KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai...

91
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-II2011

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Halam ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Kata PengantarSebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang

tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligencedan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.

Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan denganketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh.

Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.

Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Agustus 2011BANK INDONESIA MAKASSAR

ttd.

Lambok A. SiahaanPemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Halam ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. I-2011 ~5

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7

1.1.1. Konsumsi ~ 8

1.1.2. Investasi ~ 10

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 11

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 18

1.2.3. Sektor Bangunan ~ 19

1.2.4. Sektor Angkutan Komunikasi ~ 20

1.2.5. Sektor Pertanian ~ 21

1.2.6. Sektor Jasa-jasa ~ 23

1.2.7. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 24

1.2.9. Sektor Industri Pengolahan ~ 24

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 27

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 27

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 27

2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 41

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 43

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 44

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 47

A. Perbankan~ 47

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

3.1. Kondisi Umum ~ 47

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 47

3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 48

3.2. Intermediasi Perbankan ~ 48

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 49

3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 49

3.2.3. Kredit UMKM ~ 53

3.3. Perbankan Syariah ~ 54

3.4. Perbankan BPR ~ 55

B. Sistem Pembayaran~ 56

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 56

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 56

3.7. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 57

3.8. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 58

3.8.1. Perkembangan RTGS ~ 58

3..2. Perkembangan Kliring ~ 59

BOKS I PENGEMBANGAN KLUSTER CABE DI KABUPATEN MAROS,

SULAWESI SELATAN ~ 61

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 63

4.1. Pendapatan Daerah ~ 63

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 63

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 65

5.1. Ketenagakerjaan ~ 65

5.2. Kesejahteraan ~ 66

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 66

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 68

5.3. Survei ~ 69

BAB 6 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 71

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 72

6.2. Outlook Inflasi ~ 76

6.3. Prospek Perbankan ~ 77

LAMPIRAN ~ 79

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 9Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 11Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 17Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 18Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan~ 20Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja SubSektor Angkutan~ 20Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian ~ 21Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 24Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 25

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 27Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 28Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 29Grafik 2.4. Harga CPO Internasional ~ 29Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 30Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang~ 31Grafik 2.7. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 31Grafik 2.8. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 31Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan ~ 31Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 32Grafik 2.11. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Bahan Kimia~ 32Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 33Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan ~ 34Grafik 2.15. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-

Rokok SPH di Makassar~ 35Grafik 2.16. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau~ 35Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar~ 36Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Sulawesi

Selatan ~ 36Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi ~ 37Grafik 2.20. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~ 38Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~38Grafik 2.22. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 38Grafik 2.23. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini DIbandingkan 6 b.y.l~ 38Grafik 2.24. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis ~39Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 40Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan ~ 40Grafik 2.27. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Dunia ~41Grafik 2.28. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Kendaraan & Suku Cadang ~41Grafik 2.29. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 42

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 2.30. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44Grafik 2.31. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 50Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bln y.a.d~ 50Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 50Grafik 3.4. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 50Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi ~ 52Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 53Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S ~ 55Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S ~ 55Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) ~ 56Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow) ~ 56Grafik 3.11. Selisih Aliran Uang Kartal Masuk-keluar (Net Inflow) ~ 56Grafik 3.12. Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow ~ 57Grafik 3.13. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan Trw.IV-2010 ~ 58Grafik 3.14. Transaksi RTGS – Total Transaksi ~ 59Grafik 3.15. Transaksi RTGS – Incoming ~ 59Grafik 3.16. Transaksi RTGS – Outgoing ~ 59

Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 66Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 67Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 67Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 68Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 68Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2010 ~ 69Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 69Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 69

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 72Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 72Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 73Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 73Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 73Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 73Grafik 6.7. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods ~ 73Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 76Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 76Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 77Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 77

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 16

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 28Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan ~ 28Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang~ 31Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 32Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 36Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 38Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan ~ 40Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 42

Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 48Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 49Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 49Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 50Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 52Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 52Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank

Umum (y.o.y) ~ 53Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 54Tabel 3.9. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar

Trw. II-2011~ 58Tabel 3.10. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 60

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan Semester II-2010~ 64

Tabel 5.1. Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 65

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Ringkasan Eksekutif

Asesmen EkonomiPertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2011

cenderung meningkat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya namun melambat

dibandingkan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 8,62% (y.o.y), lebih rendah

dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 9,04% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan I-

2011 sebesar 7,34% (y.o.y). Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh di atas

pertumbuhan nasional yang sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola pertumbuhan yang relatif

searah.

Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh

pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor

utama yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah pertanian, perdagangan-

hotel-restauran, keuangan-persewaan-jasa perusahaan.

Asesmen InflasiLaju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan II-2011, masih sejalan dengan

proyeksi inflasi di kisaran 6,72% ± 0.5% (y.o.y), meningkat pada tingkat yang

moderat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan II-2011 sebesar

6,37% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan II-2010 dan triwulan I-2011 masing-masing

sebesar 5,00% (y.o.y) dan 6,32% (y.o.y). Sementara itu, dibandingkan inflasi nasional

sebesar 5,54% (y.o.y)1, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih tinggi.

Secara tahunan, terdapat 3 (tiga) kelompok komoditas yang memiliki laju inflasi

tertinggi yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok kesehatan.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hampir semua kelompok mengalami peningkatan,

kecuali kelompok pendidikan.

1 Sumber : BPS

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Asesmen Perbankan dan Sistem PembayaranKinerja perbankan Sulsel pada triwulan II-2011 masih tumbuh pada level

yang lebih tinggi dari kinerja perbankan nasional, yang tercermin dari indikator

perbankan seperti total aset, kredit dan dana pihak ketiga. Dibandingkan triwulan

sebelumnya, total aset perbankan tumbuh sebesar 22,02% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 27,17%. Perlambatan pertumbuhan total aset tersebut sejalan

dengan melambatnya pertumbuhan DPK namun disisi lain pertumbuhan kredit relatif stabil

sehingga mendorong peningkatan LDR perbankan Sulsel menjadi sebesar 127,9% dari

sebelumnya 124,2%. Sedangkan NPLs (Non Performing Loans) Bank Umum pada triwulan

laporan secara gross tercatat sebesar 3,36%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Perbankan Syariah Sulsel pada triwulan II-2011 juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat

tinggi melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel baik pada sisi pembiayaan

maupun DPK. Peningkatan penyaluran pembiayaan tercermin juga dari level Finance to

Deposit Ratio (FDR) yang tinggi sebesar 206,1% meningkat dari 188,1% pada triwulan

sebelumnya. Selain itu, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) juga

cenderung membaik, terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan DPK dan

kredit/pembiayaan.

Transaksi sistem pembayaran di Sulsel pada triwulan II-2011 mengalami

peningkatan, khususnya transaksi pembayaran non tunai. Hal ini tercermin dari

naiknya nilai maupun volume RTGS, di wilayah Sulsel. Kondisi tersebut sejalan dengan

semakin meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel pada triwulan laporan.

Pada triwulan II-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan

net inflow sebesar Rp0,19 triliun. Di sisi lain, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak

edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,72 triliun, relatif menurun

apabila dibandingkan PTTB pada triwulan I-2011. Sedangkan Jumlah temuan uang palsu

di KBI Makassar selama triwulan laporan tercatat sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal

sebesar Rp14,07 juta, mengalami penurunan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

II-2011 meningkat menjadi Rp38,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y). Transaksi BI-

RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel dengan nilai sebesar Rp26,1 triliun. Selain itu, nominal perputaran kliring

pada triwulan laporan menunjukkan perkembangan yang relatif stabil meski sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Asesmen Keuangan DaerahKinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan II-2011

berada pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun

2010. Pada sisi penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 49,37% pada triwulan II-

2011, meski demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi pun masih relatif kecil.

Kondisi tersebut relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-

2011 yang relatif kecil, yaitu sebesar 0,19% (y.o.y).

Asesmen Ketenagakerjaan dan KesejahteraanDaya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari

2011 terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun

sebelumnya (62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel

tercatat mengalami penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi

6,7% pada Februari 2011. Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga

memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang

tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang menunjukkan peningkatan

pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-

2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 6,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan II-2011Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 8,37%+0,5% (yoy). Pada sisi permintaan,

peningkatan pertumbuhan pada triwulan III-2011 diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh

meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan pemerintah sejalan dengan proyeksi

meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi belanja pemerintah yang masih relatif

kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai meningkat cukup besar pada triwulan

mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut

menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel. Selanjutnya investasi pada triwulan III-2011,

diprediksi masih tinggi sejalan dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang

terlihat sejak awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan

akan cenderung meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya

permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses recovery perekonominnya. Selain

itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. PLTA

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

dimaksud dapat memproduksi energi hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan

bahan bakar dan diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta

akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan

berkelanjutan. Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena

meningkatnya kinerja sektor pertanian, angkutan-komunikasi, industri pengolahan dan

pertambangan-penggalian.

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung

melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011, yaitu pada kisaran

5,21% ± 0.5% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber

dari peningkatan inflasi volatile food dan administered inflation. Sementara laju inflasi inti

masih relatif terkendali.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh pada

level yang moderat meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan

sedikit melambat sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Selain itu,

perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan dengan proyeksi

peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Meski demikian, perkembangan

perbankan Sulsel masih terus tumbuh cukup baik, dimana rasio kredit bermasalah (NPL/Non

Performing Loan) gross terjaga di bawah 5%.

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB

1 2 3 4 1 2**MAKRO

- Sulawesi Selatan 120.11 120.79 125.64 126.75 127.70 130.74 - Sulawesi Utara 118.72 118.96 123.49 125.27 126.91 128.49 - Gorontalo 120.20 119.90 126.65 127.11 127.14 125.09 - Papua 119.07 120.30 121.94 122.80 123.97 128.42 - Irian Jaya Barat 134.75 137.15 143.69 143.34 141.35 125.03 - Maluku 121.22 121.54 127.25 128.22 126.62 143.73 - Sulawesi Tengah 120.19 122.19 128.22 128.70 131.90 133.69 - Sulawesi Tenggara 122.60 123.46 128.12 127.61 130.61 130.99 - Sulawesi Barat 122.39 123.13 125.07 127.59 129.63 132.76 - Maluku Utara 122.53 120.99 124.11 126.78 127.41 129.17

- Sulawesi Selatan 3.46 5.00 6.58 6.57 6.33 6.18 - Sulawesi Utara 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 6.38 - Gorontalo 3.59 2.73 7.60 7.43 5.77 5.15 - Papua 3.31 4.75 4.56 4.48 4.12 7.11 - Irian Jaya Barat 3.23 4.57 8.65 7.41 4.90 3.93 - Maluku 7.08 10.04 13.15 8.78 4.45 4.80 - Sulawesi Tengah 3.21 5.31 6.92 6.40 9.74 10.00 - Sulawesi Tenggara 1.35 2.41 3.99 3.87 6.53 7.20 - Sulawesi Barat 3.00 3.56 3.69 5.12 5.92 7.53 - Maluku Utara 4.43 3.40 4.69 5.32 3.98 6.76

1. Pertanian 3,265.68 3,615.33 3,780.29 3,218.25 3,582.10 3,978.80 2. Pertambangan dan Penggalian 1,157.58 1,101.71 1,087.69 1,143.21 1,005.80 1,126.00 3. Industri Pengolahan 1,648.87 1,748.89 1,738.57 1,733.02 1,700.00 1,774.80 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 123.69 136.38 139.20 130.32 128.70 139.30 5. Konstruksi/Bangunan 694.20 709.11 733.65 763.20 753.10 789.60 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,043.86 2,102.33 2,220.16 2,332.84 2,279.30 2,369.20 7. Angkutan dan Komunikasi 1,061.81 1,123.81 1,181.41 1,253.06 1,201.00 1,239.10 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 929.37 930.77 903.17 978.82 1,010.00 1,056.90 10. Jasa-jasa 1,348.10 1,366.30 1,390.83 1,430.40 1,439.80 1,467.60

7.96 9.22 7.48 8.93 7.34 8.62 *

478.48 477.22 592.28 466.81 448.01 399.05 194.26 166.57 271.79 241.98 222.94 149.15 122.67 102.04 256.08 178.49 174.14 119.18 254.08 305.13 201.77 233.87 225.88 295.90

Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007*) Sementara

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton)Nilai Impor Non Migas (USD Juta)

Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta)Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton)

2010 2011

Indeks Haga Konsumen

Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%)

PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

INDIKATOR

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

B. PERBANKAN

1 2 3 4 1 2**

Total Aset (Rp. Miliar) 42,063 46,117 48,938 52,865 53,491 56,464

30,175.34 32,752.57 33,958.94 37,298.83 37,461.05 37,904.15 Giro 5,148.85 5,731.33 5,947.53 5,627.99 6,515.71 6,256.37 Tabungan 14,676.24 16,737.24 18,273.54 20,864.60 19,647.54 20,265.08 Deposito 10,350.25 10,283.99 9,737.87 10,806.24 11,297.80 11,382.70

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Modal Kerja 13,853.82 14,873.23 15,424.31 16,609.73 17,246.85 18,015.06 - Investasi 7,705.26 8,143.12 7,975.95 8,960.67 9,147.97 9,670.26 - Konsumsi 15,482.34 16,867.42 17,720.21 17,454.80 20,125.05 20,930.00

122.75% 121.77% 121.09% 115.35% 124.18% 128.26%

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Pertanian 513.85 448.33 412.95 468.23 498.92 639.09 - Pertambangan 263.03 259.60 263.17 331.22 339.16 431.49 - Industri pengolahan 2,921.77 3,277.68 3,366.74 3,884.30 3,700.81 3,985.75 - Listrik,Gas dan Air 339.47 299.16 417.94 440.60 419.63 288.53 - Konstruksi 1,934.70 2,319.01 2,529.77 2,678.57 2,869.88 2,797.51 - Perdagangan 9,057.40 9,853.48 11,435.18 12,677.98 11,994.85 12,837.71 - Pengangkutan 1,175.62 1,284.72 1,020.97 1,005.47 1,040.09 1,274.54 - Jasa Dunia Usaha 1,100.71 899.49 986.38 1,577.55 1,932.32 2,216.38 - Jasa Sosial Masyarakat 1,515.69 1,678.92 1,461.84 1,640.52 1,684.90 1,725.44 - Lain-lain 18,219.20 19,563.37 19,225.53 18,320.78 22,039.30 22,418.88

17,563.20 20,207.56 13,412.15 13,198.51 14,970.24 15,216.14

3,901.54 4,608.93 1,702.46 1,189.31 2,279.30 2,693.14 - Modal Kerja 1,223.68 1,458.37 1,335.60 845.46 1,965.22 2,329.26 - Investasi 369.88 450.21 366.87 343.85 314.08 363.88 - Konsumsi 2,307.99 2,700.34 - - - -

10,342.59 10,926.40 7,066.34 6,654.87 7,604.87 8,096.46 - Modal Kerja 3,765.82 4,271.83 5,016.06 4,588.83 5,122.02 5,145.70 - Investasi 1,564.84 1,786.43 1,949.52 1,961.89 2,482.85 2,950.76 - Konsumsi 5,011.93 4,868.15 100.76 104.15 - -

3,319.07 4,672.24 4,643.34 5,354.33 5,086.08 4,426.54 - Modal Kerja 2,343.29 3,372.92 3,540.80 4,038.91 4,000.27 3,598.57 - Investasi 832.52 1,123.67 1,102.54 1,315.41 1,085.81 827.97 - Konsumsi 143.26 175.65 - - - -

3.47% 2.95% 3.06% 2.94% 3.25% 3.54%

2.99% 3.01% 3.75% 3.94% 4.89% 5.88%

BANK UMUM SYARIAH1,465.95 1,525.11 1,575.50 1,978.89 1,994.61 2,378.58

884.32 900.65 952.41 1,192.44 1,253.51 1,289.01 Giro 79.86 92.94 130.68 208.60 162.30 153.40 Tabungan 377.86 395.69 414.33 479.01 544.78 569.44 Deposito 426.60 412.01 407.40 504.83 546.43 566.17

1,699.14 1,650.08 1,954.48 2,020.19 2,357.99 2,656.38 - Modal Kerja 585.30 578.31 660.86 662.12 790.24 762.31 - Investasi 165.20 388.05 376.63 346.89 353.25 352.14 - Konsumsi 948.65 683.72 916.99 1,011.17 1,214.50 1,541.93

192.14% 183.21% 205.21% 169.42% 188.11% 206.08%

Catt.* (<Rp. 50 Juta)** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta)*** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M)**** Data Sementara

20112010

NPL UMKM gross (%)

Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%)

D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

FDR

Total Aset (Rp. Miliar)

D P K (Rp. Miliar)

Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Bab 1 Perkembangan Kondisi Makroekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukan kinerja yang semakin membaik.

Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 8,62% (y.o.y), mengalami

peningkatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,34% namun

lebih rendah dibandingkan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan).

Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang

sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola pertumbuhan yang relatif searah, dan telah berlangsung

selama dua tahun terakhir.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama maish didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi serta membaiknya kinerja net ekspor-impor. Sementara dari

sisi penawaran (sektoral), sektor utama yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi

adalah sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restauran, dan sektor keuangan-

persewaan-jasa keuangan.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan II-2011, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami

pertumbuhan positif. Kegiatan investasi masih menjadi faktor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi Sulsel. Peran konsumsi yang sebelumnya lebih dominan dalam

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011

y.o.y Sulsel

y.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian Sulsel mulai digeser

perannya oleh kinerja investasi sejak triwulan I-2011. Pertumbuhan investasi pada triwulan II-

2011 tercatat sebesar 18,56% (y.o.y), sehingga memberikan sumbangan sebesar 4,12%.

Sementara pertumbuhan konsumsi cenderung melambat pada triwulan laporan menjadi

sebesar 4,09% (y.o.y) atau lebih kecil apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 4,65% (y.o.y), namun masih memberikan sumbangan yang cukup baik

sebesar 2,79%. Kegiatan perdagangan eksternal juga menunjukan peningkatan

pertumbuhan baik ekspor maupun impor, sehingga mengakibatkan peningkatan yang

signifikan net ekspor menjadi sebesar 17,88% (yoy) pada triwulan II-2011 dengan

sumbangan sebesar 1,71%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Konsumsi

Kinerja konsumsi pada triwulan laporan masih cukup baik yaitu tercatat sebesar

4,09% (y.o.y), meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 4,65%

(y.o.y) dan triwulan II-2010 sebesar 6,48% (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang relatif

melambat tersebut dipengaruhi oleh realisasi anggaran pemerintah yang sampai dengan

triwulan II-2011 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan realisasi sebesar

33,94% dari total anggaran Rp1,01 triliun (lihat Bab Keuangan Daerah). Sejalan dengan itu,

konsumsi rumah tangga-nirlaba juga tumbuh melambat pada tingkat yang moderat. Selain

itu, apabila dibandingkan triwulan II-2010 terdapat perbedaan yang relatif menonjol, yaitu

pada triwulan II-2011 tidak terdapat penyelenggaraan Pemilukada, sedangkan pada triwulan

II-2010 ada sebanyak 10 Pemilukada kabupaten/kota di Sulsel dengan jumlah kandidat relatif

cukup banyak1.

1 Sepuluh kabupaten dimaksud adalah Luwu Utara, Bulukumba, Maros, Pangkep, Tana Toraja, dan Soppeng, Gowa, Barru, Luwu Timur, Kepulauan Selayar.

