JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis...

16
JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMANFAATAN TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) (Analisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam Sosialisasi Tim Penggerak PKK Desa Ngunut Mengenai Pemanfaatan TOGA kepada Masyarakat di Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar) Oleh : Noorma Luthfiana Aini D0212076 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Transcript of JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis...

Page 1: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

JURNAL

PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMANFAATAN

TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

(Analisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam Sosialisasi

Tim Penggerak PKK Desa Ngunut Mengenai Pemanfaatan TOGA kepada

Masyarakat di Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten

Karanganyar)

Oleh :

Noorma Luthfiana Aini

D0212076

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

1

PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMANFAATAN

TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

(Analisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam Sosialisasi

Tim Penggerak PKK Desa Ngunut Mengenai Pemanfaatan TOGA kepada

Masyarakat di Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten

Karanganyar)

Noorma Luthfiana AiniTanti Hermawati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Modernization and innovation in the health sector are continuouslyexpanded. Even though the update continues to be done, the development oftraditional health care can not be ruled out, one of which can be used through theFamily Crops Medicine (TOGA). According to the Minister of Health Decree(Permenkes) No. 9 Year 2016 on Efforts of Health Development Through Self-Care Utilization of Family Crops Medicine and Skills, self care by traditionalhealth is an effort to maintain and improve health and prevent and overcomehealth problems lightly by individuals within families, groups, or communitiesusing TOGA and skills. One of the districts that apply TOGA activities isKaranganyar, particularly in Sub Jumantono, Ngunut Village.

The purpose of this study was to determine the communication process onsocialization TOGA utilization by PKK of Ngunut Village as the communicatorand villager as the communicant. Socialization is carried out since 2013 and stillgoes on.

This research is a qualitative descriptive study. Informants in this studyare selected using purposive sampling technique. The data is collected usingindepth interview techniques and review documents. The data obtained in the fieldare analyzed using triangulation method.

The result of this research is the communication process that occursduring socialization of TOGA utilization in Ngunut Village is effective by usingLasswell formulations which focus on five elements of communication, which are:communicator, message, media, communicant, and effect that followed.Keywords: TOGA Utilization, Socialization, Communication Process.

Page 3: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

2

Pendahuluan

Pada masa kini perkembangan pada sektor kesehatan telah berkembang

pesat dengan begitu banyaknya inovasi. Meskipun modernisasi dan pembaruan

terus dilakukan, perkembangan pelayanan kesehatan tradisional tidak dapat

dikesampingkan. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

disebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Dalam dunia internasional, perkembangan pelayanan kesehatan tradisional

juga telah mendapat perhatian dari berbagai negara. Dari hasil kesepakatan

pertemuan WHO Congress on Traditional Medicine di Beijing pada bulan

November 2008 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional yang aman

dan bermanfaat dapat diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Dari

pertemuan WHO pada tahun 2009 disebutkan dalam salah satu resolusinya bahwa

WHO mendorong negara-negara anggotanya agar mengembangkan Pelayanan

Kesehatan Tradisional di negaranya sesuai kondisi setempat

(www.gizikia.depkes.go.id, 2011).

Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan pembinaan terhadap

pelayanan kesehatan tradisional agar dapat diselenggarakan dengan penuh

tanggung jawab. Penggunaan obat generik (OG) masih terbilang lebih tinggi dari

pada penggunaan obat tradisional. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 diperoleh hasil bahwa 35,2% masyarakat menyimpan obat

untuk swamedikasi dimana proporsi Rumah Tangga (RT) yang menyimpan obat

keras 35,7% dan antibiotika 27,8%. Adanya obat keras dan antibiotika untuk

swamedikasi menunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Sedangkan RT

yang menggunakan Yankestrad (Pelayanan Kesehatan Tradisional) hanya 30,4%.

Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) merupakan salah satu upaya

dalam mengembangkan pemanfaatan obat tradisional di Indonesia. Dalam upaya

pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan penyakit yang

sederhana merupakan salah satu cara dalam pengembangan Kebijakan Obat

Page 4: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

3

Tradisional Nasional (KONTRANAS). TOGA merupakan sekumpulan tanaman

berkhasiat obat untuk kesehatan keluarga yang ditata menjadi sebuah taman dan

memiliki nilai keindahan. Beberapa alasan pemanfaatan TOGA antara lain karena

murah, aman dan mudah di dapat karena ada di sekitar kita, dapat meningkatkan

asupan gizi keluarga, menciptakan keindahan dan penghijauan lingkungan, untuk

melestarikan warisan budaya bangsa, penggalian jenis tanaman lokal asli daerah

setempat/tanaman langka yang berkhasiat obat, serta menambah pendapatan

keluarga.

