KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN DALAM …Solusi deret Taylor menawarkan penyelesaian yang...
Transcript of KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN DALAM …Solusi deret Taylor menawarkan penyelesaian yang...
KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN DALAM
PENYELESAIAN DERET TAYLOR UNTUK MASALAH
NILAI BATAS ORDE TIGA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Auxilia Maria Aroran
NIM: 161442027
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN DALAM
PENYELESAIAN DERET TAYLOR UNTUK MASALAH
NILAI BATAS ORDE TIGA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Auxilia Maria Aroran
NIM: 161442027
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
MATHEMATICAL STUDY AND EDUCATIONAL ASPECTS
IN TAYLOR SERIES SOLUTION FOR A THIRD ORDER
BOUNDARY VALUE PROBLEM
THESIS
Presented as a Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Degree
of Master Education in Mathematics Education Study Program
Written by:
Auxilia Maria Aroran
Student ID: 161442027
MAGISTER OF MATHEMATICS EDUCATION STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MATHEMATICS AND SCIENCE EDUCATION
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Kedua Orang Tua, Nixon Aroran dan Maryke Pontoan
Adik Lafio Aroran & Adik ipar Cyprianus Warouw
Keponakan Karlen Junno Aquinas Warouw dan Kialen Jino Aquino Warouw
Kakek, Nenek, Keluarga Besar dan Sanak Saudara
Pastor Yong Ohoitimur dan keluarga besar Yayasan Pendidikan Lokon
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Auxilia Maria Aroran, 2020. Kajian Matematis dan Aspek Pendidikan
dalam Penyelesaian Deret Taylor untuk Masalah Nilai Batas.
Tesis.
Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Berbagai fenomena dalam kehidupan sehari-hari bisa dimodelkan secara
matematis. Terdapat bermacam-macam cara untuk menyelesaikan model yang
telah diperoleh. Solusi deret Taylor menawarkan penyelesaian yang relatif lebih
mudah dan lebih akurat.
Tesis ini bertujuan untuk memperoleh solusi deret Taylor untuk masalah nilai
batas orde tiga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa solusi deret Taylor
untuk masalah nilai batas orde tiga bisa digunakan untuk mengolah keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa SMA.
Kata kunci: deret Taylor, deret Maclaurin, masalah nilai batas, keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Auxilia Maria Aroran, 2020. Mathematical Study and Educational Aspects
on Taylor Series Solution for a Third Order Boundary Value Problem.
Thesis.
Magister of Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Real world phenomenon could be described in a mathematical model. There
are many ways to solve the obtained model. Taylor series solution suggests a
relatively easier solution that is more accurate.
This thesis aims to achieve a Taylor series solution for a third order boundary
value problem. The result of this research also shows that Taylor series solution
for a third order boundary value problem is useful to explore high school students’
higher order thinking skills.
Keywords: Taylor series, Maclaurin series, boundary value problem, higher order
thinking skills.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat dan penyertaannya sampai pada
saat penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tesis yang berjudul “Kajian
Matematis dan Aspek Pendidikan dalam Penyelesaian Deret Taylor untuk
Masalah Nilai Batas Orde Tiga” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma. Selama proses penyusunan, tentu saja
penulis menemui berbagai macam hambatan sampai akhirnya bisa selesai berkat
penyertaan Tuhan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih atas
berbagai dukungan yang diterima ingin disampaikan oleh penulis kepada:
1. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing
tesis atas semua bentuk bimbingan, arahan dan saran yang diberikan baik
selama proses penyusunan tesis, maupun sejak penulis berada di Program
Studi Magister Pendidikan Matematika ini.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Matematika atas semua bentuk saran dan dukungan yang
diberikan selama penulis menempu pendidikan di Program Studi Magister
Pendidikan Matematika ini.
3. Para Dosen yang telah membagikan ilmu pengetahuannya selama penulis
menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma, sejak menempuh
pendidikan sarjana sampai pendidikan magister.
4. Keluarga dan sanak saudara di Manado atas segala bentuk doa, dukungan,
dan dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
5. Yayasan Pendidikan Lokon yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan di USD, serta dorongan dan semangat
yang telah diberikan sampai penulis bisa menyelesaikan tesis.
6. Bapak/Ibu/Saudara/i rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang juga
menempuh pendidikan magister di Prodi S2PMat USD atas semangat dan
dorongan selama penulisan, khususnya buat Kak Olive, Wike, Dian, Archa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Tya. Terima kasih juga atas waktu berdinamika bersama sebagai bagian dari
keluarga Prodi S2PMat USD.
7. Keluarga Besar Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma, kakak-kakak dan adik-adik angkatan, juga keluarga besar
JPMIPA, FKIP USD, khususnya karyawan dan staf sekretariat yang baik
secara langsung maupun secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Clarisa, Valen, Vena, Cia, Rini, dan juga teman-teman Goldenness yang
memberikan semangat dan menjadi teman diskusi selama penulis
mengerjakan tesis.
9. Serta Bofie, Golcha, dan juga semua pihak yang tidak sempat disebutkan di
atas, yang secara tidak langsung telah menyemangati penulis sehingga bisa
menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari, bahkan dengan bantuan dan keterlibatan dari berbagai
pihak, tulisan ini adalah karya dari penulis, manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka menerima segala
bentuk kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga kiranya tulisan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, Juli 2020
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ............................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 5
E. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 5
F. Metode Penelitian ............................................................................................. 5
G. Kebaruan Penelitian .......................................................................................... 6
H. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 8
A. Deret Pangkat .................................................................................................... 8
B. Deret Taylor dan Deret Maclaurin .................................................................. 12
C. Teorema-Teorema Pendukung ........................................................................ 20
D. Higher Order Thinking Skill (HOTS).............................................................. 21
BAB III PENYELESAIAN MASALAH NILAI BATAS ..................................... 24
A. Deret Taylor untuk Masalah Nilai Batas Orde Tiga ....................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Contoh Masalah .............................................................................................. 25
BAB IV ASPEK KEPENDIDIKAN MATERI DERET TAYLOR ...................... 29
A. Deret Taylor untuk Mengolah Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa SMA ..................................................................................................... 29
B. Refleksi ........................................................................................................... 30
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 34
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Pemodelan ............................................................................... 1
Gambar 2.1 Perbandingan fungsi eksponensial dengan polinomial Taylor
untuk , , .............................................................................. 16
Gambar 3.1 Perbandingan solusi pendekatan dengan solusi eksak ...................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Error mutlak pada beberapa titik. .......................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bermacam-macam permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat
melahirkan berbagai konsep matematika. Model matematika adalah deskripsi
matematis (sering kali dalam bentuk fungsi atau persamaan) dari fenomena
dalam kehidupan sehari-hari seperti permintaan konsumen untuk suatu
produk, kecepatan jatuhnya sebuah objek, konsentrasi dari suatu unsur dalam
reaksi kimia, atau biaya pengurangan emisi. Tujuan dari model matematika
adalah untuk memahami suatu fenomena, bahkan mungkin untuk membuat
perkiraan tentang bagaimana perilaku dari fenomena yang dimodelkan di
masa yang akan datang.
