PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH...

122
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV MIN 11 BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh HELEN AMELIA NPM. 1511100192 Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H/2019 M

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV

MIN 11 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HELEN AMELIA

NPM. 1511100192

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1440 H/2019 M

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV

MIN 11 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HELEN AMELIA

NPM. 1511100192

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing I : Ida Fiteriani, M. Pd

Pembimbing II : Rizki Wahyu Yunian Putra, M. Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1440 H/2019 M

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di MIN 11 Bandar Lampung, dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis pada mata pelajaran Matematika materi pecahan senilai dan

bentuk-bentuk pecahan kelas IV MIN 11 Bandar Lampung tahun ajaran

2019/2020. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik pada mata pelajaran

Matematika kelas IV. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran yang

mendukung dan tepat untuk pelajaran Matematika yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di MIN 11 Bandar

Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV,

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu acak kelas

terpilihlah dua kelas diantaranya kelas IV B sebagai kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) dan IV C sebagai kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Teknik

pengumpulan data menggunkan tes tertulis dengan jenis tes yaitu pilihan

ganda dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi data sekolah.

Hasil penelitian uji hipotesis tes yang dilakukan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol maka didapatkan thitung adalah 2,8658 dan

ttabel adalah 2,0002 sehingga hasilnya thitung > ttabel (2,8658 > 2,0002) yang

artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara peserta didik yang

memperoleh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) dengan peserta didik

yang memperoleh model pembelajaran Problem Solving terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematika kelas IV di MIN 11 Bandar

Lampung.

Kata kunci: Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

kombinasi Team Assisted Individualization (TAI), dan

kemampuan pemahaman konsep matematika.

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

MOTTO

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125)

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, sebuah karya sederhana namun

penuh perjuangan kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Kepada orang tuaku tercinta Ayahanda tercinta Tomi Yanuar Suntara Wijaya

dan kepada Ibunda tercinta Nurpisah, yang telah berjuang memberi dukungan

moral dan materi serta selalu mendo’akan keberhasilanku.

2. Adikku tercinta dan tersayang Yuwen Khaira, dan juga Kakekku tersayang

Hi. Asiri (alm) dan Nenekku Hj. Rawiyah beserta keluargaku tercinta yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan kepadaku.

3. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

RIWAYAT HIDUP

Helen Amelia dilahirkan di Tekad Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten

Tanggamus pada tanggal 13 Oktober 1997, anak pertama dari dua bersaudara,

pasangan Bapak Tomi dan Ibu Nurpisah.

Penulis memulai pendidikan di TK Akhlakul Karima dan lulus pada tahun

2003, melanjutkan ke SDN 1 Tanjung Rejo dan lulus pada tahun 2009, kemudian

melanjutkan ke SMPN 1 Pulau Panggung dan lulus pada tahun 2012, setelah itu

melanjutkan ke MAN 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2015. Kemudian

pada tahun 2015 melanjutkan pendidikan S1 di UIN Raden Intan Lampung

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan.

Penulis memiliki pengalaman berorganisasi sewaktu SMP sebagai anggota

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dalam bidang seni, sebagai anggota

organisasi seni bela diri yaitu Taekwondo dan Organisasi Marching Band. Penulis

sewaktu MAN berorganisasi sebagai anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra

Sekolah) sebagai ketua koordinasi dalam bidang Olahraga, dan sebagai anggota

organisasi seni bela diri Taekwondo. Pada tahun 2015 hingga 2017 penulis

menjadi anggota organisasi KOPMA (Koperasi Mahasiswa), dan sebagai anggota

organisasi seni bela diri Taekwondo.

.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

nya, Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai

persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri (UIN)

Raden Intan Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang

telah membantu sehingga terselesainya skripsi ini, rasa hormat dan terima kasih

penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

2. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Ibu Nurul Hidayah, M.Pd selaku Sekretaris

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

3. Ibu Ida Fiteriani, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyususan skripsi ini.

4. Bapak Rizki Wahyu Yunian Putra, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

Intan Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya

kepada penulis selama menempuh perkuliahan sampai selesai.

6. Bapak Parzon, S, S.Ag selaku kepala MIN 11 Bandar Lampung, Bapak

Nazir Fadhly, S.Pd selaku pengampu Mata Pelajaran Matematika dan Ibu

Sita Rahmadaniah, S.Pd.I serta Ibu Nasayuni, S.Pd.I selaku wali kelas IV B

dan IV C di MIN 11 Bandar Lampung yang telah membantu dan memberi

izin atas penelitian yang penulis lakukan.

7. Teman-Teman angkatan 2015 Khususnya Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) kelas C yang telah memberikan motivasi serta kenangan

indah selama perjalanan penulis menjadi mahasiswa UIN Raden Intan

Lampung.

8. Sahabat seperjuanganku tersayang sejak awal hingga akhir semester , Aulan

Febriyani, Diyah Ajeng Kusumaningrum, Dilla Lamonda Putri, Dwi

Muryanti, Elliyana, Ernawati, yang telah membantuku, menemaniku dan

saling memberikan semangat.

9. Sahabat-sahabatku sejak zaman dahulu kala Belinda Damayanti, Darojatul

Hayati, dan Silviani yang telah bersedia membantu, menemaniku dan saling

memberikan semangat.

10. Semua pihak yang telah membantu dan tak mungkin satu per satu dapat

peneliti tuliskan.

Semoga semua kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan, dicatat

sebagai amal ibadah oleh ALLAH SWT, penulis sangat menyadari bahwa dalam

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

penulisan tugas akhir (skripsi) ini masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan sehingga jauh dari ukuran kesempurnaan. Penulis mengharapkan

kritik dan saran dari berbagi pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Amin yaa

Rabbal’alamin.

Bandar Lampung, 2019

Penulis,

Helen Amelia

NPM. 1511100192

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

MOTTO ............................................................................................................. iii

PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Penegasan Judul ............................................................................ 1

B. Alasan Memilih Judul ................................................................... 2

C. Latar Belakang Masalah ............................................................... 2

D. Identifikasi Masalah .................................................................... 11

E. Batasan Masalah .......................................................................... 12

F. Rumusan Masalah......................................................................... 12

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 15

A. Kajian Teori ................................................................................ 15

1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................ 15

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......... 16

a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) ......... 16

b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ................ 18

c. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning (PBL ... )

......................................................................................... 19

d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning ....

(PBL) ............................................................................... 20

e. Sintak Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .... 21

3. Model Team Assisted Individualization (TAI) ....................... 23

a. Pengertian Model Team Assisted Individualization (TAI)

......................................................................................... 23

b. Manfaat Model Team Assisted Individualization (TAI) .. 23

c. Sintak Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

......................................................................................... 24

4. Model Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team

Assisted Individualization (TAI) .......................................... 25

5. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika ..................... 26

6. Pembelajaran Matematika ..................................................... 32

a. Pengertian Belajar ............................................................ 32

b. Pengertian Pembelajaran ................................................. 35

c. Hakikat Pembelajaran Matematika ................................. 37

B. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 39

1. Penelitian Revelan ................................................................ 39

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

2. Kerangka Berpikir ................................................................ 40

C. Hipotesis ...................................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 44 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 44

B. Variabel Penelitian ...................................................................... 45

C. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel ................... 47

1. Populasi ................................................................................ 47

2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 48

3. Sampel .................................................................................. 48

D. Definisi Operasional Penelitian ................................................... 49

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 49

1. Tes ........................................................................................ 50

2. Dokumentasi ......................................................................... 50

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 51

G. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................... 54

1. Uji Validitas Soal ................................................................. 54

2. Uji Reabilitas Soal ....................................................................... 55 3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ......................................................... 56 4. Daya Pembeda Soal ..................................................................... 57

H. Metode Analisis Data .................................................................. 58

1. Uji Normalitas ...................................................................... 58

2. Uji Homogenitas................................................................... 59

3. Uji Normalized Gain ............................................................ 60

4. Uji Hipotesis dengan uji t ..................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................62

A. Analisis Uji Coba Instrumen ........................................................62

1. Uji Validitas ..........................................................................62

2. Uji Reliabilitas .......................................................................64

3. Uji Tingkat Kesukaran ..........................................................64

4. Uji Daya Pembeda .................................................................65

5. Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes ........................................... 67

B. Uji Tes Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematis .............69

1. Deskripsi Data Hasil Pretest ................................................ 70

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 71

a. Uji normalitas Kelas Eksperimen .................................... 71

b. Uji normalitas kelas Kontrol ............................................ 72

c. Uji homogenitas pretest ................................................... 73

d. Analisis Data Tes Awal (pretest) ..................................... 74

C. Uji Tes Akhirnya (Posttest) Pemahaman Konsep Matematis .....

.....................................................................................................75

1. Deskripsi Data Hasil Posttest ............................................... 76

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 78 a. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen...................... 78

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ............................ 79

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

c. Uji Homogenitas Posttest ................................................ 79

d. Analisis Data Tes Akhir (Postest) ................................... 80

D. Data Amatan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis .................................................................................... 82

1. Deskripsi Data N-Gain ......................................................... 83

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 84

a. Uji Normalitas N-Gain Kelas Ekaperimen ...................... 84

b. Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ............................. 85

c. Uji Homogenitas N-Gain ................................................. 85

d. Analisis Data N-Gain ....................................................... 86

E. Pembahasan ................................................................................. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................93

A. Kesimpulan ..................................................................................93

B. Saran .............................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Nilai Prasurvey ............................................................. 9

Tabel 2 Sintak Model Problem Based Learning ................................... 21

Tabel 3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Kombinasi Team Assisted Individualization ........................... 26

Tabel 4 Skema Desain Penelitian .......................................................... 46

Tabel 5 Data Peserta Didik Kelas Iv Min 11 Bandar ............................ 47

Tabel 6 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis ....... 51

Tabel 7 Kriteria Reliabilitas .................................................................. 56

Tabel 8 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes .............................. 57

Tabel 9 Klasifikasi Daya Pembeda ....................................................... 58

Tabel 10 Kriteria Nilai N-Gain ............................................................... 60

Tabel 11 Validitas Item Soal Tes ............................................................ 63

Tabel 12 Uji Tingkat Kesukaran ............................................................. 64

Tabel 13 Uji Daya Pembeda.................................................................... 66

Tabel 14 Kesimpulan Uji Coba Instrumen .............................................. 67

Tabel 15 Daftar Nilai Tes Awal Pemahaman Konsep Matematis .......... 69

Tabel 16 Deskripsi Data Hasil Pretest Pemahaman Konsep Matematis . 71

Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................. 72

Tabel 18 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................................... 72

Tabel 19 Hasil Uji Homogenitas Pretest................................................. 73

Tabel 20 Hasil Uji Hipotesis Pretest ....................................................... 75

Tabel 21 Daftar Nilai Posttest Pemahaman Konsep ............................... 76

Tabel 22 Deskripsi Data Hasil Postest Pemahaman Konsep Matematis 77

Tabel 23 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................. 78

Tabel 24 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................................... 79

Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Pretest................................................. 80

Tabel 26 Hasil Uji Hipotesis Posttest .................................................... 81

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tabel 27 Data N-Gain ............................................................................ 82

Tabel 28 Deskripsi Data N-Gain ............................................................. 83

Tabel 29 Hasil Uji Normalitas N-Gain Eksperimen ............................... 84

Tabel 30 Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ............................ 85

Tabel 31 Hasil Uji Homogenitas N-Gain ................................................ 86

Tabel 32 Hasil Uji Hipotesis N-Gain ...................................................... 87

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Berpikir ................................................................... 41

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah ........................................................................... 100

Lampiran 2 Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen Dan Kontrol .............. 101

Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Pretest Dan Postest ........................................... 102

Lampiran 4 Soal Uji Coba Pretest Matematika ........................................... 103

Lampiran 5 Soal Uji Coba Posttest Matematika.......................................... 104

Lampiran 6 Uji Validasi Soal Pretest .......................................................... 105

Lampiran 7 Uji Reabilitas Soal Pretest ........................................................ 106

Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest ......................................... 107

Lampiran 9 Uji Daya Beda Soal Pretest ...................................................... 108

Lampiran 10 Uji Validasi Soal Posttest ......................................................... 109

Lampiran 11 Uji Reabilitas Soal Posttest ...................................................... 110

Lampiran 12 Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest ......................................... 111

Lampiran 13 Uji Daya Beda Soal Postest...................................................... 112

Lampiran 14 Soal Pretest Matematika ........................................................... 113

Lampiran 15 Soal Postest Matematika .......................................................... 114

Lampiran 16 Nilai Pretest Dan Postest .......................................................... 115

Lampiran 17 Deskripsi Data Hasil Pretest..................................................... 116

Lampiran 18 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ................................ 117

Lampiran 19 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ...................................... 118

Lampiran 20 Uji Homogenitas Pretest .......................................................... 119

Lampiran 21 Uji T Pretest ............................................................................. 120

Lampiran 22 Deskripsi Data Hasil Posttest ................................................... 121

Lampiran 23 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen .............................. 122

Lampiran 24 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ..................................... 123

Lampiran 25 Uji Homogenitas Posttest ......................................................... 124

Lampiran 26 Uji T Posttest ............................................................................ 125

Lampiran 27 Data N-Gain ............................................................................. 126

Lampiran 28 Deskripsi N-Gain Data Hasil ................................................... 127

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Lampiran 29 Uji Normalitas N-Gain Eksperimen ......................................... 128

Lampiran 30 Uji Normalitas N-Gain Kontrol ............................................... 129

Lampiran 31 Uji Homogenitas N-Gain ......................................................... 130

Lampiran 32 Uji T N-Gain ............................................................................ 131

Lampiran 33 Silabus Matematika Kelas IV................................................... 132

Lampiran 34 RPP Kelas Eskperimen ............................................................ 133

Lampiran 35 RPP Kelas Kontrol ................................................................... 134

Lampiran 36 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 135

Lampiran 37 Lembar Surat Pernyataan Validasi Instrument Soal ................ 136

Lampiran 38 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ......................................... 137

Lampiran 39 Surat Balasan Penelitian ........................................................... 138

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah ........................................................................... 83

Lampiran 2 Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen Dan Kontrol .............. 84

Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Pretest Dan Postest ........................................... 85

Lampiran 4 Soal Uji Coba Pretest Matematika ........................................... 86

Lampiran 5 Soal Uji Coba Posttest Matematika.......................................... 87

Lampiran 6 Uji Validasi Soal Pretest .......................................................... 88

Lampiran 7 Uji Reabilitas Soal Pretest ........................................................ 89

Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest ......................................... 90

Lampiran 9 Uji Daya Beda Soal Pretest ...................................................... 91

Lampiran 10 Uji Validasi Soal Posttest ......................................................... 92

Lampiran 11 Uji Reabilitas Soal Posttest ...................................................... 93

Lampiran 12 Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest ......................................... 94

Lampiran 13 Uji Daya Beda Soal Postest...................................................... 95

Lampiran 14 Soal Pretest Matematika ........................................................... 96

Lampiran 15 Soal Postest Matematika .......................................................... 97

Lampiran 16 Nilai Pretest Dan Postest .......................................................... 98

Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ................................ 99

Lampiran 18 Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen ............................... 100

Lampiran 19 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ...................................... 101

Lampiran 20 Uji Normalitas Pretest kelas Kontrol ....................................... 102

Lampiran 21 Uji Homogenitas ...................................................................... 103

Lampiran 22 N-Gain ...................................................................................... 104

Lampiran 22 Uji T ......................................................................................... 105

Lampiran 23 Silabus Matematika Kelaa IV .................................................. 106

Lampiran 24 RPP Kelas Eskperimen ............................................................ 107

Lampiran 25 RPP Kelas Kontrol ................................................................... 108

Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 109

Lampiran 27 Lembar Surat Pernyataan Validasi Instrument Soal ................ 110

Lampiran 28 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ......................................... 111

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Lampiran 29 Surat Balasan Penelitian ........................................................... 112

Lampiran 30 Kartu Konsultasi

Skripsi...............................................................113

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul merupakan hal yang penting dari suatu karya ilmiah, karena judul

akan memberikan gambaran tentang keseluruhan isi skripsi. Judul karya

ilmiah yang peneliti buat adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik Kelas IV

MIN 11 Bandar Lampung”. Berikut penjelasan beberapa istilah yang

terkandung di dalam, yaitu:

1. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat

pendidik gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar dengan tatap

muka di dalam kelas yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas.

2. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan istilah lain dari

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang menitikberatkan pada

adanya suatu permasalahan yang peserta didik hadapi dalam

pembelajaran.

3. Model Team Assisted Individualization (TAI) merupakan sebuah

program pedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan

perbedaan individual peserta didik secara akademik.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

B. Alasan Memilih Judul

Alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memandang bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis

dapat ditingkatkan dengan mengggunakan model pembelajaran yang

inovatif serta dengan model pembelajaran yang memberikan peserta

didik kemampuan untuk menganalisa melalui permasalahan di

lingkungan sehari-hari dan dengan dikombinasinya model pembelajaran

ini diharapkan mampu memberikan semangat peserta didik dalam

pembelajaran matematika.

2. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran pokok yang wajib

di Sekolahn Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, termasuk di MIN 11 Bandar

Lampung, untuk mengajarkan peserta didik tentang perhitungan yang

harus dikuasai oleh peserta didik sejak dini, yang akan dipergunakan oleh

peserta didik dikehidupan sehari-hari.

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan atau edukasi menjadi bagian penting dalam pembentukan

bangsa, melalui edukasi kita menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang

mampu mengisi pembangunan bangsa ke depan. Pentingnya pendidikan

sebagai pilar pembangunan secara tegas tertuang dalam pembukaan UUD

1945 alenia ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa. Indonesia menyelenggarakan pendidikan dalam satu

sistem pendidikan nasional. Salah satunya adalah penyelenggaraan

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

pendidikan Islam yang fokus dengan menyelenggarakan pendidikan agama

dan pendidikan keagamaan.1

Peranan pendidikan Islam dikalangan umat Islam sebagai agama

mayoritas penduduk Indonesia merupakan salah satu bentuk manifestasi dari

cita-cita hidup Islami untuk melestarikan, mengalihkan, menanamkan

(internalisasi), dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada

pribadi generasi penerusnya sehingga nilai-nilai kultural religius yang dicita-

citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu

ke waktu. Kiprahnya untuk mencetak generasi penerus bangsa tidak bisa

diabaikan lagi. Salah satunya melalui penyelenggaraan pendidikan Islam

dalam bentuk pendidikan formal yang sering kita kenal dengan madrasah.

Madrasah atau sekolah merupakan sebagai benteng pertahanan dalam

pembinaan umat Islam2 juga menjadi tempat transformasi sosial budaya di

dalam lingkungan masyarakat. Pula memiliki kiprah yang panjang dalam

sejaranya di Indonesia.3 Secara sistematis dapat dideskripsikan hubungan

antara madrasah dengan masyarakat yaitu: 1) Dalam melakukan fungsi

pendidikan sekolah berfungsi sebagai partner, dan 2) juga sekolah sebagai

penyampai pesan-pesan pendidikan dari masyarakat lingkungan.4 Oleh sebab

1Faridah Alawiyah, “Pendidikan Madrasah di Indonesia”. Jurnal Aspirasi, Vol. 5 No. 1,

(Juni 2014), h. 51. 2Maesaroh Lubis, “Peluang Pemanfaatan Pembelajaran Berorientasi Teknologi

Informatika Di Lingkup Madrasah”. Jurnal Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 1

No. 2 (Desember 2016), h. 148. 3M. Maskur, “Eksistensi Dan Esensi Pendidikan Madrasah Di Indonesia”. Jurnal

Terampil, Vol. 4 No. 1, (1 Juni 2017), h. 102. 4Fadhli, “Manajemen Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAKEM)

Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MIN Simpang IV Upah Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang”. (Skripsi IAIN Sumatra Utara Medan), h. 1.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

itu ditindak lanjuti oleh Kemenag dengan adanya penyelenggaraan Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah.

Pendidikan madrasah ibtidaiyah dapat dikatakan sebagai intitusi atau

lembaga. Sebagai suatu lembaga, madrasah mengembangkan visi-misi tertentu

yaitu melaksanakan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi

peserta didik, guna menghantarkan peserta didik siap melanjutkan pendidikan

ke jenjang selanjutnya. Sebagai intitusi madrasah mengadakan berbagai

aktivitas pembelajaran yang melibatkan berbagai macam komponen, sehingga

menuntut adanya menejemen pembelajaran yang baik dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran dan intitusional madrasah.

Secara garis besar aktivitas pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI),

terbagi menjadi tiga yaitu. Pertama aktivitas pembelajaran kurikuler, seperti

pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan agama

Islam (PAI), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes). Kedua aktivitas

pembelajaran ekstrakulikuler seperti UKS, olah raga, kesenian. Ketiga

aktivitas pembelajaran lainnya seperti upaca bendera yang diselenggarakan

pada setiap hari senin dan senam pagi. Semua aktivitas tersebut harus

dimenajemen oleh pendidik agar tidak tumpang tindih.

Pendidik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengembangan kecerdasan peserta didik.5 Pendidikan merupakan salah satu

unsur pengelola pada suatu lembaga pendidikan secara terikat langsung dalam

5Sukring, “Pendidik Dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik”. Jurnal Tadris:

Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 1 No. 1 (Juni 2016), h. 73.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

menyampaiakan pengetahuan kepada peserta didik, harus bisa memenejemen

kelas, mampu merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan materi

pembelajaran, mememilih metode yang cocok dengan materi dan tujuan

pembelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, mengevaluasi hasil

belajar dan kemampuan profesional pendidik lainnya, supaya proses

pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

Menciptakan situasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan

baik tidaklah mudah, karena pendidik harus memiliki pengalaman,

keterampilan serta telah melaksanakan latihan-latihan, dan mempelajari segala

sesuatu yang berhubungan dengan efektifitas proses pembelajaran. Dan harus

memiliki keterampilan dalam hal memilih metode, model dan lain-lain.

Banyak pendidik yang dapat menentukan serta menguasai materi tetapi dalam

hal penyampaian seorang pendidik itu kurang mampu. Pendidik yang

profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik antara lain dapat

menumbuhkan semangat belajar peserta didik, merumuskan tujuan

pembelajaran dan mengelola kelas seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 31:

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat

lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu

jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" {Q. S. Al-

Baqarah : 31}.6

6Tim Penulis, At-Tanzil Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2015), h. 6.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Berdasarkan Q. S. Al-Baqarah ayat 31 tersebut adalah pendidikan itu

sangat dibutuhkan oleh manusia, karena dengan tidak adanya pendidikan

kehidupan manusia akan tidak terarah bahkan dapat merusak sistem

kehidupan di dunia. Hal ini terbukti dengan pendidikan Nabi Adam yang

diterima langsung dari Tuhan. Begitu besar peran pendidik dalam sebuah

keberhasilan pendidikan, oleh karena itu keberhasilan suatu pendidikan tidak

lepas dari peran seorang pendidik7 seorang pendidik dituntut harus

profesional dan dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Pendidik menjadi salah satu aspek yang cukup penting dalam proses

pembelajaran. Peran pendidik sangat signifikan dalam menentukan hasil

belajar peserta didik. Pendidik merupakan sutradara sekaligus aktor yang

bertanggung jawab atas keberlangsungan pembelajaran secara berkualitas.

Peran pendidik dalam pengajaran meliputi banyak hal, yaitu demonstrator,

fasilitator, motivator, pemacu belajar, perekayasa pembelajaran, pemberi

inspirasi, dan evaluator,8 untuk itu sungguh diperlukannya pendidik yang

kreatip dan inovatif, yang bisa mengenggunakan pengetahuan juga

keahliannya dalam memakai media dan model pembelajaran khususnya pada

mata pelajaran matematika agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep peserta didik.

Pada mata pelajaran matematika agar tercapainya penguasaan

berbagai kompetensi oleh peserta didik, yang meliputi kompetensi domain

7Yosep Aspat Alamsyah, “Sikap Guru Terhadap Murid (Membedah Kompetensi Sosial

Sebagai Salah Satu Kompetensi Guru”. Jurnal Terampil, Vol. 2 No. 1 (Juni 2015), h. 69. 8Barnawi dan M. Arifin, Micro Teaching Teori & Praktik Pengajaran yang Efektif &

Kreatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 170.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

sikap (Afektif), keterampilan (Psikomotorik), dan pengetahuan (Kognitif),

dalam penerapan pembelajaran matematika perlu dipadukan dengan model-

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran

matematika tersebut, diantaranya ada beberapa model pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning),9 pembelajaran berbasis games. Untuk

meningkatkan kemampuan pemahaam konsep kepada peserta didik.

Pemahaman konsep menjadi kompetensi yang harus ada pada peserta

didik berupa yaitu dapat mengetahui, menguasai, menafsirkan serta mampu

memberi kesimpulan pada satu konsep, situasi dan fakta pada mata pelajaran

matematika. Pemahaman konsep sangat dibutuhkan bagi peserta didik, apabila

peserta didik belum menguasai suatu konsep maka para peserta didik akan

sulit dalam mengerjakan soal yang diberikan. Sekian lama ini peserta didik

cendrung hanya mengahafal konsep-konsep matematika tanpa mengerti

dampaknya jika peserta didik lupa dengan satu konsep maka mereka tak

mampu mengerjakan permasalahan yang diberikan oleh pendidik.

Berdasarkan observasi oleh peneliti di MIN 11 Bandar Lampung

mendapatkan bahwa pemahaman konsep peserta didik masih rendah, proses

pembelajaran lebih memfokuskan kepada peserta didik atau yang sering disbut

pula dengan (student center), dalam kegiatan pembelajaran peserta didik

sekedar diarahkan pada penguasaan berupa menghafal materi tanpa dipinta

untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran

matematika yang digunakan saat ini tengah menggunakan hafalan yaitu

9Tim Penulis, Kurikulum 2013 Sekolah Dasar: Panduan Teknis Pembelajaran Tematik

Perpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar (Jakarta: Arruz Media, 2013), h. 5.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

menghafal rumus untuk menuntut dasar teori yang dipelajari. Namun ternyata

inilah yang membuat rendahnyanya pemaknaan peserta didik pada mata

pelajaran matematika itu sendiri.

Di samping itu pula kurang adanya minat peserta didik dalam proses

pembelajaran seperti yang disampaikan oleh pendidik matematika di sekolah

tersebut. Bersumber pada hasil wawasancara bapak Nazir Fadhly, S. Pd

pendidik matematika yang dilaksanakan saat prasurvey dengan peneliti di

MIN 11 Bandar Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 14 januari 2019,

bahwa:

Pendidik sudah pernah menggunakan metode outdoor tapi peserta didik

tetap tidak menangkap konsep pada materi dengan baik, dikarenakan

pada tahapan usia ini peserta didik masih banyak bermain dan masih

tetap memerlukan banyak pemberian teori di dalam kelas. Peserta didik

belum bisa menemukan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

yang menyangkut dengan mata pelajaran matematika tanpa bimbingan

langsung dari pendidik, serta dalam proses pembelajaran pun masih

berpusat pada pendidik.10

Dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di

kelas, pendidik sangat aktif dalam proses belajar sedangkan peserta

didik lebih banyak pasif yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik

masih belum mencapai ketuntasan atau KKM.

Seperti yang sudah dikatakan oleh bapak Nazir Fadhly, S. Pd

ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika

memberi dampak pada hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada niai

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang tidak sesuai

dengan keinginan pendidik. Berikut ini data hasil tes penilaian prasurvey

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik MIN 11 Bandar

Lampung.

10

Nazir Fadhly, wawancara dengan penulis, Bandar Lampung, 14 Januari 2019.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tabel 1

Daftar Nilai Prasurvey Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta

Didik Kelas V MIN 11 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019

No

Kelas

Nilai

KKM

Nilai rata-

rata

Ketuntasan

Jumlah

Peserta

Didik X max X min

1 V A 52 25 70 34,49 BT 34

2 V B 49 16 33,33 BT 36

Jumlah 70

Sumber: Dokumentasi hasil Prasurvey Penelitian Pendahuluan

Dapat dilihat pada Tabel 1, berdasarkan di atas menunjukkan dari 70

peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 70 orang, pada

kelas V A menunjukkan rata-rata 34,49 dengan nilai terbesar yaitu 52,00 dan

terkecil yaitu 25,00. Sedangkan untuk kelas V B menunjukkan rata-rata 33,33

dengan nilai terbesar 49,00 dan terkecil 16,00 jadi jumlah keseluruhan yaitu

70 peserta didik kelas V MIN 11 Bandar Lampung. Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) pada pelajaran matematika yang diterapkan madrasah

adalah 70. Ini merupakan bukti seluruh peserta didik kelas VA dan VB tidak

ada yang mampu memenuhi KKM.

Berdasarkan data di atas ada beberapa faktor yang menyebabkannya

pemahaman konsep matematis lemah atau rendah yang ditemukan oleh

peneliti pada saat prasurvey. Antara lain adalah faktor metode pembelajaran

yang tidak mendukung pemahaman konsep matematis peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran, hal ini didukung oleh Fatqurhohman yang

mendapatkan kurangnya hasil pemahaman konsep karena monotonnya metode

yang digunakan dan soal-soal yang diberikan pendidik pada saat belajar

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

mengajar,11

sehingga dapat dikatakan penggunaan metode yang tepat dapat

memberikan pengaruh pada tinginya hasil pemahaman konsep peserta didik.

Peneliti memutuskan menggunakan metode yang lain dari yang

diterapkan agar menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini didukung oleh

Abdulkadir yang menyatakan bahwa menggunakan pendekatan, metode atau

strategi tepat pada masalah akan lebih baik daripada menggunakan kurikulum

yang berbeda.12

Model pembelajaran yang dibutuhkan metode yang

menjadikan peserta didik bertambah aktif untuk bertanya maupun menjawab,

melatih peserta didik memahami matematika secara mandiri.

Berdasarkan masalah tersebut, pendidik harus mampu merancang

model pembelajaran yang menjadikan peserta didik aktif dan mampu melatih

kemampuan pemahaman matematis dan pemecahan masalah matematika

dengan realistis. Hal tersebut memungkinkan peserta didik untuk memahami

materi yang disampaikanoleh pendidik secara lebih bermakna. Salah satunya

dengan model pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.

Model Problem Based Learning memiliki kelebihan antara lain: dapat

membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan,

proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para

peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah secar terampil, metode

ini merangsang pengembangan kemampuan pemahaman konsep, berfikir

11

Fatqurhohman, “Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan

Masalah Bangun Datar”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No. 2 (2016), h. 127-133. 12

Abdulkhadir Erdogan, “Turkhis Primary School Students’ Strategies In Solving A Non-

Routine Mathematical Problem And Spme Implications For The Curriculum Desaign And

Implementation”. Internasional Journal for Mathematics and Learning, Vol. 1 No. 1 (2015), h. 5.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

peserta didik secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarannya

peserta didik banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari

berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan. Diharapkan membuat

peserta didik lebih terampil dalam memecahkan masalah. Model Problem

Based Learning pula akan membantu pemahaman peserta didik sebab

keterkaitannya oleh kehidupan sehari-hari. Peserta didik pula mampu melath

kemampuan berhitung berdasar konsep matematika yang benar pada saat

mengerjakan soal karena peserta didik ini belajar dengan proses yang

sistematis. Peserta didik diberikan fasilitas untuk bekerjasama dalam

kelompok guna untuk menghargai pendapat sesama teman atau orang lain saat

pemecahan masalah, serta menumbuhkan motivasi atau minat untuk belajar.

