K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

download K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

of 29

Transcript of K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    1/29

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJAKOMISI I DPR RI

    DALAM RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2004 2005KE PROVINSI SULAWESI UTARA

    TANGGAL 18 S/D 23 JULI 2005

    I. PENDAHULUAN

    A. UMUM

    DPR RI sebagai salah satu Lembaga Negara, telah mengalami banyakperubahan dan peningkatan peran dalam mengatasi berbagai permasalahanbangsa melalui fungsi dan kewenangan yang dimilikinya, antara lain fungsilegislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Ketiga fungsi tersebutdilaksanakan oleh DPR RI melalui Alat Kelengkapan DPR RI, antara lain Komisi-Komisi yang setiap tahun persidangan melakukan rapat kerja denganPemerintah sebagai mitra kerjanya. Disamping itu dalam setiap reses masapersidangan, DPR RI juga melaksanakan kegiatan kunjungan ke daerah-daerahyang pelaksanaannya dilakukan oleh Komisi-Komisi dan Alat Kelengkapan DPR

    RI lainnya. Hal ini sesuai dengan Pasal 38 ayat 4 huruf (e) Tata Tertib DPR RIyang menyatakan bahwa mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atauapabila dipandang perlu, dalam masa sidang dengan persetujuan Pimpinan DPRRI yang hasilnya dilaporkan kepada Rapat Paripurna untuk ditentukan tindaklanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pada reses masa Persidangan IVTahun Sidang 2004 2005, Komisi I DPR RI telah membentuk 2 (dua) TimKunjungan Kerja, yaitu Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Barat danProvinsi Sulawesi Utara. Dalam laporan ini akan disampaikanmengenai Laporan Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi SulawesiUtara.

    A. DASAR KUNJUNGAN KERJA

    Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakanberdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor : 12/PIMP/IV/2004-2005tanggal 23 Juni 2005 tentang Penugasan kepada Anggota Komisi I s/d KomisiXI dan Badan Legislasi DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Berkelompokdalam reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2004 2005.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan

    dalam rangka melaksanakan fungsi dan wewenang DPR RI yaitu fungsilegislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran. Kunjungan dilaksanakan

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    2/29

    untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi Provinsi Sulawesi Utarakhususnya Kepulauan Miangas sebagai salah satu pulau terluar di wilayah RIyang berbatasan dengan negara Filipina serta untuk mengetahui pengamananTentara Nasional Indonesia (TNI) di wilayah perbatasan, termasuk dukungankekuatan alutsista, personel dan anggaran. Data dan informasi tersebutdigunakan sebagai bahan masukan dan kajian Komisi I DPR RI dalam

    pembahasan rapat-rapat kerja dengan Pemerintah dan Instansi terkait dalamMasa Sidang I Tahun Sidang 2005 2006.

    B. WAKTU DAN KOMPOSISI TIM KUNJUNGAN KERJA

    Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakanpada tanggal 18 s/d 23 April 2005 dengan komposisi keanggotaan tim yangterdiri dari 20 (duapuluh) orang Anggota Komisi I DPR RI, didukung oleh 2(dua) orang Sekretariat Komisi I DPR RI, 2 (dua) orang Penghubung Dephan, 1(satu) orang Penghubung Dep. Komino, 1 (satu) orang Reporter TVRI, dan

    wartawan Kompas, Suara Karya yang ditempatkan di Menado serta wartawanlokal.

    Adapun susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja sebagai berikut :

    ANGGOTA KOMISI I DPR RI1. Drs. Theo L. Sambuaga Ketua Tim / F-PG2. Drs. Slamet Effendi Yusuf, Msi Anggota Tim/F-PG3. Drs. Hajriyanto Y. Thohari, MA Anggota Tim / F-PG4. Drs. Suwarno Anggota Tim / F-PDIP5. RK. Sembiring Meliala Anggota Tim / F-PDIP

    6. Drs. Cyprianus Aoer Anggota Tim / F-PDIP7. H. Andi M. Ghalib, SH Anggota Tim / F-PPP8. Drs. Arief Mudatsir Mandan, Msi Anggota Tim / F-PPP9. Tgk. Muhammad Yus Anggota Tim / F-PPP10. Usamah Muhammad Al-Hadar Anggota Tim/F-PPP11. E.E. Mangindaan Anggota Tim/F-Demokrat12. Boy M. Saul Anggota Tim / F-Demokrat13. Junus Effendi Habibie Anggota Tim / F-Demokrat14. Abdillah Thoha, SE Anggota Tim / F-PAN15. Drs. A.M. Fatwa Anggota Tim / F-PAN16. Drs. Djoko Susilo, MA Anggota Tim / F-PAN

    17. H. Ario Widjarnako, SH AnggotaTim / F-PKB18. Hilman Rosyad Syihab Anggota Tim / F-PKS19. Drs. Ali Mochtar Ngabalin Anggota Tim / F-BPD20. Jeffrey Johannes Massie Anggota Tim / F-PDS

    SEKRETARIAT DAN PENDUKUNG LAINNYA

    1. Suprihartini, SIP Anggota Tim / Sekretariat Komisi I2. Agung Permata Anggota Tim / Sekretariat Komisi I3. Yan Manggesa Anggota Tim / Penghubung Dephan4. Mohammad Sahudin Anggota Tim / Penghubung Dephan

    5. Dra. Agnes Widiyanti Anggota Tim / Penghubung Dep. Kominfo6. Tumin Setiawan Anggota Tim / Reporter TVRI7. Eka Hendra Anggota Tim / Bagian Pemberitaan DPR RI

    2

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    3/29

    E. ACARA SELAMA KUNJUNGAN

    1. Tgl. 18 Juli 2005

    - Pagi siang : Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulawesi UtaraPertemuan dengan Pangdam VII/WirabuanaPertemuan dengan Kapolda Sulawesi UtaraPertemuan dengan unsur Muspida Provinsi SulawesiUtara

    - malam : Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara,Pimpinan Parpol/Ormas dan Tokoh-tokoh masyarakat diMenado

    2. Tgl. 19 Juli 2005

    - Pagi : Pertemuan dengan Komandan Pangkalan TNI ALMenado

    - Siang : Pertemuan dengan Komandan Pangkalan TNI AU SamRatulangi

    - Sore : Kunjungan ke Tahuna dilanjutkan pertemuan denganBupati dan unsur Muspida Kabupaten Tahuna

    3. Tgl. 20 Juli 2005- Pagi sore : - Kunjungan ke Pulau Miangas dilanjutkan pertemuan

    dengan Bupati Sangihe dan masyarakat Miangas- Kunjungan ke Pos TNI AL, TNI AD dan Pos Kepolisian

    di Pulau Miangas

    4. Tgl. 21 Juli 2005- Pagi sore : - Pertemuan dengan Komandan Korem 131 / Santiago

    Menado dilanjutkan dengan kunjungan ke BatalyonYonif 112 di Teling

    - Pertemuan dengan Kepala Stasiun TVRI SulawesiUtara dan Gorontalo, Kepala Stasiun RRI Manado,KPID, PWI dan Masyarakat Pers

    5.Tgl. 22 Juli 2005 : Kunjungan ke Obyek-obyek yang berkaitan dengan Mitra

    Kerja Komisi I DPR RI

    3

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    4/29

    II. PELAKSANAAN KUNJUNGAN

    Dari hasil Laporan yang disampaikan kepada Tim baik secara lisan maupuntertulis, serta hasil kunjungan Tim di lapangan, maka dapat disampaikan hal-hal

    sebagai berikut :

    A. PERTEMUAN DENGAN GUBERNUR, PANGDAM VII/WIRABUANA,KAPOLDA SERTA UNSUR MUSPIDA PROVINSI SULAWESI UTARA.

    1. PEMDA PROVINSI SULAWESI UTARA

    a. UMUM

    1) Provinsi Sulawesi Utara terletak di bagian utara Pulau Sulawesi danberbatasan langsung dengan negara tetangga Philipina. Luas wilayah

    15.364,00 km2, dihuni oleh + 2.176.000 jiwa penduduk dan secaraadministrasi , pemerintahan terdiri dari 6 Kabupaten dan 3 kota, yaituKabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, BolaangMongondow, Sangihe, Talaud, Kota Manado, Bitung dan Tomohon.

    2) Dalam kehidupan kemasyarakatan, Provinsi Sulut merupakan daerahyang pluralis, terdiri dari 3 etnis besar, yaitu Minahasa, BolaangMongondow dan Sangihe Talaud. Kehidupan religius masyarakatsangat beragam, namun dapat hidup berdampingan dengan baik atasdasar saling menghormati dan saling menghargai, sehingga kehidupanmasyarakat senantiasa terbangun secara harmonis, rukun dan damai.Hal ini tidak terlepas dari peran forum Badan Kerjasama Antar Umat

    Beragama (BKSAUA), yang beranggotakan seluruh perwakilan agama-agama di Provinsi Sulut. Dalam keberagaman yang ada, dikembangkanpula hubungan kebersamaan melalui budaya Mapalus (Minahasa),Mapaluse (Sangihe dan Talaud), Moposad (Bolaang Mongondow).Masyarakat Provinsi Sulut senantiasa mengembangkan sikap hidupyang saling baku-baku bae, baku-baku sayang, deng baku-baku kaseinga karena torang samua basudara.

    3) Kabupaten Sangihe dan Talaud tergolong wilayah yang sangat unik danspesifik, karena merupakan wilayah kepulauan yang memiliki 124 pulaubesar dan kecil, tersebar pada tiga gugus Kepulauan Talaud, SangirBesar, serta gugus Kepulauan Siau Tagulandang. Kedua kabupatren ini

    sebelumnya menjadi satu dalam satu wilayah Kabupaten SangiheTalaud. Sebagai daerah perbatasan, Kepulauan Sangihe danKepulauan Talaud diapit oleh daerah-daerah konflik yang memilikipotensi kerawanan yang besar, seperti Philipina Selatan (MLF MORO), Maluku Utara, Ambon, Posso dan Kalimantan.

    4) Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemda untuk menanganiwilayah perbatasan, antara lain penetapan daerah perbatasan sebagaikawasan khusus oleh pemerintah pusat guna mewujudkan percepatanpengembangan kawasan perbatasan, pengalihan status BorderCrossing Area (BCA) menjadi Border Trade Area (BTA) untukmeminimalisir terjadinya perdagangan secara illegal di wilayah

    perbatasan dan sekaligus akan memberikan dampak positif bagipeningkatan pendapatan daerah perbatasan. Saat ini pemerintah telah

    4

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    5/29

    melaksanakan Mobile Market dalam mengantisipasi dan menunjangkebutuhan sembilan bahan pokok di wilayah kepulauan dan perbatasan.