Gambar 1.1. Proses pemodelan
Gambar 1.1 menjelaskan proses dari pemodelan matematika. Misalkan
terdapat suatu masalah nyata, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu
merumuskan model matematika dengan mengidentifikasi dan menamai
variabel-variabel bebas dan tak bebas, dan membuat asumsi yang
menyederhanakan fenomena terkait sehingga bisa membuatnya mudah
dikerjakan secara matematis. Selanjutnya dengan pengetahuan tentang
hukum-hukum fisika dan matematika yang ada, variabel-variabel dan asumsi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
asumsi yang telah dikemukakan kemudian disatukan untuk memperoleh suatu
persamaan. Jika tidak ada hukum-hukum yang bisa dijadikan acuan, maka
yang bisa dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data dari mana saja,
kemudian mengolah data tersebut dalam bentuk tabel untuk memperoleh
suatu pola. Selain mendapatkan representasi numeris untuk pola yang
diperoleh, data-data yang dikumpulkan juga bisa diolah dalam bentuk grafik.
Grafik yang diperoleh bisa mengacu pada suatu fungsi atau rumus aljabar
yang cocok.
Tahap kedua yaitu menerapkan teori matematika (seperti kalkulus) ke
dalam model yang telah diperoleh untuk mengambil kesimpulan matematis.
Selanjutnya pada tahap ketiga, kesimpulan tersebut diinterpretasikan sebagai
informasi tentang fenomena nyata yang dimodelkan, bisa sebagai suatu
penjelasan tentang fenomena itu, maupun berupa sebuah prediksi. Langkah
akhir yaitu menguji prediksi yang telah diperoleh dengan data-data baru. Jika
prediksi tersebut tidak cocok dengan data-data baru dari fenomena yang sama,
atau dengan kata lain tidak cocok dengan realitas, maka model yang diperoleh
perlu diperbaiki, dengan demikian mengulang kembali prosesnya.
Tidak ada model matematika yang merupakan representasi akurat dari
situasi nyata, karena model merupakan suatu idealisasi. Model yang baik
menyederhanakan kenyataan, cukup untuk memungkinkan perhitungan
matematis, tetapi juga cukup akurat untuk memberikan kesimpulan yang
berarti.
Terdapat banyak masalah dalam bidang teknik (engineering) yang bisa
dimodelkan dengan persamaan diferensial orde tinggi, yang bisa dituliskan
secara umum dalam bentuk
( )( ) ( ( ))
dimana adalah fungsi nonlinear dari dan turunannya.
Untuk suatu syarat batas yang ditentukan, persamaan di atas dapat
diselesaikan secara numerik atau analitik. Sebagai contoh, perhatikan gerak
dinamik dari suatu batang meruncing (tapered beam). Persamaan pengaturnya
yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(
)
dengan melambangkan perpindahan, melambangkan kekakuan,
melambangkan masa jenis, dan melambangkan luasan bagiannya.
Dengan pemisahan variabel, asumsikan
( )
Subsitusikan ke persamaan pengatur, dengan mempertimbangkan bahwa
dan adalah fungsi koordinat, diperoleh persamaan diferensial orde empat
yaitu
( )( ) ( )
Persamaan di atas bisa mendeskripsikan bermacam-macam masalah nilai
batas yang muncul dalam bidang teknik arsitektur, dari pembelokan balok
sampai getaran struktur berskala nano. Terdapat berbagai metode analitik
untuk menyelesaikan persamaan ini, misalnya metode perturbasi homotopi,
metode iterasi variasional, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok bahasan yaitu persamaan
diferensial biasa orde tiga yaitu
( ) ( ) ( ) ( ) , -
dengan , , dan merupakan konstanta.
Tesis ini membahas pendekatan analitis dengan deret Taylor untuk
persamaan di atas. Lebih jauh lagi, tesis ini membahas penyelesaian deret
Taylor untuk masalah nilai batas orde tiga berkaitan dengan persamaan
diferensial biasa orde tiga di atas.
Selain membahas penyelesaian deret Taylor untuk masalah nilai batas
orde tiga, tesis ini juga memuat eksplorasi aspek pendidikan dari deret Taylor
bagi keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA. Konsep berpikir tingkat
tinggi ini berdasar pada Taksonomi Bloom, yang membagi kemampuan
dalam ranah kognitif menjadi enam aspek. Keenam aspek kemampuan
tersebut mencakup aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa,
mengevaluasi, dan mencipta. Aspek-aspek yang menjadi bagian dari
kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu aspek menganalisa, mengevaluasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan mencipta. Akan dilihat bagaimana deret Taylor bisa digunakan untuk
mengolah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA.
B. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini dituliskan beberapa hasil penelitian yang berkaitan
dengan topik penelitian tesis ini, baik yang berkaitan dengan solusi deret
Taylor, masalah nilai batas, maupun yang berkaitan dengan meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Ji-Huan He dalam tulisannya Taylor Series Solution for a Third Order
Boundary Value Problem Arising in Architectural Engineering berhasil
menerapkan solusi deret Taylor untuk masalah nilai batas orde tiga dengan
proses penyelesaian yang relatif sederhana dan hasil yang lebih akurat. Hasil
penelitian ini mengatakan bahwa metode ini dapat dikembangkan juga untuk
masalah nilai batas lainnya, dan untuk masalah nilai awal. Diperoleh juga
beberapa keuntungan metode ini yaitu selain prosedurnya yang sederhana dan
bisa diterapkan untuk masalah nilai batas dan masalah nilai awal, metode ini
bisa dikembangkan untuk syarat batas yang lebih kompleks. Keuntungan
lainnya yaitu solusi deret Taylor konvergen ke solusi eksaknya, dan bisa
dicari untuk berbagai tingkat akurasi.
Selain solusi deret Taylor, terdapat penelitian yang menggunakan metode
yang lain. Misalnya penelitian oleh Arora dkk. yang dipublikasikan pada
tahun 2018 menggunakan metode hibrid untuk menemukan solusi masalah
nilai batas dengan orde yang lebih tinggi. Tahun 2019, El-Kalla dkk.
menggunakan metode dekomposisi Adomian. Sementara Abdelrahim
mengemukakan solusi numeris dari masalah nilai batas orde tiga
menggunakan metode blok hibrid satu langkah. Solusi deret Taylor juga
pernah digunakan oleh Ji-Huan He dkk. untuk menyelesaikan fractal Bratu-
type equation.
Untuk penelitian yang berkaitan dengan bidang pendidikan, pada tahun
2009 Lewy dkk. mengembangkan soal untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa SMP dalam pokok bahasan Barisan dan Deret. Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ini memberikan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk aspek
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah-masalah
yang akan dibahas dalam tulisan ini antara lain:
1. Bagaimana menerapkan turunan ke dalam deret Taylor untuk
menyelesaikan masalah nilai batas orde tiga?
