Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

25
Preeklampsi dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) BjØrn Egil Vikse, M.D., Ph.D., Lorentz M. Irgens, M.D., Ph.D., TorbjØrn Leivestad, M.D., Ph.D., Rolv Skjaerven, Ph.D., dan Bjarne M. Iversen, M.D., Ph.D. ABSTRAK Latar Belakang Tidak diketahui apakah preeklampsi merupakan resiko yang akan berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD). Metode Kami menghubungkan data dari Registrasi Kelahiran Medis Norwegia (the Medical Birth Registry of Norway) yang memuat seluruh data kelahiran di Norwegia sejak 1967 dengan data dari Registrasi Renal Norwegia (the Norwegian Renal Registry) yang memuat data seluruh penderita penyakit ginjal tahap akhir (ESRD) sejak 1980, untuk menilai hubungan antara preeklampsi pada satu atau lebih kehamilan dengan perkembangannya menjadi ESRD. Populasi penelitian terdiri dari wanita yang melahirkan pertama kali dengan janin tunggal antara 1967 dan 1991, kami memasukkan data sampai kehamilan ketiga. Hasil 1

description

Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Transcript of Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Page 1: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Preeklampsi dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

(End-Stage Renal Disease/ESRD)

BjØrn Egil Vikse, M.D., Ph.D., Lorentz M. Irgens, M.D., Ph.D.,

TorbjØrn Leivestad, M.D., Ph.D., Rolv Skjaerven, Ph.D.,

dan Bjarne M. Iversen, M.D., Ph.D.

ABSTRAK

Latar Belakang

Tidak diketahui apakah preeklampsi merupakan resiko yang akan berkembang

menjadi penyakit ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD).

Metode

Kami menghubungkan data dari Registrasi Kelahiran Medis Norwegia (the

Medical Birth Registry of Norway) yang memuat seluruh data kelahiran di

Norwegia sejak 1967 dengan data dari Registrasi Renal Norwegia (the Norwegian

Renal Registry) yang memuat data seluruh penderita penyakit ginjal tahap akhir

(ESRD) sejak 1980, untuk menilai hubungan antara preeklampsi pada satu atau

lebih kehamilan dengan perkembangannya menjadi ESRD. Populasi penelitian

terdiri dari wanita yang melahirkan pertama kali dengan janin tunggal antara 1967

dan 1991, kami memasukkan data sampai kehamilan ketiga.

Hasil

ESRD terdapat pada 477 dari 570.433 wanita dengan mean (±SD) 17±9 tahun

setelah kehamilan pertama (rata-rata secara keseluruhan adalah 3,7 per 100.000

wanita tiap tahun). Diantara wanita yang hamil satu kali atau lebih terdapat resiko

relatif ESRD sebesar 4,7 (95% interval kepercayaan [IK], 3,6 sampai 6,1).

Diantara wanita yang hamil dua kali atau lebih, preeklampsi selama kehamilan

pertama berhubungan dengan resiko relatif ESRD sebesar 3,2 (95% IK, 2,2

sampai 4,9), preeklampsi selama kehamilan kedua dengan resiko relatif 6,7 (95%

IK, 4,3 sampai 10,3), dan preeklampsi pada kedua kehamilan dengan resiko relatif

6,4 (95% IK, 3,0 sampai 3,5). Diantara wanita dengan kehamilan tiga kali atau

lebih, preeklampsi selama kehamilan pertama berhubungan dengan resiko relatif

1

Page 2: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

ESRD sebesar 6,3 (95% IK, 4,1 sampai 9,9), dan preeklampsi selama kehamilan

kedua atau ketiga berhubungan dengan resiko relatif sebesar 15,5 (95% IK, 7,8

sampai 30,8). Bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur

meningkatkan resiko relatif ESRD. Hasil ini tetap sama setelah disesuaikan

dengan kemungkinan adanya perancu dan setelah eksklusi wanita dengan riwayat

penyakit ginjal, rheumatic, hipertensi esensial, atau diabetes mellitus sebelum

kehamilan.

