Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan...

91
Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat i Visi Bank Indonesia “ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ” Misi Bank Indonesia “ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan ”

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan...

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

i

Visi Bank Indonesia “ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ”

Misi Bank Indonesia “ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ”

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk

bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan ”

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ii

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya

penyusunan laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat, dengan cakupan meliputi analisa makro ekonomi, perbankan, sistem

pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah. Diharapkan laporan ini bisa

menggambarkan kondisi perekonomian di wilayah Papua sehingga menjadi

masukan bagi pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi

masyarakat luas.

Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari

berbagai pihak yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua, Badan

Pusat Statitistik dan laporan dari perbankan serta intern Bank Indonesia. Untuk itu

kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan buku ini kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya dan semoga hubungan yang

telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhirnya, besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dalam membantu memahami perekonomian

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Jayapura, Mei 2010

BANK INDONESIA JAYAPURA

Ttd.

Leo R. Tandiarrang Pemimpin

Kata Pengantar

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... viii

TABEL INDIKATOR MONETER ................................................................. x

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ xiii

BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO WILAYAH PAPUA ............ 1

1. Provinsi Papua ..................................................................... 2 1.1.Kondisi Umum ................................................................ 2

1.2. PDRB Dari Sisi Penawaran ............................................. 5 1.2.1. Sektor Pertanian ............................................... 5 1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................. 9

1,2.3. Sektor Industri Pengolahan ................................ 10 1.2.4. Sektor Listrik, Air Bersih .................................... 11

1.2.5. Sektor Bangunan .............................................. 13 1.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............. 14 1.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................. 15

1.2.8. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan ......................................... 17

1.2.9. Sektor Jasa-Jasa ............................................... 18 1.3. PDRB Dari Sisi Penggunaan ........................................... 19

1.3.1. Konsumsi Rumah Tangga .................................... 20

1.3.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ...................... 23 1.3. 3 Konsumsi Pemerintah ......................................... 23

1.3.4. Investasi ........................................................... 24 1.3. 3 Nilai Ekspor Netto .............................................. 25

2. Provinsi Papua Barat ............................................................. 27 2.1 Kondisi Umum ................................................................ 27

2.2 PDRB Sisi Penawaran ...................................................... 29 2.2.1. Sektor Pertanian ............................................... 30

2.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................. 31 2.2.3. Sektor Industri Pengolahan ................................ 32 2.2.4. Sektor Listrik, Air Bersih .................................... 33

2.2.5. Sektor Bangunan .............................................. 34 2.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............. 35

2.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................. 36 2.2.8. Sektor Keuangan,Persewaan

dan Jasa Perusahaan ......................................... 37

2.2.9. Sektor Jasa-Jasa ............................................... 38 2.3. PDRB Dari Sisi Penggunaan .............................................. 39

2.3.1. Konsumsi Rumah Tangga ................................... 39

Daftar Isi

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iv

2.3.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ..................... 41 2.3.3. Konsumsi Pemerintah ........................................ 42

2.3.4. Investasi .......................................................... 43 2.3.3. Nilai Ekspor Netto .............................................. 44

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA ....................................................... 46 1. Provinsi Papua ............................................................. 46

1.1. Kondisi Umum ............................................................ 46 1.2. Faktor Penyebab Inflasi di Jayapura ............................... 46 1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ............................ 47

1.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................ 49 1.3.2. Kelompok Makanan Jadi .................................... 49

1.3.3. Kelompok Perumahan ....................................... 50 1.3.4. Kelompok Sandang ........................................... 50 1.3.5. Kelompok Kesehatan .......................................... 51

1.3.6. Kelompok Pendidikan ......................................... 51 1.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi

& Jasa Keuangan ............................................... 51 2. Provinsi Papua Barat .................................................... 52

2.1 Kondisi Umum ............................................................ 52 2.2. Faktor Penyebab Inflasi ................................................ 52 2.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas............................. 53

2.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................... 53 2.3.2. Kelompok Makanan Jadi ...................................... 53

2.3.3. Kelompok Perumahan ......................................... 53 2.3.4. Kelompok Sandang ............................................ 54 2.3.5. Kelompok Kesehatan .......................................... 54

2.3.6. Kelompok Pendidikan ......................................... 55 2.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi

& Jasa Keuangan ................................................ 55 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ................................................ 56

1. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ...................... 56 2. Perbankan Provinsi Papua ..................................................... 57

2.1. Perkembangan Umum...................................................... 57 2.2. Aktiva Perbankan .......................................................... 57 2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ................................ 58

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan .......................................... 59 2.5. LDR dan NPLs ............................................................... 59

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah .................................... 60 3. Perbankan Provinsi Papua Barat ............................................ 60

3.1. Perkembangan Umum ..................................................... 60

3.2. Aktiva Perbankan .......................................................... 61 3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ................................ 61

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan .......................................... 62 3.5. LDR dan NPLs .............................................................. 62 2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah .................................... 62

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

v

BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ................................... 63 1. Keuangan Daerah Provinsi Papua .............................................. 63

1.1 Realisasi Pendapatan .............................................................. 63 1.2 Realisasi Pengeluaran ............................................................. 64

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ............................... 66

1. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ................. 66 2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ........................ 67 3. Perkembangan Uang Kartal ...................................................... 68

BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ................................... 69

1. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ............................................... 69

1.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua ............... 69 2. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat....................................... 71

BAB 7. PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ........................ 74 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah .................................. 74 2. Prospek Inflasi ..................................................................... 74

3. Prospek Perbankan ............................................................... 75

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vi

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua .................. 3

Tabel 2 Kontribusi Komponen Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua ..................................... 3

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua Sisi Permintaan(%) ........................................... 4

Tabel 4 Kontribusi Komponen Sisi Pemintaan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi .............................................................. 4

Tabel 5 Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua ............................. 7

Tabel 6 Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua ...................... 5

Tabel 7 Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Papua ............................ 7

Tabel 8 Perkembangan Propduksi Perikanan ........................................... 9

Tabel 9 Perkembangan Produksi PT. Freeport .......................................... 10

Tabel 10 Realisasi Pengadaaan Semen Provinsi Papua ................................ 14

Tabel 11 Realisasi Belanja PEMDA ............................................................ 15

Tabel 12 Perkembangan Arus Bongkar Muat dan Penumpang ....................... 17

Tabel 13 Perkembangan Nasabah dan Pembiayaan

Perum Pegadaian Provinsi Papua ................................................ 21

Tabel 14 Perkembangan Realisasi Belanja PEMDA Provinsi Papua ................. 24

Tabel 15 Perkembangan Nilai Ekspor Netto ................................................ 26

Tabel 16 Penjualan PT Freeport Indonesia ................................................. 26

Tabel 17 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua Barat dari Sisi Penawaran (%) .............................. 28

Tabel 18 Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat (%) ........................ 28

Tabel 19 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan ................................... 29

Tabel 20 Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua Barat (%) ........................................................... 29

Tabel 21 Perkembangan Produksi Padang Provinsi Papua Barat ................... 26

Daftar Tabel

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vii

Tabel 22 Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Papua Barat .................... 27

Tabel 23 Perkembangan Produksi Ubi Kayu Provinsi Papu Barat ................... 31

Tabel 24 Perkembangan Produksi Ubi JalarProvinsi Papu Barat .................... 31

Tabel 25 Perkembangan Pembiayaan Perum Pegadaian Papua Barat ............. 38

Tabel 26 Perkembangan Ekspor Neto Papua Barat .................................... 44

Tabel 27 Perkembangan Harga Komoditas Pada Pasar Tradisional ................ 49

Tabel 28 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua ................................... 56

Tabel 29 Perkembangan NPL persektor ..................................................... 57

Tabel 30 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua .................................... 58

Tabel 31 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua ............................ 59

Tabel 32 Perkembangan Kredit MKM Perbankan Provinsi Papua .................. 60

Tabel 33 Perkembangan Kredit MKM Perbankan Provinsi papua Barat ......... 61

Tabel 34 Realisasi Pendapatan Daerah

Provinsi Papua Tahun Triwulan I 2010 ....................................... 63

Tabel 35 Realisasi Anggaran APBD Provinsi Papua Tahun Triwulan I 2010 .... 65

Tabel 36 Transaksi RTGS Papua ............................................................. 66

Tabel 37 Transaksi Kliring Wilayah Papua ................................................ 67

Tabel 38 Perkembangan Perkasan KBI Jayapura(Rp milliar) ....................... 68

Tabel 39 Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut Kegiatan Utama ........... 69

Tabel 40 Penduduk yang bekerja Provinsi Papua (dalam Ribuan) ................ 70

Tabel 41 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Menurut Kegiatan ..................... 70

Tabel 42 Jumlah Penduduk yang bekerja Menurut Lapangan Usaha ............ 71

Tabel 43 Status Pekerjaan Utama Penduduk Provinsi Papua Barat .............. 72

Tabel 44 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

menurut status Pekerjaan Utama .............................................. 73

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

viii

Grafik 1 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua Harga Konstan ................... 3

Grafik 2 NTP Subektor Pertanian Provinsi Papua .......................................... 6

Grafik 3 Nilai Tukar Petani Provinsi Papua .................................................. 8

Grafik 4 Pertumbuhan Tahunan Produksi PT. Freeport Indonesia ................... 10

Grafik 5 Perkembangan Sektor Industri Pengolahan ..................................... 11

Grafik 6 Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih (Harga Konstan).............. 11

Grafik 7 Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Provinsi Papua .................... 10

Grafik 8 Perkembangan Sektor Bangunan ................................................... 13

Grafik 9 Perkembangan Sektor PHR ........................................................... 15

Grafik 10 Perkembangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ...................... 16

Grafik 11 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan,

dan Jasa Perusahaan ................................................................... 18

Grafik 12 Perkembangan Sub sektor Jasa-jasa ............................................. 19

Grafik 13 Indeks Keyakinan Konsumen ...................................................... 20

Grafik 14 Komponen Indeks keyakinan Saat Ini ........................................... 20

Grafik 15 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ......................................... 21

Grafik 16 Perkembangan Indeks Pembelian Barang Duarable Goods ............... 22

Grafik 17 Pertumbuhan Konsumsi Listerik Rumah Tangga Prov Papua ............. 22

Grafik 18 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba ......................................... 23

Grafik 19 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah .............................................. 24

Grafik 20 Pertumbuhan Investasi ............................................................... 25

Grafik 21 Pertumbuhan Tahunan Penjualan PT. Freeport .............................. 26

Grafik 22 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) .......................................... 27

Grafik 23 Perkembangan Sekto Pertambangan dan Penggalian ...................... 32

Grafik 24 Pertumbuhan Konsumsi Listrik Industri ........................................ 33

Grafik 25 Perkembangan Konsumsi Listerik ................................................. 34

Grafik 26 Perkembangan Sektor Bangunan .................................................. 35

Grafik 27 Pertumbuhan sektor PHR ............................................................. 36

Grafik 28 Perkembangan Sekto Pengangkutan dan Komunikasi ..................... 37

Grafik 29 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan

Daftar Grafik

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ix

dan Jasa Perusahaan ................................................................... 38

Grafik 30 Perkembangan Sub Sektor Jasa-Jasa ............................................. 39

Grafik 31 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga ....................................... 40

Grafik 32 Perkembangan Konsumsi Listerik Rumah Tangga

Provinsi Papua Barat ................................................................... 41

Grafik 33 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba .......................................... 42

Grafik 34 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah ............................................... 43

Grafik 35 Pertumbuhan Investasi ................................................................ 43

Grafik 36. Perkembangan Volume Ekspor Provinsi Papua Barat ....................... 45

Grafik 37 Perkembangan Harga Beberapa Komoditi ....................................... 48

Grafik 38 Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat ....................................... 61

Grafik 39 Share Pengeluaran Anggaran APBD Provinsi Papua .......................... 65

Grafik 40 Nilai Transaksi RTGS ................................................................... 67

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

x

TABEL INDIKATOR

INFLASI

PDRB

PDRB Sektoral Provinsi Papua

PDRB Penggunaan Provinsi Papua

Tabel Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xi

PDRB Sektoral Provinsi Papua Barat

PDRB Penggunaan Provinsi Papua Barat

Tabel Pertumbuhan Sektoral Provinsi Papua Barat

TABEL PERBANKAN

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xii

TABEL SISTEM PEMBAYARAN

Tabel Transaksi Kliring

Tabel Transaksi RTGS

Tabel Perkasan KBI Jayapura

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Perekonomiaan Provinsi Papua pada triwulan I-2010

diprakirakan mengalami pertumbuhan tahunan yang negatif

(kontraksi), kondisi ini sama seperti pertumbuhan tahunan

pada triwulan IV-2009, namun pada periode laporan triwulan

ini pertumbuhan tahunan Provinsi Papua lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pada sisi penawaran, diperkirakan hampir seluruh sektor

ekonomi mengalami pertumbuhan ekonomi positif, namun

demikian pertumbuhan ekonomi tahunan sebagian besar

sektor melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan

sebelumnya. Sektor pertambangan dan penggalian sebagai

penyumbang terbesar diperkirakan mengalami pertumbuhan

tahunan negatif yang disebabkan oleh terjadinya penurunan

produksi PT. Freeport Indonesia.

Sementara itu, beberapa komponen permintaan yang

mengalami pertumbuhan positif pada periode laporan triwulan

ini diprakirakan meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah dan investasi, sedangkan komponen ekspor

diprakirakan masih mengalami pertumbuhan negatif

(kontraksi) sebagai dampak pertumbuhan produksi tahunan

PT. Freeport Indonesia yang mengalami kontraksi.

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat juga

diprakirakan secara tahunan tumbuh lebih tinggi pada triwulan

I-2010 dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang

tinggi ini diprakirakan didorong oleh pertumbuhan beberapa

sektor ekonomi seperti sektor pertanian, sektor pertambangan

dan penggalian, sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan,

sektor keuangan dan sektor jasa-jasa dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan

Pertumbuhan

ekonomi Provinsi

Papua memiliki

pertumbuhan

ekonomi yang lebih

tinggi dibandingkan

posisi triwulan IV

2009.

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiv

ekonomi tahunan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2010

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang didorong oleh pertumbuhan beberapa komponen

permintaan yaitu komponen konsumsi rumah tangga,

komponen investasi dan perbaikan kinerja ekspor.

2. MAKRO EKONOMI

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua pada triwulan I-2010

diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -2,81% dalam yoy,

lebih baik bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan

tahunan pada triwulan IV-2009 yang juga mengalami

kontraksi sebesar -4,60 %

3. INFLASI

Laju inflasi Kota Jayapura sampai dengan periode Triwulan

I-2010 (bulan Maret), secara y.o.y sebesar 3,31%, secara

m.t.m sebesar 0,56% dan secara year to date mencapai

1,31%. Inflasi di Kota Jayapura pada Bulan Maret 2010 terjadi

karena adanya kenaikan harga barang dan jasa kelompok

bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau, dan kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa

Keuangan. Sedangkan untuk kelompok yang mengalami

penurunan harga barang dan jasa yaitu kelompok Kesehatan,

kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,

kelompok Sandang dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan

Olah Raga.

Pada bulan Maret 2010, Provinsi Papua Barat mengalami

inflasi gabungan sebesar 0,15 %. Inflasi di Provinsi Papua Barat

ini mencakup inflasi di Kota Manokwari dan inflasi di Kota

Sorong. Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat terjadi karena

adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks

pada kelompok-kelompok barang dan jasa sebagai berikut :

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau,

Sumber inflasi di

kota Jayapura

terjadi akibat

ketersediaan stok

yang tidak dapat

memenuhi

permintaan yang

tinggi dari

masyarakat

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xv

kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

sebesar, serta kelompok kesehatan.

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Jayapura yang meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat pada triwulan I-2010 secara umum tumbuh dengan

baik. Pertumbuhan tersebut terlihat pada perkembangan

aktiva, penghimpunan dana pihak ketiga dan kredit yang

disalurkan. Indikator positif lain adalah peningkatan loan to

deposit ratio pada taraf rasio kredit bermasalah pada ambang

batas 5%.

Pada posisi triwulan I-2010 secara tahunan (yoy), aktiva

perbankan di Wilayah Papua tumbuh sebesar 20,0% dari Rp.

