KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileAsesmen singkat kami terhadap perkembangan...

55
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan III - 2009

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileAsesmen singkat kami terhadap perkembangan...

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan III - 2009

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2009 dapat

dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem

pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para

stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber

rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-

pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan

Timur (Kaltim) selama triwulan III-2009, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang

positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang

mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai

4% (y-o-y).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2009 mencapai 3,89% (y-o-y), menunjukkan

penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 4,90% (y-o-y). Laju inflasi

tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat

sebesar 2,83% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang

terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan

untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 3,69% (y-o-

y), 3,3% (y-o-y) dan 6,33% (y-o-y).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-

Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 42,95 triliun, mengalami peningkatan sebesar

9,15% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan

III-2009 mencapai sebesar Rp 23,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,55%

dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi

proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat

meningkat sebesar 14,91% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya

sehingga posisinya menjadi Rp 34,16 triliun pada triwulan III-2009 (s.d Agustus).

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio

pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 82,9%, lebih

tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 54,78%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank

umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,1% atau Rp 15,32

triliun dari total kredit sebesar Rp 23,53 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan III-

2009 tercatat meningkat sebesar 4,97% dibandingkan dengan triwulan II-2009.

4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV-2009

diperkirakan mencapai 1% - 2% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi Kaltim yang mulai terimbas krisis ekonomi

global, stimulus fiskal baik yang berasal dari APBN maupun APBD menjadi kunci utama untuk

menyelamatkan sektor riil dari keterpurukan yang lebih dalam. Program pembangunan yang

ii

diarahkan kepada penguatan kemandirian ekonomi domestik dan peningkatan daya saing ekonomi

lokal perlu mendapat prioritas dan langkah nyata dari pemerintah daerah dan segenap unsur

masyarakat. Selain itu, sinergitas antara dunia usaha, perbankan dan pemerintah daerah perlu

dipupuk secara berkala sehingga setiap kendala yang menghambat jalannya perekonomian Kaltim

dapat dicarikan solusinya secara optimal didukung dengan aparat birokrat yang handal dan memilki

tata kelola yang baik (good governance).

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus

menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan

balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam

penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti

perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih

informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang

setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, November 2009

BANK INDONESIA SAMARINDA

Androecia Darwis

Pemimpin

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................

i

iii

vi

vii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………

I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..

II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................

III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................

1. Perbankan .........................................................................................

2. Sistem Pembayaran .............................................................................

V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..

VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….

1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................

Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kalimanan Timur Tahun 2008 ………….....…………………………………….

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..

2.2. Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...…………….

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….………………………………………………

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….…………..

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………

1

1

1

2

2

2

3

3

4

5

5

5

6

7

7

8

11

11

12

13

13

14

14

15

15

16

17

19

19

20

20

20

21

iv

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..

21

21

22

22

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….

a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..

3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................

3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................

3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................

4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….………………………. Boks Hasil Quick Survey Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Realisasi Belanja Pemerintah Daerah………………………………………………………………………………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................

6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur …………………………………. …………

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2009 ..............................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................

LAMPIRAN

24

24

25

25

25

25

26

27

29

31

31

31

31

32

32

33

34

35

35

36

36

38

41

41

41

41

42

42

42

44

44

45

45

46

v

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1

1.2

1.3

1.4

2.1 2.2 2.3 2.4

2.5

2.6

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

3.13 4.1 4.2

5.1

6.1

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................

Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………

Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009 ………………………………………………………...

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Balikpapan.................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan ………………………………………………………………………………

Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................

Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......

Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................

Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................

Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................

Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................

Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2009........................ Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009……………………………………………………………………………………………………

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) ......................... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008 ………………………………….....................................

6

9

10

11 19

20 20

21 22

22

23

25 26

27

28 28

29

29

30

30

32

32

33

34

36

37

44

vi

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

1.18

1.19

1.20

1.21

1.22

1.23

1.24

1.25

1.26

1.27

1.28

1.29

1.30

1.31

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..

Indeks Penjualan Barang Elektronik dan Penjualan Retail (Supermarket)...............

Perkembangan Kredit Konsumsi ....................................................…........…….

Perkembangan IKK, Kondisi Ekonomi Saat Ini & Ekspektasi Konsumen..................

Eksektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ................................................

Konsumsi Pemda (APBD) …………........…..…………....................................…..…………

Perkembangan Kredit Investasi …………………………………………………………………………………

Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ………………..…………

Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan………………

Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim ……………………………..………………

Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ….…………………………

Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 per Negara…………….

Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III-

2009……………………………………………………………………………………………………………………………

Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ..........................

Indeks Produksi Padi .....................................................................................

Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan.....................................................

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ..........................................................

Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim ............……….

Indeks Produksi Batubara …………………………………………………………………………………..……

Indeks Sektor Industri Pengolahan …………..………………………………………………………………

Indeks Produksi Pengolahan Migas ……………….……………………………………………………….

Perkembangan Kredit Sektor Listrik …………………….………………………………………………..

Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat

Tinggal ………………………………………………………………………………………………………………………….

Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur…………………………………………

Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………………………………

Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim …………………………………………………………

Indeks Sub Sektor Angkutan ……………………………………………………………………………………..

Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan……………………..

Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….

Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal ………………………..

Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum ………………………………………………………………….

Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………

Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............

Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................

Perkembangan Aset BPR .................................................................................

Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................

5

6

6

7

7

7

7

8

8

8

9

9

10

10

12

12

12

12

12

13

13

13

14

14

14

14

15

15

15

15

16

19

24

24

25

26

26

27

31

31

31

33

vii

3.11

3.12

4.1

4.2

5.1

5.2

5.3

5.4

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................

Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009

Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009

Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………

Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….

Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................

Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen............... .........................................

Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................

Perkembangan Survei Kegiatan Usaha ...........................................................

Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................

Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................

33

34

35

35

41

42

42

43

45

45

45

46

46

Ringkasan Eksekutif

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIIIII--22000099

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Dari sisi permintaan,

kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 ini berasal komponen

konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya

perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari

sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor angkutan; yang juga dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan masyarakat dan pola konsumsi musiman.

Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan

ini tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan laju inflasi triwulan II-2009

yang sebesar 4,90%. Namun lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar

2,83%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal

penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas

dasar lokasi kantor (18,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (14,91%). Pada

triwulan IV-2009, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh posisitf dalam

kisaran antara 1% sampai dengan 2% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan akan menjadi

pendorong pergerakan ekonomi triwulan IV-2009 dari sisi permintaan adalah meningkatnya

permintaan masyarakat yang masih didorong oleh pola konsumsi musiman, yaitu dengan

adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi

penawaran, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi.

Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009

diperkirakan masih akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya permintaan

masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman.

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-o-

y).

Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-

2009 ini berasal dari komponen konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,73%, dengan

pertumbuhan mencapai 4,62% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh

pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Komponen

lainnya yang berkontribusi cukup besar adalah komponen penanaman modal tetap domestik

Ringkasan Eksekutif

2

bruto, dengan kotribusi sebesar 0,5%. Faktor yang mendorongnya adalah meningkatnya

realisasi investasi di Kalimantan Timur.

Dari sisi penawaran

, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang diperkirakan tumbuh sebesar

6,80% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar 0,57% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan

Timur triwulan III-2009. Pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya permintaan

masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sektor lainnya yang juga

diperkirakan menjadi pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor

pengangkutan dan komunikasi yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,37% terhadap laju

pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 7,07% (y-o-y). Faktor pola konsumsi

musiman juga menjadi faktor pendorong perkembangan sektor ini.

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009,

yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan II-2009 tercatat sebesar 4,90%. Namun laju inflasi tahunan

Kalimantan Timur ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang

tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi pada triwulan III-2009 dipengaruhi oleh meningkatnya

permitaan masyarakat akan barang dan jasa karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi tahunan

triwulan III-2009 mencapai 3,69% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan triwulan II-2009 sebesar 4,87%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota

Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu

sebesar 10,71% (y-o-y). Inflasi kelompok komoditas ini meningkatnya permintaan

masyarakat untuk komoditas ini akibat pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya

perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan

(8,3%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%).

Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan

pada periode berjalan ini mencapai 3,3% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,77%. Kelompok

komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh

meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau (9,23%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar (4,55%).

Kota Tarakan

triwulan III-2009 tercatat sebesar 6,33% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan II-2009 yang mencapai 8,40%.

Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok

komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,28% (y-o-y), diikuti oleh kelompok

komoditas bahan makanan (10,70%) dan kelompok komoditas sandang (8,99%).

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2009 dari sisi

penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 1,42% (q-t-q) sehingga posisinya

menjadi Rp 42,95 triliun. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan

terutama berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing naik sebesar 4,2% dan

2,66%. Sementara itu, simpanan deposito hanya naik sebesar 0,38%.

Ringkasan Eksekutif

3

Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan

laporan mencapai Rp 23.527,9 miliar atau hanya tumbuh sebesar 5,75% (q-t-q), atau lebih

rendah dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,83% (q-t-q).

Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d

Agustus 2009) tercatat berjumlah Rp 34.161 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

11% dibandingkan posisi triwulan II-2009. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar

lokasi proyek mencapai 82,9% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi

kantor yang sebesar 54,78%.

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di

Kaltim pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1%

terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM

pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 4,97% (q-t-q). Dari segi kualitasnya,

persentase NPLs kredit MKM menunjukkan peningkatan, yakni dari 2,74% menjadi 2,92%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan

dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 16,98% dan 27,74% (y-o-y). Jumlah

aset meningkat menjadi Rp 202,04 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 129,46 miliar.

Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,14% (y-o-y); menjadi

Rp 147,03 miliar; dengan persentase NPL menjadi 12,87% dari 12,74% pada triwulan II-

2009.

Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan III-2009

menggambarkan tingkat risiko yang relatif terkendali meskipun dengan sedikit peningkatan

pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada sisi risiko kredit, persentase NPL mencatat sedikit

kenaikan, dari 2,50% pada triwulan II-2009 menjadi 2,69% pada triwulan laporan.

Sementara dari risiko likuiditas, rasio alat likuid terhadap non-core deposits (NCD)

mengalami penurunan, dari 88,14% pada triwulan II-2009 menjadi 79,50% pada triwulan

III-2009.

2. Sistem Pembayaran

Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan

Bank Indonesia pada triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar, turun -41,85% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar

tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 192 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp

1.624 miliar; sehingga pada triwulan III-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net

outflow sebesar Rp 1.432,26 miliar. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan

dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 118

miliar atau turun -24,47% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2008. Sementara jumlah

transaksi kliring di Kalimantan Timur tercatat sebesar Rp 4.719 miliar, mengalami kontraksi

sebesar -8,35% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan

transaksi RTGS mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar -3,48% (y-o-y).

V. Perkiraan

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan tumbuh

positif, yaitu berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi permintaan,

Ringkasan Eksekutif

4

kontribusi pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga

yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Adha,

Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan

diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan

restoran karena pengaruh pola konsumsi musiman.

2. Inflasi

Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan masih

akan mengalami peningkatan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

masyarakat karena dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari

Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun.

VI. Anekdotal Informasi

• El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur

El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga

April 2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan

sebesar 650.000 ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur,

jumlah sawah yang terkena dampak El Nino di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000

ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang diperkirakan terkena Puso hanya sebesar

20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha; sehingga diperkirakan Kaltim hanya

kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat El Nino.

Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

(BMKG), curah hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku

umumnya masih normal dan diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan

diatas normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal

terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan Kaltim bagian Tengah.

• PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5

PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang

ditunjuk sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun

Proyek Kaltim 5 dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500

mtpd urea di Bontang, Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau

sekitar Rp 7 triliun, dengan komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD.

PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi

urea sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli

2009, PKT telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak.

