Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id fileinformasi kepada stakeholder tentang perkembangan...

113
Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan II - 2008

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id fileinformasi kepada stakeholder tentang perkembangan...

1

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Kajian Ekonomi RegionalJakarta

Triwulan II - 2008

2

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahuwata»ala yang telahmelimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional(KER) Jakarta yang secara rutin triwulanan dilakukan dapat diselesaikan. Buku

Kajian Ekonomi Regional berisi potret perkembangan ekonomi dan perbankan diJakarta yang di era otonomi daerah keberadaannya dirasakan semakin penting.Tujuan dari penyusunan buku laporan triwulanan ini adalah untuk memberikan

informasi kepada stakeholder tentang perkembangan ekonomi dan perbankan diJakarta, dengan harapan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satusumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak

lainnya yang membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembanganekonomi di Jakarta.

Cakupan kajian di dalam buku KER cukup luas, yaitu meliputi kajian perkembangan

ekonomi regional, inflasi, perbankan, keuangan daerah, perkembangankesejahteraan dan outlook perekonomian satu triwulan ke depan. Berdasarkanasesmen pada triwulan II-2008, pertumbuhan ekonomi Jakarta melambat, inflasi

meningkat tinggi, dan fungsi intermediasi perbankan tumbuh sedikit meningkat.Sementara itu, perbaikan kesejahteraan masyarakat belum cukup optimal.

Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal

yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajianbuku ini. Untuk itu masukan dan terutama supplai data terkini, serta kritik dansaran yang membangun sangat kami harapkan. Selanjutnya, pada kesempatan ini

kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini.

Jakarta, 4 Agustus 2008

BIRO KEBIJAKAN MONETER

Sugeng

3

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Daftar Isi

halaman 5

halaman 11

halaman 11

halaman 21

halaman 33

halaman 34

halaman 40

halaman 44

halaman 47

halaman 49

halaman 49

halaman 54

halaman 56

halaman 57

halaman 57

halaman 60

halaman 63

halaman 63

halaman 64

halaman 67

halaman 71

halaman 71

halaman 73

halaman 74

halaman 75

halaman 76

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA

Inflasi Berdasarkan Kelompok

Inflasi Berdasarkan Inflasi Inti dan Non Inti

BOX 1 : Struktur IHK Berdasarkan SBH 2007

BOX 2 : Jakarta Bebas Minyak Tanah Bersubsidi

BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Intermediasi Perbankan

Resiko Kredit Perbankan

Resiko Likuiditas Perbankan

Resiko Pasar

Kredit UMKM

Pasar Keuangan

BAB IV. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi RTGS

Transaksi Kliring

Transaksi Tunai

BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Ketenagakerjaan

Upah

Kemiskinan

Indeks Kesengsaraan

Indeks Pembangunan Manusia

4

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :Biro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterBank IndonesiaGedung Sjafruddin Prawiranegara Lt. 18Kompleks Bank IndonesiaJl MH Thamrin No. 2 JakartaPh. 021-381-8868, 381-8199Fax. 021-386-4929, 345-2489Email : BKM [email protected] site : www.bi.go.id

halaman 78

halaman 81

halaman 81

halaman 84

halaman 87

halaman 87

halaman 100

halaman 107

halaman 111

BOX 3 : Kenaikan Harga BBM, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan

Penduduk Miskin

BAB VI. KEUANGAN DAERAH

Perkembangan Keuangan Daerah

Prioritas Program Pembangunan

BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

Pertumbuhan Ekonomi

Inflasi

BAB VIII. KESIMPULAN DAN USULAN TINDAK LANJUT

LAMPIRAN

5

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif

Berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpengaruh terhadapBerlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpengaruh terhadapBerlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpengaruh terhadapBerlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpengaruh terhadapBerlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi global berpengaruh terhadap

kondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangankondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangankondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangankondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangankondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangan

perekonomian DKI Jakarta. perekonomian DKI Jakarta. perekonomian DKI Jakarta. perekonomian DKI Jakarta. perekonomian DKI Jakarta. Pada triwulan II 2008 perkembangan beberapa indikatormakro ekonomi regional di Jakarta kembali melemah. Pertumbuhan ekonomi DKI

Jakarta tumbuh sedikit melambat dan disisi lain tingkat inflasi relatif tinggi. Kualitaspertumbuhan ekonomi masih tetap belum seperti yang diharapkan karenapertumbuhan ekonomi masih didorong oleh pertumbuhan konsumsi sementara

investasi tumbuh relatif rendah. Hal ini juga tercermin di sisi penawaran, sektoryang tumbuh tinggi adalah sektor yang relatif padat modal sehingga penyerapantenaga kerja terbatas dan kesenjangan pendapatan meningkat. Disisi harga-harga,

di triwulan laporan tekanan masih tinggi, antara lain disebabkan oleh kenaikanharga BBM dan ekpektasi yang muncul. Inflasi di triwulan laporan (q-t-q) meningkatdan berada di level yang masih cukup tinggi. Perkembangan beberapa indikator

ekonomi utama yang kurang menggembirakan tersebut diperkirakan memberidampak pada perkembangan kesejahteraan yang menurun, walaupun sebagianindikator kesejahteraan masih mengalami sedikit perbaikan. Indikator kesejahteraanyang membaik antara lain adalah jumlah pengangguran dan kemiskinan, sementara

indikator yang memburuk antara lain adalah upah riil (daya beli) yang tergangguoleh inflasi yang tinggi, kesenjangan meningkat dan indeks kesengsaraan dipengaruhioleh inflasi yang tinggi memburuk. Sementara itu, ditengah-tengah perekonomian

yang melemah, ternyata kegiatan di sektor keuangan, khususnya fungsi intermediasiperbankan menunjukkan perkembangan dan kinerja yang sedikit meningkat dandiikuti oleh perkembangan disisi pembayaran non tunai yang membaik.

Perkembangan Makro RegionalDari sisi permintaan, pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta tumbuhDari sisi permintaan, pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta tumbuhDari sisi permintaan, pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta tumbuhDari sisi permintaan, pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta tumbuhDari sisi permintaan, pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta tumbuh

sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%)sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%)sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%)sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%)sekitar 6,1%, sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%).

Perlambatan pertumbuhan ini terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhankonsumsi dan ekspor yang tumbuh rendah. Sementara itu kegiatan investasi sedikitmengalami pertumbuhan, khususnya investasi di sektor bangunan serta sektor

transportasi dan komunikasi.

Konsumsi diperkirakan tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan triwulanKonsumsi diperkirakan tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan triwulanKonsumsi diperkirakan tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan triwulanKonsumsi diperkirakan tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan triwulanKonsumsi diperkirakan tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (7,8%). sebelumnya (7,8%). sebelumnya (7,8%). sebelumnya (7,8%). sebelumnya (7,8%). Faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan

6

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang tergerus oleh inflasi dankeyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian relatif pesimis. Perlambatanpertumbuhan konsumsi tersebut dikonfirmasi oleh hasil survei Bank Indonesia dan

survei Badan Pusat statistik BPS. Survei konsumen, survei penjualan eceran BankIndonesia, survei konsumen BPS dan survei AC Nielsen yang mengindikasikanbahwa konsumsi masyarakat agak melambat. Namun demikian, perlambatan

konsumsi ini agak tertahan oleh masih cukup tingginya pembelian barang-barangkonsumsi yang tergolong durable goods, terutama oleh golongan pendudukberpenghasilan menengah ke atas dan juga masih tingginya dukungan pembiayaan

baik dari bank maupun non bank.

Investasi diperkirakan tumbuh sebesar 8,6%, sedikit meningkat dibandingkanInvestasi diperkirakan tumbuh sebesar 8,6%, sedikit meningkat dibandingkanInvestasi diperkirakan tumbuh sebesar 8,6%, sedikit meningkat dibandingkanInvestasi diperkirakan tumbuh sebesar 8,6%, sedikit meningkat dibandingkanInvestasi diperkirakan tumbuh sebesar 8,6%, sedikit meningkat dibandingkan

triwulan I 2008 (8,3%).triwulan I 2008 (8,3%).triwulan I 2008 (8,3%).triwulan I 2008 (8,3%).triwulan I 2008 (8,3%). Iklim investasi yang belum optimal, kondisi infrastruktur

yang masih terbatas serta perkembangan ekonomi global dan domestik yangmelambat menjadi beberapa faktor yang menghambat perkembangan investasidi triwulan laporan. Namun demikian, terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi

tersebut, Pemerintah Daerah tetap berupaya untuk memperbaiki iklim investasimelalui langkah-langkah nyata, seperti sistem pelayanan satu atap yang ditujukanuntuk memberikan kemudahan penyelesaian ijin dunia usaha dan sekaligus untuk

mengurangi ekonomi biaya tinggi. Perlambatan pertumbuhan investasi tersebutterutama terjadi pada investasi non bangunan. Beberapa prompt indikator yangmengkonfirmasi perlambatan pertumbuhan investasi non bangunan tersebut a.l.

adalah perlambatan pertumbuhan impor barang modal dan penurunanpenggunaan kapasitas industri (SKDU). . . . . Selain itu berdasarkan hasil liason yangdilaksanakan oleh Direktorat Stastistik dan Moneter Bank Indonesia memperlihatkan

bahwa banyak perusahaan yang masih mengalami excess capacity sehingga belummemandang perlu untuk melakukan investasi secara besar-besaran. Sementaraitu, untuk investasi bangunan diperkirakan masih tumbuh tinggi. Penjualan semen

dan pendaftaran truk dan alat berat masih meningkat cukup tinggi

Perlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi dan investasiPerlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi dan investasiPerlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi dan investasiPerlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi dan investasiPerlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi dan investasi

diikuti oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi utama,diikuti oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi utama,diikuti oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi utama,diikuti oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi utama,diikuti oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi utama,

yaitu sektor keuangan, perdagangan, industri, bangunan, dan jasa-jasayaitu sektor keuangan, perdagangan, industri, bangunan, dan jasa-jasayaitu sektor keuangan, perdagangan, industri, bangunan, dan jasa-jasayaitu sektor keuangan, perdagangan, industri, bangunan, dan jasa-jasayaitu sektor keuangan, perdagangan, industri, bangunan, dan jasa-jasa. Khususdi sektor industri, selain mengalami perlambatan pertumbuhan karenamelambatnya permintaan domestik dan internasional juga dihadapkan pada

tekanan kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari kenaikan harga BBM duniadan kenaikan harga bahan baku/mentah. Secara keseluruhan perekonomian Jakarta

7

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

di triwulan II - 2008 masih tumbuh cukup tinggi namun kualitas pertumbuhanmasih mengalami tekanan. Sektor yang tumbuh relatif tinggi merupakan sektoryang padat modal, sementara sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga

kerja lebih banyak tumbuh rendah.

Sektor industri sedikit mengalami perlambatan dari 4,1% pada triwulan sebelumnyaSektor industri sedikit mengalami perlambatan dari 4,1% pada triwulan sebelumnyaSektor industri sedikit mengalami perlambatan dari 4,1% pada triwulan sebelumnyaSektor industri sedikit mengalami perlambatan dari 4,1% pada triwulan sebelumnyaSektor industri sedikit mengalami perlambatan dari 4,1% pada triwulan sebelumnya

menjadi 4,0% pada triwulan laporan.menjadi 4,0% pada triwulan laporan.menjadi 4,0% pada triwulan laporan.menjadi 4,0% pada triwulan laporan.menjadi 4,0% pada triwulan laporan. Faktor yang mempengaruhi perlambatan

pertumbuhan di sektor industri antara lain adalah permintaan domestik dan duniayang melambat dan biaya produksi yang meningkat sejalan dengan kenaikan BBMdan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional. Selain perkembangan sektor

industri yang terbatas juga dipengaruhi oleh ketatnya persaingan pasar di luarnegeri. Permintaan domestik masih dapat dipenuhi dengan meningkatkanpenggunakan kapasitas yang sudah ada, bahkan banyak perusahaan yang masih

mengalami excess capacity.

Sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesar

6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2008 (6,9%). 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2008 (6,9%). 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2008 (6,9%). 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2008 (6,9%). 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2008 (6,9%). Perlambatanpertumbuhan yang terjadi di sektor perdagangan diindikasikan oleh perlambatanpertumbuhan beberapa prompt indikator seperti arus bongkar muat di pelabuhanTanjung Priok, konsumsi listrik sektor bisnis seperti mal, pasar, toko dan pusat

bisnis lainnya serta survei penjualan eceran. Adapun faktor utama yangmenyebabkan sektor ini tumbuh melambat adalah daya beli masyarakat yangterganggu

Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh di level yang tinggi,Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh di level yang tinggi,Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh di level yang tinggi,Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh di level yang tinggi,Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh di level yang tinggi,

walaupun tumbuh sedikit melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I-walaupun tumbuh sedikit melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I-walaupun tumbuh sedikit melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I-walaupun tumbuh sedikit melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I-walaupun tumbuh sedikit melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I-

2008 (14,9%). 2008 (14,9%). 2008 (14,9%). 2008 (14,9%). 2008 (14,9%). Pendorong masih tingginya pertumbuhan di sektor ini terutamaadalah kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mobilitas yang tinggi. Keduakomponen tersebut sudah mengarah menjadi kebutuhan pokok masyarakat

modern yang mobilitasnya meningkat.

Sektor keuangan, sewa dan jasa sebagai sektor unggulan di Jakarta jugaSektor keuangan, sewa dan jasa sebagai sektor unggulan di Jakarta jugaSektor keuangan, sewa dan jasa sebagai sektor unggulan di Jakarta jugaSektor keuangan, sewa dan jasa sebagai sektor unggulan di Jakarta jugaSektor keuangan, sewa dan jasa sebagai sektor unggulan di Jakarta juga

mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 4,1% pada triwulan I-2008mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 4,1% pada triwulan I-2008mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 4,1% pada triwulan I-2008mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 4,1% pada triwulan I-2008mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 4,1% pada triwulan I-2008

menjadi 4,0%. menjadi 4,0%. menjadi 4,0%. menjadi 4,0%. menjadi 4,0%. Faktor yang mempengaruhi perlambatan di sektor ini diperkirakanadalah nilai tambah di sektor keuangan yang relatif menurun sejalan denganperlambatan pertumbuhan perekonomian nasional dan dunia. Tingkat hunian

kantor dan kegiatan jasa dipengaruhi oleh hal yang sama diperkirakan jugatumbuh melambat.

8

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Perkembangan Inflasi RegionalSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulan

Mei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatan

tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga. Kenaikan harga BBM sebesar 28,7% dan ekspektasinegatif yang menyertainya, disertai dengan meningkatnya harga beberapakomoditas penting yang diimpor telah menghasilkan Inflasi di Jakarta pada triwulan

II 2008 sebesar 4,3% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulansebelumnya sebesar 3,5% maupun triwulan yang sama tahun 2007 sebesar 0,5%.Sementara itu, dihitung secara tahunan inflasi di Jakarta pada triwulan II 2008

adalah sebesar 11,7% (y-o-y) lebih tinggi dibandingan dengan triwulan sebelumnyasebesar 7,7%. Inflasi triwulan ini merupakan inflasi (y-o-y) tertinggi sejak triwulankeempat 2006.

Perkembangan Perbankan dan Pasar KeuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan

non bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkan

peningkatan.peningkatan.peningkatan.peningkatan.peningkatan. Kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan di sisi lain penyaluran

kredit oleh kantor bank yang berlokasi di Jakarta secara triwulanan meningkat.Faktor yang mempengaruhi peningkatan penghimpunan dana masyarakat di Bankantara lain adalah adanya penundaan konsumsi oleh sebagian anggota masyarakat

sebagai dampak kenaikan harga BBM dan disisi lain kredibilitas perbankan yangrelatif baik sehingga menjadi alternatif berinvestasi yang relatif aman, walaupunreturnnya relatif rendah. Sumber peningkatan penghimpunan dana terutama

adalah peningkatan simpanan milik individual dan milik BUMN. Sementara itufaktor yang mempengaruhi peningkatan outstanding kredit antara lain adalahsuku bunga yang relatif menarik dan permintaan kredit yang meningkat. Dengan

perkembangan tersebut maka rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpunbank (LDR) di Jakarta naik dari 73,2% pada akhir triwulan I 2008 menjadi 75,5%pada akhir Mei 2008, di atas angka LDR Nasional 72,8%. Peningkatan LDR tersebut

diikuti dengan performance kredit yang relatif baik dibandingkan dengan periodewaktu yang sama pada tahun sebelumnya, sebagaimana tercermin pada angkaNPLs Gross yang rendah. Secara keseluruhan, resiko likuiditas dan resiko pasar

masih dapat tertangani dengan baik. Sementara itu, kegiatan usaha lembagakeuangan non bank, khususnya pembiayaan konsumen menunjukkanpertumbuhan yang moderat.

9

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Perkembangan Sistem PembayaranPada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai diPada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai diPada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai diPada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai diPada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di

wilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.wilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.wilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.wilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.wilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi pembayaran non tunai

dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) dan saranakliring menunjukkan jumlah dan nilai transaksi yang meningkat. Sumberpeningkatan transaksi RTGS terutama adalah peningkatan transaksi dari luar Jakarta

ke Jakarta. Kondisi ini diperkirakan dipengaruhi oleh antara lain peningkatanpendapatan yang terjadi di luar Jawa sebagai dampak dari perbaikan hargabeberapa komoditas perkebunan yang berdampak pada peningkatan permintaan

barang kebutuhan hidup di daerah-daerah dimaksud. Data menunjukkan bahwaNTP di luar Jawa meningkat lebih baik. Sementara itu, faktor yang mempengaruhipeningkatan transaksi kliring antara lain adalah bertambah luasnya wilayah yang

terhubung sistem kliring nasional dan juga karena diberlakukannya daftar hitamnasional sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan dalambertransaksi. Kepercayaan masyarakat terhadap transaksi non tunai meningkat.

Dalam empat triwulan terakhir tren transaksi kliring meningkat. Sementara itu,untuk transaksi tunai sedikit menurun, seiring dengan semakin intensnya penerapanless cash society. Pada triwulan laporan, temuan uang palsu diperkirakan juga

relatif rendah.

Perkembangan Kesejahteraan MasyarakatPertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakanPertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakanPertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakanPertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakanPertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakan

tetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraantetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraantetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraantetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraantetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraan

masyarakat di Jakarta. masyarakat di Jakarta. masyarakat di Jakarta. masyarakat di Jakarta. masyarakat di Jakarta. Indikator kesejahteraan tersebut antara lain adalahketenagakerjaan, angka kemiskinan, upah/gaji, angka indeks kesengsaraan (miseryindex) dan kualitas hidup sebagaimana tercermin pada indeks pembangunan

manusia (IPM). Meskipun angka pengangguran di DKI menurun, dari 12,57%pada tahun 2007 menjadi 11,06% pada tahun 2008 namun masih lebih tinggidibandingkan dengan tingkat pengangguran nasional (8,5%). Persentase tingkat

kemiskinan sedikit mengalami perbaikan, yaitu turun dari 4,6% menjadi 4,3%.Faktor yang mempengaruhi masih relatif rendahnya perbaikan kedua indikatorkesejahteraan dimaksud antara lain adalah kinerja perekonomian Jakarta yang

walaupun tumbuh tinggi namun kualitas pertumbuhannya belum optimal. Hal inijuga berdampak pada masih tingginya kesenjangan pendapatan sebagaimanatercermin pada peningkatan angka gini rasio dari 0,269 pada tahun 2005 menjadi

10

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

0,336 pada 2007 (Maret). Demikian pula indikator-indikator kesejahteraan lain,seperti indeks kesengsaraan yang sejalan dengan inflasi yang meningkat padatriwulan II 2008 diperkirakan memburuk.

Perkembangan Keuangan DaerahPerkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hinggaPerkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hinggaPerkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hinggaPerkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hinggaPerkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hingga

Mei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggiMei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggiMei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggiMei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggiMei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggi

dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya.dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya.dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya.dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya.dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya. Realisasi

pendapatan mencapai Rp 5,71 triliun atau (30,4% dari total anggaran Rp 18,68triliun. Realisasi yang rendah juga terjadi pada pos belanja, Rp 3,2 triliun atau15,6% dari total, dan juga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor

utama yang mempengaruhi rendahnya realisasi belanja APBD diperkirakan terkaitdengan berlarutnya pengesahan APBD. APBD 2008 baru disahkan dengan PerdaNo. 2/2008 pada tanggal 18 Maret 2008.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan InflasiPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembaliPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembaliPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembaliPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembaliPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali

sedikit melambatsedikit melambatsedikit melambatsedikit melambatsedikit melambat. Perekonomian diproyeksikan tumbuh pada kisaran angka 5,9%(y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Perlambatan

tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi dan investasi. Konsumsimenurun dipengaruhi oleh kondisi daya beli yang melemah, ekspektasi konsumenyang turun, dan konsumsi pemerintah yang masih rendah. Investasi melambat

sejalan dengan permintaan internasional dan domestik yang melemah serta ikliminvestasi dan infrastruktur yang masih harus diperbaiki. Kegiatan ekspor dipengaruhioleh permintaan dunia yang melemah tumbuh melambat. Sementara itu Impor

dipengaruhi oleh permintaan domestik yang melemah, tumbuh melambat,walaupun masih di level yang cukup tinggi.

Inflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan angka inflasidiperkirakan mencapai 3,2% (q-t-q) dan secara tahunan 13,2% (y-o-y). Penurunan

inflasi di triwulan II-2008 diperkirakan berasal dari menurunnya tekanan darikelompok transportasi dan perumahan yang telah mengalami kenaikan hargacukup tinggi pada triwulan sebelumnya. Sementara itu tekanan harga diperkirakan

berasal dari kelompok bahan makanan dan makanan jadi.

11

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

Ketidakpastian perkembangan perekonomian global mempengaruhi kondisiperekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembangan perekonomianDKI Jakarta. Pada triwulan II 2008 perekonomian DKI Jakarta diperkirakan

tumbuh 6,1% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I2008 (6,3%). Di sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi bersumberdari perlambatan pertumbuhan konsumsi dan ekspor. Faktor yang mempengaruhi

perlambatan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang menurunsebagai imbas peningkatan laju inflasi dan ekspektasi konsumen yang menurun.Sedangkan perlambatan pertumbuhan ekspor lebih disebabkan oleh

pertumbuhan perekonomian global yang melambat. Investasi sedikit tumbuhmeningkat yang diperkirakan berasal dari masih tingginya investasi di sektorbangunan. Sementara di sisi penawaran, searah dengan perkembangan di sisi

permintaan, perlambatan pertumbuhan terjadi pada hampir semua sektor, kecualipada sektor bangunan.

A. SISI PERMINTAANPerekonomian Jakarta pada triwulan II 2008 tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambatPerekonomian Jakarta pada triwulan II 2008 tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambatPerekonomian Jakarta pada triwulan II 2008 tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambatPerekonomian Jakarta pada triwulan II 2008 tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambatPerekonomian Jakarta pada triwulan II 2008 tumbuh sekitar 6,1%, sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%) (Tabel I.1)dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%) (Tabel I.1)dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%) (Tabel I.1)dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%) (Tabel I.1)dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%) (Tabel I.1). Perlambatan

pertumbuhan ini terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhan konsumsidan ekspor. Sementara itu, investasi tumbuh sedikit meningkat namun belummampu mendongkrak kinerja perekonomian lebih tinggi lagi.

Tabel I.1Produk Domestik Regional Bruto Jakarta (% y-o-y)

DKI Q2-2007 Q1-2008* Q2-2008*

Konsumsi 8,7 7,8 7,1 4,4

Investasi 5,3 8,3 8,6 3,2

Ekspor -0,5 6,3 2,9 0,0

Impor 10,0 17,2 15,8 -1,5

P D R BP D R BP D R BP D R BP D R B 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,16,16,16,16,1 6,16,16,16,16,1

Sumber : BPS* angka sementara

KontribusiQ2-2008

12

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

1. KonsumsiPada triwulan II 2008, konsumsi tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan denganPada triwulan II 2008, konsumsi tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan denganPada triwulan II 2008, konsumsi tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan denganPada triwulan II 2008, konsumsi tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan denganPada triwulan II 2008, konsumsi tumbuh 7,1 %, turun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (7,8%). triwulan sebelumnya (7,8%). triwulan sebelumnya (7,8%). triwulan sebelumnya (7,8%). triwulan sebelumnya (7,8%). Faktor yang mempengaruhi perlambatanpertumbuhan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang masih tumbuh

terbatas dan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian relatif stagnan.Selain itu, tekanan inflasi pada triwulan laporan relatif meningkat yang berdampakpada daya beli rill masyarakat.

Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya perlambatan konsumsi masyarakat.Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya perlambatan konsumsi masyarakat.Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya perlambatan konsumsi masyarakat.Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya perlambatan konsumsi masyarakat.Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya perlambatan konsumsi masyarakat.Hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan AC Nielsenmendukung perlambatan pertumbuhan konsumsi tersebut. Indeks keyakinan Survei

Konsumen BI menunjukkan keyakinan konsumen terhadap perekonomian yangmenurun. Penurunan tersebut terjadi baik dari sisi keyakinan konsumen terhadapkondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi

6 bulan yang akan datang. Penurunan keyakinan konsumen tersebut diperkuat

Grafik I.1Survei Penjualan Eceran

Grafik I.2Indeks Keyakinan Konsumen

(Survei Konsumen √ BI)

Grafik I.3Indeks Kondisi Saat Ini(Survei Konsumen √ BI)

Grafik I.4Indeks Ekspektasi Konsumen

(Survei Konsumen √ BI)

%, y-o-y %, y-o-y

0

2

4

6

8

10

12

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-40-30-20-100102030405060

g.PDRB Konsumsi Jktg.indeks spe (rhs)

2006 2007 2008

%, y-o-y indeks

0

2

4

6

8

10

12

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 65055606570758085

9095

Indeks Keyakinan Konsumen (rhs)g.PDRB Konsumsi Jkt

%, y-o-y Indeks

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

50

55

60

65

70

75g.PDRB Konsumsi JktIndeks Kondisi EkonomiSaat Ini (rhs)

0

2

4

6

8

10

12%, y-o-y Indeks

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

g.PDRB Konsumsi JktIndeks Ekspektasi Konsumen (rhs)

50

60

70

80

90

100

110

120

0

2

4

6

8

10

12

13

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

g.PDRB Konsumsi Jktg.Sedan, Jeep, Minibus,B.Wagon, Delvan [baru] (rhs)g.Sedan, Jeep, Minibus,B.Wagon, Delvan [lama](rhs)

%, y-o-y %, y-o-y

2

3

4

5

6

7

8

9

1011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

-80

-60

-40

-200

20

40

60

80

100%, y-o-y %, y-o-y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

-40-30-20-10010203040506070

g.Motor [baru] (rhs)g.PDRB Konsumsi Jkt

2

3

45

6

7

89

10

11

Sumber : BPS

Kesehatan

Transportasi

Pendidikan

Perumahan

Pakaian

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Q1-2008Q2*-200859,15

95,3

123,5

130,69

123,13

85,6

123,7

123,9

68,0

125,7

Grafik I.5Indeks Konsumsi Komoditi non Makanan

(BPS)

Grafik I.6Penghematan Masyarakat JabotabekPasca

Kenaikan BBM (Survei AC Nielsen)

oleh hasil survei BPS dan AC Nielsen. Hasil survei dari kedua institusi tersebut

menunjukkan bahwa konsumsi konsumen pada triwulan ini melambat yangtercermin dari upaya penghematan yang dilakukan oleh masyarakat denganmenunda konsumsi durable goods (barang tahan lama), terutama pasca kenaikan

harga BBM bulan Mei 2008. Survei yang dilakukan AC Nielsen menunjukkan 77%masyarakat Jabotabek paska kenaikan harga BBM cenderung melakukanpenghematan pengeluarannya, seperti pengeluaran untuk belanja pakaian,

perumahan, transportasi dan barang berharga lainnya. Sementara itu, hasil SurveiPenjualan Eceran Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan indeks penjualaneceran yang menurun.

Searah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi menunjukkanSearah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi menunjukkanSearah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi menunjukkanSearah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi menunjukkanSearah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi menunjukkan

perkembangan yang melambat. perkembangan yang melambat. perkembangan yang melambat. perkembangan yang melambat. perkembangan yang melambat. Penjualan mobil, motor dan penjualan barangelektronik serta konsumsi BBM masyarakat menunjukkan pertumbuhan yang

Grafik I.7Pendaftaran Mobil di Jakarta

Grafik I.8Pendaftaran Motor di Jakarta

%

Tidak Banyak Pengaruh

Lain-lain

Barang Berharga Mahal

R e k r e a s i

Pembelian Makanan

Pembelian Pakaian

Peralatan Rumah Tangga

Produk Perawatan Tubuh

Makan di Restoran

Liburan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

14

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

4

5

6

7

8

9

10

11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

%, y-o-y %, y-o-y

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50g.Penjualan Elektronik (rhs)g.PDRB Konsumsi Jkt

melambat. Kondisi ini menunjukkan bahwa di triwulan laporan penurunanperlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat terjadi pada hampir semua strata

masyarakat, baik masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun tinggi.

Dari sisi daya beli, masyarakat golongan berpenghasilan menengah ke bawahDari sisi daya beli, masyarakat golongan berpenghasilan menengah ke bawahDari sisi daya beli, masyarakat golongan berpenghasilan menengah ke bawahDari sisi daya beli, masyarakat golongan berpenghasilan menengah ke bawahDari sisi daya beli, masyarakat golongan berpenghasilan menengah ke bawah

diperkirakan pendapatan riilnya menurun.diperkirakan pendapatan riilnya menurun.diperkirakan pendapatan riilnya menurun.diperkirakan pendapatan riilnya menurun.diperkirakan pendapatan riilnya menurun. Turunnya daya beli dari strata masyarakat

yang berpenghasilan menengah ke bawah ini antara lain tercermin padapertumbuhan UMP riil yang menurun. Selain itu juga tercermin pada perlambatanpertumbuhan upah riil buruh informal yang bahkan cenderung masih negatif (Grafik

I.11 √ I.12).

Grafik I.9Pertumbuhan Penjualan Elektronik

Grafik I.10Konsumsi BBM Rumah Tangga

Tabel I. 2Strata Penghasilan

Penghasilan(Rp ribu)

A1 > 3.000 13

A2 2.000 - 3.000 16

B 1.500 - 2.000 20

C1 1.000 - 1.500 25

C2 700 - 1.000 18

D 500 - 700 4

E < 500 3

Sumber : AC Nielsen, 2007

Jakarta (%)Strata

4

5

6

7

8

9

10

2006 2007 20082 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25%, y-o-y %, y-o-y

g.PDRB Konsumsi Jktg.Kons BBM Rumah Tangga (rhs)

15

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sementara itu, dukungan pembiayaan dari bank maupun non bank masih tumbuhSementara itu, dukungan pembiayaan dari bank maupun non bank masih tumbuhSementara itu, dukungan pembiayaan dari bank maupun non bank masih tumbuhSementara itu, dukungan pembiayaan dari bank maupun non bank masih tumbuhSementara itu, dukungan pembiayaan dari bank maupun non bank masih tumbuh

tinggi.tinggi.tinggi.tinggi.tinggi. Outstanding kredit konsumsi yang disalurkan masih tumbuh tinggi (23,9%).Pada akhir Mei 2008 outstanding kredit konsumsi sebesar Rp 88,5 triliun (GrafikI.13). Sementara pembiayaan lembaga keuangan non bank pada triwulan II 2008

tumbuh relatif moderat (grafik I.14).

Grafik I.11Perkembangan UMP Riil

Grafik I.12Upah Buruh Informal

Grafik I.13Kredit Konsumsi Berdasarkan Lokasi

Proyek

Grafik I.14Pembiayaan Lembaga Keuangan Non Bank

2. InvestasiDi tengah-tengah perekonomian yang tumbuh melambat, investasi masih tumbuhDi tengah-tengah perekonomian yang tumbuh melambat, investasi masih tumbuhDi tengah-tengah perekonomian yang tumbuh melambat, investasi masih tumbuhDi tengah-tengah perekonomian yang tumbuh melambat, investasi masih tumbuhDi tengah-tengah perekonomian yang tumbuh melambat, investasi masih tumbuh

8,6%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2008 (8,3 %).8,6%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2008 (8,3 %).8,6%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2008 (8,3 %).8,6%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2008 (8,3 %).8,6%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2008 (8,3 %). Pertumbuhaninvestasi yang masih meningkat tersebut terutama berasal dari investasi bangunanyang masih tumbuh tinggi. Indikasi ini antara lain tercermin dari perkembangan

beberapa prompt indikator di investasi bangunan seperti penjualan semen dan

%

g.Upah Riil Jakartag.Upah Riil Banten

02468

1012141618

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

%, y-o-y %, y-o-y

0

2

4

6

8

10

12

12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2005 2006 2007 2008

-12

-10-8

-6

-4

-2

02

4

g.Konsumsi Jkt (lhs)g.Upah Buruh Bangunang.Upah Potong Rambutg.Upah Pembantu Rumah Tangga

%, y-o-y %, y-o-y

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

0

5

10

15

20

25

30

35

34

5

67

89

10

11g.PDRB Konsumsi Jktg.kredit konsumsi Jkt (rhs)

%, y-o-y

-80-60-40-20

020406080

100120

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4

2006 2007 2008

g.Total Pembiayaang.Leasingg.Credit Cardg.Pemb. Kons.

16

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

pembangunan gedung perkantoran yang meningkat. Beberapa proyek yangpembangunan sedang berjalan antara lain adalah pembangunan 21 Tower rumahsusun sederhana milik (Rusunami) di wilayah DKI Jakarta (di Pulau Gebang 6 menara,

Cengkareng 10 menara dan Kemayoran 5 menara). Dari pihak swasta beberapaproyek yang sedang dibangun antara lain pembangunan apartemen seperti GrandKarting, Kelapa Gading Square dan Mediterania Marina. Untuk properti retail

beberapa proyek yang sedang dibangun antara lain adalah Jembatan Pasar Pagi √ITC Mangga Dua, Pulo Gadung Central Business dan Pluit Junction. Sementara ituproyek infrastruktur yang pengerjaannya masih berlangsung antara lain adalah

peninggian dan penambahan ruas tol Sedyatmo yang dimulai Maret 2008 dengannilai investasi Rp 260 miliar.

Grafik I.15Unit Perkantoran Tersedia

Grafik I.16Konsumsi Semen Jakarta

Grafik I.17Impor Barang Modal Utama Tertimbang

Grafik I.18Impor Barang Modal

Ribuan Meter2 %

Sumber : CII, diolah

3.000

3.200

3.400

3.600

3.800

4.000

4.200

I II III IV I II III02

46

8

1012

1416

Unit Tersediag.Unit Tersedia (rhs)

2007 2008 2008p

%, y-o-y %, y-o-y

0

2

4

6

8

10

12

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-60

-40

-20

0

20

40

60

80g.Kons Semen Jkt(rhs)g.PDRB Konsumsi Jkt

%, y-o-y

-100

-50

050

100

150

200

250300

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2005 2006 2007 2008

Machinery & transport eqpPower generatingParticels industriesGeneral industrial mach.&eqpRoad Vehicles

%, y-o-y %, y-o-y

0123456789

10

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-100

-50

0

50

100

150g.PDRB Investasi Jktg.Volum Tertimbang Impor BrgModal (rhs)

17

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Perkembangan di investasi non bangunan secara keseluruhan tumbuh relatif stabilPerkembangan di investasi non bangunan secara keseluruhan tumbuh relatif stabilPerkembangan di investasi non bangunan secara keseluruhan tumbuh relatif stabilPerkembangan di investasi non bangunan secara keseluruhan tumbuh relatif stabilPerkembangan di investasi non bangunan secara keseluruhan tumbuh relatif stabil

di level yang rendahdi level yang rendahdi level yang rendahdi level yang rendahdi level yang rendah11111. . . . . Investasi yang tinggi khususnya terjadi di sektor komunikasidan transportasi, sementara di sektor industri dipengaruhi permintaan domestik

dan internasional yang masih relatif lemah tumbuh belum terlalu tinggi.

Dari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasilDari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasilDari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasilDari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasilDari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasil

survei SKDU, dan SPE. survei SKDU, dan SPE. survei SKDU, dan SPE. survei SKDU, dan SPE. survei SKDU, dan SPE. Indeks Saldo Bersih Tertimbang ekspektasi dunia usaha

terhadap kegiatan usaha (SKDU) sedikit meningkat dan masih menunjukkanoptimisme dunia usaha. Disisi lain ekpektasi dunia usaha terhadap situasi bisnismasih positif, walaupun menurun. Sementara itu hasil survei penjualan eceran

mengkonfirmasi masih tingginya investasi bangunan sebagaimana tercermin padapertumbuhan indeks penjualan eceran untuk bahan konstruksi.

