Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe...

28
ABSTRAK Bahtiar, Abd. Gani. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Materi Pokok Garis dan Sudut Di Kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman. Pembimbing: (I) Dr. Abd Basir A., M.Si, (II) Dr. H. Usfandi Haryaka, M. Pd. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda tahun ajaran 2013/2014 pada materi pokok garis dan sudut. Penelitian ini dilakukan di MTs Lukmanul Hakim Samarinda tahun ajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian siswa kelas VII yang berjumlah 30 siswa dan objek penelitian adalah pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua kali pembelajaran dan satu kali tes. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tugas (tugas kelompok dan tugas individu di kelas), tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata dan persentase. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti dan sebagai obsevator adalah guru matematika kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda dan seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mulawarman 1

Transcript of Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe...

Page 1: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

ABSTRAK

Bahtiar, Abd. Gani. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Materi Pokok Garis dan Sudut Di Kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman. Pembimbing: (I) Dr. Abd Basir A., M.Si, (II) Dr. H. Usfandi Haryaka, M. Pd.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda tahun ajaran 2013/2014 pada materi pokok garis dan sudut.

Penelitian ini dilakukan di MTs Lukmanul Hakim Samarinda tahun ajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian siswa kelas VII yang berjumlah 30 siswa dan objek penelitian adalah pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua kali pembelajaran dan satu kali tes. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tugas (tugas kelompok dan tugas individu di kelas), tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata dan persentase. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti dan sebagai obsevator adalah guru matematika kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda dan seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mulawarman Samarinda angkatan 2009.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat sebesar 6,75% dari nilai dasar yaitu 58,93. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 13,67% dari nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I yaitu 62,91 menjadi 71,51. Pada siklus III, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 9,03% dari nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus II yaitu 71,51 menjadi 77,97. Aktivitas guru pada siklus I tergolong cukup, pada siklus II tergolong baik, dan pada siklus III tergolong baik. Aktivitas siswa pada siklus I tergolong cukup, pada siklus II tergolong cukup dan pada siklus III tergolong baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada setiap siklusnya pada materi pokok garis dan sudut di kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda mengalami peningkatan.

1

Page 2: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

PENDAHULUAN

Pembelajaran Matematika di MTs Lukmanul Hakim Samarinda masih

belum maksimal. MTs Lukmanul Hakim Samarinda mempunyai tiga kelas, yaitu

kelas VII sebanyak satu kelas, kelas VIII sebanyak satu kelas dan kelas IX

sebanyak satu kelas yang masing - masing kelas terdiri dari 20-32 siswa. MTs

Lukmanul Hakim Samarinda memiliki dua orang guru Matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Matematika MTs Lukmanul

Hakim Samarinda, prestasi belajar Matematika siswa kelas VII masih rendah, hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 58,93 pada semester ganjil tahun

ajaran 2013/2014 yang masih di bawah KKM sekolah yaitu 75.

Tabel Persentase Pencapaian KKM Siswa kelas VII

NoJumlahSiswa Persentase Keterangan

1 1 3,12 % Mencapai KKM

2 31 96,88 % Tidak Mencapai KKM

Tabel di atas mengggambarkan persentase pencapaian KKM siswa pada

ujian semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Dari 32 siswa , hanya 3,12% yang

mencapai KKM yaitu sebanyak 1 siswa dan 96,88% tidak mencapai KKM yaitu

sebanyak 31 siswa.

Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII juga diperoleh

informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode

tradisional, pembelajaran yang masih didominasi oleh guru. Hal ini

mengakibatkan proses pembelajaran di kelas kurang adanya interaksi aktif siswa

dengan guru atau siswa dengan siswa, sehingga siswa kurang terampil dalam

menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan serta kurang

termotivasi dalam belajar.

Dari hasil wawancara dari beberapa siswa juga diperoleh informasi bahwa

dalam pembelajaran banyak siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran,

merasa bosan, kurang aktif bertanya kepada guru ketika tidak mengerti terhadap

konsep yang dipelajari. Siswa lebih suka bercanda dengan teman ketika

pembelajaran berlangsung. Hal tersebut merupakan penyebab siswa sulit

2

Page 3: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

memahami konsep yang dijelaskan guru terutama dalam pengerjaan soal-soal.

