KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1...

151
KAJIA KANTOR P AN EKONOMI REGIO JAWA TIMUR TRIWULAN IV - 2012 PERWAKILAN BANK IN WILAYAH IV ONAL NDONESIA

Transcript of KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1...

Page 1: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

KAJIAN

KANTOR PE

JIAN EKONOMI REGIONJAWA TIMUR

TRIWULAN IV - 2012

OR PERWAKILAN BANK INDWILAYAH IV

GIONAL

K INDONESIA

Page 2: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Page 3: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Kan

Misi Kantor Bank Ind

“Mendukung pencapa

dan sistem pembayar

Pemda dan lembag

pembangunan ekonom

Visi Kantor Bank Ind

“Menjadi kantor Ba

peningkatan peran da

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memel

moneter dan sistem k

berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral y

penguatan nilai-nilai stra

Nilai – Nilai Strategis :

Kompetensi – Intergrita

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Bank Indonesia Surabaya

nk Indonesia Surabaya :

ncapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang m

bayaran secara efisien dan optimal serta member

embaga terkait lainnya di daerah dalam ra

konomi daerah.”

nk Indonesia Surabaya :

r Bank Indonesia yang dapat dipercaya d

ran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indones

esia :

emelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemelih

tem keuangan untuk mendukung pembangunan

sia :

ntral yang kredibel secara nasional maupun inter

ilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah d

egis :

rgritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersam

ng moneter, perbankan

emberikan saran kepada

m rangka mendukung

ya di daerah melalui

donesia yang diberikan.”

meliharaan kestabilan

gunan nasional yang

n internasional melalui

ndah dan stabil.“

ersamaan.

Page 4: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Pertama-tama kam

atas rahmat dan hidayah-

Triwulan IV - 2012 dapat d

ini disusun untuk memenu

internal yang berkaitan de

pembayaran di Jawa Timur

Analisa pada kajian

Provinsi Jawa Timur didasa

pihak seperti perbankan da

swasta. Atas seluruh bant

kasih yang sebesar-besarny

ini dapat lebih ditingkatk

masukan dan saran unt

memberikan kemanfaatan

Semoga Tuhan Y

kemudahan kepada kita

peningkatan kesejahteraan

umumnya.

i

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

mi panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan

-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provi

t diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Ka

uhi kebutuhan informasi bagi stakeholders ek

dengan perkembangan perekonomian, perban

ur baik pada triwulan dimaksud maupun prospe

an ini menggambarkan perkembangan pereko

sarkan pada data dan informasi yang diperole

dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,

ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga

nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang

tkan di masa yang akan datang. Kami juga

ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s

n yang maksimal.

Yang Maha Pemurah selalu memberikan

a semua dalam memberikan kontribusi yan

n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan

Surabaya, 7 Fe

BANK INDONESIA

MohamadPemim

n Yang Maha Esa

vinsi Jawa Timur

Kajian triwulanan

ksternal maupun

nkan dan sistem

ek ke depan.

onomian daerah

leh dari berbagai

, BUMN maupun

gaan dan terima

g terjalin selama

a mengharapkan

sehingga dapat

kekuatan dan

ng terbaik bagi

n Indonesia pada

Februari 2013

SIA SURABAYA

ad Ishak mpin

Page 5: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vii

DAFTAR ISTILAH xiii

DAFTAR SINGKATAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN xviii

RINGKASAN EKSEKUTIF xxiii

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xxv

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xxvii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1

1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 1

1.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IV-2012 3

1.2 SISI PERMINTAAN 5

a. Konsumsi 6

b. Investasi 9

c. Ekspor - Impor 11

1.3 SISI PENAWARAN 14

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 17

b. Sektor Industri Pengolahan 19

c. Pertanian 20

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 21

e. Bangunan 22

f. Pengangkutan dan Komunikasi 23

BOKS 1

25

BOKS 2

29

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31

2.1 Kondisi Umum 31

DAFTAR ISI

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN

KERJA DAN PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT

DAMPAK KENAIKAN UMK TERHADAP KINERJA SEKTOR USAHA TAHUN

2013

ii

Page 6: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

2.2 Inflasi Bulanan (mtm) 32

2.3 Inflasi Triwulanan (qtq) 41

2.4 Inflasi Tahunan (yoy) 45

2.5 Inflasi Menurut Kota 47

2.5 Disagregasi Inflasi 49

BOKS 3 55

BOKS 4 56

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 58

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 59

3.1.1. Aset dan Aktiva Produktif 61

3.1.2. Dana Pihak Ketiga (DPK) 62

3.1.3. Kredit 64

3.1.4. Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 67

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 69

3.2.1. Risiko Kredit 71

3.2.2. Risiko Likuiditas 74

3.3 PERBANKAN SYARIAH 76

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 79

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 82

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 86

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 86

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow ) 86

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 88

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 89

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement ) 89

b. Transaksi Kliring 91

BOKS 5 RENCANA BISNIS BANK TAHUN 2013 95

BOKS 6 KEWAJIBAN PEMENUHAN MODAL MINIMUM PERBANKAN 96

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 97

4.1 UMUM 97

4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 98

4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 99

ii

KETAHANAN PANGAN JAWA TIMUR

DAMPAK KENAIKAN TARIF TENAGA LISTRIK (TTL) 2013 TERHADAP

INFLASI DI JAWA TIMUR

Page 7: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 103

5.1 UMUM 103

5.2 KETENAGAKERJAAN 103

5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 104

5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 106

5.3 UPAH MINIMUM KAB/KOTA 108

5.4 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 108

5.4.1 Kesejahteraan Petani 109

5.4.2 Kesejahteraan Nelayan 110

5.5 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 111

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 115

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 115

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 115

6.3 PROSPEK PERBANKAN JAWA TIMUR 118

iii

Page 8: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur 1

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur 2

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur 3

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur 5

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Permintaan 14

Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 20

Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan 22

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm ) 33

Tabel 2.2 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs

Nasional36

Tabel 2.3 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs

Nasional37

Tabel 2.4 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs

Nasional40

Tabel 2.5 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 42

Tabel 2.6 Perkembangan Pengadaan BULOG Divre Jawa Timur 2007-2012 44

Tabel 2.7 Inflasi Jawa Timur (yoy ) Per Kelompok Barang 46

Tabel 2.8 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 47

Tabel 2.9 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan IV-

2012 48

Tabel 2.10 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang &

Jasa Triwulan IV-201248

Tabel 2.11 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 51

Tabel 3.1Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa

Timur58

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 58

Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 60

Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 71

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 80

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow ) Kantor Perwakilan

Bank Indonesia87

Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.IV- 2012 91

Tabel 3.8 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.III- 2012 91

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan IV - 2012 98

Tabel 4.2 Alokasi Dana Kegiatan Pekerjaan Umum Jawa Timur 100

Tabel 4.3 Pagu Untuk Direktorat/Badan Terkait Pengembangan Transportasi di

Jawa Timur100

DAFTAR TABEL

v

Page 9: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Tabel 4.4 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan IV-2012 101

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) 104

Tabel 5.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Jawa Timur 107

Tabel 5.3 Kenaikan UMK Jawa Timur 108

Tabel 5.4 Daya Beli per Kapita Petani dan Nelayan 111

Tabel 5.5 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut

Daerah112

Tabel 5.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) di Jawa Timur Menurut Daerah114

Tabel 6.1 Tedensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko 117

vi

Page 10: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 1.1 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.2 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 5

Grafik 1.5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 5

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 6

Grafik 1.7 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 6

Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran 7

Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 7

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi 8

Grafik 1.11 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 8

Grafik 1.12 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 8

Grafik 1.13 Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 8

Grafik 1.14 Perkembangan PMTB 9

Grafik 1.15 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 10

Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 10

Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Investasi 10

Grafik 1.18 Perkembangan Volume Penjualan Semen 11

Grafik 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal 11

Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 12

Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 12

Grafik 1.22 Pertumbuhan Nilai Ekspor Per Jenis Barang 12

Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 12

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor 12

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor 12

Grafik 1.26 Nilai Impor Per Jenis Barang 13

Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor Per Jenis Barang 13

Grafik 1.28 Statistik Kontainer di Tanjung Perak 13

Grafik 1.29 Statistik Discharge-Loaded di Tanjung Perak 13

Grafik 1.30 Statistik Kontainer Internasional 14

Grafik 1.31 Statistik Kontainer Domestik 14

Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 15

DAFTAR GRAFIK

vii

Page 11: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 1.33 Petumbuhan Sektor Pendukung 15

Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor Pendukung 15

Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi 16

Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 16

Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha 17

Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 17

Grafik 1.39 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 17

Grafik 1.40 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 17

Grafik 1.41 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 18

Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 18

Grafik 1.43 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 19

Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 19

Grafik 1.45 Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Bahan Baku 19

Grafik 1.46 Konsumsi Listrik Golongan Industri 19

Grafik 1.47 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 20

Grafik 1.48 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 20

Grafik 1.49 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 21

Grafik 1.50 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 21

Grafik 1.51 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 21

Grafik 1.52 Perkembangan Fee - Based Income 22

Grafik 1.53 Perkembangan Interest - Based Income 22

Grafik 1.54 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank Umum 22

Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 22

Grafik 1.57 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 23

Grafik 1.58 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 23

Grafik 1.59 Arus Penumpang di Tanjung Perak 24

Grafik 1.60 Arus Barang di Tanjung Perak 24

Grafik 1.61 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 24

Grafik 1.62 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 24

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 32

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 32

Grafik 2.3 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy ) 32

Grafik 2.4 Rata-Rata Inflasi Sub Kelompok (mtm ) 34

Grafik 2.5 Inflasi Oktober Per Kelompok Barang 34

Grafik 2.6 Inflasi November Per Kelompok Barang 34

viii

Page 12: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 2.7 Inflasi Desember Per Kelompok Barang 34

Grafik 2.8 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 35

Grafik 2.9 Inflasi Kelompok Barang 35

Grafik 2.10 Perkembangan Harga Sub Kelompok Sandang (mtm ) 36

Grafik 2.11 Perkembangan Harga Komoditas Emas Internasional 36

Grafik 2.12 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

(mtm ) 37

Grafik 2.13 Sub Kelompok Bahan Makanan Yang Mengalami Inflasi Tertinggi

Pada Oktober 2012 (mtm ) 37

Grafik 2.14 Perkembangan Harga Komoditas Tepung Internasional 37

Grafik 2.15 Sub Kelompok Bahan Makanan Yang Mengalami Deflasi Tertinggi

Pada Oktober 2012 (mtm ) 37

Grafik 2.16 Inflasi Tahunan (yoy ) Kelompok Barang Strategis 38

Grafik 2.17 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 38

Grafik 2.18 Pergerakan Harga Komoditas Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 39

Grafik 2.19 Pergerakan Harga Emas Perhiasan 39

Grafik 2.20 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 40

Grafik 2.21 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan 40

Grafik 2.22 Inflasi Sub Kelompok Daging (mtm ) 41

Grafik 2.23 Inflasi Sub Kelompok Daging (yoy ) 41

Grafik 2.24 Inflasi (qtq ) Sub Kelompok Bahan Makanan 43

Grafik 2.25

Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan Tw III-2012 & Tw IV-201243

Grafik 2.26 Pergerakan Harga Beras Surabaya 43

Grafik 2.27 Pergerakan Harga Beras Internasional 43

Grafik 2.28 Luas Panen dan Produksi Padi Kab. Jember 44

Grafik 2.29 Luas Panen dan Produksi Padi Prov. Jawa Timur 44

Grafik 2.30 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012 46

Grafik 2.31Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau

46

Grafik 2.32 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012 46

Grafik 2.33 Inflasi (yoy ) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 46

Grafik 2.34 Perbandingan Inflasi (yoy ) 7 Kota di Jawa Timur 47

Grafik 2.35 Inflasi Jatim Per Komponen (yoy ) 48

Grafik 2.36 Perbandingan Inflasi Jatim dan Rata-Ratanya (yoy ) 48

Grafik 2.37 Perbandingan - Disagregasi Inflasi Jawa Timur 49

ix

Page 13: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 2.38 Disagregasi Inflasi (mtm ) Jawa Timur 49

Grafik 2.39 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 50

Grafik 2.40 Perkembangan Capacity Utilization 50

Grafik 2.41 Perkembangan Harga Minyak Internasional 51

Grafik 2.42 Perkembangan Harga CPO 51

Grafik 2.43 Perbandingan Batu Bara 51

Grafik 2.44 Perkembangan Harga Karet 51

Grafik 2.45 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 52

Grafik 2.46 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 53

Grafik 2.47 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 53

Grafik 2.48 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 53

Grafik 2.49 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 53

Grafik 2.50 Perkembangan Inflasi Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53

Grafik 2.51 Perkembangan Inflasi Non Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53

Grafik 2.52 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen 54

Grafik 2.53 Ekspektasi Harga Yang Akan Datang 54

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 53

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 60

Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy ) 61

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq ) 61

Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 62

Grafik 3.6 Proporsi Aktiva Produktif 62

Grafik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 62

Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o- y) 63

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq ) 63

Grafik 3.10 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 64

Grafik 3.11 Komposisi DPK Bank Umum (%) 64

Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 64

Grafik 3.13 Pertumbuhan Kredit (yoy ) 65

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (qtq ) 65

Grafik 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 66

Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 66

Grafik 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y ) 66

Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q ) 66

Grafik 3.19 Proporsi Kredit Sektoral 66

x

Page 14: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 3.20 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 67

Grafik 3.21 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 67

Grafik 3.22 Perkembangan Kredit UMKM 68

Grafik 3.23 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 68

Grafik 3.24 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 69

Grafik 3.25 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 69

Grafik 3.26 Perkembangan NPL Bank Umum 72

Grafik 3.27 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 72

Grafik 3.28 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 72

Grafik 3.29 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy) 73

Grafik 3.30 NPL Per Sektor Ekonomi 74

Grafik 3.31 Money Position Perbankan di Jawa Timur 75

Grafik 3.32 Money Position Perbankan di Jawa Timur 76

Grafik 3.33 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq ) 76

Grafik 3.34 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy ) 76

Grafik 3.35 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur 77

Grafik 3.36 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy ) 77

Grafik 3.37 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 78

Grafik 3.38 Pangsa Pembiayaan Syariah Perjenis Penggunaan 78

Grafik 3.39 Non Performing Financin g (NPF) dan Financing to Deposits Ratio

(FDR) Perbankan Syariah di Jawa Timur 79

Grafik 3.40 Perkembangan Indikator BPR (yoy ) 81

Grafik 3.41 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (qtq ) 81

Grafik 3.42 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy ) 81

Grafik 3.43 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 82

Grafik 3.44 Perkembangan LDR & NPL BPR 82

Grafik 3.45 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy ) 83

Grafik 3.46 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq ) 83

Grafik 3.47 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 84

Grafik 3.48 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di

Surabaya 84

Grafik 3.49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di

Surabaya (qtq ) 85

Grafik 3.50 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber-KP di Surabaya 85

Grafik 3.51 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 85

xi

Page 15: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Grafik 3.52 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 88

Grafik 3.53 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 89

Grafik 3.54 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 90

Grafik 3.55 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw IV-

2012 90

Grafik 3.56 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw IV-

2012 90

Grafik 3.57 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 92

Grafik 3.58 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 92

Grafik 3.59 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan 92

Grafik 3.60 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (lembar) 93

Grafik 3.61 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 93

Grafik 3.62 Statistik Uang Palsu yang Dilaporkan Per Kota (lembar) 93

Grafik 4.1 Dana Pemerintah Prov/Kab/Kota di Perbankan 102

Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 104

Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 105

Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 105

Grafik 5.4 Komposisi Tenaga Kerja Informal 105

Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 108

Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 108

Grafik 5.7 NTP Nasional & Jawa Timur 109

Grafik 5.8 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 109

Grafik 5.9 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 109

Grafik 5.10 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 109

Grafik 5.11 Ib vs Inflasi Sub Bahan Makanan 110

Grafik 5.12 NTN Nasional & Jatim 111

Grafik 5.13 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 111

Grafik 5.14 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur 111

Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 115

Grafik 6.2 Indeks Ekspektasi Penghasilan 115

Grafik 6.3 Estimasi Realisasi Usaha Tw I - 2013 116

Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw I - 2013 116

Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang & Jasa di Surabaya 117

xii

Page 16: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Page 17: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IVVVV –––– 2012012012012222

Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Mengakhiri tahun 2012, kinerja perekonomian Jawa Timur

(Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan tahun 2011 (7,22%) serta pertumbuhan

ekonomi nasional yang berada pada level 6,23%.

Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut,

pertumbuhan ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 (delapan)

tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional,

kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah

nasional. Jika diukur lebih lanjut, kinerja perekonomian Jatim

terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami

perlambatan di tahun 2012.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan kinerja

ekspor impor Jatim menjadi sumber pendorong pertumbuhan.

Peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum di 2012

terkait dengan cukup terjaganya daya beli masyarakat,

sementara kegiatan ekspor impor masih didominasi oleh

perdagangan antar daerah/provinsi. Masih kuatnya konsumsi

domestik diperkuat oleh data pertumbuhan ekspor barang

dan jasa antar daerah yang mengalami peningkatan

dibandingkan dengan kinerja ekspor antar negara/luar negeri

yang justru menurun.

Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan

Hotel dan Restoran (PHR) merupakan sektor pendorong

pertumbuhan ekonomi Jatim. Pertumbuhan sektor PHR sebagai

sektor yang paling dominan terutama didorong oleh

pertumbuhan sub sektor perdagangan yang tercatat

Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 (7,22%)

Page 18: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

xiv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

mendapat permintaan tinggi seiring masih tingginya kegiatan

konsumsi masyarakat Jatim. Sektor Industri Pengolahan tetap

tumbuh tinggi walaupun sedikit melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didukung oleh

stabilnya permintaan domestik di tengah pelemahan

permintaan ekspor negara tujuan Eropa dan Amerika Serikat,

dengan sub sektor pendorong terbesar adalah industri pupuk,

kimia dan barang dari karet. Sektor Pertanian tumbuh

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama

dipicu oleh perlambatan sub sektor tanaman bahan makanan

sebagai akibat adanya gangguan cuaca yaitu pergeseran

musim dan tingginya curah hujan pada akhir tahun 2012.

Assesmen Inflasi

Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang

dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71

kota pada triwulan IV-2012 sebesar 0,91% (qtq) atau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,93%(qtq).

Hingga akhir tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%) berada

pada level yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu

pada kisaran 4,27% (yoy.

Berdasarkan kelompok barang, hanya kelompok bahan

makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang

mengalami mengalami penurunan inflasi pada tahun 2012 dan

kelompok lainnya sedikit mengalami tekanan kenaikan. Rata-rata

laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 relatif berfluktuasi

bila dibandingkan triwulan IV-2012. Melambatnya inflasi pada sub

kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, sub kelompok

ikan diawetken, sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok

bumbu-bumbuan, sub kelompok lemak dan minyak dan sub

kelompok bahan makanan lainnya, pada akhirnya membentuk

1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.

Kenaikan IHK di 7 (tujuh) kota pada periode laporan mengalami peningkatan sehingga secara tahunan mencapai 4,50%.

Page 19: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

xv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

inflasi kelompok bahan makanan berada pada level yang lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011.

Berdasarkan disagregasinya, perlambatan laju inflasi di

sepanjang triwulan IV-2012 didorong oleh melambatnya seluruh

kelompok penyebab terjadinya inflasi yang memiliki rata-rata lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan III-2012. Melambatnya laju

inflasi pada triwulan IV-2012 terutama didorong oleh perlambatan

rata-rata inflasi bulanan pada kelompok core inflation, yaitu dari

0,62% menjadi 0,26%. Kondisi tersebut juga yang diikuti oleh

kelompok volatile food dari 0,96% (mtm) menjadi 0,65% dan

kelompok administered price dari 0,34% (mtm) menjadi 0,11%.

Assesmen Perbankan

Pada triwulan IV-2012, perbankan (Bank Umum dan BPR)

di Jawa Timur masih menunjukkan perkembangan kinerja yang

positif, tercermin dari indikator total aset, kredit dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) tumbuh dengan baik serta tingkat risiko kredit yang

dicerminkan oleh rasio Non Performing Loan (NPL) terjaga di bawah

5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 20,79% (yoy)

dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 26,18%

(yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio NPL yang terjaga di

kisaran 2,68%. Berlawanan dengan kredit yang tumbuh positif

pada triwulan laporan, DPK justru mengalami penurunan sehingga

mendorong peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencerminkan fungsi intermediasi

perbankan meningkat. Peningkatan fungsi intermediasi tersebut

terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional

dan daerah. Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit

yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan

sektor perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur diperkirakan akan meningkat.

Page 20: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

xvi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Triwulan I-2013

Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi Jatim

diproyeksikan tumbuh pada rentang pertumbuhan 7,00%–7,25%

(yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini diperkirakan relatif

stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan pada level 7,09% (yoy).

Dertumbuhan perekonomian Jawa Timur dari sisi permintaan

masih ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana

tercermin pada hasil survei konsumen. Penetapan tingkat Upah

Minimum Kota (UMK) tahun 2013 dengan kenaikan 15% - 20%

diperkirakan turut mendorong daya beli masyarakat ekonomi

menengah ke bawah, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi

tingkat konsumsi rumah tangga. Komponen terbesar selanjutnya,

yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil meskipun

tantangan kenaikan biaya produksi akibat kebijakan penetapan TTL,

UMK dan gas industri serta masih berlanjutnya pelemahan

perekonomian globalakan mempengaruhi kebijakan perusahaan

untuk berproduksi, ekspansi atau membuka usaha baru.

Di sisi penawaran, kinerja sektor PHR diperkirakan masih

cukup stabil dengan didukung tingginya transaksi perdagangan

antar pulau/daerah, serta peranan subsektor hotel dan restoran

yang semakin meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat

ekonomi menengah ke bawah. Menghadapi tantangan kenaikan

biaya produksi di awal tahun, sektor industri pengolahan

diproyeksikan sedikit melambat, ditambah dengan masih lemahnya

permintaan global yaitu di kawasan Amerika Serikat dan Eropa.

Sementara itu, tibanya masa tanam di sub sektor tanaman bahan

makanan dan masih tingginya potensi gangguan cuaca (curah

hujan dan angin) hingga akhir Februari 2013 diperkirakan turut

mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga diperkirakan

mengalami perlambatan meskipun masih berada pada level 1,50%

(yoy). Kondisi sektoral pada triwulan I-2013 ini searah dengan

indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

atas estimasi realisasi usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral

tiga sektor utama di Jawa Timur.

Ekonomi Jatim pada Tw I-2013 diperkirakan tumbuh pada rentang pertumbuhan 7,00%–7,25%

Page 21: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Pada triwulan I-2013, kinerja industri perbankan di Jawa

Timur diperkirakan sedikit mengalami perbaikan, meskipun terdapat

tekanan dari beberapa faktor. Struktur dan pondasi sistem

perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga

terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh

perbankan. Pelonggaran suku bunga disertai penyusunan strategi

pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan diharapkan

mampu meningkatkan peran sektor perbankan untuk mendorong

perekonomian daerah.

Selanjutnya, pertumbuhan kredit oleh perbankan pada

triwulan I-2013 diperkirakan mengalami peningkatan, meskipun

tidak sebesar pertumbuhan tahun sebelumnya. Tren penurunan

suku bunga perbankan diharapkan mampu mendorong

pertumbuhan kredit, khususnya pada sektor produktif, namun

dalam batas pertumbuhan yang terjaga. Sektor ekonomi andalan

Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan,

sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian

masih menjadi sektor unggulan bagi perbankan untuk dibiayai.

Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap

tumbuh stabil.

Page 22: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 122,53 124,36 125,591 125,92 128,50 129,67 130,58 131,75 134,29 135,50

- Kota Surabaya 121,93 123,53 125,081 125,50 128,30 129,38 130,32 131,39 133,80 135,02

- Kota Malang 122,68 124,84 125,735 126,03 128,46 129,91 130,51 131,63 134,34 135,89

- Kota Kediri 121,91 124,14 123,956 124,60 127,34 128,66 129,34 130,90 134,04 134,62

- Kota Jember 123,74 126,95 127,970 126,99 128,73 130,02 131,12 132,22 134,39 135,86

- Kota Probolinggo 127,23 127,92 129,455 129,84 131,95 132,75 133,59 135,90 139,28 140,56

- Kota Madiun 126,45 129,01 130,053 130,09 132,33 133,51 134,42 135,20 137,51 138,20

- Kota Sumenep 120,74 121,91 122,031 123,09 125,05 127,02 128,26 129,81 132,63 133,44

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6,31 7,10 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,63 4,50 4,50

- Kota Surabaya 6,72 7,34 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,29 4,37

- Kota Malang 5,43 6,70 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58 4,60

- Kota Kediri 5,52 6,81 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,26 4,63

- Kota Jember 5,80 7,10 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,40 4,49

- Kota Probolinggo 7,17 6,68 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,55 5,88

- Kota Madiun 5,29 6,53 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91 3,51

- Kota Sumenep 6,17 6,75 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,06 5,06

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 87.144.003 87.026.727 88.871.181 91.400.676 93.499.766 93.211.655 95.330.557 98.085.149 100.427.099 99.823.633

- Pertanian 12.759.576 10.337.933 15.553.734 13.543.813 13.023.015 10.507.871 15.982.668 14.177.715 13.591.281 10.712.279

- Pertambangan dan Penggalian 2.046.220 2.099.675 1.802.122 2.085.751 2.139.238 2.201.521 1.893.917 2.120.466 2.160.927 2.225.952

- Industri Pengolahan 22.025.035 22.932.487 22.036.934 22.576.080 23.259.085 24.299.093 23.409.626 23.871.800 24.936.426 25.799.205

- Listrik, gas, dan air bersih 1.183.995 1.206.216 1.174.790 1.237.703 1.245.192 1.274.399 1.257.835 1.320.473 1.310.535 1.349.589

- Bangunan 2.848.380 2.947.205 2.626.382 3.054.205 3.102.022 3.212.217 2.893.702 3.224.522 3.314.209 3.408.133

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27.183.239 27.759.932 27.425.226 28.748.367 30.020.944 30.450.678 30.081.571 31.799.848 32.958.742 33.535.338

- Pengangkutan dan komunikasi 6.547.474 6.774.834 6.136.604 7.059.211 7.307.368 7.442.073 6.945.037 7.627.427 7.949.406 8.119.044

- Keuangan, persewaan, dan jasa 4.737.927 4.896.615 4.785.173 4.993.959 5.124.947 5.282.030 5.156.525 5.439.472 5.544.158 5.662.313

- Jasa 7.812.157 8.071.829 7.330.216 8.101.587 8.277.955 8.541.772 7.709.676 8.503.427 8.661.415 9.011.780

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7,14 7,20 7,17 7,29 7,29 7,11 7,27 7,31 7,41 7,09

Pertumbuhan (YoY)

- Pertanian 3,06 1,99 2,82 3,35 2,06 1,64 2,25 3,04 2,24 2,24

- Pertambangan dan Penggalian 8,42 9,25 10,34 5,44 4,55 4,85 5,09 1,66 1,32 1,32

- Industri Pengolahan 3,66 5,82 6,66 6,08 5,60 5,96 6,27 6,71 6,47 6,47

- Listrik, gas, dan air bersih 6,31 8,31 7,22 7,05 5,17 5,65 8,08 6,86 6,91 6,91

- Bangunan 5,77 8,80 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 4,75 4,75

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,66 9,74 9,60 9,47 10,44 9,69 9,69 10,54 10,78 10,78

- Pengangkutan dan komunikasi 10,19 11,25 12,41 12,14 11,61 9,85 13,01 8,08 11,14 11,14

- Keuangan, persewaan, dan jasa 6,09 9,00 8,21 8,50 8,17 7,87 7,69 7,37 7,50 7,50

- Jasa 4,45 4,08 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 3,89 3,89

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7,14 7,16 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29 7,29

2012INDIKATOR

2010 2011

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

LAMPIRAN

xviii

Page 23: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

A. Perbankan

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 233 249,63 256,43 270,26 282,00 292,82 304,22 322,89 342,66 353,60

DPK (Rp. Triliun) 203 215,24 217,02 226,92 234,25 250,61 252,81 262,25 273,66 289,09

- Tabungan (Rp. Triliun) 83 90,91 90,19 92,85 98,48 110,42 109,95 116,20 122,89 134,22

- Giro (Rp. Triliun) 36 35,86 38,03 40,31 41,85 40,99 42,85 43,54 46,07 47,67

- Deposito (Rp. Triliun) 84 88,47 88,79 93,76 95,31 99,20 100,00 102,50 104,70 107,20

Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 150 155,98 161,93 172,59 180,42 190,57 192,75 210,06 223,51 239,48

- Modal Kerja 92 95,02 95,80 102,38 107,00 113,54 112,31 123,45 129,66 139,52

- Investasi 18 19,33 21,77 23,36 23,29 24,89 26,13 28,75 31,21 33,72

- Konsumsi 39 41,63 44,36 47,37 50,12 52,15 54,32 57,86 62,64 66,25

Non Performing Loan (NPL-Gross) 3,03 2,94 3,37 3,55 3,47 2,90 2,96 2,73 2,64 2,60

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 73,81% 72,47% 74,61% 76,06% 77,02% 76,04% 76,25% 80,10% 85,07 82,84

Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 58,64 49,78 56,27 59,07 61,29 62,35 63,21 68,87 63,65 68,53

NPL UMKM Gross (%) 3,68% 4,05 4,58 4,62 4,68 3,74 4,22 3,82 3,68 3,63

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 5,47 5,73 5,86 6,16 6,37 6,81 6,98 7,35 8,01 8,33

DPK (Rp. Triliun) 3,35 3,51 3,58 3,72 3,84 4,04 4,18 4,39 4,74 4,89

- Tabungan (Rp. Triliun) 1,02 1,11 1,12 1,15 1,15 1,28 1,33 1,35 1,47 1,57

- Deposito (Rp. Triliun) 2 2,40 2,46 2,58 2,69 2,76 2,85 3,03 3,27 3,32

Kredit (Rp. Triliun) 4 4,15 4,28 4,62 4,82 4,85 5,15 5,57 5,81 5,94

- Modal Kerja 3 2,86 2,94 3,13 3,22 3,18 3,36 3,63 3,78 3,80

- Investasi 0 0,12 0,11 0,13 0,14 0,14 0,16 0,17 0,20 0,28

- Konsumsi 1 1,17 1,23 1,36 1,47 1,53 1,64 1,77 1,83 1,85

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4,99% 4,24% 4,99% 4,92% 4,77% 4,01% 4,29% 4,14% 0,04 0,03

Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 124,67% 118,28% 119,67% 115,49% 125,69% 120,01% 123,38% 127,08% 1,23 1,21

----

SYARIAH : ----

Total Asset (Rp. Triliun) 7 7,57 8,04 9,02 10,30 11,65 12,01 13,14 14,08 16,57

DPK (Rp. Triliun) 5 5,71 6,28 7,07 7,74 9,23 9,32 9,88 10,59 12,39

- Giro (Rp. Triliun) 0 0,43 0,47 0,56 0,46 0,63 0,84 0,88 0,88 1,39

- Tabungan (Rp. Triliun) 2 2,18 2,23 2,50 2,78 3,36 4,90 5,08 5,43 4,83

- Deposito (Rp. Triliun) 3 3,10 3,58 4,01 4,50 5,24 3,58 3,92 4,28 6,18

Pembiayaan (Rp. Triliun) 4 5,14 6,16 6,96 8,08 8,84 8,93 10,03 10,68 11,99

- Modal Kerja 2 2,12 2,25 2,80 3,17 3,45 3,60 4,16 4,54 5,08

- Investasi 1 0,69 0,93 1,04 1,19 1,40 1,51 1,75 1,89 2,29

- Konsumsi 2 2,76 2,97 3,13 3,72 3,98 3,83 4,12 4,25 4,61

Non Performance Financing (NPF) % 1,37 1,08 1,14 1,45 1,41 1,21 1,36 1,43 1,63 1,43

Financing to Deposit Ratio (FDR) % 85,08 90,02 98,06 98,53 104,46 95,73 95,77 101,59 100,80 96,72

B. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARAN

Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

Inflow (Rp. Triliun) 8,70 6,84 8,99 7,13 12,2 8,7 12,70 20,08 14,91 9,99

Outflow (Rp. Triliun) 9,55 5,25 3,54 7,62 14,66 8,24 6,52 12,08 14,30 11,53

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 51,58 2,14 6,30 5,08 5,61 4,07 4,76 5,10 0,29 0,88

Nominal Transaksi RTGS 142,31 141,82 127 125,07 149,32 148,29 122,21 182,77 185,10 206,28

Volume Transaksi RTGS 144.268 157.374 142.015 141.213 149.834 155.650 141.322 172.750 146.738 196.553

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 37,09 38,26 40,04 40,58 41,00 44,33 44,05 46,32 38,59 46,11

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1,31 1,27 1,35 1,37 1,23 1,37 1,40 1,40 1,28 1,29

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 669.104 598.697 764.425 691.041 518.985 596.757 632.814 638.541 637.615 979.293

Tolakan Kliring (lembar) 24.784 20.592 24.250 20.257 17.900 48.249 20.065 19.361 23.280 21.770

2012

2012201220122012INDIKATORINDIKATORINDIKATORINDIKATOR

2010201020102010 2011201120112011

INDIKATOR2010 2011

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

Page 24: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

Page 25: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

1

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1.1.1.1.1.1.1. KONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUM

1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012

Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 (7,22%) serta pertumbuhan ekonomi nasional yang

berada pada level 6,23%. Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut, pertumbuhan

ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan

nasional, kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah nasional. Jika diukur lebih

lanjut, kinerja perekonomian Jatim terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami

perlambatan di tahun 2012.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor impor Jatim menjadi

sumber pendorong pertumbuhan. Peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum di 2012

terkait dengan cukup terjaganya daya beli masyarakat, sementara kegiatan ekspor impor masih

didominasi oleh perdagangan antar daerah/provinsi. Masih kuatnya konsumsi domestik

diperkuat oleh data pertumbuhan ekspor barang dan jasa antar daerah yang mengalami

peningkatan dibandingkan dengan kinerja ekspor antar negara/luar negeri yang justru

menurun. Masih berlanjutnya perlambatan ekspor luar negeri bisa dipahami seiring masih

lemahnya permintaan dunia dan penurunan harga komoditas ekspor utama di pasar

internasional. Sementara itu, kegiatan investasi tumbuh melambat seiring dengan terdapatnya

sejumlah kendala yang mengakibatkan ekspansi kegiatan usaha relatif tertahan.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan pada kegiatan konsumtif masih

lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit ke sektor produktif. Hal ini searah dengan

kebijakan Bank Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan kredit pada sektor

produktif, sedangkan pertumbuhan kredit konsumtif diharapkan melaju pada level stabil

dengan tingkat prudential yang lebih baik.