1 Hasil Liaison menunjukkan bahwa respon dunia usaha relatif beragam. Sebagian Produsen berpendapat bahwa investasibelum perlu dilakukan karena kapasitas masih cukup, sebagian produsen akan melakukan investasi namun sifatnya replace-ment, terdapat pula produsen yang menambah investasi untuk mendekatkan produk kepasar namun skalanya kecil. Secaraumum lebih banyak pengusaha yang menunda untuk berinvestasi di semester I 2008. Pengusaha umumnya wait and seeterhadap perkembangan pasar di dalam negeri.

Grafik I.19Ekspektasi Kegiatan Usaha

Grafik I.20Survei Penjualan Eceran

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal danDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal danDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal danDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal danDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan

pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas, sementara pembiayaan yangpemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas, sementara pembiayaan yangpemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas, sementara pembiayaan yangpemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas, sementara pembiayaan yangpemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas, sementara pembiayaan yang

berasal dari dana sendiri dan dari dana perbankan tetap tumbuh tinggi.berasal dari dana sendiri dan dari dana perbankan tetap tumbuh tinggi.berasal dari dana sendiri dan dari dana perbankan tetap tumbuh tinggi.berasal dari dana sendiri dan dari dana perbankan tetap tumbuh tinggi.berasal dari dana sendiri dan dari dana perbankan tetap tumbuh tinggi. Pembiayaaninvestasi yang berasal dari pasar modal pertumbuhannya terbatas. Pada triwulan

laporan, sampai dengan akhir bulan Mei 2008 ini tercatat IPO saham baru Rp 0,9triliun oleh 3 emiten, sementara obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 1,6 triliunyang dilakukan oleh 4 emiten. Sementara itu, dukungan pembiayaan investasi

yang berasal dari dana sendiri dan yang berasal dari dana perbankan masih tinggi.

Indeks SBT

Sumber : SKDU Jakarta

0

10

20

30

40

50

60

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2005 2006 2007 2008

Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaEkspektasi Situasi Bisnis

%, y-o-y %, y-o-y

0123456789

10

2006 2007 2008

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6-100

-50

0

50

100

150g.PDRB Investasi Jkt (lhs)g.Bhn konstruksi

18

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dukungan pembiayaan yang meningkat dari bank tercermin pada peningkatankredit untuk membiayai investasi yang berlokasi di Jakarta (42,5%, y-o-y). Disisilain, pembiayaan pemerintah daerah diperkirakan masih rendah karena pengesahan

APBD yang tertunda ditambah hal teknis lainnya seperti penyesuaian beberapasandi akun.

Peningkatan pertumbuhan investasi yang terjadi di tengah-tengah situasi yangPeningkatan pertumbuhan investasi yang terjadi di tengah-tengah situasi yangPeningkatan pertumbuhan investasi yang terjadi di tengah-tengah situasi yangPeningkatan pertumbuhan investasi yang terjadi di tengah-tengah situasi yangPeningkatan pertumbuhan investasi yang terjadi di tengah-tengah situasi yang

relatif sulit tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah untuk terusrelatif sulit tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah untuk terusrelatif sulit tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah untuk terusrelatif sulit tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah untuk terusrelatif sulit tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah untuk terus

memperbaiki iklim investasimemperbaiki iklim investasimemperbaiki iklim investasimemperbaiki iklim investasimemperbaiki iklim investasi. Upaya yang dilakukan tersebut antara lain adalahmengefektifkan sistem pelayanan satu atap yang ditujukan untuk memberikankemudahan penyelesaian ijin dunia usaha dan sekaligus untuk mengurangi ekonomi

biaya tinggi. Proses perizinan usaha dipersingkat dari sebelumnya 196 hari menjadi38 hari, pemberian keringanan fiskal seperti pengurangan bea masuk. Pemerintahdaerah juga terus berusaha meningkatkan pelayanan publik, diantaranya yang

dilakukan adalah meningkatkan networking dengan sepuluh besar investor asingdalam upaya mensejajarkan Jakarta dengan kota-kota besar lain di ASEAN sebagaiservice city. Upaya-upaya yang pro investasi terus ditingkatkan mengingat sumber

investasi terbesar di DKI berasal dari swasta. Sekitar 87,8% berasal dari investasiswasta non fasilitas, 3,6% berasal dari PMA/PMDN, dan yang berasal daripemerintah hanya sekitar 9,4%2 .

2 Sumber BKPMD DKI Jakarta

Grafik I.21IPO Saham dan Obligasi

Grafik I.22Kredit Investasi Berdasarkan Lokasi Proyek

Rp miliar

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.00020.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008

ObligasiSahamPasar Modal

%, y-o-y

2

3

4

5

678

910

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2005 2006 2007

-10

0

10

20

30

40

50

60%, y-o-y

g.PDRB Investasi Jktg.kredit investasi Jkt (rhs)

19

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

3. Kegiatan Ekspor-ImporEkspor dari Jakarta pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat (2,9%),Ekspor dari Jakarta pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat (2,9%),Ekspor dari Jakarta pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat (2,9%),Ekspor dari Jakarta pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat (2,9%),Ekspor dari Jakarta pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat (2,9%),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,3%). Untukperdagangan antar daerah perlambatan pertumbuhan dipengaruhi oleh

perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, untuk ekspor keluar negeri yang didominasi oleh produk manufaktur perlambatan pertumbuhanlebih disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, terutama

perekonomian di negara-negara maju (Grafik I.23 - 26).

Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesarSesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesarSesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesarSesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesarSesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar

adalah produk manufaktur (Grafik I.26).adalah produk manufaktur (Grafik I.26).adalah produk manufaktur (Grafik I.26).adalah produk manufaktur (Grafik I.26).adalah produk manufaktur (Grafik I.26). Nilai ekspor produk manufaktur Jakarta

mencapai 90% dari total nilai ekspor. Komoditi utama ekspor produk manufakturantara lain adalah produk barang kimia, mesin dan perlengkapan transportasi,pakaian, alas kaki dan barang-barang manufaktur lainnya.

Grafik I.25Pertumbuhan Nilai Ekspor Komponen

Utama Jakarta

Grafik I.26Komposisi Ekspor Jakarta

Grafik I.23Perkembangan Nilai Ekspor

Grafik I.24Perkembangan Volume Ekspor

Jutaan USD

0100200300400500600700800900

1.000%, y-o-y

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

-30-20-10010203040506070

Total Eksporg.Total Ekspor (rhs)

Juta Kg %, y-o-y

0

50100150

200250300

350400

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

-40

-20

0

20

40

60

80

100Total Eksporg.Total Ekspor (rhs)

%, y-o-y

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2005 2006 20071 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

Chemical ProductManufactured Goods

Machinary and Transport Eq.Clothing and Footwear

Pertanian9,4%

Tambang0,0%

Manufaktur90,6%

20

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Impor Jakarta pada triwulan II-2008 tumbuh masih pada level yang cukup tinggiImpor Jakarta pada triwulan II-2008 tumbuh masih pada level yang cukup tinggiImpor Jakarta pada triwulan II-2008 tumbuh masih pada level yang cukup tinggiImpor Jakarta pada triwulan II-2008 tumbuh masih pada level yang cukup tinggiImpor Jakarta pada triwulan II-2008 tumbuh masih pada level yang cukup tinggi

15,8%, namun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya15,8%, namun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya15,8%, namun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya15,8%, namun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya15,8%, namun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(17,2%).(17,2%).(17,2%).(17,2%).(17,2%). Faktor utama yang mempengaruhi masih tingginya peningkatan impor

dari negara lain antara lain adalah ketergantungan terhadap impor bahan bakuyang tinggi dan investasi di sektor komunikasi dan transportasi yang meningkat.Di sisi domestik, Jakarta menjadi pengimpor yang cukup besar dari daerah/propinsi

lain, terutama didukung oleh daya beli penduduk Jakarta yang relatif lebih tinggi.Jakarta juga menjadi sentral distribusi dari beberapa produk ke propinsi lain, sepertikomoditi beras.

Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupunImpor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupunImpor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupunImpor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupunImpor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun

volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku. Faktor yang mempengaruhitingginya impor bahan baku terutama adalah tingginya ketergantunganpenggunaan bahan baku impor di dalam proses produksi sebagian besar industri

di Indonesia. Akibatnya, kenaikan permintaan domestik memberikan dampakpada impor kebutuhan bahan baku yang meningkat. Pada beberapa kelompokindustri, seperti di industri kimia misalnya, ketergantungan pada impor bahan

baku yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya ekspansi dikelompok industri ini. Hal ini diperparah dengan kecenderungan harga bahanbaku yang cenderung meningkat. Sementara itu, peningkatan impor barang

modal dalam nilai lebih disebabkan oleh peningkatan permintaan dari sektortransportasi dan komunikasi yang tercermin dari masih bertumbuhnya investasidi sektor tersebut.

Grafik I.27Nilai Impor Jakarta

Grafik I.28Perkembangan Volume Impor

Juta USD %, y-o-y

0500

10001500200025003000350040004500

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2005 2006 2007 2008

-30-20-10010203040506070

Total Impor Jakartag. Total impor Jkt (rhs)

%, y-o-y

-80-60-40-20

020406080

100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

g.Konsumsig.Bahan Bakug.Barang Modal

21

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

B. SISI PENAWARANPerlambatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi berdampak

pada perlambatan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektorkeuangan, perdagangan, industri dan jasa-jasa. Sementara itu, sektor bangunanmasih tumbuh meningkat. Khusus di sektor industri, perlambatan pertumbuhan

ekonomi selain disebabkan oleh melambatnya permintaan domestik daninternasional, juga dihadapkan pada tekanan kenaikan biaya produksi sebagaiakibat dari kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan baku. Secara

keseluruhan, walaupun perekonomian Jakarta di triwulan II 2008 tumbuh melambatnamun masih tumbuh pada level yang cukup tinggi. Dari sisi kualitas pertumbuhan,relatif belum berubah banyak. Sektor yang tumbuh tinggi merupakan sektor yang

padat modal, sementara sektor padat karya tumbuh rendah.

Grafik I.29Komposisi Nilai Impor

Grafik I.30Komposisi Volume Impor

Tabel I. 3Produk Domestik Regional Bruto Jakarta (% y-o-y)

DKI Q2-2007 Q1-2008* Q2-2008*

Pertanian 0,1 1,4 -0,3 0,0Pertambangan 1,4 1,5 0,9 0,0Industri 5,1 4,1 4,0 0,6Listrik 5,2 7,4 7,3 0,1Bangunan 7,6 7,5 7,6 0,9Perdagangan 6,7 6,9 6,7 1,4Pengangkutan 15,2 14,9 14,3 1,3Keuangan 4,1 4,1 4,0 1,2Jasa-jasa 5,7 6,4 6,1 0,8PDRBPDRBPDRBPDRBPDRB 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,16,16,16,16,1 6,16,16,16,16,1

Sumber : BPS* angka sementara

KontribusiQ2-2008

Bahan Baku59,0%

Barang Modal35,1%

Konsumsi5,9%

Barang Modal17,3%

Bahan Baku82,5%

Konsumsi0.2%

22

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sumber :CEIC

%, y-o-y %, y-o-y

0

1

2

3

4

5

6

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2005 2006 2007 2008

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

g.PDRB Industri Jktg.Industrial ProductionIndex(rhs)

1. IndustriPada triwulan II 2008, sektor industri sedikit melambat dari 4,1% pada triwulanPada triwulan II 2008, sektor industri sedikit melambat dari 4,1% pada triwulanPada triwulan II 2008, sektor industri sedikit melambat dari 4,1% pada triwulanPada triwulan II 2008, sektor industri sedikit melambat dari 4,1% pada triwulanPada triwulan II 2008, sektor industri sedikit melambat dari 4,1% pada triwulan

sebelumnya menjadi 4,0%.sebelumnya menjadi 4,0%.sebelumnya menjadi 4,0%.sebelumnya menjadi 4,0%.sebelumnya menjadi 4,0%. Faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhandi sektor industri antara lain adalah permintaan domestik yang melambat dan

internasional yang melambat. Selain itu, tekanan biaya produksi juga relatifmeningkat seiring dengan kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan bakudi pasar internasional.

Grafik I.31Indeks Produksi Industri

Grafik I.33Indeks Produksi Mesin

Grafik I.32Indeks Produksi Kimia

Grafik I.34Indeks Produksi Tekstil

Grafik I.35Indeks Produksi Makanan

Grafik I.36Pemakaian Listrik Industri

IPI Kimia %, y-o-y

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2005 2006 2007 2008

IPI Kimiag.IPI Kimia (rhs)

-20

0

20

40

60

80

100

0

50100

150

200250

300350

400

Indeks %, y-o-y

2005 2006 2007 2008

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

IPI Mesing.IPI Mesin (rhs)

0

50

100

150

200

250

300

350

-60

-40

-20

0

20

40

60

80%, y-o-yIndeks

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2005 2006 2007 2008

-40-30-20-1001020304050

IPI Tekstilg.IPI Tekstil (rhs)

0

20

40

60

80

100

120

140

Indeks %, y-o-y

0

50

100

150

200

250

300

350

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4

2006 2007 2008

-10-50510152025303540

Makanang.Makanan (rhs)

%, y-o-y%, y-o-y

22,5

3

3,54

4,55

5,5

6

2006 2007 2008

4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6-40-30-20-100102030405060

g.PDRB Industri Jktg.Kons Listrik Industri (rhs)

23

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Perlambatan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar sub kelompok industri.Perlambatan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar sub kelompok industri.Perlambatan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar sub kelompok industri.Perlambatan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar sub kelompok industri.Perlambatan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar sub kelompok industri.Indeks produksi industri gabungan maupun indeks produksi sub kelompok industri,seperti industri kimia, mesin, tekstil dan industri makanan tumbuh melambat (Grafik

I.31 - 36). Sementara itu perkembangan pemakaian listrik oleh industri di Jakartajuga menurun.

Walaupun kinerja di sektor industri tumbuh melambat, namun demikian dukunganWalaupun kinerja di sektor industri tumbuh melambat, namun demikian dukunganWalaupun kinerja di sektor industri tumbuh melambat, namun demikian dukunganWalaupun kinerja di sektor industri tumbuh melambat, namun demikian dukunganWalaupun kinerja di sektor industri tumbuh melambat, namun demikian dukungan

pembiayaan perbankan di sektor industri trend-nya meningkat. pembiayaan perbankan di sektor industri trend-nya meningkat. pembiayaan perbankan di sektor industri trend-nya meningkat. pembiayaan perbankan di sektor industri trend-nya meningkat. pembiayaan perbankan di sektor industri trend-nya meningkat. Outstanding kreditlokasi proyek di sektor industri Jakarta pada posisi akhir bulan Mei Rp 65,0 triliun,meningkat cukup tinggi 15,8% (y-o-y). Akan tetapi peningkatan pembiayaan

tersebut belum diikuti dengan penurunan resiko kredit sebagaimana tercerminpada NPLs yang masih cukup tinggi (6,9%).

Grafik I.37Kredit Lokasi Proyek Sektor Industri

Grafik I.38NPLs Kredit Industri

2. Perdagangan, Hotel dan RestoranSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesarSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan II 2008 tumbuh sebesar

6,7% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,9%).6,7% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,9%).6,7% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,9%).6,7% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,9%).6,7% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,9%).Perlambatan pertumbuhan di sektor perdagangan diindikasikan oleh perlambatan

pertumbuhan beberapa prompt indikator seperti arus bongkar muat di pelabuhanTanjung Priok, konsumsi listrik sektor bisnis seperti mal, pasar, toko dan pusatbisnis lainnya serta survei penjualan eceran (grafik I.39 √ 42). Dari sisi survei,

perlambatan pertumbuhan di sub sektor ini juga tercermin pada perlambatanpertumbuhan indeks penjualan eceran. Adapun faktor utama yang menyebabkansektor ini tumbuh melambat diperkirakan adalah daya beli masyarakat yang

menurun.

%, y-o-y %, y-o-y

0

1

2

3

4

5

6

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-20

-10

0

10

20

30

40

g.PDRB Industri Jktg.kredit Industri (rhs)

Rp miliar %

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

024681012141618

Nominal NPL Industri JakartaNPL Industri Jakarta (rhs)

24

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin pada

jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan tingkat hunian hotel. Jumlahwisman yang masuk melalui bandara Sukarno Hatta tumbuh relatif moderat,

demikian pula tingkat hunian hotel di wilayah Jakarta. Keamanan danperekonomian domestik yang relatif membaik dan walaupun pemerintah sudahmencanangkan program Visit Indonesia 2008, namun demikian tampaknya hal

ini kurang cukup mendongkrak perkembangan di sub sektor ini. Dugaan sementarayang mengemuka terkait dengan lambatnya pertumbuhan di sub sektor ini antaralain adalah kurangnya promosi dan adanya larangan terbang pesawat Garuda ke

Eropa.

Walaupun pertumbuhan di sektor ini melambat, namun demikian dukunganWalaupun pertumbuhan di sektor ini melambat, namun demikian dukunganWalaupun pertumbuhan di sektor ini melambat, namun demikian dukunganWalaupun pertumbuhan di sektor ini melambat, namun demikian dukunganWalaupun pertumbuhan di sektor ini melambat, namun demikian dukungan

pembiayaan dari perbankan menunjukkan peningkatan pertumbuhan denganpembiayaan dari perbankan menunjukkan peningkatan pertumbuhan denganpembiayaan dari perbankan menunjukkan peningkatan pertumbuhan denganpembiayaan dari perbankan menunjukkan peningkatan pertumbuhan denganpembiayaan dari perbankan menunjukkan peningkatan pertumbuhan dengan

perfomanceperfomanceperfomanceperfomanceperfomance kredit yang membaik. kredit yang membaik. kredit yang membaik. kredit yang membaik. kredit yang membaik. Outstanding kredit lokasi proyek yang disalurkandi sektor ini pertumbuhannya cukup tinggi dibandingkan dengan triwulan

Grafik I.39Jumlah Arus Bongkar Muat Tj. Priok (CEIC)

Grafik I.40Jumlah Arus Bongkar Muat Pelabuhan

Sunda Kelapa (PT Pelindo II)

Grafik I.41Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

Grafik I.42Survei Penjualan Eceran

Ribu Ton %

600

1100

1600

2100

2600

3100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2006 2007

-30

-20-100

10

2030

4050

Loadedg_loaded (rhs)

Unloadedg_unloaded (rhs)

Ribu ton %, y-o-y

-

100

200

300

400

500

600

700

-40-30-20-1001020304050

2006 2007 2008Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

loadedunloaded

g.loaded (rhs)g.unloaded (rhs)

%, y-o-y%, y-o-y

4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

g.PDRB Perdagangan Jktg.Kons Listrik Bisnis (rhs)

0123456789

(10)

0

10

20

30%, y-o-y %, y-o-y

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-40-30-20-100102030405060

g.PDRB Perdagangan Jktg.SPE (rhs)

44,5

55,5

66,5

77,5

88,5

9

25

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

sebelumnya. Pada posisi akhir Mei 2008, jumlah kredit yang disalurkan mencapaiRp 62,9 triliun, naik 27,9 % (y-o-y). Sementara itu, performance kredit yang

tercermin pada NPLs terus menunjukkan tren membaik (2,9%).

Grafik I.43Arus Wisatawan Mancanegara

Grafik I.44Tingkat Hunian Hotel di Jakarta

Grafik I.45Kredit Lokasi Proyek Sektor Perdagangan

Grafik I.46Perkembangan NPLs

3. Keuangan, Persewaan dan Jasa.Pada triwulan laporan, sektor keuangan sedikit tumbuh melambat (4,0%), ΩturunPada triwulan laporan, sektor keuangan sedikit tumbuh melambat (4,0%), ΩturunPada triwulan laporan, sektor keuangan sedikit tumbuh melambat (4,0%), ΩturunPada triwulan laporan, sektor keuangan sedikit tumbuh melambat (4,0%), ΩturunPada triwulan laporan, sektor keuangan sedikit tumbuh melambat (4,0%), Ωturun

tipis dari triwulan sebelumnya 4,1%. tipis dari triwulan sebelumnya 4,1%. tipis dari triwulan sebelumnya 4,1%. tipis dari triwulan sebelumnya 4,1%. tipis dari triwulan sebelumnya 4,1%. Faktor yang mempengaruhi perlambatanΩ di

sektor ini adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sebagai imbas dariperlambatan ekonomi dunia. Di sub sektor keuangan perlambatan terutama terjadipada lembaga keuangan bukan bank. Di sektor pernbankan, walaupun kegiatan

meningkat namun nilai tambah di sektor perbankan relatif menurun antara lainkarena tingginya beban penyisihan pencadangan. Perlambatan pertumbuhan di

Ribuan Orang Ribuan Orang

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

1

2,6

4,2

5,8

7,4

9

Kedatangan di Empat PintuUtama JakartaKedatangan di TanjungPriok(rhs)

30

50

70

90

110

130% Hari

Tingkat hunian hotel JakartaLama tinggal turis di Jakarta (rhs)

2006 2007 20082 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4

45

50

55

60

65

70

1,5

2

2,5

3

3,5

4

2006 2007 2008

%, y-o-y %, y-o-y

44,5

55,5

66,5

77,5

88,5

g.PDRB Perdagangan Jktg.kredit Perdagangan (rhs)

-50510152025303540

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

Rp Miliar %

Nominal NPL Perdagangan Jakarta

NPL Perdagangan Jakarta (rhs)

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

0

2

4

6

8

10

12

26

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

lembaga keuangan non bank tercermin pada perlambatan perkembangan di pasarmodal maupun lembaga keuangan yang lainnya (Grafik I.47-49 dan Tabel I.4).

Grafik I.47Perkembangan NTB Bank di Jakarta

Grafik I.48Perkembangan kegiatan LKBB

Grafik I.49Perkembangan IHSG

Tabel I. 4Perkembangan Kegiatan Bank

Jakarta DPK Rp Miliar 660.507,0 717.000,7 733.060,8

Pertumbuhan (%, y-o-y) 14,3 15,7 16,7

Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 428.747,0 524.871,4 553.729,7

Pertumbuhan (%, y-o-y) 21,3 32,5 36,2

Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 309.920,0 361.765,9 361.767,9

Pertumbuhan (%, y-o-y) 15,4 29,0 24,3

LDR (%) 64,9 73,2 75,5

NPL (%) 6,1 3,9 3,9

2008Uraian

2 1 2*

*) s.d. Mei 2008

Rp Triliun %, y-o-y

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2006 2007 2008

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

Nilai Tambah Brutog.NTB (rhs)

02468

101214161820

Rp Triliun %, y-o-y

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

Total Pembiayaang.Total Pembiayaan

0

10

20

30

40

50

60

0

20

40

60

80

100

120

140

Indeks %, y-o-y

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

Indeks IHSGg.Indeks IHSG (rhs)

0

10

20

3040

50

60

70

80

2007

27

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sementara itu, perlambatan di sub sektor persewaan dan jasa juga dipengaruhiSementara itu, perlambatan di sub sektor persewaan dan jasa juga dipengaruhiSementara itu, perlambatan di sub sektor persewaan dan jasa juga dipengaruhiSementara itu, perlambatan di sub sektor persewaan dan jasa juga dipengaruhiSementara itu, perlambatan di sub sektor persewaan dan jasa juga dipengaruhi

oleh perlambatan pertumbuhan ekonomioleh perlambatan pertumbuhan ekonomioleh perlambatan pertumbuhan ekonomioleh perlambatan pertumbuhan ekonomioleh perlambatan pertumbuhan ekonomi. Aktifitas perekonomian yang tumbuhmelambat berdampak pada kegiatan sewa ruang perkantoran, apartemen dan

retail. Berdasarkan publikasi Collier International Indonesia, tingkat hunian untukketiga jenis kelompok properti dimaksud menurun (grafik I.50 √ 51).

Grafik I.50Tingkat Hunian dan Persediaan Perkantoran

Grafik I.51Tingkat Hunian dan Persediaan Apartemen

5. BangunanSektor bangunan pada triwulan II 2008 tumbuh 7,6%, sedikit meningkatSektor bangunan pada triwulan II 2008 tumbuh 7,6%, sedikit meningkatSektor bangunan pada triwulan II 2008 tumbuh 7,6%, sedikit meningkatSektor bangunan pada triwulan II 2008 tumbuh 7,6%, sedikit meningkatSektor bangunan pada triwulan II 2008 tumbuh 7,6%, sedikit meningkat

dibandingkan dengan triwulan I 2008 (7,5%). dibandingkan dengan triwulan I 2008 (7,5%). dibandingkan dengan triwulan I 2008 (7,5%). dibandingkan dengan triwulan I 2008 (7,5%). dibandingkan dengan triwulan I 2008 (7,5%). Faktor yang mempengaruhipeningkatan pertumbuhan di sektor bangunan antara lain adalah masih tingginyakegiatan pembangunan gedung perkantoran dan apartemen, dan ditambah

dengan dukungan pembiayaan masih tinggi.

Grafik I.52Perkembangan Properti Kantor

Grafik I.53Pembangunan Apartemen di Jakarta

Ribuan Meter2 %

Sumber : CII. diolah

I II III IV I II

Unit Tersediag.Unit Tersedia (rhs)

0

2

4

6

8

10

12

3.200

3.300

3.400

3.500

3.600

3.700

3.800

2008 2008

Ribuan Meter2 %

Sumber : CII, diolah

III IV I II

Unit Tersediag.Unit Tersedia (rhs)

-20

-10

0

10

20

30

40

50

46485052545658606264

2007 2008

%5.000.000

4.500.000

4.000.000

3.500.000

3.000.000

2.500.000

2.000.000

1.500.000

1.000.000 7073

7679

82

85

8891

94

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008p2009p

SupplyDemandOccupancy Rate

%

2007 2008

80

77

74

71

68

65IQ IIQ IIIQ IVQ IQ

28

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Pembangunan proyek-proyek properti masih berlanjut. Pembangunan proyek-proyek properti masih berlanjut. Pembangunan proyek-proyek properti masih berlanjut. Pembangunan proyek-proyek properti masih berlanjut. Pembangunan proyek-proyek properti masih berlanjut. Proyek-proyek besargedung perkantoran swasta yang saat ini dalam tahap pembangunan antaralain adalah Menara Palma, UoB plaza, Botique Office, The energy, menara DEA

II, City Tower, Bakrie Tower, karya Rasuna, Satrio Tower, One Walter Monginsidi,dan Talavera. Pembangunan apartemen yang sedang berlangsung antara lainadalah Grove Rasuna Said, Pallazo Boutique Residence, Monaco Residence dan

Peral Garden. Proyek retail yang sedang dibangun adalah Kalibata Plaza, Bellazede Heritage dan Gajahmada Square. Pembangunan tower rusun oleh swasta diKarawaci, Kelapa Gading, Kemayoran, Kuningan dan Pulo Gebang mulai

dilakukan pada awal tahun 2008. Kementrian perumahan rakyat jugamenargetkan akan membangun 14 tower di Kelapa Gading dan 3 rusun diKalimalang.

Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masihUntuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masihUntuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masihUntuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masihUntuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih

terkendala. terkendala. terkendala. terkendala. terkendala. Kendala yang dihadapi pembangunan di Jakarta antara lainmenyangkut pembebasan lahan sehingga beberapa proyek sampai dengan triwulan

II 2008 belum sepenuhnya terealisasi. Proyek-proyek yang sedang dan akan berjalanantara lain adalah program Banjir Kanal Timur, pengadaan busway (dalam tahappembangunan koridor VIII-X), rencana pembangunan 3000 unit rumah susun,

peningkatan Pasar Tanah Abang, pembangunan JORR 2 dan pembuatan lima tamandi Jakarta Selatan. Sementara itu proyek infrastruktur yang dibiayai non APBDantara lain adalah proyek penambahan ruas tol Bandara Sukarno Hatta.

Grafik I.54Kredit Lokasi Proyek Sektor Bangunan

Grafik I.55NPLs Sektor Bangunan

Tren pertumbuhan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di JakartaTren pertumbuhan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di JakartaTren pertumbuhan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di JakartaTren pertumbuhan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di JakartaTren pertumbuhan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta

meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun. meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun. meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun. meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun. meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun. Outstanding kredit untukmembiayai sektor bangunan yang berlokasi di Jakarta pada posisi akhir Mei 2008

%, y-o-y%, y-o-y

6

6,4

6,8

7,2

7,6

8

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

0

10

20

30

40

50

60

70g,PDRB Bangunan Jktg,kredit Bangunan (rhs)

Rp Miliar %

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

Nominal NPL Bangunan JakartaNPL Bangunan Jakarta (rhs)

0

2

46

810

1214

16

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

29

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Rp 19,8 triliun, naik 36,8% (y-o-y). Sementara itu resiko kredit di sektor bangunansebagaimana tercermin pada besaran NPLs trennya relatif turun (2,8%).

6. Sektor Pengangkutan dan KomunikasiPada triwulan II 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sedikitPada triwulan II 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sedikitPada triwulan II 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sedikitPada triwulan II 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sedikitPada triwulan II 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sedikit

melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I 2008 (14,9%). melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I 2008 (14,9%). melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I 2008 (14,9%). melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I 2008 (14,9%). melambat (14,3%) dibandingkan dengan triwulan I 2008 (14,9%). Walaupunpertumbuhan di sektor ini melambat namun masih tumbuh di level yang tinggi,

terutama pertumbuhan di sub sektor komunikasi. Secara keseluruhan pertumbuhanyang sedikit melambat dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat.Perlambatan pertumbuhan sub sektor komunikasi tercermin dari jumlah pelanggan

seluler yang peningkatannya mulai melambat. Jumlah pelanggan seluler tumbuhwalaupun tumbuh di atas 40% (y-o-y) namun tumbuh sedikit melemahdibandingkan dengan triwulan sebelumnya (50%).

Grafik I.56Perkembangan Telepon Seluler

Grafik I.57Jumlah Penumpang KA Jabodetabek

Grafik I.58Jumlah Penumpang Udara di Bandara

Sukarno Hatta

Grafik I.59Konsumsi BBM Sektor Transportasi Jakarta

Sumber : CEIC dan Pers Release

Jumlah Pelanggan %, y-o-y

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2004 2005 2006 2007 2008

Cellular (telkomsel +Indosat+ProXL)g.Cellular (rhs)

0

20

40

60

80

100

120

0

10

20

30

40

50

60

70%, y-o-y%, y-o-y

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-10

-5

05

10

15

2025

30

02468

1012141618

g.PDRB Transport Jktg.Pnpg KA Jabodetabek (rhs)

Sumber : BPS

Ribu Orang %

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

Pnpg Soeka DomestikPnpg Soeka Internasionalg.Pnpg Soeka Domestik(rhs)g.Pnpg Soeka Int.(rhs)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

-20

-10

0

10

20

30

40

50%, y-o-y %, y-o-y

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

-20-15-10-50510152025

g.PDRB Transport Jktg.Kons. BBM Transport (rhs)

02468

1012141618

30

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sub sektor pengangkutan tumbuh sedikit melambat yang tercermin padaSub sektor pengangkutan tumbuh sedikit melambat yang tercermin padaSub sektor pengangkutan tumbuh sedikit melambat yang tercermin padaSub sektor pengangkutan tumbuh sedikit melambat yang tercermin padaSub sektor pengangkutan tumbuh sedikit melambat yang tercermin pada

perkembangan beberapa prompt indikator. perkembangan beberapa prompt indikator. perkembangan beberapa prompt indikator. perkembangan beberapa prompt indikator. perkembangan beberapa prompt indikator. Pertumbuhan jumlah penumpangkereta api Jabodetabek dan jumlah penumpang angkutan udara turun. Namun

demikian, di angkutan darat justru terjadi peningkatan. Pasca kenaikan BBMPenumpang Bus Trans Jakarta meningkat dari rata-rata 210 ribu orang per harimenjadi 229 ribu orang per hari. Jumlah pengguna kendaraan pribadi yang beralih

ke busway meningkat dari 14% tahun 2007 menjadi 21% tahun 2008 (Juni). Tarifbus trans Jakarta yang masih tetap, disertai penambahan 10 Unit Bus Transjakartagandeng yang dioperasikan pada koridor V Ancol-Kampung Melayu, relatif menarik

penumpang untuk memilih angkutan tersebut.

Peningkatan harga BBM relatif tidak berpengaruh terhadap konsumsi BBMPeningkatan harga BBM relatif tidak berpengaruh terhadap konsumsi BBMPeningkatan harga BBM relatif tidak berpengaruh terhadap konsumsi BBMPeningkatan harga BBM relatif tidak berpengaruh terhadap konsumsi BBMPeningkatan harga BBM relatif tidak berpengaruh terhadap konsumsi BBM

transportasi.transportasi.transportasi.transportasi.transportasi. Minat masyarakat untuk menggunakan kendaran pribadi masih tinggi,

tercermin dari konsumsi BBM transportasi meningkat 14 % (y-o-y) pada triwulanII 2008, sementara pada triwulan I 2008 hanya 11,4%. Jenis BBM yang terbesar dikonsumsi adalah premium (82%) diikuti solar (18%).

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masihDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masihDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masihDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masihDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masih

tinggi, dengan resiko kredit yang kecil. tinggi, dengan resiko kredit yang kecil. tinggi, dengan resiko kredit yang kecil. tinggi, dengan resiko kredit yang kecil. tinggi, dengan resiko kredit yang kecil. Outstanding kredit yang disalurkanperbankan pada posisi akhir bulan Mei 2008 tercatat sebesar Rp 30,5 triliun, naik

112,3 %. Peningkatan kredit ini diikuti dengan kualitas kredit yang semakin baik(NPLs sebesar 1,8%).

Grafik I.60Kredit Lokasi Proyek Sektor Transportasi

Grafik I.61NPLs Sektor Transportasi

7. ListrikKinerja sektor listrik tumbuh sebesar 7,3 % (y-o-y), sedikit melambat dibandingkanKinerja sektor listrik tumbuh sebesar 7,3 % (y-o-y), sedikit melambat dibandingkanKinerja sektor listrik tumbuh sebesar 7,3 % (y-o-y), sedikit melambat dibandingkanKinerja sektor listrik tumbuh sebesar 7,3 % (y-o-y), sedikit melambat dibandingkanKinerja sektor listrik tumbuh sebesar 7,3 % (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan

dengan triwulan I 2008 sebesar 7,4 %. dengan triwulan I 2008 sebesar 7,4 %. dengan triwulan I 2008 sebesar 7,4 %. dengan triwulan I 2008 sebesar 7,4 %. dengan triwulan I 2008 sebesar 7,4 %. Perawatan rutin dan terhambatnya

%, y-o-y %, y-o-y

8

9

10

11

12

13

14

15

16

-20

0

20

40

60

80

100

120

2006 2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

g.PDRB Transport Jktg.Kredit Pengangkutan(rhs)

Rp miliar %

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

0

24

6

8

10

12

14

16Nominal NPL Transport JakartaNPL Transport Jakarta (rhs)

2006 2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 10111 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5

31

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

pasokan bahan bakar di beberapa pembangkit listrik seperti PLTU Paiton, PLTGUMuara Karang dan PLTGU Tanjung Priok mempengaruhi kinerja di sektor ini.Walaupun perlambatan pertumbuhannya rendah namun dampaknya cukup

menjadi perhatian serius pemerintah sebagaimana tercermin dari tindakanpemerintah yang berupaya meminimalisir dampak terganggunya pasokan listrikterhadap kinerja perekonomian melalui pengeluaran Surat Keputusan Bersama

(SKB) lima menteri.

Grafik I.62Penjualan Listrik PLN Distribusi DKI

Jakarta dan Tangerang

Grafik I.63Konsumsi BBM sektor Listrik Jakarta dan

Tangerang

Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yangPembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yangPembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yangPembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yangPembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang

membaik.membaik.membaik.membaik.membaik. Meskipun jumlah kredit di sektor ini relatif kecil, namun

pertumbuhannya relatif tinggi (95,2%), dengan outstanding kredit per Mei 2008Rp 6,18 triliun. Kualitas kredit di sektor listrik relatif rendah dengan NPLs sebesar0,3 %.

Grafik I.64Kredit Lokasi Proyek Sektor Listrik

Grafik I.65NPLs Sektor Listrik

%, y-o-y %, y-o-y

0

12

3

4

56

7

8

-5

0

5

10

15

20

25

2006 2007 20083 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

g.PDRB Listrik Jktg.Kons Listrik (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2006 2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

g.PDRB Listrik Jktg.Kons. BBM Listrik (rhs)

-100-50050100150200250300350

%, y-o-y %, y-o-y

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-80-60-40-20020406080100120

2006 2007 20084 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

g.PDRB Listrik Jktg.kredit Listrik (rhs)

Rp miliar %

0100200300400500600700800900

Nominal NPL Listrik JakartaNPL Listrik Jakarta (rhs)

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 10111 2 3 4 5

024681012141618

32

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

8. Sektor Jasa-JasaPertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan II 2008 sedikit melambat (6,1%),Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan II 2008 sedikit melambat (6,1%),Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan II 2008 sedikit melambat (6,1%),Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan II 2008 sedikit melambat (6,1%),Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan II 2008 sedikit melambat (6,1%),

dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,4%).dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,4%).dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,4%).dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,4%).dibandingkan dengan triwulan I 2008 (6,4%). Sedikit melambatnya pertumbuhandi sektor jasa-jasa tersebut dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang menurun.

