Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

144

description

source : Lazy Neko

Transcript of Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Page 1: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 2: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 3: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Shintaro Kisaragi Mekakushi Dan No. 7

Tinggi : 172cm

Berat : 58kg

Gol. Darah : A

Umur : 18 tahun

Lahir : 30 April

Kemampuan : XXX

Lagu : Jinzou Enemy

Toumei Answer

Tokoh Utama dalam Kagerou Days Project. Setelah ditinggal mati oleh teman satu-satunya, dia mengurung diri dirumah selama 2 tahun dan menjadi perawan elit HikiNEET. Waktu dia pergi ke mall tiba-tiba teroris menyerang dan pada saat itu dia bertemu dengan Mekakushi

Dan, dengan taktik cekatan dan (tanpa dia ketahui) kerja sama yang baik dia dan lainnya bisa menggagalkan rencana jahat teroris. Dia pun kemudian dimasukkan menjadi anggota Mekakushi Dan nomor 7 tanpa keinginannya. Saat dia pulang dari taman bermain, tiba-tiba Ene menyuruhnya untuk berlari mengejar suatu Ambulan. Apakah alasannya?

Ene Mekakushi Dan No. 6 Tinggi : 640px

Berat : 2mb

Gol. Darah : AB

Umur : ???

Lahir : ???

Kemampuan : Mata Terbuka

Lagu : Jinzou Enemy

Ene no Dennou Kikou

Sebelumnya dia adalah Takane Enomoto, seorang siswi yang mengidap narcophalepsy, membuatnya dimasukkan di dalam kelas khusus bersama Haruka Kokonos suatu kejadian dia berubah menjadi Ene, gadis cyber. Setelah 1 tahun mengarungi Internet tanpa tu bertemu dengan Shintaro dan sejak hari itu dia menjadi teman bicara (kelahi) Shintaro. Dia menyuruh untuk mengejar suatu mobil ambulan. Kira-kira apa alasannya?

Page 4: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Momo Kisaragi Mekakushi Dan No. 5

Tinggi : 162cm

Berat : 43kg(dituliskan dalam ensiklopedia Idola)

Gol. Darah : O

Umur : 16 tahun

Lahir : 14 Februari

Kemampuan : Mata Pemikat

Lagu : Kisaragi Attention

Otsukimi Recital

Seorang gadis Idola yang sangat terkenal. Baru saja dia debut satu tahun lalu, dia langsung populer diseluruh Jepang. Dia jenius....dalam hal kebodohan. Memiliki selera yang luar biasa aneh dan juga mempunyai kesulitan dalam percaya diri. Saat dia depresi berat karena pekerjaannya, dia bertemu Kido dan yang lainnya. Dia masuk Mekakushi Dan karena ucapan menjebak Kano, tapi pada akhirnya dia menyukurinya. Dia menjadi teman baik Mary.

Mary Kozakura Mekakushi Dan No. 4

Tinggi : 154cm

Berat : setara dengan 130 buah apel

Gol. Darah : ???

Umur : 140 tahun

Lahir : 21 Juli

Kemampuan : Mata Pertemuan

Lagu : Kuusou Forest

Seorang gadis ¼ medusa dan ¾ manusia. Dia tinggal sendirian di hutan sampai pada akhirnya dia ditemukan oleh Seto. Seto mengajaknya untuk hidup bersamanya dan Mekakushi Dan, dia

pun setuju. Orang yang sangat pemalu, ini dikarenakan dia tidak berkomunikasi dengan siapapun selama beratus-ratus tahun. Dia tidak suka jika Seto diejek atau semacamnya, dia menganggap Kido sebagai ibu yang baik, dan dia tidak menyukai Kano yang suka menjahilinya. Momo adalah teman baiknya sekarang.

Page 5: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kousuke Seto Mekakushi Dan No. 2

Tinggi : 178cm

Berat : 72kg

Gol. Darah : O

Umur : 16 tahun

Lahir : 28 Maret

Kemampuan : Mata Pencuri

Lagu : Shounen Brave

Seorang pemuda yang sangatlah sibuk. Dia bekerja paruh waktu dimana-mana, tapi sepertinya dia paling suka bekerja menjadi penjual bunga. Saat dia kecil dia tersesat di hutan dan menemukan rumah kayu Mary. Terkejut melihat ada seorang gadis yang ketakutan di dalamnya, dia berusaha menenangkan gadis itu dan lalu berteman dengannya. Beberapa tahun

kemudian dia mengajak Mary untuk ke markas Mekakushi Dan dan hidup bersamanya.

Tsubomi Kido Mekakushi Dan No. 1

Tinggi : 168cm

Berat : 44kg

Gol. Darah : B

Umur : 16 tahun

Lahir : 12 Januari

Kemampuan : Mata Penyembunyi

Lagu : Mekakushi Code

Ketua dari Mekakushi Dan. Dia adalah Tsundere penakut yang berusaha berpenampilan keren di depan orang lain. Selalu memukuli Kano. Dia memiliki sikap keibuan yang sangat tinggi dan juga pintar memasak. Menemukan Momo di gang dan salah kira kalau dia adalah orang yang disebut Kano ingin bergabung dengan Mekakushi Dan. Dengan kemampuan ‘Mata Penyembunyi’nya dia meng-OFF-kan kemampuan ‘Mata Pemikat’ Momo dan bisa membuat Momo berjalan-jalan dengan tenang lagi.

Page 6: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Shuuya Kano Mekakushi Dan No. 3

Tinggi : 165cm

Berat : 50kg

Gol. Darah : B

Umur : 16 tahun

Lahir : 10 Mei

Kemampuan : Mata Penipu

Lagu : Yobanashi Deceive

Orang yang sangat jahil. Dialah yang menjebak Momo dan Shintaro agar masuk ke dalam Mekakushi Dan. Dia paling suka menggoda Kido. Dia adalah orang yang memilih nama Mekakushi Dan untuk geng mereka. Dia suka main-main dan tampak selalu ceria. Namun sepertinya diantara semuanya dia yang paling tau tentang

apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Kapankah Kano melepaskan semua topengnya dan memberitaukan kebenaran?

Konoha Mekakushi Dan No. 9

Tinggi : 182cm

Berat : 64kg

Gol. Darah : O

Umur : 19 tahun

Lahir : 24 Desember

Kemampuan : Mata Terbangun

Lagu : Konoha no Sekai Jijou

Pemuda yang dahulunya bernama Haruka Kokonose, namun karena suatu kejadian dia berubah menjadi Konoha. Dia tinggal di rumah gurunya, Kenjiro Tateyama, untuk sekarang. Merupakan pujaan hati Hiyori. Dia menyaksikan kejadian antara Hiyori dan Hibiya dan merasa bersalah tidak bisa menolong mereka.

Page 7: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Hiyori Asahina

Tinggi : 138cm

Berat : 34kg

Gol. Darah : O

Umur : 10 tahun

Lahir : 03 Maret

Lagu : Kagerou Days

Seorang gadis desa yang sangat populer dikalangannya. Dia salah satu anak orang kaya di desa tersebut dan sikapnya sangatlah angkuh. Menyuruh Hibiya untuk ikut dengannya ke kota agar bisa menjadi tukang angkat barangnya. Jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Konoha dan dia memiliki obsesi yang berlebihan kepada kucing.

Hibiya Amamiya Mekakushi Dan No. 8

Tinggi : 140cm

Berat : 36kg

Gol. Darah : AB

Umur : 10 tahun

Lahir : 04 November

Kemampuan : Mata Pemokus

Lagu : Kagerou Days

Seorang bocah yang tinggal di sebuah desa di Jepang. Berkeinginan untuk mempunyai ponsel, dia meminta tolong kepada Hiyori untuk membawanya ke kota. Punya perasaan untuk Hiyori, biarpun itu tidak terbalaskan. Dia menjadi anggota Mekakushi Dan yang ke-8 setelah mengalami suatu kejadian dan ditemukan oleh Shintaro dan yang lainnya.

Page 8: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kata Pengantar Translator

Translasi Novel Indonesia ini dipersembahkan oleh Kaori Hikari/Light Fragnance/Dina Novaranti

secara gratis. Jika ada diantara kalian mendapatkan translasi ini dengan membayar berarti anda telah

DITIPU.

Versi PDF ini tidak akan terjadi jika tidak ada para editor yang berbaik hati mengeditkan translasi versi

web abal-abal punya Kaori, mereka adalah :

1. loliconkawaii (yang paling berjasa ;D)

2. SamudraKhaira MasSam AliasUdik

3. Widia Yuli Siebtiani

4. Michelle Aoki

Tentu saja kita juga harus berterima kasih kepada para English Translator yaitu Diagonal6010 yang

kebanyakan Kaori ambil dari dia dan juga KidoTsunbomi untuk seperempat chapter Otsukimi Recital.

Dan jangan lupa yang paling penting adalah berterima kasih kepada Jin-san yang telah membuat cerita

ini dan Shidu-san sebagai illustrator bersama Wannyanpuu-san yang menciptakan karakter-karakter

WOW ini.

Jika diantara kalian ada yang mempunyai uang, belilah versi novel aslinya untuk mensupport Jin-san

agar dia bersemangat untuk membuat karya-karya fantastis selanjutnya.

Oke, selesai basa-basinya, silahkan baca Kagerou Days vol3 – The Children Reason translasi Indonesia

ini~

Page 9: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Konoha no Sekai Jijou

Disebuah kanvas biru bernama langit dimana awan-awan putih saling bergerumul seperti kapas.

Meskipun semua ini terlihat seperti sebuah kebohongan—yang sangat disayangkan adalah sebuah

fakta—aku tetap menolak untuk menerima semua ini sebagai sebuah kenyataan.

Terik sinar mentari serasa membakar jalanan—samar-samar menimbulkan fatamorgana ditengah siang

bolong.

Meskipun begitu, aku sudah tidak bisa merasakan lagi semua itu... panasnya cahaya mentari.. maupun

aroma aspal yang terbakar oleh sang mentari.

"Sekarang kamu menyadarinya, bukan? Ini bukanlah tempatmu berada. Di dunia tanpa ratu

ini, kamu bukanlah apa-apa."

"Ah, kau lagi? Aku tidak mengerti kenapa kau bisa berpikir seperti itu…."

Apakah ini bisa disebut sebagai sebuah pembicaraan—dimana aku hanya mendengar suara-suara tanpa

memiliki sosok? Ataukah aku hanya berbicara pada diriku sendiri?

Paling tidak, setelah sekian lama suara itu menghantuiku kini aku mulai mengerti apa yang dia katakan.

Namun jika aku kembali sekarang, pasti aku akan melupakannya.

Aku merasa malu karena kemampuan berbicaraku menjadi lebih lambat dari sebelumnya.

Pohon yang berjejer disepanjang trotoar—tepat di depan persimpangan seorang gadis dengan ekspresi

sayu terlukis diwajahnya sedang berjalan dengan sempoyongan melewati jalur penyebrangan.

Sudah berapa kali aku melihat semua ini? Tak terhitung lagi.. dan sudah berapa kali pula kubiarkan

semua itu terjadi?

Untuk kesekian kalinya kuulurkan tanganku padanya, yang sudah berada pada area jangkauanku.

"Itu tidak berguna. Ini bukan duniamu. Ini sudah dunia ‘mereka’. Tentunya kamu sudah

mengerti bahwa semua yang kamu lakukan tidak ada gunanya.”

Lampu merah menyala menandakan bahwa para pejalan kaki dilarang menyeberang untuk beberapa

saat, namun gadis itu tidak memperhatikannya.

Hingga akhirnya dia berada tepat dihadapanku... sangat dekat seolah aku hanya perlu mengulurkan

tanganku agar bisa memeluknya.

Page 10: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Namun itu hanyalah harapan kosong. Ia terus berjalan melaluiku.. menembus tangan yang kuulurkan

untuknya, aku bagaikan menggapai udara yang tak terlihat.

"Kenapa... ?!"

Dan ‘insiden’ itu kembali terjadi disertai jeritan yang memekikkan telinga.

Seperti kaset video yang rusak, pandangan didepanku perlahan ditelan kegelapan—hingga akhirnya

lenyap.

Saat aku menundukkan kepala, badanku juga perlahan mulai lenyap.

"Sepertinya ‘itu’ sudah ditentukan dan ini pun akan berakhir. Kamu tersesat kesini dan

bertingkah ceroboh, tapi kamu masih bisa berada disini—jangan kamu pikir itu karena

kekuatanmu."

"Jadi ini kekuatanmu? Memberikan tubuh yang kuat ini padaku, baik sekali."

"Itu adalah tubuh yang kamu inginkan, itu saja. Jangan salah sangka. Sekarang, kembalilah."

"Ah, anu, sebelum aku menghilang. Bisakah kamu katakan ini kepadaku diriku yang satu lagi?"

"Apa?"

"ⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹ"

"……..Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa."

"Tidak apa. Terima kasih untuk semuanya."

Sepertinya ini sudah berakhir, pada akhirnya aku tetap saja tidak bisa melakukan segalanya dengan

cepat.

Ah, jika permohonanku bisa dikabulkan sekali lagi...

Aku ingin mengatakan sesuatu pada dia yang selalu memukul diriku yang lamban ini…..

Page 11: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kagerou Daze I

Lantunan melodi 'Yuuyake Koyake[1]' yang tidak diketahui darimana asalnya dapat terdengar karena

menggema di udara.

Langit biru yang seolah terwarnai oleh melodi Yuuyake Koyake perlahan berubah menjadi warna

oranye.

Bus yang kutumpangi melalui jalanan yang kasar sehingga menimbulkan bunyi ‘gada! gada!’.

Penumpang perlahan berkurang sampai pada akhirnya tinggal aku sendiri.

Biarpun teman sekelasku yang baru saja turun dari bus bukan teman baikku, setiap kali aku mendengar

melodi ‘Yuuyake Koyake’ sendirian, dari dalam lubuk hatiku aku merasa kesepian.

Aku mencabik-cabik busa yang keluar dari tempat duduk untuk menghilangkan kebosanan. Saat aku

kembali menatap keluar jendela, hanya terlihat pemandangan sawah subur siap panen dan tiang-tiang

tua yang berdiri berjajaran.

Ini sama sekali bukan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa bosanku.

Aku menghela napas dan memejamkan mataku.

Seandainya pada waktu seperti ini aku bisa bermain dengan ponsel.

Aku tiba-tiba teringat dengan iklan yang kemarin kulihat di TV tempat temanku, setting-nya di kota

besar di dalam sebuah monorail.

Semua orang melihat ke smartphone masing-masing, seolah-olah telah masuk ke dalam dunia mereka

masing-masing.

Untuk anak desa yang mempunyai keinginan besar sepertiku, melihatnya melalui CRT saja sudah

cukup.

Bahkan anak-anak yang seumuran denganku itu bisa mempunyai ponsel sendiri sambil berjalan-jalan di

kota besar, pergi kemana pun yang mereka mau.

Sepertinya mereka juga bisa berkomunikasi dengan teman mereka, pergi keluar, dan bermain bersama.

Bahkan pada malam hari mereka bisa saling mengirim SMS atau menelpon, online untuk sekedar bikin

status atau berdiskusi di forum.

Atas keinginan itulah aku bahkan pergi ke toko elektronik saat perjalanan pulang.

[1]Yuuyake Koyake (Cahaya Senja) = Lagu Anak-Anak di Jepang

Page 12: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Di desa yang menyedihkan seperti ini dimana kau JARANG sekali menghabiskan uang untuk hal

berbau hiburan, aku hanya bisa menabung seperti orang bodoh setiap kali tahun baru datang dan saat

mendapatkan parsel merah.

Aku yang mengambil uang tabunganku yang terlihat menyedihkan kemudian berkata “AKU AKAN

MEMBELI PONSEL!!!" dengan arogannya, berlari ke toko elektronik dan berusaha dengan keras

menjelaskan apa itu ponsel kepada pemilik toko yang bahkan tidak tahu apa ponsel itu.

Tentu saja aku tidak mendapatkan ponsel, tetapi aku malah direkomendasikan sebuah telepon antik

yang sangat butut. Mungkin saja itu bisa memberiku pengalaman di kehidupan.

....tetapi,

Pada situasi seperti ini, pengalaman kehidupan macam apapun sama sekali tidak penting.

Untuk benda seperti itu, biarpun aku menginginkannya, kepada siapa aku meminta?

Jika aku mengatakan itu kepada orang tuaku yang keras kepala, mereka pasti malah menasehatiku “Kau

masih mempunyai 20 tahun lagi untuk itu, nak.” dan mengunciku di luar rumah, membiarkanku

merasakan horornya kegelapan malam serta lolongan anjing liar.

Uji nyali seperti itu tidak diperlukan. Biarpun aku ingin membeli ponsel tanpa ketahuan orang tuaku,

aku tidak bisa membelinya disini.

Seandainya ada kesempatan dimana aku bisa pergi ke kota. Tapi aku tidak mempunyai kesempatan itu

sama sekali, bahkan pada saat tahun baru ataupun Festival Obon[2].

Atau mungkin seseorang bisa memberiku kesempatan itu.

Ah, tapi itu mustahil. Aku bukan orang yang bisa melakukan hal seperti itu.

Soal ponsel, aku hanya mengerti SMS, telponan, dan online.

Itu gara-gara orang tuaku.

Jika anak kecil menonton TV sendirian mereka akan menangis atau berteriak, tapi orang tuaKU secara

pribadi menolak masyarakat modern, gara-gara mereka aku bahkan tidak mengetahui topik atau trend

yang lagi booming, aku bahkan juga tidak mengetahui pengetahuan dasar di masyarakat.

Tetapi kalau ponsel sepertinya mudah disembunyikan di kantong, orang tuaku sepertinya tidak akan

mengetahuinya.

[2]Festival Obon = Festival Memperingati Pemboman Hiroshima-Nagasaki

Page 13: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Jadiiiii, jika aku bisa membeli ponsel seperti apa yang kuinginkan, semuanya akan baik-baik saja.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana aku bisa mendapatkannya? Situasiku saat ini sangatlah

kekurangan informasi. Aku harus bertanya pada seseorang.

Tapi...

"Jika aku bisa melakukan itu aku akan sangat bahagia…"

Aku menghela napas sambil membisikkan perasaan harapanku.

Yah, ada satu orang yang bisa kutanya tentang hal ini.

Sebenarnya, ini ‘mungkin’ bisa ditanyakan kepadanya, tetapi orang itu tidak terlalu mudah untuk

ditanyai.

Dia, Hiyori Asahina, orang yang sangat sulit didekati dan sangat sulit untuk diajak bicara.

Dia adalah anak dari salah satu 3 keluarga terkaya di desa, dan dia sejak kecil bermain piano, ikut kelas

ikebana[3], kelas balet, dll. Dia juga terkadang pergi ke kota setiap kali ada seminar di sana.

Bukan itu saja, biarpun aku jauh darinya, aku bisa melihat dengan jelas dia yang sedang menggunakan

ponsel imutnya.

[3]Ikebana = Seni Merangkai Bunga

Page 14: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 15: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Dia pasti membeli ponsel itu di kota. Jadi, dia adalah orang yang paling pas untuk ditanyai soal ponsel.

Tetapi, kesimpulan ini sudah berakhir duluuuuuuu sekali.

Masalahnya adalah, Hiyori Asahina SANGAT tidak bisa didekati, dan rasa sukaku padanya SANGAT

dalam.

Biarpun aku hidup di desa kecil yang sangat membosankan, ada satu hal yang membuatnya unik di

dunia ini, yaitu fakta bahwa Hiyori Asahina dibesarkan di sini

Beberapa minggu yang lalu, salah satu teman sekelasku menulis sebuah surat cinta dan memberikannya

kepada Hiyori, dan surat itu sama sekali tidak diterima Hiyori karena dia langsung menolaknya dengan

kata-kata tajam “MENJIJIKKAN!!” yang menusuk hati anak itu dan menghancurkannya hingga

berkeping-keping.

Haaaaaah, yah tentu saja itu menjijikkan, aku tahu itu.

Hiyori Asahina sangat imut, aku tidak melebih-lebihkannya. Dia tidak hanya lebih imut dari siswi-siswi

di kelas, tapi dia bahkan lebih imut dari artis atau model anak-anak dari majalah atau poster.

Tentu saja, kepopulerannya sangatlah tinggi diantara anak lelaki, bahkan ada rumor yang mengatakan

satu-satunya cara anak lelaki di desa ini menjadi dewasa adalah dengan 'jatuh cinta dengan Hiyori

Asahina.' dan juga rumor tentang 'Kau cukup berbicara padanya dan kau akan dengan mudah menyulut

batas kesabaran fans Asahina.'

Ditambah lagi, aku juga sebenarnya adalah fans berat Asahina.... bukanbukanbukan, lebih tepatnya bisa

dibilang sebagai KECANDUAN ASAHINA.

Dibanding dengan ‘fans penggila Asahina’, jika dari segi ‘besarnya rasa cinta’ atau ‘besar pengikutnya’

atau bahkan ‘besar jumlahnya (tidak resmi)’, aku pasti tidak akan kalah dari siapapun.

Fans Asahina yang profesional akan menyibukkan dirinya sejak dini hari.

Pada jam 6 pagi, hal yang pertama kali kulakukan setelah bangun tidur adalah memberi salam kepada

‘boneka Hiyori yang lembut dan halus’ dari ‘lingkaran 48 boneka Hiyori’ milikku.

Sedangkan saat sarapan, aku akan melihat ‘jadwal Hiyori’ sambil menghitung ‘persentase kemungkinan

bertemu dengan Hiyori’. Aku juga memikirkan tempat terbaik untuk bertemu Hiyori.

Page 16: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Sebelum pergi ke sekolah, aku dengan ketat memilih ‘foto Hiyori’ terbaik yang paling kusuka, dengan

hati-hati aku memasukkannya ke dalam kantong passholder-ku, dan pergi ke sekolah dengan

senyuman.

Setelah mencium bau ‘hormon Hiyori’ (aromanya berbeda setiap orang, untukku itu adalah wangi) di

udara sekitar sekolah, dan jika aku bisa melihat Hiyori langsung, aku cuma akan memperhatikannya

dengan senyuman.

Pada waktu seperti itu, jika ada kesempatan untuk mendekatinya, sudah jadi hal tabu untuk

menyalaminya dengan ceroboh. Itulah perbedaan antara fans penggila Asahina dan fans Asahina yang

sebenarnya.

Pada situasi seperti itu, fans penggila Asahina akan mencoba membuat sebuah pembicaraan dengannya,

menempel padanya, dan dengan intonasi yang gembira mencoba menarik perhatiannya. Sikap seperti

itu hanya akan memberikan efek negatif yang sangat serius pada Hiyori.

Misalnya, pagi ini. Ada anak laki-laki yang mencoba mendatangi Hiyori, aku menggertakkan gigiku

saat melihat kejadian itu. Dan tentu saja, sesuai dugaan Hiyori menggunakan pusakanya yang bagaikan

pisau tajam “MENJIJIKKAN! Menjauhlah!” dan dalam sekejab meng-KO-kan anak lelaki itu.

Kemudian, anak laki-laki yang frustasi tadi dibawa dengan kasar oleh grup pelindung Hiyori yang

sangat banyak ke dalam gudang di gedung olahraga. Apa yang terjadi selanjutnya, untuk kesehatan

mentalku lebih baik tidak usah dipikirkan.

Karena itu, fans sejati Asahina tidak akan pernah melakukan hal memalukan seperti tadi. Cukup

melihat dari kejauhan, merasa sangat berterima kasih atas pesonanya, dan membuatnya menjadi

kekuatan untuk melewati hari esok. Itulah pekerjaan seorang profesional.

Dan karena itu juga, sebagai orang yang profesional, aku tidak tau bagaimana aku bisa membicarakan

topik norak ini dengan Hiyori. Intinya, hanya begitu saja. Memikirkan aku dan dia bisa berbicara

bersama, hal seperti itu membuatku terlihat bagaikan si pungguk merindukan bulan.

Tetapi,

Keinginan jahat yang ada di dalam lubuk hatiku tidak bisa dihentikan.

Ya, sebenarnya ada penyebab lain kenapa aku menginginkan ponsel.

“Aku pengen SMS-an sama Hiyori....”

Page 17: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tidak, bukan hanya SMS-an saja. Aku juga pengen menelponnya. Bukan hanya bertemu di bus saja,

aku juga pengen setiap malam bisa ngomong rahasia-rahasiaan dengannya.

"………Aku pengen…….."

Saat pikiranku jadi tambah kuat, aku hampir saja mengatakan semua keinginanku. Aku menutup

mataku dan mengepal tanganku dengan erat. Mimpi yang sangat sangat jauh itu, bukanlah sesuatu yang

bisa disentuh dengan tangan lemah dan dingin ini, sekali lagi aku serasa ditampar oleh kenyataan.

“Aiyaa, kalau kau pengen melakukannya lakukan saja, tapi kamu sudah sampai tujuanmu, yoo.”

Kata-kata tadi membuatku kesadaranku kembali pada kenyataan.

Siapa sih yang tiba-tiba ngomong saat aku sedang asyik berkhayal?! Aku mengangkat kepalaku dan

mencari asal suara itu, dan sesuai dugaan, supir yang tidak sabaran memperlihatkan ekspresi ‘aku

menemukan sesuatu yang menarik’ sambil melihatku.

Tanpa berpikir, wajahku jadi merah karena malu.

"WAHHH….ma, maaf!!! Aku turun sekarang!!"

Aku tahu aku tidak bisa mengenyahkan kejadian yang tadi, tetapi aku tetap berdiri dari kursiku dengan

malu. Karena aku harus memberikan pass-ku kepada Pak supir, setelah aku berdiri, aku perlahan

membuka tasku untuk mencari pass-nya.

"Uhmm, pass, pass…. ehhhhh??!! Dimana pass-nya… tidak!! Rasanya sudah kubawa?! Kumohon

tunggu sebentar……"

Tetapi biarpun aku sudah mencari dari ujung ke ujung tasku, aku masih tidak menemukan pass yang

seingatku sudah kumasukkan ke dalam tas.

"Sial… aku meninggalkannya di rumah…?!! Bagaimana bisa…."

Baru saja tadi aku bertingkah konyol, sekarang INI pula. Seketika pikiranku jadi kosong karena

menahan malu.

“Ahh? Tidak apa-apa. Satu hari saja tidak penting. Aku sudah sering melihatmu setiap hari naik bus ini,

jadi aku tidak akan mencurigaimu.”

Supir yang sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi menepuk kepalaku dan tersenyum.

Page 18: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ahh, sungguh orang yang sangat baik. Biarpun aku tidak terlalu peduli jika aku dicurigai ‘menaiki bus

tanpa bukti’ dan dibawa ke kantor polisi, tapi orang ini sudah menyelamatkan nyawaku.

"Apa, apakah tidak apa-apa?! Aku benar-benar minta maaf, aku akan membawanya besok……"

"Oh, jangan pikirkan, jangan pikirkan. Tapi, nak…"

Pak supir berhenti menepuk kepalaku dan melihatku dengan serius. Matanya juga menyipit.

"Ehh? Aahh, a, apaaa?"

Saat aku mulai merasa tidak nyaman lagi hatiku jadi terasa sesak. Sudah kuduga, lupa membawa pass

itu bukan hal yang bagus sama sekali....

“Ahh, waktu tadi kamu mengatakan ‘Aku pengen’. Aku jadi ingat saat aku seumuranmu aku benar

benar ingin MELAKUKANNYA setiap hari....”

"OK TERIMA KASIH, DADAH!"

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-kata yang bisa membuat orang salah paham, aku langsung

melompat dari bus secepat kelinci.

Bersamaan aku mendarat di tanah aku langsung belok ke kanan dari depan stasiun bus tua.

Aku masih bisa mendengar suaranya dari kejauhan, mengatakan “Hati-hati di jalan”, tapi dia terlalu

berbahaya. SANGAAAAT berbahaya. Aku tidak tau mengapa, tapi dia sudah pasti berbahaya. Aku

benar-benar ingin pergi dan melupakan semua itu.

Aku memperlambat langkahku, mengangkat badanku. Di ujung jalan penyeberangan yang jauh, gunung

yang terwarnai oleh hitam mulai menelan matahari.

Matahari tenggelam, mulai menjadi malam.

Biarpun dingin pada malam hari, panas yang tersisa pada saat siang masih bergumpal di udara, kulitku

dapat merasakan hawa musim panas yang akan datang.

"Apa yang akan kulakukan saat musim panas ini? Tahun lalu aku menghabiskan seluruh musim

panasku membantu di sawah, mungkin tahun ini akan sama lagi, huh.."

Sudah sekitar 10 tahun lebih aku berada di desa kecil ini. Pendapatku tentang musim panas paling cuma

cuacanya yang panas dan kenangan diriku yang bekerja di sawah yang penuh dengan lumpur.

“......Berpergian.....tidak mungkin sama sekali. Aku kekurangan uang. Tapi pasti....”

Page 19: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Pasti Hiyori Asahina akan pergi ke suatu tempat untuk menikmati musim panas yang sempurna. Aku

cuma menebak, tapi menurutku pasti itu yang akan dia lakukan.

Di dunia atau sudut manapun kami berada, dia dan aku sangatlah berbeda, jadi menurutku

pemandangan yang dia lihat setiap hari adalah sesuatu yang pastinya anak laki-laki normal tidak bisa

bayangkan sama sekali.

Aku mengerti itu, dan itulah mengapa aku memiliki angan-angan, dan itu juga mengapa aku sangat

menyukainya.

Aku memikirkan itu sambil dimandikan cahaya matahari senja yang membuat persawahan menjadi

berwarna oranye, melihat rumahku yang sangat kecil dan sangat dekat dari desa, tepat di tepi lahan

yang terbuka, asap tipis keluar dari cerobong asapnya yang kecil.

Kapan terakhir kali aku keluar dari desa ini? Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya, mungkin karena

itu sudah sangat lama sekali.

Dan kehidupanku selama yang 10 tahun lebih namun terasa singkat karena tidak menarik itu akan

segera kulupakan juga.

Kapan aku bisa keluar dari desa ini?

Aku lalu membayangkan kejadian di masa depan dimana aku dan Hiyori berada di dalam monorail,

memikirkan tujuan kami, dan tertawa bersama.

Di suatu tempat di dadaku memberiku kata ‘TIDAK MUNGKIN’, aku tanpa sadar mengerti itu.

“Itulah yang kumaksud. Apakah aku langsung menyerah begitu saja....”

Sambil menghela napas, aku mempercepat langkahku untuk menyelesaikan perjalananku pulang ke

rumah.

Aku yang suka berlagak ini bisa mendengar suara yang seolah mengolokku.

"Kau gelisah, nak?"

"Di, dikit lagiiii………"

Dengan hati-hati, aku melakukannya seperti menuangkan seluruh jiwaku ke dalamnya kemudian

mencurahkan seluruhnya ke dalam tiap jahitan.

Page 20: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Akan kujahit kau menjadi imut………."

Sekarang sudah hampir jam sepuluh malam.

Terima kasih untuk ibuku yang membersihkan kamarku setiap hari, kamarku sekarang sudah bersih.

Sesaat aku pulang ke rumah aku langsung duduk di depan mejaku di samping jendela. Setelah menjahit

beberapa jahitan sampai cukup bagus untuk dilihat, dan setelah itu menjahit beberapa jahitan lagi

hingga jadi sangat cantik, hal itu berlanjut selama 4 jam sampai sekarang.

Yup, aku sedang mengerjakan proyek besar ‘Boneka Suara Hiyori’ selama 3 bulan, dan sekarang

akhirnya aku akan menyelesaikannya.

“INI AKAN MERUBAH SELURUH SEJARAH FANS ASAHINA...!!”

Benar-benar pemandangan yang mengagumkan, aku tidak bisa menghentikan bulu kudukku yang

berdiri.

Bukan cuma imut saja, tapi ia juga mempunyai penampilan yang unik. Rambut hitamnya imut dan rapi,

aku lalu memakaikan gaun bertali untuknya. Biarpun aku sudah membuat semua bajunya, kali ini baju

yang kupilih adalah baju yang paling disukai Hiyori.

Dengan rasa yakin, aku memasukkan recorder, yang kutemukan di toko elektronik saat mencari ponsel,

ke dalam resleting di belakang boneka Hiyori. Di dalam rekorder ini aku menyimpan semua suara-suara

Hiyori saat dia melaluiku selama minggu-minggu ini.

Sekarang aku mendapatkan efek dimana aku seperti berbicara dengan Hiyori Asahina.

Saat aku pertama kali melakukan ini, aku mempunyai tujuan untuk ‘Mencoba kemampuanku yang

terbaik untuk mempercantik dirinya dan membawanya ke desa!!!’ Kutebak benda sempurna ini akan

mengubah semua pengetahuan para fans Asahina menjadi sejarah.

Dan sekarang tinggal satu jahitan lagi untuk proyek besar ini....cukup satu jahitan lagi dan semuanya

selesai.

Menghentikan pekerjaanku sebentar, aku menutup mataku.

Mengingat apa yang terjadi tiga bulan yang lalu, itu bisa menjadi perjalanan yang paling berpetualang

yang pernah kulakukan.

Page 21: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tidak, tidak, tentu saja itu hanya khayalan di otakku, tapi dengan tujuan yang sangat besar saat

membuatnya, membayangkan aku dan Hiyori berpergian bersama ke berbagai tempat di negara ini,

mungkin kami sudah seperti berpergian mengelilingi Jepang selama tiga minggu.

“......oookeeeeeee.”

Tenggelam pada kenangan tadi, sekarang waktunya untuk jahitan terakhir, pikiranku kembali fokus.

“Sekarang.....AKHIRNYAAAA.....!!!!”

"HIBIYAAAA TELPON UNTUKMUUUU! TURUN DAN ANGKAAAT!!!!!!!"

Aku sangat terkejut dengan teriakan ibuku tadi yang membuat tanganku bergetar DAN MEMBUAT

JARUMNYA MENUSUK BADAN ‘BONEKA SUARA HIYORI’ MILIKKU.

"GGGGGGYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Melihat pemandangan ini aku berteriak. Pikiranku menjadi panas, syarafku tegang, otakku hanya bisa

membayangkan pemandangan dimana Hiyori Asahina tertembus dan tertusuk tiang besar.

“AKU...AKU BENAR-BENAR...MELAKUKAN....MELAKUKAN KESALAHAN SEPERTI INI?!!!”

Tanganku merinding dan aku menutupi wajahku.