Wilayah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nasional 5,69 5,50 6,35 6,01 4,63 6,20 6,46 6,23

Jawa Timur 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,68 7,22 7,27

Page 26: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

2

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.11.11.11.1 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektor----sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur

tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).

Pertumbuhan sektor PHR sebagai sektor yang paling dominan terutama didorong oleh

pertumbuhan sub sektor perdagangan yang tercatat mendapat permintaan tinggi seiring masih

tingginya kegiatan konsumsi masyarakat Jatim. Sektor Industri Pengolahan tetap tumbuh tinggi

walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut

didukung oleh stabilnya permintaan domestik di tengah pelemahan permintaan ekspor negara

tujuan Eropa dan Amerika Serikat, dengan sub sektor pendorong terbesar adalah industri

pupuk, kimia dan barang dari karet. Sektor Pertanian tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya, terutama dipicu oleh perlambatan sub sektor tanaman bahan makanan sebagai

akibat adanya gangguan cuaca yaitu pergeseran musim dan tingginya curah hujan pada akhir

tahun 2012.

Komponen Sisi Permintaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Konsumsi Rumahtangga 7,14 7,11 6,32 4,64 7,84 5,01 7,16 6,15

2. Kons Lbg Swasta Nirlaba 3,03 6,53 4,94 1,54 5,34 8,54 7,79 5,74

3. Konsumsi Pemerintah 7,27 8,68 8,25 11,59 12,40 9,41 1,18 1,25

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,36 7,22 2,71 5,86 5,22 6,97 11,64 3,68

5. Perubahan Stok 6,10 (47,97) 14,93 (6,35) (109,40) (1.468,95) (15,09) (12,67)

6. Ekspor Barang dan Jasa 10,72 8,84 5,63 5,86 9,24 (3,11) 10,67 12,00

a. Antar Negara/Luar Negeri 25,41 12,33 6,65 9,11 8,31 8,45 11,81 3,53

b. Antar Daerah/Provinsi 2,19 6,35 4,86 3,37 10,00 (12,32) 9,55 20,50

7. Impor Barang dan Jasa 14,06 6,23 5,33 3,52 9,22 0,61 10,13 7,25

a. Antar Negara/Luar Negeri 30,13 2,34 2,43 4,61 6,77 12,30 9,37 12,62

b. Antar Daerah/Provinsi 3,26 9,53 7,62 2,70 11,10 (7,99) 10,82 2,49

Produk Domestik Regional Bruto 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,67 7,23 7,27

(40,00)

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN% yoy

Page 27: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

3

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Ditinjau dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit perbankan di Jawa timur kepada sektor-

sektor utama secara umum menunjukkan tren peningkatan. Meskipun pertumbuhan kredit

kepada sektor pertanian Triwulan IV 2012 mencatat perlambatan dibandingkan periode

sebelumnya, namun kredit sektor dimaksud mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan

dengan sektor utama lain. Sementara itu penyaluran kredit kepada sektor industri pengolahan

dan sektor perdagangan mencatat pertumbuhan yang relatif sama dan lebih stabil. Terkait

dengan hal tersebut di atas, upaya peningkatan pengelolaan risiko pada sektor utama masih

menjadi tantangan dunia perbankan, utamanya pada sektor pertanian. Hal tersebut diperlukan

mengingat pentingnya dukungan pembiayaan dalam pengembangan sektor pertanian dalam

rangkat peningkatan ketahanan pangan daerah.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProvinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

1.1.2.1.1.2.1.1.2.1.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IV----2012201220122012

Menutup tahun 2012, perekonomian Jawa Timur (Jatim) triwulan IV-2012 tumbuh

7,09% (yoy) sedikit lebih rendah dari perkiraan KPwBI Wilayah IV (Jawa Timur) sebelumnya

yang berada pada kisaran 7,20% - 7,30% (yoy). Kinerja ekonomi Jatim mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,41% (yoy). Namun demikian,

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode laporan masih berada pada level yang lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,11%.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta (Pembentukan Modal

Tetap Bruto – PMTB) menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Peningkatan kegiatan

konsumsi rumah tangga Jatim terkorelasi dengan beberapa momentum perayaan, masih

stabilnya daya beli masyarakat serta tersedianya berbagai alternatif sumber pembiayaan dengan

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 3,16 3,99 3,13 0,78 3,92 2,23 2,53 3,49

Pertambangan Dan Penggalian 9,32 8,58 10,50 10,24 6,92 9,18 6,08 2,10

Industri Pengolahan 4,61 3,05 4,64 6,39 2,80 4,32 6,06 6,34

Listrik, Gas dan Air Bersih 6,18 4,07 11,81 (17,62) 2,72 6,43 6,25 6,21

Konstruksi 3,48 1,42 1,21 8,18 4,25 6,64 9,12 7,05

Perdagangan , Hotel Dan Restoran 9,15 9,62 8,39 2,64 5,58 10,67 9,81 10,06

Pengangkutan Dan Komunikasi 5,00 6,77 7,77 20,67 12,98 10,07 11,44 9,64

Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 7,49 7,46 8,47 11,89 5,30 7,27 8,18 8,01

Jasa - Jasa 4,23 5,27 5,87 19,16 5,76 4,34 5,08 5,07

Produk Domestik Regional Bruto 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,68 7,22 7,27

Page 28: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

4

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.2222 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.3333 Kontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi Permintaanmintaanmintaanmintaan

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur

suku bunga kompetitif. Di sisi lain, membaiknya awareness para pengambil kebijakan untuk

menarik investor ke daerahnya turut mendorong kinerja investasi swasta baik berupa

Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Namun, di

sisi lain, kegiatan belanja pemerintah mengalami kontraksi dari 0,02% (yoy) menjadi -4,06%.

Selanjutnya, membaiknya transaksi perdagangan ekspor impor Jatim terbentuk dari

peningkatan transaksi ekspor barang dan jasa antar daerah. Secara keseluruhan meskipun

tingkat pertumbuhan komponen utama mengindikasikan adanya peningkatan, namun analisis

berdasarkan proporsinya memberikan informasi berbeda. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel

1.4, proporsi konsumsi rumah tangga semakin menurun sejak triwulan I-2012, sedangkan

proporsi investasi/PMTB dan net ekspor mengalami peningkatan. Kondisi ini secara keseluruhan

membentuk perekonomian yang tumbuh pada level lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Sementara itu ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

(PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi sektor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang

pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 0,61%, 1,73% dan 0,24%. Jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor PHR berada pada level yang lebih tinggi,

yaitu dari 9,79% (yoy) menjadi 10,13%. Sedangkan, kedua sektor lainnya, masing-masing

mengalami perlambatan, yaitu sektor industri pengolahan dari sebelumnya 7,21% menjadi

6,17% (yoy) dan sektor pertanian dari 4,36% menjadi 1,95% (yoy). Proporsi ketiga sektor

utama pada perekonomian Jawa Timur Triwulan IV 2012 masih stabil yaitu sebesar 71,45%,

sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan dengan proporsi ketiganya pada Triwulan IV 2011

yang tercatat sebesar 71,10%.

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

12,56

2,30

27,92

1,41

4,87

30,62

5,97

5,09

9,37

12,43

2,09

28,05

1,32

4,71

30,97

6,01

5,21

9,21

0 5 10 15 20 25 30 35

1. PERTANIAN

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH

5. BANGUNAN

6. PERDAGANGAN, HOTEL & …

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. …

9. JASA-JASATw IV 2012

Tw III 2012

Tw IV 2011

66,35

0,61

7,15

20,01

1,07

52,26

-47,45

-80,00 -50,00 -20,00 10,00 40,00 70,00

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Perubahan Stok

Ekspor

Impor

q4-2011

q4-2012

q3-2012

Page 29: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

5

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.4444 Perkembangan PertPerkembangan PertPerkembangan PertPerkembangan Pertumbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.51.51.51.5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

pertumbuhan ekonomi sebesar 4,67% (yoy) dan 1,63%. Sebagaimana diinformasikan pada

tabel 1.4 , tingkat pertumbuhan keduanya mencapai 6,57% (yoy) dan 8,80%. Selanjutnya,

kinerja ekspor impor Jatim turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

ekspor sebesar 12,97% (yoy) dan impor (10,36%) atau secara keseluruhan menyumbang

sebesar 1,62% (yoy). Berbeda dengan triwulan sebelumnya, komponen konsumsi pemerintah

justru mengalami kontraksi sebesar -4,06% (yoy) atau menyumbang -0,34% dari 7,09% (yoy)

pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur

I II III IV I II III IV

Konsumsi 2,38% 22,24% 21,17% 19,92% 17,09% 10,13% 16,74% 4,92%

Konsumsi Rumah Tangga 5,39% 10,54% 6,26% 8,95% 6,48% 3,77% 8,36% 4,49%

Konsumsi Pemerintah -8,4% 1,2% 8,6% 2,0% 4,1% 2,6% 0,0% -4,1%

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,4% 10,5% 6,3% 9,0% 6,5% 3,8% 8,4% 4,5%

Investasi (PMBT) 6,21% 7,97% 13,96% 10,61% 2,41% 5,32% 4,84% 8,80%

Net Ekspor (Impor) -355,82 147,74 139,24 103,64 127,56 11,42 28,81 61,27

Eksport (Luar Negeri) 9,34% 12,26% 15,08% 10,52% 9,42% 1,50% 1,42% 2,32%

Eksport (Dalam Negeri) 10,06% 8,01% 9,62% 13,86% 13,98% 19,48% 20,74% 23,32%

Impor 5,59% 6,11% 8,83% 9,52% 8,56% 10,37% 9,93% 10,36%

Impor (Luar Negeri) -41,50% -42,40% -42,68% -45,26% 7,22% 8,55% 6,89% 6,35%

Impor (Dalam Negeri) 16,40% 14,50% 14,53% 18,01% 13,41% 15,66% 13,86% 4,82%

PDRB 7,17% 7,29% 7,29% 7,11% 7,27% 7,31% 7,41% 7,09%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

2011 2012

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5,79 5,89

6,32

6,44

6,41 6,53

5,87 5,83

4,33

5,01

5,28 5,42

5,81

6,53

7,14 7,20

7,17

7,29 7,29

7,11

7,27 7,31 7,41

7,09

6,03

6,64 6,58

5,85

6,25 6,42 6,40

5,18

4,37

4,00

4,20

4,58

5,70

6,17

5,80

6,90

6,50 6,50 6,50 6,50 6,40

6,50

6,11

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

%

y

o

y

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Jasa - Jasa

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perush

Pengangkutan & Komunikasi

Perdagangan, Hotel &

RestoranKonstruksi

Listrik, Gas & Air Bersih

Industri Pengolahan

Pertambangan & Penggalian

Pertanian

Page 30: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

6

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

a. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsi

Pada triwulan IV - 2012, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Tercatat pertumbuhan komponen ini mengalami

peningkatan dari 5,66% (yoy) menjadi 6,57%. Membaiknya konsumsi rumah tangga Jatim

pada triwulan ini turut dikonfirmasi oleh meningkatnya beberapa indikator konsumsi, seperti

hasil survei penjualan eceran, konsumsi listrik rumah tangga, kredit konsumsi dan simpanan

perorangan. Sementara itu, salah satu indikator konsumsi lainnya, yaitu Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) mengalami perlambatan, yang didorong oleh penurunan kedua indeks

penyusunnya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Berbeda dengan arah pertumbuhan ekonomi Jatim yang mengalami perlambatan, kinerja

konsumsi masyarakat Jatim pada triwulan IV-2012 membaik. Kondisi ini terkorelasi dengan

adanya beberapa momentum perayaan, masih stabilnya daya beli masyarakat serta tersedianya

berbagai alternatif sumber pembiayaan dengan suku bunga kompetitif.

Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 1.7, salah satu indikator konsumsi rumah tangga

Jatim yaitu hasil indeks omset penjualan mengindikasikan adanya peningkatan, khususnya

untuk kelompok barang budaya dan rekreasi (indeks 163,26), kelompok konstruksi (indeks

223,95) serta kelompok makanan, minuman dan tembakau (indeks 94,52). Momentum

perayaan Idul Adha, Natal dan Tahun Baru di sepanjang triwulan IV-2012 turut mendorong

kenaikan indeks ketiga kelompok tersebut, sebagaimana dapat dilihat dari meningkatnya

kegiatan berwisata masyarakat Jatim, khususnya pada bulan Desember 2012. Secara

keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, mengalami kenaikan dari sebelumnya berada pada level

108,14 menjadi 109,14.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.6666 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7777 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

-600

-400

-200

0

200

400

600

-6

-4

-2

0

2

4

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor

Net Ekspor Antar Pulau

g_Net Ekspor (rhs-%yoy)

g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs-%yoy)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

(Triliun Rupiah) (%, yoy)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Pemerintah

Sumber : BPS Jatim (diolah)

(%, yoy)

Page 31: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

7

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga mengindikasikan terjadinya

peningkatan konsumsi (lihat grafik 1.8), yaitu dari 843,2 juta Kwh menjadi 906,7 juta Kwh atau

sama dengan meningkat dari 109,72 menjadi 115,39 Kwh per pelanggan. Peningkatan

konsumsi listrik rumah tangga turut dipicu oleh peningkatan jumlah rumah tangga yang

dilayani dari 7,68 juta menjadi 7,86 juta, atau meningkat sebesar 2,24% (qtq). Selain itu,

momentum perayaan hari besar keagamaan serta persiapan menyambut Tahun Baru turut

mendorong jumlah konsumsi seiring makin maraknya kegiatan rumah tangga dalam merespon

ketiga momentum tersebut.

Sebagai salah satu sumber pembiayaan belanja rumah tangga, indikator simpanan

perorangan terindikasi tumbuh melambat yaitu dari 24,74% (yoy) menjadi 15,34%. Arah

perlambatan indikator ini turut mengkonfirmasi tren peningkatan konsumsi rumah tangga

dengan didorong oleh penurunan pertumbuhan simpanan jenis tabungan (dari 15,92%

menjadi 29,29%), giro (dari 23,62% menjadi 16,68%) serta deposito (dari 10,55% menjadi

6,58%). Faktor lainnya yang mendorong perlambatan indikator ini adalah tren penurunan

suku bunga acuan Bank Indonesia per tanggal 9 Februari 2012 yang kemudian turut

mempengaruhi suku bunga simpanan bank, sehingga nasabah cenderung memindahkan

simpanannya pada bentuk investasi lain, seperti emas, yang mengalami tren penurunan harga

pada periode laporan.

Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kondisi serupa tercermin pula pada peningkatan

kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank Umum, yaitu dari 25,12% (yoy) menjadi 27,19%.

Pola ini searah dengan tren kenaikan konsumsi rumah tangga Jatim pada triwulan laporan. Ke

depan diperkirakan kinerja kredit konsumsi berpotensi mengalami peningkatan menyusul

pemberlakuan Kebijakan Bank Indonesia yang mengatur batas maksimum suku bunga kartu

kredit sebesar 2,95% per bulan dalam rangka meningkatkan aspek perlindungan konsumen

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.9999 Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

70

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan

Sumber : PLN (diolah)

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya

Makanan, Minuman, Tembakau Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

Sumber: Hasil Survei Penjualan Eceran BI (diolah)

Indeks

Page 32: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

8

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11113333 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11112222 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.10101010 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

dan mendukung praktek pemberian Kartu Kredit yang lebih memperhatikan manajemen risiko

pemberian kredit.

Perlambatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang

mengindikasikan penurunan indeks sebagai akibat dari menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi

Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menjadi sebesar 102,73 dan 109,07.

Kekhawatiran atas perkembangan ekonomi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dan

ketidakpastian ekonomi global diterjemahkan oleh para responden dengan menurunnya

keyakinan ketersediaan lapangan pekerjaan dan penghasilan saat ini. Selain itu, juga terdapat

kecenderungan untuk melakukan penundaan pembelian barang tahan lama, seperti elektronik

dan kendaraan bermotor. Kondisi ini diindikasikan dengan menurunnya Indeks Ketepatan

Waktu Pembelian Barang Tahan Lama dari sebelumnya 130 menjadi 108. Demikian pula,

responden memiliki menurunkan ekspektasinya atas perkembangan perekonomian Indonesia

oleh penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dari 125,73 menjadi 109,07.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tw

I

Me

i

Juli

Tw

III

No

p

Jan

Tw

I

Me

i

Jul

Tw

III

No

p

Jan

uari

Tw

I

Me

i

Juli

Tw

III

No

pe

mb

er

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : LBU BI (dioah)

%, yoy

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

gDPK Perorangan gGiro Perorangan

gTab Perorangan gDep Perorangan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

INDEKS

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI

(diolah)

INDEKS

Page 33: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

9

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

b. Investasib. Investasib. Investasib. Investasi

Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin

pada tingkat pertumbuhan investasi

(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB)

pada triwulan IV-2012 meningkat dari sebesar

4,84% (yoy) menjadi 8,80%. Namun, jika

diukur berdasarkan proporsinya terindikasi

mulai mengalami penurunan sejak triwulan I-

2012. Telah dijelaskan sebelumnya pula bahwa

pola yang sama terjadi pada indikator

konsumsi rumah tangga, sehingga patut

diwaspadai dampak lanjutannya di masa mendatang atas kinerja pertumbuhan ekonomi Jatim.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diperoleh

informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan mengindikasikan hal serupa

pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Dapat dilaporkan, bahwa realisasi investasi jenis PMA mengalami peningkatan dari USD 232,2

juta (66 proyek) menjadi USD 872,2 juta (294 proyek) atau pertumbuhannya meningkat dari

-7% (yoy) menjadi 12%. Demikian pula dengan kinerja investasi jenis PMDN yang tercatat

meningkat dari Rp.5,165 milyar (36 proyek) menjadi Rp. 9.493 milyar (232 proyek) atau

pertumbuhannya meningkat dari 92% (yoy) menjadi 292%.

Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

turut menguraikan penyebab peningkatan signifikan realisasi investasi di akhir tahun yaitu

faktor agresifnya Pemerintah Daerah guna menarik investor ke daerahnya. Beberapa hal yang

dilakukan meliputi pemberian kemudahan dalam proses pengajuan perijinan usaha, jaminan

bantuan penyelesaian masalah birokrasi serta perbaikan layanan infrastruktur, diantaranya

berupa penambahan kapasitas bandar udara di daerah, pembangunan alternatif pelabuhan laut

serta perbaikan akses jalan ke daerah industri. Namun, dengan adanya kebijakan Pemerintah

berupa kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Upah Minimum Kota (UMK) diperkirakan dapat

mempengaruhi realisasi investasi di tahun 2013. Bahkan beberapa pelaku usaha berencana

melakukan relokasi usaha ke luar negeri sebagaimana diuraikan dalam Boks 1 – Dampak

Kenaikan UMK terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013, yang merupakan analisis dari hasil

Quick Survey pada triwulan IV-2012.

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.14444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTPMTPMTPMTBBBB

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

-0,06

-0,04

-0,02

0,00

0,02

0,04

0,06

0,08

0,10

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Pembentukan Modal Tetap Bruto

gPMTB (rhs)

Triliun Rp

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 34: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

10

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11115555 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11116666 Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.17171717 Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

Indikator lainnya juga mengindikasikan hal yang sama, sebagaimana tercermin dari

membaiknya kinerja penyaluran kredit investasi yang merupakan salah satu sumber

pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat pertumbuhan kredit jenis

ini meningkat dari 35,59% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 36,28%. Tren ini

diharapkan terus berlanjut sebagai respon atas kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong

kinerja penyaluran kredit pada sektor produktif melalui strategi penurunan suku bunga kredit.

Selanjutnya, indikator kinerja impor barang modal mengindikasikan adanya

peningkatan transaksi dibandingkan periode sebelumnya. Tren ini turut mengkonfirmasi

membaiknya iklim investasi Jatim, selain faktor upaya penambahan investasi berupa lahan atau

pabrik baru. Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IV pun mengindikasikan hal serupa dengan bertambahnya jumlah investor baru baik

dari dalam dan luar negeri di wilayah Jatim. Meskipun beberapa pelaku usaha dengan produk

yang memiliki tujuan ekspor masih melakukan aksi “wait and see”, karena masih belum

Sumber: BKPM Sumber: BKPM

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tw I

Mei

Juli

Tw II

I

Nop Ja

n

Tw I

Mei Ju

l

Tw II

I

Nop

Janu

ari

Tw I

Mei

Juli

Tw II

I

Nop

em

ber

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : LBU BI (dioah)

%, yoy

-100%

0%

100%

200%

300%

-

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

Jumlah

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

Jumlah

Page 35: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

11

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.18888 Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.19999 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Impor BarangImpor BarangImpor BarangImpor Barang ModalModalModalModal

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

membaiknya permintaan global. Namun, indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan

semen di wilayah Jatim sedikit melambat, meskipun masih berada pada level tinggi yaitu di atas

13,5% (yoy).

c.c.c.c. EksporEksporEksporEkspor----ImporImporImporImpor

Mengawali tahun 2012, tercatat transaksi perdagangan Jatim mengalami peningkatan

signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net ekspor sebesar

Rp. 3,94 trilyun, sebagai lanjutan tren positif sejak triwulan II-2010. Membaiknya kinerja ekspor

impor Jatim dipicu oleh peningkatan nilai net ekspor perdagangan antar pulau ( Rp. 4,91 triliun)

dalam mengimbangi ekspor impor luar negeri Jatim yang kembali mencatatkan nilai net impor

(Rp. 0, 97 triliun).

Turut mengkonfirmasi kondisi net impor perdagangan luar negeri Jatim yaitu hasil

Laporan Aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan Permohonan Impor Barang (PIB) yang

mencatatkan kondisi net impor sebesar USD 2.438,9 juta dengan faktor pendorong dari

melambatnya kinerja ekspor barang bahan baku (intermediate goods) sedangkan transaksi

impor relatif stabil terjaga pada nilai USD 4.500 juta. Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan

luar negeri Jatim terus mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya. Ekspor barang

bahan baku menurun akibat masih lemahnya permintaan global dan penurunan harga

komoditas internasional. Selain itu, merembetnya pelemahan ekonomi negara emerging seperti

Cina dan India, turut mempengaruhi kinerja ekspor Jatim pada periode laporan.

Sumber: Bank Indonesia

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen (TON) (%, yoy)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

160

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods g_Capital Goods

Page 36: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

12

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.20202020 Perkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Jatim

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.21111 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.25555 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 PerkePerkePerkePerkembangan mbangan mbangan mbangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEkspor

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods

(2.000.000)

(1.000.000)

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau(Rp juta)

(800)

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

800

1.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods

Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

(USD juta)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Ekspor

g_Total Ekspor

(USD juta) (%, yoy)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Impor g_Total Impor(USD juta) (%, yoy)

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

Page 37: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

13

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22229999 Statistik DischargeStatistik DischargeStatistik DischargeStatistik Discharge----Loaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung Perak

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22226666 Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.27777

Pertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis Barang

Kondisi serupa turut diindikasikan oleh perolehan data dari kegiatan bongkar muat

kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 1.28, terjadi

penurunan jumlah kontainer yang melakukan kegiatan bongkar/impor, dengan dominasi pada

jenis pengiriman barang antar pulau (8,47% - yoy). Sedangkan arus muat/ekspor melambat

dengan dominasi pada jenis pengiriman barang antar negara (3,12%). Tercatat penurunan arus

bongkar muat kontainer baik yang ditujukan untuk pasar internasional maupun domestik,

secara total masih tumbuh positif sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi sebanyak 354.601 Teus.

Dapat diinformasikan pula bahwa jumlah kapal yang melakukan transaksi bongkar muat di

Pelabuhan Tanjung Perak mengalami penurunan sebesar 5,39%, namun masih lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang dilaporkan menurun 10,95%.

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22228888 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer di Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Sumber: Bank Indonesia

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods(USDjuta)

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

(%, yoy)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded gDischarge gLoaded

TEUS

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Kontainer (Teus)

Ships Call

Page 38: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

14

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.30303030 Statistik Statistik Statistik Statistik Kontainer Kontainer Kontainer Kontainer InternasionalInternasionalInternasionalInternasional

1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada tahun 2012 secara

keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor. Pada triwulan IV-2012, ketiga sektor

tersebut masih mendominasi struktur perekonomian di Jawa Timur dengan rincian kontribusi

30,97% (Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran), 28,05% (Industri Pengolahan), dan

12,43% (Sektor Pertanian). Secara umum, jumlah kontribusi ketiga sektor utama tersebut

mencapai 71,45%.

Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.5555 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Permintaan

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.31111 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer DomestikDomestikDomestikDomestik

Sumber: PT X, Tanjung Perak

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded

gDischarge gLoaded

TEUS %

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Discharge Loaded

gDischarge gLoaded

TEUS

I II III IV I II III IV

Pertanian 2,82 3,35 2,06 1,64 2,76 4,68 4,36 1,95

Pertambangan 10,3 5,4 4,5 4,9 5,1 1,7 1,0 1,1

Industri Pengolahan 6,66 6,08 5,60 5,96 6,23 5,74 7,21 6,17

Listrik, Gas & Air Bersih 7,22 7,05 5,17 5,65 7,07 6,69 5,25 5,90

Bangunan 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 6,84 6,10

Perdagangan, Hotel & Restoran 9,60 9,47 10,44 9,69 9,69 10,61 9,79 10,13

Pengangkutan & Komunikasi 12,41 12,14 11,61 9,85 13,17 8,05 8,79 9,10

Keuangan, Persewaan & Jasa Per 8,21 8,50 8,17 7,87 7,76 8,92 8,18 7,20

Jasa-jasa 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 4,63 5,50

PDRB 7,17 7,29 7,29 7,11 7,27 7,31 7,41 7,09

Sumber : BPS Jatim (diolah)

2011 2012

Page 39: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

15

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Pada triwulan IV-2012, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran mencatat pertumbuhan

tertinggi yaitu mencapai 10,13% (yoy), lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 9,79% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama didorong

oleh tingginya pertumbuhan Sub Sektor Perdagangan dengan pertumbuhan 10,52% (yoy).

Sementara sub sektor lain yaitu restoran tumbuh 8,59% (yoy), disusul kemudian dengan sub

sektor hotel dengan pertumbuhan sebesar 7,21% (yoy). Tibanya masa liburan akhir tahun dan

perayaan natal serta tahun baru diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja ketiga

sub sektor tersebut.

Sektor dengan pertumbuhan tertinggi selanjutnya dalam perekonomian Jawa Timur

pada triwulan IV-2012 adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan pertumbuhan

sebesar 9,10% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,79%

(yoy). Dorongan terbesar pertumbuhan berasal dari sub sektor komunikasi dengan

pertumbuhan 10,65% (yoy) yang didorong oleh peningkatan aktivitas komunikasi masyarakat

Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama

Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor Pendukungendukungendukungendukung

-10,00

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

gPertanian

gIndustri Pengolahan

gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)

%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

gPengangkutan & Komunikasi (rhs)

gJasa-jasa

gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan.

%

Sumber: BPS Jatim (diolah)

-30,00

-25,00

-20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

gPertambangan dan Penggalian

gBangunan (rhs)

gListrik, Gas & Air Bersih (rhs)

%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 40: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

16

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi

pada saat libur natal dan tahun baru. Sementara itu sub sektor angkutan mengalami

pertumbuhan sebesar 7,51% (yoy) atau sedikit di atas pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 7,34% (yoy). Dorongan pertumbuhan terbesar adalah pada angkutan udara

yaitu mencapai 10,96% (yoy).

Industri pengolahan pada triwulan IV-2012 mencatat pertumbuhan sebesar 6,17%

(yoy), sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang

mencatat pertumbuhan sebesar 7,21% (yoy). Pertumbuhan Industri Pengolahan Jawa Timur

pada periode ini terutama didorong oleh pertumbuhan industri pupuk, kimia dan barang dari

karet sebesar 15,02% (yoy). Selain itu, industri logam dasar besi dan baja juga mencatat

pertumbuhan yang cukup tinggi di kisaran 13,97%, meningkat cukup signifikan apabila

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,97% (yoy).

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur tercatat

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 73,73% menjadi

75,66% (lihat grafik 1.35). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas produksi ini utamanya

dipicu oleh nilai utilisasi produksi di sektor pertambangan (81,67%), disusul kemudian dengan

industri pertanian (79,43%) dan industri pengolahan (74,22%) .

Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui

angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami

perlambatan dari 16,30 menjadi 12,71. Secara sektoral, indeks realisasi usaha tertinggi adalah

pada sektor industri pengolahan (3,99), diikuti kemudian dengan sektor pertanian (3,40) dan

sektor jasa-jasa (2,27).

Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

73,873,2

69,369,5

70,7

73,9

74,3

73,373,6

74,578,1

77,173,7

75,7

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha BI (diolah)

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Total Pertanian

Pertambangan Industri PengolahanListrik, Gas dan Air Bersih%, SBT

Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)

Page 41: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

17

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40

Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

a.a.a.a. Sektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Pada triwulan IV-2012, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran mencatat pertumbuhan

tertinggi yaitu mencapai 10,13% (yoy), lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh tingginya pertumbuhan

sub sektor Perdagangan yang tumbuh 10,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 10,11% (yoy). Sementara sub sektor restoran tumbuh

8,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan

sebesar 8,48% (yoy). Sementara itu sub sektor hotel tumbuh 7,21%, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 7,47% (yoy).

Peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan tibanya masa liburan akhir tahun dan

perayaan natal serta tahun baru diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja ketiga

sub sektor tersebut.

Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37 Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya

-27,23

7,05

22,1

-0,45

-18,91

11,35

22,32

25,86

-1,85

21,623,29

4,15

1,1

19,5518,54

6,47

-1,46

20,88

11,6

15,81

6,43

26,35

8,49

35,87

12,65

31,82

16,3016,55212809

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Realisasi Usaha

S

B

T

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

30%

35%

40%

45%

50%

55%

60%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

TPK Hotel Berbintang Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

%

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Asing Indonesia Total

H

A

R

I

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 42: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

18

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Perlambatan kinerja kinerja subsektor hotel di Jawa Timur dikonfirmasi oleh perlambatan

pertumbuhan beberapa indikator seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal

tamu di Hotel Berbintang. Tercatat, TPK Hotel Berbintang mengalami penurunan dari

sebelumnya mencapai 47,11% pada triwulan III-2012 menjadi 45,72% pada triwulan IV-2012.

Indikator rata - rata lama menginap tamu di hotel berbintang turut mengindikasikan adanya

penurunan, baik tamu asing maupun domestik. Tercatat rata-rata lama menginap tamu asing

pada triwulan III adalah selama 2,36 hari, sementara pada pada triwulan IV-2012 berkurang

menjadi selama 2,18 hari. Begitu pula dengan rata-rata menginap tamu domestik yang

berkurang dari 2 hari pada triwulan III-2012, menjadi 1,69 hari pada periode laporan. Namun

demikian, penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dikarenakan masih tertahan oleh

tingginya permintaan hotel pada saat libur natal dan tahun baru.

Berbeda dengan ketiga indikator sebelumnya, indikator jumlah wisatawan asing melalui

Bandara Juanda dan konsumsi listrik bisnis di Jawa Timur pada triwulan ini mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah penumpang internasional meningkat

dari 175.400 ribu (triwulan III-2012) menjadi 198.700 (triwulan IV-2012). Pertumbuhan

konsumsi listrik golongan bisnis/industri mencatat peningkatan dari sebesar 11,11% (yoy) pada

triwulan III-2012 menjadi 53,72% (yoy) pada triwulan IV-2012. Seiring dengan relatif stabilnya

kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan terutama di hari libur dan cuti bersama,

maka kinerja subsektor perhotelan dan restoran diperkirakan masih terus berada dalam tren

peningkatan. Namun demikian, adanya kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Upah

Minimum Kabupaten / Kota di tahun 2013 diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan

sektor ini.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.41414141

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.42424242

Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi Listrik Golongan BisnisListrik Golongan BisnisListrik Golongan BisnisListrik Golongan Bisnis

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

50

100

150

200

250

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)

Ribu Orang% yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh%

Page 43: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

19

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

b. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 6,17% (yoy), lebih rendah

apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar

7,21% (yoy). Pertumbuhan Industri Pengolahan Jawa Timur pada periode ini terutama didorong

oleh pertumbuhan industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 15,02% (yoy). Selain

itu, industri logam dasar besi dan baja juga mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi di

kisaran 13,97%, meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,97% (yoy). Hampir seluruh subsektor pada

sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan tahunan positif, kecuali pada sub sektor

pengolahan semen dan barang galian bukan logam (-7,07%) serta sub sektor barang lainnya (-

6,69%).

Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh ketiga indikatornya,

yaitu impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan listrik sektor industri. Meskipun

impor bahan baku mengalami sedikit menurun, namun impor barang modal mencatatkan

peningkatan signifikan. Kondisi ini merefleksikan rencana investasi para pelaku usaha untuk

mengganti maupun menambah mesin produksi di wilayah Jawa Timur.

Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan Impor Impor Impor Impor

Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.46666

Konsumsi ListKonsumsi ListKonsumsi ListKonsumsi Listrik Golongan Industririk Golongan Industririk Golongan Industririk Golongan Industri

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.44444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Nilai Nilai Nilai Nilai Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Sumber: Bank Indonesia

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.41.41.41.43333 Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Sektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri Pengolahan

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

gMakanan Minuman dan Tembakau

gKertas dan Barang Cetakan

gPupuk, Kimia dan Barang dari Karet

gLogam dasar besi dan baja

%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods(USDjuta)

Sumber: Bank Indonesia

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

(%, yoy)

Page 44: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

20

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

c. Pertanianc. Pertanianc. Pertanianc. Pertanian

Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Jawa Timur mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 1,95% (yoy).

Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian

Sumber : BPS Jawa Timur

Pada triwulan IV-2012, sub sektor tanaman bahan makanan menunjukkan perlambatan

pertumbuhan yaitu sebesar -1,49%. Hal tersebut diperkirakan disebabkan oleh faktor cuaca

dimana terjadi pergeseran musim sehingga musim kemarau lebih panjang daripada biasanya,

sementara curah hujan akhir tahun sangat tinggi. Hal tersebut dikonfirmasi oleh penurunan

produksi beberapa jenis tanaman bahan makanan pokok yaitu padi dan jagung .

Pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman

pangan di Jatim, salah satunya dengan mengembangkan jaringan irigasi seluas 89.700 ha,

dengan memanfaatkan potensi baru, seperti pemanfaatan air Bojonegoro Barrage Kab.

Bojonegoro, pengembangan jaringan irigasi Jabung Ring Dike dan Bengawan Jero

Kab. Lamongan serta pengembangan irigasi Rawa Paras dan Papar Peterongan (Kediri dan

Jombang). Sementara itu, pemerintah Bojonegoro juga berupaya mengatasi kekeringan yang

selalu datang setiap tahun dengan membangun 179 unit embung penampung air hujan pada

tahun 2013.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.47474747 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen Padi

GrafGrafGrafGrafik 1.ik 1.ik 1.ik 1.48484848 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen Jagung di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

I II III IV Total I II III IV TotalPertanian 2,82 3,35 2,06 1,64 2,53 2,76 4,68 4,36 1,95 3,49

Tanaman Bahan Makanan 1,88 2,18 2,43 0,90 1,92 1,91 5,09 4,94 -1,49 2,88

Tanaman Perkebunan 3,76 3,97 -1,53 9,36 3,03 3,94 2,82 1,02 2,81 2,37

Peternakan 5,91 6,40 4,42 0,61 4,18 3,34 3,42 3,24 4,68 3,69

Kehutanan 4,60 4,83 7,62 8,04 6,11 23,03 16,52 40,51 26,89 26,27

Perikanan 3,92 4,28 3,00 -2,78 2,02 4,02 4,55 5,10 4,12 4,46

Sektor/Sub Sektor

2011 2012

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)

gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

Ha

%

(100)

(50)

-

50

100

150

200

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)

gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

%

Ha

Page 45: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

21

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.49494949 Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Pada periode laporan kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan masih

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, pertumbuhan sektor ini

sedikit melambat dari sebesar 8,18% pada triwulan III-2012 menjadi 7,20% (yoy) pada triwulan

IV-2012. Semua sub sektor yaitu sub sektor bank, sub sektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank,

Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan, Sub Sektor Sewa Bangunan dan Sub Sektor Jasa

Perusahaan menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan tertinggi adalah pada sub sektor bank

dengan dengan pertumbuhan mencapai 8,74% (yoy).

Di sisi lain, sumber pembiayaan perbankan untuk berbagai sektor ekonomi masih

cenderung menunjukan peningkatan diantaranya pertumbuhan dana pihak ketiga, net interest

margin dan fee based income. Sementara itu, penurunan Rasio Biaya Operasional dibandingkan

dengan Pendapatan Operasional menunjukkan adanya peningkatan efisensi biaya yang telah

dilakukan perbankan di Jawa Timur.

(2.000)

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)

gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

Ha

%

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.51111

Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa Timur

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.50000

Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timura Timura Timura Timur

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012

Kredit DPK% yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

140,00%

160,00%

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

2010 2011 2012

Nilai Net Interest Margin (NIM) gNet Interest Margin (NIM)

Page 46: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

22

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

e. Bangunane. Bangunane. Bangunane. Bangunan

Kinerja sektor bangunan pada akhir tahun 2012 menunjukan perlambatan pertumbuhan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 6,84% (yoy) pada triwulan III-2012

menjadi sebesar 6,10% pada triwulan IV-2012. Kondisi tersebut terkonfirmasi oleh

perlambatan pertumbuhan volume penjualan semen dari 17,81% (yoy) menjadi 13,54% (yoy).

Selain itu, perlambatan juga terjadi pada kinerja penyaluran kredit pada sektor konstruksi dari

sebesar 44,97% (yoy) menjadi sebesar 38,23% (yoy) pada triwulan IV-2012.

Tabel 1.7Tabel 1.7Tabel 1.7Tabel 1.7 Pertumbuhan Sektor Bangunan

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.52222

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan FeeFeeFeeFee----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.53333

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan InterestInterestInterestInterest----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.54444

Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan –––– Biaya Biaya Biaya Biaya Operasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

2009 2010 2011 2012

Fee Based Income g.Fee Based Income

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

9.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Interest Based Income g.Interest Based Income

0,60

20,60

40,60

60,60

80,60

100,60

120,60

140,60

(2.000.000)

(1.000.000)

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

I2009

II III IV I2010

II III IV I2011

II III IV I2012

II III IV

Pendapatan Operasional - Biaya Operasional

BO/PO

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen (TON) (%, yoy)

Tahun 2011 Tahun 2012

Tw I 7,42 10,18

Tw II 10,98 5,58

Tw III 8,90 6,84

Tw IV 8,99 6,10

Total 9,12 7,05

Page 47: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

23

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Beberapa indikator yang mengkonfirmasi perlambatan kinerja sektor bangunan antara

lain data penjualan semen, pembangunan dan penjualan properti residensial di Jawa Timur.

Pertumbuhan volume penjualan semen pada triwulan IV-2012 menurun dibandingkan dengan

triwulan III-2012, yaitu dari sebesar 17,81% (yoy) menjadi 13,54% (yoy).

Selain itu, walaupun secara umum pertumbuhan rata-rata pembangunan dan penjualan

properti residensial di Jawa Timur menunjukkan tren meningkat, namun pada triwulan IV-2012

terjadi perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Beberapa faktor yang

diperkirakan menahan pertumbuhan kinerja sektor bangunan antara lain kenaikan harga bahan

bangunan, kenaikan upah pekerja, mahalnya biaya perizinan, penambahan fasilitas umum pada

perumahan dan kenaikan uang muka KPR disebabkan permintaan rumah dari kelas menengah.

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.57777

RataRataRataRata----Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.58888

RataRataRataRata----Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial

f. f. f. f. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV-2012 menunjukkan

peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 8,79% (yoy) menjadi

9,10% (yoy). Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh sub sektor yaitu sub sektor

pengangkutan dan komunikasi. Sub sektor pengangkutan tumbuh 7,51% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,34% (yoy). Pada sub sektor ini,

pertumbuan tertinggi adalah pada angkutan udara sebesar 10,96% (yoy), dan angkutan laut

dengan prosentase sebesar 9,54% (yoy). Pertumbuhan strategi pemasaran maskapai

penerbangan yang cukup baik antara lain dengan penerapan efisiensi biaya penerbangan,

kemudahan pembelian tiket secara on line tanpa harus melalui agen, serta promosi penjualan

tiket dengan harga promo masih menjadi faktor pendorong peningkatan jumlah penumpang

moda transportasi udara. Tren peningkatan tersebut dapat dijadikan alasan tingginya

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

41

25 23

21

35

27

13 12

14,69 9,85

25,53

21

14

6 9 7 7 8 7 9 9,13

8,87 9,28 10

4 2 3 4 3 2 3 3

5,07 5,27 4,60 5

16

8 9 8

1010

7 7

9,43

7,96

11,97 10,87

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012

KECIL MENENGAH

BESAR Grand Total

Sumber : SHPR, KPw BI Wilayah BI Jawa Timur

43

26 24

16

21

30

1412

16,7

13

31

27

15

7 9 8

910

6 9 9,7

17 17 18

5 3 4 4 4 3 4

3

6,0

9 8 7

17

9 10

89 11,69

7 6

10,2 14

17

16

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012

KECIL MENENGAH

BESAR Grand Total

Sumber : SHPR, KPw BI Wilayah IV Jawa Timur

Page 48: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

24

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.61616161

Penumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara Juanda

Gambar 1.6Gambar 1.6Gambar 1.6Gambar 1.62222

Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.60606060

Arus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung Perak

pertumbuhan industri transportasi udara di Indonesia, yaitu mencapai 20% dalam 5 (lima)

tahun terakhir.

Sub sektor komunikasi juga mencatat pertumbuhan dari sebesar 10,18% menjadi sebesar

10,65%. Hal tersebut ditunjukkan oleh semakin gencarnya promo yang dilakukan oleh

beberapa operator komunikasi jelang akhir tahun 2012. Selain itu, dapat diinformasikan pula

bahwa salah satu operator telekomunikasi terbesar telah menerapkan strategi promo akhir

tahun di wilayah Jawa Timur melalui bonus volume layanan baik untuk voice, sms maupun

data. Promo dimaksud pada akhirnya akan mendorong operator lain untuk melakukan promo

serupa yang semakin mendorong peningkatan penggunaan fasilitas komunikasi di Jawa Timur.

Gambar 1.5Gambar 1.5Gambar 1.5Gambar 1.59999

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs)

Ribu Orang % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Vol Barang g Jml Barang (rhs)

Ribu Ton % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

50

100

150

200

250

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)

Ribu Orang% yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Penumpang Domestik

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

% yoyRibu Orang

Page 49: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

25

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

BOKS BOKS BOKS BOKS 1111

Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013

A.A.A.A. Overview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMK

Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) adalah besaran upah minimum yang diterima

pekerja tetap di sektor formal di suatu kota/kabupaten berdasarkan Kriteria Hidup Layak

(KHL) yang diajukan tiap tahunnya. KHL merupakan standar kebutuhan seorang

pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan satu bulan yang

meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan, transportasi, kesehatan, pendidikan, rekreasi,

tabungan dan diatur dalam Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian KHL.

Di Jawa Timur, kenaikan dan besaran UMK ditetapkan dengan Peraturan Gubenur No. 72

Tahun 2012 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2013. Detail informasi terkait data UMK

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1Tabel 1Tabel 1Tabel 1

UMK Kota Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2013

Sumber : Lampiran Peraturan Gubernur No. 72 Tahun 2012

NoNoNoNo Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota UMK 2012UMK 2012UMK 2012UMK 2012 UMK 2013UMK 2013UMK 2013UMK 2013 %%%%

20 Kab. Bangkalan Rp885.000 Rp983.800 11,16

21 Kota Probolinggo Rp885.000 Rp1.103.200 24,66

22 Kota Mojokerto Rp875.000 Rp1.040.000 18,86

23 Kab. Lumajang Rp825.391 Rp1.011.950 22,60

24 Kab. Sumenep Rp825.000 Rp965.000 16,97

25 Kab. Blitar Rp820.000 Rp946.850 15,47

26 Kota Blitar Rp815.000 Rp924.800 13,47

27 Kab. Tulungagung Rp815.000 Rp1.007.900 23,67

28 Kota Madiun Rp812.500 Rp953.000 17,29

29 Kab. Situbondo Rp802.500 Rp1.048.000 30,59

30 Kab. Bondowoso Rp800.000 Rp946.000 18,25

31 Kab. Sampang Rp800.000 Rp1.104.600 38,08

32 Kab. Nganjuk Rp785.000 Rp960.200 22,32

33 Kab. Ngawi Rp780.000 Rp900.000 15,38

34 Kab. Madiun Rp775.000 Rp960.750 23,97

35 Kab. Magetan Rp750.000 Rp866.250 15,50

36 Kab. Pacitan Rp750.000 Rp887.250 18,30

37 Kab. Ponorogo Rp745.000 Rp924.000 24,03

38 Kab. Trenggalek Rp760.000 Rp903.900 18,93

NoNoNoNo Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota UMK 2012UMK 2012UMK 2012UMK 2012 UMK 2013UMK 2013UMK 2013UMK 2013 %%%%

1 Kota Surabaya Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,42

2 Kab. Gresik Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,42

3 Kab. Sidoarjo Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,38

4 Kab. Pasuruan Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,38

5 Kab. Mojokerto Rp1.234.000 Rp1.700.000 37,76

6 Kota Malang Rp1.132.000 Rp1.340.300 18,40

7 Kab. Malang Rp1.130.000 Rp1.343.700 18,91

8 Kota Batu Rp1.100.215 Rp1.268.000 15,25

9 Kota Kediri Rp1.037.500 Rp1.128.400 8,76

10 Kab. Kediri Rp999.000 Rp1.089.950 9,10

11 Kab. Jombang Rp978.200 Rp1.200.000 22,67

12 Kota Pasuruan Rp975.000 Rp1.195.800 22,65

13 Kab. Pamekasan Rp975.000 Rp1.059.600 8,68

14 Kab. Tuban Rp970.000 Rp1.144.400 17,98

15 Kab. Lamongan Rp950.000 Rp1.075.700 13,23

16 Kab. Bojonegoro Rp930.000 Rp1.029.500 10,70

17 Kab. Jember Rp920.000 Rp1.091.950 18,69

18 Kab. Banyuwangi Rp915.000 Rp1.086.400 18,73

19 Kab. Probolinggo Rp888.500 Rp1.198.600 34,90

Page 50: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

26

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Rata-rata kenaikan UMK Jawa Timur 2013 (yoy) sebesar 21,51%. Kota dengan kenaikan

tertinggi sebesar 38,42% adalah Surabaya dan Gresik, sedangkan yang terendah adalah

Pamekasan dengan kenaikan 8,68%.

Menyikapi kenaikan tersebut, terdapat beragam pendapat dari kalangan pekerja. Sebagian

beranggapan kenaikan UMK 2013 telah memenuhi harapan mereka. Sebagian yang lain

masih menginginkan kenaikan menyamai UMK di Jabodetabek yang rata-ratanya sebesar Rp

2 juta/bulan. Di Jawa Timur, sebagian besar pelaku usaha (89,19%) cenderung keberatan

terkait kenaikan tersebut, sebagaimana tercermin dari hasil survei Liason KPwBI Wilayah IV

Jatim. Survei Liason adalah survei untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan

serta arah kegiatan ekonomi untuk mendukung formulasi kebijakan moneter dan kajian

ekonomi regional. Keberatan pengusaha terhadap kenaikan UMK diakomodasi

Menakertrans melalui Kepmenakertrans No. 231 Tahun 2003 Tentang Tata Cara

Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum.

Grafik 1Grafik 1Grafik 1Grafik 1

Respon Pengusaha Terhadap Kenaikan UMK

B. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMK

1. 1. 1. 1. Kenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor Formal

Data BPS provinsi Jawa Timur per Agustus 2012, mencatat jumlah pekerja di sektor formal

sebanyak 6.450.590 orang dan pekerja di sektor informal sebanyak 12.631.400 orang.

Berdasarkan undang-undang, pekerja di sektor formal berhak untuk mendapatkan upah

sebagaimana tercantum dalam Permenakertrans, sedangkan upah pekerja informal tidak

selalu mengikuti ketentuan UMK karena menyesuaikan dengan kemampuan keuangan

perusahaan. Oleh karena itu, adanya kenaikan penghasilan pekerja di sektor formal akan

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

10,81

83,78

27,03 24,32

10,81

83,78 89,19

16,22

72,97 75,68

89,19

16,22

Ya

Tidak

(%)

Sumber : Survei Liason KPwBI Wilayah IV Jawa Timur

Page 51: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

27

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

Grafik 2 Jenis Tunjangan Yang Dibayar Pengusaha

(Selain UMK)

- 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Transport

Kesehatan

Jamsostek

Makan

Bonus

27,03

72,97

83,78

5,41

13,51

Survei : Liason KPw BI Wilayah IV Jawa Timur

(%)

Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3 Rencana Efisiensi Biaya Tenaga Kerja

- 20,00 40,00 60,00 80,00

Melakukan pengurangan jml tenaga kerja

Melakukan otomatisasi produksi

Melakukan pengaturan sistem kontrak tenaga kerja

Melakukan efisiensi biaya

Lainnya

43,24

35,14

72,97

2,7

10,81

( %)

Sumber : Survei Liason KPw BI Wilayah IV Jawa Timur

mendorong kenaikan daya beli, yang selanjutnya mendorong konsumsi. Peningkatan

tersebut diperkirakan dapat diakomodir oleh sektor usaha melalui peningkatan kapasitas

produksinya. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPwBI Wilayah IV Jatim

kapasitas produksi terpakai pada Tw IV 2012 sebesar 75,66% . SKDU adalah survei

triwulanan terhadap para pelaku usaha yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini

mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi dari sisi penawaran dan memberi arah

pertumbuhan Produk Domestik Bruto

2. 2. 2. 2. Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi

Responden survei yang terdiri dari kalangan

pengusaha memprediksi akan terjadi kenaikan

biaya produksi sebesar 30%-40% sebagai

kompensasi kenaikan UMK. Di samping itu, pelaku

usaha juga masih berkewajiban untuk membayar

tunjangan yang meliputi Jamsostek (83,78%

responden), kesehatan (72,97% responden) dan

transportasi (27,03% responden).

3333. . . . Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk

Meningkatnya biaya produksi turut mempengaruhi kebijakan harga penjualan mayoritas

responden. Berdasarkan hasil survei Liason diperoleh informasi 83,78% responden

berencana menaikkan harga jual produknya dalam kisaran 10% - 20%.

4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja

Guna meningkatkan efisiensi biaya operasional,

perusahaan melakukan beberapa strategi di tahun

2013, diantaranya adalah pengaturan sistem

kontrak tenaga kerja, otomatisasi produksi,

pengurangan jumlah tenaga kerja dengan memilih

mempekerjakan pekerja dengan output tinggi dan

pilihan akhir jika laba usaha terus menurun adalah

opsi merumahkan pekerja dengan output rendah.

Page 52: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

28

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha

Mayoritas responden (72,97%) memilih tidak melakukan relokasi usaha karena prosesnya

relatif sulit dan ada kemungkinan UMK di daerah yang baru juga akan naik. Sementara

27,03% responden berencana melakukan relokasi ke negara lain seperti Vietnam,

Thailand, Myanmar maupun Kamboja karena biaya tenaga kerja yang relatif lebih murah,

tingkat produktivitas lebih tinggi serta kepastian kebijakan pemerintah/peraturan sektor

produktif.

C. C. C. C. Dukungan KebijakanDukungan KebijakanDukungan KebijakanDukungan Kebijakan

Dalam menghadapi persaingan global serta masih lemahnya perekonomian dunia di tahun

2013, 89,19% responden mengharapkan dukungan kebijakan pemerintah yang lebih baik,

diantaranya dengan melakukan penetapan tingkat UMK setiap 3 (tiga) tahun, kebijakan

kenaikan UMK secara bertahap pada level 10% s.d 15% serta insentif pada usaha skala

kecil khususnya yang terkena dampak krisis global.

Selanjutnya, responden (pengusaha) mengharapkan dukungan kebijakan dari Bank

Indonesia berupa penetapan suku bunga Bank Indonesia terutama suku bunga kredit

investasi agar lebih kompetitif dan penyederhanaan regulasi perbankan terutama untuk

perdagangan luar negeri.

Page 53: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

29

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

BOKS BOKS BOKS BOKS 2222

Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru

Guna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan Masyarakat

Sebagai salah satu upaya peningkatan aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial

Activity), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Wilayah IV menyelenggarakan program

Penciptaan Wirausaha Baru. Program ini merupakan kontribusi BI dalam pemberdayaan sektor

riil dan UMKM guna mendukung program pembangunan pemerintah daerah dalam mencapai

petumbuhan ekonomi yang berkualitas. Program ini diharapkan menjadi alternatif penciptaan

lapangan kerja dan peningkatan penghasilan, utamanya di Provinsi Jawa Timur. Target dari

kandidat wirausaha baru BI adalah mahasiswa dengan rentang usia 19-25 tahun dan ex

magang TKI usia 25-35 tahun yang berdomisili di Jawa Timur dan sudah pernah memiliki

usaha. Program bersifat multiyears, dilakukan berkesinambungan dari tahun 2012 sampai

dengan 2014. Beberapa fasilitas yang diperoleh oleh peserta antara lain pendampingan dalam

pengembangan usaha, bantuan promosi usaha, serta seed capital guna stimulus usaha. Tujuan

yang ingin dicapai program Penciptaan Wirausaha Baru adalah sebagai berikut :

1. Mencetak wirausaha baru melalui program pelatihan dan pendampingan yang

berkelanjutan dan berperan serta dalam pengembangan kewirausahaan Indonesia yang

pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran

2. Mengubah persepsi mahasiswa dari generasi job seeker menjadi job creator sebagai

pengusaha muda yang handal dan mandiri serta sebagai tindak lanjut pendidikan

kewirausahaan di kampus-kampus yang saat ini sudah ada

3. Menciptakan pasar bagi industri perbankan karena pengusaha muda adalah calon

potensial nasabah bagi bank

Serangkaian kegiatan telah dilakukan di tahun 2012 dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut :

1. Tahapan seleksi

Proses seleksi diikuti oleh ± 75 orang di bulan Juni-Juli 2012, yang diawali dengan

seleksi administrasi serta penyampaian business plan/rencana usaha sebagai salah satu

persyaratan. Untuk menjaring peserta penerima program, dilaksanakan seleksi

berdasarkan minat, bakat, ide bisnis, dan kemampuan, meliputi seleksi administratif,

psikotes, dan wawancara.

Page 54: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

30

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012

2. Tahapan Pelatihan dan Pendampingan “Start Your Business (SYB)”

Start Your Business (SYB) merupakan modul yang dikembangkan oleh International

Labour Organization (ILO) untuk digunakan sebagai modul pemandu penilaian dan

perencanaan usaha yang dapat ditindaklanjuti. Pelatihan diselenggarakan pada tanggal

11-28 September 2012. Tujuan dari pelatihan Start Your Business adalah :

a. memberikan pengetahuan, keahlian dan mendorong perubahan perilaku para

pengusaha baru agar dapat merencanakan usahanya dengan lebih baik.

b. memfasilitasi jejaring dan kerjasama antar para pelaku usaha muda dan eks TKI

magang Jepang

c. membantu para pengusaha untuk bekerjasama secara kolektif untuk

mempromsikan dan mengembangkan usaha.

Metode pelatihan mengadopsi proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara

memberikan materi, memfasilitai diskusi, curah pendapat, kerja kelompok, dan

permainan game bisnis.

3. Tahapan Penilaian Kelayakan Usaha

Penilaian dilakukan terhadap presentasi business plan dari masing – masing peserta

untuk selanjutnya dipilih menjadi wirausaha baru BI.

4. Tahapan Pembiayaan (Seed Capital)

Pada tahapan ini, para wirausaha BI yang terpilih diberikan stimulus berupa dana seed

capital sebesar masing – masing Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari dana

Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) guna menjalankan kegiatan usahanya.

Rangkaian kegiatan lanjutan untuk tahun 2013 dan 2014 juga sudah disiapkan dalam

rangka pendampingan kegiatan usaha, promosi hasil usaha sampai dengan akses pembiayan

perbankan. Agenda promosi yang disiapkan di tahun 2013 ini adalah menyelengarakan bazaar

perbankan dan UMKM untuk promosi hasil usaha para wirausaha BI serta mengikutkan dalam

pameran – pameran yang diadakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Page 55: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Page 56: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

31

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI

2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM

Tekanan inflasi IHK sepanjang tahun 2012 tetap terkendali, meskipun terjadi sedikit

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur

(Jatim) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71 kota pada

triwulan IV-2012 sebesar 0,91% (qtq) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 1,93%(qtq). Hingga akhir tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%) berada

pada level yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu pada kisaran 4,27%

(yoy.

Berdasarkan kelompok barang, hanya kelompok bahan makanan dan kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami mengalami penurunan inflasi pada

tahun 2012 dan kelompok lainnya sedikit mengalami tekanan kenaikan. Rata-rata laju

inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 relatif berfluktuasi bila dibandingkan triwulan

IV-2012. Melambatnya inflasi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya,

sub kelompok ikan diawetken, sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok bumbu-

bumbuan, sub kelompok lemak dan minyak dan sub kelompok bahan makanan lainnya,

pada akhirnya membentuk inflasi kelompok bahan makanan berada pada level yang lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011.

Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya (disagregasi), perlambatan laju inflasi di

sepanjang triwulan IV-2012 didorong oleh melambatnya seluruh kelompok penyebab

terjadinya inflasi yang memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-

2012. Melambatnya laju inflasi pada triwulan IV-2012 terutama didorong oleh perlambatan

rata-rata inflasi bulanan pada kelompok core inflation, yaitu dari 0,62% menjadi 0,26%.

Kondisi tersebut juga yang diikuti oleh kelompok volatile food dari 0,96% (mtm) menjadi

0,65% dan kelompok administered price dari 0,34% (mtm) menjadi 0,11%.

1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.

Page 57: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

32

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Searah dengan stabilnya laju inflasi nasional, inflasi Jatim pun mengindikasikan pola

yang sama. Namun demikian, jika dibanding dengan provinsi lain di kawasan Jawa, inflasi

2.22.22.22.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, rata-rata realisasi inflasi Jatim berada pada level yang sama dibandingkan

inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2011 (lihat tabel 2.1), yaitu pada level 0,30%

(mtm). Tercatat beberapa sub kelompok mengalami peningkatan tekanan inflasi yang

meliputi sub kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, sub kelompok

sandang, sub kelompok kesehatan serta sub kelompok transport, komunikasi dan jasa

keuangan. Sedangkan sub kelompok bahan makanan serta sub kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga berada pada level yang lebih rendah. Dan sisanya yaitu sub kelompok

makanan, minuman, rokok dan tembakau berada pada level stabil yaitu 0,26% (mtm).

Di sepanjang triwulan IV-2012, sebagaimana diinformasikan pada tabel 2.1, inflasi bulanan

Jatim memiliki tren yang meningkat, yaitu dari 0,15% (Oktober) menjadi 0,21%(November)

dan berlanjut meningkat menjadi 0,55% (Desember). Pola yang sama pun terjadi di triwulan

IV-2011 namun dengan fluktuasi nilai yang lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan rata-rata

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

jatim nasional

Sumber : BPS Sumber : BPS Jatim (diolah)

4,30

4,50

Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)

Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2.... Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Jatim pada tahun 2012 tercatat sebagai yang

tertinggi (Grafik 2.3). Realisasi inflasi

tahunan (yoy) provinsi – provinsi di Pulau

Jawa hingga akhir tahun 2012 berdasarkan

urutan realisasi inflasi dari yang terendah

yaitu Jawa Barat (3,84%), Jawa Tengah

(4,24%), Daerah Istimewa Yogyakarta

(4,31%) Banten (4,36%) dan Jawa Timur

(4,50%), sedangkan inflasi nasional tercatat

sebesar 4,30% (yoy).

Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2010 2011 2012

% Inflasi Bulanan (mtm) inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi Triwulanan (qtq)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-5.00

0.00

5.00

10.002010 Tw I

2010 Tw II

2010 Tw III

2010 Tw IV

2011 Tw I

2011 Tw II

2011 Tw III

2011 Tw IV

2012 Tw I

2012 Tw II

2012 Tw III

2012 Tw IV Jawa Timur

Jawa Barat

Jawa Tengah

DIY

Banten

Nasional

Page 58: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

33

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

historis inflasinya selama 6 (enam) tahun terakhir2, inflasi bulanan di sepanjang triwulan

IV-2012 memiliki nilai yang lebih tinggi pada bulan Desember karena adanya faktor

musiman dengan kecenderungan terjadinya inflasi pada periode ini, sedangkan pada

periode lainnya masih berada pada level yang lebih rendah. Secara keseluruhan, pola inflasi

di sepanjang triwulan IV-2012 cenderung meningkat sama dengan periode yang sama pada

tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan semakin besarnya tekanan permintaan

menjelang libur Natal dan Tahun Baru di akhir tahun.

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan sepanjang triwulan

IV-2012 ditandai dengan inflasi yang berada dibawah rata-rata inflasi bulanannya, kecuali

untuk kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (lihat tabel 2.1). Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 2.4, kelompok yang memiliki

nilai inflasi rata-rata bulanan tertinggi pada periode laporan adalah kelompok makanan

bahan makanan sebesar 0,54% (mtm). Meningkatnya harga daging sapi akibat terbatasnya

pasokan di sepanjang triwulan IV-2012 menjadi faktor pendorong inflasi sub kelompok

daging dan hasil-hasilnya. Sementara itu, kenaikan harga pada sub kelompok telur, susu

dan hasil-hasilnya serta sub kelompok bumbu-bumbuan turut dipengaruhi oleh sedikit

gangguan pada faktor produksi karena masuknya musim penghujan di bulan Desember,

terutama untuk komoditas bawang merah, cabe merah dan cabe rawit.

Selanjutnya, rata-rata inflasi terendah disumbang oleh kelompok sandang sebesar

0,10% (mtm), terutama pada bulan November dan Desember yang mengalami deflasi

masing-masing sebesar -0,05% (mtm) dan 0,30%. Pemicu deflasi sub kelompok ini adalah

turunnya harga emas perhiasan yang sejalan dengan dipengaruhi oleh penurunan harga

emas internasional.

2 Rata-rata inflasi bulanan Jawa Timur selama 5 (lima) tahun terakhir (2007-2011) untuk bulan April, Mei dan Juni masing-masing sebesar 0,01%, 0,32% dan 0,78% (mtm)

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.1111

Inflasi Triwulan IV Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Rata-Rata-Rata-Rata- Rata-Rata-Rata-Rata-

OktOktOktOkt NovNovNovNov DesDesDesDes ratarataratarata OktOktOktOkt NovNovNovNov DesDesDesDes ratarataratarata

Umum 0,060,060,060,06 0,240,240,240,24 0,600,600,600,60 0,300,300,300,30 0,150,150,150,15 0,210,210,210,21 0,550,550,550,55 0,300,300,300,30

1 Bahan Makanan -0,52 0,83 2,18 0,83 -0,34 0,44 1,52 0,54

2 Mamin, Rokok & Tembakau 0,24 0,29 0,24 0,26 0,17 0,37 0,25 0,26

3 Perumahan,Air,Listrik,Gas & Bb 0,22 0,21 0,18 0,20 0,50 0,16 0,31 0,32

4 Sandang -2,05 2,15 -0,26 -0,05 0,66 -0,05 -0,30 0,10

5 Kesehatan 0,08 0,24 0,21 0,18 0,27 0,15 0,26 0,23

6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,38 0,01 0,01 0,13 0,27 0,05 0,01 0,11

7 Transpor,Komunikasi & Jasa Keu. -0,30 0,29 0,25 0,08 0,05 0,16 0,58 0,26

Tw IV-2012Tw IV-2012Tw IV-2012Tw IV-2012NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang

Tw IV-2011Tw IV-2011Tw IV-2011Tw IV-2011

Page 59: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

34

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Sebagaimana diinformasikan pada grafik 2.5, grafik 2.6 dan grafik 2.7, bahwa

pendorong inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 memiliki sumber yang berbeda-

beda berdasarkan kelompok barangnya. Panen di beberapa komoditas utama pada sub

kelompok bahan makanan mendorong terjadinya deflasi pada periode Oktober. Kondisi

tersebut berbeda dengan kondisi bulan November dan Desember dengan inflasi yang

didominasi oleh sub kelompok ini.

Selanjutnya, pergerakan harga emas perhiasan turut mempengaruhi tingkat inflasi

pada kelompok sandang, seiring semakin besarnya minat masyarakat dalam berinvestasi

pada komoditas ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga perbankan, sehingga

komoditas ini semakin prospektif sebagai alternatif investasi jangka pendek.

