KAJIAN TENTANG ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN …...BAB I PENDAHULUAN 1.1.latar Belakang Indonesia...
Transcript of KAJIAN TENTANG ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN …...BAB I PENDAHULUAN 1.1.latar Belakang Indonesia...
21If).
KAJIAN TENTANG ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN
PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)
DI DESA TUNJUK, KABUPATEN TABANAN
OLEH:
Ir.I Ketut Arsa Wijaya,M.Si.
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR-BALI
2016
21If).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Mahaesa atas
karunianya sehingga tulisan yang berjudul”Kajian Tentang Organisme
Pengganggu Tanaman pada Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) ” dapat
tersusun .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material
sehingga tulisan ini dapat terwujud.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis
berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir
kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
pembaca yang membacanya.
Denpasar,Mei 2016
Penulis
Ii
21If).
RINGKASAN
Penelitian yang berjudul “Kajian Tentang Organisme Pengganggu Tanaman
pada Budidaya Jamur tiram (Pleurotus ostreatus ) di Desa Tunjuk, Kabupaten
Tabanan”dilaksanakan pada bulan April 2016. Pengambilan data melalui wawancara
langsung dengan petani dan observasi langsung ketempat usahanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisme pengganggu tanaman pada
budidaya jamur tiram sangat perlu diperhatikan dan dikendalikan oleh karena dapat
menggagalkan usaha budidaya jamur tiram. Organisme pengganggu tanaman yang
ditemukan pada tempat penelitian adalah tikus, kecoak, laba-laba , Mucor sp . (jamur
hitam) dan jamur hijau (Trichoderma sp.). Besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh
organisme pengganggu tersebut masing-masing sebesar 0,08 %, 0,05%, 0,02 %, 0,10
% dan 0,07%.
Agar usaha budidaya jamur dapat terus berlanjut disarankan kepada dinas
Pertanian dan Hortikultura dapat membimbing dan mempromosikan usaha budidaya
jamur tiram. Bagi wirausaha penanganan organisme pengganggu tanaman sangat perlu
mendapat perhatian agar tidak mengganggu usaha budidaya jamur tiram.
iv
21If).
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................iii
RINGKASAN................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 27
V
21If).
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Besarnya kerusakan oleh organisme pengganggu tanaman pada budidaya jamur tiram...................................................................................24
Iii
21If).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan alam yang begitu
besar terutama tanaman pertanian /hortikultura yang sangat beragam. Kondisi
ini selayaknya membuka mata kita akan besarnya peluang usaha yang dapat kita
upayakan dibidang ini, didukung dengan angka pengangguran yang semakin
meningkat dan krisis pangan yang melanda dunia ,sejatinya kopmoditi ini bisa
menjadi pendoronng munculnya wirausahawan-wirausahawan baru dibidang
agribisnis yang penuh dengan kreatifitas dan inovasi,sehingga cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtra menjadi hal yang sangat mungkin
untuk dicapai.
Di indonesia jamur yang umum dibudidayakan untuk dikonsumsi ada
beberapa jenis yaitu tiram ,shitake,merang,kuping,lingzi dan champignon. Jamur
tiram adalah salah satu jenis jamur yang berkembang spora dengan ciri cirinya
adalah batangnya pendek, tubuh buahberwarna putih (tergantung jenis jamur
tiram abu-abu), kulit tudung agak tipis tapi rata(soenanto,2002). Di Bali jamur
tiram mulai dikembangkan sejak tahun 2000 oleh P.T. Alam Bali mushoom, yang
lebih dikenal dengan nama P.T. Albamas, merupakan Perusahan yang bergerak
dibidang budidaya jamur tiram . Salah satu usaha pertanian yang saat ini kian popular
karna peluangnya sangat prospektif dan potensial yaitu usaha Budidaya jamur tiram
(pleurotus ostreatus). Pertimbangannya antara lain:
1.Budidaya jamur tiram tidak mengenal musim sehingga dapat
menghasilkan keuntungan terus menerus sepanjang tahun.
2.Tidak memerlukan lahan yang luas.
1
21If).
2
3.Daya serap pasar sangat tinggi dan terus meningkat.
4.Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
5.Jamur tiram merupakan pangan alternative yang lezat,sehat dan bergizi
tinggi.
Budidaya jamur tiram adalah mengatur suatu kondisi tertentu sehingga
jamur tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Adapun pengaturan tersebut
berakibat pada perlu dilakukannya adaptasi substrat dan lingkungan agar jamur
dapat tumbuh seperti ditempat aslinya sehingga factor tumbuh dan lingkungan yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya jamur tiram (Nurzaman, 2009).
Jamur merupakan salah satu komoditi yang mempunyai masa depan yang
baik untuk dikembangkan,karena semakin banyak orang mengetahui nilai gizi dari
jamur dan manfaatnya bagi kesehatan manusia . Jamur banyak dikonsumsi sebagai
bahan makanan, sementara produksi jamur di Indonesia masih sangat
terbatas,mengakibatkan nilai ekonomi jamur semakin meningkat. Proses budidaya
jamur apabiladilakukan dengan baik, akan meningkatkan keuntungan ,namun yang
lebih utama adalah dapat menyediakan bahan makanan yang mengandung protein
tinggi dan harganyapun murah dibandingkan dengan bahan makanan lainnya
(Sinaga,1991) .
Meningkatnya permintaan jamur disebabkan oleh rasa jamur sendiri yang
enak dan nikmat, kandungan gizinya yang tinggi serta semakin banyaknya restoran
yangmenyediakan jamur sebagai salah satu menu masakannya. Produk jamur
merupakan jenis sayuran yang paling unggul dibandingkan dengan sayuran lain
karena kandungan gizinya yang tinggi dan sangat potensial sebagai makanan
kesehatan serta berkasiat obat (Soenarto,2000) . Kandungan nutrisi dalam setiap
100 gram jamur tiram sebagai berikut :protein 13,8 gram;serat 3,5 gram; lemak
1,41 gram; abu 3,6 gram; karbohidrat 61,7 gram; kalori 0,41 gram; kalsium
32,9gram; zat besi 4,1 gram; fosfor 0,31 gram; (FAO, 1992 dalam Aditya,2012).