Di dalam otakku, jeritanku terngiang dan perlahan melenyap. Apa yang akan Hiyori Asahina katakan

sebelum dia mati, sebenarnya aku tidak mempunyai kenangan pernah berbicara dengannya, jadi aku

tidak bisa memikirkan kalimat apapun untuknya. Aku hanya bisa merasakan suasananya.

"HIBIYA TURUN SEKARANG JUGA!!!!"

Aku sadar setelah mendengar teriakan kejam dari ibuku, aku memutuskan untuk menghentikan

proyekku untuk sementara waktu dan turun ke bawah.

“Ahhh~~ dasar, IYAAAA!! AKU TURUUUN!!”

Dengan hati-hati meletakkan ‘Boneka Suara Hiyori’ di meja, aku memutar kursiku sampai menghadap

ke pintu dan melompat dari kursi.

Aku membuka pintu, berlari ke bawah tangga yang sudah soak, meraih telepon yang terletak di koridor

lantai pertama, ganggang dari telepon pencet tua telah terlempar di atas meja.

“Ada apa sih, sampai nelpon jam seginian dan juga......SIAPA SIH? Kenapa ibu tidak mengatakannya

dengan jelas.....”

Page 22: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Biarpun aku masih penasaran, aku tetap mengangkat ganggangnya dan berbicara. Siapapun yang

menelpon pada jam seperti ini mungkin bukan orang yang mudah diatasi. Kurasa aku harusnya lebih

kasar kepada orang ini.

“Ah~ halo, aku Hibiya, siapa ini......”

"Lambat banget."

Aku baru mau menjawab dengan kasar pada orang ini, tetapi aku jadi ragu untuk menjawab orang yang

sangat tak diduga ini dengan kasar.

Pada saat yang sama, ‘suara’ orang itu yang baru saja mengatakan kalimat yang sangat pendek,

memberikanku pengaruh yang sangat sangat kuat sampai aku tidak terlalu berpikir kelakuan seperti apa

yang dia buat.

“Eh? Apa....”

“Kubilang kamu lambat banget. Aku berdiri terus sambil manggil kamu. Jadi aku sekarang capek

banget.”

Sikap ini, suara ini, tidak salah lagi. Aku benar-benar yakin,

Si satu-satunya Hiyori Asahina, dengan sikap angkuhnya yang tiada tara, di ujung lain telepon.

“Siapapun dengar? Halo~ Apakah ada orang disana.....”

“AHHH?? Asahina-san?? A, AKU MENDENGARKAN!! YAAA AKU MENDENGARKAN

DENGAN SEKSAMA!!”

Menemui situasi seperti ini, otakku berhenti bekerja.

“Ke, kenapa kamu gembira, dasar menjijikkan.... Ah~ terserahlah. Aku mempunyai sesuatu yang ingin

kubicarakan sama kamu.”

“Bi-bicarakan???”

“Yup, bicarakan. Atau lebih tepatnya, perjanjian? Apapun itu.”

Siapa yang bisa menebak perkembangan seperti ini? Aku yang dulunya naik bus itu. Aku yang dulunya

berpikir, “Aku pengen....”

SEKARANG JADI KENYATAAN, YES!

Page 23: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi, kenapa membicarakan sesuatu pada saat tengah malam.

“Kalau kau pengen menemuiku tidak masalah, aku akan sangat menerimamu.....Ah, tidak apa, tidak

masalah. Ngomong-ngomong, apa yang ingin dibicarakan?”

“Kau menjatuhkan pass-mu kan? Aku menemukannya di koridor sekolah hari ini, ada namamu tertulis

di situ.”

Ini adalah alasan yang sangat mudah dimengerti. Aku pada saat itu sedang memikirkan pembuatan

‘Boneka Suara Hiyori’ sampai-sampai aku lupa pass-ku sama sekali, dan sekarang itu telah ditemukan

dengan cara yang tidak diduga.

Oh, tunggu dulu, ini seharusnya kesalahan Pak Supir.

Aku benar-benar ingin melupakan apapun tentang supir sialan itu sampai-sampai aku jadi menghapus

ingatanku tentang pass juga.

Tapi sekarang, aku sudah menemukannya.

Dan karena itu juga, dia dengan sengaja menelponku karena telah menemukan pass-ku. Benar-benar

orang yang baik. Sudah kuketahui, Hiyori Asahina adalah MALAIKAT...

...Tunggu sebentar.

Aku merasa seperti melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat.....

—Sebelum pergi ke sekolah, aku akan dengan ketat kembali memilih ‘foto Hiyori’ terbaik yang paling

kusuka, dengan hati-hati aku memasukkannya ke dalam kantong passholder-ku, dan pergi ke sekolah

dengan senyuman.—

"…Hei, kamu dengar enggak sih?? Kamu yang gagap-gagap gitu dari tadi bikin aku kesal. Oh lalu, di

dalam passnya……"

"OH BUKAN, ITU BUKAN MILIKKU."

"Hah?"

Keadaanku sudah sampai pada saat dimana keringatku bisa berkumpul menjadi genangan air dan keluar

seperti ombak besar.

Page 24: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Otakku terus berkata ‘Matiakumatiakumatiakumatiakumatiaku’ sampai festival ‘Matiaku’ dimulai

dengan megah, dan di menara yang ada di tengah festival, Hibiya Amamiya berada disitu, di paku ke

tiang dengan leher diletakkan di alat pemenggal kepala.

Mati aku.

BENAR-BENAR MATI.

Kebetulan sekali, foto yang kuletakkan di passholdernya hari ini adalah roknya yang sedikit terangkat

angin musim semi, sedikit kotor, BENAR-BENAR BUKAN GAMBAR YANG BAGUS UNTUK

DILIHAT OLEH ORANG LAIN!

Aku masih bisa menghidupi hidupku dengan gambar itu di pass-ku, tapi sekarang orangnya sendiri

menemukannya. Semuanya berakhir. Telah berakhir.

‘Boneka Suara Hiyori’ berkata, “dasar bego”. Ini benar-benar kekalahan pada diri sendiri.

Jika aku tidak melakukan sesuatu..... apa yang harus kulakukan......

“Bagaimana bisa? Namamu tertera disitu dengan jelas. Hei, kamu kan gak sadar ngejatuhin pass-mu.....

Gimana kamu bisa turun dari bus?”

“Mu-mungkin ada seseorang yang punya nama yang sama denganku~~ LIHAT! Kau bisa dengan

mudah mencari siapapun yang mempunyai nama Hibiya Amamiya, kaaaaaaan."

“Kayaknya gak ada orang yang punya nama seaneh itu selain kamu. Kembali ke topik. Benda yang ada

di dalam passholder....”

Terlambat. Datanglah klimaks festival ‘Matiaku’.

Di menara, laki-laki berotot dengan muka yang ditutupi, memakai fundoshi [4], mengambil pisau besar

dan mengarah ke tali yang ada di alat pemenggal kepala, tali yang mengerat bersuara ‘gachi! gachi!’.

Dan disitu Hibiya Amamiya memasang muka yang bahagia seperti telah mengetahui itu adalah

salahnya.

Tidak berguna, aku tidak bisa menyembunyikannya lagi. Paling tidak aku harus berusaha membela

diriku.

"Ahh, AHHHH emang benar!!! Aku tau itu mungkin saja. Paling tidak aku bisa membayangkannya

kan????"

[4]Fundoshi = Celana Dalam Tradisional Pria Jepang

Page 25: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku sebenarnya ingin mengatakan perasaanku yang sejujurnya, tapi aku tidak tau mengapa aku

mengatakannya dengan sangat aneh.

Aku tau aku bersalah, tapi paling tidak aku harus membela diriku sedikit, kan?

“Ehh, kenapa gelisah banget?? Menjijikkan banget, deh.”

Daaaaaaaan seperti biasanya pikiranku dengan mudah hancur menjadi debu.

Air mata terakhirku dari kehidupan fans Asahina, perlahan mengalir di pipiku.

Page 26: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 27: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku menutup mataku memikirkan para laki-laki itu menjadi orang lemah sepertiku sekarang,

mengapung di udara, telanjang, dan menyambutku.

Maaf karena telah berpikir kalian adalah orang bodoh, bawa aku juga, kumohon.

Dan paling tidak biarkanlah aku membawa boneka-boneka dan foto-fotoku.

Saat aku memikirkan khayalan-khayalan norak itu, mempercantik tampilan kematianku, Hiyori Asahina

mengatakan sesuatu yang sangat tidak diduga.

"Apanya yang gak mungkin, kenapa kamu terdengar terpaksa kayak gitu?? Aku sudah sengaja

menelponmu buat bantuin kamu mendapatkan ini.”

"Eh?"

Jawabannya ini telah menjadi TOP 3 kejadian paling mengerikan yang kualami pada tahun ini, dan aku

tidak mengerti sama sekali.

Tapi aku benar-benar mendengar kata “bantuin kamu mendapatkan ini.”APA YANG TERJADI?!

“Membantuku mendapatkan.....jangan bilang ini.......”

“Eyy, maksudku secara tidak langsung okeee. Aku mengerti semangatmu, karena itulah aku bilang aku

akan bantuin kamu, oke?”

Pada festival ‘Matiaku’ di otakku, menara yang ada di tengah langsung meledak menjadi debu.

Hibiya Amamiya yang terpaku tiba-tiba, seperti telah bangkit dengan kekuatan yang luar biasa,

mengumpulkan nafasnya, mengambil pedang yang ada di pemenggal kepala, dan dengan mudah

membengkokkan itu menjadi sepotong besi tak berguna.

“Be-BEBENARKAAAH??!! Eh, EeEhHhH BENERAN??!! BETULAN??!! EEEHHH AKU

BENERAN BISAAA??!!"

“Suaramu terlalu nyaring, ughh ribut amat dan menjijikkan banget!! Jangan buat aku mengulanginya

lagi. Okeee?”

“Si, siap!!”

“Bagus. Ugh, sudahlah. Aku sudah tahu kamu bakal bersikap kayak gitu. Yah, kamu emang pengen itu

banget ya? Kamu selalu mikirin itu terus, ya?”

Page 28: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Karena pembicaraan tidak diduga ini, hatiku berdebar-debar dengan keras. Sepertinya hari ini adalah

hari dimana hatiku jadi sibuk, ya.

“Pengen?!” Tidak apakah mengatakan hal seperti itu?! Kupikir moral zaman sekarang tidak

memperbolehkan hal seperti ini??!!

Tidaktidaktidak, apa yang kupikirkan. Aku seharusnya tidak melakukan hal yang tidak bijaksana seperti

itu.

Kalau aku melakukannya aku akan terlihat seperti monyet dan itu tidak bagus....

“Ahh, aku sangat menginginkannya.”

Daaaaan setelah berpikir keras, Hibiya Amamiya memutuskan untuk menikmatinya seperti monyet.

Siapa yang ingin menjadi anak baik-baik jika ada kesempatan besar di depanmu.

Aahh!? Tidak cocok untukku?! SIAPA PEDULI!!

“Yup, sampai-sampai kamu meletakkannya di dalam passholder-mu huh. Aku tahu kamu sangat

menginginkannya. Yah, aku akan bantu kamu mendapatkannya.”

“Bi, bisakah.....?! Benarkah.....?!”

Pada waktu itu keringatku dengan indah tertutupi dengan mimisan.

Para pria telanjang yang bersiap menyambutku mulai melototiku, tentu saja aku tidak peduli dengan

mereka. Dasar monster. Pergi sana.

“Dengan satu syarat. Ah, perjanjian yang kukatakan sebelumnya. Aku pengen kamu bantuin aku

mendapatkan keinginanku.”

Hiyori mengatakan itu dengan santai. Biasanya jika membicarakan hal seperti ini, seharusnya dia

sedikit malu. Ah tidak, aku saja yang ketinggalan zaman, cinta zaman sekarang telah menjadi lebih

agresif daripada yang kuketahui.

Tapi menurut trend saat ini, itu hanyalah penampilan luar. Yup, dia pasti merasa malu sekarang.

Sebagai laki-laki aku harus memimpinnya.

“Tentu saja tidak apa! Asalkan aku bisa melakukannya, tidak apa! Serahkan semuanya padaku! Jadi,

apa keinginanmu?”

Page 29: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Kamu, kamu kedengarannya semangat sekali ya....hei, aku tahu ini perjanjian, tapi intinya ini untuk

mendapatkan ‘keinginan terdalam’-mu. Hei, liburan ini kamu kosong?”

“Aku kosong! Yup! Aku hanya membantu di rumah, tidak ada janji sama sekali!”

“O, oke, begitu ya. Jadi aku pengen kamu mengosongkan semua waktumu saat liburan musm panas.

Kita bakal pergi ke kota. Ah, cuma kita berdua.”

“Eh?”

Biarpun aku sudah bersiap menghadapi permintaan yang sulit kapanpun, tapi apa yang Hiyori minta

terlalu extreme.

Kalau misalnya dia meminta “Ayo nge-date disekitar sini”, itu masih bisa diterima, atau permintaan

seperti “Hei, aku telah menemukan lembah yang indah, ayo kita kesitu dan makan onigiri [5]” saja akan

membuatku sangat bahagia. Tapi dia mengatakan “Pergi ke kota”di desa seperti ini, bahkan anak SMA

tidak akan pernah meminta hal seperti itu.

Apalagi dia bilang “cuma kita berdua”. Wow, dia sangat berani, ya? Tapi permintaan dia ini

membuatku sulit untuk menjawabnya.....

“Ke, kenapa ke kota? Dan juga, cuma kita berdua....”

“Tidak ada apa-apa, aku cuma mau membeli sesuatu disitu juga jadi aku memutuskan melakukannya,

dan juga, aku kekurangan ‘pesuruh’. Jadi aku ngundang kamu. Kenapa? Kamu nggak mau ikut sama

aku?”

“Te, tentu saja aku mau!! Tapi....orang tuaku sangat ketat.....jadi biaya perjalanannya....”

“Kamu nggak usah khawatir soal itu. Karena orangtuaku kaya, aku bisa membantumu soal itu. Hei, aku

juga mau pergi tanpa ketahuan orangtuaku..... Ah! Tentu aja kamu harus merahasiakan hal ini. Jangan

bilang siapa-siapa. Oke?”

Begitu toh, fakta bahwa Hiyori itu kaya sudah terkenal di sekitar sini, jadi kutebak akan mudah

membayar ongkos perjalanan untuk dua orang anak.

“Bahkan orang tua?!”

“Yup. Dan juga dengan itu akan lebih mudah buat kamu mendapatkan ‘keinginanmu yang terdalam’

kan? Karena orang tuamu ketat banget.”

[5]Onigiri = Nasi Kepal

Page 30: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Dia benar. Jika aku mengatakan kalau aku akan pergi didampingi seorang cewek, aku tidak akan pernah

diperbolehkan dan itu akan menjadi sesuatu yang mustahil. ‘Bersembunyi dari orang tuamu, berkelana

bersama gadis yang kau suka’ yah, itu akan benar-benar mengabulkan ‘keinginanku yang terdalam’.

Tapi..

Jika untuk membeli sesuatu, kenapa dia tidak meminta orang tuanya saja?

Untuk mendapatkan keinginanku yang terdalam....itu masih tidak masuk akal biarpun itu digunakan

sebagai alasannya. Bahkan jika date-nya gak di kota tapi di desa, aku sudah merasa puas dengan itu.

Kenapa sangat berani, sampai dia ingin pergi bersamaku sendirian. Untuk pertanyaan ini, aku hanya

punya satu jawaban yang muncul di otakku.

“.........Dia sangat terpesona denganku sampai jadi seperti ini.”

“Eh? Apa kau bilang?”

“Ah, ah~ tidak, aku tidak mengatakan apa-apa! Yup!”

Bersamaan aku tenggelam ke pikiranku yang narsis, aku tiba-tiba terbangun.

Singkatnya, Hiyori Asahina sangat terpesona denganku sampai-sampai tidak ada lagi yang bisa

menolongnya.

Saat dia memikirkanku pagi-siang-malam, dia tanpa sengaja menemukan pass-ku dengan fotonya di

dalam, jadinya dia menggunakan ‘pembicaraan’ dan ‘perjanjian’ ini sebagai alasan untuk mendekatiku.

Aku merasa diluar dia mengatakan "bantuin kamu mendapatkan itu", tapi dalam hatinya dia ingin

memelukku sekarang.

Menginginkan ‘perjalanan yang jauh dengan cuma dengan kita berdua’ sudah jadi bukti yang paling

tepat. Mengatakan sesuatu seperti ‘pesuruh’, sebenarnya hanya untuk menutupi perasaan malunya ya.

“Aku mengerti sekarang, perasaanmu, aku terima itu.....!”

“Se-serasa menjijikkan banget.....dengar yah! Kamu juga harus berusaha semaksimal mungkin untuk

mendapatkan keinginanku, oke? Kalau kamu nggak berguna, aku langsung kirim kamu pulang.”

Sikap Hiyori Asahina tetap dingin dan kaku, tapi saat aku memikirkan itu sebagai cara dia

menunjukkan perasaan cintanya, kurasa itu sangat imut.

Tapi, apa yang sangat dia inginkan?

Page 31: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Biarpun itu mungkin saja hanya alasan......

“Ah, ya! Tentu...... tapi apa yang sebenarnya kau inginkan?”

“Eh? Tanda tangan dari artis baru yang populer. Kamu pernah liat dia kan?! ‘Si manis 16 tahun yang

bisa mencuri hatimu!’ yang ada di CM. Aku sukaaaaa banget sama dia~ BENAR-BENAR SANGAT

IMUUUUT KAAN?!”

“Ah, enggak, aku enggak nonton TV jadi aku nggak ta.......Oooh~ Begitu yah....."

Tiba-tiba perasaanku jatuh.

Saat Hiyori membicarakan tentang artis itu, intonasinya langsung jadi semangat sekali, sedangkan

untukku yang dengan bahagia berpikir ‘kami akan nge-date ke tempat yang sangat jauh’ dan lalu

dipampangkan dengan kebenaran yang menyakitkan, itu sudah cukup.

Kalau dipikirkan lagi, tentu saja. Tujuan pertamanya tidak mungkin menghabiskan waktu denganku.

Tetaplah bermimpi, nak.

Dan juga, aku tidak tau siapa artis itu, tapi karena dia bisa mencuri hati Hiyori sampai segitunya, serasa

agak seram.

“Ta, tapi, mendapatkan tanda tangan selebriti seperti itu tidak mudah, kan.....”

"Heheheh. Biasanya gitu. Tapi kalau sekarang ada kesempatan."

“Kesempatan? Maksudmu seperti tiket untuk sesi tanda tangan?”

“Oh tidak bukan. Dan juga, artis itu tidak pernah melakukan sesi tanda tangan sebelumnya. Kupikir itu

karena popularitasnya terlalu tinggi, sampai-sampai setiap kali dia pergi kemana-mana dia selalu

dikerumuni oleh fansnya. Dia benar-benar hebat.”

Artis baru yang kepopulerannya sangat tinggi sampai-sampai dia tidak bisa mengatur sesi tanda tangan,

kecantikan seperti apa itu.

Tidak, aku tidak berpikir dia seseorang yang sehebat itu.

Tidak ada gadis di dunia ini yang bisa secantik Hiyori.

Tapi, jika tidak ada sesi tanda tangan, bukannya lebih sulit untuk mendapatkan tanda tangannya?

Kuharap dia tidak mengatakan sesuatu seperti, “Kamu harus mendapatkan itu untukku apapun yang

terjadi.”

Page 32: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Heh, sebenarnya kakak iparku adalah guru sekolahnya. Artis sebagai murid, bayangkan! Tadi dia

menelponku dan berkata 'Aku akan membantumu mendapatkan tanda tangannya, kenapa kau tidak

main kesini pas obon.' Jadiiii, aku berharap pergi kesitu sekaligus bermain dan menjadikannya piknik,

tapi orangtuaku marah dan berkata 'Kamu bahkan tidak peduli dengan pelajaran, tapi kamu mau main

terus!' kayak gitu."

“Karena itulah kau menyembunyikan perjalanan ini dari orang tuamu....”

“Yup, dan cuma itu aja. Itu akan menjadi pengalaman pertamaku pergi sendirian ke kota, jadi kupikir

kalau kamu bisa bantuin aku ngangkat barang-barangku, kenapa enggak. Ngerti?”

Jika seperti itu, biarpun dia mengatakan hal aneh seperti “Cuma kita berdua pergian jalan-jalan” itu

dimengerti.

Karena dia mempunyai kenalan yang dekat dengan artis itu, mungkin tanda tangannya akan mudah

didapatkan, akomodasinya juga tidak ada masalah.

Jika begitu.....

“Ar, artinya keperluanku untuk pergi bersamamu......apakah ada?”

“Uh, nggak, tapi, jika ada mungkin itu karena kamu sepertinya yang paling mau dengerin perintahku.”

Dan aku bisa merasakan sesuatu yang tajam menusuk hatiku. Di depan sikap santai Hiyori Asahina,

Hibiya Amamiya yang berpikir “dia sangat terpesona denganku....” senyumannya langsung

menghilang.

Dengan kata lain, dari dalam Hiyori sama sekali tidak mempunyai perasaan kepadaku.

Di festival ‘Matiaku’ di otakku, Hibiya yang hebat terus menerus menyobek topeng dari pria-pria

bertopeng, sekali lagi menyobek tontonan yang bisa membunuh itu menjadi berkeping-keping, dia lalu

tiba-tiba membungkuk dan berlutut di tanah.

“Tapi...kupikir kau mau mengabulkan permohonanku...bukannya itu yang kau mau??!! Bagaimana bisa

hal seperti itu jadi...”

“Seperti yang kubilang, apa yang kamu bicarakan sejak tadi? Aku cuman nemanin kamu beli

handphone, sama sekali gak ada hubungannya sama keinginanku. Okeeeee?”

HANDPHONE?

Page 33: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kenapa tiba-tiba membicarakan Handphone. Rasanya aku gak ada mengatakan apa-apa tentang

handphone pas pembicaraan kami.

Tunggu.

Biarkan aku menganalisa semua pembicaraan kami sedikit demi sedikit.

Hiyori Asahina menemukan passholder-ku dengan fotonya di dalamn. Lalu dia mengatakan “Aku tau

kamu sangat menginginkannya. Yah, aku akan bantu kamu mendapatkan itu”

Lalu dia mengatakan kata-kata yang tidak terlupakan “Kamu emang pengen itu banget, huh? Kamu

selalu mikirin itu terus ya?” Tidak, aku tidakkan pernah melupakannya.

Jadi kenapa membicarakan soal HP.....

"…………………Ah."

Otakku mengeluarkan yang hipotesis yang sangat buruk, seperti yang kupikirkan.

Dan hipotesis ini seperti bagian yang hilang dari teka-teki silang, dan itu sudah cukup untuk

menghapuskan semua kegemparan pada situasi ini.

Aku tanpa sadar melihat ke cermin besar yang ada di koridor, dan tentu saja disitu terlihat aku yang

tetap sama setelah aku pulang sekolah.

Aku cepat-cepat memasukkan tanganku ke kantong dadaku dimana aku biasanya meletakkan pass-ku

dan sadar, benda itu yang biasanya kuletakkan di dalam kantongku, telah hilang.

“Kamu pengen banget HP sampar-sampai kamu memotong iklannya dan menyimpannya di passholder-

mu ya. Aku sudah bilang aku sengaja bawa kamu buat dapetin keinginanmu, kenapa kamu malah

berdebat sama aku?”

Pada saat itu, kesalahpahaman yang sangat bodoh itu akhirnya selesai, perasaanku yang sudah bahagia

tiba-tiba turun drastis jatuh ke tanah.

Apa yang dilihat Hiyori Asahina bukan fotonya.

Berharap aku suatu hari nanti bisa berbicara dengannya, aku tanpa sadar memasukkannya di dalam

kantongku, iklan itu yang dari departemen store, tercetak di sana diskon buat HP.

Kenapa aku tidak menyadarinya sampai sekarang.

Memang aku jadi tidak yakin saat dia menelponku.

Page 34: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi kesalahpahaman seperti ini sangatlah kejam.

Emangnya apa “Dia pasti CEWE PEMALU.” Apa “Aku sangat menginginkannya." Mati saja sana

hidung belang tidak tahu malu.

Saat aku mengingat semuanya tadi, aku tidak bisa menghentikan diriku berteriak.

“UwaaaAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!"

Aku merasa ingin menghantam kepalaku ke tiang sekarang, tapi kalau dipikir lagi, ada satu pertanyaan

penting yang belum dijelaskan.

“....................Apakah ada sesuatu disitu selain iklan itu?”

Kutanya, gemetaran, tapi Hiyori menghela napas seperti dia tidak bisa mengatakan apa-apa, dan dengan

dingin menjawab.

“Apakah itu penting? Gak ada apa-apa selain iklan itu.....Kenapa? Apakah seharusnya ada sesuatu yang

penting disitu?”

“Ya, iya. Erm......”

SUDAH KUDUGA. Foto itu tidak ada di tangan Hiyori sama sekali.

Pantas saja. Kalau dia menemukan foto itu, dia tidak akan menelponku, malahan dia akan menelpon

cabang kejahatan remaja di kantor polisi.

Tapi, kalau dipikir-pikir. Di sekolah, semakin dekat dengan Hiyori, semakin banyak fans Asahina yang

akan memusuhi.

—Cukup lempar batu dan kau bisa mengenai fans Asahina—

Dan karena itulah.

Jika misalnya, salah satu dari serigala lapar sebelum Hiyori datang menemukan passholder-ku dengan

foto yang kupilih dengan teliti, si fans Asahina yang profesional, apa yang akan dia lakukan?

Jawabannya sudah jelas.

Dia pasti mengambil fotonya dan membuang passholder-ku ke tempatnya yang semula. Pass yang

hanya bisa digunakan di desa kecil seperti ini, sama sekali tidak berguna.

Ditambah lagi, ada namaku tertera di sana. Jika dia mengambil itu yang bisa meninggalkan petunjuk,

akan buruk untuknya.

Page 35: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Jika cuma foto, tidak peduli jika dicuri.

Benda yang bisa mengakibatkan perselisihan seperti itu, jika aku melaporkannya ke polisi dan

mengatakan. “Aku kehilangan sesuatu yang sangat sulit kutemukan”

Aku malah akan dibawa ke departemen kejahatan remaja.

Tentu saja aku tidak akan bertanya ke siapa-siapa tentang itu.

Biarpun itu dicuri itu tidak apa, masih biasa. Mungkin karena passholder-ku mempunyai dua lipatan,

aku tanpa sengaja meletakkan iklanku di situ.

Atau mungkin, Si Serigala fans Asahina itu melihatnya duluan, dan menempatkan iklan itu dengan hati-

hati ke dalam passholder-ku.

Aku benar-benar marah karena dia mungkin mengambil photo itu dan memperlihatkannya kemana-

mana, tapi diwaktu yang sama aku berterima kasih juga.

Hanya memikirkan kemungkinan aku bisa didakwa kalau kecanduan seksualku ketahuan oleh Hiyori,

aku merasa telah terselamatkan karena itu.

Memikirkan apa yang akan terjadi jika ini terjadi, perutku serasa dikocok-kocok.

Yah, sepertinya aku akan memakan makanan dipenjara selama beberapa tahun, ya.

“Begitu toh.......jadinya itu yang terjadi.......”

Aku bersandar di meja dimana telepon itu diletakkan, masih memegang penerimanya, dan perlahan

duduk di lantai.

“A, aku merasa kamu sangatlah aneh.....”

"Ah~ ya. Aku tau ini sangatlah aneh. Maaf."

Kesimpulan, semua ini adalah kesalahpahaman, dan semuanya hanyalah khayalan norakku belaka.

Biarpun aku terlempar oleh perpisahanku dengan kebahagiaanku tadi sampai-sampai aku tidak bisa

berdiri kembali, anehnya aku merasa lega.

Pada akhirnya semua cuma kastil di atas udara. Sudah kuduga, Hiyori Asahina adalah bunga cantik

yang langka yang tidak bisa disentuh oleh orang sepertiku.

Dan karena aku sudah tau tentang itu, aku terus-menerus menghayal, tapi melihat kemungkinan besar

ini, dan tiba-tiba dihancurkan. Aku kembali lagi melihat kebenarannya.

Page 36: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Jadi? Kamu mau pergi ato enggak?”

"AH!"

Kata Hiyori, seperti ingin berkelahi, tetapi masih tetap menunggu jawabanku. Hatiku yang dingin

kembali berdetak dengan kencang.

Benar juga. Ini masih belum berakhir.

Sekarang, kesempatannya ada tepat di depanku, seperti keajaiban.

Biarpun itu cuma kesalahpahaman, biarpun aku telah terlalu tergesa-gesa dengan Hiyori. Sekarang, dia

seperti tidak terlalu jauh dariku.

Dengan tanganku yang tidak memegang telponnya, aku mengangkat badanku dan berdiri.

“Tentu saja aku ikut. Ayo berlibur musim panas yang menyenangkan bersama.”

Biarpun ini cuma kebetulan ataupun keberuntungan, tidak masalah. Apapun yang terjadi, asalkan aku

tidak menyerah, aku pasti bisa menyampaikan perasaanku kepadanya.

"Mhmm. Oke deh, aku akan membawamu, jadi selalu siap ya. Kita akan mulai merencanakannya

besok. Ngerti?"

"Siap! Mohon bantuannya!"

"Ya. Mohon bantuannya juga. Dah."

Tut tut. Suara Hiyori terputus.

Untuk mengistirahatkan badanku yang tegang karena suasana, aku mengeluarkan napas lega.

Saat aku melihat ke pintu masuk, aku merasakan dorongan aneh untuk menghirup udara luar.

Aku berjalan melewati koridor, memakai sepatu usangku dan berjalan ke pintu masuk. Udara dingin

yang bercampur dengan aroma rumput musim panas berhembus.

Musim panas akan datang. Petualangan yang hanya kami saja yang tahu akan datang sebentar lagi.

Perasaan bahagiaku masih belum tenang, bersamaan aku diam-diam menuangkan harapanku ke bulan

purnama yang jauh, berharap musim panas yang akan datang nanti akan menjadi kenangan yang tak

terlupakan.

Page 37: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Children Record I

Sebuah kasur dorong berjalan melaluiku hingga menimbulkan bunyi nyaring roda yang beradu dengan

lantai serba putih.

Aku sedikit terkejut karena sesaat kemudian aku baru menyadari jarakku yang terlampau dekat dengan

kasur dorong itu. Tapi situasi yang sedang kuhadapi saat ini tidak mengizinkanku untuk mempedulikan

hal seperti itu.

Yang diangkut oleh kasur dorong itu mungkin adalah sesuatu yang paling berat dan sulit untuk kulihat

jika aku diberi kesempatan untuk melakukannya.

Rumah sakit adalah tempat yang menyusahkan. Karena mereka harus menghadapi hal-hal semacam ini.

Karena mereka harus terbiasa dengan kehidupan yang disiplin dan harus tersiksa bayang-bayang

kematian yang menurutku mengerikan. Inilah yang mau tidak mau harus selalu mereka hadapi setiap

hari.

Sudah berapa lama waktu berlalu sejak saat itu?

Mungkin karena tiba-tiba disuruh berlari, kakiku yang ‘sedikit lebih keras dari brokoli’ ini mulai lemas

dan gemetaran. Kurasa kakiku tidak akan berguna untuk sementara waktu.

Ya, tentu saja. Jika aku menggunakan kakiku di kehidupan sehari-hari, mereka hanya kugunakan untuk

ke dapur atau ke kamar mandi.

Menggunakan kaki seperti ini untuk pergi ke departemen store lalu ke taman bermain dan akhirnya

tiba-tiba berlari sekuat tenaga. Seandainya pun orang lain yang melakukannya, hasilnya pasti akan

sama saja.

Ngomong-ngomong, apa sih yang ada dipikiran Ene? Tidak, tunggu dulu. Aku tidak akan PERNAH

mengerti apa yang dipikirkan Ene. Dan aku tidak akan pernah mau tahu apa yang ada dipikiran jahil

nan jahat miliknya itu.

Tapi Ene sedikit membuatku khawatir hari ini. Waktu kami pulang dari taman bermain, dia tiba-tiba

berkata, “Bisakah Master mengejar orang itu?!” dan membuatku mengejar ambulan. Dan akhirnya saat

tiba di Rumah Sakit dia juga bilang, “Bisakah Master membiarkanku sendiri dengan orang ini

sebentar?” dan meminta untuk memberikan HP-ku kepada orang yang SAMA SEKALI TIDAK

KUKENAL. Lalu aku dibawa ke tempat yang tidak kuketahui. Ini benar-benar aneh.

Page 38: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Dan situasi saat ini adalah aku sedang berdiri di depan ruang pemeriksaan dengan bocah yang tidak

kukenal berada di dalam sana.

Yang bisa kulakukan hanyalah memikirkan berbagai macam hipotesis dan tidak bisa pergi kemana-

mana. Hanya menunggu pengasuh bocah ini, yang sedang membawa Ene, untuk kembali.

Aku duduk dengan santai seolah semuanya akan baik-baik saja. Tapi semakin kupikirkan, aku semakin

merasa keberadaanku disini sama sekali tidak dibutuhkan. Aku bahkan tidak tahu siapa bocah yang ada

di dalam. Dan aku juga tidak mengharapkan sesuatu darinya. Aku hanya duduk menunggu.

Jika orang tua bocah itu bersamaku sekarang, pasti mereka bertanya, “Ada apa denganmu?” dan aku

hanya akan memberikan senyum masam sambil berkata, “Tidak, tidak ada apa-apa....”

Aku merasa sudah cukup bersabar dengan semua ini. Aku sudah terbiasa dengan perilaku Ene yang

selalu membuat kepalaku pusing. Tapi dia sudah sangat keterlaluan beberapa hari ini. Aku akan

langsung pulang saja saat dia kembali dan menjalani kehidupan yang normal seperti biasa.

Tapi, apakah Mekakushi Dan akan membiarkanku begitu saja?

Berbagai macam masalah terus saja berdatangan secara bersamaan. Hanya dengan memikirkanya saja

sudah membuat kepalaku berdenyut-denyut.

“Ini benar-benar tidak masuk akal...”

"HAAA...." Aku menghela napas.

“Hal yang benar-benar tidak masuk akal terjadi di dekatku...sungguh....”

Tiba-tiba seseorang berkata tepat disampingku, seperti hendak mengikutiku yang menghela napas

“Haa” kemudian dia melanjutkan dengan berbisik di dekatku. Aku terkejut sampai melompat dari kursi.

"Woahh! Wahhh!!! Kau! Sejak kapan kau ada disini?!"

