K3 Laporan

download K3 Laporan

of 8

Transcript of K3 Laporan

BAB I ARTIKEL

Kecelakaan Kerja di Tambang Batubara China, 15 Tewas

LEIYANG,

suaramerdeka.com

-

Kecelakaan

kerja

pada

sektor

pertambangan di Negeri Tirai Bambu kembali terjadi dan menelan korban jiwa. Lima belas pekerja tambang tewas dan tiga lainnya terluka setelah sebuah wagon trem (kereta tambang) tergelincir dari relnya di sebuah tambang batubara di China tengah, lapor pihak berwenang Kamis (16/2). Insiden itu terjadi di sebuah pertambangan di dekat kota Leiyang provinsi Hunan, China, Kamis (16/2) dini hari, lapor pusat keselamatan kerja China pada AFP. Pejabat lokal mengatakan upaya penyelamatan masih berlangsung. Kecelakaan memang sering terjadi di sektor penambangan batubara di China. Diduga, para mandor tambang sering kali lalai akan keselamatan kerja pegawai demi mengejar keuntungan cepat. Pada tahun 2010 saja, sebanyak 2.433 pekerja tewas dalam kecelakaan tambang batubara; angka ini sama dengan kematian enam pekerja per hari. Di lain pihak, pertumbuhan ekonomi China yang pesat telah menyebabkan tingginya permintaan energi, termasuk batubara, untuk gelombang. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/16/109711/ Kecelakaan-Kerja-di-Tambang-Batubara-China-15-Tewas-

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Bidang Pertambangan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam

pembangunan nasional. Pertambangan memberikan peran yang sangat signifikan dalam perekonomian nasional, baik dalam sektor fiscal, moneter, maupun sektor riil. Peran pertambangan terlihat jelas dimana pertambangan menjadi salah satu sumber penerimaan negara; berkontribusi dalam pembangaunan daerah, baik dalam bentuk dana bagi hasil maupun program community development atau coorporate social responsibility; memberikan nilai surplus dalam neraca perdagangan; meningkatkan investasi;

memberikan efek berantai yang positif terhadap ketenagakerjaan; menjadi salah satu faktor dominan dalam menentukan Indeks Harga Saham Gabungan; dan menjadi salah satu sumber energy dan bahan baku domestik. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia

2

ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satusatunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,

mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja. Adapun Faktor Resiko yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai berikut : a. Ledakan Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal. b. Longsor Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang. c. Kebakaran Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran.

3

Manajemen resiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standart Operational Procedure (SOP). Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai berikut : 1. Menimalkan kerugian yang lebih besar 2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan 3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan

2.2

Tanggung Jawab Keselamatan & Kesehatan Kerja Di Bidang Pertambangan Tanggung jawab keselamatan & kesehatan kerja itu terletak pada perusahaan dan departemen keselamatan dan kesehatan kerja saja. Akan tetapi di era safety modern ini pemikiran seperti itu sudah tidak berlaku lagi. Untuk menyediakan dan mempertahankan tempat kerja yang aman dan sehat, perusahaan, karyawan, kontraktor, pengawas atau krew harus mengikuti tingkat tanggung jawab keselamatan & kesehatan kerja mereka masing-masing. Karaywan memiliki tanggung jawab keselamatan & kesehatan kerja terhadap sendiri dan juga rekan kerjanya. Oleh karena itu mereka harus: a. Mengerti dan mengikut program keselamatan dan prosedur kerja yang sudah di sediakan. b. Menggunakan seragam yang tepat dan gunakan semua persyaratan pelindung diri yang telah diberikan tidak mengabil resiko yang tidak perlu dan tidak membahayakan rekan kerja lainnya dengan melakukan tidakan main-main atau bercanda. c. Tidak menggunakan peralatan yang tidak aman atau perkakas yang rusak; perkakas dan alat yang tidak aman digunakan harus segera disingkirkan atau diperbaiki.

4

d.

Dilarang masuk ke lokasi kerja jika masih berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol.

e.

Menolak melakukan aktifitas kerja yang dapat membahayakan diri mereka atau karyawan lainnya.

f. g.

