kadar air
-
Upload
irshan-kahfi -
Category
Documents
-
view
88 -
download
2
description
Transcript of kadar air
MAKALAH BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH
PENENTUAN KADAR AIR TANAH
Oleh :
M. Irshan Kahfi
05021281320011
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini
harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan
berbeda. Tumbuhan air memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan
lainnya.
Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan
untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama
terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci
(650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Tanah yang terletak di daerah peralihan
atmosfer-litosfer memainkan peran penting dalam menentukan jumlah presipitasi
yang mengaliri lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta
digunakan di masa depan.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai
istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering yang merupakan kisaran yang tidak
pasti tentang kadar air. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk dalam
tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tanah tidak hanya berperan sebagai
media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur tata air.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula
menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.
Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada
tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam
terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi
pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga
dapat mengakibatkan tanaman
mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman.
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang
menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah
hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum penentuan kadar air ini adalah untuk menentukan nilai
kadar air pada tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kadar Air
Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa
tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C sampai diperoleh berat tanah kering
yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah
nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang
ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi (Pairunan, dkk. 1997).
Adapula disebut kadar air pada kapasitas lapang yaitu apabila permukaan
lapisan air berkisar 1/3 atm, dimana air memasuki tanah dan tebal lapisan air tanah
menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya begitu
besar sehingga menghentikan gerakan air kebawah. Air dalam ruang pori makro
tidak ada lagi, tetapi masih terdapat dalam pori mikro (Foth, 1998).
Titik Layu Permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman
mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan air pada
titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman
adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar (Hakim,
1986).
Kadar air tanah Alfisol merupakan perubahan regim kelembaban manusia
atau bahkan frekuensi yang tidak begitu sering akan mendorong periode jenuh yang
silih berganti mendekati desikasi sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang dapat
larut dalam air bergerak ke daerah jenuh dan mengendap di bagian yang kering yang
tergantung pada tekstur solumnya. Air merupakan unsur utama dalam proses kimia
dalam hubungannya dengan jumlah produk pelapukan fenomena translokasi. Peranan
air dan suhu dalam hidrasi atau dehidrasi karbonasi dan hidrolisis cukup sulit untuk
dimengerti sebagai hasil disolusi mineral, keragaman produk ion tidak hanya
menggambarkan komposisi spesies yang terlarut (Hanafiah, 2005)
Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volume, yaitu persentase
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran mengenai ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah
tertentu (Hardjowigeno, 1992).
Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan ke dalam:
Gravimetrik
Tegangan dan hisapan
Hambatan listrik (blok tahanan)
Pembauran neutron ( neutron scattering)
Cara gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Dengan cara ini
sejumlah tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu tertentu untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang
terdapat dalam tanah basah (Hanafiah, 2005).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang dibutuhkan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air terdapat di
dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau
karena keadaan drainase yang kurang baik (Hardjowigeno, 2003).
Kadar air merupakan komponen utama tanaman yang merupakan 70% - 90%
dari berat segar. Kebanyakan spesies tanaman tak berkayu, sebagian besar air
terkandung dalam isi sel (85% - 90%) yang merupakan media yang baik untuk
banyak reaksi biokimia. Tetapi air mempunyai peranan lain dalam fisiologi tanaman
dan keadaannya unik yang cocok dengan sifat kimia dan fisikanya yang diperankan
(Foth, 1995). Cara biasa menyatakan jumlah air yang terdapat dalam tanah adalah
dalam persen tanah kering, bobot tanah lembab tak dipakai karena bergejolak
dengankadar airnya.
Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tanah
tertentu (Nurhayati, 1986).
BAB III
METODELOGI
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu pukul 14.30 sampai dengan 16.00
di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kadar air ini adalah sebagai berikut :
1. Cawan,2. Neraca analitik, 3. Sendok, 4. Nampan,
5. Penjepit cawan, 6. Oven, 7. Desikator 8. Sampel tanah
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum kadar air ini adalah sebagai berikut :
1. Beri label dibagian bawah cawan pada masing-masing cawan. (S1 sampai S3)
2. Masukkan cawan kosong ke dalam oven selama 1 jam pada suhu oven 103 ± 2 oC.
3. Setelah dioven selama 1 jam cawan tersebut didinginkan dalam desikator yang
telah diisi dengan biji desikator selama 15 menit, memindahkan cawan kedalam
desikator harus dengan menggunakan penjepit cawan, ini bertujuan untuk
menjaga cawan agar tetap bersih, dan tidak terkontaminasi.