Saat aku menoleh, pemuda berambut putih yang kupinjami Ene, duduk tepat disampingku. Dia

mengangkat kepalanya dan memberiku ekspresi wajah yang sulit ditebak.

“Maaf.... Aku....”

Pemuda ini sepertinya berpikir aku sedang marah padanya dan menggunakan intonasi yang sangat

lambat untuk minta maaf.

Page 39: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi ekspresi wajahnya tidak berubah, membuatnya terlihat seperti orang bodoh namun sepertinya dia

sudah tidak terlalu khawatir dibandingkan beberapa saat yang lalu.

Sedangkan aku yang masih dalam proses menerka-nerka "apa yang ingin dia sampaikan" hanya bisa

diam, membuat suasana diantara kami menjadi sunyi untuk beberapa saat.

“Eh? Ah, tidak apa...Ini bukan salahmu. Ini salahnya.”

Pemuda itu melihat ke layar HP-ku yang dia pegang sejak tadi. Sosok bersurai biru yang familiar di

mataku itu sepertinya sedang dalam mode cemberut dan merajuk, dia terus terbang kesana kemari di

dalam layar.

“Ya? Ada sesuatu yang kamu inginkan, Master?”

Dia masih cemberut sambil terus mengapung di dalam layar. Dia bahkan tidak mau melihatku sama

sekali.

“Ah, tidak. Aku hanya berpikir kapan kau mau kembali. Ngomong-ngomong, siapa orang ini? Apakah

dia seseorang yang kau kenal?”

Aku telah dipermainkan kesana kemari sedangkan aku tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Jadi

aku merasa tidak salah kalau menanyakan inti masalah dari semua ini.

Makanya aku bertanya kepada Ene. Tapi entah kenapa saat aku menanyainya, dia mengubah HP-ku

menjadi mode getar dan menatapku dengan tajam.

Tatapan itu adalah sesuatu yang tidak pernah kulihat dari dirinya selain sikap jahilnya. Tapi entah

kenapa aku merasa ekspresi itu pernah kulihat di suatu tempat.

Menanggapiku yang jadi agak takut dengan tatapannya, Ene cemberut lagi dan berkata, "Aku salah, aku

tidak kenal orang ini. Maaf sudah membuat Master lari kesana kemari, ayo pulang."

Ene terdengar seperti marah-marah saat dia mengatakannya. Wajah pemuda berambut putih itu kembali

menjadi suram, seperti dia berpikir kalau ini adalah salahnya untuk yang kesekian kali.

“Hei, kau...Tidak masalah kalau kau bilang salah mengenali orang, tapi kau menghentikan seseorang

saat kerabatnya dalam keadaan darurat. Kau tidak merasa bersalah untuk itu?"

“Itu karena...itu karena...aaaAAAHHH~~ MASTER MENYEBALKAN!!! Aku sudah bilang kalau aku

salah, kan?! Pantas saja Master tidak populer, hah!!"

Page 40: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ene berteriak, pemuda berambut putih itu jadi agak takut tapi dia hanya terlonjak sedikit tanpa ada

perubahan ekspresi yang berarti.

Dia itu terkejut atau apa? Sikapnya yang kaku itu seperti robot saja.

“Itu...maaf. Aku sepertinya membuatnya marah. Kupikir.”

Pemuda berambut putih itu melihat ke arah kami dengan wajah tanpa ekspresi. Sambil berkata dengan

intonasi yang kurasa seperti minta maaf.

“Dia menangis...sambil berkata...‘Aku merindukanmu’...dan...‘Kupikir kamu telah mati’, ...tapi aku

tidak...mengerti...sama sekali.... Kurasa...dia salah...orang...”

Tidak terasa sudah 20 detik berlalu sejak dia berbicara sampai akhirnya berhenti. Entah karena aku

terbiasa dengan Ene yang bicara dengan cepat ataukah karena intonasi orang ini yang sangat lambat

sampai-sampai aku merasa waktu ikut melambat.

Begitu toh. Mungkin karena pemuda ini mirip dengan temannya Ene.

Memang sih orang ini memiliki aura yang aneh. Jika dia benar-benar temannya Ene, aku bisa

menoleransinya.

Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah HP-ku yang tidak berhenti bergetar sejak pemuda ini berhenti

berbicara.

Dengan agak takut aku melihat ke layar. Di sana ada Ene yang tidak berwarna biru murni seperi

biasanya, tapi bertelinga sangat merah dan tidak berhenti bergetar.

“Kau, kau kena-“

"UWAHHH!!! UWAHHH!! BERISIK!!! TIDAK ADA APA-APA!!! JANGAN BICARA LAGI!!!!!!"

Suasana hening untuk sesaat. Aku bisa melihat bahu pemuda itu bergetar lagi saat Ene berteriak, tapi

ekspresinya tetap tidak menunjukkan tanda perubahan

Bahkan aku yang sudah biasa dengan gaya bicara Ene ikut terdiam. Ini pertama kalinya aku melihat

Ene besikap sampai seperti ini.

Di layar, Ene terlihat sedang duduk seraya menendang-nendang kakinya ke segala arah. Namun tiba-

tiba dia berdiri seakan menyadari sesuatu lalu tiba-tiba tersenyum padaku—membuatku mengeluarkan

keringat dingin.

Page 41: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“...Kumohon, Master?”

Aku tidak tahu apakah dia hanya ingin mengalihkan perhatianku dari perilaku salah tingkahnya

beberapa saat yang lalu atau dia hanya mencoba bersikap seperti biasanya. Angin kesunyian kembali

menimbulkan suasana hening.

Tidak senang dengan responku, wajah Ene kembali memerah.

"Kau eror?" tanyaku sambil mengetok layar HP. Dia bergetar seolah ingin menunjukkan seberapa

bencinya dia dengan apa yang kulakukan barusan.

“Memangnya Master pikir aku ini apa?? Ini bukan seperti apa yang Master pikirkan!!!”

Ene berteriak dengan nyaring seperti orang gila. Sepertinya dia sehat-sehat saja. Tidak ada virus,

mungkin karena demam dia jadi bersikap aneh. Tunggu, Ene kan tidak bisa demam.

Meskipun dia biasanya aneh, kali ini dia sudah kelewat aneh dari biasanya.

“Ti-tidak salah kan kalau sesekali kita salah mengenali orang!!! Itu karena dia mirip dengan teman

lamaku dulu. Jadi...itu, apa karena aku mengatakan sesuatu yang aneh, atau aku teringat sesuatu?

Tunggu... apakah karena aku tidak sengaja menunggu-nunggunya?”

“Tidak, aku tidak mengerti sedikit pun apa yang kau katakan. Jadi singkatnya adalah karena dia seperti

teman lamamu, kau jadi emosional kan?”

Saat aku menyelesesaikannya, Ene yang tadinya mengatakan hal-hal tidak jelas dengan gugup tiba-tiba

terdiam, ekspresinya bercampur antara tercengang dan terkejut. Membuatku menjadi semakin

kebingungan.

“Ah~ Aku mengerti sekarang kenapa Master tidak populer. Kalau begini terus Master akan jadi

perawan selamanya. Sayang sekali.” kata Ene dengan nada monoton yang seperti menyindir.

"Ehhh?!! Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?!! Dan juga kenapa aku jadi tidak populer!!

BERITAU AKU!!"

“Ah, tolong jangan berbicara denganku untuk sementara waktu, Master yang menyedihkan.”

“HEI, AKU DENGAR KAU MENGATAKAN ‘MENYEDIHKAN’, KAN?!! Biarpun kau

mengatakannya dengan pelan tapi aku masih bisa mendengarnya, lho!!”

Page 42: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Master berisik sekali!! Singkatnya, bahkan aku pun mempunyai sesuatu yang tidak bisa kuberitahukan

kepada Master.”

Saat Ene mencibir dan ingin mengatakan sesuatu lagi, suara nyaring terdengar sampai ke ruang

pemeriksaan, dimana bocah yang tadinya dipeluk dengan erat oleh pemuda berambut putih itu berada.

Tidak lama kemudian, terdengar suara besi berjatuhan.

"…?! Master! Ini gawat!"

"Aku tahu!"

Melewati koridor, aku bergegas membuka pintu ruang pemeriksaan. Bocah yang di dalamnya terjatuh

di lantai.

Rambut coklatnya berantakan dan dia memakai rompi putih. Kulihat dari belakang dia sepertinya

sekitar 10 tahunan. Anak lelaki itu berusaha merangkak dan melakukan apapun untuk membuat kakinya

berdiri dengan thermometer dan peralatan medis berhamburan di sekelilingnya, namun usahanya gagal.

“Hei, hei! Apa yang kau lakukan!? Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kau harus berbaring dulu!”

Aku berlutut disamping bocah itu dan mengulurkan tangan. Tapi dia menepis tanganku dengan refleks

karena rasa takut.

Saat pertama kali aku bertemu dengannya, butiran air mata membasahi wajahnya. Namun dibalik

semua itu, aku bisa merasakan sebuah kebencian terhadap apapun itu yang telah membuatnya

menderita—dirinya seakan dipenuhi oleh atmosfer yang berat dan gelap.

“Siapa kau...? Jangan...hentikan aku!”

Anak lelaki itu berdiri dan badannya terhuyung-huyung, tapi dengan cepat dia menstabilkan

gerakannya dan berjalan ke pintu keluar sendirian.

“Hiyori.... Aku harus ke tempat Hiyori....”

Anak lelaki itu berbisik seperti sedang menghayal dan berjalan keluar dari ruangan tanpa

mendengarkan satu pun nasehatku.

Aku mengejarnya dengan cepat. Sesaat setelah anak lelaki itu keluar dari ruangan, dia berhadapan

dengan pemuda berambut putih itu.

“Ini semua salahmu... Semua ini tidak akan terjadi kalau kau tidak ada.”

Page 43: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Anak lelaki itu menatap si pemuda berambut putih dengan sangat tajam dan air matanya kembali

berhamburan keluar.

Sampai akhir pemuda berambut putih itu tetap tidak berkata apa-apa. Raut wajahnya seperti

menggambarkan kebingungan yang amat sangat, tapi dia hanya berdiri saja dan tidak mengatakan apa-

apa.

“Cukup.... Aku harus pergi...harus pergi....”

Sesaat setelah dia menyelesaikan perkataannya, anak lelaki itu dengan cepat mengubah arah badannya

dan berlari. Sudah terlambat, dia telah berlari melewati koridor rumah sakit yang gelap kemudian

menghilang dalam kegelapan.

“Apa yang kamu lakukan Master?! Jika kamu tidak mengejarnya, dia bakal kena masalah!”

"Oh oh. Aku tahu. Ah, tapi kakiku tidak bisa bergerak lagi…."

Benar juga. Pada saat genting tadi, kakiku 'yang sedikit lebih kuat dari brokoli’ tidak memerlukan

waktu yang lama untuk gemetaran karena lelah. Sangat menyedihkan.

"BAAAAHHH!!! DASAR! MEMANGNYA MASTER ANAK RUSA APA?!! Kenapa Master sangat

tidak berguna disaat-saat genting seperti ini?!"

"Be-berisik!! Jujur ini semua juga salahmu!! JANGAN MENCELA TUBUH KURUSKU!!!"

Disaat kami berdua sedang memperdebatkan hal yang tidak penting, anak lelaki itu sudah pergi jauh.

Dihitung dari kecepatannya berlari, kurasa dia bisa meninggalkan area rumah sakit hanya dalam

beberapa menit. Jika benar begitu, kami akan benar-benar kehilangan jejaknya.

“Panggil suster...tapi sepertinya sudah terlambat. Hei, bisakah kau lakukan sesuatu?! Biarpun dia

sepertinya membencimu tapi dia masih kenalanmu, kan?!! Jika ini terus dibiarkan, kita tidak akan tahu

dimana dia berada!!”

Mendengar pertanyaanku, pemuda berambut putih itu mengangguk dengan raut wajah yang sepertinya

masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Dia berbicara sedikit lebih cepat tapi masih dengan

intonasi yang lambat dan stabil.

“Hibiya...sepertinya...marah...karena...aku.... Aku...harus...melakukan...sesuatu...bi...bisakah kau...ikut

denganku...?”

Page 44: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ritme bicaranya agak berantakan, tapi sepertinya Hibiya adalah nama dari anak lelaki yang baru saja

kabur.

Orang ini sepertinya merasa kalau dirinya memiliki salah meski dia sendiri tidak tahu apa itu. Setelah

berkata “ikut denganku”, wajah datar orang ini agak berubah. Meski hanya sedikit, tersirat semangat di

dalam manik merahnya.

“Ah.. maaf, maaf. Bukannya aku tidak ingin ikut denganmu. Hanya saja sekarang kakiku tidak bisa

digerakkan....”

"Kenapa Master langsung mudah menyerah seperti itu? Master hanya malas karena tidak pernah

olahraga kan?"

"Terserah kau mau bilang apa, yang jelas sekarang aku benar-benar tidak bisa lari...eh?"

Seperti hendak memotong pembicaraanku, tahu-tahu pemuda berambut putih itu muncul di depanku.

Dalam sekejab tubuhku langsung merasakan bagaimana rasanya melawan tekanan gravitasi yang tidak

pernah kualami sebelumnya.

"Woah! WOOAAAHHH?!!"

Seolah aku ini seorang bayi, pemuda itu dengan santai mengangkat dan menyampirkanku dipundaknya

layaknya mengangkut sebuah barang.

“Maaf, ini akan sedikit sakit....”

Setelah dia mengatakannya dengan pelan, bersamaan dengan suara yang mirip seperti ledakan,

pemandangan koridor bergerak menjauh ke belakang dengan kecepatan tinggi.

Saat kami sampai di tangga yang menghubungkan lantai ini dengan lantai berikutnya, dia setengah

berjongkok dan mengambil posisi kuda-kuda sebelum kemudian melompat setinggi beberapa meter.

Butuh waktu sekitar 1,5 detik bagiku untuk bisa mencerna apa yang sedang terjadi.

"GYAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Aku sebenarnya tidak ingin mengeluarkan suara untuk sementara waktu. Tapi setelah mengetahui apa

yang barusan terjadi, aku secara refleks meneriakkan seluruh suaraku yang masih tersisa.

“Tu-tu-tu-tu-turunkan aku....OHOK!!”

Page 45: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku berusaha keras mengatakan sesuatu, tapi terpotong oleh suara benturan yang ditimbulkan saat dia

mendarat. Sepoi-sepoi angin yang bertiup seolah mewakili suaraku yang saat ini tercekat

ditenggorokan.

“Ma-maaf. Kumohon tunggu sebentar lagi.”

Selanjutnya, bukan gerakan lari super cepat seperti saat melewati koridor. Tanah tiba-tiba saja terasa

jauh dan begitu aku sadar ternyata dia melakukan sebuah lompatan yang sangat tinggi, sungguh aku

merasa hampir diambang batas kesadaran.

Namun aku berusaha menahan hasrat ingin pingsan itu dengan melihat ke HP yang kugenggam dengan

erat. Kulihat Ene memakai sesuatu yang mirip dengan bantal untuk menutupi kepala serta memejamkan

matanya, seolah sedang berusaha menetralisir efek benturan yang akan terjadi selanjutnya.

"SIAPAPUN TOLONG AKUUUUUUUUUUU!!!!!"

Bersamaan dengan keluarnya suaraku, kami—atau lebih tepatnya dia, melompat ke angkasa bagaikan

membelah udara yang dingin. Atap rumah sakit serta jendela yang kami gunakan untuk melompat

mulai terlihat seperti miniatur di mataku.

Page 46: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 47: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Inikah rasanya skydiving? Tidak, lebih tepatnya ini mirip dengan rasa takutku terhadap rollercoaster

yang kunaiki tadi.

Aku mendapat firasat bahwa pada saat mendarat di tanah nanti, kondisiku tidak akan jauh beda seperti

setelah menaiki rollercoaster.

“Ketemu...” bisik pemuda itu. Mungkin untuk mengurangi benturan saat mendarat, dia melepaskanku

dari pundaknya dan membawaku pada celah diantara lengannya.

Belum sempat aku mengumpulkan kesadaran yang sempat berkelana entah kemana, sekarang tanah

seolah mendekat dengan kecepatan tinggi.

Otakku terus mengumandangkan 'Demi Momo yang langsing mendadak, demi Kido yang memakai rok.

Aku tidak mau mati muda!' dan tidak lupa berdoa pada Tuhan. Lalu seperti Ene tadi, aku memejamkan

mata dengan erat.

‘DUAK!!’ suara nyaring kembali terdengar untuk yang kesekian kali sebagai akibat dari kembali

bekerjanya gravitasi pada kami. Benturannya lebih ringan daripada yang kuperkirakan tapi cukup untuk

membuat isi perutku serasa dicampur-aduk. Setelah efek dari benturan dasyat yang menyerangku tadi

hilang, pemuda itu dengan penuh kekhawatiran bertanya, "Kau tidak apa-apa?"

"UhhaaaAAA!!!"

Nafas lega yang kukeluarkan saat masih berada dipelukannya seolah menjawab pertanyaannya tadi.

"U…. uuuooo……"

Dan seperti biasa aku muntah. Sial.

"Kyaaaa!!! Menjijikkan! Jangan dekati aku!!!"

"Haaa…. Haaa…. Dasar. Harusnya kau lebih memikirkan kondisiku, Ene."

“Maaf, tapi aku harus bergegas. Maaf membuatmu terkejut....”

Menggendong seorang lelaki dewasa dan melompat dengan ketinggian serta kecepatan yang luar biasa,

kira-kira seberapa banyak orang seperti itu yang bisa kita temukan di dunia ini.

Aku melepaskan diri dari pegangan pemuda itu dan berdiri, terhuyung-huyung sambil mencoba melihat

wajahnya. Aku menyadari mata dari pemuda tanpa ekspresi ini bercahaya warna merah terang.

“Matamu....kau memiliki kemampuan juga, kah? Apa sih yang terjadi sebenarnya?”

Page 48: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku sudah menduga kemungkinan ini. Dari warna mata dan tingkahnya yang aneh, sepertinya dia juga

orang yang memiliki kemampuan sama seperti Momo dan para Mekakushi Dan.

Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini karena Momo dan Ene. Tapi bertemu dengan banyak orang

aneh seperti ini dalam sehari adalah sesuatu yang tidak biasa.

Omong-omong, ada apa sih dengan mata itu? Kurasa lebih baik aku tidak menyelidikinya lebih jauh

hanya karena rasa penasaran....

“Kau itu sebenarnya apa?”

“Master!! Anak itu sudah keluar dari Rumah Sakit!!”

Aku berhenti berpikir dan melihat ke arah yang ditunjukkan Ene. Di sepanjang jalan depan pintu rumah

sakit, terlihat seorang anak lelaki sedang berlari.

Dan anak itu sangat dekat dengan pintu keluar area rumah sakit.

“Hibiya! Kita akan kehilangannya jika terus begini!!” Pemuda itu berkata dan memegang tanganku

seperti ingin membawaku lagi.

“GAHH! TIDAK, TIDAK!! AKU TIDAK BISA LAGI!! Kumohon LEPASKAN AKU!!!”

“Ma-maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi.”

Saat aku menolaknya, pemuda itu bergetar dan melepaskan tanganku. Biarpun aku bisa menghindari

kemungkinan terjadinya pertunjukan 'paduan suara' untuk yang kesekian kali, anak itu terus berlari ke

jalan besar. Akan menyusahkan kalau dia berhasil kabur.

“Tidak...aku tidak...bisa. Aku takut...melakukannya...sendirian...jadi aku...tidak bisa....”

Pemuda yang melakukan hal yang tidak bisa dibayangkan selain sikapnya yang pendiam itu

menundukkan kepalanya dengan lemah.

Dan sekali lagi aku melihat ke arah anak lelaki yang berlari ke arah pintu keluar. Biarpun aku ingin

mengejarnya, kakiku sama sekali tidak bisa bergerak.

Saat ingin menyerah, aku tiba-tiba mendapatkan sebuah ‘ide’. Aku bergegas berbicara kepada Ene.

“Hei Ene! Telpon Momo!!”

“Eh? Telpon imouto-san[1]?....Ah! Begitu yah!! Siap!!”

[1]Imouto-san = Adik Perempuan

Page 49: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Seperti mengerti apa yang sedang kupikirkan, Ene menepukkan kedua tangannya dan dengan tangan

kanannya yang menggambarkan silang, layarnya langsung berubah menjadi mode telpon untuk

menelpon Momo.

Setelah sekitar 2,5 detik kemudian, layarnya menunjukkan tanda hijau besar yang tertulis

‘MEMANGGIL’.

“Ah~ Heiii, onii-chan[2]? Apakah onii-chan sudah selesai dengan urusan Ene-chan~?"

“Sudah selesai, tapi ada hal yang lain yang harus dilakukan. Momo, kau dimana sekarang?"

“Eh? Uhmmm~ Sebentar...Dimana kita sekarang danchou-san[3]? Ah, terima kasih. Ah, onii-chan?

Kami sekarang ada di depan rumah sakit. Di bawah pohon di samp- Areee! Ada apa dengan anak itu?

Larinya cepat banget.”

“Hei! Hentikan anak yang lari itu sekarang juga! Kumohon!”

"EHHH? KENAPAA??!!"

"INI PENTING!! KUMOHOOON!!!"

"PENTING?! Uhm~ OKE! Aku ngerti! Akan kucoba!!"

Ketika Momo memutus telponnya, muncul tanda ‘AKHIR DARI PANGGILAN’ di layar HP-ku.

"Apakah imouto-san akan baik-baik saja?"

"Dia mungkin sedikit bodoh tapi disaat seperti ini bisa diandalkan."

"Yah...agak bodoh sih."

Ketika kuperhatikan lagi, anak lelaki itu hampir mendekati pintu keluar.

Saat dia hampir melewati pintu keluar, anak lelaki itu terpental seperti tertabrak sesuatu.

Tiba-tiba Momo muncul entah dari mana, anak lelaki itu terkejut dan tetap bertahan pada keinginannya,

tapi dia didorong keras oleh Momo sampai-sampai dia tidak bisa bergerak sama sekali.

"Woahhhh!!! Kerja bagus imouto-san!! Ah~ ah~ tapi dia memeluknya erat sekali…."

"Dia sepertinya sudah jadi bantal yang bagus. Oke, baguslah sekarang kita tidak perlu mengejarnya."

"Yang lamban satu-satunya hanya kamu saja, Master."

[2]Onii-chan = Kakak laki-laki [3]Danchou-chan = Ketua

Page 50: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Menghiraukan Ene, aku mempercepat langkah kakiku. Saat aku hampir mencapai pintu keluar, Momo

disitu memeluk erat anak lelaki yang meronta-ronta, yang hampir mati lemas.

"Ah, onii-chan! Apa sih yang terjadi? Ow, sakit! Kamu jangan bergerak dulu…."

"Maaf, Momo. Hei, kau yang disitu! Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi paling tidak bisakah kau

tenang dulu? Kalau kau tiba-tiba menghilang dari rumah sakit akan membuat semua orang khawatir

tahu!!"

"Eeehhh!? Anak ini pasien!?"

Momo mengurangi tenaga di tangannya karena terkejut, anak lelaki itu lalu lepas dari tangan Momo.

Wajah anak lelaki itu menjadi merah. Dia menarik napas panjang, menghembuskannya lagi bersamaan

dia melototi Momo.

“Apa yang kau lakukan bibi gendut! Jangan tiba-tiba melompat dari suatu tempat dan

menghalangiku!!”

"H- HUHHH??!! Bi-bi-bibi gendut? SIAPA YANG KAMU BILANG TADIII??!!!!"

"Yang kubilang itu kau, bibi gendut raksasa!! Aku sedang buru-buru…."

Anak lelaki itu kembali ingin berlari, tetapi Momo yang lebih cepat darinya memegang tudung anak

lelaki itu dan menarik balik badannya.

“Hei, hei kamu...kamu itu pasien, kan?!! Tentu saja kabur bukan hal yang benar!! A-apa-apaan d-

dengan gen-gendut itu....”

Mungkin perkataan anak itu tadi terlalu keras untuk Momo, badannya mulai bergetar dan napasnya

tidak beraturan.

Anak lelaki itu kembali melotot pada Momo dan mengambil kembali tudungnya yang dipegang dan

berteriak kepada Momo lagi.

“Sudah kubilang!! Jangan hentikan aku!!! Dan aku sudah pasti bukan pasien disini karena tidak ada

masalah denganku!! Tapi untukmu bibi, mungkin kau harus mengecek badanmu yang seperti sapi itu ke

dokter!! Itu pasti penyakit.”

Anak lelaki itu sepertinya mengarahkan tangannya ke dada Momo. Ene yang ada di HP-ku tertawa

“Puuupuu…. Ah, maaf" kemudian suara yang agak serak terdengar dari Momo.

Page 51: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Seseorang sedang mengkhawatirkanmu. Tapi kamu!!! KAMU…….!"

Dia hampir menangis saat diejek oleh anak lelaki itu. Saat Momo yang berwajah merah ingin

menyerang dan menangkap anak lelaki itu, tudung Momo ditarik oleh sesuatu yang tidak terlihat,

menghentikannya menyerang.

“Le, lepaskan aku danchou-san! ANAK INI MUSUH KITA! YA, MUSUH KITA!!! PANGGILAN

DARURAT UNTUK MEKAKUSHI DAN!! Le~ pas~ kan~ a~ ku~ ARGHH~~ ……!!!!!!!!"

Dikarenakan Momo yang meronta-ronta seperti sapi gila, ditambah dengan apa yang anak lelaki itu tadi

katakan, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tertawa. Dan sepertinya Momo mendengar itu dan

melototiku dengan tajam.

“Apa yang kamu tertawakan baka-ani[4]!? Ada apa sih dengan anak itu?! Kenapa aku tiba-tiba dikatai

seperti tadi?!”

“Ah~ Aku tahu Aku tahu. Maaf. Oke, tenanglah dulu. Hei, namamu Hibiya, kan? Kenapa kau tergesa-

gesa? Bisakah kau pergi nanti?”

Mendengar apa yang kukatakan, Hibiya tidak mencoba untuk lari tapi tanpa menutupi kekesalannya

padaku dia melihat ke arahku.

“...Ada perempuan yang sangat penting bagiku. Mungkin dia sudah mati. Hanya aku saja yang selamat.

Jadi aku harus menyelamatkan dia juga.”

Bahkan Momo yang berisik dari tadi langsung menghentikan gerakannya dan membuka mulutnya

karena terkejut.

“Tu, tunggu dulu. Mati maksudmu? Kalian terlibat pada suatu inisiden? Kalau begitu akan lebih baik

jika kamu membicarakannya dulu ke dokter atau polisi dulu. Kenapa kamu malah mau pergi

sendirian?"

Sebelum aku berlari ke rumah sakit, tempat dimana Hibiya pingsan tidak ada tanda kecelakaan mobil

sama sekali. Badannya juga tidak terlihat terluka. Dari sudut pandang orang yang melihat, dia hanya

pingsan karena kepanasan.

Itulah yang kupikirkan.

Tapi dari apa yang dikatakan Hibiya, itu bukanlah kejadian biasa dimana dia bisa terlibat begitu saja.

Jika begitu, dia seharusnya melaporkannya dulu pada polisi.

[4]Baka-ani = Kakak bodoh

Page 52: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Biarpun aku mengatakannya, tidak akan ada yang percaya. Oh ya. Kalau kalian tidak percaya, tanya

saja pada orang itu. Selama itu dia hanya berdiri dan melihat saja.”

Hibiya mengarahkan tangannya ke arah pemuda berambut putih. Pemuda itu langsung terlihat gelisah

dan memegang bajunya dengan erat.

“Hei, kau selalu melihatnya bukan? Kalau kau tidak melakukan apa-apa, paling tidak bisakah kau

menjelaskannya pada mereka?”

“Tidak...itu...tidak...benar....Aku...juga...ingin...menyelamatkannya...tapi..tapi...Aku tidak bisa.....!”

Bersamaan pemuda itu berbicara, Hibiya menggertakkan giginya dan menatap tajam pemuda itu.

Hibiya menghela napas dan sekali lagi dia terlihat seperti ingin pergi ke pintu keluar.

"…..Baiklah. Kalau kau tidak bisa melakukan apa-apa, biarkan aku pergi sendiri. Jangan

hentikan…aku….."

Saat Hibiya ingin melangkah maju, badannya tiba-tiba terhuyung dan miring. Diapun langsung terjatuh

ke lantai dengan lemas.

"O, oi!"

Aku bergegas ingin menangkap anak lelaki itu tapi jaraknya terlalu jauh. Bahkan pemuda yang sedari

tadi melakukan hal yang mengejutkan itu, yang terlihat sedih dengan kata-kata Hibiya tadi, reaksinya

lebih lambat dariku.

Anak lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan tanda akan melakukan sesuatu untuk menahan tubuhnya

yang akan jatuh, sepertinya dia akan jatuh begitu saja.

“Sial....!”

Saat kupikir ini sudah terlambat, badan Hibiya tiba-tiba seperti ditahan oleh sesuatu yang tak terlihat

dan berhenti di tengah-tengah udara.

Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi, tapi setelah melihat Momo yang kehilangan

keseimbangannya dan jatuh ke tanah, aku mulai mengerti.

"Shintaro, anak ini…. Lebih baik jika tidak kita bawa kembali ke rumah sakit."

Udara di sekitar Hibiya bergetar dan tergoyang. Pada waktu yang sama Kido yang memakai parka

ungunya dengan tudung menutupi kepalanya muncul.

Page 53: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Di balik tudungnya yang menutupi rambut panjangnya, wajah Kido menunjukkan ekspresi campur

aduk antara terkejut dan gelisah.

“Tangkapan yang bagus.... Heiii, apa yang kau maksud tadi? Sudah jelas kondisi anak ini memburuk,

kan? Yah, memang sepertinya situasi sekarang agak buruk, tetapi bukankah memang lebih baik jika

menyerahkannya pada dokter atau polisi, kan?”

“...tidak. Kurasa dokter ataupun polisi tidak akan banyak berguna. Sedangkan melihat anak ini

sekarang, kurasa hanya kita yang bisa menolongnya.”

Melihat Hibiya yang ada ditangannya, Kido berkata dengan ekspresi seperti telah menelan sesuatu yang

pahit.

'Apalagi sekarang?' pikirku seraya berjalan ke samping Kido dan melihat ke wajah anak itu. Di matanya

yang agak terbuka, terlihat warna merah yang sedikit demi sedikit muncul, bercampur dengan warna

asli matanya.

"Oi, ini…."

"Ah, aku sudah dengar hampir semuanya. Hanya saja situasi sekarang jadi sedikit merepotkan."

Kido berkata seolah dia teringat akan sesuatu yang buruk.

Perubahan warna mata anak ini sudah pasti adalah karakteristrik ‘suatu kemampuan’ yang dimiliki

Kido dan yang lain.

Mungkin apa yang Kido katakan tentang ‘dokter atau polisi tidak akan berguna’ adalah karena hal ini.

Memang kalau menghadapi situasi yang tidak biasa seperti ini, kedua pihak hanya bisa angkat tangan

saja.

“Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah anak ini tidak apa-apa?”

“Saat ini kita masih belum mengetahui kekuatan anak ini. Jika kita membawanya kembali, mungkin

sesuatu yang buruk akan terjadi. Lebih baik kita bawa ke markas untuk sementara.”

Tangan Kido menahan pinggang Hibiya dengan erat, dan memeluknya dengan kepala Hibiya di

pundaknya.

Page 54: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 55: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Baiklah, Kisaragi. Beritahu Kano untuk mengosongkan ranjangnya. Ah, dan jika Mary takut akan

menjadi repot. Tolong beritahu Mary untuk tinggal di dalam kamarnya bersama Seto,” kata Kido pada

Momo.

Momo yang terduduk di tanah langsung berdiri dan hormat, “O, oke! Siap!”

"Hahaha…. Kau terlalu kaku."

Kido memperlihatkan ekspresi bingung dan senyuman langka. Matanya memang selalu melotot dengan

tajam. Tapi saat dia tersenyum, senyumannya sangat hangat. Dan sikap keibuannya juga terlihat.

"Oh, iya. Siapa namamu?"

Sambil memeluk Hibiya, Kido terlihat sedang memikirkan sesuatu dan melihat ke arah pemuda

berambut putih itu.

"A-aku? …. Konoha.... Namaku..... Kurasa."

Mungkin dia tidak bermaksud seperti itu, tapi seperti biasanya orang ini menggunakan intonasi yang

sangat lambat dan berantakan untuk memperkenalkan dirinya.

Saat orang ini mengatakan namanya, HP-ku yang kupegang bergetar lagi. Dan saat aku melihatnya Ene

kembali memperlihatkan wajah marah dan menghentak-hentakkan kakinya.

“Begitu ya, Konoha. Menurut apa yang kudengar dari anak ini tentang ‘insiden’ yang terjadi diantara

kalian berdua... Mungkin aku bisa membantu. Ngomong-ngomong, kami akan mengurus anak ini

sampai dia kembali stabil. Jadi, apakah kau akan kembali atau kau akan ikut dengan kami?”

Bersamaan Kido mengatakan itu, Konoha memperlihatkan wajah paling serius yang pernah kulihat dari

dirinya dan mengganggukkan kepalanya.

“Iya, huh. Baiklah, ayo.... Tapi aku agak lapar sekarang. Apakah aku biarkan Kano saja yang memasak

makan malam....Hei, Kisaragi. Apakah kau sudah menelpon Kano?”

“Tidak, aku tidak bisa menghubungi Kano-san. Jadi sekarang aku sedang mencoba menghubungi Seto-

san...AH! Halo, ini Momo!”

Kurasa Seto mengangkat telponnya. Biarpun dia tidak bisa melihat orang yang berada di sisi lainnya,

Momo berdiri tegak dan bicara.

“Maaf, ada masalah yang terjadi disini. Akan ada pasien yang dikirim ke markas, jadi dachou-san

bilang minta Kano-san untuk mengosongkan sebuah ranjang untuk....eh? Dia tidak ada di markas?

Page 56: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Uhm...Oke aku mengerti! Ah, selain itu yang menyiapkan makan malam...dan juga tolong tinggal

bersama Mary-chan di dalam kamar! Ya, sudah. Dadah!”

Pada bagian terakhir aku merasa tempo suaranya lebih cepat. Apakah dia sudah menyampaikan

informasi pada Seto dengan baik?

Setelah memutus sambungannya, Momo menghembuskan napas lega seperti telah berhasil

menyelesaikan sebuah misi.

