Just Agustus

4
agustus 2014 Apa adanya saja, Karya yang berbicara Kepada Yang Terhormat Bapak Joko Widodo Di tempat Assalaamu'alaikum. Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini. Bapak, namaku Untung. Sekarang aku duduk di Bangku kuliah semester 5. Aku suka sekali membaca dan menulis. Alhamdulillah sebentar lagi aku akan menerbitkan sebuah buku. Tahun lalu aku mengirim surat pada bapak Presiden. Kata orang, suratku lucu. Bapak SBY sempat juga membalasnya. Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg degan. Soalnya menjadi Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari PR seluruh mahasiswa di dunia ini. Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya PR bagaimana membuat rakyat tersenyum. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau tersenyum? Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak tenaga kerja kita yang disiksa. Terus juga PR untuk membuat negeri kita lebih aman. Agar jangan banyak orang jahat berkeliaran, apalagi bawa bom segala. Kami takut sekali. Kalau bisa nanti negeri kita tidak mendapat rangking 1 lagi untuk korupsi. Sedih kalau ingat itu. Padahal teman teman kecilku banyak yang harus berjuang di jalanan. Padahal negeri kita kaya loh. Makanya aku harap Bapak bisa peka dan tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat sekali dengan rakyat. Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat kumuh, ngobrol dengan orang kecil seperti aku dan sering tersenyum. Bapak yang ganteng dan pintar, betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Apalagi rakyatnya selalu berharap terus seperti aku. Ya seperti yang Bapak bilang, Bapak tak bisa berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku yakin itu! Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit. Makanya aku berdoa semoga nanti tak ada lagi airmata duka. Hanya ada pelangi di mata kita. Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak Presiden dan Insinyur berbadan tegap, aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku lakukan karena cinta. Probolinggo, 01 Agustus 2014 Salam hormat, Untung Surapati SURAT UNTUK PRESIDEN BARUKU edisi Agustus 2014 1 #Just Agustus 2014

description

#Cerita singkat di bulan agustus :)

Transcript of Just Agustus

Page 1: Just Agustus

agustus 2014 Apa adanya saja, Karya yang berbicara

Kepada Yang Terhormat Bapak Joko Widodo Di tempat Assalaamu'alaikum. Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini. Bapak, namaku Untung. Sekarang aku duduk di Bangku kuliah

semester 5. Aku suka sekali membaca dan menulis. Alhamdulillah sebentar lagi aku akan menerbitkan sebuah buku. Tahun lalu aku mengirim surat pada bapak Presiden. Kata orang, suratku lucu. Bapak SBY sempat juga membalasnya.

Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg degan. Soalnya menjadi

Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari PR seluruh mahasiswa di dunia ini. Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya

PR bagaimana membuat rakyat tersenyum. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau

tersenyum? Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak tenaga kerja kita yang disiksa. Terus juga PR untuk membuat negeri kita lebih aman. Agar jangan banyak orang jahat berkeliaran, apalagi bawa bom segala. Kami takut sekali. Kalau bisa nanti negeri kita tidak mendapat rangking 1 lagi

untuk korupsi. Sedih kalau ingat itu. Padahal teman teman kecilku banyak yang harus berjuang di jalanan. Padahal negeri kita kaya loh. Makanya aku harap

Bapak bisa peka dan tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat sekali dengan rakyat. Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat kumuh,

ngobrol dengan orang kecil seperti aku dan sering tersenyum. Bapak yang ganteng dan pintar, betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Apalagi rakyatnya selalu berharap terus seperti aku. Ya seperti yang Bapak

bilang, Bapak tak bisa berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku yakin itu! Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit. Makanya aku berdoa semoga nanti tak ada lagi airmata duka. Hanya ada pelangi di mata kita.

Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi kalau Bapak salah, biarpun Bapak Presiden dan Insinyur berbadan tegap, aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku lakukan karena

cinta.

Probolinggo, 01 Agustus 2014 Salam hormat, Untung Surapati

SURAT UNTUK PRESIDEN BARUKU

edisi Agustus 2014 1

#JustAgustus 2014

Page 2: Just Agustus

Hari Kemenangan SejatiSetelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, ingin rasa melepas penat yang

sempat tertampung . Bersama keluarga besar kami mereyakan hari kemenangan akbar yang hanya terjadi setahun sekali ini. Jam 07:00 WIB aku sekeluarga bergegas menuju masjid 'Fatimatuz Azzahro' yang berada di belakang rumah untuk melaksanakan shalat idul fitri 1435 H secara berjamaah. Wangi parfum dan sembari senyuman manis menyambutku di tengah2 kerumunan masyarakat yang sudah tak sabar ini bersalaman dengan keluarga kami. Di dalam masjid ternyata sudah banyak warga yang berkumpul , masakan khas desa kami pun tak kalah penting untuk berbaris mengisi shaf paling akhir di barisan jamaah . Sekitar 150 meter dari masjid , berdiri sebuah tongkat kayu yang tingginya mencapai 10 meter .

Pesta Petasan merupakan salah satu Tradisi wajib yang tak kan terlupakan di kampung kami, apalagi sudah menjelang hari-hari besar. Jam 07:30 WIB shalat id pun dimulai , sekitar 400 jamaah tertampung dalam barisan rapi nan indah. Rata rata banyak diantara mereka yang pulang kampung. Selesai Shalat id berjamaah, khutbah yang di bawakan oleh ustad komplek setempat terdengar sangat hikmat, penuh semangat dalam memberikan siraman rohani kepada jamaah. Hampir setengah jam kami bersimpuh di hadapan ustad ,khutbah pun diakhiri dengan do'a . Jamaah pun bubar dan saling bersalaman . Kata maaf selalu ku dengar di tiap baris shaf dan akhirnya berjumpalah saya dengan para sahabat yang sudah lama tak berjumpa. Sekitar 6 tahun yang lalu kami berjuang bersama mengais ilmu agama di masjid ini. Pelukan hangat menghampiriku, di temani sang murabi yang tak pernah lelah mengajariku mengaji. Sudah cukup akrab dan menjelang siang, kami sekeluarga segera bergegas untuk pulang kerumah dan bersiap siap untuk bersilaturahmi ke rumah tetangga dan sanak keluarga, seperti biasa jika hari sudah menjelang tengah hari, mereka (sanak keluarga) berkumpul di depan rumah untuk berfoto bersama. Momen tak terlupakan ketika aku berada di tengah-tengah mereka. Sederhana namun memberi energi positif bagiku.

Semoga amal ibadah kita semua di bulan Ramadhan mendapat ganjaran surga dari Allah S.W.T Aamiin.

2

Saya sekeluarga mengucapkan :“ Taqabalalla Hu minna waminkum, Mohon maaf lahir

dan batin .. ”

edisi Agustus 2014

Page 3: Just Agustus

Kali ini saya mempunyai kesempatan untuk membedah salah satu buku pergerakan yang (saat ini) paling sering ku baca, bahkan sempat menjelma dalam mimpi ku. Judul bukunya 'Pergolakan Pemikiran Islam' , yach,, ada salah satu-dua paragraf yang mudah aku pahami dan sedikit mencerminkan kehidupaku saat ini. Selamat membaca ..

Aku Rindu Peristiwa besar, tapi.. Aku tidak senang dengan serba kebekuan ini. Tapi bagaimana , bagaimna aku membebaskan diri ? aku rindu ada peristiwa-peristiwa besar. Tapi aku sendiri takut menghadapi peristiwa-peristiwa besar dalam diriku. Serba kesulitan silih berganti menimpa. Dan aku diam, melarikan diri dalam buku-buku 28 Februari 1969

Yogya : Kering ! Aku sudah terlalau lama di Yogya. Dia sudah terlalu kering buat suatu inspirasi. Bagiku kota ini tidak inspiratif lagi. Kapankah keinginanku menjelajah dunia ini bisa terlaksana ? Aku benci homogenetis dan suasana monoton. Aku ingin mencari lingkungan baru yag masih kaya akan inspirasi. Sebaiknya memang. Tinggalkan Yogya ! 05 Juli 1969

Yang penting : Berbuat dan Bertanggungjawab ! Kalau kita berani berkata bahwa orang yang beragama non-islam itu masuk neraka, atau seorang pencuri itu tak akan masuk surga, maka hal itu berarti bahwa kita telah berani memegang jabatan Tuhan, sebab hanya tuhanlah yang tahu ke mana tiap-tiap orang itu dimasukkan. Yang penting bagi kita ialah berbuat dan bertanggungjawab. Kebenaran adalah sesuatu yang kita usahakan mendapati dan kesalahan adalah sesuatu yang kita usahakan menghindari. Dalam sikap demikian, maka kemungkinan melakukan kebenaran atau kesalahan adalah hirarkis di bawah pentingnya berbuat, melakukan kesalahan dan bertanggungjawab daripada takut bertanggungjawab sebab selalu ragu tentang kebenaran tindak dan karenanya tak pernah berbuat apa-apa. 06 Mei 1970

Aku dan Musik Komposisi musik meredap diriku suatu kesyahduan. Rohaniku yang gelisah akan persoalan-persoalan hidup dan tanggung jawab yang berat, untuk semetara terobati oleh denyutan-denyutannya. Dia datang membawa ketenangan dalam jiwa, pernghargaan yang lebih besar kepada sesama manusia, dan kesadaran akan misteri kehidupan. Kadang-kadang musik ini datang menceritakan keriangan hidup, kelucu-lucuannnya, tapi kadang-kadang suasana yang baru dan pergulatan abadi manusia dengan persoalanya. Tapi semuanya telah hadir di depan kita dengan induknya. Mengapa kelucuan kengerian, keriangan, kemarahan, ketenangan dan lain-lain itu bisa terungkap dalam keindahannya? Rupanya keindaan itu tidak hanya ada yang cantik, yang mesra, yang mengembirakan, yang subur dan sebangsa itu. Tapi dia ada di mana-mana, pada wajah yang bopeng, tanah gunung kidul yang gersang, suasana kematian dalam kebeningan tuan pada babunya dan sebagainya. Semua benda dan peristiwa yang kontak dengan pribadi seseorang akan bisa berbicara menyampaikan keindahan dirinya. 20 April 1970

Pelarian ? Dengan membaca aku melepaskan diri dari kenyataan yaitu kepahitan hidup. Tanpa membaca aku tenggelam sedih. Tapi sebentar lagi akan datang saatnya dimana aku tidak bisa lagi lari dari kenyataan. Kenyataan yang pahit tidak bisa di hindari terus menerus berhubung dualitas diri yaitu jasmani dan rohani. Sebentar lagi kenyataan akan menangkapku dan aku belum tahu bagaimana saat itu harus kuhadapi. Saat itu adalah saat-saat paling pahit. 19 Mei 1970

Kutipan Sang Ahmad Wahib

3edisi Agustus 2014

Page 4: Just Agustus

Sepanjang Jalan Kenangan Senyum dulu ^_^ , Tarik nafas.. dan ucapkan Hamdalah dalam hati.. Menyusuri sepanjang jalan ini memang tak pernah membuatku bosan, bahkan ingin rasanya mengulang dan mengulang kembali. Kilas baik sejarah terekam jelas dalam perjalanku bersama mereka. Perjalanan yang sebagian mahasiswa di sebut study excercise, karena dapat menemukan banyak pengalam berharga yang tak bisa di jumpai di kampus kami Perjalanan itu di mulai dari masjid kmpus dan berakhr di masjid ini pula. MITI, kepanjangan dari Masyarakat Ilmuwan dan Tegnolog Indonesia yang mengantarkan kami sampai di kota pelajar Yogyakarta. Berjumpa dengan mereka para teknorat memang sangat menyenangkan ,plus menambah pengetahuan akan dunia IT yang lebih luas. Bertepatan dengan malam syahdu di jalan sibuk malioboro , kami bercengkama dengan para pedagang sembari mendengarkan musik kroncong yang menjadi khas jalan ini. “Kadang kita berhenti bukan karena kita tak mampu terus berjalan “. Kalimat itu yang terlintas di kepala ketika aku berjalan mundur memutari kumpulan kroncongnis , berfikir sejenak akan hal yang di sebut kenangan memang tak ada habisnya. Sebuah nama yang tak ada dalam kamus , yang pernah mempunyai arti dan membekas di telapak otak kiriku. Namun kini jalan itu terasa hampa ku raba, usang bak di makan waktu. Tak ada waktu untuk mengunjungi semakin menambah rasa rindu yang menyengat dalam hati. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kami bisa sekolah lebih tinggi di sana.

Salam Mubarak

4edisi Agustus 2014