27,22 triliun menjadi Rp. 32, 67 triliun. Sementara itu pada

periode yang sama, DPK tumbuh sebesar 13 % dari Rp 19,01

triliun menjadi Rp21,78 triliun. Sementara itu pada periode

yang sama, kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 41,6%

dari Rp 6,8 triliun menjadi Rp 9,71 triliun. Kondisi ini

mendorong pertumbuhan rasio LDR sebesar 45,02%. NPL

perbankan pada periode yang sama mengalami penurunan

sebesar 1,95%.

Pada triwulan I-2010, nilai transaksi BI-RTGS

menunjukkan pertumbuhan transaksi yang positif Hal ini

dapat dilihat dari outflow mencapai Rp. 18,934 trilliun dengan

jumlah warkat sebesar 7.277 dengan pertumbuhan sebesar

4,8% dibandingkan peroide yang sama tahun sebelumnya.

Jika dilihat dari sisi nilai transaksi yang menuju Wilayah

Papua (inflow) sebesar Rp 8,14 trilliun dengan jumlah warkat

sebanyak 14.692 lembar. Nilai transaksi pada periode I-2010

mengalami peningkatan sebesar 0,24%.

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xvi

5. PROSPEK PEREKONOMIAN

Perkembangan perbankan Wilayah Papua secara tahunan

pada triwulan II-2010 diperkirakan akan tetap mengalami

pertumbuhan aktiva, DPK, namun kredit diperkirakan akan

tumbuh melambat seiring dengan kebiasaan beberapa

perusahaan untuk melunasi kewajibannya menjelang tutup

buku akhir tahun.

Jaringan kantor perbankan Papua pada triwulan II-2010

diperkirakan akan mengalami penambahan. Penambahan

jaringan kantor tersebut berupa pembukaan Anjungan Tunai

Mandiri (ATM) maupun Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang

baru.

Tren penurunan BI Rate oleh Bank Indonesia,

diperkirakan akan berpengaruh terhadap penurunan suku

bunga DPK dan suku bunga kredit perbankan pada triwulan-

triwulan mendatang. Penurunan bunga kredit tersebut selain

akan meningkatkan posisi penyaluran kredit juga akan

meningkatkan kemampuan pengangsuran kredit oleh debitur

sehingga menurunkan NPL perbankan.

Dari sisi penghimpunan DPK, diperkirakan persaingan

perbankan Papua dalam menghimpun DPK masih cukup

tinggi. Namun persaingan tersebut diperkirakan akan tetap

tinggi seiring dengan penambahan jaringan kantor bank yang

beroperasi di Wilayah Papua.

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

1

BAB 1.

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

Perkembangan ekonomi Papua yang terdiri dari dua provinsi, yaitu

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, tidak terlepas dari pengaruh

perkembangan ekonomi nasional dan perkembangan ekonomi dunia. Selain

itu, perekonomian Papua secara keseluruhan sangat bergantung pada

aktivitas sektor pertambangan, khususnya aktivitas produksi PT. Freeport

Indonesia yang melakukan kegiatan eksplorasi pertambangan di Kabupaten

Timika. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat secara tahunan (yoy) pada triwulan I-2010 diprakirakan

mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan laju

pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya, meskipun demikian

pertumbuhan tersebut masih lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan I-2009.

Perekonomiaan Provinsi Papua pada triwulan I-2010 diprakirakan

mengalami pertumbuhan tahunan yang negatif (kontraksi), kondisi ini

sama seperti pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2009, namun pada

periode laporan triwulan ini pertumbuhan tahunan Provinsi Papua lebih

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

2

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada sisi penawaran,

diprakirakan hampir seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan

ekonomi positif, namun demikian pertumbuhan ekonomi tahunan sebagian

besar sektor melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan

sebelumnya. Sektor pertambangan dan penggalian diprakirakan mengalami

pertumbuhan tahunan negatif yang disebabkan oleh terjadinya penurunan

produksi PT. Freeport Indonesia. Sementara itu, beberapa komponen

permintaan yang mengalami pertumbuhan positif pada periode laporan

triwulan ini diprakirakan meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah dan investasi, sedangkan komponen ekspor diprakirakan masih

mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebagai dampak pertumbuhan

produksi tahunan PT. Freeport Indonesia yang mengalami kontraksi.

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat juga diprakirakan

secara tahunan tumbuh lebih tinggi pada triwulan I-2010 dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang tinggi ini diprakirakan didorong

oleh pertumbuhan beberapa sektor ekonomi seperti sektor pertanian,

sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air bersih, sektor

bangunan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi

tahunan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2010 diprakirakan lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang didorong oleh pertumbuhan

beberapa komponen permintaan yaitu komponen konsumsi rumah tangga,

komponen investasi dan perbaikan kinerja ekspor.

I. Provinsi Papua

1.1. Kondisi Umum

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua pada triwulan I-2010

diprakirakan mengalami pertumbuhan tahunan yang negatif (kontraksi)

2,81%, lebih baik bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahunan pada

triwulan IV-2009 yang juga tumbuh negatif mencapai 4,60 %

(grafik 1).

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

3

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua

(Harga Konstan)

Sumber : BPS Provinsi Papua r) Angka diperbaiki, *) Angka Sementara, Proyeksi kerjasama antara KBI Jayapura dan BPS Prov. Papua

Pertumbuhan ekonomi tahunan yang lebih baik pada triwulan

I-2010 dibandingkan triwulan sebelumnya dari sisi penawaran didorong oleh

pertumbuhan yang terjadi pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan

serta sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya (tabel 1-2). Perbaikan kinerja sektor

pertambangan dipengaruhi oleh mulai membaiknya kinerja produksi PT.

Freeport Indonesia dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya seperti

terlihat pada grafik (grafik 4).

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua

Dari Sisi Penawaran (%)

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

Series1 0 46.8 33.6 -18. -27. -31. -13. 23.6 39.0 36.4 36.7 20.0 -4.6 -2.8

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

(%)

2010*)

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IVr)

TW.I

Pertanian 1.36 2.32 7.81 7.38 3.40 5.28 -4.31 0.45 9.26 9.81 3.71 19.97

Pertambangan dan Penggalian 0.57 -54.35 -34.33 45.28 78.26 -10.99 75.69 74.48 29.17 -22.54 30.77 -15.83

Industri Pengolahan (1.16) (3.78) (0.23) 3.60 7.83 1.81 8.15 6.17 4.80 4.88 5.96 6.24

Listrik dan Air Bersih 5.98 2.32 2.65 3.71 6.70 3.85 6.06 6.16 5.51 5.43 5.79 5.23

Bangunan 16.05 19.02 20.88 19.48 16.84 18.97 16.12 15.11 16.17 16.21 15.91 7.65

Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.69 10.15 10.89 10.85 11.47 10.86 12.61 12.44 12.82 13.84 12.95 12.18

Pengangkutan dan Komunikasi 15.48 15.44 15.12 14.87 14.07 14.85 14.65 14.24 15.35 15.10 14.85 11.94

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 46.49 (6.21) 58.33 (6.63) 37.97 16.69 30.58 21.59 28.76 80.21 42.27 6.87

Jasa-jasa 9.58 7.32 8.64 9.74 13.73 9.94 13.75 11.97 10.64 9.09 11.26 6.43

PDRB 4.34 (31.43) (13.78) 23.62 39.01 (0.78) 36.42 36.79 20.06 (4.60) 20.34 (2.81)

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

r) angka diperbaiki

*) Angka Sementara, hasil proyeksi kerjasama antara KBI Jayapura dengan BPS Provinsi Papua

20092009Sektor Ekonomi 2007

20082008

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

4

Tabel 2. Kontribusi Komponen Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua (%)

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada

periode laporan triwulan ini diprakirakan didorong oleh pertumbuhan positif

pada beberapa komponen yaitu komponen konsumsi rumah tangga dan

komponen konsumsi pemerintah (Tabel 3-4). Kinerja ekspor Provinsi Papua

diprakirakan akan tetap mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi),

karena diprakirakan volume penjualan PT. Freeport Indonesia berupa perak

dan emas pada periode triwulan I-2010, mengalami pertumbuhan tahunan

negatif (kontraksi), sebagai dampak dari pertumbuhan produksi tahunan

yang negatif dari tambang Grasberg milik PT. Freeport Indonesia (grafik 4).

Selain komponen ekspor, komponen swasta nirlaba juga mengalami

pertumbuhan negatif pada periode laporan triwulan ini.

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua

Dari Sisi Permintaan (%)

2010*)

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IVr)

TW.I

Pertanian 0.24 0.31 1.28 1.57 0.65 0.90 -0.87 0.09 1.71 1.39 0.67 2.81

Pertambangan dan Penggalian 0.31 -34.03 -19.20 17.65 32.36 -5.67 31.56 31.72 13.36 -11.95 14.23 -8.50

Industri Pengolahan -0.03 -0.08 -0.01 0.11 0.23 0.04 0.23 0.16 0.12 0.11 0.15 0.14

Listrik dan Air Bersih 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01

Bangunan 0.91 0.88 1.16 1.55 1.41 1.20 1.29 1.18 1.25 1.14 1.21 0.52

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.59 0.49 0.63 0.87 0.92 0.69 0.98 0.92 0.92 0.89 0.92 0.78

Pengangkutan dan Komunikasi 0.85 0.70 0.82 1.14 1.10 0.91 1.11 1.04 1.10 0.97 1.05 0.76

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 0.76 -0.13 0.93 -0.21 1.02 0.38 0.87 0.63 0.69 2.14 1.14 0.19

Jasa-jasa 0.69 0.42 0.59 0.93 1.30 0.75 1.23 1.03 0.90 0.71 0.94 0.48

PDRB 4.34 (31.43) (13.78) 23.62 39.01 (0.78) 36.42 36.79 20.06 (4.60) 20.34 (2.81)

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

r) angka diperbaiki

*) Angka Sementara, hasil proyeksi kerjasama antara KBI Jayapura dengan BPS Provinsi Papua

20092009Sektor Ekonomi 2007

20082008

2010*)

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IVr)

TW.I

Konsumsi Rumah Tangga 13.80 14.19 12.97 12.91 12.18 13.03 12.60 12.55 13.07 11.05 12.29 10.44

Konsumsi Swasta Nirlaba 14.20 9.87 10.92 14.85 14.02 12.46 37.39 31.65 21.37 16.15 26.30 (6.53)

Konsumsi Pemerintah 35.17 6.11 7.34 14.43 22.06 12.79 20.41 19.66 15.06 6.41 14.79 5.89

Pembentukan Modal Tetap Bruto 20.33 9.36 9.66 14.30 17.84 12.90 12.04 12.35 10.70 8.87 10.90 15.18

Perubahan Inventori 3.31 (349.58) (112.68) 112.95 99.68 72.86 505.10 (860.91) 7.44 (1.30) 64.95 (23.70)

Ekspor (4.95) (45.26) (36.19) 29.48 23.02 (13.73) 88.93 35.55 5.22 (22.25) 20.05 (32.51)

Dikurangi Impor 12.84 (0.92) 10.72 (3.33) (19.68) (3.54) (0.65) (11.49) (1.86) 2.93 (3.21) (6.06)

PDRB 4.34 (31.43) (13.78) 23.62 39.01 (0.78) 36.42 36.79 20.06 (4.60) 20.34 (2.81)

Sumber : BPS Provinsi Papua

r) angka diperbaiki

*) Angka Sementara, hasil proyeksi kerjasama antara KBI Jayapura dengan BPS Provinsi Papua

20092009Jenis Penggunaan

20082007 2008

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

5

Tabel 4. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua (%)

1.2. Sisi Penawaran

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada periode triwulan

I-2010 dari sisi penawaran terutama disebabkan oleh perbaikan

kinerja 3 sektor yang dominan yang tergambar dari nilai

pertumbuhan tahunan masing-masing sektor yang lebih tinggi pada

periode laporan ini dibandingkan triwulan sebelumnya (tabel 2).

Adapun ketiga sektor tersebut terdiri dari sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Sementara

sektor-sektor lainnya meskipun tumbuh lebih rendah secara tahunan pada

periode laporan triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya, namun

diprakirakan tetap mengalami pertumbuhan yang positif .

1.2.1. Sektor Pertanian

Pada periode laporan triwulan I-2010, sektor pertanian

diprakirakan mengalami pertumbuhan tahunan yang lebih

tinggi mencapai 19,97% dibandingkan pertumbuhan

tahunan (yoy) triwulan sebelumnya sebesar 9,81% dan

triwulan I-2009 yang tumbuh negatif 4,31% (tabel 1).

Pertumbuhan signifikan yang terjadi pada sektor pertanian

terutama diprakirakan didorong oleh peningkatan yang terjadi pada

hampir seluruh sub sektor khususnya tanaman bahan makanan,

sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor kehutanan dan sub

sektor perikanan. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan

2010*)

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IVr)

TW.I

Konsumsi Rumah Tangga 7.74 6.46 7.07 9.92 9.55 7.97 9.54 8.97 9.18 6.99 8.57 6.53

Konsumsi Swasta Nirlaba 0.21 0.12 0.16 0.31 0.28 0.20 0.75 0.61 0.41 0.27 0.49 (0.13)

Konsumsi Pemerintah 4.58 0.77 1.10 3.03 4.78 2.16 3.99 3.68 2.93 1.22 2.84 1.02

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.18 2.49 3.06 6.25 7.83 4.52 5.11 4.98 4.33 3.30 4.35 5.29

Perubahan Inventori (0.36) (7.21) 12.37 (22.22) (20.98) (7.80) (37.94) (13.89) (2.52) 0.39 (12.11) 7.89

Ekspor (4.25) (34.66) (29.65) 22.94 17.60 (10.75) 54.36 21.55 4.25 (15.05) 13.64 (27.52)

Dikurangi Impor 9.77 (0.59) 7.91 (3.39) (19.95) (2.91) (0.61) (10.89) (1.48) 1.72 (2.57) (4.12)

PDRB 4.34 (31.43) (13.78) 23.62 39.01 (0.78) 36.42 36.79 20.06 (4.60) 20.34 (2.81)

Sumber : BPS Provinsi Papua

r) angka diperbaiki

*) Angka Sementara, hasil proyeksi kerjasama antara KBI Jayapura dengan BPS Provinsi Papua

20092009

20082008Jenis Penggunaan 2007

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

6

makanan yang signifikan pada periode laporan triwulan ini antara

lain dipengaruhi oleh mulai masuknya masa panen untuk komoditas

padi yang akan terus berlanjut hingga periode triwulan II-2010.

Grafik 2. NTP Sub Sektor Pertanian Prov. Papua

Sumber: BPS Provinsi Papua

Peningkatan signifikan yang terjadi pada sektor pertanian

tergambar dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan salah satu

indikator tingkat kesejahteraan petani pada masing-masing sub

sektor. Pada Bulan Februari 2010, NTP masing-masing sub sektor

menunjukkan peningkatan dibandingkankan NTP Bulan Januari

2010 dan Desember 2009 (grafik 2). Pertumbuhan tahunan (yoy)

pada sektor pertanian yang meningkat pada periode triwulan

laporan ini diprakirakan juga didorong oleh pertumbuhan yang

cukup tinggi pada sub sektor tanaman bahan makanan yang

mencapai 31,38% (lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan

triwulan IV-2008 yang sebesar 14,56%). Pertumbuhan pada sub

sektor bahan makanan terutama diprakirakan didorong oleh

meningkatnya produktivitas beberapa komoditas antara lain padi

yang merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Papua.

Berdasarkan data angka ramalan (aram) I tahun 2010 dari

BPS Provinsi Papua, diperoleh informasi bahwa luas areal panen

padi pada periode panen tahun 2010 mengalami peningkatan

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sep Okt Nop Des Jan feb

2008 2009 2010

Perikanan 90.67 90.8 86.35 86.11 86.39 86.62 86.36 86.36 86 86.04 86.36 86.72 86.59 85.78 86.82 86.51 86.53 86.89

peternakan 98.15 98.29 98.26 98.28 98.98 98.61 98.46 98.71 99.19 99.41 99.32 98.54 100.4 99.57 100.0 100.7 100.9 100.7

Perkebunan 93.68 93.65 93.64 93.82 89.97 90.36 90.05 89.29 89.47 88.49 88.61 87.07 87.73 87.76 88.58 89.58 89.62 91.31

0

50

100

150

200

250

300

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

7

sebesar 0,41% bila dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya (tabel 5). Sementara itu, produksi gabah yang

dihasilkan diprakirakan meningkat mencapai 2,87% (yoy) pada

tahun 2010 dengan jumlah nominal produksi sebesar 112.076 ton

gabah. Peningkatan produksi ini selain disebabkan oleh adanya

penambahan luas lahan, juga didorong oleh peningkatan

produktivitas tanaman padi yang mencapai 2,45% pada periode

laporan ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua

K

o

moditas lainnya yang memiliki kontribusi besar dari sisi volume dan

diprakirakan mengalami peningkatan produktivitas pada periode

tahun 2010 adalah komoditas ubi kayu dan komoditas jagung.