Survei AC Nielsen menyatakan masyarakat melakukan efisiensi (penghematan)dengan melakukan penundaan konsumsi barang tahan lama dan jasa-jasa. Namundemikian, perlambatan pertumbuhan di sektor ini agak tertahan dengan masuknya

masa liburan sekolah. Tempat wisata seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII),kebun binatang ragunan dan tempat wisata lainnya naik hampir 100%. Selamatriwulan II 2008 sedikitnya terdapat 7 artis mancanegara dan 1 festival musik yang

melakukan konser di Jakarta (Jakartaconcerts.com).

Grafik I.66Kredit Lokasi Proyek Sektor Jasa

Grafik I.67NPLs Sektor Jasa

Di sisi pembiayaan kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi, dengan resiko kreditDi sisi pembiayaan kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi, dengan resiko kreditDi sisi pembiayaan kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi, dengan resiko kreditDi sisi pembiayaan kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi, dengan resiko kreditDi sisi pembiayaan kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi, dengan resiko kredit

yang membaik. yang membaik. yang membaik. yang membaik. yang membaik. Outstanding kredit di sektor ini hingga Mei 2008 mencapai Rp95,5 triliun, tumbuh sekitar 23,5 % (y-o-y). Kualitas kredit sektor ini relatif baik,dengan NPLs kredit selalu di bawah batas maksimal (<5%).

%, y-o-y %, y-o-y

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

2006 2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

05101520253035404550

g.PDRB Jasa Jktg.Kredit Jasa-jasa (rhs)

Rp miliar %

050

100150200250300350400450

012345678910

Nominal NPL Jasa JakartaNPL Jasa Jakarta (rhs)

2006 2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 10111 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5

33

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA

Seiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulanSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga di tingkat dunia sampai dengan bulan

Mei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakarMei 2008 dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatanminyak (BBM) dan ekspektasi negatif konsumen, berdampak pada peningkatan

tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga. Kenaikan harga BBM sebesar 28,7% dan ekspektasinegatif yang menyertainya, disertai dengan meningkatnya harga beberapakomoditas penting yang diimpor telah menghasilkan Inflasi di Jakarta pada triwulan

II 2008 sebesar 4,3% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulansebelumnya sebesar 3,5% maupun triwulan yang sama tahun 2007 sebesar 0,5%.Sementara itu, dihitung secara tahunan inflasi di Jakarta pada triwulan II 2008

adalah sebesar 11,7% (y-o-y) lebih tinggi dibandingan dengan triwulan sebelumnyasebesar 7,7%. Inflasi triwulan ini merupakan inflasi (y-o-y) tertinggi sejak tahun2005.

KestabilanKestabilanKestabilanKestabilanKestabilan harga di Jakarta relatif lebih buruk dibandingkan dengan nasional harga di Jakarta relatif lebih buruk dibandingkan dengan nasional harga di Jakarta relatif lebih buruk dibandingkan dengan nasional harga di Jakarta relatif lebih buruk dibandingkan dengan nasional harga di Jakarta relatif lebih buruk dibandingkan dengan nasional

maupun dengan provinsi tetangganya Banten, namun masih lebih baikmaupun dengan provinsi tetangganya Banten, namun masih lebih baikmaupun dengan provinsi tetangganya Banten, namun masih lebih baikmaupun dengan provinsi tetangganya Banten, namun masih lebih baikmaupun dengan provinsi tetangganya Banten, namun masih lebih baik

dibandingkan dengan Jawa Barat.dibandingkan dengan Jawa Barat.dibandingkan dengan Jawa Barat.dibandingkan dengan Jawa Barat.dibandingkan dengan Jawa Barat. Secara triwulanan inflasi di Jakarta (4,3%) padatriwulan II 2008 lebih tinggi dibandingkan dengan Banten (3,4%) dan sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan Jawa Barat (4,9%). Namun demikian, secara tahunaninflasi di Jakarta (11,7%) lebih rendah dibandingkan Banten (13,8%) dan Jabar(12,6%).

Secara umum, faktor-faktor penyebab tekanan inflasi pada triwulan II 2008 antaralain adalah :

√ Kenaikan Harga BBM dan dampak lanjutannya

√ Ekspektasi inflasi yang masih tinggi.

√ Imported inflation.

√ Terdapatnya kenaikan harga minyak tanah sejalan dengan program konversiminyak tanah ke gas yang telah menyebabkan pasokan terganggu

34

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Grafik II. 1Inflasi Jakarta (q-t-q)

Grafik II. 2Inflasi Jakarta (y-o-y)

A. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK1. Inflasi Triwulanan (q-t-q)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok transportasiKenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok transportasiKenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok transportasiKenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok transportasiKenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok transportasi

(9,6%) diikuti oleh perumahan (4,3%) dan makanan jadi (2,7%).(9,6%) diikuti oleh perumahan (4,3%) dan makanan jadi (2,7%).(9,6%) diikuti oleh perumahan (4,3%) dan makanan jadi (2,7%).(9,6%) diikuti oleh perumahan (4,3%) dan makanan jadi (2,7%).(9,6%) diikuti oleh perumahan (4,3%) dan makanan jadi (2,7%). Kenaikan tertinggidi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan terutama terjadi padasub transportasi yang mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 18%dibandingkan dengan harga Maret 2008. Pada kelompok perumahan, kenaikan

tertinggi terjadi pada kelompok bahan bakar seiring dengan kenaikan harga minyaktanah sebesar 11,4% dan harga barang penyelenggaraan rumah tangga.Sementara itu kenaikan tertinggi di kelompok makanan jadi terjadi akibat naiknya

harga makanan dalam kemasan yang meningkat rata-rata 3,6% serta minumantidak beralkohol.

Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,7%),Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,7%),Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,7%),Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,7%),Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,7%),

perumahan (1,3%) dan bahan makanan (0,3%)perumahan (1,3%) dan bahan makanan (0,3%)perumahan (1,3%) dan bahan makanan (0,3%)perumahan (1,3%) dan bahan makanan (0,3%)perumahan (1,3%) dan bahan makanan (0,3%). Sumbangan tersebut dihitungdari kenaikan harga dikali dengan bobot nilai konsumsi dari kelompok transportasi

(17,6%), perumahan (31,1%) dan bahan makanan (19,3%). Sumbangan kelompoktransportasi terutama berasal kenaikan harga ongkos transportasi kota dan saranapenunjang transportasi. Sumbangan kelompok perumahan terutama berasal

kenaikan harga bahan bakar dan biaya tempat tinggal. Sedangkan sumbangandari kelompok bahan makanan berasal dari daging dan hasilnya, lemak dan minyak.

Kelompok dengan bobot nilai konsumsi tinggi belum tentu memberikanKelompok dengan bobot nilai konsumsi tinggi belum tentu memberikanKelompok dengan bobot nilai konsumsi tinggi belum tentu memberikanKelompok dengan bobot nilai konsumsi tinggi belum tentu memberikanKelompok dengan bobot nilai konsumsi tinggi belum tentu memberikan

sumbangan yang tinggi terhadap inflasi. sumbangan yang tinggi terhadap inflasi. sumbangan yang tinggi terhadap inflasi. sumbangan yang tinggi terhadap inflasi. sumbangan yang tinggi terhadap inflasi. Kelompok perumahan yang memiliki bobot

NasionalBantenJakartaJabar

Sumber : BPS

% (q-t-q)

0

1

2

3

4

5

II-2007 III-2007 IV-2007 I-2008 II-2008

0,2 2,3 2,1 3,4 2,8-1,0 3,2 2,0 4,5 3,40,5 1,8 1,6 3,5 4,3-0,3 2,5 1,8 2,8 4,9

Jakarta 5,9 6,5 6,0 7,7 11,7Banten 5,4 6,9 6,3 9,0 13,8Jabar 4,1 5,3 5,3 7,0 12,6Nasional 5,8 7,0 6,6 8,2 11,0

Sumber : BPS

% (Y-O-Y)

0

4

8

12

16

20

II-2007 III-2007 IV-2007 I-2008 II-2008

35

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

sebesar 31,1% dengan kenaikan harga sebesar 4,27% memberikan kontribusisebesar 1,31% terhadap inflasi. Sementara itu, kelompok transportasi denganbobot sebesar 17,6% dan kenaikan harga yang cukup tinggi sebesar 9,6%

memberikan sumbangan yang sangat signifikan yaitu sebesar 1,7%.

Grafik II.3Inflasi Berdasarkan Kelompok

Grafik II.4Sumbangan Inflasi Berdasarkan Kelompok

Tabel II.1Komoditi dengan Kenaikan

Harga Tertinggi

Sumber : BPS, diolah

UMUMUMUMUMUMUMUMUMUM 4,304,304,304,304,30 4,304,304,304,304,30BAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANAN 2,602,602,602,602,60 0,560,560,560,560,56Lemak dan Minyak 7,98 0,12Daging dan Hasil-hasilnya 5,33 0,16MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK 2,682,682,682,682,68 0,440,440,440,440,44Makanan Jadi 3,62 0,38Minuman yang Tidak Beralkohol 1,56 0,05PERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKAR 4,274,274,274,274,27 1,311,311,311,311,31Bahan Bakar, Penerangan dan Air 11,36 0,86Penyelenggaraan Rumahtangga 2,25 0,10SANDANGSANDANGSANDANGSANDANGSANDANG 1,221,221,221,221,22 0,070,070,070,070,07Sandang Anak-anak 2,04 0,02Sandang Laki-laki 1,73 0,03KESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATAN 1,621,621,621,621,62 0,060,060,060,060,06Perawatan Jasmani dan Kosmetika 3,46 0,06Obat-obatan 0,01 0,00PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,600,600,600,600,60 0,040,040,040,040,04Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 1,75 0,01Rekreasi 1,68 0,02TRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASI 9,579,579,579,579,57 1,511,511,511,511,51Transpor 18,10 2,03Sarana dan Penunjang Transpor 1,24 0,01

Inflasi q-t-q

Kenaikan Kotribusi

Tabel II.2Komoditi dengan Sumbangan

Inflasi Tertinggi

Sumber : BPS, diolah

UMUMUMUMUMUMUMUMUMUM 4,304,304,304,304,30 4,304,304,304,304,30BAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANAN 2,602,602,602,602,60 0,560,560,560,560,56Daging dan Hasil-hasilnya 5,33 0,16Lemak dan Minyak 7,98 0,12MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK 2,682,682,682,682,68 0,440,440,440,440,44Makanan Jadi 3,62 0,38Minuman yang Tidak Beralkohol 1,56 0,05PERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKAR 4,274,274,274,274,27 1,311,311,311,311,31Bahan Bakar, Penerangan dan Air 11,36 0,86Biaya Tempat Tinggal 1,70 0,30SANDANGSANDANGSANDANGSANDANGSANDANG 1,221,221,221,221,22 0,070,070,070,070,07Sandang Laki-laki 1,73 0,03Sandang Anak-anak 2,04 0,02KESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATAN 1,621,621,621,621,62 0,060,060,060,060,06Perawatan Jasmani dan Kosmetika 3,46 0,06Obat-obatan 0,01 0,00PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,600,600,600,600,60 0,040,040,040,040,04Rekreasi 1,68 0,02Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 1,75 0,01TRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASI 9,579,579,579,579,57 1,511,511,511,511,51Transpor 18,10 2,03Sarana dan Penunjang Transpor 1,24 0,01

Inflasi q-t-q

Kenaikan Kotribusi

Sumber : BPS

%(q-t-q)

0

2

4

6

8

10

12

-0.2

-0.1

IHKBhn MknnMknn jadiPerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

4,32,62,74,31,21,60,69,6

3,55,15,43,65,03,3

0,6

1,64,12,7-0,35,41,10,10,2

1,82,40,61,62,00,99,00,3

0,5

0,91,00,20,30,00,4

1,94,71,12,40,41,60,10,1

Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008

0,5 0,4

1,3

0,1 0,1 0,0

4,3

1,7

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

SHARE :IHK

BhnMakanan

Mknn jadi Permhn Pakaian Kese

hatanPendidikan Transports

100,0 19,3 16,3 31,1 5,8 3,8 6,2 17,6

36

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%) dalam kelompokKomoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%) dalam kelompokKomoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%) dalam kelompokKomoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%) dalam kelompokKomoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%) dalam kelompok

bahan makanan, harganya cukup stabil seiring dengan terjaganya pasokan.bahan makanan, harganya cukup stabil seiring dengan terjaganya pasokan.bahan makanan, harganya cukup stabil seiring dengan terjaganya pasokan.bahan makanan, harganya cukup stabil seiring dengan terjaganya pasokan.bahan makanan, harganya cukup stabil seiring dengan terjaganya pasokan.Pasokan beras pada triwulan II 2008 mengalami kenaikan akibat datangnya masa

panen. Pada bulan April, Mei dan Juni pasokan beras ke PIBC relatif tinggi karenadatangnya pasokan dari daerah Jawa Barat yang menjadi daerah pemasok paditerbesar yaitu sekitar 60%.

Pasokan beras ke PIBC tetap stabil sebagai hasil dari upaya pemerintah dalamPasokan beras ke PIBC tetap stabil sebagai hasil dari upaya pemerintah dalamPasokan beras ke PIBC tetap stabil sebagai hasil dari upaya pemerintah dalamPasokan beras ke PIBC tetap stabil sebagai hasil dari upaya pemerintah dalamPasokan beras ke PIBC tetap stabil sebagai hasil dari upaya pemerintah dalam

pengadaan beras impor. pengadaan beras impor. pengadaan beras impor. pengadaan beras impor. pengadaan beras impor. Rata-rata pasokan beras di Pasar Beras Cipinang disertaidengan beras impor telah menghasilkan stok beras pada triwulan II memiliki

kapasitas untuk pemenuhan kebutuhan rata-rata 8,6 hari. Jumlah pasokan beraske PIBC yang pada bulan April mencapai 70.000 ton, namun menurun pada bulanMei menjadi 60.000 ton dan 57.000 pada bulan Juni 2008.

Grafik II.5Pemasukan dan Pengeluaran Beras di PIBC

Grafik II. 6Pasokan dan Kebutuhan Beras di DKI Jakarta

Tabel II. 3Kapasitas Ketersediaan Beras di

DKI Jakarta

Q4-2006 1.470 44.033 2.500 17.61

Q1-2007 1.596 37.849 2.500 15.14

Q2-2007 1.845 38.667 2.500 15.47

Q3-2007 1.438 32.056 2.500 12.82

Q4-2007 1.544 26.265 3.000 8.76

Q1-2008 1.508 22.241 3.000 7.41

Q2-2008 2.174 25.780 3.000 8.59

Sumber : Dinas Indagkop DKI Jakarta, diolah

Ton PasokanHarian

Rata-rataStok Harian

KebutuhanHarian

Kapasitas(hari)

BerasRibu ton

Pemasukan 46.057 40.094 49.680 70.018 60.288 57.120

Pengeluaran 53.923 43.220 43.560 79.831 59.972 57.360

2008

Sumber : Biro Adms Perekonomian DKI

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6Rata-RataPasokan Harian 1.470 1.596 1.845 1.438 1.544 1.508 2.174

Kebutuhan Harian 2.500 2.500 2.500 2.500 3.000 3.000 3.000

Ton

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08

37

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dalam triwulan laporan beberapa harga komoditas di kelompok bahan makanan diDalam triwulan laporan beberapa harga komoditas di kelompok bahan makanan diDalam triwulan laporan beberapa harga komoditas di kelompok bahan makanan diDalam triwulan laporan beberapa harga komoditas di kelompok bahan makanan diDalam triwulan laporan beberapa harga komoditas di kelompok bahan makanan di

luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat. Meningkatnyabiaya transportasi dan hambatan distribusi lainnya menyebabkan pasokan sayur

yang sebagian besar berasal dari Rembang Jateng dan Magetan Jawa Timurterhambat. Pasokan sayur-sayuran ke Pasar Induk Kramat Jati yang pada bulan Aprilmeningkat, selanjutnya mulai menurun namun masih pada level yang tinggi yaitu

sekitar 32 ribu ton sehingga harga sayur-mayur cukup stabil. Peningkatan tertinggiterjadi pada cabe merah yang meningkat hingga 28%. Sementara itu pasokan buah-buahan ke Pasar Induk Kramat Jati di triwulan II 2008 juga menurun dari 22 ribu

menjadi 17 ribu sehingga harga buah-buahan meningkat tipis sebesar 1,4%.

Grafik II. 7Perkembangan Pasokan Sayur

Tabel II. 4Pasokan Sayur Mayur Di Pasar Induk

Kramat Jati*

1 Beras 2.500 102.241107.131 27,5 40,9 42,9

2 Gula Pasir 560 15.854 15.339 40,0 29,0 27,4

3 Daging Sapi 60 3.834 1.390 119,7 63,9 23,2

4 Minyak Goreng 380 16.200 18.200 81,3 38,0 47,9

5 Sayur-Sayuran 250 1.152 1.154 4,0 4,6 4,6

6 Buah-Buahan 250 710 804 3,0 2,8 3,2

No

Grafik II.8Perkembangan Harga Sembako

Tabel II. 5Harga Sembako Hingga Triwulan II 2008

Beras 5.729 5.733 0,42

Hewan Ternak Potong 62.086 63.278 1,00

Sayur Mayur 19.355 20.502 0,88

Buah Buahan 9.000 9.067 1,39

Gula Pasir 6.653 6.599 -2,14

Minyak Goreng Curah 11.106 11.818 3,55

Tepung Terigu 7.009 7.448 7,01

Minyak Tanah 4.721 6.295 27,61

Sumber : Biro Adms Perekonomian Propinsi DKI Jakarta

Rata-rataTw.I 2008

Rata-rataTw.II 2008

Perubahan(%)

Komoditas

KomoditiKebutu

hanPer hari

Stok

(ton)Q1

2008Q2

2008

Kapasitas (hari)Rata2

SetahunTerahir

Q12008

Q22008

*Sayur-sayuran dan Buah-Buahan adalah PasokanSumber : Dinas Indagkop DKI Jakarta

Harga bahan makanan yang meningkat secara mencolok di triwulan II-2008 adalahHarga bahan makanan yang meningkat secara mencolok di triwulan II-2008 adalahHarga bahan makanan yang meningkat secara mencolok di triwulan II-2008 adalahHarga bahan makanan yang meningkat secara mencolok di triwulan II-2008 adalahHarga bahan makanan yang meningkat secara mencolok di triwulan II-2008 adalah

tepung terigu yang harganya meningkat sebesar 7%.tepung terigu yang harganya meningkat sebesar 7%.tepung terigu yang harganya meningkat sebesar 7%.tepung terigu yang harganya meningkat sebesar 7%.tepung terigu yang harganya meningkat sebesar 7%. Kenaikan tersebut disebabkanoleh naiknya harga gandum impor terkait dengan penurunan produksi gandum

oleh Amerika dan Kanada. Kenaikan komoditi tersebut meskipun tidak secara

Ribu ton

Sayur

Buah

2008

Sumber : Biro Adms Perekonomian DKI

05

1015202530354045

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

31.549 42.109 34.161 29.083 38.793 32.812 26.829 20.976 22.022 33.484 24.937 17.220

32.674 40.651 33.997 23.966 31.862 31.440 33.199 33.903 35.698 37.119 35.778 32.916

Rp

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

Minyak goreng curahGula pasirTepung teriguMinyak tanah.

38

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

langsung memberi kontribusi pada inflasi, namun membawa dampak tidaklangsung melalui kenaikan makanan yang menggunakan tepung. Kenaikan harga

makanan jadi tertinggi terjadi pada roti tawar yang meningkat 52%, roti manis38% dan mie 22%.

Sementara itu kenaikan harga kacang kedelai dari Rp3.400 per kg menjadi RpSementara itu kenaikan harga kacang kedelai dari Rp3.400 per kg menjadi RpSementara itu kenaikan harga kacang kedelai dari Rp3.400 per kg menjadi RpSementara itu kenaikan harga kacang kedelai dari Rp3.400 per kg menjadi RpSementara itu kenaikan harga kacang kedelai dari Rp3.400 per kg menjadi Rp

7.500 per kg menyebabkan kenaikan harga tempe meningkat rata-rata 47%.7.500 per kg menyebabkan kenaikan harga tempe meningkat rata-rata 47%.7.500 per kg menyebabkan kenaikan harga tempe meningkat rata-rata 47%.7.500 per kg menyebabkan kenaikan harga tempe meningkat rata-rata 47%.7.500 per kg menyebabkan kenaikan harga tempe meningkat rata-rata 47%.Kenaikan harga ini berdampak pada penurunan produksi tempe. Di Jakarta tercatattidak kurang dari 234 pengrajin tempe gulung tikar. Untuk mengatasi hal tersebut,

pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pembebasan bea masuk impor kedelaidan subsidi pembelian kedelai kepada pengusaha tempe.

Harga hewan ternak potong hanya meningkat tipis (1%) yang kenaikanannyaHarga hewan ternak potong hanya meningkat tipis (1%) yang kenaikanannyaHarga hewan ternak potong hanya meningkat tipis (1%) yang kenaikanannyaHarga hewan ternak potong hanya meningkat tipis (1%) yang kenaikanannyaHarga hewan ternak potong hanya meningkat tipis (1%) yang kenaikanannya

antara lain tertahan oleh tidak adanya daya beli masyarakat.antara lain tertahan oleh tidak adanya daya beli masyarakat.antara lain tertahan oleh tidak adanya daya beli masyarakat.antara lain tertahan oleh tidak adanya daya beli masyarakat.antara lain tertahan oleh tidak adanya daya beli masyarakat. Kenaikan dagingsapi yang pada bulan Februari sempat mencapai angka Rp 70.000 per kg dariharga semula Rp 55.000 per kg terjadi karena kenaikan harga produsen. Para

pedagang daging Jakarta dan Banten sempat mendesak pemerintah untukmenghapus praktik monopoli serta menurunkan harga daging sapi impor dansapi lokal karena para pedagang tidak dapat meningkatkan harga jual daging sapi

terlalu tinggi, khawatir tidak laku. Sementara itu peningkatan harga daging ayampotong lebih disebabkan oleh penurunan produksi ayam sebesar 30%. Penurunanproduksi tersebut sengaja dilakukan peternak di Jakarta dan Jabar karena kenaikan

harga pakan ternak dan biaya perawatan ternyata tidak dapat mengangkat hargaayam ras sehingga mengakibatkan peternak rugi.

Sementara itu harga minyak goreng meningkat sebesar 3,5% karena terjadinyaSementara itu harga minyak goreng meningkat sebesar 3,5% karena terjadinyaSementara itu harga minyak goreng meningkat sebesar 3,5% karena terjadinyaSementara itu harga minyak goreng meningkat sebesar 3,5% karena terjadinyaSementara itu harga minyak goreng meningkat sebesar 3,5% karena terjadinya

kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang terkait dengan kenaikan harga CPO.kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang terkait dengan kenaikan harga CPO.kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang terkait dengan kenaikan harga CPO.kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang terkait dengan kenaikan harga CPO.kelangkaan minyak goreng di pasaran, yang terkait dengan kenaikan harga CPO.Di pasar tradisional Jakarta, minyak goreng curah sempat mencapai harga Rp14.000, lebih mahal dari pada minyak goreng bermerek sehingga masyarakat

banyak beralih ke minyak goreng bermerek. Paket kebijakan fiskal pemerintahtidak dapat mengembalikan harga minyak goreng pada level semula. Oleh karenaitu kebijakan pemerintah (pemda) lebih diarahkan kepada subsidi minyak goreng

bagi masyarakat miskin melalui operasi pasar. Operasi pasar murah minyak gorengdilakukan dalam bentuk minyak goreng non subsidi dan minyak goreng subsidi.Untuk minyak goreng non subsidi, pemerintah bekerjasama dengan distributor

menyediakan minyak goreng bermerek seharga Rp 8.000, lebih murahdibandingkan dengan harga di pasar yang mencapai Rp 13.000. Pelaksanaannyaoperasi pasar dilakukan di tujuh kelurahan di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan

jatah masing-masing 5.000 liter.

39

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sementara itu, operasi pasar minyak goreng bersubsidi, dilakukan di 267 kelurahanSementara itu, operasi pasar minyak goreng bersubsidi, dilakukan di 267 kelurahanSementara itu, operasi pasar minyak goreng bersubsidi, dilakukan di 267 kelurahanSementara itu, operasi pasar minyak goreng bersubsidi, dilakukan di 267 kelurahanSementara itu, operasi pasar minyak goreng bersubsidi, dilakukan di 267 kelurahan

di seluruh DKI Jakarta dengan jatah per kelurahan sebanyak 13.483 liter sehinggadi seluruh DKI Jakarta dengan jatah per kelurahan sebanyak 13.483 liter sehinggadi seluruh DKI Jakarta dengan jatah per kelurahan sebanyak 13.483 liter sehinggadi seluruh DKI Jakarta dengan jatah per kelurahan sebanyak 13.483 liter sehinggadi seluruh DKI Jakarta dengan jatah per kelurahan sebanyak 13.483 liter sehingga

seluruhnya berjumlah 3,6 juta liter.seluruhnya berjumlah 3,6 juta liter.seluruhnya berjumlah 3,6 juta liter.seluruhnya berjumlah 3,6 juta liter.seluruhnya berjumlah 3,6 juta liter. Operasi pasar akan dilakukan mulai waktu

Maret hingga Agustus 2008. Periode pertama dilakukan mulai dari tanggal 25Maret sampai dengan 25 April 2008 dengan subsidi sebesar Rp 2.500 per liter.Dengan demikian maka masyarakat dapat membeli minyak goreng seharga Rp.

10.000 per liter, lebih murah dibandingkan dengan harga pasar Rp 12.500 per liter.

2. Inflasi Tahunan (y-o-y)Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan II-2008Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan II-2008Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan II-2008Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan II-2008Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan II-2008

meningkat sebesar 11,7% dibandingkan 7,7% pada triwulan sebelumnya.meningkat sebesar 11,7% dibandingkan 7,7% pada triwulan sebelumnya.meningkat sebesar 11,7% dibandingkan 7,7% pada triwulan sebelumnya.meningkat sebesar 11,7% dibandingkan 7,7% pada triwulan sebelumnya.meningkat sebesar 11,7% dibandingkan 7,7% pada triwulan sebelumnya. Secaratahunan tekanan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, pakaian

dan transportasi. Kenaikan pada kelompok bahan makanan bersumber daritingginya kenaikan harga kacang-kacangan dan lemak sebesar 45% dan 32%.Kenaikan pada kelompok pakaian bersumber dari tingginya kenaikan barang-

barang pribadi sedangkan kenaikan pada kelompok transportasi bersumber darikenaikan transportasi dalam kota.

Grafik II.9Inflasi Berdasarkan Kelompok

Barang (y-o-y)

Grafik II.10Kontribusi Per Kelompok Barang

Dalam Inflasi (y-o-y)

Secara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahan

(2,95%), bahan makanan (2,88%) dan makanan jadi (1,92%)(2,95%), bahan makanan (2,88%) dan makanan jadi (1,92%)(2,95%), bahan makanan (2,88%) dan makanan jadi (1,92%)(2,95%), bahan makanan (2,88%) dan makanan jadi (1,92%)(2,95%), bahan makanan (2,88%) dan makanan jadi (1,92%). Sumbangan tersebut

dihitung dari kenakan harga dikali dengan bobot nilai konsumsi dari perumahan (31,1%),bahan makanan (19,3%), dan makanan jadi (16,3%). Kelompok transportasi, secara

(y-o-y%)

0

5

10

15

20

Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008

Sumber : BPS

5,9 6,5 6,0 7,7 11,712,7 12,7 11,4 11,8 14,93,9 4,2 5,4 9,8 11,86,2 7,1 4,8 6,1 9,53,7 5,1 8,2 13,1 14,32,9 3,1 4,0 5,7 7,16,5 9,0 9,1 8,9 9,60,7 1,0 0,9 1,4 10,7

IHKBhn MknnMknn jadiPerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

11,72

2,881,92

2,95

0,82 0,27

1,880,60

%

0

2

4

6

8

10

12

14

100,0 19,3 16,3 31,1 5,8 3,8 6,2 17,6

Share:Ihk

BhnMakanan

MknnJadi

Perumahan Pakaian Kese

hatanPendidikan

Transports

40

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

tahunan meskipun mengalami kenaikan harga cukup tinggi yaitu 10,7% namun karena

bobotnya rendah (17,6%) maka kelompok tersebut bukan merupakan penyumbangutama inflasi. Sebaliknya kelompok perumahan meskipun mengalami kenaikan yangrelatif rendah namun karena bobotnya cukup tinggi (31,1%) maka kelompok tersebut

memberikan sumbangan bagi inflasi di Jakarta (2,95%). Jenis barang yang memberikankontribusi inflasi tertinggi secara y-o-y dapat dilihat tabel di bawah ini.

B. INFLASI BERDASARKAN INFLASI INTI DAN NON INTIKenaikan inflasi IHK pada triwulan II-2008 bersumber dari kenaikan inflasiKenaikan inflasi IHK pada triwulan II-2008 bersumber dari kenaikan inflasiKenaikan inflasi IHK pada triwulan II-2008 bersumber dari kenaikan inflasiKenaikan inflasi IHK pada triwulan II-2008 bersumber dari kenaikan inflasiKenaikan inflasi IHK pada triwulan II-2008 bersumber dari kenaikan inflasi

inti maupun non inti. inti maupun non inti. inti maupun non inti. inti maupun non inti. inti maupun non inti. Kondisi tersebut disumbang oleh inflasi inti dan non inti

yang masih signifikan. Peningkatan inflasi inti relatif lebih rendah yangmenunjukkan permintaan masyarakat yang relatif stabil serta ekspektasimasyarakat terhadap perekonomian yang relatif baik. Walaupun peningkatan

harga tinggi pada beberapa komoditi yang tergolong inti seperti roti tawar,roti manis dan kue-kue, namun lebih disebabkan oleh meningkatnya hargabahan baku yaitu minyak goreng dan tepung terigu (cost push). Sementara

itu meningkatnya harga emas perhiasan dipengaruhi oleh adanya kenaikanharga emas yang sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.

Tabel II. 6Komoditas Penyumbang Inflasi (y-o-y) Tertinggi Di Jakarta

UMUMUMUMUMUMUMUMUMUM 11,7211,7211,7211,7211,72 11,7211,7211,7211,7211,72BAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANANBAHAN MAKANAN 14,9414,9414,9414,9414,94 3,213,213,213,213,21

Kacang - kacangan 45,02 0,60Lemak dan Minyak 32,97 0,50

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOKMAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK 11,8011,8011,8011,8011,80 1,921,921,921,921,92Makanan Jadi 16,60 1,75Tembakau dan Minuman Beralkohol 4,31 0,12

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKARPERUMAHAN, AIR, LISTRIK & BH BAKAR 9,489,489,489,489,48 2,902,902,902,902,90Bahan Bakar, Penerangan dan Air 24,14 1,84Penyelenggaraan Rumahtangga 8,56 0,36

SANDANGSANDANGSANDANGSANDANGSANDANG 14,2614,2614,2614,2614,26 0,840,840,840,840,84Barang Pribadi dan Sandang Lain 37,46 0,79Sandang Laki-laki 6,06 0,09

KESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATANKESEHATAN 7,117,117,117,117,11 0,250,250,250,250,25Perawatan Jasmani dan Kosmetika 10,56 0,19Jasa Kesehatan 4,95 0,05

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGAPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 9,579,579,579,579,57 0,610,610,610,610,61Pendidikan 14,90 0,60Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 3,64 0,02

TRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASITRANSPOR, DAN KOMUNIKASI 10,7110,7110,7110,7110,71 1,691,691,691,691,69Transpor 18,80 2,10Jasa Keuangan 8,35 0,02

Inflasi y-o-y

Kenaikan Kotribusi

41

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sementara itu, tingginya inflasi non inti antara lain disebabkan oleh gejolakSementara itu, tingginya inflasi non inti antara lain disebabkan oleh gejolakSementara itu, tingginya inflasi non inti antara lain disebabkan oleh gejolakSementara itu, tingginya inflasi non inti antara lain disebabkan oleh gejolakSementara itu, tingginya inflasi non inti antara lain disebabkan oleh gejolak

pada harga pada harga pada harga pada harga pada harga volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food dan dan dan dan dan administered price.administered price.administered price.administered price.administered price. Komoditi seperti bawangmerah, cabe, tahu dan tempe mengalami kenaikan rata-rata sebesar 25%.

Sementara itu kenaikan angka inflasi non inti juga disebabkan oleh semakintingginya kenaikan harga pada beberapa harga komoditas yang diatur(administered price) khususnya BBM, kenaikan harganya telah menyebabkan

dampak langsung maupun dampak lanjutannya terhadap kenaikan harga-harga. Selain itu, di tengah-tengah kelangkaannya, minyak tanah yangsebelumnya dijual seharga Rp 3.500 per liter, pada triwulan ini dijual dengan

harga keekonomian sebesar Rp 8.000 per liter atau meningkat sebesar 26%.Di beberapa tempat sejak triwulan ini minyak tanah bahkan dijual seharga Rp8.300 per liter.

Grafik II.11Perkembangan Harga Beberapa Komoditi

dalam Inflasi Inti

Grafik II.12Perkembangan Harga Beberapa Komoditi

dalam Inflasi Non Inti

Tabel II.7Tarif Parkir

Golongan I (sedan dan jeep)Golongan I (sedan dan jeep)Golongan I (sedan dan jeep)Golongan I (sedan dan jeep)Golongan I (sedan dan jeep)

1 Jam pertama Rp. 1.500 Rp. 3.000

1 Jam berikutnya Rp. 1.500 Rp. 1.500

Golongan II (bus-dan truk)Golongan II (bus-dan truk)Golongan II (bus-dan truk)Golongan II (bus-dan truk)Golongan II (bus-dan truk)

1 Jam pertama Rp. 1.500 Rp. 3.000

1 Jam berikutnya Rp. 1.500 Rp. 3.000

Golongan III (sepeda motor)Golongan III (sepeda motor)Golongan III (sepeda motor)Golongan III (sepeda motor)Golongan III (sepeda motor)

1 Jam pertama Rp. 500 Rp. 750

1 Jam berikutnya Rp. 500 Rp. 750

Sumber : *) Pergub No. 86 - 2006

Tarif BaruTarif Lama

*) Harga Tanpa SubsidiSumber : Pertamina

Tabel II.8Harga BBM di Jakarta

Premium 4.500 6.000 6.000 6.000 0,00

Pertamax Plus 8.300 8.600 9.250 10.300 6,41

Pertamax 8.100 8.300 8.950 10.000 8,72

Pertamax Dex 9.100 10.200 11.100 12.700 5,81

Minyak Tanah 2.000 2.000 7.736 7.736 0,00

Minyak Solar 4.300 7.780 7.780 7.780 0,00

JenisMar April Mei Jun

2008 II-08/I-08(%)

Sumber : SPH

%

-4

-2

0

2

4

6

8

10

20086 7 8 9 10 11 12 1 2 3

Emas PerhiasanMieGula PasirAyam Goreng

Sumber : SPH2008

%

-20

-10

0

10

20

30

40BerasDaging ayam rasMinyak gorengTelur ayam ras

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

42

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Berbeda dengan harga minyak tanah, harga BBM Pertamax di Jakarta meningkatBerbeda dengan harga minyak tanah, harga BBM Pertamax di Jakarta meningkatBerbeda dengan harga minyak tanah, harga BBM Pertamax di Jakarta meningkatBerbeda dengan harga minyak tanah, harga BBM Pertamax di Jakarta meningkatBerbeda dengan harga minyak tanah, harga BBM Pertamax di Jakarta meningkat

8,7% dibanding dengan harga pada triwulan sebelumnya.8,7% dibanding dengan harga pada triwulan sebelumnya.8,7% dibanding dengan harga pada triwulan sebelumnya.8,7% dibanding dengan harga pada triwulan sebelumnya.8,7% dibanding dengan harga pada triwulan sebelumnya. Kenaikan ini terutamadisebabkan oleh adanya kenaikan harga minyak dunia. Harga BBM Pertamax diJakarta yang pada penghujung tahun 2007 masih berkisar Rp 7.400 per liter, kini

meningkat menjadi Rp 10.100 per liter. Sementara itu harga Pertamax Plus danPertamax Dex meningkat hingga masing-masing per liternya menjadi Rp 10.300dan Rp 12.700.

