Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris...

8

Transcript of Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris...

Page 1: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.
Page 2: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.
Page 3: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

ii MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 19 Nomor 1 Februari 2016

Jurnal Peternakan

SUSUNAN DEWAN REDAKSI MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN – UNUD

KETUA PENYUNTINGKOMANG BUDAARSA

WAKIL KETUA PENYUNTINGNI NYOMAN SURYANI

PENYUNTING PELAKSANA1. I GEDE MAHARDIKA

2. I WAYAN SUARNA3. ANTONIUS WAYAN PUGER

4. I MADE SUASTA5. I GUSTI NYOMAN GDE BIDURA

6. I MADE NURIYASA7. GEDE SURANJAYA

8. I KETUT MANGKU BUDIASA9. ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA

ADMINISTRASII GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI

NI LUH GEDE SUMARDANIA. A.A. SRI TRISNADEWI

ALAMAT REDAKSIFakultas Peternakan Universitas UdayanaJalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232

Email: [email protected]

PENERBITFakultas Peternakan Univeritas Udayana

ISSN: 0853-8999

Page 4: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

48 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 19 Nomor 1 Februari 2016

Jurnal Peternakan

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-

gris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim naskah melalui email dalam bentuk Zip

file.3. Naskah tersebut belum pernah diterbitkan di media lain

yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandan-tangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan. Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah Redaksi Majalah Ilmiah Peternakan d.a.Fakultas Peternakan, UniversitasUdayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali Telp. (0361) 222096 e-mail :[email protected] Contac person via A.A. Trisna Dewi HP 081338391967

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word, ja-

rak 2 spasi dengan huruf Times New Roman berukuran 12 point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. 3. Jika Tabel berisi angka dan huruf yang banyak maka boleh

diperkecil menggunakan huruf Times New Roman Font 10. 4. Keterangan gambar atau histogram menggunakan huruf

Times New Roman Font 105. Naskah ditulis maksimum 15 halaman termasuk gambar

dan tabel.

Urutan Penulisan1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis,

Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.

2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penu-lis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Masalah dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka.

3. Judul, harus singkat, spesifik, dan informatif yang meng-gambarkan isi naskah, maksimal 15 kata. Judul ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk kajian pustaka, di belakang judul agar ditulis: Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan huruf kapital, Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi dan terletak di tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis, font 12, ditulis tanpa gelar akademis, huruf kapital dan disingkat konsisten dengan singkatan yang su-dah sering digunakan dalam publikasi.

5. Nama Lengkap Institusi, disertai alamat lengkap dengan nomor kode pos ditulis dengan huruf kecil, Times New Ro-man font 12.

6. Alamat penulis untuk korespondensi dilengkapi dengan no-mor telepon, fax, atau e-mail salah satu penulis, diketik di bawah nama institusi.

7. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Ing-gris. Abstrak seyogyanya mengandung uraian secara sing-kat tentang tujuan, materi dan metode, hasil utama, dan

simpulan. Abstrak ditulis dalam satu paragraph tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi.

8. Kata Kunci (Key Words), diketik miring, font 12 maksimal 5 (lima) kata, dua spasi setelah abstrak.

9. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Miswar (2006); Quan et al. (2002).

10. Materi dan Metode, ditulis lengkap terutama desain penelitian.

11. Hasil dan Pembahasan, Hasil dan pembahasan dijadi-kan satu. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasi penelitian disajikan secara jelas. Pemba-hasan memuat utamanya diskusi tentang hasil penelitian sendiri serta dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengu-jian hipotesis).

12. Simpulan, merupakan simpulan dari hasil penelitian di-kaitkan dengan tujuan penelitian. dinarasikan, tanpa memberi nomor.

13. Pembahasan (review/kajianpustaka), memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.

14. UcapanTerimaKasih, disampaikan kepada berbagai pi-hak yang benar-benar membantu sehingga penelitian dapat dilangsungkan; misalnya pemberi gagasan, pe-nyandang dana.

15. Ilustrasi:a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar

(foto) diberi nomor urut, judul singkat tetapi jelas be-serta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi di-tulis dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran sesuai besaran huruf table, grafik atau his-togram, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak satu spasi.

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan tanda atau notasi untuk analisis statistik data menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01).

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk Bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,), untuk Bahasa Inggris digunakan titik (.).

e. Gambar, grafik, dan foto: Grafik dibuat dalam program Microsoft Excel Foto berukuran 4 R berwarna atau hitam putih dan

harus tajamf. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring.

