Kerja Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Permukiman Gorontalo

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini rencana dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan, yang dimulai bulan Februari

2014 s/d bulan November 2014

Matrik pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut :

NO Uraian

Kegiatan

Waktu pelaksanaan Ket

feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov

1. Pekerjaan

persiapan

2 Mobilisasi dan

Demobilisasi

3 Pekerjaan

Fasilitasi

4 Rapat

Koordinasi

5 Pekerjaan

Pelaporan

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran

Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 300 Hari kalender

Page 8: Kak Konsultan Cf Kab.kota

E. Biaya yang Diperlukan

Total Biaya yang diperlukan sesuai RAB terlampir sebesar Rp. 60.000.000 (Enam Puluh

Juta Rupiah) termasuk PPN, dibiayai dari dana APBN Tahun Anggaran 2014, melalui

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman Gorontalo Tahun Anggaran 2014.

Gorontalo, Januari 2014

PPK Pembinaan Satuan Kerja

Pengembangan Penyehatan Lingkungan

Permukiman Gorontalo

YULIANA RIVAI, ST.MT

NIP. 197907082002122010

Page 9: Kak Konsultan Cf Kab.kota

KAK/TOR PER PENGELUARAN KEGIATAN

TENAGA AHLI FASILITATOR KABUPATEN/KOTA

TAHUN ANGGARAN 2014

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP SATUAN KERJA PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

GORONTALO

Page 10: Kak Konsultan Cf Kab.kota