Cerpen Kevin CF-XI IA 2-12

download Cerpen Kevin CF-XI IA 2-12

of 18

Transcript of Cerpen Kevin CF-XI IA 2-12

Opung Doli

Hormat senjata itu pun dilakukan oleh sejumlah tentara tersebut untuk penghormatan terakhir untuknya, ya inilah adalah upacara pemakaman militer.Lalu siapakah yang dimakamkan? Tidak lain dan tidak bukan adalah Kakek ku.Kakek ku memang seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat,ia mengehembuskan nafas terakhirnya pada umur 66 tahun.

Masih teringat semasa kecilku aku selalu di manjanya,setiap pagi sebelum Kakek ku berangkat ke kantornya sewaktu masih aktif di TNI,beliau selalu menyempatkan diri untuk mengajak ku menaiki motor vespanya,entah untuk membelikan ku jajanan ataupun hanya sekedar untuk mengajak ku jalan-jalan.Setelah Ocha lahir ( adik ku ) Kakek ku juga sering mengajak kami bermain dan berjalan-jalan di taman dekat rumah kakek ku.Setelah pensiun kakek ku juga sering datang ke rumah ku saat keluarga ku masih tinggal di Jakarta,setiap beliau datang ke rumah ku beliau pasti membawakan jajanan maupun buah-buahan untuk aku dan adikku,saat kakek ku pulang beliau juga tidak lupa memberikan salam tempel untuk kami berdua.Setiap libur semester kami pasti berlibur ditempat kakek kami.Kami sering melalui liburan bersama beliau.Dari membeli bakmi di pasar dekat rumah kakek kami sampai memanggang ikan bersama-sama di halaman rumah.

Dan saat aku naik ke kelas 5 keluarga ku harus pindah ke Kediri,karena Ayah ku melanjutkan usahanya di sana.Saat kami tinggal di Kediri,kakek ku juga masih menyempatkan berkunjung ke rumah kami yang ada di Kediri.Beliau hanya pergi sendiri dan menaiki bus.Kami juga selalu menyempatkan pergi ke Jakarta mengahabiskan liburan di rumah kakek kami.Setelah liburan usai pun beliau juga masih sempat mengantar kami pulang sampai di Kediri.Aku masih ingat saat beliau terakhir kali singgah di rumah kami,sesaat setelah sampai dari perjalanan beliau mengeluh tidak enak badan.Lalu kami pun menganjurkan agar beliau beristirahat.Selang beberapa hari beliau pun pulang kembali ke Jakarta,dan kondisinya baik-baik saja.

Beberapa bulan kemudian aku ada telepopn di ponsel ayah ku,ternyata dari tante ku bahwa kakek ku sedang sakit.Lalu aku langsung menelepon ke rumah kakek ku. Hallo ini bou ya? terka ku (Bou dalam bahasa batak artinya tente).Iya,ini Kevin? jawab tante ku.Iya bou,bou lagi ngapain?.Ini nih lagi nonton TV jawabnya lagi.Bou Opung Doli mana? Katanya Opung lagi sakit ya? tanya ku.(Opung Doli dalam bahasa Batak artinya Kakek) Iya nih,Ke.Kamu mau ngomong?.Iya Bou. lalu terdengar suara tante ku berbicara dengan kakek ku.Tak beberapa lama kemudian suara kakek ku pun terdengar namun sedikit berbeda dari biasanya Hallo Kevin. Iya Pung,sakit apaan Pung? tanya ku.Iya ini,tenggorokan saya sakit,Kevin.Di buat makan susah. keluhnya.Ehhmm,ya udah istirahat ya Pung,semoga cepat sembuh ya Pung. aku menjawab.Iya iya. Jawabnya kembali.Ya udah ya Pung.Baik-baik ya Pung.Salam buat semua.Daaaa aku mengakhiri percakapan. Saat itu aku tidak berpikir macam-macam karena aku masih sempat berbicara lewat telepon dengan beliau.

Selang beberapa minggu ada kabar lagi bahwa kakek ku sudah di rawat di rumah sakit.Dan pada saat itu juga aku tidak ada pikiran yang macam-macam.Lalu Bapak ku berbicara kepada Mama ku,aku dan adik ku.Gimana kalo kita besok waktu liburan kenaikan kelas pergi ke Jakarta sekalian ngeliat keadaan Opung?.Lalu aku menjawab, Ya udah,gak apa-apa..Tapi ibu ku berpikiran lain,Kamu kan abis ini daftar ke SMP,Ke.Udah kamu tinggal disini aja sama mama,biar Ocha sama bapak mu yang ke Jakarta.Nanti kan liburan semester masih bisa ke Jakartanya.Sebenarnya pada saat itu pikiran ku sudah kemana-mana.Bagaimana kalau aku sudah tidak sempat melihat keadaan Opung Doli sampai liburan semester tiba? Bagaimana kalau Tuhan berkehendak lain? Namun pikiran-pikiran negative itu segara aku lupakan.Dan aku langsung menjawab Ya udah deh,kagak apa-apa..