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL1 4.75% 32.03% -44.04% -40.98% -55.43% 4.09% 3.34% 6.29% -20.79% -15.25% -5.54% 4.09%2 6.17% 11.09% -30.04% -36.22% -5.13% 6.19% 4.31% 2.34% -13.62% -13.16% -0.46% 6.19%3 6.30% 1.04% -29.27% -46.39% 38.34% 8.04% 4.41% 0.22% -12.87% -16.28% 3.41% 8.04%4 7.23% 22.80% 26.29% 43.77% -33.40% 6.53% 5.17% 4.43% 10.65% 13.71% -3.06% 6.53%1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35%2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04%3 5.63% 7.03% 62.70% 91.46% 18.68% 7.39% 3.88% 1.39% 18.05% 15.93% 2.13% 7.39%4 5.78% 6.62% 18.27% 12.97% 57.38% 8.93% 4.16% 1.48% 8.77% 5.48% 3.29% 8.93%1 4.65% 28.44% 5.90% 13.77% -44.24% 7.34% 3.26% 6.78% 2.66% 5.36% -2.70% 7.34%2 4.09% 18.56% 23.20% 24.72% 17.88% 8.62% 2.79% 4.12% 9.98% 8.27% 1.71% 8.62%34

Sumber : BPS & Proyeksi BINote: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

2011

**

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)

2009

2010

*

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Pertumbuhan konsumsi yang cenderung melambat tersebut, didukung pula oleh hasil

survei konsumen Bank Indonesia Makassar yang menunjukkan penurunan optimisme Indeks

Keyakinan Konsumen pada triwulan laporan dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 1.2.1).

Prompt indikator yang juga menunjukkan penurunan konsumsi adalah melambatnya volume

impor consumer goods (grafik 1.2.4). Sementara, pemakaian air (grafik 1.2.9) dan

perkembangan indeks penjualan eceran kelompok bahan bakar (grafik 1.2.6) menunjukan

pergerakan yang relatif stabil. Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran untuk

kelompok peralatan rumah tangga (grafik 1.2.10.) juga relatif stagnan apabila dibandingkan

triwulan I-2011.

Meskipun tingkat pertumbuhan konsumsi Sulsel melambat menjadi sebesar 4,09%

(y.o.y), namun relatif dinilai masih berada pada level yang relatif cukup tinggi. Beberapa

indikator lain yang masih menunjukan baiknya kinerja konsumsi Sulsel, a.l tercermin dari

pertumbuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga (grafik 1.2.2) dan sektor sosial (grafik

1.2.3) yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, perkembangan indeks

penjualan eceran untuk beberapa kelompok seperti kelompok pakaian-perlengkapan dan

peralatan tulis (grafik 1.2.5 dan 1.2.6) juga menunjukan peningkatan jika dibandingkan

triwulan I-2011.

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi

Grafik 1.2.1.Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2.2.Konsumsi Listrik Sektor RT

Grafik 1.2.3.Konsumsi Listrik Sektor Sosial

Grafik 1.2.4.Volume Impor Consumers Goods

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

95

100

105

110

115

120

125

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011Juta

GW

H

Rumah Tanggay.o.y

Sbr : PLN Divre VII

0%

5%

10%

15%

20%

25%

-

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta

GW

H

Sosial y.o.y Sbr : PLN Divre VII

-500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011Juta

Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.2.5.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.2.7.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.2.6.Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.2.8.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Perlatan Tulis

Grafik 1.2.9.Pemakaian Air (M3)

Grafik 1.2.10.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Rumah Tangga

1.1.2. Investasi

Kinerja investasi pada triwulan laporan yang masih tumbuh cukup signifikan yaitu

sebesar 18,56% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 28,44%

(y.o.y). Namun demikian, pertumbuhan investasi pada periode laporan jauh lebih tinggi

apabila dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 9,64% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel

pada triwulan ini masih didorong oleh realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta.

Penanaman Modal Asing (PMA) diperkirakan masih akan mendominasi investasi di Provinsi

-50%0%50%100%150%200%250%300%

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Perlt RT

yoy

Smb : SPE

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0 10 20 30 40 50 60 70 80

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta

M3

Pemakaian Air (M³)

Y.O.Y (PA)

Sumber : PDAM Mks* Sementara -50%

0%50%100%150%200%250%300%

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Perlt RT

yoy

Smb : SPE

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Sulsel pada 2011. Sejumlah investasi yang direalisasikan pada 2011 merupakan realisasi dari

komitmen investor yang disepakati sepanjang 2010, seperti investasi pembangkit listrik2.

Sebaliknya, investasi di sektor pemerintah diperkirakan masih cenderung melambat karena

masih rendahnya realisasi belanja modal Pemda yang baru mencapai 27,86% (lihat Bab

Keuangan Daerah).

Perkembangan investasi yang cukup tinggi tercermin dari hasil survei penjualan

eceran untuk kelompok bahan konstruksi menunjukan peningkatan pada triwulan laporan

(grafik 1.3.1). Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi, juga ditandai dengan masih

tingginya volume impor capital goods (grafik 1.3.2) dan realisasi pengadaan semen (grafik

1.3.3.).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi

Grafik 1.3.1.Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi

Grafik 1.3.2.Volume Impor Capital Goods

Grafik 1.3.3.Realisasi Pengadaan Semen

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan

mengalami peningkatan yang cukup signifikan apabila dibandingkan triwulan I-2011, yaitu

2 Seputar Sulawesi, 8 Maret 2011, PMA Dominasi Investasi Sulsel 2011, http://seputarsulawesi.com/news-1319-pmadominasiinvestasisulsel2011.html.

-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%

0 100 200 300 400 500 600 700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011Juta

Kg

Capital GoodsCapital Goods Series2

* SementaraSmb : Cognos - BI

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

dari kontraksi atau tumbuh -44,24% (y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 17,88% (y.o.y).

Peningkatan kinerja net ekspor-impor pada triwulan laporan, terutama disebabkan oleh

pertumbuhan volume ekspor luar negeri non migas Sulsel (grafik 1.4.1). Kenaikan kinerja

ekspor Sulsel melebihi impor, menyebabkan net ekspor Sulsel menigkat sangat signifikan

pada periode laporan.

Peningkatan pertumbuhan ekspor juga didorong oleh 5 komoditas ekspor unggulan

Sulsel, seperti nikel, kakao, ikan-udang-kerang, biji-bijian berminyak dan kayu olahan (grafik

1.4) pada Juni 20113. Peningkatan ekspor nikel didukung oleh produksi yang meningkat

dengan selesainya perawatan tanur yang dilakukan pada triwulan I-2011 dan juga

dipengaruhi oleh mulai meningkatnya permintaan Jepang memasuki masa recovery pasca

tsunami, Maret 2011. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan prompt kenaikan muat luar

negeri via pelabuhan (grafik 1.4.3).

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor Sulsel pada triwulan laporan terbantu oleh kinerja

perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau), yang tercermin dari peningkatan aktivitas

muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2). Kegiatan ekspor antar pulau diperkirakan

didominasi oleh komoditas makanan seperti beras dan gula yang pasokannya cukup

berlimpah di wilayah Sulsel karena panen raya yang terjadi pada Maret-April 2011. Selain itu,

juga terdapat pabrik gula rafinasi di Sulsel yang cukup besar produksinya untuk memenuhi

permintaan daerah di luar Sulsel.

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor

Grafik 1.4.1.Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total

Grafik 1.4.2.Volume Muat Dalam Neg. via Pelabuhan

3 Sumber BPS: BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan Juli 2011

-60%-50%-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-60%-50%

-40%

-30%-20%

-10%0%

10%20%

30%

40%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

Ton

MUAT AP

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.4.3.Volume Muat Luar Negeri

via Pelabuhan

Grafik 1.4.4.Volume Ekspor Luar Negeri

Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

Grafik 1.4.5.Volume Ekspor Luar Negeri

Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6.Volume Ekspor Luar Negeri

Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7.Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan

Sementara, meningkatnya kinerja impor terutama terjadi karena menguatnya

permintaan terhadap barang-barang intermediate goods (grafik 1.5.4), yang terindikasi dari

meningkatnya aktivitas bongkar luar negeri via pelabuhan (grafik 1.5.6). Peningkatan impor

tersebut diduga berkaitan dengan masih menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap USD (grafik

1.5.7) pada periode laporan yng didukung pula aktivitas perekonomian yang cenderung

meningkat menjelang pertengahan tahun. Membaiknya aktivitas perekonomian tercermin

dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, yang menunjukan peningkatan indeks

penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu. Selain itu Survei Penjualan Eceran Bank

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

Ton

MUAT LN

Series2Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

-

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTAL y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%

-10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA

TOTAL y.o.ySmb : Cognos - BI* Sementara

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Volume Ekspor Nikely.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-60%-40%-20%0%20%40%60%

-2 4 6 8

10 12 14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

BARANG2 KAYU & GABUSTOTAL y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Indonesia juga menunjukan pergerakan yang searah, terutama pada kelompok pakaian-

perlengkapan, peralatan tulis dan bahan kimia (grafik 1.2.8, 1.2.9 dan 1.2.10).

Namun demikian, pertumbuhan impor beberapa komoditas masih relatif stagnan,

seperti impor capital goods (grafik 1.5.1) dan consumer goods (grafik 1.5.3), yang tercermin

dengan sedikit menurunnya aktivitas bongkar dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.5.5).

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor

Grafik 1.5.1.Volume Impor Luar Negeri Capital Goods

Grafik 1.5.2.Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6

bln yg lalu

Grafik 1.5.3.Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods

Grafik 1.5.4.Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Grafik 1.5.5.Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.6.Volume Bongkar Luar Negeri via Pelabuhan

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011Juta

Kg

Capital GoodsCapital Goods Series2

* SementaraSmb : Cognos - BI

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011Juta

Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011

Juta

Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

Ton

BONGKAR APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

Ton

BONGKAR LN

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.5.7.Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Grafik 1.2.8.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.5.9.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.5.10.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

Meski pertumbuhan net ekspor-impor pada periode laporan sangat tinggi namun

cederung melambat apabila dibandingkan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 29,55%.

Salah satu penyebabnya diperkirakan karena pada triwulan II-2011 tidak terdapat persiapan

Pilkada sebagaimana yang terjadi pada triwulan II-2010 yaitu pada 10 (sepuluh) kabupaten di

Sulsel yang berlangsung pada 23 Juni 2010. Tingginya impor antar provinsi pada triwulan II-

2010 tercermin juga dari meningkatnya volume bongkar dalam negeri via pelabuhan pada

triwulan II-2010 (grafik 1.5.5).

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektoral), secara tahunan (y.o.y) seluruh sektor mengalami

pertumbuhan positif. Beberapa sektor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi

pada triwulan laporan yaitu pertanian, perdagangan-hotel-restauran, keuangan-persewaan-

jasa perusahaan dan angkutan-komunikasi. Dibandingkan triwulan I-2011, secara umum

hampir semua sektor-sektor perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan pada

triwulan laporan kecuali 4 (empat) sektor, yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-

gas-air dan angkutan-komunikasi yang pertumbuhannya melambat pada level yang moderat.

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata-rata Kurs Tengahyoy

-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

0%10%20%30%40%50%60%70%

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Sektor pertambangan merupakan satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi pada

triwulan I-2011, kembali tumbuh positif pada triwulan II-2011.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan,

diikuti berturut-turut oleh sektor perdagangan-hotel-restauran, bangunan, angkutan-

komunikasi, pertanian, jasa-jasa, pertambangan-galian, listrik-gas-air bersih dan

pertumbuhan terendah tercatat pada sektor industri pengolahan.

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor ini paling tinggi dibandingkan 9 (sembilan) sektor perekonomian

di Sulsel yaitu sebesar 13,56% (y.o.y) dan jauh lebih tinggi apabila dibandingkan

pertumbuhan triwulan I-2011 sebesar 8,67% (y.o.y). Meningkatnya pertumbuhan sektor

dimaksud disebabkan oleh meningkatnya kegiatan usaha jasa perbankan, jasa pembiayaan

dan juga kegiatan sub-sektor persewaan seperti persewaan motor, mobil dan bus pariwisata,

sejalan maraknya aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Sulsel.

Peningkatan sub sektor perbankan dimaksud tercermin dari meningkatnya pertumbuhan

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 7.22% -13.99% -5.80% 9.25% 15.78% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09%2 4.12% -4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19%3 6.43% -4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04%4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53%1 -6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35%2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04%3 6.42% 12.52% -0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.39%4 1.09% 11.20% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.93%1 12.08% -13.16% 3.10% 4.05% 8.48% 11.52% 13.11% 8.67% 6.80% 7.34%2 10.05% 2.19% 1.48% 2.08% 11.35% 12.70% 10.27% 13.56% 7.42% 8.62%34

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy)

2011

**20

0920

10*

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 2.12% -1.37% -0.81% 0.09% 0.77% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09%2 1.20% -0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19%3 1.89% -0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04%4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53%1 -2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35%2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04%3 1.86% 0.99% -0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.39%4 0.29% 0.97% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.93%1 3.16% -1.25% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.66% 0.75% 7.34%2 2.83% 0.19% 0.20% 0.02% 0.63% 2.08% 0.90% 0.98% 0.79% 8.62%34

Sumber : BPS & Proyeksi BI* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

PERIODESUMBANGAN (yoy)

2011

**20

09*

2010

*

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

indikator pembiayaan kredit (grafik 1.6.4), nilai tambah bruto (grafik 1.6.3), lembaga

keuangan non bank (grafik 1.6.1 dan 1.6.2).

Meskipun pada triwulan II-2011 tumbuh relatif cukup tinggi, namun melambat

dibandingkan triwulan II-2010 yaitu sebesar 15,88% (y.o.y). Sumber penyebab tingginya

pertumbuhan pada triwulan II pada 2010 dan 2011 sangat berbeda. Tingginya kontribusi

sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Sektor keuangan-persewaan dan jasa

perusahaan pada triwulan II-2010 diduga karena penyelenggaraan aktivitas Pemilukada pada

10 (sepuluh) kabupaten di Sulsel, Juni 2010. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan NTB

Bank Umum (grafik 1.6.3) yang cukup tinggi pada triwulan II-2010 dan juga tercermin dari

terjadinya peningkatan transaksi RTGS di Sulsel (grafik 1.6.4) yang secara nominal cukup

tinggi pada triwulan II-2010. Sedangkan pada triwulan II-2011, peningkatan sektor

keuangan-persewaan-jasa perusahaan diperkirakan karena pengaruh dari relatif besarnya

aliran investasi asing atau peran swasta di Sulsel pada 2011.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Grafik 1.6.1.Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank

(Penggadaian)

Grafik 1.6.2.Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank

(FIF)

Grafik 1.6.3.Nilai Tambah Bruto Bank Umum

Grafik 1.6.4.Perkembangan Kredit Bank Umum

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Mill

ions

Sbr : Kanwil Pegadaian Mks* Sementara

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

050

100150200250300350400450

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mily

ar R

p

Sbr : FIF Mks

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011Trily

un R

p

NTB SULSELy.o.y

Sbr : LBU - BI

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Trili

un R

p

KREDIT yoy

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.6.5.Transaksi RTGS

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini juga cukup tinggi dengan tingkat pertumbuhan, sebesar

12,70% (y.o.y). Pertumbuhan pada triwulan laporan cenderung meningkat apabila

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,52% (y.o.y). Peningkatan pada sektor ini

tercermin dari beberapa prompt indikator seperti volume bongkar muat luar negeri via

pelabuhan (grafik 1.7.1) dan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) berbintang (grafik

1.7.2).

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Grafik 1.7.1.Volume Bongkar Muat Luar Negeri

Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2.Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar

Hotel Berbintang

Grafik 1.7.3.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.7.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Total

Y.O.YTr

iliun

Rp

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

0.5

0.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

Ton

BONGKAR LN

MUAT LN

Growth (yoy)

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ss yoy

Sumber: BPS

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.7.5.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.7.6.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

Faktor pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi

masyarakat terhadap bahan makanan maupun makanan jadi, yang secara langsung maupun

tidak langsung juga berkontribusi terhadap pertumbuhan sub-sektor perdagangan dan

restauran pada triwulan laporan. Kondisi sektor tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya

indeks penjualan eceran untuk kelompok komoditas makanan dan tembakau (grafik 1.7.3),

pakaian-perlengkapan (grafik 1.7.4), peralatan tulis (grafik 1.8.5) serta kelompok komoditas

bahan kimia (grafik 1.7.6).

1.2.3. Sektor Bangunan

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah

sektor bangunan, tumbuh sebesar 11,35% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya sebesar 8,48%. Peningkatan pertumbuhan sektor bangunan,

diperkirakan terjadi karena mulai berjalannya proyek-proyek pembangunan swasta pada

pertengahan tahun 2011, terutama pada sektor konstruksi. Hal ini tercemin dari

meningkatnya realisasi pengadaan semen (grafik 1.8.1) dan juga meningkatnya indeks

penjualan eceran untuk kelompok bahan konstruksi (grafik 1.8.2). Tingginya pertumbuhan

sektor dimaksud sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan

(18,56%). Meskipun demikian, jika ditinjau dari realisasi proyek-proyek pemerintah

menunjukkan bahwa realisasi belanja modal, sampai dengan triwulan II-2011 baru mencapai

sebesar 27,55% belum optimal mendorong pertumbuhan sektor ini.

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan II-2010 (9,07%), pertumbuhan sektor

bangunan pada triwulan ini tercatat masih lebih tinggi. Hal ini menunjukkan perkembangan

sektor ini cenderung membaik, seiring dengan meningkatnya pembangunan sarana

perkantoran, perbelanjaan, perhotelan maupun properti residensial.

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

0%10%20%30%40%50%60%70%

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan

Grafik 1.8.1Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.8.2Indeks Penjualan EceranKel. Bahan Konstruksi

1.2.4. Sektor Angkutan-Komunikasi

Sektor angkutan-komunikasi masih mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi

dibandingkan sektor lainnya pada triwulan II-2011. Pada triwulan laporan, sektor ini tercatat

tumbuh sebesar 10,27% (y.o.y), relatif melambat apabila dibandingkan triwulan I-2011

sebesar 13,11% (y.o.y). Perlambatan sektor ini sejalan dengan prompt indikator aktivitas lalu

lintas penumpang dan pesawat udara yang cenderung tumbuh melambat namun secara

total, jumlahnya terus meningkat (grafik 1.9.1 dan 1.9.2) dengan level pertumbuhan di atas

10%. Selain itu hasil Survey Penjualan menunjukkan bahwa penjualan kelompok komoditas

bahan bakar menununjukan pertumbuhan yang cenderung stabil (grafik 1.9.4).

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan

Grafik 1.9.1.Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Udara

Grafik 1.9.2.Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%

0 100 200 300 400 500 600 700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

Org

DEP ARRy.o.y

Lalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-2,000 4,000 6,000 8,000

10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

DEPARRy.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.9.3.Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.9.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bahan Bakar

Grafik 1.9.5.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Kendaraan dan Suku Cadang

Perlambatan pertumbuhan pada sektor ini diperkirakan berasal dari menurunnya

aktivitas lalu lintas darat. Sejalan dengan hasil Survei Bank Indonesia, yang menunjukan

relatif menurunnya indeks penjualan eceran kelompok kendaraan dan suku cadang (grafik

1.9.5) dan relatif stagnannya penjualan kelompok bahan bakar.

1.2.5. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada dua triwulan terakhir tumbuh cukup signifikan di atas 10%.

Pada triwulan II-2011, sektor pertanian masih mencatat pertumbuhan sebesar 10,05%,

sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar

12,08% (y.o.y). Meskipun masa panen raya komoditas padi sudah berlalu namun adanya

beberapa daerah baru mengalami panen cukup membantu menahan perlambatan

pertumbuhan sektor ini. Musim tanam yang tidak serempak itu dan adanya keterbatasan

ataupun kelebihan air irigasi di masing-masing wilayah diperkirakan menjadi penyebab

terjadinya pun secara bertahap.