2. Bagaimana eksplorasi aspek pendidikan dari turunan dan deret Taylor
bagi keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis selain untuk memenuhi syarat
tugas akhir dalam program studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma, yaitu sebagai berikut:
1. Menerapkan konsep turunan ke dalam deret Taylor untuk menyelesaikan
masalah nilai batas orde tiga.
2. Mengeksplorasi aspek pendidikan dari turunan dan deret Taylor bagi
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Dari sisi keilmuan, penerapan konsep turunan ke dalam deret Taylor
untuk menyelesaikan masalah nilai batas orde tiga dapat dipelajari
penggunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah di bidang lain.
2. Dari sisi kependidikan, hasil eksplorasi bisa digunakan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir yaitu
studi pustaka, yaitu dengan mempelajari buku dan/atau jurnal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
membahas tentang deret Taylor dan masalah nilai batas, serta buku-buku
SMA yang memuat materi turunan fungsi.
G. Kebaruan Penelitian
Kebaruan penelitian ini yaitu mengimplementasikan hasil dan
pembahasan pada bab ketiga dalam pembelajaran di SMA untuk mengolah
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
H. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam lima bab utama yang sistematika sebagai berikut.
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang penelitian, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, tinjauan pustaka, kebaruan penelitian, dan sistematika
penulisan. Dalam bab ini, dijelaskan bagaimana masalah sehari-hari
dimodelkan ke dalam model matematika yang bisa diselesaikan untuk
mempelajari perilaku suatu fenomena, lebih lanjut lagi untuk
memprediksi bagaimana perilaku fenomena tersebut di masa yang akan
datang. Model matematika ini yang biasanya berupa fungsi atau
persamaan akan diselesaikan menurut aturan-aturan matematis untuk
mencapai suatu kesimpulan. Penyelesaian model matematika bisa dengan
cara analitis maupun numeris. Dalam tesis ini, model matematika yang
dibahas yaitu masalah nilai batas, dengan penyelesaian melalui deret
Tayor. Tesis ini juga akan membahas eksplorasi aspek pendidikan deret
Taylor untuk mengolah keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMA.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat dasar-dasar teori yang berkaitan dengan
pembahasan pada bab selanjutnya. Bab ini mencakup teori tentang deret
pangkat, konvergensi dari deret pangkat, serta deret Taylor dan deret
Maclaurin. Juga terdapat landasan teori untuk aspek pendidikan yaitu
teori tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian tentang solusi deret Taylor untuk
masalah nilai batas orde tiga. Selain itu terdapat juga contoh masalah
yang menggunakan deret Taylor.
4. BAB IV. ASPEK KEPENDIDIKAN
Bagian pertama bab ini mengeksplorasi aspek pendidikan dari deret
Taylor yang bisa diterapkan untuk mengolah keterampilan berpikir
tingkat tinggi dari siswa SMA. Deret Taylor dari suatu fungsi
berhubungan erat dengan turunan-turunan dari fungsi bersangkutan.
Konsep turunan fungsi merupakan salah satu pokok bahasan di SMA.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu
keterampilan berpikir tingkat tinggi dari siswa. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi mencakup tiga aspek yaitu analisis, evaluasi, dan mencipta.
Bagian pertama bab ini mengkaji bagaimana ketiga aspek tersebut bisa
dicapai selama mempelajari deret Taylor. Siswa akan melakukan analisis
tentang deret Taylor berkaitan dengan akurasi dari deret Taylor.
Selanjutnya siswa akan mengevaluasi apakah deret Taylor yang
diperoleh sungguh-sungguh mendekati fungsi yang dituju. Hasil dari
proses ini yaitu siswa bisa menciptakan suatu fungsi hampiran dalam
bentuk deret Taylor yang menghampiri fungsi asli. Hasil pendekatan
inilah yang kemudian bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah nilai batas untuk orde berapapun.
Bagian kedua memuat refleksi dari penulis selama berkuliah di
Program Studi S2 Pendidikan Matematika USD, terutama selama
penyusunan tesis yang sampai beberapakali mengalami perubahan topik
dan judul.
5. BAB V. PENUTUP
Bab terakhir merangkum apa saja yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, khususnya bab III dan bab IV. Ada juga saran yang
dikemukakan penulis bagi para pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, terdapat subbab-subbab yang merupakan landasan teori yang
mendasari pembahasan pada bab selanjutnya. Bagian pertama membahas tentang
deret pangkat, bagian kedua tentang deret Taylor dan deret Maclaurin (kasus
khusus dari deret Taylor), dan bagian ketiga memuat teorema-teorema yang
sempat disebutkan pada bagian pertama dan kedua, tetapi tidak dibahas lebih
mendalam.
A. Deret Pangkat
Pada bagian ini akan dibahas tentang deret pangkat dan konvergensinya.
Deret pangkat yaitu deret yang berbentuk
∑
(2.1)
dengan merupakan variabel dan melambangkan koefisien suku ke- dari
deret tersebut. Deret pangkat dapat diuji apakah konvergen atau divergen.
Deret pangkat bisa konvergen untuk beberapa nilai dan divergen untuk nilai
lainnya.
Konvergensi dari suatu deret didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2.1
Diberikan deret tak berhingga ∑ , misalkan
menotasikan jumlahan parsial deret tersebut, yaitu
∑
Jika barisan * + konvergen dan ada dan merupakan
bilangan real, maka deret ∑ disebut konvergen dan ditulis
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
∑
Dalam hal ini, disebut jumlahan dari deret. Jika barisan * + divergen,
maka deret yang bersangkutan juga divergen.
(2.2)
Dengan demikian, jumlahan dari suatu deret merupakan limit dari barisan
jumlahan parsialnya. Atau bisa ditulis
∑
∑
Sebagai contoh sederhana, tinjau kembali deret geometri yang berbentuk
∑
Jika , maka yang hasilnya menuju
ketika menuju . Karena tidak ada, maka dikatakan bahwa
deret geometri dalam kasus ini divergen.
Jika , maka
dan
Dengan mengurangkan kedua ruas, diperoleh
( ) ( )
( )
Sedangkan bisa dicari bahwa jika , ketika ,
sehingga
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Jadi, ketika | | , deret geometri akan konvergen dan jumlahannya
adalah
. Sedangkan jika atau , bisa dibuktikan bahwa * +
divergen sehingga tidak ada. Dengan demikian deret geometri
menjadi divergen untuk kasus ini.
Meninjau kembali deret pangkat pada persamaan (1), misalkan
untuk semua , deret pangkat ini menjadi deret geometri yang berbentuk
∑
(2.3)
Seperti pada contoh deret geometri, deret (2.3) akan konvergen ketika
dan divergen ketika | | .
Lebih umum, deret yang berbentuk
∑ ( )
( ) ( )
disebut deret pangkat di ( ) atau deret pangkat yang berpusat pada atau
deret pangkat di sekitar .
Selanjutnya untuk mengetahui nilai yang mana yang membuat deret
konvergen, bisa digunakan berbagai cara, salah satunya dengan tes rasio.