5

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO

RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada

triwulan III-2009 diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47%

(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang

mengalami kontraksi sebesar -1,06%.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini

diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan

pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4% (Grafik

1.1.).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh

pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga karena pengaruh pola konsumsi musiman yaitu

adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya berasal dari pertumbuhan komponen

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) dengan meningkatnya realisasi investasi dan

pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Timur.

Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan

restoran dan sektor angkutan serta sektor industri pengolahan menjadi penopang utama

pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2009. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya

permintaan masyarakat akan barang dan jasa, meningkatnya arus transportasi dan meningkatnya

permintaan akan bahan bakar minyak yang didorong oleh pola konsumsi musiman.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2009 menurut PDRB sisi permintaan, mengalami

pertumbuhan sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang

mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan

diperkirakan berasal dari komponen konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh meningkatnya

permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan

Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya yang juga cukup besar berasal dari komponen pembentukan

modal domestik tetap bruto (PMDTB) sebesar 0,50%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi

investasi di Kalimantan Timur.

Sementara faktor yang menjadi penghambat meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di

triwulan berjalan adalah komponen ekspor netor yang berkontribusi negatif karena pengaruh

komponen ekspor yang masih mengalami kontraksi, sedangkan komponen impor mengalami

pertumbuhan.

BBBAAABBB

III

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Q I-09 Q II-09 Q III-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09*Konsumsi Rumah Tangga 3.43 2.48 4.62 0.53 0.39 0.73

Makanan 4.38 4.54 0.34 0.34Non Makanan 2.51 0.52 0.20 0.04

Pengeluaran KLSN 10.76 13.00 8.50 0.04 0.05 0.03Pengeluaran Pemerintah 3.20 4.81 6.43 0.16 0.25 0.33

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 3.22 4.09 3.01 0.53 0.68 0.50Perubahan Stok 10.96 11.10 19.82 0.11 0.11 0.19

Ekspor Neto (a-b) -4.56 -4.10 -2.15 -2.81 -2.52 -1.31a. Ekspor -11.64 -11.64 -0.35 -11.64 -11.64 -0.43

Ekspor LN -12.97 -12.55 -12.97 -12.55Ekspor Antar Daerah -8.49 -9.50 -8.49 -9.50

b. Impor -18.85 -19.16 1.41 -18.85 -19.16 0.88Impor LN -29.76 -32.02 -29.76 -32.02

Impor Antar Daerah -5.05 -2.65 -5.05 -2.65PDRB Kaltim -1.44 -1.06 0.47 -1.44 -1.06 0.47Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia)

Jenis PenggunaanKontribusiPertumbuhan (y-o-y)

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar 4,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 2,48%. Meningkatnya konsumsi ini dipengaruhi oleh pola konsumsi

musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini terlihat dari Indeks

Penjualan Barang Elektronik dan Indeks Penjualan Retail (Supermarket) yang berada di atas

level optimis (100), dan terus menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode

sebelumnya (Grafik 1.2). Dari sisi perbankan, penyaluran kredit konsumsi masih

menunjukkan adanya pertumbuhan, yaitu sebesar 15,99% (y-o-y) dari Rp 6,33 triliun pada

triwulan III-2008 menjadi Rp 7,34 triliun. Namun demikian, pertumbuhan kredit konsumsi

pada periode berjalan ini masih lebih lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang

tumbuh sebesar 20,55% (y-o-y) (Grafik 1.3).

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Samarinda pada triwulan III-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada diatas

level optimis 100, yaitu sebesar 123,25; lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada

triwulan II-2009 yang sebesar 116,25. Posisi ini dipengaruhi oleh Indeks Kondisi Ekonomi

(IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing juga berada di atas level

optimis, yaitu sebesar 109 dan 137,5 (Grafik 1.4). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

memiliki pandangan yang positif terhadap perkembangan ekonomi dan dipengaruhi juga

dengan adanya ekspektasi tambahan penghasilan yang mereka peroleh baik dari Tunjangan

Hari Raya (THR) maupun meningkatnya omset penjualan. Hal ini terlihat pada meningkatnya

Indeks Ekspektasi Penghasilan (Grafik 1.5)

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluran Pemerintah

pada triwulan II-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar -

6,43% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan II-2009 yang tercatat

sebesar 4,81%. Hal ini dipengaruhi

oleh meningkatnya belanja

pemerintah daerah, yang terlihat

dari meningkatnya Indeks Konsumsi

Pemda (APBD), yang berada di atas level 100 (Grafik 1.6).

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan

Timur pada triwulan III-2009

diperkirakan mengalami pertumbuhan

sebesar 3,01% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan

PMTDB pada triwulan II-2009 yang

mencapai 4,09%.

Dari sisi pembiayaan

perbankan, penyaluran kredit investasi

perbankan pada triwulan III-2009

mencapai Rp 5,92 triliun, atau masih

mengalami pertumbuhan sebesar

23,30% (y-o-y). Namun demikian,

pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009

yang sebesar 30,40% (y-o-y).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

Sementara itu, faktor

positif yang juga menjadi

pendorong meningkatnya kinerja

PMDTB pada periode berjalan ini

dapat terlihat dari Indeks Realisasi

Investasi dan Indeks Konsumsi

Listrik Industri yang berada di atas

level 100 (Grafik 1.8). Tingginya

kedua indeks tersebut

menunjukkan meningkatnya iklim

investasi di Kalimantan Timur.

1.2.4 Ekspor dan Impor

Laju pertumbuhan ekspor

Kalimantan Timur pada triwulan III-2009,

diperkirakan masih mengalami kontraksi

sebesar -0,35% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan kontraksi yang

terjadi pada triwulan II-2009, yaitu

sebesar -11,64%. Perkembangan ekspor

ini terlihat dari melambatnya

pertumbuhan ekspor melalui pelabuhan

di Kota Samarinda dan Balikpapan yang

mengalami pertumbuhan sebesar

28,96% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009

yang sebesar 45,79%. Volume ekspor melalui kedua pelabuhan utama di Kalimantan Timur

pada periode berjalan mencapai 14 juta ton, lebih tinggi dibandingkan volume ekspor pada

triwulan II-2009 sebesar 10,6 juta ton. Sementara impor mengalami pertumbuhan sebesar

102,90% (y-o-y), dengan volume mencapai 2,2 juta ton (Grafik 1.9).

Sementara itu dari

ekspor dan impor migas masih

menunjukkan perkembangan

yang beragam. Sampai dengan

data bulan Juli 2009, Indeks

Ekspor migas Kalimantan Timur

masih berada di bawah level

optimis, yaitu sebesar 94,19.

Sedangkan Indeks Impor Migas

berada pada level 137,77

(Grafik 1.10). Hal ini

dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan pasokan migas untuk diolah menjadi bahan bakar

migas karena adanya peningkatan permintaan masyarakat.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

Sementara itu berdasarkan data

ekspor non migas yang berasal dari

Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh

Bank Indonesia, ekspor non migas

Kalimantan Timur triwulan II-2009

mencapai USD 1.558,6 juta, mengalami

kontraksi sebesar -7,72% dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya,

yang tercatat sebesar USD 1.688,9 juta.

Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan

ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,92%

dengan nilai USD 1.401,5 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami

pertumbuhan sebesar 8,02% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh masih relatif stabilnya permintaan batubara di

pasar dunia. Ekspor komoditas ini juga menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekspor

non migas pada periode berjalan, dengan kontribusi mencapai 6,16%. Kemudian diikuti oleh

komoditas lemak & minyak hewan/nabati (1,66%) dan komoditas kendaraan dan bagiannya

(0,07%) (Gafik 1.11).

Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa

27 - Bahan Bakar Mineral 1,401,461,950 89.92% Taiwan 272,430,919 17.48%15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 39,747,431 2.55% Cina 259,287,408 16.64%44 - Kayu, Barang dari Kayu 38,221,198 2.45% Jepang 257,555,714 16.53%28 - Bahan Kimia Anorganik 31,951,964 2.05% Korea Selatan 238,479,629 15.30%03 - Ikan dan Udang 20,766,529 1.33% India 131,972,799 8.47%29 - Bahan Kimia Organik 13,646,012 0.88% Hongkong 91,182,882 5.85%84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 5,344,802 0.34% Malaysia 85,690,388 5.50%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 2,779,658 0.18% Thailand 63,736,922 4.09%87 - Kendaraan dan Bagiannya 1,225,791 0.08% Filipina 43,321,421 2.78%38 - Berbagai Produk Kimia 883,943 0.06% Italia 41,235,406 2.65%Lainnya 2,527,613 0.16% Lainnya 73,663,403 4.73%

Total 1,558,556,891 100% Total 1,558,556,891 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan ekspor,

pangsa terbesar triwulan III-2009 ini masih

dimiliki oleh Taiwan (17,48%), diikuti oleh

Cina (16,64%), dan negara dengan pangsa

pasar terbesar ketiga adalah Jepang

(16,53%). Berdasarkan kontribusi terhadap

pertumbuhan, kontribusi terbesar

pertumbuhan berasal dari Cina (8,10%),

diikuti Hongkong (3,52%), India (2,11%),

Malaysia (1,71%) dan Filipina (0,99%) (Grafik

1.12). Kontribusi negara-negara di Asia yang cukup besar bagi pertumbuhan ekspor non

migas Kalimantan Timur menunjukkan masih adanya ketergantungan terhadap pasar

tradisional. Namun di sisi lain, imbas krisis finansial global terhadap negara-negara di

kawasan Asia tidaklah sebesar dampak yang diterima oleh negara-negara di Amerika dan

kawasan Eropa.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 1,41% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -19,16% (y-

o-y). Dari perkembangan impor yang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kontraksi ini lebih rendah dibandingkan dengan pada triwulan I-2009 yang tercatat sebesar -

17,97%. Pertumbuhan impor ini juga terlihat dari perkembangan impor yang melalui

pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, serta pertumbuhan impor migas Kalimantan Timur

(Grafik 1.9 dan 1.10).

Berdasarkan data yang

tercatat di Bea Cukai, nilai impor

non-migas Kaltim selama triwulan

III- 2009 berjumlah USD 393,39 juta

atau mengalami peningkatan sebesar

43,76%, dibandingkan dengan

triwulan II tahun 2008. Berdasarkan

negaranya, kontribusi terbesar

pertumbuhan impor non-migas

adalah impor dari Singapura yang

menyumbang sebesar 25,16% dari

kenaikan impor non migas

Kalimantan Timur; kemudian diikuti

oleh peningkatan impor yang berasal dari Cina (17,30%), Australia (10,64%), Perancis

(4,63%) dan Jerman (4,18%) (Gafik 1.13). Sedangkan berdasarkan pangsa pasarnya,

Singapura merupakan negara asal barang dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai

33% diikuti oleh Cina (15%), Australia (13,6%) dan Amerika Serikat (9,3%) (Tabel 1.6).

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa(USD) Pasar (USD) Pasar

89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 143,979,233 36.6% Singapura 129,714,176 33.0%84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 102,257,278 26.0% Cina 58,877,824 15.0%87 - Kendaraan dan Bagiannya 45,262,332 11.5% Australia 53,620,245 13.6%31 - Pupuk 27,999,524 7.1% Amerika Serikat 36,437,941 9.3%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 18,890,230 4.8% Jepang 28,356,993 7.2%40 - Karet dan Barang dari Karet 18,533,950 4.7% Perancis 19,940,677 5.1%85 - Mesin / Peralatan Listik 8,864,558 2.3% Jerman 16,002,081 4.1%90 - Perangkat Optik 7,718,335 2.0% Italia 10,595,611 2.7%36 - Bahan Peledak 5,395,558 1.4% Malaysia 7,368,166 1.9%38 - Berbagai Produk Kimia 5,313,449 1.4% Filipina 6,993,324 1.8%Lainnya 9,171,969 2.3% Lainnya 25,479,378 6.5%Total 393,386,416 100% Total 393,386,416 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

NegaraKomoditas

Berdasarkan komoditasnya,

pertumbuhan impor non-migas Kaltim

pada triwulan II-2009 disumbang oleh

komoditas kapal laut dan bangunan

terapung (44,61%), mesin/peralatan

listrik (1,05%) dan komoditas benda-

benda dari besi dan baja (0,93%).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

Pangsa terbesar impor non migas Kalimantan Timur didominasi oleh komoditas kapal laut

dan bangunan terapung dengan pangsa sebesar 36,6% (Grafik 1.10). Meningkatnya impor

non migas Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya

kembali aktivitas industri di wilayah ini paska tekanan pengaruh krisis global.

Perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan

impor) sebesar USD 1.165,2 juta.

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan

perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y),

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi

sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari

sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi

dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya

permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari

Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri

pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini,

yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina

karena meningkatnya permintaan.

Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan

salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar -

2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi

minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang

mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%.

Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Q I-09 Q II-09 Q III-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09*Pertanian -13.04 -10.97 -3.24 -1.00 -0.79 -0.22Pertambangan & penggalian -0.42 -0.90 -2.23 -0.16 -0.35 -0.88Industri Pengolahan -5.54 -5.15 1.11 -1.77 -1.64 0.35Listrik, gas, & air bersih 4.00 5.61 -3.28 0.01 0.02 -0.01Bangunan 6.09 7.85 2.50 0.21 0.27 0.09Perdagangan, hotel dan restoran 6.44 7.67 6.80 0.53 0.63 0.57Pengangkutan 7.96 8.99 7.07 0.41 0.47 0.37Keuangan 7.22 7.19 5.32 0.21 0.21 0.16Jasa-jasa 6.13 6.97 1.63 0.12 0.13 0.03PDRB -1.44 -1.06 0.47 -1.44 -1.06 0.47PDRB tanpa Migas -1.70 0.21 -0.06Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda, (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia)

Sektor EkonomiKontribusi Pertumbuhan (y-o-y)

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2009 diperkirakan masih

mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), lebih baik dibandingkan kontraksi yang terjadi pada

triwulan II-2009 yang mencapai -10,97%. Kontribusi sektor ini pada pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur periode berjalan sebesar -0,22%. Kontraksi ini diperkirakan dipengaruhi oleh

masih rendahnya produksi tanaman pangan yang dipengaruhi oleh bergesernya masa tanam akibat

adanya perubahan cuaca. Hal ini terlihat dari Indeks Produksi Padi Sawah dan Ladang yang masih

berada dibawah level optimis (100) (Grafik 1.15). Namun demikian, produksi pada sub sektor

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

lainnya, yaitu kehutanan dan perikanan diperkirakan mengalami peningkatan karena permintaan

yang mulai pulih, yang terlihat dari Indeks Produksi Kayu Log, Indeks Produksi Kayu Olahan,

Indeks Produksi Perairan Umum dan Indeks Produksi Tambak, sehingga hal ini berpengaruh pada

perbaikan kinerja sektor pertanian secara keseluruhan pada periode berjalan ini dibandingkan

dengan triwulan II-2009 (Grafik 1.16).

Sementara itu dari sisi pembiayaan perbankan,

penyaluran kredit pertanian triwulan III-2009

mencapai Rp 1,05 triliun, dengan pertumbuhan

sebesar 24,22% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih

lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan II-2009 yang mencapai 52,68%.

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini diperkirakan masih mengalami kontraksi seperti halnya sektor pertanian, yaitu

sebesar -2,23% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar -0,90%.

Belum pulihnya permintaan masih menjadi faktor utama penyebab rendahnya produksi di sektor

ini. Hal ini terlihat dari Indeksi Produksi Minyak Mentah (kondensat) dan Gas Bumi yang masih

berada dibawah atau sedikit diatas level optimis, karena pengaruh cadangan migas yang berkurang

karena usia sumur yang sudah tua. Namun sementara itu, produksi batubara diperkirakan

menunjukkan perkembangan yang positif, seperti terlihat pada Indeks Produksi Batubara yang

berada di atas level optimis karena pengaruh permintaan yang masih relatif stabil (Grafik 1.18 dan

Grafik 1.19).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini diperkirakan tumbuh positif sebesar 1,11% (y-o-y) pada triwulan III-2009, lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -5,15%.

Pertumbuhan sektor ini diperkirakan dipengaruhi oleh industri pengilangan minyak, seperti terlihat

pada Indeks Produksi Kilang Minyak yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.20). Hal ini

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan bahan bakar minyak domestik yang dipengaruhi oleh

adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang berpengaruh pada

meningkatnya arus transportasi baik darat, laut dan udara karena masyarakat memiliki tradisi

pulang ke kampung halamannya atau mudik.

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada periode

laporan diperkirakan mengalami kontraksi

sebesar -3,28% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu

tumbuh sebesar 5,61%. Penyaluran kredit

perbankan untuk sektor ini pada triwulan III-

2009 mencapai Rp 80,5 miliar atau mengalami

pertumbuhan sebesar 193,36% (y-o-y) (Grafik

1.15).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 2,50% (y-o-y), lebih lambat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 7,85%.

Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai

Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.23). Sementara

konsumsi semen di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 mencapai 227,7 ribu ton, mengalami

pertumbuhan sebesar 15,99% (y-o-y) (Grafik 1.24). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh masih

cukup tingginya permintaan masyarakat akan tempat tinggal/rumah.

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran

pada triwulan III-2009 diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 6,80% (y-o-y), lebih

lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009

yang tumbuh sebesar 7,67%. Pertumbuhan pada

periode berjalan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan masyarakat yang

dipengaruhi oleh adanya perayaan Hari Raya Idul

Fitri. Hal ini terlihat dari Indeks Harga

Perdagangan Besar, Indeks Penjualan Mobil dan Motor, serta Indeks Omzet Restoran yang berada

di atas level optimis (100) (Grafik 1.25).

Berdasarkan penyaluran kredit perbankan,

penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada

triwulan III-2009 mencapai Rp 5,2 triliun, mengalami

peningkatan sebesar 15,09% (y-o-y). Pertumbuhan

tersebut lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar

16,67% (Grafik 1.26).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan & komunikasi pada

triwulan III-2009 diprediksi mengalami pertumbuhan

sebesar 7,07% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang

sebesar 8,99%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang

memanfaatkan momen perayaan Hari Raya Idul Fitri

untuk pulang ke kampung halamannya. Pertumbuhan di

sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari

perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat,

Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.27).

Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat yang melalui Bandara Sepinggan,

Balikpapan, jumlah penumpang yang

selama triwulan III-2009 mencapai

490.015 orang dengan pertumbuhan

sebesar 22,56% (y-o-y); sementara

jumlah penumpang yang berangkat

mencapai 543.017 orang, atau tumbuh

sebesar 17,84% (y-o-y). Sehingga jumlah

keseluruhan penumpang yang

menggunakan Bandara Sepinggan adalah

sebesar 1.033.032 orang, mengalami

pertumbuhan sebesar 20,03% (y-o-y) (Grafik 1.28).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2009 ini diperkirakan

akan mengalami petumbuhan sebesar 5,32% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2009 sebesar 7,19%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran

kredit perbankan yang masih mengalami pertumbuhan. Penyaluran kredit perbankan pada triwulan

III-2009 mencapai Rp 23,5 triliun atau tumbuh sebesar 18,46% (y-o-y) (Grafik 1.29). Faktor

pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa

Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik

1.30). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan

tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan

diperkirakan mengalami pertumbuhan

sebesar 1,63% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

II-2009 sebesar 6,97%. Salah satu indikator

meningkatnya sektor jasa-jasa terlihat dari

Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum yang

berada di atas level optimis (Grafik 1.31).

Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan

gaji pegawai negeri sipil.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2008

Pada tahun 2008, laju perkembangan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Timur

menunjukkan perkembangan yang positif, dengan hampir semua wilayah menunjukkan pertumbuhan,

kecuali Kabupaten Kutai Timur yang mengalami kontraksi. Berdasarkan PDRB dengan migas,

pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di Kota Balikpapan, yaitu dengan pertumbuhan sebear 12,32%

(y-o-y), sedangkan pertumbuhan terendah dicatat oleh Kota Bontang, yaitu sebesar 0,12% (y-o-y).

Sementara pertumbuhan berdasarkan PDRB tanpa migas, pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten

Nunukan yaitu sebesar 14,44% (y-o-y), dan yang terendah juga di Kota Bontang (3,15%). Sedangkan

Kabupaten Kutai Timur mengalami kontraksi, baik berdasarkan pertumbuhan dengan migas atau tanpa

migas, yang masing-masing sebesar -0,84% dan -1,01% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi rata-rata

seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur adalah sebesar 3,98% (y-o-y) dengan migas dan 4,75%

(y-o-y) tanpa migas. Sementara pertumbuhan ekonomi dengan migas Provinsi Kalimantan Timur tahun

2008 adalah sebesar 4,82% (y-o-y), atau 6,13% (y-o-y) tanpa migas.

Sementara itu, pendapatan per kapita berdasarkan PDRB migas kabupaten/kota tahun 2008,

Kota Bontang merupakan daerah dengan pendapatan per kapita terbesar, yaitu mencapai Rp

568.617.639,- per kapita per tahun, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Penajam Paser

Utara (PPU) yaitu sebesar Rp 19.297.339,- per kapita per tahun. Sedangkan berdasarkan PDRB non

migas, pendapatan per kapita tertinggi tercatat di Kabupaten Kutai Timur, yaitu sebesar Rp

122.269.450,- per kapita per tahun; dan yang terendah di Kabupaten PPU yaitu sebesar 11.283.445,-

per kapita per tahun. Pendapatan per kapita di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 adalah Rp

101.858.133,- per kapita per tahun berdasarkan PDRB migas; dan Rp 41.403.529,- per kapita per

tahun berdasarkan PDRB non migas.

Untuk melihat sejauh mana perkembangan kabupaten/kota di Kalimantan Timur, maka

digunakan Tipologi Klassen dengan mendasarkan pada komponen pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan per kapita berdasarkan PDRB non migas, dan data Provinsi Kalimatan Timur digunakan

sebagai tolok ukurnya.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Kalimantan Timur berada

pada kategori berkembang cepat, yaitu daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

dibandingkan dengan Prov. Kalimantan Timur, namun pendapatan per kapita lebih rendah. Daerah yang

berada dalam kategori ini antara lain Kab. Kutai Barat, Kab. Malinau, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan,

Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Pasir, Kota Balikpapan dan Kota Tarakan. Daerah yang termasuk dalam

kategori ini umumnya pangsa PDRB sektoralnya relatif berimbang, tidak terdapat satu sektor yang

sangat mendominasi. Kemudian pada kategori daerah yang maju tertekan, terdapat dua daerah yaitu

Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, yang memiliki pendapatan per kapita tinggi namun

pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua

daerah ini memiliki satu sektor ekonomi yang sangat mendominasi yaitu sub sektor pertambangan non

migas di Kab. Kutai Timur dan sub sektor industri pengolahan LNG di Kota Bontang. Sementara daerah

yang termasuk dalam kategori cepat maju dan cepat tumbuh, yang merupakan kategori terbaik, adalah

Kabupaten Kutai Kartanegara, yang memiliki pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi

lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. PDRB Kabupaten ini didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 88,05%; yang 77,86%-nya adalah pertambangan migas.

Adanya kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia yang pernah mencapai USD 147 per barel pada

tahun 2008 menjadi salah satu faktor tingginya pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi

daerah ini pada tahun 2008.