    5) Media penyiaran di Provinsi Sulut berkembang sangat pesat yangditandai dengan beroperasinya beberapa stasiun produksi televisi lokaldan stasiun penyiaran swasta nasional yang mulai merambah diProvinsi Sulut. Disamping itu insan pers yaitu media cetak di Provinsi

    Sulut telah berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah yang memberikankontribusi positi bagi pembangunan di daerah ini.

    6) Menyangkut kondisi sosial, politik dan pemerintahan, Provinsi Sulut barusaja melaksanakan pemilihan Kepala Daerah secara langsung yangtelah berhasil memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulutperiode 2005 2010. Keberhasilan Provinsi Sulut sebagai daerahpertama di Indonesia yang melaksanakan Pilkada gubernur dan wakilgubernur karena adanya dukungan dari seluruh komponen masyarakatProvinsi Sulut yang dengan penuh kesadaran ikut berpartisipasi aktidalam menjaga situasi yang kondusif dan aman bagi berlangsungnyaPilkada tersebut.

    b. PERMASALAHAN

    1) Menyangkut bidang pertahanan dan keamanan, khususnya di wilayahperbatasan, ada beberapa persoalan yang belakangan ini merasukwilayah Indonesia melalui Kepulauan Sangihe dan Talaud, yangmemerlukan penangan serius, sesegera mungin, konsepsional sertaberkelanjutan. Tujuannya adalah agar kawasan perbatasan paling utaraIndonesia ini menjadi semakin kuat dan mampu menangkal berbagaikemungkinan masuknya infiltrasi asing, termasuk infiltrasi ideologi danbudaya.

    2) Beberapa persoalan tersebut, antara lain :a. Rentan terhadap intervensi asing (terutaa Pulau Miangas dan

    Marore)b. Perdagangan dan penyelundupan senjata dari kawasan

    Mindanao, Filipina Selatan menuju berbagai daerah rawan konflikdi Indonesia, seperti Poso, Maluku Utara dan Maluku

    c. Transit Point bagi alur lalu lingas terorisme internasionald. Perdagangan dan penyelundupan berbagai barang elektronik,

    narkoba, serta minuman beralkohol dan non alkohole. Peredaran dollar Amerika Serikat palsuf. Illegal Fishing dan Trans Shipment di Laut Sulawesi dan perairan

    Sangihe dan Talaudg. Daerah miskin rawan bencana alamh. Perkembangan teknologi informasi global yang dapat

    dimanfaatkan untuk kegiatan illegal.

    2. KODAM VII/ WIRABUANA

    a. UMUM

    1) Pembinaan territorial dalam T.A. 2005 TNI (Kodam VII / Wirabuana)

    tetap menyelenggarakan pembinaan teritorial (pemberdayaan wilayahpertahanan) sesuai dengan program yang telah ditentukan oleh Mabes

    5

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    6/29

    TNI dan TNI AD (Program kerja TA 2005 yamg harus dilaksanakan dariKomando Atas antara lain :

    a. Progja dari Mabes TNI1. Operasi Komando kewilayahan2. TNI Manunggal Membangun Desa ( TMMD )

    3. TNI Manunggal KB KES ( TMKK )b. Progja dari TNI AD

    1. Pembinaan Teritorial2. Pendataan SDM3. Pengumpulan data teritorial4. Karya Bhakti5. Pembinaan komunikasi sosial

    Sasaran prioritas Binter (kemampuan Pemberdayaan wilayahpertahanan), antara lain :1) Meningkatkan kemampuan temu cepat dan lapor cepat terhadap

    perkembangan situasi wilayah

    2) Meningkatkan kemampuan menyelenggarakan Bhakti TNI3) Meningkatkan kemampuan menyelenggarakan latihan dasar

    kemiliteran secara wajib bagi warga negara4) Meningkatkan kemampuan wilayah pertahanan beserta

    pendukungnya dalam menyelenggarakan pertahanan negara.Kemampuan aparat intelijen Kodam VII / Wirabuana dalam upayakegiatan terorisme sampai saat ini sudah cukup baik, namunpencegahan dan penanganan terjadinya gangguan keamanan belumdapat dilaksanakan secara maksimal, hal tersebut disebabkan karenaadanya keterbatasan kewenangan aparat intelijen Kodam VII /Wirabuana yaitu penanganan gangguan keamanan dan kegiatan

    terorisme proses intelijen terbatas pada kegiatan penyelidikan infointelijen secara optimal sudah diberikan kepada pihak Polri sampaitahap pelaporan sehingga bila ada indikasi / dugaan tindakan pidanaterorisme maupun pidana lain harus koordinasi dengan proses hukum,tindak lanjut serta pengembangan sepenuhnya oleh Kepolisian.2) Kondisi satuan jajaran Kodam VII / Wirabuana secara umum belummencapai kondisi yang diharapkan ditinjau dari :

    a. Personel Kodam VII / Wirabuana baru mencapai 75,9 %, mantap IIIb. Materiil secara umum baru mencapai 65,3 %, mantap III

    c. Pangkalan ( perumahan ) secara umum baru mencapai 67,5 %mantap III

    d. Piranti lunak baru mencapai 68,4 %, mantap IIIe. Latihan baru mencapai 74,4 %, mantap III

    f. Sarana operasional yang ada belum memenuhi standar yangdiharapkan.

    3) Kondisi Alutsista Kodam VII / Wirabuana belum terpenuhi antara lain :a. Senjata :

    1) Pistol P.1 kekurangan : 156 pucuk2) SMB / Senjata Mesin Berat kekurangan : 10 pucuk3) Senjata untuk Banpur :

    a) Meriam jenis Yugo Kal 76 mm gunung buatan 1948 untukYonarmed 6 76 / Tmr merupakan aset lama dan kondisi

    dari meriam tersebut terutama untuk ketepatan tembakansudah tidak akurat lagi.

    b) Meriam untuk Raiarhanudri 141/Bs6

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    7/29

    1) Meriam PSU Orlicon Kal 20 mm aset lama kondisi rusakringan daya tembak tinggal 40 persen.

    2) Meriam PSU Kal 40 mm juga aset lama kondisi rusakberat tidak bisa diperbaiki berhubung Sucadnya sudahtidak ada.

    4) Ranpur :

    a) Kendaraan penarik meriam jenis Cargo Reo Ton M.150untuk Yonarmed 6 76 / Tmr kebutuhan maximal 18 unitsesuai dengan jumlah 18 pucuk meriam yang adaberjumlah 6 unit dengan kondisi 2 kendaraan rusak berat.

    b) Kendaraan penarik meriam jenis Cargo Reo 2 Ton untukRaiarhanudri 141/Bs kebutuhan maximal 8 unit yang adahanya 2 unit untuk menarik meriam sebanyak 11 pucuk.

    c) Ranpur Yonkav 10 / Serbu jenis :1) Ferret aset lama nyata 4 unit kondisi 60 %2) Saladin aset lama nyata 7 unit kondisi ( 2 unit rusak

    berat ) 60 %

    3) Saracen aset lama nyata 6 unit ( 2 rusak berat ) kondisi60 %.

    d) Ranpur jenis AMX 13 aset lama berupa :1) Komando nyata 6 unit ( 3 rusak ) kondisi 50 persen

    2) APC kebutuhan 37 unit, nyata 13 unit ( 6rusak ) kondisi 40 persen3) Mortir kebutuhan 9 unit, nyata 5 unit ( 3rusak ) kondisi 40 persen.

    b. Pembentukan 2 Koramil di wilayah perbatasan Sulut yaitu KoramilMiangas dan Koramil Marore belum mendapat dukungan materiilterutama senjata, amunisi, kendaraan dan Alkom sesuai dengan

    indeks :1) Koramil Miangas terdukung 3 pucuk pistol P1 dan PM Pindadbeserta amunisinya.

    2) Koramil Marore terdukung 3 pucuk pistol P1 dan Pm Pindadbeserta amunisinya

    3) Kendaraan dan Alkom belum terdukung.c. Program peningkatan sarana perlengkapan Alutsista Kodam

    VII/Wirabuana sebagai berikut :1) Pengadaan materiil dengan skala prioritas namun keterbatasandana dan kebutuhan di pasar lokal sulit di dapat2) Program rencana kebutuhan tahun 2005 dan 2006 diajukan ke

    Suad3) Program rencana kebutuhan tahun 2005 s.d. 2009 diajukan keSuad.

    4) Partisipasi rakyat dalam bela negara dalam menghadapi keresahansosial dan masalah sosial lainnya, secara umum relatif baik, contohnya :

    a. Respon masyarakat menyikapi Ambalat, di berbagai kota diSulawesi cukup baik, banyak masyarakat mendaftarkan diri menjadisukarelawan untuk turut serta bersama TNI mempertahankankeutuhan dan kedaulatan NKRI yang terancam / terusik khususnyarespon tersebut datang dari kalangan organisasi pemuda danorganisasi massa.

    b. Tingginya partisipasi masyarakat dalam membantubencana alam di Aceh dan Nias. Disetiap kota Sulawesibermunculan posko bantuan korban bencana gempa dan tsunami

    7

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    8/29

    guna mengumpulkan dana untuk masyarakat korban gempa dantsunami di Aceh maupun Nias.c. Tingginya partisipasi masyarakat dalam membantu korbanpemboman di Poso ( Tentena ) dengan melakukan pertolonganpertama terhadap korban untuk dievakuasi ke rumah sakit.

    5) Kegiatan Bhakti Sosial TNI dalam kehidupan sosial masyarakat tetap

    dilaksanakan oleh Kodam VII / Wirabuana beserta seluruh satuan jajarannya baik yang bersifat operasi Bhakti maupun yang bersifatKarya Bhakti dan semua itu mendapat sambutan hangat darimasyarakat, bahkan masyarakat mengharapkan secara kualitas dankuantitas Bhakti Sosial TNI tersebut dapat lebih ditingkatkan lagi karenahal tersebut sangat membantu kesulitan masyarakat. Kegiatan BhaktiSosial yang sudah dilaksanakan pada TA 2005, antara lain : BhaktiSosial Kesehatan di Kabupaten Bantaeng, Bhakti Sosial Kesehatan diKota Makassar, Bhakti Sosial Kesehatan di Kabupaten BolaanMongondow, Bhakti Sosial berupa donor darah dan santunan ke pantiasuhan dilaksanakan setiap memperingati HUT TNI, Hari Juang Kartika,

    HUT Kodam, HUT Korem, dan HUT batalyon dilaksanakan di daerahsesuai dengan satuan tersebut berada.