Kesimpulan

Meskipun resiko absolut ESRD pada wanita preeklampsi rendah, preeklampsi

merupakan penanda adanya peningkatan resiko berkembangnya ESRD.

LATAR BELAKANG

Beberapa pengamatan mengesankan bahwa preeklampsi mungkin berhubungan

dengan penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan faktor resiko kardiovaskular

selama beberapa tahun setelah kehamilan. Penelitian lain menunjukkan

peningkatan mikroalbuminuria sampai 5 tahun setelah kehamilan pada wanita

dengan riwayat preeklampsi, sebuah penemuan yang sesuai dengan adanya

penyakit dasar ginjal tak dikenali atau efek merusak dari preeklampsi pada ginjal.

Hal ini belum dapat dijelaskan apakah disebabkan efek samping preeklampsi

sendiri atau karena faktor resiko dasar yang mempredisposisi wanita menjadi

preeklampsi dan kemudian penyakit kardiovaskular dan ginjal.

Sebelumnya kami melaporkan bahwa preeklampsi pada kehamilan

pertama wanita merupakan penanda resiko untuk mengalami biopsi ginjal pada

masa kehidupan selanjutnya. Bagaimanapun, tidak diketahui apakah preeklampsi

berhubungan dengan ESRD dan, jika memang berhubungan, apakah riwayat

preeklampsi pada lebih dari sekali kehamilan akan meningkatkan resiko ini.

Kami menghubungkan data dari dua register besar, the medical Birth

Registry of Norway dan the Norwegian Renal Registry, untuk menilai hubungan

antara preeklampsi pada satu atau lebih kehamilan dan resiko ESRD. Kami juga

2

Page 3: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

menilai hubungan antara bayi dengan berat badan lahir rendah atau persalinan pre

term dengan resiko ESRD.

METODE

Subjek Penelitian

Sejak 1967, data medis pada seluruh kelahiran di Norwegia (total populasi 4,5

juta) dengan usia kehamilan minimal 16 minggu diteruskan ke the Medical Birth

Registry of Norway. Pemberitahuan ini bersifat wajib menggunakan formulir yang

dilengkapi oleh bidan atau dokter yang bertugas. Formulir berisi data ekstensif

penyakit maternal dan keadaan bayi, yang dikode pada register berdasarkan pada

International Classification of Diseases (revisi ke-8 telah digunakan dari 1967

sampai 1998 dan revisi ke-10 dari 1999 sampai sekarang). Sejak 1980, data

seluruh pasien dengan ESRD di Norwegia (dengan definisi memerlukan dialysis

jangka panjang atau transplantasi ginjal), termasuk data onset dan penyebab

penyakit, telah dimasukkan ke the Norwegian Renal Registry; data tersebut

tersedia hingga Desember 2005. The National Cause of Death Registry memuat

data seluruh kematian; data tersebut tersedia hingga Desember 2004.

Kami memasukkan data kehamilan pertama dari tiga kehamilan dengan

bayi lahir hidup atau lahir mati setelah usia kehamilan minimal 16 minggu pada

seluruh wanita yang persalinan pertamanya tercatat antara 1967 dan 1991. Data

kehamilan kedua dan ketiga tersedia hingga 2004. Data dari wanita dengan

beberapa persalinan dieksklusi. Kami menggunakan nomor identifikasi nasional

untuk menghubungkan data wanita yang diinklusi dengan the Norwegian Renal

Registry dan the National Cause of Death Registry. Penelitian ini telah disetujui

oleh the Regional committee for Medical Research Ethics di Norwegia Barat.