21If).
3
Kabupaten Tabanan memiliki potensi yang besar untuk pengembangan
budidaya jamur tiram. Hal ini didukung oleh persyaratan budidaya jamur seperti
iklim dan kelembaban, suhu udara 22 C – 25 C cocok untuk tumbuh dan
berkembangnya jamur. Permintaan akan jamu tiram untuk pasar umum rata-
rata per hari sebesar 10 kg dan swalayan 12 kg. Hal ini didukung pula oleh
banyaknya tempat pemasaran umum maupun tradisional sebanyak 22 unit (BPS
Kapupaten Tabanan,2005).
Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehati-
hatian dalam melakukan penanganan produksi, salah satunya proses
pemeliharaan. Penyakit dan hama yang mengganggu tanaman dapat
menimbulkan pekerjaan baru yang harus segera ditangani. Cara yang paling
tepat untuk mengatasi penyakit dan hama adalah dengan metode pencegahan
karna mencegah lebih baik dari pada mengobati,
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul
”Kajian Tentang Organisme Pengganggu Tanaman pada Budidaya Jamur tiram”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis organisme pengganggu apa saja
yang mengganggu dan berapa besar gangguannya pada budidaya jamur tiram.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui organisme apa saja yang
dapat mengganggu budidaya tanaman jamur tiram dan berapa besar kerusakan
yang ditimbulkannya.
21If).
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat diharapkan memberi manfaat bagi :
1.Dunia usaha disektor agribisnis usaha jamur tiram yang merupakan komoditas
yang belum banyak dikembangkan di Kabupaten Tabanan.
2.Para ekskutif dan legislatif dalam usaha pengembangan potensi wilayah di
Kabupaten Tabanan.
3.Sebagai pendalaman keilmuan khususnya yang berkaitan dengan organisme
pengganggu tanaman jamur tiram yang ada di Desa Tunjuk.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian Kajian Tentang Organisme PenggangguTanaman pada Budidaya
jamu tiram(Pleurotus ostreatus ) ini dibatasi pada aspek jenis organisme
pengganggu tanaman dan besarnya prosentase gangguan yang ditimbulkanya.
21If).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Tanaman Jamur Tiram
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang enak dan dapat
dikonsumsi manusia atau disebut jamur edible. Jamur ini mempunyai tubuh buah
seperti daun telinga dengan bagian permukaan menglilap dan halus,sedangkan
bagian bawah berbulu halus yang menghasilkan spora.Jamur dapat bersifat
safrofit bila zat yang diambil untuk kebutuhan hidupnya diambil dari organisme
yan g masih hidup. Tubuh jamur terdiri dari filamen atau benang yang bercabang -
cabang yang disebut hifa.
Benang –benang tersebut dapat berkumpul dalam masa atau gumpalan
yang dinamakan misellium hifa yang mengandung nucleus d an sitoplasma yang
dapat dipisahkan oleh dinding sekat (septum) menjadi sel-sel atau segmen. Jamur
dapat tumbuh subur pada setiap lingkungan yang menyediakan makanan, suhu
nutrisi,kelembaban, pH dan perse diaan oksigen. Selama pertumbuhan miselium
akan menggunakan atau memanfaatkan senyawa sederhana seperti bahan terlarut
habis.
Jamur akan memanfaatkan atau merombak senyawa komplek menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Jamur tidak memerlukan energi atau hari seperti
tumbuhan yang berkloropil umumnya pada proses biologisnya , tetapi
menghasilkan sejumlah enzim ekstra seluler yang dapat mendegradasi senyawa
komplek yang larut dan kemudian diserap sebagai nutrisi (Soenanto,2000)
Jamur mempunyai rasa khas dan lezat,juga nilai gizi yang tinggi terutama
proteinyang berkualitas lebih baik dari pada protein nabati umumnya, sehingga
potensial sebagai sumber protein alternatif dalam upaya pemenuhan kebutuhan
protein. Dari 15 aasaasam asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh
,jamur mengandung paling sedikit 6-7 macam asam amino yang dibutuhkan tubuh
dan tidak mengandung kolesterol.
5
21If).
6
Selain ini jamur juga dipercaya berkasiat untuk mencegah berbagai macam penyakit.
Beberapa manfaat jamur untuk kesehatan adalah:
1.Mencegah penyakit darah tinggi.
2.Menurunkan kolesaterol dalam darah.
3.Menambah daya tahan tubuh dan vitalita
.
4.Mengandung senyawa lentrinon yang berguna untuk mencegah tumor dan
kanker.
Jenis-jenis jamur edible yang banyak dibudidayakan adalah jamur tiram, jamur
kupung, jamur merang, shitake dan champignon (Aditya,2012). Jenis-jenis jamur
tersebut memiliki keunggulan antara lain:
1.Mudah pemeliharaannya
2.Tidak membutuhkan lahan luas dan tanah yang subur
.
3. Umur panen relatif pendek
4.Bisa disimpan dalam bentuk kering sehingga memudahkan penyimpanan dan
pemasaran.
5.Peluang pasar cukup baik.
2.1.1 Ciri-ciri jamur tiram
Jamur tiram dikenal pula dengan nama Oyster Mushroom dan nama Ilmiahnya
Pleurotus ostreatus. Tangkal tudungnya menyerupai cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang
yang berada dipinggir (bahasa latin : Pleurotus) dan bentuknya seperti tiram
(ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.