Beberapa hal yang memicu munculnya masalah dalam pembelajaran

adalah dalam proses pembelajaran dalam mengajar dan lebih dominan berpusat

pada guru (Teacher Oriented), guru juga tidak bisa memberikan solusi dalam

mengatasi keadaan siswa yang pasif, kurang menanggapi siswa yang kesulitan

memahami konsep, tidak menuntun siswa dalam menyimpulkan konsep. Dalam

proses pembelajaran pun siswa kurang berpartisipasi, aktif dan antusias dalam

mengerjakan soal-soal dari guru.

Berdasarkan hal di atas, guru seharusnya lebih kreatif dalam

menyampaikan konsep matematika, lebih memperhatikan kebutuhan siswa ketika

memperdalam konsep, memberikan ruang keapada siswa untuk berdiskusi sesuai

dengan konsep yang disampaikan.

Model pembelajaran kooperatif dapat mendorong siswa untuk bekerja

sama, saling membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi dengan penuh semangat dan saling bertukar pikiran dalam

memberikan ide gagasan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga

tercipta pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi siswa juga

berperan aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization.

Model pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan

pembelajaran kooperatif yang merancang guru dapat memberikan bimbingan

kepada setiap kelompok. Model ini dapat menjadikan guru lebih mudah

menjangkau dan mengatasi kelemahan siswa, memperbaiki komunikasi antara

guru dengan siswa terutama bagi siswa yang sulit memahami konsep matematika,

menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan siswa lain, serta dapat

meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization Pada Materi Pokok Garis dan Sudut Di Kelas VII MTs

Lukmanul Hakim Samarinda Tahun Ajaran 2013/2014.”

3

Page 4: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Skinner (Baharuddin 2007:67), belajar adalah proses perubahan

perilaku. Edwin R Guthrie (Baharuddin 2007:78) memberikan definisi bahwa

belajar adalah kedekatan hubungan antara stimulus dan respons yang relevan.

Menurut Cronbach (Baharuddin 2007:13), “Learning is shown by change in

behavior as result of experience”

Menurut Bloom dalam Etin Solihatin (2012:5), hasil belajar merupakan

suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat

latihan atau pengalaman. Menurut Aronson dan Briggs (Etin Solihatin, 2012:6)

hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan kemampuan

yang dimiliki seseorang.

Menurut Soediarto (Etin Solihatin, 2012:6) hasil belajar tingkat

penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program

pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Gagne dan Briggs

(Etin Solihatin, 2012:6) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi lima kategori,

yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan

motorik dan sikap.

Isjoni (2012:11) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang

dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya

merupakan upaya pendidik (guru) untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar.

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Isjoni, 2012:12) adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen. Menurut Sunal dan Hans (dalam, Isjoni, 2102:12)

Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian

strategi khusus dirancang untuk member dorongan kepada peserta didik agar

bekerja sama. Menurut Suryadi (dalam Isjoni, 2012:12) pada pembelajaran

Matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif

untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah Pembelajaran Kooperatif.

Rusman (2012:208) menyatakan model pembelajaran kooperatif memiliki

4

Page 5: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

ciri-ciri:

1) Siswa belajar  dalam kelompok secara kooperatif, untuk menuntaskan materi

belajarnya,

2) Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dan ras, budaya,suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu

sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Rusman (2012:212) mengungkapkan prosedur pembelajaran kooperatif

pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:

1) Penjelasan Materi, tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok-

pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.

2) Belajar Kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan

materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes

atau kuis, tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

4) Pengakuan Tim, pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling

menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian di berikan penghargaan.