Berkaitan dengan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Peserta didik Kelas IV MIN 11 Bandar Lampung”.

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Belum pernah diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta didik Kelas

IV MIN 11 Bandar Lampung.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

2. Ingin mengetahui adanya Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta didik Kelas

IV MIN 11 Bandar Lampung.

E. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi

tujuan dilaksanakannya penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal

berikut:

1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini hanya model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI).

2. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada peserta

didik kelas IV MIN 11 Bandar Lampung.

F. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun

rumusan masalah sebagai berikut:

Adakah pengaruh yang signifikan keterampilan Kemampuan

Pemahaman Konsep dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) pada

mata Pelajaran MTK di MIN 11 Bandar Lampung ?

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan Pemahaman Konsep peserta didik

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) pada mata Pelajaran

Matematika di MIN 11 Bandar Lampung.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, hasil dari

pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah serta penelitian ini dapat

memperluas pengetahuan khususnya tentang kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Diharapkan Pelaksaaan penelitian tersebut menumbuhkan

kemampuan pemahaman konsep matematis dalam mata pelajaran

matematika. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar.

b. Bagi Pendidik

Dari penelitian ini diharapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) kombinasi Team Asssted Individualization (TAI) akan

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

menambah wawasan seorang pendidik kedepannya dalam mengajar mata

pelajaran matematika.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini akan akan menambah wawasan terhadap

Sekolah/Madrasah dalam mengajarkan mata pelajaran matematika.

d. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman mengajar dalam pelaksanaan

pembelajaran secara langsung menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) dan Team Assisted Individualization (TAI) untuk mata

pelajaran matematika.

e. Bagi Pembaca

Diharapkan Penelitian tersebut mampu memberikan wawasan luas

untuk pembaca, terkhususnya peserta didik serta mampu menjadikan satu

pristiwa yang menarik untuk diteliti selanjutnya.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Model Pembelajaran

Proses pembelajaran di dalam kelas tidak lepas dari model

pembelajaran. Banyak ahli yang mendefinisikan model pembelajaran.

Rusman pula menyatakan model pembelajaran kooperatif termasuk model

pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan efektif.13

Menurut Joyce dan

Weil, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan

pembelajaran yang diperlukan, serta untuk memandu pengajaran di dalam

kelas atau pada situasi pembelajaran yang lain. Menurut Joyce, sependapat

dengan supriyono bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan

untuk penyusunan kurikulum, pengaturan materi, dan memberi petunjuk

kepada pendidik di dalam kelas.14

Arends berpendapat, bahwa model pembelajaran yaitu suatu rancangan

proses pembelajaran yang sudah di rancang dengan menggunakan pedoman.

Model pembelajaan adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

13

Fitriana Rahmawati, “Pengaruh Model Group Investigation Terhadap Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa”. jurnal Terampil, Vol. 5 No. 2 (Desember 2018), h. 201. 14

Siti Anisatun Nafi’ah, Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesian di SD/MI

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 17.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

pembelajaran dalam tutorial.15

Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya

tujuan-tujuan pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan

untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas.

Model pula merupakan kunci keberhasilan dalam suatu kelas, jika seorang

pendidik dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat maka

pembelajaaran akan berjalan secara efektif dan efisien. Jadi model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para pendidik dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran.

2. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) merupakan istilah lain dari

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang menitikberatkan pada adanya

suatu permasalahan yang peserta didik hadapi dalam pembelajaran.16

pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang

15

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 51. 16

Ibid. h. 43.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

mengadapkan peserta didik kepada suatu masalah sebelum memulai

pembelajaran. permasalahan tersebut pula berkaitan dengan realitas

kehidupan nyata para peserta didik agar memacunya untuk meneliti,

menguraikan dan mencari penyelesaian. permasalahan inilah yang

dijadikan sebagai titik awal dalam membangun konsep.

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian

aktivitas yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah

kehidupan nyata sebagai susuatu dan meningkatkan kemampuan

pemahaman terhadap konsep matematika, keterampilan berpikir kritis dan

menyelesaian masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep

penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas

pendidik harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai

keterampilan mengarahkan diri.

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk

membantu pendidik memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya

kepada peserta didik, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah

dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan

kemampuan berpikir pemecahan masalah dan keterampilan itelektual,

belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam

pengalaman nyata dan menjadi pembelajar yang mandiri. Para ahli

mengemukakan bahwa model pendekatan berbasis masalah adalah suatu

model untuk membentuk struktur kurikulum yang melibatkan pelajar

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

menghadapi masalah dengan latihan yang memberikan stimulus untuk

belajar.

Model ini juga merupakan suatu pembelajaran yang menantang

pelajar untuk “learn to learn”, bekerjasama dalam sebuah grup untuk

mencari solusi dari masalah-masalah yang nyata didunia ini. Masalah-

masalah ini digunakan untuk menarik rasa keingin tahuan pelajar dan

menginisiasikan pokok-pokok perkara. Pengetahuan peserta didik yang

dibangun melalui proses pengalaman akan sangat berbeda dengan hanya

sekedar mendengrkan. Belajar dengan pengalaman akan melibatkan proses

pengembangan mental secara lebih utuh, mulai dari kognitif, efektif, dan

psikomotorik.

b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Dalam proses pembelajaran dapat menerapkan model yang dijadikan

sebagai pedoman selama pembelajaran berlangsung. Setiap model

memiliki karakteristik masing-masing untuk dapat membedakannya

dengan model pembelajaran yang lain. Karakteristik pembelajaran PBL

adalah sebagai berikut.

1. Mengorientasikan peserta didik kepada masalah yang sesungguhnya

terjadi.

2. Terpusat kepada peserta didik.

3. Membuat kondisi belajar interdisiplin.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

4. Melakukan penyelidikan secara terintegrasi dengan dunia nyata dan

menggunakan pengalaman praktis.

5. Dapat menghasilkan dan menyajikan sebuah produk.

6. Mengajarkan kepada peserta didik untuk agar dapat menerapkan ilmu

kedalam kehidupan dalam jangka waktu yang panjang.

7. Belajar mengajar dengan kooperatif.

8. Pendidik menjadi seorang fasilitator, motivator dan pembimbing.

9. pemasalahan di formulasikan untuk difokuskan agar dapat meransang

peserta didik dalam pembelajaran.

10. permasalahan dipergunakan untuk mengembangkan keterampilan.

11. Peserta didik memperoleh informasi secara mandiri.17

c. Ciri-Ciri Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Dalam model pembelajaran berbasis masalah, mempunyai ciri-ciri

utama yang terdapat dalam model ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah tidak hanya terpaku kepada

mencatat buku sampai habis, menghapal rumus, namun dalam model

ini akan sangat berguna untuk peserta didik. Peserta didik menjadi

lebih aktif, kreatif juga inopatif dan akhirnya dapat menyimpulkan

persoalan.

2. Kegiatan belajar nya peserta didik diarahkan untuk dapat

emnyelesaikan masalah dengan konsep bahwa maalah tersebut adalah

17

Erwin Widiasmoro, strategi dan metode mengajar siswa di luar kelas (outdoor

Learning : secara aktif, kreatif, inspiratif, dan komunikatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017),

h. 172-173.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

kata kuncinya. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada poses

pembelajaran.

3. Dalam proses pemecahan masalah dapat menggunakan pendekatan

ilmiah. yaitu metode berfikir secara deduktif menuju induktif. Proses

befikir dalam model ini tergolong dua jenis yaitu berfikir sistematis

dan juga empiris. Sistematis tersebut yaitu berfikir secara ilmiah

dengan emlakukan berbagai tahapan tertentu. Sedangkan empiris yaitu

proses penyelesaian masalah berdasarkan atas data-data yang sudah

ada dan terbukti secara jelas.

d. Kelebihan Dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Amir (Gunantara), model pembelajaran PBL memiliki

beberapa kelebihan dalam proses pembelajarannya yakni sebagai berikut:

1) Fokus kebermaknaan.

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berinisiatif.

3) Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan.

4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok.

5) Pengembangan sikap Self-Motivated.

6) Tumbuhnya hubungan peserta didik fasilitator.

7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan18

18

Ibid. h. 49-51.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Selain memiliki kelebihan, model PBL juga memiliki beberapa

kekurangan yang menghambat dalam pembelajaran, yakni sebagai

berikut:

1) Pada saat peserta didik mengalami kegagalan maka peserta didik

tersebut tidak akan mau untuk mencoba hal tersebut lagi.

2) model ini sangat membutuhkan waktu yang banyak.

3) Kurang adanya motivasi di dalam diri peserta didik karena tidak

paham terhadap satu masalah yang bersangkutan dengan kehidupan

sehari-hari. 19

e. Sintak Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Trianto Pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa

tahap, yang dimulai suatu permasalahan dan berakhir pada solusi dari

permasalahan tersebut. Adapun tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah

yaitu sebagai berikut :

Tabel 2

Sintak Model PBL20

Tahap Aktivitas Pendidik

Tahap-1

Orientasi Peserta

didik pada

Masalah

Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau demonstrasi masalah, lalu

melakukan pengenalan kepada peserta didik mengenai

19

Bekti Wulandari, “Pengaruh Problem Base Learning Terhadap Hasil Belajarditinjau

Dari Motivasi Belajar Plc Di SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3 No. 2 (Juni 2013), h. 4. 20

Ni kadek Dina Agustina dkk, “Pengembangan E-Modul Berbasis Metode Pembelajaran

Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar Kelas X Multimedia Di SMK

Negeri 3 Singaraja”. KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika)

ISSN: 2252-9063, Vol. 4 No. 5 (2015), h. 34.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tahap Aktivitas Pendidik

masalah apa yang akan dipecahkan, pendidik juga

melakukan motivasi kepada peserta didik untuk

mengungkapkan dan memahami masalah.

Tahap-2

Mengorganisasi

Peserta didik

Untuk Belajar

Pendidik memberikan bantuan kepada peserta didik

dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan

berbagai tugas yang berhubungan dengan masalah

tersebut .

Tahap-3

Membimbing

penyelidikan

individual

maupun

kelompok

Pendidik membimbing ketika peserta didik melakukan

penyelidikan terkait masalah yang sedang dipecahkan,

baik secara individu maupun berkelompok. mendorong

peserta didik agar dapat mengumpulkan berbagai

informasi mengenai eksperimen yan akan dilkukan.

Tahap-4

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

Pendidik memberikan bantuan kepada peserta didik

dalam merencanakan juga mempersiapkan berbagai

perlatan berupa alat video,juga membantu peserta

didik dalam mengerjakan laporannya . Peserta didik

diberikan kesempatan untuk mengomunikasikan hasil

pemikirannya atau hasil diskusinya,

Tahap-5

Menganalisis

dan

Mengevaluasi

Proses

Pemecahan

Masalah

Pendidik emmbantu peserta didik untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dan proses-proses yang mereka gunakan dilakukan

peserta didik sudah benar atau belum dan peserta didik

diberikan kesempatan untuk mengomunikasikan hasil

pemikirannya atau hasil diskusinya.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

3. Model Team Assisted Individualization (TAI)

a. Pengertian Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Menurut Robert Slavin (1984), Team Assisted Individualization

(TAI) merupakan sebuah progam pedagogik yang berusaha mengadaptasi

pembelajaran dengan perbedaan indvidual peserta didik secara akademik.

Pengembangan TAI pratik-praktik ruang kelas, seperti pengelompkan

peserta didik, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran

terprogam, dan pengajaran berbasis komputer. 21

Adapun tujuan model tersebut adalah untuk meminimalisasi

pengajaran individual yang tebukti kurang efektif, selain juga ditujukan

untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi peserta

didik dengan belajar kelompok,22

dengan kata lain pembelajaran Team

Assisted Individualization bertujuan untuk membentuk peserta didik agar

saling tolong menolong antar teman.

b. Manfaat Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Adapun manfaat dari model Team Assisted Individualization (TAI)

Diantaranya adalah:

1. Dalam pemeriksaan dan pengelolaan secara rutin keterlibatan pendidik

dapat diminimalisir.

21

Anisah, Sumarni dan I Komang Astina, “Penerapan Model Pemebelajaran Problem

Based Learning Dipadu Dengan Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan, Vol. 3 No. 2 (02 FebruarI 2018), h. 160. 22

Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 125.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

2. Dalam mengajar dapat pula melibatkan pendidik hanya kedalam

kelompok-kelompok kecil atau heterogen.

3. Mempermudah peserta didik dalam melaksanakannya sebab teknik

operasionalnya yang sederhana.

4. Membuat peserta didik termotivasi untuk memperlajari materi oleh

pendidik dengan cepat, ringkas dan akurat.

5. Mebuat peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lainnya

agar tumbuh sifat psitif diantara mereka yaitu dapat bekerja sama

(Slavin).23

c. Sintak Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Sintak pembelajaran TAI mencakup tahapan-tahapan konnkret dalam

melaksanakan program tersebut diruang kelas.

1. Dibentuk berbagai Team dengan masing masing anggota Team

berjumlah 4-5 orang.

2. Diberikan tes terlebih dahulu kepada setiap peserta didik untuk

mengetahui mereka masuk dalam tingkatan kemana agar dalam

kelompok terbagi rata.

3. Lalu diberikan materi yang akan dipelajari oleh peserta didik.

4. Belajar kelompok. Peserta didik mempelajari materi tadi secara

berkelompok.

5. Skor pada setiap kelompok. Maka pendidik memberikan masing masing

skor sesuai dengan hasil dari kelompok tersebut.

23

Ibid. h. 200.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

6. Pendidik memberikan pengajaran secara langsung mengenai materi

yang sudah didiskusikan tadi.

7. Tes fakta, dengan ini peserta didik di berikan tes lagi utnuk mengetahui

sejauh mana penalaran peserta didik tersebut. 24

Adapun tahapan dalam model pembelajaran TAI dapat pula seperti

langkah-langkah di bawah ini, adalah

1. Pertama Placement Test adalah tes penempatan.

2. Kedua Teams yaitu membentuk kelompok heterogen.

3. Ketiga Teaching Group yaitu Pendidik memberikan bahan ajar.

4. Keempat Team Study adalah Belajar dalam kelompok.

5. Kelima Student Creative yaitu kelompok pengajaran.

6. Keenam post-test yaitu tes akhir.

7. Terakhir Team Score and Team Recognition adalah penilaian dan

penghargaan kelompok.25

4. Model Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI)

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team

Assisted Individualization (TAI) maksudnya dengan menggabungkan antara

model PBL dan model TAI.

24

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan

Paradigmatis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 200-201. 25

Sabar Santosa, Mardiyana, Sutrima, “Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

ditinjau dari Keaktifan Belajar Peserta Didik SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar tahun

Pelajaran 2012/2013”. Jurnal Matematika, Vol. 1 No. 5 (2013), h. 438.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tabel 3

Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

Fase Indikator Kegiatan Pendidik

1 Pengenalan peserta didik

terhadap permasalahan

Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran

berbasis masalah tersebut, menjelaskan yang

perlu dilakukan peserta didik dan

memotivasi peserta didik agar mau terlibat

dalam aktivitas pembelajaran berbasis

masalah ini.