Bulan Bulan Bulan Bulan OktoberOktoberOktoberOktober

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur mengalami peningkatan

dari 0,02% (mtm) menjadi 0,15%. Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi

nasional (0,16% - mtm). Dari sisi permintaan, relatif stabilnya tingkat konsumsi masyarakat

sebagaimana tercermin dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.4444. . . . RataRataRataRata----Rata Rata Rata Rata Inflasi Sub Kelompok (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5.5.5.5. Inflasi Oktober per Kelompok Barang

(0.23)

0.27

0.25

0.48

0.31

0.56

0.27

0.28

0.03

0.04

0.20

1.48

0.24

0.48

0.07

0.22

(0.37)

0.02

0.14

0.59

0.32

0.34

1.57

0.45

(0.50) - 0.50 1.00 1.50 2.00

TRANSPOR,KOMUNIKASI

PENDIDIKAN, REKREASI DAN …

KESEHATAN

SANDANG

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,G …

MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU

BAHAN MAKANAN

UMUM

Desember

November

Oktober

(%, mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.6.6.6.6. Inflasi Nov 2012 per Kelompok Barang

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.7.7.7.7. Inflasi Des 2012 per Kelompok Barang

-0,05

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,450,44

0,37

0,16

-0,05

0,15

0,05

0,16

Inflasi mtm (%)

Bahan Makanan

Mamin, Rokok & TembakauPerumahan,Air,Listrik,Gas & BBSandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga

Inf. Jatim :

0,21%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-0.40

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.601.52

0.250.31

-0.30

0.26

0.01

0.58

Inflasi mtm

(%)

BAHAN MAKANAN

MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI

Inf. Jatim : 0,55%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-0,40

-0,30

-0,20

-0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

-0,34

0,17

0,50

0,66

0,27 0,27

0,05

Inflasi mtm (%)

BAHAN MAKANANMAMIN, ROKOK & TEMBAKAUPERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BBSANDANGKESEHATANPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGATRANSPOR,KOMUNIKASI

Inf. Jatim : 0,15%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 60: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

35

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur) mengindikasikan bahwa sumber kenaikan harga berasal

dari sisi penawaran. Identifikasi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan beberapa

komoditas pada kelompok inflasi inti dan inflasi administered price turut mempengaruhi

tingkat inflasi, sedangkan kelompok volatile food mengalami deflasi.

Berdasarkan kelompok barang, inflasi pada bulan Oktober (mtm) utamanya didorong

oleh kelompok sandang sebesar 0,66% (mtm), selanjutnya diikuti oleh kenaikan kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,50%). Sementara itu, kelompok barang

yang menahan terjadinya inflasi adalah deflasi pada sub kelompok bahan makanan sebesar

-0,34% (mtm).

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, inflasi Jatim pada Oktober 2012

(0,15%/mtm), berdasarkan disagregasinya, didominasi oleh sumbangan dari kelompok core

inflation (0,31%) dan kelompok administered price (0,08%), sedangkan kelompok volatile

food mengalami deflasi sebesar -0,33%. Sumbangan inflasi kelompok core inflation,

berasal dari kenaikan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain serta sub kelompok

biaya tempat tinggal masing-masing sebesar 1,43% (mtm) dan 1,02%. Hampir seluruh

kelompok pembentuk volatile food mengalami deflasi di kisaran -0,02% s.d -2,20%

(mtm). Hanya sub kelompok daging dan hasil-hasilnya serta sub kelompok padi-padian,

umbi-umbian dan hasilnya yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,75% (mtm)

dan 0,02%.

Identifikasi lebih lanjut terkait sumber pendorong inflasi bulanan berdasarkan

komoditas utamanya adalah dari emas perhiasan (1,60%), biaya sewa rumah (1,67%),

biaya kontrak rumah (0,81%) dan biaya akademi/perguruan tinggi (1,14%). Dari 10

(sepuluh) komoditas utama penyumbang inflasi dan deflasi (lihat tabel 2.2), dapat dilihat

bahwa rata-rata komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -

0,35% (mtm) sehingga turut membentuk deflasi kelompok volatile food (-0,33%).

GraGraGraGrafik 2.9fik 2.9fik 2.9fik 2.9 Inflasi per Kelompok Barang (dalam %)

Grafik 2.8Grafik 2.8Grafik 2.8Grafik 2.8 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur

-1,00-0,500,000,501,001,502,002,503,00

BAHAN MAKANAN

MAMIN, ROKOK &

TEMBAKAU

PERUMAHAN

SANDANGKESEHATAN

PENDIDIKAN,

REKREASI,OR

TRANSPORTASI,

KOMUNIKASI

Inflasi (mtm) September 2012

Inflasi (mtm) Oktober 2012Sumber: BPS (diolah)-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Me

i-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Ag

ust

-11

Se

p-1

1

Ok

t-1

1

No

p-1

1

De

s-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Me

i-1

2

Jun

-12

Jul-

12

Ag

ust

-12

Se

p-1

2

Ok

t-1

2

BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB SANDANG

KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K

Page 61: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

36

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya bahwa kenaikan komoditas emas

perhiasan secara signifikan mempengaruhi pergerakan harga pada sub kelompok barang

pribadi dan sandang lain pada level 1,43% (mtm). Kenaikan harga emas perhiasan lokal ini

turut dipengaruhi oleh tren meningkat harga emas dunia, yang bergerak dari level USD

1.745,69/pounds menjadi USD 1.758,97/pounds, atau meningkat sebesar 0,76% (mtm).

Selain itu, pendorong inflasi kelompok sandang juga berasal dari sub kelompok

sandang wanita dan sandang anak-anak masing-masing sebesar 0,22% (mtm) dan 0,06%.

Beberapa komoditas yang mendorong inflasi pada kedua sub kelompok ini meliputi celana

panjang anak, kemeja pendek wanita, kaos kaki dan gaun anak pada kisaran 15% s.d 20%

(mtm). Selanjutnya, kenaikan biaya sewa dan kontrak rumah di wilayah Jawa Timur turut

mempengaruhi level inflasi pada sub kelompok biaya tinggal pada level 1,02% (mtm), lihat

grafik 2.12.

Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11 Perkembangan Harga

Komoditas Emas Internasional

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.10101010 Perkembangan Harga

Sub Kelompok Sandang (mtm)

Sumber: Bloomberg Sumber: BPS Provinsi jawa Timur

TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.2222 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional

Jatim Nasional Jatim Nasional

Emas Perhiasan 1,60 2,84 Gula Pasir -1,29 -0,58

Biaya Sewa Rumah 1,67 0,80 Jagung Muda -8,28 -1,70

Biaya Kontrak Rumah 0,81 0,85 Bawang Putih -2,61 -5,04

Biaya Akademi/Perguruan Tinggi 1,14 0,50 Kelapa -5,70 -1,31

Daging Sapi 1,22 0,84 Minyak Goreng -0,75 -1,56

Batu Bata/Batu Tela 3,13 -0,27 Buah Alpukat -15,13 -5,75

Wortel 17,67 13,77 Ikan Tongkol -4,65 -0,76

Daging Ayam Ras 0,87 1,14 Cumi - Cumi -7,57 -2,04

Sepeda Motor 0,49 0,07 Semangka -4,11 -2,25

Semen 1,34 0,84 Tongkol Pindang -3,25 -3,11

Inflasi Jatim > Nasional

Inflasi Jatim < Nasional

Deflasi Jatim > Nasional

Deflasi Jatim < Nasional

KomoditasInflasi

KomoditasDeflasi

(6,00)

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

Jan

-10

Ma

r-1

0

Me

i-1

0

Jul-

10

Se

p-1

0

No

p-1

0

Jan

-11

Ma

r-1

1

Me

i-1

1

Jul-

11

Se

p-1

1

No

p-1

1

Jan

-12

Ma

r-1

2

Me

i-1

2

Jul-

12

Se

p-1

2

Sandang Laki-laki

Sandang Wanita

Sandang Anak-anak

Barang Pribadi dan Sandang Lain1.361,02 1.375,12

1.422,91

1.485,41

1.512,55

1.528,62

1.574,62 1.764,00

1.771,92

1.671,26

1.739,43 1.638,95

1.652,95 1.741,23 1.676,84

1.587,55 1.594,19

1.745,69

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

1.400,00

1.600,00

1.800,00

2.000,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10*

2011 2012

USD/pound

Page 62: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

37

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Sementara itu, deflasi tertinggi berdasarkan kelompoknya di bulan Oktober 2012

berasal dari kelompok bahan makanan, yang hampir seluruh sub kelompoknya mengalami

deflasi, kecuali sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya serta sub kelompok

daging dan hasil-hasilnya, yang masing-masing berada pada level 0,02% (mtm) dan 0,75%.

Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 2.13, kenaikan harga komoditas tepung terigu

dan beras jagung menjadi sumber kenaikan kelompok padi-padian, umbi-umbian dan

hasilnya. Kenaikan harga keempat komoditas diduga berasal dari faktor domestik,

sebagaimana dapat dilihat dari relatif stabilnya harga komoditas internasional. Faktor

ketersediaan komoditas, ekspektasi masyarakat dan kelancaran arus distribusi diduga turut

mempengaruhi kenaikan harga keempat komoditas ini. Dapat diinformasikan pula bahwa

dengan membaiknya ketersediaan kedelai bagi industri tahu dan tempe menyumbang

penurunan harga pada kelompok kacang-kacangan dibandingkan September 2012. Selain

itu, minimnya gangguan cuaca turut mempengaruhi jumlah pasokan ikan laut di wilayah

Jawa Timur sehingga turut mendorong terbentuknya deflasi kelompok bahan makanan

pada periode laporan.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.13131313 Sub Kelompok Bahan Makanan yang mengalami Inflasi

Tertinggi pada Okt 2012(mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar (mtm)

Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00Ja

n-1

0

Ma

r-1

0

Me

i-1

0

Jul-

10

Se

p-1

0

No

p-1

0

Jan

-11

Ma

r-1

1

Me

i-1

1

Jul-

11

Se

p-1

1

No

p-1

1

Jan

-12

Ma

r-1

2

Me

i-1

2

Jul-

12

Se

p-1

2

Biaya Tempat Tinggal

Bahan Bakar, Penerangan dan Air

Perlengkapan Rumahtangga

Penyelenggaraan Rumahtangga

(%, mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.15151515 Sub Kelompok Bahan Makanan yang mengalami Deflasi

Tertinggi pada Okt 2012(mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.14141414 Perkembangan Harga

Komoditas Tepung Terigu Internasional

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Sumber: Bloomberg

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140 BANDENG

BAWAL

CAKALANG

GURAME

KEPITING/RAJUNGAN

LAYANG

MERAH

MUJAIR

NILA

TENGGIRI

TERI

TONGKOL

UDANG BASAH

KUNIRAN

BENGGOL

BANDENG PINDANG

IKAN ASIN BELAH

TERI

TONGKOL

KELAPA

MARGARINE

MINYAK GORENG

(%, mtm)

7,50

6,16 3,95 6,39

4,45

5,93 6,00 6,30

8,17 8,34

8,35

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10*

2011 2012

USD/Bushes

(10)

(5)

-

5

10

15

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Me

i-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Ag

ust

-11

Se

p-1

1

Ok

t-1

1

No

p-1

1

De

s-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Me

i-1

2

Jun

-12

Jul-

12

Ag

ust

-12

Se

p-1

2

Ok

t-1

2

TEPUNG TERIGU BERAS JAGUNG

DAGING AYAM RAS DAGING SAPI

(%, mtm)

Page 63: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

38

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Bulan Bulan Bulan Bulan NovemberNovemberNovemberNovember

Inflasi bulanan IHK 7 kota di Jatim pada bulan November kembali mencatat inflasi

yang cukup terkendali, sedikit di atas inflasi Oktober dan inflasi nasional 0,07% (mtm).

Tercatat, inflasi Jatim mencapai 4,55% (yoy) atau 0,21% (mtm), sedangkan inflasi tahunan

nasional sebesar 4,32% (yoy) dan . Realisasi inflasi ini berada sedikit lebih rendah dari

perkiraan semula.

Secara umum penurunan angka inflasi terjadi pada hampir semua kelompok,

terutama kelompok bahan makanan (0,21%), kelompok sandang (0,15%), serta kelompok

pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,14%). Sementara itu dorongan peningkatan inflasi

terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman , rokok dan tembakau. Di sisi lain mampu

menahan inflasi di bulan laporan.

Komoditas utama yang memberikan sumbangan inflasi adalah daging sapi, bawang

merah, bawang putih, wortel, beras, telur ayam ras, jeruk dan kelapa. Masih berlanjutnya

kenaikan harga daging sapi disebabkan adanya kebijakan pemerintah mengurangi kuota

impor sapi potong, sehingga jumlah persediaan daging sapi di pasaran langka. Kebijakan

pemerintah mengurangi impor sapi potong tersebut tidak didukung oleh kelancaran arus

perdagangan dari produsen ke konsumen antar wilayah di Indonesia dan jumlah sapi yang

tersedia.

Selain itu, peningkatan harga komoditas bumbu-bumbuan diduga akibat

berkurangnya pasokan dan sebagai dampak terjadinya gangguan produksi komoditas

bumbu akibat adanya pergantian cuaca. Selanjutnya kenaikan harga beras terjadi seiring

dengan berlalunya masa panen raya dan memasukinya musim tanam. Sementara itu,

lonjakan inflasi kelompok volatile food sedikit tertahan oleh deflasi pada beberapa

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.16161616 Inflasi Tahunan (yoy) 4 Kelompok Barang Strategis

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.17171717

Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang

-4,00

0,00

4,00

8,00

12,00

16,00

20,00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2010 2011 2012

Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB

SANDANG

PENDIDIKAN, REKREASI & O.RAGA

Sumber: BPS (diolah)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

BAHAN

MAKANAN

MAMIN,ROK

OK &

TEMBAKAU

PERUMAHA

N

SANDANGKESEHATAN

PENDIDIKAN,

REKREASI,

OLAH RAGA

TRANSPORT

ASI,

KOMUNIKASI

Inflasi (mtm) Okt 2012

Inflasi (mtm) Nov 2012Sumber : BPS (diolah)

Page 64: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

39

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

komoditas pangan, seperti daging ayam ras, cabe rawit, cabe merah, tongkol pindang,

minyak goreng, ketimun, tomat sayur dan pepaya.

Bulan Bulan Bulan Bulan DesemberDesemberDesemberDesember

Meningkatnya konsumsi masyarakat seiring tibanya beberapa momentum Hari Besar

di sepanjang bulan Desember turut mempengaruhi level Indeks Harga Konsumen (IHK) di

Jatim, tercatat mengalami peningkatan dibanding periode November pada level 0,55%

(mtm) dan sedikit berada di atas inflasi nasional 0,54% (mtm).

Kenaikan laju inflasi periode ini dipicu oleh meningkatnya tekanan inflasi di kelompok

bahan makanan (1,52% - mtm), kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

(0,58%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,31%) serta kelompok

kesehatan (0,26%). Beberapa kelompok lainnya mengalami inflasi namun pada laju yang

lebih rendah, yang meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

(0,25% - mtm) serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,01%). Sedangkan

TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.3333 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional

Jatim Nasional Jatim Nasional

Daging sapi 5,97 3,33 Daging Ayam Ras -8,37 -6,81

Bawang merah 23,81 22,19 Emas perhiasan -0,87 -0,71

Bawang putih 12,11 11,07 Cabe rawit -10,18 -12,13

Angkutan udara 5,17 5,03 Cabe Merah -18,50 -12,70

Gula pasir 1,66 0,18 Tongkol pindang -8,41 -3,64

Wortel 18,64 17,82 minyak goreng -1,01 -1,28

Beras 0,31 0,58 Ketimun -11,07 -9,14

Telur ayam ras 2,01 1,36 Tomat sayur -2,63 -2,84

Jeruk 3,05 0,53 Pepaya -3,05 -0,48

Kelapa 6,74 0,45 Bensin -0,25 -0,31

KomoditasInflasi

KomoditasDeflasi

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.18181818 Pergerakan Harga Komoditas Sub Kelompok Bumbu-bumbuan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.19191919

Perkembangan Harga Emas Perhiasan

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg

Cabe Merah

Bawang Merah

Cabe Rawit

Bawang Putih

Sumber : Survei Pemantauan Harga BI Surabaya (diolah)

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

500.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2010 2011 2012

Rp/Gram

Harga Emas Perhiasan

Sumber : Survei Pemantauan Harga BI Surabaya (diolah)

Page 65: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

40

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

kelompok sandang (-0,30%) tercatat mengalami deflasi, yang dipicu oleh penurunan harga

emas perhiasan sebesar -0,90% (mtm).

Kenaikan harga daging sapi, beras, telur dan daging ayam ras pada periode laporan

mendorong laju inflasi pada periode laporan, bahkan tercatat inflasi pada sub kelompok

daging dan hasil-hasilnya mencapai level 3,82% (mtm). Meskipun harga daging sapi tidak

setinggi periode sebelumnya, namun meningkatnya permintaan terkait perayaan hari besar

turut memicu kenaikan harga komoditas ini, sehingga turut mempengaruhi level harga

komoditas kelompok daging lainnya, seperti telur dan daging ayam ras yang mengalami

kenaikan lebih tinggi di level 5% – 8%.

Fenomena peningkatan harga komoditas pada kelompok bahan makanan

umumnya dipicu oleh meningkatnya permintaan sebagai respon masyarakat atas beberapa

momentum perayaan seperti Natal dan Tahun Baru. Khusus untuk komoditas daging sapi,

lonjakan kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan sapi lokal, khususnya dari

sentra produksi di Indonesia Timur. Namun demikian, laju inflasi kelompok volatile food

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.21212121 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.20202020 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur

(0,20)

(0,10)

-

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

Inflasi

Des'12

Rata-rata

inflasi

Des' 07-12

Inflasi

Des'12

Rata-rata

inflasi

Des' 07-12

Inflasi

Des'12

Rata-rata

inflasi

Des' 07-12

Inflasi

Des'12

Rata-rata

inflasi

Des' 07-12

Daging dan Hasil-

hasilnya

Telur, Susu dan Hasil-

hasilnya

Ikan Segar Bumbu - bumbuan

0,56

(0,11)

0,28

0,21

0,28

0,09

0,13

0,56

SSumber : BPS Jatim (diolah)

(%, mtm)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

BAHAN

MAKANAN

MAMIN,ROK

OK &

TEMBAKAU

PERUMAHAN

SANDANGKESEHATAN

PENDIDIKAN,

REKREASI, OL

AH RAGA

TRANSPORT

ASI, KOMUN

IKASI

Inflasi (mtm) Nov 2012

Inflasi (mtm) Des 2012

TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.4444 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional

Jatim Nasional Jatim Nasional

Angkutan udara 16,86 5,32 Emas perhiasan -0,81 0,05

Daging sapi 5,21 3,34 Minyak goreng -1,74 -1,11

Beras 1,23 2,26 Tomat sayur -5,67 -2,37

Telur ayam ras 7,36 4,76 Gula pasir -0,37 -0,12

Bawang merah 13,97 7,89 Bawang putih -0,90 -0,61

Daging ayam ras 3,46 5,40 Kacang panjang -1,11 1,02

Mujair 9,12 3,06 Apel -1,17 1,36

Bandeng 3,67 1,82 wortel -3,66 -4,33

Pasir 4,21 0,52 Sepatu -2,56 -0,02

Kentang 8,57 3,30 Kembang kol -20,35 0,94

Inflasi Jatim > Nasional

Inflasi Jatim < Nasional

Deflasi Jatim > Nasional

Deflasi Jatim < Nasional

KomoditasInflasi

KomoditasDeflasi

Page 66: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

41

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

cukup terhambat oleh terjadinya deflasi pada beberapa komoditas lainnya, seperti minyak

goreng, gula pasir dan bawang putih.

Tidak lazimnya kenaikan harga pada sub kelompok daging, telur dan ikan segar

pada bulan ini juga terindikasi tingginya inflasi komoditas tersebut saat ini dengan rata-rata

inflasi komoditas yang sama selama 5 (lima) tahun terakhir (lihat grafik 2.21). Secara

berurutan dapat diuraikan perbedaan signifikan pada sub kelompok daging dan hasil-

hasilnya yang memiliki rata-rata inflasi sebesar -0,11% (mtm), sedangkan pada Desember

2012, inflasi sub kelompok ini mencapai 0,56% (mtm).

Kenaikan harga daging sapi pada periode ini juga berdampak pada kenaikan

komoditas bakso (0,04% - mtm), lihat grafik 2.22. Jika dibandingkan dengan komoditas

lainnya, fluktuasi komoditas daging sapi dan daging ayam ras cukup tinggi dibandingkan

komoditas lainnya(lihat grafik 2.22). Pola inflasi tahunan komoditas pada kelompok ini

sedikit berbeda, namun secara keseluruhan mengalami peningkatan di akhir tahun, bahkan

lebih tinggi dibandingkan pada saat Hari Raya Idul Fitri (lihat grafik 12). Kedua analisis ini

menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu kecenderungan fluktuatifnya inflasi pada

komoditas daging sapi dan daging ayam ras, sehingga patut menjadi perhatian serius

pemerintah daerah guna menjaga ketersediaannya di pasar, khususnya pada saat konsumsi

masyarakat meningkat.

2.3.2.3.2.3.2.3. INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Laju inflasi Jatim secara triwulanan pada Tw IV-2012 mencapai 0,91% (qtq), atau

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,93% (qtq). Hampir seluruh

kelompok barang mengalami perlambatan inflasi. Hanya kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar yang mengalami peningkatan inflasi dari 0,68% (qtq) menjadi 0,97%.

Perlambatan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang yaitu dari 3,61% (qtq) menjadi

0,31%. Selanjutnya secara berurutan penurunan pada kelompok pendidikan, rekreasi dan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.23232323 Inflasi Sub Kelompok Daging (yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22222222 Inflasi Sub Kelompok Daging (mtm)

Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur

(10,0)

(5,0)

-

5,0

10,0

15,0

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Me

i-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Agu

st-1

1

Se

p-1

1

Ok

t-1

1

No

p-1

1

De

s-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Me

i-1

2

Jun

-12

Jul-

12

Agu

st-1

2

Se

p-1

2

Ok

t-1

2

No

p-1

2

De

s-1

2

BAKSO DAGING AYAM KAMPUNGDAGING AYAM RAS DAGING SAPI

(%, mtm)

(5,0)

-

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Me

i-1

2

Jun

-12

Jul-

12

Agu

st-

12

Se

p-1

2

Ok

t-1

2

No

p-1

2

De

s-1

2

BAKSO DAGING AYAM KAMPUNG

DAGING AYAM RAS DAGING SAPI

HATI SAPI SOSIS DAGING SAPI

(%, yoy)

Page 67: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

42

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

olahraga (0,32% - qtq), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,79%)

serta kelompok bahan makanan (1,62%) pun turut menyumbang perlambatan pada

periode laporan.

Berdasarkan sumbangannya, perlambatan inflasi terjadi di seluruh kelompok kecuali

kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan level inflasi dibandingkan triwulan III-

2012. Hasil analisis secara lebih detail menunjukkan bahwa perlambatan inflasi tertinggi

terjadi pada kelompok bahan makanan, dengan penurunan dari 0,87% (qtq) menjadi

0,24%, yang diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau,

kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang.

Berdasarkan sumbangannya, perlambatan inflasi terjadi pada seluruh kelompok

kecuali kelompok kesehatan yang berada pada level yang sama dibandingkan triwulan III-

2012. Sumbangan tertinggi triwulan ini berasal dari kelompok bahan makanan yang

mengalami penurunan dari 0,87% (qtq) menjadi 0,24%. Selanjutnya diikuti oleh kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga masing-masing menjadi sebesar 0,17% (qtq) dan 0,03%. Perlambatan ini

mengikuti pola-pola tahun sebelumnya seiring meredanya permintaan masyarakat pasca

Hari Raya Idul Fitri dan tibanya waktu panen beberapa komoditas bahan makanan (bulan

Oktober dan November) seperti

Sebagaimana terlihat pada grafik 2.24, pendorong melambatnya inflasi kelompok

bahan makanan adalah karena terjadinya deflasi pada sub kelompok lemak dan minyak

sebesar -2,66% (qtq), sub kelompok ikan diawetkan (2,50%) serta sub kelompok kacang-

kacangan (-0,01%). Namun, perlambatan inflasi kelompok ini sedikit tertahan oleh

peningkatan inflasi beberapa sub kelompok, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian

dan hasilnya, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya serta sub kelompok bumbu-

bumbuan. Sisanya berada dalam tren yang melambat jika dibandingkan dengan triwulan III-

2012.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.5555 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS, data diolah

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Umum 0,99 0,26 2,05 0,92 0,70 0,89 1,93 0,91 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,91

Bahan Makanan 0,81 -1,14 2,07 2,49 0,56 0,90 2,55 1,62 0,18 -0,25 0,46 0,57 0,13 0,06 0,87 0,24

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,20 0,71 2,23 0,77 1,28 1,90 2,59 0,79 0,22 0,13 0,40 0,14 0,23 0,25 0,56 0,17

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1,01 0,65 0,79 0,61 0,67 1,18 0,68 0,97 0,22 0,14 0,17 0,12 0,14 0,18 0,23 0,19

Sandang 1,04 2,03 5,88 -0,21 1,06 -0,48 3,61 0,32 0,07 0,14 0,41 -0,01 0,07 -0,06 0,16 0,13

Kesehatan 1,64 1,46 0,26 0,52 0,50 0,54 0,86 0,68 0,08 0,07 0,01 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,79 0,35 5,29 0,40 0,25 0,27 3,56 0,32 0,07 0,03 0,48 0,04 0,02 0,00 0,34 0,03

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,06 0,17 0,79 0,23 0,42 0,40 0,80 0,79 0,19 0,03 0,14 0,04 0,07 0,06 0,20 0,09

WILAYAH

Inflasi QTQ Sumbangan Inflasi QTQ

2011 2012 2011 2012

Page 68: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

43

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.26262626 Pergerakan Harga Beras di Surabaya

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.27272727 Pergerakan Harga Beras Internasional

Sebagai komoditas utama makanan pokok masyarakat Jawa Timur, bobot dari sub

kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memiliki porsi terbesar pada kelompok

bahan makanan. Pada triwulan IV-2012 komoditas beras mencatatkan kenaikan harga

sebesar 1,61% (qtq) meskipun hasil Survei Pemantauan Harga untuk wilayah Kota Surabaya

dan sekitarnya menunjukkan harga yang stabil, namun harga beras cenderung meningkat di

wilayah lainnya, seperti Kota Kediri, Malang dan sekitarnya. Sebagaimana ditunjukkan pada

grafik 2.27, harga beras internasional terus mengalami penurunan. Analisis lebih lanjut

mengindikasikan bahwa tren ini tidak mempengaruhi harga beras domestik karena

minimnya penggunaan impor beras dengan adanya kesiapan Bulog sebagai lembaga

berwenang dalam stabilisator harga beras di Indonesia.

Informasi dari instansi terkait mengindikasikan adanya penurunan produksi, salah

satunya adalah Kabupaten Jember, yang mengalami penurunan dibandingkan triwulan

sebelumnya (lihat grafik 2.28). Kinerja produksi tanaman padi wilayah Jawa Timur pada

periode ini dapat dilihat pada grafik 2.29, yang menunjukkan adanya penurunan luas panen

dari 251.667 hektar menjadi 195.041 hektar atau -4,98% (yoy) dan luas padi dari 927.455

hektar menjadi 794.420 hektar atau -7,69% (yoy).

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2010 2011 2012

USD/mtUSD/mtUSD/mtUSD/mt

Harga Beras Internasional

Sumber : Bloomberg

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1

2010 2011 2012 2013

Rp/Kg Harga Beras Domestik

Sumber : Survei Pemantauan HargaBI Surabaya (diolah)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.24242424 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.25252525 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Tw III-2012 & Tw IV-2012

Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah

-30,00

-25,00

-20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

Padi-padian, umbi-umbian

Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu dan Hasil2nya

Sayur-sayuran

Kacang -kacangan

Buah -buahan

Bumbu -bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

1,453,85

2,25-2,50

3,270,77 -0,01 0,25

5,49

-2,660,09

% (qtq)

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

Padi-padian, Umbi-umbian

dan Hasilnya

Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

Tw III Tw IV

Tw III Tw IVSumber : BPS, data diolahSumber : BPS, data diolah

Page 69: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

44

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.28282828 Luas Panen dan Produksi Padi Kab.Jember

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.29292929 Luas Panen dan Produksi Padi Prov.Jawa Timur

Hingga akhir tahun 2012, produksi beras nasional mengalami kenaikan 4,9 % (yoy)

atau sebesar 38 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 33 juta ton, sehingga

terdapat surplus produksi hingga mencapai 5 juta ton. Namun demikian, masih terdapat

beberapa periode yang minim cadangan, sehingga masih dibutuhkan impor beras secara

nasional sebesar 700 ribu ton dari jatah 1 juta ton. Rencananya beras akan diimpor dari

Vietnam sebesar 600.000 ton dan India (100.000 ton). Di sisi lain, hingga November 2012,

angka serapan beras petani di tingkat nasional telah mencapai 3,58 juta ton, dengan angka

pengali hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun 2010 dan 2011.

Berdasarkan informasi dari Perum Bulog Divre Jawa Timur diperoleh data target

penyerapan beras tahun 2013 sebesar 1.050.000 ton. Guna mencapai target ini, Bulog

(100)

(50)

-

50

100

150

200

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)

gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

%

Ha

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.6666 Perkembangan Pengadaan Bulog Divre Jawa Timur 2007 - 2012

Sumber : BPS, data diolah

2007 2008 2009 2010 2011 Rencana Realisasi

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1 Januari - - 32,490 - 183 63,500 625

2 Februari - 559 51,369 16 17,513 89,000 19,510

3 Maret - 162,685 258,602 69,304 87,312 135,000 153,557

4 April 111,037 242,450 296,401 192,078 91,779 192,000 242,648

5 Mei 202,540 169,469 174,055 176,416 75,803 160,000 195,755

6 Juni 113,844 102,798 109,207 105,646 38,622 132,500 117,775

7 Juli 70,187 96,318 69,846 23,169 18,296 92,500 83,936

8 Agustus 39,274 55,885 65,077 15,393 27,622 67,500 66,273

9 September 6,047 41,179 28,176 7,351 3,875 42,100 33,978

10 Oktober 105 35,685 19,905 18,133 6,284 37,500 83,256

11 Nopember - 50,684 3,311 7,090 14,761 20,000 35,687

12 Desember - 17,313 298 706 29,720 4,400 64,000

Jumlah 543,034 975,025 1,108,737 615,302 411,764 1,036,000 1,097,000

No Bulan

Realisasi Pengadaan 2012

Page 70: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

45

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Divre Jatim menerapkan tiga strategi, yaitu strategi “dorong-tarik”, pengembangan

“jaringan semut” serta pengembangan sistem on farm. Ketiga strategi ini diklaim berhasil

mempercepat arus pengadaan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.6, realisasi penyerapan

beras di wilayah Jawa Timur lebih besar 5,89% atau 63.000 ton dibandingkan target di

awal tahun. Sebagai informasi strategi on farm yang dikembangkan meliputi 4 (empat) jenis

yaitu On Farm Mandiri, On Farm Kemitraan, On Farm Sinergi dan On Farm Alternatif.

2.4.2.4.2.4.2.4. INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan tren perlambatan. Tercatat,

laju inflasi Jatim pada periode ini berada pada level yang stabil yaitu 4,50% (yoy). Secara

keseluruhan inflasi Jatim tahun 2012 (4,50% - yoy) berada pada level yang lebih tinggi

dibandingkan 2011 (4,27%), namun masih lebih rendah dari rata-rata inflasi selama 5

(lima) tahun yaitu 5,89%. Secara historis, inflasi Jawa Timur sejak tahun 2009 lebih tinggi

dari nasional. Di tahun ini, level inflasi Jatim kembali berada di atas nasional yang berada

pada level 4,30% (yoy).

Pendorong inflasi pada triwulan ini adalah kenaikan harga pada kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,43% (yoy), kelompok perumahan, air, listrik dan

bahan bakar (6,71%), kelompok sandang (4,53%) serta kelompok kesehatan (4,53%).

Adanya deflasi pada kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga menjadi penahan laju inflasi pada periode laporan. Sisanya, yaitu kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau relatif stabil dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.7777 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

Sumber: BPS, data diolah

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Umum 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,63 4,50 4,50 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,62 4,50 4,50

Bahan Makanan 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 6,14 6,65 5,74 3,55 2,16 1,19 0,97 0,91 1,39 1,53 1,32

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 6,32 6,69 6,71 1,01 1,08 1,13 1,02 0,92 1,16 1,24 1,24

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 4,62 4,83 3,08 3,09 2,74 3,29 3,18 3,54 0,99 1,04 0,65 0,66 0,57 0,70 0,67 0,74

Sandang 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 6,27 3,99 4,53 0,63 0,51 0,92 0,60 0,61 0,42 0,27 0,31

Kesehatan 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,83 2,43 2,60 0,15 0,21 0,18 0,18 0,13 0,08 0,11 0,12

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,26 4,51 4,43 0,59 0,62 0,63 0,63 0,58 0,56 0,41 0,40

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,86 1,87 2,43 0,71 0,71 0,25 0,39 0,29 0,33 0,32 0,42

WILAYAH

Inflasi YOY Sumbangan Inflasi YOY

2011 2012 2011 2012

Page 71: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

46

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Selama triwulan laporan, perkembangan dua kelompok barang utama penyumbang

inflasi di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang berbeda, yaitu kelompok bahan

makanan cenderung menurun, sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau mengalami peningkatan. Sementara itu, telah disebutkan sebelumnya,

pendorong penurunan kelompok bahan makanan berasal dari sub kelompok sayur-sayuran

yang mengalami deflasi sebesar -2,43% (yoy), sub kelompok ikan diawetkan (-1,61%) serta

sub kelompok lemak dan minyak (-0,31%). Di sisi lain, pendorong kenaikan kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berasal dari sub kelompok makanan jadi

yang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy) dan sub kelompok minuman yang tidak

beralkohol (9,72%).

