KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita …eprints.uny.ac.id/9808/2/BAB...

17
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita Sedang 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang Anak tunagrahita sedang biasa disebut dengan anak mampu latih, artinya anak masih mampu dilatih keterampilan sesuai kemampuan yang dimilikinya dengan latihan secara rutin. Kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita sedang adalah kemampuan keterampilan yang sifatnya sederhana. Anak tugrahita sedang memiliki IQ antara 20/25-50/55 (Sri Rumini 1987:42). Sementara itu, dari ahli lain juga mempunyai pendapat yang hampir sama, menurut Astati (1995: 17) anak tunagrahita sedang pada umumnya dapat mengurus diri, mengerjakan sesuatu yang sederhana dan sifatnya rutin, bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan terbatas. Ada diantara anak tunagrahita sedang yang memperlihatkan ciri fisik yang berbeda dengan anak normal. Perbedaan-perbedaan itu adalah koordinasi motorik yang tidak baik, kurang keseimbangan, tidak dapat mengucapkan kata dengan jelas sehingga kesulitan dalam berkomunikasi. Selanjutnya, ditegaskan kembali menurut Lumban Tobing (2001: 8), anak tunagrahita sedang lambat perkembangan komprehensi dan penggunaan bahasanya, dan pencapaian bidang ini terbatas. Pencapaian dalam mengurus diri dan kecakapan motorik juga terlambat dan beberapa diantara anak tunagrahita sedang yang membutuhkan supervisi seumur hidup.

Transcript of KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita …eprints.uny.ac.id/9808/2/BAB...

11

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita Sedang

1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang biasa disebut dengan anak mampu latih,

artinya anak masih mampu dilatih keterampilan sesuai kemampuan yang

dimilikinya dengan latihan secara rutin. Kemampuan yang dimiliki anak

tunagrahita sedang adalah kemampuan keterampilan yang sifatnya

sederhana.

Anak tugrahita sedang memiliki IQ antara 20/25-50/55 (Sri Rumini

1987:42). Sementara itu, dari ahli lain juga mempunyai pendapat yang

hampir sama, menurut Astati (1995: 17) anak tunagrahita sedang pada

umumnya dapat mengurus diri, mengerjakan sesuatu yang sederhana dan

sifatnya rutin, bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan terbatas.

Ada diantara anak tunagrahita sedang yang memperlihatkan ciri fisik yang

berbeda dengan anak normal. Perbedaan-perbedaan itu adalah koordinasi

motorik yang tidak baik, kurang keseimbangan, tidak dapat mengucapkan

kata dengan jelas sehingga kesulitan dalam berkomunikasi. Selanjutnya,

ditegaskan kembali menurut Lumban Tobing (2001: 8), anak tunagrahita

sedang lambat perkembangan komprehensi dan penggunaan bahasanya,

dan pencapaian bidang ini terbatas. Pencapaian dalam mengurus diri dan

kecakapan motorik juga terlambat dan beberapa diantara anak tunagrahita

sedang yang membutuhkan supervisi seumur hidup.

12

Mengutip dari beberapa pendapat di atas, maka penulis menegaskan

bahwa yang dimaksud dengan anak tunagrahita sedang adalah anak yang

mempunyai hambatan dalam berpikir, mengalami kelambatan dalam

perkembangan dan bahasanya, dan keterbatasan dalam kecakapan

motoriknya, sehingga kemampuan yang bersifat akademik sangat kurang,

namun masih dapat diberikan keterampilan sederhana yang bersifat

rutinitas.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang

Karakteristik merupakan ciri khusus yang dimiliki anak tunagrahita

sedang yang menunjukkan kondisinya. Kondisi yang ada tersebut berbeda-

beda sesuai dengan keadaan awal anak dan pengaruh di sekeliling anak.

Berawal dari pengetahuan tentang karakteristik ini maka dapat diketahui

dan dipahami kondisinya sehingga akan dapat memberikan penanganan

yang sesuai yang diperlukan oleh anak terutama yang berkaitan dengan

akademik.