Slavin (2005:15) mengemukakan bahwa pembelajaran Team Assisted

Individualization dirancang khusus untuk mengajarkan matematika. Slavin

(2005:187) menjelaskan bahwa perlunya semacam individualisasi telah

dipandang penting khususnya dalam pelajaran matematika, dimana pembelajaran

dari tiap kemampuan yang diajarkan sebagian besar tergantung pada kemampuan

yang dipersyaratkan.

Team Assisted Individualization (TAI) (Dedi Rohendi dalam Jurnal,

2010:1) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Terjemahan bebasnya

adalah Bantuan Dalam Kelompok (BIDak). Model yang diprakarsai oleh Robert

Slavin ini merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran

Individual. Dasar pemikiran Slavin merancang metode ini adalah untuk

5

Page 6: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

mengadaptasikan pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan

kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa.

Model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization menurut Slavin

(2005:195), memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5

siswa.

2) Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-

rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang

tertentu.

3) Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan

kelompoknya.

4) Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang

membutuhkan.

5) Team Score and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja

kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang

berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil

dalam menyelesaikan tugas.

6) Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

7) Fact test yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

8) Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization adalah sebagai berikut (Kusumaningrum, 2007:1).

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok

siswa.

6

Page 7: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

3) Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian

siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

(Mengadopsi komponen Placement Test).

4) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching

Group).

5) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan

nilai dasar siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen

Teams).

6) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa lembar unit yang telah

dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara

individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).

7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan

mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.

(Mengadopsi komponen Student Creative).

8) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi

komponen Fact Test).

9) Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil

(jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and

Team Recognition).

10) Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

Dalam konteks pembelajarannya guru matematika seharusnya lebih

banyak berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segala-

galanya dari peserta didik. Peran fasilitator itu seharusnya lebih banyak

mendorong peserta didik untuk mengembangkan inisiatif dalam menjalani tugas-

tugas. Guru matematika harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta

didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik

yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Tujuan pembelajaran hanya dapat dicapai jika ada interaksi belajar

mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas dan

guru pun harus mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pembelajaran yang dilaksanakannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses 7

Page 8: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

belajar adalah faktor psikologis yang meliputi minat, perhatian, bakat, motivasi,

dan kesiapan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut

sangat berpengaruh dan berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan

kualitas proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah. Model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization merupakan model yang dirancang

untuk meningkatkan faktor psikologis tersebut selama pembelajaran karena model

ini memiliki kegiatan yang memicu aktifitas siswa, menumbuhkan sikap

kooperatif atau bekerja sama, menciptakan hubungan antar personal yang saling

mendukung, saling membantu dan saling peduli.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

adalah suatu pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas dan kerja

sama siswa dalam mencari, menjawab dan menyelesaikan masalah. Model ini

juga mengedepankan siswa untuk membantu temannya yang belum bisa

mengerjakan soal.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan

oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas

pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Purwadi

dalam Sukidin, Basrowi, & Suranto, 2008:10)

Menurut Hopkins (dalam Masnur Muslich, 2012:8) menyatakan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman

terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Juni 2014 pada

semester II tahun ajaran 2013/2014 di MTs Lukmanul Hakim Samarinda pada

siswa kelas VII.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Lukmanul Hakim

Samarinda tahun ajaran 2013/2014. Kelas subjek dipilih dengan menggunakan

teknik purposive sampling (teknik sampel bertujuan/pertimbangan) karena

8

Page 9: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

peneliti memiliki pertimbangan dalam mengambil subyek dengan tujuan yaitu

untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII. Sedangkan objek

dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data diperoleh dari hasil observasi,

tugas, tes, dan dokumentasi:

1) Observasi, berupa data kualitatif, dengan menggunakan tabel pedoman

observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dan aktivitas guru pada

saat pembelajaran berlangsung. Observator diberikan lembar observasi dengan

cara mengisi pada lembar yang disediakan.

2) Tugas, terdiri dari tugas kelompok dan tugas individu masing-masing

berbentuk uraian. bertujuan mengetahui hasil belajar matematika siswa pada

setiap pelaksanaan tindakan/pertemuan.