-

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Embarkasi (keluar)

Debarkasi (masuk)

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

ribu

org

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0 10 20 30 40 50 60 70 80

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.10.1.Realisasi dan Perkiraan

Luas Panen & Produksi Padi

Grafik 1.10.2.Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani

Grafik 1.10.3.Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dimaksud juga dicerminkan oleh

menurunnya produksi padi dan luas panen pada triwulan II-2011 (grafik 1.10.1). Meskipun

demikian, kesejahteraan petani cenderung meningkat karena pasokan komoditas yang lebih

kecil menyebabkan harga cenderung lebih mahal. Di sisi lain indeks yang dibayar oleh petani

relatif stabil yang tercermin dari tingkat inflasi relatif terkendali. Hal tersebut tercermin pada

Indeks Nilai Tukar Petani yang meningkat karena indeks yang diterima petani yang

meningkat dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.10.2 dan 1.10.3).

Dibandingkan triwulan II-2010, pertumbuhan kinerja sektor pertanian ini tercatat

lebih tinggi yang tumbuh sebesar 7,68% (y.o.y). Pada tahun 2010, kinerja sektor pertanian

terlalu oleh kondisi cuaca yang menghambat pertumbuhan pertanian Sulsel karena

mengakibatkan pergeseran awal musim hujan dan kemarau sehingga merubah pola dan

waktu tanam. Sementara kondisi paruh pertama tahun 2011, siklus cuaca relatif lebih baik,

sehingga pertumbuhan sektor pertanian triwulan II-2011 menjadi lebih baik.

020,00040,00060,00080,000100,000120,000140,000160,000180,000200,000

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

Jan Feb Mar Apr Mei* Jun**

2011

Luas Tanam (HA)

Luas Panen (HA)

Produksi (TON)

TON HA

Sumber: Dinas Pertanian

TON HA

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

94

96

98

100

102

104

106

108

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

NTP y.o.y

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

105

110

115

120

125

130

135

140

145

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima Petani y.o.y

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

1.2.6. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan terus mengalami peningkatan sejak

tahun 2010. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa mengalami sedikit peningkatan apabila

dibandingkan triwulan I-2011 dari tumbuh sebesar 6,80% menjadi sebesar 7,42% (y.o.y).

Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kegiatan jasa sosial dan

kemasyarakatan seperti lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi, bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang seni. Hal ini sejalan

dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat akan layanan jasa-jasa dimaksud.

1.2.7. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan laporan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup

besar yaitu dari terkontraksi atau tumbuh negatif 13,16% pada triwulan I-2011, menjadi

tumbuh positif 2,19% (y.o.y) pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja sektor dimaksud

tercermin pada peningkatan volume ekspor luar negeri nikel (grafik 1.11.1). Kondisi ini

antara lain didorong oleh peningkatan produksi nikel oleh PT International Nickel Indonesia

Tbk (INCO) berencana menggenjot produksi pasca melakukan perawatan pabrik pada akhir

triwulan I-2011 sekaligus didukung oleh mulai meningkatnya permintaan dari Jepang pasca

tsunami. Selain itu, dukungan penyelesaian proyek PLTA Karebe sudah mencapai 99%.

Meski belum optimal, proyek tersebut nantinya akan memproduksi cukup energi

hidroelektrik untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada untuk memasok tanur-

tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara

yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian

Grafik 1.11.1.Harga Nikel Internasional

Grafik 1.11.2.Volume Ekspor Luar Negeri Nikel

Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 yang sebesar

17,85% (y.o.y), maka pertumbuhan pada triwulan ini tercatat jauh lebih rendah karena pada

Maret 2011, Jepang selaku negara tujuan ekspor utama Indonesia terkena tsunami dan

-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%

-

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011Thou

sand

s

USD/metric tonyoy indeks

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Volume Ekspor Nikely.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

menyebabkan perekonomiannya terpuruk jika dibandingkan tahun 2010. Meski di sisi lain,

harga nikel internasional masih cukup baik (grafik 1.11.1).

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih menduduki peringkat ke delapan dari 9

(sembilan) sektor perekonomian Sulsel. Kinerja sektor listrik-gas-air pada triwulan laporan

cenderung mengalami perlambatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

triwulan laporan sektor ini tercatat tumbuh sebesar 4,05% (y.o.y), sementara pada triwulan

II-2011 tumbuh sebesar 2,08%. Perlambatan pertumbuhan tersebut diduga bersumber dari

realtif stagnan-nya pertumbuhan sub sektor air di Sulsel (grafik 12.2). Meski demikian

dorongan kinerja sub sektor listrik menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas

dan air secara keseluruhan.

Sementara secara tahunan, apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010

sebesar 12,58% (y.o.y), pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan tercatat jauh lebih

rendah. Perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan konfirmasi PDAM Makssar pada

awal Juli 2011, dimana telah terjadi penurunan penggunaan air. Namun hal tersebut, diduga

karena telah terjadi pencurian air maupun terdapatnya sambungan illegal, karena pelanggan

dengan penggunaan air nol meter, mencapai angka 10 ribu orang4.

Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Grafik 1.12.1.Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Grafik 1.12.2.Pemakaian Air (M3)

1.2.9. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan II-2011, sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup

besar apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari tumbuh dari sebesar 3,10%

(y.o.y) pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 1,48% pada triwulan laporan. Perlambatan

4 Fajar, 2 Juli 2011, PDAM Sidak Indikasi Pencurian Air, http://www.fajar.co.id/read-20110701203555-pdam-sidak-indikasi-pencurian-air.

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-100 200 300 400 500 600 700 800 900

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011Juta

KW

H

Total Pemakaian Listriky.o.y

Sbr : PLN Divre VII

-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta

M3

Pemakaian Air (M³)

Y.O.Y (PA)

Sumber : PDAM Mks* Sementara

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

pertumbuhan tersebut diperkirakan terjadi pada industri makanan-minuman di Sulsel, yang

tercermin pada penurunan jumlah produksi tepung terigu pada triwulan laporan apabila

dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut diperkirakan sebagai akibat dari masih

tingginya harga gandum internasional (grafik 1.14.2), yang mempengaruhi stock gandum

sebagai bahan baku impor industri tepung terigu. Hal tersebut tercermin dari impor

intermediate goods yang relatif rendah pada triwulan I-2011 (grafik 1.14.3).

Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan sektor industri pengolahan masih tertahan

karena masih cukup baik dukungan pertumbuhan dari industri semen. Hal ini diperkirakan

masih akan meningkat sejalan dengan pengerjaan proyek-proyek swasta, termasuk pelaku

bisnis (investor) asing yang cukup besar pada tahun 2011 (grafik 1.14.4).

Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan

Grafik 1.13.1.Realisasi Produksi Tepung Terigu

Grafik 1.13.2.Harga Gandum Internasional

Grafik 1.13.3.Volume Impor Intermediate Goods

Grafik 1.13.4.Realisasi Pengadaan Semen

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Ribu

an T

on

Produksi-axis kiriyoy-axis kanan

Sumber : EFM Mks

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-100 200 300 400

500 600 700 800 900

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/bushelyoy indeks

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011

Juta

Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Halam ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

27Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bab 2 Perkembangan Inflasi

2.1. Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan II-2011, masih sejalan dengan proyeksi inflasi

di kisaran 6,72% ± 0.5% (y.o.y), meningkat pada tingkat yang moderat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan II-2011 sebesar 6,37% (y.o.y), meningkat

dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,00% (y.o.y) dan triwulan I-2011 sebesar 6,32%

(y.o.y). Sementara itu, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional

sebesar 5,54% (y.o.y)1.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

y.o.y - Nasy.o.y - Ssy.t.d - Ss

Sumber : BPS diolah

%

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa

Secara tahunan, urutan inflasi Sulsel pada triwulan II-2011 berdasarkan kelompok

barang dan jasa, dari yang tertinggi hingga terkecil adalah sebagai berikut :

Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan laporan

meningkat cukup tinggi menjadi sebesar 12,10%, dibandingkan triwulan yang sama tahun

2010 sebesar 7,64% (tabel 2.1). Peningkatan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga

pada sub-kelompok ikan segar, sub-kelompok lemak-minyak dan sub-kelompok ikan

diawetkan yang inflasinya secara berurutan tercatat sebesar 25,11% (y.o.y); 17,75%; dan

1 Sumber : BPS

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

28 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

16,71%. Kenaikan harga masing-masing sub kelompok pada triwulan II-2011 tersebut jauh

lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan II-2010 masing-masing sebesar -0,73%; -7,08%

dan -0,86% (tabel 2.2).

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM

1 13.17 11.97 9.34 11.12 10.21 3.55 1.77 9.01 2 4.14 10.63 4.66 7.65 6.51 3.46 (5.01) 3.80 3 3.38 6.74 3.26 6.92 3.89 4.66 (4.72) 2.70 4 3.60 6.23 3.55 7.31 2.86 6.91 (2.32) 3.39 1 2.68 6.22 3.48 2.16 2.98 7.08 1.18 3.45 2 7.64 5.23 4.11 7.56 2.73 7.08 1.06 5.00 3 13.43 6.21 4.13 7.65 2.92 4.07 1.76 6.58 4 14.27 5.90 4.14 7.35 3.06 1.80 1.75 6.56 1 13.96 4.47 4.16 8.30 3.08 1.48 1.84 6.32 2 12.10 5.27 4.57 8.83 6.41 2.43 2.08 6.37 3 - - - - - - - -4 - - - - - - - -

Sumber : BPS, diolah

Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007

2011

2009

2010

TAHUN

Tekanan inflasi pada sub-kelompok ikan segar tersebut disebabkan karena faktor

cuaca yang kurang kondusif, yaitu masih cukup tingginya curah hujan pada bulan Mei 2011

menyebabkan kenaikan harga ikan laut (lihat grafik 2.3). Kenaikan harga ikan laut juga

berdampak pada jenis ikan tambak seperti bandeng maupun ikan air tawar antara lain mujair

dan lele. Pasokan produk ikan tambak juga dipengaruhi oleh adanya banjir di beberapa

daerah karena tingginya curah hujan di awal 2011 sehingga menyebabkan hanyutnya benih

ikan, terutama di daerah sentra produksi seperti Kabupaten Pangkep, Pinrang, Maros serta

Kabupaten Barru2. Sementara waktu yang dibutuhkan dari pembibitan hingga panen pada

budidaya bandeng sekitar 5 bulan dan udang membutuhkan waktu 4 bulan.

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan

-5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kel. Bahan Makanan

2 4 1 2BAHAN MAKANAN 7.65% 14.27% 13.96% 12.10%

1 Padi-padian 11.75% 15.02% 6.47% 6.65%2 Daging & Hasilnya 3.94% 8.45% 0.55% 8.08%3 Ikan Segar -0.73% 6.58% 22.91% 25.11%4 Ikan Diawetkan -0.86% 5.10% 13.21% 16.71%5 Telur, Susu & Hasilnya 1.28% 4.42% 6.02% 7.39%6 Sayur-sayuran 38.14% 15.98% 8.31% 3.32%7 Kacang-kacangan 0.95% 9.02% 6.63% 9.26%8 Buah-buahan 21.53% 12.42% -5.17% 3.37%9 Bumbu-bumbuan 19.16% 74.18% 76.59% 17.83%

10 Lemak & Minyak -7.08% 10.81% 14.44% 17.75%11 Bhn Makanan Lainnya 2.15% 4.97% 3.85% 6.60%

2011KeteranganNo

2010

2 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

29Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Tekanan inflasi juga terjadi pada sub-kelompok lemak dan minyak, antara lain

disebabkan karena harga CPO di tingkat dunia yang masih terus meningkat sejak triwulan II-

2010. Kenaikan harga CPO dimaksud dipengaruhi oleh peningkatan permintaan CPO di

sejumlah negara di Asia seperti China dan India karena adanya kegiatan perayaan hari

raya. Lonjakan harga CPO dimaksud kemudian mempengaruhi peningkatan harga minyak

goreng dan produk turunannya di Indonesia, termasuk di Sulsel (grafik 2.4).

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil SPH di Makassar

Cakalang dan Tongkol

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Tongkol

Cakalang

Layang

Minyak Goreng

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

-20.00%

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Minyak Goreng

Growth (yoy)

Daging Ayam Ras

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Daging Ayam Ras

Growth (yoy)

Daging Sapi

67,000 68,000 69,000 70,000 71,000 72,000 73,000 74,000 75,000 76,000 77,000

-4.00%-2.00%0.00%2.00%4.00%6.00%8.00%

10.00%12.00%14.00%16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Daging Sapi

Growth (yoy)

Grafik 2.4.Harga CPO Internasional

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

ringgit/ton (metrik)

yoy indeks

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

30 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.5.Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan

-10

-5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), pada triwulan laporan yang kelompok

bahan makanan mengalami deflasi 0,74% (qtq), tercatat lebih rendah sebesar 1,77% dari

inflasi pada triwulan I-2011 sebesar 1,03% (qtq). Penyebab utama deflasi kelompok bahan

makanan karena faktor musiman, dimana pada pada akhir triwulan I-2011 Sulsel memasuki

panen raya sehingga terjadi peningkatan stock beras di Sulsel pada triwulan II-2011.

Keberhasilan panen raya pertanian Sulsel tahap pertama 2011 juga didukung keberadaan

sawah tadah hujan yang justru relatif diuntungkan oleh curah hujan tinggi yang melanda

Indonesia.

Kelompok Sandang, dibandingkan tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan (y.o.y)

pada triwulan II-2011 yang sebesar 8,83% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010

sebesar 7,56% (y.o.y) atau meningkat sebesar 1,27%. Peningkatan tersebut bersumber dari

kenaikan inflasi pada sub-kelompok barang pribadi dan sandang lain, terutama pada

komoditas emas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan sejak tahun 2010 (grafik

2.7). Masih belum pulihnya perekonomian global menyebabkan emas menjadi salah satu

komoditas yang diburu mengingat nilainya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kondisi perekonomian AS yang masih belum menggembirakan, menimbulkan spekulasi

bahwa The Federal Reserve akan kembali menggelontorkan quantitative easing (Lachlan

Shaw, analis Commonwealth Bank of Australia). Selain itu, kenaikan inflasi juga terjadi pada

sub-kelompok sandang laki-laki dan perempuan. Peningkatan inflasi pada kelompok sandang

sejalan dengan indeks penjualan eceran untuk kelompok pakaian dan perlengkapan pada

triwulan II-2011 yang tumbuh lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 2.8).

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

31Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kel. Sandang

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kel. Sandang

2 4 1 2SANDANG 7.57% 7.35% 8.30% 8.83%

1 Sandang Laki-laki 3.96% 3.40% 3.46% 4.42%2 Sandang Wanita 3.17% 2.72% 2.38% 4.24%3 Sandang Anak-anak 8.71% 8.58% 8.50% 8.01%4 Brg Pribadi & Sandang Lain 13.99% 13.85% 17.51% 16.64%

2011KeteranganNo 2010

Grafik 2.7.Perkembangan Harga Internasaional:

Komoditas Emas

-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/troy oz

Grafik 2.8.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Pakaian dan Perlengkapan

-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Grafik 2.9.Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya, secara triwulanan (q.t.q), inflasi pada triwulan laporan cenderung lebih

tinggi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu naik dari 0,56% (q.t.q) menjadi

2,72% (q.t.q) - grafik 2.9. Kenaikan inflasi pada kelompok dimaksud, diduga merupakan

dampak musiman dari peningkatan permintaan pada saat liburan sekolah dan tahun ajaran

baru sehingga mendorong naiknya permintaan pakaian triwulan II-2011 apabila

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

32 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

dibandingkan triwulan I-2011. Hal ini sejalan dengan hasil survei penjualan eceran Bank

Indonesia Makassar yang menunjukan terjadi peningkatan penjualan kelompok pakaian dan

perlengkapan pada periode laporan (grafik 2.8).

Kelompok Kesehatan, inflasi periode laporan apabila dibandingkan tahun

sebelumnya, meningkat dari 2,73% pada triwulan II-2010 menjadi sebesar 6,41% (y.o.y)

pada triwulan II-2011 (grafik 2.14). Semua sub-kelompok mengalami kenaikan harga, yang

terbesar adalah pada sub-kelompok jasa kesehatan. Tekanan inflasi pada sub-kelompok

obat-obatan disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku obat sekitar 5%-8% sejak awal

tahun 2011 sehingga mendorong kenaikan harga obat sekitar 10 persen. Faktor-faktor

tersebut menyebabkan inflasi pada sub-kelompok obat-obatan pada triwulan ini meningkat

apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.dy.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan

2 4 1 2KESEHATAN 2.73% 3.06% 3.08% 6.41%

1 Jasa Kesehatan 6.40% 6.47% 5.68% 12.17%2 Obat-obatan 1.11% 2.62% 3.32% 4.95%3 Js Prwtn Jas. 6.25% 4.60% 3.92% 8.81%4 Prwtn Jas. & Kos. 0.62% 0.98% 1.30% 3.10%

2011KeteranganNo 2010

Grafik 2.11.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Bahan Kimia

0%10%20%30%40%50%60%70%

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

33Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.12.Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Sulawesi Selatan

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya berdasarkan perkembangan triwulanan (q.t.q), inflasi kelompok

kesehatan meningkat dari laju inflasi sebesar 1,29% (q.t.q) pada triwulan I-2011 menjadi

3,46% (q.t.q) pada triwulan II-2011 (grafik 2.12). Peningkatan laju inflasi pada triwulan

laporan ini didorong oleh sub-kelompok obat-obatan, karena adanya perubahan tarif bea

masuk yang berlaku sejak 18 April 20113 atas 190 produk (pos tarif), yang salah satunya

adalah industri kimia dasar sehingga menyebabkan harga obat-obatan cenderung meningkat

pada triwulan II-2011.

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, apabila dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan II-2011

relatif stabil. Pada triwulan laporan, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 5,27% (y.o.y),

cenderung stabil apabila dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,23% (y.o.y) (tabel 2.4).

Meskipun demikian, terjadi kenaikan inflasi pada sub-kelompok minuman tidak beralkohol

(tabel 2.4). Salah satu komoditas yang cukup dominan mempengaruhi inflasi sub-kelompok

dimaksud adalah air kemasan. Di sisi lain, terjadi perlambatan laju inflasi pada sub sektor

makanan jadi dan tembakau-minuman beralkohol. Beberapa komoditas yang mewakilinya

adalah ayam goreng, mie dan rokok kretek yang menunjukan kecenderungan penurunan

harga. Hal dimaksud searah dengan hasil Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh KBI

Makassar (grafik 2.15).

3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.011/2011 tentang tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.01 0/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor.

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

34 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.5Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

2 4 1 2MKNN JADI, M, R & T. 5.23% 5.90% 4.47% 5.27%

1 Makanan Jadi 5.19% 5.65% 4.11% 4.33%2 Min. yg tdk Beralkohol 4.49% 8.17% 3.78% 8.58%3 Temb. & Min. Beralkohol 6.35% 4.97% 5.90% 5.56%

2011KeteranganNo 2010

Grafik 2.14.Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), laju inflasi kelompok

dimaksud relatif stabil, meski sedikit meningkat dari 0,94% (q.t.q) pada triwulan I-2011

menjadi 1,01% (q.t.q) --- grafik 2.14. Relatif stabil laju inflasi dimaksud, terutama didorong

oleh menurunnya laju inflasi sub-kelompok minuman yang tidak beralkohol yang cenderung

stabil, terutama disebabkan oleh stabilnya harga gula pasir di tingkat agen (grafik 2.15),

sebagai komoditas utama penyumbang inflasi pada sub-kelompok tersebut. Turunnya harga

gula pasir akibat dari faktor distribusi yang lancar dan stock yang cukup banyak, di sisi lain

permintaannya yang relatif stagnan menyebabkan harga gula pasir menjadi cenderung turun.

