Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

4
Kertas Posisi Kaltim Darurat (Korupsi) Energi! K risis energi adalah sebuah realitas yang dak terelakkan lagi bagi Kalimantan Timur saat ini. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa ketergantungan terhadap energi fosil dalam pemenuhan konsumsi masih nggi (bahan bakar minyak 71%, batubara 2%, dan sumber lainnya 27%). Sementara, upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan belum dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Disisi lain, Kalimantan Timur menghadapi penurunan cadangan energi fosil dan belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru. Keterbatasan infrastruktur energi yang tersedia juga harus diakui telah membatasi akses masyarakat terhadap energi. Ikhar Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan energi kerap mengabaikan prinsip pembangunan berkelanjutan, bahkan pada derajat tertentu hal dapat memicu konflik di tengah masyarakat. Situasi ini kemudian diperparah oleh kondisi dimana peruntukkan lahan untuk tanaman pangan dalam RTRW Kalimantan Timur hanya 412.096 hektar. Alokasi tersebut sangat memprihankan jika dibandingkan dengan luasan perkebunan lahan sawit 3.465.629 hektar, luas tambang 5.200.000 hektar, HTI seluas 1.600.000 hektar, dan HPH 4.900.000 hektar. Tidak dapat dipungkiri, hal ini akan membuat asa untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Kalimantan Timur semakin jauh dari harapan. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Energi Kalimantan Timur Tempat Kejadian Perkara 13 Korban Lubang Tambang di Samarinda - Kalm

Transcript of Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

Page 1: Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

Kertas Posisi

Kaltim Darurat (Korupsi) Energi!

Krisis energi adalah sebuah realitas yang tidak terelakkan lagi bagi

Kalimantan Timur saat ini. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa ketergantungan terhadap energi fosil dalam pemenuhan konsumsi masih tinggi (bahan bakar minyak 71%, batubara 2%, dan sumber lainnya 27%). Sementara, upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan belum dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Disisi lain, Kalimantan Timur menghadapi penurunan

cadangan energi fosil dan belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru.

Keterbatasan infrastruktur energi yang tersedia juga harus diakui telah membatasi akses masyarakat terhadap energi. Ikhtiar Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan energi kerap mengabaikan prinsip pembangunan berkelanjutan, bahkan pada derajat tertentu hal dapat memicu konflik di tengah masyarakat.

Situasi ini kemudian diperparah

oleh kondisi dimana peruntukkan lahan untuk tanaman pangan dalam RTRW Kalimantan Timur hanya 412.096 hektar. Alokasi tersebut sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan luasan perkebunan lahan sawit 3.465.629 hektar, luas tambang 5.200.000 hektar, HTI seluas 1.600.000 hektar, dan HPH 4.900.000 hektar. Tidak dapat dipungkiri, hal ini akan membuat asa untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Kalimantan Timur semakin jauh dari harapan.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Energi Kalimantan Timur

Tempat Kejadian Perkara 13 Korban Lubang Tambang di Samarinda - Kaltim

Page 2: Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

1. Berdasarkan Perda No.1 Tahun 2016 tentang RTRW Provinsi Kalimantan Timur, terdapat 5,2 juta hektar konsesi pertambangan batubara. Dari hasil korsup minerba tahun 2015 masih terdapat 356 IUP non C&C yang masih masuk kedalam konsesi pertambangan batubara.

2. Terdapat 223 lubang tambang di Samarinda yang tidak direklamasi dan telah memakan korban jiwa sebanyak 13 orang anak akibat tenggelam di lubang tambang. Sementara, untuk wilayah se- Kalimantan Timur terdapat 22 orang anak meninggal dunia. Data korban lubang tambang dapat dilihat dalam tabel disamping :

3. Data pertambangan (AMDAL, UPL/UKL, Reklamasi, Pasca tambang, SK IUP dan produksi) tidak terbuka, contohnya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menolak memberikan data dan informasi pertambangan meski Mahkamah Agung melalui SKMA 614 K/TUN/2015 sudah memutuskan bahwa data pertambangan adalah informasi terbuka.

4. Dalam RTRW Kalimantan Timur tercatat bahwa ekosistem kawasan karst yang dilindungi seluas 307.337 hektar dari total 2.944.372 hektar. Perlindungan ekosistem kawasan karts tersebut masih parsial/spot by spot, belum sebagai satu kesatuan ekosistem kawasan yang utuh. Lebih dari 50% kawasan karts tersebut terhampar sepanjang Kabupaten Berau sampai Kabupaten Kutai Timur dengan luas1.867.676 hektar. Perlindungan kawasan karst yang masih parsial dikarenakan adanya beberapa lokasi kawasan karst yang ternyata sudah dibebankan beberapa izin usaha, yaitu: HPH : 702.950 hektar, batubara : 366.916 hektar, HTI : 235.916 hektar, Sawit : 472.898 hektar.