Istilah asing diberi tanda petik.g. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasi-

onal (SI).16. DaftarPustaka

a. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambil artikel dalam

PANDUAN BAGI PENULIS

Page 5: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

ISSN : 0853-8999 49

Jurnal Peternakan

buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%.

c. Dianjurkan mengacu artikel yang dimuat pada Majalah Ilmiah Peternakan sebelumnya dapat diakses pada htt://ojs.unud.ac.id.

d. Cara penulisan kepustakaan sebagai berikut:JurnalYang, C. J., D. W. Lee, I.B. Chung, Y.M. Cho, I.S. Shin,

B.J. Chae, J.H. Kim, and I.K. Han. 1997. Developing model equation to subdivide lysine requirements for growth and maintenance in pigs. J. Anim. Sci. 10:54-63

Lukiwati, D.W., N. Nuhidjat, A.H. Wibowo, J. Bambang dan T. Nurdewanto. 2005. Peningkatan produksi dan nilai nutrisi hijauan Puearia phaseoleides oleh pupuk fosfor dalam suspense fermentasi Acetobacter saccharomyces. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 7. No.2 Tahun 2005. P:82-86

BukuSuprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana.

2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya, Bogor.

ProsidingPujaningsih, R.I., C.L. Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2006.

Kajian kualitas pod kakao yang diamoniasi dengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangu-nan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (Lustrum VIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soed-irman; Purwokerto, 11 Pe bruari 2006. Fakultas Pe-ternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., A.M. Ploeger, and K. Huth. 1979. The

influence of lignin on lipid metabolism of the rat. In: G.E. Inglett & S.I. Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition.Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiSeputra, I.M.A, 2004. Penampilan dan Kualitas Karkas

Babi Landrace yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Tempe.Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar.

InternetHargreaves, J., 2005. Manure Gases Can Be

Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Populasi Ternak Sapi di

Provinsi Bali tahun 2005.

Penerbitan• Hak cipta naskah yang dimuat sepenuhnya ada pada

Majalah Ilmiah Peternakan.• Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas

setelah terbit.• Jadwal penerbitan adalah bulan Februari, Juni, dan

Oktober setiap tahun.• Penulis yang naskahnya dimuat dikenai biaya cetak

sebesar Rp 400.000,- per artikel.• Harga langganan selama setahun (3 kali penerbitan) Rp

150.000,-sudah termasuk ongkos kirim.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah

ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan

dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Dewan

Redaksi untuk ditelaah diterima atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah

diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah (Mitra Bestari) tentang kelayakan terbit.

5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh Mitra Bestari) dikembalikan ke Dewan Redaksi dengan tiga kemungkinan (ditolak, diterima dengan perbaikan, dan diterima tanpa perbaikan).

6. Dewan Redaksi memutuskan naskah diterima atau ditolak, seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara Mitra Bestari.

7. Keputusan penolakan Dewan Redaksi dikirimkan kepada penulis.

8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali kepenulis untuk perbaikan.

9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Dewan redaksi kepenyunting pelaksana.

10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapat persetujuan.

11. Naskah siap dicetak dan cetaklepas dikirimkan ke penulis.

Bagan Alir Pemrosesan Naskah

Naskah diterima

Sekretariat

Ketua

Dewan Redaksi

Mitra Bestari

Penyunting Pelaksana

Contoh cetak

Penulis

Percetakan

Terbit

Cetak lepas

Page 6: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

ISSN : 0853-8999 77

Sumadi, I K., I M. Suasta, I P. Ariastawa dan A.W. Puger

PENGARUH ME/CP RATIO RANSUM TERHADAP PERFORMANS BABI BALI

SUMADI, IK., IM. SUASTA, IP. ARIASTAWA DAN A.W. PUGERFakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai imbangan energi-protein ransum (ME/CP ratio, ME (kkal/kg) dan CP(%) pada babi bali. Tingkat imbangan sebagai perlakuan adalah ME/CP ratio: 2805kkal/16,08% (perlakuan A); 2955kkal/17,96% (perlakuan B); 3120kkal/19,84% (perlakuan C) dan 3242kkal/22,28% (perlakuan D) yang diberikan kepada babi bali jantan lepas sapih dengan berat badan awal 9,5 – 12 kg selama 8 minggu. Penelitian dirancang dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan sehingga anak babi bali jantan yang diperlukan sebanyak 12 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa babi-babi yang mendapat perlakuan B (ME/CP ratio = 2955kkal/17,96%) memiliki BB akhir, PBB dan konsumsi ransum paling tinggi dibandingkan yang mendapat perlakuan A, C dan D (P<05), sedangkan nilai FCR yang paling rendah terdapat pada babi-babi yang mendapat perlakuan A (ME/CP = 2805 kkal/16,08 %) dibandingkan dengan yang mendapat perlakuan B, C dan D (P<0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa babi-babi yang mendapat imbangan ME/CP ratio : 2805kkal/16,08% menggunakan pakan paling efisien, memberikan pertambahan bobot tertinggi pada imbangan ME/CP 2955kkal/17,96% .