Liburan kenaikan kelas pun tiba,Mama ku sedang mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa oleh Bapak dan Adik ku.Udah gak ada yang ketinggalan kan Ma? tanya Bapak ku.Nggak jawab Mama ku.Ya udah ya,kita berangkat dulu ya. Bapak dan adik ku pun berpamitan kepada aku dan Mama ku.Ya pak,salam buat Bou sama Opung di sana ya jawab ku.Keesokan harinya bapak dan adik ku memberi kabar lewat telepon bahwa mereka sudah sampai di Jakarta.Rencananya hari ini mau kemana,Pak? tanya ku.Yak e Rumah Sakit lah. jawab Bapak ku.Emang di rawatnya dimana Pak? tanya ku lagi.Di Rumah Sakit Cikini..Ehmm,ya udah deh.Daaaa. aku mengakhiri telepon.

Selagi Bapak dan adik ku sedang di Jakarta aku dan Mama ku disibukkan dengan Penerimaan Siswa Baru di jenjang SMP.Pada waktu itu aku mendaftar di SMPN 1 Kediri.Dan pada hari pengumuman Penerimaan Siswa Baru nama ku pun termasuk didalamnya.Setelah hari pengumuman itu aku dan Mama ku pun bergegas pergi ke sekolah baru ku itu untuk memenuhi syarat-syarat yang lainnya dalam Penerimaan Siswa Baru.Setelah itu kamipun pulang ke rumah,dan singgah sebentar untuk menikmati segarnya Es Oyen di pinggir jalan.Lalu ada Mama ku berinisiatif untuk menelepon Bapak ku.Ternyata yang mengankat telepon itu adalah adik ku Hallo,Ocha ya ini?.Iya Ma. jawab adik ku.Gimana dek keadaanya opung doli? tanya Mama ku.Lalu aku mendesak Mama ku agar ganti aku yang berbicara.Hallo Cha,gimana keadaannya Opung Doli? tanya ku penasaran.Ya gitu deh,Opungnya susah makan,tadi aja baru mau makan pas gue suapin,itu juga makannya dikit doang. jawab adik ku.

Hari demi hari berlalu,liburan kami pun hampir usai.Bapak dan Adik ku telah kembali pulang ke Kediri.Sesampainya di rumah bapak ku langsung bercerita tentang kaeadaan kakek ku.Si Ocah begitu masuk ruangannya Opung langsung nangis,Bang.Ceritanya kepada ku.Emang kenapa,Pak? tanya ku.Abisnya Opung Doli keliatan beda sih. adik ku memotong pembicaraan.Emang Opung Doli kenapa pak? tanya ku lagi.Mukanya udah bengkak,Bang. jawab Bapak ku.Waktu di rumah sakit Opung Boru (nenek),Bapak,Bou sama Uda (om) sempat di panggil dokter.Trus dokternya bilang kalo dari hasil rontgen di paru-paru Opung Doli ada airnya,nah airnya ini mau di sedot pake alat,tapi kalo abis di sedot airnya ada lagi dokternya ga berani nyedot lagi Bapak ku memberi penjelasan.Trus gimana,Bes? Mama ku penasaran.Ya akhirnya airnya itu di sedot,tapi abis disedot dan di rontgen kembali ternyata airnya itu ada lagi. bapak ku bercerita.Ya udahlah,yang penting kita disini berdoa,semoga keadaannya Opung Doli bisa cepet sembuh. bapak ku melanjutkan bicaranya.Amin jawab ku.

Hari sekolah pun tiba,ini pertama kalinya aku masuk sekolah.Tentu saja di setiap sekolah mengadakan program MOS (Masa Orientasi Siswa).Waktu MOS aku banyak menganal teman-teman baru dan kakak-kakak kelas yang sok galak.MOS pun berakhir,jadwal formal sekolah pun dimulai,sebenarnya aku masih tidak begitu paham dengan pelajaran SMP,apalagi yang namanya Kimia dan Fisika.Tapi mau gak mau aku tetap menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah,guru-guru yang mengajar dan teman-teman baru ku.Setelah sebulan lebih nampaknya aku sudah mulai bisa beradaptasi di sekolah ku ini,berbaur dengan teman-teman ku dan menerima pelajaran.