“Maaf menyusahkanmu, Kisaragi. Apakah Kano pergi ke suatu tempat?”

“Ah, iya. Dia sepertinya meninggalkan pesan ‘Aku tidak akan kembali malam ini’ dan pergi begitu

saja.”

“Haa...orang itu benar-benar tidak berguna disaat seperti ini.”

Mengingat Ene pernah mengatakan hal yang sama, aku jadi merasa kasihan padanya.

Kalau kupikir-pikir, kira-kira apa ya yang dilakukan Kano jika sedang keluar pada saat seperti ini.

Biarpun dia memiliki sifat seperti suka menyendiri, dia mungkin punya banyak teman. Jadi mungkin

saja dia pergi bersama temannya. Sial. Padahal dia lebih muda daripada aku.

“Ayo kita pergi. Dari sini ke markas memang tidak terlalu jauh, tapi kita harus bergegas.”

Mata Kido kembali bercahaya merah. Kurasa dia menggunakannya mengingat disitu ada Momo yang

memiliki kemampuan mata untuk menarik perhatian, yah meski dia sudah cukup mencolok tanpa

menggunakan kekuatannya sekalipun.

Aku masih tidak begitu paham. Dengan kemampuannya untuk menyembunyikan keberadaan kami dari

orang lain, sedikit tidak mudah dipercaya kalau kemampuan itu benar-benar ada.

"Um, Master."

Setelah kejadian di pintu keluar, semuanya berjalan mengikuti Kido. Tiba-tiba HP-ku bergetar lebih

pelan dari biasanya.

“Ah? Ada apa?”

Melihat ke layar, Ene terlihat berbeda dari biasanya. Dia berdiri dan membuat ekspresi yang suram

seakan sedang memikirkan sesuatu.

Page 57: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Uhm...itu, bukannya lebih baik jika kita pulang ke rumah lebih cepat bersama imouto-san. Aku merasa

sedikit khawatir. Seperti akan ada sesuatu yang buruk terjadi.”

Jarang sekali mendengar Ene berkata pesimis seperti ini. Dia dengan canggung menarik-narik ujung

bajunya.

“Haa? Kalau boleh dibilang ini semua kan sebenarnya salahmu. Tapi aku juga ingin pulang ke rumah

sih....”

“Ka-kalau begitu!”

"Mm~hmm. Aku agak khawatir dengan anak itu dan Momo juga sepertinya masih belum mau pulang.

Lalu kupikir danchou juga tidak akan memperbolehkanku pulang dengan mudah.”

“Be, begitu, ya....”

Ene terlihat pasrah dan muram. Saat aku mencoba menebak apa yang sebenarnya ingin dia katakan, aku

sadar akan sesuatu.

“Ah, jangan bilang kau....”

"Eh, eh, eh??!! Tidak! Tentu saja tidaaaak!! Ene masih Ene, oke?! Ene bukan seperti apa yang Master

pikirkan! Master, kamu benar-benar jahat…."

"Kau khawatir kalau akan kehabisan baterai, kan?"

"………Hah?"

Ene dari tadi terus mengatakan hal yang tidak jelas, tapi saat aku menanyakan itu padanya dia hanya

menganga dan tercengang.

Dan tiba-tiba dia tersenyum dengan kaku dan mengayunkan tangannya dengan panik pula.

"....Ah, ah~ ngisi baterai. Iya memang itu, kok~! Sekali baterainya berkurang aku jadi lelah,

menyebalkan deh!"

"Sudah kuduga! Hei, aku akan meng-charge-mu saat kita sampai di markas. Bersemangatlah, oke?"

Jadi masalahnya adalah isi baterai, ya. Mungkin karena dia menghabiskan banyak energi baterai di

taman bermain, layarnya menunjukkan sisa baterai yang telah berkurang banyak.

Aku tidak tahu kondisi seperti apa yang membuatnya bisa aktif disitu, tapi jika semua tingkah aneh

berhenti setelah mencharge baterai, aku akan lega.

Page 58: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku tidak akan sanggup bertahan lebih lama kalau dia bertingkah lebih aneh lagi hanya karena tidak

kupedulikan sedikit.

"Ahaha....haa. Ngomong-ngomong, kupikir Master….agak sedikit berubah."

"Ah? Benarkah? Aku sendiri tidak yakin…."

"Lihat, Master bersenang-senang kan? Bagaimana rasanya punya teman?"

"Haa? Mereka temanku? Aku hanya merasa didorong kesana kemari oleh mereka…."

Aku merasa agak aneh mengatakan mereka teman padahal kami baru kenal satu hari.

Tapi memang benar, aku bisa akrab dengan mereka tanpa kesulitan.

Mereka membantu lelaki normal ini dan bahkan mencoba menolongnya. Untuk ukuran anak zaman

sekarang, mereka adalah orang orang yang kelewat baik.

“Baguskan, Master? Bahkan Master bisa berteman baik dengan orang-orang yang mendorong-dorong

Master~”

Ene memberikan senyuman lembut tapi hambar.

Tanpa kuduga, tiba-tiba aku teringat kembali senyuman lain yang serupa. Senyuman yang telah lama

hilang dari hidupku, yang selalu kusimpan jauh di suatu tempat di hatiku.

“Kurasa kau benar.”

Bukannya aku ingin melupakannya. Hanya saja aku memang sengaja menyimpan senyuman itu di suatu

tempat.

“Tentu saja aku benar! Ah, ngomong-ngomong aku selalu berpikir apakah aku ini gadis yang kuat.

Bagaimana menurut Master? Ah, jangan-jangan Master tertarik padaku?"

“Tidak dan aku memiliki alasan yang kuat. Pertama, memangnya kau masuk dalam kategori

‘GADIS’?”

"EHHH?!!! Master jahat banget!! Bukannya aku ini gadis yang hebat!! Muda dan cantik!! Iya, kaaan?!"

Menghadapi Ene yang kembali tidak bisa berhenti bicara seperti biasanya, aku berpikir kalau aku harus

bergegas kembali dan mengisi baterai untuknya. Aku pun mempercepat langkah kakiku.

Page 59: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kagerou Daze II

Di kereta yang berguncang, dari jendela yang sedikit terbuka berhembus angin kencang yang agak

dingin tapi masih nyaman.

Pemandangan yang terlihat dari jendela bukan lagi gunung-gunung seperti biasanya, melainkan benda

abu-abu besar yang seperti penyongkong perkembangan masayarakat.

"Yaaaah… Ini bagus. Dikit."

Aku tidak bisa menahan diri untuk mengomentari hal ini. Yah, bukan salahku kan melakukan itu, aku

tidak pernah mengalami liburan musim panas yang mengasyikkan ini.

Dunia di luar desa dimana aku dibesarkan, lebih baik dan indah daripada apa yang kuduga.

Pemandangan-pemandangan yang cuma bisa kulihat di TV, sekarang bisa kulihat dengan jelas di balik

jendela ini. Mereka tersusun rapi seperti telah diletakkan di lemari, membuatku menjadi heran.

Dan yang paling penting adalah keberadaan orang yang membuat hatiku berdebar dengan kencang ada

tepat di depanku.

“Menjijikkan. Apa bagusnya pemandangan seperti ini. Ada sesuatu yang salah di kepalamu ya?”

"Ehehehe. Habis, bukannya kau merasa kagum dengan hal seperti ini? UWAHH! Gedung itu BESAR

SEKALI! Hei, Hiyori kau liat itu?!"

"Ah~ menjengkelkan, benar-benar menjengkelkan. Dulu aku juga menanti-nanti melihat itu, tapi

sekarang aku sudah bosan melihat hal-hal seperti itu.”

Di arah seberang tempat dudukku, Hiyori dengan sikapnya yang dingin seperti biasa melihat keluar

jendela sama sepertiku.

Ahh, aku jadi ingin mengambil foto pemandangan ini.

Sebelum aku pergi, aku sujud dan memohon kepada ayahku untuk meminjamkan kamera SLR ini.

Aku merasa mendengar benda kecil yang ada di bawah kursi ini berbisik “Hei, sudah waktunya bagiku

untuk beraksi, kan?”

Pada waktu apapun, asalkan itu Hiyori semua foto akan menjadi gambar yang indah.

“Aku benar-benar menantikannya. Ngomong-ngomong, aku punya banyaaaak sekali tempat yang ingin

kutuju. Jadi! Yang mana yang kita kunjungi duluan?!”

Page 60: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Kunjungi duluan kah....Bukannya berbelanja di jalanan sekitar saja sudah bagus? Karena

pemandangan seperti ini sudah membuatmu senang kurasa kamu akan puas hanya dengan itu.”

Hiyori menyarankan itu tanpa melihatku sama sekali dan hanya melihat ke arah pemadangan yang

‘membosankan’ katanya.

“Apakah, apakah kita akan pergi bersama....?”

“Huh? Kenapa aku harus ikut denganmu? Kalau aku enggak pergi kamu bisa saja pergi sendiri.”

"Ah, em……."

Dan seperti biasanya aku tidak bisa menarik perhatian Hiyori, pembicaraannya hanya terhenti begitu

saja.

Malam setelah berbicara dengan Hiyori ditelepon, aku yang masih salah paham dengan hubungan kami

mencoba untuk menyambutnya pagi ini di koridor sekolah “Selamat Pagi! Cuaca hari ini bagus yah!”

dan tidak dipedulikan, aku hanya menjadi bahan tertawaan semua orang. Akhirnya aku mengerti

dimana aku berdiri.

Benar juga, Hiyori tidak memilihku karena sesuatu yang spesial, hanya saja karena aku ‘terlihat mudah

untuk disuruh-suruh’.

Dan karena itu jugalah, kami tidak pernah berbicara satu sama lain di sekolah. Waktu sebelum kami

berangkat hari ini, satu-satunya cara untuk berbicara dengan Hiyori adalah telpon darinya yang tidak

beraturan datangnya.

Itulah kejamnya kenyataan.

Tentu saja untuk mencegah telpon dari Hiyori diangkat orang lain aku terus duduk di koridor rumahku

dan menunggu.

Biarpun ada seminggu dia tidak menelpon sama sekali, ada juga saat dimana dia menelpon sehari dua

kali.

Biarpun semua telponnya isinya cuma tentang tanggapan-tanggapannya, aku telah melekatkannya erat-

erat ke dalam otakku, sampai-sampai saat aku menutup mataku aku dapat mengingat semuanya.

Perjuanganku untuk mendapat izin sangatlah berat dan sulit. Jika harus dijelaskan, akan menjadi cerita

yang sangat panjang.

Page 61: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Bahkan ibuku yang biasanya menjadi orang pertama yang khawatir denganku pada akhirnya hanya

berkata “Ini benar-benar sulit untukmu.” dan membuatkanku segelas teh. Tidak adakah orang yang bisa

mengerti...

Sampai-sampai untuk membuat orang tua yang seperti itu menerimanya, aku telah memberikan banyak

usaha untuk ini.

Malam pertama saat aku mengatakan pada ayahku, “Aku ingin pergi ke kota untuk liburan musim

panas.” aku langsung dikunci di luar rumah, gemetaran mendengar suara anjing liar yang melolong dan

perasaan mengerikan yang merayap ke diriku.

Aku lalu berpikir, “Tidak bisa. Aku harus memberi alasan yang bagus.” dan aku berpikir ‘ikut les

tambahan liburan musim panas’ adalah alasan yang jenius, dan aku kembali menantang orang tuaku.

Tetapi orang tuaku hanya berkata, “Kalau mau belajar belajar saja di rumah.” dan sekali lagi aku

dilempar ke alam luar, dan dengan pasrah menerima serangan dari para rakun.

Kemudian aku berpikir keras. Aku mencari berbagai info dan akhirnya aku mendapatkan alasan yang

sangat sangat hebat. “Di seluruh Jepang cuma ada sekolah satu-satunya dimana aku bisa belajar tradisi

India yang aku tidak tau banyak, dan karena bukunya hanya dijual di situ, aku harus pergi.”

Terakhir kali aku bernegosiasi dengan orangtuaku sampai jam 3 malam, dan untuk meyakinkan ayahku

yang keras kepala aku bahkan berkata, “AKU TIDAK BISA MELIHAT APA-APA SELAIN INDIA.”

dan “JIKA KAU MAU MENGHENTIKANKU KAU HARUS MENGHILANGKAN SELURUH

INDIA DULU” dan setelah berbagai macam perkataan yang gila level maksimal lainnya ayahku

berkata, “Aku telah salah mengajarimu.” dan AKHIRNYA setuju untuk membiarkanku pergi ke kota.

Jadi sekarang aku adalah ‘anak lelaki yang mempunyai rasa penasaran yang tidak biasa untuk mencari

tau tentang tradisi di India yang dia tidak tau sama sekali.’ dengan status hubungan yang setengah

hancur dengan orang tuaku, aku berada disini sekarang.

Aku sendirilah yang memulai semua penurunan harga-diri yang tak masuk akal ini, tapi yang paling

membuatku terkejut adalah Hiyori.

Tapi terlalu memalukan kalau aku mengatakan aku melakukan semua ini karena Hiyori.

Aku sudah siap dianggap rendahan oleh Hiyori dan memberitahunya, “Belum lama ini aku mempunyai

keinginan untuk mempelajari tradisi India dari masyarakat yang profesional, jadi orangtuaku

menyetujuinya.” tapi Hiyori malah berkata, “Itu bagus. Aku suka mencari tau tentang sesuatu juga.” itu

adalah jawaban terbagus yang pernah kudapat dari dia.

Page 62: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Dia benar-benar mempunyai hobi untuk hal-hal yang tidak diduga seperti ini ya. Semua pengorbananku

sampai sekarang telah cukup, aku akan terus-menerus mengingat kutipan Hiyori itu.

Tentu saja aku telah merekam bagian dimana dia berkata “Aku suka”, dan akan kusimpan ke dalam

‘Boneka Suara Hiyori’ yang sudah jadi, yang akan menjaga kamarku selama aku tidak ada.

Tenggelam ke dalam ingatanku, tanpa kusadari kereta apinya telah mendekat dengan peron yang besar.

Peron itu penuh, seperti ada event yang akan diadakan disana.

“Ah, cepatlah, kita akan pergi ke pemberhentian selanjutnya, Hibiya.”

"Eh?! Ah, ya!"

Jawabku, dan aku pun berdiri dari tempat dudukku.

Akhirnya setelah aku mengeluarkan barang-barang Hiyori yang sangat banyak dari tempat menaruh

barang-barang di atas kursi, aku membawa ranselku yang sudah jelas lebih kecil dari barang-barang itu

dan langsung bersiap.

“Oke! Kita akan keluar sebentar lagi.”

Keretanya tiba-tiba melambat dan tenaga inersia tiba-tiba datang dari kakiku.

Agar tidak jatuh aku berusaha berdiri dengan tegap, tetapi saat keretanya berhenti inersianya langsung

menghilang dan badanku tiba-tiba jatuh ke arah kebalikannya.

"Uwahh…"

"Huh, apa yang kamu lakukan. Cepatlah, kita pergi sekarang."

Hiyori melihatku dan meghela napas, lalu dia berdiri dengan rapi dan berjalan ke pintu.

"U-uwahh tunggu....tunggu aku!"

Aku bergegas membawa barang-barang Hiyori dan berjalan ke arah pintu.

Sejak pintu itu terbuka sampai aku keluar, dunia yang kulihat adalah kerumunan orang yang sangat

banyak berbaur dalam keramaian hingga mengeluarkan tekanan yang bisa membuatku serasa akan

tercekik sampai mati.

Hiyori dengan santai berjalan ke peron, sedangkan aku mencoba sebisaku untuk mengejarnya.

Bersamaan aku berjalan melalui garis kuning yang kasar di lantai, menggunakan roda yang ada di

barang-barang ini, akhirnya berjalan ke eskalator dan sekarang aku bernapas dengan agak cepat.

Page 63: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Hei…….. Hiyori. Apakah ada event sesuatu hari ini……?"

"Hmm~? Enggak, kurasa nggak ada. Kalau maksudmu festival musim panas itu masih lama."

Hiyori menjawab sambil bermain dengan HP di tangannya.

"Eh, eh~ begitu yah…"

Jadi inikah tes sulit yang ada di kota besar.

Aku pernah menonton di TV tentang ‘KERAMAIAN pulang-pergi pekerja.’ dan aku mengejeknya dan

berpikir “mereka terlalu membesar-besarkan.”, tapi dari situasi yang kualami sekarang sepertinya itu

benar.

'Kumohon jangan bilang kereta selanjutnya akan seperti itu lagi.' memikirkan itu membuatku

merinding.

Mungkin ini cuma karena aku masih belum terbiasa, bersama eskalator yang mengarah ke tanah, hatiku

dipenuhi dengan tegangan yang tidak biasa.

“Turun....sekarang turun.”

Saat aku bersiap turun aku tidak bisa mendapatkan waktu yang tepat untuk itu, langkahku jadinya agak

aneh.

“Benar-benar kampungan.”

Hiyori yang turun duluan menertawakanku sambil mengatakan itu, aku sangat malu sampai-sampai aku

tidak bisa mengangkat kepalaku.

Lain kali sebelum perjalanan bersama Hiyori aku harus latihan dulu.

Kami berjalan melalui pemeriksaan tiket, disitu tercampur kerumunan yang lebih besar daripada di

peron. Aku berpikir jika aku berjalan bersama dengan kerumunan itu, jalan yang akan kulalui akan

benar-benar seperti petualangan.

Hiyori yang masih sama seperti biasanya, bergegas berjalan tanpa menungguku. Tetapi karena aku juga

mempunyai tiket, kupikir tidak akan ada masalah untuk meniru orang yang ada di depan dan berjalan

terus.

Ini adalah pertama kalinya aku melihat mesin pemeriksa tiket otomatis yang kini sudah menggantikan

tugas manusia di masa lalu.

Page 64: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Apakah mesin ini akan benar-benar mengecek tiket dengan baik? Aku merasa satu atau dua orang bisa

melewatinya diam-diam.

Saat hampir giliranku, agar tidak melakukan kesalahan aku melihat tangan yang bergerak dari orang

yang di depanku dengan seksama.

Orang itu mengeluarkan sesuatu dan meletakkannya ke mesin bersamaan itu berbunyi, dan dengan

tenang melewati pemeriksa tiket itu.

Begitu toh sistemnya. Stasiun kereta di desaku ada paman tua yang baik sebagai pemeriksa tiket yang

kemudian akan memotong tiketnya satu per satu, jadi ini benar-benar kota besar ya. Biarpun aku masih

tidak mengeri, tempat ini sangat berteknologi tinggi.

Saat giliranku, aku memastikan mesin itu tidak rusak, meletakkan tiket ke mesin itu sama dengan orang

yang tadi, dan maju ke depan.

Tetapi, tiba-tiba suara elektronik ‘TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT———————‘ yang memekikkan telinga

keluar, seperti ingin menghantamku dan membunuhku dengan papan-papan tiba-tiba muncul.

"U-UWAHHHHHHH!!!!!!"

Menemui situasi yang sangat tidak diduga ini aku tidak bisa menahan teriakan. Aku yang sedang berada

dalam masalah melihat ke belakang, para orang dewasa memberikan tatapan kebingungan pada diriku,

tak bisa berkata apa-apa.

"w-Wah….. HIYORI! TO-TOLONG AKU!"

Saat para staff bergegas kesini, Hiyori yang sudah agak jauh terhenti disitu dan melihat kearahku, tetapi

saat aku memanggil namanya dia memerah dan menurunkan pandangannya.

"Haha, kamu tidak apa-apa kok nak. Kamu harusnya meletakkan tiketnya disini."

Menurut apa yang dikatakan staffnya, aku harusnya memasukkan tiket itu ke dalam pemeriksa tiket.

Tegangan tinggi dari mesin tadi sekarang hanya seperti mimpi, papan-papan itu berhasil terbuka.

"te-TERIMA KASIH…..!"

Setelah akhirnya terlepas, aku merasa lega. Tetapi aku tidak tahan bagaimana cara kerumunan itu

melihat diriku jadi aku pergi diam-diam. Orang yang menungguku di depan, Hiyori, terlihat tidak

senang.

“Kamu itu ikut mau bikin aku malu ya...?”

Page 65: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Menemui Hiyori yang wajahnya penuh dengan amarah, seperti sound effect guntur-guntur mengikuti

dibelakang, aku sedikit meratap.

“Ha-habis orang yang sebelumnya tadi.....itu.....AAHHH, MAAF! Aku akan lebih berhati-hati di

kedepannya....”

Aku berusaha meminta maaf. Aku tidak tahu antara memarahiku itu buang-buang tenaga atau apapun,

tapi Hiyori cuma berkata “Kamu harus lebih bersemangat, oke.” dan kembali melangkah pergi.

Setelah itu, semoga aku bisa mencapai tujuanku tanpa ada masalah lagi.

Saat aku ingin mengejarnya, Hiyori tiba-tiba berbalik ke arahku dan mengulurkan lidahnya, dari sudut

pandangku sosoknya itu terlihat seperti berkata “Ayo kejar dan tangkap aku.”

“Aku pasti akan menangkapmu....!”

Aku kembali memegang pegangan barang-barang dengan erat dan menuju pada Hiyori yang hampir

hilang dikeramaian, aku mengambil langkah yang besar.

Dibawah terik matahari yang panas dan dikelilingi sinar matahari dari berbagai arah yang belum pernah

kualami sebelumnya sampai-sampai Life Pointku hampir mencapai 0, kami akhirnya sampai ke depan

rumah kecil yang berdindingkan bata merah.

“Sudah sampai....? Kita AKHIRNYA SAMPAI....?!”

“Tentu saja kita sudah sampai. Memangnya kamu bodoh apa?”

Setelah melewati pemeriksaan tiket, aku berjalan melalui keramaian yang tidak biasa dari stasiun kereta

api bawah tanah. Pada saat aku sampai ke tanah, aku ingin menyeberangi kendaraan-kendaraan yang

melintas, tetapi aku tertipu dengan arah lampu lalu lintas yang aku sama sekali tidak mengerti kemana

mereka mengarahkan. Itu sangatlah memalukan.

Dan juga cahaya matahari ini.

Panas yang sangat menyakitkan ini yang tidak akan pernah bisa kubayangkan saat aku berada di desa

telah menguras life pointku dengan sangat cepat.

"Aku……….. agak benci dengan kota."

"Begitu ya. Tapi karena kamu sudah disini kamu harus bertahan untuk sementara. "

Page 66: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Hiyori yang berteduh dibawah payung tanpa setetes pun keringat berkata dengan muka datar sempurna.

Jadi ini tes berat yang ada di kota ya....kalimat yang sudah muncul lebih dari empat atau lima kali

dalam pikiranku kembali muncul.

Tapi aku sudah memutuskan untuk hidup bahagia di kota dengan Hiyori, bagaimana bisa Hiyori

melihatku kalau baru seperti ini saja aku sudah mengeluh. Kalau aku menyerah sekarang aku merasa

aku tidak akan kembali hidup-hidup.

Benar, lupakan saja pikiran negatif itu. Saat pintu besar ini dibuka kenangan yang tidak akan pernah

kami lupakan akan dimulai.

Dalam waktu 2 minggu ini, jika aku masih tidak bisa membuat Hiyori melihatku, aku tidak akan

mempunyai kesempatan kedua.

Bukan hanya itu saja, sisa hidupku yang panjang akan terbuang untuk menjelajahi tradisi India yang

tidak berguna.

Inilah yang harus benar-benar kuhindari.

Aku harus menggunakan semua ideku untuk mendapatkan hatinya saat kami menginap. Di masa depan

yang jauh dia akan menjadi istriku dan kami akan hidup di India bersama menjadi biarawan.

Hanya itu saja.

"Uhm~ Permisi~"

Saat aku tenggelam dalam khayalan norakku, Hiyori menekan bel rumah tanpa mempedulikan apapun.

“Tidak, kau tidak usah menekannya berkali-kali....”

"Eh? Tapi enggak ada yang mengangkat telponnya. Jadi nggak ada pilihan lain. Haa~looo!"

Menekan bel pintu dengan keras kepala tanpa berhenti, dia benar-benar terlihat seperti Yakuza yang

ingin ngambil hutang.

Kalau misalnya Yakuza yang imut dan kecil ini datang mau ngambil hutang, aku akan benar-benar

membiarkannya mengambil rumahku. Lalu, jika bisa aku ingin dia mengambilku juga.

"Hei, hei Hiyori. Mungkinkah dia sedang keluar?"

"Nggak mungkin. Beda denganmu, dia tidak akan salah tempat dan waktu pertemuan."

"Bukan itu yang kumaksud…"

Page 67: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Hiyori tidak menghiraukan nasihatku dan tetap menekan tombol itu. Lalu suara kunci dibuka datang

dari pintu.

"Ah. Aku tau dia ada di dalam. Ngomong-ngomong, sudah lama juga aku tidak bertemu dengan kakak

iparku."

"U-uwahh….. Aku jadi deg-degan."

Ini mungkin akan jadi pertemuan pertama dengan calon kakak iparku dimasa depan.

Dan tentu saja hatiku jadi berdebar kencang. Aku harus memperlihatkan diriku sebagai orang baik.

Aku menegapkan badanku dan menekan kakiku sambil menunggu pintu itu dibuka selama 30 detik.

Aku masih bisa mendengar suara kunci dibuka dari pintu, tapi pintunya sama sekali tidak terbuka.

"….Apa yang terjadi."

Kekuatan dari badanku perlahan menghilang, gara-gara itu badanku mulai merinding.

Entah apakah karena kekuatan yang terpampang di wajahku atau bukan, saat Hiyori yang berdiri

disampingku melihat ke arahku dia terlihat terkejut seperti ingin berkata “uwahh….." Aku melihatnya

dari ujung mataku.

Sabar, sabar. Jangan berikan kakak iparnya kesan yang buruk. HARUS TETAP KEREN SAAT

MENEMUINYA.

Ka-cha bersamaan suara itu berbunyi, pintunya perlahan terbuka.

"Huh. Aku nggak tau apa yang terjadi tapi akhirnya pintunya terbuka juga. Ada apa sih kakak

ipar……….."

Dibalik pintu yang terbuka sedikit, disitu berdiri pemuda berambut putih dengan keringat di dahinya,

seperti telah mendapatkan sesuatu, dia memberikan tampang senang.

Dia terlihat lebih muda dari apa yang kudengar.

Aku ingat perbedaan umur Hiyori dan kakaknya yang katanya sangat jauh. Jika begitu, berarti

pernikahan mereka punya perbedaan umur yang sangat jauh. “Ma-maaf. Aku tidak tau cara membuka

kunci...”

Tidak tau cara membuka kunci? Hah? Apakah itu sesuatu yang akan dikatakan orang yang sudah hidup

disini sekian lama?

Page 68: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Berbagai macam pertanyaan mulai muncul dari otakku satu persatu. Tidak, tidak tidak tunggu. Berhenti

berpikir seperti itu.

Bagaimana jika dia benar-benar kakak iparnya Hiyori.

Jika aku bersikap kasar kepadanya itu mungkin akan mempengaruhi masa depanku.

"Kakak iparmu sangat muda ya, Hiyori….."

Aku tersenyum dan melihat ke Hiyori, tapi yang kulihat adalah Hiyori yang membuat wajah yang tidak

pernah kulihat sebelumnya.

Matanya bersinar seperti permata kecil dan pipinya merah seperti terwarnai oleh pigmen buah persik.

"KERENNYA……"

Apa yang dikatakan Hiyori dan pandangan yang dia buat, itu sudah pasti ditunjukkan kepada pemuda

berambut putih itu.

“Ke, kenapaaaa HIYORI?! EH? KATAMU DIA KEREN?! TAPI BUKANNYA DIA KAKAK

IPARMU SENDIRI?!!!”

Menghadapi pertanyaanku, dia hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya dari

pemuda itu.

“Tidak. Ini pertama kalinya aku melihat pemuda ini. HEBATNYA.....”

PA-CHA, aku mendengar suara seperti keramik yang retak kemudian pecah menjadi kepingan-kepingan

kecil. Sudah lama tidak bertemu fans-fans gila Asahina yang dikubur oleh Hiyori sendiri, setelah

beberapa lama mereka datang kembali dari langit dengan telanjang bulat dan ingin membawaku pergi.

Apa sih masalahnya sekarang?

Ini sudah pasti rumah kakak ipar Hiyori.

Karena itu, kenapa ada orang yang Hiyori tidak pernah temui di dalam rumah? Tidak, pemuda ini

benar-benar terlihat mencurigakan. Atau harus kubilang dia MEMANG mencurigakan.

Omong-omong, jika aku tidak menghilangkannya dari depan Hiyori....!

“Si-siapa kau! Ini rumah kakak iparnya Hiyori kan?! Kenapa kau ada disini?!”

Ditanyai dengan kasar, pemuda itu hanya tampak kebingungan.

Badan tinggi dengan wajah ganteng, saat aku melihatnya lagi aku jadi tambah marah.

Page 69: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Eh? Hiyori adalah....ah, Sensei[1] pernah menyebutnya.”

Pemuda itu tampak mengerti dan berjalan ke arah Hiyori dari pintu masuk tanpa sepatunya.

“Senang berkenalan denganmu. Namaku adalah...uhm, kurasa namaku Konoha.”

"Ehhhh….. aduh, apa yang harus kulakukan…..! Ah, senang berkenalan denganmu! Aku Hiyori

Asahina, Sensei...maksudmu kamu murid kakak iparku yah?"

"Eh? Hmmmermm…… bisa kau bilang begitu."

"Sudah kuduga! Jadi kamu diam dirumah dan mengawasi rumah selama ini? Sepertinya kakak ipar

benar-benar sibuk....”

"Ya, karena kau sudah disini ayo masuk."

Tidak, tunggu dulu. Kenapa suasananya langsung berubah menjadi senang. Setelah berbicara dengan

pemuda bernama Konoha, seperti telah bertemu pangeran idamannya wajah Hiyori kembali bercahaya.

Dan aku tidak merasakan keberadaanku di matanya.

Gutsu gutsu, hatiku mendidih karena kemarahan dan suaranya terngiang di telingaku.

"So-soal itu Hiyori. Bukannya dia agak mencurigakan~...Aku merasa semua perkataannya bohongan..."

"Huh?! Apa katamu?! Apa gunanya cowo ganteng seperti ini bohong kepada kita?! Kamu bodoh yah?!"

"Eeekk…!"

Setiap perkataan Hiyori menusuk hatiku. Aku langsung kalah oleh teori tidak masuk akal darinya.

Setelah serangan yang menekan itu, teori lamaku untuk mempertahankan diri semuanya jadi tidak

berguna. Tidak ada yang bisa berguna selain mengecil menjadi gumpalan debu.

"Hei, Konoha. Lupakan anak ini dan mari kita masuk, oke?"

"Eh? Tidak, katanya aku harus menyambut anak ini juga." Kata pemuda itu sambil berjalan ke arahku.

"Uhm Aku Konoha. Salam kenal?"

"……….Aku Hibiya Amamiya. Salam kenal……!!"

Aku berusaha keras menahan api kecemburuan yang membara di hatiku dan menggunakan seluruh

usahaku untuk mengatakan dua kalimat dasar ini.

[1]Sensei = Guru

Page 70: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Wow~ baguskan Hibiya. Dia menyambutmu dengan sangat baik! Sekarang kita masuk, oke? Ayo,

Konoha!"

"Ah, ya"

Tanpa menyembunyikannya, aku melototi Konoha yang punggungnya didorong oleh Hiyori dan masuk

ke dalam rumah.

Siapa sih cowo ini?

Memanggil kakak iparnya Hiyori dengan ‘Sensei’, dan juga disuruh menyambut kami ke dalam rumah.

Mungkin dia benar-benar murid atau apalah.

Tidak, biarpun benar begitu.

Hal yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara mengusir pemuda itu dari rumah ini SEGERA,

dan mendapatkan cara supaya Hiyori melihatku kembali.

Aku mengacungkan jari tengahku ke arah fans gila Asahina yang meledekku di udara dan berjalan ke

dalam rumah, aku juga menghantam pintunya dengan belakang tanganku.

Page 71: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Children Record II

Di dalam ruangan yang menggemakan suara tik-tok dari jam dinding.

Waktu kini hampir menunjukkan jam 9 malam.

Lampu yang tergantung diberbagai penjuru langit-langit ruangan, menerangi ruangan itu dengan

cahaya yang tidak terlalu menyilaukan namun tidak terlalu redup, menjadikannya tempat yang

sempurna untuk ditinggali.

Di dapur terdapat Kido yang dengan cekatan sedang mencuci piring bekas makan 6 orang. Tumpukkan

piring-piring dengan rapi tersusun di lemari.

Dari arah seberang sofa tempatku duduk dimana meja diletakkan diantaranya, Konoha yang baru saja

menyelesaikan makanannya sedang bertarung dengan kelopak matanya agar tidak menutup, dia

mengantuk dan ingin tidur, tapi dia berkata “Jangan, jangan” dan tetap bertarung dengan kelopak

matanya yang kini semakin berontak.

"Nnnnyyaamm…… nggak bisa makan lagi……… ah, gaa bisah maam lajiee………"

Sedangkan disamping kiriku, adik perempuanku yang menyedihkan meneteskan air liur sambil tertidur

lelap dengan wajah yang bahagia.

.....Tunggu dulu. Apa yang kami lakukan? Memangnya mereka itu anak-anak apa? Atau mungkin Kido

lah yang benar-benar terlihat seperti ‘ibu’ sekarang?

Yang benar saja, sejak kapan ini menjadi seperti pesta piyama di rumah teman?

Bahkan sampai pagi ini aku masih menggerutu dan berpikir ‘Siapa mereka? Sangat mencurigakan’

kepada Mekakushi Dan, tetapi baru sehari kami bersama aku sudah akrab dengan mereka.

Bahkan diriku yang termasuk tipe sulit untuk berbicara kepada orang lain dalam periode yang agak

lama bisa akrab dengan mudahnya, mereka benar-benar ramah untuk dikategorikan sebagai orang yang

baru sehari ditemui.

“Dia bahkan makan di dalam mimpinya. Wow, imouto-san benar-benar hebat....ngomong-ngomong

imouto-san langsung tidur setelah makan, ini artinya apa Master?"

“Abaikan saja dia. Bukankah kalau seperti ini artinya Momo sama dengan sapi?" Mungkin karena

kelelahan, setelah menyelesaikan makanannya dia langsung tidur.