Daerah yang termasuk dalam kategori relatif tertinggal, daerah yang memiliki pendapatan per kapita

dan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur,

yaitu Kota Samarinda dan Kabupaten Berau.

19

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Laju perkembangan perubahan

harga barang dan jasa tahunan di

Kalimantan Timur pada triwulan III-

2009, yang dihitung dari perubahan

Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat

sebesar 3,89% (y-o-y); lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan II-2009

sebesar 4,90% (y-o-y). Namun masih

lebih tinggi dibandingkan dengan laju

inflasi tahunan nasional yang sebesar

2,83% (y-o-y). Berdasarkan

komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau, yaitu sebesar 10,75% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan,

rekreasi dan olahraga (8,99%), dan kelompok komoditas bahan makanan (5,49%). Sementara

kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya

kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -6,50%.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan

terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,33% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-

masing sebesar 3,69% (y-o-y) dan 3,30% (y-o-y).

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan III

2009, meliputi:

• Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyaratkat dipengaruhi oleh pola konsumsi

musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.

• Dari sisi penawaran, meningkatnya ekspektasi harga dari penjual yang memanfaatkan momen

perayaan Idul Fitri untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009

Kelompok Inflasi (Q 3-09)

Q-t-Q Y-o-Y Bahan Makanan 3.13 5.49 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.87 10.75 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.07 3.07 Sandang 2.25 4.57 Kesehatan 2.18 5.01 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7.40 8.99 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.46 -6.50

UMUM 2.33 3.89 Sumber: BPS, diolah

BBBAAABBB

IIIIII

Evaluasi Perkembangan Inflasi

20

2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada

triwulan III-2009 mencapai 1,81% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan II-2009 yang sebesar 0,42%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas

kesehatan yaitu sebesar 3,74% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan

(3,62%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya kesehatan dan adanya pola konsumsi

musiman karena pengaruh perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara inflasi terendah terjadi

pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,39%).

Tabel 2.2

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda

Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 2.44 0.43 3.62 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.94 1.03 2.23

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.36 0.73 0.46 Sandang 2.59 -2.03 2.69 Kesehatan 1.86 0.08 3.74 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.36 1.07 0.52 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -3.82 0.32 0.39

UMUM 1.49 0.42 1.81 Sumber: BPS, diolah

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 2,55%

(q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar 0,31%. Kelompok

komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 16,44% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh

meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau (2,56%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (1,96%). Sedangkan laju inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 0,75%.

Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan

Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan -0.84 -1.40 1.29 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.82 1.81 2.56 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.13 1.19 1.96 Sandang 1.82 -0.71 1.52 Kesehatan 0.84 0.56 0.41 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.07 0.31 16.44 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.30 0.02 0.75

UMUM 0.03 0.31 2.55 Sumber: BPS, diolah

Evaluasi Perkembangan Inflasi

21

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2009 mencapai 3,52% (q-t-q), merupakan

yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih tinggi dibandingkan

triwulan II-2009 yang mencapai 1,34%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan

makanan yang mencapai 6,44% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau (6,06%) dan kelompok komoditas sandang (2,72%). Hal ini dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman dengan adanya

perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi

dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,08% (q-t-q).

Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan

Kelompok Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 1.92 -1.00 6.44 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.33 6.52 6.06 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.30 0.97 0.67 Sandang 4.89 -0.99 2.72 Kesehatan 0.07 2.74 1.52 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 2.22 0.64 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.11 0.97 -0.08

UMUM 0.53 1.34 3.52 Sumber: BPS, diolah

2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,69%

(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,87%.

Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara

nasional yang tercatat sebesar 2,83%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 10,71%, diikuti oleh kelompok komoditas

bahan makanan (8,30%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%). Hal ini dipengaruhi

oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan

kenaikan biaya kesehatan (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas

transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-6,18%), yang dipengaruhi oleh penurunan ongkos

angkutan.

Evaluasi Perkembangan Inflasi

22

Tabel 2.4

Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 11.28 6.55 8.30 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 14.88 10.87 10.71 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 18.07 7.25 2.05 Sandang 5.44 2.82 4.05 Kesehatan 8.43 6.80 6.55 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7.77 8.40 2.35 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.52 -6.19 -6.18

UMUM 10.52 4.87 3.69 Sumber: BPS, diolah

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,30% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2009 yang mencapai 3,77%. Laju

inflasi tahunan Kota Balikpapan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada

kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang

dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga

memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2009 adalah kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,23%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya

permintaan karena adanya pola konsumsi musiman; dan kelompok komoditas perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Sementara satu-satunya kelompok komoditas yang

mengalami deflasi adalah kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yang

dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan kota.

Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 9.21 3.22 0.35 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.12 9.33 9.23 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10.57 4.84 4.55 Sandang 3.59 3.75 3.77 Kesehatan 4.68 4.02 2.77 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 13.69 13.63 17.45 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -2.27 -6.37 -6.03

UMUM 7.29 3.77 3.30 Sumber: BPS, diolah

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2009 mencapai 6,33% (y-o-y),

merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Berdasarkan

Evaluasi Perkembangan Inflasi

23

kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau

merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,28% (y-o-y); diikuti

oleh kelompok komoditas bahan makanan (10,70%), dan kelompok komoditas sandang (8,99%).

Hal ini juga dipengaruh pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -8,83% (y-o-y).

Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Y-o-Y (%)

Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Bahan Makanan 21.31 15.42 10.70 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 13.46 14.86 15.28 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 7.53 5.92 2.39 Sandang 8.89 7.16 8.99 Kesehatan 7.46 7.31 5.80 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.68 3.49 3.09 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.56 -8.63 -8.83

UMUM 11.69 8.40 6.33 Sumber: BPS, diolah

26

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum

menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin

dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset,

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2009) menurut pertumbuhan

triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan

perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional

mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,24%, 3,55%, dan 4,64%. Sementara

pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit

masing-masing sebesar 1,44%, 1,42%, dan 5,67%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy),

jumlah aset dan penghimpunan DPK bank umum di Kaltim mengalami peningkatan masing-

masing sebesar 8,25% dan 9,15%, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan

nasional yang mengalami peningkatan secara signifikan masing-masing sebesar 17,7% dan

21,04%. Namun dari sisi kredit, prosentase kredit bank umum di Kaltim naik 18,46% atau lebih

tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 13,28%.

Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini

terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 16,98% (y-o-y). Demikian juga

halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 27,74% (y-o-y), sementara kredit hanya

mampu tumbuh sebesar 17,14% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan

terjadinya peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas namun tetap dalam kondisi yang

terkendali.

BBBAAABBB

IIIIIIIII

3.24

3.55

4.64

1.44

1.42

5.67

- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

Aset

DPK

Kredit

Nasional

Kaltim

Grafik 3.1

Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

17.77

21.04

13.28

8.25

9.15

18.46

- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

Aset

DPK

Kredit

Grafik 3.2

Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Perkembangan Perbankan Daerah

27

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2009 tercatat Rp

53.404 miliar, mengalami peningkatan 14.22% (qtq) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang

cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 20,59% sedangkan bank

swasta mencatat penurunan aset bersih sebesar 1,18%. Jika dibandingkan dengan posisi

triwulan III-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 3.05% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09 qtq yoy

Jumlah Aset Bersih 51,823 46,465 46,756 53,404 100.00% 100.00% 14.22% 3.05%

Bank Pemerintah 39,096 32,634 33,074 39,883 70.74% 74.68% 20.59% 2.01%

Bank Swasta 12,727 13,832 13,682 13,521 29.26% 25.32% -1.18% 6.24%

Aktiva Produktif 29,997 30,487 31,368 31,702 100.00% 100.00% 1.07% 5.68%

Penempatan pada Bank Indonesia 8,483 7,891 7,505 6,616 23.93% 20.87% -11.85% -22.01%

Penempatan pada Bank Lain 353 790 248 311 0.79% 0.98% 25.38% -11.90%

Surat berharga yang dimiliki 1,283 1,308 1,355 1,447 4.32% 4.56% 6.76% 12.78%

Kredit yang diberikan 19,846 20,474 22,249 23,318 70.93% 73.55% 4.80% 17.49%

Lainnya 32 24 10 10 0.03% 0.03% 2.39% -68.94%

Pertumb. Tw3-09Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi

oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 73,55% dan penempatan pada BI

dengan pangsa 20,87%. Penurunan suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan,

diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 11,85%,

dari Rp 7.505 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 6.616 miliar pada triwulan laporan.

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil

dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan III-2009 mencapai Rp 42.948

miliar, atau meningkat 1,42% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Jika dibandingkan dengan

posisi triwulan III-2008, penghimpunan

dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami

pertumbuhan sebesar 9,15% (yoy).

Peningkatan dana pada triwulan

laporan berasal dari deposito dan

tabungan, sementara giro mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq),

tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 4,92%, diikuti oleh deposito dengan

pertumbuhan sebesar 2,88%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar -4,2%.

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni

sebesar 4,99% sedangkan bank milik pemerintah hanya tumbuh sebesar 0,10%. Hal ini

dipengaruhi oleh simpanan giro yang turun sebesar -5,69% (qtq).

-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%

05

101520253035404550

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008 2009

DPK (triliun Rp)

DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat

Perkembangan Perbankan Daerah

28

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw 3-09 Tw3-09 q-t-q y-o-y

Total DPK 35,113 39,350 41,518 41,367 42,346 42,948 100.0% 1.42% 9.15%Giro 11,013 13,532 12,917 12,597 13,126 12,575 31.0% -4.20% -7.07%Tabungan 14,031 14,474 15,525 14,920 15,316 16,069 36.2% 4.92% 11.02%Deposito 10,069 11,344 13,075 13,851 13,903 14,303 32.8% 2.88% 26.09%

Bank Pemerintah 25,797 29,183 29,940 29,852 30,902 30,934 73.0% 0.10% 6.00%Giro 9,099 11,643 10,859 10,586 10,907 10,287 25.8% -5.69% -11.65%Tabungan 10,168 10,405 10,962 10,326 10,717 11,154 25.3% 4.08% 7.20%Deposito 6,530 7,135 8,119 8,941 9,278 9,493 21.9% 2.32% 33.04%

Bank Swasta 9,315 10,166 11,578 11,515 11,443 12,014 27.0% 4.99% 18.17%Giro 1,914 1,889 2,059 2,011 2,219 2,289 5.2% 3.15% 21.16%Tabungan 3,863 4,069 4,563 4,594 4,599 4,915 10.9% 6.87% 20.79%Deposito 3,538 4,208 4,957 4,910 4,625 4,810 10.9% 4.00% 14.31%

Jenis SimpananPert. Tw3-09Posisi (dalam Rp Miliar)

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Penyaluran kredit bank umum di Kaltim

pada triwulan III-2009 menunjukkan

perlambatan namun masih tercatat positif.

Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi

ditengah mulai turunnya tingkat bunga

pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga

simpanan tersebut tidak secepat penurunan BI-

rate sehingga tingkat bunga pinjaman yang

berlaku dinilai masih relatif tinggi. Adapun BI-

rate selama triwulan laporan telah turun sebanyak 50 basis poin, yakni dari 7% pada akhir

triwulan II-2009 menjadi 6.5% pada akhir triwulan laporan (Grafik 3.4).

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank

umum yang berkantor di Kaltim pada

triwulan III-2009 mencapai Rp 23.527,9

miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan,

pertumbuhan kredit pada triwulan laporan

tercatat 5,75% (qtq) atau lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan II-2009 sebesar 5,89%. Jika

dibandingkan dengan posisi triwulan III-

2008, penyaluran kredit pada triwulan III-

2009 telah tumbuh sebesar 18,55% (yoy)

atau melambat dibanding pertumbuhan

tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 22,18% (grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp

15.392,6 miliar (pangsa 65,4%) atau mengalami peningkatan 6,88% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada

triwulan laporan meningkat sebesar 3,67%, menjadi Rp 8.135,3 miliar (pangsa 34,6%).

Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan

yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit investasi (pangsa 25,2%) mencatat

68

101214161820

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008 2009

Suku

Bun

ga (%

)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008 2009

Kredit (triliun Rp)

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Perkembangan Perbankan Daerah

29

pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 7,71% menjadi Rp 5.926,7 miliar. Selanjutnya kredit

konsumsi (pangsa 31,2%) meningkat sebesar 5,35% menjadi Rp 7.350,7 miliar, diikuti

kredit modal kerja (pangsa 43,6%) yang meningkat 4,92% menjadi Rp 10.250,5 miliar.

Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan

air (98,53%), diikuti sektor pertambangan (19,79%), sektor perindustrian (10,22%) dan

sektor konstruksi (6,96%).

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw3-09 Tw3-09 q-t-q y-o-y

Kredit 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 22,249.1 23,527.9 100.0% 5.75% 18.55% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 11,144.0 11,938.4 12,028.3 13,167.5 14,402.1 15,392.6 65.4% 6.88% 28.93%Bank Swasta 7,065.6 7,908.5 8,445.5 7,844.9 7,847.0 8,135.3 34.6% 3.67% 2.87%

Jenis PenggunaanModal Kerja 8,202.2 8,713.7 8,958.4 9,024.0 9,769.5 10,250.5 43.6% 4.92% 17.64%Investasi 4,219.6 4,804.4 5,030.6 5,324.5 5,502.3 5,926.7 25.2% 7.71% 23.36%Konsumsi 5,787.9 6,328.8 6,484.7 6,664.0 6,977.2 7,350.7 31.2% 5.35% 16.15%

Sektor EkonomiPertanian 665.9 846.0 887.4 915.9 1,016.7 1,051.0 4.5% 3.37% 24.22%Pertambangan 583.0 478.7 555.5 680.7 768.4 920.5 3.9% 19.79% 92.31%Perindustrian 710.5 767.5 864.7 785.9 737.2 812.6 3.5% 10.22% 5.88%Listrik, Gas dan Air 14.9 27.4 27.2 34.6 40.5 80.5 0.3% 98.53% 193.36%Konstruksi 2,384.7 2,719.9 2,476.4 2,627.5 3,041.2 3,252.8 13.8% 6.96% 19.59%Perdagangan 4,319.5 4,524.9 4,765.4 4,771.3 5,039.5 5,236.9 22.3% 3.92% 15.74%Angkutan 703.8 813.8 889.9 950.3 1,008.5 1,032.3 4.4% 2.36% 26.85%Jasa Dunia Usaha 2,803.6 3,090.1 3,254.6 3,311.0 3,342.0 3,504.7 14.9% 4.87% 13.42%Jasa Sosial 222.4 238.8 254.7 260.7 267.8 272.8 1.2% 1.86% 14.20%Lain-Lain 5,801.2 6,339.8 6,498.0 6,674.7 6,987.2 7,363.8 31.3% 5.39% 16.15%

LDR 51.86% 50.44% 49.31% 50.79% 52.54% 54.78%

Pert. Tw3-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank

umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 52,54% pada triwulan II-2009

menjadi 54,78% pada triwulan laporan.

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan secara

nasional untuk membiayai proyek yang

berlokasi di wilayah Kaltim pada periode

laporan (s.d Agustus 2009) tercatat sebesar

Rp 34.161 miliar, mengalami peningkatan

sebesar 11% (qtq) dibandingkan dengan

posisi kredit pada triwulan sebelumnya

(Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan

dengan triwulan III tahun 2008, kredit

berdasarkan lokasi proyek mengalami

pertumbuhan sebesar 14,91% (yoy) atau

mengalami kenaikan dibanding triwulan

sebelumnya sebesar 11,00% (Grafik 3.6).

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur

-5.00.05.0

10.015.020.025.030.035.040.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008 2009

Kred

it (tr

iliun

Rp)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Perkembangan Perbankan Daerah

30

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan menunjukkan peningkatan

yang cukup positif bank pemerintah maupun bank swasta yang mengalami peningkatan

kredit masing-masing sebesar 8,72% dan 13,57%. Menurut sektor ekonomi, keseluruhan

sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif dengan pertumbuhan tertinggi

dicapai oleh sektor pertambangan (38,76%) dan sektor listrik, gas dan air (30,34%).

Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja

memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 45,8%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 32,6%.

Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan

pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,3% dan 15,9%.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Komposisi

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw3-09 q-t-q y -o-y

Kredit Lokasi Proyek 29,728.4 30,166.0 30,777.0 34,161.1 100.0% 11.00% 14.91% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 14,086.1 15,116.8 16,316.5 17,739.1 51.9% 8.72% 25.93%Bank Swasta 15,642.3 15,049.2 14,460.4 16,422.0 48.1% 13.57% 4.98%

Jenis PenggunaanModal Kerja 14,257.1 13,693.4 12,293.8 15,648.1 45.8% 27.28% 9.76%Investasi 9,160.0 9,961.0 10,225.4 11,145.3 32.6% 9.00% 21.67%Konsumsi 6,311.3 6,511.6 6,591.0 7,367.4 21.6% 11.78% 16.73%

Sektor EkonomiPertanian 2,213.0 2,438.5 3,000.2 3,087.9 9.0% 2.92% 39.53%Pertambangan 5,220.0 4,617.3 3,923.0 5,443.6 15.9% 38.76% 4.28%Perindustrian 1,492.1 1,688.4 1,685.4 1,881.0 5.5% 11.61% 26.07%Listrik, Gas dan Air 348.2 335.7 342.0 445.8 1.3% 30.34% 28.03%Konstruksi 3,315.2 3,109.7 3,510.0 3,614.6 10.6% 2.98% 9.03%Perdagangan 5,173.5 5,417.6 5,536.6 5,897.4 17.3% 6.52% 13.99%Angkutan 1,164.2 1,277.0 1,363.6 1,611.1 4.7% 18.15% 38.39%Jasa Dunia Usaha 4,292.3 4,547.6 4,484.1 4,540.2 13.3% 1.25% 5.78%Jasa Sosial 198.5 222.6 225.9 242.7 0.7% 7.44% 22.27%Lain-Lain 6,311.4 6,511.6 6,706.1 7,396.8 21.7% 10.30% 17.20%

LDR - lokasi proyek 75.5% 72.7% 72.7% 82.9%

Pert. Tw3-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek

di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.

Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 10.146 miliar

(pangsa 30,26%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)

sebesar Rp 9.472 miliar (pangsa 28,25%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh

Kabupaten Malinau sebesar Rp 94 miliar (pangsa 0,28%).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 3,432 2,540 10.23% 6.18% 135.12%Kab. Berau 1,764 1,918 5.26% 4.66% 91.97%Kab. Pasir 972 1,036 2.90% 2.52% 93.82%Kab. Bulungan 492 1,256 1.47% 3.05% 39.17%Kab. Kutai Barat 440 288 1.31% 0.70% 152.78%Kab. Kutai Timur 932 1,565 2.78% 3.81% 59.55%Kab. Malinau 94 638 0.28% 1.55% 14.73%Kab. Nunukan 253 604 0.75% 1.47% 41.89%Kodya Samarinda 10,146 14,949 30.26% 36.35% 67.87%Kodya Balikpapan 9,472 10,741 28.25% 26.12% 88.19%Kodya Tarakan 1,293 3,445 3.86% 8.38% 37.53%Kodya Bontang 4,243 2,146 12.65% 5.22% 197.72%

Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa

LDR

Perkembangan Perbankan Daerah

31

Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi

terjadi di kota Bontang sebesar 197,72%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar

152,78%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (135,12%) dan kota Balikpapan

(88,19%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah

14,73% (Tabel 3.5).

3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim

pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1% terhadap total

kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan

mencapai 6,04% (qtq) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang

sebesar 5,75%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala

kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) sebesar 8,13%, diikuti kredit besar (> 5 miliar)

tumbuh sebesar 7,23% dan kredit UMKM (s.d Rp. 5 miliar) yang tumbuh sebesar 4,97.

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw 3-09 q-t-q y-o-y

Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,499 3,523 3,818 3,932 16.7% 3.00% 12.38%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 4,212 4,248 4,706 5,089 21.6% 8.13% 20.81%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 5,705 5,804 6,072 6,300 26.8% 3.76% 10.44%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 13,416 13,575 14,596 15,321 65.1% 4.97% 14.20%

Besar (> Rp 5 miliar) 6,431 6,899 7,654 8,207 34.9% 7.23% 27.61%

Total 19,847 20,474 22,249 23,528 100.0% 5.75% 18.55%

Pert. Tw3-09Skala Kredit

KomposisiPosisi (miliar Rp)

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan

laporan tercatat Rp 9.363 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,11% jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta

tercatat Rp 5.775 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,33% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw 3-09 Tw2-09 Tw3-09 q-t-q y -o-y

Kredit UMKM 13,415.7 13,574.6 14,595.5 15,139.7 100.0% 100.0% 3.73% 12.85% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 7,504.4 7,228.8 8,742.0 9,363.7 59.9% 61.8% 7.11% 24.78%

Bank Swasta 5,911.3 6,345.8 5,853.6 5,775.9 40.1% 38.2% -1.33% -2.29% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 5,426.3 5,459.4 5,845.1 6,222.2 40.0% 41.1% 6.45% 14.67%Investasi 1,749.6 1,793.9 1,926.7 1,875.0 13.2% 12.4% -2.68% 7.17%Konsumsi 6,239.8 6,321.2 6,823.7 7,042.5 46.8% 46.5% 3.21% 12.87%

Sektor Ekonomi .Pertanian 321.7 351.5 413.3 522.2 2.8% 3.4% 26.35% 62.34%Pertambangan 138.7 139.5 143.4 183.9 1.0% 1.2% 28.28% 32.59%Perindustrian 189.6 184.4 185.3 185.8 1.3% 1.2% 0.30% -2.02%Listrik, Gas dan Air 21.1 20.8 28.2 29.1 0.2% 0.2% 3.21% 38.18%Konstruksi 1,063.8 969.2 1,132.2 1,276.2 7.8% 8.4% 12.72% 19.97%Perdagangan 3,356.7 3,462.9 3,717.1 3,836.4 25.5% 25.3% 3.21% 14.29%Angkutan 333.7 372.3 340.0 350.5 2.3% 2.3% 3.09% 5.02%Jasa Dunia Usaha 1,640.7 1,641.8 1,698.9 1,571.1 11.6% 10.4% -7.53% -4.25%Jasa Sosial 98.9 97.7 103.5 119.8 0.7% 0.8% 15.82% 21.19%Lain-Lain 6,250.8 6,334.5 6,833.7 7,064.7 46.8% 46.7% 3.38% 13.02%

Pert. Tw3-09Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Perkembangan Perbankan Daerah

32

Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran

kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 332

miliar dengan jumlah debitur sebanyak 35.857 debitur.

Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha

produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi

masing-masing berjumlah Rp 6.222,2 miliar (pangsa 41,1%) dan Rp 1.875,0 miliar (pangsa

12,4%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.042,5 miliar (pangsa 46,5%) merupakan kredit

konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit modal kerja tumbuh

paling tinggi yaitu sebesar 6,45%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 3,21%. Sedangkan

kredit investasi mengalami penurunan sebesar 2,68%.

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor

utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,3%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 10,4%) dan

sektor konstruksi (pangsa 8,4%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), hampir semua

sektor mencatat pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan

dan pertanian, masing-masing sebesar 28,28% dan 26,35%. Sedangkan, sektor jasa dunia

usaha merupakan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan kredit (-7,53%).