Berkaitan dengan konvergensi dari deret pangkat, terdapat teorema yang
mengemukakan tentang hal ini.
Teorema 1
Untuk suatu deret pangkat ∑ ( ) , hanya terdapat tiga
kemungkinan:
1. Deret konvergen hanya ketika .
2. Deret konvergen untuk semua .
3. Terdapat bilangan positif sedemikian hingga deret konvergen ketika
| | dan divergen ketika | | .
(2.4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Lambang pada kasus ketiga disebut radius konvergensi dari deret
pangkat. Sering juga dikatakan untuk kasus pertama dan untuk
kasus kedua. Sedangkan selang konvergensi dari suatu deret pangkat adalah
selang yang memuat semua nilai yang membuat deret konvergen. Pada
kasus pertama, selang konvergensi hanya memuat satu titik yakni . Pada
kasus kedua, selang konvergensinya adalah ( ). Sedangkan pada kasus
ketiga, perhatikan bahwa | | dapat juga ditulis sebagai
. Ketika merupakan titik ujung dari selang, yakni , deret
bisa konvergen pada satu titik ujung atau keduanya, atau bisa juga divergen
pada kedua titik ujung. Dengan demikian, terdapat empat kemungkinan untuk
selang konvergensi pada kasus ketiga, yaitu
( ) ( - , ) , -
Setelah membahas konvergensi dari deret pangkat, selanjutnya akan
dibahas bagaimana menurunkan dan mengintegralkan deret pangkat.
Jumlahan dari deret pangkat merupakan sebuah fungsi ( ) yaitu
( ) ( ) ( ) ( )
∑ ( )
(2.5)
yang domainnya merupakan selang konvergensi dari deret pangkat. Teorema
berikut mengatakan bahwa penurunan dan pengintegralan deret pangkat dapat
dilakukan dengan menurunkan atau mengintegralkan masing-masing suku
pada deret pangkat seperti halnya pada polinomial. Hal ini disebut penurunan
dan pengintegralan suku demi suku.
Teorema 2
Jika suatu deret pangkat ∑ ( ) memiliki radius konvergensi
, maka fungsi yang didefinisikan dengan
( ) ( ) ( ) ∑ ( )
dapat diturunkan (dan karena itu fungsi kontinu) pada selang (
) dan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(i) ( ) ( ) ( ) ∑( )
(ii) ∫ ( ) ( )
( )
( )
∑
( )
Radius konvergensi deret pangkat pada persamaan (i) dan (ii) adalah .
(2.6)
Dengan catatan, persamaan (i) dan (ii) pada teorema di atas bisa juga
ditulis
(iii)
[∑ ( )
] ∑
, ( ) -
(iv) ∫[∑ ( )
] ∑ ∫ ( )
Juga walaupun Teorema 2 mengatakan bahwa radius konvergensi deret
tetap sama ketika deret pangkat diturunkan atau diintegralkan, bukan berarti
selang konvergensinya juga tetap sama. Hal ini bisa terjadi ketika deret awal
konvergen pada titik ujung, tetapi setelah diturunkan deret menjadi divergen
di titik tersebut.
B. Deret Taylor dan Deret Maclaurin
Sub-bab ini akan membahas mengenai deret Taylor dan deret Maclaurin.
Misalkan sembarang fungsi yang bisa dinyatakan sebagai deret pangkat
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dimana | | . (2.7)
Akan dicari koefisien dinyatakan dalam . Perhatikan bahwa jika
, maka semua suku kecuali suku pertama pada persamaan (2.7) akan
menjadi 0, sehingga
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan Teorema 2, turunan dari persamaan (2.7) adalah
( ) ( ) ( ) ( ) (2.8)
Substitusi pada persamaan (2.8) diperoleh
( )
Selanjutnya dengan menurunkan kedua sisi pada persamaan (2.8),
diperoleh
( ) ( ) ( ) (2.9)
Substitusi lagi ke persamaan (2.9) diperoleh
( )
Proses ini dilakukan sekali lagi dengan menurunkan persamaan (2.9),
diperoleh
( ) ( ) ( ) (10)
Substitusi ke persamaan (2.10) diperoleh
( )
Bisa dilihat polanya, jika persamaannya diturunkan terus kemudian
substitusi , akan diperoleh
( )( )
sehingga koefisien ke- yakni bisa diperoleh dengan menyelesaikan
persamaan tersebut, yaitu
( )( )
Bentuk ini tetap berlaku untuk , mengingat dan ( ) .
Hal ini membuktikan teorema berikut.
Teorema 3
Jika dapat dinyatakan dalam deret pangkat dengan perluasan di sekitar
, yaitu jika
( ) ∑ ( )
| |
maka koefisien-koefisiennya dinyatakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
( )( )
(2.11)
Dengan substitusi kembali ke deret semula, terlihat bahwa jika dapat
dinyatakan dalam deret pangkat dengan perluasan di sekitar maka
bentuknya akan menjadi
( ) ∑ ( )( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
(2.12)
Deret pada persamaan 6 ini disebut deret Taylor dari fungsi di sekitar .
Untuk kasus khusus , deret Taylor tersebut menjadi
( ) ∑ ( )( )
( ) ( )
( )
(2.13)
Kasus khusus ini diberi nama Deret Maclaurin.
Perlu diingat bahwa jika dapat dinyatakan dalam deret pangkat di
sekitar , maka nilai fungsi akan sama dengan jumlah dari deret Taylornya.
Contoh 1
Tentukan Deret Maclaurin dari fungsi ( ) dan radius
kovergensinya.
Penyelesaian
Jika ( ) , maka ( )( ) sehingga ( )( ) untuk
setiap . Diperoleh deret Taylor untuk di sekitar 0 (dengan kata lain deret
Maclaurin) yaitu
∑ ( )( )
∑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Untuk mencari radius konvergensinya, misalkan . Maka
|
| |
( )
|
| |
Dengan uji rasio, deret ini konvergen untuk semua maka radius
konvergensinya yaitu .
Kesimpulan yang bisa diambil dari Teorema 1 dan Contoh 1 yaitu jika
bisa dinyatakan dalam deret pangkat di sekitar 0, maka
∑
Selanjutnya akan dilihat apakah benar-benar bisa dinyatakan dalam
deret pangkat.
Ada baiknya untuk mencari tahu terlebih dahulu dalam keadaan yang
bagaimana suatu fungsi akan bernilai sama dengan jumlahan deret Taylornya.