Moh. Amin (Mumpuniarti, 2000: 42) berpendapat bahwa anak

tunagrahita sedang hampir tidak dapat mempelajari pelajaran akademik,

anak tunagrahita sedang pada umumnya belajar secara membeo,

perkembangan bahasanya sangat terbatas daripada anak tunagrahita

ringan. Anak tunagrahita sedang masih mempunyai potensi untuk dilatih

memelihara diri dan beberapa pekerjaan yang memerlukan latihan secara

mekanis. Mengutip dari Mumpuniarti (2007: 25) karakteristik secara rinci

adalah sebagai berikut:

13

a. Karakteristik fisik, anak tunagrahita sedang lebih menampakkankecacatannya, penampilannya nyata sekali sebagai anak terbelakangdan koordinasi motoriknya lemah.

b. Karakteristik psikis, pada umur dewasa anak tunagrahita sedang barumencapai kecerdasan setaraf anak normal umur 7 tahun atau 8 tahun.Anak nampak hampir tidak mempunyai inisiatif, kekanak-kanakan,sering melamun, atau sebaliknya hiperaktif.

c. Karakteristik sosial, banyak diantara anak tunagrahita sedang yangsikap sosialnya kurang baik, rasa etisnya kurang, dan nampak tidakmempunyai rasa terima kasih, rasa belas kasihan dan rasa keadilan.

Ahli lain juga berpendapat yang lebih luas dari karakteristik di atas,

menurut Muhammad Efendi (2006: 98) karakteristik anak tunagrahita

sedang adalah sebagai berikut:

a. Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkrit dan sukar berpikirabstrak.

b. Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.c. Kemampuan sosialisasinya terbatas.d. Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit.e. Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang diamati.f. Kerap kali diikuti gangguan artikulasi bicara.

Perkembangan motorik tidak dapat digunakan sebagai ukuran

khusus bagi perkembangan kognitif. Keterlambatan dalam kecakapan

motorik merupakan presentasi yang umum dijumpai pada gangguan

perkembangan. Anak dengan hendaya (impairment) motorik mungkin

mempunyai intelegensi yang normal, namun keterlambatan di bidang

motorik merupakan gejala yang umum dijumpai pada retardasi mental dan

sering pula merupakan gejala pendahulu daripada gangguan belajar

(learning disabilities) (Lumban Tobing, 2001: 8).

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak

tunagrahita mempunyai karakteristik yang unik yang lebih mudah dikenali

yakni mempunyai kecakapan yang rendah baik kecakapan fisik, sosial

14

maupun psikis. Karakteristik tunagrahita sedang secara fisik

menampakkan sekali sebagai anak terbelakang dengan koordinasi motorik

lemah. Karakteristik sosial yang memerlukan arahan dan bimbingan

khusus serta bekal kehidupan yang harus diberikan untuk masa depannya.

Anak tunagrahita sedang hanya mampu berpikir konkrit sehingga

kemampuan yang dapat dikembangkan yaitu diberikan sedikit pelajaran

menghitung, menulis, dan membaca yang fungsional untuk kehidupan

sehari-hari sebagai bekal mengenal lingkungannya serta latihan-latihan

memelihara diri dan beberapa keterampilan sederhana. Anak tunagrahita

sedang dalam melakukan kecakapan hidup sehari-hari masih

membutuhkan bantuan yang intensif dari luar, memerlukan banyak latihan

termasuk latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya.

B. Tinjauan Tentang Motorik Halus

1. Pengertian Motorik Halus

Berdasarkan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) pada mata

pelajaran sensomotorik, olah raga dan kesehatan, salah satu ruang lingkup

latihannya adalah latihan motorik berupa latihan motorik kasar dan

motorik halus. Supaya memperjelas permasalahan ini, maka akan

diuraikan pengertian motorik halus. Menurut Astati (1995: 21) pengertian

motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu

saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, membutuhkan koordinasi gerak

dan daya konsentrasi yang baik.

15

Ahli lain berpendapat yang juga tidak jauh berbeda dan dilengkapi

dengan contoh aktivitas yang menggunakan motorik halus. Yudha M.

Saputra & Rudyanto (2005: 118), menjelaskan bahwa motorik halus

adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus

(kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun

balok dan memasukkan kelereng. Pendapat tersebut lebih dilengkapi oleh

ahli lain dengan melibatkan tujuan yang ingin dicapai yang sesuai dengan

pandangan ahli. Motorik halus adalah keterampilan yang memerlukan

kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai

keberhasilan pelaksanaannya (Sumantri, MS, 2005: 271)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan motorik halus adalah kemampuan gerakan-gerakan yang

halus, yang dilakukan dengan jari-jari tangan seperti ketepatan gerak

tangan, kelembutan gerak tangan, koordinasi gerakan mata dan tangan

serta kelenturan gerak tangan.