Selain itu, harga komoditas makanan jadi juga relatif menurun yang disebabkan karena

pengaruh dari berkurangnya tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan (grafik 2.15).

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

35Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.15. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-rokok

Hasil SPH di Makassar

Ayam Goreng

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Ayam Goreng

Growth (yoy)

Mie

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mie Growth (yoy)

Kue Basah

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rokok Kretek Filter

Growth (yoy)

Air Kemasan

1,500

1,550

1,600

1,650

1,700

1,750

-1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Air Kemasan

Growth (yoy)

Gula

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Gula Pasir

Growth (yoy)

Minyak Goreng

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

-20.00%

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Minyak Goreng

Series1

Grafik 2.16.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Makanan dan Tembakau

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

36 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, apabila dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, inflasi pada triwulan II-2011 relatif stabil meski sedikit

mengalami peningkatan dari sebesar 4,11% menjadi 4,57% (y.o.y). Kenaikan laju inflasi

tahunan tersebut didorong oleh peningkatan laju inflasi pada sub-kelompok biaya tempat

tinggal dan sub-kelompok perlengkapan rumah tangga (tabel 2.5). Peningkatan laju inflasi

pada sub-kelompok biaya tempat tinggal diduga didorong oleh kenaikan harga beberapa

bahan bangunan seperti besi, seng dan batu-bata akibat tekanan harga-harga komoditas

internasional. Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) kelompok bahan konstruksi juga

menunjukkan kecenderungan kenaikan tingkat permintaan yang akhirnya mendorong

peningkatan harga barang tersebut (grafik 2.19.).

Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

-

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

2 4 1 2PERUMAHAN,A, L,G & BB 4.11% 4.14% 4.16% 4.57%

1 Biaya Tempat Tinggal 3.88% 3.75% 3.79% 4.46%2 BB, Penerangan & Air 6.22% 6.62% 6.36% 6.35%3 Perlengkapan RT 1.90% 1.88% 2.59% 3.99%4 Penyelenggaraan RT 2.74% 2.42% 2.41% 1.69%

2011KeteranganNo 2010

Grafik 2.18.Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar

Sulawesi Selatan

(2)

-

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

37Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), inflasi pada triwulan

laporan cenderung stabil. Inflasi pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 0,87% (q.t.q),

sementara pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 0,82% (q.t.q), hanya meningkat sebesar

0,05% dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 2.18). Hal ini diduga karena masih belum ada

penyesuaian tarif air dan listrik. Meski ada kenaikan pada beberapa komoditas bahan

bangunan sebagai akibat dari meningkatnya permintaan akan bahan bangunan sejalan

dengan tingginya pertumbuhan sektor bangunan di Sulsel, namun kenaikan inflasi tersebut

masih pada tingkat yang relatif terkendali.

Grafik 2.19.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bhn Konstruksi

-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%

0 100 200 300 400 500 600 700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, apabila dibandingkan tahun

sebelumnya maka inflasi periode triwulan II-2011 mengalami perlambatan yang cukup

signifikan. Inflasi triwulan II-2010 tercatat sebesar 7,09% turun menjadi sebesar 2,43%

(y.o.y) pada triwulan II-2011. Perlambatan tersebut terjadi pada hampir seluruh sub-

kelompok, namun terjadi kenaikan inflasi pada sub-kelompok kursus/pelatihan dan olahraga.

Besarnya perlambatan inflasi pada sub kelompok disebabkan karena menghilangnya efek

tekanan inflasi sub-kelompok ini pada triwulan II-2011, dimana pada tahun 2010 terjadi

kenaikan biaya pendidikan sehingga inflasi pada sub-kelompok pendidikan pada triwulan II-

2010 mencapai 12,96% (y.o.y) dan kembali rendah pada periode laporan. Selain itu, sub-

kelompok rekreasi juga mengalami perlambatan inflasi namun masih pada level yang

moderat. Relatif melambatnya inflasi sub kelompok ini pada triwulan II-2011 apabila

dibandingkan triwulan laporan diperkirakan karena beberapa faktor, yaitu maraknya pesta

diskon barang-barang elektronik seperti TV berwarna, kamera dan handycam, diberbagai

pusat perbelanjaan yang didukung oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan ditambah

lagi dengan pengaruh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD yang cenderung menguat

hingga periode laporan (grafik 2.22, grafik 2.23 dan grafik 2.24).

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

38 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.20.Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga

Sulawesi Selatan

(1)

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.yq.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi kelompok ini

mengalami peningkatan pada level yang moderat, yaitu dari sebesar 0,03% (q.t.q) pada

triwulan I-2011 meningkat menjadi sebesar 1,04% (q.t.q) pada triwulan laporan (grafik

2.20). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama terjadi karena faktor musiman, menjelang

masa liburan anak sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Penjualan Eceran Bank

Indonesia Makassar pada kelompok perlatan tulis, yang menunjukkan terjadinya peningkatan

pada periode laporan sehingga menimbulkan tekanan inflasi.

Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.dy.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan-Rekreasi-

Olahraga

2 4 1 2PENDIDIKAN, R & OR 7.09% 1.80% 1.48% 2.43%

1 Pendidikan 12.96% 2.05% 2.03% 2.50%2 Kursus/Pelatihan 3.66% 2.21% 2.08% 15.32%3 Prlngkpn/Prltn Pendd. 2.00% 1.68% 1.59% 1.16%4 Rekreasi 1.71% 1.57% 0.28% 0.58%5 Olahraga 2.33% 0.74% 1.59% 4.74%

2011KeteranganNo 2010

Grafik 2.22.Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

USD

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata-rata Kurs Tengahyoy

Grafik 2.23.Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

39Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.24.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, apabila dibandingkan tahun

sebelumnya, inflasi pada triwulan II-2011 sedikit mengalami peningkatan, dari 1,84%

menjadi sebesar 2,08% (y.o.y) (grafik 2.25). Kontribusi kenaikan laju inflasi pada kelompok

ini yang terbesar terdapat pada sub-kelompok sarana dan penunjang transpor. Hal ini

disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam menaikkan biaya pengurusan jasa Surat Tanda

Kendaraan Bermotor (STNK) dan biaya perpanjangan, pembuatan surat izin mengemudi

(SIM) pada awal Juli 20104 yang diperkirakan akan memberikan dampak peningkatan inflasi

sub-kelompok dimaksud hingga 1 (satu) tahun kedepan. Selain itu, juga terdapat beberapa

kenaikan jenis tarif layanan yang berkisar antara 80% hingga 100%. Tarif yang mengalami

kenaikan di antaranya adalah penerbitan SIM, pelayanan ujian keterampilan mengemudi

melalui simulator, penerbitan STNK, penerbitan surat tanda coba kendaraan (STCK), dan

penerbitan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB). Tarif layanan surat lainnya yang

meningkat tarif pada penerbitan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), penerbitan surat

mutasi kendaraan ke luar daerah, penerbitan surat izin senjata api dan bahan peledak,

penerbitan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), penerbitan surat keterangan lapor

diri, dan penerbitan kartu sidik jari. Selain dari kenaikan tarif pengurusan surat-surat, juga

terjadi peningkatan tarif untuk pembuatan pelat nomor kendaraan sebesar 100%. Dampak

peningkatan harga minyak dunia yang cenderung meningkat kembali sejak triwulan IV-2010

hingga triwulan laporan (grafik 2.27) diperkirakan juga memicu inflasi pada sub-kelompok

dimaksud, karena akan berdampak pada peningkatan harga karet dan akhirnya berpengaruh

pada harga ban kendaraan.

4 Kenaikan Biaya Perpanjangan STNK Sumbang Inflasi Sulsel, Tribun Timur.com, http://202.146.4.121/read/artikel/121399/sitemap.html.

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

40 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi

(8)

(6)

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2..8. Inflasi Per-Sub Kel.

Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan

2 4 1 2TRANSPOR, KOM. & JK 1.07% 1.75% 1.84% 2.08%

1 Transpor 1.44% 0.46% 0.63% 0.80%2 Kom. & Pengiriman -1.56% -0.55% -0.36% -0.13%3 Srn & Penunjang Transpor 4.57% 21.73% 20.50% 21.35%4 Js Keuangan 0.41% 0.00% 0.00% 0.00%

2011KeteranganNo 2010

Namun di sisi lain, inflasi pada sub-kelompok transpor mengalami perlambatan

apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diperkirakan karena pengaruh dari

Pemilukada di 10 kabupaten di Sulsel pada Juni 2010 sehingga menyebabkan pertumbuhan

pada periode tersebut relatif lebih besar pasca berakhirnya event tersebut.

Grafik 2.26.Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan

(8)

(6)

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya apabila inflasi triwulan II-2011 dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q),

inflasi kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan, masih relatif stabil dari 0,36% pada

triwulan I-2011 menjadi 0,38% (q.t.q) pada triwulan laporan (grafik 2.26). Peningkatan laju

inflasi pada kelompok dimaksud terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada sub-

kelompok transpor. Hal tersebut antara lain disebabkan karena relatif menurunnya harga

minyak dunia pada periode laporan sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan Amerika

pada triwulan II-2011, sehingga tidak menyebabkan kenaikan harga tiket angkutan udara

pada triwulan II-2011 apabila dibandingkan triwulan II-2011.

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

41Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.27. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak

Dunia

-80%

-60%-40%-20%

0%20%

40%60%

80%100%

-

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/barrelyoy indeks

Grafik 2.28.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Kendaraan & Suku Cadang

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

2.1.2. Inflasi Berdasarkan Kota

Dari pergerakan data mengenai pertumbuhan inflasi daerah-daerah yang tergabung

dalam Sulsel dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:

Berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan inflasi dengan triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya, maka kota/daerah yang menunjukkan pergerakan pertumbuhan

inflasi yang paling tinggi adalah Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 6,80% pada

triwulan II-2011, meningkat sebesar 1,09%, dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,71%.

Pertumbuhan inflasi kedua tertinggi di Sulsel adalah Makassar dengan tingkat inflasi pada

triwulan II-2011 sebesar 6,58% naik dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar

5,25%. Selanjutnya, kota Palopo mengalami inflasi terbesar ketiga pada periode laporan

yaitu sebesar 5,11%, lebih besar dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar 3,93%.

Kota terakhir yang mengalami peningkatan inflasi terkecil adalah Pare-pare dengan tingkat

inflasi sebesar 4,84%, naik dibandingkan inflasi triwulan II-2010 sebesar 2,61%. (grafik

2.29).

Apabila dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya, maka terdapat 2 (dua) kota

yang mengalami peningkatan inflasi dan 2 (dua) kota lainnya mengalami penurunan inflasi.

Kota yang mengalami kenaikan inflasi terbesar adalah Palopo dengan tingkat inflasi pada

triwulan II-2011 sebesar 5,11%, sementara tingkat inflasi pada triwulan I-2011 tercatat

sebesar 3,96%. Kota yang mencatat mengalami peningkatan inflasi terbesar kedua adalah

Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 6,80% pada triwulan II-2011, lebih tinggi

dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar 5,97%. Di sisi lain, kota yang tercatat mengalami

perlambatan terbesar adalah Pare-pare dengan tingkat inflasi sebesar 4,84% pada triwulan

II-2011, turun dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar 5,66%. Selanjutnya kota yang

mencatat penurunan tingkat inflasi paling kecil adalah Makassar dengan tingkat inflasi

sebesar 6,58% pada triwulan II-2011, turun dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat

sebesar 6,60%.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

42 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.29.Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.0018.0020.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011

Gro

wth

(y.

o.y)

Makasar PalopoPare-pare WatamponeSulawasi Selatan

Hal yang menarik dicermati dari data maupun grafik yang disampaikan adalah

pergerakan pertumbuhan semua kota yang ada di Sulsel terlihat relatif searah dan secara

garis tren menunjukkan indikasi bahwa pergerakan pertumbuhan inflasi yang relatif stabil

sejak akhir 2010. Kota yang pergerakan inflasinya mirip dengan pergerakan inflasi Provinsi

Sulsel secara keseluruhan adalah Makassar. Selain itu, pergerakan inflasi Palopo mengalami

penurunan yang sangat signifikan apabila dibandingkan kota-kota lainnya, dimana sebelum

triwulan I-2010 tingkat inflasinya berada diatas inflasi Sulsel. Namun setelah triwulan I-2010

berada di bawah inflasi Sulsel bahkan sejak triwulan IV-2010 tingkat inflasinya secara rata-

rata paling rendah apabila dibandingkan dengan 3 (tiga kota) lainnya, yaitu Makasar,

Watampone dan Pare-pare. Meski demikian, pada periode laporan inflasi Pare-pare tercatat

paling rendah dibandingkan 3 (kota lainnya)

Berdasarkan bobot inflasi masing-masing kota di Sulsel, Makassar memiliki bobot

inflasi terbesar baik terhadap nasional maupun terhadap Sulsel, yang bobot inflasinya

masing-masing sebesar 2,56% dan 81,27%. Kota kedua yang memiliki bobot inflasi cukup

besar adalah Palopo, yaitu sebesar 0,22% terhadap nasional, sedangkan terhadap Sulsel

sebesar 5,98%. Kota yang terendah bobot inflasinya adalah Watampone dimana bobot

inflasinya terhadap nasional dan terhadap Sulsel berturut-turut sebesar 0,18% dan 5,71%.

Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Trw II-2010 Trw IV-2010 Trw I-2011 Trw II-2011

Watampone 0.17% 0.32% 0.30% 0.32%

Makassar 2.91% 5.51% 5.32% 5.35%

Palopo 0.19% 0.36% 0.35% 0.35%

Pare-pare 0.19% 0.36% 0.34% 0.35%

Sulawasi Selatan 3.46% 6.56% 6.32% 6.37%

KeteranganSumbangan Inflasi Kota

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

43Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Kota yang memberikan sumbangan inflasi terbesar untuk Sulsel pada triwulan II-2011

masih diduduki oleh Makassar sebagai kota dengan bobot inflasi terbesar di Sulsel, yaitu

sebesar 5,35%. Nilai tersebut lebih besar apabila dibandingkan triwulan yang sama pada

tahun 2010 sebesar 2,91%. Dan inflasi pada periode laporan juga cenderung lebih tinggi

apabila dibandingkan pada triwulan I-2011 sebesar 5,32%. Kemudian hal yang serupa terjadi

pada 3 (tiga) kota lainnya. Palopo yang menyumbangkan inflasi 0,35% di triwulan II-2011,

atau meningkat apabila dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 0,19%, namun sumbangan

inflasi Palopo pada triwulan laporan cenderung tetap apabila dibandingkan periode

sebelumnya sebesar 0,35% (tabel 2.8).

2.2. Disagregasi Inflasi

Selain analisa inflasi berdasarkan pengelompokan Inflasi yang diukur dengan IHK di

Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan Classification of

Individual Consumption According to Purpose (COICOP), dilakukan juga analisa disagregasi

inflasi yang membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non-inti (volatile dan

administred inflation). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih

menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental, dimana inflasi dapat

bersumber dari adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan

(demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi.

Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent

component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti

interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi

internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Kemudian inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena

dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non-inti terdiri dari inflasi

komponen bergejolak (volatile foods) yang biasa dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam

kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional. Terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah (administered

price), dimana inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan

harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Sumbangan inflasi Sulsel, sejak triwulan II-2010 sampai dengan triwulan I-2011

didominasi oleh komponen bergerak (volatile inflation), kemudian pada urutan kedua adalah

inti dan yang terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered

inflation). Namun pada triwulan II-2011, sumbangan inflasi terbesar berasal dari inflasi inti

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

44 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

(2,92%) kemudian diikuti dengan volatile inflation (2,78%) dan yang terakhir disumbang

oleh administered inflation (0,67%), lihat grafik 2.30.

Grafik 2.30. Sumbangan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

-1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Administered Inflation

Core Inflation

Volatile Inflation

Grafik 2.31. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Administered Inflation Core Inflation

Volatile Inflation Total

Sumber: BPS Diolah

Dominasi sumbangan inflasi inti dalam inflasi di Sulsel triwulan II-2011 disebabkan

karena tekanan inflasi dari eksternal seperti bersumber dari kenaikan harga komoditas

internasional sejak akhir tahun 2010 yang berdampak pada peningkatan harga beberapa

komoditas pada inflasi inti seperti emas dan bahan bangunan. Namun penguatan rupiah

menjadi faktor peredam kenaikan harga tersebut sehingga pertumbuhan inflasi inti masih

terkendali.

Apabila dilihat dari sisi pergerakan pertumbuhannya, maka pada triwulan II-2011

volatile inflation tercatat paling tinggi yaitu sebesar 12,50% (y.o.y), meningkat sangat tinggi

apabila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,41% (y.o.y), namun relatif menurun

apabila dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 16,78% (y.o.y), lihat grafik 2.31.

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI

Pada tanggal 14 Juli 2011, dalam rangka penguatan koordinasi antar instansi dalam

rangka pengendalian inflasi Provinsi Sulsel, maka diadakan pertemuan High Level Meeting

(HLM) Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI) bertujuan antara lain

Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2011. Pertemuan dimaksud

melibatkan BUMN dan perbankan Sulawesi Selatan dalam pengendalian inflasi.

Adapun hasil dalam pembahasan pertemuan FKPPI dimaksud adalah sebagai berikut:

A. Perkembangan Inflasi Sulsel Menjelang Idul FItri

Di triwulan II-2011 inflasi Sulsel tercatat 6,37% (yoy), lebih tinggi dari inflasi

nasional yang sebesar 5,54% (yoy). Tingginya angka inflasi Sulsel di tahun 2011

terutama bersumber dari inflasi volatile food yang tercatat mencapai 12,50% (yoy),

jauh lebih tinggi dibandingkan nasional (8,57%; yoy).

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

45Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Berdasarkan disagregasinya, volatile food mencatat inflasi tertinggi sebesar 12,50%

(yoy) yang didorong oleh kenaikan harga beras, daging ayam ras, telur ayam, dan

hasil tambak seperti udang dan bandeng. Sementara inflasi inti sebesar 6,04% (yoy)

dan inflasi administered 3,35% (yoy)

Secara historis Sulawesi Selatan mengalami inflasi tinggi setiap bulan Ramadhan.

Inflasi bulanan Sulsel tercatat selalu berada di atas 1% (mtm). Komoditas yang

memberi sumbangan besar bagi pembentukan inflasi tersebut adalah bahan-bahan

makanan seperti daging ayam ras, beras, tomat, sayur, bandeng, bawang merah,

dan gula pasir.

B. Kesiapan Pasokan Kebutuhan Pokok

Disperindag Sulsel secara rutin memantau harga dan pasokan bahan kebutuhan

pokok, antara lain beras, gula, tepung terigu, minyak goreng, daging sapi, daging

ayam ras, telur, bahan bakar rumah tangga, dan BBM.

Berdasarkan hasil pemantauan terakhir, harga bahan kebutuhan pokok yang

mengalami peningkatan harga cukup signifikan adalah daging ayam ras dan telur

ayam. Sementara harga bahan kebutuhan pokok lainnya cukup stabil.

Hasil pemantauan kepada distributor dan produsen bahan kebutuhan pokok

menunjukkan bahwa pasokan bahan kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan

dapat memenuhi kebutuhan hingga setelah hari raya Idul Fitri.