Komoditas ubi kayu diprakirakan mengalami peningkatan produksi

secara tahunan mencapai 3,07% dengan peningkatan luas panen

secara tahunan mencapai 2,89% dan peningkatan produktivitas

mencapai 0,18% (tabel 6). Sementara itu, perkembangan produksi

komoditas jagung juga diprakirakan menunjukkan peningkatan

sebesar 9,77% pada periode tahun 2010 dibandingkan tahun

sebelumnya yang didorong oleh adanya peningkatan produktivitas

dan luasan panen pada periode laporan triwulan ini masing-masing

sebesar 2,10% dan 7,52% (tabel 7).

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

8

Tabel 6. Perkembangan Produksi Ubi Kayu Provinsi Papua

Tabel 7. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Papua

Pertumbuhan pada sektor pertanian di triwulan I-2010

juga diindikasikan oleh adanya peningkatan kesejahteraan

petani. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar Petani

(NTP) yang merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan

petani. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua terhadap

perkembangan harga-harga di Provinsi Papua, NTP sepanjang

triwulan I-2010 (Januari dan Februari 2010) telah mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dari 102,36 pada Desember

2009 menjadi 102,62 pada Februari 2010 atau meningkat sebesar

0,25%.

Grafik 3. Nilai Tukar Petani Provinsi Papua

Sumber : BPS Provinsi Papua.

Selain didorong oleh peningkatan sub sektor tanaman bahan

makanan, pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan I-2010 juga

98.599

99.5100

100.5101

101.5102

102.5103

103.5

agus se

p okt

Nop

Des

Jan Feb

Mar Ap

r

Mei Jun Jul

agus Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

2008 2009 2010

Nilai Tukar Petani

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

9

didorong oleh pertumbuhan sub sektor perikanan yang diprakirakan

mencapai 10,83% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan periode

triwulan IV-2009 yang mencapai 3,04%. Peningkatan yang

signifikan pada sub sektor perikanan juga tergambar dari hasil

produksi/tangkapan ikan di Provinsi Papua yang juga menunjukkan

peningkatan secara tahunan pada periode triwulan I-2010 yang

mencapai 2,25%.

Tabel 8. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Seperti pada triwulan sebelumnya, perkembangan

sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2010

diprakirakan masih mengalami kontraksi (pertumbuhan

negatif) 15,83% (yoy), jauh lebih tinggi bila dibandingkan

pertumbuhan tahunan sektor ini pada triwulan IV-2009

(tabel 1).

Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian Provinsi

Papua sangat tergantung pada kinerja PT. Freeport Indonesia.

Kontraksi yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian

pada triwulan I-2010 diindikasikan oleh kinerja produksi PT.

Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan besar

yang beroperasi di Timika (Papua) dengan hasil produksi berupa

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

10

konsentrat tembaga dan emas. Dari Laporan Keuangan Publikasi

periode triwulan I-2010 (Freeport-McMoran Copper and Gold

holding company dari PT. Freeport Indonesia), diketahui bahwa

produksi konsentrat tembaga pada triwulan I-2010 masih tumbuh

negatif sebesar 30,94%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

tahunan produksi periode triwulan IV-2009 yang juga tumbuh

negatif mencapai 34,13% (grafik 4). Adapun jumlah nominal

produksi pada triwulan I-2010 mencapai 279 juta pounds

konsentrat tembaga. Produksi PT. Freeport Indonesia cenderung

fluktuatif karena adanya siklus pergeseran lokasi penambangan

yang dilakukan oleh perusahaan, sementara kandungan konsentrat

tembaga pada masing-masing lokasi penambangan berbeda baik

dalam kuantitas maupun kualitasnya.

Tabel 9. Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia

Grafik 4. Pertumbuhan Tahunan Produksi PT. Freeport Indonesia

Sumber : Laporan Keuangan Freeport-McMoran Copper and Gold

1.2.3. Sektor pengolahan

Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan

I-2010 diprakirakan tumbuh secara tahunan (yoy) sebesar

I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan (yoy) Produksi Konsentrat Tembaga

111. 25.7 -42. -52. -57. -25. 44.6 100. 102. 81.5 29.3 -34. -30.

-80.00

-60.00

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

(%)

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

11

6,24%, lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan tahunan

periode triwulan IV-2009 yang mencapai 4,88% (Tabel 1).

Peningkatan yang terjadi pada sektor ini antara lain

disebabkan oleh mulai meningkatnya permintaan eksternal dan

mulai menurunnya resiko ketidakpastian global, sehingga

mendorong para pelaku usaha mulai berupaya meningkatkan

produksi menuju pada pencapaian skala optimum.

Grafik 5. Perkembangan Sektor Industri Pengolahan

1.2.4. Sektor Listrik Dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triwulan I-2010

diprakirakan secara tahunan tumbuh sebesar 5,23%, lebih

rendah (tumbuh melambat) bila dibandingkan pertumbuhan

tahunan triwulan IV-2009 yang mencapai 5,43% dan

triwulan I-2009 yang sebesar 6,06% (tabel 1).

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) -3. -1. -0. -1. -0. 2.4 3.4 2.8 -0. 0.5 2.0 2.8 0.5

yoy (%) 3.6 0.1 -2. -5. -3. -0. 3.6 7.8 8.1 6.1 4.8 4.8 6.2

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

12

Grafik 6. Perkembangan Sektor Listrik dan Air Bersih

Perlambatan yang terjadi pada sektor ini antara lain

diindikasikan oleh penurunan pertumbuhan tahunan tingkat

konsumsi listrik di Provinsi Papua dari 11,5% pada triwulan IV-

2009 menjadi 7,65% pada triwulan I-2010 (grafik 7). Kondisi ini

disebabkan adanya peningkatan frekuensi pemadaman listrik,

khususnya pada masa-masa beban puncak, karena kebutuhan

listrik lebih besar dari supply yang bisa disediakan oleh Perusahaan

Listrik Negara.

Grafik 7. Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Provinsi Papua

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.6 0.2 0.5 0.5 0.8 0.5 1.6 3.4 0.2 0.6 0.9 3.4 0.1

yoy (%) 8.8 7.4 5.8 2.0 2.3 2.6 3.7 6.7 6.0 6.1 5.5 5.4 5.2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10(%)

I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010

Pertumbuhan Konsumsi Listrik tahunan (yoy) Papua (%)

11. 12. 11. 15. 13. 9.7 11. 11. 7.6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapuradan BPS Provinsi Papua

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

13

1.2.5. Sektor Bangunan

Pada triwulan I–2010 diprakirakan tumbuh secara

tahunan sebesar 7,65%, lebih rendah (melambat) bila

dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2009

yang sebesar 16,21% dan triwulan I-2009 yang mencapai

16,12%. Perkembangan sektor bangunan di Provinsi Papua sangat

bergantung pada dana-dana yang terdapat dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan

proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan dan gedung.

Pencapaian nilai tambah pada sektor ini sangat bergantung pada

realisasi pencairan dana APBD. Pada triwulan I-2010, sebagian

besar proyek pemerintah masih dalam tahap persiapan awal,

sebelum dimulainya pengerjaan yang umumnya dilakukan pada

awal triwulan II-2010.

Grafik 8. Perkembangan Sektor Bangunan

Perlambatan sektor bangunan juga tercermin dari realisasi

pengadaan semen yang merupakan data pengiriman semen ke

daerah pada triwulan tersebut. Dari proses pengiriman sampai

dengan penggunaan semen di daerah, memiliki jangka waktu

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 20 20 15 11 19 21 19 17 16 15 16 16 8

qtq (%) -7 4 6 9 -1 5 5 7 -1 4 6 7 -9

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua

*) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

14

tertentu. Oleh karena itu, indikator semen yang dipergunakan pada

sektor Bangunan di Provinsi Papua untuk triwulan I-2010 lebih tepat

mempergunakan data pengadaan (pengiriman) semen pada triwulan

sebelumnya (triwulan IV-2009). Realisasi pertumbuhan tahunan

pengadaan semen pada triwulan IV-2009 tumbuh negatif

(kontraksi) sebesar 13,54%, jauh lebih rendah bila dibandingkan

dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang juga

tumbuh negatif mencapai 1,07%. Realisasi pengadaan (pengiriman)

semen pada triwulan II-2009 ini sepenuhnya dipergunakan untuk

aktivitas pada sektor bangunan di triwulan III-2009.

Tabel 10. Realisasi Pengadaan Semen Provinsi Papua

Sumber: Asosiasi Produsen Semen Indonesia

1.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran

(PHR) pada triwulan I-2010 diprakirakan tumbuh mencapai

12,18%, lebih rendah (melambat) bila dibandingkan

pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang

mencapai 13,84% dan triwulan I-2009 yang sebesar 12,61%

(tabel 1).

I II III IV

Provinsi Papua (Sak) 94,959 129,886 97,604 96,334

Pertumbuhan Tahunan (%) -15.14 -0.89 -1.07 -13.54

Realisasi Pengadaan Semen 2009

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

15

Grafik 9. Perkembangan Sektor PHR

Aktivitas kegiatan Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi,

Kabupaten, maupun Kota merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perkembangan sektor ini, selain beberapa faktor

musiman seperti liburan anak sekolah dan perayaan beberapa hari

raya keagamaan. Perlambatan yang terjadi pada sektor ini di

triwulan I-2010, tercermin dari realisasi pertumbuhan tahunan

belanja barang dan jasa Pemerintah Provinsi Papua yang mengalami

penurunan dari 46,39% pada triwulan IV-2009 menjadi (31,74%)

pada triwulan I-2010.

Tabel 11. Realisasi Belanja Barang dan Jasa PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prov. Papua

1.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-

2010 diprakirakan secara tahunan tumbuh sebesar 11,94%,

tumbuh lebih rendah (melambat) dibandingkan pertumbuhan

tahunan triwulan sebelumnya yang mencapai 15,10% dan

triwulan I-2009 sebesar 14,65% (tabel 1). Pertumbuhan pada

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 10. 9.3 9.5 10. 10. 10. 10. 11. 12. 12. 12. 13. 12.

qtq (%) 0.5 1.5 3.2 4.4 0.6 2.2 3.2 5.0 1.7 2.0 3.5 6.0 0.2

0

5

10

15

20

25(%)

2010

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Realisasi Belanja Barang dan Jasa (Rp Juta) 26,500 67,976 142,794 654,719 18,088

Pertumbuhan Tahunan Realisasi Belanja Barang dan Jasa (%) 194.18 -30.74 11.85 46.39 -31.74

Uraian 2009

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

16

sektor ini, terutama didorong oleh pertumbuhan sub sektor

komunikasi dan sub sektor angkutan udara yang pada triwulan I-

2010 tumbuh secara tahunan di atas 10% (grafik 10).

Grafik 10. Perkembangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kondisi geografis Provinsi Papua yang belum sepenuhnya

terhubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya melalui jalur

darat, menyebabkan sarana transportasi laut dan angkutan udara

mendominasi sarana angkutan yang dipergunakan oleh warga

masyarakat di Papua dalam menunjang mobilitas arus distribusi

barang maupun manusia. Selain itu, pemenuhan sebagian besar

kebutuhan barang yang bersumber dari luar wilayah Papua juga

menggunakan transportasi laut dan udara. Oleh karena itu,

perkembangan yang terjadi pada sektor pengangkutan dan

komunikasi dapat diindikasikan oleh perkembangan arus bongkar

muat barang dan penumpang. Perlambatan pada sektor ini periode

triwulan I-2010 juga tercermin dari perkembangan arus bongkar

muat barang dan penumpang yang secara tahunan (yoy) tumbuh

masing-masing sebesar (4,25%) dan (29,72%) seperti terangkum

pada tabel 12, lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan tahunan

pada triwulan 1-2009 yang masing-masing sebesar 6,05% dan

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

Komunikasi 23 23 24 24 24 22 19 17 17 16 18 19 14

Jasa Penunjang Angkutan 11 12 10 7 6 7 10 14 12 13 13 10 9

Angkutan Udara 12 11 10 10 9 9 12 12 13 12 14 11 11

Angkutan Sungai 10 10 9 7 7 7 8 10 11 11 10 9 6

Angkutan Laut 10 9 8 8 8 8 10 11 12 12 13 8 5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

17

(2,29%). Perlambatan pada sektor ini ditriwulan I-2010 antara lain

disebabkan tidak adanya faktor musiman sepanjang periode

triwulan laporan ini yang dapat menjadi stimulus dalam peningkatan

permintaan terhadap sektor ini seperti liburan anak sekolah dan

perayaan hari-hari besar keagamaan.

Tabel 12. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang dan Penumpang

Sumber: PT. Pelindo IV, Papua

1.2.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

diprakirakan tumbuh secara tahunan sebesar 6,87% pada

periode triwulan I-2010, lebih rendah (melambat)

dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2009 dan triwulan

I-2010 yang (grafik 11) masing-masing sebesar 80,21% dan

30,58%.

Perlambatan yang terjadi pada sektor ini pada periode laporan

triwulan I-2010 disebabkan oleh perlambatan yang terjadi pada

seluruh sub sektor termasuk sub sektor lembaga keuangan bukan

bank, yang tercermin dari perkembangan jumlah nasabah dan

nominal pembiayaan dari Perum Pegadaian Wilayah Papua.

Pertumbuhan jumlah nasabah dan nominal pembiayaan dari Perum

Pegadaian yang beroperasi di Wilayah Papua yang masing-masing

mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan (yoy) pada triwulan

I-2010 dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari 23,75% pada

triwulan IV-2009 menjadi 14,86% pada triwulan I-2010 untuk

pertumbuhan nasabah sementara nominal pembiayaan juga tumbuh

2010

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 61,453 109,751 149,011 126,860 43,191

Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) -2.29 -4.59 -11.23 -47.89 -29.72

Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 217,710 449,155 710,762 811,973 208,463

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Perdagangan (%) 6.05 -51.96 286,498 -8.03 -4.25

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 217,710 449,155 710,762 811,973 208,463

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Distribusi (%) 6.05 -51.96 286,498 -8.03 -4.25

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 217,710 461,562 710,762 819,863 208,463

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Kemasan (%) 6.05 -50.63 7.30 -7.13 -4.25

Keterangan 2009

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

18

melambat dari 60,38% pada triwulan IV-2009 menjadi 21,72%

ditriwulan I-2010 (tabel 13).

Grafik 11. Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan

Tabel 13. Perkembangan Nasabah dan Pembiayaan Perum Pegadaian

Provinsi Papua

Sumber: Perum Pegadaian Wilayah Papua

1.2.9. Sektor Jasa Jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan I-2010 diprakirakan

mengalami pertumbuhan tahunan (yoy) sebesar 6,43%, lebih

rendah (melambat) bila dibandingkan pertumbuhan tahunan

triwulan sebelumnya yang mencapai 9,09%. Sektor jasa-jasa

diprakirakan memberikan kontribusi sebesar 0,48% pada

pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Papua di triwulan I-2010

(tabel 2). Perlambatan pada sektor ini diprakirakan didorong oleh

perlambatan yang terjadi pada seluruh sub sektor (grafik 12).

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 92 11 56 33 -6 58 -7 38 31 22 29 80 7

qtq (%) 55 -34 48 -12 10 11 -13 30 4 4 -8 82 -39

-50

0

50

100

150

200

(%)

2010

Tw I TW II TW III TW IV TW 1

Jumlah Nasabah (orang) 20,631 20,693 21,630 23,284 23,696

Pertumbuhan Tahunan Nasabah (%) 12.36 16.51 17.34 23.75 14.86

Nominal Pembiayaan (Rp) 65,577,027 64,760,161 69,494,401 81,935,206 79,823,240

Pertumbuhan Tahunan Nominal Pembiayaan (%) 51.27 37.88 40.01 60.38 21.72

Keterangan 2009

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

19

Grafik 12. Perkembangan Sub Sektor Jasa-Jasa

1.3. PDRB SISI PENGGUNAAN

1.3. Sisi Permintaan

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua secara tahunan

(yoy) yang mengalami peningkatan pada periode triwulan

I-2010 tercermin antara lain dari meningkatnya ekspektasi

konsumen terhadap kondisi perekonomian Provinsi Papua.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) bulan Maret 2010 yang

dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Jayapura menunjukkan bahwa

tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Provinsi

Papua menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan Desember 2009

dan Maret 2009 (grafik 13).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy)

yang lebih tinggi pada periode triwulan I-2010 dibandingkan triwulan

sebelumnya disebabkan oleh pertumbuhan tahunan yang positif pada

beberapa komponen yaitu konsumsi rumah tangga, komponen

konsumsi pemerintah. Sementara itu komponen investasi

(pembentukan motal tetap bruto) secara tahunan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan periode sebelumnya.