    6) Kondisi kesejahteraan prajurit termasuk peningkatan programperumahan sebagai berikut :

    a) Dikaitkan dengan profesionalisme prajurit dan biayahidup, maka kondisi kesejahteraan prajurit saat ini perlu ditingkatkan,sehingga memenuhi taraf hidup yang wajar.b) Sampai saat ini sebagian besar prajurit Kodam VII /Wirabuana masih menempati rumah dinas / pribadi, namun demikianprogram pengadaan rumah melalui KPR BTN baik program regulermaupun khusus tetap berjalan.

    c) Guna meningkatkan kesejahteraan prajurit Kodam II/ Wirabuana telah berusaha untuk meningkatkan pelayanankesehatan, sarana olah raga, sarana hiburan,sedangkan danapemeliharaan kesehatan dari komando atas sebesar 2 % gaji pokokdikurangi pajak per kepala keluarga.d) Sampai saat ini dukungan perawatan danpemakaman jenazah personel Kodam VII / Wirabuana belumterpenuhi semuanya, mengingat dukungan / anggaran yang turundari komando atas terbatas. Dari 105 personel yang diajukan baruterdukung 55 orang.

    7) Rencana penempatan pos-pos perbatasan Kodam VII / Wirabuana

    1) TA 2005 pembangunan pos perbatasan di Marore2) TA 2006 pembangunan pos perbatasan di Matatuang & Kawaluso3) TA 2007 pembangunan pos perbatasan di Marampit & Kawio4) TA 2008 pembangunan pos perbatasan di Kambolang & Karutung5) TA 2009 pembangunan pos perbatasan di Lipaeng & Mangupung

    8) Kodam VII / Wirabuana telah memiliki RUTR dibidang pertahanan dansetiap 5 ( lima ) tahun RUTR tersebut selalu direvisi / disesuaikandengan dinamika perkembangan yang terjadi. Berdasarkan telaahanstrategis dan perkiraan kemungkinan ancaman musuh, diperkirakanserangan musuh akan datang melalui corong laut Sulawesi dan SelatMakassar. Dengan demikian, maka konsep pertahanan Kodam VII /

    Wirabuana memprediksikan serangan musuh datang dari arah utara( Laut Sulawesi ) dan arah barat ( Selat Makassar ) dengan sasaran

    8

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    9/29

    pada daerah pantai utara Sulawesi Utara dan pantai barat SulawesiSelatan ( Alternatif I dan Alternatif II ).

    9) Sebagai tindak lanjut dari Surat Telegram Panglima TNI nomor STR /1367 / 2004 tanggal 24 Agustus 2004 tentang persiapan langkah-

    langkah penarikan satuan TNI dari tugas pengamanan Obvitnas, makaberdasarkan Surat Telegram Pangdam VII / Wirabuana No. STR / 410/ 2004 tanggal 22 Desember 2004, Kodam VII / Wirabuana telahmenyerahkan pengamanan Obvitnas PT. Inco Soroako kepada pihakotoritas PT inco Soroako. Dengan demikian maka Pam Obvitnas yangdilaksanakan Kodam VII / Wirabuana hanya pengamanan Gupusmudan Gudmurah sehingga pelaksanaannya tidak mengalami kendala dilapangan karena tidak terkait dengan unsur keamanan yang lain.

    10) Dalam rangka pembinaan personel khususnya terhadap kasus-kasuskerawanan kejahatan, maka Kodam VII / Wirabuana melakukanlangkah-langkah atau penekanan-penekanan sebagai berikut :

    a) Setiap anggota Kodam VII / Wirabuana harus mewaspadai setiapperkembangan situasi dan kondisi di wilayah Sulawesi padakhususnya dan nasional pada umumnya.

    b) Melaporkan secara cepat kepada atasan apabila menemukan hal-hal yang mencurigakan dan dapat menimbulkan gejolak sosial dimasyarakat.

    c) Setiap anggota dilarang ikut serta terlibat dalam suatupenyampaian aspirasi masyarakat seperti unjuk rasa, deonstrasikepada pemerintah pusat maupun daerah.

    d) Setiap anggota dan keluarga TNI dilarang berada di tempat-tempatkeramaian yang dapat menimbulkan kerugian baik personel

    maupun materiil apabila terjadi suatu insiden.e) Menindak tegas terhadap personel yang melaggar disiplin militer

    dan tata tertibf) Melakukan penyuluhan-penyuluhan hukum guna memberikan

    kesadaran dan wawasan tentang penyelesaian suatu masalahyang berkaitan dengan hukum.

    g) Melakukan koordinasi dengan aparat terkait baik dengan Polrimaupun pemerintah daerah.

    11) Pembangunan Kodim dan Koramil untuk Miangas dan Marore di bawahKodim 1301 / Satal :

    a. Personel

    1) Pos perbatasan Miangas terdiri 6 orang anggota Kodim dan 4orang anggota TNI AL.2) Pos perbatasan Marore terdiri 4 orang anggota Kodim 1301 /Satal dan 4 orang anggota TNI AL.

    b. Materiil belum terdukung seluruhnya sesuai pengajuan ke Komandoatas.

    c. Operasionalnya di bawah satuan atasan masing-masing.12) Pembinaan personel di daerah perbatasan sebagai berikut :

    1) Pelaksanaan penugasan secara bergiliran setiap 3 bulan.2) Pendidikan disesuaikan dengan aturan yang berlaku seperti

    personel militer lainnya.

    3) Kesejahteraan anggota yang bertugas masih belum ada dukunganoperasional.

    9

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    10/29

    4) Menyarankan ke Komando atas agar personel yang bertugas di posperbatasan diberikan tunjangan kemahalan mengingat besarnyabiaya hidup dan perbandingan harga di daerah tersebut.

    b. ANGGARAN

    1) Dukungan anggaran untuk tugas-tugas operasional tahun 2005 bagi

    satuan-satuan Kodam VII / Wirabuana bersumber dari Mabes TNIdalam hal ini Kodam VII / Wirabuana selaku Kotama Ops dan Programprioritasnya adalah Pam daerah rawan konflik Poso. Dukungananggaran yang disalurkan ke Kodam VII / Wirabuana sebagai berikut :

    a. Operasi sasaran terpilihb. Operasi preventifc. Operasi Intelijend. Kodal operasie. Operasi teritorial

    2) Dik / Dip TA 2005 untuk Kodam VII / Wirabuana bersumber dari 3 unitorganisasi yaitu :

    a. Dari unit organisasi Mabes TNI ADb. Dari unit organisasi Mabes TNIc. Dari unit organisasi Dephan

    3) Dukungan diterima Kodam VII / Wirabuana dari pemerintah Sulutterutama dukungan kendaraan dan dana :

    a. Dukungan Kendaraan, berupa :1) Kendaraan yang diterima dari Bupati Bolmong

    a) SPM Honda Win 100 cc, 4 unit diterima oleh Kodim1303 / Bolmong tahun 2003

    b) SPM Honda Win 100 cc, 4 unit diterima oleh Kodim1303 / Bolmong tahun 2005c) Ran Toyota kijang pick up, 1 unit diterima oleh Kodim1303 / Bolmong tahun 2005.

    2) Kendaraan yang diterima dari Bupati Minahasaa) Ran Daihatsu, 1 unit diterima oleh Kodim 1302 /Minahasa tahun 2003b) Daihatsu Espas, 1 unit diterima oleh Kodim 1302 /Minahasa tahun 2003c) Isuzu Panther, 1 unit diterima oleh Kodim 1302 /Minahasa tahun 2003

    d) SPM YamahaYT 115, 10 unit diterima oleh Kodim1302 / Minahasa tahun 2003e) SPM viar YX 100 BC, 8 unit diterima oleh Kodim 1302/ Minahasa tahun 2005.

    3) Kendaraan yang diterima dari Walikota Tomohona) Isuzu Panther, 1 unit diterima oleh Kodim 1302 /Minahasa tahun 2003b) Isuzu Panther, 1 unit diterima oleh Dodik Secata BBitung tahun 2005

    4) Kendaraan yang diterima dari Gubernur Gorontaloa) Ran Toyota Kijang Pick Up, 1 unit diterima oleh

    Kodim 1304 / Gorontalo tahun 2005b) SPM RX King 100 cc, 3 unit diterima oleh Kodim 1304/ Gorontalo tahun 2003

    10

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    11/29

    c) SPM RX King 125 cc, 3 unit diterima oleh Kodim 1304/ Gorontalo tahun 2003.

    b. Dukungan Dana, berupa :1) Tahun 2004 Korem 131 / Stg mendapat dukungan dariPemda Prov Sulut berupa dana sebesar Rp 30.000.000;digunakan untuk pembelian sound system berupa 2 buah power

    dengan kekuatan 28.000; 2 buah mixer, 1 buah equalizer dan 8buah speeker.2) Tahun 2005 Korem 131 / Stg mendapat dukungan dariPemda Prov Sulut berupa dana sebesar Rp 100.000.000; untukbantuan penyelenggaraan keamanan wilayah perbatasan.

    c. PERMASALAHAN

    1. Perlu dukungan operasi bagi personel yang melaksanakan tugas didaerah perbatasan.

    2. Perlu dukungan sarana transportasi dan alat komunikasi.

    3. Perlunya dukungan parabola guna menangkap siaran TV dariIndonesia

    4. Perlunya peningkatan sarana kesehatan dan pendidikan.

    3. KEPOLISIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

    a. UMUM

    1) Kondisi keamanan Provinsi Sulawesi Utara tetap stabil dan terkendali

    meskipun menghadapi perkembangan situasi nasional maupun lokalseperti issu teror bom, Pemilu 2004, pelaksaaan Pilkada GubernurSulawesi Utara dan Pilkada Walikota/Bupati.2) Data gangguan Kamtibmas selama 1 (satu) tahun periode Juli 2004sampai dengan Juli 2005, yaitu :a. Tahun 2004 (Juli sampai dengan Desember 2004) Semester II

    Crime Total = 3.785 kasusCrime Clearence = 2.351 kasus = 62 %

    b. Tahun 2005 (Januari sampai dengan Juli 2005)Crime Total = 4.606 kasusCrime Clearence = 2.708 kasus = 59 %

    Selama periode tersebut tidak terjadi gangguan keamanan yangberdampak pada masyarakat luas (timbul rasa takut, rasa kuatir, resah,dll)Data Laka lantas dan pelanggaran lantasa. Tahun 2004 (Juli sampai dengan Desember)

    Jumlah laka = 157 kasusLanggar Lantas = 19.085 pelanggaran

    b. Tahun 2005 (Januari sampai dengan Juli)Jumlah Laka = 191 kasusLanggar Lantas = 20.892 pelanggaran

    c. Perbandingan semester II tahun 2004 dan Semester I 2005

    Jumlah Laka naik 34 kasus 18 %Korban MD turun 43 orang 32 %

    Faktor penyebabnya karena mabuk, faktor jalan, faktor alam11

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    12/29

    3) Penanganan Illegal Logging oleh Polda Sulawesi Utara berkaitandengan Otonomi Daerah, selama ini tidak terdapat permasalahan yangdapat menghambat proses penyidikan bahkan Pemda memberikandukungan dalam bentuk koordinasi dan kerjasama.