Malam itu aku dan adik ku sedang menemani Mama ku berjualan telur.Ya,kami memang membuka usaha dagang di rumah kami,telur-telur tersebut kami dapat dari peternakan kami yang ada di Blitar.Sedangkan bapak ku sedang mengambil hasil ternak kami ke Blitar.Untuk mengusir rasa jenuh aku dan adik ku malam itu saling usil dan bercanda.Saking parahnya bercanda kami,kami berdua sampai tertawa terbahak-bahak pada saat itu.Mama ku sudah menyuruh kami untuk berhenti tertawa.Sedang asyiknya kami bercanda tiba-tiba Handphone adik ku berbunyi.Setelah dilihat ternyata ada SMS dari bapak ku.SMS dari siapa,Cha? tanya ku.Adik ku langsung membaca isi SMS tersebut Dik,Opung Doli udah ga ada..Seketika aku langsung kaget.Yang bener lu,Cha sentak ku.Lalu aku langsung merebut HP dari tangan adik ku dan ku baca isi SMS tersebut.Dan ternyata benar ucapan dari adik ku.Seketika aku langsung terdiam,dan merenungi apa yang terjadi,ternyata benar feeling ku waktu itu,aku belum sempat menjenguk kakek ku,aku belum sempat bertemu dengannya sewaktu beliau sakit.Sesal dan sedih bercampur jadi satu.Sedangkan adik ku,ya adik ku juga sempat terdiam lalu ia tak tahan menahan rasa sedihnya.Ia pun langsung menangis sambil berkata Opung Opung,kok cepet banget sih perginya,siapa yang nemenin aku lagi,Pung.Udah Cha,ini emang jalan Tuhan Cha,Opung udah ga sakit-sakitan lagi Cha. hibur ku.Lalu Mama ku langsung menyuruh aku untuk menutup toko kami,sedangkan aku dan adik ku langsung mempersiapkan baju yang akan kami bawa esok hari,karena rencananya kami akan langsung pergi ke Jakarta.Mama ku sibuk mencari nomor telepon travel yang akan membawa kami ke Bandara Juanda,Surabaya lalu baru ke Jakarta dengan pesawat.

Keesokan paginya kami berempat sudah siap berangkat ke Surabaya.Kami berangkat jam 7 pagi,di perjalanan kami cukup menikmati perjalanan.Tiga jam perjalanan kami tempuh untuk sampai di Surabaya.Di perjalanan Bapak ku sibuk menelpon saudara kami yang ada di Surabaya untuk minta tolong mencarikan tiket pesawat.Ternyata kami mendapat tiket pesawat dengan jadwal jam 18.00 lalu Bapak ku menyetujui jadwal tiket tersebut.Dan untuk menunggu keberangkatan pesawat kami,kami singgah di tempat saudara kami tersebut.Di sana kami bercerita banyak hal.Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 kamipun bersiap-siap menuju Bandara.Sesampainya di Bandara kami berpamitan dan berterimakasih kepada saudara kami setelah itu barulah kami check in tiket pesawat dan menaruh barang kami untuk di masukkan bagasi baru setelah itu kami melakukan boarding pass.Setelah itu kami masuk ke terminal keberangkatan dan menunggu panggilan keberangkatan pesawat yang kami tumpangi.Beberapa menit kemudian panggilan keberangkatan pun dibunyikan.Kami berempat berjalan menuju pesawat.Sesampainya di pesawat,kami pun langsung mencari tempat duduk kami.Setelah menemukan tempat duduk kami pun langsung duduk dan mengikuti petunjuk-petunjuk keamanan yang di peragakan oleh Pramugari.Pesawat pun bersiap-siap untuk take-off aku merasa deg-degan karena baru kali ini aku menaiki pesawat.Dan akhirnya pesawat yang kami tumpangi berhasil melakukan take-off.Di udara kupin ku rasanya bindeng dan akupun gelisah,mungkin karena ini pertama kalinya aku naik pesawat.Satu jam kami menempuh perjalanan udara dari Surabaya ke Jakarta.

Satu jam berlalu,di bawah sana sudah ada tulisan Welcome to Jakarta.Ini berarti kami sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta.Pesawat pun bersiap-siap untuk landing.Saat landing pesawat berguncang dan akhirnya berhasil landing.Setelah pesawat berhenti kami bergegas keluar dari pesawat dan langsung menunggu barang kami keluar dari bagasi.Setelah membawa semua barang-barang,kami langsung keluar dari terminal kedatangan.Di luar kami sudah ditunggu oleh saudara dari Mama ku yang menjemput kami.Setelah bertemu kami langsung bersalaman dan saudara kami langsung mengucapkan belangsungkawa kepada kami sekeluarga,terlebih lagi kepada Bapak ku karena Opung Doli ku ini adalah Ayah dari Bapak ku.