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

Jasa Perorangan 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 9

Jasa Hiburan 1 1 1 1 9 9 1 1 1 1 8 8 3

Jasa Sosial 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 7

Pem. Umum 1 1 1 4 7 8 1 1 1 1 1 9 6

-

10

20

30

40

50

60

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Me

i

Jun

Jul

Ag

us

se

p

No

p

De

s

Ma

r

Ap

r

Jun

Ag

ust

Se

p

No

p

De

s

Ma

re

t

2008 2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Me

i

Jun

Jul

Ag

us

se

p

No

p

De

s

Ma

r

Ap

r

Jun

Ag

ust

Se

p

No

p

De

s

Ma

re

t

2008 2009 2010

Indeks Penghasilan Saat Ini

1.3.1 Konsumsi Rumah Tangga

Perkembangan komponen konsumsi rumah tangga pada

triwulan I-2010 secara tahunan diprakirakan tumbuh

mencapai 10,44% (tabel 3), lebih rendah (melambat) bila

dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan

sebelumnya (11,05%). Perlambatan yang terjadi pada

komponen konsumsi rumah tangga antara lain terjadi karena tidak

adanya kegiatan/aktivitas musiman yang mendorong peningkatan

signifikan dari permintaan dimasyarakat seperti perayaan hari besar

keagamaan dan liburan sekolah. Selain itu, lancarnya pasokan

bahan pokok yang tercermin dari tingkat inflasi yang cukup rendah

pada bulan Maret 2010 yang mencapai 3,31% secara tahunan (lebih

rendah dari inflasi tahunan nasional 3,43%) mendorong ekspektasi

masyarakat yang semakin optimis terhadap penurunan harga

barang sehingga menyebabkan masyarakat tidak melakukan

pembelian yang berlebihan terhadap berbagai barang kebutuhan

khususnya kebutuhan pokok. Masyarakat beranggapan bahwa

Grafik 14. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini

Grafik 13. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen KBI Jayapura Sumber : Survei Konsumen KBI Jayapura

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

21

pemenuhan barang kebutuhan pokok akan selalu tersedia dengan

harga yang terjangkau. Kondisi inilah yang menjadi salah satu

faktor penyebab pertumbuhan tahunan komponen konsumsi rumah

tangga lebih rendah bila dibandingkan dengan periode triwulan

sebelumnya.

Grafik 15. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Perlambatan pada komponen konsumsi rumah tangga juga

tercermin dari hasil survey konsumen pada bulan Maret 2010 yang

dilakukan oleh KBI Jayapura di Kota Jayapura yang menunjukkan

terjadinya penurunan indeks ketepatan pembelian barang-barang

tahan lama (durable goods) yang mengindikasikan bahwa masyarakat

memiliki kecendurangan untuk menunda pembelian, sebagaimana

diperlihatkan pada grafik 16.

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 10. 12. 14. 17. 14. 12. 12. 12. 12. 12. 13. 11. 10.

qtq (%) 2.6 2.7 4.2 6.6 0.0 1.6 4.1 5.9 0.4 1.5 4.6 4.0 -0.

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

22

Grafik 16. Perkembangan Indeks Pembelian Barang Durable Goods

Sumber : KBI Jayapura

Perlambatan komponen konsumsi rumah tangga juga

tercermin dari melambatnya pertumbuhan tahunan (yoy) konsumsi

listrik rumah tangga yang pada triwulan I-2010 tumbuh sebesar

4,17% atau mencapai 61,12 juta Kwh. Pertumbuhan ini lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan IV-2009 yang

mencapai 6,73% dengan nilai konsumsi listrik sebesar 60,35 juta

Kwh.

Grafik 17. Perkembangan Konsumsi Listrik Rumah Tangga Prov. Papua

0

20

40

60

80

100

120

Mei Jun Jul

Agus sep

Nop

Des

Mar Ap

r

Jun

Agus

t

Sep

Nop

Des

Mar

et

2008 2009 2010

I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010

Konsumsi Listrik RT (Juta Kwh) 54.22 53.92 54.10 56.54 58.68 56.96 57.75 60.35 61.12

Pertumbuhan Kons Listrik RT (yoy) 8.79 8.90 10.08 9.06 8.22 5.63 6.75 6.73 4.17

-

2

4

6

8

10

12

50

52

54

56

58

60

62

(%)(Juta Kwh)

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

23

1.3.2 Konsumsi Swasta Nirlaba

Komponen Konsumsi swasta nirlaba pada triwulan I-

2010 secara tahunan (yoy) diprakirakan mengalami

pertumbuhan negatif (kontraksi) 6,53%, mengalami

penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang mecapai 16,15% (tabel 3).

Sementara itu, kontribusi sektor ini terhadap pencapaian

pertumbuhan tahunan ekonomi regional Provinsi Papua pada

triwulan I-2010 mencapai (0,13%). Aktivitas sektor ini sangat

tergantung pada kondisi sumber penyandang dana yang sebagian

besar berasal dari negara-negara Eropa dan Amerika. Selain itu,

realisasi pelaksanaan program swasta nirlaba yang pada umumnya

pada awal tahun masih dalam tahap persiapan pelaksanaan juga

ikut mempengaruhi perkembangan komponen ini.

Grafik 18. Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba

1.3.3 Konsumsi Pemerintah

Perkembangan komponen konsumsi pemerintah pada

triwulan I-2010 secara tahunan diprakirakan tumbuh

mencapai 5,89%, lebih rendah (melambat) bila dibandingkan

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 11. 13. 15. 16. 9.8 10. 14. 14. 37. 31. 21. 16. -6.

qtq (%) 9.2 2.1 2.0 2.3 2.8 3.1 5.7 1.6 23. -1. -2. -2. -0.

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

24

pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah pada

triwulan IV-2009 sebesar 6,41%. Pencapaian nilai tambah pada

komponen ini sangat tergantung pada realisasi pengadaan barang-jasa

dan perkembangan proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

Pada periode triwulan ini, sebagian besar proyek (pengadaan dan

pembangunan) pemerintah sedang memasuki tahap persiapan.

Grafik 19. Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

Perlambatan yang terjadi pada komponen konsumsi pemerintah

juga tercermin dari realisasi belanja Pemerintah Daerah Provinsi

Papua yang pada triwulan I-2010 mengalami pertumbuhan tahunan

yang negatif (kontraksi) sebesar 36%, lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang mencapai 4%

(tabel 14).

Tabel 14. Perkembangan Realisasi Belanja PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua

1.3.4 Investasi

Komponen investasi dicerminkan oleh pembentukan

modal tetap bruto. Pada triwulan I-2010, komponen ini

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 72. 48. 27. 11. 6.1 7.3 14. 22. 20. 19. 15. 6.4 5.8

qtq (%) -1. 2.0 3.3 7.6 -6. 3.1 10. 14. -7. 2.5 5.9 6.2 -8.

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

(%)

2010

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Realisasi Belanja Tidak Langsung (Rp Juta) 192,600 472,092 732,813 1,564,575 132,524

Pertumbuhan Tahunan Realisasi Belanja Tidak Langsung (%) 65 (31) (33) (16) (31)

Realisasi Belanja Langsung (Rp Juta) 76,068 193,383 375,386 1,687,281 39,633

Pertumbuhan Tahunan Realisasi Belanja Langsung (%) 201 (28) (15) 35 (48)

Total Belanja (Rp Juta) 268,668 665,475 1,108,199 3,251,856 172,157

Pertumbuhan Tahunan Realisasi Belanja (%) 89 (30) (28) 4 (36)

Uraian 2009

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

25

secara tahunan diprakirakan tumbuh sebesar 15,18%, lebih

tinggi bila dibandingkan pertumbuhan tahunan (yoy)

triwulan sebelumnya yang mencapai 8,87%. Pencapaian nilai

tambah pada komponen investasi dipengaruhi oleh pembenahan

sarana infrastruktur, pengurusan perizinan usaha, kepastian hukum

dan kondisi keamanan suatu daerah. Kondisi perekonomian global

yang mulai pulih dari krisis ekonomi pada periode triwulan ini,

mendorong pelaku usaha berupaya mencapai tingkat produksi

optimum sehingga sebagian besar usaha melakukan investasi

peningkatan kapasitas usaha yang berdampak pada peningkatan

pertumbuhan komponen investasi.

Grafik 20. Pertumbuhan Komponen Investasi

1.3.5 Ekspor Netto

Nilai ekspor netto merupakan nilai selisih dari antara nilai

ekspor dengan nilai impor yang dihasilkan oleh Provinsi Papua.

Ekspor neto pada triwulan I-2010 diprakirakan masih negatif Rp

385 Miliar, lebih tinggi bila dibandingkan nilai ekspor neto periode

triwulan sebelumnya yang negatif Rp 431 miliar.

I II III IV I II III IV I II III IVr) I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) -6.5 2.19 1.88 4.92 0.12 2.47 6.19 8.17 -4.8 2.75 4.63 6.38 0.70

yoy (%) 41.5 32.2 15.2 2.04 9.36 9.66 14.3 17.8 12.0 12.3 10.7 8.87 15.1

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, r) Angka diperbaiki Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

26

Tabel 15. Perkembangan Nilai Ekspor Neto

Peningkatan yang terjadi pada ekspor Provinsi Papua

merupakan salah satu penyebab meningkatnya pencapaian ekspor

neto pada periode triwulan I-2010 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekspor Provinsi Papua

terutama disebabkan oleh perbaikan kinerja ekspor konsentrat

tembaga dari PT. Freeport yang mendominasi lebih dari 95%

ekspor Provinsi Papua. Peningkatan kinerja ekspor Provinsi Papua

tercermin oleh penjualan konsentrat tembaga hasil produksi PT.

Freeport Indonesia (hasil produksi seluruhnya diekspor keluar

Provinsi Papua).

Grafik 21. Pertumbuhan Tahunan Penjualan PT. Freeport Indonesia

Sumber : Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

Tabel 16. Penjualan PT. Freeport Indonesia

2010

I II III IV I*)

Nilai Ekspor Neto (Rp Miliar) 949 (74) 362 (431) (385)

Pertumbuhan Tahunan (%) (170) (95) 308 (185) (141)

PENGGUNAAN2009

I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan (yoy) Penjualan Konsentrat

Tembaga (%)85. 51. -39 -57 -50 -31 34. 124 78. 88. 25. -34 -19

-100.00

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

(%)

2010

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 207 229 264 411 369 432 330 269 296

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

Jenis Komoditas2008 2009

Sumber : BPS Provinsi Papua

*) Angka Sementara Proyeksi Kerjasama KBI Jayapura dan BPS Provinsi Papua

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

27

Pada triwulan I-2010 penjualan konsentrat tembaga

mengalami pertumbuhan tahunan negatif (kontraksi) 19% atau

mencapai 296 juta pounds, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

tahunan triwulan sebelumnya yang juga tumbuh negatif 34% atau

sebesar 269 juta pounds. Pada sisi impor, seiring belum pulihnya

permintaan domestik diprakirakan akan mendorong kinerja impor

pada triwulan I-2010 tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya (tabel 3).

II. PROVINSI PAPUA BARAT

2.1. Kondisi Umum

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat yang tercermin oleh

pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Provinsi Papua Barat secara

tahunan (yoy) pada triwulan I-2010 diprakirakan mencapai 5,44% lebih

tinggi bila dibandingkan laju pertumbuhan tahunan triwulan IV-2009 yang

mencapai 4,22% (grafik 22).

Grafik 22.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat

(Harga Konstan)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, Proyeksi KBI Jayapura

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat

diprakirakan dikontribusikan oleh pertumbuhan tahunan seluruh sektor

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 5.9 6.5 7.2 7.9 7.8 6.8 7.4 7.1 7.1 7.6 6.2 4.2 5.4

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

(%)

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

28

ekonomi yang mencatatkan hasil positif dan hampir seluruh sektor ekonomi

pada periode triwulan I-2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode

triwulan sebelumnya, kecuali sektor transportasi dan komunikasi, sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan hotel dan restauran (tabel 17).

Sementara itu, sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang cukup besar

kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi Papua Barat mencapai 1,17%

pada periode laporan triwulan ini (tabel 18).

Tabel 17. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat

Dari Sisi Penawaran (%)

Tabel 18. Kontribusi Komponen Sektor Ekonomi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat (%)

Pada sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat

pada periode triwulan I-2010 diprakirakan didorong oleh pertumbuhan

tahunan beberapa komponen permintaan yang lebih tinggi pada periode

triwulan laporan ini dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu pada

komponen konsumsi rumah tangga, komponen investasi, komponen ekspor

dan komponen perubahan inventori (tabel 19). Pertumbuhan pada

komponen konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2010 didorong oleh

tingkat harga di Provinsi Papua Barat sepanjang periode laporan triwulan

yang rendah dan stabil. Konsidi demikian tercermin dari laju inflasi tahunan

2010

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Pertanian 5.22 8.59 5.50 6.92 4.53 6.34 2.75 3.94 3.08 3.68 3.36 4.22

Pertambangan dan Penggalian 0.51 0.99 0.32 0.64 2.22 1.05 0.62 0.87 -0.19 -2.95 -0.44 0.85

Industri Pengolahan 8.22 4.74 4.97 7.66 11.42 7.22 12.53 15.32 10.83 6.96 11.31 6.91

Listrik dan Air Bersih 9.29 8.58 8.47 8.08 7.55 8.16 8.12 8.85 10.59 8.09 8.91 8.76

Bangunan 12.97 19.04 16.95 14.55 10.87 15.02 15.82 15.52 12.36 9.74 13.16 10.69

Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.69 8.54 8.75 9.87 8.26 8.85 7.63 6.87 6.22 4.34 6.23 4.22

Pengangkutan dan Komunikasi 10.89 8.96 7.48 7.53 6.38 7.55 15.65 16.18 16.08 15.99 15.98 15.47

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 24.91 18.07 33.79 28.67 26.40 26.92 8.03 (3.72) (0.90) 2.60 1.19 7.66

Jasa-jasa 9.19 10.95 9.46 8.50 9.52 9.58 9.36 9.66 8.58 0.59 6.82 2.37

PDRB 6.95 7.85 6.85 7.49 7.15 7.33 7.14 7.62 6.24 4.22 6.26 5.44

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, diolah

*) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Sektor Ekonomi 20072008

20082009

2009

2010

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Pertanian 1.53 2.47 1.60 2.00 1.29 1.83 0.80 1.13 0.88 1.02 0.96 1.17

Pertambangan dan Penggalian 0.10 0.19 0.06 0.12 0.39 0.19 0.11 0.15 -0.03 -0.50 -0.08 0.14

Industri Pengolahan 1.11 0.68 0.69 1.04 1.51 0.99 1.74 2.08 1.48 0.95 1.55 1.01

Listrik dan Air Bersih 0.04 0.04 0.04 0.04 0.03 0.04 0.04 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04

Bangunan 1.03 1.48 1.35 1.24 1.01 1.26 1.36 1.35 1.12 0.94 1.18 0.99

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.98 0.90 0.92 1.02 0.85 0.92 0.81 0.73 0.65 0.45 0.66 0.45

Pengangkutan dan Komunikasi 0.78 0.65 0.56 0.56 0.48 0.56 1.15 1.21 1.20 1.19 1.19 1.23

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 0.43 0.34 0.67 0.59 0.54 0.54 0.16 -0.09 -0.02 0.06 0.03 0.16

Jasa-jasa 0.95 1.11 0.98 0.90 1.05 1.01 0.97 1.02 0.92 0.07 0.73 0.25

PDRB 6.95 7.85 6.85 7.49 7.15 7.33 7.14 7.62 6.24 4.22 6.26 5.44

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, diolah

*) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Sektor Ekonomi 20072008

20082009

2009

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

29

(yoy) Kota Sorong dan Kota Manokwari yang masing-masing sebesar 3,19%

dan 3,41% (lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan nasional sebesar

3,43%). Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan daya beli

masyarakat, sehingga mendorong komponen konsumsi rumah tangga

mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan periode triwulan

IV-2009.