Variabel Independent

Kriteria preeklampsi yang digunakan dalam laporan bidan atau dokter spesialis

obsteri dan ginekologi adalah berdasarkan rekomendasi the American College of

Obstreticians and Gynecologist pada 1972. Kriteria tersebut adalah peningkatan

tekanan darah setelah usia kandungan 20 minggu (≥140/90 mmHg atau

3

Page 4: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

peningkatan tekanan sistolik ≥30 mmHg atau tekanan diastolic ≥15 mmHg dari

pengukuran tekanan darah sebelum usia kandungan 20 minggu) dan proteinuria

(≥0,3 gr protein dalam sampel urin 24 jam atau hasil dipstick urin ≥ +1). Diagnosa

preeklampsi di the Medical Birth Registry tidak divalidasi secara langsung, namun

konsistensi rata-rata laporan telah ditunjukkan di setiap tempat dan waktu. Berat

badan lahir diukur segera setelah lahir; berat badan di bawah 2,5 kg dikategorikan

sebagai berat badan lahir rendah. Dari 1967 sampai 1998, perkiraan usia

kehamilan berdasarkan menstruasi terakhir, dan sejak 1999 berdasarkan

pemeriksan ultrasonografi rutin antara usia kehamilan 17 dan 20 minggu.

Persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dikatakan sebagai preterm.

Bayi dengan berat badan lahir dibandingkan usia kehamilan di bawah 10%

(berdasarkan nilai referensi jenis kelamin-spesifik yang telah dilaporkan

sebelumnya) dipertimbangkan sebagai berat badan kecil berdasar usia kehamilan.

Registrasi diabetes melitus, penyakit ginjal (termasuk penyakit ginjal atau

traktus urinarius), penyakit rheumatic (penyakit autoimun jaringan ikat atau

inflamasi arthritis), dan hipertensi esensial sebelum kehamilan dipastikan oleh

dokter umum atau dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Keabsahan penelitian

menunjukkan bahwa 97% pasien dengan riwayat diabetes melitus dan 88%

dengan riwayat penyakit rheumatik tercatat di the Medical Birth Registry dengan

kondisi tersebut. Kelahiran dinyatakan sebagai lahir mati bila bayi mati sebelum

atau selama persalinan. Status pernikahan dikategorikan dikotomi yaitu single

(cerai atau hidup tidak bersama pasangan) dan tidak single (menikah atau hidup

bersama pasangan). Malformasi kongenital pada bayi dicatat positif/ada bila

dilaporkan segera setelah kelahiran. Tahun persalinan dan usia Ibu saat persalinan

termasuk dalam analisis variabel kotinyu.

Variabel Dependent

Outcome penelitian adalah ESRD. Tanggal onset ESRD didefinisikan sebagai

tanggal permulaan terapi dialysis atau tanggal transplantasi ginjal. Penyebab

ESRD dikategorikan sebagai glomerulonephritis, nephritis interstisial, kongenital,

4

Page 5: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

nephropati diabetikum, dan penyebab lain. Wanita yang tidak mengalami ESRD

diikuti sampai 31 Desember 2005 atau meninggal.

Analisis Statistik

Data dianalisis dengan desain kohort, dimana preeklampsi, berat badan lahir, dan

usia kehamilan sebagai variabel independent dan ESRD sebagai variabel

dependent. Kami membagi analisis menjadi data dari wanita dengan kehamilan

satu atau lebih, dua atau lebih, dan tiga atau lebih. Variabel dependent terkait satu,

dua, atau tiga kehamilan dimasukkan dalam analisis respective, dan baselinenya

adalah tanggal persalinan pertama, kedua, atau ketiga. Kehamilan setelah ESRD

dieksklusi. Perkiraan resiko absolut dihitung sebagai rata-rata per 100.000 orang-