Pemanfaatan TOGA perlu dikembangkan sebagai bentuk asuhan mandiri

atau selfcare masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.

9 Tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Kesehatan Melalui Asuhan Mandiri

Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Keterampilan, asuhan mandiri kesehatan

tradisional adalah upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan oleh individu dalam

keluarga, kelompok, atau masyarakat dengan memanfaatkan TOGA dan

keterampilan.

Kesadaran akan pentingnya TOGA untuk kemandirian kesehatan

masyarakat Indonesia telah dirasakan oleh sebagian masyarakat, namun belum

merata. Merubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat memang tidak mudah

sehingga perlu mengadakan sosialisasi. Seperti dalam penelitian Peran

Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalam Meningkatkan

Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya Gaya Hidup yang

Peduli Lingkungan oleh Suharsono (2012), menciptakan budaya gaya hidup

peduli lingkungan tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena

menyangkut perubahan baik pola pikir maupun perilaku yang selama ini jarang

diperhatikan bahkan cenderung bertolak belakang dengan kebiasaan yang selama

ini dilakukan oleh kebanyakan orang. Dengan konsep peduli lingkungan maka

pola pikir dan perilakunya harus berubah. Singkatnya harus ada perubahan pola

pikir dan perilaku baik individu, kelompok, atau masyarakat harus peduli terhadap

lingkungannya masing-masing. Untuk mengubah pola pikir dan perilaku tersebut

dapat dilakukan dengan proses sosialisasi.

Page 5: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

4

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tidak lengah dalam

mensosialisasikan TOGA dan memotivasi masyarakat agar menanam tanaman

obat-obatan. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan PKK di masing-masing

kabupaten di Indonesia, sosialisasi TOGA terus dilakukan baik melalui pelatihan-

pelatihan hingga pengadaan lomba Desa Pelaksana Terbaik Kegiatan Pemanfaatan

Hasil TOGA hingga tingkat nasional. Untuk mengikuti lomba ini, maka suatu

desa harus memiliki kelayakan untuk disebut sebagai Desa TOGA. Salah satu

kabupaten yang mengikuti lomba tersebut adalah Kabupaten Karanganyar dengan

Desa Ngunut yang terletak di Kecamatan Jumantono sebagai perwakilannya.

Sejak tahun 2013 Desa Ngunut sudah aktif dalam budidaya dan pemanfaatan

TOGA. Bahkan pada bulan November 2016 lalu Desa Ngunut bahkan berhasil

menjuarai lomba Desa Pelaksana Terbaik Kegiatan Pemanfaatan Hasil TOGA

tingkat nasional yang diadakan oleh PKK Pusat.

Sosialisasi kepada masyarakat di Desa Ngunut dalam pemanfaatan TOGA

memang terbilang cukup baik sehingga kesadaran masyarakat akan pentingnya

TOGA cukup tinggi. Terbukti keluarga yang membuat dan memanfaatkan TOGA

di Desa Ngunut sebanyak 992 KK atau 80,58% dari total 1231 KK pada tahun

2015. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yaitu 673 KK atau sebesar 57,76% dari total 1165 KK. Kader

TOGA Desa Ngunut yang berjumlah 22 orang pun sudah terlatih. Sosialisasi dan

pemberdayaan masyarakat di Desa Ngunut dikoordinir oleh Tim PKK Desa

Ngunut dan didukung oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Kabupaten

Karanganyar.

Melihat peningkatan kesadaran dan keaktifan masyarakat Desa Ngunut

mengenai TOGA tersebut, tentu tidak lepas dari proses komunikasi dalam

sosialisasi Tim Penggerak PKK Desa Ngunut kepada masyarakat untuk

menyampaikan informasi mengenai Pemanfaatan TOGA. Cara komunikasi yang

tepat akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya penyebaran informasi sehingga

tidak terjadi kesalahpahaman. Hal ini juga bisa memudahkan masyarakat

melakukan proses adopsi terhadap hal tersebut.

Page 6: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

5

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membahas

bagaimana proses komunikasi dalam sosialisasi kepada masyarakat Desa Ngunut

mengenai pemanfaatan TOGA. Peneliti akan mengulas bagaimana penerapan

proses komunikasi yang dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Desa Ngunut

sebagai penyampai pesan kepada masyarakat setempat sebagai penerima pesan

agar efek atau tujan yang diharapkan mengenai pemanfaatan TOGA oleh

masyarakat tercapai.