Kata kunci: babi bali, ransum, energi, protein

THE EFFECT OF FEED ME/CP RATIO ON BALI PIGS PERFORMANCE

ABSTRACT

Has conducted research on energy-protein balance of ration (ME/CP ratio, ME (kcal/kg) and CP(%) in bali pigs. Calorie-protein balance as treatments are ME/CP ratio: 2805kcal/16.08% (treatment A); 2955kcal/17.96% (treatment B); 3120kcal/19.84% (treatment C) and 3242 kcal/22.28% (treatment D) given to the weaning male bali pigs with initial weight from 9.5 to 12.0 kg for 8 weeks. The study was designed with a randomized block design (RBD) with four treatments and three replications so male bali piglets were required as well as 12 individuals. Results showed that the pigs given treatment B (ME / CP ratio = 2955 kcal/17.96%) had a highest value in body weight, weight gain and FCR than pigs given treatments A, C and D (P<0.05), while the lowest value of FCR are the pigs given treatment A ( ME/CP = 2805 kcal/16.08 % ) compared with given treatment B, C and D (P < 0.05). It can be concluded that the best effective using fed on the pigs given treatment ME/CP ratio 2805kkal/16.08%, but when viewed in terms of weight gain, the best in ME/CP 2955kkal/17.96% balance.

Key words: bali pig, ration, energy, protein

PENDAHULUAN

Babi bali merupakan plasma nutfah yang telah dipelihara oleh petani sejak jaman dulu kala sebagai hewan ternak ”celengan” (tabungan). Pada beberapa tahun belakangan ini populasi babi bali menurun dibandingkan dengan populasi babi ras (lanrace, large white, duroc), akan tetapi di beberapa daerah yang ketersediaan ransum babi terbatas, suhu udara yang ekstrim dan tidak memungkinkan petani memelihara babi ras, babi bali justru bisa bertahan dengan baik. Hal seperti ini disebabkan babi bali mampu beradaptasi

secara baik terhadap lingkungan terutama terhadap suhu panas, manajemen ternak yang buruk (kandang, sanitasi) dan mutu ransum yang jelek.

Peternakan babi bali rakyat memanfaatkan sisa-sisa dapur, daun-daunan, batang pisang, dedak padi dan bungkil kelapa sebagai bahan ransum ternak. Menurut Nitis (1967) persentase desa yang masyarakatnya memberi ransum babi dari sisa-sisa dapur 95%; daun-daunan 84%; batang pisang 70,88%; dedak padi 78,82% dan bungkil kelapa 47,64%. Telah diketahui bahwa babi bali merupakan babi tipe pelemak, tetapi sangat digemari oleh masyarakat Bali karena sangat baik jika

Page 7: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

78 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 19 Nomor 2 JuNi 2016

Pengaruh ME/CP Ratio Ransum Terhadap Performans Babi Bali

digunakan sebagai babi guling, karena disamping enak rasanya juga dagingnya lembut.Sistem peternakan tradisional pada peternakan babi bali yang bercirikan (1) pemberian ransum seadanya; (2) manajemen yang jelek; (3) pencegahan penyakit yang sangat kurang dan (4) pertumbuhan ternak yang sangat lambat.

Menurut NRC (2012) kebutuhan energi pada babi lepas sapih ditunjukkan dengan persamaan : DE intake (kcal/day) = -1531+ (455,5 x BW) – (9,46 x BW2); R2 = 0,92; dimana DE: digestible energy, BW: body weight. Dijelaskan pula bahwa kebutuhan protein sangat ditentukan oleh kualitas protein bahan ransum terutama kandungan asam-asam amino esensial seperti metionin dan lisin.

Imbangan energi-protein (energy/protein ratio) ransum babi lepas sapih menurut Ranjhan (1981) dan NRC (2012) DE (Mcal/kg)/CP (%) : 3,2/22 atau 2,5/22; menurut CSIRO (1987) DE (MJ/kg)/CP (%) masing-masing : 10/11.7; 12/14,8; 14/17,8 dan 16/20,9; dan menurut Ensminger (1991) ME (kcal/kg)/CP (%) masing-masing: 3208/22.68; 3170/22,11; 3050/22,34 dan 3170/22,64. Dijelaskan pula bahwa kebutuhan energi dan protein pada ternak babi sangat bergantung kepada bangsa (ras), tipe (pelemak atau pedaging), tingkat pertumbuhan (produksi) dan umur.

Keperluan nutrisi pada babi bali belum pernah dilakukan penelitian, sehingga peternak masih meraba-raba dalam pemberian ransum. Pemberian ransum pada peternakan tradisional babi bali belum memperhitungkan kebtuhan nutrien yang sebenarnya, seperti permberian ransum apa adanya atau diberi ransum komersial yang sebenarnya diperuntukkan untuk babi ras (tipe pedaging). Keperluan nutrien pada babi bali terutama kebutuhan energi dan protein sangat perlu diteliti sehingga nantinya kebutuhan nutrien yang tepat dari segi kualitas dan kuantitas terpenuhi dapat mennjang produktivitas yang optimal.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ME/CP ratio pada babi bali lepas sapih sampai 8 minggu pemeliharaan. serta imbangan energi-protein (calorie/protein ratio) ransum. Diketahuinya kebutuhan imbangan energi-protein ransum melaui penelitian ini, maka dapat disusun formulasi ransum ternak babi lepas sapih sesuai dengan kebutuhannya baik dari segi kualitas atau pun kuantitasnya.

MATERI DAN METODE

Ternak dan PerkandanganTernak yang digunakan dalam penelitian ini adalah

babi bali lepas sapih yang kisaran berat badan antara 9 – 12 kg. Babi asli ini dibeli dari pengepul yang ada di Dusun Pegending, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara; Kabupaten Badung (Bali). Babi dipelihara di

dalam kandang individu terbuat dari bata-beton ukuran panjamg x lebar x tinggi 2m x 1,5 m x 0,7 m. Kandang dilengkapi dengan tempat makanan dan air minum.

Ransum dan Air MinumPenelitian dilakukan terhadap babi bali lepas sa-

pih (starter) yang diberi ransum dengan MECP ra-tio yang berbeda sampai 8 minggu pemeliharaan. Tingkat imbangan kalori-protein ransum sebagai per-lakuan percobaan penelitian adalah ME kcal/CP% ra-tio : 2800kkal/16,00% (perlakuan A); 2950kkal/18% (perlakuan B); 3100kkal/20,00% (perlakuan C) dan 3250kkal/22,00% (perlakuan D) (Tabel 1).

Ransum dan air minum diberi secara ad libitum dengan cara melakukan menambahkan ransum atau air bila keadaannya sudah hampir habis.

Tabel 1. Susunan serta Kandungan ME dan CP Ransum Percobaan

Bahan dan NutrienPerlakuan

A B C DJagung kuning (%) 40 41 46 38Konsentrat (%) 18 26 34 44Pollard (%) 41 30 15 11Minyak (%) 0 2 4 6Mineral (%) 1 1 1 1

Jumlah 100 100 100 100ME (kkal/kg) 2800 2950 3100 3250CP (%) 16,00 18,00 20,00 22,00

Tempat dan Lama PenelitianPelaksanaan penelitian bertempat di Dusun Batupa-

ras, Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar (Bali). Penelitian berlangsung selama 8 minggu (56 hari).

Variabel yang DiamatiPengamatan dilakukan terhadap performans babi

bali meliputi berat badan, pertambahan berat badan, konsumsi ransum, dan konversi ransum.

Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan adalah

rancangan acak kelompok (RAK) dengan lima perlakuan tingkat imbangan kalori-protein ransum dan 3 ulangan sehingga dalam penelitian ini digunakan babi bali lepas sapih sebanyak 4 x 3 = 12 ekor babi bali lepas sapih.

Ransum sebagai perlakuan di dalam penelitian adalah ME kcal/CP% ratio: 2800 kkal/16,00% (perlakuan A); 2950 kkal/18% (perlakuan B); 3100 kkal/20,00% (perlakuan C) dan 3250 kkal/22,00% (perlakuan D) (Tabel 1).

Untuk melihat perbedaan diantara perlakuan, data dianalisis dengan analisis sidik ragam dan bila terdapat berbedaan yang nyata diantara perlakuan (P>0,05)

Page 8: Jurnal Peternakan - · PDF fileNaskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-gris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. 5 (lima) ... penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa.

ISSN : 0853-8999 79

Sumadi, I K., I M. Suasta, I P. Ariastawa dan A.W. Puger

maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan (Steel dan Torrie, 1988).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata berat badan awal babi-babi penelitian pada perlakuan A adalah 10,73 kg. Berat babi pada perlakuan B, C dan D berturut-turut 10,70; 10,53 dan 10,67 kg (P>0,05) (Tabel 2). Berat badan akhir babi pada perlakuan A adalah 29,53kg, berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan babi pada perlakuan B dan C, serta berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding dengan babi pada perlakuan D. Demikian juga halnya dengan pertambahan berat badan babi pada perlakuan A berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dari perlakuan B dan C serta berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan pertambahan berat badan babi pada perlakuan D.

Kejadian tersebut sementara dapat disebabkan bahwa konsumsi ransum pada perlakuan A lebih ren-dah dibandingkan dengan konsumsi ransum babi pada perlakuan B dan C (P<0,05), sedangkan terhadap perlakuan D, maka konsumsi ransum babi pada per-lakuan A lebih tinggi dibandingkan konsumsi ransum babi pada perlakuan D (P<0,05). Melemahnya tingkat konsumsi ransum pada perlakuan D karena tingginya tingkat ener gi ransum, makin tinggi tingkat energi ran-sum, maka konsumsi ransum akan menurun karena ke-butuhan energi sangat menentukan konsumsi ransum. Kalau energi ransum sudah terpenuhi, maka ternak atau babi akan berhenti mengkonsumsi ransum Ran-jhan, 1981; NRC, 1912).

Tabel 2. Pengaruh Pemberian ME/CP ratioRansum Terhadap Perfor-mans Babi Bali

Variabel2) Perlakuan1)

A B C DBB Awal 10,73 a3) 10,70 a 10,53 a 10,67 aBB Akhir 29,53 a 31,73 b 30,26 b 27,33 cPBB 18,80 a 20,03 b 19,73 b 16,67 cKonsumsi Ransum 58,83 a 64,83 b 64,50 b 56,53 cKonversi Ransum 3,12 a 3,23 b 3,27 b 3,39 cKeterangan:1) Perlakuan A : ME/CP = 2800 kkal/16,00 % B : ME/CP = 2950 kkal/18,00 % C : ME/CP = 3100 kkal/20,00 % D : ME/CP = 3250 kkal22,00 %2) Rata-rata dari 3 ulangan3) Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama adalah berbeda tidak nyata

P>0,05)

Dilihat dari konversi ransum (FCR), ternyata babi-babi pada perlakuan A yang paling kecil (3,12) (Tabel 2) berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan FCR babi-ba-bi pada perlakuan B, C dan D. Semakin tinggi tingkat ME/CP ratio pada ransum, tampak jelas perbedaannya yang ditandai denngan FCR yang semakin tinggi. Arti-

nya efisiensi penggunaan ransum untuk meningkatkan berat badan per satuan berat semakin rendah. Hal ini dugaan sementara disebabkan babi bali merupakan babi tipe pelemak yang lebih banyak menumpuk energi dalam bentuk lemak dibandingkan menumpuk atau menyimpan protein di dalam jaringan-jaringan tubuh-nya. Penumpukan atau deposisi lemak yang semakin tinggi dibandingkan protein, maka pertambahan berat badan akan lebih rendah dibandingkan babi-babi yang mendeposisi protein. Setiap deposisi 1 gram protein, maka jaringan akan mengikat air sebanyak 4-5 gram.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, babi-babi yang diberikan pakan dengan imbangan ME/CP 2800kkal/16,00% menggunakan pakan paling efisien, memberikan pertambahan bobot tertinggi pada imbang an ME/CP2950 kkal/18 %.

DAFTAR PUSTAKA

CSIRO Australian. 1987. Feeding Standard for Australian Livestock: Pigs. Standing Committee on Agricultur: Pig Subcommittee. Esat Melbourne, Australia.

Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th Ed. International Publisher Inc., Illinois.

Nitis, I.M. 1967. Makanan Babi di Bali (A Preliminary Sur-vey). Univ. Udayana. FKHP Bull. 013.

NRC. 2012. Nutrient Requirements of Swine. 10th Ed. Rev. United State Dept. of Agriculture, USA.

Ranjhan, S.K. 1981. Animal Nutrition in Tropics. 2nd Ed. Vikas Publishing House PVT Ltd. Delhi, India.

Sinaga, S. 1910. Babi Bali dab Nias. http://blogs.unpad.ac.id/saulansinaga/page/4. Diunduh tangga 15 Peb-ruari 2014.

Suci, N.N. 1985. Pengaruh Suplementasi Silase Limbah Ikan Mackerel dan Rumput Laut Dalam Ransum Tradis-ional Terhadap Performans Babi Bali yang Sedang Tumbuh. Tesis S2. Fakultas Pascasarjana, Univ. Gajah Mada, Yogyakarta.