Kami pun bergegas menuju mobil,ternyata di luar sedang hujan.Sesampainya di mobil kami langsung tancap gas menuju rumah Kakek ku.Ternyata lalu lintas pada saat itu juga sedang macet.Karena saking lelahnya aku,tak terasa aku pun tertidur.Entah jam berapa kami sampai di rumah duka,tiba-tiba aku tidur ku di gugah oleh Mama ku.Lalu kami langsung masuk ke rumah duka pada malam itu,hujan mengiringi langkah kami,di halaman rumah aku kaget karena sudah banyak orang di sana.Kami pun terus masuk sampai ke dalam,di sana kami di sambut nyanyian duka dari beberapa pelayat yang ada di situ dan isak tangis dari Nenek ku,Om,dan Tante ku.Opung Doli udah ga ada lagi,ke. ujar tante ku.Sedangkan Bapak ku langsung di peluk oleh Nenek ku.Bapak mu sudah ga ada lagi,Cok. ujar Nenek ku sambil menangis (Cok,berasal dari kata Ucok yang artinya panggilan anak laki-laki pertama).Lalu aku pun mendatangi peti mati dan di sana sudah ada Kakek ku yang berisitirahat dengan tenang.Aku pun sempat kaget melihatnya,karena wajah nya sudah bengkak dan rambut pendeknya pun sudah bertumbuh panjang.Air mata ku pun jatuh pada saat itu,dan aku menciumnya keningnya untuk terakhir kalinya.Karena pada saat itu hari sudah malam,pemakamannya pun dilanjut kan esok hari.Ku lihat jam dinding sudah menunjukkan kan pukul 00.00.Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur.Aku tidur di kamar Opung Doli ku,masih teringat masa kecilku dimana saat aku masih sering tidur bersama Kakek ku itu.Ketika aku merasa kepanasan aku selalu memintanya untuk mengipasi aku.Sungguh berat memang melepaskan orang yang kita kasihi.

Kevin bangun Kevin. suara Mama ku saat menggugah tidur ku.Aku pun membuka mata dan melihat jam dinding.Ternyata sudah jam 5 pagi.Aku pun bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mandi pastinya.Selesai mandi aku duduk di dekat peti Kakek ku,terlihat di depan pagar sudah banyak saudara yang datang karena hari ini adalah acara adat dari meninggalnya Kakek ku.Nyanyian duka dan doa pun kami panjatkan.Setelah acara adat hampir selesai kami dari keluarga diberi kesempatan untuk melihat terakhir kalinya wajah dari Kakek ku.Pada kesempatan itu aku kembali mencium keningnya,sedih ku pun tak tertahankan.

Setelah acara adat selesai,jenazah kakek ku pun di bawa ke Gereja untuk di doakan.Setelah di doakan di gereja.Jenazahnya langsung diambil alih oleh TNI Angkatan Darat untuk dimakamkan.Ku lihat peti matinya di selimuti dengan Bendera Merah Putih.Kakek ku akan dimakamkan di TMP Bahagia di daerah Bintaro.Dari Gereja kami menempuuh perjalanan sekitar 2 jam.Keluarga besar kami pun ikut mengiringi pemakaman Kakek ku.Setelah keluar masuk jalan tol akirnya kami sampai juga di Kompleks TMP Bahagia.Setelah turun dari mobil kami pun masuk ke Kompleks Pemakaman tersebut.Di sana nampak makam-makam yang berjejer.Di sana juga ada makam massal dari korban pesawat yang jatuh saat membawa puluhan tentara.Makam kakek ku masih masuk ke dalam dari pintu masuk TMP.Terlihat beberapa orang tentara menggotong peti kakek ku.

Setelah sampai di makam kakek ku,upacara pemakaman militer pun di mulai.Upacara pemakaman pun di mulai,kami mengikuti prosesi upacara pemakaman.Sampailah kami di ujung prosesi upacara pemakaman,hormat senjata pun dilakukan untuk menghargai pengabdian kakek ku kepada negara,terdengar suara senapan sebanyak tiga kali,aku sempat kaget mendengar suaranya.Setelah itu peti kakek ku pun dimasukkan ke dalam liang lahat,tempat peristirahatan terakhirnya.Setelah peti kakek ku masuk ,Bapak ku pun melangkah mendekati makam kakek ku dan meletakkan tanah pertama di makam kakek ku.Terlihat air mata keluar dari mata bapak ku,setelah itu pemakaman pun dilakukan secara biasa.Setelah pemakaman selesai kami pun berdoa sejenak agar kakek ku beristirahat dengan tenang dan di terima di sisi-Nya.