Rumusan Penelitian

Bagaimana proses komunikasi dalam sosialisasi pemanfaatan TOGA oleh Tim

Penggerak PKK kepada masyarakat Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono,

Kabupaten Karanganyar yang meliputi lima unsur komunikasi (komunikator,

pesan, media, komunikan, efek)?

Tinjauan Pustaka

a. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang

berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006:

9). Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai alat untuk

bertukar pesan antar individu. Hal ini memungkinkan adanya suatu

penyebaran informasi dari komunikator (penyampai pesan) kepada

komunikan sebagai penerima pesan. Komunikasi sendiri bisa dilakukan

secara verbal maupun non verbal. Secara verbal bisa melalui perbincangan

secara langsung antar personal maupun menggunakan media, tergantung

tujuan dari komunikasi tersebut.

Salah satu model komunikasi yang paling tua adalah model

komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell. Harold Lasswell

menggunakan lima pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses

Page 7: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

6

komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in wich

channel (dalam media apa), to whom (kepada siapa), dan what effect (apa

efeknya) (Arni Muhammad, 2001: 5). Melihat pentingnya komunikasi

dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tidak terlepas dari peran dan

fungsinya di dalam masyarakat. William I. Golden dalam Deddy Mulyana

(2010: 5-30) mengatakan bahwa fungsi komunikasi dibagi menjadi empat

bagian, yaitu: (1) Sebagai komunikasi sosial; (2) Sebagai komunikasi

ekspresif; (3) Sebagai komunikasi ritual; dan (4) Sebagai komunikasi

instrumental.

Terdapat dua saluran komunikasi guna menyebarluaskan suatu

pesan, yaitu saluran komunikasi personal dan saluran komunikasi

nonpersonal atau saluran komunikasi media massa. Berikut dijabarkan

mengenai saluran komunikasi personal dan saluran komunikasi media

massa menurut Riswandi (2009: 157-160) yaitu: (1) Saluran komunikasi

personal dimana saluran komunikasi ini bersifat langsung perseorangan

maupun kelompok dan dinilai lebih persuasif dibandingkan dengan saluran

komunikasi media massa; dan (2) Saluran komunikasi media massa yang

memiliki jangkauan khalayak yang luas dan cepat.

b. Proses Komunikasi

Menurut Effendy dalam Rosmawaty (2010: 20), proses komunikasi

adalah berlangsungnya penyampaian ide, informasi, opini, kepercayaan,

perasaan dan sebagainya oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan lambang, misalnya bahasa, gambar, warna, dan sebagainya

yang mempunyai syarat.

Dalam bukunya Komunikasi; Teori dan Praktek cetakan kedua

puluh, Effendy mengatakan bahwa proses komunikasi pada hakikatnya

adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan

gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Page 8: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

7

Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran,

kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari

lubuk hati (2006: 11).

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam penelitian ini

menggunakan model komunikasi Lasswell dimana terdapat lima

pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses komunikasi, yaitu who

(siapa), says what (mengatakan apa), in wich channel (dalam media apa),

to whom (kepada siapa), dan what effect (apa efeknya) (Arni Muhammad,

2001: 5).

Bagan 1.1 Model Komunikasi Lasswell (Arni Muhammad, 2001: 6)

Kalau pertanyaan Lasswell divisualisasi dalam gambar, dapat dinilai

sebai model komunikasi, sebab komponen-komponen yang

membangunnya cukup signifikan. Di sini Lasswell melihat bahwa suatu

proses komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh (Hafied Cangara,

2012: 46).

Lebih lanjut, menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil dalam

Business Communication Today, proses komunikasi (communication

process) terdiri atas enam tahap, yaitu: (1) Pengirim mempunyai suatu ide

atau gagasan; (2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan; (3)

Pengirim menyampaikan pesan; (4) Penerima menerima pesan; (5)

Penerima menafsirkan pesan; (6) Penerima memberi tanggapan dan

mengirim umpan balik kepada pengirim (Purwanto, 2003: 11 – 14).

Proses komunikasi berdasarkan situasi dan jumlah orang yang

terlibat dalam proses tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu. Denis

McQuail dalam Riswandi (2009: 9-11) menjabarkan bahwa secara umum

proses komunikasi berlangsung dalam enam tingkatan sebagai berikut: (1)

Komunikasi intra-pribadi; (2) Komunikasi antar-pribadi; (3) Komunikasi

kelompok; (4) Komunikasi antar-kelompok/asosiasi; (5) Komunikasi

organisasi; dan (6) Komunikasi dengan masyarakat luas.