2.5.2.5.2.5.2.5. INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI MENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTA

Pada triwulan IV-2012, 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk dalam perhitungan inflasi

nasional secara umum menunjukkan perlambatan laju inflasi triwulanan. Tercatat, inflasi

tertinggi pada periode laporan terjadi di kota Malang dengan inflasi sebesar 1,15% (qtq)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.30303030 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun

2011 - 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33331111 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman &

Tembakau

Sumber : BPS, (data diolah)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00Umum

Bahan Makanan

Makanan

Jadi, Minuman, Rokok

& Tembakau

Perumahan, Air, Listri

k, Gas & BB

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

& Olahraga

Transpor, Komunikasi

& Jasa Keuangan

Inflasi (yoy) Desember 2011

Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)

0,00

4,00

8,00

12,00

16,00

20,00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2010 2011 2012

Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33332222 Inflasi Tahunan (yoy)

Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33333333 Inflasi (yoy)

Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau

-40,00-30,00-20,00-10,00

0,0010,0020,00

Padi-padian, Umbi-…

Daging dan Hasil-…

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu dan …

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan …

Inflasi (yoy) Desember 2011

Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00Makanan Jadi

Minuman yang

Tidak Beralkohol

Tembakau dan

Minuman

Beralkohol

Inflasi (yoy) Desember 2011

Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)

Page 72: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

47

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

sedangkan terendah terjadi di kota Madiun (0,50%). Searah dengan perlambatan inflasi

Jawa Timur, ketujuh kota yang termasuk dalam penghitungan inflasi nasional pun berada

pada level inflasi yang lebih rendah dibandingkan triwulan III-2012.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, inflasi tahunan Jawa Timur berada relatif

stabil yaitu pada level 4,50% (yoy). Stabilitas ini terbentuk dari variasi naik turunnya inflasi di

7 (tujuh) kota yang termasuk dalam penghitungan inflasi nasional. Beberapa kota

mengalami peningkatan tekanan inflasi (lihat tabel 2.8) yang secara berurutan berdasarkan

bobotnya meliputi Surabaya (4,37% - yoy), Malang (4,60%), Jember (4,49%) dan

Probolinggo (5,88%). Sisanya yaitu Kediri, Sumenep dan Madiun mengalami penurunan

harga cukup dalam.

Di sisi lain, rendahnya inflasi di kota Madiun dibandingkan kota-kota lainnya di Jatim

terutama disebabkan rendahnya inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau dibandingkan kota lainnya. Informasi yang diperoleh

dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri, terkait beberapa hal yang mendorong

rendahnya inflasi tersebut adalah karena minimnya tekanan dari sisi penawaran sebagai

dampak kelancaran arus distribusi barang serta meningkatnya produksi komoditas tanaman

pangan dibandingkan tahun 2011.

Pada akhir tahun 2012, kota yang

mengalami inflasi tahunan tertinggi adalah

Probolinggo sebesar 5,88% (yoy). Tekanan

inflasi Kota Probolinggo meningkat sejak

Agustus 2012 dan terus bertahan di atas

level 5,50% (yoy) hingga akhir tahun.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi di

sepanjang tahun didorong oleh kenaikan

harga pada kelompok bahan makanan.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.8888 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.34444 Perbandingan Inflasi Year on Year(yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Jatim 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,91 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,62 4,50 4,50

Surabaya 1,25 0,34 2,23 0,84 0,73 0,82 1,83 0,91 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,29 4,37

Malang 0,72 0,24 1,92 1,13 0,46 0,86 2,05 1,15 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58 4,60

Kediri -0,15 0,52 2,20 1,03 0,53 1,20 2,40 0,43 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,26 4,63

Jember 0,80 -0,76 1,37 1,00 0,84 0,84 1,65 1,09 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,40 4,49

Sumenep 0,10 0,87 1,59 1,57 0,97 1,21 2,17 0,61 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,06 5,06

Probolinggo 1,20 0,30 1,62 0,61 0,63 1,73 2,49 0,92 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,55 5,88

Madiun 0,81 0,03 1,73 0,89 0,68 0,58 1,71 0,50 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91 3,51

2011 2012

Inflasi Triwulan (qtq)

WILAYAH

Inflasi Tahunan (yoy)

2011 2012

Jatim 4,50

Surabaya 4,37

Malang 4,60

Kediri 4,63

Jember 4,49

Probolinggo 5,88

Madiun 3,51

Sumenep 5,06

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

6,50

3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50

% (yoy)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 73: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

48

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33336666 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya(yoy)

Sementara itu, berdasarkan kelompok barang penyumbang inflasi, sumber tekanan

inflasi di ketujuh kota cenderung beragam (tabel 2.8). Kelompok bahan makanan

memberikan sumbangan inflasi tertinggi di kota Malang, Jember, Sumenep, Probolinggo

dan Madiun. Sedangkan inflasi di kota Surabaya dan Kediri, terutama disumbang oleh

kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau.

2.52.52.52.5 DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI

Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya (disagregasi), inflasi tahunan Jatim didorong

oleh peningkatan harga kelompok volatile foods dan kelompok inflasi inti masing-masing

pada level 6,55% (yoy) dan 4,27%, sedangkan kelompok administered price berada pada

level yang lebih rendah yaitu sebesar 2,96%.

KELOMPOK BARANG Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun

UMUM 4.63 4.69 4.44 5.06 4.12 5.46 4.66 3.93

BAHAN MAKANAN 6.14 5.85 6.91 6.32 5.27 9.22 7.14 5.32

MAKANAN JADI, MINUMAN,ROKOK 6.32 7.00 4.96 7.96 4.58 4.82 5.17 4.72

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 3.24 3.33 1.89 3.89 5.52 3.17 2.46 3.48

SANDANG 6.27 6.43 4.61 6.76 5.37 8.30 9.94 5.37

KESEHATAN 1.83 1.51 1.71 3.93 0.25 5.88 2.02 2.88

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6.26 6.32 7.26 5.55 4.09 4.96 7.11 5.88

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 1.86 2.07 2.53 1.37 0.73 0.31 0.90 0.77

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.9999 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan ITriwulan ITriwulan ITriwulan IVVVV----2012012012012222 (% (% (% (% yoyyoyyoyyoy) ) ) )

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.10101010 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan IV-2012 (% YOY)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33335555 Inflasi Jatim per Komponen (yoy)

KELOMPOK BARANG Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun

UMUM 4.58 4.69 4.44 4.64 4.12 5.46 4.66 3.93

BAHAN MAKANAN 1.19 1.10 1.44 1.12 1.16 2.39 1.32 1.29

MAKANAN JADI, MINUMAN,ROKOK 1.04 1.14 0.91 1.40 0.60 0.72 0.81 0.68

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.61 0.61 0.34 0.81 1.01 0.60 0.56 0.66

SANDANG 0.38 0.40 0.23 0.35 0.36 0.62 0.65 0.38

KESEHATAN 0.08 0.07 0.06 0.18 0.00 0.25 0.09 0.12

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.53 0.55 0.67 0.42 0.26 0.27 0.44 0.33

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 0.30 0.36 0.35 0.23 0.10 0.08 0.13 0.12

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010 2011 2012

% (yoy)

umum Volatile food Adm Price Core Inflation

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Volatile Food

Administered PriceCore Inflation

inflasi (yoy) Des '12 inflasi (yoy) rata-rata 08-12

Page 74: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

49

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33338888 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur

Selanjutnya, berdasarkan disagregasinya, rata-rata inflasi bulanan Jatim terutama

didorong oleh peningkatan harga kelompok volatile foods dan kelompok inflasi inti masing-

masing pada level 1,65% dan 0,33%, sedangkan kelompok administered price mengalami

inflasi 0,15%. Namun demikian bila dibandingkan dengan rata-ratanya, pencapaian level

kelompok inflasi volatile food pada Desember 2012 sedikit lebih rendah dibandingkan rata-

rata inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir (lihat grafik 2.37), yang berada pada level 1,76%

(mtm). Sedangkan dua kelompok lainnya, yaitu kelompok inflasi inti dan kelompok

administered price lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir

(lihat grafik 2.37), yang berada pada level 0,22% (mtm) dan -0,07%. Berbeda dengan

periode sebelumnya, pada kelompok volatile food tercatat sub kelompok daging dan hasil-

hasilnya menyumbang kenaikan inflasi cukup tinggi. Sedangkan penurunan harga emas

perhiasan pada periode laporan turut menekan laju inflasi kelompok inflasi inti pada periode

laporan, meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi dibandingkan kelompok

administered price.

Masih sama dengan periode sebelumnya, fluktuasi harga pada kelompok volatile food

dominan mendorong laju inflasi Jatim. Namun sedikit berbeda dengan periode sebelumnya,

tekanan inflasi kali ini berasal dari sub kelompok daging dan hasil-hasilnya (0,56% - mtm),

diikuti sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (0,28%) serta sub kelompok ikan segar

(0,28%). Sedikit berbeda jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Desember

selama 5 (lima) tahun terakhir, faktor pendorong inflasi kelompok ini disebabkan oleh sub

kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (0,62% - mtm), sub kelompok bumbu-

bumbuan (0,56%) dan sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (0,21%).

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2009 2010 2011 2012

(% ,mtm)

Umum Volatile food Adm Price Core Inflation

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33337777 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

1,80

Inflasi Des'12 Rata-rata

inflasi Des'

07-12

Inflasi Des'12 Rata-rata

inflasi Des'

07-12

Inflasi Des'12 Rata-rata

inflasi Des'

07-12

Core Inflation Administered Price Volatile Food

0,180,19

0,51

0,01

1,51

1,67

SSumber: BPS Jatim (diolah)

Page 75: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

50

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Fenomena peningkatan harga komoditas pada kelompok volatile food pada

umumnya dipicu oleh faktor musiman akibat meningkatnya permintaan sebagai respon

masyarakat atas beberapa momentum perayaan seperti Natal dan Tahun Baru. Khusus

untuk komoditas daging sapi, tren kenaikan harga di sepanjang triwulan IV-2012 dipicu

oleh berkurangnya pasokan sapi lokal, khususnya dari sentra produksi di Indonesia Timur.

Namun demikian, laju inflasi kelompok volatile food cukup tertahan oleh deflasi beberapa

komoditas, seperti minyak goreng, gula pasir dan bawang putih.

Di akhir tahun 2012, tekanan inflasi di Jatim yang berasal dari faktor fundamental

atau inflasi inti tercatat sebesar 4,27% (yoy), atau menurun dibanding akhir tahun 2011

yang tercatat sebesar 5,26%. Secara umum tekanan inflasi inti di awal tahun 2012 berasal

dari faktor eksternal maupun internal. Ketidakpastian ekonomi Amerika dan Eropa

mempengaruhi ekspektasi pelaku ekonomi. Hal ini mendorong fluktuasi harga komoditas

internasional sebagai respon atas arah kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk

mengetatkan anggaran belanja dan kenaikan pajak (fiscal cliff). Sementara itu kondisi

output gap yang menunjukkan kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran pada

periode laporan diestimasikan berada pada kondisi yang cukup baik. Pasca meningkatnya

permintaan pada periode Hari Raya Idul Fitri pada triwulan III-2012, respon permintaan

masyarakat Jawa Timur diperkirakan mengalami perlambatan, yang kemudian direspon

dengan baik oleh sisi penawaran/sektor produksi. Hal ini turut dikonfirmasi oleh

membaiknya tingkat kapasitas utilisasi dunia usaha berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) Jatim pada Tw IV-2012 yang masih berada pada level 70%, yaitu dari

sebelumnya 73,73% menjadi 75,66% dari kapasitas terpasangnya.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44440000 Perkembangan Capacity Utilization

Sumber Survei Kegiatan Dunia Usaha Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia

Grafik 2.39Grafik 2.39Grafik 2.39Grafik 2.39 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

8000

8200

8400

8600

8800

9000

9200

9400

9600

9800

1-J

un

-11

1-J

ul-

11

1-A

ug

-11

1-S

ep

-11

1-O

ct-

11

1-N

ov-1

1

1-D

ec-1

1

1-J

an

-12

1-F

eb

-12

1-M

ar-

12

1-A

pr-1

2

1-M

ay-1

2

1-J

un

-12

Rp/ 1 USDKurs Tukar Rupiah

63.4

56.9

67.2

71.5

63.3

64.2

70.0

69.8

75.1

80.1

77.7

73.2

74.9

69.370.7

73.974.3

73.3

74.5

78.178.5

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

Page 76: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

51

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.11111111 Perkembangan Capacity Utilization Industri pengolahan

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44441111 Perkembangan Harga Minyak Internasional

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44442222 Perkembangan Harga CPO

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44443333 Perkembangan Batu Bara

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44444444 Perkembangan Harga Karet

1.230,20 1.143,28

679,11

733,88

30

230

430

630

830

1.030

1.230

1.430

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

2011 2012 2013Sumber : Bloomberg

527,33

360,65

303,62

322,47

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

USD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / Kg

Sumber : Bloomberg 20122013

76,16

57,01

68,08

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

2011 2012 2013

USD / Metrik TonUSD / Metrik TonUSD / Metrik TonUSD / Metrik Ton

Sumber : Bloomberg

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

1111 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 72,84 69,66 79,71 74.69 74.47 72.17 74.82 80.32 84,38 79,20 70.71 79,43

A. Tanaman Pangan 84,75 71,56 73,61 73.33 81.56 68.00 71.94 69.00 91,47 78,93 69.24 81,33

B. Tanaman Perkebunan 55,92 62,22 88,75 72.50 59.44 70.47 74.38 85.08 72,50 69,57 62.01 67,17

C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87,50 88,33 85,63 86.67 75.88 83.75 85.86 86.88 88,40 89,44 83.89 92,22

D. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100.00 0,00 0,00

E. Perikanan 79,49 67,61 76,43 72.62 77.93 83.22 66.94 87.84 86,25 86,96 76.00 80,01

2222 PERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGAN 70,00 55,13 75,00 75.00 78.33 68.33 61.67 100.00 91,43 92,14 86.25 81,67

A. Minyak dan gas bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Pertambangan tanpa migas 50,00 0,50 100,00 75.00 75.00 80.00 80.00 100.00 80,00 70,00 80.00 75,00

C. Penggalian 80,00 73,33 50,00 0,00 80.00 62.50 52.50 0,00 93,33 95,83 87.14 83,00

3333 INDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHAN 68,16 71,51 73,29 74.41 73.80 74.85 74.26 77.32 74,44 76,54 73.56 74,22

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 64,84 70,88 73,79 71.00 73.98 75.38 74.40 77.40 76,06 71,82 76.11 71,93

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 81,53 74,19 77,03 74.26 80.11 74.37 78.37 78.98 77,94 85,15 77.59 75,43

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 53,07 63,23 58,15 61.73 59.67 65.81 56.73 59.91 65,45 71,25 60.44 73,90

4. Kertas dan barang cetakan 67,80 76,38 83,57 89.56 83.63 86.38 71.63 84.14 77,57 84,67 74.00 85,86

5. Kimia dan barang dari karet 73,24 78,47 76,13 87.11 80.91 83.54 83.86 87.23 80,29 81,31 81.23 82,45

6. Semen dan barang galian bukan logam 98,50 73,00 100,00 80.00 90.00 99.00 92.33 80.00 75,50 90,00 63.33

7. Logam dasar, besi dan baja 63,93 68,23 69,71 76.45 73.17 68.67 74.29 77.64 68,00 71,97 52.50 57,78

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 78,00 76,25 76,67 72.50 64.63 73.13 73.57 80.00 73,57 80,00 79.43 81,13

9. Barang Lainnya 64,18 66,00 72,13 73.57 67.13 68.00 69.55 71.88 67,80 67,92 71.73 70,00

B. Industri Migas

4444 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83,82 68,71 61,36 72.29 64.56 64.83 78.49 76.06 82,99 67,69 79.08 72,01

A. Listrik 0,00 67,50 26,67 82.50 35.00 45.00 46.50 66.25 95,00 44,31 75.00 44,25

B. Gas 0,00 75,00 100,00 0,00 80.00 0,00 81.67 72.00 75,00 69,33 82.00 72,00

C. Air bersih 83,82 67,75 70,71 69.74 70.99 69.79 86.27 81.78 81,99 72,33 79.67 78,18

TOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTOR 69,4969,4969,4969,49 70,7170,7170,7170,71 73,8973,8973,8973,89 74,3174,3174,3174,31 73,2673,2673,2673,26 73,6473,6473,6473,64 74,4774,4774,4774,47 78.1478.1478.1478.14 78,5378,5378,5378,53 77,09 77,09 77,09 77,09 73.73 73.73 73.73 73.73 75,66 75,66 75,66 75,66

20122012201220122010201020102010NoNoNoNo SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR

2011201120112011

89,51

82,29 88,15

93,75

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

110,04

2011 2013

110,04

Sumber : Bloomberg2012

Page 77: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

52

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Berdasarkan komponen pembentuknya, penurunan inflasi inti terutama disebabkan

oleh penurunan inflasi pada kedua kelompok pembentuknya, yaitu inflasi inti tradeable

(barang) dan inflasi inti non tradeable (jasa).

Minimnya tekanan inflasi kelompok inti pada periode laporan menjadi salah satu

faktor terbentuknya stabilitas inflasi, yang terjaga pada kisaran 0,30% s.d 0,35% (mtm).

Jika dibandingkan antara komponen pembentuknya, terdapat peningkatan sumbangan

imported inflation yang tercermin pada laju inflasi barang lebih tinggi dibandingkan inflasi

jasa, masing-masing sebesar 0,27% (mtm) dan 0,23%. Berdasarkan data historisnya, pola

ini biasa terbentuk di akhir tahun seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat pada

komponen inflasi barang dibandingkan jasa. Klasifikasi inflasi kelompok inti berdasarkan

pengelompokan barang pabrik (kelompok inti - manufacturing good) dan jasa (kelompok

inti - services) pada grafik 2.49 mengindikasikan bahwa tekanan inflasi kelompok jasa

mengalami peningkatan dibandingkan kelompok barang pabrik, yang dipicu oleh tingginya

kenaikan harga tarif angkutan udara.

Selanjutnya, klasifikasi kelompok inflasi barang untuk makanan (Core Inflation Traded

– Food) dan selain makanan (Core Inflation Traded – Non Food) menunjukkan bahwa inflasi

kelompok non food lebih tinggi dibandingkan food, karena minimnya tekanan harga pada

kelompok ini, khususnya pada sub kelompok ikan yang diawetkan dan kelompok sayur-

sayuran. Minimnya tekanan harga emas perhiasan pada periode laporan turut mendukung

terbentuknya level inflasi inti yang menyerupai pada level inflasi inti selain komoditas emas.

Sumber : BPS, data diolah.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44445555 Perbandingan Komponen Infasi Inti

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

INTI

Inti - Tradeable (Barang)

Inti - Non Tradeable (Jasa)

Sumber: BPS (diolah)

(%, mtm)

Page 78: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

53

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Sementara itu, analisis lebih lanjut mengenai inflasi kelompok inti barang (konstruksi)

mengindikasikan minimnya tekanan inflasi pada kelompok ini. Kondisi ini berbanding

terbalik dengan inflasi kelompok inti jasa (konstruksi) yang meningkat tinggi akibat

kenaikan upah buruh bukan mandor pada periode laporan. Ekspektasi inflasi masyarakat

(yang tercermin dari hasil survei konsumen) juga masih menjadi faktor pendorong inflasi

inti, baik pada ekspektasi harga 3 (tiga) dan 6 (enam) bulan yang akan datang (lihat grafik

2.53).

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44446666 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44447777 Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.48484848 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.49494949 Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

MANUFACTURING GOOD

SERVICES(%, mtm)

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

TRADED Food Non Food(%, mtm)

-0,20

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

INTI

Core -Exc. Gold

(%, mtm)

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

INTI

Inti - Tradeable (Barang)

Inti - Non Tradeable (Jasa)

Core -Exc. Gold

(%, mtm)

Page 79: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

54

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.55552222 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.55553333 Ekspektasi Harga yang Akan Datang

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

120

130

140

150

160

170

180

190

200

210

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang

Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.50505050 Perkembangan Inflasi

Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.51515151 Perkembangan Inflasi

Non Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

NON TRADED

Core Non Traded-Konstruksi

Core Non Traded-Non Konstruksi

Sumber: BPS (diolah)

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

TRADED

Core Traded-Konstruksi

Core Traded-Non Konstruksi

Sumber: BPS (diolah)

Page 80: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

55

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Boks 3Boks 3Boks 3Boks 3

Dampak Dampak Dampak Dampak Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa Timur

Pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan penyesuaian TTL 2013 yang akan

dilaksanakan secara bertahap per tiga bulan dituangkan melalui Peraturan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral Nomor 30 Tahun 2012 seiring dengan rencana pemerintah untuk

menurunkan subsidi listrik pada APBN 2013.

Secara umum, karakteristik pelanggan

listrik kelompok rumah tangga di Jawa

Timur didominasi oleh pelanggan

kelompok rumah tangga dengan pangsa

mencapai 92,73%, dan didominasi oleh

golongan tarif ≤900VA yang mencapai

89% dari total pelanggan rumah tangga.

Data ini cukup besar bila dibandingkan

dengan pelanggan rumah tangga dengan

golongan tarif ≤900VA dalam skala nasional yang mencapai 55,5%. Hal ini menunjukkan

bahwa subsidi listrik dari pemerintah sudah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat

di Jawa Timur.

Berdasarkan perhitungan, dengan mengacu pada penyesuaian TTL 2013 maka diperkirakan

dampak langsung kenaikan TTL terhadap inflasi di Jawa Timur rata-rata sebesar 0,02 setiap

triwulan, atau sebesar 0,07 selama tahun 2013. Sementara itu, dampak tidak langsung atas

kenaikan TTL tersebut diperkirakan akan meningkatkan inflasi dalam kisaran 0,20-0,30%3,

sehingga total kenaikan inflasi atas dampak langsung dan tidak langsung mencapai 0,27-

0,37%.

Tabel Tabel Tabel Tabel 1111 Perhitungan DamPerhitungan DamPerhitungan DamPerhitungan Dampak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timur

3 Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh DKM/BRE

52%37%

7%

3%1%

0%

Pangsa Pelanggan PLN di Jawa Timur

450900

1.3002.2003.500-5.5006.600 keatas

sumber: PLN

1 2 3

1 450 3.835.656 52,32 415 415 415 415 415 0,00% 2,64% 0,00

2 900 2.685.167 36,62 605 605 605 605 605 0,00% 2,64% 0,00

3 1.300 529.566 7,22 790 833 879 928 979 23,92% 2,64% 0,05

4 2.200 195.716 2,67 795 843 893 947 1004 26,29% 2,64% 0,02

5 3.500-5.500 68.164 0,93 890 948 1009 1075 1145 28,65% 2,64% 0,01

6 6.600 keatas 17.249 0,24 1.330 1.336 1.342 1.347 1.352 1,65% 2,64% 0,00

7.331.518 100 13,42% 0,070,070,070,07

No.No.No.No.

Gol Tarif Gol Tarif Gol Tarif Gol Tarif

Rumah Rumah Rumah Rumah

Tangga (VA)Tangga (VA)Tangga (VA)Tangga (VA)

TotalTotalTotalTotal

Harga Harga Harga Harga

1 Apr-30 1 Apr-30 1 Apr-30 1 Apr-30

Jun Jun Jun Jun

(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)

Harga Harga Harga Harga

1 Jul-30 1 Jul-30 1 Jul-30 1 Jul-30

Sep Sep Sep Sep

(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)

Harga Harga Harga Harga

mulai 1 mulai 1 mulai 1 mulai 1

Okt Okt Okt Okt

(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)

Total Total Total Total

Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan

(%)(%)(%)(%)

Bobot Bobot Bobot Bobot

Listrik di Listrik di Listrik di Listrik di

IHK (%)IHK (%)IHK (%)IHK (%)

Total Total Total Total

Sumbangan Sumbangan Sumbangan Sumbangan

InflasiInflasiInflasiInflasi

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

PelangganPelangganPelangganPelanggan

Pangsa Pangsa Pangsa Pangsa

(%)(%)(%)(%)

Harga Harga Harga Harga

Awal Awal Awal Awal

(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)

Harga Harga Harga Harga

1 Jan-31 1 Jan-31 1 Jan-31 1 Jan-31

Mar Mar Mar Mar

(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)

Page 81: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Ketahanan pangan

nasional karena terkait era

serta stabilitas ekonomi. As

ketersediaan pangan dal

perbaikan manajemen cad

pangan berperan sangat p

inflasi.

Provinsi Jawa Timu

penting dalam ketahanan

Jawa Timur mencapai 17%

gabah kering giling. Nam

pertumbuhan penduduk ya

pangan baik di tingkat nasi

Terkait dengan ha

pangan terhadap 5 (lima)

dan minyak goreng diketah

ke kota lain di Jawa Timu

mengindikasikan peran p

pembentukan harga di Jaw

Beberapa faktor la

Timur adalah pendapatan

itu, pergerakan harga yan

searah dengan pergerakan

acuan harga. Pergerakan

Kajian Ekonomi Regional Triwu

BOKS BOKS BOKS BOKS 4444

KETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

n merupakan salah satu isu paling strategis da

rat dengan ketahanan sosial, stabilitas politik,

Aspek fundamental dalam membangun ketaha

alam jumlah dan kualitas yang memadai

adangan pangan. Bagi Bank Indonesia, terc

penting khususnya dalam rangka pencapaian t

ur sebagai salah satu lumbung pangan nasio

n pangan nasional. Tercatat pada tahun 2012

7% dari produksi beras nasional atau setara d

amun demikian Jawa Timur masih harus

yang cukup tinggi serta kompleksitas pola perda

sional maupun global.

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.1 Produktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa Timur

al tersebut di atas, berdasarkan hasil analisa

) komoditas yaitu beras, bawang merah, caba

tahui bahwa pengaruh spasial atau jarak dari sa

ur berpengaruh terhadap pembentukan harg

perdagangan antar daerah (jarak) yang cu

wa Timur.

lain yang mempengaruhi harga komoditas pan

n perkapita, curah hujan dan harga barang ko

ang mencerminkan surplus defisit beras di w

n surplus defisit DKI Jakarta dan Surabaya sebag

n surplus defisit komoditas pangan dapat

56

l Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur ulan IV – Tahun 2012

dalam pembangunan

, ketahanan nasional

anan pangan adalah

i khususnya melalui

rcapainya ketahanan

target pengendalian

ional memiliki peran

2 produksi beras dari

dengan 12,043 juta

tetap mewaspadai

rdagangan komoditas

sa pemetaan kondisi

bai merah, gula pasir

satu kabupaten kota

rga. Kondisi tersebut

cukup tinggi dalam

angan utama di Jawa

omplementer. Selain

wilayah Jawa Timur

agai benchmark atau

t diketahui dengan

Page 82: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

pendekatan harga, denga

stock dan sebaliknya.

menilai kondisi infrastruktu

(jalan, pelabuhan dan ba

kegiatan perdagangan

Selanjutnya, dispari

atau koefisien variasi harga

peningkatan dari waktu ke

relatif terhadap Jakarta se

kuat sehingga tidak terlalu

Grafik 1.2

Tendensi Surplus Defisit Beras Ja

Kajian Ekonomi Regional Triwu

gan asumsi bahwa tingginya harga mencerm

Terkait dengan pola perdaga

sebagian besar petani

menggunakan modal sendir

kegiatan usaha tani. Sela

kemandirian keuangan, kon

dapat diartikan bahwa

kepada sektor pertanian mas

Sebagian besar petani da

tur sebagai penunjang perdagangan antar dae

bandara) berada dalam kondisi cukup baik

aritas atau perbedaan harga yang tercermin dar

rga Jawa Timur terhadap Jakarta secara umum

ke waktu. Hal tersebut mengindikasikan tingka

semakin melebar. Artinya, ketahanan pangan

lu bergantung pada daerah lain.

as Jawa Timur

57

l Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur ulan IV – Tahun 2012

minkan keterbatasan

gangan antar daerah,

di Jawa Timur

iri untuk membiayai

elain mencerminkan

ondisi tersebut juga

penyaluran kredit

asih belum optimal.

an pedagang serta

aerah di Jawa Timur

k untuk menunjang

ari derajat perbedaan

m menunjukkan tren

kat variabilitas harga

n Jawa Timur cukup

Page 83: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN

SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

Page 84: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

58

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3333 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN DANDANDANDAN SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN

Pada Pada Pada Pada triwulantriwulantriwulantriwulan IIIIVVVV----2012, 2012, 2012, 2012, perbankanperbankanperbankanperbankan (Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR) di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur masih masih masih masih

menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan kinerja kinerja kinerja kinerja yang yang yang yang positifpositifpositifpositif, tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset,

kredit dan Dkredit dan Dkredit dan Dkredit dan Dana ana ana ana PPPPihak ihak ihak ihak KKKKetiga (DPK)etiga (DPK)etiga (DPK)etiga (DPK) tumbuh dengan baitumbuh dengan baitumbuh dengan baitumbuh dengan baik k k k serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit yang yang yang yang

dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio Non Performing Loan Non Performing Loan Non Performing Loan Non Performing Loan (NPL) (NPL) (NPL) (NPL) terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%. Aset Bank Umum

dan BPR tumbuh sebesar 20,79% (yoy) dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin

dari pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 26,18% (yoy) dan diiringi oleh

kualitas kredit atau rasio NPL yang terjaga di kisaran 2,68%. Berlawanan dengan kredit yang

tumbuh positif pada triwulan laporan, DPK justru mengalami penurunan sehingga mendorong

peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencerminkan fungsi intermediasi perbankan meningkat. Peningkatan fungsi intermediasi

tersebut terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah.

Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat dan bahkan lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor

perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan meningkat.

Perkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI

Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada triwulantriwulantriwulantriwulan IIIIVVVV----2012 menunjukkan 2012 menunjukkan 2012 menunjukkan 2012 menunjukkan

perlambatanperlambatanperlambatanperlambatan untuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksi nonnonnonnon----tunai menunjukkan tunai menunjukkan tunai menunjukkan tunai menunjukkan

Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

TW I TW II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Total Aset (Triliun Rupiah) 262.29 276.41 287.12 299.63 311.21 330.24 350.68 361.92

Pertumbuhan (yoy %) 15.30 15.87 16.43 17.33 18.65 19.47 22.13 20.79

Pertumbuhan (qtq %) 2.71 5.38 3.88 4.36 3.86 6.11 6.19 3.21

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) 218.52 228.35 235.87 252.42 256.99 266.63 278.40 293.98

Pertumbuhan (yoy %) 12.45 13.85 14.70 16.37 17.60 16.77 18.03 16.46

Pertumbuhan (qtq) 0.74 4.50 3.29 7.02 1.81 3.76 4.41 5.60

Kredit (Triliun Rupiah) 165.41 176.37 184.37 194.50 197.91 215.64 229.31 245.42

Pertumbuhan (yoy %) 22.05 19.71 20.45 22.07 19.65 22.26 24.38 26.18

Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.63 4.53 5.49 1.75 8.96 6.34 7.02

LDR (%) 75.69 77.24 78.16 77.05 77.01 80.87 82.37 83.48

NPL (%) 3.41 3.59 3.50 2.92 3.00 2.77 2.68 1.94

2011 2012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR

Page 85: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

59

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan. . . . Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar Rp1,53triliun dan meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Disisi lain, transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS dan

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) menunjukkan peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya.

3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM

Sejalan dengan kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR), kinerja Bank Umum di Jawa

Timur pada triwulan IV-2012 tetap menunjukkan perkembangan positif dan mencerminkan

pelaksanaan fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di

Jawa Timur tersebut tercermin dari pertumbuhan total aset, DPK dan kredit (masing-masing

sebesar 20,75%, 16,39% dan 26,28%). Pertumbuhan kredit selama tahun 2012 tercatat

cukup tinggi meskipun masih berada di bawah pertumbuhan kredit nasional yang tercatat

23,18% (yoy). Sementara itu sejalan dengan kinerja perbankan di Jawa Timur, DPK bank umum

cenderung mengalami perlambatan sehingga mendorong turunnya pertumbuhan aset

dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian rasio LDR masih cukup tinggi yaitu

sebesar 82,84%, sementara rasio NPL dapat ditekan menjadi 2,60% atau turun dibandingkan

periode sebelumnya yang mencapai 2,64%.