Page 72: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Dia bahkan marah saat dipanggil gendut, ada apa sih dengan anak ini....” Kupikir dia sudah lupa

dengan fakta akan dirinya yang gendut seperti ibu hamil, biarpun dia berkata “Aku bahkan belum

menikah, onii-chan terlalu melebih-lebihkan....” namun kenyataan berkata lain.

“Ah, tidak seburuk itu kok. Mungkin saja dia terlalu lelah. Hei Kisaragi, bangun. Kalau kau mau tidur

pergilah ke kamarku.”

Setelah mencuci piring Kido melepaskan apronnya yang bertuliskan “技[1]” di depannya—yang

membuat terlihat seperti pekerja bangunan dan berjalan ke arah Momo.

Dia dengan lembut menepuk wajah Momo, tapi Momo hanya berkata “Ehh~ sepertinya aku masih bisa

makaaan…….” dan melanjutkan makan besarnya dalam mimpi.

“Ah~ maaf. Setelah anak ini tidur dia tidak akan pernah bangun sampai pagi tiba. Biarkan saja, tidak

apa-apa kok.”

“Tapi, ini tidak baik. Yah, tak ada pilihan lain selain menggendongnya....Hmm!?”

Saat Kido ingin menggendong Momo, ekspresinya sedikit berubah layaknya telah menemukan sebuah

fakta yang sangat menakutkan.

“Mengejutkan....Kisaragi...be-berat....!”

Kido mencoba menggendong Momo, tapi dibandingkan dengan kemudahannya saat mengangkat

Hibiya, kini nafasnya langsung terengah-engah dalam hitungan detik.

Ngomong-ngomong, aku pernah membaca profil Momo yang diupload di situs idola, disitu tertulis

‘berat’nya yang membuatku tidak bisa menahan tawa pada saat itu.

Melihat bagaimana Kido yang dengan susah payah melangkahkan kakinya seraya menggendong

Momo, sekarang Konoha lah yang gantian mendengkur di sofa.

Pemuda ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Dari wajah tanpa ekspresinya, sangat sulit untuk mengerti

apa yang dia pikirkan.

Dia sekarang ada dirumah orang yang baru saja dikenal, tapi tidak merasa was-was sama sekali dan

dengan tenangnya tidur lelap seperti itu.

………………….. seperti anak kecil yang tiba-tiba tumbuh besar.

Melihat perlakuan Hibiya padanya, sepertinya mereka terlibat suatu ‘insiden’ yang rumit.

[1]技(Ji) = Keterampilan

Page 73: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tidak, tidak hanya mereka berdua saja, Ene, Mekakushi Dan juga, sepertinya ada sesuatu yang terjadi

pada mereka yang sulit untuk dijelaskan secara gamblang.

Aku agak lupa, tapi saat melihat wajah Ene tadi aku kembali teringat, kalau mungkin saja ada sesuatu

yang terjadi di masa lalunya juga. Sampai-sampai menyembunyikan identitas aslinya seperti itu, dia

benar-benar hebat dalam melakukannya.

‘Sebelum dia datang kepadaku, apa yang terjadi padanya?’ Bukannya aku tidak pernah

memikirkannya, tapi biarpun menanyakan hal itu kepadanya dia paling hanya akan mengalihkan topik

pembicaraan.

Tiba-tiba saat aku perlahan melihat layar HP, Ene yang tidak mungkin bisa mengetahui pikiranku

barusan, dengan semangat menyiapkan selimut.

“......Apa yang kau lakukan.”

“Eh? Aku cuma bersiap untuk tidur. Kenapa?”

"Ah, aahh begitu ya."

Terdengar suara pintu yang tertutup, Kido lalu berkata sambil memutar-mutar bahunya.

“Ngomong-ngomong, akan lebih baik jika Kisaragi bisa mengurangi nafsu makannya.”

“Haha, maaf ya, sudah banyak merepotkan kalian hari ini.”

“Tidak, kami juga tidak keberatan kok. Jangan pikirkan. Tapi hari ini....benar-benar banyak yang

terjadi.”

Gerutu Kido sambil mendengus, dan duduk di sofa berseberangan denganku.

Untuk saat ini yang masih bangun hanya aku, Kido, dan Ene. Konoha yang sedang tertidur dengan

pulas terbaring di sofa disamping Kido, dengan kedua tangan terlentang.

“Arara, sepertinya 'Nisemono-san[2]' sudah tidur~ nyenyak sekali.”

Ene mengintip dari selimutnya, hanya menyembulkan wajahnya, dan menggerutu sambil menatap

wajah Konoha.

“Apa itu ‘Nisemono-san'?"

"Erm. Itu nama panggilan untuk pemuda itu. Terlalu mudah untuk salah memanggil namanya jadi aku

memutuskan memanggilnya seperti itu." [2]Nisemono-san = Si Palsu

Page 74: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Ah, soal dia yang sangat mirip dengan temanmu kan. Ngomong-ngomong, temanmu itu

sebenarnya.....”

Saat aku hampir ingin melontarkan pertanyaanku, Ene langsung melototiku dengan tajam.

“A-ada apa sih...Ah~ Aku tahu, aku tahu. Asalkan aku tidak menanyakannya kan....?”

Saat aku mengatakan itu Ene tersenyum puas.

“Untunglah Master mengerti. Aku pun masih kebingungan, tapi saat sudah mengerti semuanya aku

akan menjelaskannya pada Master suatu saat nanti.”

Dan sekarang dia terlihat agak sedih.

Seperti biasa dia menghindarinya, tapi mendengar kata ‘akan menjelaskan nanti’ dari dirinya, kurasa

baru pertama kali ini ia mengucapkannya.

Tunggu dulu, kalau ini Ene...mungkin dia mengatakannya cuma untuk main-main.

“Yah, setiap orang memiliki masalah yang tidak ingin diceritakan. Hei, aku berpikir untuk menanyai

orang itu makanya dia aku bawa kemari, tapi.....”

Kido melihat kesampingnya, Konoha telah tertidur dengan sangat-sangat lelap. Untuk apa semua

pertarungannya melawan kantuk, kalau pada akhirannya dia tetap kalah. “Haa...” bersamaan dengan

helaan nafas Kido. Konoha akhirnya terjatuh dari sofa ke lantai.

“Kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk sekarang. Yah, sebenarnya kita sama sekali tidak bisa

melakukan apa-apa sekarang.”

Kido dengan berat bersandar di sofa, melipat tangannya, dan menyilangkan kakinya.

“Besok...ya. Anak itu, bagaimana keadaannya?”

“Hmm? Ah, maksudmu Hibiya kan? Yang muncul dimatanya itu, kurasa adalah tanda dari adanya

‘kemampuan’ seperti kami.”

Kido berkata sambil menatap langit-langit.

Rupanya Hibiya masih belum bangun, tapi sepertinya dia tidak dalam kondisi yang tidak stabil. Seto

yang mengerti apa yang telah terjadi dengan suka rela merawatnya untuk jaga-jaga. Itulah situasi

sekarang.

“Begitukah....yah, karena Seto lah yang merawatnya, kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Page 75: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku tanpa sadar menatap salah satu dari bohlam lampu di langit-langit bersamaan saat aku

mengatakannya, tapi Kido hanya tertawa dengan pelan.

“Tidak tidak, Seto memang bisa diandalkan tetapi dia juga punya kelemahan. Mungkin saja dia sedang

tidur sekarang.”

Saat pertama kali aku bertemu Seto, dia memancarkan aura ‘dapat diandalkan’, tapi ada juga sesuatu

yang orang seperti Kido—yang telah mengenalnya lebih lama—ketahui selain itu.

Bukan salahku, aku baru saja bertemu dengannya pagi ini jadi tidak mungkin aku bisa mengerti dirinya

dengan baik.

“Hei, kalian semua itu....”

“Hmm? Apa?”

Kido memperlihatkan wajah bingung dan melihat ke arahku yang menghentikan perkataannya di

tengah-tengah. Tidak apakah aku menanyakan hal seperti ini? Apakah aku bisa bersikap seperti biasa

lagi setelah menanyakan ini? Bersamaan aku memikirkan itu aku mulai merasa mengantuk, dan

perlahan mulutku terbuka.

“Mata yang kalian punyai itu....sebenarnya aku tidak tau apakah boleh aku menanyakan ini, tapi....itu

sesuatu yang tidak biasa bukan? Sama juga dengan keadaan Momo. Dia bilang tidak ingat sejak kapan

dia menjadi seperti itu, tapi kurasa ini bukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kalian.”

Menanggapi pertanyaanku yang blak-blakan, Kido terlihat kebingunan saat masih mendengarkannya

tapi setelah aku menyelesaikan perkataanku dia tersenyum dengan hangat.

“.....Harusnya aku lebih dulu memberitahukannya kepadamu sebelum pemuda ini. Maaf.”

Kido membungkukkan badannya kedepan dan merapatkan jarinya sambil meletakkan kedua telapak

tangannya dipahanya.

“Eh, tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya merasa perlu mengetahuinya...”

Wajahku tiba-tiba memerah dan mengalihkan pandanganku.

“Tidak, aku harusnya menjelaskannya kepadamu....hanya saja seperti yang kau katakan, ini bukan

pembicaraan yang biasa, bukan sesuatu yang dengan mudah bisa kau bicarakan. Karena kemampuan

ini kami pernah dianiaya. Oleh karena itu, demi melindungi diri sendiri kami tidak bisa

menceritakannya begitu saja.”

Page 76: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Bersamaan dengan perkataan Kido, aku sedikit mengangkat kepalaku.

Dia tidak terlihat sedih, sorot matanya tidak menyiratkan kegelapan sedikit pun. Yang ada hanya

sebuah tekad yang kuat di dalamnya.

“Y-yah..itu... kalau itu bukan sesuatu yang tidak seharusnya kuketahui..yah.. ti-tidak apa-apa sih.”

Benar juga. Setelah mengetahui apa yang terjadi dengan mereka, apa yang bisa kulakukan? Itulah

mengapa aku menghentikan perkataanku di tengah-tengah.

Kenapa aku tertarik untuk mendengarnya?

Apa yang bisa kulakukan?

‘Insiden’ dimana Hibiya terlibat, yang menurutnya kematian telah terjadi.

Dimana polisi bahkan mungkin tidak bisa memecahkannya.

Kemampuan Hibiya akan terbangun seiring dengan berjalannya waktu dimana Kido dan yang lain

melindungi serta membantunya menguasai kemampuan itu.

Apakah yang bisa kulakukan?

Tidak apakah menanyakan hal ini?

Jika sekarang aku tidak bertanya, besok pagi aku hanya akan kembali ke rumah seolah tidak terjadi

apa-apa dan kembali dengan kehidupanku yang semula. Aku diberi kesempatan untuk melakukan

pilihan itu.

Benar, ini tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya....

‘Mencoba untuk lari lagi?’

Pada saat itu punggungku merinding. Hatiku perih seperti diremas-remas oleh sesuatu dan dahiku

perlahan mengeluarkan keringat dingin.

“Shintaro? Oi, kau tidak apa-apa? Kau sepertinya pucat.....”

“Ah, ah. Tidak, aku tidak apa-apa. Maaf yah.”

“....begitu ya. Mungkin kau juga terlalu lelah. Mari lanjutkan ini besok saja, oke?”

Besok, apakah aku masih bisa berada disini? Ene bahkan berkata “Ayo pulang.” tadi. Mungkin

sedikit...tidak, mungkin saja dia khawatir denganku.

Page 77: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi, tapi........

“....tidak, sedikit saja tidak apa-apa. Tolong beritahu aku.”

Jika aku kembali ke ruangan itu—dimana aku memulai hidup sebagai hikikomori[3]—tidak akan ada

lagi yang bisa kulakukan.

Mungkin, mungkin ini karena aku tidak ingin meninggalkan mereka.

Mungkin aku takut untuk sendirian lagi.

“Aku mengerti. Akan kuceritakan, bagaimana aku bisa mendapatkan kemampuan ini.”

Kido yang mengerti, tersenyum dan menutup kelopak matanya sesaat kemudian iris hijaunya berubah

warna menjadi merah.

“Kemampuan mata untuk menyembunyikan....Kano menyebutnya seperti itu, intinya adalah

mengurangi hawa keberadaanku dan sekitarku."

Sambil berbicara Kido mengambil majalah dari samping meja dan memberikannya kepadaku, lalu

majalahnya mulai menghilang perlahan dari ujungnya, dan pada akhirnya menghilang tanpa ada bekas.

Saat melihatnya, aku kembali mengerti bahwa kemampuan mereka benar-benar menakjubkan. Pantas

saja Kido tidak bisa mengatakannya dengan blak-blakan.

Kemampuan ini, jika publik mengetahuinya para pekerja di bidang media massa pasti akan sibuk

selama beberapa hari setelahnya. Pada akhirnya dia akan dibawa ke pusat penelitian atau apalah dan

mungkin akan terjadi sesuatu yang sangat tidak diinginkan.

“Sebelum mendapatkan 'mata ini', aku juga mempunyai orang tua tapi tidak mempunyai hubungan

darah dengan ibuku. Ayahku kejam, dia adalah playboy yang perusahaannya bankrut. Sebelum

meninggal dia bahkan membakar seluruh rumah.”

“A-apa.....”

Ekstrim sekali mendengarkan masa lalu Kido hanya dalam beberapa detik. Tetapi Kido tidak terlihat

sedih karenanya, dia hanya menunjukkan ekspresi ‘yah itu pernah terjadi’ dan berbicara dengan tenang

seperti ketika sedang membicarakan masa kanak-kanak yang normal.

“Haha. Cerita yang menyedihkan bukan? Tapi, pembicaraan sebenarnya dimulai sekarang.”

"Oh, oh………"

[3]Hikikomori = Sampah Masyarakat/Orang yang tidak melakukan apa-apa dan mengurung diri di rumah

Page 78: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Saat ayahku membakar rumah, aku sekeluarga berada di dalam rumah. Pada akhirnya aku dan

kakakku tidak bisa kabur dari rumah."

“K-kalian bisa-bisa mati..."

Sebenarnya aku agak takut saat mendengarnya. Kido yang sepertinya menyadari hal itu— membuat

seringai jahat dan melanjutkan.

Page 79: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 80: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Ahhm tentu saja aku mati. Sedikit demi sedikit aku mulai tidak bisa bernapas, bahkan badanku juga

terbakar.”

"EEK…………….."

“Lalu pada saat itu aku melihatnya. Dindingnya berubah dan terpisah, MENJADI SEPERTI MULUT

BESAR YANG TERBUKA LEBAR DENGAN TARING YANG TAJAM.”

"UWAAAHH!!!"

Kido bercerita dengan semangat seperti sedang menceritakan cerita horor.

Sialnya itu adalah timing yang bagus karena dia sukses membuatku takut.

Dan ditakut-takuti oleh orang yang pingsan saat siang bolong di rumah hantu, membuatku merasa

diriku sangatlah menyedihkan.

Tetapi setelah rasa penasaranku kembali, Kido tidak melanjutkan ceritanya. Dia hanya melipat

tangannya dan terlihat senang, raut wajahnya seolah mengatakan 'bagaimana ceritaku?'.

“Ja-jadi?”

Akhirnya aku bertanya, Kido tidak merubah posenya dan dengan ceria menjawab.

"Hmm? Selesai."

"HAH?"

Seakan baru sadar telah dikerjai, aku hanya bungkam seketika.

Menurut ceritanya, Kido seharusnya sudah terbakar seluruh tubuhnya, lalu dia hampir dimakan

makhluk besar yang misterius. Tapi gadis di depanku ini sama sekali tidak terlihat pernah terbakar

ataupun ditelan hidup-hidup, aku bahkan tidak bisa menemukan relasi dimana ceritanya yang

mendekati akhir malah ngaco.

“JA-JADI APA HUBUNGANNYA DENGAN KEMAMPUANMU?!”

“Ahh, aku mendapatkannya setelah terbangun dari puing-puing rumahku. Entah bagaimana luka bakar

yang seharusnya ada menghilang tanpa bekas. Benar-benar tidak dapat dipercaya.”

“La-lalu bagaimana dengan monster itu?”

“Aku hanya melihatnya, ingatanku setelah itu kosong. Mungkin saja aku benar ditelan. Satu-satunya

yang selamat disitu hanya aku saja, bagaimana caranya aku juga tidak tahu."

Page 81: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kido mengangkat tangannya dan membuat isyarat ‘aku menyerah soal itu'.

Pada akhirnya biarpun aku mendengarkan seluruh ceritanya, banyak sekali bagian yang tidak bisa

kupahami, dan misteri ini hanya akan bertambah rumit dari sebelumnya.

“Begitu kah....berarti kamu pun juga tidak mengetahuinya.”

“Ahh. Tentu saja aku berencana untuk menyelidiki apapun yang bisa kuselidiki....ini sedang dalam

proses. Dulu juga aku pernah ‘mencoba’ menjelaskannya kepada polisi, tapi mereka tidak percaya

sama sekali.”

Wajar saja, mana ada yang mau mempercayai cerita yang sepintas terdengar konyol ini.

Aku mengerti, jika insiden Hibiya mirip dengan Kido dan yang lainya, berarti bukan keputusan yang

bijak untuk memberitahukannya pada polisi.

Kido membawanya kesini dan mengatakan kalau dia akan membantunya karena Hibiya mirip dengan

dirinya yang di masa lalu.

‘Tidak bisa membuat polisi percaya’. Memang benar itu kenyataan yang sulit ditelan begitu saja.

Ngomong-ngomong, bagian paling aneh di cerita itu adalah bagian ‘monster mulut besar’ yang

menelan Kido. Selain itu meski ceritanya sangat menyedihkan, tapi itu tidak memiliki hubungan

dengan permasalahan yang sedang kami hadapi. Cuma bagian ‘mulut besar’ itu saja yang bisa

dihubungkan dengan ‘kemampuan aneh’ mereka.

“Bagaimana dengan yang lainnya? Apakah Kano dan Seto tertelan oleh si ‘mulut besar’ juga?”

“Kano berkata ‘aku juga melihat hal yang sama’, tapi setelah itu dia kehilangan ingatannya sama

sepertiku. Untuk Seto dia mendapatkan kekuatannya setelah tenggelam di sungai, jadi dia tidak yakin

apakah dia melihatnya atau tidak.”

Saat Kido berkata ‘tenggelam’, aku tiba-tiba kembali mengingat kenangan masa remajaku yang samar

bagai tertutup kabut. Kenangan yang terkadang aku ingat kembali, tetapi setelah mendengarkan cerita

Kido ingatan itu menjadi tertutupi oleh perasaan yang lebih menyesakkan dari sebelumnya.

“....Momo menjadi seperti ini, mungkin saja setelah dia tenggelam di laut.”

“Maksudmu Kisaragi?”

“Ahh, benar.....tapi kuharap kamu tidak mengatakan ini di depan Momo. Pada saat itu....bahkan ayahku

yang mencoba menyelamatkannya....”

Page 82: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Pada waktu itu, ayahku yang mencoba menyelamatkan Momo telah diperingatkan oleh banyak orang.

Tetapi saat ayahku berenang ketempat Momo, mereka berdua ditelan ombak.

Saat mendapatkan berita itu dari ibuku aku sedang dalam les tambahan, dan setelah dengan berbagai

cara yang dilakukan untuk mencari tetap saja mereka tidak ditemukan. Pada hari kedua biarpun ayah

tidak pernah ditemukan, Momo ditemukan selamat dipantai.

“Begitu ya...aku mengerti. Ini memang sesuatu yang lebih baik tidak dibahas di depan Kisaragi.”

“Terima kasih telah mengerti. Hanya saja, aku kepikiran sesuatu setelah mendengarkan ceritamu.”

Benar, pada bagian dimana Momo tenggelam ada sesuatu yang mirip dengan cerita Kido.

Momo ditemukan keesokan harinya. Jika mungkin saja Momo ada dilautan selama kurun waktu

tersebut sebelum dia ditemukan...

Jika kita pikirkan itu, mungkin saja...tetapi apakah manusia bisa bertahan hidup pada situasi seperti itu?

Tidak, tidak mungkin. Hanya keajaiban saja yang bisa membuatnya terjadi, namun dalam kasus ini jika

kata keajaiban dimasukkan dalam kemungkinan itu akan menjadi tidak masuk akal.

Kenapa aku berkata seperti itu? Karena jika kita memikirkan ‘mulut besar’ yang Kido sebutkan, maka

semua akan jadi jelas.

Pada waktu Kido terbakar, waktu Momo tenggelam, kedua-duanya tertelan oleh ‘mulut besar'.

Bagaimana dengan penjelasan yang satu ini?

Jika pada waktu itu mereka berdua terperangkap di dalam situ, lalu setelah dimuntahkan barulah

mereka ditemukan.

Memang ini hipotesis yang gila, tapi bukankah ‘kemampuan mata’ Kido dan Momo sudah menjadi

bukti kuat untuk hipotesis ini?

“Kemampuan mata kalian itu, jika penyebab kalian memilikinya adalah si ‘mulut besar’. Mungkin saja

Momo juga pernah ditelan olehnya....tidak, biarpun ini hanya hipotesis gila.”

Ini MEMANG hipotesis yang gila, tapi bahkan akal sehat pun akan tidak berguna untuk memecahkan

kasus ‘kemampuan mata’ mereka.

Jika disuruh mengambil kesimpulan dari semua yang terjadi pada mereka, aku hanya bisa berpikir

kunci dari masalah ini adalah ‘mulut besar’ itu.

Page 83: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kehidupan masa lalu mereka yang ternyata tidak sebaik perkiraanku adalah akar dari semua

kemampuan yang tidak masuk akal ini......

“Mhmm, kami semua memang pernah ditelan. Tapi jika menambahkan apa yang terjadi dengan Momo

juga, penyebab kemampuan ini bangkit sudah pasti ‘itu’. Belum lagi Kano juga berkata dia melihat hal

yang sama, untuk sekarang kita asumsikan saja begitu. Hanya saja.....”

“Hanya saja?”

Seperti memikirkan sesuatu, Kido meletakkan jempolnya ke ujung bibirnya.

Seperti sedang berusaha memecahkan teka-teki, dia menatap ke meja untuk beberapa lama.

“Hanya saja ini membuat kami frustasi. Sama seperti Momo, kami hampir mati bersama ‘seseorang’.

Kudengar Kano bersama ibunya, dan Seto bersama dengan seseorang yang sepertinya temannya. Lalu

jadilah seperti ini."

Kido mengatakan itu sambil menatap meja seperti masih memikirkan sesuatu.

“Tetapi, yang terselamatkan hanyalah kami. Sepertinya orang yang bersama kami telah ‘menghilang’

entah bagaimana.”

Setelah mendengarkan Kido, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti.

“Hei, saat rumahmu kebakaran, keluargamu....apakah tubuh mereka ditemukan?”

“Ahh, mereka ditemukan. Tapi hanya tubuh ayah dan ibuku. Tubuh kakakku tidak ditemukan. Satu-

satunya yang ditemukan hidup direruntuhan itu hanyalah aku.”

“Itu berarti.....”

Kejadian pada waktu yang sama. Kemampuan mata. ‘Mulut besar’.

Dan menurut Hibiya, dia berkata, “Ada perempuan yang sangat penting bagiku. Mungkin dia sudah

mati. Hanya aku saja yang selamat jadi aku harus menyelamatkannya juga.” kesimpulan mulai muncul

dari otakku.

“Kalian semua tertelan ‘sesuatu’ bersama seseorang, dan selanjutnya hanya kalian yang kembali dan

mendapatkan kemampuan....?”

Kido langsung melanjutkan perkataanku seperti telah mengerti apa yang ingin kukatakan.

“Dan mereka yang bersama dengan kami juga tertelan tetapi tidak ditemukan sampai sekarang. Jika

begitu, kemungkinan besar mereka masih ditelan didalam situ.”

Page 84: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kebenaran tidak terduga dan gila ini mungkin saja hanya kebetulan, tapi ini adalah kesimpulan yang

masuk akal. Kemampuan Momo, menghilangnya ayahku, ‘kebenaran’ yang terungkap. Perlahan,

kumpulan puzzle yang berantakan mulai tersusun rapi.

“Sebenarnya kami pernah memikirkan kemungkinan itu. ‘Mungkin didalam [Mulut] itu, orang-orang

tercinta kami masih ada di dalamnya’, kami mempercayai itu dan berusaha keras untuk menemukan

kebenarannya. Tetapi, kunci terpenting yaitu ingatan kami tentang apa yang terjadi di dalam ‘situ’

hilang tanpa bekas.....”

Kido kembali menghembuskan napas dan bersandar pada sofa. Kehilangan orang tua, keluarga, orang

tercinta, dan sekarang hidup seperti ini, mereka benar-benar melalui masa yang sulit.

Mungkin mereka merasa kesepian karena kemampuan aneh itu, mereka selalu dianiaya.

Dengan kehidupan seperti itu, aku ingin tau bagaimana perasaan mereka setelah terus mengalaminya.

Diriku yang tidak bisa membayangkannya—yang selalu hidup dengan bebas sesuai keinginanku,

merasa tidak bisa dibandingkan dengan mereka.

Memang benar. Diriku yang dengan mudahnya menyerah dan memilih kesendirian, bagaimana bisa

aku mengerti perasaan mereka?

Dan karena mereka mengetahui ‘sesulit’ apa situasi ini untuk dihadapi sendirian, mereka mengatakan

kepada Hibiya yang juga mengalaminya,“Kami akan membantumu.”

“Yah, kalau begitu untuk sekarang kita simpulkan saja proses untuk mendapatkan kemampuannya

masih tidak diketahui. Untuk sekarang, sebelum Hibiya bisa mengkontrol kemampuannya kita harus

membantunya. Karena kitalah yang sudah biasa menghadapi masalah yang seperti ini.”

Kido selesai berkata bersamaan dengan berubahnya suasana yang tegang menjadi tenang.

“Aku tidak tahu apakah anak perempuan yang tertelan bersamanya selamat atau tidak, tapi lebih baik

kita mencari tahu sedikit demi sedikit.”

"TUNGGU SEBENTAR!"

Kido baru saja ingin menghentikan pembicaraannya, tapi pembicaraan ini masih belum berakhir.

Seakan telah yakin—yakin karena jalan yang akan membimbing kami menuju kebenaran sedikit lagi

berada di depan mata.

“Kamu berkata kalau ‘tidak mengingat apapun yang terjadi disitu’ kan? Kupikir tadi kamu mengatakan

kalau ‘semuanya sama’.”

Page 85: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Ahh, iya. Memang benar. Kami hanya bisa mengingat satu hal setelah kami terbangun.”

Kido terlihat seperti tidak tau apa yang ingin kukatakan, dan menjawab dengan suara yang agak ragu.

“Tidak, seharusnya lebih dari itu. Hibiya bahkan berkata Konoha ‘hanya berdiri disitu dan melihat

saja’. Mungkin saja anak itu.....”

Saat aku mengatakan itu mata Kido terbuka lebar dan mulai mengerti apa yang kumaksud.

“Dia ingat bukan? Hal yang terjadi saat dia tertelan di dalam situ.”

Saat aku berhenti berbicara Kido langsung berdiri dan berjalan ke suatu tempat.

“O-oi, mau kemana? Bukankah anak itu sedang tidur sekarang!?”

Dan setelah dia mendengarku, Kido tiba-tiba berhenti dan kembali duduk di sofa.

Mungkin dia menjadi malu dengan tingkahnya yang tiba-tiba itu, wajah Kido memerah dan

menundukkan kepalanya.

Tingkah seperti itu jika dibandingkan dengan gaya bicaranya tadi membuatku jadi mengingat ‘Ahh,

orang ini adalah seorang perempuan.’ kata-kata yang jika kukatakan dengan terus terang pasti akan

membuatku dihantam seperti Kano.

“Yah kau benar, bahkan aku juga...setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat ayahku, jika aku

bertemu dengannya lagi....”

Apa yang harus kulakukan saat kami bertemu?

Apa yang harus kukatakan?

Melihat anaknya berubah menjadi hikikomori selama bertahun-tahun lamanya sampai jadi

menyedihkan seperti ini. Apakah yang akan ayahku pikirkan?

"Shintaro?"

“Eh? Ahh, maaf maaf.....kalau begitu kita lanjutkan besok. Sepertinya Kano tidak pulang-pulang ya.”

Ada berbagai macam jam mulai dari jam burung sampai jam digital di seluruh tempat di markas.

Bahkan di lemari kecil ada semacam mesin yang meneteskan sejenis carian, mungkin itu juga jam.

Semua jam itu dengan caranya masing-masing menunjukkan pukul 10.30 malam.

“Hmm, yup. Apa yang orang itu lakukan ya....Tapi ngomong-ngomong hari ini adalah hari yang

melelahkan. Banyak hal yang terjadi dan disini bertambah ramai."

Page 86: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kido memutar matanya kearah pintu dengan nada cuek tapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa

senang dalam kata-katanya.

“Menjadi ‘danchou’ itu, sepertinya melelahkan yah.”

Saat aku mengatakannya mungkin tanpa sengaja aku membuatnya malu, wajah Kido menjadi lebih

merah dari sebelumnya.

“BE-BERISIK! Jangan memanggilku seperti itu terus! A-aku akan tidur sekarang, oke!?”

Setelah mengatakan itu, tingkah Kido yang sebelumnya ceroboh sekarang jadi sangat gelisah sampai-

sampai saat dia berdiri menimbulkan suara nyaring ‘braak’, dan berjalan ke kamarnya.

Aku tidak bisa berkata apa-apa saat melihat sosoknya yang sedang berjalan, tapi Kido tiba-tiba

berhenti dan berbalik “Kau bisa menggunakan selimut bersama Konoha, aku sudah menaruhnya

disitu.” lalu menunjuk selimut yang bertumpuk di samping pintu masuk, kemudian dengan cepat

masuk ke kamarnya.

“Ada apa sih dengannya, dasar....”

Tidak peduli se-tomboy dan seserius apapun dia tetaplah perempuan. Dan perempuan adalah makhluk

yang sulit dimengerti maka aku memutuskan untuk berhenti memikirkannya.

Tidak butuh waktu lama bagi tubuhku untuk mencapai batasnya dimana rasa kantuk mulai menyerang.

"Hoaam……. Aku lelah sekali……….."

Aku berdiri dari sofa dan seperti yang sudah kuduga badanku terasa berat saat kucoba berjalan.

Setelah sampai di tempat selimutnya, aku mengambil dua dari tumpukan paling atas dan kembali ke

sofa.

Setelah menyelimuti Konoha yang tertidur di lantai seperti mayat, aku baru sadar belum menanyakan

pada Kido dimana tombol lampunya.

“Uhm...dimana, tombolnya dimana.”

Kemudian aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, namun aku tidak kunjung

menemukan sesuatu berbentuk persegi yang menyerupai tombol.

Ahh, ini menyebalkan sekali. Aku benar-benar ingin tidur sekarang, apa yang harus kulakukan? Jika

aku tidur dengan lampu menyala maka aku akan....

Ditengah kesibukanku mencari tombol lampu, aku merasakan seseorang bernafas tepat dibelakangku.

Page 87: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku berbalik dan terkesiap, disitu berdiri Mary dengan rambutnya yang berantakan tidak karuan seperti

hantu serta memakai gaun putih yang tebal. Dia melihatku dengan curiga.

“......Apa yang kamu lakukan? Shintaro.”

Jika Shintaro diberi tatapan intens yang tajam dari seorang gadis maka keringat dingin akan

bercucuran dari tubuhnya

Otakku yang masih dalam masa memproses situasi ini memberikan penjelasan. Meski aku tidak

melakukan hal yang salah namun seperti penjelasan tadi. Aku mengeluarkan keringat dingin dan

menjawab dengan gugup.

"O-ohh!! MARY!! Tidak ada apa-apa, aku hanya mencari tombol lampunya, tapi aku tidak bisa

menemukannya!"

Setelah aku mengatakan alasanku, Mary kembali terlihat seperti biasanya dan menunjukkan sasaran

panah berbentuk lingkaran dengan macam warna di dinding.

“Tombolnya ada disitu. Tekan saja tengahnya.”

Aku menghembuskan napas lega dan menekan bagian tengah dari sasaran panah itu seperti apa yang

Mary katakan, dan dengan suara 'ka-cha!'semua lampu mati.

"AA, AAAAAHH! JANGAN TIBA-TIBA MEMATIKAN LAMPUNYA!"

Mary yang tiba-tiba berteriak membuatku terkejut sampai aku bisa merasakan jantungku terpompa

sampai keluar dari mulutku, aku cepat-cepat menyalakan lampunya lagi dan Mary kembali melihatku

dengan tatapan curiga, air mata mulai mengalir dari ujung matanya.

“......Apa yang kamu lakukan?”

“Ti-tidak ada! Aku hanya mencobanya, oke!? Uhm…… ARGH! Maaf maaf!"

Ahh, ini SANGAT menjengkelkan. Aku sangat ingin tidur SESEGERA MUNGKIN, dan kenapa hal

seperti ini harus terjadi.

“Aku mengerti......”

Mary berbalik arah dan menuju ke kamarnya.

Kenapa Mary terbangun? Aku ingin menanyakannya tapi dia sudah pergi. Lebih baik aku tidak

melakukan hal-hal aneh lagi—meski menurutku itu tidaklah aneh.

“Se-selamat tidur~”

Page 88: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku melambaikan tanganku padanya, setelah memastikan Mary sudah masuk kamar aku kemudian

mematikan lampu.

Haa....kuhembuskan napas dengan berat dan merebahkan tubuhku di sofa.

Aku berbaring, menyelimuti dirikudan melihat HP seperti biasanya. Sepertinya Ene masih di dalam

selimutnya seperti sebelumnya.

“Anak yang menjengkelkan.”

Kukatakan tapi tidak ada jawaban darinya.

Aku meletakkan HP di meja dan menutup mataku.

Di kegelapan, hanya ada gema suara AC.

Jika kuingat lagi, meski hanya terjadi dalam sehari namun bagiku terasa seperti berhari-hari lamanya.

Aku baru saja bertemu dengan anggota Mekakushi Dan pagi ini....bukan, lebih tepatnya aku bertemu

dengan mereka di mall, tapi mereka adalah orang-orang yang mudah sekali akrab denganku dalam

waktu yang sangat sebentar. Kalau kupikir baik-baik ini baru pertama kalinya hal seperti ini terjadi.

Diundang ke rumah seorang teman, makan bersama, menceritakan kisah masing-masing, sambil

membicarakan rencana untuk esok hari.

Hanya memikirkan itu saja, rasanya sudah seperti berkumpul bersama teman-teman yang normal di

hari-hari yang normal pula.