5. Pemenuhan energi nasional 35 ribu

Temuan Masyarakat Sipil KaltimSektor Minerba NO Perusahaan Korban Lokasi

Waktu Kejadian

Wilayah

1 PT. KitadinMuhammad Fariqi (14)

Desa Bangun Rejo Kec. Tenggarong Seberang

26-Jan-12 Kukar

2 PT. Bara Sigi Mining (BSM) Sanofa M Rian (14)Desa Sebulu Modern, RT 14 (jalan poros Tenggarong-Sebulu), Kecamatan Sebulu

05-Agust-15 Kukar

3 PT Muliana Jaya Budi Maulana (11)Kelurahan Jawa RT. 4 Kecamatan Sangasanga.

Agust-13 Kukar

4PT. Multi Harapan Utama (MHU)

Mulyadi (15)RT 3, Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kecamatan Tenggarong

16-Des-15 Kukar

5 KSU Wijaya Kusuma Dewi Ratna (9) Desa Sumber sari Kec. sebulu 30-Des-15 Kukar

6 PT. Bukit Baiduri Energi Noval Fajar Slamat Riyadi (15)

Desa Bukit Raya RT. 19 Kec. Tenggarong Seberang

23-Mar-16 Kukar

7 PT. Bukit Baiduri Energi Diky Aditya (15)Desa Bukit Raya RT. 19 Kec. Tenggarong Seberang

23-Mar-16 Kukar

8 PT Kitadin Tidak Teridentifikasi Tenggarong Seberang 2011 Kukar

9 PT. Hymco CoalMiftahul Jannah (10)

Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda

10 PT. Hymco Coal Junaidi (13) Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda

11 PT. Hymco Coal Ramadhani Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda

12 PT. Panca Prima Mining Dede Rahmad (Eza) (6)

Sambutan Idaman Permai, Pelita 2 24-Des-11 Samarinda

13PT. Panca Prima Mining/ PD. PAU

Emaliya Raya Dinata (Ema) (6)

Sambutan Idaman Permai, Pelita 2 24-Des-11 Samarinda

14 PT. Insani Bara Perkasa Maulana Mahendra (11)

Blok B RT.20, Simpang Pasir, Palaran 25-Des-12 Samarinda

15 Tak teridentifikasi M. Shendy (8)Sambutan, Pelita 4, Handil Kopi, Blok L No 4

14-Mar-13 Samarinda

16PT. Energi Cahaya Industritama

Nadia Zaskia Putri (10)

Kel. Rawa Makmur Kec. Palaran 08-Apr-14 Samarinda

17 PT. Graha Benua Etam M Raihan Saputra (10)

Sempaja 22-Des-14 Samarinda

18 PT. Cahaya Energi Mandiri Ardi Bin Hasyim (13) Kel. Sambutan 23-Mei-15 Samarinda

19 PT Lana Harita IndonesiaMuhammad Yusuf Subhan (11)

Sungai Siring 24-Agust-15 Samarinda

20 PT Transisi Energi SatunamaAprillia wulandari (12)

Lok Bahu 18-Nov-2015 Samarinda

21 CV Atap Tri Utama Koko Handoko (16) Bantuas, Palaran 08-Des-15 Samarinda

22 PT Bumi Energi KaltimAgus Irawan (Iwan) (20)

Buluminung, Penajam 12-Feb-16Penajam Paser Utara

Daftar Anak–anak Korban Lubang Tambang di Kaltim Sejak 2011 – 2016.

MW akan mempercepat kerusakan alam di Kalimantan Timur, karena dari 35 ribu MW alokasi untuk PLTU sebesar 20 ribu MW yang mana 60% pasokan batubaranya berasal dari Kalimantan Timur.

6. Untuk mempercepat proses pasokan batubara ke PLTU, maka pemerintah sudah mencanangkan pembangunan rel kereta api khusus untuk batubara.

Dalam perkembangannya Gubernur menginginkan agar pembangunan rel kereta api ini dapat digunakan untuk mengangkut penumpang sekaligus barang. UU No.23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, PP No.56 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan perkeretaapian, Permenhub No.91 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan perkeretaapian khusus junto

Page 3: Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

Penguasaan oleh korporasi besar seperti PT. Toba Sejahtera

mengusai sektor energi mulai dari pertambangan batubara, Migas hingga pembangunan PLTU di Kalimantan Timur. Diversifikasi tanah usaha sektor Energi di bawah bendera TOBA tersebut mayoritas berada di wilayah Kutai Kartaneg-ara, Kalimantan Timur. Menguasai hampir 15 ribu Ha hanya di Wilayah Kutai Kartanegara, terdistribusi di 4 perusahaan pertambangannya, PT. Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining, PT. Trisensa Mineral Utama dan PT. Kutai Energi.

PT Kutai Energi adalah salah satu perusahaan yang sejak 2015 dalam penyelidikan Polda Kaltim atas laporan masyarakat terkait dugaan pencemaran di Sungai Nangka dan dugaan perampasan lahan kebun lada dan lahan tanaman pangan miliki masyarakat di Kecamatanamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegera.

Sementara itu, pembangunan PLTU oleh PT Trisensa Mineral Uta-

ma juga tidak luput dari konflik lahan dengan masyarakat. Selain sumber pasokan batubara yang sarat dengan konflik sosial, juga kebutuhan listrik sedianya terbebas dari hilangnya hak dan askes masyarakat terhadap sum-ber-sumber penghidupannya yang mayoritas menggantungkan prekono-mian mereka pada lahan pangan.