Ukuran dan warna tudungnya bervariasi , tergantung dari jenisnya, Jamur tiram
termasuk organisme yang bersifat saprofit yaitu hidup pada bahan organik yang sudah
mati seperti kayu lapuk. Jamur tiram yang tumbuh didaerah dingin biasanya
tudungnya lebih tebal jika dibandingkan dengan jamur tiram yang tumbuh di suhu
yang lebih panas.
21If).
7
2.1.2. Kelasifikasi jamur tiram
Klasifikasi jamur tirambagai berikut:
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomatacese
Genus : Pleurotus
Species :Pleurotus ostreatus
2.1.3. Kandungan dan manfaat jamur tiram
Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gram jamur tiram sebagai berikut:
Kandungan Dalam gram
Protein 13,8
Serat 3,5
Lemak 1,41
Abu 3,6
Karbohidrat 61,7
Kalori 0,41
Kalsium 32,9
Zat besi 4,1
Fosfor 0,31
Vitamin B 1 0,12
Vitamin B 2 0,64
Vitamin C 5
Niacin 7,8
Sumbert : F A O (1992)
Jamur tiram memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan
bahan makanan lain seperti jamur merang,ur kuping, daging sapui, bayam, kentang,
kubis, seledri,buncis dan lain- l;ain. Jamur tiram memiliki kandungan protein dan
karbohidrat yang tinggi tetapi rendah lemak.
21If).
8
Jamur tiram juga memiliki manfaat dalam pengobatan seperti menurunkan
kolesterol darah. Konsumsi jamur tiram selamsa 3 minggu dapat menurunkan kadar
kolesterol; hingga 40 %. Selain itu jamur tiram dapat menyembuhkan
hipertensi,mencegah penyakit debetes mellitus , mempercpat pengeringan luka pada
perbukaan tubuh, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, serta mencegah penyakit
tumor atau kanker.kelenjar gondok, influensa, sekaligus memperlancar buang air
besar, Jamur mengubah selulosa menjadi polisaida yang bebas kolesterol sehingga
orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan struk .
2.1.4 Jenis –jenis jamur tiram
Ada beberapa jenis jamur tiram jamur konsumsi Ada beberapa jenis jamur tiram
yang yaitu: jamur tiram putih, jamur tiram merah jambu, jamur tiram merah dan jamur
tiram kelabuJamur tiram yang dikenal paling enak dan paling disukai masyarakat
sehingga paluig banyak dibudidayakan adalah janur tiram putih.
2.1.5 Jenis- jenis jamur konsumsi
a. Jamur Kancing atau Champignon ( Agaricus bisporus)
Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di
dunia, sekitar 38 % dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus)
atau Champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti
kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat mud . Di Prancis disebut sebagai
champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan , biasanya
digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin dan
selada. Jamur kancing memiliki aroma unik, sebagian orang ada yang menyebutnya
sedikit manis atau seperti daging. Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta
kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah
kalori, lima buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori.
b. Jamur tiram (Pleurotus sp.)
Tiongkok merupakan produsen jamur tiram yang utama. Sekitar 25 % dari total
produksi jamur dunia berupa jamur tiram. Jamur tiram dikenal pula dengan nama
populer Oyster Mushroom dan nama Ilmiah Pleurotus ostreatus. Tangkai tudungnya
21If).
9
menyerupai cangkang tiram dengan bagian tengah tegak agak cekung dan berwarna
putih hingga krem.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan
batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang yang sudah ditebang. Budidaya
jamur ini tergolong sederhana.jamur tiram biasanya dipelihara dengan media tanam
serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantong plastik.
c. Jamur Merang ( Volvariella volvaceae )
Sekitar 16 % dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang. Jamur
merang (Volvariella volvaceae), sinonim Volvaria volvaceae, Agaricus volvaceus,
Amanita virgata atau Vaginata virgata atau kulat jeramoe ( bahasa Aceh) merupakan
salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia
Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini telah lama dibudidayakan
sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk golongan jamur yang paling enak
rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.
d. Jamur Shiitake ( Lentinus edodes )
Jamur Shiitake paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di
Jepang,Tiongkok,danKorea Selatan. Sekitar 10 % dari total produksi jamur dunia
berupa jamur Shitake.Shitake disebut juga “Chinese Black Mushroom “ , sudah dikenal
sebagai jamur konsumsi sejak 2000 tahun yang silam di dataran Asia. Produksi jamur
Shiitake secara massal pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1940 an . Namun
budidaya secara tradisional sudah dimulai sejak 900 tahun yang silam di cina.
e. Jamur Kuping
Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tiongkok, terdiri dari jamur kuping
putih (Tremella fuciformis ), jamur kuping hitam ( Auricularia polytricha) dan jamur
kuping merah (-Auricularia auricula judae). Jamur kuping merupakan jamur yang
pertama kali dibudidayakan bahkan sebelum jamur Shiitake di Cina .
21If).
10
Di Indonesia jamur Kuping sangat lumrah dikenal di kalangan masyarakat
menengah ke bawah setelah jamur merang. Masyarakat tradisional masih sering
mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tum,buh pada batang –batang yang sudah
lapuk. Jamur kuping terutama jenis jamur kuping hitam ( Auricularia polytricha ), saat
ini sudah banyak dibudidayakan secara modern dalam log- log serbuk gergaji kayu.