    Sebagai gambaran disampaikan data penanganan Illegal Logging olehPolda Sulawesi Utara sebagai berikut :

    a. Tahun 2004 sebanyak 65 Kasus, P-21 sebanyak 20 Perkarab. Tahun 2005 sebanyak 13 kasus, P-21 sebanyak 5 perkara

    4) Untuk pengamanan Pilkada 2005, Polda Sulut melaksanakan OperasiPengamanan Pilkada Samrat 2005 yang melibatkan Kekuatan PamPolri : 3.911 Personil, Kekuatan TNI : 722 Personil dan Linmas : 8.852Personil serta didukung oleh anggaran APBD sebesar 2,5 Milyar.

    b. PERMASALAHAN

    1) Masalah Petani Cap Tikus (Miras Lokal)Latar belakang masalah disebabkan karena minuman tradisional cap

    tikus dituding sebagai pemicu maraknya pemabukan, oleh sebagianmasyarakat minuman cap tikus dijadikan sebagai minuman primadonadan bahan campuran sehingga berakibat banyak menimbulkanpermasalahan di bidang Kamtibmas.Pada sisi lain para petani cap tikus menggantungkan seluruh hidupnyadengan membuat cap tikus untuk dijadikan minuman tradisioanal.Dengan menjual cap tikus, mereka dapat hidup dengan membiayaipendidikan anak-anak sampai ke perguruan tinggi, sehinggamenimbulkan polemik tersendiri bagi Kepolisian saat menggelar operasipenertiban minuman tradisional dengan mendapat tantangan danhambatan dari para petani cap tikus

    2) Masalah Petani CengkihTurunnya harga cengkih pada tingkat penjual di bawah Rp. 30.000,sehingga banyak para petani yang mengalami kerugian sebagai akibattidak sesuainya biaya yang telah dikeluarkan untuk perawatan hinggamasa panen. Pada setiap kasus unjuk rasa yang terjadi berkaitandengan harga cengkih, para petani menuntut Pemerintah untukmenaikkan harga jual cengkih sehingga kesejahteraan petani dapatmeningkat

    3) Masalah BBMPada daerah-daerah di pinggiran kota, minyak tanah masih merupakankendala tersendiri, karena seringkali minyak tanah menghilang dari

    pasaran. Minyak tanah dijual dengan harga yang sangat jauh melebihiHET yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp. 900 per liter.

    4) Masalah Penambangan LiarSampai saat ini Pemerintah Daerah belum memberikan solusi terhadappara penambang emas liar, sehingga pada daerah-daerah penghasilemas banyak terjadi penambangan liar yang dilakukan oleh wargasetempat dan pendatang terutama dari Philipina yang menggunakanteknologi cyanida untuk mendapatkan emasnya.

    5) Masih ada gugatan keberatan terhadap hasil Pemilihan Gubernur danWakil Gubernur, hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tomohondan hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Selatan

    12

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    13/29

    6) Tertangkapnya tersangka teroris An Artian Ali di Kabupaten Sangihe,yang bersangkutan sebagai pelaku pengeboman di Pangandaran, JawaBarat Tahun 2000.

    7) Temuan Bahan Peledak dalam bentuk : mortir, granat tangan, roket,detonator di wilayah Kabupaten Tomohon, Minahasa Utara, MinahasaSelatan dan Manado sebagai berikut :

    - Jenis Granat Mortir : 294 Buah, aktif 265 buah- Jenis Roket Heat M 24 : 15 buah, aktif 6 buah- Granat tangan : 30 buah, aktif 28 buah- Senjata Api Genggam : 3 Buah- Detonator granat tangan : 3 Buah- Detonator Roket Heat M 24 : 1 Buah8) Dugaan terjadinya pencemaran lingkungan dari limbah industri PT.

    Newmont Minahasa Raya/NMR yang kasusnya akan disidangkan olehPengadilan Negeri Manado.

    9) Kasus dugaan korupsi dari proyek KUT sebanyak 320 kasus yangdilaporkan masyarakat beberapa kasus telah dilakukan penyidikan dan

    penyelesaian berkas10) Dampak kekurangan BBM secara nasional telah merambat ke Sulawesi

    Utara dalam bentuk kekhawatiran masyarakat terhadap persediaanBBM yang menimbulkan antrian panjang di SPBU-SPBU selama kuranglebih 3 hari.

    11) Pemukulan terhadap korban LK. Jhony Mapia Awala oleh KapolsekMiangas. Dampak kejadian tersebut menumbulkan emosi masyarakatsampai pada pengibaran bendera Philipina. Saat ini kasus tersebutdalam penyidikan dengan tersangka Iptu Dareda, berkas perkara tinggalmenunggu pelaksanaan, otopsi tindakan internal yang dilaksanakanadalah penarikan pejabat kapolsek dan penambahan anggota Polsek

    dari Mapolda

    B. PERTEMUAN DENGAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI UTARA,PIMPINAN PARPOL/ORMAS DAN TOKOH MASYARAKAT.

    Dalam pertemuan dengan Gubernur, Pimpinan Parpol/Ormas dan tokohmasyarakat, disampaikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

    1. Perlunya untuk segera dilaksanakan pembangunan dan pengembanganwilayah perbatasan, baik dibidang ekonomi untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dan dibidang keamanan dan pertahanan untukmengantisipasi adanya infiltrasi dari pihak-pihak asing. Pembangunanwilayah perbatasan dilaksanakan dalam rangka mengurangi tingkatkesenjangan ekonomi antara masyarakat perbatasan dengan masyarakatnegara tetangga yang dikhawatirkan dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.

    2. Menghadapi perkembangan era globalisasi, maka pemerintah pusat haruslebih memperhatikan daerah atau wilayah yang secara potensial perludikembangkan dalam mengantisipasi atau menghadapi tantangan globaltersebut yang diketahui sekarang bahwa telah terjadi pergeseranpertumbuhan ekonomi dunia dari Atlantik ke arah Pasifik. Dilihat dari konteksposisi wilayah, Provinsi Sulawesi Utara adalah salah satu wilayah yang

    berbatasan dengan Pasifik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia danProvinsi Sulut dapat menjadi solusi Indonesia sebagai Global Market. Untuk

    13

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    14/29

    itu perlu dilakukan pengembangan wilayah Provinsi Sulut dalammengantisipasi era globalisasi tersebut.

    3. Mengenai peristiwa terorisme di Indonesia, diharapkan agar kinerja aparatkeamanan dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi masalah tersebut,karena peristiwa terorisme tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi dapatmengganggu stabilitas dan keamanan bangsa secara keseluruhan.

    4. Adanya isu yang menyatakan bahwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalamdiizinkan untuk mendirikan partai lokal, dapat berdampak pula terhadapprovinsi-provinsi lain di Indonesia. Apabila hal tersebut dilaksanakan,dikhawatirkan dapat memicu kerawanan politik yang akhirnya dapatmenyebabkan disintegrasi bangsa.

    C. PERTEMUAN DENGAN KOMANDAN PANGKALAN TNI ANGKATANLAUT VI MANADO DAN KOMANDAN PANGKALAN TNI ANGKATAN UDARASAM RATULANGI

    1. PANGKALAN TNI ANGKATAN LAUT VI MANADO

    A. UMUM

    1) Lantamal VI mempunyai wilayah kerja meliputi seluruh perairan lautSulawesi mulai dari garis pantai Kalimantan Timur hingga ke perairanSangihe Talaud dengan luas sekitar 144.000 mil2 atau 244.800 Km2.Laut Sulawesi cukup strategis karena berbatasan langsung dengan 2( dua ) negara tetangga yaitu Malaysia dan Philipina serta diapit olehALKI II dan ALKI III . Kondisi tersebut tentunya membawa

    konsekunsi adanya kerawanan-kerawanan yang berdimensi nasionaldan internasional.

    2) Perairan perbatasan mengandung berbagai potensi pelanggaran hukumyang dapat mengganggu hubungan bilateral. Permasalahan perbatasanRI Malaysia lebih banyak didominasi oleh pelanggaran wilayah,penyelundupan dan lalu lintas tenaga kerja ilegal. Sedangkanpermasalahan perbatasan RI Philipina didominasi oleh permasalahanilegal fishing dan penyalahgunaan lintas tradisional oleh kelompokradikal yang berbasis di Philipina Selatan maupun daerah-daerahtertentu di Indonesia.

    3) Pangkalan dan unsur TNI AL digelar untuk mengantisipasi dan

    menangani potensi kerawanan yang ada di perairan Laut Sulawesi. KRIdan pesawat intai maritim di bawah kendali Guskamla maupun GuspurlaArmatim secara berkala maupun insidentil melaksanakan patroli danoperasi penegakan hukum di laut. Sementara unsur patroli daripangkalan TNI AL melaksanakan operasi Kamla terbatas. Namundibandingkan dengan luasnya wilayah yang harus diamankan maka

    jumlah maupun kondisi sarana yang ada masih belum memadai,sehingga upaya pengamanan perairan belum optimal.

    4) Untuk merespons dan menanggulangi setiap bentuk ancaman di daratmaupun lewat laut, TNI AL menggunakan Sistem Senjata ArmadaTerpadu ( SSAT ) yang terdiri dari KRI, Pesawat Udara, Pangkalan dan

    Marinir. Unsur KRI dan pesawat udara TNI AL di bawah kendali GugusTempur Laut maupun Gugus Keamanan Laut melaksanakan tugas-tugas operasional tempur maupun non tempur serta pemantauan di laut.

    14

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    15/29

    Kekuatan Marinir disiapkan sewaktu-waktu untuk diterjunkan ke daerahkonflik. Lantamal dan Lanal yang merupakan bagian integral dari SSATmempunyai tugas pokok :- Mendukung satuan operasi- Melaksanakan Pembinaan Potensi Maritim- Melaksanakan Patroli Keamanan Laut Terbatas.