C. Strategi Pengendalian Inflasi Melalui Pasar Murah yang Terkoordinasi

Inflasi tidak dapat dikendalikan hanya melalui kecukupan stok, karena tingkat

harga juga dipengaruhi oleh spekulasi pedagang dan ekspektasi harga yang

dibentuk masyarakat.

Penggunaan media massa menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan

keyakinan bagi masyarakat bahwa pasokan kebutuhan tersedia secara memadai.

Hal ini dapat meredam kehawatiran masyarakat sehingga praktek pembelian besar-

besaran tidak terjadi.

Salah satu rekomendasi yang diberikan dalam rangka pengendalian harga melalui

ekspektasi masyarakat adalah pelaksanaan pasar murah yang terkoordinasi antara

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Bank Indonesia, BUMN, dan

perbankan di Sulawesi Selatan.

Pasar murah tahun 2011 diharapkan dapat mencakup daerah yang lebih luas

meliputi 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Adapun rencana tindak lanjut dari pertemuan dimaksud adalah pelaksanaan secara

bertahap kegiatan pasar murah yang dimulai awal bulan Agustus 2011 sampai dengan

minggu ketiga bulan Agustus 2011. Kemudian pembahasan pasar murah akan menjadi

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

46 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

salah satu agenda dalam rapat koordinasi pengendalian harga menjelang bulan Ramadhan di

bawah pimpinan Gubernur Sulawesi Selatan.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Bab 3 Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

A. Perbankan

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan II-2011 masih tumbuh pada

level yang lebih tinggi dari kinerja perbankan nasional, yang tercermin dari indikator

perbankan seperti total aset, kredit dan dana pihak ketiga. Dibandingkan triwulan

sebelumnya, total aset perbankan tumbuh sebesar 22,02% (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 27,17%. Perlambatan pertumbuhan total aset tersebut sejalan

dengan melambatnya pertumbuhan DPK namun disisi lain pertumbuhan kredit relatif stabil

sehingga mendorong peningkatan LDR perbankan Sulsel menjadi sebesar 127,9% dari

sebelumnya 124,2%. Sedangkan NPLs (Non Performing Loans) Bank Umum pada triwulan

laporan secara gross tercatat sebesar 3,36%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Perbankan Syariah Sulsel pada triwulan II-2011 juga menunjukkan pertumbuhan yang

sangat tinggi melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel baik pada sisi

pembiayaan maupun DPK. Peningkatan penyaluran pembiayaan tercermin juga dari level

Finance to Deposit Ratio (FDR) yang tinggi sebesar 206,1% meningkat dari 188,1% pada

triwulan sebelumnya. Selain itu, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) juga

cenderung membaik, terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan DPK dan

kredit/pembiayaan.

3.1. Kondisi Umum

3.1.1 Perkembangan Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan, pada triwulan II-2011, jumlah bank di Sulsel bertambah 1

(satu) bank yaitu BPD Jabar Banten. Komposisi Bank umum konvensional meningkat menjadi

42 bank, sementara jumlah BPR tidak mengalami perubahan pada triwulan laporan yaitu

sebanyak 27, sehingga jumlah jumlah kantor bank keseluruhan menjadi 706 kantor (tabel

3.1)

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan

3.1.2 Perkembangan Aset Perbankan

Total aset Bank Umum pada triwulan II-2011 tercatat tumbuh sebesar 22,02%

menjadi Rp56,27 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang tumbuh sebesar

27,2% (tabel 3.2) namun lebih tinggi dari pertumbuhan total aset bank umum secara

nasional sebesar 19,30%. Pertumbuhan aset perbankan pada periode laporan didorong oleh

peningkatan pertumbuhan aset bank asing-campuran yang tumbuh sangat signifikan dari

19,80% (y.o.y) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 72,66% (y.o.y) pada triwulan

laporan. Sementara pertumbuhan tahunan aset bank swasta nasional dan bank pemerintah

relatif menurun, dari masing-masing sebesar 34,19% (y.o.y) dan 23,08% (y.o.y) pada

triwulan I-2011 menjadi 22,06% (y.o.y) dan 21,18% (y.o.y) pada triwulan II-2011, tabel 3.2.

Tabel 3.2Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank

3.2. Intermediasi Perbankan

Kinerja intermediasi perbankan tercermin dari perkembangan pergerakan LDR, yang

meningkat menjadi 127,9% pada triwulan II-2011 dibandingkan triwulan I-2011 yang

tercatat sebesar 124,2%. Peningkatan LDR tersebut terutama karena terjadinya perlambatan

pertumbuhan penghimpunan DPK, sementara di sisi lain pertumbuhan penyaluran kredit

pada periode laporan relatif sama dibandingkan triwulan sebelumnya.

1 2 3 4 1 2Jumlah Bank 66 67 69 69 68 69

39 40 40 40 41 42Konvensional 30 30 30 30 31 32Syariah 4 5 5 5 5 5UUS 5 5 5 5 5 5

27 27 27 27 27 27694 700 701 703 705 706

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA)

2011

Bank Umum

BPRJumlah Kantor Bank

Kelembagaan2010

I II III IV I II* I II III IV I II*

11,91% 18,61% 21,17% 20,84% 27,17% 22,02% 42.063,0 46.117,2 48.938,0 52.864,7 53.129,6 56.271,1

11,66% 13,42% 14,25% 14,56% 23,08% 21,18% 26.150,9 28.122,5 29.703,9 32.233,4 31.509,2 34.079,0

17,24% 32,11% 38,85% 37,64% 34,19% 22,06% 15.573,5 17.546,4 18.765,3 20.188,5 20.868,6 21.418,0

-61,66% -44,41% -46,40% -52,98% 19,80% 72,66% 338,6 448,3 468,8 442,8 751,8 774,0

Total Aset

- Bank Pemerintah

- Bank Swasta Nasional

- Bank Asing dan Campuran

KOMPONEN 2010 2011 2010 2011

Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp Miliar)

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

3.2.1 Perkembangan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan II-2011

mencapai Rp39,16 triliun, mengalami perlambatan pertumbuhan dari 24,14% (y.o.y) pada

triwulan I-2011 menjadi 19,6% (y.o.y) - tabel 3.3. Perlambatan pertumbuhan DPK ini

terutama karena melambatnya pertumbuhan pada giro dan tabungan. Giro dan tabungan

masing-masing tercatat tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 26,6% dan 33,9% pada triwulan

I-2011 menjadi 17,2% dan 24,9% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sementara itu deposito

mengalami kenaikkan pertumbuhan dari 9,15% menjadi 12,18% (y.o.y).

Peningkatan pertumbuhan deposito diduga dipengaruhi oleh alokasi dana

masyarakat dari pembayaran rapel kenaikan gaji yang belum direncanakan digunakan dalam

waktu dekat. Dimana diperkirakan masyarakat akan menggunakan dananya lebih besar

untuk konsumsi pada bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri, Agustus 2011. Selain itu,

nasabah diperkirakan juga mempertimbangkan suku bunga deposito yang lebih kompetitif

dibandingkan suku bunga tabungan.

Tabel 3.3.Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

3.2.2 Penyaluran Kredit

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Sulsel relatif

hampir sama apabila dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar 25,6% (y.o.y) - tabel

3.4. Namun level pertumbuhan kredit perbankan Sulsel tersebut jauh melebihi pertumbuhan

kredit perbankan nasional yang tercatat sebesar 19,3% pada triwulan laporan. Dari sisi

penggunaannya, kredit produktif (modal kerja dan investasi) mengalami peningkatan,

sedangkan kredit konsumsi cenderung menurun. Salah satu faktor utama penyebab

meningkatnya penyaluran kredit produktif di Sulsel karena suku bunga kredit atau pinjaman

perbankan cenderung turun pada triwulan II-2011, di sisi lain kondisi perekonomian Sulsel

cukup kondusif untuk melakukan aktivitas usaha/bisnis. Kedepan kenaikan pertumbuhan

kredit produktif diperkirakan masih akan terus berlanjut. Hal tersebut didukung oleh

indikator ekspektasi kondisi perekonomian daerah yang cenderung meningkat pada triwulan

III-2011, hasil Survei Konsumen pada Juni 2011 (grafik 3.1).

II III IV I II* II III IV I II*10,95% 15,31% 11,00% 24,14% 19,56% 32.753 33.959 37.299 37.461 39.159

a. Giro 13,22% 20,41% 12,69% 26,55% 17,16% 5.731 5.948 5.628 6.516 6.715 b. Tabungan 10,34% 22,10% 13,02% 33,87% 24,92% 16.737 18.274 20.865 19.648 20.907 c. Deposito 10,71% 2,01% 6,50% 9,15% 12,18% 10.284 9.738 10.806 11.298 11.537

21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 39.884 41.120 43.025 46.520 50.085 121,8% 121,1% 115,4% 124,2% 127,9%

2,9% 3,1% 2,9% 3,2% 3,4%Catatan: Mulai Januari 2010 sistem pencatatan data perbankan menggunakan sistem Basel II

4. NPLs Gross (%)3. LDR (%)2. Kredit

2011 2011Nominal (Rp Milyar)Pertumbuhan (y.o.y)

2010

1. DPK

2010KOMPONEN

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Tabel 3.4Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan

Pertumbuhan kredit konsumsi yang cenderung melambat dari 30,0% menjadi 26,0%

(y.o.y), diduga karena alokasi dana masyarakat pada triwulan II-2011 banyak digunakan

untuk direct consumption sehubungan dengan aktivitas liburan sekolah dan menyambut

tahun ajaran baru. Perlambatan kredit konsumsi tersebut, diindikasikan dengan relatif

stagnan-nya perkembangan indeks ekspektasi penghasilan masyarakat 6 bulan yang akan

datang, pada hasil Survey Kosumen. Kondisi tersebut diperkirakan berhubungan dengan

meningkatnya pengeluaran pada triwulan mendatang sejalan dengan aktivitas di bulan

Ramadhan dan Idul Fitri. Hal tersebut diperkirakan menjadi penyebab masyarakat menahan

pengajuan kredit konsumsi pada periode laporan.

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi

Penghasilan 6 bln y.a.d

Grafik 3.3 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.4 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Sektor Ekonomi

II III IV I II* II III IV I II*21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 39.883 41.120 43.026 46.520 50.084

- Modal Kerja 12,34% 13,56% 13,21% 24,49% 26,40% 14.873 15.424 16.610 17.247 18.799- Investasi 30,70% 26,60% 32,36% 18,72% 23,14% 8.143 7.976 8.961 9.148 10.027- Konsumsi 25,41% 26,66% 16,45% 29,99% 26,03% 16.867 17.720 17.455 20.125 21.258*Angka Sementara

Kredit (lokasi proyek)

Nominal (Rp Milyar)Pertumbuhan (y.o.y)2010 2011

KOMPONEN

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

110

115

120

125

130

135

140

145

150

155

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtgy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Modal Kerja37%

Investasi20%

Konsumsi43%

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Meski pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi pada triwulan II-2011 tercatat

mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya, namun

kondisi tersebut masih belum dapat merubah struktur kredit Sulsel, dimana share kredit

konsumsi masih menempati posisi pertama paling besar yaitu Rp21,3 triliun (43%), diikuti

kredit modal kerja Rp18,8 triliun (37%) dan kredit investasi Rp10,0 triliun (20%) (grafik 3.3).

Secara sektoral, penyaluran kredit pada triwulan II-2011 masih tetap didominasi 3

(tiga) sektor utama yaitu sektor lain-lain (konsumsi), sektor perdagangan dan sektor industri

pengolahan masing-masing sebesar 45,86%, 27,32% dan 7,93% (grafik 3.4). Meningkatnya

pertumbuhan kredit khususnya pada sektor perdagangan dan industri, sejalan dengan

membaiknya perkembangan ekonomi Sulsel. Secara tidak langsung kondisi tersebut akan

meningkatkan prospek bisnis di kawasan Indonesia bagian timur, terutama kota Makassar

yang menjadi sentra bisnis, terutama dari sisi perdagangan, agro industri, hasil usaha

laut, furniture dan pariwisata. Sehubungan dengan itu, sejak awal tahun PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk (Persero) berusaha membantu dan mengembangkan pelaku bisnis ekspor dan

impor untuk prospek bisnis di kawasan Indonesia Timur dengan cara melakukan sosialisasi

yang menginformasikan bahwa BRI akan membantu para pengusaha yang akan melakukan

perdagangan internasional maupun domestik dengan menyediakan layanan transaksi

pembayaran internasional yang meliputi Internasional Trade berupa Penerbitan LC impor,

Jasa Penagihan Ekspor, Pembiayaan dalam rangka ekspor ( Pre-shipment Financing & Post-

shipment Financing) dan Domestik trade berupa Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

(SKBDN), Bill Purchase Financing serta Garansi (SBLC) dengan keuntungan komparatif yang

aman dan terpercaya sehingga sangat membantu para pelaku usaha yang ingin melakukan

trade ke luar negeri maupun domestik. Hal tersebut secara tidak langsung juga

berhubungan dengan dukungan perbankan untuk menyalurkan kredit kepada para

pengusaha yang potensial, sehingga akhirnya akan mendorong peningkatan pertumbuhan

kredit untuk sektor dimaksud.

Sementara 3 (tiga) sektor ekonomi yang mengalami peningkatan pertumbuhan yang

cukup signifikan, dibandingkan triwulan I-2011, yaitu sektor pertanian, jasa dunia usaha dan

tambang. Peningkatan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertanian, yaitu dari

tumbuh negatif 2,90% (y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 54,26% (y.o.y). Kredit sektor jasa

dunia usaha, yaitu dari 75,6% pada triwulan lalu menjadi 155,22% pada triwulan II-2011.

Selain itu, kredit sektor pertambangan juga meningkat cukup signifikan dari 28,95% (y.o.y)

menjadi 60,84% (y.o.y) - tabel 3.5. Peningkatan pertumbuhan kredit di sektor jasa dunia

usaha dan perdagangan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang

meningkat pada periode laporan apabila dibandingkan triwulan I-2011. Peningkatan pada

sektor jasa dunia usaha diduga dipengaruhi oleh program dukungan kepada MKM (Mikro

Kecil dan Menengah) tahun 2011, dimana salah satu fokus perbankan nasional, termasuk

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Sulsel, adalah penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selain

melakukan pendekatan kepada komunitas usaha potensial yang dikembangkan berbentuk

cluster, bank juga bekerjasama dengan departemen teknis, dalam penyaluran kredit bagi

usaha sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Hal-hal tersebut mempengaruhi jumlah

alokasi dana kredit bank yang meningkat untuk MKM.

Tabel 3.5Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi

Dari sisi aspek pengelolaan manajemen risiko, perbankan Sulsel pada triwulan II-2011

juga menunjukkan kondisi yang cenderung membaik, tercermin dari rasio kredit macet atau

non performing loan (NPL) Bank Umum yang tetap terjaga pada level yang aman (dibawah

5%), yaitu sebesar 3,36%, meski NPL pada periode laporan sedikit meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 3,25% (tabel 3.6).

Tabel 3.6Perkembangan NPLs Gross Bank Umum

Grafik 3.5NPLs Per Sektor Ekonomi

II III IV I II* II III IV I II*Kredit 17,36% 21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 39.884 41.120 43.025 46.520 50.085 Pertanian -51,20% -58,15% -52,69% -2,90% 54,26% 448 413 468 499 692 Pertambangan 52,87% 20,56% 64,37% 28,95% 60,84% 260 263 331 339 418 Industri Pengolahan -3,48% 6,52% 23,36% 26,66% 21,16% 3.278 3.367 3.884 3.701 3.971 Listrik, Gas, Air 301,55% 146,80% 73,72% 23,61% -5,16% 299 418 441 420 284 Konstruksi 6,85% 12,53% 20,40% 48,34% 25,71% 2.319 2.530 2.679 2.870 2.915 Perdagangan 3,62% 16,62% 14,16% 32,43% 38,86% 9.853 11.435 12.678 11.995 13.683 Pengangkutan 19,06% -3,73% -14,66% -11,53% -1,36% 1.285 1.021 1.005 1.040 1.267 Jasa Dunia Usaha -49,89% -46,50% -19,70% 75,55% 155,22% 899 986 1.578 1.932 2.296 Jasa Sosial Masyarakat 370,19% 275,10% 337,69% 11,16% -5,22% 1.679 1.462 1.641 1.685 1.591 Lain-lain 45,46% 37,42% 22,23% 20,97% 17,41% 19.563 19.226 18.321 22.039 22.968 * Angka Sementara

2011Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)

KOMPONEN 2010 2011 2010

2011I II III IV I II III IV I II*3,82% 3,05% 4,08% 3,08% 3,47% 2,95% 3,06% 2,94% 3,25% 3,36%

*Angka Sementara

2009 2010KOMPONEN

NPL Gross

0.01%1.35%

1.82%2.22%

3.60%3.98%

5.27%5.28%

6.75%12.79%

0% 5% 10% 15%

Listrik,Gas dan Air

Pertambangan

Lain-lain

Pengangkutan

Jasa Sosial Masyarakat

Perdagangan

Konstruksi

Jasa Dunia Usaha

Industri pengolahan

Pertanian

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Secara sektoral, NPL tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 12,79%

(grafik 3.5), diikuti oleh sektor Industri pengolahan dan jasa dunia usaha yang masing-masing

sebesar 6,75% dan 5,28%. Rasio NPL yang sangat tinggi di sektor pertanian diduga terjadi

karena produktivitas sektor tersebut memiliki ketergantungan yang cukup besar pada faktor

alam seperti cuaca esktrim, dimana hal tersebut mempengaruhi pendapatan atau

kemampuan para petani untuk membayar kreditnya.

3.2.3 Kredit UMKM

Berdasarkan segmentasi skala usaha

debitur, sebagian besar kredit/pembiayaan

Bank Umum Sulsel diklasifikasikan sebagai

kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan

Menengah (MKM). Pangsa

kredit/pembiayaan MKM per sektor

ekonomi per Juni 2011 sebagian besar

masih didominasi oleh sektor perdagangan

54%, diikuti oleh sektor jasa sosial

masyarakat dan sektor lain-lain yang

masing-masing memilki proprosi yang sama

yaitu sebesar 9% (grafik 3.6).

Tabel 3.7.Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum (y.o.y)

Penyaluran kredit/pembiayaan MKM secara tahunan pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang sangat signifikan dibandingkan triwulan I-

2011, yaitu dari negatif 13% menjadi positif 26% (y.o.y) - tabel 3.7. Beberapa sektor yang

mengalami peningkatan dari yang terbesar adalah sektor pertanian, pertambangan,

pengangkutan dan jasa dunia usaha. Sementara sektor yang tumbuh melambat adalah

II III IV I II* II III IV I II*Kredit -16% -46% -51% -13% 26% 12.463 13.311 13.094 14.970 15.753 Pertanian -63% -47% -53% 106% 170% 193 314 272 346 520 Pertambangan 92% 40% 281% 240% 461% 31 48 75 105 172 Industri Pengolahan 42% 62% 59% 128% 19% 700 781 835 830 833 Listrik, Gas, Air 257% 149% 160% 900% -4% 29 40 30 29 28 Konstruksi 14% 30% 20% 182% 8% 1.126 1.245 1.201 1.207 1.212 Perdagangan -15% 8% -1% 65% 47% 5.806 7.588 7.748 7.972 8.530 Pengangkutan 87% 69% 45% 69% 91% 346 342 371 418 660 Jasa Dunia Usaha -41% -43% -50% 20% 49% 719 677 677 902 1.072 Jasa Sosial Masyarakat 332% 279% 336% 10% -5% 1.389 1.288 1.377 1.480 1.320 Lain-lain -26% -92% -96% -80% -34% 2.125 989 509 1.681 1.406 * Angka Sementara

2011Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)

KOMPONEN 2010 2011 2010

Grafik 3.6Pangsa Kredit/pembiayaan MKM Bank Umum

Per Sektor EkonomiPertanian

3% Pertambangan1%

Industri pengolahan

5%Listrik,Gas dan Air

0%Konstruksi

8%

Perdagangan54%

Pengangkutan4%

Jasa Dunia Usaha

7%

Jasa Sosial Masyarakat

9%Lain-lain

9%

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

perdagangan, industri pengolahan, konstruksi. Selanjutnya 3 sektor yang mengalami

pertumbuhan negatif adalah listrik, air dan gas, jasa sosial masyarakat dan lain-lain.