2 Kelompok atau Team Peserta didik dibagi menjadi beebrapa

kelompok dengan jumlah 4-5 orang

perkelompoknya dengan kemampuan yang

berbeda.

3 Bahan ajar atau materi Peserta didik diberikan materi melalui buku

paket atau modul, atau LKS.

4 Belajar secara individu Peserta didik diberikan tugas oleh pendidik

utuk mengerjakan sol-soal secara individu.

5 Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Peserta didik mengerjakan tugas yang

terdapat di dalam buku secara berkelompok

dan mengumpulkan data serta informasi

sesuai dengan perintah soal.

6 Belajar dalam kelompok

atau Team study

Peserta didik diminta agar dapat

mendiskusikan masalah yang diperoleh

secara individu tadi kedalam kelompok

masing-masing yang usdah dibagi

sebelumnya, dan pelaksanaannya yang

diawasi oleh pendidik .

7 Post test atau tes akhir Peserta didik diberikan soal tes yang

dikerjakan secara individu.

8 Skor Team dan rekognisi

Team

Penghitungan nilai yaitu pendidik

menghitung nilai dari masing-masing

peserta didik yang diperoleh secara individu

lalu nilai didasarkan rata-rata dari masing-

masing anggota kelompok.

9 Menganalisis pemecahan

masalah dan mengevaluasi

proses

Pendidik mengulang kembali atau

melakukan refleksi dan mengevaluasi dari

materi yang telah dipelajari oleh peserta

didik.

5. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Sekoalah Dasar membagi kelmpok konsep-konsep pada kurikulum

matematika menjadi tiga kelompok, antara lain yaitu penanaman konsep

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan

keterampilan. Memang tujuan akhir pembelajaran matematika di SD ini yaitu

agar peserta didik terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika

dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan

tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang sesuai dengan

kemampuan dan lingkungan peserta didik.

Berdasarkan pada teori epistemologi empiris bahwa peserta didik dalam

mengembangkan dan membangun pengetahuan melalui pengalamannya

membutuhkan lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sangat

berpengaruh kepada aktivitas salah satunya dengan belajar secara kognitif.26

Pendidik pula harus dapat menyadari bahwa pada dasarnya masing-masing

peserta didik dalam belajar itu pasti mengalami kesulitan terutama dalam

belajar matematika dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda pula setiap

individunya.27

Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep

matematika. Pemahaman konsep itu sendiri atas dua pengertian. Pertama,

merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu

pertemuan. Sedangkan yang kedua, pembelajaran pemahaman konsep

26

Rhamadani Dewi Purwanti, Dona Dinda Pratiwi, Achi Rinaldi “Pengaruh Pembelajaran

Berbantuan Geogebra Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Ditinjau Dari Gaya Kognitif”.

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 7 No. 1 (2016), h. 115-122. 27

Khusnul Khamida, Suherman “Proses Berfikir Matematik Peserta Didik Dalam

Menyelesaikan Masalah Matematika Di Tinjau Dari Tipe Kepribadian Keirsey”. Al-Jabar: Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 7 No. 1 (2016), h. 231-248.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan

dari penanaman konsep.28

Menurut Bloom Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan yang

dimiliki peserta didik untuk menyerap arti dari sebuah materi atau bahan ajar

yang dipelajari. Menurut Bloom pemahan yang dimaksud yaitu seberapa

banyak peserta didik dapat menerima, menyerap, serta memahami

pembelajaran yang sudah diberikan oleh pendidik dan seberapa paham nya

peserta didik dalam memahami, mengerti dari yang sudah dia baca, dia lihat,

dia alami, serta rasakan setelah melakukan observasi langsung dengan

mendapatkan hasil nya.29

Sedangkan Konsep menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid

Sumaatmaja, yaitu merupakan suatu yang terdapat dalam pikiran secara

tergambar, telintasnya suatu pemikiran, gagasan, dan suatu pengertian. Jadi

dapat disimpulkan bahwa, konsep merupakan suatu yang telah melekat dalam

diri seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau sesuatu pengertian.

Pada aspek pemahaman adalah kemampuan yang mendapat penekanan dalam

proses belajar mengajar. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-

Zumar ayat 9:

28

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 3. 29

Ibid. h. 6.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Artinya:“Apakah kamu hai orang musrik yang lebih beruntung ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedangkan ia takut kepada (Azab) akhirat dan mengharapkan

rahmat Tuhannya? Katakan lah: “adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”

sesungguhnya orang yag berakallah yang dapat menerima

pelajaran.” {Q. S. Az-Zumar: 9 }.30

Dalam surat ini dijelaskan bahwa orang yang berilmu dan berakal pasti

bisa mengetahui, memahami serta bisa menerima apapun yang mereka terima,

agar mereka bisa jauh lebih baik lagi. Orang-orang yang mengetahui dapat

memudahkan apa yang ingin mereka ketahui. Sedangkan orang-orang yang

tidak mengetahui, mereka tidak akan mengetahui apapun yang mereka ingin

ketahui jika mereka tidak berusaha menjadi orang yang mengetahui.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang

berupa panguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana peserta didik tidak

hanya sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari,

tetapi mampu mengungkap kembali dalam bentuk lain yang mudah

dimengerti, memberi interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep

yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Adapun indikator pemahaman konsep menurut Depdiknas adalah:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep.

30

Tim Penulis, At-Tanzil Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2015), h. 459.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

2) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya.

3) Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.

6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.31

Sedangkan menurut Kilpatrick, Swafford dan Findell di dalam skripsi

Muhammad Aziz Azly, indikator pemahaman konsep matematis peserta didik

adalah sebagai berikut:

1) Menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari.

2) Mengmengklarifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya

persyaratan untuk membentuk konsep tersebut.

3) Menerapkan konsep secara algoritma.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematika.

5) Mengaitkan berbagai macam konsep (internal dan eksternal

matematika).32

31

Trysa Gustya Manda dkk, “Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Bangun Ruang Sisi

Datar Peserta Didik Melalui Penggunaan Model Learning Cycle 5e Disertai Peta Konsep”. Jurnal

Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang, Vol. 1 No. 5 (Februari 2016), h. 27. 32

Muhammad Aziz Azly, “Pengaruh Metode Pembelajaran Giving Question And Getting

Answer Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik Kelas VIII SMP

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep matematis merupakan penguasaan ide abstrak tentang suatu objek

serta mampu mengkaitkan kepada keadaan internal dan eksternal serta

menerapkannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator

depdiknas sebagai dsar dalam membuat instrumen karena indikator-indikator

Depdiknas lebih memperinci kemampuan peserta didik sehingga

memudahkan peneliti dalam membuat instrumen penelitian serta terperinci

dalam membaca hasil setelah selesai penelitian dan evaluasi.

Peneliti membatasi indikator pemahaman konsep yang akan diteliti

berdasarkan indikator depdiknas, anata lain:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep.

2) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya.

3) Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.

6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah

Dengan alasan indikator tersebut sesuai dengan karakteristik peserta

didik dan indikator tersebut belum pernah diteliti di sekolah tersebut. Alasan

Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”. (Skripsi UIN Raden Intan Bandar

Lampung), h. 24-25.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

mengapa peneliti membatasi indikator karena selama proses belajar mengajar

mempergunakan model, diagram serta simbol untuk memaparkan konsep

dalam materi bangun datar selalu digunakan maka peneliti berasumsi peserta

didik pasti mampu menguasai indikator tersebut. Indikator yang

dipergunakan oleh peneliti untuk pembuatan soal kemampuan pemahaman

konsep matematis yang akan dijadikan tolak ukur pencapain peserta didik.

Pesrta didik diharapkan dapat mengerjakan semua soal tes pemahaman

konsep matematis.

6. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh seeorang

secara permanen yang dihasilkan melalui pengalaman yang telah lalu

bahkan bisa melalui pembelajaran yang terencana. Pengalam seseorang

tersebut diperoleh melalui sebuah interaksi dengan lingkungan sosial. Baik

dengan terencana atau tidak terencana maka hal tersebut pula bersifat

menetap. Belajar yaitu suatu proses yang komplek yang di dalamnya

terdapat beberapa aspek. Menurut Eveline dan Nara aspek tersebut

meliputi: 1) bertambanya suatu pengetahuan, 2) adanya kemampuan

mengingat dan menghasilkan 3) adanya penerapan pengetahuan, 4)

menyimpulkan makna, 5) menafsirkan dan mengkaitkan dengan realitas.33

33

Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran:Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan Dasar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h. 2.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Pendapat R.Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Belajar dan mengajar merupakan suatu konsep yang tidak dapat

dipisahkan.34

jadi menurut R. Gagne belajar merupakan kegiatan interaksi

antar pendidik dengan peserta didik, juga peserta didik dengan peserta

didik ketika pembelajaran berlangsung. Bagi Gagne juga belajar dapat

dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengertahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Serta

menekankan bahwa belajar merupakan salah satu upaya memperoleh

pengetahuan atau keterampilan melalui arahan atau bimbingan dari

seseorang.

Menurut L. Thorndike mengatakan belajar mengenai stimulus dan

respon atau disebut dengan law of effect. Dalam pembelajaran peserta

didik dapat memberikan respons terhadap stimulus yang diberikan oleh

pendidik. Stimulus merupakan suatu yang dapat merangsang peserta didik

untuk melakukan aktivitas belajar. Sedangkan respons adalah reaksi yang

diberikan dari adanya stimulus tersebut. Sedangkan menurut Shadiq dan

Mustajab bahwa belajar itu menitikberatkan pada bagaimana seseorang

memperoleh pengetahuannya.

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar hafalan dan belajar

bermakna. Belajar hafalan merupakan belajar dengan menggunakan

34

Ahmad Susanto, Teori Belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013), h. 1.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

memori untuk menghafal konsep matematika yang diberikan secara

langsung dari pendidik ke peserta didik.35

Sedangkan belajar bermakna

adalah belajar yang dilakukan dengan memerhatikan kemampuan dasar

berupa pengetahuan awal, untuk dapat dikaitkan dengan pengetahuan atau

pengalaman baru.36

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar menurut Reber aalah the process

of acquiring knowledge yang berarti belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah

adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.37

Kegiatan

pembelajaran seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah

kegiatan pembelajaran, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya

termasuk dalam cakupan tanggung jawab pendidik.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang

terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,

merasa, maupun dalam bertindak. Dapat pula dikatakan sebagai proses

35

Zainal Asril, Micro teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 20. 36

Isrok’atun dan Amelia Rosmala, Model-Model Pembelajaran Matematika (Jakarta:

Bumi Aksara, 2018), h. 19-20. 37

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & aplikasi PAIKEM (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016), h. 2-3.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

perubahan seseorang dari yang berawal tidak tahu menajdi tahu. Jadi

hakikat belajar adalah perubahan.

b. Pengertian Pembelajaran

Secara umum Gagne dan Briggs menjelaskan bahwa pengertian

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Sedangkan

menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.38

Pembelajaran sebagai salah satu sistem instruksional yang mengacu

pada pengertian seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama

lain untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu Teori pembelajaran juga

mengatakan bahwa fokus pembelajaran adalah memberikan resep kepada

pendidik dan pelatih agar pembelajaran mereka menjadi lebih efektif dan

menarik.39

Supaya tujuan dari pada pembelajaran itu tercapai atau dapat

meraih ketuntasan dengan hasil yang memuaskan.

Kata pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep belajar

(learning) dan konsep mengajar (teaching). Aktivitas belajar secara

metodologis cendrung lebih dominan pada peserta didik, sementara

mengajar secara instruksional dilakukan oleh pendidik. Jadi istilah

38

Karwono dan Heni Mularsih, Beajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber

Belajar (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 19-23. 39

Abdul Gafur, Desain Pembelajaran: konsep, Model dan Aplikasinya dalam

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Ombak, 2013), h. 7.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

pembelajaran yaitu ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar

(BM), proses belajar mengajar (PBM), atau juga kegiatan belajar mengajar

(KBM). Sehingga sistem pembelajaran ini meliputi komponen-komponen:

peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur,

serta alat atau media yang harus dipersiapkan.40

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ini Pembelajaran

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini,

pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan

tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.

Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. Namun dalam implementasinya, sering kali kata

pembelajaran ini diindentikkan dengan kata mengajar.41

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran berasal dari perpaduan dua aktivitas yaitu

belajar dan mengajar. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti

proses, cara, perbuatan mempelajari dan subjek pembelajaran adalah

peserta didik. Jadi pembelajaran adalah upaya pendidik mengorganisir

40

Ibid. h. 13. 41

Ibid. h. 19.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

lingkungan agar terjadinya interaksi timbal balik antar pendidik dengan

peserta didik.

c. Hakikat pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari akar kata mathema yang artinya

pengetahuan mathanein artinya berfikir atau belajar. Dalam kamus Bahasa

Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan

antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan.42

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

kelas atau sekolah yang memungkinkan peserta didik melaksanakan

kegiatan belajar metematika di sekolah, dan untuk mengembangkan

keterampilan serta kemampuan peserta didik untuk berfikir logis dan kritis

dalam meyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.43

Pembelajaran matematika harus mampu memberikan kesempatan

kepada setiap peserta didik untuk berusaha mencari pengalaman tentang

matematika, agar mata pelajaran matematika tidak hanya sebagai pelajaran

hafalan atau bahkan sekedar rumus saja.

42

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 48. 43

Hasan Sastra Negara, Konsep Dasar Matematika untuk PGSD (Bandar Lampung: CV.

Anugrah Utama Raharja (Aura), 2016), h. 10.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan kreatifitas berfikir peserta

didik yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, serta

dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

Pembelajaran matematika juga harus melalui proses yang bertahap dari

konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks.44

Pendidik menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana belajar

yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan peserta didik

mencapai tujuan secara optimalserta pendidik harus mampu menempatkan

dirinya secara dinamis dan fleksibel sebagai informan, transformator, serta

evaluator bagi terwujudnya kegiatan belajar peserta didik yang dinamis

dan inofatif. Sementara peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya

tidak menerima secara pasif, pengetahuan di bangun oleh peserta didik itu

sendiri secara aktif.

Jadi hakikat pembelajaran matematika yaitu menciptakan peserta

didik agar kemampuan komunikasi matematika para peserta didik dapat

berkembang, kemampuan pemahaman matematika peserta didik juga perlu

ditingkatkan, perlu pengembangan pemahaman matematika (mathematical

knowlegde), yaitu pemahaman terhadap konsep, prinsip, dan strategi

penyelesaian. Serta peserta didik harus tetap mengerti cara

mengaplikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

44

Ibid. h. 5.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

B. Tinjauan Putaka

1. Penelitian Relevan

Peneliti skripsi ini peneliti terlebih dahulu melakukan pembuktian

terdahap beberapa karya penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anisah, Sumarmi dan Komang Astina,

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu Dengan

Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta didik” Berdasarkan hasil dari penelitian di atas disimpulkan bahwa

ada peningkatan antara pra siklus dan siklus I, dan meningkat lebih baik

lagi pada siklus II. Yang artinya Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning Dipadu Dengan Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Sabar Santosa, Mardiyana, dan Sutrima. “Eksperimentasi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dengan

Pendekatan Contextual Teaching And Learning Ditinjau Dari Keaktifan

Belajar Peserta Didik Smp Negeri Di Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2012/2013” Berdasarkan hasil penelitian tersebut yaitu hasili

belajar mtk peserta didik yang diberi model pembelajaran TAI lebih

membaik dibandingkan dengan hasil belajar matematika peserta didik

yang diberi model pembelajaran konvensional.