Grafik berikut menunjukkan kinerja Bank Umum di Jawa Timur yang stabil dan secara

konsisten tumbuh selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Total Aset (Juta Rupiah) 256.43 270.26 280.75 292.82 304.22 322.89 342.66 353.60

Pertumbuhan (yoy %) 15.86 22.42 20.87 17.30 18.64 19.48 22.05 20.75

Pertumbuhan (qtq %) 2.72 5.39 4.34 3.84 3.89 10.73 6.12 3.19

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 214.94 224.62 232.03 248.38 252.81 262.25 273.66 289.09

Pertumbuhan (yoy %) 12.48 13.73 15.63 16.43 17.62 16.75 17.94 16.39

Pertumbuhan (qtq) 0.83 4.56 3.23 6.98 1.78 6.43 4.35 5.64

Kredit (Juta Rupiah) 161.12 171.76 179.54 189.65 192.75 210.06 223.51 239.48

Pertumbuhan (yoy %) 22.23 19.50 20.65 22.18 19.63 22.30 24.49 26.28

Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.59 4.53 5.63 1.64 12.66 6.40 7.15

LDR (%) 74.96% 76.46% 77.38% 76.35% 76.25% 80.10% 85.07% 82.84%

NPL (%) 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64 2.60

INDIKATOR BANK UMUM2011 2012

Page 86: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

60

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Berdasarkan grafik 3.1 di atas, tampak bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR)

bank umum selama periode 2010 hingga triwulan IV-2012 menunjukkan tren meningkat

secara konsisten dan berada di kisaran 80% s.d. 85%. Peningkatan ini utamanya didorong oleh

rata-rata pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada DPK. Kedepan, dengan

mempertimbangkan peluang atas pertumbuhan kredit perbankan yang masih tinggi untuk

mengakomodasi peningkatan pertumbuhan ekonomi, diharapkan LDR dapat mencapai kisaran

85% s.d. 90% sehingga dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan namun tetap

memiliki tingkat likuiditas yang memadai.

Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesar masih didominasi oleh kelompok Bank

Pemerintah dengan LDR sebesar 100,69%, diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar 91,38%

dan Bank Swasta sebesar 67,45% (grafik 3.2). Angka ini mengalami peningkatan terutama

untuk bank asing dan bank swasta bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Sejalan dengan

kondisi keseluruhan kelompok bank, kenaikan LDR pada kelompok bank asing karena

peningkatan penyaluran kredit juga disebabkan oleh penurunan DPK. Sedangkan kelompok

bank swasta, peningkatan LDR terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang

mencapai 8,20% (qtq). Hal ini menunjukkan bahwa bank asing dan bank swasta juga mulai

meningkatkan fungsi intermediasi pada masyarakat di wilayahnya.

Berdasarkan nominal, proporsi penyaluran kredit masing-masing kelompok bank

terhadap total kredit perbankan di Jawa Timur masih didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar

51,78%, Bank Swasta sebesar 42,55% dan sisanya adalah Bank Asing sebesar 5,67%. Secara

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1 Perkembangan LDR

Page 87: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

61

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

umum, tidak terjadi pergeseran proporsi secara signifikan diantara ketiga kelompok bank

tersebut.

3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AASET DAN AASET DAN AASET DAN AKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIF

Total aset Bank Umum pada triwulan IV-2012 menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya baik dari sisi nominal maupun

pertumbuhan, yaitu tumbuh 20,75% atau meningkat sebesar Rp60,77 triliun (yoy). Jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terjadi perlambatan pada pertumbuhan aset bank

umum di Jawa Timur (pertumbuhan pada triwulan III-2012 mencapai 22,05%) walaupun masih

tetap berada pada kisaran 20% s.d. 25%.

Tingginya pertumbuhan aset bank umum disebabkan karena bank mengalokasikan

sumber dana yang diperolehnya pada aktiva produktif yang juga tumbuh secara signifikan.

Komposisi terbesar penyaluran aktiva produktif Bank Umum adalah pada kredit (67,73%),

disusul oleh penempatan pada bank lain (2,96%) dan penempatan pada Bank Indonesia

(1,91%). Komposisi ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dan diharapkan mampu

mendukung bank untuk mencapai kinerja yang optimal dan meningkatkan fungsi intermediasi

perbankan. Sejalan dengan stabilnya inflasi dan tingginya pertumbuhan ekonomi, diharapkan

akan semakin memacu pertumbuhan kinerja bank dalam meningkatkan aktiva produktifnya.

Pada triwulan IV-2012, penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank

lain masing-masing tumbuh sebesar 15,89% dan 76,76% (yoy) atau 26,24% dan 13,87%

(qtq). Tingginya pertumbuhan penempatan Bank Umum ini mengindikasikan beberapa hal

antara lain masih terdapat idle fund dari penghimpunan DPK yang belum tersalurkan dalam

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.3333 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.4444 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)

Page 88: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

62

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

bentuk kredit namun di lain sisi dapat diartikan pula sebagai peningkatan cadangan likuiditas

bank untuk memenuhi pemenuhan Giro Wajib Minimum baik primer maupun sekunder serta

untuk mengantisipasi penarikan dana oleh masyarakat.

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Perlambatan tersebut merupakan tren yang bersifat seasonal sehingga diharapkan pada

triwulan selanjutnya akan meningkat secara konsisten. Sedangkan secara triwulan,

pertumbuhan DPK berfluktuasi dengan siklus yang hampir sama yaitu cenderung melambat

setiap awal triwulan dan kembali meningkat pada triwulan selanjutnya. Dengan

mempertimbangkan siklus musiman tersebut serta melihat prospek daya beli masyarakat yang

masih meningkat, diprediksi sepanjang tahun 2013 pertumbuhan DPK masih tetap meningkat

sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur masih didominasi oleh tabungan (46,43%),

deposito (37,08%) dan giro (16,49%). Terdapat sedikit penurunan pada jenis simpanan

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di

Jawa Timur pada triwulan IV-2012 tetap

menunjukkan pertumbuhan yang positif,

yaitu tumbuh sebesar 16,39% (yoy) atau

5,64% (qtq) menjadi Rp289,09 triliun.

Secara tahunan, pertumbuhan DPK

memiliki trend meningkat secara konsisten

walaupun sedikit melambat pada Triwulan

IV-2012.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aktiva Produktif Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank Umum

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)

Page 89: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

63

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

deposito dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 38,26% menjadi 37,08%. Sementara

dari pertumbuhannya, tabungan memberikan kontribusi terbesar dengan tumbuh sebesar

21,91% (yoy) disusul oleh giro (20,71%) dan deposito (8,50%). Secara bertahap, komposisi

deposito mulai turun seiring dengan tren penurunan suku bunga deposito.

Kebijakan dan kondisi makro juga memberikan ruang yang kondusif untuk

mendukung penurunan komposisi dana mahal Bank Umum. Hal ini tercermin dari penetapan BI

rate sebesar 5,75% dan suku bunga penjaminan LPS sebesar 5,5% yang direspon oleh Bank

Umum dengan menurunkan suku bunga deposito sehingga pada Tw IV-2012 rata-rata suku

bunga deposito sebesar 5,23% sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 5,17%. Peningkatan ini merupakan respon pasar untuk meningkatkan minat

masyarakat pada deposito yang mengalami penurunan selama tahun 2012.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))

Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3....9999 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11110000 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp. Milyar)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.11111 Komposisi DPK Bank Umum (%)

Tw III-2012

Tw IV-2012

Page 90: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

64

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Diharapkan dengan adanya tren penurunan komposisi dan suku bunga deposito tersebut akan

mampu mendorong Bank Umum untuk beroperasi dengan lebih efisien sehingga dapat

memberikan suku bunga kredit yang kompetitif dan meningkatkan fungsi intermediasi

perbankan serta sejalan dengan arah pertumbuhan perbankan nasional yaitu meningkatkan

efisiensi perbankan.

3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT

Penyaluran kredit oleh Bank Umum di Jawa Timur pada triwulan IV-2012 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp49,84 triliun atau tumbuh 26,28% (yoy)

dan 7,15% (qtq). Tingginya pertumbuhan kredit dibandingkan triwulan sebelumnya utamanya

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Jawa timur yang cukup stabil dan kondusif serta faktor

musiman akibat adanya perayaan Natal dan Tahun Baru 2013.

Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333 Pertumbuhan Kredit (yoy)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 Pertumbuhan Kredit (qtq)

Page 91: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

65

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Berdasarkan jenisnya, kredit di Jawa Timur pada laporan masih didominasi oleh kredit

produktif yaitu kredit modal kerja dengan jumlah mencapai Rp139,52 triliun atau sebesar

58,26% dari total kredit, disusul kemudian oleh kredit konsumsi sebesar Rp 66,25 triliun

dengan proporsi 27,66% serta kredit investasi sebesar Rp 33,72 triliun dengan proporsi

14,08%. Pertumbuhan kredit tertinggi pada periode ini masih terjadi pada kredit investasi

dengan pertumbuhan sebesar 36,28% (yoy) disusul kredit konsumsi sebesar 27,19%

(meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,12%) dan kredit

modal kerja sebesar 23,67%. Terdapat tren peningkatan kredit konsumsi dan investasi serta

perlambatan kredit modal kerja pada periode ini. Walaupun melambat, kredit modal kerja

masih mendominasi penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Timur selama 3 tahun terakhir

sehingga perbankan Jawa Timur masih turut berperan aktif dalam mendorong aktivitas dunia

usaha melalui penyaluran kredit yang bersifat produktif.

Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar

dengan proporsi 51,78% disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,55% dan Bank Asing sebesar

5,67%. Tidak terdapat pergeseran proporsi penyaluran kredit yang signifikan pada kelompok

bank tersebut. Namun berdasarkan pertumbuhannya, bank asing mendominasi dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 36,14% disusul oleh bank bank swasta sebesar 29,30% dan bank

pemerintah sebesar 22,94%. Hal ini menunjukkan bank semakin meningkatkan fungsi

intermediasinya dan adanya tingkat persaingan yang semakin kondusif antara kelompok bank

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyaluran kredit kepada masyarakat.

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Page 92: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

66

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar disalurkan

kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di Jatim, seperti sektor Industri

Pengolahan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing

sebesar 28,09% dan 23,85%. Sementara apabila dilihat dari angka pertumbuhannya,

peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah pada sektor jasa perorangan yang melayani

rumah tangga, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor transportasi, pergudangan

dan komunikasi dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 71,85%, 56,40%, dan 49,75%

(yoy).

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17777 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18888 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq)

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.19191919 Proporsi Kredit Sektoral

Page 93: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

67

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.1.4 3.1.4 3.1.4 3.1.4 KREDITKREDITKREDITKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH ((((UUUUMMMMKM)KM)KM)KM)

Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peranan UMKM dalam mendukung

perekonomian daerah, perbankan juga turut mengambil peranan dengan meningkatkan

penyaluran kredit pada sektor tersebut. Peluang perbankan dalam pengembangan kredit

UMKM masih terbuka lebar mengingat tingginya jumlah UMKM di Jawa Timur. Bank Indonesia

melalui arah kebijakan tahun 2013 yang menekankan pada peningkatan financial inclusion

serta penguatan UMKM turut memberikan ruang pada pengembangan UMKM. Selain itu, Bank

Indonesia Wilayah IV Jawa Timur dan Pemerintah Daerah akan mengoptimalkan fasilitas yang

telah ada antara lain melalui lembaga penjaminan kredit daerah, APEX-BPR, Konsultan

Keuangan Mitra Bank (KKMB), Badan Pertanahan Nasional (BPN), perbankan dan lembaga-

lembaga lainnya untuk mendukung penguatan UMKM melalui peningkatan penyaluran kredit

UMKM sehingga dapat menghidupkan dan memperkuat sektor riil.

Berbagai upaya tersebut walaupun belum menunjukkan perkembangan yang signifikan,

namun secara bertahap mampu meningkatkan kredit UMKM secara konstan. Realisasi

penyaluran kredit UMKM tahun 2012 berada pada kisaran Rp60-70 triliun (grafik 3.22).

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22220000 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21111 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate

Page 94: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

68

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Pada triwulan IV-2012, penyaluran kredit UMKM1 di Jawa Timur mencapai Rp68,53

triliun, tumbuh sebesar 9,93% (yoy) dan 7,67% (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan

III-2012 yang tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dan -7,58% (qtq). Peningkatan pertumbuhan ini

karena adanya peningkatan permintaan oleh masyarakat menjelang perayaan Natal dan tahun

baru 2013 yang memberikan peluang usaha bagi para UMKM sehingga meningkatkan

kebutuhan modal kerja usahanya. Pada tahun 2013, nominal kredit UMKM diprediksi akan

tetap tumbuh positif sejalan dengan kondusifnya perekonomian Jawa Timur serta berbagai

kebijakan yang bertujuan untuk mengembangkan pelaku usaha termasuk UMKM.

Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh Bank Umum di Jawa Timur didominasi oleh

Bank Pemerintah sebesar 54,89% dengan jumlah mencapai Rp 37,62 triliun, disusul oleh Bank

Swasta dan Bank Asing masing-masing sebesar Rp29,83 triliun (43,53%) dan Rp1,09 miliar

(1,58%). Dapat disimpulkan bahwa Bank swasta secara bertahap mulai konsisten

meningkatkan penyaluran kredit UMKM, tercermin dari pergeseran komposisi penyaluran kredit

UMKM dari Bank Pemerintah ke Bank Swasta selama tahun 2012 yang mencapai 4% s.d. 5%.

Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia dan menunjukkan bahwa perbankan di

Jawa Timur telah merespon kebijakan Pemerintah Daerah dan menjadikan UMKM sebagai salah

satu pasar potensial.

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)2222

Hingga akhir periode laporan, perkembangan penyaluran KUR di Jawa Timur terus

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Berdasarkan data Kementerian Koordinator

1 mengacu pada definisi UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM 2 KUR merupakan kredit/pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk pemberian kredit modal kerja dan kredit investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22222 Perkembangan Kredit UMKM

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.23333 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank

Page 95: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

69

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Perekonomian RI, realisasi penyaluran KUR dalam skala nasional hingga triwulan IV-2012

mencapai Rp40,69 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 7.666.079 nasabah atau tumbuh

sebesar 20,22% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan wilayahnya, provinsi Jawa Timur masih berada pada urutan pertama

daerah penyalur KUR dengan plafon tertinggi secara nasional yaitu Rp14,77 triliun (15,24%),

disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan plafon masing-masing sebesar Rp14,45 triliun

dan Rp12,44 triliun. Sampai dengan akhir periode laporan tercatat outstanding / baki debet

KUR di Jawa Timur sebesar Rp5,95 triliun, meningkat sebesar 24,20% (yoy) dan 2,50% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan III-2012 yang tercatat sebesar Rp 5.61 triliun.

3.2.3.2.3.2.3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan yang merupakan bagian dari stabilitas sistem keuangan

memegang peranan penting untuk mewujudkan perekonomian yang kuat dan stabil. Hasil

penilaian terhadap kondisi sistem keuangan nasional menunjukkan bahwa stabilitas sistem

keuangan tetap terjaga di tengah dinamika perkembangan perekonomian global. Baiknya

kondisi sistem keuangan didukung oleh kinerja perbankan yang cukup menggembirakan.

Kinerja positif perbankan antara lain tercermin dari aspek permodalan dan profitabilitas yang

semakin kuat. Di samping itu, kualitas intermediasi juga semakin baik yang ditunjukkan dari

meningkatnya penyaluran kredit produktif.

Stabilitas industri perbankan yang tercermin dari berbagai risiko yang dihadapi dalam

pelaksanaan transaksi perbankan selama triwulan IV-2012 relatif stabil dan terjaga. Peningkatan

DPK sebesar 16,46% (yoy) yang diimbangi dengan kecukupan alat likuid bank berupa giro BI,

penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank lain untuk mengantisipasi

adanya penarikan likuiditas. Namun perlu dicermati peningkatan penyaluran kredit yang tidak

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.24444 5 Besar Provinsi Penyalur KUR

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.25555 PerkembanganPenyaluran KUR di Jatim

Page 96: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

70

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

sepenuhnya berasal dari DPK sehingga menurunkan cadangan likuiditas dalam bentuk

penempatan BI dan antar bank aktiva. Di lain sisi, potensi risiko kredit yang tercermin dari rasio

Non Performing Loans (NPL) stabil di kisaran 2%-3% dan mencapai 2,62% pada triwulan IV-

2012. Peningkatan penyaluran kredit yang diimbangi dengan terjaganya rasio NPL

mengindikasikan adanya peningkatan stabilitas sistem perbankan yang didukung oleh

kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai debitur.

Sementara itu, risiko lain yang masih harus diwaspadai adalah adanya risiko operasional

yang terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan atau

kejadian–kejadian yang mempengaruhi operasional bank. Untuk itu, perlu adanya optimalisasi

fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan baik oleh internal bank melalui fungsi

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) maupun oleh pihak eksternal dalam hal ini Bank Indonesia

sebagai regulator dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan.

Beberapa program peningkatan perlindungan dan pemberdayaan nasabah yang terdiri

atas Transparansi Produk, Penyelesaian Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan Edukasi Konsumen

masih menjadi upaya yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong terciptanya

iklim perbankan yang kondusif dengan cara mendorong peningkatan kualitas pelayanan

perbankan maupun perlindungan konsumen. Selain itu, upaya peningkatan akses masyarakat

kepada perbankan melalui program financial inclusion diharapkan semakin memperkuat tingkat

stabilitas sistem keuangan.

3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

NPL Bank Umum (%) 3.01 2.88 3.04 2.96 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64 2.60

Bank Pemerintah 2.74 2.67 2.99 3.14 3.77 4.10 4.37 3.69 4.09 3.62 3.37 3.46

Bank Swasta 2.71 2.56 2.53 2.35 2.57 2.64 2.13 1.71 0.85 1.51 1.51 1.64

Bank Asing 6.64 6.57 7.11 5.55 5.18 4.88 4.46 4.18 8.40 3.87 3.05 1.98

20122010 2011Kelompok Bank

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total

kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada periode laporan membaik

dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari 2,64% menjadi 2,60%. Turunnya NPL ini

disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit

bermasalah. Tercatat nominal NPL pada triwulan IV-2012 sebesar Rp6,23 triliun meningkat

5,37% dibandingkan triwulan III-2012 yang mencapai Rp5,91 triliun.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank

Sumber: Bank Indonesia

Page 97: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

71

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi berada kelompok bank

pemerintah yang mencapai 3,37%, disusul kemudian oleh kelompok bank swasta dan bank

asing dengan rasio NPL masing-masing sebesar 1,64% dan 1,98%.

Berdasarkan jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja

dengan prosentase sebesar 3,27%, disusul oleh kredit investasi sebesar 2,35% dan kredit

konsumsi sebesar 1,31%. Peningkatan NPL terbesar berada pada jenis kredit modal kerja yaitu

sebesar 9,33% (qtq) atau meningkat menjadi Rp4,57 triliun, sedangkan kredit investasi hanya

meningkat sebesar 4,42% dan kredit konsumsi turun sebesar -10,90%. Tingginya

pertumbuhan NPL kredit modal kerja ini sejalan dengan proporsi penyaluran kredit terbesar di

Jawa Timur pada triwulan IV-2012. Sementara kredit investasi mengalami penurunan NPL

karena pada triwulan IV-2012 banyak terdapat pembayaran termin dari proyek-proyek yang

telah jatuh tempo serta adanya penyelesaian pelaksanaan proyek.

Rendahnya NPL kredit konsumsi dan adanya penurunan nominal NPL kredit tersebut

menunjukkan bahwa kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko rendah

secara agregat karena tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan potensi

kerugian jika terjadi default beberapa debitur.

Namun secara individual, kredit konsumsi justru memiliki risiko kredit yang besar karena

bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian kredit lebih kecil

dibandingkan kredit produktif (sumber pengembalian tidak dapat dipastikan).

Secara sektoral, penyaluran kredit terbesar yang dilakukan oleh Bank Umum hingga

akhir triwulan IV-2012 tertuju pada sektor Industri Pengolahan, sektor Penerima Kredit Bukan

Lapangan Usaha, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.26666 Perkembangan NPL Bank Umum Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.27777 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

Page 98: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

72

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

sebesar 28,09%, 27,66% dan 23,85%. Sektor ini juga merupakan sektor utama perekonomian

di Jawa Timur sehingga perbankan telah bersinergi dalam mendukung perekonomian daerah.

Sementara untuk 8 (delapan) sektor lainnya yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial,

listrik, gas dan air, jasa pendidikan, perikanan, badan internasional dan badan ekstra

internasional lainnya, administrasi pemerintahan, jasa perorangan yang melayani rumah

tangga, serta sektor lain-lain, masing-masing hanya memiliki proporsi kurang dari

0,5%terhadap total penyaluran kredit.

Dari sisi pertumbuhan tahunan, peningkatan penyaluran kredit tertinggi terdapat pada

Sektor Perorangan yang Melayani Jasa Rumah Tangga sebesar 71,85% (yoy), Pertambangan

dan Penggalian sebesar 56,40% (yoy) dan Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

(49,75%). Sementara sektor usaha yang justru mengalami perlambatan adalah sektor

administrasi pemerintahan, badan internasional dan ekstra internasional lainnya, serta sektor

kegiatan yang belum jelas batasannya. Pertumbuhan tertinggi ini umumnya terjadi pada sektor

yang proporsinya terhadap total kredit relatif kecil. Sementara itu, 3 (tiga) sektor utama Jawa

Timur tumbuh secara konstan pada tingkat 25%-30%. Dengan demikian, pertumbuhan yang

signifikan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas kredit perbankan.

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.23.23.23.28888 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)

Page 99: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

73

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Berdasarkan kualitasnya, NPL terbesar dimiliki oleh sektor perikanan dengan NPL

sebesar 9,93%, disusul kemudian oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan NPL

sebesar 8,39%. Sementara sektor utama Jawa Timur yaitu perdagangan besar dan eceran serta

sektor industri pengolahan hanya memiliki NPL sebesar 2,81% dan 3,37% sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat risiko pada sektor ini relatif lebih terkendali dibandingkan sektor

utama lainnya dan mampu mendukung pertumbuhan kredit. Namun berdasarkan proporsinya,

sektor utama Jawa Timur yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri

pengolahan dan sektor penerima kredit bukan lapangan usaha memberikan sumbangsih

terbesar pada NPL (grafik 3.30).

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.29292929 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)

Page 100: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

74

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.2.3.2.3.2.3.2.2222. . . . RISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur pada Triwulan IV-2012 masih terjaga dengan

baik. Cash Ratio yang mencerminkan kemampuan perbankan Jawa Timur dalam melunasi

kewajiban jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimilikinya sebesar 5,58%, menurun

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 6,40%. Turunnya cash ratio

perbankan disebabkan turunnya peningkatan penempatan pada BI dan bank lain masing-

masing sebesar -35,08% dan -27,16% (qtq) sehingga mengurangi cadangan bank untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek khususnya kepada pihak ketiga. Penurunan penempatan

tersebut utamanya digunakan sebagai salah satu sumber dana untuk ekspansi kredit.

Sementara itu, aktiva lancar turun dari Rp18,23

triliun pada triwulan sebelumnya menjadi

Rp16,66 triliun (-8,62%-qtq). Komposisi aktiva

lancar terbesar berupa penempatan pada bank

lain sebesar Rp5,16 triliun, disusul kas dan

penempatan pada Bank Indonesia masing–

masing sebesar Rp8,53 triliun dan Rp2,97

triliun. Sementara pasiva lancar sebesar

Rp298,5 triliun dan didominasi oleh dana pihak

ketiga.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.31313131 Money Position Perbankan di Jawa Timur

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.30303030 NPL per Sektor Ekonomi

Page 101: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

75

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Pada triwulan IV-2012, komposisi dana pihak ketiga di Jawa Timur terhadap giro, tabungan

dan deposito masing-masing adalah 16,49%, 46,43% dan 37,08%. Perubahan yang tampak

dibandingkan periode sebelumnya adalah adanya pergeseran dari deposito menjadi tabungan

(proporsi tabungan dan deposito pada periode sebelumnya adalah 44,91% dan 38,26%). Hal

ini menunjukkan bahwa preferensi penempatan dana masyarakat adalah pada instrumen

perbankan tabungan dan sejalan dengan arah kebijakan perbankan nasional untuk

meningkatkan efisiensi perbankan melalui penghimpunan dana murah. Tabungan di satu sisi

memiliki kelebihan dalam biaya dana karena tidak membebani perbankan namun di sisi lain

memerlukan manajemen likuiditas yang lebih baik untuk mengantisipasi penarikan dana

nasabah sewaktu-waktu. Sedangkan deposito lebih bersifat manageable namun memerlukan

persediaan atau cadangan likuiditas yang lebih besar khususnya untuk deposito berjangka

pendek (1 bulan) selain merupakan dana mahal.

Berdasarkan jangka waktunya, deposito jangka pendek masih menjadi pilihan sebagian

besar nasabah perbankan. Hal ini tercermin dari komposisi deposito berjangka waktu 1 dan 3

bulan yang masing-masing sebesar 57,12% dan 12,89%. Hanya 12,74% deposito yang

memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun (meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang

hanya sebesar 7%). Sebagai akibatnya bank harus memiliki mitigasi yang tepat untuk

memastikan kecukupan cadangan likuiditas terhadap pencairan deposito jangka pendek

tersebut.

Walaupun trend pertumbuhan dana pihak

ketiga di Jawa Timur (yoy) masih didominasi

oleh tabungan dan disusul oleh deposito

namun perbankan diharapkan tetap

menjaga asset and liability management

(ALMA), melakukan pengendalian risiko

likuiditas serta menjaga komposisi

penghimpunan DPK sehingga dapat

meminimalkan risiko likuiditas.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33332222 Money Position Perbankan di Jawa Timur

Page 102: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

76

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH

Selama beberapa periode terakhir, perbankan syariah di Jawa Timur tetap menunjukkan

pertumbuhan dan perkembangan yang positif. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur yang kondusif, masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan syariah

di Jawa Timur dan upaya pengembangan perbankan syariah yang dilakukan oleh Bank

Indonesia serta instansi pemerintah. Peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur yang

konsisten juga dapat menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank

Syariah.

Indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri atas aset, Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan selama triwulan IV-2012 mencatat pertumbuhan yang

lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 42,21% (yoy) dan

17,65% (qtq) dari Rp 14,08 triliun pada Triwulan III-2012 menjadi Rp 16,57 triliun pada

triwulan IV-2012. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di Jawa

Timur tumbuh 34,25% (yoy) dan 17,03% (qtq), atau meningkat dari sebesar Rp 10,59 triliun

menjadi Rp 12,39 triliun.

Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup

tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang masing–

masing secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 119,06%, 44,05%, dan 17,76%. Secara

triwulanan (qtq), pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga Bank Syariah adalah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333333 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.34444 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)

Page 103: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

77

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

57,62% untuk giro, -11% untuk tabungan, dan 44,27% untuk deposito. Berbeda dengan

triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2012 terjadi pergeseran bentuk simpanan dari tabungan

menjadi deposito seiring dengan tingginya pertumbuhan deposito (qtq).

Selama triwulan IV-2012 penyaluran pembiayaan tumbuh 12,29% (qtq) atau 35,63%

(yoy) dengan baki debet sebesar Rp 11,99 triliun. Berdasarkan jenisnya, proporsi terbesar

pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan modal kerja sebesar 42,41%, disusul oleh

pembiayaan konsumsi sebesar 38,45% dan pembiayaan investasi sebesar 19,14%. Terjadi

pergeseran proporsi penyaluran pembiayaan (sebesar 6% selama tahun 2012) dari konsumsi

menjadi modal kerja dan investasi.

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.35555 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.36666 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.37777 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.38888 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

Page 104: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

78

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Beralihnya komposisi terbesar penyaluran pembiayaan dari konsumsi ke modal kerja

menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra

bisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi (yoy) yang masing-masing tumbuh sebesar

47,22% dan 63,72% jauh di atas pertumbuhan pembiayaan konsumsi yang hanya mencapai

15,70%. Dengan demikian, perbankan syariah juga secara bertahap mendukung

pengembangan sektor produktif di Jawa Timur.

Kinerja penyaluran pembiayaan yang positif tersebut diiringi dengan kualitas

pembiayaan yang baik, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,43%

menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,63%. Walaupun secara nominal

jumlah pembiayaan bermasalah meningkat dibandingkan periode sebelumnya (dari Rp 173

milyar menjadi Rp 182 milyar) namun jumlah tersebut masih berada dalam kendali perbankan

dan telah dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran

pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan

pertumbuhan yang stabil di kisaran 95%-100%. Walaupun sedikit mengalami perlambatan

dibandingkan periode sebelumnya (dari 100,80% menjadi 96,72%), namun secara substansi

perbankan syariah telah mampu mengoptimalkan penghimpunan dananya ke dalam sektor-

sektor yang produktif. Turunnya rasio FDR tersebut karena nominal pertumbuhan DPK lebih

tinggi daripada pertumbuhan pembiayaan.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.39393939 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa Timur

Page 105: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

79

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan sedikit

perlambatan terutama pada indikator total aset dan DPK, meskipun masih tumbuh dalam

tingkat yang cukup baik. Secara tahunan (yoy), total aset pada periode laporan tumbuh sebesar

22,31%, mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

25,75%. Pola peningkatan yang sama juga terjadi pada penghimpunan dana yaitu sebesar

21,07% sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 23,45%.

Sementara itu, sejalan dengan pola perkembangan penyaluran kredit Jawa Timur, penyaluran

kredit BPR tumbuh secara stabil yaitu dari 20,38% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar

22,42% pada periode ini.

Melambatnya pertumbuhan aset pada triwulan ini dipicu oleh melambatnya

pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2012 yang mencapai (2,24%). Hingga akhir periode

laporan total dana masyarakat yang disimpan pada BPR di Jawa Timur mencapai Rp4,89 triliun.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh tabungan yaitu meningkat sebesar

Rp106,22 miliar atau tumbuh sebesar 7,25% (qtq) dan 22,74% (yoy) dibandingkan periode

sebelumnya. Sementara deposito meningkat sebesar Rp48,36 miliar atau tumbuh sebesar

1,48% (qtq) dan 20,30% (yoy), menjadi Rp3,32 triliun pada periode laporan. Walaupun

mengalami pertumbuhan yang positif, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terjadi

sedikit perlambatan pada penghimpunan DPK yang sejalan dengan pola penghimpunan DPK

perbankan di Jawa Timur pada triwulan laporan.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah) 5,863,144 6,155,763 6,372,570 6,808,042 6,982,253 7,345,638 8,013,778 8,327,121

Pertumbuhan (yoy) 17.39 17.64 16.50 18.76 19.09 19.33 25.75 22.31

Pertumbuhan (qtq) 2.28 4.99 3.52 6.83 2.56 5.20 9.10 3.91

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 3,578,663 3,724,342 3,837,571 4,040,661 4,177,128 4,385,038 4,737,430 4,892,009

Pertumbuhan (yoy) 15.80 15.02 14.53 15.19 16.72 17.74 23.45 21.07

Pertumbuhan (qtq) 2.022.022.022.02 4.074.074.074.07 3.043.043.043.04 5.295.295.295.29 3.383.383.383.38 4.984.984.984.98 8.048.048.048.04 3.26

Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah) 4,282,468 4,617,801 4,823,475 4,849,367 5,153,678 5,572,413 5,806,554 5,936,457

Pertumbuhan (yoy) 13.6813.6813.6813.68 14.2014.2014.2014.20 15.4615.4615.4615.46 16.8816.8816.8816.88 20.3420.3420.3420.34 20.6720.6720.6720.67 20.3820.3820.3820.38 22.42

Pertumbuhan (qtq) 3.22 7.83 4.45 0.54 6.28 8.12 4.20 2.24

LDR (%)LDR (%)LDR (%)LDR (%) 119.67% 115.49% 125.69% 120.01% 123.38% 127.08% 122.57% 121.35%

NPL (%)NPL (%)NPL (%)NPL (%) 4.99% 4.92% 4.77% 4.01% 4.29% 4.14% 4.24% 3.39%

INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR 2011201120112011 2012201220122012

Page 106: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

80

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Stabilnya peningkatan dana masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan yang

disimpan di BPR hingga triwulan IV-2012, selain menunjukkan tingginya kepercayaan

masyarakat juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan BPR yang secara rata-rata

berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum. Walaupun BPR memiliki daya saing

dalam penghimpunan dana karena pemberian suku bunga deposito yang lebih tinggi

dibandingkan Bank Umum (komposisi deposito terhadap total penghimpunan dana sebesar

67,68% turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 69,06%), namun secara

bertahap juga mulai meningkatkan penghimpunan dana murah yang tercermin dari

pertumbuhan tabungan yang melebihi pertumbuhan deposito selama tahun 2012. LPS juga

secara bertahap menurunkan suku bunga penjaminannya sehingga menjadi acuan oleh BPR

untuk menentukan komposisi pendanaan dan meningkatkan efisiensi.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.40404040 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.41414141 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.42222 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)

Page 107: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

81

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Proporsi penyaluran kredit terbesar adalah pada kredit modal kerja yaitu 64,04%,

disusul oleh kredit konsumsi sebesar 31,17% dan kredit investasi sebesar 4,79%. Sedangkan

dari pertumbuhannya, kredit investasi mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tumbuh

98% (yoy) atau 45,65% (qtq) disusul oleh kredit konsumsi yang tumbuh 21% (yoy) atau

1,11% (qtq), dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 19,69% (yoy) atau 0,54% (qtq).

Pertumbuhan kredit BPR sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur

yang didominasi oleh kredit investasi. Sedangkan untuk kredit konsumsi terdapat trend

penurunan pertumbuhan kredit sehingga dapat disimpulkan bahwa BPR juga mulai

meningkatkan penyaluran kreditnya pada sektor produktif sehingga dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit selama 2 (dua) periode

terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun dari 122,57% (Triwulan III-

2012) menjadi 121,35% pada Triwulan IV-2012. Tingginya pertumbuhan kredit tersebut

didukung dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan

(NPL) selama 1 (satu) tahun terakhir berada di kisaran 3%-4,5% dan mencapai titik

terendahnya yaitu 3,39% pada triwulan IV-2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi

intermediasi BPR telah berjalan dengan cukup baik dan menjadi salah satu indikasi peningkatan

kinerja BPR dalam menghadapi resiko kredit.