Biarpun ini agak aneh, aku tidak pernah berpikir kalau kesempatan seperti ini akan diberikan kepadaku.

......apakah tidak apa-apa seperti ini..? Maksudku...

Lebih banyak kesenangan yang kutemui, aku merasa ingatanku tentang 'dia' akan semakin menipis.

Tapi, tapi untuk sekarang saja, hanya untuk musim panas ini saja, membiarkan diriku mengerti

bagaimana rasanya berteman dengan mereka itu tidak apa, bukan?

Di kegelapan, aku bertanya kepada orang itu, yang hanya hidup di dalam ingatanku.

Page 89: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Hei, Shintaro."

“………..Apa?”

"Kamu telah memiliki banyak teman, bukankah itu bagus? Apakah kamu bahagia bersama

mereka?"

"Tidak mungkin, aku tidak pernah memikirkan itu.”

"Bohong. Karena hari ini Shintaro sepertinya sangat senang. Ini pertama kalinya aku melihat

Shintaro tersenyum dengan bahagia."

"Sudah kubilang itu tidak benar. Aku hanya didorong-dorong oleh mereka. Aku sangat lelah

tau."

"Hei, Shintaro. Apakah kamu mengingatku?"

"Apa yang kau bicarakan? Tentu saja aku mengingatmu."

"Kalau begitu, kenapa tidak memanggil namaku?"

"eh…….. kenapa tiba-tiba...ada apa?"

"Hei, Shintaro. Kenapa kamu tidak memanggil namaku?"

"He-HENTIKAN……….. kumohon hentikan………….."

"Tentu saja……… kamu tidak bisa, kan? Kamu tidak bisa mengingatku, kan?"

"Cukup………. Hentikan. Tolonglah, kumohon"

"HEI, SHINTARO."

Page 90: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"UAAAAHHHHHHHH!!!!!"

"UWAAAAAAHHH!!??"

Penglihatanku tiba-tiba menjadi terang, kini yang kulihat adalah pemandangan markas yang sama

seperti sebelum aku tidur.

"Ni-ni-ni-nii-chan membuatku takut saja! Ada apa?!"

Saat menoleh aku melihat Momo yang memandangku dengan khawatir, tangannya terletak ditombol

yang berbentuk sasaran anak panah.

"Ahh, ternyata kau. Tidak ada apa-apa. Hanya mimpi buruk."

"Mi-mimpi apa…… wajah nii-chan pucat loh."

Momo dengan khawatir berlari ke arahku dan menatap wajahku.

"Sudah kubilang tidak apa-apa, kan. Ngomong-ngomong bagaimana denganmu, ada apa? Kupikir kau

sudah tidur."

"Eh? Tidak apa-apa, aku cuma terbangun saja kok…….. jadi kupikir mungkin lebih baik aku cek

kondisi anak itu atau apalah~ yah begitulah."

Momo tertawa dengan sikap seperti ingin minta maaf telah membangunkanku.

"……begitu toh. Tapi aku tidak terbangun karenamu jadi kau tidak perlu khawatir."

"Uum! Tapi kita banyak melakukan aktifitas seharian ini, nii-chan jadi kelelahan kan? Istirahatlah

dengan tenang, oke?"

"Iya…… ahh, ngomong-ngomong."

Aku berkata sambil berdiri dari sofa dan menatap langsung Momo yang wajahnya memerah.

"Ada apa……? Ada masalah apa nii-chan……."

"Kenapa. Kau. Melakukan. Ini?"

Menanggapi pertanyaanku, Momo terlihat gelisah dan ketakutan.

"E-eehhh………aku tidak mengerti apa yang dimaksud nii-chan………"

Beda jauh denganku yang tidak memindahkan pandanganku, Momo tidak bisa untuk tidak

mengalihkan arah pandangan matanya.

Page 91: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Jika Momo tertidur biarpun kau menggunakan besi untuk memukulnya dia tidak akan bangun,

sehingga untuk membangunkannya jadi sangat menyusahkan. Dan juga, Momo bertengkar dengan

Hibiya. Kurasa dia tidak akan khawatir kepadanya sampai-sampai dia ingin mengeceknya. Tambah

lagi….."

Saat aku mengatakannya, Momo tidak berkutik. Mungkin saja karena wajahnya menghadap ke lantai,

aku tidak bisa melihat ekspresinya.

"Momo memanggilku ‘onii-chan’, KANO."

Tiba-tiba sosoknya sedikit memudar dimataku dan berganti dengan sosok yang sedari tadi sedang

menyamar, Kano dengan seringai andalannya menatapku.

"…tepat sekali~ kau benar-benar menarik, Shintaro-kun. Fantastik!"

"Terima kasih. Sekarang beritahu aku, kenapa kau sengaja menyamar menjadi Momo di tengah malam

seperti ini?"

Seringainya yang seakan tidak akan goyah menghadapiku, ditunjukkan oleh ekspresinya yang tidak

berubah—masih memasang seringai yang terlihat licik dimataku.

"Haha, sepertinya aku agak dibenci ya. Tapi tentu saja kau akan marah, karena aku menyamar jadi adik

tercintamu.....kan?"

Kano mengedipkan matanya dengan jahil. Dia pikir aku ini bodoh apa...

“Bukan itu. Kenapa kau menyamar menjadi orang lain di rumahMU sendiri? Aku ingin kau

memberikanku alasan yang jelas untuk itu.”

"Mm~ hmm. Tentu saja aku akan melakukan sesuatu yang menguntungkanku. Tapi, apakah yang akan

terjadi jika aku mengatakan alasannya? Setelah mengetahui alasannya, apakah yang akan Shintaro-kun

lakukan?"

Kano segera membalikkan badannya membelakangiku, tangannya terbuka ke samping.

“Bukankan ini aneh? Aku hanya akan menjadi semangat pada saat seperti ini. Mungkinkah aku

melupakan sesuatu? Sesuatu yang PENTING~ saat aku melakukannya."

Kano masih pada posisinya—membuatku tidak bisa melihat ekspresi seperti apa yang dia perlihatkan.

Namun kata-katanya itu seakan mendeskripsikan diriku, kata-kata yang bagaikan sebuah tangan

raksasa yang kemudian meremas hatiku tanpa ampun.

Page 92: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“........apa yang ingin kau katakan?”

"Hmm~? Oh tidak tidak, aku hanya mengumpamakannya. Shintaro-kun, wajahmu mengatakan bahwa

kau telah melupakan sesuatu lho."

Tiba-tiba lampu yang diatas Kano berkedip.

Setiap kedipan lampu bagaikan kilat yang menyambar dan memberikan cahaya sesaat—menyinari

Kano yang masih membelakangiku.

“KAU TAHU APA..?!”

"Ah, bingo~ gawat, ini semakin menarik. Sepertinya kau benar-benar melupakan sesuatu, Shintaro-

kun"

Menghadapi sikap Kano, amarahku sudah sampai ketitik yang siap untuk meledak.

“SUDAH KUKATAKAN AKU TIDAK MELUPAKAN APA-APA!!!!!!!!”

Bersamaan dengan itu, aku mencengkram pundak Kano dan memaksanya untuk menatapku. Lampu

kian berkedip, bukannya berhenti malah semakin menjadi-jadi.

Emosi yang selalu kupendam dua tahun ini pun pecah.. hatiku yang sudah terasa seperti diremas seakan

hancur...

"KALAU BEGITU, KENAPA? KENAPA KAMU TIDAK MENYELAMATKANKU?"

Aku mulai melihat halusinasinya... sosok bersurai coklat sebahu dengan syal merah yang senantiasa

menghiasi lehernya...

Dia muncul dihadapanku, dengan senyum pucat yang tidak pernah pudar dari wajahnya.

Page 93: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 94: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Ti-TIDAK......aku......”

Seluruh perasaan yang telah kupendam selama bertahun-tahun kini mulai tumpah, namun aku tetap saja

tidak bisa merangkainya menjadi kata-kata. Pada akhirnya aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata

pun.

Kali ini dia tidak menungguku. Pada akhirnya semua seperti hari itu, aku tidak bisa menyampaikan apa

yang ada dipikiranku kepadanya.

"Sudahlah. Selamat tinggal, Shintaro. Berbahagialah."

Lalu semua lampu di ruangan ini mati, untuk beberapa saat aku tenggelam dalam kegelapan. Ketika

lampunya terang kembali dia telah menghilang dari hadapanku.

Keseimbanganku tiba-tiba menjadi tidak stabil—menyebabkan tubuhku rubuh namun berhasil kutahan

dengan tanganku yang gemetaran. Sesuatu dalam diriku seolah-olah telah hancur, air mata perlahan

menetes dari mataku.

Tanpa diberi perintah, perasaan yang telah kupendam selama ini berhamburan keluar. Entah kenapa

badanku sulit untuk kugerakkan.

....apakah ini hukuman? Hukuman untukku yang tidak pernah mendengarkan ceritanya ataupun

membantunya.

“Maafkan aku......maafkan aku...........”

Kata-kata yang sejak dulu ingin kuucapkan akhirnya keluar, menggema dalam ruangan yang sunyi ini.

Kemudian menghilang tanpa jejak.

Page 95: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kagerou Daze III

Suara jangkrik perlahan menggema.

Bahkan di kota seperti ini juga ada jangkrik ya, itulah yang kupikirkan bersamaan aku melihat pohon di

pinggir jalan. Tetapi aku tidak melihat jangkriknya sama sekali.

Aku dengar jangkrik cuma hidup selama seminggu, tapi sebenarnya saat mereka masih larva, mereka

menyembunyikan diri di tanah selama bertahun-tahun. Jadi sebenarnya hidup mereka itu sangat

panjang.

Kalau benar begitu, sepertinya mereka menyimpan kekuatan selama bertahun-tahun, kemudian

mengeluarkannya waktu keluar dari sarang.

Biarpun mereka bersembunyi di bawah tanah selama bertahun-tahun untuk menyimpan energi mereka.

Biarpun suatu hari mereka akan keluar dari tanah. Mereka akan tetap mati dengan cepat. Dari sudut

pandangku, para jangkrik itu sangatlah indah, membuatku menjadi iri.

“Lihat, kita sudah sampai.”

Hiyori meletakkan tas belanjanya dan menunjuk kearah dinding bata yang agak rendah yang berada di

seberang. Tempat tujuan kami adalah kuburan yang terhampar luas.

“Ngomong-ngomong, kamu terlihat pucat, kamu tidak apa-apa?”

"Eh? Benarkah?"

“Yup. Matamu terlihat berat dan hitam.”

Penyebab kenapa aku terlihat seperti ini adalah karena orang di depanku—yang juga adalah orang yang

menanyakan keadaanku. Tapi dia sendiri tidak menyadarinya.

Kejadian kemarin benar-benar membuatku lelah. Tekanan yang kudapatkan kemarin sudah melampaui

batas untuk bisa ditahan badan ini.

Pertama, sejak kami sampai disini Hiyori benar-benar telah jatuh cinta pada Konoha dan

ketertarikannya kepadaku yang asalnya sudah sedikit, sekarang jadi hampir tidak ada. Dan aku

diperlakukan seperti pengganggu yang menghalangi jalannya.

Lalu kemarin harusnya hari dimana aku ‘membeli HP’, tetapi biarpun aku sudah memohon dengan

sangat, Hiyori cuma berkata “Aku males pergi.”. Aku sudah melakukan berbagai macam cara agar bisa

Page 96: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

membawanya pergi bersamaku, tetapi mall-nya malah tutup untuk sementara karena ada suatu insiden

atau apalah. Menghadapi ini aku jadi sangat sangat sangat sedih dan hanya bisa kembali.

Aku bisa saja pergi ke toko HP lainnya untuk membeli HP, tetapi sepertinya anak-anak tidak bisa

mengisi form registrasi tanpa didampingi orang tua.

Padahal aslinya aku ingin menggunakan rencana yang bagus dan dapat dipercaya yaitu ‘Manajer mall-

nya teman baik ayah Hiyori’ untuk mendapatkan HPnya, tetapi sekarang itu hanyalah khayalan saja.

“Kalau gitu kita tunda dulu beli HPnya.” Hiyori langsung mengatakan itu. Pada akhirnya kemarin aku

hanya bisa diam di rumah, memaksakan diriku melihat sesuatu yang tidak ingin kulihat sama sekali.

Kenapa, kenapa kami harus tinggal dengan orang ITU.

Harusnya, karena kakak ipar Hiyori sedang tinggal di rumah lain kami diperbolehkan untuk tinggal di

rumah sini berDUA saja. Harusnya sih begitu.....

Sepertinya kakak ipar Hiyori orang yang sangat santai. Berdasarkan perkataan Konoha, dia bilang

“Aku sudah lama tinggal disini.” dan “Aku diasuh sensei.”. Kalau begitu tempat ini sama saja dengan

penginapan.

Harusnya dia bilang kepada kami kalau dia membiarkan muridnya tinggal disini.

Tapi ada juga kemungkinan Hiyori tahu tapi tidak mengatakan apa-apa kepadaku.

Terserahlah, pokoknya rencanaku menikmati hidup di kota hanya berdua dengan Hiyori hancur

berkeping-keping.

Dan seperti yang kuduga, aku tidak bisa menelan makan malamku, dan karena api kecemburuanku

panas membara, aku tidak bisa tidur. Karena itulah kenapa wajahku jadi seperti apa yang dikatakan

Hiyori tadi.

“Hei, Hiyori. Kenapa kita tiba-tiba mengunjungi kuburan? Bukannya tadi kau sangat semangat dan

ingin berbelanja hari ini.....”

“Hmm~ Tanpa sadar....mungkin. Kemarin saat aku memasuki kamar kakakku aku tiba-tiba merasa

‘aku harus mengunjunginya’, seperti itulah.”

Hari ini adalah hari keduaku di kota.

Page 97: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ini juga adalah hari dimana Hiyori berkata “Aku ingin berbelanja hari ini jadi dampingi aku.” tapi tiba-

tiba pagi ini dia mengatakan “Belanjanya nanti saja. Kita ke kuburan dulu.”

Si penggangu itu, Konoha, sepertinya tidak bisa bangun, jadi dia tidak bersama kami. Hiyori bahkan

sampai berkata “sebenarnya aku pengen dia ikut juga.” dan terlihat sedih untuk sementara waktu, tapi

bagiku itulah sesuatu yang kuharapkan

“Begitu ya.....kalau dipikir-pikir, hari ini Obon kan?”

Di kuburan yang terletak tidak jauh dari rumah yang kami tempati, ada beberapa yang berkunjung, tapi

karena kuburan ini agak kecil sepertinya tidak banyak orang yang datang kesini.

“Itu benar, hari ini juga adalah hari peringatan kematian kakakku. Biarpun keluargaku jarang

membahasnya. Yah, mereka tidak bisa disalahkan. Kurasa kakakku bahkan tidak tau kalau aku lahir.”

Kakak Hiyori adalah individual yang sangat ‘unik’ sejak dia kecil. Sepertinya dia suatu hari pernah

berkata “AKU INGIN MELIHAT DUNIA LUAR!” dan kabur dari rumah.

Sejak saat itu dia kehilangan kontak dengan keluarganya dan saat pertama kali Hiyori melihat

wajahnya adalah fotonya di peti mati.

“Saat pemakaman, kakak iparku terlihat sangat sedih. Aku tidak tau mengapa, tapi aku ingat dengan

jelas.”

Hiyori melihat satu per satu nama-nama dari makam itu, sambil perlahan berjalan di jalan yang panjang

dan sempit.

Selain bunga dan kue-kue Jepang, ada juga yang meninggalkan mainan mobil-mobilan dan lainnya.

Hal itu membuatku menundukkan kepala karena aku tidak bisa tahan melihatnya terus menerus.

“Kakak iparku hanya menundukkan kepalanya di depan orang tuaku dan tidak mengatakan apa-apa.

Sebenarnya dia selalu bersama kakakku yang sering melakukan hal-hal semaunya. Pada waktu itu aku

berpikir ‘Orang dewasa itu sangat menyusahkan ya.’ ”

Hiyori bermuka datar sama seperti biasanya. Dia tidak marah ataupun sedih, dia hanya mengatakan itu

dengan lembut.

Bagi Hiyori pada waktu itu, mungkin orang tuanya terlihat menjengkelkan.

Page 98: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tetapi, kematian adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki. Kemarahan yang tidak bisa dilampiaskan

kemana pun, mungkin orang tua Hiyori tidak bisa menemukan tempat mengeluarkan amarah mereka

selain ke kakak ipar. Memikirkan hal itu membuatku jadi sedih.

Tiba-tiba, Hiyori berhenti.

Dan tepat dihadapannya, ada seorang pemuda yang mengenakan parka hitam setengah lengan, berdiri

di depan sebuah makam sambil berdoa.

“Itu adalah makam kakakku.”

Kata Hiyori dan dia kembali berjalan di depan.

Bersamaan aku mengikutinya, sepertinya pemuda itu menyadari kami dan tiba-tiba membalikkan

kepalanya.

Rambut berwarna pirang dengan mata besar yang memberikan orang kesan yang dalam, pemuda itu

terus menatap kami.

“Makam itu adalah makam kakakku. Aku sangat berterima kasih kamu bisa mengunjunginya.”

Hiyori menundukkan kepalanya dan membungkuk kepada pemuda itu, setelah beberapa saat pemuda

itu tiba-tiba melihat Hiyori dan terlihat terkejut.

"e-EH! EEHHH??!! KAKAKMU!?

“Ya. Apakah kamu merawat kakakku saat dia masih hidup....?”

Pemuda itu tiba-tiba terlihat menjadi riang dan dengan senyum tanpa dosa, dia menjawab dengan

semangat.

"Uwahh, kau benar-benar mirip dengannya! Eh? Tidak tidak, bagaimana mungkin aku bisa

merawatnya! Malah akulah yang selaluuuuuuuuu dirawat oleh kakakmu!"

Itulah kata pemuda itu yang tersenyum tanpa dosa. Tiba-tiba dia berkata “Ah....!” seperti baru

menyadari sesuatu, dia meletakkan tangannya di bibirnya, dan terbatuk-batuk dengan sengaja, lalu

menegapkan badannya.

“Uhm, aku tanpa sengaja jadi terlalu semangat, maaf maaf. Hmm, apakah anak ini mendampingimu?”

Tanya pemuda itu sambil berbalik menatapku.

“Ah, benar. Kau bisa mengatakan aku ini pendampingnya....atau pesuruh ya? .......haha”

Page 99: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Setelah mengatakan itu aku agak memerah dan mengalihkan pandanganku, sambil menggaruk pipiku

untuk menyembunyikan rona merahku.

“Pesuruh.....mhmm.....itu benar-benar sulit bukan?”

Saat aku mendengar jawaban yang tidak terduga itu, aku menghadap kearah pemuda itu lagi. Dia

berkata seolah mengerti penderitaanku dan bersimpati denganku.

“Sulit bukan? Yah, aku juga sangat~ mengerti itu. Aku juga selalu disuruh-suruh oleh orang yang

mengerikan setiap harinya. Setiap hari dipukul dan ditendang.....”

Orang itu memberikanku tatapan tidak berdaya dan melebarkan tangannya, memperlihatkan bahwa dia

merasa kesulitan.

“I-itu benar-benar sulit.....kita hidup dengan penuh kesusahan.....!”

"Mhmm……. kita harus menjadi kuat untuk menahan cobaan ini………"

Katanya sambil mengepalkan tangan kami, sepertinya kami benar-benar mirip.

Kurasa aku mendengar Hiyori berkata “Apaan sih” tapi siapa peduli.

“Yah~ kalau begitu. Sampai jumpa, aku harus pergi sekarang, maaf jika aku tidak sopan. Kalian

berdua, apakah kalian sibuk setelah ini?”

“Eh? Tidak, kami tidak sibuk, tapi kami harus pulang saat siang.”

"Begitu ya……"

Tiba-tiba setelah mendengar perkataan Hiyori, pemuda itu yang tadinya tersenyum kini menjadi

suram.

Tapi saat aku melihatnya kembali, pemuda itu masih tersenyum seperti sebelumnya. Kekhawatiranku

tentang ‘karena kemarin aku sangat depresi , sekarang aku mempunyai kemampuan mempengaruhi

orang lain untuk menjadi depresi juga.’ sepertinya hanya khayalan saja.

Sebenarnya aku tidak menginginkan kemampuan tidak berguna seperti itu. Jika aku bisa mendapatkan

sebuah kemampuan, aku dengan sangat pasti akan memilih kemampuan yang bisa membuat tubuhku

tak terlihat.

“Hari ini adalah hari yang indah, pada hari seperti ini bagusnya kan main diluar~ menghabiskan waktu

di dalam rumah pada hari seperti ini tidak baik!”

Page 100: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kata pemuda itu sambil menyilangkan tangannya di belakang kepalanya, dan mencebilkan mulutnya.

"Ahaha… benar juga. Lebih baik jika aku bermain di luar di hari yang seperti ini."

Jawab Hiyori yang tersenyum dengan lembut.

“Oke, hati-hati di jalan! Aku akan pergi sekarang. Dadah!”

Pemuda itu kembali tersenyum kepada kami. Dia berbalik dan pergi dengan cepat.

“Hiyori, sepertinya dia orang yang baik~”

“Yup, tapi dia agak mencurigakan....kakakku itu sangat tua kan? Apakah ada sesuatu antara kakakku

dengan pemuda itu......”

Hiyori terlihat serius dan mulai memikirkan sesuatu yang sangat aneh.

Dasar, padahal dia ada tepat di depan makam kakaknya, itu terlalu berlebihan.

“Kamu benar-benar bisa melakukan berbagai hal ya!”

Dia mengatakan itu dengan semangat sambil melihat ke arah batu nisan.

Aku penasaran apa yang akan kakaknya Hiyori katakan saat melihatnya. Aku sangat ingin

menanyakannya jika aku bisa.

Bersamaan saat mengatakan itu, Hiyori mulai meletakkan kue yang dia bawa ke depan makam.

Tidak pernah bertemu sebelumnya. Itu artinya Hiyori tidak akan tahu makanan seperti apa yang

kakaknya sukai.

Benar juga, yang Hiyori letakkan disitu semuanya adalah makanan kesukaannya.

Memberikan seseorang yang tidak kau kenal sesuatu yang kau anggap enak. Aku mengerti sikap yang

seperti itu. Aku mengerti, bahwa bagi Hiyori itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

Setelah meletakkan semuanya, Hiyori menghadap ke nisan. Dia menyatukan kedua tangannya dan

menutup matanya.

Orang seperti apakah kakaknya Hiyori. Pemuda tadi mengatakan kalau Hiyori “benar-benar mirip

dengannya”. Mungkinkah dia sekasar Hiyori?

“Sampai kapan kamu ingin berdoa. Hei.”

Page 101: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Saat aku mendengar suara Hiyori, aku langsung membuka mataku.

“Jangan bilang kamu berpikir menanyakan sesuatu yang aneh kepada kakakku.”

“E-enggak kok! Aku cuma berpikir orang seperti apakah dia~ atau apalah.”

Aku sebenarnya tidak memikirkan hal seperti itu, cuma kalau aku tiba-tiba ditanyai seperti ini, aku

langsung menjawab tanpa berpikir.

Tatapan Hiyori yang asalnya curiga mulai berubah menjadi datar, dan berbisik “Dia orang yang

normal. Pastinya.”

Cahaya matahari perlahan memanas. Sekarang waktunya sudah lewat dari waktu yang dijanjikan

Hiyori.

“Yah, bagaimana kalau kita pulang? Biarpun pemuda tadi berkata ‘pada hari seperti ini bagusnya main

diluar’ atau apalah....”

"M~hmm, hari ini adalah hari yang indah, jadi kalau kita pulang sekarang aku akan sangat marah. Ayo

beli sesuatu dulu, baru pulang."

Setelah mengatakan itu Hiyori mulai berbisik “Aku ingin pergi ke toko sepatu....tidak, aku harus ke

toko oleh-oleh yang ada di depan stasiun dulu.....”

"e-EEHH!? Kita tidak memiliki waktu sebanyak itu kan!? Kurasa kita harusnya pergi ke kakak iparmu

dulu, ambil tanda tangan artisnya, dan baru pergi kemana-mana………"

"…….. tidak, sepertinya cuma ada satu tempat yang bisa dituju. Ikuti aku."

Setelah Hiyori mengatakan itu dia melangkah pergi dengan cepat.

Ah, kalau begitu tidak ada pilihan lain. Apapun yang kulakukan, aku tidak bisa menghentikannya. Atau

sebenarnya aku sudah sangat senang saat dia menyuruhku mengikutinya.

Di luar kuburan, setelah tiba di jalan Hiyori dengan sigap berbalik ke kanan.

Aku mendapatkan pengetahuan baru, kalau Hiyori sangat mudah untuk tidak kehilangan arah. Kemarin

dan juga hari ini, dia seperti hidup disini, selalu berjalan tanpa ragu menuju tujuannya dengan cepat.

Kalau aku, biarpun aku sudah membaca petanya aku tetap akan tersesat di jalan yang seperti ini. Dia

bisa berjalan maju tanpa ada masalah, dan itu sangatlah hebat.

Page 102: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tidak memikirkan apa-apa ataupun mengeluarkan sepatah kata pun. Aku hanya mengikuti langkah

Hiyori selama 15 menit.

Banyak tempat penyeberangan jalan. Aku mulai mengerti tempat yang Hiyori tuju adalah tengah kota.

Aku sudah merasakannya kemarin, tetapi aku rasa aku tetap tidak akan bisa terbiasa dengan suasana

kota.

Berbagai macam iklan, mobil yang lewat, dan suara tawa orang-orang. Suara-suara mereka terdengar

tidak beraturan seperti kaset rusak, otakku serasa campur aduk karena berbagai macam informasi yang

kudengar dari suara-suara itu.

Dan juga, panas ini.

Mengingat kembali beberapa hari yang lalu aku mengharapkan tinggal di kota seperti ini. Sekarang aku

mengerti kebodohan dalam hatiku.

Untuk hidup di tempat seperti ini, biarpun aku mempunyai banyak nyawa tidak akan cukup.

Sampai sekarang, aku bahkan tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa aku bisa bertahan di liburan

musim panas ini.

"Ah, ini dia. Tunggu aku diluar sebentar."

Disini ada barisan toko-toko yang penuh warna. Hiyori berhenti di depan salah satu toko.

Dari bagaimana dia langsung masuk ke dalam toko itu, sepertinya dia sudah sampai di tujuannya.

“Toko macam apa ini....”

Sambil menunggu Hiyori diluar, aku mengamati dekorasi luar toko tersebut. Dinding yang berwarna

pink dengan dekorasi seperti kue-kuean dan permen dimana-mana. Papan namanya dikelilingi dengan

lampu yang bisa meningkatkan kesannya pada malam hari, nama toko tersebut ditulis dengan warna

kuning terang.

Dekorasi yang sudah pasti sangat berlebihan, ditambah lagi panas ini, membuatku ingin muntah.

Setelah Hiyori selesai aku harus membeli minuman....jika aku menjadi kering disini, mungkin saja aku

juga akan menjadi dekorasi yang tidak jauh berbeda dengan kue-kue dan permen-permen itu.

Pintu otomatis pun terbuka dengan suara tit, Hiyori yang membawa dua tas belanjaan kecil muncul.

"Ah, selamat datang. Apakah kau sudah membeli apa yang kau mau?"

Page 103: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Setelah aku menanyakan itu Hiyori tersenyum dan menjawab “Yup!”

Keimutan yang berlebihan tersebut membuat jantungku berdetak dengan cepat.

Ahh, terlalu imut, terlalu imut, biarpun harus susah payah datang ke sini aku bersyukur bisa

pergi………

"AKU MEMBELIKAN HADIAH UNTUK KONOHA!"

Kutarik kata-kataku, lebih baik jika aku tidak pernah datang kesini.

Orang itu lagi. Hah, kenapa sih Hiyori suka sama orang seperti itu.

Tunggu...HADIAH?! HIYORI MEMBERIKANNYA HADIAH!!!??

"Hah? Apa maksudmu dengan hadiah……..?"

"Eh? Itu tidak ada hubungannya denganmu."

‘Sreet’ hatiku terbelah dua dan aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Kurasa seluruh waktu selama berada di kota ini akan habis hanya untuk berlatih meningkatkan

kekebalanku terhadap sakit hati atau sejenisnya

“Ah, hei lihat. Aku juga membelikan sesuatu untukmu.”

"Ah, begitu ya…… EEEHH!!?? UNTUKKU!!??"

"Kamu benar. Nih."

Bersamaan Hiyori mengatakan itu, dia perlahan memberikanku tas belanjaan kecil yang ada di tangan

satunya.

Lalu, wajahku menjadi hangat, berbagai kegagalan dalam hidupku sampai sekarang seolah seperti

terbang begitu saja hingga aku bisa melihatnya dengan mataku.

"TE-TERIMA KASIH…………."

"Ke-kenapa kamu nangis………….. Menjijikkan……."

Aku menarik kembali kata-kataku. Ini terlalu baik. Aku tidak pernah menduga akan mendapat kejutan

seperti ini. Aku bahkan tidak pernah memimpikannya.

"Aku sangat senang....Terima kasih. Ah, bisa kubuka sekarang!?"

Page 104: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Hmm? Boleh saja."

Tas belanja kecil berwarna pink polkadot, dari beratnya kurasa ini sejenis gantungan kunci, atau

mungkin alat tulis?

Hatiku berdebar bersamaan dengan aku membuka tas kecil itu, aku tersenyum dengan cerah secerah

cahaya matahari. Tapi, saat aku membuka tas itu, bau seperti ikan busuk keluar dari situ.

"UWAH BAU BANGET!!"

Menghadapi situasi yang tiba-tiba seperti ini, aku tidak bisa menahan teriakanku.

Tas yang diberikan oleh gadis imut yang baru saja keluar dari toko butik, mengeluarkan bau ikan busuk

yang sangat-sangat-sangat menyengat. Tentu saja aku terkejut.

Siapa yang akan menduganya.

Aku dengan sangat hati-hati membuka tasnya dan melihat ke dalam. Benda yang mengeluarkan bau

menyengat itu adalah makhluk misterius berbentuk salmon dengan kaki manusia.

"Ah? Apa? Ada masalah?"

Tentu saja Hiyori dengan wajah yang sangat datar bertanya dengan agak kesal.

"TIDAK, EEEEEEEHHHHH!!!??? BUKANNYA ADA MASALAH SIH, TAPI INI APA!? APA

INI!!??"

Aku masih bisa mengerti kalau itu gantungan kunci dengan aroma buah, tapi benda ini....Kurasa hanya

produk yang dibuat hanya untuk main-main. TIDAK. Ini sudah PASTI produk GAGAL.

“Itu disebut ‘Gantungan Kunci Salmon Merah’. Kupikir kamu suka yang seperti ini.”

“TIDAK, TIDAK, TIDAK SAMA SEKALI!? Apakah aku melakukan sesuatu yang membuatmu

berpikir seperti itu?!!!!”

“Enggak, aku hanya berpikir kamu mungkin menyukai benda bau seperti ini.”

Setelah Hiyori mengatakan itu, dia bersuara “hmph” dan memandangiku dengan tatapan kesal. Ahh,

dia benar-benar mengerjaiku sekarang.

"U….uuh…………. yah, tapi.....aku tetap berterima kasih."

Page 105: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi aku tetap merasa senang saat aku mendapatkan hadiah darinya, jadi aku tidak bisa protes apa-apa

lagi.

Melihat diriku yang menyedihkan, Hiyori hanya bersuara “Hmph” lagi.

“Yah, sebentar lagi kita harus pulang......kita tidak punya banyak waktu.”

“Kamu benar. Kalau begitu kita jalan dari sini ke.....”

Dan seperti biasa, Hiyori melangkah dengan sigap ke depan, tapi dia menyadari sesuatu dan tiba-tiba

berhenti.

Aku lalu melihat ke arah kaki Hiyori dan pelaku penyebab Hiyori berhenti ternyata adalah kucing

hitam.

Darimana dia muncul? Dia tiba-tiba muncul di samping kaki Hiyori. Saat aku memikirkan itu, si

kucing hitam itu menggosokkan wajahnya ke Hiyori dan mengeong.

"Wow, ternyata kucing. Sepertinya dia menyukaimu."

Kucing hitam yang berbulu bersih itu, lari setelah mengeong pada Hiyori. Lalu, dia pergi ke dalam

gang sempit yang panjang.

"Ah~. Dia pergi. Aku benar-benar ingin menyentuhnya~ iyakan? Hiyori………."

"AKU INGIN MEMELIHARA KUCING ITU…………..!"

Wajah Hiyori tiba-tiba berubah lebih ekstrim daripada kemarin saat pertama kali dia bertemu Konoha.

Wajahnya menjadi merah dan napasnya menjadi terburu-buru.

"Eh, apa yang tadi kau bilang…….?"

"AKU AKAN MENGEJARNYA, HIBIYA!"

Setelah Hiyori mengatakan itu, dia berlari ke gang mengejar kucing hitam itu.

Berbagai macam pikiran berputar di kepalaku. Tapi yang paling mendominasi adalah perasaan senang

saat Hiyori memanggil namaku. Lalu aku mengikuti Hiyori.

Dengan cepat ia melewati tong sampah metal yang terletak di pintu belakang gedung, lalu berlari

melalui tangga kecil yang tertutupi dengan lumut, dan sekarang berlari melewati kerumunan orang di

jalan yang besar.

Page 106: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Uwah….. Hi-Hiyori, kurasa kita tidak mungkin menemukannya sekarang……"

"TIDAK, tadi aku melihat ekornya di sekitar situ. Itu dia!"

Saat Hiyori mengatakan itu dia belok ke kiri dan menginjak tanah bersamaan dia meningkatkan

kecepatannya.

Dengan cepat berlari di tempat yang banyak orangnya sangatlah hebat.

Untungnya, karena aku berlari di belakang Hiyori aku tidak menabrak siapapun. Langkah demi

langkah aku berlari sepanjang jalan.

"Haa…… haa…….. itu dia! TEPAT DISITU!!”

Sekali lagi, dengan cepat Hiyori berbelok ke arah kiri dan menuju ke tempat taman anak-anak dimana

berbagai macam permainan ada disitu.

Aku juga berlari ke taman itu, dan di bayangan ayunan biru terang, kucing hitam itu duduk dengan

tenang.

"Dapat!"

Kata Hiyori dengan senang dan mengurangi jaraknya dengan kucing itu langkah demi langkah.