Siapa(Pembicara)

Apa(Pesan)

Saluran(Medium)

Siapa(Audien)

Efek

Page 9: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

8

c. Sosialisasi

Menurut Horton (1999: 118) sosialisasi ialah proses mempelajari

kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu

masyarakat, sebagian adalah proses mempelajari peran. Sedangkan

menurut Schaefer dalam Sociology: A Brief Introduction (2011: 96)

definisi sosialisasi adalah:

“Socialization is the process which people learn attitudes, values,

and actions appropriate for members of a particular culture”

(Sosialisasi adalah proses dimana orang belajar sikap, nilai, dan

tindakan yang tepat untuk anggota dari budaya tertentu).

Melalui proses sosialisasi, diharapkan setiap anggota masyarakat

dapat belajar untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Sehingga mereka dapat bertindak sesuai dengannilai, norma,

dan keyakinan tersebut. Dalam pelaksanaannya sosialisasi dapat dilakukan

dengan tiga cara, yakni: (1) Dengan jalan represif yang menekankan pada

pemberian hukuman; (2) Partisipatif yang menekankan pada pemberian

imbalan; dan (3) Ekualitas yang menekankan pada kerjasama (Setiadi dan

Kolip, 2011: 159).

Sosialisai membutuhkan komunikasi dalam berinteraksi dari

penyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan).

Berger and Luckman (1990: 34) mengatakan bahwa proses sosialisasi

diperluakan satu interaksi, karena manusia tidak dapat bereksistensi dalam

kehidupan sehari-hari tanpa secara terus-menerus berinteraksi dan

berkomunikasi dengan orang lain.

Pada dasarnya sosialisasi mengandung dua pengertian dasar, yakni

sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer merupakan

sosialisasi yang pertama yang dialami oleh individu dalam masa kanak-

kanak sebagai bagian dari anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi

sekunder merupakan proses berikutnya yang mengimbas individu yang

telah disosialisasikan ke dalam sektor-sektor baru dunia objektif

masyarakatnya (Berger and Luckman, 1990: 187).

Page 10: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

9

Metodologi Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran,

definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-

hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih

lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena

itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan

banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian ini biasanya berkaitan

dengan hal-hal yang bersifat praktis (Sarwono, 2006: 257-258). Penelitian ini

dapat digunakan untuk meneliti organisasi, kelompok, dan individu (Strauss dan

Corbin, 2009: 6).

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sebagai sebuah penelitian

deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2000: 24).

Deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki,

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya.

Deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding)

sebagaimana keadaan sebenarnya (Nawawi, Hadari, Martini, 1996: 174). Hal ini

menunjukkan bahwa penelitian ini akan bersifat memberi penggambaran

mengenai objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan pada saat

ini melalui kata-kata, bukan menyajikan data secara statistik dan dengan angka-

angka.

Sumber data berasal dari data primer dan sekunder. Data primer adalah data

yang didapat langsung dari informan di lapangan, sedangkan data sekunder adalah

data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, dokumentasi, dan sebagainya.

Teknik pengumpulan data melalui wawanara mendalam (indepth interview) dan

telaah dokumen.

Sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau

mekanisme disengaja. Arti mekanisme disengaja adalah sebelum melakukan

penelitian para peneliti menetapkan kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh

Page 11: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

10

orang yang akan dijadikan seumber informasi. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan peneliti telah mengetahui identitas orang-orang yang akan dijadikan

informan penelitiannya sebelum penelitian dilakukan (Afrizal, 2015: 140).

Validitas data menggunakan triangulasi sumber dimana Triangulasi berarti

segitiga, tetapi tidak berarti informasi cukup dicari dari tiga sumber saja.

Prinsipnya adalah, menurut teknik triangulasi, informasi mestilah dikumpulkan

atau dicari dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak bias sebuah kelompok.

Dalam kaitan ini, triangulasi dapat berarti adanya informan-informan yang

berbeda atau adanya sumber data yang berbeda mengenai sesuatu (Afrizal, 2015:

168)

Sajian dari Analisis Data

Proses Komunikasi dalam Sosialisasi Pemanfaatan TOGA oleh Tim

Penggerak PKK Desa Ngunut kepada masyarakat dilakukan memenuhi

penggunakan model komunikasi Lasswell yang meliputi unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Komunikator

Komunikator dalam penelitian ini adalah tim penggerak PKK Desa

Ngunut di bawah naungan Kelompok Kerja 4 (Pokja 4) yang menangani

bidang kesehatan. Komunikator yang baik adalah seseorang yang memiliki

kredibilitas yang mencakup keahlian, keterpercayaan, empati, dan daya tarik.