Selamat jalan kakek ku,semoga kau tenang di sana.

Komentar Inacha Gin Aziza :

Setelah titik atau koma, tidak ada spasinya. Komentar Adin Novitasari :1. Ceritanya mengharukan 2. Bahasanya mudah dipahami meskipun sebagian cerita menggunakan bahasa Batak karena diberikan penjelasan

3. Alur ceritanya tidak membosankan 4. Masih terdapat kesalahan dalam penulisan.

5. TerimakasihCerpenOpung DoliKevin C. Febrian

XI IA 2 / 12SMAN 3 BLITARTahun Pelajaran 2013/2014Opung Doli

Hormat senjata itu pun dilakukan oleh sejumlah tentara tersebut untuk penghormatan terakhir untuknya, ya ini adalah upacara pemakaman militer. Lalu siapakah yang dimakamkan? Tidak lain dan tidak bukan adalah kakekku. Kakekku memang seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat, ia mengehembuskan nafas terakhirnya pada umur 66 tahun.

Masih teringat semasa kecilku aku selalu dimanjanya, setiap pagi sebelum kakekku berangkat ke kantornya sewaktu masih aktif di TNI, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengajak ku menaiki motor vespanya, entah untuk membelikan ku jajanan ataupun hanya sekedar untuk mengajak ku jalan-jalan. Setelah Ocha lahir ( adik ku ) Kakekku juga sering mengajak kami bermain dan berjalan-jalan di taman dekat rumah kakekku. Setelah pensiun kakekku juga sering datang ke rumahku saat keluargaku masih tinggal di Jakarta, setiap beliau datang ke rumahku beliau pasti membawakan jajanan maupun buah-buahan untuk aku dan adikku, saat kakekku pulang beliau juga tidak lupa memberikan salam tempel untuk kami berdua. Setiap libur semester kami pasti berlibur di tempat kakek kami.Kami sering melalui liburan bersama beliau. Dari membeli bakmi di pasar dekat rumah kakek kami sampai memanggang ikan bersama-sama di halaman rumah.

Dan saat aku naik ke kelas 5 keluargaku harus pindah ke Kediri, karena ayahku melanjutkan usahanya di sana. Saat kami tinggal di Kediri,kakek ku juga masih menyempatkan berkunjung ke rumah kami yang ada di Kediri. Beliau hanya pergi sendiri dan menaiki bus. Kami juga selalu menyempatkan pergi ke Jakarta menghabiskan liburan di rumah kakek kami. Setelah liburan usai pun beliau juga masih sempat mengantar kami pulang sampai di Kediri. Aku masih ingat saat beliau terakhir kali singgah di rumah kami,sesaat setelah sampai dari perjalanan beliau mengeluh tidak enak badan. Lalu kami pun menganjurkan agar beliau beristirahat. Selang beberapa hari beliau pun pulang kembali ke Jakarta,dan kondisinya baik-baik saja.

Beberapa bulan kemudian ada telepon di ponsel ayahku,ternyata dari tanteku. Tante mengatakan bahwa kakek ku sedang sakit. Lalu aku langsung menelepon ke rumah kakek ku. Hallo ini bou ya? terkaku (Bou dalam bahasa batak artinya tante).Iya,ini Kevin? jawab tanteku.Iya bou,bou lagi ngapain?Ini nih lagi nonton TV jawabnya lagi.Bou Opung Doli mana? Katanya Opung lagi sakit ya? tanyaku.(Opung Doli dalam bahasa Batak artinya Kakek) Iya nih,Ke. Kamu mau ngomong?.Iya, Bou. lalu terdengar suara tanteku berbicara dengan kakekku. Tak beberapa lama kemudian suara kakekku pun terdengar namun sedikit berbeda dari biasanya.

Hallo Kevin. Iya Pung, sakit apaan, Pung? tanyaku.Iya ini, tenggorokan saya sakit, Kevin. Dibuat makan susah. keluhnya.Ehhmm, ya udah istirahat ya Pung, semoga cepat sembuh ya Pung. aku menjawab.Iya iya. Jawabnya kembali.Ya udah ya, Pung. Baik-baik ya, Pung. Salam buat semua. Daaaa. Aku mengakhiri percakapan. Saat itu aku tidak berpikir macam-macam karena aku masih sempat berbicara lewat telepon dengan beliau.