3) Tes, adalah suatu alat ukur berupa soal yang diberikan kepada siswa yang

hendak diteliti. Dalam penelitian ini tes hasil belajar dilaksanakan pada setiap

akhir siklus, soal tes berbentuk uraian.

4) Dokumentasi, yaitu data yang dimiliki oleh guru matematika pada nilai ujian

semester ganjil matematika sebelum dilaksanakan penelitian. Digunakan

sebagai perbandingan dengan hasil tes akhir siklus.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data

kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

menganalisis hasil observasi. Analisis data kuantitatif digunakan untuk

menganalisis tugas yang terdiri dari tugas kelompok, tugas individu, dan tes hasil

belajar matematika. Nilai kuantitas dan kualitas yang diperoleh selama penelitian

kemudian dipaparkan secara sederhana dalam bentuk naratif yang disajikan dalam

bentuk sederhana dan kalimat sederhana. Analisis data kualitatif yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:15) yaitu:

a) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui

seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang

bermakna.

9

Page 10: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

b) Penyajian Data

Penyajian data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana

dalam bentuk naratif, yang berisi sekumpulan informasi yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

c) Verifikasi

Verifikasi data di lakukan apabila dalam sekumpulan data, yang di

peroleh ada tanda-tanda atau kemungkinan-kemungkinan bahwa ada di antara

data itu yang masih belum beres dan lengkap. Apabila data yang terkumpul

telah lengkap dan benar, maka data tersebut langsung dapat diolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar untuk setiap Siklus dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel Hasil Belajar pada Siklus I,II dan III

Siklus

Skor Rata-rata Persentase

TugasTes

Hasil BelajarPersentase Ketuntasan

Akhir Peningkatan SiswaSiklus

Dasar - - 58,93

Siklus I 65,34 61,70 62,91 6,75% 10%

Siklus II 72,20 71,16 71,51 13,67% 30%

Siklus III 79,08 77,42 77,97 9,03% 90%

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa data yang dikumpulkan

telah memenuhi dan sesuai dengan indikator dan format panduan observasi.

Sebelum melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization pada siklus I terlebih dahulu pembelajaran ini diperkenalkan

kepada siswa, bahwa pembelajaran yang akan dilaksanakan berbeda dengan

pembelajaran yang biasa dilakukan. Rencana tindakan yang dilakukan peneliti

termasuk menyiapkan materi yang disampaikan, pembentukan kelompok siswa,

lembar kerja siswa dan soal tugas individu yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran, mengenalkan siswa kepada tugas dan peranannya dalam kelompok,

merencanakan waktu dan tempat duduk yang akan digunakan, serta keterampilan

guru dalam mengorganisasikan kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Lembar observasi dan hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus dijadikan acuan

sebagai refleksi untuk melakukan tindakan selanjutnya.

10

Page 11: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini

dimulai dengan guru menyiapkan lembar kerja siswa dan soal tes individu yang

akan digunakan setelah guru menjelaskan materi pelajaran dan membagi siswa

kedalam tujuh kelompok secara heterogen, seperti yang dikatakan Slavin

(2005:190) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization ini diterapkan selain sebagai tambahan terhadap penyelesaian

masalah manajemen dan motivasi dalam program-program dalam pengajaran juga

untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang

terdapat dalam pembelajaran kooperatif.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru melakukan apersepsi tentang materi

yang akan dibahas, memberikan ringkasan materi, selanjutnya membagi siswa ke

dalam tujuh kelompok yaitu kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok

D, kelompok E, kelompok F dan kelompok G.

Pada tahap penilaian, dilakukan dengan memberikan soal berupa Lembar

Kerja Siswa dan soal tes Individu. Tujuan pemberian soal adalah untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Pada

tiap akhir siklus, juga dilakukan penilaian dengan memberikan tes akhir siklus

pada setiap siswa, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana peningkatan nilai

akademik siswa setiap siklusnya.