Selain itu komunikator yang baik harus memiliki pengetahuan tentang sistem

sosial tempat komunikasi berlangsung, sehingga ia mudah beradaptasi dengan

lingkungan dimana ia menyampaikan pesan.

Tim Penggerak PKK Desa Ngunut dianggap masyarakat ahli di bidang

pemanfaatan TOGA karena telah mendapatkan pelatihan-pelatihan yang

diberikan oleh dinas-dinas baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Karanganyar, Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, maupun dari

Kementerian Kesehatan. Pengurus PKK merupakan opinion leader, sehingga

rasa percaya masyarakat kepada komunikator tinggi. Selain itu cara

Page 12: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

11

penyampaian yang baik, menggunakan bahasa penduduk setempat,

menyenangkan, akrab, serta dapat menyesuaikan diri dengan komunikannya

membuat penerimaan pesan efektif. Komunikator juga merupakan penduduk

setempat sehingga ada kesamaan latar belakang dan cara pandang

memudahkan komunikator untuk meraih komunikannya.

2. Pesan

Pesan memiliki beberapa karakteristik, yaitu harus mampu menstimulir

sesuatu kepada sasaran, pesan harus berisi lambang-lambang, dapat

membangkitkan keperluan atau kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya,

harus dapat membangkitkan harapan-harapan tertentu, serta harus

direncanakan terlebih dahulu.

Pesan berisi ajakan kepada masyarakat untuk melakukan pemanfaatkan

TOGA sebagai sarana meningkatkan kesehatan masyarakat karena TOGA

berfungsi sebagai upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit-penyakit

ringan, dan juga untuk meningkatkan kesehatan dengan mengonsumsi jamu

tradisional serta manfaat lainnya. Bahkan TOGA juga bisa menambah income

masyarakat dengan menjual hasil panen TOGA. Hal ini yang mampu

menstimulir komunikan sehinga tertarik untuk memanfaatkan TOGA, serta

memotivasi masyarakat untuk memiliki kebutuhan atau kepentingan untuk

memanfaatkan TOGA.

Pesan yang disampaikan tersebut mampu menumbuhkan harapan bagi

masyarakat Desa Ngunut untuk mandiri dalam hal kesehatan serta dapat

menjadi sumber mata pencaharian penduduk. Pesan-pesan yang disampaikan

oleh komunikator tersebut melalui proses perencanaan terlebih dahulu dengan

cara mempersiapkan poin-poin apa saja yang perlu disampaikan kepada

komunikan. Referensi isi pesan berasal dari buku panduan dari Kementerian

Kesehatan dan Dinas Kesehatan, maupun dari internet.

3. Media

Sosialisasi pemanfaatan TOGA di Desa Ngunut menggunakan saluran

komunikasi personal dengan menggunakan kata-kata atau komunikasi verbal.

Penyampaian pesan dilakukan melalui pertemuan-pertemuan yang ada di

Page 13: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

12

desa. Pertemuan itu meliputi pertemuan Dasa Wisma, RT, Kebayanan, RW,

Karangtaruna, mendatangi PAUD, Posyandu, hingga melaksanakan program

minum jamu bersama di SDN 1 Ngunut. Selain itu Tim Penggerak PKK juga

kadang membagikan brosur agar masyarakat lebih mudah mengingat cara

pemanfaatan dan pembudidayaan TOGA.

4. Komunikan

Komunikan dalam proses komunikasi ini adalah seluruh masyarakat

Desa Ngunut. Syarat-syarat yang harus dimiliki komunikan adalah

komunikan yang cakap dan mudah menerima dan mencerna materi,

komunikan yang mempunyai pengetahuan luas akan cepat menerima

informasi, komunikan harus bersikap ramah, supel, dan pandai bergaul,

komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara, serta komunikan

bersikap bersahabat dengan komunikator.

TOGA merupakan tanaman obat-obatan yang jenisnya tidak jauh

berbeda dengan rempah-rempah sehingga masyarakat cukup familiar

dengannya. Hal ini memudahkan sosialisasi TOGA diterima oleh masyarakat.