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan

menunjukkan kinerja yang menurun seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto

(gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,94% atau mengalami kenaikan jika

dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,74%.

Tabel 3.8

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw2-09 Tw3-09

NPLs Kredit UMKM 358.2 326.1 399.5 442.1 42.6 10.66% 2.74% 2.92% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 162.1 164.6 195.2 219.7 24.5 12.53% 3.34% 3.53%Investasi 72.6 45.5 60.0 61.0 1.0 1.66% 3.12% 3.26%Konsumsi 123.5 116.0 144.3 161.4 17.1 11.88% 2.11% 2.29%

Sektor EkonomiPertanian 13.7 10.6 11.7 11.4 -0.2 -1.87% 2.82% 2.19%Pertambangan 5.0 3.3 6.5 6.4 -0.1 -1.51% 4.51% 3.46%Perindustrian 12.0 5.0 4.0 9.9 5.9 148.48% 2.15% 5.34%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.2 - - 0.0 0.00% 0.00%Konstruksi 38.7 32.5 59.9 56.3 -3.5 -5.93% 5.29% 4.41%Perdagangan 108.1 92.9 121.2 125.0 3.8 3.12% 3.26% 3.26%Angkutan 5.9 5.3 3.9 8.3 4.4 114.76% 1.13% 2.36%Jasa Dunia Usaha 41.9 51.0 37.7 48.3 10.6 28.09% 2.22% 3.07%Jasa Sosial 7.4 7.0 7.1 10.8 3.7 52.75% 6.85% 9.03%Lain-Lain 125.4 118.4 147.7 165.7 18.0 12.19% 2.16% 2.35%

KeteranganNisbah NPLPert. Tw3-09Posisi (Rp miliar)

Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit

modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase

NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,34%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk

kredit investasi dan konsumsi juga mengalami kenaikan masing-masing menjadi 3,26% dan

2,29%, atau lebih tinggi jika dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,12% dan

2,11%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial

(9,03%) dan sektor perindustrian (5,34%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat

persentase NPLs di bawah 5%.

Perkembangan Perbankan Daerah

33

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada

triwulan III-2009 mengalami pertumbuhan sebesar

16,98% (y-o-y), dengan total nilai mencapai Rp 202,04

miliar. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar

18,95%. Sementara secara triwulanan aset BPR tumbuh

sebesar 5,32% (q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset

pada triwulan II-2009.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan

Timur pada triwulan III-2009 ini mengalami

peningkatan sebesar 27,74% (y-o-y) dibandingkan

triwulan II-2008, dengan nilai Rp 129,46 miliar.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar

24,29%. Pertumbuhan DPK periode berjalan ini

dipengaruhi oleh peningkatan jumlah deposito sebesar

31,07% (y-o-y) menjadi Rp 79,19 miliar, dan

pertumbuhan tabungan yang mencapai 22,84% (y-o-y)

menjadi Rp 50,27 miliar.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan

mencapai Rp 147,03 miliar, atau mengalami

peningkatan sebesar 17,14% (y-o-y) dibandingkan

triwulan II-2008. Pertumbuhan ini lebih lambat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2009

yang sebesar 21,87%. Peningkatan DPK periode

berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada

setiap komponen kredit, yaitu modal kerja yang

tumbuh 4,39% (y-o-y) menjadi Rp 84,52 miliar;

investasi tumbuh 52,85% (y-o-y) menjadi Rp 14,22

miliar dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar

37,01% (y-o-y) menjadi Rp 48,29 miliar.

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

Perkembangan Perbankan Daerah

34

Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

(dalam juta rupiah)

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q-t-Q Y-o-YJumlah BPR 11 11 11 11 11 11 11Aset 143,155 161,276 172,714 182,727 184,786 191,841 202,043 5.32 16.98Kredit 94,943 117,144 125,516 136,050 137,695 142,763 147,030 2.99 17.14

Modal Kerja 59,157 73,120 80,966 86,113 82,183 82,675 84,519 2.23 4.39Investasi 6,951 8,632 9,301 12,727 13,116 14,198 14,217 0.13 52.85Konsumsi 28,836 35,391 35,248 37,209 42,396 45,890 48,294 5.24 37.01

DPK 86,408 93,546 101,344 104,923 114,939 116,265 129,460 11.35 27.74Deposito 48,714 54,247 60,423 61,081 67,147 69,410 79,194 14.10 31.07Tabungan 37,694 39,299 40,920 43,842 47,791 46,855 50,265 7.28 22.84LDR (%) 109.88 125.23 123.85 129.67 119.80 122.79 113.57 NPLs (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 11.14 12.74 12.87

Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.

2008 2009Keterangan

Q III-2009

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim masih kondusif

meskipun terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs)

pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja dan sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2009 sebesar

2,69% atau sedikit lebih tinggi dibanding nisbah NPLs triwulan II-2009 sebesar 2,55% (Tabel

3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat sejumlah

Rp 67,3 miliar (11,88%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan II-2009.

Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09 +/- (Rp M) q-t-q

1-Lancar 17,986.9 18,868.7 19,816.1 20,429.2 89.06% 86.83% 613.2 3.09%

2-Dalam Perhatian Khusus 1,337.9 1,155.4 1,866.5 2,075.2 8.39% 8.82% 208.6 11.18%

3-Kurang lancar 86.5 64.9 87.6 98.7 0.39% 0.42% 11.2 12.76%

4-Diragukan 71.5 103.4 113.2 112.9 0.51% 0.48% -0.3 -0.27%

5-Macet 364.1 281.4 365.7 422.2 1.64% 1.79% 56.4 15.43%

NPLs (3+4+5) 522.1 449.7 566.5 633.8 2.55% 2.69% 67.3 11.88%

Total Kredit 19,846.9 20,473.8 22,249.1 23,528 100.00% 100.00% 1,278.8 5.75%

Pert. Tw3-09Sektor

Kolektibilitas (Rp M) Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit

bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 2,82%, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,45%. Dilihat dari

perkembangannya, baik bank pemerintah maupun bank swasta mengalami peningkatan

nisbah NPLs dibanding triwulan sebelumnya (Tabel 3.11).

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga

dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada

kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,37%.

Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing

sebesar 2,14% dan 2,20%. Dilihat dari perkembangannya, hanya kredit investasi yang

mengalami penurunan persentase NPLs sedangkan persentase NPLs kredit modal kerja dan

konsumsi pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

Perkembangan Perbankan Daerah

35

Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Tw3-08 Tw4-08 Tw2-09 TW3-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw2-09 Tw3-09

Kelompok BankBank Pemerintah 383.07 280.67 377.64 434.32 56.68 15.0% 2.62 2.82 Bank Swasta 139.08 169.01 188.82 199.46 10.63 5.6% 2.41 2.45

Jenis PenggunaanModal Kerja 218.78 255.09 300.92 345.64 44.72 14.9% 3.08 3.37 Investasi 179.88 78.59 121.28 126.73 5.45 4.5% 2.20 2.14 Konsumsi 123.48 116.00 144.26 161.41 17.14 11.9% 2.07 2.20

Sektor EkonomiPertanian 24.22 21.04 11.67 11.47 -0.19 -1.7% 1.15 1.09 Pertambangan 5.02 15.92 37.02 36.69 -0.33 -0.9% 4.82 3.99 Perindustrian 20.63 4.96 3.99 9.92 5.93 148.5% 0.54 1.22 Listrik, Gas & Air 0.02 0.20 - - - - Konstruksi 144.49 82.30 145.97 162.49 16.52 11.3% 4.80 5.00 Perdagangan 133.87 114.44 136.63 140.19 3.56 2.6% 2.71 2.68 Angkutan 5.91 5.32 8.87 13.29 4.42 49.9% 0.88 1.29 Jasa Dunia Usaha 49.64 74.79 62.33 78.01 15.68 25.2% 1.87 2.23 Jasa Sosial 12.92 12.30 12.26 16.00 3.74 30.5% 4.58 5.86 Lain-Lain 125.42 118.41 147.73 165.74 18.01 12.2% 2.11 2.25

522.14 449.68 566.46 633.78 67.32 11.9% 2.55 2.69

Keterangan

Total

Pert. Tw3-09Nominal NPL (Rp M) Nisbah NPL (%)

Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs

yang relatif rendah (dibawah 5%) kecuali nisbah jasa sosial dan jasa konstruksi dengan

persentase NPLs masing-masing sebesar 5,86% dan 5,00%.

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang

dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan

simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.

Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali

meskipun sedikit mengetat. Ketahanan likuiditas perbankan Kaltim yang tercermin dari rasio

antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non-core deposit (NCD) tercatat sebesar 79,50%

atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 88,14%. Penurunan ini berasal

79.50

88.1489.6397.30104.55

84.1393.71

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

T1-08T2-08T3-08T4-08T1-09T2-09T3-09

(Rp

trili

un)

0

20

40

60

80

100

120

(%)

Alat Likuid NCD Alat Likuid/NCD

Grafik 3.10. Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim

11.3

2.6

2.2

11.6

3.9

2.6

24.8

11.2

4.1

1.2

24.4

8.8

5.2

2.1

21.6

10.1

4.1

3.6

23.324.2

0 5 10 15 20 25 30

Perorangan

Pemda

Perus. Swasta

Lainnya

DPK (Rp m iliar )

Tw3-09

Tw2-09

Tw1-09

Tw4-08

Tw3-08

Grafik 3.11.

Struktur Kepemilikan Simpanan

Perkembangan Perbankan Daerah

36

dari lebih besarnya peningkatan kewajiban jangka pendek dibanding peningkatan alat likuid

(Grafik 3.10).

Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa 62,6% simpanan di bank umum pada

triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni mencapai Rp 23.296 miliar. Selanjutnya

dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 11.264 miliar dengan pangsa 30,3% dan dana

milik perusahaan swasta sebesar Rp 2.612 miliar dengan pangsa 7,03% (Grafik 3.11).

Tabel 3.12

Struktur Jangka Waktu DPK

Tw2-09 Tw3-09 Tw2-09 Tw3-09

Jangka pendek

Giro 13,126 12,575 31.0% 29.3%

Tabungan 15,316 16,069 36.2% 37.4%

Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,495 11,823 27.1% 27.5%

Total DPK s.d 3 bulan 39,937 40,468 94.3% 94.2% Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 2,409 2,480 5.7% 5.8%42,346 42,948 100.0% 100.0%Total DPK

KeteranganPosisi nominal (miliar

Rp)Komposisi

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,2% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang

didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara

tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar.

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga kredit

dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-

2006 s.d triwulan III-2009 (Grafik 3.12),

terlihat pergerakan yang acak antara nisbah

NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini

didukung oleh hasil penghitungan koefisien

korelasi2

kedua variabel tersebut yang

hanya 0,47. Oleh karenanya dapat dikatakan

bahwa persentase NPLs tidak sensitif

terhadap perubahan tingkat bunga kredit.

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

10.011.012.013.014.015.016.017.018.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008 2009

(%)

0.01.02.03.04.05.06.07.08.0

(%)

Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.12.

Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs

BAB IV KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi penggunaan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 sampai dengan Semester I-

2009 masih cukup rendah. Realisasi komponen pendapatan baru mencapai 41.00% dari total

keseluruhan pendapatan APBD 2009, sementara pencapaian realisasi komponen belanja lebih rendah

lagi yaitu 27.41% dari total keseluruhan belanja APBD 2009.

Pada komponen pendapatan, rendahnya realisasi dipengaruhi oleh masih rendahnya realisasi

komponen dana perimbangan yang memiliki pangsa terbesar sebagai pembentuk komponen

pendapatan yang dipengaruhi oleh rendahnya realisasi penerimaan yang berasal dari dana bagi hasill

bukan pajak (sumber daya alam). Sementara pada sisi belanja, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi

komponen belanja operasi sebagai pangsa terbesar pembentuk komponen belanja yang disebabkan

oleh relatif rendahnya realisasi belanja dan belanja bantuan keuangan.