Pada triwulan ini beberapa Pada triwulan ini beberapa Pada triwulan ini beberapa Pada triwulan ini beberapa Pada triwulan ini beberapa administered priceadministered priceadministered priceadministered priceadministered price seperti tarif air minum dan angkutan seperti tarif air minum dan angkutan seperti tarif air minum dan angkutan seperti tarif air minum dan angkutan seperti tarif air minum dan angkutan

umum tidak mengalami kenaikan yang berarti.umum tidak mengalami kenaikan yang berarti.umum tidak mengalami kenaikan yang berarti.umum tidak mengalami kenaikan yang berarti.umum tidak mengalami kenaikan yang berarti. Tarif air minum di DKI Jakartahingga kini tidak mengalami kenaikan, meskipun pihak penyelenggara sudah

mengusulkan kenaikan sebesar 30%. Kalaupun naik, kenaikan tarif air minumtersebut diperkirakan tidak akan memberikan dampak yang cukup berartimengingat jumlah penduduk yang berlangganan hanya mencapai 7% dari seluruh

penduduk DKI.

Sementara itu, rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500Sementara itu, rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500Sementara itu, rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500Sementara itu, rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500Sementara itu, rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500

menjadi Rp 5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada triwulan inimenjadi Rp 5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada triwulan inimenjadi Rp 5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada triwulan inimenjadi Rp 5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada triwulan inimenjadi Rp 5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada triwulan ini

masih belum terealisasi.masih belum terealisasi.masih belum terealisasi.masih belum terealisasi.masih belum terealisasi. Tarif angkutan laut dalam negeri tidak mengalamiperubahan mengingat baru saja mengalami kenaikan sebesar 30% pada triwulanyang lalu. Justru tarif kereta api Jakarta Bandung akan mengalami penurunan

rata-rata 30% untuk mengantisipasi penurunan jumlah penumpang. Dengan telahberoperasinya tol Cipularang, jumlah keterisian kereta api Parahiyangan dan ArgoGede hanya berkisar 25 √ 35%.

Tabel II.9Tarif Kereta Api Jakarta Bandung

Argo GedeArgo GedeArgo GedeArgo GedeArgo GedeEksekutif 65.000 45.000

ParahyanganParahyanganParahyanganParahyanganParahyanganEksekutif 50.000 35.000Bisnis 30.000 20.000Bisnis Anak 24.000 16.000

Sumber : PT KAI

Janis KA 2007 Mar-8

Untuk tarif listrik, meskipun pemerintah sebelumnya telah mengijinkan PLN untukUntuk tarif listrik, meskipun pemerintah sebelumnya telah mengijinkan PLN untukUntuk tarif listrik, meskipun pemerintah sebelumnya telah mengijinkan PLN untukUntuk tarif listrik, meskipun pemerintah sebelumnya telah mengijinkan PLN untukUntuk tarif listrik, meskipun pemerintah sebelumnya telah mengijinkan PLN untuk

memberlakukan tarif insentif dan disinsentif kepada pelanggan, namun realisasinyamemberlakukan tarif insentif dan disinsentif kepada pelanggan, namun realisasinyamemberlakukan tarif insentif dan disinsentif kepada pelanggan, namun realisasinyamemberlakukan tarif insentif dan disinsentif kepada pelanggan, namun realisasinyamemberlakukan tarif insentif dan disinsentif kepada pelanggan, namun realisasinya

43

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

ditunda menunggu hasil sosialisasi dari masyarakat.ditunda menunggu hasil sosialisasi dari masyarakat.ditunda menunggu hasil sosialisasi dari masyarakat.ditunda menunggu hasil sosialisasi dari masyarakat.ditunda menunggu hasil sosialisasi dari masyarakat. Rencana dari ketentuan baru

tersebut, seorang pelanggan harus membayar tarif listrik sebesar 1,6 kali lipatapabila pemakaiannya melebihi 80% angka patokan. Sebaliknya seorangpelanggan akan menerima diskon 20% jika pemakaian listriknya dibawah 80%

angka patokan.

44

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BOX 1 :STRUKTUR IHK BERDASARKAN SBH 2007

Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang memberikan informasiInflasi merupakan salah satu indikator penting yang memberikan informasiInflasi merupakan salah satu indikator penting yang memberikan informasiInflasi merupakan salah satu indikator penting yang memberikan informasiInflasi merupakan salah satu indikator penting yang memberikan informasi

tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsitentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsitentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsitentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsitentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakat. Dalam menghitung inflasi tidak mungkin semua barang dan

jasa dihitung. Pada umumnya inflasi dihitung berdasarkan sejumlah paketkomoditas (commodity basket) dan diagram timbang survei biaya hidup(SBH). Setiap lima tahun sekali SBH dilakukan penyesuaian dengan

mempertimbangkan pola konsumsi maupun biaya hidup masyarakat yangdipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan pendapatanmasyarakat, perubahan pola permintaan dan penawaran barang dan jasa,

perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap danperilaku masyarakat.

Oleh karena itu penggantian SBH 2002 dengan SBH 2007 adalah merupakanOleh karena itu penggantian SBH 2002 dengan SBH 2007 adalah merupakanOleh karena itu penggantian SBH 2002 dengan SBH 2007 adalah merupakanOleh karena itu penggantian SBH 2002 dengan SBH 2007 adalah merupakanOleh karena itu penggantian SBH 2002 dengan SBH 2007 adalah merupakan

hal wajar.hal wajar.hal wajar.hal wajar.hal wajar. SBH tahun 2007 dilaksanakan di 66 kota yang terdiri dari 33ibukota propinsi dan 27 kota dan 6 ibukota kabupaten. Survei Biaya hidup2007 dilaksanakan di daerah perkotaan (urban area) dengan sampel sebanyak

115.830 rumah tangga. Adapun maksud dan tujuan SBH 2007 adalah surveipengeluaran rumah tangga di daerah perkotaan (urban area), yangdimaksudkan untuk mendapatkan pola konsumsi masyarakat sebagai bahan

penyusunan diagram timbang IHK dan penyusunan paket komoditas baru.

Dibandingkan dengan SBH 2002, terdapat beberapa perbedaanpenghitungan sebagai berikut :

1. Cakupan

1 Cakupan Kota 45 66a. Ibukota Provinsi 30 33b. Kota/Kabupaten 15 33

2 Paket komoditasa. Jumlah komoditas 744 774b. Komoditas per kota 283 - 397 290 - 450

3 Pasara. Tradisional 120 153b. Modern 97 98

4 Release data Jan-04 Juli-08

Sumber : BPS

No. Perbedaan SBH 2002 SBH 2007

45

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

2. Perbedaan Bobot Kelompok Barang dan Jasa

a. Nasional

b. Perbandingan Bobot kelompok Barang di Beberapa Kota Besar

1 Bahan Makanan 25,5 20,72 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 17,9 17,0

Total Makanan 43,4 36,123 Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 25,6 254 Sandang 6,4 6,75 Kesehatan 4,3 4,46 Pendidikan, rekreasi dan Olahraga 6,0 7,57 Transpor, Komunikasi dan jasa Keuangan 14,3 18,7

Total Non Makanan 56,6 63,9

Sumber : BPS

No. Komoditas SBH 2002 SBH 2007

1 Jakarta 31,18 28,63 62,82 71,372 Surabaya 42,50 35,09 57,50 64,913 Bandung 44,17 43,48 55,83 56,524 Medan 45,84 38,37 54,16 61,635 Semarang 41,00 39,89 59,00 60,11

Sumber : BPS

No. KomoditasBobot Makanan Bobot Non Makanan

SBH 2002 SBH 2007 SBH 2002 SBH 2007

3. Perbedaan Bobot Kota

1 Lhokseumawe 0,25 0,28 34 Palangkaraya 0,52 0,362 Banda Aceh 0,66 0,31 35 Banjarmasin 1,93 1,543 Padang Sidempuan 0,31 0,26 36 Balikpapan 1,31 1,114 Sibolga 0,24 0,21 37 Samarinda 1,55 1,315 Pematang Siantar 0,68 0,56 38 Manado 1,27 0,986 Medan 5,98 4,67 39 Palu 0,68 0,597 Padang 2,07 1,69 40 Makasar 3,06 2,568 Pakanbaru 1,95 1,70 41 Kendari 0,50 0,439 Batam 1,72 2,02 42 Gorontalo 0,46 0,3710 Jambi 1,31 0,98 43 Ambon 0,58 0,4211 Palembang 3,98 2,96 44 Ternate 0,32 0,2812 Bengkulu 0,76 0,59 45 Jayapura 0,40 0,4013 Bandar Lampung 2,25 1,91 46 Dumai 0,3714 Pangkal Pinang 0,44 0,34 47 Tanjung Pinang 0,4515 Jakarta 27,66 22,49 48 Bogor 2,2016 Tasikmalaya 0,70 0,52 49 Sukabumi 0,7317 Bandung 6,76 5,38 50 Bekasi 5,2618 Cirebon 0,87 0,78 51 Depok 3,7619 Purwokerto 0,69 0,47 52 Sumenep 0,3420 Surakarta 1,58 1,27 53 Probolinggo 0,4621 Semarang 4,36 3,48 54 Madiun 0,4322 Tegal 0,83 0,62 55 Tangerang 3,9423 Yogyakarta 1,22 1,03 56 Cilegon 0,6924 Jember 0,92 0,71 57 Bima 0,2125 Kediri 0,86 0,69 58 Maumere 0,0926 Malang 2,05 1,77 59 Singkawang 0,2327 Surabaya 8,90 6,47 60 Tarakan 0,3628 Serang 2,18 0,74 61 Watampone 0,1829 Denpasar 1,94 1,53 62 Pare-pare 0,2230 Mataram 1,07 0,79 63 Palopo 0,1931 Kupang 0,61 0,49 64 Mamuju 0,0632 Pontianak 1,36 1,05 65 Manokwari 0,0933 Sampit 0,26 0,29 66 Sorong 0,34

TOTAL BOBOTTOTAL BOBOTTOTAL BOBOTTOTAL BOBOTTOTAL BOBOT 100,00100,00100,00100,00100,00 100,00100,00100,00100,00100,00

No. Komoditas Bobot Kota(SBH 2002)

Bobot Kota(SBH 2007)

No. Komoditas Bobot Kota(SBH 2002)

Bobot Kota(SBH 2007)

46

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK di DKI Jakarta,Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK di DKI Jakarta,Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK di DKI Jakarta,Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK di DKI Jakarta,Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK di DKI Jakarta,

maka implikasi penghitungan inflasi di Jakarta akan semakin lebih berat kemaka implikasi penghitungan inflasi di Jakarta akan semakin lebih berat kemaka implikasi penghitungan inflasi di Jakarta akan semakin lebih berat kemaka implikasi penghitungan inflasi di Jakarta akan semakin lebih berat kemaka implikasi penghitungan inflasi di Jakarta akan semakin lebih berat ke

kelompok non makanankelompok non makanankelompok non makanankelompok non makanankelompok non makanan. Oleh karena itu sudah pada waktunya tugas TimKetahanan Pangan diperluas cakupan tugasnya atapun kiranya perlu

dibentuk tim baru untuk memonitor komoditas/jasa non makanan pentingyang harganya sensitif untuk berubah, seperti monitoring di beberapakelompok komoditas perumahan.

47

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BOX 2 :JAKARTA BEBAS MINYAK TANAH BERSUBSIDI

Provinsi DKI Jakarta bebas minyak tanah bersubsidi pada 20 Mei 2008.Provinsi DKI Jakarta bebas minyak tanah bersubsidi pada 20 Mei 2008.Provinsi DKI Jakarta bebas minyak tanah bersubsidi pada 20 Mei 2008.Provinsi DKI Jakarta bebas minyak tanah bersubsidi pada 20 Mei 2008.Provinsi DKI Jakarta bebas minyak tanah bersubsidi pada 20 Mei 2008.Dikarenakan sejak tanggal itu, minyak tanah yang dijual di Jakarta adalahminyak tanpa subsidi dengan harga Rp 8.600 sampai dengan Rp 9.000 per

liter. Program konversi minyak tanah ke gas sudah menjangkau semua lokasidi Jakarta. Sementara itu, minyak tanah nonsubsidi akan dijual di sejumlahpom bensin dan pangkalan minyak tertentu. Sejauh ini, pemerintah DKI

telah menyiapkan 17 pom bensin penjual minyak tanah.

Pemakaian minyak tanah di Jakarta tinggal 100 kiloliter per hari. Pemakaian minyak tanah di Jakarta tinggal 100 kiloliter per hari. Pemakaian minyak tanah di Jakarta tinggal 100 kiloliter per hari. Pemakaian minyak tanah di Jakarta tinggal 100 kiloliter per hari. Pemakaian minyak tanah di Jakarta tinggal 100 kiloliter per hari. Sebelumprogram konversi bergulir, konsumsi minyak tanah di Jakarta 3.200 kiloliter

per hari. Yang masih memakai minyak tanah tinggal pedagang kecil dansebagian kecil rumah tangga. Semula, pencabutan subsidi minyak tanahakan diberlakukan pada awal Mei, namun Pemprov. DKI Jakarta kemudian

mengundurkan pencabutan subsidi total tersebut. Alasannya, pemerintahmasih perlu menyisir sekitar 80 ribu warga di Jakarta yang belum menerimatabung dan kompor gas gratis.

48

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

49

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN3

Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan

non bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Mei 2008 masih menunjukkan

peningkatan.peningkatan.peningkatan.peningkatan.peningkatan. Kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan penyaluran kreditoleh kantor bank yang berlokasi di Jakarta secara triwulanan meningkat. Faktor

yang mempengaruhi peningkatan penghimpunan dana masyarakat di Bank antaralain adalah adanya penundaan konsumsi oleh sebagian anggota masyarakat sebagaidampak kenaikan harga BBM dan di sisi lain kredibilitas perbankan yang relatif

baik sehingga menjadi alternatif berinvestasi yang relatif aman, walaupun returnnyarelatif rendah. Sumber peningkatan penghimpunan dana terutama adalahpeningkatan simpanan milik individual dan milik BUMN. Sementara itu faktor yang

mempengaruhi peningkatan outstanding kredit antara lain adalah suku bungayang relatif menarik dan permintaan kredit yang meningkat. Denganperkembangan tersebut maka rasio penyaluran kredit terhadap dana yang

dihimpun bank (LDR) di Jakarta naik dari 73,2% pada akhir triwulan I 2008 menjadi75,5% pada akhir Mei 2008, di atas angka LDR Nasional 72,8%. PeningkatanLDR tersebut diikuti dengan performance kredit yang relatif baik dibandingkan

dengan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya, sebagaimana tercerminpada angka NPLs Gross yang rendah. Secara keseluruhan, resiko likuiditas danresiko pasar masih dapat tertangani dengan baik. Sementara itu, kegiatan usaha

lembaga keuangan non bank, khususnya pembiayaan konsumen menunjukkanpertumbuhan yang moderat.

A. INTERMEDIASI PERBANKANPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan di JakartaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan di JakartaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan di JakartaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan di JakartaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan di Jakarta

pada posisi akhir Mei 2008 sedikit meningkat. pada posisi akhir Mei 2008 sedikit meningkat. pada posisi akhir Mei 2008 sedikit meningkat. pada posisi akhir Mei 2008 sedikit meningkat. pada posisi akhir Mei 2008 sedikit meningkat. Peningkatan terutama padakomponen tabungan dan giro yang relatif liquid. Sementara depositopertumbuhannya relatif terbatas. Faktor yang mempengaruhi peningkatan DPK

antara lain adalah adanya penundaan konsumsi sebagian anggota masyarakatdan juga kredibilitas bank yang relatif terjaga. Di sisi pembiayaan outstandingkredit meningkat dan lebih tinggi dibandingkan peningkatan DPK. Peningkatan

3 Data yang disajikan dan dianalisis adalah data yang didasarkan pada kegiatan kantor bank yang berlokasi di wilayah Jakarta,bukan data menurut kriteria lokasi proyek. Fokusnya adalah untuk mengetahui perkembangan kegiatan kantor bank yangberlokasi di Jakarta, termasuk resiko-resiko yang dihadapi bank di Jakarta. Sumber data berasal dari Direktorat Perizinan danInformasi Perbankan.

50

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

kredit tersebut sangat dipengaruhi oleh suku bunga kredit yang masih menarikdan permintaan kredit yang masih cukup tinggi.

Grafik III.1Perkembangan DPK Jakarta

Grafik III.2Perkembangan Komponen DPK Jakarta

1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta sampai dengan MeiPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta sampai dengan MeiPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta sampai dengan MeiPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta sampai dengan MeiPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta sampai dengan Mei

2008 sedikit meningkat, demikian pula tren pertumbuhan tahunannya (Grafik III.2008 sedikit meningkat, demikian pula tren pertumbuhan tahunannya (Grafik III.2008 sedikit meningkat, demikian pula tren pertumbuhan tahunannya (Grafik III.2008 sedikit meningkat, demikian pula tren pertumbuhan tahunannya (Grafik III.2008 sedikit meningkat, demikian pula tren pertumbuhan tahunannya (Grafik III.

1 dan 2).1 dan 2).1 dan 2).1 dan 2).1 dan 2). Secara triwulanan penghimpunan DPK tumbuh sedikit lebih tinggi (2,2%)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (-4,6%). Dengan perkembangan inimaka pertumbuhan penghimpunan DPK s.d. Mei 2008 mencapai -2,4% (y-t-d)dan secara tahunan (y-o-y) tumbuh 16,7%, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (15,1%, y-o-y).

Rp triliun %

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

-10

-5

0

5

10

15

20

25

Total (lhs) g(q-t-q)g(y-t-d) g(y-o-y)

0

100

200

300

400

500

600

700

800%, y-o-y

-20

-10

0

10

20

30

40

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

GiroTabunganDeposito

Tabel III. 1Beberapa Indikator Perbankan Jakarta

Jakarta DPK Rp Miliar 660.507,0 717.000,7 733.060,8

Pertumbuhan (%. y-o-y) 14,3 15,7 16,7

Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 428.747,0 524.871,4 553.729,7

Pertumbuhan (%. y-o-y) 21,3 32,5 36,2

Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 309.920,0 361.765,9 361.767,9

Pertumbuhan (%. y-o-y) 15,4 29,0 24,3

LDR (%) 64,9 73,2 75,5

NPL (%) 6,1 3,9 3,9

2008Uraian

2 1 2*

*) s.d. Mei 2008

2007

51

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dalam triwulan laporan, peningkatan penghimpunan DPK (q-t-q) terutamaDalam triwulan laporan, peningkatan penghimpunan DPK (q-t-q) terutamaDalam triwulan laporan, peningkatan penghimpunan DPK (q-t-q) terutamaDalam triwulan laporan, peningkatan penghimpunan DPK (q-t-q) terutamaDalam triwulan laporan, peningkatan penghimpunan DPK (q-t-q) terutama

bersumber dari peningkatan pada komponen giro dan tabungan. bersumber dari peningkatan pada komponen giro dan tabungan. bersumber dari peningkatan pada komponen giro dan tabungan. bersumber dari peningkatan pada komponen giro dan tabungan. bersumber dari peningkatan pada komponen giro dan tabungan. Outstandingtabungan dan giro masing-masing meningkat 3,3% dan 2,8% pada Mei 2008.

Sementara itu, pertumbuhan deposito relatif lambat (1,6%) yang didugadipengaruhi oleh imbal hasil yang cenderung menurun sejalan dengan bunga SBIyang rendah, relatif kurang likuid dan juga dipengaruhi oleh outlet investasi di

pasar keuangan yang semakin beragam, seperti pasar modal, reksadana, insurancelinked, dan lainnya.

Walaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi dana

pihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetap

memiliki porsi tertinggi (Grafik III. 3-4). memiliki porsi tertinggi (Grafik III. 3-4). memiliki porsi tertinggi (Grafik III. 3-4). memiliki porsi tertinggi (Grafik III. 3-4). memiliki porsi tertinggi (Grafik III. 3-4). Simpanan dalam bentuk deposito tercatatsebesar Rp 405,6 triliun (55,3%), diikuti giro Rp 201,8 triliun (27,5%) dan tabungan

Rp 125,6 triliun (17,1%). Faktor yang mempengaruhi tingginya porsi deposito didalam komposisi DPK tetap tinggi, antara lain dikarenakan sebagian deposanmasih menganggap deposito masih menguntungkan (walaupun imbal hasil

menurun), aman, dan kemungkinan juga keterbatasan pengetahuan dari deposanterhadap alternatif berinvestasi dilembaga keuangan lainnya. Sementara itu,aktivitas bisnis yang tinggi di Jakarta berpengaruh pada tingginya porsi simpanan

dalam bentuk giro yang melampaui porsi simpanan dalam bentuk tabungan.

Grafik III.3Komposisi DPK Bank Umum Jakarta

Grafik III.4Kepemilikan DPK Bank di Jakarta

Tingginya Tingginya Tingginya Tingginya Tingginya outstandingoutstandingoutstandingoutstandingoutstanding DPK di DKI Jakarta, walaupun di triwulan laporan sedikit DPK di DKI Jakarta, walaupun di triwulan laporan sedikit DPK di DKI Jakarta, walaupun di triwulan laporan sedikit DPK di DKI Jakarta, walaupun di triwulan laporan sedikit DPK di DKI Jakarta, walaupun di triwulan laporan sedikit

menurun, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankanmenurun, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankanmenurun, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankanmenurun, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankanmenurun, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan

masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. Hal ini tidak terlepas dari upaya terus menerus untuk mengarahkan

Rp Triliun

1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11121 2 3 4 5

2006 2007 2008

-

100200

300400

500600

700800

DepositoTabunganGiro

Rp triliun

0

100

200300

400

500

600

700800

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008

Sektor Swasta LainnyaBU Bukan-Keuangan Milik SwastaBU Bukan Keuangan Milik NegaraPemerintah DaerahLembaga Keuangan Lainnya:

52

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

kegiatan perbankan untuk beroperasi dengan memperhatikan azas-azas prudentialsehingga kepercayaan masyarakat dapat dijaga. Di sisi lain layanan perbankansemakin meningkat dan inovatif, seperti layanan SMS banking, Internet banking,

dan produk jasa lainnya untuk menggali pendapatan yang tidak hanya tergantungdari kredit, yaitu fee based income. Berdasarkan kepemilikannya, 49,4% DPKperbankan di Jakarta dimiliki oleh nasabah individual, 35,1% dimiliki oleh

perusahaan bukan lembaga keuangan swasta. Sementara dana milik pemerintahdaerah di bawah 1%.

2. Penyaluran KreditPerkembangan ekonomi di triwulan II yang melambat belum berpengaruh signifikanPerkembangan ekonomi di triwulan II yang melambat belum berpengaruh signifikanPerkembangan ekonomi di triwulan II yang melambat belum berpengaruh signifikanPerkembangan ekonomi di triwulan II yang melambat belum berpengaruh signifikanPerkembangan ekonomi di triwulan II yang melambat belum berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Jakartaterhadap pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Jakartaterhadap pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Jakartaterhadap pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Jakartaterhadap pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Jakarta. Pada triwulanlaporan pertumbuhan kredit relatif tinggi. Berdasarkan jenis penggunaannya,

outstanding kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada Mei 2008 masing-masing tumbuh 37,9%, 32,9% dan 35,7% (y-o-y). Peningkatan kredit terjadi puladi sisi sektoral.

Grafik III.7Perkembangan Kredit Investasi

Grafik III.8Perkembangan Kredit Konsumsi

Grafik III.5Perkembangan Kredit Jakarta

Grafik III.6Perkembangan Kredit Modal Kerja

%Rp triliun

-10-50510152025303540

2006 2007 2008

Total (lhs)Q-to-QY-o-YY-to-date

180230

280330

380

430480

530580

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

%Triliun rupiah

0

50

100

150

200

250

300

350

-10-50510152025303540

2006 2007 20082 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2

Modal KerjagModal Kerja (y-o-y, rhs)gModal Kerja (y-to-d, rhs)

%Triliun rupiah

0

20

40

60

80

100

120

140

-10-50510152025303540

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

InvestasigInvestasi (y-o-y, rhs)gInvestasi (y-to-d, rhs)

%Triliun rupiah

0

20

40

60

80

100

120

140

-10-50510152025303540

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

KonsumsigKonsumsi (y-o-y, rhs)gKonsumsi (y-to-d, rhs)

53

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Kredit modal kerja masih mendominasi kredit perbankan di Jakarta (Grafik III. 6)Kredit modal kerja masih mendominasi kredit perbankan di Jakarta (Grafik III. 6)Kredit modal kerja masih mendominasi kredit perbankan di Jakarta (Grafik III. 6)Kredit modal kerja masih mendominasi kredit perbankan di Jakarta (Grafik III. 6)Kredit modal kerja masih mendominasi kredit perbankan di Jakarta (Grafik III. 6).Outstanding kredit modal kerja per Mei 2008 sebesar Rp 307,2 triliun (55,5%),diikuti oleh kredit investasi Rp 129,2 triliun (23,3%) dan kredit konsumsi Rp 117,3

triliun (21,2%) (Grafik III.5-8). Tingginya kredit modal kerja dan kredit investasiyang disalurkan oleh perbankan di DKI Jakarta tersebut tidak terlepas dari pengaruhDKI Jakarta sebagai pusat kegiatan bisnis dan jasa terbesar.

Searah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kredit

yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,

perdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usaha. Outstanding kredit di sektor industri Rp 134,1

triliun, di sektor perdagangan Rp 84,5 triliun dan sektor jasa dunia usaha Rp 88,3triliun. Secara bersama-sama ketiga sektor tersebut memiliki pangsa kredit sebesar55,4% dari total kredit (Grafik III. 9-10). Pada posisi bulan Mei, kredit di masing-

masing sektor tersebut, kecuali di sektor industri, tumbuh di atas 30,0% (y-o-y).Sementara itu, kredit di sektor idustri hanya tumbuh 17,5%.

Grafik III.9Perkembangan Kredit Sektor Ekonomi (1)

Grafik III.10Perkembangan Kredit Sektor Ekonomi (2)

Dengan perkembangan kegiatan intermediasi di atas, secara keseluruhan rasioDengan perkembangan kegiatan intermediasi di atas, secara keseluruhan rasioDengan perkembangan kegiatan intermediasi di atas, secara keseluruhan rasioDengan perkembangan kegiatan intermediasi di atas, secara keseluruhan rasioDengan perkembangan kegiatan intermediasi di atas, secara keseluruhan rasio

pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat. pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat. pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat. pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat. pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat. Peningkatan LDRperbankan di Jakarta dari 73,2% menjadi 75,5% pada akhir bulan Mei 2008 (GrafikIII.11) mencerminkan aktifitas perbankan yang membaik karena peningkatan LDR

lebih disebabkan oleh peningkatan outstanding kredit (36,2%) (y-o-y) yang lebihtinggi dibandingkan outstanding DPK (16,7%). Hal ini memberikan gambaranbahwa aktifitas perekonomian masih berjalan dengan baik. Peningkatan penyaluran

kredit juga membuktikan meningkatnya kepercayaan bank terhadap kondisiperekonomian, dan khususnya terhadap kemampuan nasabah untuk melakukanpelunasan.

%, y-o-y

-505

101520253035404550

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

IndustriPerdaganganJasa DU

%, y-o-y

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2006 2007 2008

KonstruksiPengk, perg, komJasa Sosial/Masyarakat

-40

-20

0

20

40

60

80

100

54

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Grafik III.11LDR Perbankan Jakarta

Grafik III.12LDR Kredit Lokasi Proyek Jakarta

Sementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyek44444

menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12). Pada posisi akhirbulan Mei 2008, penghitungan LDR dengan menggunakan jumlah kredit

berdasarkan lokasi proyek di Jakarta adalah 53,3%, naik tipis dibandingan denganposisi pada akhir bulan Maret 2008 (52,3%). Jumlah kredit untuk membiayai proyekyang berlokasi di Jakarta pada posisi akhir Mei 2008 adalah Rp 390,3 triliun, lebih

rendah dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan diDKI pada posisi yang sama Rp 577,5 triliun. Artinya, sebanyak Rp 187,2 triliunkredit yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta digunakan untuk membiayai

proyek yang berlokasi di luar Jakarta.

B. RESIKO KREDIT PERBANKANInsentif untuk mendorong agar sektor riil bergerak perlu terus diberikan, baikInsentif untuk mendorong agar sektor riil bergerak perlu terus diberikan, baikInsentif untuk mendorong agar sektor riil bergerak perlu terus diberikan, baikInsentif untuk mendorong agar sektor riil bergerak perlu terus diberikan, baikInsentif untuk mendorong agar sektor riil bergerak perlu terus diberikan, baik

yang berasal dari Bank Indonesia maupun Pemerintah.yang berasal dari Bank Indonesia maupun Pemerintah.yang berasal dari Bank Indonesia maupun Pemerintah.yang berasal dari Bank Indonesia maupun Pemerintah.yang berasal dari Bank Indonesia maupun Pemerintah. Bank Indonesia, untukmemacu perkembangan di sektor riil secara berhati-hati memberikan sinyal bahwakebijakan di sektor moneter akan tetap berhati-hati yang disesuaikan dengan

kapasitas perekonomian yang ada. Hal ini tercermin dari kebijakan Bank Indonesiayang secara berhati-hati menjaga BI rate agar tetap dalam koridor. Namun demikian,secara mikro, untuk memacu fungsi intermediasi, Bank Indonesia melonggarkan

beberapa ketentuan perbankan dengan harapan dapat mendorong perbankanlebih ekspansif. Disamping itu, Bank Indonesia juga meneruskan upaya-upayapengembangan UMKM, baik melalui KKMB, TPEFD, kegiatan-kegiatan optimalisasi

4 Kredit berdasarkan lokasi proyek adalah kredit yang disalurkan di suatu daerah atau wilayah tertentu, tempat dimana lokasiproyek yang dibiayai kredit tersebut berada tanpa memperhatikan asal daerah/wilayah kantor bank yang membiayai.

%

50

55

60

65

70

75

80

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4

2006 2007 2008

JakartaBanten

%

50

55

60

65

70

75

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4

2006 2007 2008

JakartaBanten

55

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

pengembangan klaster maupun peningkatan kegiatan kajian ekonomi regional.Namun demikian, disebabkan oleh kondisi internal dan eksternal yang kurangmenguntungkan menyebabkan akselerasi pertumbuhan perekonomian belum

sesuai harapan yang pada gilirannya juga berdampak pada kegiatan intermediasiperbankan. Perbankan pada umumnya masih berhati-hati dalam menyalurkankredit dan berupaya agar kredit bermasalah dapat ditekan serendah mungkin.

Dalam triwulan laporan tersebut, resiko kredit perbankan secara agregat menurun.Dalam triwulan laporan tersebut, resiko kredit perbankan secara agregat menurun.Dalam triwulan laporan tersebut, resiko kredit perbankan secara agregat menurun.Dalam triwulan laporan tersebut, resiko kredit perbankan secara agregat menurun.Dalam triwulan laporan tersebut, resiko kredit perbankan secara agregat menurun.Salah satu indikator penurunan tingkat resiko tercermin pada NPLs gross bankyang cukup rendah5 dan masih dalam batas aman rasio Non Performing Loan,

yaitu di bawah 5%. Berdasarkan tolok ukur ini maka NPL gross perbankan di DKIJakarta per Mei 2008 relatif rendah, yaitu sebesar 3,9% (Grafik III.13). Perbaikantersebut terutama bersumber dari semakin membaiknya performance kredit

investasi yang trend-nya menurun. Faktor yang mempengaruhi perbaikandiantaranya adalah semakin intensifnya penagihan kredit bermasalah dan upayarestrukturisasi kredit nasabah-nasabah besar.

5 NPLs pada beberapa Bank besar menurun yang dipengaruhi oleh keberhasilan restrukturisasi dan pelunasan hutang olehsebagian debitur besar.

Grafik III.13NPLs Perbankan Jakarta

Grafik III.14NPLs Jenis Penggunaan

Kinerja kredit membaik, rata-rata berada di bawah batas aman yang diperkenankan.Kinerja kredit membaik, rata-rata berada di bawah batas aman yang diperkenankan.Kinerja kredit membaik, rata-rata berada di bawah batas aman yang diperkenankan.Kinerja kredit membaik, rata-rata berada di bawah batas aman yang diperkenankan.Kinerja kredit membaik, rata-rata berada di bawah batas aman yang diperkenankan.

NPLs kredit modal kerja, investasi dan konsumsi perbankan di Jakarta per Mei2008 berturut-turut adalah 3,3%, 4,7% dan 4,8% (Grafik III. 14). Terjaganya NPLskredit antara lain disebabkan oleh jaminan pembayaran pada kredit menjadi lebih

terjaga, baik dalam bentuk jaminan natura maupun jaminan (kepastian)pembayaran yang berasal dari penghasilan debitur.

Triliun Rp %

0

5

10

15

20

2530

3540

1 2 3 4 5 6 7 8 910111212 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5

2006 2007 2008

0

2

4

6

8

10

12NPL JAKNPL Jkt (rhs)

%

02468

101214161820

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3

Modal KerjaInvestasiKonsumsi

2006 2007 2008

56

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Grafik III.15NPLs Sektor Ekonomi (1)

Grafik III.16NPLs Sektor Ekonomi (2)

Di sisi sektoral, relatif terjaganya NPLs perbankan di DKI Jakarta antara lain tercerminDi sisi sektoral, relatif terjaganya NPLs perbankan di DKI Jakarta antara lain tercerminDi sisi sektoral, relatif terjaganya NPLs perbankan di DKI Jakarta antara lain tercerminDi sisi sektoral, relatif terjaganya NPLs perbankan di DKI Jakarta antara lain tercerminDi sisi sektoral, relatif terjaganya NPLs perbankan di DKI Jakarta antara lain tercermin

pada relatif rendah dan terjaganya NPLs di di semua sektor, walaupun NPLs dipada relatif rendah dan terjaganya NPLs di di semua sektor, walaupun NPLs dipada relatif rendah dan terjaganya NPLs di di semua sektor, walaupun NPLs dipada relatif rendah dan terjaganya NPLs di di semua sektor, walaupun NPLs dipada relatif rendah dan terjaganya NPLs di di semua sektor, walaupun NPLs di

sektor industri relatif masih tinggi (Grafik III. 15√16)sektor industri relatif masih tinggi (Grafik III. 15√16)sektor industri relatif masih tinggi (Grafik III. 15√16)sektor industri relatif masih tinggi (Grafik III. 15√16)sektor industri relatif masih tinggi (Grafik III. 15√16). Pada posisi bulan Mei 2008,NPLs kredit perbankan secara sektoral berada di bawah 5%. Sementara itu, NPLs

di sektor industri 6,9%. Tingginya NPLs di sektor industri antara lain disebabkanoleh risk profile di sektor ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomilainnya. Optimalisasi upaya-upaya intensif dan produktif oleh perbankan dilakukan

supaya beberapa debitur bermasalah dapat melunas ataupun merestrukturisasihutang-hutangnya sehingga dapat menekan NPLs di sektor ini.

C. RESIKO LIKUIDITAS PERBANKANKemampuan bank di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo merupakanKemampuan bank di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo merupakanKemampuan bank di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo merupakanKemampuan bank di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo merupakanKemampuan bank di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo merupakan

pointpointpointpointpoint penting dalam pengelolaan likuiditas penting dalam pengelolaan likuiditas penting dalam pengelolaan likuiditas penting dalam pengelolaan likuiditas penting dalam pengelolaan likuiditas. Pengelolaan likuiditas yang baik danbenar sangat diperlukan karena jika tidak akan dihadapkan pada resiko-resikoyang akan berdampak pada kontinyuitas usaha bank sebagai lembaga pengelola

resiko. Resiko likuiditas adalah suatu ketidakmampuan untuk mengakomodasijatuh tempo kewajiban dan penarikan serta pembiayaan pertumbuhan aktiva danuntuk memenuhi kewajiban pada tingkat harga pasar yang layak. Dari sisi

pemenuhan kewajiban terhadap dana pihak ketiga, maka komposisi dana pihakketiga yang berhasil dihimpun perbankan dapat dijadikan sebagai salah satuindikator besar kecilnya resiko likuiditas yang ditanggung oleh perbankan. Melihat

struktur dana pihak ketiga perbankan di Jakarta, maka porsi dana jangka pendekmemiliki outstanding yang cukup besar, baik dalam bentuk giro maupun deposito.Kondisi ini menyebabkan perbankan relatif berhati-hati dalam meningkatkan aktiva

berupa kredit, dan kredit yang disalurkan lebih didominasi pada kredit modal kerja

%

-1

4

9

14

19

24

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2005 2006 2007 2008

Industri Pengolahan Perdg, Rest, dan HotelJasa Dunia Usaha Lain-Lain

%

02468

1012141618

2005 2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

Pert., Perb., & Alat Pert.PertambanganKonstruksiPeng., Pergd., dan Kom.