    - Kemampuan dukungan bagi satuan operasional- Gelar Pangkalan dan Sarana Operasi dijajaran Lantamal VI

    5) Sarana ideal yang dibutuhkan :- 2 kapal patroli jenis PC-36 untuk setiap Lanal- 1 kapal patroli jenis F-28 untuk setiap Posal- Radar pantai untuk Lanal Nunukan , Posal Marore dan Posal Miangas.

    b. PERMASALAHAN

    1) Penangkapan ikan secara illegal, kebanyakan dilakukan oleh Pumpboat

    Philipina.2) Pengangkutan kayu illegal melalui perairan Sulawesi Utara,

    kebanyakandari wilayah Papua ke luar negeri serta dari Kalimantan Timur ke TawaoMalaysia.

    3) Penyelundupan, baik keluar seperti ikan dan minyak, maupun masukdari luar negeri seperti barang kebutuhan rumah tangga, bahan industribahkan senjata dan bahan peledak.

    4) Teror di laut, baik yang ditujukan kepada masyarakat maritim maupun kepada masyarakat yang lebih luas dan pemerintah.

    6) Penggunaan ALKI secara illegal oleh kekuatan angkatan laut asing.

    7) Lemahnya kemampuan monitoring wilayah, karena keterbatasan saranadan prasarana

    8) Dukungan untuk perlegkapan operasional di Prov. Sulsel belum sesuaidengan standar kesatuan sehingga membutuhkan sarana transportasiudara ( helikopter ) dan sarana angkutan laut ( kapal ).

    2. PANGKALAN TNI ANGKATAN UDARA SAM RATULANGI

    a. UMUM

    1) Kondisi satuan Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi cukup memadaisebagai pangkalan pendukung kegiatan operasi penerbangan TNI AU,walaupun masih terdapat kekurangan alat peralatan/sarana pendukungoperasional penerbangan. Semua fasilitas dukungan penerbangan milikBandara dan maskapai penerbangan sipil yang selama inipenggunaannya dikoordinasikan oleh Pangkalan TNI AU SamRatulangi.

    2) Jumlah personel berjumlah 120 orang, terdiri dari :- Pamen : 2 orang- Pama : 28 orang

    - Ba/Ta : 59 orang- PNS : 12 orang

    15

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    16/29

    3) Kondisi kesejahteraan prajurit di Lanud Sam Ratulangi dari tahun ketahun mengalami peningkatan, terutama dilihat dari segi penyediaanperumahan dinas yang pelaksanaannya sesuai dengan rencanaprogram pembangunan yang dianggarkan.

    4) Dukungan yang diterima oleh Lanud Sam Ratulangi dari Pemda ProvinsiSulawesi Utara adalah :

    a. 1 (satu) unit mobil Nissan Terrano Spirit tahun 2004b. Bantuan dana sebesar Rp.100.000.000,- untuk pembelian Parachute

    dalam rangka pembinaan FASIDA Sulut tahun 20055) Pengadaan lokasi untuk Scrumble Area (Shelter Area & Crew Room) di

    Lanud Sam Ratulangi sangat strategis sebagai kawasan pertahananudara, teruma untuk penempatan/penggelaran pesawat-pesawat tempurTNI AU dalam dukungan operasi pengamanan wilayah udara, karenamerupakan pangkalan terdekat dengan pulau-pulau di daerahperbatasan NKRI dengan Negara Filipina.

    b. PERMASALAHAN

    1) Kekurangan peralatan/sarana pendukung operasional penerbangan2) Sebagian besar bangunan perkantoran, mess dan rumah dinas TNI AU

    berada di areal tanah yang diakui milik dari PAP I Bandara Sam Ratulangidan telah disertifikatkan. Hal ini tentu akan berdampak pada pembuatanrencana pembangunan tata ruang pertahanan TNI AU dimasa mendatangkarena tidak memiliki areal tanah. Untuk itu maka diperlukan adanyaperjanjian kerjasama dalam hal pemanfaatan tanah antara DirjenPerhubungan dengan TNI AU, sehingga rencana pembangunan tataruang bagi masing-masing pihak dapat berjalan dengan baik dan tidakmenimbulkan permasalahan dikemudian hari.

    D. KUNJUNGAN KE PULAU MIANGAS

    1. UMUM

    a. Secara umum wilayah Kabupaten Sangihe dan Talaudmemiliki gugusan pulau dengan jumlah 124 pulau besar dan kecil yangmembentang dari Pulau Biaro di Selatan hingga pulau Miangas di Utara.Pulau Miangas sendiri adalah bagian dari gugusan pulau-pulau Talaudseluas 1.251,02 km2, masuk dalam Kecamatan Nanusa Kabupaten

    Talaud dan merupakan pulau terluar dari NKRI yang berbatasan langsungdengan Negara Philipina.

    b. Pulau Miangas mempunyai luas wilayah 3,15 Km2 dengan jumlahpenduduk 678 jiwa (tahun 2003) dengan mayoritas penduduk sukuTalaud dan berjarak 48 mil dari Negara Philipina. Di Pulau Miangasterdapat beberapa instansi yang bertugas di pos-pos, antara lain :

    a. Pos Border Cross Area (BCA) yang diawaki perwakilan dariIndonesia dan Philipina

    b. Satgas TNI AL, Babinsa, Pos Polisi dan Pos Bea Cukaic. Biro Navigasi dan sarana bantu navigator suar.c. Kepemilikan atas P. Miangas secara hukum berdasarkan doktrin uti

    possidetis telah menjadi milik Indonesia dan memasukan Pulau tersebutsebagai titik dasar No. 42 dalam UU No. 4/Prp/1960 dan tidak adasengketa kedaulatan antara RI Filipina atas pulau ini. Hal ini dibuktikan

    16

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    17/29

    melalui (i) Protokol pada Perjanjian Ekstradisi RI-Filipina yangditandatangani pada 10 Februari 1976 oleh Menteri Luar Negeri keduanegara dan (ii) posisi resmi Filipina yang dinyatakan oleh delegasi Filipinapada perundingan batas maritim RI-Filipina, 1 5 Desember 2003 diManila. Delegasi Filipina menyatakan bahwa Filipina tidak mempunyaiklaim atas Pulau tersebut dan mengakui kedaulatan RI atas Pulau

    Miangas.d. Adat istiadat wilayah Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud yangterkenal antara lain adanya Tarian Adat dalam rangka menyambut tamupenting serta pakaian khas hasil tenunan sendiri yang dinamakan kainKofa dan kalau dibuat dalam bentuk jubah dinamakan Lako sertadilengkapi topi yang dinamakan Laporong.

    e. Di Pulau Miangas telah dibangun Monumen Perbatasan yangditengahnya terdapat gambar Burung Garuda dan menjadi tanda bahwaPulau Miangas merupakan Wilayah Indonesia. Monumen tersebutdibangun pada tahun 1988.

    2. PERMASALAHAN

    a. Kondisi ekonomi warga Miangas sebagian besar sangat memprihatinkan,sama halnya dengan peduduk yang menempati pulau-pulau terpencil didekat perbatasan. Disamping itu lemahnya aksesibilitas masyarakat dipulau-pulau terpencil dan wilayah perbatasan di bidang transportasi,informasi, komunikasi dan telekomunikasi, pendidikan, kesehatan,sumber daya air dan lain-lain.

    b. Minimnya dukungan sarana dan prasarana, biaya operasional danjaminan sosial guna menunjang kegiatan aparat keamanan (TNI/POLRI)yang bertugas di wilayah Border Crossing Agreement (BCA).

    c. Tidak adanya kewenangan lembaga Border Crossing Agreement (BCA)Marore dalam hal memfasilitasi aktivitas ekonomi masyarakat setempat,kecuali menangani urusan kunjungan kekeluargaan (masyarakatIndonesia Filipina),

    d. Rendahnya penghasilan dan biaya hidup PNS/TNI/POLRI yang bertugasdi wilayah perbatasan bila dikaitkan dengan tingkat kemahalan hidup diwilayah perbatasan tersebut dan lambannya pasokan logistik di daerahperbatasan.

    f. Masyarakat Pulau Miangas sangat mendambakan kunjungan PejabatPemerintah, khususnya Presiden RI, karena sampai saat ini belum adapejabat pemerintah yang mengunjungi Pulau Miangas, hanya mantan

    Wakil Presiden RI Bung Hatta yang telah mengunjungi Pulau tersebut.Kunjungan Presiden RI diharapkan dapat mberikan dukungan morilkepada masyarakat Miangas yang mendiami salah satu pulau terluar diIndonesia.

    B. PERTEMUAN DENGAN KOMANDAN KOREM 131/SANTIAGO,KEPALA STASIUN TVRI, KEPALA STASIUN RRI, PWI, KPID DANMASYARAKAT PERS PROVINSI SULAWESI UTARA

    1. KOMANDO RESORT MILITER 131/SANTIAGO

    a. Umum.17

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    18/29

    1) Korem 131/Santiago sebagai Sub Kompartemen Strategis mempunyaiwilayah pembinaan potensi kekuatan pertahanan darat di wilayahProvinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo dengan 14 PemdaTingkat 2 terdiri dari 4 (empat) Pemkot dan 10 (sepuluh) Pemkab.Provinsi Sulawesi Utara dengan 3 (tiga) Pemkot dan 6 (enam)

    Pemkab serta Provinsi Gorontalo dengan 1 (satu) Pemkot dan 4(empat) Pemkab.

    2) Sebagai Satuan pelaksana Kodam VII/Wirabuana, Korem 131/Santiagomempunyai lingkup wilayah tugas dan tanggung jawab pembinaantertorial wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo. Korem131/Santiago disamping melaksanakan tugas pembinaan Satuandalam rangka terpeliharanya kemampuan dan kesiapan operasionalsatuan dalam Korem 131/Santiago juga melaksanakan pembinaanpotensi pertahanan darat, pembinaan komunikasi sosial sertamembantu Polri dan Pemda di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo .

    3) Kondisi Satuan terdiri dari :

    a. Korem 131/Santiago di Kota Manadob. Kodim 1301/Satal di tahuna Kabuaten Sangihe Talaud yang terdiri

    dari 15 Koramilc. Kodim 1302/Min di Tondano Kabupaten Minahasa yang terdiri dari

    19 Koramild. Kodim 1303/Bolmong di Kotamobagu Kabupaten Bolaang

    Mongondow yang terdiri dari 15 Koramile. Kodim 1304/Gtl di Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang terdiri dari 18

    Koramilf. Kodim 1309/Mdo di Kota manado yang terdiri dari 5 Koramilg. Kodim 1310/Btg di kota Bitung yang terdiri dari 6 Koramil

    4) Satuan tempur terdiri dari :a. Yonif 712/Wt

    - Ma Yonif, kima, Kiban di kota Manado- Kipan-A, Kipan-B, Kipan-C di Kabupaten Minahasa.

    b. Yonif 713/St- Ma Yonif, Kima, Kipan-A, Kipan-Bdi Kabupaten Gorontalo- Kiban di Kota Gorontalo- Kipan-Cdi Kabupaten Bolaang Mongondow

    c. Sat/Disjan yang ada di Korem 131/Santiago- Denpom VII/1 di Manado- Den Zibang I/VII di Manado

    - Den Bekang VII-44-01 di manado- Den Pal 07-12-01 di manado- Den Kesyah Rem 131/Santiago di Manado- Rumkit Tk.III Manado di Manado- Den Zipur-4 di Maumbi Kabupaten Minahasa- Hubyah Rem 131/Santiago di manado- Ajenrem 131/Santiago di Manado- Minvetcad VII/01-K-1 di Manado- Secata-B Rindam VII/Wirabuana di Bitung

    5) Personel di Korem 131/Santiago berjumlah 3.089 personil6) Sarana yang dimiliki oleh Korem 131/Santiago antara lain :

    - Kendaraan Bermotor- Alkapsat- Alat Perhubungan

    18

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    19/29

    - Optik- Pangkalan

    7) Letak wilayah Korem 131/Santiago meliputi daratan yang terletak di jazirah Utara Pulau Sulawesi dan memiliki beberapa pulau yangtersebar di ujung utara berada pada posisi antara 0 0 30 - 40 30 LUdan 1210 1270 BT

    b. PERMASALAHAN

    1) Panjangnya garis pantai serta tersebarnya pulau-pulau kecil di Utarapulau Sulawesi merupakan kerawanan terhadap penyelundupan,illegal fishing, lalu lintas terorisme yang perlu mendapatkan perhatianserius dari pemerintah pusat.

    2) Masalah perbatasan dengan Philipina masih terus diupayakan

    penyelesaian melalui BCA (Border Crossing Agreement) yangdilaksanakan secara rutin tiap tahun. Masalah yang masih dihadapiadalah pelintas batas tradisional, masuknya nelayan Philipina keperairan Indonesia. Disamping itu perlu puladiwaspadai arus mobilitasyang semakin ramai akibat dibukanya jalur penerbangan dan lautlewat Davao, Manado dan Bitung

    3) Permasalahan lain yang masih dirasakan adalah TKI illegal yangberasal dari Sulawesi Utara dan Gorontalo ke Sabah Malaysia, namuntelah diupayakan melalui kerjasama dan persetjuan tenaga kerjakedua negara serta dilanjutkan pola kerjasama dalam bentuk SisterCity antara Kota Manado/Kota Bitung dengan Sabah Malaysia

    4) Cukup rawannya posisi wilayah Korem 131/Santiago bila ditinjau darisegi keamanan dimana letak wilayah berada diantara daerah konflik.Sebelah utara berbatas langsung dengan Gerakan Separatis Moro diPhilipina Selatan, Sebelah Timur berbatasan langsung dengan daerahkonflik Maluku, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan daerahkonflik Poso serta Sulawesi Barat.

    5) Almatsus (HT/Repeater) minim, khususnya anggota intelijen.6) Kemungkinan konflik antara Pemkab Sangihe dan Talaud dalam

    upaya mengklaim P. Marore.7) Pemenuhan personel satpur untuk mencapai 100% sangat sulit

    dikarenakan frek penugasan ke daerah operasi yang tinggi.

    8) Terbatasnya personel yang memiliki kemampuan pelatih, yang akandilibatkan dalam proses penyiapan satgas dalam rangka kesiapanoperasional satuan

    9) Uang Lauk Pauk latihan saat ini Rp. 13.600,- perhari/orang dirasakansangat kurang sekali

    10) Dukungan tunjangan jabatan bagi Danramil serta Babinsa (Rp. 98.000dan Rp. 50.000) dihadapkan dengan tugaske depan sangatlah minimapalagi dikaitkan dengan luasnya wilayah yang menjadi tanggung

    jawabnya.11) Minimnya dukungan BPD bagi personel Korem 131/Santiago yangharus melaksanakan dinas ke Makodam dikarenakan faktor jarak

    tempuh serta waktu yang lama jika melalui darat ditempuh tiga haridan jika melalui pesawat harus membayar ongkos yang mahal.

    19

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    20/29

    12) Banyaknya rumah dinas yang masih ditempati pensiunan bahkan anakdan cucunya, justru personel aktif mengontrak rumah (kost)

    13) Randis yang usia pakainya sudah cukup tua dihadapkan padatingginyakegiatan protokoler di Korem 131/Santiago serta SPM indeks Babinsa(jumlah Babinsa 865) yang ada hanya mencapai 15% dari jumlahkeseluruhan.

    14) Dukungan kaporlap yang belum mencapai norma perorangan dimanadalam satu tahun hanya memperoleh 1 x pembagian, dimana satpurseharusnya mendapat indeks 2 x PDL serta satkowil 2 x PDH tertahun15) Masalah perbatasan (Illegal fishingdan pelintas batas tradisional)dikoordinasikan melalui program Boarding Crossing Agreement (BCA).PT.Newmont Minahasa Raya(NMR) yang masih mensisakanpermasalahan yang sering dimunculkan oleh Lembaga SwadayaMasyarakat/LSM tertentu. Saat ini warga telah direlokasikan oleh LSMtanpa koordinasi dengan pihak Pemda.Masih banyaknya Babinsa maupun Koramil serta Kodim yangoverload (wilayahnya melebihi dari daerah yang semestinya)

    Masalah tapal batas antara kabupaten Minahasa Selatan denganKabupaten Bolaang Mongondow yang belum tuntas, menjadikan 2Kecamatan di wilayah perbatasan rawan konflik.

    2. TVRI STASIUN SULAWESI UTARA DAN GORONTALO

    a. UMUM

    1) TVRI Stasiun Sulawesi Utara dan Gorontalo dalam menjalankan

    kegiatannya mempunyai visi : mempertahankan Negara KesatuanRepublik Indonesia, mencerdaskan bangsa dan menjadi TV pilihanyang berakar pada budaya bangsa. Dalam mewujudkan visi tersebut,TVRI Sulut dan Gorontalo mempunyai misi : Menjadi mediakomunikasi bagi kepentingan nasional yang berlandaskan persatuandan kesatuan, memberikan informasi yang terpercaya, mencerdaskanserta menyajikan hiburan bermutu bagi masyarakat dan membentuklingkungan kerja yang sehat, harmonis dan profesional bagi karyawandan mitra kerja.

    2) Peta transmisi TVRI Sulut dan Gorontalo meliputi :a. Manado - 1 kW i. Paguyaman - 100 W

    b. Makawemberg - 5 kW j. Tilamuta - 10 Wc. Tareran - 300 W k. Marisa - 100 Wd. Belang - 300 W l. Popayato - 100 We. Kotamobagu - 100 W m. Siau Timur - 10 Wf. Pinolosian - 10 W n. Tahuna - 1 kWg. Boroko - 300 W o. Lirung - 100 Wh. Gorontalo - 2 kWSatuan Transmisi sebanyak 15 buah, terdiri dari :a. 2 buah pemancar Unattended dalam keadaan rusak (Tilamuta dan

    Siau Timur)b. 2 buah pemancar dalam keadaan rusak di Tahuna dan Lirung

    c. 1 buah pemancar di Popayato tidak mengudara, karena tidak adapengadaan solar

    20

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    21/29

    d. 10 buah pemancar mengudara dengan kekuatan hanya 20 %,dimana pemancar VHF sudah tidak mempunyai spareparts dipasaran.

    3) Operasional TVRI Sulut dan Gorontalo perhari rata-rata 120 menit ,terdiri dari 30 menit berita, 60 menit talk show dan 30 menit siaranhiburan.

    4) Jumlah pegawai TVRI Sulut dan Gorontalo terdiri dari :a. PNS 173 orang dengan tingkat pendidikan dari SD

    Pasca sarjana dan pendidikan profesi terdiri dariProgrammer (90 %), Reporter (95 %), Teknisi (80 %),dan Administrasi (20 %).

    b. Honorer 29 orang5) Program dan kekuatan TVRI Sulut dan Gorontalo adalah :

    a. Merehabilitasi 3 buah pemancar dan menara di Tareran, Tahunadan Lirung yang kondisinya sudah sangat parah

    b. Pembangunan pemancar di Minahasa Selatan Desa Powalutanuntuk coverage daerah kecamatan Motoling, Ranoyapo, Tompaso

    baru, Modoinding, Tenaga, Toluaan, Ratahan, Tombatu dansekitarnya.

    c. Berpartisipasi aktif dalam materi siaran yang mendukung programpemerintah dan pendidikan masyarakat melalui penyebaraninformasi yang obyektif, netral dan independen.

    d. Lokasi kegiatan produksi dekat dengan Stakeholdere. Luas jangkauan meliputi Menado, Minahasa, Bolmong (perbatasan

    dengan Gorontalo), Bitung, Tahuna dan Lirung, jika pemancarberoperasi dengan kapasitas penuh

    f. Memiliki tenaga terampil, khususnya di bidang operasional televisig. Memiliki fasilitas peralatan studio digital

    6) Sejak tahun 2002 TVRI tidak memperoleh dana dari APBN (kecualigaji PNS). Untuk pegawai honorer dibiayai oleh TVRI daerah danuntuk biaya siaran, pegawai, pemeliharaan kantor dan biaya umummenjadi beban TVRI daerah.

    b. PERMASALAHAN

    1) Untuk operasional program, TVRI Sulut dan Gorontalo mengalamihambatan, karena kondisi peralatan produksi yang habis life timenyaserta transmisi yang tidak mampu karena minimnya anggaranperawatan dan pemeliharaan.

    2) Pemancar TVRI Sulut dan Gorontalo masih menggunakan jenispemancar VHF, sehingga dalam operasionalnya menhadapihambatan, karena spare parts pemancar VHF sudah tidak ada lagi dipasaran.

    3) Terbatasnya dukungan anggaran jika dibandingkan dengan kebutuhanuntuk menghasilkan materi/produksi dan siaran yang bermutu.