Tabel 19. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat

Dari Sisi Permintaan (%)

Tabel 20. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat (%)

2.2. Sisi Penawaran

Perkembangan ekonomi di Provinsi Papua Barat pada

triwulan I-2010 diprakirakan secara tahunan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Pada sisi penawaran,

pertumbuhan ini diprakirakan terutama disebabkan oleh

pertumbuhan positif seluruh sektor ekonomi. Sektor-sektor utama

yang mengalami peningkatan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan

I-2010 dibandingkan periode triwulan sebelumnya adalah sektor pertanian,

sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air bersih, sektor

2010

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Konsumsi Rumah Tangga 6.15 6.13 9.39 12.35 14.23 10.57 11.12 7.74 4.86 1.56 6.18 2.06

Konsumsi Swasta Nirlaba 7.59 4.18 4.29 6.87 5.83 5.30 16.54 28.12 18.18 16.96 19.91 6.71

Konsumsi Pemerintah 15.61 12.00 14.02 10.75 6.17 10.62 4.55 4.10 4.87 8.19 5.45 3.00

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.53 2.08 3.22 0.51 4.01 2.46 4.47 4.23 5.47 2.02 4.01 2.57

Perubahan Inventori 2.24 (0.67) 0.59 0.12 (1.54) (0.38) 2.84 (14.90) (14.47) (17.32) (11.04) 0.57

Ekspor 0.18 (16.32) 1.36 2.87 (14.80) (6.99) (18.55) (27.20) (33.06) (27.58) (27.15) (1.15)

Dikurangi Impor 1.47 (15.76) 4.42 5.06 (8.95) (3.98) (11.94) (24.92) (30.49) (26.40) (24.10) (7.74)

PDRB 6.95 7.85 6.85 7.49 7.15 7.33 7.14 7.62 6.24 4.22 6.26 5.44

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Jenis Penggunaan 20072008

2008 20092009

2010

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Konsumsi Rumah Tangga 3.59 3.67 5.48 7.09 7.98 6.12 6.55 4.63 2.91 0.93 3.68 1.26

Konsumsi Swasta Nirlaba 0.04 0.03 0.03 0.04 0.03 0.03 0.10 0.16 0.10 0.10 0.11 0.04

Konsumsi Pemerintah 2.49 2.07 2.39 1.85 1.08 1.83 0.82 0.75 0.86 1.42 0.97 0.52

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.64 0.62 0.94 0.15 1.16 0.72 1.26 1.19 1.50 0.57 1.12 0.71

Perubahan Inventori 0.09 (0.03) 0.02 0.00 (0.06) (0.01) 0.10 (0.52) (0.49) (0.57) (0.38) 0.02

Ekspor 0.11 (8.83) 0.72 1.61 (9.19) (3.94) (7.79) (13.68) (17.71) (13.62) (13.28) (0.37)

Dikurangi Impor 1.01 (10.32) 2.74 3.24 (6.15) (2.59) (6.11) (15.09) (19.07) (15.40) (14.03) (3.25)

PDRB 6.95 7.85 6.85 7.49 7.15 7.33 7.14 7.62 6.24 4.22 6.26 5.44

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat,diolah

*) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Jenis Penggunaan 20072008

2008 20092009

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

30

bangunan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa (tabel 17). Sektor

pertanian yang memiliki kontribusi besar mencapai 1,17% (tabel 18) pada

periode triwulan laporan ini tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan

IV-2009 yang disebabkan oleh beberapa daerah di Papua Barat mulai

memasuki masa panen padi.

2.2.1. Sektor Pertanian

Perkembangan sektor pertanian pada periode triwulan

I-2010 diprakirakan secara tahunan tumbuh sebesar 4,22%,

lebih tinggi bila dibandingkan periode triwulan IV-2009 yang

tumbuh sebesar 3,68%.

Pertumbuhan yang terjadi pada sektor pertanian terutama

didorong oleh pertumbuhan pada sub sektor tanaman bahan

makanan yang tercermin dari peningkatan produksi pada beberapa

komoditas bahan makanan. Komoditas tanaman bahan makanan

yang mengalami peningkatan produksi secara signifikan antara lain

adalah padi yang merupakan makanan pokok utama masyarakat

Provinsi Papua Barat. Berdasarkan angka ramalan I-2010 BPS

Provinsi Papua Barat, pertumbuhan produksi padi secara tahunan

pada periode panen bulan Januari-April (triwulan I) tahun 2010

walaupun masih negatif tapi tumbuh (3,14%), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan produksi pada periode panen

September-Desember (triwulan IV) 2009 (46,09%). Peningkatan

produksi padi diprakirakan lebih didorong oleh adanya penambahan

luas areal panen.

Tabel 21. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Papua Barat

Periode Panen 2008 Pertumbuhan

yoy (%)

2009 Pertumbuhan

yoy (%)

2010*)

Januari-April (ton) 11,182 15.08 12,868 (3.14) 12,464

Mei-Agustus (ton) 13,956 (11.15) 12,400 6.87 13,252

September-Desember (ton) 14,399 (46.09) 7,762 93.76 15,040

Januari-Desember (ton) 39,537 (16.46) 33,030 23.39 40,756Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Ramalan I-2010

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

31

Selain komoditas padi, komoditas tanaman bahan makanan

lainnya yang juga diprakirakan menunjukkan peningkatan produksi

adalah komoditas jagung, ubi kayu dan ubi jalar yang diprakirakan

tumbuh secara tahunan pada periode panen Januari-April (triwulan

I) 2010 masing-masing sebesar 53,56%; 68,78% dan 22,28%

(tabel 22-24).

Tabel 22. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Papua Barat

Tabel 23. Perkembangan Produksi Ubi Kayu Provinsi Papua Barat

Tabel 24. Perkembangan Produksi Ubi Jalar Provinsi Papua Barat

2.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-

2010 diprakirakan secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar

0,85%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan

triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar (2,95%) (tabel 17).

Pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian pada

periode triwulan ini didorong oleh mulai beroperasinya kembali

Periode Panen 2008 Pertumbuhan

yoy (%)

2009 Pertumbuhan

yoy (%)

2010*)

Januari-April (ton) 722 (47.51) 379 53.56 582

Mei-Agustus (ton) 589 (13.24) 511 (20.74) 405

September-Desember (ton) 400 (27.00) 292 11.30 325

Januari-Desember (ton) 1,711 (30.92) 1,182 11.00 1,312Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Ramalan I-2010

Periode Panen 2008 Pertumbuhan

yoy (%)

2009 Pertumbuhan

yoy (%)

2010*)

Januari-April (ton) 12,293 (61.49) 4,734 68.78 7,990

Mei-Agustus (ton) 6,743 (55.91) 2,973 37.84 4,098

September-Desember (ton) 4,036 (46.68) 2,152 (11.11) 1,913

Januari-Desember (ton) 23,072 (57.27) 9,859 42.01 14,001Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Ramalan I-2010

Periode Panen 2008 Pertumbuhan

yoy (%)

2009 Pertumbuhan

yoy (%)

2010*)

Januari-April (ton) 6,818 (44.76) 3,766 22.28 4,605

Mei-Agustus (ton) 4,346 (35.64) 2,797 29.17 3,613

September-Desember (ton) 4,176 (38.58) 2,565 16.84 2,997

Januari-Desember (ton) 15,340 (40.50) 9,128 22.86 11,215Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Ramalan I-2010

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

32

pertambangan nikel di Provinsi Papua Barat yang terletak di

Kabupaten Raja Ampat. Komoditas nikel telah diekspor ke Australia

dalam volume yang cukup signifikan pada Bulan Januari dan

Februari 2010. Sementara proyek LNG Tangguh mulai memberikan

kontribusi yang dominan pada sub sektor minyak dan gas bumi.

Grafik 23. Perkembangan Sektor Pertambangan dan Penggalian

2.2.3. Sektor pengolahan

Pada triwulan I-2010, sektor industri pengolahan

diprakirakan tumbuh secara tahunan (yoy) mencapai

6,91%, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-

2009 sebesar 6,96%. Perlambatan yang terjadi pada sektor ini

lebih disebabkan permintaan eksternal yang masih rendah dan

resiko ketidakpastian global belum sepenuhnya pulih sehingga

mendorong tendensi bisnis pelaku usaha yang belum pulih,

sehingga perusahaan-perusahaan belum mencapai tingkat produksi

pada skala optimum. Selain itu, masih terbatasnya kesiapan

infrastruktur dan pemadaman listrik yang masih terjadi

menyebabkan hanya sebagian kecil perusahaan yang berupaya

meningkatkan produksinya sementara sebagian lainnya berproduksi

pada tingkat level yang sama dengan periode sebelumnya.

Perlambatan pada sektor ini, juga tercermin dari perlambatan

pertumbuhan tahunan konsumsi listrik industri yang pada triwulan

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) -3. 0.7 1.3 1.5 -2. 0.0 1.6 3.1 -4. 0.3 0.5 0.3 -0.

yoy (%) 1.4 0.8 -0. -0. 0.9 0.3 0.6 2.2 0.6 0.8 -0. -2. 0.8

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

33

I-2010 yang tumbuh 8,24%, lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya 16,75% (grafik 24).

Grafik 24. Perkembangan Konsumsi Listrik Industri

2.2.4. Sektor Listrik Dan Air Bersih

Perkembangan sektor listrik dan air bersih

diprakirakan secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 8,76%,

meningkat bila dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mencapai 8,09%. Pertumbuhan pada sektor

ini dikontribusikan oleh sub sektor listrik yang tercermin dari

perkembangan konsumsi listrik di Provinsi Papua. Pada triwulan I-

2010, konsumsi listrik secara tahunan dari 13,65% pada periode

triwulan IV-2009 menjadi 14,65% pada triwulan I-2010 (grafik

25).

I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010

Pertumbuhan Konsumsi Industri yoy (%)

56.61 -10.29 -18.16 -21.92 -55.02 -16.86 -1.45 16.75 8.24

Jumlah Konsumsi Listrik Industri (Juta Kwh)

2.06 1.09 0.88 0.95 0.93 0.91 0.87 1.11 1.00

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

-80.00

-60.00

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

(Juta Kwh)(%)

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

34

Grafik 25. Perkembangan Konsumsi Listrik

1.2.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan I–2010, secara

tahunan (yoy) diprakirakan tumbuh sebesar 10,69%,

meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2009

sebesar 9,74%. Perkembangan sektor bangunan di Provinsi

Papua Barat didominasi oleh kegiatan pembangunan proyek-proyek

infrastruktur pemerintah berupa jalan, jembatan dan gedung

dengan menggunakan dana pemerintah serta pembangunan

kawasan perdagangan berupa rumah toko dari pihak swasta.

Sehingga pencapaian nilai tambah pada sektor ini sangat

tergantung pada realisasi pencairan dana APBD dari pemerintah

daerah.

I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010

Konsumsi Listrik (Juta Kwh) 53.98 53.19 53.15 54.76 55.54 58.91 61.07 62.24 63.47

Pertumbuhan Konsumsi Listrik yoy (%)

13.23 8.05 8.43 7.88 2.88 10.75 14.91 13.65 14.65

0

2

4

6

8

10

12

14

16

46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66

(%)(Juta Kwh)

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

35

Grafik 26. Perkembangan Sektor Bangunan

2.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Perkembangan sektor perdagangan, hotel dan

restoran (PHR) pada triwulan I-2010 diprakirakan tumbuh

sebesar 4,22%, lebih rendah (melambat) bila dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,34% dan lebih

rendah bila dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan I-

2009 yang mencapai 7,63%. Pertumbuhan pada sektor

perdagangan, hotel dan restauran tidak terlepas dari pengaruh

faktor musiman seperti perayaan hari besar keagamaan, liburan

anak sekolah. Selain faktor musiman, aktivitas kegiatan pemerintah

daerah berupa rapat kerja dan seminar juga menjadi salah satu

faktor pendorong perkembangan di sektor ini. Belum adanya

aktivitas yang bersifat musiman dan realisasi berbagai aktivitas dan

program pemerintah daerah yang masih dalam persiapan

merupakan salah satu penyebab terjadinya perlambatan pada

sektor PHR di periode laporan triwulan ini.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 11 12 13 13 19 16 14 10 15 15 12 9. 10

qtq (%) -1 5. 10 13 -9 3. 8. 10 -5 3. 5. 7. -5

-20-15-10

-505

1015202530

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

36

Grafik 27. Perkembangan Sektor PHR

2.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Perkembangan sektor pengangkutan dan komunikasi

secara tahunan pada triwulan I-2010, diprakirakan tumbuh

mencapai 15,47%, tumbuh melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,99%.

Perkembangan sektor ini didominasi oleh pertumbuhan yang

terjadi pada sub sektor angkutan udara dan angkutan laut yang

merupakan transportasi dominan yang dipergunakan di Papua

Barat yang banyak dipengaruhi oleh faktor musiman. Mulai

terhubungnya Kota Manokwari dengan Kota Sorong melalui jalur

darat, turut mendukung pertumbuhan sektor pengangkutan dan

komunikasi. Sementara sub sektor komunikasi semakin

berkembang seiring dengan semakin luasnya jangkauan jaringan

dan infrastruktur dari beberapa perusahaan telekomunikasi serta

semakin murahnya tarif telepon khususnya tarif GSM merupakan

salah satu faktor pendorong pertumbuhan sub sektor ini. Pada

triwulan I-2010, faktor musiman tidak banyak mempengaruhi

perkembangan di sektor ini. Selain itu, realisasi anggaran

pemerintah daerah yang belum sepenuhnya tersalur ikut

mendorong berkurangnya aktivitas perjalanan dinas pegawai

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.92 2.43 1.34 3.80 0.73 2.63 2.38 2.28 0.15 1.91 1.76 0.47 0.03

yoy (%) 11.4 10.1 8.61 8.75 8.54 8.75 9.87 8.26 7.63 6.87 6.22 4.34 4.22

0

2

4

6

8

10

12

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

37

PEMDA yang menjadi salah satu faktor perlambatan pada sektor

transportasi dan komunikasi.

Grafik 28. Perkembangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

2.2.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

diprakirakan secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 7,66%,

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 2,60%. Pertumbuhan pada triwulan ini terutama

didorong oleh membaiknya kinerja sub sektor bank yang tercermin

dari pertumbuhan kinerja asset dan kredit perbankan dan dana

pihak ketiga yang tumbuh signifikan pada periode laporan triwulan

ini seperti terangkum pada Bab IV. Adanya penambahan jaringan

kantor bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah

Papua Barat pada periode laporan triwulan ini merupakan faktor

pendorong pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Selain itu, pertumbuhan sub sektor lembaga keuangan

non bank juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor

tersebut meskipun cenderung melambat yang tercermin dari

perkembangan nominal pembiayaan dari Perum Pegadaian di

Provinsi Papua Barat seperti terangkum pada tabel 25.