2. Fungsi Motorik Halus

Setiap anak mengalami fase perkembangan motorik. Perkembangan

motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Keduanya

mempunyai fungsi yang penting. Motorik halus mempunyai fungsi yang

sangat diperlukan oleh anak tunagrahita sedang dalam melaksanakan

aktivitas kesehariaannya.

Aktivitas yang dilakukan oleh anak guna mendukung kemampuan

motorik halusnya harus dilatih dengan berbagai latihan dan dikemas dalam

16

sebuah permainan, dimulai dengan aktivitas yang berhubungan dengan

motorik. Fungsi aktivitas motorik dalam permainan (Ratih Zimmer

Gandasetiawan, 2009: 87) adalah sebagai berikut:

a. Menambah spontanitas anak.b. Menambah kepercayaan diri anak.c. Menjadikan kognisi anak berkembang dengan cemerlang.d. Anak cepat belajar dalam memutuskan hal yang penting bagi dirinya,

dan dapat mengatur tutur bahasanya.e. Mempunyai kemampuan membaca perasaan orang lain, kritis dan

mampu menuangkan ide-ide cemerlang.

Definisi selanjutnya dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock (1978:

162) bahwa fungsi keterampilan motorik adalah membantu anak untuk

memperoleh kemandiriannya, dan berfungsi untuk membantu mendapatkan

penerimaan sosial.

Penjelasan mengenai fungsi motorik di atas masih cukup sempit,

secara lebih spesifiknya berkaitan dengan fungsi perkembangan motorik

halus akan ada pendapat dari ahli lain. Menurut Yudha M. Saputra (2005:

11) fungsi pengembangan motorik halus adalah:

a. Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan.

b. Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan

dengan gerakan mata.

c. Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi motorik

halus adalah membantu anak dalam berbagai keterampilan hidup yakni

bantu diri, sosial, bermain dan sekolah. Salah satu keterampilan sekolah

17

yaitu dalam proses belajar seperti kecepatan menulis, koordinasi gerak

dalam bidang pendidikan jasmani.

3. Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang

Aktivitas motorik halus mempengaruhi aktivitas yang lain. Potensi

yang dimiliki anak tunagrahita sedang akan dapat digali dan

dimaksimalkan dengan baik jika motorik halusnya juga baik. Hal ini

menjadi salah satu yang penting untuk ditingkatkan mengingat fungsinya

bagi kehidupan anak. Motorik halus yang dimiliki anak tunagrahita sedang

harus selalu dilatih dengan terlebih dahulu mengetahui perkembangan dan

kemampuannya.

Suyanto (Mumpuniarti, 2006: 6) berpendapat bahwa perkembangan

motorik normal pada umumnya melalui 4 tahap:

a. Tahap pertama gerakan yang tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa

arah.

b. Gerakan yang tidak sesuai perangsangnya.

c. Gerakan yang hampir seluruh tubuhnya ikut bergerak untuk mereaksi

perangsang dari luar.

d. Gerakan yang menggunakan bagian tubuh tertentu.

Gerakan tersebut semakin bertambah usianya gerakannya semakin

dikuasai, terutama gerakan motorik halus. Gerakan motorik halus yang

memerlukan gerakan dari jari-jari atau keterampilan jari sulit dikuasai oleh

anak tunagrahita sedang, demikian juga tahapan perkembangan motoriknya

juga sangat lambat. Tahapan gerakan menggunakan bagian tubuh tertentu

18

dan gerakan terarah sulit dicapai dan untuk mencapainya memerlukan

latihan berulang-ulang dengan waktu yang lama.

Anak tunagrahita golongan embisil yang disebut sebagai anak

tunagrahita sedang memiliki kecerdasan rendah, anak tidak mampu

melakukan gerakan motorik dengan lancar, untuk itu anak tersebut

memerlukan latihan yang menyangkut gerakan jari-jari tangan dengan

maksud untuk latihan melemaskan urat-urat jari tangan. Bukti dari masih

belum maksimalnya kemampuan motorik halus anak misalnya:

a. Mewarnai

Kemampuan tangan dalam menggerakkan pensil warna membuat hasil

gambar yang diwarnai tidak rata dan tidak beraturan.

b. Menggunting

Kemampuan tangan yang lemah sehingga anak mengalami kesulitan

dalam menggunting, biasanya hasil yang dilakukan tidak sesuai pola.

c. Latihan meronce manik-manik

Biasanya dalam meronce anak kurang berhati-hati dan memerlukan

waktu yang sangat lama sehingga untuk melakukan kegiatan ini agak

mengalami kesulitan.

d. Membongkar pasang puzzle

Anak kurang dapat memasang puzzle dengan sempurna dan tidak

beraturan karena kemampuan jari-jari tangannya yang lemah.

Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

motorik halus yang miliki anak tunagrahita sedang adalah lemah,

19

memerlukan stimulus dan kegiatan khusus untuk melatih motorik halusnya.

salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

motorik halus anak tunagrahita sedang adalah dengan origami atau kegiatan

melipat kertas.

Kemampuan motorik halus yang dimiliki anak tunagrahita sedang

mengalami keterbatasan. Hal ini tampak pada beberapa kegiatan yang anak

juga mengalami kesulitan dalam melakukannya, seperti aktivitas menulis,

menggambar dan ketika melakukan pekerjaan mengancingkan baju,

menalikan tali sepatu, memegang alat makan dan sebagainya. Kondisi

tersebut mencerminkan suatu kondisi yang harus segera ditangani dan

dengan penanganan yang semaksimal mungkin bertujuan untuk kemajuan

anak.

Karakteristik anak tunagrahita yang khas terutama anak tunagrahita

sedang berdampak pada penanganannya. Penanganan pembelajaran

memerlukan berbagai perangkat khusus, seperti materi, metode, dan media

pembelajaran. Materi pembelajaran yang sebaiknya diberikan kepada anak

adalah materi yang substantif dan fungsional. Pelaksanaan pembelajaran

yang dilaksanakan dengan menggunakan metode yang aplikatif dan

menekankan keaktifan anak dalam melaksanakan kegiatan. Pemilihan

media yang digunakan adalah media yang menarik untuk anak,dan tidak

membosankan serta tidak rumit atau fleksibel.

20

C. Tinjauan tentang Origami

1. Pengertian Origami

Sebagian anak tunagrahita sedang menyukai bermain dan

menggunakan bahan disekitarnya untuk bermain. Anak akan

memanfaatkan benda-benda di sekitarnya untuk dipegang walaupun tidak

mengetahui fungsi dari benda tersebut. Salah satu benda yang ada di

sekolah yang dijumpai oleh anak adalah kertas. J. Sentot Sunarwo (2009:

4) menyatakan bahwa origami adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang

yang berarti melipat kertas.

Pendapat lain mengatakan bahwa Origami adalah seni melipat kertasyang berasal dari negeri Jepang dan dikembangkan ke berbagai negara lainsebagai pelengkap kegiatan ketrampilan atau sekedar mengisi waktuluang. Bagi anak-anak, origami merupakan bagian dari pengembanganmotorik halus sebagai media pengukur kerja otak yang disalurkan padagerakan jari tangan secara terkoordinasi untuk mencapai tingkatketerampilan yang diharapkan (Cindy Salsabilla, 2011: 2).

Penjelasan lain yang juga menyatakan pengertian origami yang

dilengkapi dengan bahan dasarnya, origami adalah sebuah seni melipat

kertas. Bahan dasar yang digunakan adalah kertas, kreativitas seni ini

dilakukan dan dikembangkan. Bila kemudian ada yang menggunakan

bahan plastik, alumunium foil, kain, dan bahan-bahan selain kertas, hal

tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak dilakukan

oleh para seniman. Akan tetapi, secara prinsip yang menjadi media dasar

seni origami adalah kertas (Moshimoshi, 2011: 1).

Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa origami

merupakan istilah yang diambil dari bahasa Jepang yang berarti melipat

21

kertas. Perkembangan zaman membuat aktivitas ini berkembang menjadi

seni yang semakin lama semakin variatif dalam bentuknya.

2. Manfaat Origami

Origami, seni melipat kertas yang sangat populer di negeri sakura

ini, merujuk pada seni melipat kertas menjadi suatu bentuk atau gambaran

tertentu. Bentuk yang dimaksud dapat berupa hewan, tumbuhan, ataupun

benda tertentu. Origami yang mula-mula hanya merupakan pelengkap dari

hiasan-hiasan pesta dan merupakan cara membungkus yang indah,

berkembang menjadi suatu seni yang mengasyikkan, menjadi hobi dari

kalangan intelektual di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.