Dengan kata lain, jika bisa diturunkan tak hingga banyak kali, akan dilihat
kapan
( ) ∑ ( )( )
( )
berlaku. Untuk deret konvergen, ( ) merupakan limit dari barisan jumlahan
parsialnya. Atau dalam kasus deret Taylor, jumlahan parsialnya yaitu
( ) ∑ ( )( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )( )
( )
Perhatikan bahwa merupakan polinoial berderajat yang disebut
dengan polinomial Taylor derajat ke- dari di sekitar . Sebagai contoh,
untuk fungsi eksponensial ( ) , hasil pada Contoh 1 menunjukkan
polinomial Taylor di sekitar 0 (atau polinomial Maclaurin) dengan , ,
dan yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
( )
( )
( )
Grafik fungsi eksponensial dan ketiga polinomial Taylor di atas
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 2.1. Perbandingan fungsi eksponensial dengan polinomial
Taylor untuk , ,
Secara umum, ( ) merupakan jumlahan deret Taylornya jika
( )
( )
Jika dimisalkan ( ) ( ) ( ) sedemikian sehingga ( )
( ) ( ) , maka ( ) disebut sisa dari deret Taylor. Dapat
ditunjukkan bahwa jika ( ) , berlaku
( )
, ( ) ( )- ( )
( ) ( )
Dengan demikian, teorema berikut terbukti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Teorema 4
Jika ( ) ( ) ( ) , dengan ( ) adalah polinomial Taylor
derajat ke- dari di sekitar dan ( ) untuk | | ,
maka sama dengan jumlahan dari deret Taylor pada interval | |
(2.14)
Untuk menunjukkan bahwa ( ) untuk fungsi tertentu,
digunakan teorema berikut.
Teorema 5. Ketaksamaan Taylor
Jika | ( )( )| untuk | | , maka sisa ( ) dari deret
Taylor memenuhi ketaksamaan
| ( )|
( ) | | untuk | |
(2.15)
Untuk melihat bahwa teorema ini berlaku untuk , asumsikan
| ( )| . Secara khusus, ( ) , sehingga untuk
diperoleh
∫ ( )
∫
Anti turunan dari adalah , sehingga dengan teorema fundamental
kalkulus diperoleh
( ) ( ) ( ) atau ( ) ( ) ( )
sehingga
∫ ( )
∫ , ( ) ( )-
( ) ( ) ( )( ) ( )
( ) ( ) ( )( )
( )
Tetapi karena ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ,
maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
( )
Menggunakan argumen serupa, dengan ( ) , bisa dicek bahwa
( )
( )
sehingga
| ( )|
| |
Meskipun asumsi awalnya , perhitungan yang sama akan
menunjukkan bahwa pertidaksamaan ini juga berlaku untuk .
Hal ini membuktikan ketaksamaan Taylor untuk kasus ketika .
Hasil untuk sembarang dapat diperoleh dengan cara yang sama, dengan
mengintegral kali.
Dalam menerapkan Teorema 2 dan 3, lebih sering digunakan fakta
berikut.
untuk setiap bilangan real (2.16)
Fakta ini berlaku karena berdasarkan Contoh 1, deret ∑ konvergen
untuk semua sehingga suku ke- deretnya mendekati 0.
Contoh 2
Buktikan bahwa sama dengan jumlahan dari deret Maclaurinnya.
Penyelesaian
Jika ( ) , maka ( )( ) untuk setiap . Jika sebarang
bilangan positif dan | | , maka | ( )( )| . Ketaksamaan
Taylor dengan dan mengatakan bahwa
| ( )|
( ) | | untuk | |
Perhatikan bahwa konstata berlaku untuk setiap nilai . Dari
persamaan (2.10),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
( ) | |
| |
( )
( ) | |
| |
( )
Berdasarkan teorema apit (Squeeze Theorem), karena | ( )|
maka ( ) untuk semua . Dengan Teorema 2, sama
dengan jumlahan deret Maclaurinnya, yaitu
∑
untuk semua (2.17)
Secara khusus, substitusi ke persamaan (11), diperoleh nilai untuk
sebagai penjumlahan dari deret tak berhingga yang berbentuk
∑
(2.18)
Contoh 3
Tentukan deret Taylor untuk ( ) di sekitar .
Penyelesaian
Diketahui ( )( ) , sehingga substitusi ke persamaan (2.6)
menghasilkan
∑ ( )( )
( )
∑
( )
Bisa diperiksa bahwa seperti Contoh 1, radius konvergensinya yaitu
. Di Contoh 2 telah diperiksa bahwa ( ) sehingga
diperoleh
∑
( )
untuk semua (2.19)
Dari Contoh 2 dan 3, diperoleh dua deret pangkat untuk , yaitu deret
Maclaurin pada persamaan (2.11) dan deret Taylor pada persamaan (2.13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Deret pertama lebih baik digunakan jika yang diamati yaitu ketika nilai
yang dekat dengan 0, sementara deret kedua lebih baik digunakan untuk nilai
yang dekat dengan 2.
C. Teorema-Teorema Pendukung
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa teorema yang sempat
disebutkan pada bagian sebelumnya.
1. Teorema Apit
Jika ( ) ( ) ( ) ketika dekat dengan (kecuali mungkin
pada ) dan
( )
( )
maka
( )
2. Teorema Fundamental Kalkulus
Misalkan kontinu pada selang , -.
1. Jika ( ) ∫ ( )
, maka ( ) ( )
2. ∫ ( )
( ) ( ), dengan sebarang anti turunan dari ,
yaitu .
Bagian 1 bisa ditulis dengan
∫ ( )
( )
yang sekaligus mengatakan bahwa jika punya integral dan integralnya
bisa diturunkan, maka hasilnya akan kembali lagi ke fungsi awal yaitu .
Dan karena ( ) ( ), bagian 2 bisa juga ditulis dengan
∫ ( )
( ) ( )
yang sekaligus mengatakan jika terdapat suatu fungsi yang diturunkan
kemudian diintegralkan kembali, maka hasilnya adalah fungsi itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sendiri, tetapi dalam bentuk ( ) ( ). Dengan menyatukan keduanya,
bagian pertama bersama dengan bagian kedua menegaskan bahwa
penurunan dan pengintegralan merupakan proses yang berkebalikan.
D. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Salah satu keterampilan berpikir adalah berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking) atau HOT. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan
mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi,
seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Berpikir Tingkat Tinggi terjadi
ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan
dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas
informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin
dalam situasi membingungkan. Tugas guru selanjutnya adalah bagaimana
mengajarkan keterampilan berpikir secara eksplisit dan memadukannya
dengan materi pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika yang
dapat membantu para siswa untuk mengembangkan kemapuan berpikir
tingkat tingginya atau dengan kata lain guru harus bisa mengintegrasikan
level berpikir ini dalam proses belajar dan evaluasi.
Taksonomi Bloom dianggap merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi.
Bloom membagi kemampuan dalam ranah kognitif menjadi enam aspek. Tiga
aspek diantaranya menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau higher-Level thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa (C4), aspek
evaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6). Sedang tiga aspek lain dalam ranah
yang sama, yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek
aplikasi (C3), masuk dalam bagian intilektual berpikir tingkat rendah atau
lower order thinking (LOT).