Menurut data statistik produksi segar jamur kuping menempati urutan keempat (
346.000 ton ) setelah Champignon, Tiram dan Shiitake pada tahun 1991.
f..Jamur Enokitake ( Flammulina velutipes)
Jamur Enokitake ( Flammulina velutipes) dikenal juga sebagai jamur musim
dingin. Di wilayah dunia beriklim sejuk, jamur ini tumbuh di alam bebas pada suhu
udara rndah mulai musim gugur hingga musim semi. Jamur ini juga diketyahui tumbuh
di bawah salju. Jamur Enokitake biasanya tumbuh dipermukaan batang pohon Celtis
sinensis (bahasa Jepang: Enoki) yang sudah melapuk sehingga disebut Enokitake. Jamur
Enokitake hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah Enokitake hasil
budidaya terlihat beda dari Enokitake yang tumbuh di alam bebas. Jamur hasil budidaya
dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas
berwarna coklat hampir merah jambu.
g.Jamur Maitake (Grifola frondosa)
Jamur Maitake (Grifola frondosa ) mengeluarkan aroma arum kalau dimasak,
dikenal dalam bahasa Inggris sebagai hen of the woods.
h.Jamur Matsutake ( Tricholoma matsutake ( S.Ito et Imai Sing)
Jamur langka yang belum berhasil dibudiodayakan dan diburu di hutan pinus
wilayah beriklim sejuk. Jamur ini dapat dipanen pada musim gugur dan merupakan
jamur berharga sangat mahal di Jepang. DiJepang Matsutake adalah bahan makanan
mewah yang berharga sangat mahal. Jamur ini memiliki aroma harum yang kuat dan
dimakan setelah dipanggng sedikit di atas api, ditanak bersama beras menjadi nasi
matsutake( matsutake gohan) dan sebagai campuran dobin mushi ( sup dalam teko).
21If).
11
i.Jamur Truffle ( Tuber magnatum, Tuber aestivum, Tuber melanosporum, dan
Tuber brumale )
Jamur langka yang sulit ditemukan, sehingga untuk menemukannya
membutuhkan bantuan anjing dan babi yang memiliki pruffle adalah jamur termahal di
dunia. Jamur Truffle digunakan dalam jumlah sedikit sebagai penyedap pada masakan
Prancis seperti masakan Foie gras.
j. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum)
Menurut sejarah Cina ling zhi ditemukan oleh seorang petani bernama Seng
Nong. Ia dijuluki sebagai petani yang suci (holyfarmer). Seng Nong menyatakan kreteria
unggul nilai atau manfaat dari sebuah tanaman obat adalah bila dikonsumsi dalam
jangka waktu tidak lama tidak menimbulkan efek samping. Pada zaman Dinasti Shu
,sekitar 2400 tahun yang lalu , ling zhi hanya dikonsumsi untuk pengobatan para maha
raja dan bangsawan di negeri Cina, Pada masa itu lingzhi masih langka.
Sejak tahun 1971 seorang peneliti dari universitas Kyoto, jepang, bernama Yukio
Naoi mulai membudidayakan ling zhi. melalui eksperimen –eksperimennya , akhirnya
ya berhasil menemukan cara menumbuhkan ling zhi menggunakan limbah pertanian dan
kayu- kayu yang telah lapuk. Ling zhi m,emiliki sifat rasa pedas, pahit dan hangat.
Mengkonsumsi ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat melindungi orghan tubuh ,
membangun, mengobati dan berdmpak positif terhadap penyembuhan organ lain yang
Hasil berbagai penelitian yang dil;akukan di berbagai negara ling zhi berkhasiat
sebagai herbal anti diabets, anti hipertensi, anti alergi, antioksidan, anti (inflamasi), anti
hepatitis, anlgesik, anti HIV, sert perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau
wasir, anti tumor dan sistem imunitas (kekebalan tubuh).
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Jamur
Pertumbuhan jamur tiram akan optimal apabila kebutuhan hidupnya terpenuhi
baik dari segi nutrisi maupun lingkunganya.Adapun syarat tumbuh dari tanaman jamur
tiram adalah sebagai berikut:
21If).
12
1.Lokasi
Budidaya jamur tiram dapat tumbuh optimal sepanjang tahun di dataran yang
letaknya antara 400 m – 800 m di atas permukaan laut.. Sedangkan di daerah dataran
rendah biasanya pertumbuhan jamur tiram tidak begitu baik. Hal ini dapat disiasati
dengan membuat rumah jamur ( kumbung) di tempat yang teduh dekat dengan
pepohonan besar sehingga kelembabannya bisa tetap terjaga. Misalnya:
-Menggunakan bahan atap bangunan yang tidak menyerap panas.
-Meletakan beberapa tong /wadah air di dalam kumbung untuk membantu meningkatkan
kelembaban ruangan.
-Membuat bangunan kumbung ditempat yang teduh dekat dekat dengan pepohonan.
Menanam banyak tanaman (perdu) disekitar rumah kumbun jamg
.-Bangunan kumbung dibuat lebih tinggi minimal 4 m.
-Rak penyimpanan log jamur dibuat btidak lebih dari 3 log.
-Melakukan penyiraman .minimal 3 kali sehari.
2. Suhu
Miselium /pertumbuhan vegetatif dapat tumbuh optimal pada suhu 22 0
C-28 0 C.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah diperlukan suhu lebih rendah sekitar 20 0 C –
26 0
C. Kondisi suhu ruangan dapat diketahui dengan menggunakan termometer.
3.Kelembaban Udara
Seperti jamur lainnya, faktor kelembaban tinggi merupakan syarat utama yang
harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram. Kelembaban udara sangat berpengaruh
pada pertumbuhan jamur tiram. Pada pembentukan miselium diperlukan kelembaban
relatif 70 % - 80 % . Sedangkan saat pembentukan tubuh buah diperlukan kelembaban
80 % - 90 %.
21If).
13
Meskipun demikian jamur tiram cukup toleran terhadap kelembaban 60 % - 70 %. Cara
yang paling tepat untuk memastikan tingkat kelembaban ini adalah dengan
menggunakan higrometer.
4.Aerasi
Proses aerasi juga hal yang vital dalam pertumbuhan jamur tiram. Jamur tiram
seperti jamur lain pada umumnya memerlukan kadar oksigen lebih tinggi pada saat
pembentukan tubuh buah dibandingkan dengan pembentukkan miselium
(tahap vegetatif ).
