kajian stilistika

12
Kajian Stilistika Pada Cerpen Mereka Bilang Saya Monyet Karya Djenar Maesa Ayu Oleh : Yohan Mahrum Mutaqin PENDAHULUAN Dewaasa ini pengkajian sastra mendapat perhatian tidak hanya dari para ahli atau kritik sastra, tetapi juga dari para peminat dan penggemar sastra. Pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan dengan berbagai pendekatan ekstrinstik seperti pendekatan sosiologis, psikologis, biografis, historis, dan juga dan juga dengan menggunakan pendekatan intrinsik, seperti pendekatan structural, yaitu pengkajian yang menelaah bagaimana unsur-unsur struktural membangun karya sastra. Karya sastra sebagai sasaran kajian stilistik antara lain terwujud sebagai print-out ataupun tulisan. Print-out tersebut, dapat berupa kata- kata, tanda baca, gambar, serta bentuk tanda lain yang dapat dianalogikan sebagai kata-kata. Secara potensial print-out itu dapat membuahkan gambaran, obyek atau peristiwa, gagasan, satuan isi dan ideology. Sebab itu printout tersebut merupakan wujud pelambangan sekaligus artefak kebudayaan

Transcript of kajian stilistika

Page 1: kajian stilistika

Kajian Stilistika Pada Cerpen Mereka Bilang Saya MonyetKarya Djenar Maesa Ayu

Oleh : Yohan Mahrum Mutaqin

PENDAHULUAN

Dewaasa ini pengkajian sastra mendapat perhatian tidak hanya dari

para ahli atau kritik sastra, tetapi juga dari para peminat dan penggemar

sastra. Pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan dengan berbagai

pendekatan ekstrinstik seperti pendekatan sosiologis, psikologis, biografis,

historis, dan juga dan juga dengan menggunakan pendekatan intrinsik,

seperti pendekatan structural, yaitu pengkajian yang menelaah bagaimana

unsur-unsur struktural membangun karya sastra.

Karya sastra sebagai sasaran kajian stilistik antara lain terwujud

sebagai print-out ataupun tulisan. Print-out tersebut, dapat berupa kata-

kata, tanda baca, gambar, serta bentuk tanda lain yang dapat dianalogikan

sebagai kata-kata. Secara potensial print-out itu dapat membuahkan

gambaran, obyek atau peristiwa, gagasan, satuan isi dan ideology. Sebab

itu printout tersebut merupakan wujud pelambangan sekaligus artefak

kebudayaan yang mengandung sesuatu yang lain di luar wujud

kongkretnya sendiri.

Pengkajian dalam karya sastra dapat juga dilakukan dengan

kombinasi beberapa pendekatan.Setiap pengkajian sastra bertujuan agar

karya sastra itu dapat dipahami lebih baik dan dengan demikian dapat

dinikmati (dulce) lebih intens serta ditarik manfaatnya (utile) dalam

memahami hidup ini.

Pada pengertiannya sendiri, Karya sastra merupakan sebuah karya

yang pada hakikatnya dibuat dengan mengedepankan aspek keindahan di

samping keefektifan penyampaian pesan.Aspek keindahan tersebut sengaja

dibentuk oleh pengarang dengan memanfaatkan potensi bahasa yang digali

dari kekayaan bahasa setempat.Aspek keindahan itu juga yang digunakan

oleh pengarang agar dapat memberikan daya tarik kepada suatu karya

Page 2: kajian stilistika

sastra sehingga mampu memikat pembacanya.Ciri khas pengarang yang

menjadi daya tarik dari suatu karya dapat dikaji dengan kajian stilistika.

TINJAUAN PUSTAKA

Cerpen

cerita pendek adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang

suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.

Sebuah cerpen biasanya akan langsung mengarah ke topik utama cerita

karena memang alur ceritanya cuma sekali dan langsung tamat.

Semi mengemukakan (1993:34), cerpen ialah karya sastra yang

memuat penceritaan secara memusat kepada suatu peristiwa pokok saja.

Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah cerpen, tanpa kecuali

ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok.

Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah

cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto

spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.

Di dalam kesingkatannya itu cerpen akan dapat menampakan

pertumbuhan psikologis para tokoh ceritanya, hal ini berkat perkembangan

alur ceritanya sendiri. Ini berarti, cerpen merupakan bentuk ekspresi yang

dipilih dengan sadar oleh para sastrawan penulisnya.

Maka dengan itu dalam makalah ini saya akan mengkaji cerpen

Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu dengan

menggunakan kajian stilistika.

Stilistika

Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan

diri pada analisis gaya bahasa. Menurut Richard et al. (1992), kajian

mengenai gaya bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan, namun stilistika

cenderung melakukan kajian bahasa tulis termasuk karya sastra. Stilistika

mencoba memahami mengapa si penulis cenderung menggunakan kata-

kata atau ungkapan tertentu. Adakalanya stilistika digunakan untuk

Page 3: kajian stilistika

maksud yang lebih luas, yaitu menandai gaya bahasa berdasarkan variasi

bahasa regional dan juga variasi bahasa sosial.

Stilistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang stile. Stile

adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana seorang

pengarang mengungkapkan sesuatu hal yang akan dikemukakan. Stile atau

gaya bahasa merupakan cara ekspresi kebahasaan oleh pengarang. Pradopo

(1994) menyebutkan bahwa gaya bahasa adalah bagaimana seorang

penulis berkata mengenai apapun yang dikatakannya. Dengan kata lain

bahasa merupakan penggunaan bahasa atau cara bertutur secara khusus

untuk mendapatkan efek tertentu, baik efek estetis atau efek puitis.

Analisis stilistika merupakan sebuah metode analisis karya sastra.

Analisis karya sastra ini bertujuan untuk menggantikan kritik yang

sifatnya subjektif dan impresif dengan analisis stile yang sifatnya obyektif

dan ilmiah.Untuk memperoleh bukti-bukti konkret stile pada sebuah karya

sastra, harus dikaji tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah sruktur lahir

suatu karya sastra.Kajian stile dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur

stile dalam karya sastra untuk mengetahui konstruksi masing-masing unsur

untuk mencapai efek keindahan (estetis) dan unsur yang dominan dalam

karya sastra tersebut.

PEMBAHASAN

Gaya Hiperbol dalam Cerpen Mereka Bilang Saya Monyet

Pusat perhatian bahasa adalah style, yaitu cara yang digunakan

seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan

menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat

diterjemahkan sebagai gaya bahasa.

Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya.

Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya

pemerkayaan makna, baik penggambaran objek dan peristiwa secara

imajinatif, maupun pemberian efek emotif tertentu bagi pembacanya

(Aminnudin, 1995: v).

Page 4: kajian stilistika

Sesungguhnya gaya bahasa terdapat segala ragam bahasa, ragam lisan

atau ragam tulisan, ragam nonsastra atau ragam sastra, karena gaya bahasa

adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu

untuk maksud tertentu.

Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat,

majas dan citraan, pola rima, matra yang digunakan seorang sastrawan.

Seperti pada Cerpen Mereka Bilang Saya Monyet Karya Djenar

Maesa Ayu, dalam penulisannya dia menggunakan gaya bahasa yang

terbilang sangat fulgar. Dengan gaya yang seperti itu, gaya tersebut dapat

menjadi ciri dari Djenar sendiri.

Namun, pada pembahasan ini saya akan mengkaji Cerpen Mereka

Bilang Saya Monyet Karya Djenar Maesa Ayu dengan menggunakan Kajian

Srilistik Pada Gaya Hiperbol.

Gaya hiperbol adalah gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal. Cerpen

Mereka Bilang Saya Monyet ini merupakan kumpulan dari cerpen yang

berjudul Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu. Cerpen ini

terdiri dari 11 kumpulan cerpen, dari kumpulan cerpen tersebut ada dua

judul cerpen yang menginspirasi pengarang untuk dijadikan Film, yaitu

cerpen Mereka Bilang Saya Monyet yang dipadukan dengan cerpen yang

berjudul Lintah. Setelah saya baca kumpulan cerpen tersebut, gaya bahasa

yang digunakan pengarang sangat fulgar dan bisa dikatakan sangat

berlebihan. Pengarang menggunakan nama-nama binatang sebagai nama

dari tokoh di dalamnya. Tapi, dengan gaya tersebut itu mencirikan dari

penulisan pengarang itu.