Suasana yang tercipta selama proses sosialisasi berlangsung di dalam

pertemuan-pertemuan selalu kondusif. Komunikan banyak yang menanyakan

berbagai hal tentang TOGA, mulai dari mempertanyakan apa saja jenis dan

manfaat TOGA, hingga bagaimana cara pemanfaatannya. Masyarakat selaku

komunikan menanggapinya dengan antusias, bersikap ramah kepada

komunikator, dan dapat nemerima pesan yang disampaikan komunikator

dengan baik.

5. Efek

Tujuan akhir dari suatu proses komunikasi disebut efek. Tujuan dari

sosialisasi ini adalah masyarakat Desa Ngunut dapat melakukan pemanfaatan

TOGA di dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang telah mendapat

pengetahuan mengenai TOGA kini menilai bahwa TOGA sangat bermanfaat

untuk meningkatkan kesehatan. Lebih dari itu, sebagian masyarakat kini

Page 14: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

13

menjadikannya sebagai sumber penghasilan dengan menjual hasil panen

TOGA kepada pengepul di Desa Ngunut ataupun dijual sendiri ke pasar.

Perkembangan pemanfaatan TOGA di Desa Ngunut tidak terjadi begitu

saja. Selama kurun waktu kurang lebih empat tahun terhitung dari tahun 2013

kesadaran masyarakat akan pentingnya TOGA pun terus meningkat. Terbukti

keluarga yang membuat dan memanfaatkan TOGA di Desa Ngunut sebanyak

992 KK atau 80,58% (Kartu Keluarga) dari total 1231 KK pada tahun 2015.

Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yaitu 673 KK atau sebesar 57,76% dari total 1165 KK

(dalam arsip Tim Penggerak PKK Desa Ngunut).

Perkembangan pemanfaatan TOGA di Desa Ngunut tidak terjadi begitu

saja. Selama kurun waktu kurang lebih tiga tahun terhitung dari tahun 2013

kesadaran masyarakat akan pentingnya TOGA pun terus meningkat. Terbukti

keluarga yang membuat dan memanfaatkan TOGA di Desa Ngunut sebanyak

992 KK atau 80,58% (Kartu Keluarga) dari total 1231 KK pada tahun 2015.

Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yaitu 673 KK atau sebesar 57,76% dari total 1165 KK.

(dalam arsip Tim Penggerak PKK Desa Ngunut).

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tim Penggerak PKK

Desa Ngunut melakukan usaha sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan

pemanfaatan TOGA. Dalam sosialisasi tersebut terdapat proses komunikasi yang

meliputi lima unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, serta efek

dimana sayarat masing-masing unsur tersebut telah terpenuhi.

Saran

Penelitian ini memiliki sudut pandang dari proses komunikasinya dimana

fokus pada lima aspek komunikasi yang ada di dalamnya, yaitu komunikator,

pesan, media, komunikan, serta efeknya. Saran untuk penelitian selanjutnya akan

Page 15: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

14

sangat berguna jika penelitian difokuskan pada salah satu tingkatan proses

komunikasi. Contoh: komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi,

komunikasi kelompok, dan seterusnya.

Daftar Pustaka

Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya MendukungMenggunakan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:Rajawali Pers.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang Kemenkes RI.

Berger, Peter L. & Thomas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan:Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli TheSocial Construction of Reality oleh Hasan Basari). Jakarta: LP3ES.

Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Effendy Uchjana, Onong, M.A. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gizikia. 2011. Mengenal Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia. Diaksesdari www.gizikia.depkes.go.id pada Rabu, 16 Nopember 2016.

Horton, Paul. B. dan Hunt, Chester. L. 1999. Sosiologi. Jakarta: Gelora AksaraPratama.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kemendagri RI. 2016. Pedoman Penilaian Pemanfaatan Taman Obat Keluarga(TOGA) Kementerian Kesehatan 2016. Jakarta: Kemendagri RI.

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.Nawawi, H., Hadari, dan Mimi Martini. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.Rakhmat, Jallaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosadakarya.Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 23 tentang Kesehatan. Jakarta:

Sekretariat Negara.Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.Rosmawati, H.P. 2010. Mengenai Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: KencanaPreneda Media Group.

Page 16: JURNAL PROSES KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI … Komunikasi Sosialisasi Pemanfa… · (A nalisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses Komunikasi dalam ... indepth interview techniques

15

Strauss, A. dan Corbin, J. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Suharsono. 2012. Peran Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalamMeningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya GayaHidup yang Peduli Lingkungan. Jakarta: Universitas Multimedia Nusantara.Vol. 4, No. 1.