3.3. Perbankan Syariah

Pada triwulan laporan, jumlah perbankan syariah tidak mengalami perubahan

dibandingkan triwulan II-2011, yakni sebanyak 10 Bank Syariah yang terdiri dari 5 (lima)

Bank Umum Syariah dan 5 (lima) Unit Usaha Syariah.

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah

Kinerja perbankan Syariah Sulsel pada triwulan II-2011 cenderung membaik

dibandingkan triwulan I-2011, yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan Dana Pihak

Ketiga (DPK), pembiayaan dan Finance to Deposit Ratio (FDR) - (tabel 3.8.). Peningkatan

pembiayaan dan FDR terutama karena peningkatan pertumbuhan DPK cenderung lebih kecil

dibandingkan peningkatan pertumbuhan pembiayaan. Meskipun terjadi peningkatan

pembiayaan, kualitas pembiayaan juga cenderung membaik dan tetap terjaga pada level

yang aman. Hal ini tercermin dari nilai Non Performing Loans (NPLs) secara gross yang tetap

stabil di 2,5% (dibawah 5%).

3.4. Perbankan BPR

Dari sisi kelembagaan, jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi pada triwulan II-

2011 (per Juni 2011), tidak mengalami perubahan sehingga jumlahnya tetap 53 kantor.

Pada triwulan II-2011, total aset perbankan kelompok BPR/S tercatat tumbuh sebesar

17,2% (y.o.y) menjadi Rp73,6 milyar meskipun posisi ini lebih rendah apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,2% (y.o.y) atau sebesar Rp92,4 milyar (grafik 3.7).

Pertumbuhan aset ini terutama bersumber dari pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cukup

tinggi.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga BPR/S mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu

menjadi sebesar 54,04% (y.o.y) pada triwulan II-2011, dimana pada triwulan sebelumnya

hanya tumbuh 39,48% (y.o.y). Selain itu, pada triwulan laporan pertumbuhan

II III IV I II* II III IV I II*1. DPK 8,01% 10,53% 32,69% 41,75% 43,12% 900.645 952.409 1.192.436 1.253.507 1.289.007

a. Giro -41,59% -10,36% 46,32% 103,24% 65,04% 92.942 130.683 208.597 162.304 153.395 b. Tabungan 15,93% 24,79% 32,78% 44,17% 43,91% 395.693 414.327 479.013 544.776 569.442 c. Deposito 23,56% 6,13% 27,69% 28,09% 37,42% 412.010 407.399 504.826 546.427 566.170 2. Pembiayaan 9,26% 37,44% 41,08% 58,88% 72,94% 1.536.028 1.954.476 2.020.185 2.357.987 2.656.380

3. FDR (%) 170,5% 205,2% 169,4% 188,1% 206,1%4. NPFs Gross (%) 4,9% 3,9% 3,0% 2,5% 2,5%Catatan: Mulai Januari 2010 sistem pencatatan data perbankan menggunakan sistem Basel II

Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)2010 2011 2010 2011KOMPONEN

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPR/S tumbuh

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S

Rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga BPR/S pada

triwulan laporan tercatat sebesar

triwulan I-2011 yang sebesar

pertumbuhan kredit/pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan

DPK pada triwulan II-2011.

kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPR/S tumbuh 46,73% (y.o.y), lebih

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 41,51% (grafik 3.8.).

Perkembangan Aset BPR/SGrafik 3.8.

Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S

Rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga BPR/S pada

triwulan laporan tercatat sebesar 154,1%, sedikit lebih rendah dibandingkan

yang sebesar 158,3%. Penurunan LDR ini terutama karena

dit/pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan peningkatan

% (y.o.y), lebih tinggi

Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S

Rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga BPR/S pada

kan LDR pada

terutama karena peningkatan

pertumbuhan

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

B. Sistem Pembayaran

Selama triwulan II-2011, transaksi siste

peningkatan, khususnya transaksi pembayaran non tunai. Hal ini tercermin dari naiknya nilai

maupun volume RTGS, di wilayah Sulsel. Sementara itu,

penurunan dibandingkan periode sebelumnya teru

meningkatnya outflow. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin meningkatnya

perekonomian Sulsel pada triwulan laporan

3.5. Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (

Pada triwulan II-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan

inflow sebesar Rp0,19 triliun, dimana

melebihi aliran uang keluar Bank Indonesia (

tersebut menurun dibandingkan triwulan I

Rp1,08 triliun (grafik 3.11). Penurunan

musiman sejalan dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal karena liburan anak

dan persiapan masuk tahun ajaran baru.

Grafik 3.9 Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow

Grafik 3.11Selisih Aliran Uang Kartal Masuk

(Net Inflow)

(1.00)

(0.50)

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010

Net inflowY.O.Y

Trili

un R

p

2011, transaksi sistem pembayaran di Sulsel mengalami

peningkatan, khususnya transaksi pembayaran non tunai. Hal ini tercermin dari naiknya nilai

maupun volume RTGS, di wilayah Sulsel. Sementara itu, net-inflow di Sulsel mengalami

penurunan dibandingkan periode sebelumnya terutama karena menurunnya inflow

. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin meningkatnya

pada triwulan laporan.

Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow

2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan

, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (

ank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal

tersebut menurun dibandingkan triwulan I-2011, yang menunjukkan net inflow

. Penurunan net inflow pada triwulan laporan terjadi karena faktor

musiman sejalan dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal karena liburan anak

dan persiapan masuk tahun ajaran baru.

Inflow)

Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar

Grafik 3.10Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow

-2000%

0%

2000%

4000%

6000%

8000%

10000%

12000%

1 2

2011

m pembayaran di Sulsel mengalami

peningkatan, khususnya transaksi pembayaran non tunai. Hal ini tercermin dari naiknya nilai

di Sulsel mengalami

inflow dan

. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas

Outflow)

2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net

aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow)

). Perkembangan aliran uang kartal

net inflow sebesar

pada triwulan laporan terjadi karena faktor

musiman sejalan dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal karena liburan anak sekolah,

Outflow)

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Pada triwulan II-2011, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp2,10 triliun atau

menurun dibandingkan triwulan I-2011 sebesar Rp2,33 triliun (grafik 3.9). Penurunan aliran

uang masuk (inflow) tersebut diduga berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran

masyarakat dalam menghadapi periode liburan anak sekolah dan datangnya tahun ajaran

baru. Sebaliknya pada triwulan laporan terjadi peningkatan aliran uang keluar (outflow)

menjadi Rp1,91 triliun dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,25 triliun (grafif 3.10).

Terjadinya penurunan aliran uang masuk (inflow) dan peningkatan aliran keluar (outflow)

pada triwulan laporan diduga berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran konsumsi

masyarakat dalam menghadapi periode liburan anak sekolah dan datangnya tahun ajaran

baru. Selain itu, pola pembiayaan proyek-proyek pemerintah dan swasta yang mulai

terealisasi pada pertengahan tahun diperkirakan juga menyebabkan aliran uang yang keluar

(outflow) dari Bank Indonesia Makassar cenderung meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya.

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Dalam rangka menerapkan kebijakan clean money policy, Bank Indonesia Makassar

secara berkala melakukan kegiatan penukaran uang dan kas keliling yang menjangkau

seluruh daerah di Sulsel. Selain itu juga dilakukan kegiatan pemusnahan uang tidak layak

edar (UTLE) dengan terlebih dahulu melakukan pemberian tanda tidak berharga (PTTB). Pada

triwulan II-2011, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak edar yang telah dibukukan

sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,72 triliun, relatif menurun apabila dibandingkan PTTB

pada triwulan I-2011 yaitu sebesar Rp1,33 triliun (grafik 3.12).

Grafik 3.12Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow

Menurunnya jumlah uang tidak layak edar pada periode laporan, diperkirakan

dampak dari cukup berhasilnya kebijakan clean money policy yang diterapkan oleh KBI

Makassar untuk menjaga kondisi uang kartal yang beredar di masyarakat semakin membaik

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

PTTB

/ In

flow

Inflo

w &

PTT

B (T

riliu

n Rp

)

InflowPTTBPTTB/InflowSeries4

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

kualitasnya. Kondisi tersebut tercermin dari penurunan pertumbuhan PTTB dari 28.2% (yoy)

pada triwulan I-2011 menjadi 4.5% pada periode laporan, meskipun disisi lain terjadi

peningkatan pertumbuhan tahunan aliran uang kartal yang masuk (inflow) ke Bank

Indonesia. Pada triwulan laporan, inflow meningkat cukup signifikan sebesar 246,3% (yoy)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 26.3% (yoy).

3.7. Perkembangan Temuan Uang Palsu

Jumlah temuan uang palsu di KBI

Makassar selama triwulan laporan tercatat

sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal

sebesar Rp14,07 juta, mengalami

penurunan apabila dibandingkan triwulan

sebelumnya sebanyak 439 lembar dengan

nominal sebesar Rp27,75 juta. Berdasarkan

jenis pecahan, selama triwulan I-2011

(grafik 3.13 dan tabel 3.9), uang kertas

yang paling banyak dipalsukan adalah

pecahan Rp50.000,- sebanyak 131 lembar

(60,4%), diikuti pecahan Rp100.000,- sebanyak 73 lembar (24,21%), pecahan Rp20.000

sebanyak 9 lembar (4,1%), dan pecahan Rp10.000 sebanyak 4 lembar (1.8%). Tidak didapati

uang palsu untuk pecahan kecil, seperti pecahan Rp5.000,-, Rp2.000,- dan Rp1.000,- .

3.8. Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring

3.8.1 Perkembangan RTGS

Secara total, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan II-2011 meningkat

menjadi Rp38,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya

Tabel 3.9Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Triwulan II-2011

PeriodePecahan

Total 100,000

50,000

20,000

10,000

5,000

2,000

1,000

Trw IV-2008 62 123 11 5 2 0 0 203 Trw I-2009 44 116 9 4 2 0 0 175 Trw II-2009 58 87 11 4 1 0 1 162 Trw III-2009 103 277 8 8 19 0 0 415 Trw IV-2009 139 183 8 3 5 0 0 338 Trw I-2010 97 181 13 8 2 0 0 301 Trw II-2010 127 123 8 4 4 2 0 268 Trw III-2010 153 125 15 0 10 1 0 304 Trw IV-2010 116 242 32 2 1 1 0 394 Trw I-2011 126 299 7 5 2 0 0 439 Trw II-2011 73 131 9 4 0 0 0 217

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.13Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu

Berdasarkan Pecahan Triwulan II-2011

100,000 24.21%

50,000 60.4%

20,000 4.1%

10,000 1.8%

5,000 0.0%

2,000 0.0%1,000

0.0%

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

sebesar Rp29,8 triliun yang hanya tumbuh sebesar 0,3% (y.o.y), lihat grafik 3.13. Transaksi

BI-RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel dengan nilai sebesar Rp26,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan aliran yang

keluar (outgoing) dari perbankan Sulsel yang tercatat sebesar Rp12,2 triliun.

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel via RTGS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu dari 12,6% menjadi 16,1% (y.o.y) (grafik 3.14), terutama karena mulai meningkatnya

realisasi pembayaran untuk keperluan proyek-proyek pemerintah pada triwulan laporan. Hal

yang serupa terjadi pada pertumbuhan aliran dana yang keluar via RTGS (outgoing) pada

triwulan laporan juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan triwulan I-2011, yaitu

dari negatif 18,2% tumbuh menjadi negatif 3,4% (yoy), lihat grafik 4.7. Peningkatan

tersebut diperkirakan karena mulai meningkatnya aktivitas transaksi masyarakat, swasta dan

pemerintah pada pertengahan tahun dibandingkan periode awal tahun, dimana hal ini

sejalan dengan pergerakan perekonomian Sulsel.

Grafik 3.15.Transaksi RTGS – Incoming

Grafik 3.16. Transaksi RTGS – Outgoing

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

-

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Incoming

Y.O.Y

Trili

un R

p

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Outgoing

Y.O.Y

Trili

un R

p

Grafik 3.14.Transaksi RTGS – Total Transaksi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Total

Y.O.YTr

iliun

Rp

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

3.8.2 Perkembangan Kliring

Pertumbuhan kliring pada triwulan II-2011 menunjukkan perkembangan yang relatif

stabil meski sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut diduga

terkait dengan menigkatnya aktivitas perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011, baik pihak

swasta maupun pemerintah yang sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan sektor

perdagangan-hotel-restauran (Mengacu pada bab 1: Perkembangan Kondisi Makroekonomi)

dari 11,52% menjadi 12,70% (y.o.y) pada periode laporan.

Sementara dari sisi rata-rata harian, nilai lembar perputaran kliring cenderung

mengalami peningkatan. Rata-rata harian nilai nominal perputaran kliring pada triwulan II-

2011 tercatat sebesar Rp135 miliar, mengalami peningkatan apabila dibandingkan triwulan

II-2011 yang sebesar Rp128 miliar. Selain itu, rasio rata-rata harian penolakan warkat

(Cek/BG) kosong pada triwulan laporan, secara nominal mengalami penurunan namun dari

sisi jumlah lembarnya sedikit meningkat. Secara nominal, rasio rata-rata warkat yang ditolak

menurun dari sebesar 2,4% pada triwulan I-2011 menjadi sebesar 2% pada triwulan

laporan. Sementara dari jumlah lembar, rasio rata-rata harian warkat yang sedikit meningkat

apabila dibandingkan antara triwulan I-2011 dan triwulan II-2011, yaitu menjadi 2,24%.

Tabel 3.10. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Total Perputaran Kliring- Nominal (tri l iun rupiah) 6.5 6.9 7.4 7.5 7.2 7.3 7.9 8.3 8.2 8.3 - Lembar (ribuan) 242.2 258.4 262.3 263.6 253.5 259.8 261.6 267.9 265.0 278.6 Rata-rata Harian Perputaran Kliring- Nominal (tri l iun rupiah) 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 - Lembar (ribuan) 4.1 4.2 4.3 4.2 4.0 4.0 4.0 4.1 4.1 4.6 Nisbah Rata-rata Penolakan Cek/ BG Kosong- Nominal (%) 1.67 2.01 1.66 2.19 1.73 2.10 2.30 1.90 2.40 2.00 - Lembar (%) 1.76 1.62 1.75 1.74 1.78 1.86 2.17 2.10 2.10 2.24

Sumber : Bank Indones ia

URAIAN 201120102009

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

BOKS I

Pengembangan Kluster Cabe di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Dalam rangka mendorong pengembangan usaha di sektor pertanian, Bank Indonesia

Makassar bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Maros pada tahun 2011 ini telah

mengembangkan klaster komoditas cabai, tepatnya di sentra produksi Kecamatan Tanralili.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari nota kesepahaman atau MOU antara Bank

Indonesia dengan Kementerian Pertanian tentang Kerjasama Pengembangan Usaha di Sektor

Pertanian pada tanggal 16 Maret 2011 di Jakarta dan ditindaklanjuti dengan penandatanganan

MOU antara Bank Indonesia Makassar dengan Pemda Kabupaten Maros, tanggal 23 Mei

2011di Makassar.

Komoditas cabai merupakan salah satu komoditas pertanian hortikultura yang potensial

untuk dikembangkan. Cabai merupakan salah satu bahan makanan (bumbu) yang menjadi

kebutuhan masyarakat Indonesia sehari-hari. Tujuan pengembangan klaster cabai selain untuk

mensinergikan sumber daya para pihak dalam rangka pengembangan usaha di sektor

pertanian juga untuk meningkatkan akses para petani kepada sumber-sumber pembiayaan

untuk pengembangan usaha tani. Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk usaha tani serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adapun ruang lingkup pengembangan klaster cabai meiiputi :

1. Pengembangan klaster cabai berdasarkan analisa rantai nilai (value chain) berbasis pasar dari

hulu sampai hilir yaitu a) penyediaan akses bahan baku yang berkualitas baik, b)

pelaksanaan budidaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Agriculture Practices

termasuk penggunaan teknologi tepat guna; c) penanganan pasca panen; dan d)

peningkatan akses pasar.

2. Bentuk kerjasama lebih diprioritaskan kepada pemberian Bantuan Teknis kepada para

petani cabai;

3. Percepatan implementasi pemanfaatan skim kredit/pembiayaan dalam rangka

pengembangan usaha dalam lingkup klater cabai.

Penerapan Good Agriculture Practices dirasakan penting, mengingat pasar lokal

maupun international menuntut agar produk yang dihasilkan bermutu baik, aman, ramah

lingkungan. Dalam hal ini tuntutan dari pasar perlu menjadi perhatian karena apabila tidak

terpenuhi akan menyebabkan produk cabai yang dihasilkan tidak dapat terserap secara optimal

oleh pasar.

Ke depannya, sesuai dengan konsep value chain market based solution, Bank Indonesia

bekerjasama dengan segenap jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten

Maros akan memfasilitasi pengembangan kemitraan dengan perbankan, pelaku usaha serta

distributor.

Pengembangan kemitraan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar

tercipta suatu kesinambungan dari proses produksi sampai dengan pasar.

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Berbagai program yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan Focus Group Discussion

(FGD), Training of Trainers (TOT) dan sekolah lapang. Kegiatan FGD yang melibatkan beberapa

pihak seperti Perbankan, Dinas Pertanian, Dinas Pedagangan, Kelompok Tani dan Asprindo pada

tanggal 21 April 2011 dimaksudkan untuk membahas grand design program pengembangan

klaster cabai di Kec. Tanralili Kab. Maros. Setelah dilakukan proses persiapan (diskusi awal,

baseline survey, penyusunan desain program, persiapan pelaksanaan aksi), maka telah melewati

tahapan inisiasi dan mulai memasuki tahapan aksi.

Salah satu langkah aksi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas pihak-

pihak yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendampingan lapangan dan asistensi teknis

kepada para petani cabai, yaitu para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), pengurus inti

kelompok tani, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian yang berada di lokasi sasaran

program. Peningkatan kapasitas diberikan kepada para pendamping dalam bentuk Training of

Trainer (ToT) Good Agribusiness Practices (GAP) Budidaya Cabai yang ditujukan untuk

meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta keterampilan para penyuluh agar dapat

memberikan asistensi yang optimal kepada para petani di wilayah binaannya. Kegiatan ToT telah

dilaksanakan selama 3 hari dengan peserta sebanyak 15 orang dengan fasilitator tenaga ahli

dari berbagai instansi dan akademisi. Materi ToT beberapa sasaran yaitu 1) Prinsip-prinsip

kepemanduan 2) Peningkatan produktivitas dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu,

3) pengolahan hasil dan pasca panen, 4) pembinaan kelembagaan dan kemitraan, 5) akses

pembiayaan dan akses pemasaran dan 6) sertifikasi Produk Hasil Pertanian.