3. Agnes Andani Rais dan Hary Suswanto, “Perbandingan Implementasi

Model Problem Based Learning Dan Direct Instruction Dalam

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta didik” Berdasarkan

Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Problem Based

Learning lebih unggul dibanding direct instruction pada materi tertentu,

seperti protokol pengalamatan jaringan dan perangkat keras jaringan.

2. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan kausal diantara variabel bebas dan variabel

teriat. Hubungan kausal dapat disamakan dengan hubungan sebab akibat.

Didalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) yaitu model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Team Asssisted

Individualization (TAI) dan variabel terikat (Y) yaitu kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Team Asssisted

Individualization (TAI) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis

peserta didik kelas IV pada mata pelajaran metematika.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Adapun kerangka berfikir dapat digambarkan melalui diagram sebagai

berikut :

Gambar 1

Bagan Kerangka Pemikiran

Bagan di atas menjelaskan, penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X)

yaitu Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team

Asssisted Individualization (TAI). Serta variabel terikat (Y) kemampuan

pemahaman Konsep Matematis siswa

Model Problem Based

learning (PBL) kombinasi

Team Assisted

individualization (TAI)

Kemampuan

pemahaman konsep

matematis

Terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil meningkatnya

kemampuan pemahamn konsep matematis siswa yang diajar

menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa

kelas IV MIN 11 Bandar Lampung

Kerangka Berfikir

Variabel bebas (X) Varibel Terikat (Y)

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

C. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik

yang mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Asssisted Individualization

(TAI).

2. Hipotesis Statistik

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat dugaan sementara

mengenai hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Dugaan sementara atau

hipotesis disusun berdasarkan kajian yang relevan. Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan Ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan terhadap

meningkatnya kemampuan pemahaman konsep matematis kelas IV MIN 11

Bandar Lampung dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) Kelas

Eksperimen, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

: Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas IV MIN 11 Bandar Lampung.

: Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas IV MIN 11 Bandar Lampung.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen (Quasi Eksperimen Desain). Metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.45

Peneliti menggunakan metode penelitian jenis eksperimen semu karena

peneliti memakai bentuk desain eksperimen yang mempunyai kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Suharsimi Arikunto dalam Netriwati berpendapat bahwa metode

pnelitian ialah suatu cara yang diperguanakan oleh peneliti guna

mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian pula dapat diartikan

sebagai cara ilmiah dalam mendapatkan data-data valid yang bertuan dapat

ditemukannya, lalu dikembangkan serta dibuktikan, dan diharapkan

pengetahuan itu dapat dipergunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam urusan pendidikan.46

45

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R & D (Bandung: Alfabeta, 2014),

h. 107. 46

Netriwati, “Meningkatkan Kemampuan Berfikir Logis Matematis Mahasiswa dengan

Menggunakan Rangkaian Listrik pada Materi Logika di IAIN Raden Intan Lampun”. Al Jabar:

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6 No. 1 (20 Juni 2015), h. 44.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.47

Dalam variabel penelitian ini

variabel yang berhubungan atau mempengaruhi variabel terikat dan variabel

bebas.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan

disini bahwa variabel penelitian adalah segala suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yag memepunyai variasi tertentu yag

ditetapkan oleh penelitin untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan yang lain maka macam-

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: adapun variabel

bebas (X) dari penelitian adalah Problem Based Learning (PBL) dan Team

assisted inidividualization (TAI), sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah

kemampuan pemahaman konsep matematis.

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independent adalah variabel yang sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering

disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

Teambulnya variabel independen (terikat). Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis, dalam

47

Ibid. h. 60.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

penelitian disebut variabel (X).48

Adapun dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Prblem Base Learning

(PBL) Kombinasi Model Pembeljaran Team Asisted Individulization

(TAI).

2. Variabel Terikat ( Dependen Variabel)

Pengertian variabel independen menurut Sugiono adalah variabel

output, kriteria, konsukuen. Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel independen (bebas). Variabel dependen

sering juga dikenal variabel terikat. Variabel terikat yaitu variabel yang

dipengaruhii ataupun aspek-spek yang diukur, pada penelitian ini yaitu

variabel (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.

3. Desain Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian adalah eksperimen, penelitian

eksperimen ini memakai desain penelitian yang akan digunakan adalah

Pretest-Postest Control Group Design seperti yang telah dirancang sesuai

pada Tabel berikut:

Tabel 4

Skema Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

R1 O1 X O2

48

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (Jakarta:

Kencana, 2017), h. 109.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

R2 O3 O4

Keterangan:

R1 : Kelompok kelas Eksperimen.

R2 : Kelompok kelas Kontrol.

: Pre-test kelompok eksperimen.

: Postest kelompok eskperimen

: Perlakuan terhadap kelas eksperimen menggunakan Model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI).

3 : Pre-test Kelompok kelas Kontrol.

4 : Postest Kelompok kelas Kontrol

C. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.49

Populasi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas IV MIN 11 Bandar Lampung tahun ajaran 2018/2019

yang berjumlah 86 peserta didik. Data populasi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 5

Data Peserta didik Kelas IV MIN 11 Bandar Lampung

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 IVA 17 12 29

49

Ibid. h. 117.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

2 IVB 12 18 30

3 IVC 14 13 27

Jumlah 43 43 86

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel atau cara

pengambilan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menentukan

sempel yang berjumlah sesuai ukuran sempel yang gunanya dijadikan

sumber data sebenar nya.50

dalam penelitian tersebut teknik sampling yang

dipergunakan yaitu teknik acak kelas (claster random sampling), adalah

metode pengambilan sempel yang dilakukan dengan cara undian.

Adapun langkah-langkahnya adalah :

a. Membuat undian dari ketiga kelas yaitu dengan cara menuliskan nomor

subyek kelas IV A, IV B dan IV C pada kertas kecil, satu nomor untuk

setiap kelas.

b. Kertas digulung dan diundi-undi untuk mendapatkan kelas eksperimen

yaitu model Problem Based Learning (PBL) kombinasi model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan terakhir kelas

kontrol.

3. Sampel

Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian

dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.51

Dalam

penentuan sampel menggunakan yaitu sampel acak kelas untuk mengambil

50

Ibid. h. 118. 51

Ibid. h. 150.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dua kelas dari keseluruhan tiga kelas pada kelas IV MIN 11 Bandar

Lampung. Kelas IV terpilih pertama untuk sampel yang menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) dan kelas IV yang kedua sebagai kelas kontrol.

D. Definisi Operasional Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek yang diambil dalam penelitian ini yaitu meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis dengan mempergunakan

model Problem Based Learning (PBL) kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI).

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta

didik kelas IV di MIN 11 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2019/2020

yang terdiri tiga kelas IV A, IV B dan IV C.

3. Waktu Penelitian

Peneliti memutuskan akan dilaksanakannya kepada siswa kelas IV

semester ganjil MIN 11 Bandar Lampung. Sebanyak lima kali pertemuan

untuk kelas eksperimen dan lima kali pertemuan untuk kelas kontrol diluar

pelaksanaan pre-test dan post-test.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

1. Tes

Tes adalah suatu cara pengumpulan data-data dengan memberikan

tes kepada objek. Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan

data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen,

peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.52

Dalam konteks pembelajaran, tes biasanya digunakan untuk

mengukur kemampuan peserta didik setelah diberikannya materi pelajaran.

Tes diberikan kepada peserta didik sebagai dasar untuk mengetahui sejauh

mana suatu materi pelajaran sudah tercapai atau belum.53

2. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, merupakan catatan atau

karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang

orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial

yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah sumber informasi

yang sangat berguna dalam penelitian.54

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yng relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan

52

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 63-64. 53

Rijal Firdaos, Desain Instrumen Pengukur Afektif (Bandar Lampung: CV Anugrah

Utama Raharja (AURA), 2013), h. 18. 54

Ibid. h. 391.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

pebelitian.55

Adapun dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

berupa surat-surat atau bukti tertulis yang ditemukan dilokasi. Data yang

diperlukan adalah sejarah singkat MIN 11 Bandar Lampung, data sekolah,

daftar pendidik, daftar peserta didik, daftar nilai peserta didik, foto saat

kegiatan langsung.

3. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian adalah komponen dalam suatu

penelitian instrumen penelitian juga dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu tes dan non tes. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. 56

Tabel 6

Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis57

No Indikator Keterangan Skor

1 Menyatakan ulang

sebuah Konsep

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Menyatakan jawaban dengan sebuah

konsep tapi jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap, 4

55

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 77. 56

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, cet. 19, 2014), h. 147. 57

I Gusti Putu Sudiarta, “Penerapan Strategi Pembelajaran Berorientasi Pemecahan

Masalah Dengan Pendekatan Metakognitif Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Hasil

Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Statistik”. Jurnal Undiksha, Vol. 2 No. 1 (2014), h. 596.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No Indikator Keterangan Skor

dapat dipahami dan benar

2 Mengklasifikasi

objek menurut

sifat-sifat tertentu

sesuai dengan

konsepnya

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Menyatakan jawaban dengan

mengklarifikasi objek tapi jawaban

salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap,

dapat dipahami dan benar

4

3 Memberi contoh

dan bukan contoh

dari suatu konsep

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Memberikan contoh dan non contoh tapi

jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap,

dapat dipahami dan benar

4

4 Menyajikan konsep

dalam berbagai

bentuk representasi

matematis

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematis tapi

jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No Indikator Keterangan Skor

e. Memberikan jawaban secara lengkap,

dapat dipahami dan benar

4

5 Mengembangkan

syarat perlu dan

syarat cukup dari

suatu konsep

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Mengembangkan sarat perlu dari suatu

konsep tapi jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap,

dapat dipahami dan benar

4

6 Menggunakan,

memanfaatkan dan

memilih prosedur

atau operasi

tertentu

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Menggunakan, memanfaatkan dan

memilih tapi jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap,

dapat dipahami dan benar

4

7 Mengaplikasi

konsep atau

algoritma

pemecahan

masalah

a. Tidak terdapat jawaban 0

b. Mengaplikasi suatu konsep pemecahan

masalah tapi jawaban salah

1

c. Memberi jawaban benar tapi tidak

lengkap

2

d. Memberi jawaban tapi tidak semua

benar

3

e. Memberikan jawaban secara lengkap, 4

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No Indikator Keterangan Skor

dapat dipahami dan benar

Adapun penilaiannya peneliti mempergunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes tersebut.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui layak atau tidakya

instrumen yang dipakai, jadi harus melakukan uji instrumen. Peneliti

menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan suatu tolak ukur yang

merujuk pada intrumen yang mamiliki kesesuaian baik dalam hal

mengungkap bahkan mengukut susuatu yang diukur tersebut. yang

Apabila instrumen tersebut dinyatakan valid maka alat ukur yang akan

dipergunakan untuk mendapatkan data itu juga valid. Dan berarti dapat

dikatakan bhwa instrumen itu dapat dipergunakan oleh peneliti untuk

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

mengukur apa yang seharusnya diukur..58

Rumus yang digunakan untuk

mengetahui validitas dari tes adalah rumus Product Moment.

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) * ∑ (∑ ) +

Keterangan:

Rxy = koefisien kolerasi tes yang disusun dengan kriteria

(∑ ) = total jumlah dari variabel X

(∑ ) = total jumlah dari variabel Y

X = Skor msing-masing responden variabel X (tes yang disusun)

Y = Skor masing-masing responden variabel Y (tes kriteria)

N = Jumlah responden

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah instrumen yang sudah benar dan dapat

dipercaya, akan mampu menghasilkan data-data yang bisa dipercaya. Jika

data yang dihasilkan benar maka dapat dipercaya, jadi data tersebut bisa

digunakan sesuai dengan kenyatan, sehingga beberapa kalipun diambil,

tetap akan sama. Reliabilitas suatu soal bisat dihitung menggunakan teknik

Alfa Cronbach. Teknik Alfa Cronbach yaitu Teknik yang dipergunakan

pada saat mengukur tes yang dapat berupa pilihan ganda atau esai.. Uji

reliabilitas yang diambil oleh peneliti yaitu untuk soal-soal tes kognitif

berupa uraian akan dihitung dengan rumus berikut:

58

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

cet.25, 2017), h. 121.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(

) (

∑ )

Keterangan :

: Indeks reliabilitas

: Banyaknya butir instrumen

: Variansi butir ke-i, i = 1,2,.......n

: Variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

Tabel 7

Kriteria Reliabilitas

Nilai Kriteria

0,80 ≤ r11 Sangat Tinggi

0,60 ≤ r11 Tinggi

0,40 ≤ r11 Sedang

0,20 ≤ r11 Rendah

0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat Rendah

3. Uji Tingkat Kesukaran

Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. Instrumen yang terlalu mudah akan membuat peserta

didik tidak berusaha untuk memperdalam pengetahuannya. Sebaliknya

soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik merasa putus asa dan

tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Menurut Witherington

angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai

dengan 1,00.49 Menghitung tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus

berikut:

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Keterangan:

: Indek kesukaran butir soal ke-i

∑ : Banyaknya peserta didik yang menjawab benar butir soal ke-i

: Skor maksimum

: Jumlah peserta didik

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh,

makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh

maka makin mudah soaltersebut. Kriteria indeks kasulitan menurut Robert L.

Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam skripsi Alpenli adalah sebagai

berikut:59

Tabel 8

Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes

Besar P Kategori

P < 0, 30 Sukar

0, 30 Sedang

P > 0, 70 Mudah

4. Uji Daya Beda

Uji daya beda yaitu untuk menguji perbedaan antara peserta didik

yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki

kemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan

59

Alpenli, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) Modifikasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Pemahaamn Konsep

Matematis Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematis Peserta Didik Kelas VIII Mts N 1

Pringsewu Tahun Pelajaran 2016/2017”. (Skripsi UIN Raden Intan Lampung), h. 75.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

daya beda setiap item instrumen penelitian digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

D : Daya beda suatu butir soal

PA: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

PB: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda yang diperoleh diinterprestasikan dengan menggunakan

klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:60

Tabel 9

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

DP = 0,00 Sangat Jelek

Jelek

Cukup

Baik

Sangat Baik

Dalam penelitian ini yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan

klasifikasi daya pembeda cukup, baik, dan sangat baik.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

60

Winda Rahmawati, “Perbandingan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) Dengan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP

Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”. (Skripsii UIN RIL), h. 71-72.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Yang digunakan untuk menguji keabsahan sempel. Uji normalitas

data diperlukan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari data

berdistribusi normal. Maka untuk menguji normalitas sebuah data bisa

mempergunakan metode liliefors sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf signifikan

( ) : 0, 05

3) Statistik uji

| ( ) ( )| ( )

Dengan:

( ) ( ) ( )

( ) = proporsi cacah

= skor responden

4) Daerah Kritis

DK = { | } adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritis

6) Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika H0 diterima. Sampel

berasal dari populasi tidak berdistribusi normal jika H0 ditolak. Jika

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

normalitas dapat dipenuhi populasi tidak dipenuhi, peneliti dapat

melakukan transformasi demikian data yang baru memenuhi prasyarat

normalitas populasi.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi-

variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Penelitian ini

menggunakan Fisher-test, yaitu menggunakan rumus. homogenitas dengan

rumus sebagai berikut:

F

Dengan S

2 = √ ∑ ( )

( )

Keterangan:

F = Homogenitas

= Selisih tertinggi

= Selisih terendah.

Dengan kriteria:

Ho diterima jika Fh < Ft (Ho: data homogen)

Ho ditolak jika Fh > Ft (Ha: data tidak homogen).