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 8.41 10.7 11.7 12.4 8.96 7.48 7.53 6.38 15.6 16.1 16.0 15.9 15.4

qtq (%) -0.8 4.75 3.76 4.36 -3.9 3.33 3.81 3.24 4.43 3.81 3.71 3.16 3.96

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

38

Grafik 29. Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

Tabel 25. Perkembangan Pembiayaan Perum Pegadaian Papua Barat

Sumber : Perum Pegadaian Wilayah Papua

2.2.9. Sektor Jasa Jasa

Pada triwulan I-2010, pertumbuhan tahunan sektor

jasa-jasa diprakirakan sebesar 2,37%, mengalami

peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 0,59%. Sektor jasa-jasa diprakirakan

memberikan kontribusi sebesar 0,25% pada periode triwulan

laporan ini (tabel 18). Pertumbuhan pada sektor ini diprakirakan

didorong oleh pertumbuhan dari sub sektor pemerintahan umum

dan sub sektor jasa sosial kemasyarakatan.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) -0. 8.5 7.0 4.5 -2. 22. 2.9 2.6 -16 9.6 5.9 6.3 -12

yoy (%) 16. 42. 22. 21. 18. 33. 28. 26. 8.0 -3. -0. 2.6 7.6

-20

-10

0

10

20

30

40

50(%)

2010

Tw I TW II TW III TW IV TW 1

Jumlah Nasabah (orang) 20,631 20,693 21,630 23,284 23,696

Pertumbuhan Tahunan Nasabah (%) 12.36 16.51 17.34 23.75 14.86

Nominal Pembiayaan (Rp Juta) 66 65 69 82 80

Pertumbuhan Tahunan Nominal Pembiayaan (%) -100.00 -100.00 -100.00 -100.00 21.72

Keterangan 2009

Sumber: Proyeksi KBI Jayapura

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

39

Grafik 30. Perkembangan Sub Sektor Jasa-Jasa

2.3. PDRB SISI PENGGUNAAN

2.3. Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua

Barat pada triwulan I-2010 didorong oleh pertumbuhan positif

sebagian komponen kecuali net ekspor dan terdapat beberapa

komponen permintaan yang pada periode laporan triwulan ini

tumbuh lebih tinggi (meningkat) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Adapun komponen yang mengalami peningkatan

meliputi konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor dan perubahan

inventori. Sementara itu, komponen permintaan lainnya yaitu

komponen swasta nirlaba dan komponen konsumsi pemerintah

tumbuh melambat dibandingkan periode triwula sebelumnya.

2.3.1 Konsumsi Rumah Tangga

Perkembangan konsumsi rumah tangga pada triwulan

I-2010 diprakirakan tumbuh mencapai 2,06%, meningkat

dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya

sebesar 1,56% (Tabel 19). Pertumbuhan ini didorong oleh

tingkat harga yang semakin rendah dan stabil tercermin dari laju

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

2007 2008 2009 2010

yoy (%) 7.65 9.69 10.2 9.02 10.9 9.45 8.50 9.52 9.35 9.66 8.57 0.59 2.37

qtq (%) -9.2 5.01 5.50 8.40 -7.6 3.59 4.57 9.42 -7.7 3.88 3.54 1.37 -6.1

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

(%)

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

40

inflasi tahunan Kota Sorong dan Kota Manokwari pada bulan Maret

2010 yang masing-masing sebesar 3,19% dan 3,41% (lebih rendah

dibandingkan laju inflasi tahunan nasional sebesar 3,43%) sehingga

berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat. Peningkatan

konsumsi juga didorong oleh adanya kenaikan UMP Provinsi Papua

Barat yang pada tahun 2010 meningkat mencapai 2,5%

dibandingkan periode tahun sebelumnya dan mulai berlaku pada

triwulan I-2010. Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi

rumah tangga pada peride triwulan I-2010 juga diindikasikan oleh

peningkatan pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga pada

periode triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari

13,18% menjadi 14,70% (grafik 32).

Grafik 31. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.1 0.2 1.4 1.7 2.6 3.3 4.1 3.4 -0. 0.1 1.3 0.2 0.2

yoy (%) 9.5 6.3 5.3 3.5 6.1 9.3 12. 14. 11. 7.7 4.8 1.5 2.0

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

41

Grafik 32. Perkembangan Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Provinsi Papua Barat

Sumber: PLN Wilayah Papua

2.3.2 Konsumsi Swasta Nirlaba

Konsumsi swasta nirlaba diprakirakan tumbuh

melambat secara tahunan (yoy) pada periode triwulan

laporan ini dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari

16,96% menjadi 6,71% pada periode triwulan I-2010.

Sementara itu, kontribusi sektor ini terhadap pencapaian

pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Papua Barat secara tahunan

pada triwulan ini mencapai 0,04% (tabel 20). Aktivitas sektor,

bergantung pada kondisi sumber penyandang dana yang sebagian

besar berasal dari negara-negara Eropa dan Amerika yang saat ini

masih dalam masa recovery dari krisis ekonomi global. Selain itu,

perkembangan aktivitas lembaga swasta dan nirlaba yang pada

awal tahun umumnya masih memasuki masa persiapan pelaksanan

program kerja ikut berpengaruh terhadap pencapaian pertumbuhan

pada periode triwulan ini.

I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010

Jumlah Konsumsi Listrik RT (Juta Kwh)

31.14 29.02 29.63 30.13 30.90 33.56 34.54 34.11 35.44

Pertumbuhan Konsumsi Listrik RT yoy (%)

8.44 3.09 6.70 1.57 -0.76 15.63 16.59 13.18 14.70

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

(%)(Juta Kwh)

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

42

Grafik 33. Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba

2.3.3 Konsumsi Pemerintah

Pada triwulan I-2010, komponen konsumsi pemerintah

diprakirakan secara tahunan tumbuh sebesar 3%, lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang mencapai 8,19%. Pencapaian nilai tambah pada komponen

ini sangat tergantung pada realisasi pengadaan dan perkembangan

proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Seiring

pelaksanaan berbagai proyek pengadaan barang dan jasa,

pembangunan infrastruktur serta pelaksanaan berbagai program

kerja pemerintah daerah yang pada periode triwulan ini masih

dalam tahap persiapan pengerjaan sehingga menyebabkan

persentase realisasi pencairan anggaran pemerintah daerah masih

relatif kecil. Kondisi ini menjadi penyebab perlambatan

pertumbuhan konsumsi pemerintah pada periode laporan triwulan

ini.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.8 1.0 0.9 2.0 0.1 1.1 3.4 1.0 10. 11. -4. 0.0 0.6

yoy (%) 12. 7.5 6.1 4.9 4.1 4.2 6.8 5.8 16. 28. 18. 16. 6.7

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

43

Grafik 34. Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

2.3.4 Investasi

Perkembangan komponen investasi dicerminkan oleh

pembentukan modal tetap bruto. Pada triwulan I-2010,

komponen ini diprakirakan secara tahunan tumbuh mencapai

2,57%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 2,02%. Pencapaian nilai tambah pada komponen investasi

dipengaruhi oleh pembenahan sarana infrastruktur, pengurusan

perizinan usaha, kepastian hukum dan kondisi keamanan suatu

daerah. Upaya pemerintah daerah dalam pembenahan infrastruktur

melalui peningkatan anggaran untuk infrastruktur dan upaya yang

terus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada dunia usaha

khususnya dalam pengurusan perizinan dan administrasi serta

kondisi usaha stabil merupakan salah faktor pendorong

pertumbuhan pada komponen ini.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.0 1.7 3.8 5.7 0.1 3.6 0.9 1.3 -1. 3.1 1.6 4.5 -6.

yoy (%) 22. 16. 11. 11. 12. 14. 10. 6.1 4.5 4.1 4.8 8.1 3.0

-10

-5

0

5

10

15

20

25(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

44

Grafik 35. Pertumbuhan Investasi

2.3.5 Ekspor Netto

Nilai ekspor netto merupkan nilai selisih dari antara nilai ekspor

dengan nilai impor yang dihasilkan oleh Provinsi Papua Barat.

Ekspor neto pada triwulan I-2010 diprakirakan masih negatif yang

mencapai (Rp 118 Miliar), lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor

neto periode triwulan sebelumnya yang mencapai (Rp 300 miliar).

Perbaikan kinerja ekspor merupakan faktor pendorong

peningkatan nilai signifikan pada nilai ekspor ditriwulan I-2010.

Pertumbuhan ekspor yang semakin tinggi tercermin dari

pertumbuhan tahunan volume ekspor Provinsi Papua Barat yang

tumbuh sangat signifikan secara tahunan pada periode triwulan I-

2010 mencapai 16.983% dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh mencapai (3)%. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh

mulai beroperasinya kembali perusahaan tambang nikel di

Kabupaten Raja Ampat yang pada bulan Januari dan Februari 2010

telah melakukan ekspor nikel ke Australia.

Tabel 26. Perkembangan Ekspor Neto Papua Barat

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

qtq (%) 0.0 0.6 3.5 2.6 -4. 1.7 0.8 6.2 -4. 1.5 2.0 2.7 -3.

yoy (%) 5.9 2.7 6.3 7.0 2.0 3.2 0.5 4.0 4.4 4.2 5.4 2.0 2.5

-6

-4

-2

0

2

4

6

8(%)

2010

I II III IV I*)

Nilai Ekspor Neto (Rp Miliar) (342) (315) (303) (300) (118)

Keterangan 2009

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara, hasil proyeksi KBI Jayapura

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

45

Grafik 36. Perkembangan Volume Ekspor Provinsi Papua Barat

Sumber: Bank Indonesia *) Belum termasuk ekspor bulan Maret 2010

I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010

Volume Ekspor Papua Barat (juta ton)

2.01 0.26 1.36 1.53 0.66 0.50 2.02 1.48 112.11

Growth yoy Volume Ekspor Papua Barat (%)

860 98 2,460 2,784 (67) 94 48 (3) 16,983

-2,000

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

(%)(Juta ton)

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

46

BAB 2.

PERKEMBANGAN HARGA

1. PROVINSI PAPUA 1.1 KONDISI UMUM

Laju inflasi Kota Jayapura yangmerupakan kota indikator inflasi di

Provinsi Papua sampai dengan periode Triwulan I-2010 (bulan Maret),

mencapai 1,31% (qtq). Berdasarkan kelompoknya, penyumbang utama

inflasi pada triwulan laporan adalah kelompok bahan makanan (1,93%),

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,37%) serta

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,04%). Faktor-

faktor yang mempengaruhi tingginya inflasi Kota Jayapura pada triulan

laporan antara lain karena keterbatasan pasokan akibat ketidaklancaran

distribusi dan cuaca yang kurang baik, serta ketergantungan pada pasokan

barang dan jasa daerah lain. Sedangkan secara tahunan (y.o.y) laju inflasi

mencapai 3,31% lebih rendah dibandingkan tahun 2009 sebesar 8,26%

(y.o.y)

1.2. FAKTOR PENYEBAB INFLASI DI JAYAPURA

Beberapa kejadian yang diduga sebagai penyebab fluktuasi inflasi di

wilayah Papua yang dalam hal ini diwakili oleh kota Jayapura selama

triwulan I 2010 disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pasokan gula untuk daerah Papua mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan oleh berkurangnya pasokan gula dari Sumatera yang

menunggu musim giling yang masih sulit untuk diprediksi.

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

47

2. Kondisi cuaca yang kurang baik menyebabkan sulitnya memenuhi

suplai ikan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

3. Pengenaan pajak sewa pesawat udara yang semula direncanakan

diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2010 akan menyebabkan naiknya

harga tiket mengingat sebagian besar pesawat udara yang ada di

Papua merupakan pesawat udara yang di sewa dari perusahaan

penerbangan asing.

4. Penetapan Pemerintah yang menaikkan harga gas dalam tabung 12 kg

sebesar Rp.100/bulan sampai dengan menuju tingkat ekonomian yang

layak, diperkirakan akan berdampak pada kenaikan harga makanan

jadi.

5. Stok beras yang mengalami penurunan diperkirakan akan

menyebabkan kenaikan harga pada sektor bahan makanan.

6. Masuknya komoditas barang-barang Cina diprediksikan menyebabkan

penurunan harga di Papua.

7. Cenderung stabilnya harga harga komoditas di Kota Jayapura

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

8. Pasokan ikan air tawar yang mencukupi Kota Jayapura.

9. Penyaluran minyak tanah di sejumlah tempat cukup baik.

10. Stok telur ayam buras tersedia memadai di sejumlah pasar tradisonal.

11. Ketersediaan stok jagung pipilan masih memadai.

12. Panen sejumlah remaph-rempah di beberapa wialyah di Kota Jayapura.

13. Pasokan elpiji yang cukup membuat harga elpiji tidak mengalami

fluktuasi yang tinggi.

14. Ketersediaan daging sapi di beberapa pasar tradisional.

15. Kecenderuangan akan naiknya harga ditengarai oleh naiknya Upah

Minimum Provinsi (UMP). Upah Minimum Propinsi (UMP) Papua untuk

tahun 2010 menjadi sebesar Rp 1.316.500 per bulan. Dengan

perincian Upah Minimum Sektoral Provinsi Papua (UMSP) Papua sub

sektor Minyak Gas dan Bumi sebesar Rp 1.448.150 per bulan, Emas

dan Tambang sebesar Rp 1.448.150 per bulan, dan Jasa Kontruksi

sebesar Rp 1.382.325 per bulan.

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

48

Kenaikan upah tersebut mempengaruhi tingkat permintaan masyarakat

dan akan mempengaruhi tingkat harga secara keseluruhan.

1.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK KOMODITAS

Hasil survei pemantauan harga yang dilakukan oleh KBI Jayapura

bekerjasama dengan Pusat Penelitian Keuangan Daerah Uneversitas

Cenderawasih menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi harga komoditas

seperti minyak goreng kemasan (Bimoli) yang mana pada awal bulan

Maret pada tingkat Rp 15.000 perliter dan pada akhir bulan Maret pada

Rp10.000 perliter. Sementara itu harga ikan ekor kuning terjadi

peningkatan harga dari Rp 45.000 menjadi Rp50.000 pada awal dan akhir

bulan.

Selain itu perubahan harga juga terjadi pada beberapa produk di

pasar modern yaitu gula pasir jenis gulaku dari Rp13.900 menjadi

Rp15.900, cabe rawit dari Rp40.000 menjadi Rp54.000, kacang panjang

sempat meningkat dari Rp2.500 menjadi Rp3.000 pada minggu ketiga

Maret namun kembali ke Rp2.500 pada akhir bulan. Sementara harga

pisang ambon turun dari Rp8.000 menjadi Rp7.000.

Grafik 37 Perkembangan Harga Beberapa Komoditi

Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

49

1.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan pada Bulan Maret 2010 mengalami

inflasi sebesar 1,93 % atau terjadi kenaikan indeks dari 128,69 pada

Bulan Februari 2010 menjadi 131,17 pada Bulan Maret 2010. Dari 11 sub

kelompok dalam kelompok Bahan Makanan 6 sub kelompok mengalami

inflasi dan 5 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang

mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu: sub kelompok ikan diawetkan

14,33%, sub kelompok ikan segar 6,74%, sub kelompok bumbu-bumbuan

6,04 persen, buah-buahan 2,26%, sub kelompok bahan makanan lainnya

1,47%, dan sub kelompok kacang-kacangan 0,09%. Sedangkan sub

kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu: sub kelompok sayur-

sayuran 1,23%, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya

0,86%, sub kelompok lemak dan minyak 0,44%, sub kelompok telur,

susu dan hasil-hasilnya 0,25% dan sub kelompok daging dan hasil-

hasilnya 0,04%.

Tabel 27

Perkembangan Harga Komoditas Pada Pasar Tradisional

Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura

1.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2010 mengalami inflasi 0,37% atau terjadi

kenaikan indeks dari 131,40 pada Bulan Februari 2010 menjadi 131,89

pada Bulan Maret 2010. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, dua

sub kelompok mengalami kenaikan indeks, yaitu sub kelompok makanan

jadi sebesar 0,04% dan sub kelompok tembakau dan minuman

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

50

beralkohol 1,80%. Sedangkan sub kelompok minuman yang tidak

beralkohol mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,09%. Kelompok

ini pada Bulan Maret 2010 secara keseluruhan memberikan kontribusi

inflasi sebesar 0,05%. Komoditas yang dominan memberikan kontribusi

inflasi adalah rokok putih 0,03 % dan rokok kretek filter 0,02%.

1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listerik.

Kelompok ini pada Maret 2010 mengalami deflasi 0,07 % atau

terjadi penurunan indeks dari 110,45 pada Bulan Februari 2010 menjadi

110,37 pada Bulan Maret 2010.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, sub kelompok yang

mengalami deflasi adalah: sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga

0,27 % dan sub kelompok biaya tempat tinggal 0,10 %. Sedangkan sub

kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok perlengkapan rumah

0,03 % dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,01 %.

Pada Bulan Maret 2010 kelompok ini memberikan sumbangan

deflasi sebesar 0,02 %. Komoditas yang dominan memberikan kontribusi

deflasi adalah: semen, dan sabun detergen bubuk masing-masing sebesar

0,01 %.