Selang beberapa minggu ada kabar lagi bahwa kakekku sudah dirawat di rumah sakit, dan pada saat itu juga aku tidak ada pikiran yang macam-macam. Lalu bapakku berbicara kepada mama, aku dan adikku.Gimana kalo kita besok waktu liburan kenaikan kelas pergi ke Jakarta sekalian ngeliat keadaan opung?.Lalu aku menjawab, Ya udah,gak apa-apa. Tapi ibuku berpikiran lain..Kamu kan abis ini daftar ke SMP, Ke. Udah kamu tinggal di sini saja sama mama, biar Ocha sama bapakmu yang ke Jakarta. Nanti kan liburan semester masih bisa ke Jakartanya.Sebenarnya pada saat itu pikiranku sudah kemana-mana. Bagaimana kalau aku sudah tidak sempat melihat keadaan opung doli sampai liburan semester tiba? Bagaimana kalau Tuhan berkehendak lain? Namun pikiran-pikiran negatif itu segara aku lupakan dan aku langsung menjawab Ya udah deh,kagak apa-apa..

Liburan kenaikan kelas pun tiba, mamaku sedang mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa oleh bapak dan adikku.Udah gak ada yang ketinggalan kan Ma? tanya bapakku.Nggak jawab mama.Ya udah ya, kita berangkat dulu ya. Bapak dan adikku pun berpamitan kepada aku dan mama.Ya pak ,salam buat bou sama opung di sana ya jawab ku.Keesokan harinya bapak dan adikku memberi kabar lewat telepon bahwa mereka sudah sampai di Jakarta.Rencananya hari ini mau kemana, Pak? tanya ku.Ya ke Rumah Sakit lah. jawab bapakku.Emang di rawatnya dimana, Pak? tanya kulagi.Di Rumah Sakit Cikini.Ehmm,ya udah deh.Daaaa. Aku mengakhiri telepon.

Selagi bapak dan adikku sedang di Jakarta aku dan mamaku disibukkan dengan Penerimaan Siswa Baru jenjang SMP. Pada waktu itu aku mendaftar di SMPN 1 Kediri, dan pada hari pengumuman Penerimaan Siswa Baru namaku pun termasuk di dalamnya. Setelah hari pengumuman itu aku dan mamaku bergegas pergi ke sekolah baruku itu untuk memenuhi syarat-syarat yang lainnya dalam Penerimaan Siswa Baru. Setelah itu kamipun pulang ke rumah, dan singgah sebentar untuk menikmati segarnya Es Oyen di pinggir jalan. Lalu mamaku berinisiatif untuk menelepon bapakku. Ternyata yang mengankat telepon itu adalah adikku Hallo,Ocha ya ini?.Iya, Ma. jawab adikku.Gimana Dek, keadaanya opung doli? tanya mamaku.Lalu aku mendesak mamaku agar ganti aku yang berbicara.Hallo Cha, gimana keadaannya opung doli? tanyaku penasaran.Ya gitu deh,Opungnya susah makan,tadi aja baru mau makan pas gue suapin,itu juga makannya dikit doang. jawab adikku.

Hari demi hari berlalu, liburan kami pun hampir usai. Bapak dan adikku telah kembali pulang ke Kediri. Sesampainya di rumah bapakku langsung bercerita tentang keadaan kakekku.Si Ocha begitu masuk ruangannya opung langsung nangis, Bang. Cerita beliau kepadaku.Emang kenapa, Pak? tanyaku.Abisnya Opung Doli keliatan beda sih. Adikku memotong pembicaraan.Emang opung doli kenapa, Pak? tanyaku lagi.Mukanya udah bengkak,Bang. jawab bapakku.Waktu di rumah sakit Opung Boru (nenek), Bapak, Bou sama Uda (om) sempat dipanggil dokter, terus dokternya bilang kalo dari hasil rontgen di paru-paru opung doli ada airnya, nah airnya ini mau di sedot pake alat, tapi kalo abis di sedot airnya ada lagi dokternya ga berani nyedot lagi. Bapakku memberi penjelasan.Trus gimana, Bes? Mamaku penasaran.Ya akhirnya airnya itu di sedot, tapi abis disedot dan dirontgen kembali ternyata airnya itu ada lagi. Bapakku bercerita.Ya udahlah, yang penting kita di sini berdoa, semoga keadaannya opung doli bisa cepet sembuh. bapakku melanjutkan bicaranya.Amin jawabku.

Hari sekolah pun tiba, ini pertama kalinya aku masuk sekolah. Tentu saja di setiap sekolah mengadakan program MOS (Masa Orientasi Siswa). Waktu MOS aku banyak menganal teman-teman baru dan kakak-kakak kelas yang sok galak. MOS pun berakhir, jadwal formal sekolah pun dimulai, sebenarnya aku masih tidak begitu paham dengan pelajaran SMP, apalagi yang namanya Kimia dan Fisika. Tapi mau tidak mau aku tetap menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, guru-guru yang mengajar dan teman-teman baruku. Setelah sebulan lebih nampaknya aku sudah mulai bisa beradaptasi di sekolahku ini, berbaur dengan teman-temanku dan menerima pelajaran.