3. Uji Normalized Gain

Data N-Gain atau gain ternormalisasi merupakan data yang

diperoleh dengan membandingkan selisih skor postes dan pretes dengan

selisih SMI (Skor Maksimum Ideal) dan pretes. Nilai N-gain ditentukan

dengan menggunakan rumus berikut.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tinggi rendahnya nilai N-Gain ditentukan berdasarkan kriteria berikut:61

Tabel 10

Kriteria Nilai N-Gain

Nilai N-Gain Kriteria

N – gain 0,70 Tinggi

0,30 N – gain 0,70 Sedang

N – gain 0,30 Rendah

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel

X dan variabel Y dengan menggunakan rumus uji t (t-test) pada taraf

signifikan 5% (0,05), yaitu: Penguji hipotesis menggunakan uji t

independent dengan persamaan.Untuk menghitung uji t digunakan rumus:

√(∑ ∑

)(

)

Keterangan:

M: Nilai rata-rata hasil perkelompok

N: Banyaknya subjek

X: Deviasi setiap nilai X2 dan X1

Y: Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1

N1: jumlah peserta didik kelompok eksperimen

N2: Jumlah peserta didik kelompok kontrol.62

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis

ini digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada

responden di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Responden yang

digunakan yaitu peserta didik kelas V MIN 11 Bandar Lampung terdiri

dari 25 responden dengan memberikan 40 butir soal tes dalam bentuk

pilhan ganda. Data hasil uji coba tersebut dianalisis untuk mengetahui

karakteristik setiap butir soal yang meliputi, validasi, reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkatt kesukaran. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Uji validitas

Guna memperoleh data tes pemahaman konsep matematis peserta

didik, dilakukan uji coba tes pemahaman konsep matematis yang terdiri

dari 40 butir soal pilihan ganda pada populasi di luar sampel penelitian.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan

instrumen atau butir soal tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat

mengukur apa yang hendak diukur.

Hasil perhitungan yang diperoleh ini menggunakan rumus Product

Moment dengan 40 butir soal pilihan ganda dengan nilai α = 0,05 dan rtabel

62

Anas Sudjino, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2017), h. 314.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

= 0,3961. Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal tersebut dikatakan valid dan

jika rhitung ≤ rtabel maka soal dikatakan tidal valid, untuk lebih jelas

perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 11

Validitas Item Soal Tes

Butir

soal

rhitung rtabel kesimpulan Butir

soal

rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,457 0,3961 Valid 21 0,400 0,3961 Tidak Valid

2 0,523 0,3961 Valid 22 0,376 0,3961 Valid

3 0,640 0,3961 Valid 23 0,460 0,3961 Valid

4 0,530 0,3961 Valid 24 0,659 0,3961 Valid

5 0,440 0,3961 Valid 25 0,270 0,3961 Tidak Valid

6 0,614 0,3961 Valid 26 0,501 0,3961 Valid

7 0,192 0,3961 Tidak Valid 27 0,541 0,3961 Valid

8 0,347 0,3961 Tidak Valid 28 0,535 0,3961 Valid

9 0,520 0,3961 Valid 29 0,456 0,3961 Valid

10 0,461 0,3961 Valid 30 0,512 0,3961 Valid

11 0,433 0,3961 Valid 31 0,456 0,3961 Valid

12 0,327 0,3961 Tidak Valid 32 0,432 0,3961 Valid

13 0,280 0,3961 Tidak Valid 33 0,220 0,3961 Tidak Valid

14 0,563 0,3961 Valid 34 0,432 0,3961 Valid

15 0,481 0,3961 Valid 35 0,022 0,3961 Tidak Valid

16 0,432 0,3961 Valid 36 0,215 0,3961 Tidak Valid

17 0,406 0,3961 Valid 37 0,461 0,3961 Valid

18 0,347 0,3961 Valid 38 0,410 0,3961 Valid

19 0,514 0,3961 Valid 39 0,450 0,3961 Valid

20 0,269 0,3961 Tidak Valid 40 0,435 0,3961 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes dengan 40

butir soal pilihan ganda maka diperoleh soal yang Valid dengan jumlah 30

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

butir soal diantaranya soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 37, 38, 39 dan 40. Tidak

Valid jumlah 10 butir soal diantaranya soal nomor 7, 8, 12, 13, 20, 21, 25,

33, 35 dan 36. Maka 10 butir soal yang tidak digunakan sebagai tes

pengambilan data pada sampel penelitian dinyatakan tidak memiliki fungsi

sebagai alat ukur tes.

2. Uji reliabilitas

Perhitungan indeks reliabilitas tes dilakukan terhadap butir soal tes

yang terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk

mengambil data. Reliabilitas adalah suatu pengertian bahwa instrumen

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Berdasarkan hasil perhitungan pada

lampiran 7 menunjukan bahwa tes tersebut memiliki indeks reliabilitas

sebesar 0,897, dengan demikian tes tersebut dikatakan reliabel artinya tes

tersebut layak untuk digunakan dalam mengambil data.

3. Uji tingkat kesukaran

Butir soal yang telah diujikan sebanyak 40 butir soal pilihan ganda

maka selanjutnya di uji tingkat kesukarannya. Adapun hasil analisis

tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 12 dan perhitungan

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil analisis tingkat

kesukaran item soal tes dirangkum dalam tabel 12.

Tabel 12

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes

Butir

soal

Tingkat

Kesukaran

kriteria Butir

soal

Tingkat

Kesukaran

kriteria

1 0,84 Mudah 21 0,64 Sedang

2 0,48 Sedang 22 0,76 Mudah

3 0,52 Sedang 23 0,6 Sedang

4 0,72 Mudah 24 0,56 Sukar

5 0,6 Sedang 25 0,6 Sedang

6 0,44 Sedang 26 0,56 Sedang

7 0,72 Mudah 27 0,56 Sedang

8 0,48 Sedang 28 0,52 Sukar

9 0,6 Sedang 29 0,44 Sukar

10 0,64 Sedang 30 0,64 Sedang

11 0,76 Mudah 31 0,76 Mudah

12 0,48 Sedang 32 0,72 Mudah

13 0,52 Sedang 33 0,6 Sedang

14 0,48 Sedang 34 0,72 Mudah

15 0,56 Sedang 35 0,64 Sedang

16 0,56 Sedang 36 0,56 Sedang

17 0,48 Sedang 37 0,64 Sedang

18 0,44 Sukar 38 0,72 Mudah

19 0,48 Sedang 39 0,6 Sukar

20 0,48 Sedang 40 0,68 Sukar

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan indeks kesukaran

instrumen tes yang terangkum pada tabel 12, diperoleh 6 butir soal dengan

kriteria sukar, 13 butir soal dengan kriteria sedang, 9 butir soal dengan

kriteria mudah. Butir soal yang digunakan dalam pengambilan data pada

penelitian ini menggunkan semua kriteria tingkat kesukaran, hal ini

dilakukan peneliti supaya dalam paket soal pilihan ganda pengambilan

data dalam penelitian lengkap semua proporsi baik kriteria mudah, sedang

maupun kriteria sukar tersebar disetiap butir soal. Sehingga diharpkan

butir-butir soal yang digunakanpada tes pengambilan data mengukur

pemahaman konsep matematis peserta didik.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

4. Uji daya pembeda

Berdasarkan butir tes soal yang telah diujikan dengan sebanyak 40

butir soal pilihan ganda selanjutnya diuji daya beda. Uji daya beda soal

bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan suatu tes dapat

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan rendah.

Perhitungan daya beda soal dalam instrumen ini, peneliti mengambil

seluruh peserta didik dan membaginya dalam dua kelompok yaitu

kelompok atas untuk yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah

untuk peserta didik yang berkemampuan rendah.

Adapun hasil uji daya beda butir soal dapat dilihat pada tabel 13.

Untuk lebih jelas perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran 8.

Tabel 13

Uji Daya Pembeda Item Soal Tes

Butir

soal

DP Kriteria Butir

soal

DP Kriteria

1

0,333

Cukup 21 0,262 Cukup

2

0,442

Baik 22 0,330 Cukup

3 0,519 Baik 23 0,192 Cukup

4 0,423 Baik 24 0,596 Baik

5 0,352 Cukup 25 0,192 Cukup

6 0,525 Baik 26 0,435 Baik

7 0,102 Jelek 27 0,596 Baik

8 0,2820 Cukup 28 0,519 Baik

9 0,512 Baik 29 0,205 Cukup

10 0,429 Baik 30 0,429 Baik

11 0,179 Jelek 31 0, 397 Cukup

12 0,121 Jelek 32 0, 423 Baik

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

13 0,198 Cukup 33 0, 192 Cukup

14 0,442 Baik 34 0,423 Baik

15 0,435 Baik 35 -0,051 Jelek

16 0,435 Baik 36 0,275 Cukup

17 0,442 Baik 37 0,269 Cukup

8 0,205 Cukup 38 0,423 Baik

19 0,442 Baik 39 0,512 Baik

20 0,121 Jelek 40 0,506 Baik

Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes pemahaman

konsep matematis peserta didik yang terangkum dalam tabel 13 terlihat

dari 40 butir soal pilihan ganda terdapat 21 butir soal dengan kriteria baik

diantaranya yaitu soal nomor 2, 3, 4, 6, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 19, 24, 26,

27, 28, 30, 32, 34, 38, 38 dan 40. Terdapat 14 butir soal dengan kriteria

cukup diantaranya soal nomor 1, 5, 8, 13, 18, 21, 22, 23, 25, 29, 31, 33, 36

dan 37. Dan terdapat 5 butir soal dengan kriteria jelek diantaranya yaitu 7,

11, 12, 20, dan 35 maka soal ini harus Tidak dipakai karena tidak dapat

digunakan sebagai alat ukur membedakan peserta didik yang

berkemampuan tinggi dan yang berkemampuan rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda yang telah dilakukan peneliti, maka dapat

disimpulkan dari ketiga perhitungan ini bahwa pada 40 butir soal yang

telah diuji coba peneliti hanya 25 butir soal yang dapat dipergunakan

sebagai tes pengambilan data pada sampel penelitian. Kesimpulan

tercantum pada tabel 14 berikut di bawah ini.

5. Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan yaitu dengan

cara uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya

pembeda, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

Tabel 14

Kesimpulan Uji Coba Instrumen

Butir

Soal

Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran

Daya

Beda

Kesimpulan

1 Valid

Reliabel

Mudah Cukup DiPakai

2 Valid Sedang Baik Dipakai

3 Valid Sedang Baik Dipakai

4 Valid Mudah Baik Dipakai

5 Valid Sedang Cukup Dipakai

6 Valid Sedang Baik Dipakai

7 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak dipakai

8 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

9 Valid Sedang Baik Dipakai

10 Valid Sedang Baik Dipakai

11 Valid Mudah Jelek Tidak dipakai

12 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak dipakai

13 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

14 Valid Sedang Baik Dipakai

15 Valid Sedang Baik Dipakai

16 Valid Sedang Baik Dipakai

17 Valid Sedang Baik Dipakai

18 Valid Sukar Cukup Dipakai

19 Valid Sedang Baik Dipakai

20 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak dipakai

21 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

22 Valid Mudah Cukup Dipakai

23 Valid Sedang Cukup Dipakai

24 Valid Sukar Baik Dipakai

25 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

26 Valid Sedang Baik Tidak dipakai

27 Valid Sedang Baik Tidak dipakai

28 Valid Sukar Baik Dipakai

29 Valid Sukar Cukup Dipakai

30 Valid Sedang Baik Dipakai

31 Valid Mudah Cukup Dipakai

32 Valid Mudah Baik Dipakai

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Butir

Soal

Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran

Daya

Beda

Kesimpulan

33 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

34 Valid Mudah Baik Dipakai

35 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak dipakai

36 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

37 Valid Sedang Cukup Tidak dipakai

38 Valid Mudah Baik Tidak dipakai

39 Valid Sukar Baik Dipakai

40 Valid Sukar Baik Dipakai

Jadi berdasarkan tabel di atas kesimpulan yang dapat dijabarkan

yaitu setelah melakukan uji coba soal peneliti memutuskan untuk

menggunakan 25 soal dengan klasifikasi mudah, sedang dan sukar. Mudah

dengan jumlah 6 soal, klasifikasi sedang degan jumlah soal 13 dan yang

terkhir sukar berjumlah 6 soal.

B. Uji Tes Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematis

Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan pada kedua kelas

terlebih dahulu diadakan pretest untuk memperoleh data awal. Data hasil

pretest kemampuan pemahaman konsep matematis dapat disajikan dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 15

Daftar Nilai Tes Awal Pemahaman Konsep Matematis

No Kelas

Eksperimen Kontrol

1 32 24

2 32 24

3 32 24

4 32 24

5 32 28

6 32 32

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No Kelas

Eksperimen Kontrol

7 36 32

8 36 32

9 36 32

10 36 36

11 40 36

12 40 36

13 40 36

14 44 40

15 44 40

16 44 40

17 44 44

18 44 44

19 48 44

20 48 44

21 48 44

22 48 44

23 48 44

24 52 44

25 52 44

26 56 48

27 56 52

28 60 52

29 60 52

30 64 56

31 64 56

1. Deskripsi Data Hasil Pretest

Setelah data dari kelas eksperimen dan dari kelas kontrol terkumpul

maka diadakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji homogenitas

dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varian yang

homogen. Pretest tersebut juga dimaksudkan untuk mengetahui keadaan

awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

deskripsi data hasil pretest kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik pada materi pecahan terangkum dalam tabel 16 di bawah ini:

Tabel 16

Deskripsi Data Hasil Pretest Pemahaman Konsep Matematis

Kelompok

Xmax

Xmin

Ukuran Tadensi

Sentral

Ukuran Variansi

Kelompok

M0 Me R Sd

Eksperimen 64 32 44,51 32 44 32 9,94

Kontrol 56 24 39,61 44 40 32 9,37

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai hasil tes

sebelum proses pembelajaran dengan nilai tertinggi pada kelas eksperimen

sebesar 64 dan kelas kontrol 56, sedangkan nilai terendah untuk kelas

eksperimen 32 dan kelas kontrol 24. Ukuran tadensi sentral yang meliputi

rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen sebesar 44,51 dan kelas kontrol

sebesar 39,61, sementara untuk nilai tengah eksperimen yaitu 44 dan kelas

kontrol sebesar 40. Sedangkan modus pada kelas eksperimen sebesar 32

dan kelas kontrol sebesar 44. Pada ukuran variansi kelompok yang

meliputi jangkauan atau rentang untuk kelas eksperimen sebesar 32 dan

kelas kontrol 32. Simpangan baku kelas eksperimen sebesar 9,94 dan kelas

kontrol sebesar 9,37. Selengkapnya deskripsi data hasil pretest dapat

dilihat pada Lampiran 17.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

a. Uji normalitas Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui apakah kedua sampel yang terpilih berdistribusi

normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas data terhadap masing-

masing kelompok yaitu kelompok eksperimen kelas IV B dan kelompok

kontrol kelas IV C. Uji kenormalan data dengan menggunakan metode

liliefors. Untuk masing-masing kelompok hasil perhitungan uji

kenormalan kemampuan pemahaman konsep matematis sebagai berikut:

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Kelas

Eksperimen

S α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

44,5161 9,9461 0,05 0,1266 0,1559 H0 Diterima

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data tes awal

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen memiliki

rata-rata 44,5161 dan nilai simpangan baku 9,9461, kemudian didapat

Lhitung = 0,1266 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel sebanyak 31 peserta

didik dan taraf signifikan α = 0,05 maka diperoleh Ltabel = 0,1559 dari hasil

perhitungan tersebut terlihat bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 dan

Lhitung < Ltabel, sehingga H0 doterima yang artinya sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai

uji normaltas tes awal kemampuan pemahaman konsep matematis kelas

eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 18.

b. Uji normalitas kelas kontrol

Hasil uji normalitas nilai kemampuan pemahaman konsep matematis

dilakukan peserta didik kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tabel 18

Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol

Kelas

Kontrol

S α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

39,6129 9,3725 0,05 0,1317 0,1559 H0 Diterima

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data tes awal

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol memiliki rata-

rata 39,6129 dan nilai simpangan baku 9,3725, kemudian didapat Lhitung =

0,1317 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel sebanyak 31 peserta didik dan

taraf signifikan α = 0,05 maka diperoleh Ltabel = 0,1559 dari hasil

perhitungan tersebut terlihat bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 dan

Lhitung < Ltabel, sehingga H0 diterima yang artinya sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai

uji normaltas tes awal kemampuan pemahaman konsep matematis kelas

eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 19.

c. Uji homogenitas pretest

Untuk menentukan rumus t-test yang akan digunakan, maka

diperlukan uji kesamaan dua varians untuk mengetahui apakah kedua

sampel memiliki karakter yang sama atau berbeda. Pengujian varians ini

yaitu dengan membandingkan varians terbesar dan terkecil. Rangkuman

hasil uji homogenitas pretest dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 19

Hasil Uji Homogenitas Pretest

Kelompok N Fhitung Ftabel Keputusan

PBL Kombinasi TAI 31

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(Eksperimen) 1,0612 1,5655 H0 Diterima

Problem Solving

(Kontrol)

31

Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas diperoleh Ftabel = 1,5655

dan Fhitung = 1,0612 terlihat bahwa Fhitung < Ftabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima atau sampel berasal dari populasi yang

memiliki varians sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 20.

d. Analisis Data Tes Awal (Pretest)

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data yang digunakan

untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t.