Keuangan Daerah

36

4.2 Pendapatan

Realisasi komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga Semester I

mencapai 41% atau mencapai Rp 2.054,7 milyar dari Rp 5.011,28 milyiar. Pencapaian prosentase

realisasi ini mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2008

yaitu 38,86% atau mencapai Rp 1.587,7 milyar dari Rp 4.085,9 milyar. Realisasi pada Semester I tahun

2009 berasal dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 57,06%, diikuti oleh realisasi Dana

Perimbangan sebesar 36,46% dan komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 1,12%.

Berdasarkan jenisnya, realisasi komponen PAD yang memiliki share 31,70% terhadap total

pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 disumbangkan oleh realisasi pendapatan pajak daerah

sebesar 53,51% (Rp 655,90 milyar), pendapatan retribusi daerah sebesar 1,08% (Rp 1,67 milyar),

pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 123,54% (Rp 109,64 milyar)

dan realisasi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 116,68% (Rp 113,12 milyar).

Sedangkan realisasi komponen dana perimbangan sebagai komponen terbesar dengan share 62,69%

terhadap total pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009, disumbangkan oleh realisasi dana bagi hasil

pajak sebesar 24,71% (Rp 119,63 milyar), dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) sebesar

39,09% (Rp 1.014,088 milyar) dan realisasi dana alokasi umum (DAU) sebesar 16.51% (Rp 10,42

milyar). Sementara realisasi komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah yang memiliki share yang

kecil terhadap total pemdapatan, berasal dari realisasi pendapatan hibah sebesar 1,12% (Rp 3,16

milyar). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I Tahun 2009

(Rp Milyar) (%)PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,588.51 906.33 57.06%Pendapatan Pajak Daerah 1,225.85 655.90 53.51%Pendapatan Retribusi Daerah 154.68 1.67 1.08%Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 88.75 109.64 123.54%Lain-lain PAD yang Sah 119.23 139.12 116.68%

PENDAPATAN TRANSFER 3,141.57 1,145.28 36.46%Dana Perimbangan 3,141.57 1,145.28 36.46%Dana Bagi Hasil Pajak 484.11 119.63 24.71%Dana Bagi Hasil Pajak (SDA) 2,594.35 1,014.09 39.09%Dana Alokasi Umum 63.11 10.42 16.51%Dana Alokasi Khusus 0.00 1.14

LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 281.20 3.16 1.12%Pendapatan Hibah 281.20 3.16 1.12%

Uraian Jumlah Anggaran (Rp Milyar)

Realisasi Semester I Tahun 2009

4.3 Belanja

Realisasi komponen Belanja APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga semester 1 mencapai

27,14% atau sebesar Rp 1.473,52 milyar dari total keseluruhan belanja yang dianggaran sebesar Rp

5.429,28 milyar. Pencapaian prosentase realisasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2008 mencapai 35,84% atau sebesar Rp 1.817,7 milyar dari Rp 5.071,3

milyar. Realisasi belanja pada semester I tahun 2009 berasal dari realisasi komponen belanja operasi

sebesar 23,07% atau Rp 729, 04 milyar, komponen belanja modal dengan realisasi sebesar 26,4% atau

Rp 456,84 milyar dan realisasi transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa sebesar 53,93% atau sebesar

Rp 287,62 milyar.

Keuangan Daerah

37

Berdasarkan jenisnya, realisasi pada komponen belanja operasi dipengaruhi masing-masing

oleh realisasi komponen belanja pegawai sebesar 32,28% (Rp 279,17 milyar), realisasi komponen

belanja barang sebesar 17,27% (Rp 138,47 milyar), belanja hibah dengan realisasi sebesar 7,06% (Rp

20,79 milyar), realisasi belanja bantuan sosial sebesar 6,03% (Rp 9,442 milyar), dan belanja bantuan

keuangan sebesar 26,96% (Rp 281,18 milyar). Sementara realisasi komponen belanja modal

dipengaruhi oleh realisasi komponen belanja tanah sebesar 7,55% (Rp 7,34 milyar), komponen belanja

peralatan dan mesin sebesar 11,62% (Rp 18,1 milyar), komponen belanja gedung dan bangunan

sebesar 26,75% (Rp 155,7 milyar), komponen belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar 31,36% (Rp

260,51 milyar) dan realisasi komponen belanja aset tetap lainnya sebesar 0,49% (Rp 0,39 milyar).

Sedangkan transfer bagi hasil ke kabupaten/kota telah terealisasi sebesar 53,93% (Rp 287,62 milyar).

Apabila dilihat realisasi komponen belanja modal dari lima SKPD yang memiliki share belanja

modal terbesar terhadap total belanja modal APBD Kalimantan Timur Tahun 2009, Dinas Pekerjaan

Umum dan RSUD AW Syahranie Samarinda merupakan SKPD yang memiliki realisasi belanja modal

terbesar masing-masing sebesar 31,37% dan 79,85%. Pada Dinas Pekerjaan Umum pencapaian

realisasi tersebut disumbangkan oleh jenis belanja perlatan dan mesin (41%) dan belanja jalan, irigasi

dan jaringan (36%). Sedangkan pemcapaian belanja modal RSUD AW Syahranie disumbangkan oleh

realisasi belanja bangunan dan gedung yang cukup tinggi yaitu sebesar 85%. Sementara itu tiga SKPD

lainnya yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan RSUD Tarakan memiliki pencapaian realisasi

belanja modal yang sangat kecil yaitu masing-masing sebesar 8,97%, 2,52% dan 6,08%.

Tabel 4.2 Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi

APBD Kaltim Tahun 2009

(Rp Milyar) (%)Dinas Pekerjaan Umum 896.77 281.36 31.37%Dinas Pendidikan 111.99 10.05 8.97%Dinas Perhubungan 152.28 3.84 2.52%RSUD A Wahab Syahranie Samarinda 119.29 95.25 79.85%RSUD Tarakan 104.30 6.35 6.08%

Belanja ModalRealisasi Semester I 2009Jumlah Anggaran

(Rp Milyar)

41

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

menunjukkan realita yang seragam, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non tunai.

Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang

kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang

menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB.

Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari

perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan

perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami kontraksi.

Menurunnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, dipengaruhi oleh

kondisi perekonomian yang kurang baik bila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan yang

sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan ekonomi global akibat adanya krisis

finansial global.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai antara perbankan di

Kalimantan Timur dengan Kantor Bank

Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada

triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar

atau mengalami kontraksi sebesar -41,85%

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Kontraksi ini lebih besar

dibandingkan kontraksi pada triwulan II-

2009 yang sebesar -4,83% (grafik 5.1).

Namun demikian, bila dibandingkan

triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami

pertumbuhan sebesar 0,28% (q-t-q).

Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar

dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.624 miliar. Jumlah ini

mengalami penurunan sebesar -44,64% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari

perbankan mencapai Rp 192 miliar atau naik sebesar 1,61% (y-o-y). Secara keseluruhan,

pada triwulan III-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang masuk

lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 1.432,26 miliar.

Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan

Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu

BBBAAABBB

VVV

Perkembangan Sistem Pembayaran

42

uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia

sudah tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan

dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis

uang yang termasuk dalam UTLE tersebut

kemudian masuk dalam klasifikasi untuk

dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

Jumlah uang yang termasuk dalam kategori

PTTB ini pada triwulan III-2009 mencapai Rp 118 miliar atau mengalami penurunan sebesar -

25,47% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan,

jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 25,12% (y-o-y).

Menurunnya jumlah uang kartal yang termasuk dalam PTTB pada periode triwulan III-

2009 ini dipengaruhi juga oleh menurunnya volume peredaran uang kartal di wialyah

Kalimantan Timur pada periode berjalan ini.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi kliring di wilayah

Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

mengalami kontraksi dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah transaksi

kliring triwulan III-2009 mencapai Rp

4.719 miliar atau berkontraksi sebesar -

8,35% (y-o-y); dengan jumlah volume

transaksi sebesar 158.000 transaksi.

Sementara dibandingkan dengan periode

triwulan II-2009, transaksi kliring juga

mengalami kontraksi, yaitu sebesar -

0,41% (q-t-q). Kontraksi ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang masih relatif belum

pulih dari tekanan krisis finansial global, sehingga transaksi keuangan pada periode berjalan

tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya.

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan III-2009

mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar -3,48% (y-o-y) dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS

periode berjalan ini dipengaruhi oleh kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS yang masuk

ke Kalimantan Timur yaitu sebesar -11,00% (y-o-y), sementara transaksi RTGS yang keluar

dari Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,78% (y-o-y).

Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan

sebesar 3,01% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan II-2009 yang sebesar

Rp 34.165 miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS yang

Perkembangan Sistem Pembayaran

43

keluar dari Kalimantan Timur, yang tumbuh sebesar 7,87% (q-t-q), sedangkan transaksi

RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar -1,28% (q-t-q).

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)

Transaksi RTGS 2008 2009 Q III-2009

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q-t-Q Y-o-Y

Keluar Kaltim

Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 16,024 17,285 7.87 5.78

Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 18,579 20,127 8.33 -2.52

Masuk Ke Kaltim

Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 18,141 17,908 -1.28 -11.00

Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 29,762 31,035 4.28 8.89

Total

Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 34,165 35,194 3.01 -3.48

Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 5.84 4.10

Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan lokasi Kantor Bank

Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, transaksi

RTGS di wilayah kerja KBI Samarinda pada

periode berjalan ini mencapai Rp 26.288,71

miliar dengan volume transaksi sebesar 31.490

transaksi. Jumlah transaksi RTGS di KBI

Samarinda mengalami kontraksi sebesar -

0,94% (y-o-y) dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya. Sementara

transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar

Rp 8.904,8 miliar atau menurun sebesar -10,26% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya.

44

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur

pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah dengan mendasarkan pada beberapa komponen

dasar kualitas hidup yang mencakup:

1. Angka harapan hidup, yang menggambarkan perkiraan rata-rata banyaknya tahun yang

dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup.

2. Tingkat pendidikan, yang menggambarkan tingkat melek huruf dan rata-rata lama

sekolah.

3. Standar hidup layak yang diukur dari paritas daya beli (Purchasing Power Parity), yang

dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita berdasarkan hasil survei SUSENAS

yang dilakukan oleh BPS.

IPM Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008 mencapai 74,52; lebih baik dibandingkan

tahun 2007 yang sebesar 73,77. Meningkatnya IPM Prov. Kalimantan Timur ini dipengaruhi oleh

meningkatnya komponen-komponen dasar kualitas hidup, kecuali komponen rata-rata lama sekolah

yang tetap pada level 8,80. Komponen angka harapan hidup di Kalimantan Timur pada tahun 2008

adalah 70,80 tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yang 70,60 tahun. Komponen angka

melek huruf pada tahun 2008 sebesar 96,36 persen, meningkat dari 95,70 persen. Sementara

pengeluaran per kapita disesuaikan pada tahun 2008 sebesar 634,52 meningkat dari 628,10 pada

tahun 2007.

Seperti halnya Prov. Kalimantan Timur, IPM kabupaten/kota di Kalimantan Timur secara umum

juga mengalami peningkatan. IPM tertinggi dicapai oleh Kota Balikpapan, yaitu sebesar 77,31; diikuti

oleh Kota Samarinda (76,12), Kota Bontang (76,08) dan Kota Tarakan (75,92). IPM terendah dicapai

oleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 70,68. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran

baru.