57

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

yang berjangka waktu pendek. Kredit konsumsi outstanding-nya juga cukup tinggikarena dianggap lebih aman. Sementara itu kredit investasi pertumbuhannya relatiflambat karena sifatnya yang jangka panjang, exposure risk yang lebih besar dan

jika tidak berhati-hati dapat berpotensi menimbulkan mismatch. Kehati-hatianBank juga tercermin pada LDR yang tumbuh relatif lambat, CAR yang relatif tinggidan di sisi lain asset bank yang likuid (termasuk dalam bentuk SBI) masih cukup

tinggi. Secara keseluruhan, memperhatikan perilaku bank di dalam mengelolaasset sekarang ini dipandang masih tetap di dalam koridor asas-asas kehati-hatiandan kondisi likuiditas perbankan dipandang relatif masih terjaga.

D. RESIKO PASARSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalah

resiko pasar.resiko pasar.resiko pasar.resiko pasar.resiko pasar. Resiko pasar adalah fluktuasi nilai asset yang disebabkan olehperubahan harga-harga pasar dan yields. Bagi bank resiko itu terutama tercermin

pada suku bunga dan sebagian pada nilai tukar. Untuk suku bunga, perbankandiuntungkan oleh relatif fleksibelnya suku bunga DPK, sementara suku bungakredit relatif rigid untuk turun namun fleksibel untuk naik. Kondisi ini menyebabkan

spread bunga masih cukup terjaga, namun bank tetap berhati-hati menyalurkankreditnya. Kondisi lainnya adalah tingkat suku bunga SBI yang masih lebih tinggidibandingkan suku bunga DPK sehingga menjadi alternatif investasi yang aman

bagi perbankan untuk mengalokasikan kelebihan likuiditasnya. Dengan pola yangmasih seperti ini, maka fluktuasi tingkat bunga secara keseluruhan masih dapatdihadapi oleh perbankan dengan resiko terbesar hanya berupa kemungkinan

turunnya keuntungan (dengan catatan pengelolaan bank tetap benar). Sementaraitu resiko yang terkait dengan nilai tukar, pada saat ini relatif lebih terukur. Beberapaketentuan perbankan, seperti pembatasan exposure valas (PDN) dan aturan yang

ketat bagi bank dalam melakukan pinjaman luar negeri mengurangi resiko fluktuasinilai tukar yang akan dihadapi oleh perbankan. Selain itu, dukungan Bank Indonesiadan Pemerintah untuk menjaga nilai tukar juga mampu mengurangi tekanan resiko

yang berasal dari pergerakan nilai tukar.

E. KREDIT UMKM (LOKASI PROYEK)OutstandingOutstandingOutstandingOutstandingOutstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta dalam triwulan kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta dalam triwulan kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta dalam triwulan kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta dalam triwulan kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta dalam triwulan

laporan (posisi akhir Mei 2008) tumbuh tinggilaporan (posisi akhir Mei 2008) tumbuh tinggilaporan (posisi akhir Mei 2008) tumbuh tinggilaporan (posisi akhir Mei 2008) tumbuh tinggilaporan (posisi akhir Mei 2008) tumbuh tinggi. Outstanding kredit UMKM di Jakartapada akhir bulan Mei 2008 tumbuh 24,9% (y-o-y) menjadi Rp 119,4 triliun (GrafikII.17 - 18). Namun demikian ekspansi kredit MKM di Jakarta relatif turun

58

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Proporsi kredit MKM diDKI Jakarta terhadap total kredit yang disalurkan di Jakarta (31 - 33%) relatiflebih rendah dibandingkan dengan proporsi yang sama di propinsi lain. Relatif

rendahnya proporsi kredit MKM di Jakarta dibandingkan dengan proporsi MKMdi provinsi lain, antara lain dipengaruhi oleh : pertama, kondisi riil bahwa Jakartasebagai pusat kegiatan bisnis nasional sehingga jumlah kredit bank lebih

didominasi oleh debitur coorporate, kedua adalah ketidaktahuan MKM tentangadanya fasilitas kredit6 . Selain itu, juga disebabkan oleh MKM yang memangtidak membutuhkan kredit.

6 Berdasarkan penelitian Bank Indonesia dengan SEM Institute terhadap 255 orang responden yang berasal dari pejabatpemerintah, perbankan, asosiasi usaha kecil dan peguruan tinggi didapatkan informasi bahwa hanya 54,72% UMKM yangmengetahui adanya fasilitas kredit. Dari persentase tersebut hanya 33,46% yang pernah mengajukan kredit. Sementara itu,faktor penghambat akses UMKM untuk mendapatkan kredit adalah faktor prosedur (43,86%), persyaratan berat (43,61%),jaminan (43,37%), bunga tinggi (38,07%) dan keharusan membuat studi kelayakan (35,18%). Di dalam survei tersebutsebanyak 28,19% menyatakan tidak membutuhkan kredit.

Level Level Level Level Level outstanding outstanding outstanding outstanding outstanding kredit MKM di Jakarta merupakan yang tertinggi (pangsakredit MKM di Jakarta merupakan yang tertinggi (pangsakredit MKM di Jakarta merupakan yang tertinggi (pangsakredit MKM di Jakarta merupakan yang tertinggi (pangsakredit MKM di Jakarta merupakan yang tertinggi (pangsa

20,8%) dibandingkan dengan provinsi lain (Tabel III.2).20,8%) dibandingkan dengan provinsi lain (Tabel III.2).20,8%) dibandingkan dengan provinsi lain (Tabel III.2).20,8%) dibandingkan dengan provinsi lain (Tabel III.2).20,8%) dibandingkan dengan provinsi lain (Tabel III.2). Kredit MKM di Jakartapada posisi akhir bulan Mei 2008 sebesar Rp 119,8 triliun (20,8%), menyusulkemudian adalah Jawa Barat (15,6%), Jawa Timur (12,0%), dan Jawa Tengah

(9,8%). Tingginya outstanding MKM di Jakarta adalah merupakan fenomenayang normal, terutama mengingat Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi diIndonesia menjadi daya tarik pelaku ekonomi pada berbagai ukuran (size) untuk

beraktifitas di Jakarta.

Grafik III.17Proporsi Kredit UMKM

Grafik III.18Pertumbuhan Kredit

Rp trilyun

0

100

200

300

400

500

600

2006 2007 20082 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4

UMKM Nasional UMKM Jakarta 21.7%

%, y-o-y

-

5

10

15

20

25

30

35

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

g Kredit UMKM Jakarta 24.9%

g Total Kredit Jakarta 36.2%

59

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Pada triwulan laporan (s.d Mei 2008),Pada triwulan laporan (s.d Mei 2008),Pada triwulan laporan (s.d Mei 2008),Pada triwulan laporan (s.d Mei 2008),Pada triwulan laporan (s.d Mei 2008), ekspansi bersih penyaluran kredit MKM diekspansi bersih penyaluran kredit MKM diekspansi bersih penyaluran kredit MKM diekspansi bersih penyaluran kredit MKM diekspansi bersih penyaluran kredit MKM di

Jakarta meningkat relatif tinggi (tabel III.4). Jakarta meningkat relatif tinggi (tabel III.4). Jakarta meningkat relatif tinggi (tabel III.4). Jakarta meningkat relatif tinggi (tabel III.4). Jakarta meningkat relatif tinggi (tabel III.4). Selama periode April-Mei 2008 ekspansikredit MKM di Jakarta tumbuh tinggi menjadi Rp 5,4 triliun, dibandingkan dengan

triwulan I 2008 yang minus Rp 1,01 triliun. Faktor yang mempengaruhi tingginyaekspansi kredit MKM di Jakarta antara lain adalah kinerja perbankan Jakarta yangmembaik, intensnya program pembiayaan UMKM oleh pemerintah, serta masih

masuknya sebagian besar kredit konsumsi ke kelompok MKM.

1. DKI Jakarta 98.061,0 96.860,4 99.434,0 104.145,5 115.329,2 114.323,4 119.769,8 20,8% 24,9% 3,9%2. Jawa Barat 67.319,7 68.634,0 73.143,4 77.688,7 81.399,7 84.794,2 89.916,5 15,6% 25,9% 10,5%3. Jawa Timur 52.250,7 52.708,5 56.554,3 60.464,4 63.511,4 65.159,2 68.916,7 12,0% 25,5% 8,5%4. Jawa Tengah 42.609,0 43.510,5 46.088,2 49.586,3 51.538,7 53.631,9 56.545,7 9,8% 27,6% 9,7%5. Sumatera Utara 21.584,5 21.782,3 23.551,4 25.389,6 26.545,4 28.054,9 30.400,4 5,3% 32,8% 14,5%6. Banten 17.489,7 17.911,4 19.260,3 21.254,6 21.973,7 22.865,5 24.532,3 4,3% 31,0% 11,6%7. Sulawesi Selatanb 13.779,3 14.276,9 15.522,7 16.621,8 17.363,3 18.343,9 19.660,3 3,4% 30,7% 13,2%8. Riaua 9.699,1 9.968,1 11.044,8 11.914,4 12.401,2 13.356,0 14.603,6 2,5% 39,3% 17,8%9. Bali 10.800,9 11.069,6 11.680,0 12.098,4 12.884,8 13.293,3 14.142,0 2,5% 23,6% 9,8%10. Lampung 8.817,4 9.337,9 10.033,3 10.653,0 11.098,8 11.707,7 12.890,9 2,2% 32,5% 16,1%Total 10 Propinsi 342.411,3 346.059,6 366.312,3 389.816,6 414.046,3 425.529,9 451.378,1 78,4% 27,2% 9,0%Propinsi Lainnya 85.585,0 88.257,6 96.378,4 104.476,3 110.128,2 115.247,6 124.506,0 33,8% 13,1%Total Kredit MKMTotal Kredit MKMTotal Kredit MKMTotal Kredit MKMTotal Kredit MKMNasionalNasionalNasionalNasionalNasional 427.996,3427.996,3427.996,3427.996,3427.996,3 434.317,2434.317,2434.317,2434.317,2434.317,2 462.690,7462.690,7462.690,7462.690,7462.690,7 494.293,0494.293,0494.293,0494.293,0494.293,0 524.174,5524.174,5524.174,5524.174,5524.174,5 540.777,6540.777,6540.777,6540.777,6540.777,6 575.884,1575.884,1575.884,1575.884,1575.884,1 28,6%28,6%28,6%28,6%28,6% 9,9%9,9%9,9%9,9%9,9%

Tabel III. 2Outstanding Kredit MKM Lokasi Proyek 10 Propinsi Terbesar (miliar rupiah)

Baki Debet/Outstanding

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Mei2006 2007 2007 2007 2007 2008 2008

Pangsa PertumbuhanMei 07 - Mei 08

PertumbuhanDes 07 - Mei 08

1. Jawa Barat 1.314,2 4.509,4 4.545,3 3.711,1 14.080,0 14,6% 3.394,5 5.122,2 107,4%2. Jawa Timur 457,8 3.845,8 3.910,2 3.047,7 11.261,4 11,7% 1.647,0 3.757,5 103,3%3. Jawa Tengah 901,5 2.577,7 3.498,1 1.952,4 8.929,8 9,3% 2.093,1 2.913,9 196,5%4. DKI Jakarta -1.200,6 2.573,5 4.711,6 11.183,7 17.268,2 18,0% -1.005,8 5.446,4 -303,2%5. Sumatra Utara 197,8 1.769,2 1.838,2 1.155,8 4.960,9 5,2% 1.509,5 2.345,5 195,8%6. Banten 421,6 1.348,9 1.994,3 719,1 4.484,0 4,7% 891,8 1.666,9 107,8%7. Sulawesi Selatan -304,5 1.245,9 1.099,0 741,5 2.782,0 2,9% 980,6 1.316,4 401,7%8. Riau 269,0 1.076,7 869,6 486,7 2.702,1 2,8% 954,8 1.247,6 181,6%9. Lampung 520,6 695,4 619,7 445,7 2.281,4 2,4% 608,9 1.183,1 95,5%10. Sumatra Selatan 74,3 808,3 847,5 344,4 2.074,5 2,2% 751,1 741,2 184,3%Total 10 Propinsi 2.651,8 20.450,7 23.933,4 23.788,3 70.824,2 73,6% 11.825,5 25.740,7 227,1%Propinsi Lainnya 3.669,1 7.922,8 7.668,8 6.093,2 25.353,9 26,4% 4.777,6 9.365,8 69,3%Net Ekspansi KreditNet Ekspansi KreditNet Ekspansi KreditNet Ekspansi KreditNet Ekspansi KreditMKMMKMMKMMKMMKM 6.320,96.320,96.320,96.320,96.320,9 28.373,528.373,528.373,528.373,528.373,5 31.602,231.602,231.602,231.602,231.602,2 29.881,529.881,529.881,529.881,529.881,5 96.178,296.178,296.178,296.178,296.178,2 100,0%100,0%100,0%100,0%100,0% 16.603,116.603,116.603,116.603,116.603,1 35.106,535.106,535.106,535.106,535.106,5 160,7%160,7%160,7%160,7%160,7%

Tabel III. 3Ekspansi Kredit MKM Lokasi Proyek 10 Propinsi Terbesar (miliar rupiah)

Baki Debet/Outstanding

Tw I Tw II Tw III Tw IV2007 2007 2007 2007

April+Mei2008

Akumulasi2007

PangsaTw I2008

PerbandinganMei 07 - Mei 08

60

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dari sisi penggunaan, sebagian besar kredit MKM digunakan untuk konsumsi danDari sisi penggunaan, sebagian besar kredit MKM digunakan untuk konsumsi danDari sisi penggunaan, sebagian besar kredit MKM digunakan untuk konsumsi danDari sisi penggunaan, sebagian besar kredit MKM digunakan untuk konsumsi danDari sisi penggunaan, sebagian besar kredit MKM digunakan untuk konsumsi dan

modal kerja, sementara untuk investasi relatif rendah.modal kerja, sementara untuk investasi relatif rendah.modal kerja, sementara untuk investasi relatif rendah.modal kerja, sementara untuk investasi relatif rendah.modal kerja, sementara untuk investasi relatif rendah. Berdasarkan outstanding dataMKM nasional, kredit MKM untuk konsumsi memiliki porsi 51,8%, modal kerja

39,5%, dan yang digunakan untuk investasi hanya 8,8% dari total outstanding Rp552,1 triliun. Sementara itu, di sisi sektoral tingginya kredit konsumsi tercermin padatingginya outstanding MKM pada sektor lain-lain (52,1%) dan untuk modal kerja

tercermin pada tingginya outstanding kredit sektor perdagangan (25,2%).

Dari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerjaDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerjaDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerjaDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerjaDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja

MKM di level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMMKM di level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMMKM di level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMMKM di level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMMKM di level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKM. Kinerja kredit

MKM dengan menggunakan NPLs sebagai ukuran, per akhir Mei 2008 semakinmembaik dengan NPLs gross MKM 3,6%, relatif turun dibandingkan dengantriwulan-triwulan sebelumnya. NPLs gross MKM tersebut masih di bawah angka

NPLs gross non MKM yang tercatat 3,9%. Faktor yang mempengaruhi angka NPLsdi sektor MKM relatif rendah antara lain adalah resiko di sektor ini yang relatiflebih terukur, MKM lebih kuat dalam menghadapi shock dan komitmen dari pelaku

MKM dalam pengembalian kredit cukup tinggi.

F. PASAR KEUANGANPerbedaan dengan lembaga keuangan bank, pertumbuhan pembiayaan yangPerbedaan dengan lembaga keuangan bank, pertumbuhan pembiayaan yangPerbedaan dengan lembaga keuangan bank, pertumbuhan pembiayaan yangPerbedaan dengan lembaga keuangan bank, pertumbuhan pembiayaan yangPerbedaan dengan lembaga keuangan bank, pertumbuhan pembiayaan yang

berasal dari beberapa lembaga lain di luar bank tumbuh melambat (Grafik II.19 -berasal dari beberapa lembaga lain di luar bank tumbuh melambat (Grafik II.19 -berasal dari beberapa lembaga lain di luar bank tumbuh melambat (Grafik II.19 -berasal dari beberapa lembaga lain di luar bank tumbuh melambat (Grafik II.19 -berasal dari beberapa lembaga lain di luar bank tumbuh melambat (Grafik II.19 -

22). 22). 22). 22). 22). Pembiayaan yang berasal dari lembaga keuangan non bank, seperti kartukredit, pembiayaan konsumen dan leasing menunjukkan pertumbuhan yangmelambat. Outstanding pembiayaan melalui leasing, sampai dengan akhir Mei

2008 mencapai Rp 39,9 triliun, pembiayaan konsumen mencapai Rp 74,9 triliun,sementara kartu kredit hanya sebesar Rp 1,3 triliun. Penurunan juga terjadi dipasar modal, pada sumber pembiayaan yang berasal dari Initial Public Offering(IPO) sampai dengan akhir bulan Mei 2008 yaitu Rp 938 miliar yang berasal dari2Ωemiten. Sementara, penjualan Obligasi swasta Rp 1,6Ω triliun yang berasal dari4Ωemiten.

Faktor utama yang mempengaruhi perlambatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi perlambatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi perlambatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi perlambatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi perlambatan kegiatan lembaga keuangan bukan

bank antara lain adalah perekonomian yang diperkirakan tumbuh melambatbank antara lain adalah perekonomian yang diperkirakan tumbuh melambatbank antara lain adalah perekonomian yang diperkirakan tumbuh melambatbank antara lain adalah perekonomian yang diperkirakan tumbuh melambatbank antara lain adalah perekonomian yang diperkirakan tumbuh melambat.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang melambat tersebut, kebutuhanpembiayaan oleh dunia usaha dan masyarakat menjadi agak terganggu. Hal initercermin pada respon sektor keuangan baik bank maupun non bank melalui

perlambatan kegiatannya.

61

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Perlambatan kinerja pasar modal dalam dua bulan terakhir dipengaruhi oleh

perlambatan kinerja pasar keuangan dunia sebagai rentetan dari dampak gejolakdi sektor keuangan di Amerika. Hampir seluruh bursa regional mengalami tekanansehingga indeksnya terkoreksi. IHSG yang pada posisi bulan Desember 2007

mencapai 2745,8 turun menjadi 2349,1 pada akhir bulan Juni 2008. penurunanini berdampak pada turunnya nilai kapitalisasi pasar dari Rp 1.988,3 triliun menjadiRp 1.793,4 triliun.

Grafik III.19Perolehan Dana Pasar Modal

Grafik III.20Kapitalisasi Pasar Modal

Grafik III.21Pembiayaan Konsumen Lembaga Keuangan

Non Bank (LKNB)

Grafik III.22Pertumbuhan Pembiayaan Konsumen LKNB

Rp miliar

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.00020.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 52007 2008

ObligasiSahamPasar Modal

%, y-o-yRp Triliun

0

500

1000

1500

2000

2500

2004 2005 2006 2007 20082 4 6 810 122 4 6 810122 4 6 810122 4 6 810122 4 6

0

20

40

60

80

100

120KapitalisasigKapitalisasi (rhs)

Total Pembiayaan Cons. FinancingLeasing Credit Card (rhs)

Rp Triliun Rp Triliun

0

20

40

60

80

100

120

140

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

1,6

00,20,40,60,811,21,4

1,82

g.Total Pembiayaan g.Leasingg.Credit Card g.Pemb. Kons.

%, y-o-y

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

62

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

63

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB IV. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan II 2008, perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai diwilayah DKI Jakarta meningkat, sedangkan untuk transaksi tunai sedikit menurun.Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi pembayaran non tunai

dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) dan saranakliring menunjukkan jumlah dan nilai transaksi yang meningkat. Sumberpeningkatan transaksi RTGS terutama adalah peningkatan transaksi dari luar Jakarta

ke Jakarta. Kondisi ini diperkirakan dipengaruhi oleh antara lain peningkatanpendapatan yang terjadi di luar Jawa sebagai dampak dari perbaikan hargabeberapa komoditas perkebunan yang berdampak pada peningkatan permintaan

barang kebutuhan hidup di daerah-daerah dimaksud. Data menunjukkan bahwaNTP di luar Jawa meningkat lebih baik. Sementara itu, faktor yang mempengaruhipeningkatan transaksi kliring antara lain adalah bertambah luasnya wilayah yang

terhubung sistem kliring nasional dan juga karena diberlakukannya daftar hitamnasional sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan dalambertransaksi. Kepercayaan masyarakat terhadap transaksi non tunai meningkat.

Dalam empat triwulan terakhir tren transaksi kliring meningkat. Sementara itu,untuk transaksi tunai sedikit menurun seiring dengan semakin intensnya penerapanless cash society. Pada triwulan laporan, temuan uang palsu diperkirakan juga

relatif rendah.

A. TRANSAKSI RTGSPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkan

perkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliring

(Tabel IV.1).(Tabel IV.1).(Tabel IV.1).(Tabel IV.1).(Tabel IV.1). Tingginya transaksi RTGS dikarenakan penyelesaian transaksi dapat

dilakukan seketika dan resiko settlement-nya kecil. Dua hal ini merupakan prasyaratpenyelesaian di bidang pembayaran yang kedudukannya menjadi penting bagiperekonomian yang bergerak cepat, dimana efisensi, kecepatan dan keamanan

sudah menjadi persyaratan wajib (Grafik IV. 1). Faktor lain adalah adanya ketentuanyang mewajibkan bahwa transaksi non tunai dengan jumlah minimal tertentudilaksanakan dengan menggunakan RTGS.

64

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Penyelesaian transaksi non tunai dengan RTGS di triwulan II 2008 meningkat.Penyelesaian transaksi non tunai dengan RTGS di triwulan II 2008 meningkat.Penyelesaian transaksi non tunai dengan RTGS di triwulan II 2008 meningkat.Penyelesaian transaksi non tunai dengan RTGS di triwulan II 2008 meningkat.Penyelesaian transaksi non tunai dengan RTGS di triwulan II 2008 meningkat.Penyelesaian transaksi dengan memanfaatkan BI RTGS diperkirakan masih berada

pada level yang tinggi, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatanini semakin menempatkan penggunaan RTGS mendominasi pembayaran non tunaiyang nilai nominalnya mencapai lebih dari 95% dari total nilai transaksi non tunai.

Nilai transaksi RTGS naik 1,9% menjadi Rp 187,96 triliun per hari dan dari sisivolume naik 13,6% menjadi sebanyak 45.111 transaksi per hari. Peningkatan initerjadi baik yang berasal dari transaksi dari Jakarta ke luar Jakarta maupun dari

Jakarta ke Jakarta. Penyebab peningkatan volume maupun nilai nominal transaksiberasal dari berbagai sumber, seperti dari transaksi pengelolaan moneter, transaksiantar nasabah dan transaksi di pasar uang antar bank (PUAB). Berdasarkan data

yang terekam, proporsi penggunaan sistem RTGS paling banyak dilakukan olehnasabah bank.

B. TRANSAKSI KLIRINGPada triwulan II 2008 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring diPada triwulan II 2008 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring diPada triwulan II 2008 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring diPada triwulan II 2008 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring diPada triwulan II 2008 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring di

Jakarta menunjukkan peningkatan (Tabel IV.2). Jakarta menunjukkan peningkatan (Tabel IV.2). Jakarta menunjukkan peningkatan (Tabel IV.2). Jakarta menunjukkan peningkatan (Tabel IV.2). Jakarta menunjukkan peningkatan (Tabel IV.2). Rata-rata harian nilai nominaltransaksi kliring di triwulan II 2008 Rp 3,5 triliun, meningkat tinggi sebesar 10,24%

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Rp 3,2 triliun). Sementara itu, rata-rata harian jumlah warkat kliring juga meningkat tajam (9,27%) menjadi 217.356lembar warkat. Peningkatan penggunaan transaksi melalui kliring merupakan

fenomena yang logis. Disamping mempertimbangkan aspek ekonomis, maka

Grafik IV.1Perkembangan Transaksi RTGS Harian

RTGS (Rp Miliar) 160.773 141.770 141.242 125.104 184.429 187.961

Dari Jakarta 129.504 109.905 107.819 97.524 137.483 143.861

ke Jakarta(f-t) 17.310 17.973 18.702 13.894 23.358 21.574

ke Luar Jakarta(f) 112.194 91.932 89.116 83.630 114.124 122.287

Ke Jakarta 31.268 31.865 33.424 27.580 46.947 44.100

dari Luar Jakarta(t) 31.268 31.865 33.424 27.580 46.947 44.100

RTGS (Volume) 16.675 17.826 19.406 17.991 39.726 45.111

Dari Jakarta 9.292 9.928 10.661 9.562 26.737 30.936

ke Jakarta(f-t) 2.908 3.110 3.236 2.423 4.155 4.340

ke Luar Jakarta(f) 6.384 6.818 7.426 7.139 22.582 26.597

Ke Jakarta 7.383 7.898 8.744 8.428 12.990 14.175

dari Luar Jakarta(t) 7.383 7.898 8.744 8.428 12.990 14.175

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008

Tabel IV. 1Transaksi RTGS Harian Rp triliun Ribuan

-20406080

100120140160180200

10

1520

25

30

3540

45

50NilaiVolume (rhs)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008

65

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

dengan semakin luasnya wilayah yang terhubung dengan sistem kliring nasionaldan juga karena diberlakukannya daftar hitam nasional merupakan faktor utamayang memicu penggunaan kliring meningkat. Secara keseluruhan upaya Bank

Indonesia untuk mendorong masyarakat lebih banyak melakukan transaksi nontunai (less cash society/LCS) tampaknya mulai membuahkan hasil.

Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.Faktor yang mempengaruhi, selain perkembangan perekonomian juga dipengaruhi

oleh implementasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) danditerapkannya daftar hitam nasional. Coverage SKNBI pada saat ini sudah mencakuplebih dari 95% nilai transaksi kliring per hari. Dengan SKNBI tersebut penyelesaian

kliring dapat dilaksanakan dengan lebih baik, terutama dilihat dari sisi kecepatandan keakuratan pembayaran. Selain itu risiko kegagalan settlement akan dapatdikurangi. Gambaran awal dari peningkatan penggunaan transaksi kliring dapat

dilihat pada perkembangan baik dilihat dari nilai nominal maupun volume melaluikliring yang trend-nya meningkat.

Melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperoleh

cukup luas. cukup luas. cukup luas. cukup luas. cukup luas. Masyarakat, perbankan dan perekonomian secara makro memperolehkeuntungan dimaksud. Bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yangmelakukan penyelesaian transaksi melalui kliring nantinya dapat melakukan

transaksi transfer dana pada hari yang sama sepanjang sistem internal bank pesertasudah sepenuhnya terhubung (fully online). Bagi perbankan, SKNBI akanmenciptakan efisiensi biaya pencetakan dan handling warkat, efisiensi SDM dan

peralatan penunjang lainnya. Pengintegrasian juga akan meningkatkan efesiensi

Grafik IV.2Rata-rata Harian Transaksi Kliring

Tabel IV. 2Rata-rata Harian Transaksi Kliring

2006 1 149.564 2.235.1692 177.479 1.953.7183 176.950 2.586.2904 188.975 2.780.473

2007 1 158.162 2.105.1102 189.459 2.759.0943 196.663 2.998.2944 198.518 3.094.510

2008 1 198.919 3.173.5722 217.356 3.498.543

Nominal(jutaan rupiah)VolumeTriwulan

Miliar rupiah Ribuan lembar

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

0

50

100

150

200

250

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

2006 2007 2008

Nominal JktVolume (rhs)

66

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

pengelolaan likuiditas bank karena bank cukup memonitor satu posisi transaksikliring secara nasional. Secara makro, transmisi arus dana melalui SKNBI secarareal time dan otomatis akan mempercepat peredaran kembali uang (velocity ofmoney) sehingga mampu mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, dan padagilirannya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan II 2008 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan II 2008 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan II 2008 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan II 2008 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan II 2008 relatif baik (Tabel IV. 3). Persentaserata-rata harian tolakan kliring terhadap total rata-rata harian kliring, baik dari sisijumlah warkat maupun nilai transaksi relatif rendah, bahkan persentase warkat

kliring yang ditolak menurun. Persentase rata-rata harian nilai nominal dan volumecek dan BG yang ditolak masing-masing adalah 0,44% dan 0,24%, sedikit menurundibandingkan dengan triwulan sebelumnya 0,47% dan 0,26%. Terkait dengan

upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank Indonesia memberlakukanpenerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan atau bilyet giro kosong. Latarbelakang dari dikeluarkannya ketentuan ini adalah mengingat bahwa penggunaan

instrumen cek dan atau bilyet giro sebagai alat pembayaran di Indonesia masihdiminati, namun disisi lain masih terdapat praktik penarikan cek dan atau bilyetgiro kosong yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Sementara itu

penerapan sanksi daftar hitam penarik cek dan atau bilyet giro kosong sertapemberlakuannya cakupan wilayah kliring lokal belum cukup efektif menurunkantingkat pencairan cek dan atau bilyet giro kosong sehingga perlu diterapkan prinsip

self assesment agar penatausahaan daftar hitam dapat dilakukan dengan lebihakurat. Oleh karena itu, dalam rangka melindungi dan menjaga kepercayaan

Tabel IV. 3Rata-rata Harian Penarikan Cek/BG Kosong

2006 1 11.818 585 2.235.169 149.564 0,53 0,39

2 14.772 658 1.953.718 177.479 0,76 0,37

3 13.232 657 2.586.290 176.950 0,51 0,37

4 15.126 722 2.780.473 188.975 0,54 0,38

2007 1 14.193 642 2.105.110 158.162 0,67 0,41

2 12.368 605 2.759.094 189.459 0,45 0,32

3 14.479 480 2.998.294 196.663 0,48 0,24

4 12.926 537 3.094.510 198.518 0,42 0,27

2008 1 14.943 514 3.173.572 198.919 0,47 0,26

2 15.424 513 3.498.543 217.356 0,44 0,24

Nominal Volume Nominal Volume Nominal Volume(juta Rupiah) (lembar) (juta Rupiah) (lembar) (%) (%)

Penarikan Cek/BG Kosong Kliring Total PersentaseTriwulan

67

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

masyarakat atas penarikan cek dan/atau bilyet kosong, Bank Indonesiamengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No 8/29/PBI/2006 tentang daftar hitamnasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong yang berlaku efektif per 1 Juli

2007.

C. TRANSAKSI TUNAIPada triwulan II 2008, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan BankPada triwulan II 2008, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan BankPada triwulan II 2008, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan BankPada triwulan II 2008, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan BankPada triwulan II 2008, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank

Indonesia dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya turunIndonesia dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya turunIndonesia dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya turunIndonesia dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya turunIndonesia dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya turun. Darisisi outflow, faktor yang mempengaruhi penurunan transaksi tunai antara

perbankan dengan Bank Indonesia adalah relatif normalnya kebutuhan tunaimasyarakat. Selain itu juga dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi non tunaisementara transaksi tunai masyarakat sebagian besar dapat dipenuhi dengan

dana bank. Hal ini menyebabkan permintaan dana tunai dari bank ke BankIndonesia turun, sebagaimana tercermin pada penurunan transaksi out flow.Dari sisi inflow, penurunan transaksi tunai selain dipengaruhi oleh peningkatan

transaksi non tunai juga dipengaruhi antara lain oleh adanya ketentuanpenyetoran uang kartal ke Bank Indonesia yang hanya diperuntukan untuk uangtidak layak edar (UTLE).

Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi inflowinflowinflowinflowinflow naik sedangkan naik sedangkan naik sedangkan naik sedangkan naik sedangkan

transaksi transaksi transaksi transaksi transaksi outflowoutflowoutflowoutflowoutflow mengalami penurunan sehingga menyebabkan terjadinya mengalami penurunan sehingga menyebabkan terjadinya mengalami penurunan sehingga menyebabkan terjadinya mengalami penurunan sehingga menyebabkan terjadinya mengalami penurunan sehingga menyebabkan terjadinya netnetnetnetnetinflowinflowinflowinflowinflow (Grafik IV. 3 - 4) (Grafik IV. 3 - 4) (Grafik IV. 3 - 4) (Grafik IV. 3 - 4) (Grafik IV. 3 - 4). Rata-rata harian uang yang masuk ke Bank Indonesia

pada triwulan II 2008 (s.d. Mei 2008) sebesar Rp 215,6 miliar, dan pada saat yangbersamaan rata-rata harian uang yang keluar hanya sebesar Rp 111,2 miliar,sehingga secara harian rata-rata terjadi net inflow sebesar Rp 104,4 miliar.

Secara umum, penurunan kegiatan transaksi tunai antara Bank Indonesia denganSecara umum, penurunan kegiatan transaksi tunai antara Bank Indonesia denganSecara umum, penurunan kegiatan transaksi tunai antara Bank Indonesia denganSecara umum, penurunan kegiatan transaksi tunai antara Bank Indonesia denganSecara umum, penurunan kegiatan transaksi tunai antara Bank Indonesia dengan

perbankan dan disisi lain terjadinya peningkatan transaksi non tunai merupakanperbankan dan disisi lain terjadinya peningkatan transaksi non tunai merupakanperbankan dan disisi lain terjadinya peningkatan transaksi non tunai merupakanperbankan dan disisi lain terjadinya peningkatan transaksi non tunai merupakanperbankan dan disisi lain terjadinya peningkatan transaksi non tunai merupakan

kondisi yang dikehendaki.kondisi yang dikehendaki.kondisi yang dikehendaki.kondisi yang dikehendaki.kondisi yang dikehendaki. Dengan meningkatnya penggunaan transaksi non tunai

menunjukkan bahwa upaya Bank Indonesia untuk mendorong masyarakat lebihbanyak melakukan transaksi non tunai (less cash society/LCS) yang lebih efisiendan aman ternyata dapat berjalan dengan baik. Peningkatan penggunaan transaksi

non tunai tersebut juga dapat dijadikan sebagai cerminan kemajuan suatu daerahataupun negara, terutama dalam hal menilai efisiensi dan intensitas aktifitasperekonomian. Sementara itu, dari sisi bank Indonesia, dengan meningkatnya

penggunaan transaksi non tunai, maka biaya pencetakan uang dan biaya logistikpengedaran uang dapat ditekan.

68

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Grafik IV.5Rasio Temuan Uang Palsu Terhadap Uang

Diedarkan

Grafik IV.6Persentasi Uang Palsu di DKI Terhadap

Total Uang Palsu

Grafik IV.3Rata-rata Harian Arus Uang Tunai

BI Jakarta

Grafik IV.4Net Arus Uang Tunai BI Jakarta

Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006

Bank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan di

wilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesia

hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE). Uji coba penerapan ketentuan initelah menyebabkan turunnya jumlah aliran uang baik inflow ataupun outflow diKantor Pusat. Perkembangan penyelesaian transaksi tunai antar BI dan Perbankan

secara tahunan menunjukkan jumlah yang menurun.

Sementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank Indonesia

dengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namun

demikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertas

yang diedarkan relatif rendahyang diedarkan relatif rendahyang diedarkan relatif rendahyang diedarkan relatif rendahyang diedarkan relatif rendah. Rata-rata rasio temuan uang palsu terhadap uangyang diedarkan selama triwulan II 2008 (s.d. Mei 2008) (0,0000007), naik tipis

Rp Milliar/hari

* s.d. Mei 2008

-50

100150200250300350400450

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2006 2007 2008

OutflowInflow

Rp Milliar/hari

* s.d. Mei 2008200

(300)(250)(200)(150)(100)

(50)-

50100150

250

Net Inflow

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2006 2007 2008

Lembar

* s.d. Mei 2008

0,0000000

0,0000005

0,0000010

0,0000015

0,0000020

0,0000025

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2006 2007 2008

Rasio Uang PalsuThd Uang Diedarkan

2006 2007 2008

* s.d. Mei 2008

%

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

Di Luar KPBIKPBI

69

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,0000005). Sedangkan, dilihat perKantor Koordinator Bank Indonesia, temuan uang palsu yang cukup besar adalahdi Kantor Bank Indonesia Pusat, sementara fenomena temuan uang palsu di Kantor

Koordinator Bank Indonesia tercatat meningkat seperti di KKBI Surabaya danMakasar. Di Kantor Pusat Bank Indonesia, rata-rata temuan uang palsu selamatriwulan II 2008 mencapai 18,81% dari total temuan uang palsu nasional, turun

tajam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (42,44%) namun masih lebihrendah dibandingkan dengan temuan di KKBI Surabaya dan Makasar, masing-masing 24,33% dan 22,29%.