"Hueheuheuehuehue...kucing manis, kucing baik. Jadilah kucing baik dan biarkan aku mengelusmu

sampai aku puas..."

Kata Hiyori dan melangkah mendekati kucing itu, mengeluarkan aura yang jika aku adalah kucing itu,

aku akan langsung lari secepat mungkin.

Tetapi, jangankan berlari, kucing itu tidak menjauh sama sekali. Dia hanya menatap Hiyori dengan

penuh arti.

Saat aku memikirkan hal aneh itu, aku menyadari sesuatu yang membuatku merinding.

Mata kucing hitam yang menatap Hiyori itu.....matanya merah setara dengan darah.

Apakah Hiyori tidak menyadari itu?

Hiyori anehnya seperti dirasuki sesuatu yang membuatnya tertarik dengan keanehan itu. Ini benar-

benar berbahaya.

"Hi-Hiyori! Tunggu! Kau tidak merasa kalau kucing itu aneh?!"

Page 107: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Eh? Apa!?"

Saat Hiyori tiba-tiba mendengar suaraku, dia membalikkan kepalanya dengan kesal. Kucing hitam itu

menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu. Lalu dia lari ke suatu tempat.

"Ah~!! Si-SIAL! DIA LARI LAGI!"

Aku mengalihkan pandanganku, Hiyori yang menyadari kucing itu pergi terlihat sangat marah, dan

berjalan ke arahku.

“Ta-tapi bukannya kucing itu terlihat sangat aneh? Karena itu aku.....jadi khawatir....”

“CEREWET! KEKHAWATIRANMU ITU MENGGANGGUKU!!”

Hiyori mengatakan itu sambil menatapku dengan tajam. Tapi itu saja tidak cukup untuk

mengekspresikan amarahnya, dan dia kembali mencaci maki diriku.

“Sebenarnya aku tidak ingin kamu yang tidak berguna, aku ingin Konoha yang mengkhawatirkanku!

Dan ada apa sih denganmu?! Kamu itu selalu gagap saat bicara. KAMU ITU BODOH YA?!”

Kata-kata yang dilemparkan terus-menerus itu membuat kepalaku stress.

Aku tahu aku akan melakukan apa saja untuknya, tapi ini sudah keterlaluan.

“Bodoh katamu...KENAPA...KENAPA KAU TIDAK MAU MENGERTI!? Aku juga tidak suka

berbicara gagap...”

"Eh~ Kupikir kamu berbicara seperti itu karena kamu suka gagap-gagap. Jadi apa alasannya kamu

gagap?"

"Itu karena………"

Dipelototi oleh Hiyori membuatku tidak bisa berkata apa-apa seperti biasanya. Sekarang pun masih

sama, aku tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Ahh, mengeluarkan semua yang ada dipikiranku dalam bentuk kata-kata tanpa berhenti.....pernahkah

itu terjadi?

Tidak, kurasa itu tidak pernah terjadi. Kalau aku mengatakan hal ini kepadanya, apa yang akan terjadi?

Isi kepalaku mendidih dan hatiku bagai ditusuk jarum. Perasaan ini tidak bisa ditahan lagi.....

“A-apa.....”

Page 108: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Itu karena....Hiyori....aku...kepadamu......”

“Hentikan.....”

“Dari dulu, sejak dulu sekali aku sangat menyu......!”

“KUBILANG HENTIKAN KAN!?”

Saat Hiyori berteriak, tiba-tiba kesadaranku akhirnya kembali.

Saat aku dengan hati-hati melihat wajahnya, Hiyori terlihat seperti ingin menangis.

Mungkin karena terstimulasi oleh suara Hiyori, jangkrik yang diam dari tadi tiba-tiba menjadi ribut.

Dari berbagai tempat suara jangkrik mengelilingiku, mereka seperti menyalahkanku.

Untuk waktu yang cukup lama itu sudah cukup bagiku untuk menyesali tindakanku yang ceroboh.

“KAMU JAHAT!"

Kata-kata yang terucap oleh Hiyori saat ini, jika dibandingkan dengan caci makinya setiap hari, terasa

beribu kali lebih menyakitkan hatiku.

“I-itu.....”

Harusnya aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, tapi mulut bodohku tidak bisa diam.

“Aku pulang. Jangan ikuti aku.”

Aku bahkan tidak bisa menatap Hiyori lagi. Aku hanya menundukkan kepalaku, dan menatap bangkai

jangkrik yang terbaring.

Apakah orang itu mengatakan sesuatu tentangku? Aku....apakah aku bisa mengatakan sesuatu?

Tanpa disadari air mataku mengalir melalui pipiku, tetes demi tetes, membuat noda hitam di tanah.

Apapun yang terjadi sekarang, itu tidak penting lagi. Suara langkah Hiyori semakin menjauh sebelum

kemudian suaranya berhenti.

“Kamu....sejak kapan kamu disini....?”

Hiyori tiba-tiba bersuara. Dari intonasinya aku sudah tahu dengan siapa dia berbicara. Itu mudah sekali

ditebak biarpun aku tidak menginginkannya.

Page 109: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Aku menengadahkan kepalaku dan menatap sosok Hiyori, dan sesuai dugaan. Di depan gerbang masuk

taman, berdiri Konoha yang keringatan.

"Eh...sejak awal? Karena saat aku bangun aku baru sadar kalian berdua telah pergi...Jadi, aku berpikir

harus mencari kalian..."

Kepada Konoha yang menyusun kata-katanya satu demi satu, Hiyori bertanya dengan suara yang

bergetar.

“......Pembicaraan tadi...apakah kamu mendengarnya?”

Konoha, sama seperti biasanya dengan ekspresi yang orang tidak akan tahu apa yang dia pikirkan,

menjawab.

“Eh? Iya, aku mendengarnya.”

Pada saat Hiyori mendengar itu, dia akan berlari ke suatu tempat. Aku sudah bisa membayangkan itu.

Karena itulah sebelum Hiyori mulai lari, kakiku sudah berlari ke arahnya.

........Apa yang ingin kulakukan?

Apakah aku melakukan ini untuk mencari alasan lagi?

Atau aku melakukan ini hanya karena aku ingin memegang tangan Hiyori lebih cepat daripada

Konoha?

Seperti yang telah kuduga, Hiyori lari dan kelihaiannya untuk berlari melewati kerumunan seperti tadi

sudah hilang, dia berlari tanpa arah.

Hanya beberapa langkah lagi aku bisa memegang tangannya.

Tetapi saat aku sudah dekat, aku terhenti dengan pemandangan yang ada di depanku.

Di depan Hiyori yang berlari dari taman, pada ujung garis-garis putih yang tersusun dengan rapi, lampu

pejalan kaki berubah menjadi merah.

Dan ‘itu’ menandakan sesuatu yang sangat mudah dimengerti tanpa perlu dipikirkan. Sesuatu yang

akan berujung pada ‘KEPUTUSASAAN’.

"HIYORI!! LAMPU MERAH!!!"

Satu langkah lagi, cukup satu langkah lagi......

Page 110: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tidak, aku sudah terlambat.

Kulangkahkan kakiku tanpa ragu, bahkan aku sendiri terkejut karena itu.

Diriku yang melangkah maju untuk meraih Hiyori, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Dari wajah Hiyori aku bisa melihat kalau dia tidak bisa menduga hal yang akan terjadi selanjutnya.

Karena aku tidak pernah menduganya juga, kami berdua sama.

Sebelum truk itu datang dengan suara yang nyaring.

Aku terus berharap agar bisa menggenggam tangan Hiyori sampai akhir.

Page 111: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 112: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Otsukimi Recital

Di padang rumput yang luas sejauh mata memandang, angin segar berhembus.

Badanku serasa sangat ringan. Sangat ringan sampai-sampai aku serasa memiliki sayap—yang hanya

dengan sedikit lompatan bisa membuatku melayang. Biarpun aku tidak bisa melayang selamanya,

badanku masih terasa jauh dari daratan.

Saat aku melayang-layang dengan nyaman di padang rumput ini, sebelum aku menyadarinya,

segerombolan anak sapi mulai bermunculan di tempat ini—yang menurutku terlihat seperti sebuah

pertemuan antara sapi-sapi.

Melihatnya, aku berpikir kemungkinan untuk membuat pesta steak.

Aku terbuai dalam pikiran ingin tetap melayang seperti ini, lompat keatas dan ke bawah.

Tiba-tiba badanku menjadi berat, dan bersamaan dengan munculnya suara ‘brak’. Aku terhantam ke

daratan.

“Ow! Ke-kenapa tiba-tiba......”

Pantatku sangat sakit. Aku memijatnya dengan tujuan mencoba mengurangi rasa sakitnya, lalu aku

mendengar suara kekehan entah dari mana asalnya.

"Ahahaha! Oba-san[1], apa yang kau lakukan?!"

Aku menolehkan kepalaku dan menemukan sosok Hibiya-kun yang tertawa terbahak-bahak seraya

memegangi perutnya.

“Ke-ke-ke-ke-kenapa kamu ada disini?!!”

[1]Oba-san = Bibi/Tante

Page 113: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Dari sekian banyak orang yang harus melihat kebodohanku yang amat sangat memalukan itu, kenapa

harus anak ini? Aku benar-benar sial.

“Eh? Suaramu waktu jatuh sangat keras sampai siapapun bisa mendengarnya.”

Wajahku menjadi panas. Bertingkah konyol dihadapan anak ini sangatlah membuatku menyesal.

“Oh, coba tebak? Kurasa kamu tidak mengetahuinya, tapi biarpun aku bertingkah seperti ini aku adalah

idola! I - D - O - L - A!”

Biarpun itulah kenyataannya, aku biasanya tidak banyak omong seperti ini. Aku juga biasanya tidak

berpose ataupun menyombongan diri seperti ini.

Biarpun ini agak—bukan, sangat memalukan. Tapi pasti anak menyebalkan ini pasti akan menyadari

pesonaku.

“Eh? Tidak, apa yang kau katakan? Bukannya Oba-san itu sapi?”

“Ka-kamu masih berani ya mengejekku...!”

“Coba saja lihat.”

Hibiya-kun mengeluarkan cermin kecil dan yang tercerminkan disitu adalah.....

Seekor sapi raksasa yang sedang berpose layaknya seorang idola dengan bangganya.

Aku sangat syok lalu meraba-raba wajahku, dan sosok sapi yang tercermin itu melakukan hal yang

sama denganku.

“Lihatkan? Kau memang sapi, O-ba-sa-n.”

Page 114: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Uwaaaah! Uwaaaah!"

Aku tidak bisa menahan teriakan yang kemudian lolos dari mulutku, lalu tiba-tiba terjaga.

Keringat membasahi tubuhku ditambah dengan isi kepalaku yang serasa berhamburan tidak karuan.

Serasa ingin pingsan, tapi tidak bisa.

Di tengah kegelapan yang menyelimuti sekelilingku, aku bisa melihat garis-garis radiasi dari cahaya

yang mungkin menyusup melalui tirai.

Bagaimana aku bisa ada disini.

Dengan perlahan aku mencoba memikirkan kemungkinan apa yang sebelumnya terjadi di otakku. Aku

tidak bisa mengingat satu pun kejadian yang membuatku bisa ada disini. Aku bisa merasakan sesuatu

yang lembut menjadi alas tidurku, mungkin itu kasur.

Tapi bagaimana aku bisa ada disini dan berakhir di tempat tidur? Aku sama sekali tidak memiliki

ingatan soal ini...

Di tengah kegelapan yang membutakan mataku, aku meraba sekeliling sampai kemudian menghantam

sesuatu. Lalu aku mendengar suara rintihan.

“Uhh....”

“Hiie!” Pekikan berhasil lolos dari mulutku. Kemudian aku menyadari Danchou-san tertidur di

sampingku.

Mengingat kalau aku tidak sengaja menghantamnya tadi, perasaan cemas muncul dalam diriku.

“He-hei, Danchou-san?! Bagaimana aku bisa...mungkinkah, ini adalah kamar Danchou-san?”

Perlahan, satu per satu adegan dalam ingatanku bermunculan.

Oh iya. Kami membawa Hibiya-kun dari rumah sakit ke markas, setelah itu kami makan malam

dengan masakan yang dibuat Seto-san, lalu...

“....Aku tertidur di sofa.”

Background musik bernuansa gelap menggema dalam kepalaku. Dulu, onii-chan pernah mengatakan

padaku. "Kau tidak boleh memperlihatkan pose tidur dan igauanmu." dan bahwa diriku saat tidur

adalah sesuatu yang tidak boleh dilihat siapapun.

Page 115: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi, aku hanya menganggapnya angin lalu dan sama sekali tidak mempercayainya, dan aku

menjawab, "Onii-chan berkata seperti itu apakah karena khawatir dengan adikmu kalau menginap di

rumah orang lain~?"

Tapi ada kalanya dia merekamnya karena iseng.

Sungguh, setelah melihat video itu aku merasa sangat ingin bunuh diri saat mendengar igauanku: “Ahn,

aku akan keluar.” dan “Kalo kamu denger erangan sexyku, kamu akan melayang~ ”

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi tidur di muka umum.

Tentu saja, aku membakar rekaman itu.

Hanya dengan membayangkan aku melakukan itu semua sambil mengigau di ruang tamu membuatku

hampir muntah.

Tidak, karena aku sudah mengatakan pada onii-chan bahwa kalau gaya tidurku ketahuan siapapun

jangan sungkan untuk membunuhku. Karena aku tertidur di kasur, hal itu tidak terjadi.

Tapi, aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang. Aku tidak akan tahu kapan aku akan langsung

tertidur setelah makan.....langsung.....tertidur.....setelah makan...........

“Lihatkan? Kau memang sapi, O-ba-sa-n.”

Tiba-tiba aku teringat mimpiku, dan suara "BAK!" muncul saat aku memukul selimut.

"Ngg..." Kido-san mengeluarkan erangan pelan.

"U-ups...maaf, ini salah ANAK ITU. Anak zaman sekarang lancang sekali..."

Bersamaan dengan aku mengatakan itu, perasaan bersalah menyerang hatiku dan dengan segera

menutup mulut besar ini.

Kemarin Hibiya-kun pingsan di depan pintu rumah sakit, kemudian Kido-san membawanya kembali ke

markas.

Saat itu, kemarahan tidak jelas Hibiya-kun tidak bisa disimpulkan sebagai 'hanya anak kecil yang

lancang.'

Bagiku yang tidak pernah mendapat tatapan setajam itu, aku sama sekali tidak bisa membayangkan

perasaan macam apa yang dipendam anak itu.

"Anak itu..apa yang terjadi padanya? Ngomong-ngomong..."

Page 116: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Yang paling membuatku terkejut adalah ‘mata itu’.

Matanya yang menjadi merah saat itu, sudah pasti adalah ciri-ciri yang menandakan telah lahirnya

sebuah 'kemampuan'. Sama seperti aku, Kido-san, dan juga yang lain.

Meskipun saat aku bertemu dengan Mekakushi Dan, aku bisa langsung mengetahui siapa saja yang

memiliki kemampuan selain aku. Tapi ini baru pertama kalinya aku melihat bagaimana kemampuan itu

ditemukan.

"Mata itu... kira-kira apa ya penyebabnya? Apakah ini sejenis penyakit? Tidak mungkin."

Perlahan, aku memusatkan penglihatanku pada satu titik. Lalu daerah sekitar mataku perlahan jadi

panas.

"Ini kemampuan yang menyusahkan, tapi aku tidak akan bertemu dengan yang lainnya tanpa ini.

Karena mata ini sedikit berjasa, kurasa sekarang aku jadi sedikit lebih menyukai kemampuan ini.

SEDIKIT."

Tapi, aku masih belum bisa menggunakan kemampuan ini sebaik Kido-san atau Kano-san.

Latihan...ya. Yah, yang selalu kulakukan hanyalah berlari jadi aku tidak pernah belajar menggunakan

kemampuan ini.

Kalau dipikir-pikir, aku memang tidak tahu seperti apa kemampuannya. Tapi kurasa Hibiya-kun juga

akan mengalami masa-masa sulit.

"...TIDAK. Aku tidak akan memaafkannya sampai dia minta maaf duluan!"

Benar, dosa karena memanggil seorang gadis sepertiku dengan sebutan 'sapi' ataupun 'bibi' itu lebih

dalam daripada lautan.

Apapun yang terjadi, kalau dia tidak minta maaf dengan tulus dan introspeksi diri, aku tidak akan

memaafkannya.

“Yah sudahlah, aku harus bangun dari tempat tidur sekarang~ Memangnya ini sudah jam berapa sih?”

Aku mengeluarkan HP dari kantong parkaku, dan memastikan jamnya. Sekarang jam 7 pagi.

"Oh! Mhmm. Rasanya enak bangun jam segini. Aku mandi dulu sebelum yang lain bangun."

Aku menyikap selimut ke arah berlawanan dengan dinding, dan bangun dari tempat tidur.

Page 117: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Bersamaan dengan aku melewati Kido-san dan bangun dari tempat tidur, aku melihat wajahnya untuk

memastikan dia tidak terbangun.

"………Hmm~ dia memang gadis yang cantik."

Kido-san mengenakan piyama perempuan normal dan tidur dengan manis serta nyenyak. Dia

mempunyai wajah cantik yang bisa membuat gadis-gadis iri.

“Karena wajah inilah, sangat mengejutkan mendengar gaya bicaranya yang seperti itu.”

Dia selalu tenang tapi terkadang tsundere. Entah kenapa rasanya aku pernah mendengarnya dari

seseorang. Aneh, kapan?

Tidak, tidak. Memang terkadang ada waktu dimana kau tidak bisa mengingat sesuatu, maka kau jadi

berpikir pernah mendengarnya sebelumnya! Kurasa tidak apa-apa kalau kusimpulkan seperti itu.

Ngomong-ngomong, aku harus mandi.

Aku tidak bisa membuka gordennya jadi aku harus meraba-raba dalam kegelapan seraya berjalan maju.

Pinggangku tidak sengaja terantuk meja dan itu sangatlah menyakitkan, tapi anehnya suara itu tidak

membangunkan Kido-san.

Dia adalah ketua tapi tidurnya seperti sapi...orang ini...

Akhirnya aku bisa meraih pintu dan membukanya. Ruang tamunya sedikit terang—meyakinkanku

kalau ini benar-benar sudah pagi.

Aku jadi bersemangat karena sepertinya hari ini cerah, dan aku pun berjalan ke kamar mandi dengan

bahagia.

Saat aku melihat ke lantai, aku menyadari Konoha yang berada di bawah sofa, dan onii-chan yang

menggenggam HPnya dengan erat dari arah seberang sofa terlihat sedang tidur dengan nyenyak.

“Huh...onii-chan pasti kelelahan setelah jalan-jalan kemarin."

Sepertinya onii-chan sudah cukup akrab dengan Mekakushi Dan, aku merasa seperti sudah

memberikan kontribusi yang cukup besar agar ia bisa kembali ke masyarakat.

Setelah itu, aku akan memintanya untuk membuatkan rumah yang imut untukku. Kalau begitu, sudah

diputuskan.

Page 118: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Melewati ruang tamu, aku menyalakan lampu ruang ganti dan kamar mandi. Lalu membuka laci

terbawah, dan meletakkan bajuku yang kubawa dari rumah disamping bak cuci.

Aku mengambil handuk, mengunci pintu, dan melepaskan bajuku. Saat aku ingin masuk ke dalam

kamar mandi, ‘TOK TOK!’, terdengar suara ketukan yang kasar dari pintu ruang ganti.

"Gyyaaaahhh!!"

Aku panik lalu dengan segera membungkus diriku dengan handuk. Untuk jaga-jaga, aku menjauhkan

diriku dari pintu.

"Ma-maaf! Ini Momo! Aku sedang mandi!"

Namun tidak ada jawaban dari seberang pintu sementara orang itu terus mengetuk-ngetuk pintu dengan

keras.

Aku merasa ada sesuatu yang berbeda.

Kalau itu adalah seseorang dari markas, dia tidak akan terus-menerus mengetuk pintu karena sudah

tahu aku ada di dalam. Kalau begitu, jangan-jangan yang mengetuk pintu adalah...

"PE-PERAMPOK!?"

Entahlah, apakah perkataanku terdengar atau tidak. Suara ‘BAK!’ muncul bersamaan pintu yang

digedor-gedor.

Kakiku menjadi lemah karena ketakutan dan kekhawatiran.

"u-uwahhhhhhhh……… ma-maaf!!! BUKAN! Maksudku erm tidak ada barang berharga disini oke!?

BENERAN, SUNGGUH! Y-yah, anak kecil bahkan mengejekku ‘sapi’. Ah, gawat… a-AHAHAHA.."

Aku terduduk di lantai dan mulai memohon untuk keselamatan hidupku, dan dari seberang pintu

muncul suara yang kukenal.

“Oba-san........? Jadi kau sendiri tahu kalau kau itu memang sapi ya?”

Saat itu, tanpa sadar aku menghatam pintunya sehingga menimbulkan suara ‘BAM!’,

"Uwahhh!?" sebuah teriakan pun terdengar dari balik pintu.

Suaraku bergetar karena kemarahan dan kebimbangan. Tidak, tentu saja itu normal. Siapa yang tidak

marah kalau dikerjai seperti ini?

Page 119: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Te-tenanglah, oke? Maaf, uhm........apakah rompiku di dalam?”

“Rompi?”

Aku melihat ke laci teratas dan ada sesuatu yang seperti rompi Hibiya-kun di atasnya.

“Ah? Yang ini ya? Ada kok.”

“Be-benarkah?! Kembalikan!! Ada sesuatu yang sangat berharga di dalam situ.”

“Sesuatu yang berharga katamu.....haha. Kamu menjadi gelisah karena kamu mengkhawatirkannya ya.

Kira-kira apa sesuatu berharga itu ya~ Apa ya, yang ada di dalamnya~?”

Aku mengatakannya dengan penuh kebencian dan kekesalan yang meluap-luap. Hibiya-kun

mengeluarkan reaksi yang sangat bagus saat dia menyadari tujuan burukku.

"U-UWAHHH!! JANGAN AMBIL ITU OKE?! AKU MENDAPATKAN ITU DARI ORANG YANG

KUSAYANGI!! KUMOHON DENGAN SANGAT JANGAN AMBIL ITU OKE!?"

“Semakin kamu bicara seperti itu semakin aku ingin mengambilnya. Apa isi dari kantongnya ya~”

"HENTIKAN!! KUMOHON BERHENTI!!!!!!!!"

Bersamaan dengan aku mengabaikan Hibiya-kun yang terus mengetuk pintu, aku memasukkan

tanganku ke dalam kantong rompinya. Dan tanganku serasa menyentuh sesuatu seperti tas kertas.

"OH! Ketemu, ketemu! Apa isi tas ini ya~"

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!!!!!!!!!!"

Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah aku mengambil benda itu dari tasnya.

Yang bisa kuingat hanya diriku yang berlari dari ruang ganti dan mengatakan “KUMOHON!!

BERIKANLAH INI PADAKU!!” kemudian aku melihat wajah Hibiya-kun memerah saat dia melihat

reaksiku, tidak lupa juga aroma khas pantai yang menyeruak dari benda itu. Meskipun yang kulakukan

tidak sopan, aku tidak akan menyesalinya.

“Begitu ya...hmm, ditelan ya...berbahaya juga...”

"……….uhm, oba-san. Kau sama sekali tidak mengerti, kan?"

"Ahahaha……. tapi paling tidak aku mengerti intinya kan……"

Page 120: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kurasa kami sudah agak jauh dari markas. Kami berdua berjalan menyusuri trotoar, cahaya matahari

yang tidak terlalu terik karena terbiaskan oleh dedaunan di pohon membuat sepanjang jalan yang kami

lewati menjadi sangat pas untuk melakukan jalan santai di hari yang cerah.

Setelah perselisihan tadi, Hibiya-kun lari dari markas seperti yang telah diduga.

Kido-san berkata, “Akan berbahaya kalau dia mengaktifkan kemampuannya.” karena itulah aku

berusaha keras menghentikan dirinya, tapi bocah itu tidak mendengarkanku. Pada akhirnya aku juga

lari bersamanya—yang kemudian menuntun kami pada situasi saat ini.

Kami membeli sandwich untuk sarapan di supermarket, melahapnya habis, dan pada waktu itu Hibiya-

kun memberitahuku bagaimana dia bisa terlibat dalam suatu insiden.

Tetapi.

Apa yang Hibiya-kun katakan kepadaku agak sulit untuk kumengerti.

Dari bagian dimana truknya menabrak gadis bernama ‘Hiyori’, sampai pada bagian dimana mereka

terjebak di dalam dunia yang tidak masuk akal.

Dan juga bagian Hibiya-kun yang melihat temannya mati berkali-kali, dan pada akhirnya dia

dimuntahkan dari dunia itu. Sendirian.

Oh iya, untuk membuatku mengerti tentang apa yang terjadi, Hibiya-kun bahkan mengulang cerita ini

sampai tiga kali. Dari kerja kerasnya itu aku bisa melihat kalau dia itu sebenarnya anak yang baik.

Dan aku juga bisa melihat kalau aku ini sangatlah bodoh. Menyedihkan sekali.

"M~hmm. Intinya, Hibiya-kun. Kamu ingin mencari cara agar bisa menemukan gadis yang hilang

bernama Hiyori itu, kan?"

"Eh!!?? Ah, ya... itu benar."

Hibiya-kun menunjukkan wajah yang sudah sangat jelas kalau dia ingin mengatakan sesuatu. Tapi

mungkin dia pikir itu tidaklah penting, makanya dia tidak mengatakannya.

“Kamu suka gadis itu kan?”

“Ya-HAH!!?? Kenapa kau menanyakan hal seperti itu?!”

“Ah~ sudah kuduga. Waduh waduh~ kamu sudah dewasa ya~”

Page 121: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Melihat kenaifan anak itu, aku menyeringai. Tapi....bukannya itu termasuk bagaimana seorang ‘bibi’

bertingkah. Terbayang-bayang oleh pikiran itu membuatku menyembunyikan seringai yang sempat

lolos.

“APA......! Hah..iya. Aku suka dia sejak lama. Tapi...aku ditolak.”

"EH!? KAMU DITOLAK!!?? UWAHHH~!"

"Berisik Oba-san! Kenapa kau semangat sekali sih…….."

Biarpun dia mengatakan hal itu, Hibiya-kun menundukkan kepalanya dengan malu.

Dia itu memang bocah yang pikirannya sepadan dengan umurnya, itulah apa yang kupikirkan.

Meskipun aku tidak terlalu mengerti apa yang dia sampaikan, aku masih memiliki pikiran kalau situasi

yang dialami Hibiya-kun itu sangatlah kejam. Aku meragukan bocah ini bisa melakukan sesuatu.

“Tapi aku harus menyelamatkannya.”

Mengabaikan kekhawatiranku, Hibiya-kun bergumam dengan pelan namun penuh dengan tekad.

“Kalau begitu kamu harus menyelamatkannya, oke?”

“......Ya. Pastinya.”

Apakah ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk membantunya?

Tunggu sebentar. Pertama, kenapa Hibiya-kun ingin melakukannya sendiri?

“Hibiya-kun. Aku tahu kamu melarikan diri karena kamu ingin menyelamatkan gadis itu, tapi kalau

sendirian pasti sulit, kan? Bukankah lebih baik kalau kita mencarinya bersama daripada sendirian?”

"Haaa….." Mendengar pertanyaanku, Hibiya-kun menghembuskan nafas dalam-dalam seperti sedang

jengkel.

“Ka-re-na, bahkan oba-san sepertimu butuh waktu yang lama untuk mengerti situasinya kan? Coba kau

pikirkan, ini bersifat darurat. Tidak ada pilihan lain lebih baik daripada pergi sendirian kan?”

"Uhm..."

Dengan satu kedipan mata, perkataanku langsung dibantah olehnya.

Aku tidak menyesalinya, tapi aku sangat terkesan bahwa ‘anak SD zaman sekarang sangatlah pintar.’

Page 122: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Dan juga......”

"Dan juga apa?”

“Dan juga, tidak apa jika mereka tidak mempercayaiku. Tapi akan buruk kalau mereka

menghentikanku. Aku ingin menyelamatkannya secepatnya.”

Pancaran mata Hibiya-kun, biarpun dia masih muda tapi dia selalu menatap ke depan. Bahkan terlihat

bisa diandalkan.

Tetapi, bocah itu juga memiliki banyak kelemahan.

Hibiya-kun yang datang dari desa tidak terlalu mengenal tempat ini, dia juga tidak memiliki uang yang

cukup.

Tambah lagi, karena kemampuan matanya yang baru lahir, dia masih tidak tahu bagaimana

menggunakannya sesuai keinginannya. Jadi akan buruk jika kekacauan terjadi.

"………. Biarpun begitu, aku akan tetap bersamamu. Aku khawatir denganmu tahu?"

Bersamaan aku selesai mengatakannya, Hibiya-kun menatapku seolah-olah tidak percaya dengan apa

yang baru saja dia dengar.

Aku tidak terlalu pandai menghadapi tatapan seperti itu, jadi aku hanya tersenyum kecil untuk

menutupinya.

“Apa untungnya bagimu kalau membantuku? Orang-orang itu juga sama. Kenapa kalian ingin

membantuku? Itulah bagian dimana aku tidak bisa mempercayai kalian.”

Meski perkataannya seperti duri yang tajam, tapi membuatnya terlihat imut.

Perasaan ini, penyebab kenapa aku tidak bisa mengabaikan anak ini sangatlah mudah.

“....mirip sekali dengan onii-chan.”

“Eh? Apa katamu?”

“Baiklah~! Oke! Bagaimana kalau begini saja. Aku akan membantumu. Kalau kita menemukan gadis

itu, berhentilah memanggilku ‘oba-san’, dan ‘sapi’, dan juga.......ge-gendut....jangan katakan ‘gendut’

lagi.....”

Berkat satu kata yang tidak bisa kukatakan keras-keras itu, ini menjadi awal yang baik namun juga

akhir yang buruk.

Page 123: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Harusnya aku tidak terlalu mengeluarkan semangat di bagian awal.

“Hah? Apa? Itu ‘keuntungan’ untuk Oba-san?”

“Ya. Bagiku kalau itu terjadi aku akan saaaangat puas! Ah, aku bisa menjadi partnermu kalau kamu

mau!"

Aku menyilangkan tanganku dan mengatakannya dengan penuh percaya diri, lalu aku melihat Hibiya-

kun tersenyum untuk pertama kalinya.

“......Aneh. Kalau begitu, bagaimana kalau Oba-san tidak bisa menemukannya? Apa yang akan Oba-

san lakukan?”

“Hmm? Tunggu sebentar......aku akan....”

Aku mempertimbangkan apa yang akan kulakukan. Tapi sebenarnya itu tidaklah dibutuhkan, karena

jawabannya sangat mudah. Karena apa yang harus kulakukan hanyalah mengatakan kepada Hibiya-kun

apa jawabanku, satu per satu.

"… sampai kita menemukannya. Aku akan terus bersamamu."

Page 124: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia
Page 125: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Semua yang berada di Mekakushi Dan tahu betul sesulit apa menghadapi masalah sendirian.

Aku diselamatkan oleh mereka, lalu aku bisa tersenyum kembali.

Dan sekarang giliranku untuk berada disisinya

Sebagai anggota Mekakushi Dan, otomatis itu menjadi misi yang penting bagiku.

"O-Oba-san, kenapa kau mengatakan hal seperti itu?"

Wajah Hibiya-kun memerah, dan memalingkan kepalanya.

Jujur, aku sebenarnya menyadari apa yang kukatakan tadi akan membuat siapapun malu, karena itulah

wajahku juga jadi panas dan kutundukkan kepalaku.

Kenapa aku malu-malu di depan anak SD?

Saat aku memikirkan itu, tiba-tiba tubuh Hibiya-kun terhuyung.

Aku dengan cepat menahan pundaknya, Hibiya-kun mendapatkan kembali keseimbangannya dan

menekan kepalanya.

“Aneh, apa yang terjadi? Aku tidak tahu kenapa aku merasa tidak enak badan....”

"A-ada apa……… AAHH!!"

Aku menatap wajah Hibiya-kun yang tertutupi oleh tangan kanannya, tapi aku melihat mata kirinya

berubah menjadi merah darah.

Oh, tidak. Warna mata itu.....tidak diragukan lagi kalau itu adalah tanda kemampuan mata Hibiya-kun

diaktifkan.

Sampai sekarang aku tidak pernah melihat kemampuan yang mengakibatkan kehancuran pada

sekitarnya. Tapi karena hubungan antara setiap kemampuan tidak ada, aku tidak bisa menebak

kemampuan apa yang dipunyai Hibiya-kun.

Melihat perkembangannya, ketakutan menyerang diriku.

Tidak. Aku baru saja mengatakan kalau aku akan membantunya. Aku harus tetap kuat.....!

"Hibiya-kun! Apakah kamu merasakan sesuatu yang aneh dalam dirimu?!"

"U-uhm. Badanku tidak apa-apa……. tapi aku tidak tahu kenapa aku melihat hal-hal yang aneh. Apaan

ini, menara jam… bangunan sekitar empat lantai. Apakah ini…… sekolah? Aku bisa melihat beberapa

atlet."

Page 126: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Hibiya-kun tiba-tiba menatap ke langit dan menjelaskan detail tempat itu.

Semakin banyak Hibiya-kun menyatakan karakteristiknya, semakin kusadari kalau tempat itu adalah

tempat yang kukenal.

"Bu-bukannya itu....SEKOLAHKU?!"

"EH!? DISITU!? Ah, benar, ada loker sepatu bertuliskan ‘Momo Kisaragi’. Disini…. ruang guru? Ah,

‘Momo Kisaragi’ hasil tes Geografi … NILAINYA SATU!!??"

"UWAHHHHHHHHHHH!!!!!!!???? KE-KENAPA KAMU SAMPAI TAHU HAL SEPERTI

ITU!!??"

Tiba-tiba dia mengumumkan hasil nilai ulangan Geografiku, dan tidak dapat kusangkal bahwa semua

itu adalah kenyataan.

Bagaimana Hibiya-kun bisa mengetahuinya? Melihat warna mata Hibiya-kun yang berubah menjadi

merah, bahkan diriku yang bodoh ini bisa dengan mudah menebak apa kemampuan matanya.

“Kemampuan matamu...”

“...Tidak salah lagi...”

Saat mata kami bertemu, warna merah di mata Hibiya-kun lenyap dan berubah kembali jadi warna

asalnya.