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.43333 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.44444 Perkembangan LDR & NPL BPR

Page 108: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

82

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAAA

Kinerja 6 (enam)3 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan

menunjukkan perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat pertumbuhan total aset

Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur turun dari 35,28% (yoy) atau 10,15% (qtq), menjadi

17,61% (yoy) atau -14,94% (qtq) pada triwulan IV-2012 dengan nominal sebesar Rp 35,94

triliun.

Berbeda dibandingkan periode sebelumnya, pada triwulan IV-2012 terjadi penurunan

asset bank berkantor pusat di Surabaya yang cukup signifikan. Sumber utama penurunan aset

tersebut adalah turunnya DPK dalam bentuk giro dan deposito milik Pemerintah Daerah

masing-masing sebesar -16,25% dan -37,52% (qtq) yang antara lain digunakan untuk

pembiayaan proyek-proyek pemerintah. Penurunan dana milik Pemerintah Daerah ini

3 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

(dalam Milyar Rupiah)

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.45555 Pertumbuhan Indikator Bank Ber KP di Surabaya (yoy)

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.46666 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

TW I TW II Tw III Tw IV TW I TW II TW III TW IV

Total Aset (Milyar Rupiah) 26,786.47 29,668.52 31,234.86 30,560.73 36,657.87 38,361.03 42,254.53 35,941.11

Pertumbuhan (yoy %) 10.83 14.55 21.53 24.33 36.85 29.30 35.28 17.61

Pertumbuhan (qtq %) 8.97 10.76 5.28 (2.16) 19.95 4.65 10.15 (14.94)

Dana Pihak Ketiga (Milyar Rupiah) 20,305.85 23,003.10 23,954.47 21,755.51 26,344.53 26,605.35 27,931.45 23,996.10

Pertumbuhan (yoy %) 9.82 12.03 17.36 20.81 29.74 15.66 16.60 10.30

Pertumbuhan (qtq) 12.76 13.28 4.14 (9.18) 21.09 0.99 4.98 (14.09)

Kredit (Milyar Rupiah) 14,269.65 15,529.87 16,680.43 16,958.44 17,436.07 18,919.55 19,726.76 19,805.25

Pertumbuhan (yoy %) 30.09 30.38 28.20 24.70 22.19 21.83 18.26 16.79

Pertumbuhan (qtq) 4.93 8.83 7.41 1.67 2.82 8.51 4.27 0.40

LDR (%) 70.27% 67.51% 69.63% 77.95% 66.18% 71.11% 70.63% 82.54%

NPL (%) 0.82% 1.03% 1.30% 1.08% 1.40% 1.89% 2.01% 2.06%

20122011INDIKATOR BANK kp

Page 109: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

83

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

merupakan suatu pola yang bersifat seasonal dimana pada akhir tahun selalu melambat dan

akan meningkat kembali pada tahun berikutnya.

Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro,

tabungan dan deposito dengan proporsi masing-masing sebesar 36,24%, 36,38% dan

27,38%. Pertumbuhan terbesar DPK didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk

tabungan yang mencapai 15,17% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 23,32%. Sedangkan DPK lainnya dalam bentuk giro dan deposito mengalami

penurunan sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar

16,79% (yoy) dan 0,40% (qtq), meningkat dari sebesar Rp19,73 triliun pada Triwulan III-2012

menjadi Rp 19,81 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi

masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 60,10%, disusul kemudian oleh kredit modal kerja

dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 34,01% dan 5,89%. Terdapat

peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang signifikan pada triwulan IV-2012 yaitu sebesar

12,34% (qtq) sedangkan kredit modal kerja dan investasi justru mengalami perlambatan

masing-masing sebesar -11,44% dan -23,55%.

Berdasarkan grafik 3.49 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan kredit modal memang

berfluktuatif dan membentuk pola tertentu yaitu sedikit melambat pada akhir tahun dan

meningkat kembali di awal tahun, namun masih memiliki tren meningkat. Hal ini karena kredit

modal kerja didominasi oleh pelaksanaan proyek yang umumnya dimulai pada awal tahun.

Sedangkan kredit konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi namun trend

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.48888 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Page 110: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

84

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

pertumbuhannya secara bertahap mengalami penurunan. Dengan demikian diharapkan

perpaduan dua kondisi tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada

masyarakat.

Kinerja penyaluran kredit Bank Umum Berkantor Pusat di Surabaya pada triwulan IV-

2012 didukung oleh terjaganya kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio NPL yang cukup

rendah, yaitu sebesar 2,06%. Walaupun sedikit meningkat dibandingkan triwulan-III 2012 yang

tercatat sebesar 2,01%, namun besarnya NPL tersebut masih relatif terjaga dan masih dapat

dikendalikan oleh bank melalui penerapan manajemen risiko kredit yang cukup memadai.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor

Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan

Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten di kisaran 65%-80% dan mencapai nilai

tertingginya pada triwulan IV-2012 yaitu sebesar 82,54%.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.49 49 49 49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.50505050 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.51515151 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Page 111: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

85

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.63.63.63.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank

Indonesia lainnya yaitu moneter dan perbankan. Kebijakan dan pelaksanaan Sistem

Pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan

pengawasan perbankan.

Sampai dengan akhir tahun 2012 kegiatan Sistem Pembayaran di Jawa Timur baik tunai

maupun non tunai berjalan dengan baik. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya komitmen

Bank Indonesia dalam menjamin kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan kebutuhan

uang bagi masyarakat, baik dalam jumlah maupun pecahan yang cukup.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja Sistem

Pembayaran di Jawa Timur antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai (inflow

dan outflow), transaksi keuangan non tunai (BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)), serta jumlah temuan uang palsu di Wilayah

Jawa Timur.

3.6.13.6.13.6.13.6.1 Transaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan Tunai

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, antara

lain: jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow),jumlah aliran uang

masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan pemusnahan uang tidak

layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

a.a.a.a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (InfInfInfInflow/Outflowlow/Outflowlow/Outflowlow/Outflow) ) ) )

Pada triwulan akhir tahun 2012, aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di

wilayah Jawa Timur yang meliputi KPwBI Wilayah IV (Surabaya), KPwBI Malang, KPwBI Kediri,

dan KPwBI Jember secara kumulatif menunjukkan posisi net outflow.Hal tersebut dapat

diartikan bahwa jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan

(outflow) lebih besar dibandingkan jumlah aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia

(inflow).

Page 112: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

86

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Tercatat netoutflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp 1,53 triliun.

Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III-2012) yang

mencatat net inflow sebesar Rp 607,25 miliar.Secara umum, baik inflow maupun outflow Jawa

Timur pada periode laporan mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu -

19,37% (qtq) untuk outflow, dan -32,97% (qtq) untuk inflow. Penurunan tersebut disebabkan

oleh berkurangnya transaksi ekonomi masyarakat yang menggunakan uang kartal pasca libur

hari Raya Idul Fitri pada bulan Agustus 2012 (triwulan III-2012). Penurunan jumlah inflow yang

lebih besar dibandingkan dengan outflow menyebabkan Jawa Timur mencatat net outflow

pada triwulan IV-2012.

Posisi net outflow yang terjadi pada periode laporan disebabkan oleh besarnya jumlah

aliran keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan (outflow) karena tingginya kebutuhan

uang kartal masyarakat pada saat liburan Natal dan tahun baru (Desember 2012). Sementara

jumlah aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) yang tidak terlalu besar

menjadi indikasi tingginya peredaran uang kartal di masyarakat pada periode laporan.

Gambar 3.50 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)

DalamJuta Rupiah

Tabel 3.6 PerkembanganArusUangTunai (Inflow –Outflow)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam miliar rupiah

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

OUTFLOW 7.241,75 4.826,88 3.350,88 6.080,74 6.803,54 6.192,91

INFLOW 6.584,76 5.316,03 6.422,70 5.078,72 8.120,04 4.776,87

NET FLOW (656,99) 489,15 3.071,82 (1.002,03) 1.316,50 (1.416,04)

OUTFLOW 3.567,30 2.081,37 1.546,42 3.027,60 3.585,98 2.561,01

INFLOW 2.239,74 1.207,69 1.851,00 1.113,18 2.309,86 1.269,90

NET FLOW (1.327,56) (873,67) 304,59 (1.914,42) (1.276,12) (1.291,11)

OUTFLOW 2.135,13 1.331,60 875,65 1.359,03 1.996,30 1.417,27

INFLOW 2.726,22 2.177,24 3.105,34 2.181,97 2.823,32 2.792,64

NET FLOW 591,09 845,64 2.229,69 822,93 827,02 1.375,38

OUTFLOW 1.716,67 0,95 845,27 1.518,28 1.915,09 1.359,02

INFLOW 649,34 1,03 1.249,74 1.331,97 1.654,95 1.154,19

NET FLOW (1.067,32) 0,09 404,48 (186,30) (260,14) (204,83)

OUTFLOW 14.660,84 8.240,80 6.618,21 11.985,65 14.300,91 11.530,20

INFLOW 12.200,06 8.702,00 12.628,79 9.705,83 14.908,16 9.993,60

NET FLOW (2.460,79) 461,20 6.010,57 (2.279,82) 607,25 (1.536,60)

JEMBER

JAWA TIMUR

2012

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

Wilayah Keterangan2011

K ete ra ng an :

N et F low ( +) : N et In f lo w

N et F low ( -) : N et ou tflow

0,00

5.000.000,00

10.000.000,00

15.000.000,00

20.000.000,00

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012

OUTFLOW INFLOWJuta Rupiah

(4.000.000,00)

(2.000.000,00)

-

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012

Net Flow

Gambar 3.51 Perkembangan Net Flow JawaTimur

Page 113: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

87

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

b.b.b.b. Uang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak Edar

Salah satu upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam memelihara kualitas uang kartal

yang diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy) adalah pelaksanaan kegiatan

pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

secara rutin.

Selama triwulan IV-2012 jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan adalah

sebesar Rp 882,95 miliar. Jumlah tersebut lebih besar 201,93% (qtq) apabila dibandingkan

dengan jumlah triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 292,43 miliar. Kenaikan jumlah

uang yang dimusnahkan pada triwulan akhir 2012 merupakan dampak dari tingginya tingkat

peredaran uang pada triwulan III-2012 terutama pada periode libur Hari Raya Idul Fitri di

bulan Agustus 2012.

Namun demikian, secara umum tren perkembangan jumlah PTTB di Jawa Timur

menunjukkan penurunan. Tren penurunan jumlah uang kartal tidak layak edar tersebut terkait

dengan upaya Bank Indonesia yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet,

serta edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih

panjang sehingga mengurangi besarnya volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi biaya

percetakan uang baru.

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.52 PemusnahanUangTidakLayakEdar (PTTB)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

0,00

1.000.000,00

2.000.000,00

3.000.000,00

4.000.000,00

5.000.000,00

6.000.000,00

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012

PTTB Rasio PTTB thdp Inflow

Page 114: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

88

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

3.6.23.6.23.6.23.6.2 Transaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non Tunai

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan transaksi

non tunai masyarakat melalui perbankan dengan menggunakan sistem BI-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Secara umum

perkembangan keduanya jenis sistem pembayaran tersebut di Jawa Timur terus mengalami

peningkatan dari waktu ke waktu dengan dominasi terbesar transaksi RTGS.

Tingginya volume transaksi RTGS dibandingkan dengan transaksi kliring mencerminkan

kebutuhan masyarakat akan fasilitas sistem pembayaran yang cepat, aman dan efisien.

Kondisi tersebut didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tinggi sehingga

secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Upaya

Bank Indonesia dalam mencapai less cash society dilakukan dengan pemberian himbauan dan

sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan uang kartal, dan beralih kepada

alat pembayaran non tunai seperti e-money, ATM , mobile banking ataupun electronic

banking.

a. Transaksi a. Transaksi a. Transaksi a. Transaksi BIBIBIBI----RTGS ( RTGS ( RTGS ( RTGS ( RRRReal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlement))))

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dikembangkan sebagai

upaya mitigasi risiko dalam sistem pembayaran antar bank bernilai besar (high-value payment

system).

Gambar 3.53

PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Share Kliring Share RTGS

Page 115: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

89

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada triwulan

IV-2012 menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat volume

transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada periode laporan adalah sebanyak

196.553 transaksi dengan nominal mencapai Rp 206,28 triliun. Nominal tersebut meningkat

11,44% (qtq) atau 39,10% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Sementara apabila

ditinjau dari volume transaksi, meningkat cukup tinggi yaitu mencapai 33,95% (qtq) dan

26,28% (yoy).

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur, besar

transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten masih menunjukkan terpusatnya kegiatan

perekonomian pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada triwulan

laporan, transaksi outgoing dan incoming RTGS masih didominasi oleh Kota/Kabupaten

dengan karakteristik perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai Ibu

kota provinsi Jawa Timur masih mendominasi besarnya transaksi.

Gambar 3.54

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw IV -2012

Gambar 3.56 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw IV -2012

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

1,00

10,00

100,00

1.000,00

10.000,00

100.000,00

1.000.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Volume Nominal (Rp Triliun) rhs

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp)

Volume

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp)

Volume

Page 116: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

90

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Tercatat transaksi RTGS pada triwulan IV-2012 dari Kota Surabaya ke kota lainnya

(outgoing) mencapai Rp 112,06 triliun dengan volume sebanyak 75.201 transaksi.

Sementara itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya (incoming)

tercatat sebanyak 118.987 transaksi dengan nilai mencapai Rp144,93 triliun. Kota lain di

Jawa Timur yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming

adalah Malang, Kediri, Gresik, Batu dan Jember.

b.b.b.b. Transaksi KliringTransaksi KliringTransaksi KliringTransaksi Kliring

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui

transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur

diikuti oleh 460 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung

yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4

(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang,

Kediri dan Jember.

PerputaranPerputaranPerputaranPerputaran KliringKliringKliringKliring dandandandan TolakanTolakanTolakanTolakan Cek, BilyetCek, BilyetCek, BilyetCek, Bilyet Giro Tw Giro Tw Giro Tw Giro Tw IIIIIIIIIIII ---- 2012012012012222

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Tabel 3.7

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw IV - 2012

Jumlah

Kota Kantor

Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal

(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)

Surabaya 261 1.110.862 39.707.807 65.345 2.335.753 17.594 751.069 1.035 44.181 1,58 1,89

Malang 65 81.808 3.171.695 4.812 186.570 1.889 153.366 111 9.022 2,31 4,84

Kediri 78 60.040 2.034.371 3.532 119.669 1.469 47.753 86 2.809 2,45 2,35

Jember 56 41.900 1.201.097 2.465 70.653 818 27.105 48 1.594 1,95 2,26

Jatim 460 1.294.610 46.114.970 76.154 2.712.645 21.770 979.293 1.281 57.605 1,68 2,12

Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 Perputaran Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek

Kliring Sehari & Giro Kosong & BG Kosong Sehari Cek & BG Kosong Sehari

% Rata-2 Penolakan

Jumlah

Kota Kantor

Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal

(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)

Surabaya 258 1.108.980 38.615.533 55.449 617.790 19.258 503.839 963 25.192 1,74 4,08

Malang 65 79.966 3.016.456 3.998 65.916 2.671 96.903 134 4.845 3,34 7,35

Kediri 78 57.546 1.892.080 2.877 41.950 756 18.604 38 930 1,31 2,22

Jember 56 38.180 1.153.122 1.909 24.348 595 18.269 30 913 1,56 3,75

Jatim 457 1.284.672 44.677.191 64.234 2.233.860 23.280 637.615 1.164 31.881 1,81 1,43

% Rata-2 Penolakan

Kliring Sehari & Giro Kosong & BG Kosong Sehari Cek & BG Kosong Sehari

Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 Perputaran Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek

Page 117: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

91

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung pada

triwulan IV-2012 menunjukkan tren meningkat. Tercatat sebanyak 1,29 juta warkat

keuangan (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan) ditransaksikan melalui

kliring dengan nominal mencapai Rp 46,11 triliun. Jumlah nominal tersebut meningkat

3,21% (qtq) atau 4,03% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Selain mencerminkan

tingginya aktifitas ekonomi dengan menggunakan sistem pembayaran non tunai, hal

tersebut juga mengindikasikan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat

pembayaran non tunai.

Sementara itu, secara nominal jumlah tolakan kliring juga menunjukkan peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari sebesar Rp 637,61 miliar pada triwulan III-

2012 menjadi sebesar Rp 979,29 miliar pada triwulan IV-2012, meningkat 53,59% (qtq)

atau 64,10% (yoy). Namun demikian, jumlah warkat keuangan atau warkat kliring yang

ditolak menurun dari sebesar 23.280 lembar pada triwulan III-2012 menjadi sebesar 21.770

lembar pada periode laporan.

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.57

Perkembangan Transaksi Kliring di JawaTimur

1,100

1,200

1,300

1,400

1,500

36,00

37,00

38,0039,00

40,00

41,00

42,00

43,0044,00

45,00

46,00

47,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

2011 2012

Nominal (Rp triliun) Warkat (juta lembar)

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.58

TolakanTransaksi Kliring di JawaTimur

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

-

200.000,00

400.000,00

600.000,00

800.000,00

1.000.000,00

1.200.000,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

2011 2012

Tolakan Kliring (Rp juta) Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan

Gambar 3.59 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

400,00

450,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)Nominal

Jt Rp

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)lembar

Page 118: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

92

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Pada Triwulan IV -2012, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik melalui perbankan

maupun berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Tercatat penemuan uang palsu pada periode laporan sebanyak 5.663 lembar

dalam berbagai pecahan dengan nilai nominal sebesar Rp 517,48 juta. Prosentase peningkatan

jumlah lembar uang palsu tersebut adalah sebesar 4,19% (qtq) dibandingkan periode

sebelumnya.

Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa Timur

pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi mencapai 80%

(berdasarkan lembar) dan 92% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai kota terbesar dan

pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih menjadi kota

dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur, baik lembar maupun nominal.

Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi berwenang

yang terkait terus berupaya melakukan penanggulangan yang bersifat preventif maupun

represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya memasyarakatkan pengetahuan

mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta

peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri. Sementara itu,

upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.61 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(nilai)

Gambar 3.60 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

92%

7%

1% 0%0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000

80%

13%

3%1%

3%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000

Page 119: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

93

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang -

undangan yang berlaku.

Page 120: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

94

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

KomponenKomponenKomponenKomponen NilaiNilaiNilaiNilai

Pertumbuhan Kredit 12% s.d. 23%

Pertumbuhan DPK 10% s.d. 21%

Pertumbuhan UMKM 11% s.d. 26%

Share UMKM 36% s.d. 80%

LDR 86% s.d. 95%

NPL < 2%

BOPO 65% s.d. 95%

Boks Boks Boks Boks 5555

Rencana Bisnis Bank Tahun 2013

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010

tentang Rencana Bisnis Bank (RBB), perbankan wajib menyampaikan rencana kerja untuk tahun

2013 yang antara lain meliputi rencana intermediasi, ekspansi usaha, pengembangan produk

dan aktivitas baru, perubahan jaringan kantor maupun perubahan internal lainnya.

Berdasarkan RBB inilah dapat diketahui arah perbankan selama satu tahun ke depan khususnya

dalam penyaluran kredit dan penghimpunan dana.

Pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 12% s.d. 23% serta pertumbuhan DPK di kisaran

10% s.d. 21% diharapkan mampu mendorong perekonomian di Jawa Timur serta

menggerakkan perbankan yang lain untuk berkompetisi secara sehat. Dengan target tersebut,

LDR ditargetkan berada di kisaran 86% s.d. 95% yang mencerminkan titik optimal fungsi

intermediasi perbankan.

Dengan tingkat pertumbuhan kredit UMKM yang mencapai 11% s.d. 26%, diharapkan dapat

meningkatkan share kredit UMKM pada kisaran 30% s.d. 35%, meningkat dari posisi triwulan

IV-2012 yang mencapai 28,62%.

Tabel 3…..

Rencana Bisnis Bank 2013 Sesuai tabel disamping tampak bahwa

arah perkembangan perbankan untuk

bank berkantor pusat di Surabaya telah

sesuai dengan arah perkembangan

perbankan nasional yaitu mendorong

penguatan UMKM dan efisiensi

perbankan.

Page 121: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

95

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012

Boks Boks Boks Boks 6666

Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum Perbankan

Pada 27 Desember 2012, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti Bank.

Tujuan PBI tersebut adalah agar perbankan memiliki ketahanan, daya saing dan efisiensi yang

baik dalam menghadapi rencana integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020.

PBI tersebut mengkaitkan kegiatan usaha dan jaringan kantor bank dengan ketahanan

permodalan masing-masing bank sehingga ke depannya jika bank akan melakukan ekspansi

usaha antara lain melalui pembukaan jaringan kantor, bank harus menyediakan modal inti

tertentu sebagai wujud ketahanan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.

Tingkat permodalan dan persyaratan tersebut saat ini dikategorikan berdasarkan kondisi bank

yang terbagi menjadi 4 BUKU, yaitu :

1. BUKU 1 untuk bank dengan Modal Inti < Rp 1 Triliun

2. BUKU 2 untuk bank dengan Modal Inti Rp 1 Triliun s.d. Rp 5 Triliun

3. BUKU 3 untuk bank dengan Modal Inti Rp 5 Triliun s.d. Rp 30 Triliun

4. BUKU 4 untuk bank dengan Modal Inti > Rp 30 Triliun

Adanya kebijakan tersebut tentunya berdampak bagi perbankan. Di satu sisi akan

mempengaruhi ekspansi perbankan, namun di sisi lain akan mampu mewujudkan perbankan

yang sehat, kuat dan berdaya saing sehingga bersinergi dalam mewujudkan stabilitas sistem

keuangan. Untuk itu, perbankan diharapkan mampu berbenah diri dan mengevaluasi kinerja

masing-masing sehingga mampu menyongsong integrasi sektor keuangan tersebut dengan

baik.

Page 122: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab 4

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

Page 123: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

96

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

4444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan wujud dari pengelolaan

keuangan daerah yang berdasarkan UU No.17 tahun 2003 merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Penyusunan APBD memperhatikan adanya keterkaitan antara kebijakan perencanaan dengan

penganggaran oleh Pemerintah Daerah serta sinkronisasi dengan berbagai kebijakan

Pemerintah Pusat dalam perencanaan dan penganggaran negara.

Kebijakan desentralisasi fiskal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Daerah

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan

daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh

sebab itu, proses pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannya mengacu

kepada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Secara umum, kinerja pengelolaan keuangan Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari

besarnya anggaran dan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah menunjukkan peningkatan.

Anggaran pendapatan daerah pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 14,73 triliun, lebih tinggi

48,66% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya dianggarkan sebesar Rp 9,90 triliun. Hal

tersebut didukung oleh tingginya realisasi pendapatan yang mencapai Rp 15,54 triliun atau

105,53% dari anggaran.

Sementara itu apabila ditinjau dari sisi pengeluaran, anggaran belanja daerah Provinsi

Jawa Timur pada tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 15,15 triliun. Besar anggaran belanja

daerah tersebut lebih besar 42,60% apabila dibandingkan dengan alokasi tahun 2011 yang

hanya sebesar Rp 10,63 triliun. Realisasi anggaran belanja daerah pada tahun 2012 mencapai

Rp 15,31 triliun atau 101,04%.

Kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur cukup baik yang tercermin dari lebih

tingginya prosentase realisasi pendapatan daerah dibandingkan dengan belanja daerah. Hal

tersebut menunjukkan adanya upaya optimalisasi pendapatan dan efisiensi belanja keuangan

yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Struktur anggaran pendapatan daerah di Jawa Timur masih didominasi oleh Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dengan proporsi sebesar 61,57% dari total pendapatan. Sumber Pendapatan

Asli Daerah antara lain adalah dari penerimaan pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor,

Page 124: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

97

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, retribusi parkir serta penerimaaan asli daerah lainnya yang

sah. Sementara itu alokasi Dana Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) serta pendapatan lain-lain yang sah (pendapatan hibah dan dana

penyesuaian) memberikan kontribusi yang relatif sama yaitu masing-masing sebesar 18,91%

dan 19,52%.

4.2.4.2.4.2.4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Realisasi perolehan pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga akhir

Triwulan IV-2012 mencapai Rp 15,54 triliun dengan prosentase sebesar 105,53% dari

pendapatan yang ditargetkan pada tahun 2012. Realisasi tersebut lebih baik apabila

dibandingkan dengan prosentase realisasi tahun 2011 yang hanya mencapai 97,48% dari

rencana anggaran.

Sampai dengan akhir periode laporan, realisasi pendapatan daerah terbesar bersumber

dari Pendapatan Asli Daerah dengan nominal mencapai Rp 9,72 triliun atau 107,23% dari

rencana anggaran semula. Realisasi pendapatan daerah terbesar selanjutnya adalah Dana

Perimbangan dengan realisasi mencapai Rp 3,07 triliun dengan prosentase mencapai 110,19%

dari rencana anggaran. Realisasi pendapatan lain-lain daerah yang sah pada pada tahun 2012

tercatat sebesar Rp 2,75 triliun dengan prosentase terhadap anggaran sebesar 95,62%.

TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1

REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN IIIIVVVV----2222012012012012

(Rp) % (Rp) %

4 PENDAPATAN DAERAH 9.907.001,03 9.656.999,17 97,48 14.727.475,36 15.541.624,78 105,53

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.615.042,88 7.154.984,50 93,96 9.068.160,05 9.724.212,80 107,23

4.1.1 PAJAK DAERAH 6.120.000,00 5.907.320,40 96,52 7.502.400,00 7.816.590,83 104,19

4.1.2 RETRIBUSI DAERAH 56.357,56 66.249,67 117,55 123.663,97 118.823,64 96,09

4.1.3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN

DAERAH YANG DIPISAHKAN315.158,90 243.826,83 77,37 320.317,07 352.899,91 110,17

4.1.4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

YANG SAH1.123.526,42 937.587,60 83,45 1.121.779,01 1.435.898,42 128,00

4.2 DANA PERIMBANGAN 2.267.158,15 2.445.304,86 107,86 2.785.080,97 3.069.016,10 110,19

4.2.1 DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL

BUKAN PAJAK864.625,25 1.175.387,90 135,94 1.240.732,16 1.523.964,91 122,83

4.2.2 DANA ALOKASI UMUM 1.347.501,70 1.212,93 0,09 1.491.561,14 1.491.561,14 100,00

4.2.3 DANA ALOKASI KHUSUS 55.031,20 56.982,20 103,55 52.787,68 53.490,06 101,33

4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH24.800,00 56.709,81 228,67 2.874.234,34 2.748.395,88 95,62

4.3.1 PENDAPATAN HIBAH 24.800,00 28.167,69 113,58 23.300,00 34.240,52 146,96

4.3.4 DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI

KHUSUS - 28.542,12 2.850.934,34 2.714.155,36 95,20

No Uraian

Realisasi s.d Tw IV 2011 Realisasi s.d Tw IV 2012Anggaran

Sebelum

Perubahan 2011

Anggaran

Sebelum

Perubahan

2012

Juta Rupiah

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Provinsi Jawa Timur

Page 125: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

98

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH

Pada tahun 2012 alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Jawa Timur adalah sebesar Rp

15,15 triliun, lebih tinggi 42,6% dibandingkan dengan anggaran belanja daerah tahun 2011

yang tercatat sebesar Rp 10,63 triliun. Realisasi belanja daerah tahun 2012 mencapai Rp 15,31

triliun atau 101,04% dari alokasi anggaran. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 93,69%. Hal tersebut mengindikasikan kinerja

Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang cukup baik dalam pelaksanaan program kerja anggaran

2012.

Meskipun demikian, perlu disadari bahwa porsi terbesar dari belanja daerah masih

didominasi oleh belanja tidak langsung (62,92%) dimana sumbangan utamanya berasal dari

belanja hibah (40,12%). Di sisi lain, porsi belanja tidak langsung hanya sebesar 37,08% dengan

sumbangan terbesar berasal dari belanja barang & jasa (63,43%) dan belanja modal (18,62%).

Sementara itu, realisasi APBD untuk pembangunan infrastruktur menjadi hal mutlak yang

diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Mengacu pada kerangka

MP3EI terutama pada koridor ekonomi di 6 koridor (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali

& Nusa Tenggara, Papua & Kep. Maluku), maka pada tahun 2015 ditargetkan proyek MP3EI

telah memasuki fase ke-2 yaitu memperkuat basis ekonomi & investasi. Fase tersebut berupa:

• Mempercepat pembangunan proyek infrastruktur jangka panjang

• Memperkuat kemampuan inovasi untuk peningkatan daya saing kegiatan ekonomi utama

MP3EI

• Peningkatan tata kelola ekonomi di berbagai bidang

• Perluasan pengembangan industri penciptaan nilai tambah

Terkait dengan pembangunan infrastruktur dimaksud, berdasarkan data yang diperoleh

dari Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012, alokasi dana terbesar terdapat pada

pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional sebesar Rp.1,44 triliun, diikuti

oleh berbagai program pemukiman dan lingkungan sebesar Rp.924,8 miliar.

Page 126: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

99

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2

ALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMUR

TABETABETABETABEL 4.3L 4.3L 4.3L 4.3

PAGU PAGU PAGU PAGU UNTUK UNTUK UNTUK UNTUK DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI JAJAJAJATIMTIMTIMTIM

Page 127: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

100

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

TABEL 4.TABEL 4.TABEL 4.TABEL 4.4444 REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN IIIIV V V V ---- 2012201220122012

(Rp) % (Rp) %

5 BELANJA DAERAH 10.626.361,39 9.956.292,00 93,69 15.153.689,10 15.311.533,12 101,04

5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.797.640,03 5.868.940,65 101,23 9.436.506,40 9.633.561,67 102,09

5.1.1 BELANJA PEGAWAI 1.497.004,81 1.283.591,78 85,74 1.668.623,32 1.486.342,13 89,08

5.1.2 BELANJA BUNGA 4.878,21 167,63 3,44 6.139,01 6.036,03 98,32

5.1.4 BELANJA HIBAH 974.301,07 682.406,82 70,04 3.895.673,77 3.865.450,91 99,22

5.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 87.714,90 46.673,81 53,21 31.358,00 44.990,10 143,47

5.1.6 BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

2.229.468,22 2.326.860,42 104,37 2.292.840,28 2.702.278,80 117,86

5.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA

DAN PEMERINTAHAN DESA

963.160,44 1.503.774,28 156,13 1.490.172,03 1.477.431,62 99,15

5.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 41.112,37 25.465,89 61,94 51.700,00 51.032,08 98,71

5.2 BELANJA LANGSUNG 4.828.721,36 4.087.351,35 84,65 5.717.182,70 5.677.971,46 99,31

5.2.1 BELANJA PEGAWAI 833.869,94 642.604,49 77,06 969.382,98 1.019.269,02 105,15

5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 3.094.388,94 2.568.589,49 83,01 3.685.777,30 3.601.563,72 97,72

5.2.3 BELANJA MODAL 900.462,48 876.157,38 97,30 1.062.022,42 1.057.138,72 99,54

No Uraian

Realisasi s.d Tw IV 2011 Realisasi s.d Tw IV 2012Anggaran

Sebelum

Perubahan 2011

Anggaran Sebelum

Perubahan 2012

Juta Rupiah

Jika dibandingkan berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja modal

Pemerintah Provinsi Jawa Timur tertinggi adalah pada komponen belanja langsung berupa

belanja bantuan sosial dengan prosentase realisasi mencapai 143,47% dengan nominal Rp

44,99 miliar rupiah. Prosentase realisasi belanja terkecil adalah belanja tidak langsung pegawai

(gaji) yaitu 89,08% dengan nominal sebesar Rp 1,49 triliun, lebih rendah dari alokasi anggaran

sebesar Rp 9,44 triliun.

Sementara itu, belanja modal yang mengindikasikan kinerja pemerintah provinsi dalam

merealisasikan rencana investasi menunjukkan prosentase yang cukup baik, yaitu mencapai

99,54% dari anggaran. Tingginya penyaluran anggaran mengindikasikan adanya perbaikan

tata cara pelaporan pelaksanaan anggaran atas anggaran periode sebelumnya, sehingga dana

pelaksanaan kegiatan dapat diperoleh tepat waktu guna mendukung pembangunan

infrastruktur di daerah. Selain itu, realisasi belanja modal yang hampir mencapai 100%

mengindikasikan lancarnya proses tender pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Baiknya realisasi APBD Provinsi Jawa Timur tercermin pada penurunan saldo dana

pemerintah di perbankan pada triwulan ini (lihat gambar 4.1).

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur

Page 128: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

101

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012

Saat ini, sumber pembiayaan pembangunan Provinsi Jawa Timur masih berasal dari

APBD daerah, antara lain: pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, serta dana

penyesuaian & otonomi khusus. Sedangkan alternatif sumber pembiayaan lainnya seperti

obligasi daerah, utang/pinjaman luar negeri dan instrumen pembiayaan lainnya masih belum

digunakan.

Grafik 4.1

Dana Pemerintah Prov/ kab/Kota di Perbankan

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia

-

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

18.000.000

I I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2004 2008 2009 2010 2011 2012

Tabungan Deposito Giro

Page 129: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab Bab Bab Bab 5555

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

Page 130: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

102

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555.1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM

Pada triwulan IV-2012, Kondisi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang

tercermin pada kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan

menunjukkan kondisi perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Indikator

ketenagakerjaan baik dari data Ketenagakerjaan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Timur (BPS Jatim) mengindikasikan adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja.