70

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

71

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang tinggi pada triwulan II 2008 diperkirakantetap belum cukup signifikan memperbaiki beberapa indikator kesejahteraanmasyarakat di Jakarta. Indikator kesejahteraan tersebut antara lain adalah

ketenagakerjaan, angka kemiskinan, upah/gaji, angka indeks kesengsaraan (miseryindeks) dan kualitas hidup sebagaimana tercermin pada indeks pembangunanmanusia (IPM). Meskipun angka pengangguran di DKI menurun, dari 12,57%

pada tahun 2007 menjadi 11,06% pada tahun 2008 namun masih lebih tinggidibandingkan dengan tingkat pengangguran nasional (8,5%). Persentase tingkatkemiskinan sedikit mengalami perbaikan, yaitu turun dari 4,6% menjadi 4,3%.

Faktor yang mempengaruhi masih relatif rendahnya perbaikan kedua indikatorkesejahteraan dimaksud antara lain adalah kinerja perekonomian Jakarta yangwalaupun tumbuh tinggi namun kualitas pertumbuhannya belum optimal. Hal ini

juga berdampak pada masih tingginya kesenjangan pendapatan sebagaimanatercermin pada peningkatan angka gini rasio dari 0,269 pada tahun 2005 menjadi0,336 pada 2007 (Maret). Demikian pula indikator-indikator kesejahteraan lain,

seperti indeks kesengsaraan yang sejalan dengan inflasi yang meningkat padatriwulan II 2008 diperkirakan memburuk.

A. KETENAGAKERJAANJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai dengan

Februari 2008 meningkat yang disertai dengan penurunan tingkat pengangguranFebruari 2008 meningkat yang disertai dengan penurunan tingkat pengangguranFebruari 2008 meningkat yang disertai dengan penurunan tingkat pengangguranFebruari 2008 meningkat yang disertai dengan penurunan tingkat pengangguranFebruari 2008 meningkat yang disertai dengan penurunan tingkat pengangguran

terbuka (Grafik V.1). terbuka (Grafik V.1). terbuka (Grafik V.1). terbuka (Grafik V.1). terbuka (Grafik V.1). Pada posisi Februari 2008 jumlah angkatan kerja di DKIJakarta mencapai 4,56 juta jiwa, meningkat dibandingkan dengan kondisi Agustus2007 (4,40 juta jiwa). Penyerapan tenaga kerja meningkat cukup tinggi, dari 3,84

juta jiwa menjadi 4,06 juta jiwa. Kombinasi perkembangan dua hal yang positif inimenyebabkan tingkat pengangguran terbuka turun cukup tinggi, dari 12,6%pada posisi Agustus 2007 menjadi 11,1% pada posisi Februari 2008.

Seiring dengan perkembangan Jakarta sebagai Seiring dengan perkembangan Jakarta sebagai Seiring dengan perkembangan Jakarta sebagai Seiring dengan perkembangan Jakarta sebagai Seiring dengan perkembangan Jakarta sebagai service city, service city, service city, service city, service city, perkembangan tenagaperkembangan tenagaperkembangan tenagaperkembangan tenagaperkembangan tenaga

kerja di sektor tersier semakin mendominasi. kerja di sektor tersier semakin mendominasi. kerja di sektor tersier semakin mendominasi. kerja di sektor tersier semakin mendominasi. kerja di sektor tersier semakin mendominasi. Proporsi sektor tersier mencapai 77,06%terhadap total dibandingkan share sektor primer dan sekunder (Grafik V.1). Status

pekerjaan terutama adalah buruh/karyawan yang sebagian besar merupakanpekerjaan formal (70,03%). Kondisi ketenagakerjaan di DKI ini relatif berbeda dengankondisi ketenagakerjaan di provinsi lain yang lebih didominasi sektor informal.

72

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Grafik V.1Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja

Grafik V.2Angka Pengangguran Terbuka

Tabel V. 2Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan di DKI Jakarta

Formal1. Berusaha dibantu buruh tetap 188,90 171,15 175,96 5,35 4,45 4,342. Buruh/karyawan 2.213,53 2.319,90 2.663,89 62,67 60,37 65,69

Informal1. Berusaha sendiri 726,21 841,22 682,64 20,56 21,89 16,832. Berusaha dibantu buruh tidak tetap 165,64 233,40 228,78 4,69 6,07 5,643. Pekerja bebas 97,66 95,66 93,78 2,77 2,49 2,314. Pekerja tidak dibayar 139,87 181,61 209,92 3,96 4,73 5,18

Agt 06 Agt 07 Feb 08 Agt 06 Agt 07 Feb 08

Jumlah Tenaga Kerja(ribuan)Status Pekerjaan

(ribuan)

Share(%)

Sumber BPS

Tabel V. 1Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor di DKI Jakarta

Primer 28,22 31,91 0,73 0,79 (11,68) 13,08Sekunder 887,74 898,27 23,10 22,15 21,35 1,19Tersier 2.926,98 3.124,80 76,17 77,06 5,73 6,76Total 3.842,94 4.054,98 100,00 100,00 8,81 5,52

Agt 07 Feb 08 Agt 07 Feb 08 Agt 07 Feb 08

Jumlah TenagaKerja (ribuan)Lapangan

Share Pertumbuhan(%) (%)

Sumber BPS

Ribuan orang Ribuan orang

3.400

3.600

3.800

4.000

4.200

4.400

4.600

4.800

2006 2007 2008

Agust Agust Feb400420440460480500520540560580600

Angkatan KerjaBekerjaPengangguran (rhs)

DKI JakartaBantenSumateraJawaBali dan NTKallimantanSulawesiPapuaNasional

Sumber : BPS(Posisi Agustus)

%

02468

101214161820

11,418,910,110,76,29,4

11,46,9

10,3

12,615,8

9,9,74,77,79,76,19,1

11,114,28,39,04,57,39,26,08,5

Agust 06 Agust 07 Feb 08

73

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Pada posisi bulan Februari 2008, meskipun angka persentase pengangguran diPada posisi bulan Februari 2008, meskipun angka persentase pengangguran diPada posisi bulan Februari 2008, meskipun angka persentase pengangguran diPada posisi bulan Februari 2008, meskipun angka persentase pengangguran diPada posisi bulan Februari 2008, meskipun angka persentase pengangguran di

Jakarta turun, namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan persentase angkaJakarta turun, namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan persentase angkaJakarta turun, namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan persentase angkaJakarta turun, namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan persentase angkaJakarta turun, namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan persentase angka

pengangguran nasional (8,5%) (Grafik V. 2). pengangguran nasional (8,5%) (Grafik V. 2). pengangguran nasional (8,5%) (Grafik V. 2). pengangguran nasional (8,5%) (Grafik V. 2). pengangguran nasional (8,5%) (Grafik V. 2). Tingginya tingkat pengangguran di

Jakarta antara lain disebabkan oleh karakteristik perekonomian di Jakarta yangdidominasi oleh sektor-sektor ekonomi yang padat modal dan teknologi. Dugaanyang lain adalah bahwa meskipun sebagian dari masyarakat Jakarta tidak memiliki

pekerjaan, namun demikian sebagian dari masyarakat dimaksud memiliki danmengelola asset yang mampu menghasilkan uang. Hal lain yang patut diperhatikanadalah ketersediaan lapangan kerja formal tumbuh terbatas padahal struktur tenaga

kerja 65,69% merupakan tenaga kerja buruh/karyawan (Tabel V.2).

Tabel V. 4Angka Gini Ratio

1 DKI Jakarta 0,322 0,269 0,336

2 Banten 0,330 0,356 0,365

3 Jawa Barat 0,289 0,336 0,344

4 Jawa Tengah 0,284 0,306 0,326

5 Jogyakarta 0,367 0,415 0,366

6 Jawa Timur 0,311 0,356 0,337

7 Sumatera Utara 0,268 0,303 0,305

8 Sulawesi Selatan 0,301 0,353 0,37

9 Nasional 0,329 0,363 0,364

Provinsi 2002 2005 2007

Sumber BPS

Tabel V. 3Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan

Pendidikan di Jakarta

Sumber BPS

2005 2006 2005 2006Lapangan Jumlah Share (%)

Tidak Sekolah 4.279 3.885 0,1 0,1

Tidak Tamat SD 100.196 85.470 2,8 2,4

SD 510.606 522.353 14,3 14,8

SLP 632.910 579.921 17,8 16,4

SLA 1.912.635 1.911.410 53,6 54,1

Diploma 187.912 198.840 5,3 5,6

Universitas 216.794 229.920 6,1 6,5

Total 3.565.331 3.531.799 100,0 100,0

Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, pada triwulan-triwulanDengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, pada triwulan-triwulanDengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, pada triwulan-triwulanDengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, pada triwulan-triwulanDengan memperhatikan perkembangan ekonomi terkini, pada triwulan-triwulan

mendatang perkembangan ketenagakerjaan di Jakarta diperkirakan akanmendatang perkembangan ketenagakerjaan di Jakarta diperkirakan akanmendatang perkembangan ketenagakerjaan di Jakarta diperkirakan akanmendatang perkembangan ketenagakerjaan di Jakarta diperkirakan akanmendatang perkembangan ketenagakerjaan di Jakarta diperkirakan akan

menghadapi tantangan yang lebih beratmenghadapi tantangan yang lebih beratmenghadapi tantangan yang lebih beratmenghadapi tantangan yang lebih beratmenghadapi tantangan yang lebih berat. Faktor utama yang mempengaruhinyaterutama adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat, berdampak padaperkembangan ekonomi domestik tercermin pada perlambatan ekonomi DKI.

Sektor yang tumbuh tinggi terutama adalah sektor-sektor yang padat modal.

B. UPAHPada awal tahun, upah yang diterima tenaga kerja pada umumnya meningkat,Pada awal tahun, upah yang diterima tenaga kerja pada umumnya meningkat,Pada awal tahun, upah yang diterima tenaga kerja pada umumnya meningkat,Pada awal tahun, upah yang diterima tenaga kerja pada umumnya meningkat,Pada awal tahun, upah yang diterima tenaga kerja pada umumnya meningkat,

namun demikian peningkatan upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja padanamun demikian peningkatan upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja padanamun demikian peningkatan upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja padanamun demikian peningkatan upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja padanamun demikian peningkatan upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja pada

level menengah ke atas karena level menengah ke atas karena level menengah ke atas karena level menengah ke atas karena level menengah ke atas karena base salarybase salarybase salarybase salarybase salary-nya relatif sudah tinggi.-nya relatif sudah tinggi.-nya relatif sudah tinggi.-nya relatif sudah tinggi.-nya relatif sudah tinggi. Survei HumanResources Development Club (HRD Club) menunjukkan bahwa kenaikan gaji

manajerial di sektor formal pada berbagai level jabatan mendekati angka 15%

74

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

(Grafik I.11 -13 dan tabel I.2). Sementara itu, untuk golongan masyarakatberpenghasilan relatif subsisten kenaikan pendapatannya relatif kurang dapat secaracukup signifikan mampu mendorong peningkatan konsumsi. Hal ini tercermin pada

peningkatan upah buruh informal, Upah Minimum Propinsi (UMP), yang kurangcukup kuat mengimbangi kenaikan harga-harga. Kondisi ini menyebabkanpeningkatan pendapatan pada berbagai level pekerjaan kurang memberikan dampak

pada pengurangan disparitas pendapatan, sebagaimana tercermin pada angka giniratio 2007 (0,336) yang meningkat dibandingkan tahun 2005 (0,269). Ke depan,disamping upaya menjaga kestabilan harga dioptimalkan, kebijakan pengupahan

ada baiknya lebih diarahkan pada upaya untuk dapat mengerem disparitas yangsemakin membesar. Kebijakan tersebut antara lain dapat dilakukan melaluipengaturan peningkatan gaji yang lebih rendah untuk level yang lebih tinggi namun

di sisi lain kenaikan upah pada low level dapat lebih tinggi namun tetap dalambatas-batas normal dan mampu meredam ekspektasi terhadap inflasi.

C. KEMISKINANC. KEMISKINANC. KEMISKINANC. KEMISKINANC. KEMISKINAN77777

Persentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPersentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPersentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPersentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPersentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendah

dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jakarta, pada tahun 2008 persentase

penduduk miskin di DKI Jakarta hanya 4,3% dari total jumlah penduduk DKI Jakarta.Persentase penduduk miskin tersebut turun setelah sempat meningkat pada tahun2007 (4,6%). Penurunan ini searah dengan penurunan jumlah penduduk miskin

nasional yang turun dari 37,2 juta jiwa (16,6%) pada tahun 2007 menjadi 34,9juta jiwa (15,4%) pada tahun 2008. Faktor utama yang menyebabkan tingkatkemiskinan menurun adalah perekonomian yang membaik. Selain itu juga

dipengaruhi oleh upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan (pro poor)melalui pelaksanaan program-program yang terkait dengan jaring pengaman sosial,seperti pemberian beras rakyat miskin (raskin), Bantuan Langsung Tunai (BLT)

penyaluran kredit yang diarahkan pada usaha kecil dan lain-lain.

Berdasarkan simulasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untukBerdasarkan simulasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untukBerdasarkan simulasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untukBerdasarkan simulasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untukBerdasarkan simulasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untuk

mengatasi dampak kenaikan harga BBM untuk sementara relatif dapat menahanmengatasi dampak kenaikan harga BBM untuk sementara relatif dapat menahanmengatasi dampak kenaikan harga BBM untuk sementara relatif dapat menahanmengatasi dampak kenaikan harga BBM untuk sementara relatif dapat menahanmengatasi dampak kenaikan harga BBM untuk sementara relatif dapat menahan

bertambahnya penduduk miskin. bertambahnya penduduk miskin. bertambahnya penduduk miskin. bertambahnya penduduk miskin. bertambahnya penduduk miskin. Program BLT yang merupakan program

7 Data yang digunakan adalah data BPS. Sementara itu berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah kemiskinanmencapai 70 ribu keluarga atau 640 ribu jiwa. Meningkat dari tahun sebelumnya 560 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskinterbanyak bermukim di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

75

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

pengalihan subsidi BBM dilaksanakan melalui pemberian subsidi tunai Rp 100.000/bulan kepada keluarga miskin. Dengan adanya program BLT, penambahan jumlahpenduduk miskin relatif tertahan, walaupun sifatnya untuk sementara.

D. INDEKS KESENGSARAANKondisi di triwulan II 2008, dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi yang cukupKondisi di triwulan II 2008, dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi yang cukupKondisi di triwulan II 2008, dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi yang cukupKondisi di triwulan II 2008, dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi yang cukupKondisi di triwulan II 2008, dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi yang cukup

tinggi diperkirakan meningkatkan angka indeks kesengsaraan (Grafik V.4)tinggi diperkirakan meningkatkan angka indeks kesengsaraan (Grafik V.4)tinggi diperkirakan meningkatkan angka indeks kesengsaraan (Grafik V.4)tinggi diperkirakan meningkatkan angka indeks kesengsaraan (Grafik V.4)tinggi diperkirakan meningkatkan angka indeks kesengsaraan (Grafik V.4). Indekskesengsaraan yang dihitung dengan cara menjumlahkan persentase tingkat

pengangguran terbuka dengan tingkat inflasi pertama kali dikenalkan oleh ArthurOkun. Indeks ini mengasumsikan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi dantingkat inflasi yang memburuk akan menciptakan biaya sosial dan ekonomi suatu

Grafik V. 3Angka Penduduk Miskin

Tabel V. 5Strata penghasilan

A1 > 3.000 13

A2 2.000 - 3.000 16

B 1.500 - 2.000 20

C1 1.000 - 1.500 25

C2 700 - 1.000 18

D 500 - 700 4

E < 500 3

Strata Penghasilan Jakarta(Ribu Rp) %

Sumber : AC Nielsen, 2007

%

0

5

10

15

20

25

30

35

2005 2007 2008BantenDKI JakartaSumateraJawaBali dan NTKallimantanSulawesiMaluku/PapuaNasional

8,93,6

14,216,420,310,719,321,616,7

9,14,6

15,915,719,710,119,330,816,6

4,313,614,418,58,9

17,628,315,4

8,2

Tabel V.6Simulasi Kenaikan Harga BBM, BLT dan Kemiskinan

Tanpa Dengan Dengan KenaikanKenaikan Kenaian Harga Harga BM 28,7%

Harga BBM BBM 28,7% dan Program BLT

Batas Garis Kemiskinan (Rp)

TotalTotalTotalTotalTotal 291.823291.823291.823291.823291.823 273.699273.699273.699273.699273.699 297.146297.146297.146297.146297.146

Makanan 191.269 177.670 192.891

Non Makanan 100.554 96.029 104.255

76

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

negara. Berdasarkan indikator indeks kesengsaraan, kondisi kesejahteraanmasyarakat pada triwulan II 2008 sejalan dengan laju inflasi yang cukup tingggidiperkirakan menurun (Grafik V.4).

8 Indeks ini dikembangkan pada tahun 1990 oleh ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, dan telah digunakan sejak tahun 1993oleh UNDP pada laporan tahunannya. Nilai IPM menunjukkan pencapaian rata-rata pada sebuah negara dalam tiga dimensidasar pembangunan manusia, yakni: 1. Usia yang panjang dan sehat, yang diukur dengan angka Harapan hidup, 2. Pendidikan,yang diukur dengan tingkat baca tulis dengan pembobotan dua per tiga; serta Angka partisipasi kasar dengan pembobotansatu per tiga, 3. Standar hidup yang layak, yang diukur dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita pada paritas daya belidalam mata uang Dollar AS.

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkan

tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-

faktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentu88888 (Grafik V. 5 - (Grafik V. 5 - (Grafik V. 5 - (Grafik V. 5 - (Grafik V. 5 -

6).6).6).6).6). Indeks ini dapat digunakan untuk membandingkan human development antara

satu negara dengan negara lainnya ataupun membandingkan human developmentantara satu propinsi ataupun kota dengan propinsi ataupun lain di dalam satuwilayah negara. Terdapat tiga kriteria IPM, yaitu IPM tinggi dengan angka indeks

di atas 0,800, IPM sedang dengan batas angka IPM 0,500 - 0,799, dan IPM rendahdengan nilai di bawah 0,500. Angka IPM Indonesia dan kebanyakan propinsi diIndonesia pada saat ini masuk dalam kategori IPM sedang. Khusus untuk di Jakarta,

data terakhir menunjukkan bahwa IPM Propinsi Jakarta lebih baik dibandingkandengan IPM Propinsi Banten dan juga IPM Propinsi lain di Indonesia. Sementaraitu berdasarkan release terakhir dari UNDP, IPM Indonesia pada tahun 2007 adalah

Grafik V.4Indeks Kesengsaraan

Tabel V.7Pengeluaran Penduduk Miskin

Keterangan Kota Desa

Kebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananBeras 15,5 22,0Telur, Daging & Susu 4,44 3,36Kebutuhan lainnya 49 46,35

Kebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananPerumahan 7,37 8,05Listrik 4,06 2,35Pendidikan 1,73 1,02Transportasi 2,58 1,58Kebutuhan lainnya 15,32 15,29TotalTotalTotalTotalTotal 100100100100100 100100100100100

Sumber : BPS, diolah

(Persen)(Persen)(Persen)(Persen)(Persen)

-

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008

JakartaNasional (rhs)

77

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

0,728 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya 0,711. Peringkat IPMIndonesia sedikit membaik, yaitu meningkat menjadi rangking 108 (sebelumnya108), namun demikian IPM Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan IPM

negara tetangga, yaitu Malaysia (0,811), Thailand (0,781), Filipina (0,771), danVietnam (0,733).

Grafik V. 5IPM Provinsi DKI Jakarta

74,0

75,0

76,0

77,0

2002 2003 2004 2005*

Indeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhir

menunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedang.IPM Propinsi DKI Jakarta meningkat tipis dari 0,7615 pada tahun 2004 menjadi

0,7675 pada tahun 2005. Dengan memperhatikan perkembangan angka harapanhidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli, maka pada tahun 2007 dan 2008,IPM DKI Jakarta diperkirakan membaik. Hal ini searah dengan perekonomian yang

bertumbuh dan meningkatnya alokasi belanja untuk jaring pengaman sosialmengalami perbaikan, walaupun peningkatannya terkait dengan kapasitas yangada masih terbatas.

78

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BOX 3 :KENAIKAN HARGA BBM, BANTUAN LANGSUNG TUNAI(BLT) DAN PENDUDUK MISKIN

Kenaikan harga BBM yang diimbangi dengan penyaluran bantuan tunaikepada keluarga miskin untuk sementara akan mampu mengurangi jumlah

pendduduk miskin. Berdasarkan asessmen yang dilakukan, penurunanpendapatan riil masyarakat sebagai akibat tingginya inflasi untuk sementaradapat ditahan oleh kenaikan pendapatan yang berasal dari BLT.

Seiring dengan berlanjutnya kenaikan harga-harga beberapa komoditas diSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga-harga beberapa komoditas diSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga-harga beberapa komoditas diSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga-harga beberapa komoditas diSeiring dengan berlanjutnya kenaikan harga-harga beberapa komoditas di

pasar internasional dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan hargapasar internasional dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan hargapasar internasional dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan hargapasar internasional dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan hargapasar internasional dan respon kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga

bahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% berdampak pada peningkatanbahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% berdampak pada peningkatanbahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% berdampak pada peningkatanbahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% berdampak pada peningkatanbahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% berdampak pada peningkatan

tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga.tekanan terhadap harga-harga. Inflasi di Jakarta pada triwulan II 2008meningkat (4,3%,q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulansebelumnya sebesar 3,5% maupun triwulan yang sama tahun 2007 sebesar

0,5%. Sementara itu, dihitung secara tahunan inflasi di Jakarta padatriwulan II 2008 adalah sebesar 11,7% (y-o-y) lebih tinggi dibandingandengan triwulan sebelumnya sebesar 7,7%. Inflasi triwulan ini merupakan

inflasi (y-o-y) tertinggi sejak tahun 2005.

Grafik I. 1Inflasi Jakarta (q-t-q)

Grafik I. 2Inflasi Jakarta (y-o-y)

Peningkatan inflasi tersebut dikhawatirkan akan menggerus daya beliPeningkatan inflasi tersebut dikhawatirkan akan menggerus daya beliPeningkatan inflasi tersebut dikhawatirkan akan menggerus daya beliPeningkatan inflasi tersebut dikhawatirkan akan menggerus daya beliPeningkatan inflasi tersebut dikhawatirkan akan menggerus daya beli

konsumen, terutama konsumen strata menengah ke bawah. konsumen, terutama konsumen strata menengah ke bawah. konsumen, terutama konsumen strata menengah ke bawah. konsumen, terutama konsumen strata menengah ke bawah. konsumen, terutama konsumen strata menengah ke bawah. Daya beli

masyarakat yang tergerus dikhawatirkan akan menambah jumlah pendudukyang jumlah konsumsinya di bawah batas garis kemiskinan. Berdasarkan

0

1

2

3

4

5

Jakarta 0,5 1,8 1,6 3,5 4,3Banten -1,0 3,2 2,0 4,5 3,4Jabar -0,3 2,5 1,8 2,8 4,9Nasional 0,2 2,3 2,1 3,4 2,8

II-2007 III-2007 IV-2007 I-2008* II-2008*

Sumber : BPS

% (q-t-q)

0

4

8

12

16

20

Jakarta 5,9 6,5 6,0 7,7 11,7Banten 5,4 6,9 6,3 9,0 13,8Jabar 4,1 5,3 5,3 7,0 12,6Nasional 5,8 7,0 6,6 8,2 11,0

II-2007 III-2007 IV-2007 I-2008 II-2008

Sumber : BPS

% (y-o-y)

79

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

skenario kenaikan harga BBM Mei 2008 sebesar 28,7% diperkirakan akanmenyebabkan pendapatan riil masyarakat turun dari Rp 291 ribu menjadiRp 273 ribu, karena inflasi meningkat. Sehingga jumlah penduduk yang

masuk kategori miskin akan bertambah cukup besar.

Penambahan penduduk miskin akan menjadi citra buruk bagi pemerintahPenambahan penduduk miskin akan menjadi citra buruk bagi pemerintahPenambahan penduduk miskin akan menjadi citra buruk bagi pemerintahPenambahan penduduk miskin akan menjadi citra buruk bagi pemerintahPenambahan penduduk miskin akan menjadi citra buruk bagi pemerintah

yang tugasnya adalah mensejahterakan masyarakat. yang tugasnya adalah mensejahterakan masyarakat. yang tugasnya adalah mensejahterakan masyarakat. yang tugasnya adalah mensejahterakan masyarakat. yang tugasnya adalah mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu untukmengurangi dampak kenaikan harga BBM terhadap penduduk miskin,pemerintah menyalurkan BLT untuk yang kedua kalinya. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan, ternyata untuk sementara BLT mampu menahanpertambahan jumlah penduduk miskin. Pendapatan penduduk miskinpenerima BLT yang hidup di batas garis kemiskinan meningkat dari Rp 291

ribu menjadi Rp 297 ribu.

Kebijakan kenaikan harga BBM yang tidak dapat dihindari pada prinsipnyaKebijakan kenaikan harga BBM yang tidak dapat dihindari pada prinsipnyaKebijakan kenaikan harga BBM yang tidak dapat dihindari pada prinsipnyaKebijakan kenaikan harga BBM yang tidak dapat dihindari pada prinsipnyaKebijakan kenaikan harga BBM yang tidak dapat dihindari pada prinsipnya

memang akan dapat menggerus pendapatan riil masyarakat dan yang palingmemang akan dapat menggerus pendapatan riil masyarakat dan yang palingmemang akan dapat menggerus pendapatan riil masyarakat dan yang palingmemang akan dapat menggerus pendapatan riil masyarakat dan yang palingmemang akan dapat menggerus pendapatan riil masyarakat dan yang paling

dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin.dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin.dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin.dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin.dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin. Oleh karena itukebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan merelokasi subsidikepada yang lebih berhak menerima adalah merupakan langkah yang tepat.

Kebijakan ini ada baiknya terus dilaksanakan, yaitu mengarahkanpenggunaan subsidi agar lebih tepat sasaran. Pengelolaan ekonomi yangbaik, termasuk pengalokasian subsidi yang benar dan tepat akan membantu

memudahkan manajemen makro ekonomi, baik fiskal maupun monetersecara lebih baik, dan di sisi lain sektor riil lebih memiliki kepastian.

Tabel l. 1Skenario Penghasilan Tertinggi Penduduk Miskin, Kenaikan Harga BBM dan BLT

Tanpa Dengan Dengan KenaikanKenaikan Kenaian Harga Harga BM 28,7%

Harga BBM BBM 28,7% dan Program BLT

Batas Garis Kemiskinan (Rp)

1. DKI1. DKI1. DKI1. DKI1. DKI TotalTotalTotalTotalTotal 291.823291.823291.823291.823291.823 273.699273.699273.699273.699273.699 297.146297.146297.146297.146297.146Makanan 191.269 177.670 192.891Non Makanan 100.554 96.029 104.255

2. Banten2. Banten2. Banten2. Banten2. Banten TotalTotalTotalTotalTotal 171.390171.390171.390171.390171.390 151.558151.558151.558151.558151.558 176.202176.202176.202176.202176.202Makanan 123.418 106.436 124.315Non Makanan 47.971 45.122 51.886

Daerah

Sumber : BPS diolah

80

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

81

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB VI. KEUANGAN DAERAH

Perkembangan APBD 2008, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran hinggaMei 2008 menunjukkan realisasi yang relatif rendah namun lebih tinggidibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya. Realisasi

pendapatan mencapai Rp 5,71 triliun atau 30,4% dari total anggaran Rp 18,68triliun. Realisasi yang rendah juga terjadi pada pos belanja, Rp 3,2 triliun atau15,6% dari total, dan juga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor

utama yang mempengaruhi rendahnya realisasi belanja APBD diperkirakan terkaitdengan berlarutnya pengesahan APBD. APBD 2008 baru disahkan dengan PerdaNo. 2/2008 pada tanggal 18 Maret 2008.

A. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Tabel VI. 1APBD DKI Jakarta dan Realisasi Hingga Mei 2007 dan Mei 2008 (Miliar Rupiah)

PendapatanPendapatan Asli Daerah 10.084,3 3.202,6 31,8 10.381,5 4.027,1 38,8

Dana Perimbangan 7.572,1 1.321,7 17,5 8.380,0 1.668,8 19,9

Bagi Hasil Pajak 7.452,2 1.271,8 17,1 8.150,0 1.626,1 20,0Bagi Hasil Bukan Pajak SDA - - 230,0 30,2 13,1

Dana Alokasi Umum 119,9 50,0 41,7 - - -

Dana Alokasi Khusus - - - 12,5 -Lain-Lain Penerimaan Yang Sah 653,1 272,1 41,7 30,0 13,9 46,4

Total Pendapatan DaerahTotal Pendapatan DaerahTotal Pendapatan DaerahTotal Pendapatan DaerahTotal Pendapatan Daerah 18.309,418.309,418.309,418.309,418.309,4 4.796,54.796,54.796,54.796,54.796,5 26,226,226,226,226,2 18.791,518.791,518.791,518.791,518.791,5 5.709,85.709,85.709,85.709,85.709,8 30,430,430,430,430,4

B e l a n j aBelanja Administrasi dan Ops 13.929,1 2.924,4 21,0 14.934,1 3.013,4 20,2

Belanja Pegawai 7.980,2 2.095,6 26,3 8.034,8 2.226,2 27,7

Belanja Barang dan Jasa 4.709,4 755,7 16,0 6.684,0 779,2 11,7Belanja Perjalanan Dinas 56,9 9,3 16,3 - - -

Belanja Pemeliharaan 1.182,6 63,9 5,4 - - -

Belanja Lain-lain - - 215,3 8,0 3,7Belanja Modal 6.142,7 113,3 1,8 5.107,4 176,8 3,5

Belanja Bantuan Keuangan 858,0 310,7 36,2 433,0 - -

Belanja Tidak Tersangka 21,0 5,0 23,8 48,8 5,0 10,2

Total Belanja DaerahTotal Belanja DaerahTotal Belanja DaerahTotal Belanja DaerahTotal Belanja Daerah 20.950,720.950,720.950,720.950,720.950,7 3.353,43.353,43.353,43.353,43.353,4 16,016,016,016,016,0 20.523,320.523,320.523,320.523,320.523,3 3.195,23.195,23.195,23.195,23.195,2 15,615,615,615,615,6

Surplus (Defisit) (2.641,3) 1.443,1 10,2 (1.731,8) 2.514,6 (145,2)

Total Pembiayaan (2.641,3) (1.443,1) 54,6 1.731,8 1.062,9 61,4

Anggaran Realisasi2007 Mei-2007*

Uraian (Rp miliar)

Sumber : Biro Keuangan Pemprov DKI Jakarta

%Anggaran Realisasi

2008 Mei-2008%

82

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

a. Realisasi Pendapatan APBD 2008Realisasi pendapatan sementara APBD 2008 sampai dengan Mei 2008 telahRealisasi pendapatan sementara APBD 2008 sampai dengan Mei 2008 telahRealisasi pendapatan sementara APBD 2008 sampai dengan Mei 2008 telahRealisasi pendapatan sementara APBD 2008 sampai dengan Mei 2008 telahRealisasi pendapatan sementara APBD 2008 sampai dengan Mei 2008 telah

mencapai 30,4% (Tabel VI. 2). mencapai 30,4% (Tabel VI. 2). mencapai 30,4% (Tabel VI. 2). mencapai 30,4% (Tabel VI. 2). mencapai 30,4% (Tabel VI. 2). Realisasi pendapatan daerah yang rendah initerutama bersumber dari msih rendahnya realisasi bagi hasil pajak yang baru

terealisasi Rp 1,6 triliun (20,0%). Faktor penyebabnya dimungkinkan adalah belumdicairkannya dana tersebut oleh pemerintah pusat. Sementara itu, pendapatanasli daerah sampai dengan bulan Mei sudah terealiasi sebesar Rp 4,03 triliun

(38,8%). Pencapaian realisasi yang cukup tinggi ini dipengaruhi oleh perekonomianyang masih bertumbuh sehingga pendapatan pajak daerah, terutama yang berasaldari pajak kendaraan bermontor meningkat. Data menunjukkan bahwa penjualan

kendaraan bermotor di DKI Jakarta masih meningkat cukup tinggi. Realisasi PADStersbut dibandingkan dengan tahun sebelumnya juga melonjak cukup tinggi, yaitudari Rp 3,2 triliun menjadi Rp 4,03 triliun.

Proporsi PAD yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta dianggap relatif mandiriProporsi PAD yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta dianggap relatif mandiriProporsi PAD yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta dianggap relatif mandiriProporsi PAD yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta dianggap relatif mandiriProporsi PAD yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta dianggap relatif mandiri

dalam hal anggaran (Grafik VI.1)dalam hal anggaran (Grafik VI.1)dalam hal anggaran (Grafik VI.1)dalam hal anggaran (Grafik VI.1)dalam hal anggaran (Grafik VI.1). Hal ini berdampak bahwa mulai tahun 2008 DKIJakarta tidak akan diberikan DAU lagi, dikarenakan DKI dianggap telah mampu

memenuhi kebutuhan fiskalnya. Sesuai dengan UU No.33/2004 tentang Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka mulai tahun 2008 DAUdialokasikan dalam formula murni (non hold harmless). Konsekuensinya, daerah

yang memiliki kapasitas fiskal lebih, mendapatkan DAU yang lebih kecil dari tahunsebelumnya atau tidak memperoleh sama sekali. Dana tersebut untuk selanjutnyadialihkan ke daerah miskin (balancing). Namun untuk tahun 2008 Pemprov DKI

Grafik VI.1Proporsi PAD dan Dana Perimbangan dalam

Penerimaan Daerah

Grafik VI.2Proporsi Belanja Pegawai dan Belanja

Modal dalam Belanja Daerah

%

0

10

20

30

40

50

60

2005 2006 2007 2008

Pendapatan Asli DaerahDana Perimbangan

%

0

10

2030

40

50

6070

80

2005 2006 2007 2008

Belanja Administrasi dan OpsBelanja Modal

83

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

memperoleh dana penyesuaian DAU sebesar 25% dari total DAU 2007. Selainitu, APBD 2008 juga mengalami penambahan pendapatan daerah sebesar Rp 96,90miliar dari Pemerintah Pusat yang terdiri atas hibah untuk PT MRT Rp63 miliar dan

bantuan Tunjangan Pendidikan senilai Rp 33,90 miliar.

Untuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah DKI akan melakukanUntuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah DKI akan melakukanUntuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah DKI akan melakukanUntuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah DKI akan melakukanUntuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah DKI akan melakukan

beberapa upaya. beberapa upaya. beberapa upaya. beberapa upaya. beberapa upaya. Upaya dimaksud antara lain adalah mengintensifkan penerimaan

pajak hotel, restoran dan hiburan, dan kendaraan. Direncanakan pajak tidak akandinaikkan, tetapi dintensifkan.

b. Realisasi Belanja APBD 2008Realisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2008 mencapai 15,6%, turun tipisRealisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2008 mencapai 15,6%, turun tipisRealisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2008 mencapai 15,6%, turun tipisRealisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2008 mencapai 15,6%, turun tipisRealisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2008 mencapai 15,6%, turun tipis

dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya (16,0%).dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya (16,0%).dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya (16,0%).dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya (16,0%).dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya (16,0%).

Realisasi APBD yang rendah tersebut terjadi baik pada pos belanja rutin mapunmodal. Pada pos belanja rutin, realisasi baru mencapai Rp 3,01 triliun (20,2%)terutama berasal dari masih rendahnya belanja barang dan jasa. Di sisi belanja

modal, realisasinya bahkan jauh lebih rendah lagi. Dari jumlah yang dianggarkanRp 5,1 triliun baru terealisir Rp 176,8 miliar (3,5%). Secara keseluruhan, diluarbelanja pegawai, realisasi APBD yang rendah tersebut dipengaruhi oleh

keterlambatan pengesahan RAPBD 2008 yang baru dilakukan pada bulan Maret2008. Hal ini menyebabkan pelaksanaan dropping anggaran terhambat karenaproses tender proyek maupun tender pengadaan barang dan jasa menjadi tertunda.

Proporsi belanja administrasi dan operasional pada tahun 2008 tercatat lebih tinggiProporsi belanja administrasi dan operasional pada tahun 2008 tercatat lebih tinggiProporsi belanja administrasi dan operasional pada tahun 2008 tercatat lebih tinggiProporsi belanja administrasi dan operasional pada tahun 2008 tercatat lebih tinggiProporsi belanja administrasi dan operasional pada tahun 2008 tercatat lebih tinggi

dibandingkan tahun 2007. dibandingkan tahun 2007. dibandingkan tahun 2007. dibandingkan tahun 2007. dibandingkan tahun 2007. Hal ini terkait peningkatan belanja daerah tahun initerpusat pada kenaikan gaji PNS sebesar 20 persen sebagaimana diatur dengan

Peraturan Pemerintah (PP) No.10/2008. Tambahan pengeluaran juga terjadi untukJaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Gakin sebesar Rp30 miliar, relokasi anggaranada program padat karya serta subsidi BBM kepada perahu nelayan senilai Rp. 12

miliar, dan biaya operasional dan kehormatan RT/RW.