Malam itu aku dan adikku sedang menemani mamaku berjualan telur. Ya, kami memang membuka usaha dagang di rumah kami, telur-telur tersebut kami dapat dari peternakan kami yang ada di Blitar. Sedangkan bapakku sedang mengambil hasil ternak kami ke Blitar. Untuk mengusir rasa jenuh aku dan adikku malam itu saling usil dan bercanda. Saking parahnya bercanda, kami berdua sampai tertawa terbahak-bahak pada saat itu. Mamaku sudah menyuruh kami untuk berhenti tertawa. Sedang asyiknya kami bercanda, tiba-tiba Handphone adikku berbunyi. Setelah dilihat ternyata ada SMS dari bapakku.SMS dari siapa, Cha? tanyaku. Adikku langsung membaca isi SMS tersebut Dik, opung doli udah nggak ada. Seketika aku langsung kaget.Yang bener lu,Cha sentakku. Lalu aku langsung merebut HP dari tangan adikku dan kubaca isi SMS tersebut, dan ternyata benar ucapan dari adikku. Seketika aku langsung terdiam,dan merenungi apa yang terjadi, ternyata benar feelingku waktu itu, aku belum sempat menjenguk kakekku, aku belum sempat bertemu dengannya sewaktu beliau sakit. Sesal dan sedih bercampur jadi satu. Sedangkan adikku, ya adikku juga sempat terdiam lalu ia tak tahan menahan rasa sedihnya. Ia pun langsung menangis sambil berkata..

Opung Opung, kok cepet banget sih perginya.. Siapa yang nemenin aku lagi, Pung.Udah Cha, ini emang jalan Tuhan Cha, Opung udah nggak sakit-sakitan lagi, Cha. hiburku. Lalu mamaku langsung menyuruh aku untuk menutup toko kami, sedangkan aku dan adikku langsung mempersiapkan baju yang akan kami bawa esok hari, karena rencananya kami akan langsung pergi ke Jakarta. Mamaku sibuk mencari nomor telepon travel yang akan membawa kami ke Bandara Juanda, Surabaya lalu baru ke Jakarta dengan pesawat.

Keesokan paginya kami berempat sudah siap berangkat ke Surabaya. Kami berangkat jam 7 pagi, di perjalanan kami cukup menikmati perjalanan. Tiga jam perjalanan kami tempuh untuk sampai di Surabaya. Di perjalanan bapakku sibuk menelpon saudara kami yang ada di Surabaya untuk minta tolong mencarikan tiket pesawat. Ternyata kami mendapat tiket pesawat dengan jadwal jam 18.00 lalu bapakku menyetujui jadwal tiket tersebut untuk menunggu keberangkatan pesawat. Kami singgah di tempat saudara kami tersebut. Di sana kami bercerita banyak hal. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 kamipun bersiap-siap menuju bandara. Sesampainya di bandara kami berpamitan dan berterimakasih kepada saudara kami setelah itu barulah kami check in tiket pesawat dan menaruh barang kami untuk di masukkan bagasi baru setelah itu kami melakukan boarding pass. Setelah itu kami masuk ke terminal keberangkatan dan menunggu panggilan keberangkatan pesawat yang kami tumpangi. Beberapa menit kemudian panggilan keberangkatanpun dibunyikan. Kami berempat berjalan menuju pesawat. Sesampainya di pesawat, kamipun langsung mencari tempat duduk kami. Setelah menemukan tempat duduk kamipun langsung duduk dan mengikuti petunjuk-petunjuk keamanan yang di peragakan oleh pramugari. Pesawatpun bersiap-siap untuk take-off aku merasa deg-degan karena baru kali ini aku menaiki pesawat. Dan akhirnya pesawat yang kami tumpangi berhasil melakukan take-off. Di udara kupingku rasanya bindeng dan akupun gelisah, mungkin karena ini pertama kalinya aku naik pesawat. Satu jam kami menempuh perjalanan udara dari Surabaya ke Jakarta.

Satu jam berlalu, di bawah sana sudah ada tulisan Welcome to Jakarta. Ini berarti kami sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawatpun bersiap-siap untuk landing. Saat landing pesawat berguncang dan akhirnya berhasil landing. Setelah pesawat berhenti kami bergegas keluar dari pesawat dan langsung menunggu barang kami keluar dari bagasi. Setelah membawa semua barang-barang, kami langsung keluar dari terminal kedatangan. Di luar kami sudah ditunggu oleh saudara dari mamaku yang menjemput kami. Setelah bertemu kami langsung bersalaman dan saudara kami langsung mengucapkan belangsungkawa kepada kami sekeluarga, terlebih lagi kepada bapakku karena opung doliku ini adalah ayah dari bapakku.