Terancamnya wilayah kelola rakyat sebagai akibat penguasaan korporasi besar di sektor energi fosil seharusnya menjadi dasar pembangu-nan energi yang berkelanjutan, tanpa membiarkan masyarakat berha-dap-hadapan langsung dengan kor-porasi dalam menyelesaikan konflik.

Korporasi dan Konflikdalam Pengelolaan Energi

1. Permenhub No.55 tahun 2014 menyatakan bahwa perkeretaapian khusus tidak dapat digunakan untuk pengangkutan penumpang dan barang. Rel kereta api khusus tersebut rencannya akan melintasi 377 IUP, KK & PKP2B dan 22 desa yang berpotensi pada tergusurnya masyarakat dari lahan dan pemukiman.

Page 4: Kaltim Darurat (Korupsi) Energi

1. 1. Perubahan kontrak Blok Ma-hakam, dimana Provinsi Kaliman-tan Timur diberikan Participating Interest (PI) sebesar 10%. Hal ini masih menjadi perdebatan terkait dengan sharing antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur den-gan Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga sudah membuat perusahaan patungan antara PT. Migas Mandiri Pratama (BUMD) dengan PT. Yudishtira, modal yang sudah disetorkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sudah mencapai Rp. 160 milyar dan sampai saat ini belum ada kejelasan terhadap tindak lan-jut perusahaan patungan ini.

2. Tidak adanya transparansi in-

formasi terhadap data Migas di Provinsi Kalimantan Timur. Ini menyulitkan pemerintah daerah menghitung potensi penerimaan DBH-Migas dan publik juga tidak bisa memberikan pengawasan terhadap tata kelola Migas.

RekomendasiSektor Minerba

1. 356 IUP non C&C harus dicabut2. Penindakan hukum terhadap pelanggaran seperti pelanggaran perpajakan, reklamasi dan pascatambang.3. Pemerintahmemastikan lubang-lubang tambang harus ditutup oleh perusahaan. 4. Dinas pertambangan dan energi daerah mempublikasi semua data pertambangandi website mereka.5. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus merevisi RTRW Provinsi Kalimantan Timur terkait luasan per-

lindungan ekosistem kawasan karst, dan segera mencabut izin usaha yang ada di ekosistem kawasan karst.6. Menyiapkan strategi untuk meninggalkan PLTU dan beralih pada penggunaan EBTKE yang aman dan ramah

bagi lingkungan.7. Menolak pembangunan rel kereta api khusus untuk batubara di Provinsi Kalimantan Timur, dan mendorong

pembangunan infrastruktur yang mengedepankan kepentingan masyarakat umum.

Sektor Migas1. Pemerintah pusat turun tangan untuk menangani permasalahan tarik-menarik kepentingan terkait Partici-

pating Interest blok Mahakam.2. Kementerian ESDM membuka data migas Provinsi Kalimantan Timur.3. Pemerintah memastikan bahwa tidak ada hak-hak masyarakat yang dilanggar dalam proses pemberian izin

usaha.

1. Meningkatkan rasio elektrifikasi dan alokasi yang adil antara industri besar dengan rumah tangga dan indus-tri kecil menengah melalui diversifikasi pembangkit tenaga listrik.

2. Menghitung kembali kebutuhan batubara untuk memenuhi pasokan energi di Kalimantan Timur sehingga harus ada upaya teknis dari pemerintah untuk membatasi produksi batubara.

3. Menolak penggunaan nuklir sebagai energi alternatif.

Sektor Ketenagalistrikan

1. Data rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 adalah 85,62%. Dimana sekitar 65% dari total pasokan listrik disupply ke industri besar, seh-ingga alokasi listrik untuk rumah tangga dan usaha kecil menengah sangat terbatas. Padahal, dari potensi cadangan energi (batubara dan gas) cukup besar dan ini tidak dimanfaatkan untuk memenuhi

Sektor Migas

Sektor Ketenagalistrikan

Prakarsa Borneo | STABIL | WALHI Kaltim | POKJA 30 | JATAM Kaltim | Auriga | PWYP IndonesiaKoalisi Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Energi Kalimantan Timur :

kebutuhan listrik di Kaliman-tan Timur, malahan digunakan untuk mensupply energi di luar Kalimantan Timur.

2. Kebutuhan ideal konsumsi listrik perkapita Provinsi Kalimantan Timur yang harus dipenuhi adalah 14.470.000MWH (konsumsi ideal perkapita sebesar 4,4 MWH) yang sudah dipenuhi saat ini masih seki-tar 2.278.000MWH. Hal ini menunjukkan bahwa adanya gap sebesar 12.462.000MWH untuk konsumsi listrik masyarakat.

3. Penggunaan nuklir sebagai salah satu energi alternatif yang sudah diusulkan oleh Guber-nur Kalimantan Timur belum terbukti aman baik secara baik sosial maupun lingkungan dan bertentangan dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.