tahun. Perkiraan resiko relatif ESRD berdasarkan faktor resiko yang dipilih

dianalisis dengan regresi Cox. Analisis disesuaikan dengan memasukkan

gambaran variabel sebagai covariat dalam model Cox. Dalam menggunakan

model regresi Cox, kami menguji efek interaksi antara preeklampsi dan berat

badan lahir rendah atau persalinan preterm dalam masing-masing analisis. Data

dari wanita yang meninggal tanpa ESRD diperiksa saat kematian. Karena kasus

ESRD tidak diregistrasi antara 1967 dan 1979, data dari Ibu yang melahirkan

selama periode tersebut tidak terdapat pada analisis kesintasan sebelum Januari

1980. Akibatnya, penjabaran kelanjutan proses resiko proporsional (regresi Cox)

diterapkan. Berdasarkan metode ini, ibu yang tidak termasuk dalam analisis

sampai terjadi ESRD dapat diregistrasi, mulai 1980; sebagai contoh, ibu dengan

persalinan terakhir pada 1973 dapat dimasukkan dalam analisis 7 tahun setelah

persalinan, dan datanya diperiksa 32 tahun setelah persalinan bila ia tidak

mengalami ESRD atau bila ia meninggal. Analisis dilakukan dengan

menggunakan software statistic SPSS versi 15 dan S-Plus versi 7,0.

5

Page 6: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

HASIL

Populasi Penelitian

Populasi penelitian terdiri dari 570.433 wanita yang pernah melahirkan paling

tidak satu anak dengan usia kehamilan 16 minggu atau lebih; 480.006 wanita

tersebut mengalami persalinan anak kedua dan 210.660 mengalami persalinan

anak ketiga. Mean (±SD) durasi follow up setelah kehamilan pertama, kedua, dan

ketiga secara respectif adalah 26,5±7,5, 22,8±8,0, dan 18,7±8,2 tahun. Usia rata-

rata Ibu saat persalinan pertama, kedua, dan ketiga secara respektif adalah

23,5±4,3, 26,9±4,3, dan 30,2±4,3 tahun. Dibandingkan dengan wanita yang hanya

hamil sekali, wanita dengan dua atau lebih kehamilan memiliki usia lebih muda,

lebih sedikit yang single, dan lebih sedikit yang mengalami preeklampsi pada

kehamilan pertama (Tabel 1). Dibandingkan dengan wanita yang tidak melahirkan

bayi lahir mati, wanita dengan riwayat melahirkan bayi lahir mati pada kehamilan

pertama memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil kedua kalinya (87% vs

84%) dan hamil ketiga kalinya (67% vs 37%). Dibandingkan dengan wanita yang

tidak mengalami preklampsi, wanita yang mengalami preekplampsi pada

kehamilan kedua lebih sedikit memiliki kemungkinan mengalami kehamilan

ketiga (35% vs 44%). Diantara wanita yang mengalami preeklampsi selama

kehamilan, wanita yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah lebih

sedikit mengalami kehamilan selanjutnya dibandingkan yang memiliki bayi

dengan berat badan normal.

Antara tahun 1980 dan 2005, ESRD berkembang pada 477 wanita dengan

mean usia 41±10 tahun (kisaran 19 sampai 77) dan mean 17±9 tahun setelah

kehamilan pertama. ESRD secara respektif berkembang pada wanita sebesar

0,007%, 0,015%, 0,051%, 0,10%, dan 0,18% dalam 5, 10, 20, 30, dan 38 tahun

setelah persalinan pertama. Rata-rata keseluruhan ESRD setelah persalinan

pertama adalah 3,7 per 100.000 wanita per tahun.

6

Page 7: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

7

Page 8: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

8

Page 9: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Preeklampsi sebagai Penanda Resiko

Diantara wanita dengan satu kali atau lebih kehamilan, preeklampsi selama

kehamilan pertama memiliki resiko relatif ERSD sebesar 4,7 (95% interval

kepercayaan [IK], 3,6 sampai 6,1) (Tabel 2). Diantara wanita yang mengalami

kehamilan dua kali atau lebih, preeklampsi selama kehamilan pertama memiliki

resiko relatif ESRD sebesar 3,2 (95% KI, 2,2 sampai 4,9), preeklampsi selama

kehamilan kedua memiliki resiko relatif 6,7 (95% KI, 4,3 sampai 10,6), dan

preeklampsi selama kedua kehamilan memiliki resiko relatif 6,4 (95% IK, 3,0

sampai 13,5). Diantara wanita yang mengalami kehamilan tiga kali atau lebih,

preeklampsi hanya sekali selama kehamilan memiliki resiko relatif ESRD sebesar

6,3 ( 95% IK, 4,1 sampai 9,9), dan preeklampsi selama dua atau tiga kehamilan

memiliki resiko relatif 15,5 (95% IK, 7,8 sampai 30,8).

Gambar 1 menunjukkan hubungan antara preeklampsi dan ESRD selama

follow up. Analisis terpisah menggunakan baseline tiap 10 tahun setelah

kehamilan untuk mengkonfirmasi hubungan signifikan antara preeeklampsi dan

ESRD. Analisis ini menunjukkan bahwa setelah satu kehamilan, resiko relatif

ESRD yang berhubungan dengan preeklampsi adalah sebesar 4,1 (95% IK, 3,1

sampai 5,5). Setelah dua kehamilan, resiko relatif ESRD sebesar 3,1 (95% IK, 2,0

sampai 4,9) untuk preeklampsi pada kehamilan pertama, 6,1 (95% IK, 3,6 sampai

10,3) untuk preeklampsi pada kehamilan kedua, dan 5,7 (95% IK, 2,3 sampai

13,7) pada kedua kehamilan. Setelah tiga kali kehamilan, resiko relatif sebesar 5,8

(95% IK, 3,5 sampai 9,6) untuk preeklampsi pada satu kehamilan dan 6,7 (95%

IK, 2,1 sampai 21,3) untuk preeklampsi pada dua atau lebih kehamilan. Analisis

selanjutnya menunjukkan bahwa diantara wanita dengan tiga kehamilan, dimana

salah satunya dipersulit dengan preeklampsi, resiko relatif ESRD bervariasi

tergantung kapan preeklampsi terjadi: kehamilan pertama (resiko relatif, 2,6; 95%

IK, 1,1 sampai 5,9), kehamilan kedua (resiko relatif, 7,3; 95% IK, 3,0 sampai

18,1) atau kehamilan ketiga (resiko relatif, 14,3;95% IK, 8,2 sampai 24,7).

Hubungan antara preeklampsi dan ESRD masih significant setelah disesuaikan

dengan perancu potensial dan setelah eksklusi wanita yang telah didiagnosa

9

Page 10: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

diabetes mellitus, penyakit ginjal, hipertensi essensial, atau penyakit rheumatic

sejak sebelum kehamilan.

Berat Badan Lahir dan Persalinan Preterm sebagai Penanda Resiko

Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah

dan preeklampsi merupakan penanda resiko tambahan ESRD (Tabel 3). Karena

jumlah subjek pada kategori ini sedikit, sehingga tidak mungkin melakukan

stratifikasi analisis wanita dengan lebih dari satu kehamilan berdasarkan

10

Page 11: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

kehamilan tertentu atau kehamilan yang dipersulit dengan preeklampsi dan

kehamilan dengan bayi berat badan lahir rendah. Saat analisis ini diulang pada

persalinan preterm, hasil yang diperoleh serupa dengan memiliki bayi dengan

berat badan lahir rendah (lihat Lampiran Tambahan, tersedia dengan teks lengkap

pada www.nejm.org). Tidak ada interaksi yang signifikan antara efek preeklampsi

dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dengan resiko ESRD. Kami

juga melihat efek bayi kecil berdasarkan usia kehamilan dengan resiko ESRD dan

menemukan bahwa hubungannya lebih lemah daripada memiliki bayi dengan

berat badan lahir rendah atau bayi premature (Misalnya, hubungan yang

signifikan hanya setelah kehamilan pertama, data tidak ditampilkan).

Faktor Resiko Penyebab Spesifik Gagal Ginjal

Dari 477 kasus ESRD pada wanita, 168 disebabkan oleh glomerulonefritis, 59

nephritis intestisial, 100 herediter atau kongenital (84 pasien ini memiliki

autosomal dominan penyakit ginjal polikitik), 68 nephropati diabetic, dan 82

penyebab lainnya. Preeklampsi dihubungkan dengan resiko relatif yang serupa

untuk perkembangan ESRD karena sebab spesifik dan untuk perkembangan

ESRD pada umumnya. Interpretasi analisis ini, bagaimanapun, dibatasi oleh

sedikitnya jumlah wanita di setiap kategori ESRD.

11

Page 12: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

12

Page 13: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

DISKUSI

Penelitian kohort yang besar menunjukkan bahwa preeklampsi pada kehamilan

pertama merupakan prediksi peningkatan resiko penyakit jantung iskhemik,

hipertensi, stroke, dan kematian dengan penyebab kardiovaskular. Penelitian kami

sebelumnya menunjukkan bahwa preeklampsi merupakan penanda resiko

menjalani biopsi ginjal nantinya. Pada penelitian kami saat ini, kami menemukan

hubungan yang kuat antara preeklampsi dan kelanjutannya menjadi ESRD.

Hubungan ini lebih kuat bila kehamilan dengan preeklampsi diikuti dengan

melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi prematur. Hasil tersebut

bebas dari perancu potensial yang berhubungan dengan kelahiran, termasuk usia

ibu saat persalinan, tahun persalinan, status pernikahan ibu, malformasi kongenital

bayi, dan lahir mati, dan jelas terlihat setelah lebih dari 10 tahun dari akhir

kehamilan.

Kami menemukan bahwa memiliki bayi berat badan lahir rendah atau bayi

prematur merupakan penanda resiko ESRD, bahkan diantara wanita yang tidak

mengalami preeklampsi. Penemuan ini juga ditunjukkan pada penelitian kami

yang sebelumnya, dan pengamatan yang serupa telah dilakukan untuk kematian

dengan penyebab kardiovaskular; hasil tersebut memberi kesan bahwa disfungsi

plasenta, bahkan tanpa preeklampsi, mungkin sebuah penanda resiko penyakit di

kemudian hari. Penemuan kami yaitu resiko ESRD lebih tinggi diantara wanita

dengan riwayat preeklampsi dengan bayi prematur, atau melahirkan bayi dengan

berat badan rendah memberi kesan bahwa keparahan preeklampsi juga dapat

menjadi penanda resiko selanjutnya, meskipun kami tidak memiliki data

mengenai waktu onset preeklampsi maupun informasi lain tentang keparahan atau

penilaian selanjutnya mengenai pertanyaan ini.

Diantara wanita yang mengalami preeklampsi hanya pada satu diantara

tiga kehamilan, resiko ESRD lebih tinggi bila preeklampsi terjadi pada kehamilan

ketiga dibandingkan bila terjadi pada kehamilan pertama. Kecenderungan yang

sama juga terlihat pada wanita dengan dua kehamilan: resiko lebih tinggi apabila

terjadi saat kehamilan kedua. Wanita dengan preeklampsi berat pada kehamilan

pertama lebih kecil kemungkinan untuk hamil lagi dibandingkan wanita tanpa

13

Page 14: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

preeklampsi; penemuan ini mungkin mencerminkan bahwa preeklampsi di

kehamilan pertama pada wanita yang ingin hamil lagi harus ringan. Resiko ESRD

juga lebih besar pada wanita dengan preeklampsi lebih dari sekali kehamilan

dibandingkan dengan yang preeklampsi hanya sekali kehamilan.

Beberapa mekanisme mungkin dapat menjelaskan hubungan antara

preeklampsi dan perkembangannya menjadi penyakit ginjal. Satu kemungkinan

yaitu penyakit ginjal dan preeklampsi disebabkan oleh faktor yang sama.

Misalnya obesitas, hipertensi, resistensi insulin, dan disfungsi endotel, telah

dihubungkan dengan kedua penyakit tersebut. Faktor antiangiogenik

kemungkinan memiliki peran penting dalam patogenesis preeklampsi dan dalam

perkembangan penyakit ginjal kronis. Sebagai alternatif, preeklampsi mungkin

mencetuskan penyakit ginjal subklinis yang telah ada sebelum kehamilan.