Perkembangan tersebut semakin pesat seiring dengan semakin dirasakan

kebermanfaatannya. Manfaat origami bagi anak, menurut (Moshimoshi,

2011: 2) adalah sebagai berikut:

a. Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermainyang aman, murah, menyenangkan dan kaya manfaat.

b. Melalui origami anak belajar membuat mainannya sendiri, sehinggamenciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dandibeli di toko mainan.

c. Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan prosestahapan ini akan mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untukmendapatkan bentuk yang diinginkan.

d. Melalui origami anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu,berkarya dan membentuk model sehingga membantu anak memperluasimajinasi mereka dengan origami yang dihasilkan sesuai kemampuan

anak.e. Anak akan merasakan kebanggaan dan kepuasan jika berhasil

menciptakan sesuatu dengan tangan anak sendiri. Terlebih lagi anakbelajar menghargai dan mengapresiasi karya lewat origami.

f. Bermain origami juga melatih anak berkomunikasi, mengungkapkanapa yang dipikirannya serta memberikan waktu bermain yangmenyenangkan, misalkan dalam mengkomunikasikan bentuk apa yangtercipta dari selembar kertas yang dilipat atau anak akan berlatihbertanya bila terganjal kesulitan di tengah jalan.

22

Pendapat lain yang tidak jauh berbeda juga disampaikan terkait

manfaat yang dapat didapat oleh seorang anak jika melakukan kegiatan

origami, menurut (Koranjitu, 2008) diantaranya:

a. Melatih motorik halus, melalui jari-nya saat melipat kertas.b. Melatih konsentrasi.c. Melatih berpikir sistematis.d. Melatih kesabaran dan mengikuti arahan dari yang mengajarkan.e. Mengenal lebih dini bentuk-bentuk dan istilah matematika Geometri,

karena dalam membuat model origami arahanarahan yang digunakankerapkali berkaitan dengan istilah matematik geometri seperti lipatkertas menjadi segitiga, lipat setiap sudut kertas ke titik potong garis-garis diagonal kertas dan lain-lain.

f. Menimbulkan rasa senang, bahagia, bangga dan kepercayaan diri yangtinggi saat anak atau kita dapat menyelesaikan sebuah model origami.hal ini yang menjadikan di Jepang dan amerika menjadikan origamisebagai salah satu metode yang dipakai untuk terapi bagi pasienpenderita depresi dan pasien yang mengalami trauma akibat operasiotak.

Pendapat lain untuk melengkapi pendapat di atas, menurut

(Yudhistira, 2008) yang juga mengemukakan beberapa alasan dan

sekaligus manfaat berorigami untuk anak adalah sebagai berikut:

a. Anak belajar meniru/mengikuti arahan.

b. Anak belajar berkreatifitas.

c. Anak belajar berkarya (seni).

d. Anak belajar menghargai/mengapresiasi.

e. Anak belajar membuat model.

f. Anak belajar membuat mainannya sendiri.

g. Anak belajar membaca diagram/gambar.

h. Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis.

23

Berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa kegiatan origami mempunyai banyak manfaat

untuk perkembangan anak, yaitu dapat meningkatkan kemampuan motorik

halus, melatih konsentrasi, melatih kesabaran dan mengikuti arahan dalam

mengerjakan dan sebagainya.

3. Pelaksanaan Kegiatan Melipat Kertas atau Origami

Pelaksanaan kegiatan origami menggunakan waktu 4 jam setiap

minggu sesuai jadwal. Kegiatan melipat kertas ini adalah membuat

berbagai bentuk lipatan mulai dari yang sederhana seperti membuat lipatan

segitiga, kotak, dan sebagainya. Materi origami antara lain:

a. Mengenal bentuk lipatan

b. Menyebutkan bentuk lipatan

c. Memposisikan kertas di atas meja

d. Menunjuk garis pola

e. Membentuk lipatan

f. Menekan lipatan

g. Merapikan lipatan yang telah dibuat

4. Komponen Origami

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah merupakan suatu sistem yang

berhubungan antara guru dan murid yang menggunakan beberapa

komponen. Komponon pembelajaran dalam kegiatan melipat kertas

meliputi:

24

a. Tujuan kegiatan melipat kertas atau origami

Kegiatan melipat kertas atau origami bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus. Hal ini dilakukan karena

kemampuan motorik halus anak belum menunjukkan kemampuan

yang maksimal.

b. Alat/Sarana

Alat atau sarana yang digunakan dalam kegiatan origami ini adalah:

1) Peralatan

Kertas warna berbentuk persegi berukuran 20 cm x 20 cm.