Alasan mengapa digunakan uji-t pada pretest adalah untuk mengetahui

adakah perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik. Jika tidak ada perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa peserta

didik memiliki kemampuan yang sama atau rata. Langkah-langkah

pengujian tes awal kemampuan pemahaman konsep adalah sebagai

berikut:

a) Hipotesis penelitian, menguji rata-rata (µ) : uji dua pihak

H0 :1 2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

speserta didik yang mendapat model pembelajaran PBL Kombinasi

TAI sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik yang mendapat model

pembelajaran problem solving)

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

H1 :1 2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik yang mendapat model pembelajaran PBL Kombinasi

TAI tidak sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik yang mendapat model

pembelajaran problem solving).

b) Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah α

= 0,05

c) Kriteria Pengujian

Terima H0, Jika thitung < ttabel

Tolak H0, Jika thitung ≤ ttabel

Tabel 20

Hasil Uji Hipotesis Pretest

Kelompok Rata-rata Thitung Ttabel

Keputusan

Eksperimen 44,516

1,1997 2,0002 H0

diterima Kontrol 98,925

Berdasarkan uji hipotesis tes awal atau pretest kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik pada materi pecahan dapat

dilihat bahwa Thitung = 1,1997 < Ttabel = 2,0002 ini berarti pada taraf

signifikasi α = 0,05 H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis pada kedua

kelompok baik kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol memiliki

kemampuan yang sama rata. Untuk lebih jelas perhitungan uji hipotesis

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

pretest kemampuan pemahaman konsep matematis selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 21.

C. Uji Tes Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematis

Uji peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik digunakan untuk melihat seberapa besar model pembelajaran (PBL)

Kombinasi (TAI) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Problem

Solving yang merupakan treatment pada kelas kontrol memberikan

pengaruh pada kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.

Data hasil posttest kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik dapat disajikan tabel di bawah ini:

Tabel 21

Daftar Nilai Posttest Pemahaman Konsep Matematis

No Kelas

Eksperimen Kontrol

1 72 64

2 72 68

3 72 68

4 72 68

5 76 72

6 76 72

7 76 72

8 76 72

9 76 72

10 76 72

11 80 72

12 80 76

13 80 76

14 80 76

15 80 76

16 84 76

17 84 78

18 84 78

19 84 80

20 84 80

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No Kelas

Eksperimen Kontrol

21 88 80

22 88 80

23 88 80

24 88 80

25 88 84

26 88 88

27 88 88

28 92 88

29 92 88

30 92 88

31 92 88

1. Deskripsi Data Hasil Posttest

Setelah data posttest dari kelas eksperimen dan dari kelas kontrol

terkumpul maka diadakan uji normalitas dan homogenitas. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki

variansi homogen. Selanjutnya, setelah uji normalitas dan homogenitas

terpenuhi, dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t untuk

mengetahui apakah model pembelajaran PBL Kombinasi TAI dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.

Adapun deskripsi data hasil posttest kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik pada materi pecahan terangkum dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 22

Deskripsi Data Hasil Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis

Kelompok

Xmax

Xmin

Ukuran Tendensi

Sentral

Ukuran Variansi

Kelompok

x M0 Me R Sd

Eksperimen 92 72 82,32 88 84 20 6,60

Kontrol 88 64 77,41 72 76 24 6.87

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai posttest dengan

nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu sebesar 92 dan kelas kontrol

yaitu 88, sedangkan nilai terendah untuk kelas eksperimen adalah 72 dan

kelas kontrol adalah 64. Ukuran tendensi sentral yang meliputi rata-rata

kelas (mean) untuk kelas eksperimen sebesar 82,32 dan kelas kontrol

sebesar 77,41 sementara untuk nilai tengah kelas eksperimen yaitu sebesar

84 dan kelas kontrol sebesar 76 sedangkan modus pada kelas eksperimen

adalah sebesar 88 sedangkan kelas kontrol sebesar 72. Ukuran variansi

kelompok yang meliputi jangkauan atau rentang untuk kelas eksperimen

adalah 20 dan kelas kontrol adalah 24. Simpangan baku kelas eksperimen

sebesar 6,60 dan kelas kontrol sebesar 6,87. Selengkapnya perhitungan

deskripsi data hasil posttest dapat dilihat pada Lampiran 22.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel

berasal berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah liliefors dengan taraf signifikasi 5%. Uji

normalitas dilakukan pada data variabel terikat yaitu kemampuan

pemahaman konsep matematis. Hasil uji normalitas skor kemampuan

pemahaman konsep matematis dilakukan pada peserta didik kelas

eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 23

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Kelas

Eksperimen

x S Α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

82,1935 6,6001 0,05 1,1486 1,1559 H0

Diterima

Berdasarkan pada tabel diatas maka diketahui bahwa posttest

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen memiliki

rata-rata (mean) sebesar 82,1935 dan nilai simpangan baku 6,6001

kemudian didapat Lhitung = 1,1486 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel

sebanyak 31 peserta didik dan taraf signifikasi α = 0,05 dan Lhitung <

Ltabel, sehingga H0 diterima yang artinya sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji

normalitas posttest kemampuan pemahaman konsep matematis kelas

eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 23

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

Hasil uji normalitas skor kemampuan pemahaman konsep

matematis dilakukan pada peserta didik kelas kontrol dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 24

Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol

Kelas

Kontrol

x S Α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

77,4194 6,8470 0,05 1,1396 1,1559 H0 Diterima

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa posttest

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol memiliki rata-

rata (mean) sebesar 77,4194 dan nilai simpangan baku 6,8470

kemudian didapat Lhitung = 1,1397 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel

sebanyak 31 peserta didik dan taraf signifikasi α = 0,05 dan Lhitung <

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Ltabel, sehingga H0 diterima yang artinya sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji

normalitas posttest kemampuan pemahaman konsep matematis kelas

kontrol dapat dilihat pada Lampiran 24.

c. Uji Homogenitas Posttest

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas

memiliki karakteristik yang relatif sama atau tidak, selain itu uji

homogenitas berfungsi untuk menentukan uji-t mana yang akan

digunakan. Uji homogenitas dilakukan pada data variabel terikat yaitu

pemahaman konsep matematis. Rangkuman hasil uji homogenitas

posttest dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 25

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Kelompok N Fhitung Ftabel Keputusan

PBL Kombinasi

TAI 31

1,0187 1,5655 H0 diterima

Problem Solving 31

Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas diperoleh Fhitung =

1,58472 dan Ftabel = 1,75714. Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel berasal dari

populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 25.

d. Analisis Data Tes Akhir (Posttest)

Setelah data terkumpul maka data tersebut dapat digunakan untuk

menguji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan uji kesamaan dua

rata-rata, rumus yang digunakan adalah rumus uji-t. Alasan mengapa

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

digunakan uji-t pada posttest adalah untuk mengetahui adakah perbedaan

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.

Jika tidak ada perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik

memiliki kemampuan pemahaman konsep yang sama atau rata.

Langkah-langkah pengujian tes akhir kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis penelitian, menguji rata-rata (µ) : uji pihak kanan.

H0 : µ1 = µ2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik yang mendapat model pembelajaran

PBL Kombinasi TAI sama dengan rata-rata peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik

yang mendapat pembelajaran Problem Solving)

H1 : µ1 > µ2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik yang mendapat model pembelajaran

PBL Kombinasi TAI lebih besar dari rata-rata peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik

yang mendapat pembelajaran Problem Solving).

b. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah α = 0,05

c. Kriteria pengujian

Terima H0, Jika Thitung < Ttabel

Tolak H0, Jika Thitung ≥ Ttabel

Tabel 26

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Hasil Uji Hipotesis Posttest

Kelompok Rata-rata Thitung Ttabel Keputusan

Eksperimen 8 82,323

2,8659 2,0003 H0 ditolak

Kontrol 77.419

Berdasarkan uji hipotesis posttest kemampuan pemahaman

konsep matematis pada materi pecahan dapat dilihat bahwa Thitung =

2,8659 > Ttabel = 2,0003 ini berarti pada taraf signifikasi α = 0,05 H0

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematis meningkat melalui model pembelajaran

PBL Kombinasi TAI daripada yang menggunakan model pembelajaran

Problem Solving. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 26.

D. Data Amatan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis

Setelah proses pembelajaran dilaksanakan pada kedua kelas

kemudian diadakan posttest. Selanjutnya data nilai posttest dan pretest

tersebut dapat dicari seberapa besar peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematis dengan rumus gain ternormalisasi (N-gain). Data N-

gain kemampuan pemahaman konsep matematis dapat disajikan dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 27

Data N-gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

No. N-gain Eksperimen Interprestasi N-gain Kontrol Interprestasi

1 0,588 Sedang 0,750 Tinggi

2 0,714 Sedang 0,727 Tinggi

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No. N-gain Eksperimen Interprestasi N-gain Kontrol Interprestasi

3 0,600 Sedang 0,526 Sedang

4 0,625 Sedang 0,429 Sedang

5 0,625 Sedang 0,542 Sedang

6 0,800 Tinggi 0,643 Sedang

7 0,462 Sedang 0,500 Sedang

8 0,769 Tinggi 0,571 Sedang

9 0,778 Tinggi 0,643 Sedang

10 0,706 Tinggi 0,625 Sedang

11 0,800 Tinggi 0,611 Sedang

12 0,706 Tinggi 0,688 Sedang

13 0,714 Tinggi 0,714 Tinggi

14 0,615 Sedang 0,647 Sedang

15 0,667 Sedang 0,727 Tinggi

16 0,563 Sedang 0,750 Tinggi

17 0,706 Tinggi 0,579 Sedang

18 0,600 Sedang 0,667 Sedang

19 0,692 Sedang 0,533 Sedang

20 0,727 Tinggi 0,500 Sedang

21 0,625 Sedang 0,579 Sedang

22 0,786 Tinggi 0,588 Sedang

23 0,636 Sedang 0,813 Tinggi

24 0,800 Tinggi 0,533 Sedang

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

No. N-gain Eksperimen Interprestasi N-gain Kontrol Interprestasi

25 0,786 Tinggi 0,571 Sedang

26 0,588 Sedang 0,706 Tinggi

27 0,750 Tinggi 0,813 Tinggi

28 0,692 Sedang 0,647 Sedang

29 0,647 Sedang 0,500 Sedang

30 0,786 Tinggi 0,615 Sedang

31 0,778 Tinggi 0,711 Tinggi

1. Deskripsi Data N-Gain

Data peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik pada materi pecahan terangkum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 28

Deskripsi Data Hasil N-gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Kelompok

Xmax

Xmin

Ukuran Tendensi

Sentral

Ukuran Variansi

Kelompok

x M0 Me R Sd

Eksperimen 0,800 0.462 0,688 0.625 0.6990 0,3385 0,0833

Kontrol 0.813 0.429 0,627 0,500 0,6202 0,3839 0,0988

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai N-gain dengan

nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 0,800 dan kelas kontrol adalah

0,813, sedangkan nilai terendah untuk kelas eksperimen adalah 0,462 dan

kelas kontrol 0,429. Ukuran tendensi sentral yang meliputi rata-rata kelas

(mean) untuk kelas eksperimen sebesar 0,688 dan kelas kontrol sebesar

0,627, sementara untuk nilai tengah kelas eksperimen yaitu sebesar 0,6990

dan kelas kontrol sebesar 0,6202 sedangkan modus pada kelas eksperimen

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

adalah 0,625 dan kelas kontrol adalah 0,500. Ukuran variansi kelompok

yang meliputi jangkauan atau rentang untuk kelas eksperimen adalah

0,3385 dan kelas kontrol 0,3839. Simpangan baku kelas eksperimen

sebesar 0,0833 dan kelas kontrol sebesar 0,0988. Selengkapnya

perhitungan deskripsi data amatan N-gain dapat dilihat pada Lampiran 28.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas N-gain Kelas Eksperimen

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah N-gain

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas

eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas N-gain

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas

eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 29

Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen

Kelas

Eksperimen

x S Α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

0.69 0.08 0,05 0.1420 0.1559 H0

Diterima

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa N-gain

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen

memiliki rata-rata (Mean) sebesar 0,69 dan nilai simpangan baku 0,08,

kemudian didapat Lhitung = 0,1420 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel

sebanyak 31 peserta didik dan taraf signifikasi α = 0,05 maka

diperoleh Ltabel = 0,1559. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat

bahwa pada taraf signifikasi α = 0,05 dan Lhitung < Ltabel, sehingga H0

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

diterima yang artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

b. Uji normalitas N-gain Kelas Kontrol

Hasil uji normalitas skor kemampuan pemahaman konsep

matematis dilakukan peserta didik kelas kontrol dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 30

Hasil Uji Normalitas N-gain Kelas Kontrol

Kelas

Kontrol

x S Α Lhitung Ltabel Keputusan

Uji

0.62 0.0988 0,05 0.0653 0.1559 H0

Diterima

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa N-gain

kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol memiliki

rata-rata (Mean) sebesar 0,62 dan nilai simpangan baku 0,0988,

kemudian didapat Lhitung = 0,0653 yaitu nilai tertinggi. Untuk sampel

sebanyak 31 peserta didik dan taraf signifikasi α = 0,05 maka

diperoleh Ltabel = 0.1559. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat

bahwa pada taraf signifikasi α = 0,05 dan Lhitung < Ltabel, sehingga H0

diterima yang artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji normalitas N-gain

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas kontrol

dapat dilihat pada Lampiran 30.

c. Uji Homogenitas N-gain

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelas memiliki karakteristik yang relatif sama atau tidak. Uji

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

homogenitas dilakukan pada data variabel terikat yaitu kemampuan

pemahaman konsep matematis. Rangkuman hasil uji homogenitas N-

gain dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 31

Hasil Uji Homogenitas N-gain

Kelompok N Fhitung Ftabel Keputusan

Eksperimen 31 0,8589 1.5655 H0 diterima

Kontrol 31

Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas diperoleh Fhitung =

0,8589 dan Ftabel = 1.5655 terlihat bahwa Fhitung < Ftabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel berasal

dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 31.

d. Analisis Data N-gain

Setelah data terkumpul dapat dilakukan analisis data yang

digunakan untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan

kesamaan dua rata-rata, rumus statistik yang digunakan adalah rumus

uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis N-gain kemampuan

pemahaman konsep matematis adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis penelitian, menguji rata-rata (µ) : uji pihak kanan

H0: µ1=µ2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik yang mendapat model

pembelajaran PBL Kombinasi TAI sama dengan rata-rata

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

peserta didik yang mendapat model pembelajaran Problem

Solving)

H1 : µ1 ≠ µ2 (rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik yang mendapat model

pembelajaran PBL Kombinasi TAI lebih besar dari rata-

rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik yang mendapat model

pembelajaran Problem Solving).

b. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah α = 0,05

d. Kriteria pengujian

Terima H0, Jika Thitung < Ttabel

Tolak H0, Jika Thitung ≥ Ttabel

Tabel 32

Hasil Uji Hipotesis N-gain

Kelompok Rata-rata Thitung Ttabel

Keputusan

Eksperimen 0.682

2.3717 2,0003 H0

ditolak Kontrol 0.627

Berdasarkan uji hipotesis N-gain kemampuan pemahaman konsep

matematis pada materi pecahan dapat dilihat bahwa Thitung = 2,3717 > Ttabel

= 2,0003 ini berarti pada taraf signifikasi α = 0,05 H0 ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik dengan model PBL Kombinasi TAI lebih baik dari

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

model pembelajaran Problem Solving. Untuk lebih jelas perhitungan uji

hipotesis N-gain kemampuan pemahaman konsep matematis selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 32.

E. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di MIN 11 Bandar Lampung pada peserta

didik kelas IV B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) dan kelas IV C sebagai kelas kontrol dengan proses

pembelajaran menggunakan model Problem Solving. Peserta didik yang

terlibat sebagai sampel pada penelitian ini adalah dengan total keseluruhan

sebanyak 62 peserta didik. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik kelas IV.

Materi yang diajarkan kepada peserta didik pada penelitian ini

disesuaikan dengan silabus yaitu berupa pecahan senilai dan bentuk-

bentuk pecahan, untuk mengumpulkan data-data pengujian hipotesis,

peneliti mengajarkan materi pecahan senilai dan bentuk-bentuk pecahan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebanyak 8 kali

pertemuan, 1 kali pertemuan dilaksanakan untuk tes awal (pretest) dan 1

kali pertemuan untuk evaluasi atau tes akhir (posttest) peserta didik

sebagai data penelitian dengan bentuk soal pilihan ganda.

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Pertemuan awal sebelum proses pembelajaran dilakukan, peneliti

memberikan tes awal (pretest) pada materi pecahan guna melihat

kemampuan awal peserta didik. Pada saat melakukan pretest peserta didik

diberikan soal tentang pecahan senilai dan bentuk-bentuk pecahan

sebanyak 25 butir soal dari 40 butir soal yang telah melewati uji soal

berupa perhitungan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji

tingkat kesukaran.

Pertemuan kedua peneliti melakukan pembelajaran dengan materi

mengenal bentuk pecahan, pertemuan ketiga pembelajaran dengan materi

menentukan letak pecahan, pertemuan keempat dengan materi menentukan

pecahan senilai, pertemuan kelima dengan materi mengubah pecahan biasa

menjadi campuran, pertemuan keenam dengan materi mengubah pecahan

biasa ke dalam bentuk desimal, pertemuan ketujuh dengan materi

mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk persen.

Langkah-langkah sebagai berikut: pertama pendidik mengucap

salam lalu peserta didik berdoa terlebih dahulu, lanjut dengan mengabsen

pesertda didik, setelah itu peneliti memberikan apersepsi sebagai awal

komunikasi. Kemudian peneliti memberikan Pengenalan peserta didik

terhadap permasalahan, setelah itu peserta didik dibagi ke dalam kelompok

kecil terdiri dari 4-5 peserta didik. Kemudian peneliti memberikan materi

atau bahan ajar yang dijelaskan terlebih dahulu. Selanjutnya peserta didik

belajar secara individu yang dibimbing secara langsung oleh peneliti.

Kemudian peserta didik diminta mendiskusikan masalah yang diperoleh

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

secara individu ke dalam kelompok masing-masing. Setelah diskusi selesai

maka diadakan tes akhir berupa perwakilan dari masing-masing kelompok

mendemonstrasikannya di depan kelas dan yang terkhir melakukan

perhitungan nilai kemudian peneliti mengulang atau merefleksikan

kembali materi yang dipelajari. Lalu menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran adalah peserta

didik belum terbiasa dengan cara belajar yang baru, sehingga peneliti

memberikan perlakuan secara bertahap pada kelas eksperimen agar peserta

didik terbiasa dengan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI). Kendala lain yang

terjadi adalah terjadinya kegaduhan di dalam kelas pada saat pembagian

kelompok, yang mengakibatkan kelas kurang kondusif dalam kegiatan

pembelajaran. Peneliti meminimalisir kegaduhan yang terjadi dikelas

dengan memberikan permainan konsentrasi agar peserta didik dapat

kembali fokus.

Pada pertemuan kedelapan yaitu pertemuan terkhir peneliti

memberikan tes akhir (postest) kepada peserta didik tentang materi

pecahan untuk mengetahui terdapat atau tidak peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis yang dimiliki peserta didik. Postest tersebut

berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 25 butir soal dari 40 butir soal

yang telah melewati uji soal berupa perhitungan uji validitas, uji

reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Soal-soal pada

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

postest pun diberikan yang berkenaan dengan peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik.

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik setelah dilakukan pengujian menggunakan tes, terdapat kesimpulan

bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dikelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah

terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik, maka soal yang digunakan pada pretest dan postest sama, yang

membedakan hanyalah angka. Data peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik diperoleh dari nilai gain ternormalisasi.

Setelah didapat nilai n-gain maka selanjutnya menganalisis

perbedaan n-gain. Berdasarkan analisis data dan perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh rata-rata n-gain pada kelas eksperimen 0.6820 dan n-

gain di kelas kontrol dengan rata-rata 0.274. Dilihat dari rata-rata n-gain

yang diperoleh, kelas eksperimen memiliki rata-rata n-gain yang lebih

baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan analisa data hasil penelitian,

diketahui bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi

Team Assisted Individualization (TAI) mempunyai pengaruh terhadap

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Hal

ini ditunjukan dengan adanya perbedaan rata-rata skor n-gain hasil belajar

matematika yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Setelah dilakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) pada peserta didik kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional. pada kelas kontrol, hasil

analisis yang diperoleh hipotesis yang menyatakan bahwa peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dengan Problem

Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

lebih baik daripada peserta didik dengan pembelajaran konvensional.

Hasil tes akhir (postest) menunjukan bahwa terdapat peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada kelas

eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol hal ini disebabkan karena

beberapa faktor diantaranya:

1. Peserta didik pada kelas eksperimen lebih merasa nyaman dengan

pembelajaran karena dalam model pembelajaran yang dilakukan

berkelompok yang heterogen. Sehingga peserta didik yang kemampuan

pemahaman konsep matematisnya rendah terpacu dan terbantu untuk

mengikuti peserta didik dengan kemampuan pemahaman konsep

matematis tinggi.

2. Peserta didik di kelas eksperimen lebih siap dalam proses pembelajaran

karena pada pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi

Team Assisted Individualization (TAI peserta didik ditekankan untuk selalu

mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah secara inisitif.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik dengan penerapan Problem

Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI

lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

dikatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik kelas IV pada mata pelajaran

Matematika materi pecahan senilai dan bentuk-bentuk pecahan di MIN 11

Bandar Lampung. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted Individualization

(TAI) dan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Problem

Solving. Berdasarkan analisis uji normal gain diperoleh kelas kontrol sebesar

0,6274 dan kelas eksperimen sebesar 0,6820. Kemudian uji perbandingan rata-

rata pada tahap akhir menggunakan uji-t diperoleh thitung = 2,8659 dan ttabel =

2,0003 pada taraf signifikan α = 5%, thitung ≥ ttabel akibatnya H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted Individualization (TAI)

berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

didik kelas IV pada mata pelajaran Matematika materi Pecahan Senilai dan

Bentuk-bentuk Pecahan di MIN 11 Bandar Lampung.

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

B. Saran

Berdasarkan dengan pembahasan hasil penelitian, pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahan konsep matematika

peserta didik, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik

Guru diharapkan dapat melanjutkan penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) pada mata pelajaran Matematika dalam materi lain

nya agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta

didik dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi

Team Assisted Individualization (TAI) dapat dijadikan salah satu alternatif

atau pilihan dalm proses pembelajaran di kelas karena dapat meningkatan

kemampuan pemahaman konsep peserta didik.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah adar dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan dengan membekali diri pada pengetahuan yang luas seperti

dapat menerapkan model dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan model model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran khususnya Matematika yang

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dari hasil penelitian berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep peserta didik.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kombinasi Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap kemampuan pemahaman konsep peserta

didik karena peneliti ini kurang dari sempurna dianjurkan bagi peneliti lain

untuk lebih baik dalam melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang

lebih baik.

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, Desain Pembelajaran: Konsep, Model Dan Aplikasinya dalam

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Yogyakarta: Ombak, 2013.

Abdulkhadir Erdogan, Turkhis Primary School Student’s Strategies In Solving A

Non-Routine Mathematical Problem And Spme Implications For The

Curriculum Desaign And Implementation, Internasional Journal for

Mathematics and Learning, Vol. 3 No. 1, Oktober 2015.

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016.

Ahmad Susanto, Teori Belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013.

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran

Matematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Alpenli. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) Modifikasi Problem Based Learning (PBL)

Terhadap Pemahaamn Konsep Matematis Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Matematis Peserta Didik Kelas VIII Mts N 1 Pringsewu 2017”.

(On-line), tersedia di : http//www.repository.radenintanlpg.ac.id/1431.

(Mei 2019).

Anas Sudjino, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2017.

Anisah, Sumarni dan I Komang Astina, Penerapan Model Pemebelajaran

Problem Based Learning Dipadu dengan Team Assisted Individualization

untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan, Vol.3 No.

2, Februari 2018.

Barnawi dan M. Arifin, Micro Teaching Teori & Praktik Pengajaran yang

Efektif & Kreatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Bekti Wulandari, Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar

ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di SMK, Jurnal Pendidikan Vokasi,

Vol 3 No. 2, Juni 2013.

Erwin Widiasmoro, Strategi Dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas

(Outdoor Learning): Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Fadhli. “Manajemen Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAKEM) dalam Meningkatkan mutu Pendidikan di MIN Simpang IV

Upah Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang”. (On-line),

tersedia di : http//www.repository.uinsumut. (Mei 2019).

Faridah Alawiyah, Pendidikan Madrasah di Indonesia, Jurnal Aspirasi, Vol. 5

No. 1, Juni 2014.

Fatqurhohman, Pemahaman Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan

Masalah Bangun Datar, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 4

No. 2, Agustus 2016.

Fitriana Rahmawati, Pengaruh Model Group Investigation Terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD, Jurnal

Terampil, Vol. 5 No. 2, Desember 2018.

Hasan Sastra Negara, Konsep Dasar Matematika untuk PGSD, Bandar

Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja (Aura), 2016.

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

I Gusti Putu Sudiarta. “Penerapan Strategi Pembelajaran Berorientasi

Pemecahan Masalah Dengan Pendekatan Metakognitif Untuk

Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada

Mata Kuliah Statistik”. (On-line), tersedia di : http//www,Jurnal-

Undiksha.htm (April 2019).

Isrok’atun dan amelia Rosmala, Model-Model Pembelajaran Matematika,

Jakarta: Bumi Aksara, 2018.

Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan

Sumber Belajar, Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017.

Khusnul Khamida dan Suherman. “Proses Berfikir Matematik Peserta Didik

Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Di Tinjau Dari Tipe

Kepribadian Keirsey”. (On-line), tersedia di : http//www.Jurnal-Al-

Jabar-Jurnal.Pendidikan.Matematika.htm (Maret 2019).

M. Maskur, Eksistensi Dan Esensi Pendidikan Madrasah Di Indonesia, Jurnal

Terampil, Vol. 4 No. 1, Juni 2017.

Maesaroh Lubis, Peluang Pemanfaatan Pembelajaran Berorientasi Teknologi

Informatika di Lingkup Madrasah, Jurnal Tadris: Jurnal Keguruan dan

Ilmu Tarbiyah, Vol. 1 No. 2, Desember 2016.

Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

-----------, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan

Paradigmatis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.

Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran:Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016.

Muhammad Aziz Azly. “Pengaruh Metode Pembelajaran Giving Question And

Getting Answer Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Ajaran

2016/2017”. (On-line), tersedia di : http//www.repositoryradenintanlpg.

ac.id.htm (Maret 2019).

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

Jakarta: Kencana, 2017.

Netriwati, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Logis Matematis Mahasiswa

dengan Menggunakan Rangkaian Listrik pada Materi Logika di IAIN

Raden Intan Lampun, Al Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6

No. 1, Juni 2015.

Ni kadek Dina Agustina dkk. “Pengembangan E-Modul Berbasis Metode

Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran

Pemrograman Dasar Kelas X Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja”.

(On-line), tersedia di : http//KARMAPATI-Kumpulan-Artikel-

Mahasiswa-Pendidikan-Teknik-Informatika (Mei 2019).

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

Rhamadani Dewi Purwanti, Dona Dinda Pratiwi, Achi Rinaldi, Pengaruh

Pembelajaran Berbantuan Geogebra Terhadap Pemahaman Konsep

Matematik Ditinjau Dari Gaya Kognitif, Jurnal Al-Jabar, Vol.7 No.1,

Desember 2016.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, Bandung: Alfabeta, 2013.

Rijal Firdaos, Desain Instrumen Pengukur Afektif, Bandar Lampung: CV

Anugrah Utama Raharja (AURA), 2013.

Sabar Santosa, Mardiyana, Sutrima, Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning ditinjau dari Keaktifan Belajar Peserta

Didik SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar tahun Pelajaran

2012/2013, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No. 5, Mei 2013.

Siti Anisatun Nafi’ah, Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesian di SD/MI,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018.

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.radenintan.ac.id/8850/2/SKRIPSI .pdfPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2017.

------------, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2016.

Sukring, Pendidik Dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik, Jurnal

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol.1 No.1, Juni 2016.

Tim Penulis, At-tanzil Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro,

2015.

Tim Penulis, Kurikulum 2013 Sekolah Dasar:Panduan Teknis Pembelajaran

Tematik Perpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar, Jakarta:

Arruz Media, 2013.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi

Aksara, 2014.

Trysa Gustya Manda dkk, Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Bangun

Ruang Sisi Datar Peserta Didik Melalui Penggunaan Model Learning

Cycle 5e Disertai Peta Konsep, Jurnal Pendidikan Matematika FMIPA

Universitas Negeri Padang, Vol. 1 No.1, 2012.

Winda Rahmawati. “Perbandingan Model Pembelajaran Missouri Mathematics

Project (MMP) Dengan Model Pembelajaran Number Heads Together

(NHT) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau

Dari Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”. (On-line), tersedia di :

http//repository.radenintanlpg.ac.id (April 2019).

Yosep Aspat Alamsyah, Sikap Guru Terhadap Murid Membedah Kompetensi

Sosial Sebagai Salah Satu Kompetensi Guru, Jurnal Terampil, Vol. 2 No.

1, Juni 2015.

Zainal Asril, Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman

Lapangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017.