1.3.4 Kelompok Sandang

Kelompok ini pada Maret 2010 mengalami deflasi 0,07 %, atau

terjadi penurunan indeks dari 114,35 pada Bulan Februari 2010 menjadi

114,27 pada Bulan Maret 2010.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini sub kelompok yang

mengalami deflasi adalah sub kelompok sandang laki-laki yaitu sebesar

0,33 % dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya yaitu

sebesar 0,22 %. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub

kelompok sandang wanita yaitu sebesar 0,34 %. Sedangkan sub kelompok

sandang anak-anak tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini pada Bulan Maret 2010 secara keseluruhan

memberikan andil/sumbangan inflasi/deflasi sebesar 0,00 % atau dengan

kata lain kelompok sandang memberikan andil yang relatif kecil terhadap

perubahan indeks secara umum.

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

51

1.3.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Maret 2010 mengalami deflasi 0,28 %

atau terjadi penurunan indeks 112,50 pada Bulan Februari 2010 menjadi

112,19 pada Bulan Maret 2010.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, sub kelompok yang

mengalami deflasi adalah sub kelompok perawatan jasmani dan

kosmetika yaitu sebesar 0,66 %. Sedangkan sub kelompok jasa

kesehatan, sub kelompok obat-obatan dan sub kelompok jasa perawatan

jasmani tidak mengalami perubahan indeks.

Secara umum kelompok ini pada Bulan Maret 2010 memberikan

andil deflasi 0,01 %. Komoditas yang dominan memberikan kontribusi

deflasi adalah sabun mandi yaitu sebesar 0,01 %.

1.3.6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2010

mengalami deflasi 0,06 % atau terjadi penurunan indeks 107,96 % pada

bulan Februari 2010 menjadi 107,89 % pada Bulan Maret 2010.

Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, hanya sub kelompok

perlengkapan/peralatan pendidikan yang mengalami penurunan angka

indeks yaitu sebesar 0,42 %. Sedangkan sub kelompok pendidikan, sub

kelompok kursus-kursus/pelatihan, sub kelompok rekreasi dan sub

kelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini pada Bulan Maret 2010 secara keseluruhan

memberikan sumbangan/andil inflasi/deflasi sebesar 0,00 % atau dengan

kata lain kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan andil

yang relatif kecil terhadap perubahan indeks secara umum

1.3.7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret

2010 mengalami kenaikan angka indeks dari 112,62 bulan Februari 2010

menjadi 112,66 bulan Maret 2010 dengan inflasi 0,04 %.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini sub kelompok yang

mengalami kenaikan angka indeks adalah sub kelompok transpor dan sub

kelompok sarana dan penunjang transport masing-masing sebesar 0,05

%. Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

52

kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Bulan Maret 2010

memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 %. Komoditas yang

memberikan kontribusi inflasi adalah angkutan udara 0,01 %.

2. PROVINSI PAPUA BARAT

2.1. KONDISI UMUM

Pada bulan Maret 2010, Provinsi Papua Barat mengalami inflasi

gabungan sebesar 0,15 %. Inflasi di Provinsi Papua Barat ini mencakup

inflasi di Kota Manokwari dan inflasi di Kota Sorong. Dari 66 kota, Kota

Manokwari menempati peringkat inflasi ke-delapanbelas (yakni sebesar

0,02 %), sedangkan untuk Kota Sorong menempati peringkat inflasi ke-

delapan (yakni sebesar 0,31 %) di Indonesia.

Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya

kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok-

kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,73 %; kelompok perumahan,

air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,51 %; serta kelompok

kesehatan sebesar 0,30 %. Sedangkan empat kelompok lainnya justru

mengalami penurunan indeks atau deflasi, yakni kelompok bahan makanan

sebesar -0,20 %; kelompok sandang sebesar -0,10 %; kelompok

transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,10 %; serta

kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar -0,01 %. Laju inflasi

tahun kalender (Januari-Maret) 2010 di Provinsi Papua Barat sebesar 0,37

%, sedangkan laju inflasi tahun ke tahun (Maret 2010 terhadap Maret

2009) sebesar 3,31 %.

2.2. FAKTOR PENYEBAB INFLASI

Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya

kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok-

kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,73 %; kelompok perumahan,

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

53

air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,51 %; serta kelompok

kesehatan sebesar 0,30 %. Sedangkan empat kelompok lainnya justru

mengalami penurunan indeks atau deflasi, yakni kelompok bahan makanan

sebesar -0,20 %; kelompok sandang sebesar -0,10 %; kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,10 %; serta kelompok

pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar -0,01 %.

2.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK KOMODITAS

Inflasi gabungan yang terjadi di Provinsi Papua Barat dipengaruhi

oleh kenaikan indeks yang cukup signifikan pada sub kelompok-sub

kelompok seperti : sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol

sebesar 2,44 %; sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 2,14 %;

sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,58 %; sub kelompok ikan

diawetkan sebesar 1,13 %; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan

air sebesar 0,97 %; sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar

0,83 %; sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,75 %, sub kelompok jasa

kesehatan sebesar 0,60 %, sub kelompok makanan jadi sebesar 0,52 %,

serta sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,49 %.

2.3.1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2010 mengalami deflasi

sebesar -0,20 % atau terjadi penurunan indeks dari 144,73 pada Pebruari

2010 menjadi 144,44 pada Maret 2010. Dari sebelas sub kelompok yang

ada dalam kelompok bahan makanan, enam sub kelompok mengalami

deflasi, dan lima sub kelompok lainnya mengalami inflasi. Sub kelompok

daging dan hasil-hasilnya mengalami deflasi terbesar, yakni sebesar -1,16

%, sedangkan sub kelompok kacang-kacangan adalah sub kelompok yang

mengalami deflasi terkecil, yakni sebesar -0,09 %. Adapun inflasi tertinggi

terjadi pada sub kelompok bahan makanan lainnya, yakni sebesar 1,58 %;

dan yang terendah terjadi pada sub kelompok lemak dan minyak, yakni

sebesar 0,10 %

2.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok/Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Maret

2010 mengalami inflasi sebesar 0,73 % atau terjadi kenaikan indeks dari

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

54

151,62 pada Pebruari 2010 menjadi 152,73 pada Maret 2010. Dari tiga sub

kelompok yang ada dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi. Sub

kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi tertinggi,

yakni sebesar 2,44 %; sedangkan dua sub kelompok lainnya, yakni sub

kelompok makanan jadi serta sub kelompok minuman yang tidak

beralkohol mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,52 %; dan 0,08 %.

2.3.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Maret

2010 mengalami inflasi sebesar 0,51 %, atau terjadi kenaikan indeks dari

131,74 pada Februari 2010 menjadi 132,42 pada Maret 2010.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, seluruhnya

mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar,

penerangan dan air, yakni sebesar 0,97 %, sedangkan yang terendah

terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal, yakni sebesar 0,36 %.

2.3.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada Maret 2010 mengalami deflasi sebesar -

0,10 %, atau terjadi penurunan indeks dari 117,72 pada Februari 2010

menjadi 117,60 pada Maret 2010. Dari empat sub kelompok yang ada

dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami deflasi, dan tiga sub

kelompok lainnya mengalami inflasi. Deflasi terjadi pada sub kelompok

barang pribadi dan sandang lain, yakni sebesar -1,48 %. Sedangkan sub

kelompok anak-anak adalah sub kelompok yang mengalami inflasi

tertinggi, yakni sebesar 0,45 %; dan sub kelompok sandang wanita adalah

sub kelompok yang mengalami inflasi terendah, yakni sebesar 0,05 %.

2.3.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Maret 2010 mengalami inflasi sebesar

0,30 %, atau terjadi kenaikan indeks dari 126,94 pada Pebruari 2010

menjadi 127,32 pada Maret 2010. Dari empat sub kelompok yang ada

dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, dan satu sub

kelompok lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub

kelompok jasa perawatan jasmani, yakni sebesar 2,14 %; sedangkan yang

terendah terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika,

yakni sebesar 0,49 %.

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

55

2.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2010

mengalami deflasi sebesar -0,01 %, atau terjadi penurunan indeks dari

114,79 pada Pebruari 2010 menjadi 114,78 pada Maret 2010.

Dari lima sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, satu sub

kelompok mengalami inflasi, satu sub kelompok mengalami deflasi, dan

tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Sub

kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan adalah sub kelompok yang

mengalami inflasi, yakni sebesar 0,30 %; sedangkan sub kelompok

rekreasi adalah sub kelompok yang mengalami deflasi, yakni sebesar -0,19

%. Adapun tiga sub kelompok lainnya yang tidak mengalami perubahan

indeks adalah sub kelompok pendidikan, sub kelompok kursus-

kursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga.

2.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret

2010 mengalami deflasi sebesar -0,10 % atau terjadi penurunan indeks

dari 110,12 pada Pebruari 2010 menjadi 110,01 pada Maret 2010.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, satu sub

kelompok mengalami deflasi, satu sub kelompok mengalami inflasi, dan

dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Deflasi

terjadi pada sub kelompok transpor, yakni sebesar -0,15 %; sedangkan

sub kelompok sarana dan penunjang transpor adalah sub kelompok yang

mengalami inflasi, yakni sebesar 0,11 %.

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

56

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN 1. PERKEMBANGAN UMUM PERBANKAN WILAYAH PAPUA

Perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jayapura yang

meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2010

secara umum tumbuh dengan baik. Pertumbuhan tersebut terlihat pada

perkembangan aktiva, penghimpunan dana pihak ketiga dan kredit yang

disalurkan. Indikator positif lain adalah peningkatan loan to deposit ratio pada

taraf rasio kredit bermasalah pada ambang batas 5%.

Tabel. 28

Perkembangan Perbankan Wilayah Papua

(Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

57

Perkembangan ekonomi wilayah Papua tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan jaringan kantor yang ada di daerah tersebut. Sampai dengan

posisi Maret 2010 jumlah kantor bank di wilayah Papua sebanyak 262.

Sementara itu pada periode yang sama, kredit yang disalurkan tumbuh

sebesar 41,6% dari Rp 6,8 triliun menjadi Rp 9,71 triliun. Kondisi ini

mendorong pertumbuhan rasio LDR sebesar 45,02% NPL perbankan pada

periode yang sama mengalami penurunan sebesar 1,95%.

Tabel.29 Perkembangan NPL persektor

2. PERBANKAN PROVINSI PAPUA

2.1 Perkembangan Umum

Perbankan Provinsi Papua pada triwulan I-2010

memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari beberapa indikator utama

antara lain pertumbuhan aset sebesar 19, 04% (yoy); DPK sebesar 9,31%

(yoy); kredit yang berhasil disalurkan tumbuh sebesar 31,97% (yoy) sementara

LDR mencapai 42,99% dengan rasio kredit bermasalah sebesar 2,29% .

2.2 Perkembangan Umum

Aktiva perbankan Provinsi Papua pada triwulan I-2010

memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari beberapa indikator utama

pertumbuhan aset sebesar 19, 04% (yoy). Aset terbesar didominasi oleh

aset bank Pemerintah yang memiliki share 86% dari seluruh total aset yang

ada di Provinsi Papua.

Sumber: KBI Jayapura

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

58

Tabel. 30

Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (miliar rupiah)

Sumber: KBI Jayapura

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Pada triwulan I-2010, posisi DPK perbankan Provinsi Papua

mencapai Rp15,79 triliun yang meliputi simpanan giro sebesar Rp 5,39

triliun, simpanan tabungan sebesar Rp6,79 triliun dan simpanan deposito

sebesar Rp3,61 triliun. Seluruh jenis produk penghimpunan dana pada

triwulan ini mengalami petumbuhan tahunan yang positif. Hal ini tercermin

dari pertumbuhan giro yang mencapai 0,31 %, pertumbuhan deposito

yang mencapai 10,59% dan pertumbuhan tabungan sebesar 16,92%.

Sementara itu dilihat dari porsinya, kelompok bank pemerintah

menyumbang 79% terhadap total DPK yang berhasil dihimpun pada

periode triwulan I-2010 sementara kelompok bank swasta menyumbang

20% dan kelompok BPR sebesar 1%

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

59

Tabel. 31

Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Miliar Rupiah)

Sumber: KBI Jayapura

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Papua selama ini terkendala

beberapa permasalahan seperti kondisi geografis, ketidakjelasan status hak

ulayat dan permintaan kredit dari debitur yang relatif rendah. Selain itu,

tingkat bunga kredit bank-bank secara umum saat ini dianggap masih

terlalu tinggi sehingga minimnya jumlah pengajuan kredit ke bank.

Walaupun dihadapkan pada berbagai persoalan, posisi kredit yang telah

disalurkan pada triwulan I-2010 mengalami pertumbuhan yang positif

sebesar 31,91% dibandingkan periode triwulan III-2008.

Berdasarkan penggunaannya, kredit perbankan di Provinsi Papua

masih didominasi oleh kredit konsumsi. Hal ini terlihat dari proporsi kredit

konsumsi yang mencapai 48 %. Sementara itu untuk kredit yang produktif

yaitu kredit investasi sebesar 16% dan modal kredit kerja sebesar 36%

2.5 LDR Dan NPL

Rasio LDR perbankan Wilayah Papua di triwulan I-2010 sebesar

42,99%, mengalami kenaikan rasio sebesar 20,27% dibandingkan LDR

perbankan periode triwulan I-2009 yang sebesar 35,61%. Kenaikan ini

disebabkan oleh kenaikan kredit pada sektor pertanian, konstruksi,

perdagangan dan dunia usaha. Sementara itu perkembangan NPL

perbankan mengalami perbaikan atau bertumbuh secara negatif dengan

tingkat NPL sebesar 2,29%. Rasio NPLs tersebut lebih rendah dibandingkan

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

60

rasio NPLs yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, yakni 5%.

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit mikro, kecil dan menengah merupakan kredit yang

mendominasi penyaluran kredit di Provinsi Papua. Hal tersebut karena

sebagian besar debitur adalah debitur perusahaan kecil dan perseorangan

sehingga kredit yang diajukan dalam nilai yang tidak terlalu besar. Pada

triwulan I-2010 posisi kredit mikro kecil dan menengah (MKM) mencapai

Rp 5,32 triliun, atau 78% dari total kredit. Kredit tersebut mengalami

pertumbuhan sebesar 64 % jika dibandingkan dengan posisi yang sama

triwulan sebelumnya.

Tabel. 32

Perkembangan Kredit MKM Perbankan

Provinsi Papua (milliar rupiah)

Sumber: KBI Jayapura

3. PERBANKAN PROVINSI PAPUA BARAT

3.1 Perkembangan Umum

Posisi aktiva perbankan Provinsi Barat pada triwulan I-2010

mencapai mencapai Rp.6,12 triliun secara tahunan meningkat sebesar

24,48% secara yoy dan secara triwulanan meningkat sebesar 0,8%; posisi

DPK mencapai Rp5,33 triliun meningkat 6,78% dibandingkan periode

triwulan I-2010. Sementara itu, posisi kredit sebesar Rp 2,9 triliun, atau

meningkat 23,33% dibandingkan posisi triwulan IV-2009. Adapun rasio LDR

51,3% meningkat sebesar 36,84% dibandingkan periode periode yang sama

pada triwulan sebelumnya dengan rasio kredit bermasalah mencapai 1,15%

dan masih berada di bawah ambang batas.

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

61

Tabel. 33

Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat (Miliar Rupiah)

Sumber: KBI Jayapura

3.2. Aktiva Perbankan

Aktiva perbankan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2010

mencapai Rp.6,12 triliun meningkat 24,48% dibandingkan posisi aktiva

pada posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.4, 56 triliun.

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Dana yang berhasil dihimpun perbankan Provinsi Papua Barat

mencapai Rp.5,6 trilun meningkat sebesar 24,70 secara yoy. Pertumbuhan

ini terjadi oleh karena pertumbuhan dari giro sebesar 16,52%, deposito

sebesar 10,97%, dan pertumbuhan tabungan sebesar 37,15% secara yoy.

Grafik 38 Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

62

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Secara tahunan, penyaluran kredit pada triwulan I-2010 tumbuh

sebesar 23% dari Rp 2,33 triliun pada triwulan IV 2009 menjadi Rp 2,92

triliun. Sementara itu secara y.o.y kredit tumbuh 70,65 % dari Rp 1.71

triliun menjadi Rp.2,92 triliun. Berdasarkan penggunaannya, share kredit di

Provinsi Papua Barat cukup merata dimana kredit konsumsi mencapai 37 %.

kredit investasi 29%, dan kredit modal kerja sebesar 34%.