Tabel 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008

2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008Kalimantan Timur 70.60 70.80 95.70 96.36 8.80 8.80 628.10 634.52 73.77 74.52 Pasir 72.06 72.39 94.61 94.61 7.38 7.61 620.52 625.82 72.70 73.46 Kutai Barat 69.70 69.89 95.49 95.49 7.75 7.75 621.50 623.05 71.93 72.16 Kutai Kartanegara 67.68 67.76 96.41 96.41 8.30 8.30 622.85 628.71 71.53 72.03 Kutai Timur 68.08 68.25 95.48 95.48 7.57 7.61 615.71 619.00 70.46 70.84 Berau 69.16 69.41 94.82 95.48 7.83 7.86 628.90 633.12 72.12 72.75 Malinau 68.01 68.11 92.33 92.33 7.61 7.61 640.82 641.32 71.68 71.78 Bulungan 72.52 72.55 93.58 95.50 7.58 7.72 626.40 631.82 73.33 74.30 Nunukan 70.84 71.07 93.30 93.30 7.40 7.40 626.00 633.26 72.17 72.86 Penajam Paser Utara 71.04 71.18 93.80 94.46 7.53 7.57 619.55 625.27 72.00 72.69 Tana Tidung - 72.58 - 88.00 - 7.00 - 613.17 - 70.68 Balikpapan 71.52 71.73 97.98 98.32 10.03 10.03 640.00 646.41 76.62 77.31 Samarinda 70.61 70.81 96.95 97.23 9.73 9.73 639.50 643.80 75.62 76.12 Tarakan 71.19 71.37 97.89 97.89 9.13 9.30 634.21 639.38 75.30 75.92 Bontang 71.89 72.11 98.10 98.34 9.90 9.97 625.25 628.37 75.61 76.08 Sumber: BPS Kalimantan Timur

Angka MelekHuruf (persen)

Angka HarapanHidup (tahun)Provinsi/Kab/Kota

IPMPengeluaran

per kapita disesuaikanRata-rata lamasekolah (tahun)

BBBAAABBB

VVVIII

45

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2009

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan

IV-2009 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan

yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan

berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Salah satu

indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif

tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK)

yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan

Oktober 2009 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu

sebesar 136,83. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-

komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1). Faktor yang diperkirakan

menjadi pendorong perekonomian di triwulan IV-2009 adalah pola konsumsi musiman, yaitu dengan

adanya Hari Raya Idul Adha, Natal dan perayaan pergantian

tahun, yang akan mendorong permintaan masyarakat akan

barang dan jasa. Indikator lainnya yang dapat

menggambarkan potensi meningkatnya permintaan

masyarakat adalah Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan

Lama yang pada bulan Oktober 2009 berada pada level

102,5. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen berencana

meningkatkan pengeluarannya pada periode mendatang

(Grafik 7.2).

Dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),

para pelaku bisnis masih memiliki optimisme yang baik

terhadap kondisi perekonomian di triwulan IV-2009. Hal ini

terlihat dari ekspektasi situasi bisnis yang masih berada

dalam teritori positif (Grafik 7.3). Faktor yang diperkirakan

menjadi penunjang adalah laju inflasi yang relatif terkendali,

nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan pemulihan situasi

ekonomi paska krisis finansial global.

Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di

masa yang akan datang, antara lain:

• El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur

El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga April

2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan sebesar 650.000

ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian. Berdasarkan informasi dari Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur, jumlah sawah yang terkena dampak El Nino

di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000 ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang

diperkirakan terkena Puso hanya sebesar 20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha;

BBBAAABBB

VVVIIIIII

Prospek perekonomian Daerah

46

sehingga diperkirakan Kaltim hanya kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat

El Nino.

Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah

hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku umumnya masih normal dan

diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan diatas normal terjadi di sebagian

Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan

Kaltim bagian Tengah.

• PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5

PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang ditunjuk

sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun Proyek Kaltim 5

dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500 mtpd urea di Bontang,

Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun, dengan

komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD.

PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi urea

sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli 2009, PKT

telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak.

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan

harga barang dan jasa pada triwulan IV-2009

diperkirakan akan masih cukup tinggi, namun tidak

sebesar tekanan pada triwulan III-2009. Hal ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan konsumsi

masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola

konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan

Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Selain itu

juga dipengaruhi meningkatnya ekspektasi

penghasilan masyarakat, yang terlihat dari indeks ekspektasi penghasilan pada bulan Oktober 2009

yang sebesar 163, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2009 sebesar 156,5. Sedangkan

indeks ekspektasi tabungan pada periode yang sama sebesar 153, sedikit lebih tinggi dibandingkan

dengan bulan September 2009 yang sebesar 151,5 (Grafik 7.4). Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat masih memiliki kecenderungan untuk meningkatkan konsumsinya, dibandingkan dengan

meningkatkan jumlah simpanan. Hal ini didukung pula dengan meningkatnya indeks ketepatan waktu

untuk membeli barang tahan lama (Gafik 7.2).

Sementara itu juga, indeks yang mengukur

perubahan harga umum 3 bulan yang akan datang dari

hasil SK bulan Oktober 2009 berada pada level 173,5;

lebih tinggi dibandingkan posisi bulan September 2009

yang sebesar 163 (Grafik 7.5) Hal ini menunjukkan

bahwa pada triwulan IV-2009, harga-harga berpotensi

untuk mengalami kenaikan.

LAMPIRAN

Q III Q IV Q I Q II Q III*MAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 116.35 116.63 117.54 118.13 120.88

Kota Samarinda 116.93 116.86 118.60 119.10 121.25 Kota Balikpapan 113.98 114.43 114.46 114.81 117.74 Kota Tarakan 121.55 122.55 123.20 124.85 129.25

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 13.99 13.06 9.39 4.91 3.9Kota Samarinda 14.37 12.69 10.52 4.87 3.69 Kota Balikpapan 11.42 11.30 7.29 3.77 3.30 Kota Tarakan 20.68 19.85 11.69 8.40 6.33

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 25,949.64 25,811.47 25,224.95 25,542.15 26,071.40 Pertanian 1,728.87 1,511.26 1,702.39 1,656.06 1,672.80 Pertambangan & Penggalian 10,184.14 10,429.62 9,817.48 9,950.89 9,957.01 Industri Pengolahan 8,231.40 8,010.76 7,712.68 7,808.72 8,322.83 Listrik, gas dan air bersih 80.24 80.35 81.79 83.75 77.60 Bangunan 907.53 913.97 927.59 962.56 930.19 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,162.06 2,190.87 2,243.81 2,279.90 2,309.19 Pengangkutan dan Komunikasi 1,375.70 1,382.01 1,433.89 1,468.38 1,472.96 Keuangan, Persewaan dan Jasa 764.74 767.97 779.90 798.76 805.44 Jasa 514.97 524.68 525.42 533.12 523.38

Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 4.58 1.44 (1.44) (1.06) 0.47 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 2,420.98 2,588.11 1,823.66 2,534.65 1,558.56 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 29,504 33,651 25,289 35,229 24,570 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 370.31 693.46 1,268.89 500.30 393.39 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 115.06 154.17 157.03 135.06 103.45

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2008 2009

Q III Q IV Q I Q II Q III*PERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 51.44 54.53 53.70 54.90 55.68 DPK (Rp triliun) 39.35 41.52 41.37 42.35 42.95

Tabungan (Rp triliun) 14.47 15.52 14.92 15.32 16.07 Giro (Rp triliun) 13.53 12.92 12.60 13.13 12.58 Deposito (Rp triliun) 11.34 13.08 13.85 13.90 14.30

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 29.75 29.83 30.15 30.77 34.16 Modal Kerja 14.26 12.85 12.29 13.96 15.65 Konsumsi 6.31 6.49 6.59 6.71 7.37 Investasi 9.18 10.49 10.23 10.11 11.15 LDR 75.59% 71.85% 72.88% 72.66% 79.54%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 19.85 20.47 21.01 22.25 23.51 Modal Kerja 8.71 8.96 9.02 9.77 10.25 Konsumsi 6.33 6.48 6.66 6.98 7.34 Investasi 4.80 5.03 5.32 5.50 5.92 LDR 50.43% 49.31% 50.79% 52.54% 54.74%

Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.50 3.52 3.69 3.82 3.93

Kredit Modal Kerja 0.44 0.42 0.44 0.49 0.58

Kredit Investasi 0.10 0.10 0.11 0.12 0.12 Kredit Konsumsi 2.95 3.00 3.14 3.21 3.22

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 4.21 4.25 4.34 4.71 5.09 Kredit Modal Kerja 1.42 1.39 1.36 1.46 1.55 Kredit Investasi 0.42 0.46 0.52 0.55 0.57 Kredit Konsumsi 2.37 2.40 2.45 2.69 2.96

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 5.70 5.80 5.73 6.07 6.30 Kredit Modal Kerja 3.56 3.65 3.58 3.90 4.04 Kredit Investasi 1.23 1.24 1.26 1.26 1.33 Kredit Konsumsi 0.91 0.92 0.90 0.92 0.94

Total Kredit MKM (Rp triliun) 13.42 13.57 13.76 14.60 15.32 NPL MKM gross (%) 2.67 2.40 3.06 2.74 3.04

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2008 2009

Q III Q IV Q I Q II Q III*PERBANKANBPR:Total Aset (Rp miliar) 172.71 182.73 184.79 191.84 202.04 DPK (Rp miliar) 101.34 104.92 114.94 116.27 129.46

Tabungan 40.92 43.84 47.79 46.85 50.27 Giro - - - - - Deposito 60.42 61.08 67.15 69.41 79.19

Kredit (Rp miliar) 125.52 136.05 137.69 142.76 147.03 Modal Kerja 80.97 86.11 82.18 82.68 84.52 Konsumsi 35.25 37.21 42.40 45.89 48.29 Investasi 9.30 12.73 13.12 14.20 14.22

Kredit UMKM (Rp miliar) 125.52 136.05 137.69 142.76 147.03 Rasio NPL Gross (%) 6.59 8.83 11.14 12.74 12.87 LDR 123.85% 129.67% 119.80% 122.79% 113.57%SISTEM PEMBAYARANPosisi Kas Gabungan (Rp triliun) 3.12 3.43 2.14 1.81 2.88 Inflow (Rp triliun) 0.19 0.86 1.12 0.23 0.27 Outflow (Rp triliun) 2.93 2.57 1.02 1.58 2.61 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 158.32 194.35 51.67 94.31 118.00 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 36.46 39.43 28.75 34.16 35.19 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 1.82 1.97 1.44 1.71 1.76 Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 2,457 2,517 2,188 2,417 2,558 Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.58 0.60 0.47 0.51 0.35 Volume Kliring Kredit (transaksi) 50,120 47,198 43,756 44,734 31,524 Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.03 0.03 0.02 0.03 0.02 Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 2,506 2,360 2,188 2,237 1,576 Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 4.78 4.67 4.26 4.56 4.56 Volume Kliring Debet (transaksi) 192,414 181,856 185,374 191,834 131,839 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.24 0.23 0.21 0.23 0.23 Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 9,621 9,093 9,269 9,592 6,592 Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.12 0.13 0.13 0.19 0.11 Volume Kliring Pengembalian 3,073 3,341 3,805 4,446 3,218 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.006 0.007 0.007 0.010 0.005 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 154 167 190 222 161 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.09 0.08 0.10 0.14 0.08 Volume Tolakan Cek/BG Kosong 2,111 2,380 2,744 3,314 2,372 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.004 0.004 0.005 0.007 0.004 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 106 119 137 166 119

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2008 2009

Sumber: Bank Indonesia, BPS Kalimantan Timur

Keterangan: Q III-09, PDRB Kaltim (perkiraan Bank Indonesia Samarinda), Kredit Lokasi Proyek (Agustus 2009)