Stein dan Lane (dalam Thomson 2008) mendefinisikan berpikir tingkat
tinggi adalah menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk
menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi, menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
contoh. Senk, et al (dalam Thomson 2008) menjelaskan karakteristik berpikir
tingkat tinggi adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas dimana
tidak ada algoritma yang telah diajarkan, yang membutuhkan justifikasi atau
penjelasan dan mungkin mempunyai lebih dari satu solusi yang mungkin
(Lewy, 2009). Dari definisi-definisi diatas disimpulkan bahwa pengukuran
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini mempunyai indikator
non algorithmic, cenderung kompleks, memiliki solusi yang mungkin lebih
dari satu (open ended approach), membutuhkan usaha untuk menemukan
struktur dalam ketidakteraturan.
Menurut Krathworl (dalam Lewy, 2009) dalam A revision of Bloom’s
Taxonomy: an overview – theory Into Practice, indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi:
1. Menganalisis
a. Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya.
b. Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yang rumit.
c. Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
2. Mengevaluasi
a. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
b. Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
c. Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
3. Mencipta
a. Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
b. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
c. Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah ada sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Hasil penelitian Thompson (dalam Hobri, 2015:6-7) tentang interpretasi
guru di USA menunjukkan bahwa guru-guru Matematika mendefinisikan
HOT sebagai discoverinng pattern, solving word problems, interpreting
information, complex information, conceptual understanding, critical
thinking or analyzing. Dengan demikian, HOT dapat dipandang sebagai: (1)
menemukan pola/rumus, bukan langsung diberikan dan digunakan, (2)
menyelesaikan pemecahan masalah terutama pada soal cerita, (3)
menginterpretasi informasi dengan bahasanya sendiri atau menggunakan
bahasa/kalimat lain, (3) memahami informasi yang kompleks, (4) pemahaman
konseptual, bukan sekedar prosedural, (5) berfikir kritis, dapat menganalisis
secara detail unsur-unsur yang harus dikaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH NILAI BATAS
Bab ini dibagi dalam dua subbab yang akan membahas bagaimana solusi
deret Taylor untuk masalah nilai batas orde tiga beserta contohnya.
A. Deret Taylor untuk Masalah Nilai Batas Orde Tiga
Pada sub-bab ini, akan dicari solusi deret Taylor untuk masalah nilai
batas.
Perhatikan persamaan diferensial biasa orde tiga berikut.
( ) ( ) ( ) ( ) , - (3.1)
dengan , , dan adalah konstan.
Dengan menurunkan persamaan (1) kali terhadap , diperoleh
, ( )- (3.2)
kemudian dengan mengatur pada persamaan (2), bisa diperoleh nilai
dari ( )( ).
Asumsikan
( ) (3.3)
dengan suatu konstanta tidak diketahui. Solusi deret Taylornya adalah
( ) ∑
( )( )( )
(3.4)
Dengan syarat batas ( ) , dari persamaan (3.4), dapat ditentukan,
dan diperoleh solusi perkiraan. Solusi deret konvergen ke solusi eksak ketika
menuju tak hingga. Solusi deret dengan orde lebih tinggi memperkirakan
akurasi lebih tinggi dari solusi perkiraan, sehingga akurasi berapapun dapat
diperoleh.
Untuk menunjukkan proses penyelesaian, perhatikan contoh sederhana
(3.5)
dengan syarat awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
( ) (3.6)
Menurunkan persamaan (3.5) sebanyak dua kali, diperoleh
(3.7)
(3.8)
Dengan menetapkan pada persamaan (3.5), (3.7), dan (3.8),
diperoleh
( ) ( ) (3.9)
( ) ( ) ( ) (3.10)
( ) ( ) ( ) ( ) (3.11)
Solusi deret Taylor orde ketiganya yaitu
( ) ( ) ( )
( )
( )
(3.12)
Penyelesaian bisa diteruskan untuk memperoleh solusi perkiraan orde ke-
, yaitu
( ) ( ) (3.13)
Ketika menuju tak hingga, diperoleh
( )
(3.14)
yang merupakan solusi eksak.
Solusi deret Taylor konvergen ke solusi eksak, dimana solusi orde yang
lebih tinggi memperkirakan akurasi yang lebih tinggi, sehingga dapat
diperoleh solusi perkiraan untuk sembarang akurasi.
B. Contoh Masalah
Perhatikan persamaan berikut.
( ) ( ) ( ) (3.15)
Bentuk tersebut diberikan oleh Abdelrahim dalam artikelnya Maret 2019,
dan hasil akurat diperoleh dengan metode blok hibrid satu langkah.
Menurunkan persamaan (3.15) terhadap diperoleh
( ) (3.16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
( ) (3.17)
( ) (3.18)
( ) ( ) (3.19)
Asumsikan
( ) (3.20)
dimana konstanta tak diketahui yang nilainya akan dicari kemudian.
Dengan mengatur pada persamaan (3.15)-(3.19), dengan syarat
awal ( ) , ( ) , dan ( ) , diperoleh
( ) (3.21)
( )( ) (3.22)
( )( ) (3.23)
( )( ) (3.24)
( )( ) (3.25)
Solusi deret Taylor dapat dituliskan sebagai berikut
( ) ( ) ( )
( )
( )
( )( )
( )( )
( )( )
( )( )
( )
(3.26)
Menggunakan syarat batas ( ) , diperoleh
( )| {
( )
}|
( )
(3.27)
Dari persamaan tersebut, diperoleh nilai , yaitu
(3.28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Solusi perkiraannya menjadi
( )
(3.29)
Perbandingan antara solusi eksak dan solusi perkiraan terlihat pada
Gambar 3.1, dengan error mutlak diberikan pada Tabel. 3.1 untuk titik-titik
berbeda.
Gambar 3.1. Perbandingan solusi pendekatan dengan solusi eksak.
Abs|Exa-App|
0 0.000000000000002
0.1 0.001549000715525
0.2 0.002135816866002
0.3 0.001973919783068
0.4 0.001284477260845
0.5 0.000296559425368
0.6 0.000750773107341
0.7 0.001603524000466
0.8 0.001983735685903
0.9 0.001574895753898
1 0.000000000000000
Tabel 3.1. Error mutlak pada beberapa titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Seperti pada Gambar 3.1, solusi numeris dan solusi perkiraan mencapai
maksimum pada dengan error relatif , yang menunjukkan
bahwa metode ini terpercaya dan efektif, dan akurasinya bisa ditingkatkan
lagi jika solusi deret dengan orde lebih tinggi diselesaikan.
Untuk memperjelas keuntungan metode diatas, akan dibandingkan
dengan metode iterasi variasional. Algoritma dari iterasi tersebut dapat
dituliskan dalam bentuk
∫
( ) ( ( ) )
(3.30)
Misalkan dugaan awal bentuknya
(3.31)
dengan konstata tidak diketahui.