4. Timbang cawan dengan timbangan analitik. Catat berat cawan. Pastikan
timbangan digital dikalibrasi pada angka 0 g.
5. Timbang sample tanah terganggu kurang lebih 3 Timbang cawan dan sampel
dengan menggunakan neraca analitik.
6. Masukkan masing-masing cawan yang berisi sampel tanah kedalam oven pada
suhu 103 ± 2 oC 24 jam.
7. Setelah 24 jam keluarkan cawan dari oven dengan menggunakan penjepit
masukkan kedalam desikator selama 15 menit.
8. Timbang lagi masing-masing cawan.
9. Masukkan ke oven lagi sebanyak 3x atau sampai mencapai berat konstan, catat
hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama
sample
Berat
cawan
(gr)
Berat
tanah
basah (gr)
Berat
tanah
kering 1
Berat
tanah
kering 2
Berat
tanah
kering 3
BTK
rata-
rata
S1 5,38 3,00 6,627 6,6245 6,62 6,6238
S2 4,30 3,00 6,385 6,3730 6,37 6,376
S3 5,45 3,00 6,515 6,51 6,50 6,508
Perhitungan :
KA ( basis basah) = Ww−W D
W w−W s x 100%
KA S1 ( basis basah) = Ww−W D
W w−W s x 100%
= 8,38– 6,62388,38– 5,38 x 100%
= 58,54 %
KA S2 ( basis basah) = Ww−W D
W w−W s x 100%
= 7,30−6,3767,30– 4,30 x 100%
= 30,8 %
KA S3 ( basis basah) = Ww−W D
W w−W s x 100%
= 8,45– 6,5088,45– 5,45 x 100%
= 64,7 %
B. Pembahasan
Dari hasil di atas bsia kita lihat bahwa selama proses pengovenan yang
dilakukan selama tiga hari menunjukkan bahwa sampel tanah yang di oven
mengalami penyusutan kadar air, hal ini bisa dilihat dari tabel di atas bahwa berat
tanah kering dari hari pertama sampai hari ketiga mengalami penurunan. Lalu kita
juga bisa melihat bahwa S1 memiliki nilai berat tanah kering rata-rata paling tinggi
daripada S2 dan S3, ini menunjukkan bahwa sampel 1 atau (S1) memiliki kadar air
paling tinggi daripada sampel 2 (S2) dan sampel 3 (S3).
Namun, apabila dilihat dari hasil perhitungan maka sampel 3 atau S3 lah yang
memiliki nilai kadar air tertinggi, hal ini sebenarnya merupakan suatu kesalahan
akibat ketika menimbang berat sampel tanah dan berat cawan kelompok kami
menggunakan neraca analitik yang tidak dilengkapi dengan kaca penutup sehingga
berat sampel tanah dan berat cawan tidak akurat karena telah bercampur dengan
udara sehingga menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari praktikum kadar air ini adalah sebagai
berikut :
1. Kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butir tanah.
2. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah.
3. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi,
seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang
ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi.
4. Penggunaan neraca analitik yang tidak dilengkapi kaca penutup akan
menimbulkan kesalahan dalam penghitungan berat sampel tanah.
5. Sebelum melakukan penimbangan lakukan dahulu pengkalibrasian agar hasil
timbangan tidak error karena terjadi kesalahan dalam proses penimbangan.
B. Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah hendaknya alat-alat yang neraca
analitik yang digunakan memiliki kaca penutup agar hasil penimbangan tidak error
karena terkontaminasi dengan udara sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Oftian, Sakti. 2013. Laporan Praktikum Kadar Air. ( pada http://saktioftian.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-kadar-air-sakti.html di akses pada tanggal 28 oktober 2014 )
Rahmadi. 2012. Laporan Kadar Air Tanah. ( pada http://madi-cmos.blogspot.com/2012/03/kadar-air-tanah.html di akses pada tanggal 28 oktober 2014 )
Soviani, Sonnia. 2012. Laporan Kadar Air Tanah. ( pada http://soviasonia.blogspot.com/2012/12/laporan-kadar-air-tanah.html di akses pada tanggal 28 oktober 2014 )
Tanggahma, Hariyati. 2013. Laporan Lengkap Kadar Air Tanah. ( pada http://hariyatitanggahma.blogspot.com/2013/02/laporan-lengkap-kadar-air-tanah.html di akses pada tanggal 28 oktober 2014 )
Lampiran Gambar
Suhu yang digunakan untuk mengoven
Proses pengovenan
Pengovenan Cawan
Proses penimbangan