3.5. LDR dan NPL

LDR perbankan Provinsi Papua Barat menagalami pertumbuhan dimana

penyaluran kredit dirasakan sudah semakin baik. Hal ini tercermin dari nilai

LDR sebesar 51,3% pada triwulan I 2010. Pada triwulan I-2010, rasio NPL

perbankan Provinsi Papua Barat mencapai 1,15% dan mengalami

penurunan -35,7% dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan

Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2010 mencapai Rp1,74 triliun

meningkat 49% secara yoy. Kredit UMKM tersebut didominasi oleh kredit

usaha kecil dengan proporsi 47%, kemudian kredit menengah sebesar 36%

dan kredit usaha mikro sebesar 17%.

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

63

BAB 4.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

1. KEUANGAN DAERAH PROVINSI PAPUA.

1.1 Realisasi Pendapatan

Pendapatan daerah suatu Provinsi merupakan sumber pembelanjaan

dan juga sebagai stimulus utama perekonomian daerah tersebut. Realisasi

Provinsi Provinsi Papua sampai dengan periode penerimaan Bulan Maret

2010 mencapai Rp. 513 miliar dari target sebesar Rp.5,28 trilliun atau telah

mencapai 9,72%. Penerimaan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar Rp. 68,04 milliar, Dana Perimbangan sebesar Rp. 445 milliar.

Tabel 34

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I 2010

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

64

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan

dipungut sendiri oleh Pemerintah Daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak

daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan

pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Sampai dengan periode

penerimaan Bulan Maret 2010 , PAD yang diterima Provinsi Papua mencapai

Rp. 68,03 milliar yang bersumber dari penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp.

53 milliar, Retribusi Daerah sebesar Rp. 4,62 milliar, Lain-lain pendapatan

yang sah 10 Miliar

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas dana bagi hasil, dana

alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

Sampai dengan Bulan Maret 2010, penerimaan daerah yang bersumber

dari Dana Perimbangan mencapai Rp. 445 miliar dari target sebesar

Rp.1,516 milliar. Realisasi tersebut disumbang oleh Dana Bagi Hasil Pajak

/Bukan Pajak sebesar Rp. 26,85 milliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp.

418,6 milliar.

Selain penerimaan PAD dan Dana Perimbangan, sumber penerimaan

Provinsi Papua yang lain adalah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah yang

meliputi, Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Dana Tambahan Infrastruktur.

Sampai dengan Periode penerimaan Bulan Maret 2010, belum ada realisasi

Lain -Lain Pendapatan Daerah yang Sah dari target sebesar Rp.3.409,796

milliar.

1.2 Realisasi Pengeluaran

Relasasi Anggaran Pengeluaran Pemerintah sampai dengan posisi triwulan

I 2010 masih cukup kecil. Hal ini terlihat dari realisasi APBD masih berkisar

3,15 % dari semua target realisasi. Fenomena ini biasa terjadi pada awal

tahun dimana persetujuan anggaran untuk sejumlah SKPD baru dimulai.

Page 81: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

65

Tabel 35 Realisasi Anggaran APBD Provinsi Papua Triwulan I 2010

Jika dilihat dari jenis pengeluaran maka pengeluaran tertinggi adalah

realisasi belanja bagi hasil kepada pemerintah kota, kabupaten dan

Pemerintah desa yang sudah mencapai 55,47 % dengan nilai nominal 53,72

miliar. Semenatara itu untuk pembentukan dana cadangan belum ada

realisasi. Jika dilihat dari proporsi anggaran pengeluaran maka besaranya

anggaran untuk belanja pegawai adalah yang terbesar dengan jumlah

proporsi sebesar

Grafik 39 Share Pengeluaran Anggaran

APBD Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Page 82: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

66

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran merupakan salah satu indikator perkembangan

perekonomian suatu daerah karena, semakin besar kapasitas perekonomian

maka semakin tinggi frekuensi transaksi dan nilai transaksi yang terjadi.

Untuk menjaga kelancaran dan keamanan transaksi pembayaran di wilayah

Papua, maka Bank Indonesia Jayapura senantiasa menyediakan alat

pembayaran secara tunai (uang kartal) maupun secara non tunai yang

dilaksanakan melalui Sistem Kliring Nasioanl Bank Indonesia (SKN-BI) dan Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

1. BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT (BI-RTGS)

Tabel. 36

Transaksi RTGS Papua

Sumber:KBI Jayapura

Pada triwulan I-2010, nilai transaksi BI-RTGS yang berasal dari Wilayah

Papua (outflow) mencapai Rp. 18,934 trilliun dengan jumlah warkat sebesar

Page 83: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

67

7.277. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai

transaksi mengalami pertumbuhan sebesar 4,8% sementara volume transaksi

meningkat sebesar -4,6%.

Jika dilihat dari sisi nilai transaksi yang menuju Wilayah Papua (inflow)

sebesar Rp 8,14 trilliun dengan jumlah warkat sebanyak 14.692 lembar. Nilai

transaksi pada periode I-2010 mengalami peningkatan sebesar 0,24%..

Grafik. 40

Nilai Transaksi RTGS

Sumber: KBI Jayapura

2. SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKN-BI)

Selain dengan sistem BI-RTGS, KBI Jayapura juga menyelenggarakan

kegiatan kliring antar bank. Mekanisme pembayaran melalui Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) biasanya dipergunakan dalam

melaksanakan transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil. Selain itu,

terdapat perbedaan jeda waktu settlement dengan jangka waktu yang lebih

lama dengan Kliring dibandingkan transaksi dengan BI-RTGS.

Tabel. 37

Transaksi Kliring Wilayah Papua

Sumber: KBI Jayapura

Page 84: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

68

Sumber: KBI Jayapura

Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan III-2009 di

wilayah kerja KBI Jayapura secara nominal mencapai nilai Rp. 940,17 milliar

dengan jumlah warkat sebesar 44.679warkat. Jika dibandingkan dengan

periode triwulan sebelumnya, maka terdapat peningkatan nilai nominal

kliring sebesar 5,52% secara yoy. Secara rata-rata, perputaran kliring pada

triwulan I 2010 sebesar Rp.16,68 milliar/hari dengan rata-rata warkat yang

digunakan sebanyak 712 lembar dengan nisbah rata-rata penolakan sebesar

Rp. 1,29 milliar.

3. PERKEMBANGAN UANG KARTAL

Untuk mendukung sistem pembayaran secara tunai, KBI Jayapura

menyediakan alat pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk

menjamin terselenggaranya transaksi dengan menggunakan dana tunai

secara aman dan lancar. Dalam rangka pelaksanaan Clean Money Policy, KBI

Jayapura juga menjamin tersedianya uang yang layak edar yang dilakukan

antara lain melalui pelaksanaan pemusnahan uang kartal yang sudah tidak

layak edar yang disebut dengan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

Pada sepanjang periode triwulan I-2010, jumlah uang kartal yang

masuk (inflow) ke kas KBI Jayapura mencapai Rp 1.543 miliar. Sementara

pada periode yang sama, jumlah dana yang keluar (outflow) dari Kas KBI

Jayapura Rp 659 miliar dan jika dibandingkan periode triwulan sebelumnya

mengalam kontraksi sebsar -45,41%. Secara keseluruhan KBI Jayapura

mengalami posisi net inflow yang biasanya terjadi pada awal tahun.

Tabel. 38

Perkembangan Perkasan KBI Jayapura

(Rp milliar)

Sumber : KBI Jayapura

Page 85: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

69

BAB 6. PERKEMBANGAN

KETENAGAKERJAAN

1. KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA

1.1. PERKEMBANGAN KEADAAN TENAGA KERJA PROVINSI PAPUA 2006-2009

Jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja dan penduduk bekerja di

Provinsi Papua mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan, dengan peningkatan

terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu mencapai 77,75% sedangkan tahun

sebelumnya sebesar 76,70%. Antara laki-laki dan perempuan terdapat

perbedaan cukup mencolok dimana TPAK perempuan selalu lebih kecil dibanding

TPAK laki-laki.

Sumber: BPS Provinsi Papua

Jika dibandingkan dengan posisi Agustus 2008, maka jumlah angkatan

kerja pada posisi Agustus 2009 mengalami kenaikan sebesar 4,9% sedangkan

penduduk bukan angkatan kerja mengalami penurunan sebesar 1,2%. Kenaikan

jumlah angkatan kerja ini berasal dari naiknya jumlah penduduk bekerja di satu

sisi dan di sisi lain adanya penurunan jumlah pengangguran. Kenaikan jumlah

Angkatan Kerja (AK) di satu sisi dan terjadinya penurunan jumlah Bukan

Tabel 39. Jumlah Penduduk Menurut Kegiatan Utama

Page 86: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

70

Angkatan Kerja (BAK) di sisi lain menyebabkan naiknya Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK).

Trend penyerapan tenaga kerja relatif sama dari tahun 2006 sampai 2009

dimana 3 sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah Sektor

Pertanian, Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan, dan Sektor

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi. Jumlah tenaga kerja dari

ketiga sektor ini menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Persentase terbesar ditempati oleh tenaga kerja dengan status pekerja tak

dibayar atau pekerja keluarga diikuti oleh status berusaha dibantu buruh tidak

tetap/tidak dibayar. Meskipun jumlah buruh/karyawan mengalami kenaikan

dibanding tahun-tahun sebelumnya namun dari segi persentase masih kecil yaitu

hanya sebesar antara 11-17 % dari seluruh penduduk bekerja.

Tabel 40. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

Tabel 41. Jumlah Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2006-2009

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

Page 87: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

71

Tabel 42. Jumlah Penduduk Menurut Kegiatan Utama

Persentase terbesar ditempati oleh tenaga kerja dengan status pekerja tak

dibayar atau pekerja keluarga diikuti oleh status berusaha dibantu buruh tidak

tetap/tidak dibayar. Meskipun jumlah buruh/karyawan mengalami kenaikan

dibanding tahun-tahun sebelumnya namun dari segi %tase masih kecil yaitu

hanya sebesar antara 11-17 % dari seluruh penduduk bekerja

2. KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI PAPUA BARAT

2.1. PERKEMBANGAN KEADAAN TENAGA KERJA PROVINSI PAPUA

Penduduk usia kerja atau tenaga kerja Provinsi Papua Barat terus

meningkat sepanjang tahun, dari 445.226 orang pada Agustus 2007 menjadi

514.293 orang pada Agustus 2009. Jumlah tenaga kerja Provinsi Papua

Barat dari periode Agustus 2008 hingga Agustus 2009 bertambah sebanyak

11.893 orang. Pertambahan jumlah tenaga kerja ini diikuti oleh pertambahan

jumlah angkatan kerja (AK) dan jumlah bukan angkatan kerja (BAK) yaitu

masing-masing sebanyak 10.003 orang dan 1.890 orang. Pada bulan Agustus

2009, jumlah angkatan kerja mencapai 352.385 orang berkurang sebanyak

2,23% dibandingkan dengan keadaan Februari 2009, dan bertambah

sebanyak 2,93% dibandingkan keadaan setahun yang lalu (Agustus 2008).

Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2009

relatif lebih rendah dibandingkan keadaan Februari 2009 pada hampir

seluruh sektor lapangan pekerjaan, kecuali pertanian, pertambangan dan listrik,

gas dan air. Penurunan jumlah pekerja tertinggi terjadi pada sektor jasa

kemasyarakatan, diikuti oleh sektor konstruksi, transportasi, dan

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Page 88: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

72

perdagangan. Penurunan jumlah penduduk yang bekerja di sektor jasa

kemasyarakatan sebesar 18.737 orang, sektor konstruksi sebesar 4.534

orang, dan sektor transportasi sebesar 3.282 orang dan perdagangan

sebesar 2.677 orang. Sebaliknya, sektor yang mengalami peningkatan

jumlah pekerja berturut-turut adalah pertanian bertambah 21.956 orang,

pertambangan naik 3.207 orang, dan sektor listrik, gas dan air meningkat 568

orang dari Februari 2009 ke Agustus 2009.

Jika dilihat distribusinya, pada Agustus 2009 sektor yang menyerap

pekerja paling banyak berturut-turut adalah pertanian, jasa kemasyarakatan,

perdagangan. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling banyak

menyerap tenaga kerja.

Tabel 43. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Page 89: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

73

Tercatat 56,60% jumlah pekerja yang ada di Provinsi Papua Barat

(184.368 orang) masuk dalam lapangan pekerjaan pertanian. Disusul sektor

jasa kemasyarakatan sebesar 15,89% (51.754 orang), dan sektor

perdagangan sebesar 10,39 % (33.843 orang). Status pekerjaan utama

digunakan untuk mengelompokkan kegiatan pekerja. Pekerja formal adalah

pekerja yang berusaha dengan dibantu buruh tetap atau pekerja yang

berstatus sebagai buruh/karyawan. Selain itu masuk dalam kategori pekerja

informal. Jika melihat status pekerjaan berdasarkan klasifikasi formal dan

informal, maka pada Agustus 2009 ada sekitar 28,78% yang bekerja pada

kegiatan formal dan 71,22% yang bekerja pada kegiatan informal.

Dari 325.759 orang yang bekerja pada Agustus 2009, status pekerjaan

utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar

88.068 orang (27,03%), berusaha dibantu buruh tidak tetap 85.694 orang

(26,30 %), pekerja tak dibayar 74.925 (23,00 %), berusaha sendiri 60.968

orang (18,72%), sedangkan yang terkecil adalah pekerja bebas di

pertanian sebanyak 4.870 orang (1,49%). Jika dibandingkan keadaan setahun

yang lalu, struktur pekerjaan menurut status pekerjaan relatif stabil namun ada

kecenderungan peningkatan pada kelompok kegiatan formal,khususnya pada

status buruh/karyawan/pegawai.

Tabel 44. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Agustus 2007 – Agustus 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Page 90: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

74

BAB 7. PERKIRAAN EKONOMI DAN

INFLASI DAERAH

1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Perekonomian Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat diperkirakan

tumbuh positif pada triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi Papua akan sangat

dipengaruhi oleh sektor pertambangan. Sementara itu Provinsi Papua Barat

didominasi oleh pertumbuhan sektor pertanian.

Sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Papua diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi pada triwulan II-2010 dibandingkan

triwulan sebelumnya karena adanya pergantian titik penambangan yang

kemungkinan besar memiliki kadar konsentrat tembaga yang lebih dibandingkan

titik sebelumnya. Dan penambangan pada triwulan II 2010 ditargetkan akan

memenuhi 60% dari target produksi selama tahun 2010. Sementara itu dari

sektor permintaan, kinerja perekonomian Provinsi Papua masih bertumpu pada

konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta.

2. PROSPEK INFLASI

Inflasi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat diperkirakan dipengaruhi

oleh kelompok bahan makanan. Kemungkinan adanya kebijakan Pemerintah di

bidang penetapan Tarif Dasar Listerik (TDL) pada bulan-bulan mendatang

diperkirakan akan mempengaruhi laju inflasi pada triwulan II 2010, sehingga

Page 91: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan ... · Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

75

inflasi akan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Aspek lain yang menjadi penyebab bergerak naiknya harga-harga,

adalah keterlambatan pasokan, sarana tranportasi yang tidak mendukung, serta

kondisi cuaca yang kurang baik.

Kondisi ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan khususnya untuk

sektor pengangkutan (angkutan udara), sektor pendidikan, rekreasi dan olah

raga serta sektor sandang. Kondisi yang demikian akan berakibat pada

meningkatnya permintaan terhadap jasa pengangkutan, jasa pendidikan dan

komoditas sandang.

3. PROSPEK PERBANKAN

Perkembangan perbankan wilayah Papua secara tahunan pada triwulan

II-2010 diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan pada sisi aktiva, DPK,

namun di sisi lain kredit walaupun tetap tumbuh namun akan sedikit melambat

melihat sulitnya mencari dunia usaha yang produktif.

Jaringan kantor perbankan Papua pada triwulan II-2010 diperkirakan akan

mengalami penambahan. Penambahan jaringan kantor tersebut berupa

pembukaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) maupun Kantor Cabang Pembantu

(KCP) yang baru.

Penetapan kebijakan BI Rate yang konsisten oleh Bank Indonesia,

diperkirakan akan berpengaruh terhadap penurunan suku bunga DPK dan suku

bunga kredit perbankan pada triwulan-triwulan mendatang. Penurunan bunga

kredit tersebut selain akan meningkatkan posisi penyaluran kredit juga akan

meningkatkan kemampuan pengangsuran kredit oleh debitur sehingga

menurunkan NPL perbankan.