    2. RRI STASIUN MANADO

    a. UMUM

    21

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    22/29

    1) Wilayah dan tugas siaran yang harus dijangkau oleh RRI cabangManado, baik jangkauan siaran maupun daerah tugas liputan adalahseluruh wilayah Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki 6 Kabupaten,yaitu : Minahasa Induk, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, BolaangMongondow, Sangihe, Talaud serta 3 kota yaitu, Manado, Bitung danTomohon. Daratan Sulawesi Utara dengan gunung-gunung diatas

    ketinggian melampaui 170 m+v cukup banyak dan mempengaruhiserta kurang menguntungkan bagi pengoperasioan pemancar, yaitu :di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa danKabupaten Sangihe.

    2) Program siaran RRI Manado adalah 17, 5 jam sehari yang terbagi dariPrograma Daerah I, Programa Daerah II, dan Programa Daerah III,dengan golongan siaran terdiri dari berita, pendidikan, kebudayaan,hiburan dan iklan.

    3) Pemancar RRI Stasiun Manado terdiri dari :a. MW Nec-8040 BT 10 KW Frekuensi 1188 KHz menjangkau wilayah

    Manado, Minahasa, Bitung, Talaud yang digunakan untuk Pro 1

    b. MW Harris 10 KW Frekuensi 1188 KHz menjangkau wilayahManado, Minahasa, Bitung, Talaud yang digunakan untuk Pro 1

    c. FM NEC SBN 11 Cris 89,1 MHz digunakan untuk operasionalsiaran OB Van

    d. FM RVR 3000 TR menjangkau Manado dan sebagian Minahasayang digunakan untuk operasional siaran Pro 2

    e. FM RVRVJ 5000 TR menjangkau Manado, Minahasa dan Bitungyang digunakan untuk operasioal siaran Pro 1

    f. FM RVRVJ 3000 TR menjangkau Manado dan sebagian Minahasayang digunakan untuk operasional siaran Pro 3

    Peralatan studio terdiri dari :

    a. 2 unit mixer Continuity dari NEC Jepang produksi tahun 1990untuk melayani siaran kesinambungan Pro 1 dan Pro 2

    b. 1 unit master control dari NEC Jepang tahun 190c. 2 unit peralatan studio buatan Austria tahun 195 yang digunakan

    untuk studio rekaman dan studio multipurposed. Peralatan mesin diesel merk Isuzu tahun 1995Peralatan siaran luar (OB Van) RRI Manado adalah 1 unit mobil JeepMerk Mercedes Benz produksi tahun 1995.

    4) Jumlah karyawan RRI Manado yang saat ini berjumlah 95 orang,dirasakan 40 % sudah tidak produktif lagi, akibat usia yang sudahmendekati purna tugas/masa pensiun. Dengan keterbatasan tenaga

    produktif, dimana RRI dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayananbagi masyarakat Sulawesi Utara, maka RRI Manado mengangkattenaga honorer yang sudah cukup lama mengabdi selama 5 tahun.

    5) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh RRI Manado, antara lain :a. Pemberdayaan kelompok pendengarb. Sebagai saluran suara rakyat dalam rangka pemilihan calon

    anggota legislatif dan DPD. Melalui program siaran pemilu ini,berbagai kecurangan yang terjadi di TPS dilaporkan oleh reportermaupun masyarakat, yang langsung dapat ditanggapi oleh pejabatKPU dan juga PANWASLU melalui siaran pada saat yangbersamaan, sehingga dapat dikatakan misi RRI sebagai lembaga

    penyiaran publik terlaksana.c. Sebagai saluran suara rakyat dalam rangka pemilihan Presiden

    dan Wakil Presiden. Dalam kegiatan ini, RRI turut aktif dalam22

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    23/29

    penyiaran putaran pertama dan kedua, sampai denganperhitungan suara hasil pemilihan tersebut. Yang menarik darikegiatan ini adalah partisipasi dan aktivitas masyarakat untukmelaporkan proses pemungutan dan perhitungan suara cukupbesar selama kurang lebih 8 jam dan berhasil menjaring kuranglebih 110 penelpon yang memberikan laporan.

    d. Program siaran untuk masyarakat minoritasUntuk memberikan layanan siaran bagi masyarakat minoritas,

    mulai dari masyarakat di pedesaan, RRI Manado pada setiapminggunya memberikan ruang dan waktu siaran bagi masyarakatpedesaan yang diberi judul Siaran Pedesaan dengan materisiaran diantaranya informasi tentang pertanian. Demikian pulauntuk masyarakat nelayan diberikan informasi tentang menjadinelayan dengan produk unggulan untuk peningkatan taraf hidupmasyarakat nelayan. Namun program siaran RRI Manado tersebutbelum dapat menjangkau secara sempurna di berbagai daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong kehidupan masyarakat tani

    dan nelayan, akibat keterbatasan kekuatan pemancar yangterhambat dengan tipografi daerah di Sulawesi Utara. Untuksementara penanggulangan dilakukan dengan programCommunity Radio dengan menyelenggarakan program siaran dilokasi tertentu yang tidak dapat terjangkau siaran RRI Manadodengan menggunakan OB Van ke lokasi tersebut.

    b. PERMASALAHAN

    1) Dengan kondisi geografis dan tipografi Provinsi Sulawesi Utara, makaRRI Manado menghadapi kendala dalam mengoptimalkan siarannya,

    khususnya daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh kemampuanpemancar, dikarenakan kondisi peralatan pemancar yang masihberjenis VHF. Untuk itu diharapkan agar dapat dilakukanpenambahan peralatan pemancar jenis FM dengan berkekuatan 5000W dilokasi-lokasi, seperti : Makawembeng, Bukit inspirasi Tomohondan di Kotamobagu. Pemancar-pemancar dilokasi tersebut akan turutmemancarluaskan siaran RRI Manado yang mencover seluruhwilayah Provinsi Sulawesi Utara. Dengan penambahan pemancarripiter di wilayah yang sulit terjangkau siaran RRI tersebut,diharapkan seluruh informasi dari pemerintah maupun masyarakatSulawesi Utara dapat diikuti di seluruh kawasan Sulawesi Utara untuk

    percepatan pembangunan di daerah ini.2) Keterbatasan gedung pertunjukan yang representatif di RRI Manado,

    seperti Auditorium yang dijadikan sebagai sarana pertunjukanbudaya, seni dan tradisional masyarakat Sulut yang sudah semakinlangka.

    3) Keterbatasan dukungan anggaran untuk pengadaan perangkat kerasyang menunjang operasional siaran, dimana sampai saat ini RRIManado belum mendapat dukungan dana dari Pemerintah DaerahProvinsi Sulawesi Utara.

    3. KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI SULAWESI

    UTARA, PWI DAN MASYARAKAT PERS PROVINSI SULAWESI UTARA

    23

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    24/29

    Dalam pertemuan dengan KPID, PWI dan Masyarakat Pers ProvinsiSulawesi Utara, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

    1) PWI Provinsi Sulawesi Utara mengharapkan agar pemerintah dapatmemberikan bantuan pendidikan kepada para jurnalis dalam rangkameningkatkan kualitas jurnalistik di Indonesia

    2) KPID Provinsi Sulawesi Utara menyampaikan bahwa dengan telahdikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2005 tentangLembaga Penyiaran Publik, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2005tentang Radio Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah No. 13tahun 2005 tentang Televisi Republik Indonesia yang keduanyamerupakan lembaga penyiaran publik, menimbulkan kesan bahwaPemerintah berkeinginan menguasai kembali penyiaran publik, padahalUndang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran mengamatkanbahwa urusan penyiaran adalah urusan publik. Oleh karena itu dengandikeluarkannya Peraturan Pemerintah tersebut, KPID berpendapatbahwa pemerintah dalam hal ini tidak boleh membatasi hak publik untuk

    memperoleh informasi, karena hak memperoleh informasi merupakanhak asasi manusia.

    3) Dalam kaitan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika No. 11 tahun 2005, maka KPID berpendapat Pemerintahtidak berhak membatasi jam siaran dan tidak dapat mengintervensidunia penyiaran sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 32 tahun2002 tentang Penyiaran.

    4) Mengenai perizinan, didalam UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaranmenyatakan bahwa izin penyelenggaraan penyiaran dan perpanjanganizin diberikan oleh negara melalui KPI. Untuk itu KPID Provinsi SulawesiUtara mengusulkan kepada Komisi I DPR RI untuk :

    a. Mendukung pembatalan PP No. 11, PP No. 12 dan PP No. 13 tahun2005 yang mana KPI telah melakukan Yudicial Review kepadaMahkamah Konsititusi, karena ada beberapa pasal dalam PPtersebut yang bertentangan dengan UU No. 32 tahun 2002 tentangPenyiaran

    b. Mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan PeraturanPemerintah tentang Lembaga Penyiaran Swata, Lembagapenyiaran berlanganan dan Lembaga Penyiaran komunitas

    c. Memperjuangkan agar masa kerja KPI dapat diperpanjang lebih dari3 tahun, karena dalam UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaranmenyebutkan bahwa masa kerja KPI selama 3 tahun.

    5) KPID Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan sosialisasi ke Kabupatendan kota di Provinsi Sulawesi Utara tentang penyiaran kepada publikdan mengharapkan agar lembaga penyiaran publik mengurus izinpenyiaran kepada KPID

    6) Sementara itu Lembaga Penyiaran Swasta mengharapkan kepadaKomisi I DPR RI untuk dapat memperjuangkan keberadaan TV-TVLokal di Provinsi Sulawesi Utara, agar dapat terus eksistensi dalammemberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat.

    24

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    25/29

    III. KESIMPULAN

    Dari hasil Laporan yang disampaikan kepada Tim, baik lisan maupun tertulisdan hasil kunjungan Tim di lapangan, maka dapat disimpulkan hal-hal

    sebagai berikut :

    C. BIDANG PERTAHANAN

    1) Provinsi Sulawesi Utara yang secara geografis memiliki pulau-pulau kecil, khususnya di wilayah perbatasan, sangat rentan terhadap:

    - intervensi asing (terutama Pulau Miangas dan Pulau Marore)- perdagangan dan penyelundupan senjata dari kawasan

    Mindanao Filipina selatan menuju berbagai daerah rawankonflik di Indonesia, seperti Poso, Maluku Utara dan Maluku

    - Transit point bagi alur lalu lintas terorisme internasional

    - perdagangan dan penyelundupan berbagai barang elektronik,narkoba serta minuman beralkohol dan non alkohol

    - peredaran dollar Amerika palsu- Illegal fishing dan Trans Shipment di Laut Sulawesi dan

    perairan Sangihe dan Talaud.