Dengan menggunakan rumus
∫
( )
( )( ) (3.32)
diperoleh solusi pendekatan orde satu
∫
( ) (( ) )
( )
(3.33)
Iterasi dapat dilanjutkan tanpa kesulitan, tetapi penghitungan menjadi
lebih kompleks untuk solusi pendekatan dengan orde lebih tinggi. Jika iterasi
dihentikan sebelum iterasi kedua, dapat ditentukan dari ( ) , yang
menghasilkan
Jelas bahwa solusi pendekatan orde satu dengan cara ini memiliki akurasi
yang lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB IV
ASPEK KEPENDIDIKAN MATERI DERET TAYLOR
Materi pada bab sebelumnya telah menjabarkan bagaimana memperoleh
solusi deret Taylor untuk masalah nilai batas orde tiga dan juga contohnya. Pada
bab ini akan dibahas mengenai aspek pendidikan yang bisa dikembangkan dari
deret Taylor. Bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama yang
memuat eksplorasi aspek pendidikan turunan dan deret Taylor
A. Deret Taylor untuk Mengolah Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Deret Taylor berkaitan erat dengan turunan, karena deret Taylor
memuat hampiran suatu fungsi yang nilainya merupakan penjumlahan dari
tak hingga banyak suku-suku yang terdiri dari turunan-turunan fungsi yang
bersangkutan. Dalam pembelajaran di SMA, pembahasan mengenai turunan
fungsi dimulai dari gradien garis singgung.
Sesuai kurikulum 2013 yang menekankan pada pengalaman belajar
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mempelajari suatu konsep, siswa
dituntut untuk menemukan dan mengembangkan konsep-konsep yang
berkaitan dengan hal yang menjadi pokok bahasan. Langkah awal bagi siswa
untuk mempelajari turunan yaitu dengan memahami bahwa dalam suatu
grafik fungsi, turunan fungsi pada suatu titik merupakan gradien garis
singgung kurva fungsi di titik terkait. Langkah selanjutnya yaitu memahami
turunan sebagai limit fungsi. Kemudian siswa akan mempelajari bagaimana
menentukan turunan dari bermacam-macam fungsi, sampai berlanjut pada
aplikasi konsep turunan untuk masalah maksimum dan minimum, juga
masalah sehari-hari lainnya.
Salah satu yang penting dibahas yaitu tentang turunan fungsi polinomial.
Penurunan deret Taylor sendiri mirip dengan teknik penurunan fungsi
polinomial, yaitu dengan menurunkan suku demi suku. Hal ini tentu bisa
dikerjakan siswa SMA, jika para siswa bisa mengerjakan soal-soal tentang
turunan fungsi polinomial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lebih lanjut lagi, jika diberi nilai batas, maka nilai dari fungsi hampiran
bisa dicari. Hasil ini kemudian bisa dibandingkan dengan nilai dari fungsi
yang asli. Pembelajaran ini bisa diawali dengan mengambil contoh-contoh
sederhana seperti fungsi eksponensial sebagai fungsi asli yang akan dihampiri.
Dalam praktek pembelajaran ini, bisa diteliti bahwa aspek-aspek keterampilan
berpikir tingkat tinggi berperan selama proses memperoleh fungsi hampiran
dengan deret Taylor. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Menganalisis
Tahap analisis muncul ketika siswa memperoleh nilai hasil
perhitungan dari fungsi hampiran misalnya dengan berbagai orde,
kemudian membandingkannya dengan nilai dari fungsi yang asli. Dari
sini siswa akan menganalisis bahwa setiap orde memiliki tingkat akurasi
yang berbeda-beda, dimana semakin tinggi orde dari fungsi hampiran,
maka akan semakin akurat nilai yang diperoleh, dengan kata lain semakin
dekat nilainya dengan nilai dari fungsi aslinya.
2. Mengevaluasi
Dengan membandingkan hasil yang diperoleh masing-masing, para
siswa bisa melihat, dalam hal ini mengevaluasi apakah deret yang mereka
dapatkan benar-benar mendekati fungsi aslinya.
3. Mencipta
Dengan menemukan deret untuk menghampiri suatu fungsi, para
siswa sudah mengembangkan atau menciptakan rumusan baru untuk
menyelesaikan masalah, yang salah satunya jika dikaitkan dengan tesis
ini, yaitu masalah nilai batas.
Melalui pemaparan di atas, nampak bahwa pembelajaran deret Taylor
bisa mengolah keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, yakni mengasah
kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
B. Refleksi
Sejak awal, pilihan untuk kuliah di Program Studi S2 Pendidikan
matematika merupakan suatu tantangan tersendiri bagi saya. Melanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kuliah S2 hanya dalam kurun waktu sekitar 2 minggu setelah dinyatakan lulus
dari program s1 termasuk salah satu hal yang membuat saya kepayahan.
Mungkin bisa dikatakan juga kalau saat itu saya sebenarnya belum siap untuk
langsung meneruskan kuliah, apalagi dengan situasi yang membuat saya
'pindah jalur', karena harus mempelajari ilmu pendidikan. Bermodalkan tekad
untuk mengenali sekaligus mempelajari dunia pendidikan, saya menguatkan
diri untuk melanjutkan pendidikan saya di Program Studi S2 Pendidikan
Matematika ini.
Dengan tekad yang sama, saya mengambil mata kuliah pilihan yang
berkaitan dengan pendidikan, juga memutuskan untuk menyusun tesis untuk
bidang pendidikan. Ketika mulai menentukan topik penelitian di awal
semester, saya mengalami banyak kendala. Hambatan yang paling besar yaitu
untuk menentukan topik tesis berkaitan dengan pendidikan, sementara waktu
itu saya tidak tahu apa-apa soal teori-teori pembelajaran, atau ilmu
pendidikan secara umum. Mengatasi hambatan tersebut, saya berhasil
menentukan topik untuk menyusun tesis. Sayangnya, karena kurang inisiatif
untuk bertanya kepada dosen maupun teman-teman, topik yang saya ajukan
kurang matang. Karenanya, saya mencari topik lain untuk diteliti. Tidak jauh
berbeda dari saat mengerjakan topik yang pertama, saya masih kurang
inisiatif untuk konsultasi, bahkan kepada dosen pembimbing saya waktu itu.
Selama berbulan-bulan, proposal tesis saya tidak mengalami perkembangan
yang signifikan karena memang jarang konsultasi. Ditambah lagi, mencari
tempat untuk penelitian lapangan merupakan hambatan tersendiri bagi saya.
Sebelumnya ketika praktek untuk tugas mata kuliah, saya memiliki rekan satu
kelompok yang membuat hal-hal berkaitan dengan praktek menjadi tak
berkendala. Terjadinya masalah yaitu ketika saya harus memikirkan sendiri
segala hal yang berkaitan dengan penelitian, sementara saya belum pernah
melakukan penelitian sendiri, dan masih merasa belum berpengalaman untuk
bisa melakukan semuanya sendirian. Alhasil, sampai tahun 2018 berakhir,
saya belum mendapat data apapun sebagai hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada awal tahun 2019, saya akhirnya bisa melakukan penelitian lapangan,
walaupun dipenuhi dengan macam-macam keterbatasan. Mulai dari perizinan
ke sekolah yang seadanya. Saya akhirnya melakukan penelitian di SMA
Lokon St. Nikolaus Tomohon, bukan di salah satu sekolah yang terletak di
daerah Yogyakarta. Dengan HLT (Hypothetical Learning Trajectory) yang
telah disusun sebelumnya, saya memulai penelitian awal di bulan Februari.