Penulisan gaya hiperbol dalam cerpen Mereka Bilang Saya Monyet

dapat terlihat pada kutipan sebagai berikut, “sepanjang hidup saya melihat

manusia berkaki empat”, “yang saya tahu saat itu hanya hati saya terasa

ngilu bagai disayat-sayat sembilu”, “laki-laki berkepala Buaya dan

berekor kalajengking duduk tepat di sebrang saya”, “yang berkepala

gajah, wajah abu-abunya berubah menjadi merah”, “mata saya

Page 5: kajian stilistika

bertubrukan dengan mata Si Kepala Buaya yang berekor kalajengking

itu”, “mungkin saya harus mencolok mata mereka hingga buta supaya

mereka bisa melihat dunia lewat pintu hati mereka, dan mereka tahu apa

yang sebenarnya disebut peresaan!”.

Dengan bahasa yang berbunga-bunga dan bermajas , pengarang

berusaha menarik perhatian pembaca kepada bentuk estetikanya, “bahasa

nan indah”, baru kemudian kepada gagasan yang hendak di sampaikan.

Sebuah gagasan yang biasa saja jadi tampak megah karena dibungkus

dengan baju yang berenda-renda tetapi agak berlebihan. walaupun agak

berlebihan namun itulah sebenarnya keindahan dalam sebuah gaya. Artinya,

dengan gaya tersebut pengarang tidak langsung kepada inti dari makna

tersebut, melainkan membungkusnya dengan mengunakan gaya bahasa agar

terkesan indah, sehingga pembaca dapat menikmatinya.

Mengingat pada gaya bahasa, tidak terlepas dari pilihan kata atau

diksi. Diksi sangat berpengaruh pada gaya bahasa, dengan diksi yang tepat

pengarang dapat menyampaikan idea tau gagasannya dengan baik dan

maksudnyapun akan tersampaikan pada pembaca. Maka dari itu pengarang

selalu memikirkan kata-kata yang lebih pantas untuk digunakan atau

dituliskan.

Kedua unsur tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam menulis

sebuah karya sastra. Karena dengan pengarang menggunakan unsur tersebut,

sebuah karya sasta akan terkesan indah dan pembaca dapat menikmati

keindahan bahasanya yang terkesan berlebihan.

PENUTUP

Pada cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu,

Gaya bahasa yang digunakan terkesan agak berlebihan. Dengan gaya bahasa

yang fulgar dia mencoba menyampaikan maksud dari gagasan-gagasannya

lewat bahasa yang digunakan. Walaupun demikin bahasa yang digunakan

terasa lebih indah.

Page 6: kajian stilistika

Sejatinya gaya bahasa adalah nyawa dalam sebuah karya sastra, tanpa

adanya gaya bahasa di dalam sebuah karya sastra, karya sastra tersebut

terkesan biasa saja dan kurang menarik. Maka dari itu pengarang harus

memikirkan kata-kata yang lebih pantas untuk digunakan atau dituliskan

dalam pembuatan sebuah karya sastra, agar pembaca dapat menikmati gaya

bahasa pengarang tersebut.

Page 7: kajian stilistika

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1995. Stilistika Pengantar Memahami Bahasa Dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka

Kusmayadi, Ismail. 2008. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Maesa Ayu, Djenar. 2009. Mereka Bilang Saya Monyet. Jakarta: P.T Gramedia Utama.

Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa

Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti

MAKALAH

Page 8: kajian stilistika

KAJIAN STILISTIKA PADA CERPEN MEREKA BILANG SAYA

MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

Diajukan sebagai tugas UAS Mata Kuliah

Stilistika

disusun oleh :

YOHAN MAHRUM MUTAQIN

2222102104

V E DIKSATRASIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2013