Tetap menjaga kondisi kebersihan dengan baik. Segera melaporkan semua cidera kepada petugas p3k, pengawas atau perusahaan. Pengawas memiliki tanggung jawab keselamatan & kesehatan kerja

dengan wajib memastikan bahwa: a. Semua karyawan mengetahui danmengikuti program keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. b. Melakukan pelatihan tentang program sistem informasi material berbahaya di lingkungan kerja, prosedur kerja aman dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan. Mengevaluasi pkerjaan dan menghilangkan bahaya. jika bahaya tidak dapat terkontrol, perusahaan harus membuat prosedur kerja aman yang khusus untuk menghindari resiko cidera atau sakit karyawan. c. Menggunakan pakaian yang tepat danalat pelindung diri yang disyaratkan. d. Menyediakan dan menggunakan perkakas, peralatan dan material yang tepat. e. Membuat dan mensosialisasikan prosedur tanggap darurat kepada semua karyawan. Perusahaan memiliki tanggung jawab keselamatan & kesehatan kerja untuk: a. Membuat, mengimplementasikan dan menjaga program keselamtan yang dibuat guna mencegah cidera dan sakit di lokasi kerja. b. Meninjau kembali bahaya tempat kerja dan mengambil tindakan yang diperlukan guna melindung para pekerja. c. Memastikan prgram keselamatan yang efekti tersedia termasuk mengedukasi dan melatih para pekerja.

5

d.

Rencana kerja harus dibuat, memastikan bahwa semua perkakas yang tepat, peralatan dan material tersedia ketika dibutuhkan.

e.

Memastikan bahwa pengawas melatih para pekerja melakukan pekerjaan mereka dengan aman dan sesuai prosedur kerja K3.

f. g.

Menyediakan layanan dan peralantan pertolongan pertama. Memastikan bahwa regulasi keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi dan dilakukan secara konsisten.

2.3

Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Di Bidang Pertambangan Pada dasarnya penyebab terjadinya suatu kecelakaan tambang memiliki beberapa faktor yaitu: 1. Faktor langsung, Dalam faktor langsung ada dua hal penyebab terjadinya faktor langsung ini yaitu : a. Tindakan tidak aman Kemudian yang tergolong tindakan tidak aman yaitu : Bekerja tanpa memperhatikan tanda-tanda. Bekerja dengan kecepatan berbahaya. Tidak memfungsikan alat pengaman (safety) yang dipakai. Menggunakan alat yang tidak aman. Penempatan barang tidak aman. Posisi kerja berbahaya. Mengganggu orang lain yang sedang bekerja. Tidak memakai alat proteksi. b. Keadaan tidak aman Selanjutnya yang tergolong kondisi tidak aman yaitu : Mesin tanpa pengaman Alat pengaman kurang sempurna Mesin rusak atau haus Desain mesin kurang baik Tata letak mesin tidak aman Pencahayaan tidak sempurna

6

Ventilasi tidak baik Alat protwksi diri tidak berfungsi dengan baik 2. Faktor penunjang, dalam kecelakaan kerja yaitu meliputi : a. Pengawas Dalam hal pengawas bentuk kejadiannya yaitu : Tidak hadir Tidak melakukan tugas dengan berbagai alas an b. Pekerja Kemudian dalam hal fisik pekerja bentuk kejadiannya yaitu : Sakit Lelah c. Mental pekerja Dan terakhir mental pekerja bentuk kejadiannya yaitu : Mengantuk Mabuk Marah, sedih, takut Tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja dengan berbagai alasan

7

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/16/109711/Kecel akaan-Kerja-di-Tambang-Batubara-China-15-Tewas- Diakses pada 15 April 2012, pukul 06.00 WIB http://www.artikelk3.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3pertambangan.html Diakses pada 15 April 2012, pukul 06.12 WIB http://www.artikelk3.com/tanggung-jawab-keselamatan-kesehatan-kerja.html Diakses pada 15 April 2012, pukul 06.15 WIB http://bahangaliantambang.blogspot.com/2011/12/faktor-faktorkecelakaan-kerjatambang.html Diakses pada 15 April 2012, pukul 06.31 WIB

8