"E-EHH?! Aku tidak bisa melihatnya lagi sekarang....Kenapa!?"

"Huh~ Mata merah ini memang bisa mengeluarkan berbagai macam kemampuan."

Kupikir kemampuan Hibiya-kun yang baru lahir adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari tempat

yang sangat jauh.

Dan dengan bagaimana Hibiya-kun menjelaskan sekolahku dengan tepat, bahkan melihat nilai dari

kertas ulanganku, kurasa kemampuannya bisa membuatnya melihat apa yang dia inginkan.

“Kerennya......”

Mood-ku turun dengan sangat drastis.

Kalau saja ada polling mengenai ‘Kemampuan Yang Paling Ingin Kamu punya’, pasti kemampuan

Hibiya-kun menduduki peringkat teratas.

Page 127: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Coba lihat kemampuanku.......menarik perhatian. SELALU menarik perhatian. Seandainya saja aku

memiliki kemampuan yang lebih berguna. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, pikiran ini

terlintas dalam benakku.

“Eh? Apa? Apa yang terjadi!!??”

Hibiya-kun panik, dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.

Tentu saja. Pertama kali aku mendapatkan kemampuan ini, aku juga tidak menyadarinya.

“I-itu. Singkatnya, saat matamu jadi merah kamu bisa melihat berbagai macam hal dari tempat yang

sangat jauh.....semacam itulah.”

“Mata merah.......?”

“Yup, tadi matamu jadi merah.”

Hibiya-kun mematung, lalu menunjukkan wajah yang tidak pernah ia perlihatkan sebelumnya.

“Artinya aku mempunyai kekuatan super?!”

“Ya-yah....begitulah.”

Sejujurnya aku juga tidak terlalu tahu kebenaran dibalik kemampuan ini. Tapi kalau seperti ini

masalahnya, kurasa yang kulakukan tidak salah.

Tapi kenapa Hibiya-kun ingin melihat sekolahku? Kira-kira kenapa ya.....

“Aku tidak terlalu yakin, tapi kalau aku mempunyai kemampuan ini....berarti aku bisa

menggunakannya untuk menemukan Hiyori kan!?”

Perkataan Hibiya-kun membuatku menyadari sesuatu.

BENAR JUGA! Bukannya kemampuan Hibiya-kun yang paling pas untuk mencari orang?

Kalau kita menggunakan kemampuan ini untuk menemukan Hiyori-chan.....

“Benar Hibiya-kun! Baguslah! Ayo cepat, coba lagi!”

“I-IYA!! Okeeeeee. Uwaaaaaa.... Akan kucobaaa.....”

Hibiya-kun berpose seperti tokoh manga yang rambutnya akan berubah jadi jabrik emas, dan mulai

mencoba untuk mengaktifkan kemampuannya sekali lagi.

“Uwaaaaaaaa......”

Page 128: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“YA YA! Teruskan!!!!”

“Giaaaaaah......aaaaaaahhhhh.......”

“Semangat! BERJUANGLAH!!!”

“Huuuuuu......waaaaaaaaaaaaaa......!!!!!!”

...............dan 3 menit pun berlalu.

Aku merasa kasihan kepada Hibiya-kun yang masih berusaha untuk melihatnya.

“.....masih tidak bisa melihat apa-apa?”

“Uuuuuuh.....masih....tidak bisa melihat apa-APAAAAAAAAA!!!!!!!”

Mungkin karena dia masih belum bisa menggunakan kemampuannya dengan baik, dia tidak bisa

menggunakannya kapanpun dia mau.

Ini adalah kemampuan langka yang bisa membuat keinginan Hibiya-kun terwujud, tapi kalau tidak tahu

cara menggunakannya tentu akan jadi tidak berguna.

Seandainya ada cara untuk mengaktifkan kemampuan itu lagi...apakah Hibiya-kun harus lebih

berkonsentrasi?

"Mm~hmm menyusahkan sekali. Mungkinkah ada suatu syarat untuk mengaktifkannya? ….. ah."

Seorang gadis dengan rok mini melewati Hibiya-kun yang sedang berusaha keras mengeluarkan

kemampuannya.

Angin meniup rok gadis itu dan Hibiya-kun menatapnya.

“Ah! Aku melihat sesuatu! Kamar dari....gadis itu? Ada foto....ah, segunung baju yang belum

dicuci....AGH AW!!??”

Aku memukul kepala Hibiya-kun, dan lalu warna merah dari mata Hibiya-kun langsung menghilang.

“KAMU INI!!!! BARU SEKARANG KAH KAMU SEMANGATNYA?! DAN LAGI APAAN

DENGAN PERSYARATAN KEMAMPUAN ITU?! HATI YANG MESUM!?”

“A-AKU TIDAK TAU!!! Tiba-tiba saja langsung aktif!”

“Ah~ padahal katamu ‘Aku ingin menyelamatkannya’. Ternyata.....yah sebenarnya sih normal saja

untuk anak seumuranmu.”

Page 129: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“BUKAN!!! Ahh, aku tidak mengerti....”

Mengesampingkan Hibiya-kun yang mencoba berdebat denganku, sebuah hipotesis muncul dalam

kepalaku.

Oh, tidak... kalau benar begitu bisa gawat.

“....hei, Oba-san. Bagaimana aku bisa melihat dimana Hiyori berada...?”

Kemampuan Hibiya-kun pertama kalinya aktif saat ‘dia melihatku’. Lalu dia melihat sekolahku. Yang

kedua adalah saat dia melihat cela—bukan, maksudku ‘melihat seorang gadis’, dan malah mengintip

kamar gadis itu.

Ini hanya terjadi dua kali jadi aku tidak bisa mengkonfirmasinya, tapi dari dua kejadian ini bisa

kusimpulkan...

“Kamu bisa ‘melihat’ tempat yang berhubungan dengan orang yang kamu tatap?”

“Eh? Apa maksudnya....”

Saat Hibiya-kun bertanya kepadaku, sebuah mobil berhenti di depan kami dan mengklakson pada

kami.

Aku menolehkan kepalaku, dan dari dalam mobil terlihat orang yang paling tidak ingin kutemui saat

liburan.

“Yo, Kisaragi. Sudahkah kau belajar dengan baik?”

“Bisakah anda menyapa dengan lebih baik lagi, Sensei?”

Sambil membuka kaca dibagian kiri mobil, Tateyama-sensei berbicara padaku dengan nada slebor.

Jangan lupakan rokok yang setia terselip di mulutnya.

“O-Oba-san, siapa orang ini......?”

Hibiya-kun meningkatkan kewaspadaan dengan kemunculan tiba-tiba dari om-om tidak dikenal.

“Ah, tidak apa-apa. Dia guru dari sekolahku.”

“Eh, begitu ya. Dia kelihatan....sangat unik.”

Kurasa Hibiya-kun mencoba mencari kata-kata yang baik untuk digunakan dan dia pun memilih kata-

kata yang paling sopan.

Page 130: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Tapi, ‘unik’ tidak terlalu pas untuk mendeskripsikan sensei. Mungkin ‘mengerikan’ adalah perkataan

yang paling tepat untuk menjelaskannya.

“Oh, apa yang kau lakukan Kisaragi? Kencan ya? Jangan lupa mengundangku ke pernikahan kalian

ya.”

“Tidak, tidak. Kau salah. Aku hanya membantu anak ini untuk mencari seseorang.”

Setelah mendengarnya, sensei menatap Hibiya-kun sebentar dan menyeringai, lalu dia mnggunakan ibu

jarinya untuk menunjuk ke kursi belakang.

“Kalau begitu, kau mau aku mengantarmu ke suatu tempat? Aku hebat dalam mengemudi lho.”

“Tidak, tidak, sensei! Anak ini bukanlah orang seperti itu!”

Aku menolaknya dengan keras, tapi sensei jadi terlihat lesu.

“Kenapa sih.....hari ini hari Obon tapi aku tidak mempunyai tempat yang akan dituju....apa kalian tega

membiarkanku sendiri...”

Seakan marah saja tidak cukup, dengan niat jahat sensei mencoba membuat kami merasa bersalah.

Tidak ada yang lebih buruk daripada sosok sensei ketika melancarkan senjata pamungkasnya.

“Uhm, anu.....”

Bersamaan saat aku menghela napas, tanpa diduga Hibiya-kun berbicara pada sensei.

“Oh? Ada apa bocah?”

“Uhm....aku ingat rasanya ada taman di depan perhentian bus, di dekat persimpangan jalan.....kalau

boleh, bisakah anda mengantarku ke sana?”

Awalnya, aku tidak mengerti apa yang Hibiya-kun katakan. Tapi aku teringat kembali latar tempat

kejadian yang Hibiya-kun pernah ceritakan sebanyak tiga kali, lalu aku mengerti apa yang Hibiya-kun

pikirkan.

“Tempat itu memang bagus....! Sensei, bisakah anda menolong kami!?”

Sensei terlihat senang, untuk sesaat ekspresi wajahnya sedikit menegang. Kemudian menunjuk kursi

penumpang di belakang.

Ah, paling dia cuma ingin berpose seperti itu.

“Hum, maksudku. Naiklah, nak.”

Page 131: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Hibiya-kun, kupikir kita lebih baik naik taksi saja.”

"AAAAAHHH!!!!!!! AKU MINTA MAAF!! KUMOHON NAIKLAH DI MOBILKU!!"

Sensei menginjak pedalnya. Di dalam mobil terasa agak sejuk karena AC-nya.

Aku melihat jam, sebentar lagi jam 2 siang.

Tanpa kusadari, aku sudah berbicara dengan Hibiya-kun selama 6 jam. Tapi aku masih tidak

mengetahui kebenaran dibalik kemampuannya.

Tapi, kalau hipotesisku benar berarti kemampuan Hibiya-kun bukanlah melihat ‘orang’ tapi melihat

‘tempat’.

Kalau kita HARUS menemukan tempat dimana Hiyori-chan berada, akan sangat menyusahkan.

Kalau begitu, berarti menggunakan kemampuan Hibiya-kun untuk mencari Hiyori-chan akan sangat

sulit.

Ditambah lagi, fakta bahwa kami tidak mengetahui bagaimana caranya menggunakan kemampuan ini

juga menyebalkan. Tidak ada yang memiliki kemampuan yang sama, tidak ada buku panduan untuk

ini, dan tentu saja tidak ada orang yang bisa mengajarkannya.

Ini adalah situasi dimana hanya orangnya sendirilah yang bisa mengerti cara menggunakan

kemampuannya, seperti halnya mempunyai tangan tapi tidak tahu bagaimana menggunakannya.

Jika dibandingkan dengan kemampuan Hibiya-kun, kemampuanku lebih mudah digunakan kapanpun

aku mau.

Kemampuan untuk mengumpulkan ‘perhatian’ orang-orang, hanya ada dua pilihan untuk

menggunakannya, antara ON atau OFF. Untungnya aku tidak mempunyai kemampuan untuk

memanipulasinya.

Berbeda denganku, Hibiya-kun tidak takut pada kemampuannya. Padahal kemampuannya lebih rumit

dari milikku, dan dia berusaha keras menggunakannya untuk menyelamatkan Hiyori-chan.

Apapun yang terjadi aku harus membantunya.

Aku berharap akan ada sesuatu yang baik terjadi saat kami tiba di taman.......

Tiba-tiba, aku berbalik untuk melihat Hibiya-kun, dan melihat pemandangan yang mengejutkan.

Mata Hibiya-kun menjadi merah dan dia menatap tajam kantong dalam kursi mobil sensei.

Page 132: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Bagaimana bisa...pikirku sambil mengintip apa yang ada di dalam kursi mobil itu. Yah, aku sudah

mengira kalau yang ada di dalam kantong itu adalah majalah yang sampulnya penuh dengan gambar-

gambar mesum.

Aku langsung mengeluarkannya, menggulungnya, dan suara ‘BAK!’ tercipta bersamaan dengan aku

menghantam kepala Hibiya-kun.

“OW! Ugh....UWAHH!!! BUKAN, BUKAN SEPERTI ITU! AKU HANYA TIDAK SENGAJA

MELIHATNYA!”

“Ti~dak~se~nga~ja~!? KAMU MEMANG MENATAPNYA BUKAN!? KENAPA KAMU

MNGGUNAKANNYA UNTUK HAL-HAL TIDAK BAIK SEPERTI INI?!”

Setelah aku berteriak, tiba-tiba aku menyadari sesuatu dan berbalik ke depan. Dari kaca spion aku bisa

melihat sensei sedang menyeringai jahat.

“Heiiiiiii Kisaragi. Laki-laki itu...meski kami mengetahuinya tapi terkadang ada kalanya kami tidak

sengaja melihatnya. Kau tidak akan pernah bisa pacaran dengan seseorang kalau kau terus cemburu

kepadanya hanya karena dia melihat majalah porno tahu?”

Setelah mengumpulkan kembali pikiranku dan menyadari apa yang dikatakan sensei, wajahku meledak

dengan kemarahan.

Dari sudut pandang orang yang tidak tahu kemampuan Hibiya-kun, aku hanyalah seorang gadis yang

cemburu kepada bocah disampingku yang mengintip majalah porno sampai menjadi marah.

“BU-BUKAN! AKU TIDAK BERMAKSUD SEPERTI ITU!”

“Ah~ Aku tahu, aku tahu. Aku juga merasa selalu dimarahi oleh Tuhan karena itu. Aku mengerti

perasaan itu.”

"GAAAHHHH!!!!! CUKUP!!!!!!!!! AKU INGIN KELUAR DARI MOBIL INI!!! BIARKAN AKU

KELUAAAAR!!"

Setelah aku meneriakkan ini, mobilnya berhenti di tepi jalan.

“Eh? Ah, jangan bilang anda benar-benar akan menurunkan kami disini.”

“Hahaha! Sayangnya kita sudah sampai pada tujuan kita. Yah, kuserahkan sisanya kepada kalian

berdua.”

Dari balik jendela, terlihat sebuah taman kecil yang terlihat biasa-biasa saja.

Page 133: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ini adalah tempat dimana insiden yang diceritakan Hibiya-kun terjadi, taman normal yang diluar

dugaanku dan juga bisa ditemui dimana saja.

Disini, seandainya kami bisa menemukan petunjuk bagaimana caranya menemukan Hiyori-chan.......

Hibiya-kun membuka pintu mobilnya dan keluar, aku bergegas mengikutinya.

Kami berbalik menghadap mobil, dan sensei membuka jendela mobilnya sambil menyalakan rokoknya.

Dia pasti menahannya sebelum kami keluar dari mobil.

“Akhirnya aku bisa istirahat. Aku tidak terlalu mengerti apa yang terjadi, tapi kuharap kalian berhasil

mencari orang itu. Yah, jika aku masih bertemu dengan Kisaragi saat pelajaran tambahan.”

“Guehhh......begitu ya. Mohon bantuannya.....”

“Te-terima kasih. Uhm....ah, maaf. Aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Hibiya-kun.”

Mungkin karena bagi sensei Hibiya-kun yang tiba-tiba memperkenalkan dirinya saat kami hampir ingin

berpisah itu lucu, sensei tertawa dan menjawab.

“Oh, aku Tateyama. Kita akan bertemu kembali. Selamat tinggal.”

Sensei menutup jendela mobilnya, melambaikan tangan, lalu mengemudikan mobilnya meninggalkan

kami.

“Haa. Padahal aku tidak ingin memikirkan pelajaran tambahan saat liburan, tapi gara-gara dia aku jadi

ingat lagi....Eh, ada apa Hibiya-kun?

“Huh? Tidak ada....hanya saja aku merasa pernah mendengar nama itu sebelumnya......”

“Hmm~ Karena itu nama yang langka, mungkin saja ada kenalanmu yang bernama seperti itu.”

“Se-sepertinya.....”

Hibiya-kun memperlihatkan senyuman pahit lalu berbalik untuk menatap taman seperti ingin

mengubah suasana hatinya.

"Jadi, Hibiya-kun. Apakah kamu melihat sesuatu?"

“Se-sebentar, harusnya aku bisa melihatnya......akan kucoba.”

Hibiya-kun menatap taman lalu mulai memfokuskan dirinya untuk mengaktifkan kemampuannya.

Page 134: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Gara-gara mendengar cerita Hibiya-kun, melihat taman yang kosong tanpa anak-anak satu pun meski

hari ini hari libur menimbulkan kesan bahwa semua anak-anak yang datang kesini telah ditelan. Pikiran

itu sukses membuatku merinding.

Hibiya-kun mencoba mengaktifkan kemampuannya terus menerus sampai matahari tenggelam, tapi dia

masih tetap tidak bisa menemukan Hiyori sama sekali.

Bulan mulai menampakkan sosoknya di tengah langit malam—memberikan cahaya redup yang cukup

jelas untuk terlihat dari balik dedaunan.

Kami duduk di kursi taman berjam-jam.

Jelas sekali bahwa Hibiya-kun sangatlah kelelahan setelah mencoba fokus tanpa henti selama berjam-

jam.

Pada akhirnya, bukan hanya kami tidak bisa menemukan kebenaran dibalik kemampuan ini, kami juga

telah menghabiskan tenaga untuk mengaktifkan kemampuannya, sudah jelas ini adalah situasi yang

buruk.

"Hei, hei……. Hibiya-kun, sudah telat nih. Gimana kalau kita coba lagi besok saja?"

“Aah, Oba-san bisa pulang duluan.....aku akan melakukan ini sendirian.....”

“Itu tidak boleh! Hibiya-kun, kamu sudah lelah bukan? Kupikir kamu harus istirahat.......”

Bersamaan dengan aku berbicara, aku menyadari Hibiya-kun menatapku dengan tajam.

Ini sama seperti kemarin, tatapan dingin yang penuh dengan kebencian.

"Eek…."

Kalah dengan tekad Hibiya-kun yang kuat, aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Benar juga, setiap menit—bahkan detik, nyawa Hiyori bisa terancam. Tidak mungkin Hibiya-kun akan

mengatakan “Istirahat yuk.”.

Hibiya-kun kembali menundukkan kepalanya dan mulai mencoba fokus dengan menatap lantai.

Aku yang tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa melihatnya berusaha. Namun aku melihat tetesan-

tetesan air yang membuat titik gelap di tanah dekat kaki Hibiya-kun.

Aku tahu apa itu, mengetahuinya membuat dadaku sesak.

“Apa-apaan sih.....! Kemampuan ini benar-benar tidak berguna.....!?”

Page 135: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Melihat Hibiya-kun yang menangis, aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Aku lah yang tidak berguna. Mengatakan omong kosong tentang bagaimana aku akan terus

menolongnya, tapi pada akhirnya......

Saat itu, mataku mulai tergenang oleh air mata.

Air mata ini tidak bisa lagi kubendung, lalu perlahan menetes menuruni pipiku.

Tiba-tiba Hibiya-kun berdiri dan berjalan menuju pintu keluar taman.

“Ke-kemana kamu pergi?!

Biarpun aku memanggilnya dengan suara yang serak, yang menunjukkan kalau aku juga menangis,

Hibiya-kun tidak peduli dan terus berjalan.

Akhirnya aku juga berdiri dan memegang tangannya. Barulah kusadari tangan mungilnya gemetaran.

“Tidak akan ada yang selesai kalau aku bergantung pada kemampuan itu.. Lebih baik aku langsung saja

mencarinya.”

“Itu juga tidak akan membuahkan hasil! Bagaimana kalau kita mencarinya besok saja, kita juga

meminta yang lain untuk ikut mencarinya, oke?”

Hibiya-kun menepis tanganku dengan kasar.

“Makanya.....bukannya sudah kubilang aku tidak bisa mempercayai mereka?! Bahkan sekarang lebih

sulit lagi untuk mempercayai kemampuan ini.....”

Hibiya-kun berjalan maju, kemudian berhenti.

Lalu dia berjalan beberapa langkah dan mengambil sesuatu di tanah.

Itu adalah tas kertas yang sama dengan yang di dalam kantong rompi Hibiya-kun.

“Hiyori membeli ini.....”

Hibiya-kun bergumam lalu berlutut.

"Hibiya-kun?!"

Aku berlari menuju Hibiya-kun dan menyadari kalau wajahnya putih pucat.

“Semangat oke? Kita akan berjuang bersama....oke?”

Page 136: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Mungkin lebih baik kalau aku menghentikan ini semua......aku bahkan tidak tahu apakah Hiyori masih

hidup atau.....”

“.......Jangan seperti itu!!!”

Itu adalah kalimat yang tidak boleh dia katakan.

Kalau tidak ada orang yang percaya seseorang masih hidup, kalau dia tidak mencari orang tersebut,

mungkin orang itu akan benar-benar menghilang. Itulah hal yang kupercaya sejak aku kecil.

“Kamu tidak boleh....mengatakan hal seperti itu. Jangan menyerah! Karena.....aku mempercayaimu!”

“Ka-kalau begitu, apa yang harus kulakukan?! Hiyori tidak ada disini lagi....itu berarti bahkan aku tidak

bisa ‘melihat’nya....”

Memang benar. Kemampuan itu tidak ada gunanya kalau kami harus melihat ‘seseorang’, kemampuan

itu hanya bisa melihat tempat, tapi tidak ada artinya kalau Hiyori tidak ada.

Kalau begini apa yang harus kami lakukan.

"…… bukan"

Pada waktu itu, perlahan kepalaku memunculkan teori yang aneh.

Kenapa aku tidak menyadari ini lebih awal? Ini lebih mudah daripada apa yang kami pikirkan selama

ini.

"…….Hei, Hibiya-kun. Majalah porno yang kamu lihat di mobil Sensei.....apakah kau ‘melihat’

sesuatu yang lain?"

Hibiya-kun terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaanku, lalu menjawabnya dengan jujur.

“Waktu itu.....bukannya sudah kubilang aku tidak menggunakan kemampuanku untuk itu?!

Aku......tidak sengaja melihatnya.”

Semua hipotesis yang ada di dalam kepalaku begabung, dan tiba-tiba berubah menjadi ‘kebenaran’.

Memang, Hibiya-kun menggunakan kemampuannya pada waktu itu.

Itu adalah saat dimana Hibiya-kun tidak bisa melihat apa-apa biarpun dia menggunakan

kemampuannya.

“Mungkin......ini akan berhasil!”

"HAH!? Apanya yang berhasil?"

Page 137: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Yah, saat kau melihat ‘seseorang’, kau bisa melihat ‘tempat’ yang berhubungan dengan orang itu kan?

Tapi saat kau melihat ‘majalah’ itu, kau tidak bisa melihat ‘apa-apa’.”

Hibiya-kun memiringkan kepalanya seperti tidak mengerti apa yang ingin kusampaikan.

“Jadi, saat kamu mencoba mengaktifkan kemampuanmu, tidak ada yang terjadi. Namun, saat kamu

melihat ‘majalah’ matamu sangatlah merah. Aku yakin kemampuanmu aktif secara otomatis.”

“Tapi aku tidak melihat apa-apa.....”

“Bukan. Sebenarnya kamu ‘melihat’nya tapi karena sesuatu kamu tidak melihatnya. Hei, bagaimana

kalau kita pikirkan seperti ini. Saat kamu melihat ‘seseorang’ kamu melihat ‘tempat’ sedangkan saat

kamu melihat ‘sesuatu’ kamu melihat.........”

"………. ‘pemilik’nya?"

Ya, kemampuan Hibiya-kun adalah melihat ‘sesuatu’ untuk melihat ‘pemilik’nya, jadi pada saat itu,

apa yang Hibiya-kun ‘lihat’ adalah Sensei yang mengemudi. Dan karena orangnya tepat berada di

depannya, dia berpikir kalau dia ‘tidak bisa melihat apa-apa’.

“Ini cuma hipotesis. Tapi kalau ini benar, itu berarti....”

Hibiya-kun mengerti apa yang kumaksud, dan mengambil tas kertas Hiyori yang dia jatuhkan.

“.....Ayo kita coba.”

Hibiya-kun membuka tas kertasnya dan mengeluarkan isinya, sebuah ikat rambut.

“Apa-apaan sih, apakah orang itu lebih berharga daripada aku?”

Dan Hibiya-kun mulai memfokuskan dirinya.

Kalau hipotesisku benar, berarti dia bisa melihat Hiyori.

Namun, Hibiya-kun menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengaktifkan kemampuannya.

“Oba-san.....aku tidak bisa fokus.....”

Siratan mata Hibiya-kun hampa—seakan dia bisa tumbang kapan saja.

Tentu saja. Itu karena sejak kemarin dia sudah tertekan.

Kami memang harus mencobanya kembali besok......

.......atau tidak.

Page 138: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Hibiya-kun pasti akan meolak kalau aku mengatakan, “Pulang yuk.”

Paling tidak kemampuanku tidak menimbulkan masalah apapun hari ini.

......kalau dipikir-pikir, rasanya aku melupakan sesuatu. Apa ya.....

Sesuatu tentang kemampuanku....

"AAAAAHHHH!!!!!!”

"UWAH! Ada apa Oba-san…"

“Aku-aku keluar sendirian?!?!?!”

“Eh? Tidak, kau keluar bersamaku......”

“Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!! Aku bisa mengontrol kemampuanku sekarang??!?!?!”

“A...pa.....?”

Hibiya-kun menatapku dengan tajam, namun semua itu terkalahkan oleh perasaan bahagia akan

peningkatan yang kulakukan.

Aku selalu menginginkan kehidupan normal dan sekarang aku bisa mendapatkannya.

Kalau aku tidak bahagia karena ini, kapan lagi aku bisa bahagia?

Dan ada satu lagi.

Akhirnya aku mengerti bagaimana caranya aku menggunakan ‘kemampuan’ku.

“Tidak~ hahaha. Maaf ya, aku hanya menemukan sesuatu. Aku bisa menolongmu.”

“Kamu bisa membantuku...?”

“Yup, bisakah kamu meminjamkan ikat rambut itu sebentar?”

Dia ragu, berdiri, dan berjalan menuju diriku.

“Apa yang ingin kau lakukan?”

“Baiklah, lihat saja oke?”

Aku mengambil ikat rambutnya dengan tangan kananku dan menutup mataku, memokuskan diriku.

Ikat rambut adalah titik untuk menarik perhatian.

Page 139: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Ya, sama seperti bagaimana aku melakukannya di departemen store. Untuk Hibiya-kun, keluarkan

seluruh kemampuan!!!!

Kubuka mataku dan melihat seluruh lampu di taman menyala.

“Kereeeen, kau menarik cahaya-cahaya pada dirimu......sama seperti idola!”

"Yup. Mau kunyanyikan sebuah lagu? Semoga kamu menikmatinya."

Mata Hibiya-kun berubah menjadi merah saat dia berteriak, “OKE!!!”

Kalau dia melihatku seperti ini, dia akan berhenti memanggilku ‘Oba-san’.

Bersamaan dengan munculnya pikiran itu, aku menatap ke langit—melihat bulan diatas sana. Dan aku,

sebagai idola baru diatas panggung, merasa sedikit malu.

Page 140: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kagerou Daze IV

"Hei, kamu. Ho~i. Kamu.”

"Aku bisa mendengarmu… ada apa?"

"Begitu ya. Sudah kuduga, kamu cocok dengan anak itu.”

"Sepertinya begitu… tapi menyebalkan."

"Aku tahu bagaiman perasaanmu. Tapi aku sudah mengatakan ini kepadamu, iya kan?"

"Eh?"

"Dengan ‘Mata’mu, kamu bisa melihat semuanya melalui ‘Mata’ orang lain. Jadi tidak apa-apa."

"Oh, benar juga. Aku hampir lupa."

"Bukankah karena itu aku mengatakannya kepadamu? Agar kamu tidak lupa."

"Itu sih, aku ingat."

"Baiklah. Kalau begitu, itu saja. Tidak ada lagi yang perlu kukatakan.”

"… Oke. Tidak apakah kalau aku menanyakan sesuatu?"

"… Yup. Tidak apa-apa."

"Membicarakan tentang pemilik ‘Mata’ yang lain, akan lebih bagus jika kamu mengatakan kepadaku

cara untuk menemukan mereka…"

"Ah, kalau soal itu kurasa akan mudah. Cukup mudah karena mereka memiliki warna merah terang."

"Merah terang, ya… Sama denganku juga, iya kan?"

"Tentu saja, karena itu adalah warna seorang pahlawan. Keren kan?"

Page 141: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

"Jadi aku harus terbiasa dengan ini…"

"Tidak apa-apa. Kamu mempercayaiku kan?"

"Ya. Ah, sudah waktunya, ya."

"Yup. Hati-hati. Tidak baik kalau kamu melupakan ‘dia’ kan?"

“Mengerti, aku akan kembali sesegera mungkin. Ah, maaf, satu hal lagi."

"Oke. Apa itu?"

"Selendang merahmu itu, dari siapa kamu mengasumsikan ‘warna pahlawan’ itu?"

"Hm, dari mana ya~ Ah, benar juga, tanya saja pada seseorang yang berada diluar sana. Mungkin

mereka bisa menjawabnya."

"Begitu ya. Yah, sepertinya kita harus berpisah untuk sekarang."

"Ya. Sampai nanti… kira-kira bagaimana ya semua ini akan berubah?”

"Aku akan melakukannya. Pasti."

"Ya. Kalau begitu, sampai jumpa."

Page 142: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

Kaien Panzermast

Seraya memohon kepada bulan yang memancarkan cahayanya di malam itu, aku terus berjalan ke

markas selangkah demi selangkah.

“Ini memalukan, oba-maksudku, Momo.”

“Yah, mau bagaimana lagi? Kan Hibiya-kun tiba-tiba jatuh. Itu hanyalah kesalahan kecil, oke?”

“Tidak, itu karena tiba-tiba....!”

“Jangan mengeluhkan sesuatu yang kecil! Bahkan aku juga tidak sengaja melukai kakiku. Sudahlah,

kita masih jauh.”

Jarak dari taman sampai ke markas masih jauh. Karena berjalan sambil menggendong Hibiya-kun,

kalau aku duduk sekarang untuk istirahat pasti kakiku jadi sulit digerakkan nantinya.

“Apa menurutmu semuanya akan mempercayai ceritaku? Kira-kira apakah mereka benar-benar akan

membantuku...”

“Kamu masih meragukannya? Percayalah pada kami! Kita semua adalah teman, iya kan?”

“Se-sejak kapan kita berteman?!”

“Hm~? Sejak hari ini!”

Hibiya-kun menjadi bingung saat mendengarnya. Memang masuk akal sih. Kemarin dia melontarkan

kata-kata yang kasar pada Konoha-san. Ditambah lagi, dia juga kabur dari markas yang tentunya tanpa

izin sehingga membuat Kido-san khawatir.

“Ah~....Tidak apa-apa kok.”

“Barusan, kata-katamu terdengar sedikit meragukan.”

“Cuma bercanda! Ah~ tapi mungkin ada benarnya.”

“Eh?! Aku benar?!”

Seraya menikmati ekspresi lucu yang diperlihatkan Hibiya-kun, akhirnya markas mulai terlihat.

“Oh. Lihat, lihat! Sekarang markasnya sudah kelihatan!”

“Be-benar.....”

Page 143: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“Ah, benar juga. Sebelum memperkenalkan dirimu pada yang lain, kemampuanmu—kita belum

memberikannya nama, kan?”

“Eh? Apa maksudmu?”

Tentu saja tidak ada peraturan yang mengharuskan pemberian nama atas kemampuan mata ini, tapi

karena mereka semua juga melakukannya... entah kenapa, sepertinya menyenangkan bagiku.

“Karena kemampuan Hibiya-kun adalah melihat sesuatu dari kejauhan....hmmm....”

“...Bagaimana kalau ‘Mata Pemusatan’?”

“Eh?”

“Maksudku, kalau tidak ada yang kemampuannya dinamai ‘Mata Pemusatan’ kira-kira cocok denganku

tidak ya... karena aku mulai merasa kekuatan ini sedikit hebat.”

“....Padahal aku baru saja ingin memberi nama. Apapun selain yang kamu sebut barusan.”

“Kalau begitu apa?”

Tanpa terasa, kami sudah sampai di depan pintu. Apa saja yang kami lakukan hari ini—akhirnya bisa

kami diskusikan dengan semuanya.

Dengan itu, Hibiya-kun berdiri di depan pintu dan membukanya dengan paksa.

“Kami pulaaaaang! Momo dan Hibiya-kun telah kemba....li....?”

Tepat dihadapanku, tersaji pemandangan ruang tamu yang bagaikan kapal sehabis dihantam ombak—

meski aku sudah mengantisipasi kemungkinan ini sebelumnya.

‘Kacau’ adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Di sofa, onii-chan yang berpakaian seperti seorang pendaki gunung dengan wajah lelah berkata,

“Ah....selamat datang....” dengan suara yang pelan pula. Sementara itu Konoha-san yang bertelanjang

dada menatap kearahku dengan ekspresi bingung. Mary-chan sedang menjahit baju Konoha-san yang

berlubang besar, sedangkan Kido-san sedang sibuk membaca semacam koleksi catatan yang sudah tua.

Kemudian dengan sebuah ‘hah’ darinya, Kido-san sadar kalau aku sudah tiba dan berdiri setelah

menutup bukunya. Setelah itu dia berjalan sampai dia berada dihadapanku.

“Oh, apa kau tidak apa-apa sendirian saja, Kisaragi? Butuh bantuan? Oh, Hibiya bersamamu ya. Kalian

datang disaat yang tepat.”

Page 144: Kagerou Days Vol 3 - The Children Reason Bahasa Indonesia

“I-itu...Danchou-san? A-apa yang sebenarnya terjadi disini?”

Dengan raut wajah serius—tanpa adanya jejak kejahilan yang kadang dilakukannya, Kido-san

mendeklarasikan sebuah pernyataan pada kami semua yang sedang berada di ruangan itu.

“Karena sekarang Kisaragi sudah datang, mulai hari ini kita akan merencanakan ‘Strategi Penangkapan

Kagerou Daze’. Dengan begini, kita tidak akan ceroboh dalam melakukan persiapan!”

“… Eh?”

“H-hei… Momo. Apa…?”

Mengesampingkan fakta bahwa otakku masih dalam proses mencerna semua informasi itu, aku sadar

bahwa ‘Strategi Penangkapan Kagerou Daze’ adalah misi terakhir Mekakushi-Dan.

Atau mungkin lebih tepat kalau ini akan menjadi saat-saat terakhir dimana aku bisa menghabiskan

waktu bersama Mekakushi-Dan. Tentu saja saat itu aku masih belum mengetahuinya.

Kagerou days vol3 – The Chilren Reason ~End~

Continue to Kagerou Days vol4 – The Missing Children