Di dalam APBN 2008 pemprov DKI akan melakukan pengurangan belanja hinggaDi dalam APBN 2008 pemprov DKI akan melakukan pengurangan belanja hinggaDi dalam APBN 2008 pemprov DKI akan melakukan pengurangan belanja hinggaDi dalam APBN 2008 pemprov DKI akan melakukan pengurangan belanja hinggaDi dalam APBN 2008 pemprov DKI akan melakukan pengurangan belanja hingga

Rp 1,34 triliunRp 1,34 triliunRp 1,34 triliunRp 1,34 triliunRp 1,34 triliun9 . Pemangkasan anggaran tersebut akan digunakan untuk menutup

tambahan belanja Rp 879,10 miliar dan defisit sisa lebih perhitungan anggaran(SilPA 2007 sebesar Rp 436,56 miliar. Terdapat 28 pos program yang akan terkenapemangkasan antara 15-20%. Pos yang terpangkas tersebut antara lain adalah

9 Fauzi Bowo, Investor daily, Selasa - 8 Juli 2008

84

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

sektor pekerjaan umum, perumahan rakyat, penataan ruang, perencanaanpembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dancatatan sipil, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan keluarga

sejahtera, sosial dan tenagakerja. Sementara itu untuk pos pendidikan naik.

B. PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNANRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana Pembangunan

Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKP

(Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). Pada awal masa jabatan, Gubernur DKI Jakartaterpilih menyusun RPJMD DKI Jakarta 2007-2012, untuk mensinergikan program-program pembangunan dengan pelaksanaan RPJP DKI Jakarta 2005-2025. RPJMD

merupakan penjabaran visi10 dan misi11 Jakarta.

Pemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritas

kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah. Prioritas program tersebut disebut sebagaiprogram dedicated yang bersifat multi years, yaitu kegiatan yang waktupenyelesaiannya lebih dari 1 tahun anggaran, berbentuk fisik, dalam satu kesatuan

fungsi dan satu kesatuan kontrak. Beberapa kegiatan program dedicated dalamAPBD 2007-2012 tersebut diantaranya :

a. Pengendalian banjir,

b. Pengembangan perhubungan dan transportasi berbasis rel, jaringan jalan,busway maupun sub way,

c. Peningkatan kualitas lingkungan hidup,

d. Peningkatan kualitas kebutuhan dasar masyarakat,

e. Pengembangan kawasan ekonomi terpadu,

f. Program pemberdayaan mayarakat kelurahan (PPMK),

g. Pelestarian seni dan budaya,

h. Pembinaan olahraga dan pemuda,

10 Jakarta yang nyaman dan sejahtera untuk semua.11 (a) Membangun tata pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah ≈Good Governance∆, (b) Melayani masyarakat

dengan prinsip pelayanan Prima, (c) Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pem-berian Otoritas pada masyarakat untukmengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan perencaraan, pelaksanaan,pengawasan dan pengendalian pem-bangunan, (d) Membangunan sarana dan prasana kota yang menjamin kenyaman,dengan memperhatikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, (e) Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamisdalam mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.

85

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Tabel VI. 2Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. mengoptimalkan peningkatan penerimaan daerah dari

PAD maupun dana perimbangan,

2. Efisiensi pengelolaan APBD,

3. meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui

intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan bagi hasil pajak,

4. meningkatkan kontribusi penerimaan dari BUMD,

5. menghapuskan pungutan retribusi.

Dana Perimbangan Mengoptimalkan penerimaan bagi hasil pajak dari Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Pendapatan Daerah Lain yang Sah Upaya memperoleh bantuan Dana Kontinjensi/Penyeimbang

dan hibah dari Pemerintah Pusat.

Pengeluaran Prioritas untuk Program Dedicated namun pemenuhannya

tidak harus lebih besar dari alokasi belanja lainnya.

Pembiayaan 1. menciptakan pembiayaan yang less risky,

2. menyediakan dana darurat bencana,

3. menyediakan pembiayaan dari dana cadangan,

4. penyertaan modal dalam BUMD,

5. merintis penerbitan obligasi daerah.

Jenis Arah Kebijakan

Sumber : RPJM DKI Jakarta 2007-2012

i. Pembangunan sosial dan,

j. Penerapan good governance.

Arah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang Jakarta

yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi service cityservice cityservice cityservice cityservice city di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. Arah kebijakan ini diharapkan dapatmendorong pembangunan yang berkelanjutan, menyediakan pelayanan mendasar

bagi masyarakat dan meminimalkan resiko fiskal. Secara garis besar, arah kebijakankeuangan dari sisi pendapatan dan pengeluaran adalah sebagai berikut :

86

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

87

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

A. PERTUMBUHAN EKONOMIPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali sedikitPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali sedikitPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali sedikitPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali sedikitPada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Jakarta diperkirakan kembali sedikit

melambatmelambatmelambatmelambatmelambat. Perekonomian diproyeksikan tumbuh pada kisaran angka 5,9% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Perlambatan

tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi dan investasi. Konsumsimenurun dipengaruhi oleh kondisi daya beli yang melemah, ekspektasi konsumenyang turun, dan konsumsi pemerintah yang masih rendah. Investasi melambat

sejalan dengan permintaan internasional dan domestik yang melemah serta ikliminvestasi dan infrastruktur yang masih harus diperbaiki. Kegiatan ekspor dipengaruhioleh permintaan dunia yang melemah tumbuh melambat. Sementara itu Impor

dipengaruhi oleh permintaan domestik yang melemah, tumbuh melambat,walaupun masih di level yang cukup tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih ditopangPertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih ditopangPertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih ditopangPertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih ditopangPertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih ditopang

oleh Konsumsi dan Investasi.oleh Konsumsi dan Investasi.oleh Konsumsi dan Investasi.oleh Konsumsi dan Investasi.oleh Konsumsi dan Investasi. Pertumbuhan di kedua komponen permintaandomestik ini terutama dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal yang memangsedang kurang menguntungkan. Kegiatan ekspor dipengaruhi oleh permintaan

dunia yang relatif menurun, tumbuh melambat. Sementara itu, impor sejalandengan perlambatan permintaan domestik tumuh melambat.

Tabel VII.1Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

DKI 2006 2007* Q1-2008* Q2-2008* Q3-2008p

Konsumsi 5,8 9,0 7,8 7,1 6,7

Investasi 4,6 6,7 8,3 8,6 8,5

Ekspor 8,5 4,5 6,3 2,9 2,8

Impor 8,6 12,3 17,2 15,8 15,6

P D R B 5,9 6,4 6,3 6,1 5,9

* angka sementarap proyeksi BI

1. Sisi permintaanKonsumsi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat dengan lajuKonsumsi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat dengan lajuKonsumsi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat dengan lajuKonsumsi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat dengan lajuKonsumsi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat dengan lajupertumbuhan sebesar 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulanpertumbuhan sebesar 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulanpertumbuhan sebesar 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulanpertumbuhan sebesar 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulanpertumbuhan sebesar 6,7% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulansebelumnya (7,1%). sebelumnya (7,1%). sebelumnya (7,1%). sebelumnya (7,1%). sebelumnya (7,1%). Perlambatan pertumbuhan konsumsi dapat dilihat dari

beberapa indikator, seperti prompt, hasil survei, dan informasi anekdotal yang

88

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

menunjukkan bahwa trend pertumbuhan konsumsi diperkirakan melambat. Hasilsurvei menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi mulai melemah antara lainadalah indeks ekspektasi konsumen dan indeks tendensi konsumen. Indeks

ekspektasi konsumen menunjukkan bahwa pada triwulan III-2008 konsumsimenurun. Penurunan terjadi baik pada komponen kondisi lapangan kerja,penghasilan maupun kondisi ekonomi. Sementara itu indeks tendensi konsumen

oleh BPS masih menunjukkan kecenderungan menurun meskipun terdapat sedikitperbaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Indikator lainnya yaitupenjualan apartemen yang pada triwulan III-2008 diperkirakan hanya mencapai

98% dari penjualan triwulan sebelumnya.

Kenaikan daya beli juga terhambat mengingat bahwa tidak semua perusahaanKenaikan daya beli juga terhambat mengingat bahwa tidak semua perusahaanKenaikan daya beli juga terhambat mengingat bahwa tidak semua perusahaanKenaikan daya beli juga terhambat mengingat bahwa tidak semua perusahaanKenaikan daya beli juga terhambat mengingat bahwa tidak semua perusahaan

pada tahun 2008 menaikkan gaji karyawannya, sementara disisi lain inflasi tingggi.pada tahun 2008 menaikkan gaji karyawannya, sementara disisi lain inflasi tingggi.pada tahun 2008 menaikkan gaji karyawannya, sementara disisi lain inflasi tingggi.pada tahun 2008 menaikkan gaji karyawannya, sementara disisi lain inflasi tingggi.pada tahun 2008 menaikkan gaji karyawannya, sementara disisi lain inflasi tingggi.

Dari laporan Jamsostek, di DKI Jakarta terdapat sekitar 5487 perusahaan dari 117ribu perusahaan di seluruh Indonesia yang mengikuti Jamsostek. Dari data tersebut

Grafik VII.3IndeksTendensi Konsumen

Grafik VII.4Prospek Penjualan Apartemen

Grafik VII.1Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik VII.2Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen

%, y-o-y Indeks

0

2

4

6

8

10

12

50

60

70

80

90

100

110

120

2006 2007 20082 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

g.PDRB Konsumsi JktIndeks Ekspektasi Konsumen (rhs)

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

Ekspektasi penghasilan 6 bulan yadKetersediaan lapangan kerja 6 bulan yadKondisi ekonomi 6 bulan yad

%, y-o-y

* perkiraan BPS

Indeks ITK

0

2

4

6

8

10

12

2003 2004 2005 2006 2007 2008III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

80859095100105110

115120125

g.PDRB Konsumsi JktEkspektasi ITK BPS (rhs)

Unit

Sumber : CII, diolah

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

2006 2007 2008IV I II III IV I II

Unit Tersedia 62,982Unit Terjual 43,457

89

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

terdapat 40% perusahaan tidak menaikkan gajinya yang dilihat dari jumlah iurannyatidak pernah naik (tetap).

Investasi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat, dengan lajuInvestasi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat, dengan lajuInvestasi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat, dengan lajuInvestasi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat, dengan lajuInvestasi pada triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat, dengan lajupertumbuhan 8,5%, sedikit turunpertumbuhan 8,5%, sedikit turunpertumbuhan 8,5%, sedikit turunpertumbuhan 8,5%, sedikit turunpertumbuhan 8,5%, sedikit turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnya(8,6%).(8,6%).(8,6%).(8,6%).(8,6%). Perlambatan ini terkait dengan kondisi perekonomian nasional daninternasional, ekspektasi dunia usaha terhadap prospek perekonomian yang masih

belum membaik ditengah-tengah suku bunga yang meningkat dan iklim investasiserta infrastruktur yang perbaikannya berlajalan lambat. Sementara itu investasipemerintah pada triwulan III-2008 dipastikan mulai tumbuh, sejalan dengan mulai

dijalankannya tender dan proyek-proyek pembangunan di Jakarta. Untuk investasiyang bersifat multiyears berupa proyek prasarana masih tetap berjalan, antaralain proyek Banjir Kanal Timur, jalur busway koridor VIII - X yang jangkauannya

meliputi Jakarta dan Banten.

Walaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahun

2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, khususnya investasi bangunansebelumnya, khususnya investasi bangunansebelumnya, khususnya investasi bangunansebelumnya, khususnya investasi bangunansebelumnya, khususnya investasi bangunan. Beberapa proyek yang terkait denganinvestasi bangunan tersebut antara lain adalah berlanjutnya pembangunan propertioleh pemerintah daerah, appartemen, perkantoran serta retail sector. Sementara

itu proyek yang terkait dengan investasi non bangunan adalah pengadaan mesin-mesin dan peralatan yang pertumbuhannya relatif lambat.

Pembangunan properti oleh pemerintah daerah antara lain adalah pembangunanrusun 1000 tower yang tersebar diseluruh DKI Jakarta. Proyek tersebut antara lainadalah Rusunami Kebagusan City, Menara Cawang, Kelapa Gading Nias Residence,dan Citipark Cengkareng. Pembangunan appartemen oleh pihak swasta antaralain The Wave at Rasuna Epicentrum, Residence at Ciputra Complex, dan DenpasarResidence at Kuningan City. Untuk properti retail, pada triwulan III-2008 di Jakarta

terdapat beberapa proyek yang sedang diselesaikan, antara lain Blok M Square,Rasuna Episentrum, Gandaria Main Street. Sementara itu investasi dalam bentukmesin dan peralatannya, peningkatannya relatif masih terbatas yang antara lain

disebabkan oleh masih relatif belum optimalnya pertumbuhan pasar domestikdan luar negeri. Kenaikan permintaan oleh sebagian besar industri masih diresponmelalui peningkatan penggunaan kapasitas.

Ke depan, sejalan dengan semangat pemerintah yang semakin pro investasi danKe depan, sejalan dengan semangat pemerintah yang semakin pro investasi danKe depan, sejalan dengan semangat pemerintah yang semakin pro investasi danKe depan, sejalan dengan semangat pemerintah yang semakin pro investasi danKe depan, sejalan dengan semangat pemerintah yang semakin pro investasi dan

bisnis, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi. bisnis, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi. bisnis, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi. bisnis, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi. bisnis, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi. Semangat pemerintahtersebut antara lain tercermin pada beberapa produk Peraturan Pemerintah yang

90

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

dihasilkan yang antara lain juga ditujukan untuk mendukung peningkatan investasi,seperti :

(1). Pemerintah juga mengeluarkan ketentuan yang mendasar bagi pelaksanaan

kegiatan investasi dengan dikeluarkannya UU penanaman modal pada bulanMei 2007.

(2). Inpres No. 3/2006 tentang paket kebijakan perbaikan iklim investasi danperaturan selanjutnya yang mengeluarkan wewenang bagi pemda untukmengeluarkan ijin investasi penanaman modal bagi PMDN sepanjang

ketentuannya mengacu kepada ketentuan investasi BKPM.

(3). Peraturan Presiden 4/2006 tentang Penataaan dan Pembinaan Pasar Moderndan Toko Modern yang memberikan peluang kepada investor asing untuk

masuk ke bisnis eceran dan lokal. Peraturan ini diharapkan memacupertumbuhan bisnis eceran dan lokal di kota besar seperti Jakarta.

(4). Perda DKI Jakarta No 2/2002 tentang Perpasaran Swasta yang diperkuat dengan

Perpres Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan PasarTradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern yang menerangkan bahwapembentukan pasar modern harus disesuaikan dengan tata ruang.

(5). Peraturan Menkeu No. 39/PMK01/2006 tentang Proyek Infrastrukturmemberikan jaminan kepada investor yang bergerak di bidang infrastruktur,termasuk proyek monorail di DKI Jakarta.

(6). PP No. 1/2007 tanggal 4 Januari 2007 tentang pemberian insentif bagi usahabaru maupun perluasan usaha yang dilakukan pada 15 kelompok industri,

(7). Paket kebijakan investasi yang merupakan kelanjutan dari inpres No. 6 tahun2007. Sebelumnya, inpres No 6 th 2007 tersebut merupakan tindak lanjutinpres No 3 tahun 2003.

Sementara itu Perda yang berpeluang hambatan investasi antara lain :

(1). Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi bangunan berlantai 8 ke atas harusmelalui pemeriksaan konstruksi bawah bangunan oleh pakar geoteknik.

Diperkirakan ketentuan ini menghambat pembangunan properti mengingatpakar geoteknik yang berlisensi di Jakarta sangat langka.

(2). Kepmendagri No 24 tahun 2006 yang mengharuskan pemda menyediakan

layanan satu atap bagi pengurusan investasi. Meskipun pelaksanaannya palinglambat bulan Juli 2007, namun ketentuan ini belum ditindak lanjuti oleh pemda

91

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

di propinsi Banten karena kesiapan dikhawatirkan akan mempengaruhipendapatan daerah dari sektor perijinan dan kekurang siapan sumber dayamanusia.

Ekspor pada triwulan III-2008 diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dengan lajuEkspor pada triwulan III-2008 diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dengan lajuEkspor pada triwulan III-2008 diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dengan lajuEkspor pada triwulan III-2008 diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dengan lajuEkspor pada triwulan III-2008 diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dengan lajupertumbuhan yang melambat (2,8%), turun dibandingkan periode sebelumnyapertumbuhan yang melambat (2,8%), turun dibandingkan periode sebelumnyapertumbuhan yang melambat (2,8%), turun dibandingkan periode sebelumnyapertumbuhan yang melambat (2,8%), turun dibandingkan periode sebelumnyapertumbuhan yang melambat (2,8%), turun dibandingkan periode sebelumnya2,9%.2,9%.2,9%.2,9%.2,9%. Perlambatan pertumbuhan ekspor Banten dipengaruhi oleh permintaan

dunia yang menurun. Sementara itu pasar dalam negeri belum pulih setelahmengalami penurunan daya beli akibat inflasi yang tinggi terkait dengan kenaikanharga BBM yang cukup signifikan.

Sementara itu, impor di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh lebih rendah namunSementara itu, impor di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh lebih rendah namunSementara itu, impor di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh lebih rendah namunSementara itu, impor di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh lebih rendah namunSementara itu, impor di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh lebih rendah namun

pada level yang tinggi 15,6%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnyapada level yang tinggi 15,6%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnyapada level yang tinggi 15,6%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnyapada level yang tinggi 15,6%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnyapada level yang tinggi 15,6%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

15,8%15,8%15,8%15,8%15,8%. Faktor yang mempengaruhi masih tingginya impor, baik impor yang berasaldari propinsi lain (domestik) maupun impor dalam rangka perdaganganinternasional terutama adalah masih cukup tingginya permintaan domestik di DKI,

walaupun melambat.

2. Sisi PenawaranRespon di sisi sektoral terhadap perkembangan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap perkembangan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap perkembangan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap perkembangan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap perkembangan disisi permintaan tercermin pada

pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. Sektor-sektor ekonomi utama yangtumbuh relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumya antara lain adalahsektor perdagangan; sektor jasa-jasa dan sektor industri. Sedangkan beberapa

sektor utama lainnya tumbuh melambat, seperti sektor bangunan, keuangan,pegangkutan dan bangunan.

Pertanian 0.7 1.5 1.4 -0.3 1.3Pertambangan 1.9 0.5 1.5 0.9 -0.1Industri 4.8 4.6 4.1 4.0 4.2Listrik 5.0 5.2 7.4 7.3 4.0Bangunan 7.1 7.8 7.5 7.6 7.4Perdagangan 6.6 6.9 6.9 6.7 7.0Pengangkutan 12.3 15.2 14.9 14.3 12.5Keuangan 4.2 4.5 4.1 4.0 3.7Jasa-jasa 5.4 6.1 6.4 6.1 6.2PDRB 5.9 6.4 6.3 6.1 5.9

Tabel VII. 2 Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

DKI 2006 2007* Q1-2008* Q2-2008* Q3-2008p

* angka sangat sementarap proyeksi BI

92

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Sektor IndustriSektor industri diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dengan perkiraan laju

pertumbuhan sebesar 4,2%, naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,0%.pertumbuhan sebesar 4,2%, naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,0%.pertumbuhan sebesar 4,2%, naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,0%.pertumbuhan sebesar 4,2%, naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,0%.pertumbuhan sebesar 4,2%, naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,0%.Ditengah-tengah hambatan yang menimpa sektor industri terkait dengan tingginya

harga bahan baku dan kesulitan lainnya sektor ini masih tumbuh membaik. Subsektor yang diperkirakan memacu pertumbuhan adalah industri mesin/alat angkut,elektronik dan industri tekstil, walaupun disisi lain terjadi perlambatan pada industri

alas kaki. Industri mesin dan alat angkut meningkat sejalan dengan peningkatanpasar ekspor maupun lokal. Sementara itu industri kecil seperti industri kue, rotidan mie diperkirakan mengalami perlambatan akibat dari kenaikan harga bahan

baku tepung terigu yang mencapai 35%. Demikian pula pengrajin tahu dan tempeyang merupakan bagian dari industri kecil, sebagian sudah gulung tikar karenatidak sanggup untuk membeli bahan baku kacang kedelai yang harganya naik

dari Rp3.400/kg menjadi Rp 7.500 per kg. Di Jakarta tercatat tidak kurang dari234 pengrajin tempe gulung tikar.

Sektor BangunanSektor Bangunan diperkirakan tumbuh melambat sebesar 7,4%, sedikit lebihSektor Bangunan diperkirakan tumbuh melambat sebesar 7,4%, sedikit lebihSektor Bangunan diperkirakan tumbuh melambat sebesar 7,4%, sedikit lebihSektor Bangunan diperkirakan tumbuh melambat sebesar 7,4%, sedikit lebihSektor Bangunan diperkirakan tumbuh melambat sebesar 7,4%, sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,6%rendah dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,6%rendah dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,6%rendah dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,6%rendah dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,6%.Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan melemahnya permintaan. Daya beli

yang menurun sejalan dengan inflasi yang meningkat memberi tekanan terhadappertumbuhan di sektor ini.

Walaupun sektor bangunan relatif mengalami tekanan, namun pembangunanWalaupun sektor bangunan relatif mengalami tekanan, namun pembangunanWalaupun sektor bangunan relatif mengalami tekanan, namun pembangunanWalaupun sektor bangunan relatif mengalami tekanan, namun pembangunanWalaupun sektor bangunan relatif mengalami tekanan, namun pembangunan

beberapa proyek properti dan infrastruktur masih terus berjalan.beberapa proyek properti dan infrastruktur masih terus berjalan.beberapa proyek properti dan infrastruktur masih terus berjalan.beberapa proyek properti dan infrastruktur masih terus berjalan.beberapa proyek properti dan infrastruktur masih terus berjalan. Dari sisipemerintah, Pemda DKI sampai akhir tahun 2008 akan membangun 1.000 towerdi DKI Jakarta. Sementara itu, beberapa proyek infrastruktur yang akan dikerjakan

pada triwulan III-2008 anara lain adalah penyelesaian tiga jembatan layang yaitujembatan layang Roxi, R. E. Martadinata dan Yos Sudarso, terowongan jalanAngkasa dan Jl. Iskandar Muda yang keseluruhannya menelan biaya Rp 347 miliar

dan proyek penambahan ruas jalan tol bandara pada saat ini juga tengah berjalan.Proyek-proyek properti maupun infrastruktur lain yang dilaksanakan baik olehswasta maupun pemerintah pada saat ini antara lain adalah :

a. Banjir Kanal TimurProyek Banjir Kanal Timur masih menghadapi kendala proses pembebasan tanah.Untuk mengatasi masalah itu, wapres Jusuf Kalla telah menyarankan agar Pemerintah

93

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Propinsi DKI Jakarta menerapkan Perpres No 36/2005 untuk membebaskan lahanBKT. Perpres tersebut memaksa masyarakat untuk menyerahkan tanahnya lewatpengadilan. Diharapkan proses pembebasan tanahnya selesai tahun 2008 sehinga

BKT dapat berfungsi pada pertengahan tahun 2009.

b. BuswayPekerjaan jalan koridor busway VII-X senilai Rp 350 miliar saat ini tengah di kerjakan.Jalur ini akan dilengkapi dengan 63 Halte Busway, 27 jembatan penyeberanganorang (JPO) yang dilengkapi empat sky walk paid area (SWPA) untuk melayani 10

koridor busway. Dengan SWPA, jumlah pesinggungan antar koridor bertambahsehingga menjadi 17 titik sehingga penumpang semakin mendapat kemudahanuntuk berpindah antar koridor. Pembangunan tersebut direncanakan akan

menyerap biaya sebesar Rp 365 miliar dengan target penyelesaian Juni 2008.

Gambar VII.1Proyek Jalur Busway

Gambar VII.2Proyek Banjir Kanal Timur

Wilayah

DKI Jakarta

c. Rusun, Apartemen dan Pusat BelanjaPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) di

wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. Rusunami yang konstruksinya akan selesai pada akhir tahun2008 berlokasi di :

1. Pulau Gebang (6 menara)

2. Cengkareng (10 menara)

3. Kemayoran (5 menara)

94

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Dimasa-masa mendatang pembangunan rumah susun akan bertambah sekitar15.000 unit dengan adanya komitmen pembangunan rusun oleh Agung Podomorogroup sebanyak 6.000 unit, Gapura Prima sebanyak 8.000 unit dan PT Bakri

Development Tbk sebanyak 3.000 unit.

Disisi swasta, di tahun 2008 ini beberapa apartemen, perkantoran dan retail akanDisisi swasta, di tahun 2008 ini beberapa apartemen, perkantoran dan retail akanDisisi swasta, di tahun 2008 ini beberapa apartemen, perkantoran dan retail akanDisisi swasta, di tahun 2008 ini beberapa apartemen, perkantoran dan retail akanDisisi swasta, di tahun 2008 ini beberapa apartemen, perkantoran dan retail akan

dibangun. dibangun. dibangun. dibangun. dibangun. Pembangunan apartemen tersebut antara lain adalah Taman Rasuna

North Tower, Hampton Park, Marbella Kemang Residence, Kemang Village danNirwana Boutique Residence. Sementara itu pembangunan perkantoran olehswasta dalam triwulan II-2008 adalah The Energy, The City Tower, Bakri Towers,

Cyber 2, Menara DEA, Treva TB Simatupang, Menara 165 dan Pluit Junction ButiqueOffice. Sementara itu, pembangunan pusat retail antara lain adalah di Blok M,dan dibeberapa tembat lainnya, termasuk upaya Pemda melanjutkan pembangunan

blok A yang telah sukses tahun 2008 dengan membangun Blok B di pasar TanahAbang pada areal seluas 1,2 Ha yang diperkirakan dapat menampung sebanyak5,689 kios.

Sumber : CII, diolah

Tabel VII. 3Pembangunan Properti di DKI Jakarta

Office SectorOffice SectorOffice SectorOffice SectorOffice Sector CBD Sudirman Tower

CBD Kota Kasablanka

CBD The Plaza Tower

CBD Kuningan City Tower

CBD UOB Plaza

Outside CBD Kencana Tower

Outside CBD Menara 165

Outside CBD MT Haryono Square

Appartment SectorAppartment SectorAppartment SectorAppartment SectorAppartment Sector Kuningan Taman Rasuna North Tower

Kuningan Hampton Park

Kemang Marbella Kemang Residence

Kemang Kemang Village

Kemang Nirwana Boutique Residence

Retal SectorRetal SectorRetal SectorRetal SectorRetal Sector Kebayoran Blok M Square

Kuningan Rasuna Episentrum

Kebayoran Gandaria Main Street

Jakarta Utara Galeria Glodok

Jenis Lokasi Nama

95

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

d. Jalan TolPembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta - Tanjung Prioksepanjang 122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulaitahun 2008 dan selesai tahun 2010 yang terdiri dari

1. Bandara - Kunciran 15,2 km

2. Kunciran - Serpong 11,2 km

3. Serpong - Cinere 10,1 km

4. Cinere - Jagorawi 14,6 km, Jagorawi - Cibitung 25,4km

5. Cibitung - Cilincing 33,9 km.

Jika tol tersebut selesai maka pengendara dari luar kota yang akan menuju keBandara Sukarno Hatta tidak perlu harus lewat tol dalam kota. Proyek

pembangunan Jalan Tol dalam kota diperkirakan segera terealisasi setelah adanyapersetujuan dari Departemen Pekerjaan Umum dan kantor Menko Perekonomian.Proyek ini sebagian besar akan dibiayai PT Jakarta Tol Road Development (JTD)

dengan anggaran sebesar 23 trilyun dan diperkirakan selesai 2010. Pelaksananyatahun 2008 akan dilakukan tender bekerjasama dengan Pemda DKI. Ke enamruas tol tersebut adalah :

1. (Kampung Melayu - Kemayoran (9,7 km)

2. Kampung Melayu - Duri Pulo (11,4 km)

3. Casablanca - Pasar Minggu (9,6 km)

4. Pulo Gebang - Kemayoran (10,8 km)

5. Kemayoran - Rawa Buaya 22,8 km)

6. Ulujami - Tanah Abang ( 8,3 km)

e. Rehabilitasi InfrastrukturSedangkan perbaikan infrastruktur yang bersifat rehabilitasi pada tahun 2008 antaralain akan dilakukan terhadap 424.000 meter jalan yang terdiri dari :

- Perbaikan jalan darurat Rp 6 miliar

- Perbaikan jalan rusak ringan sebesar Rp 6,8 miliar

- Perbaikan jalan rusak berat sebesar Rp 56 miliar.

96

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Khusus untuk permasalahan jalan tol Bandara yang diakibatkan oleh banjir Februari2008, pemerintah disamping melakukan perbaikan, juga akan melakukanpelebaran Jalur Tol Sediatmo sepanjang 12 km dari Pluit menuju Kamal dengan

nilai investasi Rp 260 miliar. Proyek tersebut dimulai Maret 2008 dan diperkirakanakan selesai selama 12 bulan.

f. Mass Rapid TransportationPembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pinjaman danaJBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. MRT diharapkan dapat beroperasi tahun

2014 yang pembangunannya dilaksanakan dalam 2 tahap :

Tahap 1 Jalur Lebak Bulus - Dukuh Atas yang terdiri dari

a. Jalur di atas tanah : Lebak Bulus - Senayan (11,2 km)

b. Jalur di bawah tanah : Senayan - Dukuh Atas (3,1 km)

Tahap 2 Jalur Dukuh Atas - Kota

a. Jalur bawah tanah Dukuh Atas - Harmoni

b. Jalur di atas kali Ciliwung Harmoni - Kota

Sementara itu, proyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008

diharapkan akan dimulai kembali. Proses administrasi pinjaman dari Bank RakyatIndonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Konsorsium Bank DKI danbeberapa bank swasta telah dilakukan. Pada waktunya monorail akan memiliki 2

lintasan yaitu :

1. Jalur hijau (green line) melalui Kp melayu, Casablanca, Tanah Abang, H. Sabeni,Jatibaru, Cideng Roxi (14,3 km)

2. Jalur biru (blue line) melalui HR Rasuna Said, Gatot Subroto, Sudirman, Senayan,Kompleks DPR/MPR, S Parman, Kiapang-Pejompongan, Dukuh Atas.

Pemda Jakarta sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan Monorail,mengingat proyek ini dapat mengurangi kemacetan, juga karena sebagian besar(52%) saham PT Jakarta Monorail dimiliki oleh Jakarta Propertindo milik Pemda

DKI Jakarta.

Untuk pembangunan KA Bandara pada saat ini masih dalam tahap studi kelayakan.Proyek yang semula diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 2,2 triliun ternyata

meningkat menjadi sebesar Rp 3,8 triliun. Proyek ini akan dikerjakan oleh PT

97

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Railink yang dimiliki oleh PT KA 40% dan PT Angkasa Pura II sebesar 60%. Proyekini diharapkan dapat diselesaikan pada bulan Juni 2009.

Sektor PerdaganganSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh 7,0%, naikSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh 7,0%, naikSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh 7,0%, naikSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh 7,0%, naikSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh 7,0%, naik

dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,7%. dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,7%. dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,7%. dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,7%. dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,7%. Pertumbuhan ini terjadi baik di

sub sektor perdagangan besar maupun perdagangan kecil. Indikasi peningkatanantara lain adalah terjadinya peningkatan dalam arus perdagangan besar yaituarus barang di pelabuhan. Peningkatan arus barang terjadi didukung oleh selesainya

pembangunan dermaga baru di JICT yang dilengkapi 2 buah crane yang dapatmelayani kapal besar berbobot mati sampai 5.000 ton, serta penambahan kapasitasPelabuhan Tanjung Priuk yaitu 2 buah crane di dermaga utara. Untuk mengantisipasi

kebutuhan bongkar muat kapal yang terus meningkat, Pemda DKI membangunPelabuhan Tanjung Priok tahap II pada lahan seluas 3000 Ha. Jakarta InternationalContainer Terminal (JICT) merencanakan untuk berinvestasi sebesar Rp 1,5 Triliun

sejak tahun 2008 sampai 2010 untuk membangun dermaga petikemas tambahandalam menyelesaikan masalah kepadatan isian dan penumpukan (yard occupancyratio) yang terjadi sejak akhir tahun 2007.

Sementara itu untuk mendukung UMKM, sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kiosSementara itu untuk mendukung UMKM, sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kiosSementara itu untuk mendukung UMKM, sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kiosSementara itu untuk mendukung UMKM, sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kiosSementara itu untuk mendukung UMKM, sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kios

di Blok B di pasar Tanah Abang yang saat ini tengah dibangun akan diserahkandi Blok B di pasar Tanah Abang yang saat ini tengah dibangun akan diserahkandi Blok B di pasar Tanah Abang yang saat ini tengah dibangun akan diserahkandi Blok B di pasar Tanah Abang yang saat ini tengah dibangun akan diserahkandi Blok B di pasar Tanah Abang yang saat ini tengah dibangun akan diserahkan

kepada koperasi dengan pembebasan biaya sewa selama 2 tahun.kepada koperasi dengan pembebasan biaya sewa selama 2 tahun.kepada koperasi dengan pembebasan biaya sewa selama 2 tahun.kepada koperasi dengan pembebasan biaya sewa selama 2 tahun.kepada koperasi dengan pembebasan biaya sewa selama 2 tahun. Penyerahan

kios ini merupakan bagian dari program pemerintah perempuan Keluarga sehatdan sejahtera. Sementara itu, di sektor perdagangan tradisional yang sempat

Grafik VII.5Office sector di DKI Jakarta

Grafik VII.6Retail Sector di DKI Jakarta

Sumber : CII, diolah

meter2

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

2007 2008 2008pI II III IV I II III

Unit Terpakai 3,249,701Unit Tersedia 3,748,049

Sumber : CII, diolah

20.000

1.020.000

2.020.000

3.020.000

IV I II III IV I II III

2008p2006 2007 2008

80828486889092949698100Unit Tersedia 62,982

Occupation Rate 88.5

98

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

mengalami kesulitan akibat menjamurnya minimarket tahun 2006, diperkirakanakan kembali tumbuh. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintahmelalui Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 115 tahun 2006 yang sejak tahun

2007 melarang pembukaan minimarket baru di wilayah DKI Jakarta.

Sumber : Warta Kota

Tabel VII. 4Pasar Tradisional dan Pasar Modern di DKI Jakarta

Jakarta Pusat 39 HypermartHypermartHypermartHypermartHypermart Super Alfa 35

Jakarta Timur 33 Giant 12

Jakarta Selatan 28 Makro 15

Jakarta Barat 27 Hypermart 15

Jakarta Utara 24 Hero 90

Superindo 38

Super MarketSuper MarketSuper MarketSuper MarketSuper Market Matahari Supermarket 67

Matahari 83

Alfa Gudang Rabat 35

Ramayana Bazar 35

Mini MarketMini MarketMini MarketMini MarketMini Market Ramayana Dept Store 38

Indomart 758

Alfamart 425

Starmart 38

Total Pasar TradisionalTotal Pasar TradisionalTotal Pasar TradisionalTotal Pasar TradisionalTotal Pasar Tradisional 151151151151151 Total Pasar ModernTotal Pasar ModernTotal Pasar ModernTotal Pasar ModernTotal Pasar Modern 16841684168416841684

Pasar Tradisional Pasar Modern

Nama Lokasi Jumlah Jenis Nama Jumlah

Sektor ListrikSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,0%, melambat dibandingkan denganSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,0%, melambat dibandingkan denganSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,0%, melambat dibandingkan denganSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,0%, melambat dibandingkan denganSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,0%, melambat dibandingkan dengan

pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,3%. pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,3%. pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,3%. pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,3%. pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 7,3%. Perlambatan tersebut terjadidiperkirakan disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan bakar ke pembangkittenaga listrik PLTGU Muara Karang sehingga hanya berproduksi 400 MW dari

kapasitasnya 700 MW. Kapsitas akan meningkat jika pasokan gas dari BritishPetrolium dengan pipa gas Grissik Muara Tawar sudah terealisasi. Secarakeseluruhan pasokan listrik di kawasan Ibu Kota masih belum mencukupi dari

kebutuhan yang ada, karena dari kebutuhan 4.500 MW baru terpenuhi sekitar2.000 MW yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) TanjungPriok dan PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara.