2) Sarana tempat

Tempat yang digunakan untuk kegiatan origami adalah di dalam

ruang kelas yakni dapat dilakukan di atas meja.

3) Waktu

Alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 6 jam pelajaran tiap pekan.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian. Maksudnya adalah menilai seberapa

besar tingkat keberhasilan dari program yang dilakukan. Sasaran

evaluasi ini adalah menemukan bukti-bukti dari peningkatan

kemampuan motorik halus yang terjadi setelah semua program

dilaksanakan. Evaluasi dapat digunakan sebagai instrumen untuk

mengevaluasi kegiatan origami untuk mengetahui kemajuan atau

peningkatan motorik halus yang dicapai anak.

25

5. Latihan Motorik Halus melalui Origami

Kegiatan origami sudah mencakup tentang latihan motorik halus

antara lain:

a. Mengambil kertas

b. Meletakkan kertas di atas meja

c. Melipat bagian kertas

d. Menekan lipatan

e. Menggeser atau memindahkan posisi kertas

6. Kelebihan Kegiatan Melipat Kertas atau Origami untuk

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita

Sedang

a. Terdapat unsur mengambil dan memegang kertas yang dapat

digunakan untuk melatih motorik halus anak.

b. Terdapat aktivitas memindahkan kertas ke meja yang memerlukan

kehati-hatian dan ketepatan agar kertas yang diletakkan tidak jatuh.

c. Melipat kertas membutuhkan konsentrasi sehingga dapat melatih

pemusatan perhatian dan melatih gerakan-gerakan halus yang

terkendali.

d. Aktivitas melipat terdapat unsur menekan yang dapat digunakan untuk

melatih kekuatan otot-otot tangan.

e. Melipat kertas memerlukan ketelitian, terutama saat mempertemukan

bagian ujung kertas sehingga dapat melatih koordinasi mata dan

tangan.

26

f. Aktivitas melipat dilakukan dengan kelembutan karena melipat tidak

akan mendapatkan hasil yang baik jika dilakukan dengan gerakan

kasar.

g. Teknik pengerjaannya mudah, sehingga mudah dilatihkan pada anak.

7. Langkah-langkah Origami bagi Anak Tunagrahita Sedang

a. Pembimbingan dalam pemanasan otot-otot tangan

b. Pembimbingan dalam meletakkan kertas di atas meja

c. Pengarahan dalam melipat kertas menjadi setengah dari ukuran

sebelumnya

d. Pengarahan dalam melipat kembali sudut kertas

e. Pengarahan dalam melipat kertas ke arah bentuk segitiga untuk lipatan

butir 4

f. Pengarahan dalam melipat ujung-ujung kertas hasil lipatan butir 5

g. Pengarahan dalam membuka segitiga yang terbentuk dalam butir 6

h. Pembimbingan dalam pelemasan otot-otot tangan

D. Kerangka Berpikir

Peningkatan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang

melalui origami. Anak tunagrahita sedang banyak dijumpai mengalami

kerusakan otak, keadaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangannya sehingga sangat lambat dan berpengaruh juga pada keadaan

fisiknya. Anak tunagrahita mempunyai koordinasi (gerakan fisik) dan motorik

lemah. Anak kurang dapat mengkoordinasikan gerakan-gerakan terutama

27

gerakan motorik seperti memperkirakan gerakan agar tidak terlalu cepat atau

terlalu lamban.

Kemampuan fisik dan motorik yang lemah tersebut berpengaruh dalam

kehidupan anak, kurangnya kemampuan motorik menyulitkan anak dalam

melakukan kegiatan yang memerlukan kerapian dan ketelitian khusus. Hal ini

merupakan dasar perlu ditingkatkannya kemampuan motorik anak tunagrahita

sedang.

Origami memiliki keunggulan guna meningkatkan kemampuan motorik

karena dalam kegiatan origami terdapat gerakan-gerakan mengambil kertas,

meletakkan kertas di atas meja, melipat bagian kertas, menekan lipatan dan

menggeser atau memindahkan posisi kertas sehingga selain menghasilkan

benda yang menarik dalam pembuatannya ada kegiatan inti yang

dimanfaatkan untuk melatih gerakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dengan dilakukannya pembuatan

origami maka dapat dilakukan latihan kemampuan motorik halus. Latihan

kemampuan motorik halus yang dilakukan tentunya dengan prosedur dan cara

yang sesuai dengan program sehingga akan mencapai tujuan yang diharapkan.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah melalui origami dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang di SLB

Negeri 1 Sleman.