Namun sebaliknya, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan IV-2012 di Jawa Timur

mengindikasikan adanya sedikit penurunan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama di

sektor industri pengolahan. Sementara itu, adanya kenaikan rata-rata UMK di

Kabupaten/Kota Jawa Timur, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Jawa Timur seiring dengan relatif stabilnya tekanan inflasi.

Kondisi kesejahteraaan masyarakat pedesaan juga menunjukan adanya

peningkatan, tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan

(NTN) berada di atas level 100. Kenaikan Nilai Tukar Nelayan (NTN) disebabkan oleh lebih

tingginya kenaikan indeks harga yang diterima oleh nelayan dibandingkan dengan indeks

harga yang harus dibayarkan. Demikian pula terhadap Nilai Tukar Petani (NTP)

menunjukkan peningkatan yang didorong oleh pertumbuhan indeks harga yang diterima

petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan (Ib).

5.25.25.25.2. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN

Perbaikan perekonomian Jawa Timur yang masih terus berlangsung hingga

dipenghujung tahun 2012, memberikan dampak positif pada kondisi ketenagakerjaan.

Meskipun berbagai permasalahan terkait ketidaksesuaian tenaga kerja masih terjadi,

namun jumlah pengangguran pada triwulan IV-2012 mengalami penurunan.

Page 131: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

103

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur relatif membaik dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Jatim per Agustus 2012

sebanyak 19,90 Juta orang, meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan

Agustus 2011 (19,76 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio penduduk

yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT). Pada periode laporan tercatat TPT mengalami penurunan

dari 4,16% menjadi sebesar 4,12%.

Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang tinggi juga menjadi

faktor pendorong terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tercatat terjadi

peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,94 juta menjadi 19,08 juta jiwa.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2012)

Sumber : BPS Jatim, (diolah)

GrafikGrafikGrafikGrafik 5555.1 .1 .1 .1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

Secara sektoral, distribusi penyerapan tenaga kerja terbesar di Jawa Timur pada

triwulan laporan masih didominasi oleh ketiga sektor unggulannya yaitu pertanian

dengan proporsi sebesar 39,30% yang diikuti oleh sektor perdagangan dengan

proporsi sebesar 20,17% kemudian disusul oleh sektor industri yang menyerap sebesar

14,91% dari total tenaga kerja di Jawa Timur. Dominasi sektor pertanian menjadi ciri

dari wilayah pedesaan yang merupakan wilayah terluas di Jawa Timur. Namun demikian

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

Total

Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.885 19.831.685 19.901.558

Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 19.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225 19.081.995

Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460 819.563

TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55% 69,62%

TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14% 4,12%

2008

Kegiatan

2009 2011 20122010

18.200

18.400

18.600

18.800

19.000

19.200

19.400

19.600

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

Page 132: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

104

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

penurunan sektor lahan pertanian akibat konversi lahan untuk pemukiman dan industri

diyakini akan berdampak pada penurunan tenaga kerja di sektor ini dan beralih pada

sektor lainnya.

GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.2 .2 .2 .2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3

Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

Berdasarkan komposisinya, karakteristik tenaga kerja di Jawa Timur masih

didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal. Komposisi terbesar pada

kelompok pekerja tak dibayar dan posisi berikutnya diduduki oleh kelompok berusaha

dibantu buruh. Hal ini menunjukan pada sektor tertentu, dominasi pekerja sosial yang

mengalami kecederungan sulit lepas dari kondisi kemiskinan semakin meningkat.

Kualitas komposisi tenaga kerja ini secara langsung menunjukan tingkat kesejahteraan

masyarakat Jawa Timur yang sebagian besar tinggal di pedesaan cenderung mengalami

kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan imbalan upah yang memadai. Namun

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

Sumber: BPS Jawa Timur (diolah)

0,48 0,58 0,49 0,55 0,51 0,56 0,60 0,62 0,65 0,65

4,80 4,54 4,53 4,64 4,99 4,88 5,10 5,49 5,50 5,81

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1

2

3

4

5

6

7

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

3,33 3,45 3,40 3,42 3,29 3,02 2,89 2,89 2,67 2,76

4,26 4,25 4,34 4,46 4,36 4,10 3,85 3,85 3,99 3,61

1,48 1,50 1,57 1,51 1,46 1,47 1,43 1,43 1,41 1,39

0,86 1,00 0,94 1,04 1,01 0,91 1,05 1,05 1,13 1,19

3,65 3,56 3,85 3,69 3,99 3,77 3,62 3,62 3,67 3,69

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian

Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri

5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15 6,45

13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 12,84 12,84 12,86 12,63

-12%

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

-

5

10

15

20

25

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Informal Formal G Formal G Informal

Page 133: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

105

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

demikian selama tiga tahun terakhir, tercatat jumlah pekerja di sektor informal semakin

menurun dan bergeser pada sektor formal. Namun belum adanya dukungan sumber

dana yang kuat serta keterbatasan kemampuan sumber daya manusia pada sektor

informal, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja yang lambat dan tidak

bertahan lama pada sektor tersebut.

Di sisi lain, perkembangan tenaga kerja di sektor formal sedikit mengalami

peningkatan, yang didominiasi oleh tenaga buruh/ karyawan yang mencapai 89,99%

dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan selebihnya merupakan

tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu buruh tetap (wirausaha).

5555.2..2..2..2.2222. . . . Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)1111

Berbeda dengan indikator ketenagakerjaan dari BPS Provinsi Jawa Timur,

indikator ketenagakerjaan hasil Survei Kegiatan Usaha (SKDU) yang di Bank Indonesia di

wilayah kerja Jawa Timur mengalami penurunan, tercermin dari nilai Saldo Bersih

Terimbang (SBT)2 sebesar -1,99% turun 4,69 dibandingkan triwulan sebelumnya.

Penurunan tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan sebesar 4,33% yang diikuti

oleh sektor Pengangkutan sebesar 0,64% dan sektor Pertanian sebesar 0,15%.

Perlambatan kinerja sektor-sektor ini pada triwulan IV-2012 menyebabkan

menurunnya nilai SBT Penggunaan Tenaga Kerja.

Dilain pihak, membaiknya kinerja sektor lainnya turut mempengaruhi

penggunaan tenaga kerja pada sektor terkait, yang ditunjukkan dengan meningkatnya

nilai SBT sektor tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai

SBT tertinggi terjadi pada sektor Jasa yang diikuti oleh sektor Pertambangan dan sektor

Keuangan serta sektor Bangunan.

Meskipun ke depan akan terjadi kenaikan upah minimum karyawan(UMK), tarif

dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM), diperkirakan pelaku kegiatan usaha

masih optimis akan terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja pada triwulan yang

akan datang.

1 SKDU (Survei Kegiatan Dunia Usaha) adalah survei yang dilakukan Bank Indonesia secara triwulan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi (sisi penwaran) di sektor riil pada triwulan sedang berjalan maupun perkiraan triwulan yang akan datang. 2 Diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.

Page 134: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

106

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....2222 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (diolah)

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....5555 Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....6666 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral

5555.3. .3. .3. .3. UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM KAB/KOTAKAB/KOTAKAB/KOTAKAB/KOTA

Pada tanggal 24 November 2012 Gubernur Jawa Timur telah menetapkan upah

minimum 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, yang tertuang dalam Peraturan Gubernur

Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa

Timur Tahun 2013. Dibandingkan dengan UMK 2012, UMK 2013 ini umumnya

mengalami peningkatan dengan tingkat perubahan yang bervariasi. Peningkatan

tertinggi terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik (38,4%) sedangkan terendah

berada di Kabupaten Pamekasan (8,7%). Apabila dilihat dari nilai rupiahnya, tertinggi

adalah Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik (Rp 1.740.000,00) sedangkan terendah

berada di Kabupaten Magetan (Rp 866.250,00). Tingkat kebutuhan hidup (KLH) di

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN

PHR PERTAMBANGAN

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN

JASA - JASA

%, SBT

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

2013

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV I*I*I*I*

R E AL IS AS IR E AL IS AS IR E AL IS AS IR E AL IS AS I

2,89 -0,79 -0,82 -0,94 1,54 -0,62 -0,39 -0,15 0,31

P E RTAMBANGAN 0,00 0,04 -0,94 0,04 0,03 -0,21 -0,21 0,37 0,29

INDUS TR I P E NGOLAHAN -3,18 -0,46 -1,66 0,28 -3,50 3,44 -1,69 -4,33 -0,30

L IS TR IK, GAS DAN AIR BE RS IH 0,07 0,61 -0,08 -0,05 -0,77 -0,82 -0,03 -0,02 -0,41

BANGUNAN 1,64 1,32 -0,37 0,35 0,26 0,49 0,00 0,24 -0,24

PHR -0,58 1,65 0,63 -1,38 3,23 3,67 7,30 0,84 5,48

P E NGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS I -0,60 -0,54 0,19 0,33 -1,52 0,46 -1,93 -0,64 -0,27

KE UANGAN, P E R S EWAAN & J ASA P E RUSAHAAN 2,13 1,72 1,67 1,36 0,32 0,71 -0,21 0,34 0,45

JASA - J AS A 0,79 0,90 0,84 0,00 -0,42 0,42 -1,82 1,36 0,45

TOTALTOTALTOTALTOTAL 3,163,163,163,16 4,444,444,444,44 -0,54-0,54-0,54-0,54 -0,02-0,02-0,02-0,02 -0,83-0,83-0,83-0,83 7,547,547,547,54 2,702,702,702,70 -1,99-1,99-1,99-1,99 5,765,765,765,76

*) Ekpektasi Penyerapan Teanaga Kerja

2011 2012

P E RTANIAN

S E KTORS E KTORS E KTORS E KTOR

Page 135: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

107

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kota Surabaya yang relatif tinggi menjadi salah satu pertimbangan penetapan UMK

tersebut. Adanya kenaikan rata-rata UMK di Kabupaten/Kota Jawa Timur dengan

stabilnya laju inflasi, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa

Timur.

Dari sisi dunia usaha, kenaikan UMK disikapi berbeda (uraian lengkap di boks I)

kenaikan UMK dan TTL yang mulai berlaku sejak awal tahun 2013 serta serta adanya

wacana kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah lainnya menjadi salah satu faktor

kenaikan biaya produksi yang pada akhirnya akan berpotensi mendorong inflasi (boks

2). Disamping itu dikawatirkan dapat berdampak luas terhadap dunia usaha dan akan

berpotensi terhadap fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena

ketidakmampuan pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....3333 Kenaikan UMK Jawa Timur

Sumber : Disnakertrans

5555....4444. . . . KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan IV-2012

relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya, khususnya didorong oleh perbaikan

Tukar Nelayan (NTN). Demikian pula dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang

mengindikasikan kondisi kejahteraan petani juga menunjukkan sedikit peningkatan.

No KOTA/KAB

UPATEN

2012 2013 KENAIKAN

(%)

1 Kota Surabaya Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,4

2 Kabupaten

Gresik

Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,4

3 Kabupaten

Pasuruan

Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,4

4 Kabupaten

Sidoarjo

Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,4

5 Kabupaten

Mojokerto

Rp1.234.000 Rp1.700.000 37,8

6 Kabupaten

Malang

Rp1.132.254 Rp1.343.700

18,7

7 Kota Malang Rp1.130.500 Rp1.340.300 18,6

8 Kota Batu Rp1.100.215 Rp1.268.000 15,3

9 Kabupaten

Jombang

Rp978.200 Rp1.200.000 22,7

10 Kabupaten

Probolinggo

Rp888.500 Rp1.198.600 34,9

11 Kota Pasuruan Rp975.000 Rp1.195.800 22,6

12 Kabupaten

Tuban

Rp970.000 Rp1.144.400 18

13 Kota Kediri Rp1.037.500 Rp1.128.400 8,8

14 Kabupaten

Sampang

Rp800.000 Rp1.104.600 38,1

15 Kota

Probolinggo

Rp885.000 Rp1.103.200 24,7

16 Kabupaten

Jember

Rp920.000 Rp1.091.950 18,7

17 Kabupaten

Kediri

Rp999.000 Rp1.089.950 9,1

18 Kabupaten

Banyuwangi

Rp915.000 Rp1.086.400 18,7

19 Kabupaten

Lamongan

Rp950.000 Rp1.075.700

13,2

No KOTA/KAB

UPATEN

2012 2013 KENAIKAN

(%)

20 Kabupaten

Pamekasan

Rp975.000 Rp1.059.600 8,7

21 Kabupaten

Situbondo

Rp802.500 Rp1.048.000 30,6

22 Kota

Mojokerto

Rp875.000 Rp1.040.000 18,9

23 Kabupaten

Bojonegoro

Rp930.000 Rp1.029.500 10,7

24 Kabupaten

Lumajang

Rp825.391 Rp1.011.950 22,6

25 Kabupaten

Tulungagung

Rp815.000 Rp1.007.900

23,7

26 Kabupaten

Bangkalan

Rp885.000 Rp983.800 11,2

27 Kabupaten

Sumenep

Rp825.000 Rp965.000 17

28 Kabupaten

Madiun

Rp775.000 Rp960.750 24

29 Kabupaten

Nganjuk

Rp785.000 Rp960.200 22,3

30 Kota Madiun Rp812.500 Rp953.000 17,3

31 Kabupaten

Blitar

Rp820.000 Rp946.850 15,5

32 Kabupaten

Bondowoso

Rp800.000 Rp946.000 18,3

33 Kota Blitar Rp815.000 Rp924.000 13,4

34 Kabupaten

Ponorogo

Rp745.000 Rp924.000 24

35 Kabupaten

Trenggalek

Rp760.000 Rp903.900 18,9

36 Kabupaten

Ngawi

Rp780.000 Rp900.000 15,4

37 Kabupaten

Pacitan

Rp750.000 Rp887.250 18,3

38 Kabupaten

Magetan

Rp750.000 Rp866.250

15,5

Page 136: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

108

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555....4444.1. .1. .1. .1. Kesejahteraan PetaniKesejahteraan PetaniKesejahteraan PetaniKesejahteraan Petani

Pada triwulan IV-2012, Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Timur mengalami

sedikit peningkatan dan telah melampaui level 100 yang mengindikasikan bahwa

kesejahteraan petani di Jawa Timur berada pada level yang cukup baik. Tercatat NTP

Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar 103,28 meningkat dibandingkan

triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 103,25. Namun demikian, apabila dibandingkan

dengan indikator kesejahteraan nasional, NTP Jawa Timur masih berada di bawah level

NTP Nasional yaitu sebesar 105,72.

Kenaikan NTP Jawa Timur didorong oleh indeks harga yang diterima petani (lt)

lebih tinggi yaitu sebesar 1,39 (qtq) dibandingkan indeks harga yang dibayarkan oleh

petani (lb) jauh lebih kecil yaitu sebesar 0,93 (qtq).

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (lt) disebabkan oleh kenaikan (lt) 2

(dua) sub sektor pertanian yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Sub Sektor Peternakan.

Sementara Sub Sektor Hortikultura, Sub sektor Perikanan dan Sub Sektor Tanaman

Perkebunan Rakyat mengalami penurunan.

GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....7777 GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....8888 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

GrGrGrGrafik afik afik afik 5555....9999 GrGrGrGrafik afik afik afik 5.5.5.5.10101010 It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

NTP Nasional NTP Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

NTP Nasional NTP Jawa Timur g It Nasional g It Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

lt Nasional lt Jatim g lt Nasional g lt Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 137: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

109

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Karakteristik petani di Jawa Timur yang sebagian besar merupakan buruh (tidak

punya lahan) menyebabkan petani tidak punya kemampuan/daya tawar yang tinggi atas

pendapatan yang diterimanya. Disamping itu, sistem ijon turut menjadi faktor lainnya

yang menahan kenaikan NTP.

GrGrGrGrafik 5afik 5afik 5afik 5....11111111 Ib vs inflasi sub bahan makanan

5555....4444.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan

Kondisi kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Provinsi Jawa Timur pada triwulan IV-2012, mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Tercatat Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada triwulan III-2012 sebesar

152,79 meningkat menjadi 153,79 pada triwulan IV-2012. Berbeda dengan karakteristik

Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur memiliki nilai lebih baik

dibandingkan nasional atau cenderung berada di atas level nasional, dengan kisaran nilai

berada di level 150. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan nelayan di Jatim lebih baik

dibandingkan petani. Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta faktor risiko

kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu penyebab tingginya

nilai NTN dibandingkan NTP. Selain itu, kuantitas tangkapan yang baik dan respon harga

pasar yang menguntungkan faktor pendukung peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN).

Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang

diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis ikan,

seperti ikan bambangan/merah, ikan bawal dan udang belanak. Sedangkan kenaikan

indeks harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga konsumsi

rumah tangga yaitu beras serta indeks harga biaya produksi dan penambahan barang

modal yaitu biaya buruh dan biaya sewa.

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Ib Jawa Timur Inflasi

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 138: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

110

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

GrGrGrGrafikafikafikafik 5.5.5.5.11111111 GrGrGrGrafikafikafikafik 5.15.15.15.12222 NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....4444 Daya beli per kapita petani & nelayan3

Sumber : BPS Jatim, (diolah)

5555....5555. . . . PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR

Perbaikan perekonomian Jawa Timur yang masih terus berlansung pada

beberapa tahun terakhir memberikan dampak positif pada kondisi peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Salah satu indikator kesejahteraan yang tercermin dari angka kemiskinan dari

tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), jumlah penduduk Jawa Timur yang berada di bawah garis kemiskinan (penduduk

miskin)4 pada September 2012 sebanyak 4,96 juta atau 13,08% dari total penduduk di Jawa

Timur, turun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 5,23 juta (13,85%).

GrGrGrGrafikafikafikafik 5.125.125.125.12

Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%)

3 Daya beli petani & nelayan dihitung berdasarkan PDRB sub sektor pertanian & jumlah tenaga kerja di sektor pertanian

4 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

NTN Nasional NTN Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011 2012

Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

0

5

10

15

20

25

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

19,9521,09

19,98

18,51

16,68

15,2614,23

13,4

%

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1.145.335 1.186.965 1.222.999 1.302.092 1.397.310 1.433.618 Daya beli petani & nelayan (Rp)

Tahun

Page 139: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

111

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Konsistensi dan komitmen Pemerintah pusat maupun daerah telah berupaya untuk

melaksanakan berbagai program dalam rangka pengentasan kemiskinan dengan menunjukkan

efektivitasnya sehingga dapat menekan angka kemiskinan. Di Jawa Timur program-program

penganggulangan dan pengentasan kemiskinan dimaksudkan untuk meningkatkan dan

mengembangkan peran masyarakat serta fungsi lembaga-lembaga Desa guna mendorong

kesadaran kaum miskin dalam memperbaiki nasibnya. Salah satu contoh program yang

dilaksanakan adalah Program Pemberdayaan Potensi Desa/Kelurahan (P3D/K) yang telah

dialokasikan oleh Bapemas Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2011 dan sekarang ini telah

memasuki tahap penguatan.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....5555 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Penghitungannya tidak lepas dari besaran garis kemiskinan yang telah ditetapkan. Garis

kemiskinan pada bulan September 2012 sebesar Rp 243.783,- atau meningkat sebesar 4,54%

dari garis kemiskinan Maret 2012. Peningkatan angka garis kemiskinan tersebut salah satunya

dipengaruhi oleh laju inflasi di Jawa Timur. Komoditas makanan yang berpengaruh besar

MakananBukan

MakananTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan

Maret 2008 131.487 51.921 183.408 2.438,76 13,15

Maret 2009 145.676 56.948 202.624 2.148,51 12,17 -0,98

Maret 2010 152.965 60.418 213.383 1.873,55 10,58 10,58

Maret 2011 169.242 65.303 234.546 1.768,23 9,87 -0,71

Sept 2011 174.210 68.193 242.403 1.734,31 9,66 -0,21

Maret 2012 175.806 69.499 245.305 1.630,63 9,06 -0,81

Sept 2012 182.073 71.874 253.947 1.605,96 8,90 -0,16

Pedesaan

Maret 2008 118.971 36.461 155.432 4.581,19 23,64

Maret 2009 131.522 43.106 174.628 3.874,07 21,00 -2,64

Maret 2010 139.806 46.073 185.879 3.655,76 19,74 19,74

Maret 2011 155.457 50.818 206.275 3.587,98 18,19 -1,55

Sept 2011 161.141 53.025 214.166 3.493,00 17,66 -0,53

Maret 2012 167.352 54.864 222.216 3.440,34 17,35 -0,84

Sept 2012 176.674 57.882 234.556 3.354,58 16,88 -0,47

Kota + Desa

Maret 2008 125.091 44.020 169.112 7.019,95 18,51 -1,47

Maret 2009 138.440 49.874 188.317 6.022,59 16,68 -1,83

Maret 2010 146.240 53.087 199.327 5.529,30 15,26 -1,42

Maret 2011 162.017 57.711 219.727 5.365,21 14,23 -1,03

Sept 2011 167.360 60.243 227.603 5.227,31 13,85 -0,38

Maret 2012 171.375 61.827 233.202 5.070,98 13,40 -0,83

Sept 2012 179.244 64.540 243.783 4.960,54 13,08 -0,32

Sumber : BPS Jatim

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

Daerah/ tahun

Jumlah

Penduduk Miskin

(Ribu)

Persentase

Penduduk Miskin

Perubahan

Persentase

Penduduk Miskin

(%)

Page 140: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

112

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok filter, gula pasir, tempe dan tahu. Disisi

lain, komoditas bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan

adalah perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan transportasi. Sementara itu, untuk

daerah perkotaan kontributor terbesar terhadap garis kemiskinan non makanan adalah

perumahan, pendidikan, bensin, pakaian perempuan dewasa dan pakain jadi. Sedangkan di

pedesaan komoditasnya adalah perumahan, kayu bakar, pakaian jadi anak-anak, listrik dan

pakaian jadi laki-laki dewasa.

Tingginya pengaruh pergerakan harga perumahan terhadap garis kemiskinan menjadi

satu hal yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)5

diketahui bahwa tren pergerakan harga rumah terus meningkat hingga mencapai 4,5% (qtq)

yang terutama disumbang oleh rumah tipe besar dan menengah.

Kemiskinan tidak hanya mencakup persentase penduduk miskin, tetapi juga

menyangkut seberapa besar jarak dan keragaman pengeluaran penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Indikator tersebut dapat dihat dari (P1) dan (P2). Dari data kemiskinan rilis

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) digambarkan bahwa indeks kedalaman

kemiskinan (P1) mengalami peningkatan sebesar 0.12 poin. Tercatat pada Maret 2012 sebesar

1,81 menjadi 1.93 pada September 2012. Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi di

perkotaan (0,04 poin) dan pedesaan (0,2 poin). Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan

mengalami kenaikan 0,06 poin atau menjadi 0,44 pada September 2012. Peningkatan

keduanya mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis

kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar.

5SHPR (Survei Harga Properti Residensial) adalah survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara triwulanan untuk memperoleh informasi dini mengenai perkembangan harga properti residensial dan perkiraan ke depan sebagai salah satu masukan dalam memformulasikan kebijakan moneter.

Page 141: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

113

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....6666 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

di Jawa Timur Menurut Daerah

Tahun Kota Desa Kota + Desa

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 )

Maret 2008 2,34 4,38 3,38

Maret 2009 2,18 3,54 2,88

Maret 2010 1,53 3,18 2,38

Maret 2011 1,51 2,96 2,27

September 2011 1,25 2,67 2

Maret 2012 1,25 2,32 1,81

September 2012 1,29 2,52 1,93

Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 )

Maret 2008 0,61 1,23 0,93

Maret 2009 0,6 0,91 0,76

Maret 2010 0,37 0,79 0,59

Maret 2011 0,35 0,72 0,54

September 2011 0,28 0,63 0,46

Maret 2012 0,27 0,48 0,38

September 2012 0,30 0,57 0,44

Sumber : BPS Jatim

Page 142: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Bab Bab Bab Bab 6666

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

Page 143: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

114

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.16.16.16.1 PERKIRAANPERKIRAANPERKIRAANPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada

rentang pertumbuhan 7,00%–7,25% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini

diperkirakan relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan

pada level 7,09% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh

tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada hasil survei konsumen.

Penetapan tingkat Upah Minimum Kota (UMK) tahun 2013 dengan kenaikan 15% - 20%

diperkirakan turut mendorong daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah,

sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Komponen

terbesar selanjutnya, yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil meskipun

tantangan kenaikan biaya produksi akibat kebijakan penetapan TTL, UMK dan gas industri

serta masih berlanjutnya pelemahan perekonomian globalakan mempengaruhi kebijakan

perusahaan untuk berproduksi, ekspansi atau membuka usaha baru.

Selanjutnya, pelemahan ekonomi global yang mulai merambat di kawasan Asia

diperkirakan turut mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri meskipun transaksi

ekspor impor antar daerah/provinsi tetap tumbuh tinggi. Namun, patut diwaspadai

terjadinya penurunan nilai net ekspor karena masih tingginya level impor dibandingkan

ekspor secara keseluruhan. Sebagaimana pola sebelumnya, belanja pemerintah di awal

tahun terindikasi masih minim, namun diperkirakan mengalami perbaikan seiring makin

membaiknya awareness pemerintah daerah.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

INDEKS

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ekspektasi Penghasilan Saat Ini

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

INDEKS

Page 144: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

115

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Di sisi penawaran, kinerja sektor PHR diperkirakan masih cukup stabil dengan didukung

tingginya transaksi perdagangan antar pulau/daerah, serta peranan subsektor hotel dan

restoran yang semakin meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat ekonomi

menengah ke bawah. Menghadapi tantangan kenaikan biaya produksi di awal tahun,

sektor industri pengolahan diproyeksikan sedikit melambat, ditambah dengan masih

lemahnya permintaan global yaitu di kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Sementara itu,

tibanya masa tanam di sub sektor tanaman bahan makanan dan masih tingginya potensi

gangguan cuaca (curah hujan dan angin) hingga akhir Februari 2013 diperkirakan turut

mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga diperkirakan mengalami perlambatan

meskipun masih berada pada level 1,50% (yoy). Kondisi sektoral pada triwulan I-2013 ini

searah dengan indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) atas

estimasi realisasi usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral tiga sektor utama di Jawa

Timur.

6.2 6.2 6.2 6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka

inflasi kota Jawa Timur pada triwulan I-2013 diperkirakan secara tahunan berada di kisaran

5,10% s/d 5,45%.

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666....3333 Estimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi Usaha Twa Twa Twa Tw IIII----2012012012013333

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I*

2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.4.4.4.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIII----2012012012013333

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I*

2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

Page 145: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

116

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko

Tw IV-12 Tw I-13 Faktor Risiko

Volatile Food

Tw I-13 : Minim panen dan baru

memasuki musim tanam di akhir

periode

Administered

Price

Tw I-13 : Kenaikan cukai rokok

diperkirakan belum meningkat

signifikan

Tw I-13 : - Fluktuasi Harga

Komoditas Internasional masih

dalam batas minim (Emas &

Minyak Bumi & komoditas

internasional)- Potensi depresiasi nilai tukar

rupiah pun diperkirakan masih

dalam batas normalCore Inflation

Menurun Meningkat Stabil

Peningkatan tersebut diperkirakan banyak dipengaruhi oleh inflasi volatile food yang

masih berpotensi untuk meningkat dan cenderung berfluktuasi. Kondisi ini dipengaruhi oleh

masih tingginya gangguan cuaca (curah hujan dan angin) pada produksi sub kelompok bahan

makanan, sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Prov.Jawa Timur (BMKG Jatim), khususnya pada daerah produsen, seperti daerah Jember,

Probolinggo dan Bojonegoro. Di sisi lain, tekanan inflasi terkait pergerakan harga komoditas

internasional relatif minim seiring masih lemahnya permintaan global sehingga diperkirakan

masih dalam tren menurun.

Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang

& Jasa Di Surabaya

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

200,00

220,00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang

Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5

2010 2011 2012 2013

Perubahan harga umum 3 bulan yad Perubahan harga umum 6 bulan yad

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

Page 146: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

117

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari

kelompok non tradeable, khususnya yang disebabkan oleh kenaikan Upah Minimum Kota

(UMK). Pergerakan harga emas dan kurs rupiah diperkirakan relatif stabil sehingga mengurangi

tekanan kelompok ini pada periode laporan. Sementara itu kondisi output gap yang

menggambarkan kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran diperkirakan masih

berada pada kondisi yang cukup baik dan tidak memberikan dorongan yang signifikan

terhadap kenaikan harga, meskipun pada triwulan I-2013 diperkirakan akan terjadi dorongan

pada sisi permintaan dan penawaran seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa

Timur. Namun peningkatan tersebut masih dapat dipenuhi mengingat masih terdapat ruang

untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas terpasang pada sektor produksi. Ekspektasi

masyarakat atas tingkat inflasi mendatang diperkirakan masih memberikan tekanan. Ekspektasi

kenaikan harga 3 bulan yang akan datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei

Pedagang Eceran (SPE) menunjukkan peningkatan baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Selanjutnya dorongan dari sisi administered price pada triwulan I-2013 diperkirakan

mengalami peningkatan. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya potensi dampak kenaikan

Tarif Tenaga Listrik (TTL), Upah Minimum Kota (UMK) serta cukai rokok di awal tahun

diperkirakan menjadi faktor pendorong utama kelompok ini.

6.6.6.6.3333 PROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKAN JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Pada triwulan I-2013, kinerja industri perbankan di Jawa Timur diperkirakan sedikit

mengalami perbaikan, meskipun terdapat tekanan dari beberapa faktor. Struktur dan pondasi

sistem perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga terutama ditopang oleh

peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan. Pelonggaran suku bunga disertai penyusunan

strategi pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan diharapkan mampu meningkatkan

peran sektor perbankan untuk mendorong perekonomian daerah.

Selanjutnya, pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan I-2013 diperkirakan

mengalami peningkatan, meskipun tidak sebesar pertumbuhan tahun sebelumnya. Tren

penurunan suku bunga perbankan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit,

khususnya pada sektor produktif, namun dalam batas pertumbuhan yang terjaga. Sektor

ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, sektor

konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian masih menjadi sektor unggulan

bagi perbankan untuk dibiayai. Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap

tumbuh stabil.

Page 147: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2012

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

Administered priceAdministered priceAdministered priceAdministered price

Harga barang yang diaur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar

listrik

APBDAPBDAPBDAPBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

perauran daerah

BI RateBI RateBI RateBI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya

BIBIBIBI----RTGSRTGSRTGSRTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi

transfer dana

Bobot inflasiBobot inflasiBobot inflasiBobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut

Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

Ekspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi

Faktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi

permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat

Fakor NonFakor NonFakor NonFakor Non FundamentalFundamentalFundamentalFundamental

Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi

maupun distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh

pemerintah (adminisered price)

Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)it Ratio (LDR)it Ratio (LDR)it Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional

Imported inflationImported inflationImported inflationImported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di

luar negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Page 148: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2012

Indeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100

Indeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Inflasi IHKInflasi IHKInflasi IHKInflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat luas

Inflasi IntiInflasi IntiInflasi IntiInflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices

InflowInflowInflowInflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia

InvestasiInvestasiInvestasiInvestasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi

KreditKreditKreditKredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk

• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement

(NPA)

• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

LiaisonLiaisonLiaisonLiaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan

dalam bentuk laporan

MtmMtmMtmMtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Net InflowNet InflowNet InflowNet Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,

sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang

lancar, (2) diragukan dan (3) macet

OmsetOmsetOmsetOmset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

OutfOutfOutfOutflowlowlowlow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia

Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Page 149: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2012

QtqQtqQtqQtq

Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Sektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi Dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan

pada pembenttukan PDRB secara keseluruhan

Volatile FoodVolatile FoodVolatile FoodVolatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sanga

bergejolak karena faktor-faktor tertentu

YoyYoyYoyYoy

Year on year. Perbandingan antara daa sau tahun dengan tahun sebelumnya

Page 150: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR SINGKATANSINGKATANSINGKATANSINGKATAN

APBDAPBDAPBDAPBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBMBBMBBMBBM

Bahan Bakar Minyak

BOPOBOPOBOPOBOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

BPSBPSBPSBPS

Badan Pusat Statistik

IHKIHKIHKIHK

Indeks Harga Konsumen

IKKIKKIKKIKK

Indeks Keyakinan Konsumen

KPRKPRKPRKPR

Kredit Pemilikan Rumah

LDRLDRLDRLDR

Loan to Deposit Ratio

LTVLTVLTVLTV

Loan to Value

NIMNIMNIMNIM

Net Interest Margin

NPFNPFNPFNPF

Non Performing Financing

NPLNPLNPLNPL

Non Performing Loan

PHRPHRPHRPHR

Perdagangan, Hotel dan Restoran

PLNPLNPLNPLN

Perusahaan Listri Negara

PMAPMAPMAPMA

Penanaman Modal Asing

PMDNPMDNPMDNPMDN

Page 151: KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA …...BOKS 1 25 BOKS 2 29 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31 2.1 Kondisi Umum 31 DAFTAR ISI PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTBPMTBPMTBPMTB

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

QQQQ----tttt----QQQQ

Quarter to quarter

RBBRBBRBBRBB

Rencana Bisnis Bank

YoyYoyYoyYoy

Year on year