Sebagai kelanjutan dari ToT, maka proses transfer pengetahuan diperlukan agar

pengetahuan yang dimiliki oleh para penyuluh dan pendamping dapat dipahami dan diketahui

oleh pelaku usaha tani melalui Sekolah Lapang. Pelaksanaan Sekolah Lapang di Kec. Tanralili,

Kab. Maros yang telah dilaksanakan meliputi 15 titik dengan total peserta 214 petani selama ±

3 bulan dengan luas lahan 61,97 Ha. Pemandu Lapang adalah dari 15 orang peserta Training of

Trainers (ToT) Good Agriculture Business Budidaya Cabai. Pelaksanaan Sekolah Lapang

merupakan salah satu langkah dari program kerjasama ini (Bank Indonesia dengan Pemerintah

Kabupaten Maros) untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani dalam pelaksanaan

budidaya cabai sesuai dengan standart Good Agriculture Practices dan pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Bab 4 Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan II-2011 berada

pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Pada sisi

penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 49,37% pada triwulan II-2011, meski

demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi pun masih relatif kecil. Kondisi tersebut

relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-2011 yang relatif

kecil, yaitu sebesar 0,19% (y.o.y).

4.1. Pendapatan Daerah

Realisasi anggaran pendapatan daerah sampai dengan triwulan II-2011 tercatat

mencapai Rp1,43 triliun atau 49,73% dari total target pendapatan sebesar Rp2,88 triliun.

Pencapaian realisasi pendapatan tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan realisasi

pendapatan pada triwulan II-2010 yang tercatat sebesar Rp1,24 triliun. Akselerasi realisasi

pendapatan diperkirakan akan terjadi pada triwulan III-2011 dan berlanjut hingga akhir

tahun.

Dari komponen pendapatan, realisasi “Dana Perimbangan” mencapai 49,59%,

terutama didorong oleh sub komponen “Dana Alokasi Umum” (DAU) yang sebesar 58,33%.

Sementara realisasi komponen “Pendapatan Asli Daerah” mencapai 49,31%, pada sub

komponen “Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah” dan “Pendapatan Pajak Daerah”

yang masing-masing telah mencapai 43,16% dan 52,21%. Realisasi pada sub-komponen

“Pendapatan Pajak Daerah” tersebut relatif menggambarkan cukup baiknya kinerja konsumsi

rumah tangga (PDRB) Sulsel, mengingat objek penerimaan dari “Pendapatan Pajak Daerah”

tersebut antara lain adalah pajak dan bea balik nama kendaraan bermotor.

4.2. Belanja Daerah dan Transfer

Dari sisi anggaran belanja daerah, sampai dengan triwulan II-2011, realisasinya masih

relatif kecil yaitu sebesar Rp1,01 triliun atau 33,94% dari target yang ditetapkan sebesar

Rp2,97 triliun. Namun apabila dibandingkan realisasi triwulan II-2010 yaitu sebesar Rp0,62

triliun, maka kinerja realisasi belanja triwulan II-2011 tersebut meningkat cukup signifikan.

Realisasi terbesar terjadi pada pos ‘Belanja Hibah’ yang mencapai 55.04%, diikuti oleh pos

‘Belanja Pagawai’ (43,94%). Realisasi pos “Belanja Tidak Langsung” pada triwulan laporan

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

sebesar 34,68% (Rp 0,64 Triliun), relatif lebih tinggi apabila dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar RP 0,44 Triliun.

Realisasi ‘Belanja Langsung’ lebih banyak dipergunakan untuk Belanja Barang & Jasa

dengan realisasi sebesar 35,38%. Sementara untuk ‘Belanja Modal’, realisasi relatif kecil yaitu

sebesar 27,86%. Hal ini sejalan dengan relatif kecilnya pertumbuhan konsumsi permerintah

(PDRB) secara tahunan pada triwulan laporan, yang tumbuh 0,19% (yoy) atau jauh lebih kecil

daripada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 5,83%.

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahSampai Dengan Triwulan II-2011

Nominal % REALISASI Nominal % REALISASI % (y.o.y)1. PENDAPATAN1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,430.08 735.30 51.42% 1,782.15 878.83 49.31% 19.52%

- Pendapatan Pajak Daerah 1,222.80 617.77 50.52% 1,549.18 808.78 52.21% 30.92%- Pendapatan Retribusi Daerah 113.55 45.30 39.90% 110.17 44.48 40.37% -1.82%- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 59.61 51.05 85.64% 63.58 - - -100.00%- Lain-lain PAD yang Sah 34.12 21.18 62.07% 59.22 25.56 43.16% 20.68%

1.2. DANA PERIMBANGAN 954.63 508.76 53.29% 1,090.32 540.72 49.59% 6.28%- Dana Bagi Hasil Pjk dan Bukan Pjk 219.12 87.96 40.14% 231.61 51.69 22.32% -41.23%- DAU 706.28 411.99 58.33% 816.76 476.44 58.33% 15.64%- DAK 29.24 8.81 30.13% 41.95 12.59 30.00% 42.87%Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya - - - - - - -

1.3. Lain-lain Pendapatan yang Sah 58.97 0.62 1.04% - 8.91 - 1348.78%JUMLAH PENDAPATAN 2,443.68 1,244.68 50.93% 2,872.47 1,428.46 49.73% 14.76%

2. BELANJA 2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,199.32 436.02 36.36% 1,847.67 640.75 34.68% 46.95%

- Belanja Pegawai 665.32 252.10 37.89% 627.71 275.83 43.94% 9.41%- Belanja Bunga 0.40 0.08 21.01% 0.15 0.04 29.69% -47.01%- Belanja Hibah 70.00 27.88 39.83% 87.50 48.16 55.04% 72.72%- Belanja Bantuan Sosial 27.03 9.05 33.47% 22.10 4.92 22.26% -45.64%- Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan Desa - - - 634.95 110.69 17.43% - - Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan Desa 421.57 146.31 34.71% 460.28 200.60 43.58% 37.11%- Belanja Tidak Terduga 15.00 0.60 3.97% 15.00 0.50 3.33% -15.97%

2.2. BELANJA LANGSUNG 751.80 185.08 24.62% 1,124.60 367.95 32.72% 98.81%- Belanja Pegawai - - - 141.77 49.24 34.73% - - Belanja Barang & Jasa 477.70 154.65 32.37% 597.02 211.23 35.38% 36.58%- Belanja Modal 274.10 30.42 11.10% 385.82 107.48 27.86% 253.32%JUMLAH BELANJA 1,951.12 621.10 31.83% 2,972.28 1,008.70 33.94% 62.41%

SURPLUS / (DEFISIT) (61.83) 477.06 -771.51% (99.81) 419.76 -420.57% -12.01%3. PEMBIAYAAN3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 63.53 230.66 363.05% 111.51 - - - 3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.70 0.35 20.58% 11.70 0.35 2.99% 0.00%

JUMLAH PEMBIAYAAN 61.83 230.31 372.47% 99.81 (0.35) -0.35% -100.15%#DIV/0! #DIV/0! 0.00%Sumber : Biro Keuangan Sulsel (Data Belanja) & Dinas Pendapatan Daerah (Data Pendapatan)Ket : Angka SementaraRAPBD-P (Rencana Anggara Pendapatan Belanja Daerah-Perubahan)

(Milyar Rupiah)

Realisasi s/d TRIWULAN II-2011ANGGARAN 2010 ANGGARAN 2011Realisasi s/d TRIWULAN II-2010NO. U R A I A N

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Tabel 5.1 Penduduk Usia 15 + Menurut Kegiatan UtamaFebruari Februari

2010 2011Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas 5,721,682 5,590,797 Angkatan Kerja 3,560,893 3,634,355

a. Bekerja 3,276,523 3,391,334 b. Pengangguran 284,370 243,021

Bukan Angkatan Kerja 2,160,789 1,956,442 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62.2% 65.0%Tingkat Pengangguran Terbuka 8.0% 6.7%Sumber : BPS

KEGIATAN UTAMA

Bab 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari 2011

terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun sebelumnya

(62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel tercatat mengalami

penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi 6,7% pada Februari 2011.

Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga memberikan kontribusi positif

dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP), yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata

pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 6,33%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

3,13% (yoy).

5.1. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan Sulsel hingga Februari 2011 menunjukkan

kecenderungan lebih baik apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari

meningkatnya jumlah

angkatan kerja sebesar

2,06% dari 3,56 juta orang

pada Februari 2010,

sehingga menjadi 3,63 juta

orang pada Februari 2011

(Tabel 5.1). Meskipun di sisi

lain terdapat penurunan

Penduduk Usia 15 Tahun ke atas sebesar 2,29%, dimana pada Februari 2010 sebesar

5.721.682 orang menjadi 5.590.797 orang per Februari 2011. Kondisi ini menyebabkan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 62,2% pada Februari 2010 menjadi

65,0% pada Februari 2011. Sedangkan di sisi lain, menurunnya jumlah pengangguran dari

284.370 orang per Februari 2010 menjadi 243.021 orang per Februari 2011 mengakibatkan

penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 1,3% sehingga menjadi 6,7% pada

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Februari 2011. Menurunnya TPT Sulsel tersebut mengindikasikan bahwa kenaikkan

pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2009 sebesar 6,53% apabila dibandingkan

triwulan IV-2010 sebesar 8,93% berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dari sisi lapangan pekerjaan utama, untuk periode Februari 2010 dan Februari 2011

komposisi tenaga kerja di sektor pertanian cenderung mengecil, sebaliknya komposisi tenaga

kerja di sektor non pertanian bertambah besar, terutama pada sektor jasa. Pangsa jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian pada Februari 2011 tercatat sebesar 47%,

turun dibandingkan Februari 2010 tercatat sebesar 50%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya

pergeseran struktur perekonomian yang ditandai dengan mulai beralihnya jumlah tenaga

kerja dari sektor pertanian selaku sektor utama di Sulsel ke sektor lainnya. Hal tersebut

dimungkinkan karena tingkat pendapatan sektor pertanian yang bersifat musiman dan

pengaruh tingkat harga produk hasil pertanian yang relatif kurang menguntungkan.

Di sisi lain, pangsa jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa meningkat dari

12% pada Februari 2010, menjadi sebesar 18% Februari 2011. Selain itu meski terjadi

penurunan pangsa jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan pada Februari 2011 apabila

dibandingkan tahun sebelumnya, namun share tenaga kerja untuk masing-masing sektor

masih cukup besar apabila dibandingkan sektor lainnya yaitu 18%.

Grafik 5.1. Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Februari 2010 Februari 2011

5.2. Kesejahteraan

5.2.1. Nilai Tukar Petani

Pertumbuhan daya beli masyarakat yang bekerja di sektor pertanian relatif meningkat

pada triwulan laporan, tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sulsel pada triwulan laporan.

Pertanian50%

Industri6%

Konstruksi6%

Perdagangan19%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa12%

Lainnya *)2%

Pertanian47%

Industri6%

Konstruksi5%

Perdagangan18%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa18%

Lainnya *)2%

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Tingkat kesejahteraan petani Sulsel pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan

pertumbuhan. Pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-2011 tercatat tumbuh 6,33% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13%

(yoy) – (lihat grafik 5.2). NTP yang lebih tinggi pada triwulan II-2011, menunjukan indeks

harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi

pertanian.

Perkembangan pertumbuhan ‘Indeks yang Diterima Petani’ apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya, mengalami peningkatan dari sebesar 8,61% (yoy) menjadi sebesar

10,79% pada triwulan laporan (grafik 5.3). Secara rata-rata pertumbuhan ‘Indeks yang

Diterima Petani’ meningkat karena pada triwulan II-2011 harga beras ditingkat petani cukup

baik seiring berlalunya masa panen raya. Hal ini sejalan dengan kecenderung peningkatan

indeks yang diterima petani pada sub sektor padi dan palawija. Selain itu, juga terjadi

peningkatan indeks yang diterima petani untuk sub sektor peternakan, yang diduga terjadi

akibat meningkatnya harga daging sapi sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan Menteri

Pertanian Australia, Joe Ludwig, yang menghentikan semua ekspor ternak hidup, khususnya

daging sapi ke Indonesia sejak 8 Juni 2011. Didukung dengan stok daging yang cukup, maka

Sulsel berpotensi besar menjadi pemasok daging sapi ke Jawa.

Namun di sisi lain, ‘Indeks yang Dibayar Petani’ juga menunjukkan penurunan

pertumbuhan yang relatif kecil, yaitu dari 5,30% (yoy) pada triwulan I-2011 menjadi 4,20%

pada triwulan laporan (grafik 5.4). Menurunnya pertumbuhan “Indeks yang Dibayar Petani”

sejalan dengan pertumbuhan laju inflasi Sulsel yang relatif stabil pada triwulan II-2011

apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu, Harga Eceran Tertinggi (HET) yang

tidak naik hingga triwulan II-2011, merupakan salah satu faktor yang meringankan biaya

produksi para petani. Hal ini tentu saja menyebabkan tekanan harga terhadap konsumsi

petani relatif menurun.

Grafik 5.2Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Grafik 5.3 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

94

96

98

100

102

104

106

108

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

NTP y.o.y

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

105

110

115

120

125

130

135

140

145

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima Petani y.o.y

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 5.5.Jumlah Penduduk Miskin Sulsel

152.8 150.8 150.8 124.5 119.2 137

930.

3

880.

9

880.

9

839.

1

794.

2

695.

9

14.57%14.11% 13.34%12.31% 11.60% 10.29%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

0

200

400

600

800

1000

1200

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Desa Kota % Total Penduduk Miskin

Sumber : BPS

Grafik 5.4 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Dibayar Petani

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Sulsel per Maret 2011 tercatat sebanyak 832,9 ribu orang

atau sebesar 10,29% dari jumlah

penduduk (grafik 5.5). Dari jumlah

tersebut, 16,45% berada di daerah

perkotaan sedangkan sisanya berada

di daerah pedesaan. Persentase

pangsa jumlah penduduk miskin di

perkotaan tersebut relatif tetap

dibanding Maret 2010 yang tercatat

sebesar 13,05% dari jumlah

penduduk miskin pada tahun tersebut.

Dari sisi jumlah, jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan, dari 913,4

ribu per Maret 2010 menjadi 832,9 ribu pada Maret 2011, atau menurun 8,81%, sementara

pada tahun 2010 turun sebesar 5,21%. Penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi terjadi

di pedesaan sebesar 12,38%, dari 794,2 ribu orang pada Maret 2010 menjadi 695,9 ribu

orang. Jumlah tersebut relatif masih cukup besar, yaitu sekitar 8,60% dari total penduduk

Sulsel. Disisi lain terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang tercatat

naik sebesar 14,93%, dari 119,2 ribu orang menjadi 137,0 ribu orang. Jumlah penduduk

miskin perkotaan tersebut tercatat sebesar 1,69% dari total penduduk Sulsel.

Terkonsentrasinya jumlah penduduk miskin di pedesaan tersebut perlu mendapatkan

perhatian tersendiri, mengingat sektor unggulan ekonomi Sulsel masih terletak pada sektor

pertanian, dimana sebagian besar mata pencarian penduduk pedesaan adalah petani.

Apabila dibandingkan dengan provinsi se-Sulampua, persentase jumlah penduduk

miskin di Sulsel masih berada pada urutan ketiga terendah (11,6%) setelah Provinsi Sulawesi

Utara (9,1%) dan Maluku Utara (9,4%). Urutan Provinsi Sulut dan Malut tersebut juga tidak

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Dibayar Petani y.o.y

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

mengalami perubahan dibandingkan kondisi pada Maret 2009. Sedangkan persentase

jumlah penduduk miskin tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 36,8% masih terdapat di

Provinsi Papua. Jumlah penduduk miskin se-Sulampua tersebut tercatat sebesar 1,65% dari

total penduduk Indonesia, sementara pada Maret 2009 tercatat sebesar 1,73% dari total

penduduk Indonesia.

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskinse-Sulampua per Maret 2010

5.3. Survei

Hasil Survei Konsumen, pada triwulan laporan rata-rata ‘Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini’ (IKLK) relatif menunjukan perlambatan pada level yang moderat.

Rata-rata IKLK pada triwulan laporan tercatat tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 9,11%

(yoy), sementara pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 9,73% (grafik 5.7). Menurunnya

pertumbuhan indeks ini sejalan dengan menurunnya aktivitas perekonomian Sulsel pada

triwulan II-2011, dimana realisasi anggaran pemerintah dan swasta masih relatif kecil

sehingga proyek-proyek permbangunan pemerintah juga masih relatif stagnan.

Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Saat Ini

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu

36.9

5

11.4

1

13.0

5

6.03

8.50

23.8

6

9.60

8.39

3.33

3.71

63.0

5

88.5

9

86.9

5

94.4

6

91.5

0

76.1

4

90.4

0

91.6

1

96.2

6

96.5

6

9.10

18.07

11.60

17.05

23.18

13.58

27.74

9.42

34.88 36.80

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gor Sulbar Maluku Malut Irjabar Papua

Desa Kota % Total Penddk Miskin

Sum

ber :

BPS, dio

lah

%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat iniy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Namun di sisi lain, dengan perkembangan rata-rata ‘Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibanding 6 bulan lalu’ (IPD6) juga mengalami pertumbuhan yang lebih baik, hal tersebut

tercermin dari pergerakan pertumbuhan IPD6 yang pada triwulan I-2011 sebesar 2,60%,

meningkat cukup signifikan menjadi sebesar 8,42% pada triwulan laporan (grafik 5.8).

Kondisi itu tersebut searah dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulsel di

triwulan II-2011, yang meningkat dari 6,34% (yoy) pada triwulan I-2011 menjadi 8,62%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut diperkirakan memiliki dampak positif terhadap

kesejahteraan masyarakat Sulsel pada triwulan laporan, dimana terindikasikan oleh hasil

Survey Konsumen yang menunjukan peningkatan pertumbuhan penghasilan dibandingkan 6

bulan yang lalu. Hal ini masih sejalan dengan peningkatan pertumbuhan NTP dan Indeks

diterima petani Sulsel yang menunjukan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang

penting sebagai acuan pergerakan kesejahteraan masyarakat Sulsel. Peningkatan

kesejahteraan dimaksud diperkirakan sebagai dampak positif dari relatif terkendalinya laju

inflasi Sulsel pada triwulan II-2011, yang menunjukan kecenderungan melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Bab 6 Outlook KondisiEkonomi dan Inflasi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan

pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi

belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai

meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan

Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel. Dorongan

konsumsi tersebut sejalan dengan himbauan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih

tinggi sejalan dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak

awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan

cenderung meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan

Jepang pasca tsunami yang memasuki proses recovery perekonomiannya. Selain itu

pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. Pada sisi

penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena meningkatnya kinerja sektor

pertanian, angkutan-komunikasi, industri pengolahan dan pertambangan-penggalian.

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung

akan melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Tekanan

inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile

food dan administered inflation. Sementara laju inflasi inti diperkirakan masih relatif

terkendali.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh

cukup baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit

melambat sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Selain itu,

perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan dengan proyeksi

peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Meski demikian, perkembangan

perbankan Sulsel masih terus tumbuh meningkat tren-nya dan terjaganya rasio kredit

bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%.

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

6.1. Outlook Kondisi Makroregional

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan

pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi

belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai

meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan

Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel karena juga

didukung meningkatnya daya beli masyarakat akibat pemberian THR (Tunjangan Hari Raya).

Hal tersebut didukung oleh himbauan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Sulawesi Selatan kepada para pengusaha di Sulsel yang jumlahnya diperkirakan mencapai

12.000 perusahaan, untuk membayarkan tunjangan hari raya kepada karyawan dan batas

tenggat waktu pembayaran adalah tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri (30 Agustus 2011)1.

Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih tinggi sejalan dengan

masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun 2011. Pada

sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung meningkat. Kondisi

ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang

memasuki proses recovery perekonomiannya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang

diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat memproduksi energi

hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada dan

memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi

perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada sisi

penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena meningkatnya kinerja sektor

pertanian, angkutan-komunikasi, industri pengolahan dan pertambangan-penggalian.

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.2. Perkembangan PDRB Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

1 Warta dunia, 4 Agustus 2011, H-7, Batas Akhir Pembayaran THR Karyawan, http://www.wartadunia.com/h-7-batas-akhir-pembayaran-thr-karyawan.html.

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

8.62%

8.37%

7.87%

8.87%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2** 3***

2009 2010 2011

y.o.y Sulsely.o.y NasSeries3

Sumber : BPS, diolah

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 Bulan

Yang Akan Datang

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan 6

Bulan Yang Akan Datang

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan

Pekerjaan 6 Bulan y.a.d

Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

Grafik 6.7 Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan II-2011 sejalan dengan hasil Survei

Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Makassar, dimana Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) menunjukan ekspektasi masyarakat pada triwulan III-2011 cenderung lebih

optimis apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi Konsumen merupakan

gabungan dari indeks ekspektasi masyarakat akan kondisi perekonomian, ekspektasi

penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (grafik 6.1, grafik 6.3 dan grafik 6.4), dimana

perkembangan indeks dimaksud menunjukan tingkat optimisme yang cukup tinggi.

Kinerja investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih akan cukup tinggi sejalan

dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kondisi ekonomi 6 bln yg akan datang

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata-rata Kurs Tengahyoy

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011

Juta

Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

2011. Meningkatnya perkiraan petumbuhan investasi pada triwulan mendatang sejalan

dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia dimana perkembangan indeks

ketersedian lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang cukup baik (grafik 6.5).

Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung

meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca

tsunami yang memasuki proses recovery perekonomiannya. Selain itu pembangunan PLTA

Karebe yang diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat

memproduksi energi hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan bahan bakar dan

diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi

biaya energi perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain

itu ekspor antar pulau juga diperkirakan mengalami peningkatan sehubungan dengan

penyaluran daging sapi Sulsel ke Jawa sejak Juli 2011, sebagai akibat dari pelarangan ekpor

Sapi oleh Australi ke Indonesia.

Dimana pada sisi impor, diperkirakan akan cenderung tumbuh meningkat. Hal

tersebut tercemin dari tingginya pertumbuhan impor intermediate goods pada triwulan II-

2011 dan diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan mendatang, dimana salah satu

komoditasnya adalah impor gandum dan juga bahan baku untuk membuat semen. Dimana

diproyeksikan konsumsi tepung terigu akan meningkat pada triwulan III-2011 sehubungan

dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dorongan impor cukup potensial melihat dari pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar yang cenderung menguat (grafik 6.6)

Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena meningkatnya

kinerja sektor pertanian, perdagangan-hotel-restauran (PHR), angkutan-komunikasi, industri

pengolahan dan pertambangan-penggalian. Peningkatan pertumbuhan pada sektor

pertanian diperkirakan disebabkan oleh sudah mulai masuknya panen raya tahap dua 2011,

yang biasanya jatuh pada bulan Agustus s.d September 2011.

Kemudian pertumbuhan sektor PHR terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas

pada sub sektor perdagangan yang semakin naik dari tahun ke tahun pada saat bulan

Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, perdagangan produk unggulan Sulsel seperti daging sapi

ke pulau jawa sejak Juli 2011 juga ikut menyumbangan pertumbuhan bagi sub sektor

dimaksud, sehubungan dengan larangan ekspor daging sapi Australia ke Indonesia.

Selain itu, kinerja pada sektor angkutan-komunikasi diperkirakaan akan tumbuh

cukup baik, sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan mudik Hari Raya Idul Fitri

dari tahun ke tahun dan juga cukup tingginya intensitas kegiatan MICE

(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang diselenggarakan di Sulsel terutama di

Makassar. Hal tersebut berjalan searah dengan pertumbuhan Sulsel yang cukup tinggi dari

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

tahun ke tahun, Kawasan Indonesia Timur pun semakin ramai dikunjungi oleh pendatang

baik untuk berekreasi maupun kunjungan dalam rangka bisnis/pekerjaan.

Kemudian sektor industri pengolahan diperkirakan akan didorong oleh industri

semen sebagai dampak dari peningkatan investasi untuk proyek-proyek pembangunan

infrastruktur di Sulsel yang meningkat cukup pesat sejak triwulan awal 2011. Selain itu,

produksi tepung terigu juga diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan bulan

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Hal tersebut tercermin dari tingginya pertumbuhan impor

intermediate goods, dimana salah satu komoditasnya adalah impor gandum dan juga bahan

baku untuk membuat semen.

Kinerja sektor pertambangan-penggalian diproyeksikan akan meningkat sejalan

dengan meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses recovery

perekonomiannya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai pada

triwulan III-2011.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas, maka perekonomian Sulsel

pada triwulan mendatang diperkirakan masi tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar

8,37%+0,5% (yoy).

6.2. Outlook Inflasi

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung akan

melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Hal ini sejalan

dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, dimana perkembangan Indeks Ekspektasi

Terhadap harga-harga dalam 3 bulan y.a.d menunjukan kecenderungan perlambatan (grafik

6.9). Tekanan inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan

inflasi volatile food dan administered inflation. Sementara laju inflasi inti masih relatif

terkendali.

Sementara inflasi volatile food diperkirakan masih mendapat tekanan pada tingkat

moderat. Kelompok volatile food diperkirakan mengalami inflasi sebagai dampak lonjakan

permintaan masyarakat pada Bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri. Faktor yang dapat

mengurangi tekanan inflasi volatile food yaitu peningkatan pasokan komoditas pangan lokal

sebagai hasil masa panen raya beras tahap dua pada Agustus-September 2011.

Laju inflasi administered price diperkirakan meningkat karena DPRD Kota Makassar

menyetujui usulan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada Mei 2011 untuk menaikkan

tarif air bersih sebesar 25 persen dari tarif sekarang yang akan diberlakukan Juli 2011. Selain

itu, lonjakan permintaan tiket angkutan pada masa Idul Fitri akan mendorong peningkatan

harga tiket secara tajam.

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Laju inflasi inti di triwulan laporan diperkirakan masih terkendali meski akan terjadi

peningkatan permintaan seiring pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) pada Agustus 2011.

Dimana hal tersebut akan memicu lonjakan permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang pada tahap selanjutnya berdampak pada

peningkatan harga makanan jadi dan sandang. Selain itu, tekanan inflasi juga dipengaruhi

oleh berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas internasional. Namun tekanan tersebut

diperkirakan dapat tertahan dengan potensi penguatan nilai tukar rupiah lebih lanjut.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut di atas, maka pada triwulan III-

2011 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan sedikit melambat apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya (6,37%), yaitu pada kisaran 5,21% ± 0.5% (yoy) - (grafik 6.8).

Kecenderungan tersebut searah dengan rata-rata hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan

oleh Bank Indonesia, dimana rata-rata Indeks Ekspektasi terhadap harga-harga dalam 3 bulan

yang akan datang (triwulan III-2011), yaitu sebesar 163.33 yang mengindikasikan bahwa

persepsi responden SK akan harga masih menunjukan kecenderungan terjadinya inflasi meski

arahnya diperkirakan cenderung melambat pada triwulan mendatang.

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.9.Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga

dalam 3 bulan y.a.d

Grafik 6.10. Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

y.o.y - Ssy.o.y - Nas

Sumber : BPS diolah

%

6.375.715.214.71

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

140

145

150

155

160

165

170

175

180

185

190

195

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks perubahan harga umum 3 bulan yadGrowth (yoy)

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata-rata Kurs Tengahyoy

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

6.3. Prospek Perbankan

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh cukup

baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit melambat

sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Berdasarkan survei Bank

Indonesia (BI), biaya dana perbankan rupiah naik dari rata-rata 5,95% di kuartal satu menjadi

6,09% di kuartal II-20112. BI memprediksi, di kuartal III-2011, biaya dana rupiah dan biaya

dana valas akan naik. Selain itu cost of loanable funds atau biaya untuk menyalurkan kredit

(CoLF) juga akan naik. Berdasarkan survei BI, kenaikan itu merupakan antisipasi peningkatan

suku bunga dana pada periode mendatang yang mendorong juga kenaikan suku bunga

kredit. Beberapa bank juga menyatakan bahwa pada kuartal III ada potensi kenaikan biaya

dana karena antisipasi kenaikan BI rate dan inflasi. Meski kenaikan biaya dana mungkin akan

menaikkan suku bunga kredit perbankan dan akhirnya menghambat pertumbuhan kredit,

namun, kenaikkannya juga tergantung bunga kredit di pasar. Bank harus memperhatikan

pesaingnya jika ingin menaikkan suku bunga kredit karena nasabah bisa pindah ke bank lain.

Selain itu, perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan

dengan proyeksi peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Kemudian

pergerakan 2 (dua) indikator tersebut, dimana terjadi perlambatan kredit yang relatif lebih

besar daripada perlambatan DPK sehingga akan menyebabkan LDR (Loan to Deposit Ratio)

diperkirakan relatif melambat.

Meski demikian, perkembangan perbankan Sulsel masih terus tumbuh cukup baik,

dimana tercermin dari terus meningkatnya kantor cabang pembantu di Sulsel dari tahun ke

tahun dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah

5%.

2 Kontan, 6 Agustus 2011, Biaya Dana Perbankan Meningkat, http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/1312590217/74767/Biaya-dana-perbankan-meningkat.

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Halam ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

LAMPIRAN

1. Data Ekonomi Makro

Tabel 1.aProduk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

Tabel 1.bProduk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

2. Data Inflasi

Tabel 2.aLaju Inflasi Kota Makassar Menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 21. Pertanian 3,435.21 3,337.76 3,542.10 3,183.40 3,196.08 3,615.40 3,780.29 3,218.03 3,582.10 3,978.80 2. Pertambangan & Penggalian 922.85 934.94 966.80 1,028.11 1,158.26 1,101.85 1,087.89 1,143.34 1,005.80 1,126.00 3. Industri Pengolahan 1,444.88 1,688.66 1,741.35 1,593.77 1,648.87 1,748.86 1,738.59 1,733.11 1,700.00 1,774.80 4. Listrik,Gas & Air Bersih 117.72 121.21 131.01 120.44 123.69 136.46 139.28 130.39 128.70 139.30 5. Bangunan 620.76 650.18 683.60 702.24 694.24 709.14 733.67 763.21 753.10 789.60 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,875.18 1,916.95 2,008.80 1,991.29 2,043.84 2,102.29 2,219.99 2,332.69 2,279.30 2,369.20 7. Angkutan & Komunikasi 903.20 973.51 1,042.00 1,105.05 1,061.80 1,123.74 1,181.33 1,253.06 1,201.00 1,239.10 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 742.58 803.20 807.65 850.64 929.40 930.70 903.16 978.83 1,010.00 1,056.90 9. Jasa - jasa 1,305.67 1,324.66 1,334.54 1,343.90 1,348.12 1,366.22 1,390.77 1,430.44 1,439.80 1,467.60

PDRB 11,368.05 11,751.04 12,257.85 11,918.84 12,204.28 12,834.65 13,174.98 12,983.12 13,099.80 13,941.30 Sumber : BPS

2009SEKTORAL 2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2Konsumsi 8,049.61 8,222.00 8,440.76 8,568.47 8,547.98 8,755.17 8,916.26 9,063.98 8,945.89 9,113.01 Investasi 2,832.07 2,580.84 2,421.01 2,666.96 2,910.26 2,851.03 2,601.89 2,843.62 3,737.88 3,380.21 Ekspor 2,885.49 3,516.10 3,532.63 5,721.74 5,498.22 5,522.39 5,747.49 6,767.34 5,822.81 6,803.61 Dikurangi Impor 2,399.12 2,567.90 2,136.55 5,038.33 4,752.18 4,293.94 4,090.65 5,691.82 5,406.78 5,355.53

PDRB 11,368.05 11,751.04 12,257.85 11,918.84 12,204.28 12,834.65 13,174.98 12,983.12 13,099.80 13,941.30 Sumber : BPS

PENGGUNAAN 2009 2010 2011

KELOMPOKPENGELUARAN Jan Feb Mar April Mei Juni m.t.m y.t.d y.o.y

Umum 128.39 128.12 127.70 127.61 127.81 128.49 0.5% 1.4% 6.4%Bahan Makanan 155.29 153.50 150.26 148.40 147.91 149.15 0.8% 0.3% 12.1%Makanan Jadi, Mnman, Rkk & Tembakau 132.24 132.88 133.21 133.76 133.85 134.56 0.5% 2.0% 5.3%Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 122.23 122.34 123.07 123.33 123.75 124.08 0.3% 1.7% 4.6%Sandang 136.03 135.85 136.56 137.58 138.99 140.28 0.9% 3.3% 8.8%Kesehatan 120.15 120.51 120.77 122.18 124.11 124.95 0.7% 4.8% 6.4%Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 116.87 116.91 116.89 117.29 117.17 118.11 0.8% 1.1% 2.4%Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 104.79 104.84 105.01 105.16 105.30 105.41 0.1% 0.6% 2.1%Sumber : BPS

IHK (2011) Growth

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

3. Data Perbankan

Tabel 3.a. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.b. Penghimpunan Dana

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.c. Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan

Bank Umum (Rp Miliar)

1 28,625.67 31,563.21 110.26%2 29,520.99 32,919.44 111.51%3 29,450.83 33,872.77 115.01%4 33,601.07 36,430.30 108.42%1 29,843.83 37,041.42 124.12%2 32,401.02 39,883.76 123.09%3 33,596.66 41,120.47 122.39%4 37,298.83 43,025.20 115.35%1 37,461.05 46,519.87 124.18%2* 37,904.15 48,615.32 128.26%34

* Angka Sementara

TRW LDRDPK KREDITTHN

20

09

20

11

20

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* Giro 5,109 5,062 4,939 4,994 5,149 5,731 5,948 5,628 6,516 6,256 Tabungan 14,136 15,169 14,966 18,460 14,676 16,737 18,274 20,865 19,648 20,265 Deposito 9,381 9,289 9,546 10,147 10,350 10,284 9,738 10,806 11,298 11,383

TOTAL 28,626 29,521 29,451 33,601 30,175 32,753 33,959 37,299 37,461 37,904 GROWTH 18.43% 13.76% 11.41% 16.90% 5.41% 10.95% 15.31% 11.00% 24.14% 18.82%

Sumber : Bank Indonesia (LBU Cognos diolah)

2009JENIS PENGGUNAAN

2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* Modal Kerja 12,195.55 13,239.15 13,582.62 14,671.89 13,853.82 14,873.23 15,424.31 16,609.73 17,246.85 18,015.06 Investasi 6,398.84 6,230.54 6,299.91 6,769.70 7,705.26 8,143.12 7,975.95 8,960.67 9,147.97 9,670.26 Konsumsi 12,968.81 13,449.75 13,990.23 14,988.71 15,482.34 16,867.42 17,720.21 17,454.80 20,125.05 20,930.00

TOTAL 31,563.21 32,919.44 33,872.77 36,430.30 37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 GROWTH 48.74% 42.46% 39.39% 41.91% 17.36% 21.16% 21.40% 18.10% 25.59% 27.47%

Sumber : Cognos

* Sementara

2009 2010 2011JENIS PENGGUNAAN

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

4. Data Sistem Pembayaran

Tabel 4.a. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar (Rp Triliun)

Tabel 4.b. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) (Rp Triliun)

Tabel 4.c. Transaksi Non Tunai via RTGS (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow1 2.23 0.24 2.00 -4.3% -60.0% 14.7% 2.2% -84.2% 196.7%2 0.87 0.86 0.01 -20.7% -52.7% 100.8% -61.2% 259.6% -99.7%3 0.91 0.78 0.13 -36.8% -58.5% 129.0% 4.5% -9.6% 2028.9%4 1.65 0.70 0.95 -24.8% -53.8% 40.6% 81.8% -10.0% 639.8%1 1.84 0.28 1.56 -17.4% 17.5% -21.6% 12.1% -59.8% 65.4%2 0.61 1.26 (0.65) -30.0% 45.9% 10904.5% -67.1% 346.6% -141.5%3 1.29 1.53 (0.24) 42.4% 96.2% 285.2% 112.6% 21.5% -63.5%4 1.20 1.35 (0.15) -26.9% 93.0% 115.6% -6.7% -11.5% -37.6%1 2.33 1.25 1.08 26.3% 344.8% -30.9% 93.7% -7.4% -830.9%2 2.10 1.91 0.19 246.3% 52.2% 129.3% -9.9% 52.8% -82.4%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

Thn Trw Y.O.YJUMLAH Q.T.Q2

01

12

01

02

00

9

Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow

1 2.23 0.25 11.1% -4.3% -81.3% -80.4% 2.2% -39.2% -40.5%2 0.87 0.09 10.9% -20.7% -86.9% -83.5% -61.2% -62.1% -2.1%3 0.91 0.39 42.5% -36.8% -29.1% 12.2% 4.5% 309.3% 291.6%4 1.65 1.19 72.5% -24.8% 192.5% 288.8% 81.8% 209.8% 70.5%1 1.84 1.04 56.2% -17.4% 318.5% 407.0% 12.1% -13.0% -22.4%2 0.61 0.69 113.6% -30.0% 632.3% 946.1% -67.1% -33.6% 102.0%3 1.29 0.98 75.9% 42.4% 154.2% 78.5% 112.6% 42.1% -33.2%4 1.20 0.99 82.7% -26.9% -16.6% 14.1% -6.7% 1.6% 8.9%1 2.33 1.33 57.1% 26.3% 28.2% 1.5% 93.7% 33.7% -31.0%2 2.10 0.72 34.3% 246.3% 4.5% -69.8% -9.9% -45.9% -39.9%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

Thn Trw

20

10

20

09

20

11

Y.O.Y Q.T.QJUMLAH

Incoming Outgoing Total Incoming Outgoing Total Incoming Outgoing Total1 17.8 11.9 29.7 56.5% 66.5% 60.4% 22.1% 29.2% 24.8%2 18.5 11.6 30.1 51.8% 46.7% 49.7% 3.7% -2.8% 1.1%3 18.7 14.3 32.9 81.4% 83.1% 82.1% 1.1% 23.0% 9.5%4 21.5 15.1 36.6 47.4% 63.0% 53.5% 15.2% 5.5% 11.0%1 17.8 11.9 29.7 0.0% 0.0% 0.0% -17.2% -20.8% -18.7%2 22.4 12.6 35.0 21.4% 8.6% 16.5% 25.9% 5.6% 17.8%3 24.5 11.7 36.2 30.9% -17.8% 9.8% 9.0% -6.9% 3.3%4 28.5 13.7 42.2 32.3% -9.0% 15.3% 16.4% 16.8% 16.6%1 20.1 9.8 29.8 12.6% -18.2% 0.3% -29.5% -28.7% -29.3%2 26.1 12.2 38.2 16.1% -3.4% 9.1% 29.8% 24.7% 28.1%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

2011

2009

Thn Trw JUMLAH Y.O.Y Q.T.Q

2010

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi ... maka sejak tahun 2007 ini materi kajian ... II-2010 (sumber:

Halam ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank