Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika...

5
Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja Tiada Copyright Ali Mutasowifin [email protected] http://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/ Berebut Takhta Setelah Raja Tiada Keraton Kasunanan, Surakarta (laindunia.in) Tak lama setelah Pakubuwono XII, penguasa Kasunanan Surakarta Hadiningrat, mangkat pada 12 Juni 2004, gonjang-ganjing melanda keraton. Keributan itu dipicu oleh silang sengketa di antara 35 orang anak Pakubuwono XII dari enam orang selir tentang siapa yang berhak menduduki takhta selanjutnya. Dalam tradisi kerajaan Jawa, pengganti raja yang meninggal adalah anak lelaki tertua dari permaisuri, sementara hingga Pakubuwono XII meninggal, ia tidak mengangkat seorang permaisuri. Perebutan takhta terjadi antara Hangabehi dan Tedjowulan, yang lahir dari ibu yang berbeda. Pertempuran memperebutkan takhta pun mencapai puncaknya ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII. Penobatan Tedjowulan dilakukan di Ndalem Sasana Purnama, page 1 / 5

Transcript of Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika...

Page 1: Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII.

Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja TiadaCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/

Berebut Takhta Setelah Raja Tiada

Keraton Kasunanan, Surakarta (laindunia.in)

Tak lama setelah Pakubuwono XII, penguasa Kasunanan Surakarta Hadiningrat,mangkat pada 12 Juni 2004, gonjang-ganjing melanda keraton. Keributan itudipicu oleh silang sengketa di antara 35 orang anak Pakubuwono XII dari enamorang selir tentang siapa yang berhak menduduki takhta selanjutnya. Dalamtradisi kerajaan Jawa, pengganti raja yang meninggal adalah anak lelaki tertuadari permaisuri, sementara hingga Pakubuwono XII meninggal, ia tidakmengangkat seorang permaisuri.

Perebutan takhta terjadi antara Hangabehi dan Tedjowulan, yang lahir dari ibuyang berbeda. Pertempuran memperebutkan takhta pun mencapai puncaknyaketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagaiPakubuwono XIII. Penobatan Tedjowulan dilakukan di Ndalem Sasana Purnama,

page 1 / 5

Page 2: Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII.

Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja TiadaCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/

Kotabarat Mangkubumen, sekitar enam kilometer dari kompleks KeratonSurakarta. Pengukuhan dilakukan di luar keraton karena hari itu kubu Hangabehimenggembok pintu gerbang keraton. Sebulan kemudian, kubu Hangabehimelakukan tindakan sama: melantik KGPH Hangabehi juga sebagai PakubuwonoXIII. Raja kembar pun muncul kota Solo. Sejak itu, konflik makin runcing, bahkanterus berlanjut hingga kini, enam tahun setelah ayah mereka berdua mangkat.

Perseteruan itu berdampak pada kelangsungan hidup keraton. Berbagai bantuanuntuk perawatan dan pengembangan budaya yang selama ini diterima, baik dariPemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Kota Surakarta, menjadi terhenti. Pemerintah Daerah selalu meminta agar persoalan dua raja itu diselesaikan terlebih dahulu sebelum dana bantuan dapat dicairkan.

page 2 / 5

Page 3: Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII.

Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja TiadaCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/

Pasar Kanoman (virtualtourist.com)

Perebutan takhta juga terjadi di Keraton Kanoman, Cirebon, usai meninggalnya Sultan Kanoman XI, H. Muhammad Djalaludin pada 2002. Dari empat orang istri,ia memiliki 16 orang anak. Istri pertama, Ratu Amanah, melahirkan seorang anak,Ratu Raja Latifah Ratina. Istri ketiga Suherni, melahirkan 9 anak, yakni PangeranSaladin dan 8 adiknya, kemudian istri keempat, Ratu Sri Mulya, melahirkanPangeran Raja Muhammad Emirudin dan 5 adiknya. Sedangkan dari istri kedua iatidak memiliki anak.

page 3 / 5

Page 4: Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII.

Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja TiadaCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/

Putra pertama istri ketiga (Saladin) dan istri keempat (Emirudin) kini terlibat konflikakibat perebutan tahta Sultan Kanoman. Kedua-duanya mengklaim diri sebagai ahliwaris yang sah. Pangeran Emirudin bermodalkan garis darah. Dia putra yang lahirdari pasangan Sultan Kanoman XI Muhammad Djalaludin dan putri IstanaKanoman, Ratu Sri Mulya. Adiknya, Pangeran Saladin, yang beribukanSuheni-yang berasal dari luar keraton-juga menyodorkan bukti waris yang takkalah kuatnya: surat wasiat yang dituliskan oleh almarhum Sultan Djalaludin.

Sama seperti yang terjadi pada Kasunana Surakarta, perebutan takhta di KeratonKanoman yang masih berlangsung hingga kini juga berimbas kepada kehidupanKeraton. Misalnya, kondisi Keraton Kanoman saat ini cukup memprihatinkan, terimpit oleh bangunan-bangunan modern yang menjulang. Jalan masuk ke Keraton pun harus melewati Pasar Kanoman yang pada pagi hingga siang haritidak mungkin dilalui kendaraan roda empat karena dipenuhi oleh para pedagang.Bantuan dari pemerintah daerah juga acap diperebutkan oleh kedua kubu.

(kompas/ferganata indra riatmoko)

Hal yang tak jauh berbeda terjadi saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX mangkatdi Washington DC pada 3 Oktober 1988. Berdasarkan tradisi kerajaan Mataram,pewaris takhta ditentukan oleh Sultan. Biasanya ia adalah putra dari salahseorang istri yang telah diangkat Sultan sebagai permaisuri. Tapi sampai akhir

page 4 / 5

Page 5: Berebut Takhta Setelah Raja Tiadaanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Just...ketika Agustus 2004 kubu Tedjowulan mengukuhkan perwira TNI AD itu sebagai Pakubuwono XIII.

Just an Ordinary Teacher | Berebut Takhta Setelah Raja TiadaCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2010/12/02/berebut-takhta-setelah-raja-tiada/

hayatnya, HB IX tak pernah mengangkat seorang permaisuri. Berarti 14 putranyasaat itu memiliki derajat yang sama. Dengan kata lain, sama pula kansnya untuk terpilih. Suasana sempat memanas ketika G.B.P.H. Hadikusumo, putra dari istri pertama, mengaku menerima wasiat 28 hari sebelum Sri Sultan HamengkubuwonoIX wafat. Akan tetapi, setelah masa berkabung usai, K.G.P.H. Mangkubumi, putradari istri kedua, yang akhirnya diangkat menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwono XI, bisa jadi akan jauh lebih rumit bilamengingat bahwa kelima anak Sri Sultan Hamengkubuwono X berjenis kelaminperempuan, sementara selama ini penguasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningratselalu laki-laki. Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono X test the water denganmewacanakan sultan perempuan, tak sedikit tentangan yang muncul, termasuk darisaudara-saudaranya sendiri.

Untungnya, keributan-keributan karena berebut takhta pasca mangkatnya para raja di atas tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan rakyat banyak, karenaterpisahnya kekuasaan keraton dengan kekuasaan politik pemerintahan.Surakarta diurus oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan bukan oleh KasunananSurakarta. Cirebon dikelola oleh Pemerintah Kota Cirebon, dan bukan olehKeraton Kanoman. Yogyakarta juga diatur oleh Pemerintah Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta, dan bukan oleh Kasultanan Ngayogyakarta. Bahkan, jauhsebelum Sri Sultan Hamengkubuwon IX meninggal pun, pemerintahan telahdijalankan oleh Wakil Gubernur Paku Alam VIII (Sri Sultan Hamengkubuwono Xbaru dilantik menjadi gubernur 3 Oktober 1998 setelah wafatnya Paku Alam VIII,atau hampir 10 tahun setelah diangkat menjadi penguasa Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat). Keadaan yang berbeda barangkali akan terjadi,yakni keributan-keributan itu akan berdampak luas kepada kehidupanmasyarakat, bila keraton juga memegang kuasa pemerintahan...

page 5 / 5