Penelitian ini dilakukan selama tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri

dari tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua tiap siklus dilaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization, sedangkan pada pertemuan ketiga tiap siklus,

digunakan untuk melakukan tes akhir siklus. Pembelajaran dilaksanakan setiap

hari Selasa dan Rabu masing-masing dua jam pelajaran (2¿ 40 menit) dan tiga

jam pelajaran (3¿ 40 menit).

Kendala yang dirasakan oleh guru pada saat proses belajar mengajar

berlangsung adalah sedikit membiasakan siswa untuk bertanya jika belum

mengerti materi. Sehingga ketika siswa mengerjakan soal pada Lembar Kerja

11

Page 12: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Siswa masih kesulitan dalam aturan menjawab. Kemudian dari pada itu juga ada

beberapa kelompok yang dalam pengerjaan tugas masih didominasi oleh siswa

yang pintar saja, sedangkan yang lain hanya pasif, terlebih lagi yang aktif tidak

mau membimbing teman-temannya yang pasif. Sedangkan tujuan dari

pembelajaran berkelompok adalah setiap anggota harus saling bekerja samadan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2012:12). Tetapi

semua kendala tersebut dapat diatasi guru dengan cara mempelajari karakteristik

siswa dan melakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi kendala-kendala

yang ada sehingga terjadi perubahan prilaku siswa di dalam kelas, seperti yang

dikatakan Slameto (2010:2), bahwa perubahan tingkah laku siswa merupakan

hasil pengalaman siswa itu sendiri sebagai akibat dari interaksi atau belajar dari

lingkungannya.

Setelah melakukan tindakan pembelajaran sebanyak tiga siklus, hasil

belajar matematika siswa setelah mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Team

12

Page 13: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Assisted Individualization dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata hasil

belajar siswa tiap siklus dan secara keseluruhan kualitas berlangsungnya proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization terus mengalami peningkatan disetiap siklusnya.

Peningkatan ini juga diikuti oleh peningkatan nilai hasil belajar siswa, secara

klasikal 85% dari jumlah siswa telah mencapai kategori tuntas belajar dengan nilai

hasil belajar minimal yang diperoleh siswa adalah 75.

Selain itu dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa baik dari

segi afektif maupun segi kognitif setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat dilihat dari pada penilaian

aktivitas siswa dan aktivitas guru mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas

guru dan aktivitas siswa dinilai cukup. Pada siklus II aktivitas guru dinilai baik

dan aktivitas siswa dinilai cukup. Pada siklus III aktivitas guru dan aktivitas siswa

dinilai baik.

13

Page 14: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Hasil belajar kognitif siswa pun mengalami peningkatan pada

pembelajaran yang telah dilaksanakan di setiap siklus dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Rata-rata nilai

dasar yaitu 58,93 meningkat menjadi 62,91 pada siklus I atau meningkat sebesar

6,75%. Pada siklus II meningkat menjadi 71,51 atau meningkat sebesar 13,67%.

Pada siklus III meningkat menjadi 77,97 atau meningkat sebesar 9,03%.

Pada siklus I hanya 3 orang siswa yang lulus atau persentase ketuntasan

adalah 10% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 27 siswa atau 90%. Pada

siklus II yang lulus adalah sebanyak 9 siswa atau persentase ketuntasan sebesar

30%, sedangkan yang tidak tuntas adalah sebanyak 21 siswa atau 70%. Pada

siklus III siswa yang lulus adalah 27 siswa atau persentase ketuntasan 90%

sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%.

Peningkatan tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Suryadi (dalam

Isjoni, 2012:12) yang menyimpulkan pada pembelajaran matematikamodel

14

Page 15: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi

indikator keberhasilan sehingga hipotesis tindakan dapat diterima yaitu penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Lukmanul Hakim

Samarinda tahun ajaran 2013/2014.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada materi pokok

garis dan sudut di kelas VII MTs Lukmanul Hakim Samarinda tahun ajaran

2013/2014. Hal ini terlihat dari peningkatan setiap siklusnya, yaitu dari rata-rata

nilai dasar 58,93 terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 62,91 dengan

persentase peningkatan 6,75%. Pada siklus II menjadi 71,51 dengan persentase

peningkatan 13,67%. Pada siklus III menjadi 77,97 dengan persentase

peningkatan 9,03%. Untuk aktivitas guru pada siklus I tergolong cukup, pada

siklus II tergolong baik dan pada siklus II tergolong baik. Sedangkan untuk

aktivitas siswapada siklus I tergolong sukup, pada siklus II tergolong cukup dan

pada siklus III tergolong baik.

1. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization agar dapat memberikan suasana yang

menyenangkan dan komunikasi yang aktif antara guru dengan siswa terutama

pada pembelajaran matematika bab garis dan sudut.

2. Diharapkan bagi siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengikuti

pembelajaran dan selalu menjalin komunikasi yang aktif dengan guru

matematika terutama pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization selanjutnya.

3. Diharapkan bagi sekolah agar dapat menunjang penyediaan fasilitas yang

dapat menunjang pembelajaran matematika sehingga dapat mendukung 15

Page 16: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

pelaksanaan beragam model pembelajaran kooperatif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu pena Matematika untuk

SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Andayani, Ermi , dkk. 2012. Penerapan Pembelajaran Team Assited

Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran Matetamtika untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa kelas VIII SMP Ardjuna Malang.

http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelE4A328DF29BAE8239F57

08330D0AB0E7.pdf (diakses tanggal 27 Januari 2014)

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana

Prima.

Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruz Media.

Budi, Wono Setya. 2005. Matematika SMP. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Pembuatan Laporan Hasil

Belajar SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Febriana, Ayu. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V

SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.http://journal.unnes.ac.-

id/nju/index.php/kreatif/article/download/1678/1884(diakses tanggal

21 Januari 2014)

Hadis, Abdul.2006. Psikologi dalam Pendidikan(Sangat penting untuk: Dosen,

Guru, Mahasiswa, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerhati Pendidikan).

Bandung: Alfabeta.

Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kukuh. 2008. Geometri Datar dan Ruang. Samarinda: FKIP Universitas

Mulawarman.

Kusumaningrum, Retna. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Accelera-ted Instruction (TAI). (Online),

http://www.suhadinet.wordpress.com, (diakses 12Januari 2014).

Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta. Bumi Aksara.

16

Page 17: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Pamungkas. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui

Model Pembelajaran Kooperatip Tipe Team Assisted Individualization

(TAI) Siswa Kelas V SD Negeri Bantir Candi Roto Temanggung Tahun

Ajaran 2011/2012.

http://repository.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/850/T1_29200809

6_BAB%20II.pdf?sequence=3 (diakses 22 Januari 2014)

Pramudjono. 2006. Statistik Dasar (Aplikasi Untuk Penelitian). Samarinda: FKIP

Universitas Mulawarman.

Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Rohendi, Dedi, dkk. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

Individualization untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

http://file.upi.edu/Direktori/Jurnal/Pendidikan_Tik/Jurnal_Pend_Tik_Vol_

3_No_1/

Penerapan_Metode_Pembelajaran_Team_Assisted_Individualization_Unt

uk_Meningkatkan_Hasil_Belajar_Siswa_Pada_Mata_Pelajaran_Teknologi

_Informasi_Dan_Komunikasi.pdf. (diakses tanggal 3 februari 2014)

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Safitri, Rahma Dianan. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Model Padusunan

Kota Pariaman. http://kamuinspirasiku3010.blogspot.com/2013/07/jurnal-

pendidikan-metode-pembelajaran.html (diakses tanggal 12 Januari 2014)

Sanjaya, Wina. 2009 . Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.

Simangunsong, Wilson. 2005. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta:

Erlangga.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

17

Page 18: Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

Slavin. Robert. 2005. Cooperative Learning. Terjemahan oleh Lita. 2009.

Bandung: Nusamedia.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN.Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, Anas.1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung; PT

Remaja Rosda Karya.

Sukidin, Basrowi, dan Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.

Surabaya: Insan Cendekia.

Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo

Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H.B dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran.

Jakarta : Bumi Aksara.

18