Sementara itu sub sektor gas tahun 2008 diperkirakan semakin meningkat sejalanSementara itu sub sektor gas tahun 2008 diperkirakan semakin meningkat sejalanSementara itu sub sektor gas tahun 2008 diperkirakan semakin meningkat sejalanSementara itu sub sektor gas tahun 2008 diperkirakan semakin meningkat sejalanSementara itu sub sektor gas tahun 2008 diperkirakan semakin meningkat sejalan

dengan program pemerintah konversi minyak tanah ke gas. dengan program pemerintah konversi minyak tanah ke gas. dengan program pemerintah konversi minyak tanah ke gas. dengan program pemerintah konversi minyak tanah ke gas. dengan program pemerintah konversi minyak tanah ke gas. Untuk mendukung

99

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

program tersebut, Dinas Pertambangan DKI Jakarta telah mendistribusikan secaragratis 1,5 juta kompor dan tabung gas 3 kg.

Sub Sektor air juga mengalami peningkatan dengan telah selesainya perbaikanSub Sektor air juga mengalami peningkatan dengan telah selesainya perbaikanSub Sektor air juga mengalami peningkatan dengan telah selesainya perbaikanSub Sektor air juga mengalami peningkatan dengan telah selesainya perbaikanSub Sektor air juga mengalami peningkatan dengan telah selesainya perbaikan

yang yang dilakukan oleh pengelola air minum.yang yang dilakukan oleh pengelola air minum.yang yang dilakukan oleh pengelola air minum.yang yang dilakukan oleh pengelola air minum.yang yang dilakukan oleh pengelola air minum. Mitra kerja PAM Jaya yaitu PAMLyonnaise Jaya (Palyja) berkomitmen untuk membangun 7.000 sambungan dan51 kios air bersih paling lambat Februari 2008. Hal ini untuk mendukung program

100 gubernur DKI Jakarta, dengan menyediakan kios air yang menjual air lebihmurah yaitu sebesar Rp 1.050 per meter. Sampai akhir tahun 2008 ditargetkansebanyak 15.000 keluarga miskin di Jakarta akan mendapatkan pelayanan instalasi

air bersih dari dua operator PAM Jaya yaitu PT TPJ dan Palyja, yang merupakanprogram Output Base Aid (OBA) dari World Bank. Target selanjutnya adalahpenyediaan air bersih yang siap diminum dan penyediaan air bagi gedung tinggi

(700 gedung) di Jakarta.

Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi meskipun tumbuhSektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi meskipun tumbuhSektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi meskipun tumbuhSektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi meskipun tumbuhSektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi meskipun tumbuh

melambat (12,5%), turunmelambat (12,5%), turunmelambat (12,5%), turunmelambat (12,5%), turunmelambat (12,5%), turun dibandingkan dengandibandingkan dengandibandingkan dengandibandingkan dengandibandingkan dengan pertumbuhan periodepertumbuhan periodepertumbuhan periodepertumbuhan periodepertumbuhan periode

sebelumnya sebesar 14,3%.sebelumnya sebesar 14,3%.sebelumnya sebesar 14,3%.sebelumnya sebesar 14,3%.sebelumnya sebesar 14,3%. Di sub sektor transportasi, masih tingginyapertumbuhan di sub sektor ini antara lain berasal dari komponen angkutan udaradan angkutan kereta api. Kinerja angkutan udara meningkat sejalan dengan

adanya tambahan rute penerbangan dari Jakarta dan tambahan jumlah armadaoleh beberapa perusahaan penerbangan. Kinerja angkutan kereta api meningkatsejalan dengan adanya tambahan 5 trayek baru KA Jabotabek jurusan Jakarta

Bekasi, dan penambahan trayek baru KA Ciujung Semi Express dalam jalur gandajurusan Jakarta Serpong. Kereta api Ekonomi AC Jakarta Bogor yang telahdiluncurkan bulan Februari 2008, diperkirakan akan mendapat tanggapan yang

sangat baik dari masyarakat sehingga akan meningkatkan kinerja sektortransportasi pada triwulan ini. Dengan adanya tambahan pengangkutan keretasebanyak 20 perjalanan, maka jalur Jakarta setap harinya dilayani oleh 180

perjalanan kereta ekonomi.

Kinerja angkutan darat Busway diperkirakan sedikit meningkat denganKinerja angkutan darat Busway diperkirakan sedikit meningkat denganKinerja angkutan darat Busway diperkirakan sedikit meningkat denganKinerja angkutan darat Busway diperkirakan sedikit meningkat denganKinerja angkutan darat Busway diperkirakan sedikit meningkat dengan

penambahan jumlah jalur busway dan penambahan armada busway dari 212 unitpenambahan jumlah jalur busway dan penambahan armada busway dari 212 unitpenambahan jumlah jalur busway dan penambahan armada busway dari 212 unitpenambahan jumlah jalur busway dan penambahan armada busway dari 212 unitpenambahan jumlah jalur busway dan penambahan armada busway dari 212 unit

menjadi 329 unit. menjadi 329 unit. menjadi 329 unit. menjadi 329 unit. menjadi 329 unit. Sebanyak 62 unit busway berbahan bakar gas (BBG) dan 30 busgandeng yang berkapasitas 180 penumpang telah dioperasikan untuk koridor V

(Kampung Melayu - Ancol). Sementara itu jalur busway koridor VIII-X melewatiperumahan mewah Pondok Indah saat ini tengah dilengkapi fasilitas halte danpenyeberangan orang sehingga direncanakan dapat beroperasi pada bulan

100

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

September 2008. Angkutan Bajaj BBG akan meningkat dengan telah dikeluarkanijin ijin prinsip bagi 4.750 Bajaj BBG pada bulan Maret 2008.

Sub sektor komunikasi dipastikan juga masih meningkat cukup tinggi.Sub sektor komunikasi dipastikan juga masih meningkat cukup tinggi.Sub sektor komunikasi dipastikan juga masih meningkat cukup tinggi.Sub sektor komunikasi dipastikan juga masih meningkat cukup tinggi.Sub sektor komunikasi dipastikan juga masih meningkat cukup tinggi. Faktor yang

mempengaruhi peningkatan sub sektor ini adalah kebutuhan sarana komunikasiyang sudah mengarah menjadi kebutuhan primer dan disisi lain operatortelekomunikasi relatif kompetitif dan inovatif sehingga mampu menekan biaya.

B. INFLASIInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendahInflasi regional Jakarta (q-t-q) pada triwulan III-2008 diperkirakan lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan angka inflasidiperkirakan mencapai 3,2% (q-t-q) dan secara tahunan 13,2% (y-o-y). Penurunaninflasi di triwulan II-2008 diperkirakan berasal dari menurunnya tekanan dari

kelompok transportasi dan perumahan yang telah mengalami kenaikan hargacukup tinggi pada triwulan sebelumnya. Sementara itu tekanan harga diperkirakanberasal dari kelompok bahan makanan dan makanan jadi.

Grafik VII.7Outlook Inflasi (q-t-q)

Grafik VII.8Outlook Inflasi (y-o-y)

(Outlook,%) q-t-q

IHK 1,8 1,6 3,5 4,3 3,2Bhn Makanan 2,4 4,1 5,1 2,6 1,1Mknn jadi 0,6 2,7 5,4 2,7 2,8Perumahan 1,6 -0,3 3,6 4,3 2,5Pakaian 2,0 5,4 5,0 1,2 0,5Kesehatan 0,9 1,1 3,3 1,6 1,0Pendidikan 9,0 0,1 -0,1 0,6 2,6Transportasi 0,3 0,2 0,6 9,6 4,0

Sumber : BPS

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008 Q3-2008pIHK 11,7 13,2Bhn Makanan 14,9 13,4Mknn jadi 11,8 14,3Perumahan 9,5 10,4Pakaian 14,3 12,6Kesehatan 7,1 7,1Pendidikan 9,6 3,2Transportasi 10,7 14,8

(y-o-y%)

Sumber : BPS

0

5

10

15

20

Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008 Q3-2008p7,7

11,89,86,1

13,15,78,91,4

6,011,45,44,88,24,09,10,9

6,512,74,27,15,13,19,01,0

101

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetapWalaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetapWalaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetapWalaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetapWalaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap

harus diwaspadai. harus diwaspadai. harus diwaspadai. harus diwaspadai. harus diwaspadai. Hal tersebut antara lain adalah menyangkut ketersediaanpasokan barang kebutuhan pokok dan potensi tekanan harga dikelompokpendidikan. Beberapa pengamat mengkhawatirkan terhadap ketersedian stok

beras dan memandang hal ini perlu untuk dicermati antara lain terlambatnyamusim panen dari Jawa Barat mengingat sebanyak 60% beras di Pasar IndukBeras Cipinang berasal dari Jawa Barat. Sementara potensi kenaikan harga pada

kelompok pendidikan terkait dengan masuknya tahun ajaran baru.

Tabel VII. 5 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas Makanan

IIIII BerasBerasBerasBerasBeras1 IR-I kg 5.815 5.752 5.694 5.7532 IR-II kg 5.462 5.426 5.380 5.4583 IR-III kg 5.224 5.170 5.117 5.1154 IR-42 kg 6.394 6.352 6.469 6.4585 Muncul I kg 6.424 6.461 6.272 6.5656 Setra kg 7.118 7.106 7.015 7.165

IIIIIIIIII Hewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak Potong1 Daging Sapi Has kg 63.155 63.499 63.627 62.7072 Dagin Sapi Bistik kg 54.362 54.504 53.671 51.8463 Daging Sapi Murni kg 51.980 52.280 52.289 49.7144 Ayam Boiler/Potong kg 15.881 16.011 16.708 16.1525 Telur ayam ras kg 12.395 12.789 12.900 14.3436 Ikan bandeng kg 20.096 19.502 19.379 18.5437 Ikan kembung kg 16.495 16.441 16.414 16.6028 Ikan Mas kg 14.852 14.631 15.089 20.063

3 4 5 6

2008No Komoditi Satuan

Grafik VII.9Perkembangan Beberapa Barang Pokok

Grafik VII.10Harga Beras di PIBC

Rp

Minyak goreng curahGula pasirTepung teriguMinyak tanah.

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Sumber : www.biro adms perekonomian DKI Jakarta

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Harga Beras di PIBC

102

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Faktor penentu perkiraan inflasi tahun 2008 :Faktor penentu perkiraan inflasi tahun 2008 :Faktor penentu perkiraan inflasi tahun 2008 :Faktor penentu perkiraan inflasi tahun 2008 :Faktor penentu perkiraan inflasi tahun 2008 :

1. Kenaikan Harga BBM pada bulan Mei 2008 berdampak pada meningkatnya

biaya transportasi. Sebagai kelanjutannya kenaikan tersebut berdampak padakenaikan harga barang yang lain.

2. Kenaikan harga kedelai pada triwulan II-2008 diperkirakan akan mulai menurunsehingga mengakibatkan kembali turunnya harga tempe dan tahu di Jakarta

3. Kenaikan harga tepung terigu sebesar 100% telah mengakibatkan kenaikan

harga di triwulan II-2008 tetapi berangsur-angsur berkurang seiring denganmenurunnya harga tepung.

4. Perubahan penghitungan IHK berdasarkan SBH 2002 ke SBH 2007 memberi

bobot yang semakin lebih tinggi pada kelompok non makanan. Upaya-upayamempengaruhi harga juga perlu dilakukan pada kelompok non makanan,teutama di kelompok perumahan dan pendidikan.

Pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan kebijakan stabilisasi harga panganuntuk meredam harga komoditi pokok seperti beras, minyak goreng, terigu dankedelai. Pada mulanya kebijakan stabilisasi harga pangan ditujukan untuk

Tabel VII. 5 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas Makanan (Lanjutan)

IIIIIIIIIIIIIII Sayur MayurSayur MayurSayur MayurSayur MayurSayur Mayur1 Cabe merah keriting kg 22.552 21.755 20.225 19.5252 Cabe merah TW kg 23.567 22.995 21.375 18.7253 Cabe rawit merah kg 25.360 30.159 27.950 27.3504 Cabe rawit hijau kg 15.742 16.601 16.525 15.6255 Bawang merah kg 12.476 11.821 13.025 12.8156 Kentang kg 6.112 6.119 6.018 5.3937 Tomat sayur kg 3.000 3.000 3.000 2.4328 Kelapa kg 3.231 3.214 3.007 2.872

IVIVIVIVIV Buah-buahanBuah-buahanBuah-buahanBuah-buahanBuah-buahan1 Apel kg 9.000 9.000 9.075 9.1252 Jeruk kg 8.008 8.106 8.165 8.4003 Pisang Ambon pasang 2.500 2.500 2.500 3.000

VVVVV Pabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanGula pasir kg 6.710 6.676 6.612 6.510Minyak goreng curah kg 12.048 12.053 11.900 11.500Tepung terigu kg 7.343 7.398 7.446 7.500Minyak tanah. liter 4.693 6.685 6.175 6.025

3 4 5 6

2008No Komoditi Satuan

Sumber : Biro Adms Perekonomian DKI Jakarta

103

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

menurunkan harga dan mengembalikan harga kepada level semula. Tujuanakhirnya adalah untuk mengendalikan inflasi. Akan tetapi, penurunan hargatersebut tidak efektif mengingat harga beberapa komoditi tersebut dipengaruhi

oleh harga minyak mentah dunia. Oleh karena itu maka program stabilisasi hargapangan difokuskan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuktetap dapat membeli bahan makanan pokok sesuai dengan kemampuan mereka.

Tabel VII. 6Daftar Kebijakan Stabilisasi Harga Pangan

1. Beras Penurunan Bea Masuk Beras Meningkatkan stok beras di daerah untuk mencegahdari Rp 550/kg menjadi kenaikan harga beras. Namun kebijakan ini menyebabkanRp 450 per kg harga gabah petani turun Rp 100 per kg.

2. Operasi Stabilitas Harga Dilakukan penjualan beras Masyarakat dapat membeli beras dengan harga murah diBeras (OSHG) murah kepada masyarakat pasar tradisional

untuk mengatasi kekuranganpasokan beras

3. Beras Raskin Tambahan alokasi raskin dari Meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin10 kg menjadi 15 kgper KK per bulan

4. Minyak Goreng Subsidi Rp 2.500 per kg serta Dengan subsidi, masyarakat yang memiliki kartu dapatpembebesan PPN 10% memperoleh migor lebih murah PPN dilakukan dengan

asumsi harga Rp 8.000 per kg.5. Kedelai Penghapusan Bea Masuk Harga kedelai turun dari Rp 8.000 menjadi Rp 6.000.

10%, PPh turun dari 2,5% Ratusan pengrajin tempe di Jakarta yang telah tutupmenjadi 0,5% dan BLT diharapkan dapat kembali beroperasikepada pengrajin tempe

6. Terigu Penghapusan Bea MasukTerigu PPN ditanggungpemerintah.

7. Daging Enam perbaikan tata niaga Harga Daging sapi mulai menurun dari Rp 8.000 menjadidaging : 1. pedagang bisa kualitas daging oleh Deptan. Rp 55.000. Pemda DKI telahmembeli langsung mengkoordinasikan supply daging di Jakarta2. pedagang bekerjasama melalui PD Darmajaya.dengan ADDI 3. Dibuka jalurtransportasi darat dari WITke WIB 4. pengawasan

No Komoditi Kebijakan Dampak

Operasi pasar murah minyak goreng dilakukan dalam bentuk minyak goreng nonOperasi pasar murah minyak goreng dilakukan dalam bentuk minyak goreng nonOperasi pasar murah minyak goreng dilakukan dalam bentuk minyak goreng nonOperasi pasar murah minyak goreng dilakukan dalam bentuk minyak goreng nonOperasi pasar murah minyak goreng dilakukan dalam bentuk minyak goreng non

subsidi dan minyak goreng subsidi.subsidi dan minyak goreng subsidi.subsidi dan minyak goreng subsidi.subsidi dan minyak goreng subsidi.subsidi dan minyak goreng subsidi. Untuk minyak goreng non subsidi, pemerintahbekerjasama dengan distributor menyediakan minyak goreng bermerek sehargaRp 8.000, lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar yang mencapai Rp

13.000. Pelaksanaan operasi pasar murah telah dilaksanakan di tujuh kelurahanyang menyebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, masing-masing 5.000 liter. Untukoperasi pasar minyak goreng bersubsidi telah dilakukan di 267 kelurahan diseluruh

104

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

DKI Jakarta dengan masing-masing mendapatkan jatah sebanyak 13.483 literdengan nilai subsidi sebesar Rp 2.500 per liter. Dengan demikian maka masyarakatdapat membeli minyak goreng seharga Rp. 10.000 per liter, lebih murah

dibandingkan dengan harga pasar Rp 12.500 per liter.

Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi administered priceadministered priceadministered priceadministered priceadministered price, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai.Beberapa komoditas yang harganya di atur oleh pemerintah dan diperkirakan

akan dinaikkan tarifnya diantaranya adalah :

1. Kenaikan tarif PAM Jaya. Usulan PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) dan PT Thames

Pam Jaya (TPJ) untuk menaikan tarif air minum sebesar 30%, walaupun usulandiperkirakan tidak akan disetujui tetap perlu diwaspadai karena Badan RegulatorPAM Jaya sebagai lembaga yang berwenang untuk mengusulkan kenaikan tarif

air minum mengisyaratkan bahwa tarif air minum di DKI Jakarta seharusnyanaik sejak semester II-2007 sebesar 10%.

2. Kenaikan tarif busway di Jakarta sudah diusulkan Gubernur untuk mengalami

penyesuaian dari Rp 3.500 menjadi antara Rp 5.000-Rp 6.000, mengingatkebutuhan subsidi Rp 500 miliar (10 koridor) hanya disetujui Rp 227 miliar.

3. Pada triwulan ini diperkirakan terjadi kenaikan tarif tol Cikampek dan Tol

Sedyatmo sebesar 14% yang pada bulan Januari telah tertunda karenamemerlukan proses sosialisasinya. Sementara itu ruas tol Jakarta Tangerang,Tol dalam Kota dan Tol Jagorawi telah mengalami kenaikan rata-rata sebesar

20,82%.

4. Pada triwulan II-2008 program konversi minyak tanah ke gas sudah mencapai100% Dengan demikian maka pada bulan Mei 2008 minyak tanah akan dijual

tanpa subsidi, sesuai dengan harga keekonomiannya yaitu berkisar antara Rp8.700 - 9.000 per liter.

Kenaikan harga barang yang diatur harganya oleh pemerintah di atas perluKenaikan harga barang yang diatur harganya oleh pemerintah di atas perluKenaikan harga barang yang diatur harganya oleh pemerintah di atas perluKenaikan harga barang yang diatur harganya oleh pemerintah di atas perluKenaikan harga barang yang diatur harganya oleh pemerintah di atas perlu

diwaspadai, terutama kenaikan tarif jasa angkutan laut dan tarif busway. diwaspadai, terutama kenaikan tarif jasa angkutan laut dan tarif busway. diwaspadai, terutama kenaikan tarif jasa angkutan laut dan tarif busway. diwaspadai, terutama kenaikan tarif jasa angkutan laut dan tarif busway. diwaspadai, terutama kenaikan tarif jasa angkutan laut dan tarif busway. Kenaikantarif untuk kedua item dimaksud dikhawatirkan akan mendorong laju inflasi disektor transportasi dan pada gilirannya dikhawatirkan juga akan meningkatkan

biaya pada dunia usaha, termasuk di sektor manufaktur dan jasa logistik.

105

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Tabel VII. 7 Perkembangan Harga BBM

Premium 4.500 4.500 6.000 6.000 6.000

Pertamax Plus 8.300 8.600 9.250 10.300 10.750

Pertamax 8.100 8.300 8.950 10.000 10.600

Pertamax Dex 9.100 10.200 11.100 12.700 13.500

Minyak Tanah 2.000 2.000 7.736 7.736 7.736

Minyak Solar 4.300 4.300 7.780 7.780 7.780

Sumber : Pertamina

JenisMar Apr May Jun Jul

2008

Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi core inflationcore inflationcore inflationcore inflationcore inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain

yang berasal dari penerimaan tunjangan hari raya (THR), kenaikan gaji karyawanyang berasal dari penerimaan tunjangan hari raya (THR), kenaikan gaji karyawanyang berasal dari penerimaan tunjangan hari raya (THR), kenaikan gaji karyawanyang berasal dari penerimaan tunjangan hari raya (THR), kenaikan gaji karyawanyang berasal dari penerimaan tunjangan hari raya (THR), kenaikan gaji karyawan

secara umum sebesar 13,58% dan kenaikan UMPsecara umum sebesar 13,58% dan kenaikan UMPsecara umum sebesar 13,58% dan kenaikan UMPsecara umum sebesar 13,58% dan kenaikan UMPsecara umum sebesar 13,58% dan kenaikan UMP. Kenaikan gaji karyawan di

Jakarta (13,6%) dan kenaikan UMP DKI (9,95%) diperkirakan akan meningkatkantekanan inflasi dari sisi permintaan dan disisi lain produsen merespon dengan caramenaikkan harga produknya Upah buruh yang tercermin dari UMP di Jakartameningkat dari Rp 819.000 menjadi Rp 900.560. Selain upah buruh pabrik, upah

buruh pelabuhan juga meningkat rata-rata 5% dari Rp 48.300 per hari menjadiRp 50.300 per hari. Sementara itu upah tukang derek naik dari Rp 55.545 per harimenjadi Rp 57.085 per hari dan upah mandor dari Rp 64.740 per hari menjadi Rp

65.390 per hari, keseluruhannya akan terjadi pada triwulan II dan III 2008.

Grafik VII.11Upah Minimum Regional

Grafik VII.12Perbandingan UMP dan KHL

Rp / bulan

-300.000

600.000

900.000

1.200.0001.500.000

1.800.000

2.100.000

2.400.000

837.000746.500

900.560 972.605

568.193516.840 506.500448.500

BantenDKI JakartaJawa BaratJawa Timur

2007 2008

819 901 973831

992 1.055

Rp 000 / bulan

-

300

600

900

1.200

1.500

1.800

2.100

2.400Upah Minimum Propinsi (UMP)Kehidupan Hidup Layak (KHL)

2006 2007

106

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

halaman ini sengaja dikosongkan

107

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

BAB VIII. KESIMPULAN DAN USULAN TINDAK LANJUT

Masih berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia mempengaruhi

kondisi perekonomian nasional yang juga tercermin pada perkembanganperekonomian DKI Jakarta. Berdasarkan hasil kajian ekonomi regional DKI Jakartadi triwulan II 2008, beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain adalah :

1. Ekspansi perekonomian Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II 2008 masihmenunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulansebelumnya dan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Terganggunya

daya beli masyarakat yang antara lain dipengaruhi oleh tingginya angka inflasidan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian yang menurunmenjadi faktor utama konsumsi yang tumbuh melambat, walaupun di sisi lain

dukungan pembiayaan dari sektor keuangan masih cukup tinggi.

2. Pertumbuhan investasi yang masih terbatas menyebabkan pengangguran danjumlah kemiskinan belum dapat berkurang secara signifikan. Sementara itu di

sisi sektoral, sektor ekonomi yang tumbuh tinggi adalah sektor yang padatmodal. Kondisi ke dua hal tersebut menyebabkan kualitas pertumbuhan belumoptimal dan turut berkontribusi terhadap peningkatan kesenjangan pendapatan

(gini rasio). Di triwulan II, kondisi kesejahteraan juga tertekan oleh tingginyainflasi di triwulan laporan, yang antara lain akan tercermin pada peningkatanindeks kesengsaraan.

3. Seperti juga pada triwulan sebelumnya, tantangan pembangunan ekonomi diJakarta terutama terletak pada upaya peningkatan peran investasi, terutamadisektor tradable guna menggerakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas,

disamping meningkatkan level pertumbuhan yang masih di bawah sasaran.

4. Laju inflasi mengalami tekanan yang disebabkan oleh : kenaikan harga BBM,meningkatnya imported inflation, gangguan pasokan minyak tanah dan

beberapa komoditas sayur-sayuran. Imported inflation berasal dari kenaikanharga BBM dan kenaikan harga beberapa komoditas pokok di pasarinternasional seperti kedelai, gandum, dan CPO. Kenaikan komoditas ini juga

berdampak pada kenaikan harga produk turunannya, seperti tempe, roti, miedan lainnya. Komoditas emas juga melonjak pararel dengan perkembanganharga minyak dunia.

108

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

5. Pada triwulan-triwulan mendatang, tantangan ekonomi masih relatif berat.Faktor eksternal sangat perpengaruh terhadap prospek ekonomi ke depan.Berlanjutnya tanda-tanda pelemahanan ekonomi Amerika dan beberapa negara

maju lainnya sebagai dampak lanjutan dari kasus subprime mortgagedikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Permintaanterhadap beberapa komoditas unggulan di sektor manufaktur dikhawatirkan

akan terganggu. Perekonomian Indonesia juga akan terganggu oleh kenaikanbeberapa produk bahan baku makanan, seperti kedelai dan gandum di pasarinternasional, serta kenaikan beberapa komoditas primer internasional, seperti

minyak bumi. Walaupun dalam beberapa waktu terakhir tekanan kenaikanharga komoditas di pasar internasional agak menurun, namun kewaspadaantetap harus dijaga.

Usulan tindak lanjut :

1. Terkait dengan pertumbuhan ekonomi :

a. Daya saing kota Jakarta untuk menarik minat investasi di Jakarta dan jugauntuk membantu meningkatkan investasi di daerah lain di luar Jakarta

dengan jalan percepatan perbaikan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhandan listrik. Orientasi Jakarta lebih diarahkan sebagai service city yang berdayasaing.

b. Sesuai dengan karakteristik Jakarta, sebaiknya investasi diarahkan pada sektoryang padat teknologi dan dibarengi dengan implementasi tata ruang yangkonsisten dan jika diperlukan merevitalisasi tata ruang yang selama ini

dilanggar. Jakarta harus dijadikan sebagai pintu gerbang investasi, walaupuninvestasi kemungkinan dilakukan di daerah lain. Jakarta sebagai ibukotanegara dan juga menjadi pusat kegiatan bisnis dan jasa, termasuk banyak

dijadikan sebagai kantor pusat perusahaan-perusahaan harus menjadi kotayang nyaman dan memberi kemudahan bagi penduduknya, terutama bagiinvestor dan ekspatriat. Terwujudnya kondisi ini dapat menjadi signal positif

bagi investor tidak saja di Jakarta, tetapi juga di propinsi lain di Indonesia.Industri ataupun calon investor baru di industri yang padat karya danmemberikan upah minimal pada karyawannya sebaiknya direlokasi/diarahkan

ke luar wilayah Jakarta. Hal ini akan menjadikan Jakarta lebih manusiawidan beban sosial dapat berkurang.

109

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

c. Mengingat Jakarta juga sebagai Ibukota negara, maka kontribusi pemerintahpusat terhadap pembangunan infrastruktur Jakarta perlu dilakukanpendekatan untuk ditingkatkan.

2. Terkait dengan inflasi :

a. Kebijakan moneter dan fiskal (lokal dan pusat) yang kredibel, terutama

untuk menjaga ekspektasi inflasi. Contoh kebijakan yang bersifat lokalantara lain adalah, tidak mengakomodasi kenaikan permintaan tuslahangkutan lebaran dan jika perlu menambah pasokan angkutan,

melaksanakan program discount day menjelang dan pada perayaan haribesar keagamaan, serta menghimbau masyarakat untuk tetap berkonsumsisecara normal.

b. Perlunya pelaksanaan secara konsisten kebijakan di bidang pangan danmenjamin kelancaran pasokan. Khusus untuk komoditas beras, kenaikanharga beras di pasar internasional perlu diwaspadai, stok yang cukup perlu

dijaga dan kebocoran diminimalisir sekecil mungkin. Selain itu, perilakupedagang dalam menentukan harga beras perlu dicermati secara seksama.Pemerintah disamping menjaga stok juga perlu lebih intensif melakukan

monitoring terhadap arus komoditas beras dan komoditas pokok lainnya.

c. Meneruskan upaya-upaya yang dilakukan oleh Tim Ketahanan Pangan DKIdalam menjaga kestabilan harga pangan seperti melalui operasi pasar dan

kerjasama dengan BUMD dalam menjaga pasokan barang.

d. Dengan diterapkannya SBH 2007 dalam penghitungan IHK, maka sudahpada waktunya tugas Tim Ketahanan Pangan diperluas cakupan tugasnya

atapun membentuk tim baru untuk memonitor komoditas/jasa penting yangharganya sensitif untuk berubah, seperti monitoring di beberapa kelompokkomoditas perumahan.

e. Perlunya percepatan pembangunan rusunawa dan pada saat yangbersamaan mendisiplinkan penggunaan tata ruang. Percepatanpembangunan rusunawa yang harganya terjangkau akan dapat membantu

upaya pengendalian harga (sewa) di kelompok perumahan yang kontribusiinflasinya cukup tinggi. Untuk itu, guna menjaga agar target penyewaataupun pemilik rusun sesuai dengan sasaran, maka hal-hal yang

menyangkut kepemilikan diatur secara tegas dan disertai sanksi.

110

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Terkait dengan kesejahteraan masyarakat :

a. Kebijakan lokal fiskal yang mampu memberi dampak pada redistribusipendapatan yang lebih merata sehinggga kesenjangan pendapatan dapat

ditekan.

b. Di bidang pengupahan, untuk memperlambat peningkatan kesenjangan

pendapatan, ada baiknya di atur agar peningkatan gaji untuk level yang lebihtinggi persentase kenaikannya lebih rendah namun disisi lain kenaikan upahpada low level diupayakan dengan persentase yang lebih tinggi namun tetap

dalam batas-batas normal dan berdaya saing, serta mampu meredam ekspektasiterhadap inflasi.

c. Mengoptimalkan CSR, termasuk diantaranya mendorong dunia usaha untuk

membangun kemitraan dengan UKM.

d. Mendorong perluasan nasabah KUR di DKI Jakarta.

111

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

LAMPIRAN

Tabel lampiran 1.Indikator Makro Terpilih Provinsi DKI Jakarta

Atas Dasar Harga Berlaku Rp Triliun 501,58 565,94Atas Dasar Harga Konstan Rp Triliun 312,71 332,68Per Kapita Rp Juta 57,3 64,2Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,9 6,4

Indikator DKI Jakarta Satuan Periode

PDRB 2006 2007

Sumber : BPS

Atas dasar y-o-y (Jun-Jun) (%) 5,9 11,7Atas dasar m-t-m (Mei-Jun) (%) 0,1 1,9Atas dasar y-t-d (Jan-Jun) (%) 2,5 8,0

Inflasi Jun-07 Jun-08

Jumlah Penganggur orang 553.080 504.130Angka Pengangguran (%) 12,6 11,1

Pengangguran Ags-07 Feb-08

Jumlah Pdd miskin orang 405.700 379.600Angka Kemiskinan (%) 4,6 4,3

Kemiskinan 2007 2008

Tabel lampiran 2.Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta

Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku

Pertanian 403.030,9 439.377,6 490.492,8 566.862,4

Pertambangan 1.361.204,6 1.959.329,1 2.417.628,8 2.636.093,1

Industri 59.905.260,8 69.293.543,4 79.886.690,1 90.385.035,5

Listrik 4.232.489,2 4.802.935,6 5.305.823,0 6.021.390,2

Bangunan 38.106.294,9 45.570.840,5 56.071.975,3 63.335.753,7

Perdagangan 75.369.360,2 87.662.728,9 100.672.147,0 115.610.263,4

Pengangkutan 28.325.866,3 35.482.039,2 44.151.000,2 52.481.240,1

Keuangan 119.578.484,1 133.225.957,2 149.469.482,1 162.070.348,1

Jasa-jasa 48.279.532,0 55.423.501,4 63.119.567,7 72.832.612,0

PDB 375.561.523,0 433.860.252,9 501.584.806,9 565.939.598,6

Sektor 2004 2005 2006 2007*

Sumber : BPS

112

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Tabel lampiran 3.Produk Domestik Regional Bruto DKI JakartaMenurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan

Pertanian 287.574.0 290.598.6 293.485.1 296.188.9

Pertambangan 987.491.7 915.977.0 933.061.3 937.342.5

Industri 48.707.025.6 51.177.799.9 53.646.724.4 56.155.162.9

Listrik 1.848.696.4 1.977.201.8 2.075.804.2 2.183.805.8

Bangunan 27.475.877.8 29.094.579.9 31.166.114.0 33.541.021.8

Perdagangan 58.848.582.5 63.492.894.4 67.684.399.4 72.446.207.7

Pengangkutan 20.559.712.7 23.290.708.9 26.612.846.9 30.494.832.4

Keuangan 87.294.377.2 90.870.316.5 94.280.865.3 98.428.384.5

Jasa-jasa 32.515.484.3 34.160.466.5 36.012.329.1 38.198.792.5

PDB 278.524.822.2 295.270.543.6 312.705.629.7 332.681.738.9

Sektor 2004 2005 2006 2007*

Sumber : BPS

Tabel lampiran 4.Indeks Harga Konsumen Propinsi DKI Jakarta

Jan-05 116,94 110,33 116,37 124,24 113,39 109,95 118,77 114,54

Feb-05 117,31 110,08 117,01 125,18 113,69 110,03 118,77 114,58

Mar-05 119,41 110,21 118,89 126,03 114,75 111,05 119,33 123,57

Apr-05 119,87 109,52 119,42 127,31 115,39 111,19 119,43 123,99

Mei-05 120,54 110,39 120,16 128,42 115,61 111,73 119,43 123,99

Jun-05 121,25 111,75 121,93 128,65 116,15 111,84 119,45 124,17

Jul-05 121,83 113,46 122,16 128,78 116,46 112,89 120,6 124,17

Ags-05 122,57 113,56 122,61 130,12 116,58 112,99 123,39 124,41

Sep-05 123,38 113,81 124,72 130,44 117,5 113,58 125,48 124,97

Okt-05 133,17 120,56 129,43 138,26 120,28 114,93 126,26 157,87

Nov-05 134,47 122,21 131,78 139,18 120,43 115,12 126,26 159,7

Des-05 134,55 121,2 132,1 139,62 121,08 116,37 126,26 159,73

Jan-06 136,90 128,98 133,82 140,61 122,51 118,53 126,29 159,62

Feb-06 137,58 131,42 134,11 140,88 124,81 119,44 124,11 159,76

Mar-06 137,64 130,80 134,44 141,11 124,86 119,46 124,06 160,15

Apr-06 137,53 129,26 134,77 141,26 125,68 120,52 124,14 160,15

Mei-06 137,94 129,67 134,99 141,65 127,17 121,69 124,14 160,36

Jun-06 138,10 129,65 135,39 141,89 126,62 121,80 124,66 160,48

Jul-06 138,34 130,37 135,55 142,15 126,21 121,80 124,72 160,51

Ags-06 139,24 132,14 135,78 142,64 126,93 122,02 129,17 160,45

Sep-06 139,77 132,77 135,79 143,00 127,38 122,68 132,65 160,41

Okt-06 140,55 135,31 135,78 143,18 129,10 122,40 132,65 161,12

Nov-06 140,82 136,14 135,92 143,42 130,60 122,91 132,66 160,37

Des-06 142,66 139,80 137,95 145,68 130,53 122,95 132,66 160,85

IHK Bahan Makanan Perumahan Pakaian Kesehatan Pendidikan TransportasiMakanan Jadi

113

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan II-2008

Tabel lampiran 4.Indeks Harga Konsumen Propinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Jan-07 143,69 142,95 138,98 146,47 129,54 123,42 132,66 160,92

Feb-07 145,14 145,60 139,34 149,00 129,97 124,87 132,73 160,88

Mar-07 145,44 146,32 139,41 149,19 131,05 124,94 132,73 160,96

Apr-07 145,81 146,43 140,16 149,56 131,94 125,08 132,73 161,24

Mei-07 146,08 145,75 140,14 150,68 132,76 125,13 132,73 161,42

Jun-07 146,18 146,08 140,64 150,72 131,27 125,32 132,73 161,56

Jul-07 147,14 147,74 140,63 151,18 132,31 125,77 138,37 161,57

Ags-07 148,35 147,95 141,20 153,97 132,57 125,97 141,30 161,56

Sep-07 148,88 149,61 141,48 153,13 133,92 126,50 144,63 161,97

Okt-07 150,34 154,28 142,02 152,89 138,32 127,80 144,72 162,95

Nov-07 149,98 153,61 142,68 151,97 138,80 127,85 144,72 162,34

Des-07 151,27 155,74 145,34 152,69 141,17 127,85 144,72 162,34

Jan-08 154,85 158,06 151,38 158,17 145,95 129,49 144,561 63,34

Feb-08 155,30 161,46 152,31 156,55 146,54 130,90 144,56 164,34

Mar-08 156,58 163,65 153,14 158,26 148,18 132,08 144,561 63,24

Apr-08 157,82 165,25 154,39 162,02 148,49 132,74 144,56 160,11

Mei-08 160,20 167,54 155,96 165,76 148,64 134,01 145,15 162,80

Jun-08 163,31 167,91 157,23 165,01 149,99 134,22 145,42 178,87

IHK Bahan Makanan Perumahan Pakaian Kesehatan Pendidikan TransportasiMakanan Jadi

Sumber : BPS