5, pH (tingkat keasaman )
pH ideal untuk pertumbuhan miselium dan tubuh buah jamur tiram yaitu antara
5 – 7 . Pengukuran derajat keasaman atau kebasaan dapat menggunakan pH meter atau
kertas lakmus.
6.Kadar Air
Kadar air substrat/media untuk pertumbuhan vegetatif bergantung, pada jenis
media yang dipakai. Pada media kayu utuh, kadar air optimum adalah 45 – 60 %
sedangkan dengan media serbuk gergajian diperlukan kadar air 60 – 75 %.
7.Nutrisi
Seperti tumbuhan lainnya jamur tiram juga membutuhkan nutrisi terutama
sumber karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Sumber karbon berupa senyawa pektin,
hemiselulosa, dan pati. Sumber nitrogen dalam bentuk asam amino, ammonia, dan urea.
Kadar nitrogen harus dalam konsentrasi yang tepat karena kadar yang berlebihan
maupun kekurangan akan menghambat pertumbuhan. Kebutuhan vitamin dapat
terpenuhi melalui penambahan biji-bijian atau dedak. Sedangkan mineral dapat
terpenuhi melalui penambahan dari air dan media dasar.
21If).
14
8. Cahaya
Pada umumnya jamur memerlukan cahaya pada pase pertubuhan tubuh buah,
terutama pada saat perangsangan terbentuknya tubuh buah ( akhir fase vegetatif)
sedangkan fase pertumbuhan vegetatif miselium diperlukan kondisi gelap. Cahaya yang
diperlukan dapat diperoleh baik dari cahaya matahari maupun dari cahaya lampu.
Intensitas cahaya yang dianggap cukup apabila dalam ruangan kita dapat membaca
koran dengan jarak satu lengan antara koran dan mata.
2.3. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
2.3.1.Kumbung dan Rak Jamur
Kumbung atau rumah jamur adalah bangunan untuk tempat penanaman jamur
tiram. Budidaya dapat dilakukan didalam rumah, namun daya tampungnya
kemungkinan terbatas, oleh karena itu perlu dibangun rumah jamur yang lokasi sudah
diperhitungkan. Kumbung perlu dibangun dilokasi yang memenuhi syarat
kelembabannya dan suhu udara lingkungan. Adapun syarat untuk tempat membangun
kumbung adalah sebagai berikut:
1.Letak kumbung tersebut jauh dari tempat sampah,ternak dan sebagainya.
2.Dekat dengan sumber air.
3.Diusahakan berada ditempat yang teduh.
4.Bebas dari angin kencang. Kumbung sederhana pada umumnya dibuat dari kerangka bambu dengan
menggunakan atap genteng, daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami
padi atau bisa juga dibuat dari paranet. Di dalam kumbung dibuat rak- rak untuk
meletakkan baglog. Tinggi rak dibuat sedemikian rupa sesuai kapasitas baglog yang
diinginkan, bisa dibuat 3 (tiga) hingga 6 (enam) tingkat. Fungsi dari rak adalah untuk
menaruh media tanam (log) agar dapat menampung log dalam jumlah yang sesuai
dengan kaasitasnya dengan cara mempertinggi rak dan disekat-sekat untuk
meletakan media tanaman jamur. Untuk daerah panas sebaiknya kumbung dibuat
dengan ketinggian lebih dari 4 (empat )meter, dengan ketinggian rak maksimal 3
(tiga) tingkat.
21If).
15
2.3.2.Sarana dan prasarana
Menurut Soemanto(2000) menyatakan dalam berbudidaya jamur tiram
banyak alat yang akan digunakan dari awal budidaya sampai dengan kegiatan
pemanenan.
Peralatan dan bahan produksi yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Kukusan/ steamer. 2. Selang dan sprayer. 3. Plastik polypropylene, kapas, karet gelang. 4. Cangkul, sekop dan mesin pengaduk. 5. Thermohigrometer. 6. Serbuk kayu. 7. Timbangan.
Peralatan laboratorium yang diperlukan adalah: 1. Cawan petri/ tabung reaksi/ gelas kimia. 2. Alkohol 70 % dan semprotan kecil. 3. Bunsen dan spritus. 4. Kertas aluminium. 5. Gunting, jarum, jara, pisau, scalpel, batang pengaduk. 6. Autoclave/ panci presto. 7. Kertas saring. 8. Ruang isolasi/Laminar air flow. 9. Masker. 2.3.3.Pembibitan Soemanto (2000) menyatakan bahwa faktor penentu utama untuk
mendapatkan hasil panen yang baik adalah pemilihan serta pembuatan bibit yang
bagus. Membuat bibit jamur sendiri bukan suatu pekerjaan yang mudah,karena
dibutuhkan keakhlian dan keterampilan pengetahuan khusus. Biasanya pembuatan
bibit ini hanya dilakukan oleh pengusaha jamur dalam sekala besar,sehingga
diperoleh efisiensi.
2.4.Pembuatan Media Tanam Jamur tiram adalah jamur kayu,sehingga media yang digunakan tidak terlalu
jauh dari habitatnya yaitu serbuk gergaji tempat tumbuhnya. Media tumbuh jamur
tiram sebagaimana halnya jamur kayu lainnya berupa bahan yang mengandung lignin
21If).
16
dan selulosa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berkayu. Secara alami, jamur tiram
biasa tumbuh pada batang kayu yang telah mati.Untuk memudahkan proses budidaya
dan menurunkan biaya produksi biasanya produsen menggunakan media alternatif
seperti jerami padi, ampas tebu, sisa kertas, kulit kacang dan yang paling banyak
digunakan adalah serbuk gergajian. . Serbuk gergaji yang diipakai harus steril dari
hama cendawan liar,serta bebas dari pencemaran bahan bakar minyak. Pemilihan bahan
media ini tentunya berdasarkan tingkat efisiensi, harga yang murah, mudah diperoleh
dan hasil produksinya optimal.Media tumbuh atau serbuk kayu yang umum digunakan
adalah serbuk kayu albasiah (sengon). Kayu ini dapat dipilih karena bahannya yang
lunak sehingga memudahkan proses pengukusan dan penyerapan nutrisi serta senyawa-
senyawa lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur. Selain kayu albisiah bisa
juga digunakan jenis kayu lainnya dengan syarat kayu tidak beracun dan tidak
mengandung getah seperti pinus,cemara dan damar. Selain bahan serbuk gergaji perlu
ditambahkan pula bahan lain seperti dedak, kapur dan pupuk. Formula media tanam
untuk jamur tiram(log produksi F 3) adalah sebagai berikut:
1.Serbuk gergaji kayu =100 kg
2.Dedak =10 kg
3.Kapur (Ca CO3) =3 kg
4.Tepung jagung (tambahan) =5 kg
5.Gula merah (tambahan) =0,25 kg
6.Gypsum (CaSO4) (tambahan) =0,5 kg
7.TSP/ air kelapa (tambahan) =0,1 kg
8.kadar air =65 %
Bahan-bahan media yang telah disiapkan diaduk sedemikian rupa sehomogen
mungkin agar pertumbuhan miselium dapat merata keseluruh media tanam. Pengadukan
dapat dilakukan dengan cara mekanis ataupun manual. Apabila dilakukan secara manual
21If).
17
upayakan pengadukan lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang merata
terutama untuk bahan-bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah tercampur
dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses pencampuran
selesai lakukan pengomposan (permentasi) selama 3-5 hari. Proses pengomposan dapat
mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa
senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur
tiram. Lakukan pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata.
2.5 Pengantongan (longging)
Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media
yang telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian
tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Pemadatan media dapat dilakukan
dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir, atau bisa juga dilakukan secara mekanik
dengan menggunakan mesin pembuat baglog. Setelah diisi media pada bagian atas lalu
diberi ring bambu/ pipa dan ditutup dengan kapas sebagai tempat memasukkan bibit
atau tempat keluarnya jamur, setelah itu diikat dengan karet. Penutupan bisa juga
dengan menggunakan cincin penutup khusus.
2.5. Sterilisasi
Baglog yang telah siap selanjutnya diseterilisasi melalui proses pasteurisasi
dengan cara dikukus. Pasteurisasi yaitu pemanasan dengan suhu tidak lebih dari 100 0 C
dengan waktu tidak kurang dari 6 (enam) jam. Pada umumnya para produsen
melakukan pemanasan selama 8 -12 jam. Jika menggunakan autoclave/ steamer
bertekanan tinggi, pengukusan cukup dilakukan 1-2 jam saja. Setelah selesai baglog
didinginkan selama setengah sampai satu hari.
Sterilisasi bertujuan untuk membebaskan substrat tanaman/ log dari segala
mikroorganisme atau jamur-jamur liar agar tidak menjadi penghambat jamur yang
akan ditanam. Cara kerja dari proses sterilisasi adalah dengan memanfaatkan uap
panas yang dihasilkan selama 5-6 jam secara konstan dengan suhu 1000C.
21If).
18
2.6.Inokulasi dan Inkubasi
Inokulasi merupakan kegiatan memasukan bibit jamur kedalam log yang telah
diseteril terlebih dahulu. Proses inokulasi dilakukan didalam ruangan tertutup dan telah terjaga kebersihannya(steril).
Inkubasi adalah proses penyimpanan log yang sudah diinokulasi didalam
ruangan tertentu dengan suhu berkisar 220-250 C selama 30-35 hari sampai tumbuh
misselium (serat jamur) diseluruh bagian log.
2.7.Perawatan dan Pemeliharaan Tahap pemeliharaan adalah masa setelah inkubasi sampai masa panen, dimana pemeliharaannya adalah dengan cara melakukan penyiraman 2-3 kali sehari menggunakan sprayer , sehingga air siraman dapat berupa kabut dan merata keseluruhan bagian log (Soenanto,2000). 2.8. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah jamur tersebut cukup besar ditandai dengan
daun yang bergaris tengah 6-8 cm. Apabila pemanenan tidak dilakukan pada saat itu
maka kualitas jamur akan menurun karena daunnya akan mulai layu, sehingga sangat
mempengaruhi harganya.Begitu puila jika dilakukan pemanenan terlalu dini, maka
jumlahnya sangat banyak untuk memenuhi berat yang ditentukan sehingga
keuntungan yang didapatkan akan berkurang.
2.9.Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehati-hatian
dalam melakukan penanganan produksi salah satunya proses pemeliharaan. Hal
tersebut menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan hama yang menyerang
21If).
19
harus segera ditangani.Bagi sebagian orang ,cara yang paling mudah untuk
mengatasinya adalah dengan menggunakan fungisida, insektisida dan bahan kimia
lainnya.
Penggunaan bahan bahan kimia ternyata menimbulkan permasalahan baru,
tanaman jamur tiram menjadi tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk dikonsumsi
,sehingga dapat menurunkan harga jual. yang paling tepat untuk mengatasi hama dan
penyakit adalah dengan metode pencegahan,karena lebih baik daripada mengobati
Ada 4 cara / media utama yang dapat menyebabkan timbulnya hama dan
penyakit yaitu:
1.Udara
2.Air
3.Tanah
4.Manusia
Hama dan penyakit seperti spora jamur pengkontaminasi, bakteri pengganggu,
ataupun virus dapat menyebar dengan mudah melalui aliran udara. Bahkan hama
serangga dapat menyebar dengan cara terbang sekalipun melawan aliran udara.
Demikian pul;a dengan air, tanah dan manusia dapat membawa sumber penyakit
yang sama seperti udara. Pengetahuan mengenai sumber timbulnya hama dan
penyakit merupakan bagian penting dalam proses pencegahan, oleh karena itu
kunci pencegahan timbulnya berbagai macam hama dan penyakit adalah dengan
menjaga kebersihan dan sanitasi.
Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan yaitu:
1.Kelancran sirkulasi udara.
2.Kebersihan air.
3.Pasteurisasi yang sempurna dan steril.
4.Kebersihan pekerja.
5.Kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kumbung.
21If).
20
Organisme pengganggu tanaman yang dapat menyerang tanaman jamur
tiram adalah sebagai berikut (Aditya,2012):
1.Serangga Licoriella spp; Megaselia spp dan Lepidocyrtus spp yang dapat
merusak miselium dantubuh buah jamur tiram sehingga batang jamur tiram
berlubang dan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram menjadi terganggu (keriput)
2.Laba-laba dapat memakan miselium dan tubuh buah jamur tiram. Selain itu,
laba-laba juga dapat menyebarkan spora jamur pengganggu.Pencegahan dapat
dilakukan dengan menebarkan serbuk kapur pada permukaan lantai dan dinding
kumbung. Jika terdapat sarang laba-laba ( di sela –sela baglog) maka harus segera
dimusnahkan.
3.Cacing biasanya memakan miselium sehingga dapat mengakibatkan jamur tidak
tumbuh sama sekali.Hama cacing sangat kecil ( 1 mm) dan dapat berkembang
biak dengan cepat. Pencegahan hama cacing dapat dilakukan dengan proses
sterilisasi demngan sempurna sehingga telur-telur cacing mati.
4.Siput dapat memakan tubuh buah jamur yang baru tumbuh sehingga
pertumbuhan jamur tiram menjadi tidak optimal/rusak. Ruang kumbuing yang
tidak bersih dan lantai kumbung yang kotor dan becek seringkali mengundang
kedatangan siput. Salah satu cara alami untuk mencegah atau mengatasi serangan
siput yaitu dengan menyemprot lantai kumbung dan rak dengan ekstrak jarak
pagar.
5.Rayap dapat memakan zat yang terkandung dalam baglog jamur tiram sehingga
dapat menimbulkan kerusakan pada baglog . Cara sederhana untuk mengatasi
serangan rayap yaitu menyemprotkan ekstrak sereh kebagian tanah atau bagian
kumbung yang terkena serangan.
6.Trichoderma Spp. dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur tiram
sehingga dapat menggagalkan tumbuhnya tubuh buah jamur tiram. Ciri-ciri
kontaminasi yang disebabkan oleh jamur ini adalah timbulnya bintik-bintik atau
noda hijau pada media baglog jamur tiram. Cara mengatasi masalah ini adalah
dengan segera membuang baglog yang terkontaminasi. Sedangkan cara
pencegahannya dapat dilakukan dengan melakukan seterilisasi/desinfektasi
tenaga kerja dan peralatan yang dipergunakan untuk perawatan kumbung.
7.Mucor spp. Kontaminasi Mucor ditandai dengan timbulnya noda hitam pada
permukaan media baglog. Kontaminasi ini menyebabkan persaingan dengan
21If).
21
pertumbuhan miselium jamur tiram sehingga bisa menghambat atau
menggagalkan tumbuhnya tubuh buah jamur tiram. Pencegahan dapat dilakukan
dengan mengurangi jumlah susunan baglog jamur dan mengatur/menurunkan
suhu ruangan dengan membuka dan mengatur sirkulasi udara.
8.Penicillium spp. Kontaminasi ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna
coklat /merah tua yang pada akhirnya dapat menghambat tumbuhnya miselium
dan tubuh buah jamur tiram. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan ruangan incubasi. Cara mengatasi jamur ini adalah dengan
membuang media baglog yang terkontaminasi sehingga penyebarannya dapat
diputus/ditiadakan.
21If).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di Desa Tunjuk,
Kecamatan Tabanan, kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
metode purposive,yaitu suatu metode pemilihan lokasi penelitian secara sengaja
yan didasarkan pada alasan di desa tersebut telah banyak berkembang usaha
budidaya jamur tiram dan belum ada yang melakukan pengkajian yang sama.
3.2.Responden
Penelitian ini dilakukan pada seorang petani jamur tiran yang bernama
Agus. Petani jamur ini telah lama membudidayakan jamur tiram. Petani jamur ini
mulai bergerak dari pembuatan bibit, pembuatan log dan pemeliharaan tanaman
jamur.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan beberapa metode dan instrumen yaitu
dengan metode wawancara langsung kepada petani yang bersangkutan dengan
menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang sebelumnya telah
dipersiapkan. Selain itu dilakukan pula observasi langsung kelokasi penelitian
yakni ketempat usaha budidaya jamur tiram.
2.4 Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari petani melalui wawancara langsung,
selanjutnya dianalisis secara deskriptip.
22
21If).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil wawancara dan pengamatan langsung pada tanaman petani jamur tiram
di Desa Tunjuk, Kecamatan dan Kabupaten Tabanan diperoleh data bahwa
organisme pengganggu tanaman pada budidaya jamur tiram (Martana,2016)
sebagai berikut:
1.Kecoak dapat mengganggu tanaman jamur tiram dengan memakan miselium
yang baru tumbuh atau memakan sedikit demi sedikit tudung jamur.
2.Laba-laba dapat memakan miselium dan tubuh buah jamur tiram.Jika terdapat
laba-laba disela baglog segera dimusnahkan.
3.Tikus dapat mengganggu tanaman jamur dengan cara memakam atau melobangi
baglognya sehingga proses produksi menjadi gagal.
4.Trichoderma sp.(jamur hijau) yang ditandai dengan adanya bintik-bintik atau
noda hijau pada media baglog jamur tiram sehingga pertubuhan miselium jamur
tiram menjadi terhambat.
5.Mucor sp.(jamur hitam) yang ditandai dengan miselium berwarna hitam pada
baglog jamur sehingga pembentukan miselium jamur tiram terhambat.
Mengenai besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme
pengganggu tanaman tersebut diatas disajikan pada Tabel 1.
23
21If).
24
Tabel 1. Besarnya kerusakan oleh organisme pengganggu tanaman pada budidaya Jamur tiram
No Jenis OPT Jumlah log yang diamati(buah)
Jumlah log yang terserang(buah)
Persen tase log yang ter serang (%)
1 Tikus 1000 77 0,08
2 Kecoak 1000 45 0,05
3 Laba-laba 1000 20 0,02
5 Mucor sp. 1000 98 0,10
6 Jamur hijau(Trichoderma sp.)
1000 65 0,07
4.2.Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada budidaya jamur tiram ditempat yang
dilakukan penelitian ini ditemukan,organisme pengganggu tanaman sebanyak lima
jenis yaitu : tikus, kecoak, laba-laba, jamur hijau (Trichoderma sp.) dan (Mucor sp.).
Mengenai besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh masing-masing organisme
pengganggu tanaman adalah : tikus sebesar 0,08 %, kecoak sebesar 0,05 %, laba-laba
sebesar 0,02 %, jamur hitam (Mucor sp.) sebesar 0,10 % dan jamur hijau
(Trichoderma sp.) sebesar 0,07 %.
Mucor spp. menunjukkan tingkat serangan yang paling tinggi dibandingkan
dengan yang lainnya. Penyebab dari serangan jamur hitam dapat diperkirakan dari
kurang sterilnya bag log yang ditanami jamur , sehingga jamur hitam bisa masuk dan
berkembang dalam bag log. Kurang sterilnya bag log bisa disebabkan karna waktu
pemanasan atau pemanasannya tidak sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan.
Menurut Aditya (2012) sterilisasi dilakukan melalui proses pasteurisasi dengan
cara dikukus dengan suhu tidak lebih dari 100 derajat Celcius dengan waktu tidak
kurang dari enam jam. Kemungkinan yang lain masuknya jamur hitam pada bag log
dapat terjadi pada saat penanaman(inokulasi) bibit jamur yang kurang teliti sehingga
terjadi kontaminasi oleh jamur lain. Usaha untuk memperkecil kerusakan yang
25
21If).
disebabkan oleh jamur hitam dapat diatasi dengan cara melakukan sterilisasi yang
bagus pada bag log dan berhati-hati dalam inokulasi bibit jamur tiram. Bila sudah
terjadi kontaminasi pada baglog , dapat dilakukan dengan membuang seluruh baglog
yang terkontaminasi sehingga proses penyebarannya dapat terputus.
Organisme pengganggu tikus menempati besarnya seramngan yang kedua yaitu
sebesar 0,08% ,yang selanjutnya disusul oleh organisme pengganggu jamur hijau
(0,07%), kecoak (0,05%) dan yang terkecil adalah oleh laba-laba sebesar 0,02 %.
Serangan oleh tikus terjadi pada bag log yang sumber penanaman bibit jamur dengan
bahan dari gabah (padi) yaitu dengan cara melobangi bag log dan memakan bibit
jamur sehingga bag log menjadi rusak (berlobang-lobang) ,yang pada akhirnya
pertumbuhan jamur terganggu ,bahkan jamur tak dapat tumbuh. Usaha untuk
mengatasi serangan oleh tikus dengan cara memberi umpan beracun (kelerat) pada
lokasi bag log dan dapat pula dilakukan dengan membunuh langsung tikus tersebut.
BAB V
21If).
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Organisme pengganggu tanaman pada budidaya jamur tiram ditemukan sebanyak
lima jenis yaitu: tikus, kecoak, laba-laba, jamur hitam (Mucor sp.) dan jamur hijau
(Trichoderma Sp.).
2.Besarnya gangguan yang disebabklan oleh organisme pengganggu tanaman pada
budidaya jamur tiram adalah : tikus sebesar 0,08 %, kecoak sebesar 0,05 %, laba-
laba sebesar 0,02 % , jamur hitam(Mucor Sp.) sebesar 0,10 % dan jamur hijau
(Trichoderma Sp,) sebesar 0,07%.
5.2.Saran-saran
1.Perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra terhadap gangguan dari organisme
pengganggu tanaman agar tidak terjadi gangguan yang lebih besar pada tanaman
jamur tiram.
2.Sterilisasi dan inokulasi bibit jamur tiram sangat perlu diperhatikan untuk
meniadakan atau memperkecil tingkat kerusakan dari organisme pengganggu
terutama oleh jamur hitam dan jamur hijau.
26
DAFTAR PUSTAKA
21If).
Aditya,R.2012. Panduan Budidaya Jamur Tiram. Limited Edition.
Antara.2005. Silabus Mata Kuliah Metodelogi Penelitian .Bahan Ajar.Denpasar. Magister Manajemen Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Anonim.2006. Pelatihan Budidaya Jamur,Padma Herbal Koperasi Tunjung Mahattma Kabupaten Tabanan.
Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. 2005. Data Hortikultura.Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan.
Ibrahim,J.2003.Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Revisi Cetakan ke 2 PT Renika Cipta Jakarta.
Karjono.1992.Jamur Merang.Trubus Edisi juni 1992.
Martana (2016) .Wawancara langsung dengan petani jamur tiram di Desa Tunjuk, Kecamatan dan Kabupaten Tabanan.
Sinaga 1990 .Jamur dan Budidaya PS Seri Pertanian XCVII/293/90.
Soenanto,H.2000.Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha.Aneka Ilmu.Semarang.
27
21If).