Karena satu dan lain hal, siswa kelas X yang menjadi subjek penelitian harus
mengalami perombakan kelas, jadi penelitian saya tertunda. Hal ini tentu saja
menjadi hambatan, tetapi di lain pihak justru menjadi kesempatan untuk
memperbaiki HLT dari hasil uji coba. Dari penelitian itu, saya merombak
HLT awal, yang menjadi salah satu keterbatasan penelitian. HLT yang baru
tidak dikonsultasikan ke dosen, jadi penelitian yang akhirnya terlaksana
dilakukan berdasarkan HLT seadanya. Pun ketika penelitian, kelas uji coba
dan kelas penelitian yang harusnya berselang beberapa waktu agar bisa
dilakukan perbaikan HLT, terpaksa dilakukan dengan jeda satu jam istirahat,
sehingga revisi HLT untuk kelas penelitian hanya punya waktu selama jam
istirahat.
Penelitian lapangan sudah terlaksana, tinggal mewawancarai siswa untuk
melengkapi data penelitian. Akan tetapi karena waktu itu sudah mulai banyak
libur, sedangkan pertemuan dengan siswa sulit diatur, data wawancara yang
penting menjadi tidak ada. Dengan dorongan dari dosen pembimbing, saya
akhirnya mulai menganalisis data seadanya, walaupun dengan berat hati
karena data tidak lengkap. Masalah lain muncul ketika data rekaman diskusi
di kelas yang tersimpan di SD card hilang. Niat untuk meneruskan analisis
menjadi semakin mengecil. Saya sempat berniat untuk menganti topik lagi
menjadi topik yang sempat saya presentasikan dalam sebuah seminar, tapi
saya sadar, dalam topik itu juga terdapat banyak kekurangan, sehingga saya
tetap bertahan dengan untuk melanjutkan analisis pada penelitian lapangan
yang saya lakukan.
Berbulan-bulan terlewatkan, saya masih belum bisa menyelesaikan
analisis untuk bab keempat tesis saya, sampai akhirnya Pak Sudi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menghubungi saya dan menawarkan topik untuk dijadikan tesis. Mengikuti
saran dan arahan Pak Sudi, saya akhirnya bisa menyusun tesis saya sampai
sejauh ini. Saya sungguh berterima kasih karena Pak Sudi bersedia membatu
saya menyelesaikan tesis. Secara garis besar penyusunan tesis ini
memberikan pelajaran bagi saya untuk lebih berinisiatif untuk bertanya kalau
kesulitan, tidak hanya diam saja dan akhirnya malah membuang-buang waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bentuk umum dari deret Taylor yaitu
( ) ( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
Untuk kasus khusus , deret Taylor di atas menjadi
( ) ∑ ( )( )
( ) ( )
( )
dan disebut deret Maclaurin.
2. Solusi deret Taylor untuk persamaan diferensial biasa orde tiga berbentuk
( ) ( ) ( ) ( ) , -
dengan , , dan adalah konstan yaitu
( ) ∑
( )( )( )
3. Solusi deret Taylor konvergen ke solusi eksak, dimana solusi orde yang
lebih tinggi memberikan akurasi yang lebih tinggi.
4. Dibandingkan dengan metode iterasi variasional, untuk hasil dengan orde
yang lebih tinggi, perhitungan dengan metode iterasi variasional menjadi
lebih kompleks sehinggi solusi deret Taylor yang bisa dihitung sampai
orde yang lebih tinggi akan memiliki akurasi yang lebih tinggi.
5. Materi deret Taylor bisa digunakan untuk mengolah keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa SMA, yakni untuk menggali aspek-aspek
berpikir tingkat tinggi, antara lain:
Menganalisis
Semakin tinggi orde deret Taylor, semakin tinggi akurasi.
Mengevaluasi
Membandingkan fungsi hampiran dengan fungsi asli.
Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Menggunakan hasil yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah,
salah satunya masalah nilai batas.
B. SARAN
Hal-hal yang bisa penulis kemukakan sebagai saran untuk penelitian
lanjutan yaitu untuk membuat suatu rancangan pembelajaran agar siswa bisa
memahami deret Taylor dan menggunakan deret Taylor untuk menghampiri
nilai suatu fungsi. Rancangan ini bisa dalam bentuk Hypothetical Learning
Trajectory (HLT) atau lintasan belajar, kemudian dikaji lebih dalam
bagaimana pencapaian siswa dalam tiap-tiap aspek keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdelrahim, R., 2019, Numerical Solution of Third Order Boundary Value
Problems Using One-Step Hybrid Block Method, Ain Shams Engineering
Journal, 10(1):179-83.
Arora, G., Kumar, R., & Kaur, H., 2018, A Novel Wavelet Based Hybrid Method
for Finding the Solution of Higher Order Boundary Value Problems, Ain
Shams Engineering Journal, 9(4):3015-31.
El-Kalla, I.L., El Mhlawy, A.M., & Botros, M., 2019, A Continuous Solution of
Solving a Class of Nonlinear Two Point Boundari Value Problems, Ain
Shams Engineering Journal, 10(1):211-6.
He, C.H., Shen, Y., Ji, F.Y., et al., 2019, Taylor Series Solution for Fractal Bratu-
Type Equation Arising in Electrospinning Process, Fractals, DOI:
https://doi.org/10.1142/S0218348X20500115
He, J.H., 2020, Taylor Series Solution for a Third Order Boundary Value Problem
Arising in Architectural Engineering, Ain Shams Engineering Journal, DOI:
https://doi.org/10.1016/j.asej.2020.01.016
He, J.H., Ji, F.Y., 2019, Taylor Series Solution for Lane-Emden Equation, Journal
of Mathematical Chemistry, 57(8):1932-4.
Hobri, 2015, Mengintegrasikan Higher Order Thinking (HOT) Dalam Scientific
Approach. Seminar Nasional Pendidikan, Jember.
Lewy. 2009, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX Akselerasi
SMP Xaverius Maria palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, volume
3.no.2, Desember 2009.
Lodhi, R.K., Mishra, H.K., 2018, Septic B-spline Method for Second Order Self-
Adjoint Singularly Perturbed Boundary Value Problems, Ain Shams
Engineering Journal, 9(4):2153-61.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Stewart, J., 2016, Calculus: Early Transcendentals, Eight Edition. Boston:
Cengage Learning.
Thomas, G.B. Weir, M.D., & Hass, J., 2010, Thomas’ Calculus: Early
Transcendentals, Twelfth Edition. Boston: Pearson.
Thomson, T., 2008, Mathematics Teachers’ Interpretation of Higher-Order
Thinking in Bloom’s Taxonomy, International Electronic Journal of
Mathematics Education, Volume 3, No. 2, July 2008.
Varberg, D., Purcell., E.J., & Rigdon, S.E., 2007, Kalkulus, Edisi Kesembilan
Jilid I, diterjemahkan oleh: I Nyoman Susila, Ph.D., Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI