Jurnal Percobaan v Kromatografi Penukar Kation (Nike Prilil)
-
Upload
nike-prilil -
Category
Documents
-
view
126 -
download
13
description
Transcript of Jurnal Percobaan v Kromatografi Penukar Kation (Nike Prilil)
PERCOBAAN V
PENETAPAN JUMLAH ION TEMBAGA DENGAN KROMATORAFI
PENUKAR KATION
Hari / Tanggal Percobaan : Jum’at / 27 September 2013
Judul Percobaan : Penetapan Jumlah Ion Tembaga dengan Kromatografi
Penukar Kation
Kelompok : 4
Anggota : Donni Susanto
Feprita Sari
Nike Prilil P.S.
Rizki Daniar M.
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dilakukan percobaan ini adalah agar memahami proses penukaran ion yang
terjadi pada resin penukar kation dan menentukan jumlah garam terlarut yang dipertukarkan
melalui titrasi.
B. PRINSIP PERCOBAAN
Pada metode kromatografi pertukaran ion, komponen ionik akan tertahan secara selektif
karena berkaitan dengan penukar ion yang ada pada fasa diam. Fase diam yang digunakan
biasanya berupa resin yang merupakan matriks tiga dimensi yang dirancang khusus untuk
membawa beberapa gugus penukar ion-ion. Penukar ion ini berupa gugus fungsi yang dapat
terionkan. Dengan demikian ada pada fasa diam sebuah situs ionic dengan muatan tertentu dan
tidak larut selama elusi dan akan dinetralkan dengan spesies bermuatan berlawanan yang dapat
larut pada waktu elusi untuk ditukarkan dengan partikel dengan muatan sama dari senyawa yang
dibawa oleh fasa gerak. Dengan demikian, kesetimbangan ionic akan terjaga selama elusi.
Ada resin yang berfungsi sebagai penukar ion positif atau penukar ion negatif. Penukar
kation dibuat dengan menambahkan gugus fungsi asam, misalnya dengan cara sulfonasi sehingga
gugus sulfonat akan terikat di beberapa cincin aromatic. Asam sulfonat sangat kuat dan dapat
mendisosiasikan protonnya walaupun proton-proton ini akan berada di sekitar resin sampai ada
ion positif lewat dan menukarnya. Sedangkan penukar kation asam lemah dibuat dengan
menambahkan asam karboksilat pada matriks polyakrilik.
Pertukaran ion yang terjadi di resin selama elusi dapat digambarkan melalui persamaan
reaksi biasa. Jika R adalah matriks resin maka reaksinya dapat dituliskan sebagai :
HR + Na+ ↔ NaR + H+
2HR + Ca2+ ↔ CaR2 + 2H+
RCl + OH– ↔ ROH + Cl─
Konstanta kesetimbangan (koefisien selektivitas) akan menjadi yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan resin dan banyak factor lain. Secara empiris, ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan koefisien selektivitas, yaitu :
1. Koefisien selektivitas akan mendekati harga 1 jika derajat hubun silang / cross link
menurun
2. Ion kecil dan terhidrasi menyebabkan afinitas resin besar.
3. Jika muatan ion semakin besar maka afinitas resin semakin besar pula.
4. Afinitas dari ion organic dengan massa molekol besar, biasanya juga besar, mungkin
karena bertambahnya gaya-gaya van der Waals.
(Sumber : Buku Ketikan Pemisahan Kimia karya Ibu Suryani Wonorahardjo).
C. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang dibutuhkan, antara lain :
1. Kolom Kromatografi
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Gelas Kimia
5. Pipet
Sementara itu, bahan-bahan yang dibutuhkan, di antaranya :
1. Resin Penukar Ion
2. Larutan Cu(II) 0,1M
3. Larutan HCl 1M
4. Larutan HCl 6M
5. Larutan NaOH 0,1M
6. Indikator MO
7. Aquades
D. CARA KERA DAN HASIL PENGAMATAN
CARA KERJA HASIL PENGAMATAN
Perubahan warna : ……………………….
……………………………………………
Penitrasian :
Skala awal : ………. mL
Skala akhir : ……….mL
Volume NaOH yang dibutuhkan : ……mL
Kolom Kromatografi
Diisi resin penukar ion hingga setinggi 7 cm
Dicuci dengan 25 mL aquades Eluat yang keluar ditampung dalam
Erlenmeyer yang berisi 3tetes indicator MO Eluat dibuang Dituang 10 mL CuSO4 secara perlahan
dengan pipet tetes Diatur laju resin ± 1mL/menit
Sampel mulai masuk dalam kolom
Eluat ditampung dalam Erlenmeyer bersih + ditambah 4tetes indicator MO & sedikit aquades
Dicatat perubahan warnanya Ditunggu hingga seluruh sampel
masuk dalam kolom Dilakukan elusi dengan 40 mL aquades Eluat ditampung pada Erlenmeyer
yang sama Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Dicatat volume yang dibutuhkan
hingga terjadi perubahan warna
Hasil
CARA KERJA HASIL PENGAMATAN
Prosedur Berulang
Perubahan Warna : ……………………….
…………………………………………….
Penitrasian :
Skala awal : ………. mL
Skala akhir : ……….mL
Volume NaOH yang dibutuhkan : ……mL
Perubahan warna kolom resin :
……………………………………………..
……………………………………………..
Kolom Kromatografi
Diregenerasi dengan penambahan 10 mL HCl 0,5 M
Dicuci dengan 25 mL aquades Eluat yang keluar ditampung dalam
Erlenmeyer yang berisi 3tetes indicator MO Eluat dibuang Dituang 10 mL CuSO4 secara perlahan
dengan pipet tetes Diatur laju resin ± 1mL/menit
Sampel mulai masuk dalam kolom
Eluat ditampung dalam Erlenmey±er bersih + ditambah 4tetes indicator MO & sedikit aquades
Dicatat perubahan warnanya Ditunggu hingga seluruh sampel
masuk dalam kolom Dilakukan elusi dengan 40 mL aquades Eluat ditampung pada Erlenmeyer
yang sama Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Dicatat volume yang dibutuhkan
hingga terjadi perubahan warna Kran kolom ditutup Disisakan cairan di atas kolom ± 1 cm,
supaya tidak kering Diamati dan disketsakan perubahan
warna pada kolom resin
Hasil