Kamipun bergegas menuju mobil, ternyata di luar sedang hujan. Sesampainya di mobil kami langsung tancap gas menuju rumah kakek. Ternyata lalu lintas pada saat itu juga sedang macet. Karena saking lelahnya, tak terasa aku pun tertidur. Entah jam berapa kami sampai di rumah duka, tiba-tiba aku tidurku dibangunkan oleh mamaku. Lalu kami langsung masuk ke rumah duka pada malam itu, hujan mengiringi langkah kami, di halaman rumah aku kaget karena sudah banyak orang di sana. Kamipun terus masuk sampai ke dalam, di sana kami disambut nyanyian duka dari beberapa pelayat yang ada di situ dan isak tangis dari nenek, om, dan tanteku.Opung Doli udah nggak ada lagi,ke. ujar tanteku. Sedangkan bapakku langsung dipeluk oleh nenekku.Bapakmu sudah nggak ada lagi, Cok. Ujar nenekku sambil menangis (Cok,berasal dari kata Ucok yang artinya panggilan anak laki-laki pertama). Lalu akupun mendatangi peti mati dan di sana sudah ada kakekku yang berisitirahat dengan tenang. Aku pun sempat kaget melihatnya, karena wajahnya sudah bengkak dan rambut pendeknya pun sudah bertumbuh panjang. Air mataku pun jatuh pada saat itu, dan aku menciumnya keningnya untuk terakhir kalinya. Karena pada saat itu hari sudah malam, pemakamannya pun dilanjut kan esok hari. Kulihat jam dinding sudah menunjukkan kan pukul 00.00, dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur. Aku tidur di kamar Opung Doliku, masih teringat masa kecilku dimana saat aku masih sering tidur bersama kakekku itu. Ketika aku merasa kepanasan aku selalu memintanya untuk mengipasi aku. Sungguh berat memang melepaskan orang yang kita kasihi.

Kevin bangun Kevin. suara Mama ku saat membangunkan tidurku. Aku pun membuka mata dan melihat jam dinding. Ternyata sudah jam 5 pagi. Aku pun bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mandi pastinya. Selesai mandi aku duduk di dekat peti kakekku, terlihat di depan pagar sudah banyak saudara yang datang karena hari ini adalah acara adat dari meninggalnya kakekku. Nyanyian duka dan doa pun kami panjatkan. Setelah acara adat hampir selesai kami dari keluarga diberi kesempatan untuk melihat terakhir kalinya wajah dari kakek. Pada kesempatan itu aku kembali mencium keningnya, sedihku pun tak tertahankan.

Setelah acara adat selesai, jenazah kakekku pun di bawa ke Gereja untuk di doakan. Setelah di doakan di Gereja, jenazahnya langsung diambil alih oleh TNI Angkatan Darat untuk dimakamkan. Kulihat peti matinya diselimuti dengan Bendera Merah Putih. Kakekku akan dimakamkan di TMP Bahagia di daerah Bintaro. Dari Gereja kami menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Keluarga besar kamipun ikut mengiringi pemakaman kakekku. Setelah keluar masuk jalan tol akhirnya kami sampai juga di Kompleks TMP Bahagia. Setelah turun dari mobil kamipun masuk ke Kompleks Pemakaman tersebut. Di sana nampak makam-makam yang berjejer. Di sana juga ada makam massal dari korban pesawat yang jatuh saat membawa puluhan tentara. Makam kakekku masih masuk ke dalam dari pintu masuk TMP. Terlihat beberapa orang tentara menggotong peti kakek ku.

Setelah sampai di makam kakekku, upacara pemakaman militer pun di mulai. Kami mengikuti prosesi upacara pemakaman. Sampailah kami di ujung prosesi upacara pemakaman, hormat senjatapun dilakukan untuk menghargai pengabdian kakekku kepada negara, terdengar suara senapan sebanyak tiga kali, aku sempat kaget mendengar suaranya. Setelah itu peti mati kakekku pun dimasukkan ke dalam liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah peti mati kakekku masuk, bapakku pun melangkah mendekati makam kakekku dan meletakkan tanah pertama di makam kakekku. Terlihat air mata keluar dari mata bapakku, setelah itu pemakaman pun dilakukan secara biasa. Setelah pemakaman selesai kami pun berdoa sejenak agar kakekku beristirahat dengan tenang dan di terima di sisi-Nya.

Selamat jalan kakek ku.. Semoga kau tenang di sana.