Hipotesis ini sesuai dengan penemuan kami sebelumnya yaitu preeklampsi

berhubungan dengan resiko relatif yang sama dalam mendiagnosa tipe spesifik

penyakit ginjal dalam biopsi ginjal dan selama biopsi ginjal selanjutnya. Hipotesis

juga konsisten dengan penemuan kami saat ini dimana preeklampsi berhubungan

dengan resiko relatif perkembangan ESRD karena sebab spesisifik dan

perkembangan ESRD secara umum. Bagaimana pun, penemuan kami tidak

berubah secara substansi setelah dilakukan eksklusi pada wanita dengan penyakit

ginjal atau traktus urinarius sebelum kehamilan. Kemungkinan ketiga yaitu

preeklampsi mungkin dapat menyebabkan penyakit ginjal. Pengamatan pada

penelitian lain ditemukan 20-40% wanita dengan preeklampsi memiliki

mikroalbuminuria 3 sampai 5 tahun setelah kehamilan, dibandingkan dengan

wanita tanpa preeklampsi hanya 2%, hal ini dapat dinterpretasikan mendukung

adanya hubungan kausal. Bagaimanapun, juga ada kemungkinan wanita dengan

preeklampsi dan kemudian mengalami mikroalbuminuria memang memiliki

penyakit ginjal yang tak dikenali sebelum kehamilan.

Kekuatan penelitian kami yaitu suatu penelitian kohort nasional wanita

yang besar, dengan mencatat paparan dan outcome yang lengkap dan dengan

menyensor data wanita yang meninggal, dan outcome primer, ESRD, tercatat

dengan baik. Kelemahan penelitian ini yaitu data sampel dari 1967 sampai 2004,

14

Page 15: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

namun outcome sebelum 1980 tidak tercatat; kami mengarahkan kelemahan ini

dengan menggunakan metode statistic yang tidak memasukkan wanita dalam

analisis sampai outcome teregistrasi. Dengan asumsi bahwa hubungan antara

preeklampsi dan ESRD tidak berubah dari 1967 sampai 1980, metode statistic ini

adekuat.

Keterbatasan lain adalah kemungkinan adanya perancu yang tidak dapat

dikontrol. Kesahihan penelitian kami sebelumnya pada diabetes melitus dan

penyakit rheumatic memberi kesan bahwa penyakit tersebut dapat didiagnosa

dengan baik dan kemungkinan dapat menjadi perancu yang penting dalam

penelitian kami. Dipstick urin dan pengukuran tekanan darah rutin dilakukan pada

kunjungan kehamilan, dan hipertensi esensial serta penyakit ginjal dicatat,

meskipun laporan tersebut kurang valid. Kami tidak dapat mengesampingkan

kemungkinan penyakit ginjal ringan yang tidak terdetesksi atau tidak tercatat

selama kehamilan pada beberapa wanita. Meski demikian, bahkan bila hal ini

merupakan masalah yang penting, preeklampsi tetap penanda klinis yang penting

dalam peningkatan resiko penyakit ginjal pada wanita.

Kami tidak memiliki data tentang merokok dan obesitas pada wanita-

wanita ini, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan preeklampsi dan

penyakit ginjal kronis. Ada kemungkinan berat badan lebih besar diantara wanita

dengan preeklampsi meningkatkan resiko ESRD pada penelitian mereka. Sejak

merokok dihubungkan dengan penurunan resiko ESRD namun meningkatkan

resiko penyakit ginjal, hal ini tidak menjelaskan peningkatan resiko relatif yang

telah kami amati.

Ringkasnya, penemuan kami mengindikasikan bahwa preeklampsi

merupakan penanda klinis peningkatan resiko akan berkembangnya ESRD,

meskipun resiko absolut rendah, bahkan diantara wanita dengan riwayat

preeklampsi. Resiko lebih besar apabila kehamilan dengan preeklampsi

menghasilkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur atau jika

preeklampsi terjadi pada lebih dari sekali kehamilan. Penelitian selanjutnya

diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasari hubungan antara

15

Page 16: Jurnal Preeklampsi Dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir

preeklampsi dan perkembangannya menjadi ESRD dan untuk menuntun follow-

up klinis yang optimal pada wanita dengan riwayat preeklampsi.

16