    2) Kondisi alutsista TNI, dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasmasih jauh dari yang diharapkan, dimana kualitasnya sudah cukup tuadan kadaluarsa, serta dari segi kuantitas, alutsista yang ada masih

    jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Disamping itu kondisi Batalyon712 Manado sangat memprihatinkan, dimana alutsista yang ada

    dalam kondisi yang sudah tua, serta kurang didukung oleh Kendaraandinas dan Kendaraan tempur.

    3) Sebagian besar bangunan perkantoran, mess dan rumah dinas TNIAU berada di areal tanah yang diakui milik dari Perum Angkasa Pura IBandara Sam Ratulangi dan telah disertifikatkan. Hal ini tentu akanberdampak pada pembuatan rencana pembangunan Tata RuangPertahanan TNI-AU dimasa yang akan datang, karena tidak memilikiareal tanah.

    4) Dalam kasus Illegal Fishing, dilaporkan bahwa TNI AL telah

    menangkap kapal-kapal asing yang melakukan kegiatan illegal fishingdi wilayah perairan Indonesia. Hukuman yang diberikan masih dalamtaraf ringan, karena sampai saat ini belum ada undang-undang

    25

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    26/29

    (payung hukum) yang mengatur proses hukum terhadap kapal-kapalasing yang melakukan kegiatan illegal fishing di Indonesia.

    5) Dalam pengamanan wilayah perbatasan, di wilayah KodamVII/Wirabuana belum ada pasukan yang ditugaskan untuk melakukanpengamanan wilayah perbatasan, sehingga Kodam VII/Wirabuana

    tidak mendapatkan alokasi anggaran untuk pengamanan perbatasan.

    6) Minimnya dukungan anggaran operasional TNI, baik darat, lautmaupun udara yang ditugaskan di Provinsi Sulawesi Utara danminimnya anggaran kesejahteraan prajurit khususnya yang bertugasdi wilayah perbatasan, jika dihadapkan dengan biaya hidup (livingcost) di wilayah perbatasan jauh lebih mahal apabila dibandingkandengan wilayah lainnya. Bagaimana mungkin dapat meningkatkanpengamanan kawasan perbatasan jika soal yang paling mendasar,yakni kesejahteraan prajurit yang berada di garda terdepan danbertaruh nyawa ditempatkan pada prioritas yang kesekian.

    7) Berkaitan dengan kondisi Pulau Miangas yang merupakan salah satupulau terluar di Indonesia, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :

    - Kehidupan perekonomian di Pulau Miangas masihmemprihatinkan, karena Pulau Miangas belum didukung olehpengembangan infrastruktur dibidang transportasi, komunikasidan informasi, kesehatan dan lainnya.

    - Minimnya sarana dan prasarana dibidang pendidikan.Rendahnya tingkat kesejahteraan guru-guru yang ditugaskan diwilayah perbatasan, khususnya di Pulau Miangas untukmenjadikan perhatian Pemerintah Pusat.

    - Kondisi pos-pos pengamanan wilayah perbatasan khususnya diPulau Miangas masih memprihatinkan, karena belum didukungoleh alutsista yang memadai, baik dari segi kualitas maupunkuantitas.

    - Tidak adanya stock logistik di Pulau Miangas, karena dukunganlogistik hanya diandalkan melalui pengiriman dari KapalPerintis yang frekwensi perjalanannya hanya seminggu sekali.

    - Dibidang Komunikasi dan Informasi, di Pulau Miangas belumdidukung oleh Pemancar dan Transmisi TVRI dan RRI,sehingga masyarakat Miangas belum dapat menangkap siaranTVRI dan RRI.

    - Masyarakat Pulau Miangas sangat mendambakan kunjunganpejabat pemerintah pusat, khususnya Presiden RI dalam rangkamemberikan dukungan moril terhadap penduduk Miangas yangmendiami pulau terluar di wilayah NKRI.

    D. BIDANG LUAR NEGERI

    Dalam menyikapi permasalahan di Pulau Miangas dan wilayah perairanIndonesia yang berbatasan dengan negara tetangga, Indonesia telahmelakukan Border Diplomacy dalam rangka penyelesaian permasalahandi wilayah perbatasan, yaitu :

    1) Pada pertemuan kedua Joint Permanent Working Group on Marineand Oceans Concerns (JPWG-MOC) tanggal 3 5 Agustus 2004,

    26

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    27/29

    telah dicapai kesepakatan mengenai batas maritim Indonesia Filipina, yaitu garis tengah batas maritim kedua negara di lautSulawesi berdasarkan titik dasar Filipina dan Indonesia.

    2) Kepemilikan atas Pulau Miangas secara hukum telah jelas, yaituberdasarkan doktrin uti possidetis Pulau Miangas menjadi milik

    Indonesia dan memasukan Pulau tersebut sebagai titik dasar No. 42dalam UU No 4/Prp/1960, sehingga tidak ada sengketa kedaulatanantara Indonesia Filipina atas pulau tersebut. Filipina menyatakanbahwa Filipina tidak mempunyai klaim atas pulau tersebut danmengakui kedaulatan RI atas Pulau Miangas ( perjanjian ekstradisi RI-Filipina tanggal 10 Februari 1976 dan perundingan batas maritim RI-Filipina tanggal 1 5 Desember 2003 di Manila).

    B. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

    1) Media penyiaran di Provinsi Sulawesi Utara berkembang sangatpesat yang ditandai dengan beroperasinya beberapa stasiun produksi

    televisi lokal dan stasiun penyiaran swasta nasional yang mulaimerambah di Provinsi Sulawesi Utara. Disamping itu media cetaktelah berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah yang memberikankontribusi positif bagi pembangunan di Provinsi Sulawesi Utara.

    2) Minimnya dukungan sarana dan prasarana seperti pemancar TVRIdan RRI serta sarana studio untuk mengoperasionalkan program-program siaran. Disamping itu, dukungan anggaran operasionalsiaran TVRI dan RRI sangat minim, karena untuk anggaranoperasional TVRI dan RRI hanya didukung oleh APBD ProvinsiSulawesi Utara.

    3) Transmisi TVRI Stasiun Sulawesi Utara tidak mampu menjangkauseluruh wilayah Provinsi Sulawesi Utara khususnya di wilayahperbatasan. Disamping TVRI, Pemancar RRI Stasiun Manado jugatidak mampu menjangkau seluruh wilayah di Provinsi Sulawesi Utarakhususnya di wilayah perbatasan, karena kondisi pemancar saat inimasih berjenis VHF.

    4) Rendahnya tingkat kesejahteraan karyawan TVRI dan RRI, apabiladihadapkan dengan biaya hidup (living cost) di Provinsi SulawesiUtara.

    IV. REKOMENDASI DAN SARAN

    Dari hasil laporan dan kunjungan Tim Komisi I DPR RI ke Provinsi SulawesiUtara, maka Tim memberikan rekomendasi dan saran sebagai berikut :

    1. Melihat kondisi geografis Provinsi Sulawesi Utara yang letaknya

    berbatasan dengan Negara Filipina, maka khusus wilayah perbatasanperlu dilakukan pembangunan kawasan perbatasan untuk memacupertumbuhan sosial ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di kawasan

    tersebut, mengingat kawasan perbatasan Sulawesi Utara mempunyaipotensi yang besar untuk dapat dikembangkan, baik potensi sumber dayaalam maupun potensi di bidang perdagangan, wisata dan jasa. Disamping

    27

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    28/29

    itu pembangunan kawasan perbatasan dilakukan untuk mengurangitingkat kesenjangan ekonomi masyarakat yang dapat mengancamintegritas bangsa yang berakibat terjadinya disintegrasi bangsa.

    2. Alutsista TNI, baik AD, AL dan AU dari segi kualitas dan kuantitasmendesak untuk diperhatikan, seperti kapal-kapal patroli baik darat, laut

    maupun udara, standby flight tempur, termasuk alat-alat perhubungandan komunikasi untuk keperluan tugas TNI agar mendapat dukungansegera. Disamping itu dukungan anggaran TNI, baik untuk kegiatanoperasional maupun anggaran pengamanan perbatasan, perlu untuk lebihdiperhatikan, mengingat bidang tugas TNI sebagai unsur pengamananwilayah NKRI.

    3. Kesejahteraan prajurit khususnya yang ditugaskan di wilayah perbatasanagar disesuaikan dengan porsi anggaran yang telah disediakan, apalagibiaya hidup (living cost) di wilayah perbatasan jauh lebih mahaldibandingkan dengan wilayah lainnya. Demikian juga dengan sarana

    perumahan prajurit TNI diharapkan agar lebih diperhatikan denganmenyediakan rumah-rumah dan asrama yang layak huni, sehingga tingkatpengabdian mereka menjadi lebih tinggi.

    4. Berkaitan dengan kondisi di Pulau Miangas :- untuk segera dilakukan pengembangan dan pembangunan

    perekonomian dan infrastruktur di Pulau Miangas, agar kesejahteraanpenduduk Miangas dapat lebih ditingkatkan

    - untuk dilakukan pembangunan gudang logistik di Pulau Mingas,mengingat frekwensi pengiriman logistik ke Pulau Miangas belumdapat dilakukan secara kontinue.

    - Untuk pos-pos pengamanan TNI di Pulau Miangas agar didukung olehalutsista yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

    - Komisi I DPR RI minta kepada Pemerintah Pusat dalam hal iniPresiden RI agar dapat melakukan kunjungan resmi ke Pulau Miangasdalam rangka memberikan dukungan moril kepada masyarakatMiangas yang mendiami pulau terluar di wilayah NKRI.

    5. Dalam bidang komunikasi dan informasi, untuk TVRI dan RRI ProvinsiSulawesi Utara perlu didukung oleh sarana transmisi dan pemancarkhususnya di wilayah perbatasan, agar masyarakat Indonesia di wilayahPerbatasan dapat menikmati program-program siaran nasional dalam

    rangka meningkatkan rasa nasionalisme dan integrasi bangsa. Disampingitu perlu peningkatan kesejahteraan pegawai, baik TVRI maupun RRI,apalagi biaya hidup (living cost) di wilayah perbatasan jauh lebih mahaldibandingkan dengan wilayah lainnya.

    V. PENUTUP

    Demikian Laporan Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke ProvinsiSulawesi Utara. Laporan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukanbagi Komisi I dalam melakukan pembahasan dengan pemerintah khususnya

    mitra kerja Komisi I pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2005 2006.

    Jakarta, Agustus 200528

  • 8/8/2019 K1 Kunjungan Kunjungan Kerja Komisi I Ke Provinsi Sulawesi Utara

    29/29

    TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RIKE PROVINSI SULAWESI UTARA

    KETUA, SEKRETARIS,

    THEO L SAMBUAGA JEFFREY JOHANNES MASSYA - 525 A - 416

    29