JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru...

63
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU ISSN 1693- 4849 (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) VOLUME 22 NOMOR 1 SEPTEMBER 2015 Pengembangan Design Pembelajaran Tematik untuk Menemukan Rumus Luas Lingkaran Di Sekolah Dasar Aklimawati (Hal 149-156) Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Muhammad Daud (Hal 157-163) Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi pada SMA Kota Banda Aceh Abubakar dan Anwar (Hal 164-173) Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Penanaman Nilai Karakter Bangsa Di Kabupaten Aceh Besar Ahkyar (Hal 174-179) Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa dengan Penerapan Metode Tanya Jawab dan Pemberian Tugas dalam Pembelajaran Matematika pada Salah Satu Konsep yaitu Akar Kuadrat Di Kelas 6 SD N 40 Banda Aceh Nirwana Pohan (Hal 180-193) Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas IX SMP Negeri 2 Kota Banda Aceh Maikarni (Hal 194-199) Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Ilmu Pengetahuan Alam melalui Model Pembelajaran Interaktif pada Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator Di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 40 Kota Banda Aceh Sulastri (Hal 200-210) Diterbit Oleh FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu Volume 22 Nomor 1 Hal 149-210 Banda Aceh September 2015 Publikasi Online: jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-fkip/

Transcript of JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru...

Page 1: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

JURNAL PENDIDIKANSERAMBI ILMU

ISSN 1693-4849

(Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

VOLUME 22 NOMOR 1 SEPTEMBER 2015

Pengembangan Design Pembelajaran Tematik untuk Menemukan Rumus Luas Lingkaran DiSekolah DasarAklimawati (Hal 149-156)

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Organisasi Badan PerencanaanPembangunan DaerahMuhammad Daud (Hal 157-163)

Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi pada SMA Kota BandaAcehAbubakar dan Anwar (Hal 164-173)

Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Penanaman NilaiKarakter Bangsa Di Kabupaten Aceh BesarAhkyar (Hal 174-179)

Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa dengan Penerapan Metode Tanya Jawab danPemberian Tugas dalam Pembelajaran Matematika pada Salah Satu Konsep yaitu Akar Kuadrat DiKelas 6 SD N 40 Banda AcehNirwana Pohan (Hal 180-193)

Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPSTerpadu Kelas IX SMP Negeri 2 Kota Banda AcehMaikarni (Hal 194-199)

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Ilmu Pengetahuan Alam melalui ModelPembelajaran Interaktif pada Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator Di Kelas VI Sekolah DasarNegeri 40 Kota Banda AcehSulastri (Hal 200-210)

Diterbit OlehFKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

JurnalPendidikan

Serambi IlmuVolume 22 Nomor 1 Hal

149-210

Banda AcehSeptember

2015

Publikasi Online: jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-fkip/

Page 2: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

149

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

PENGEMBANGAN DESIGN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENEMUKANRUMUS LUAS LINGKARAN DI SEKOLAH DASAR

OlehAklimawati*

AbstrakMatematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki rumus-rumus serta materipelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep. Siswa tidak mampu memaknai simbol-simbol yang digunakan dalam suatu rumus. Apalagi jika ditanya mengapa rumus luaslingkaran adalah , siswa tidak dapat memberi jawaban sama sekali. Hal ini terjadikarena pembelajaran selama ini kurang bermakna, sehingga siswa menganggap bahwarumus-rumus dalam matematika hanya simbol tanpa makna. Kondisi ini menyebabkanperlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahamimateri tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan Hypothetical LearningTrajectory (HLT) yang dapat membantu siswa memahami konsep menemukan rumus luaslingkaran. Penelitian ini melibatkan satu orang guru dan 30 siswa kelas V SD Negeri 1Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah metode Design Research yang dilaksanakandua siklus yaitu pilot experiment dan teaching experiment yang masing-masing terdiri atastiga tahap yaitu (i) Preparing for the Experiment, (ii) the Teaching Experiment, (iii) theRetrospective Analysis. Pengumpulan data penelitian menggunakan dua macam instrumenyaitu instrumen utama yang merupakan peneliti sendiri dan instrumen pendukung yangterdiri dari lembar aktivitas siswa, lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatanlapangan. Hasil penelitian menunjukkan HLT yang dikembangkan dapat membantu siswamenemukan rumus luas lingkaran dengan pendekatan rumus luas bangun datar lainnyaseperti rumus luas persegi panjang, jajargenjang, dan segitiga.

Kata Kunci: Hypothetical Learning Trajectory (HLT), Design Research, PemahamanSiswa, dan Lingkaran.

Pengaplikasian rumus-rumus dalammenyelesaikan permasalahan matematikamenjadi penyebab mayoritas siswamenganggap bahwa matematika itu pelajaranyang sulit dan membosankan karenabanyaknya simbol/lambang yang digunakandalam rumus-rumus matematika. Meskipunpenggunaan simbol/lambang diharapkan dapatmemudahkan siswa dalam menyelesaikanmasalah-masalah yang dituangkan dalambentuk kalimat matematika. Penggunaansimbol dalam proses penyelesaian masalahpada pelajaran matematika biasanya kurangbermakna, siswa langsung diberi simboltersebut untuk kemudian digunakan dalamperhitungan. Siswa tidak diberikan kesempatanuntuk mengetahui darimana munculnyalambang tersebut atau nilai yang biasanyamenyertai lambang tersebut.

Salah satu pokok bahasan matematikayang paling banyak menggunakan rumus

adalah goemetri. Geometri menempati posisikhusus dalam kurikulum matematika, karenabanyaknya konsep-konsep yang termuat didalamnya. Dari sudut pandang psikologi,geometri merupakan penyajian abstraksi daripengalaman visual dan spasial, misalnyabidang, pola, pengukuran dan pemetaan.Sedangkan dari sudut pandang matematik,geometri menyediakan pendekatan-pendekatanuntuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dantransformasi (Burger & Shaughnessy, 1986).

Menurut NCTM (2000), padadasarnya geometri mempunyai peluang yanglebih besar untuk dipahami siswadibandingkan dengan cabang matematika yanglain karena geometri sudah dikenal oleh siswasejak mereka belum masuk sekolah sepertigaris, bidang dan ruang melalui aktivitassehari-hari. Mengingat pentingnya geometriuntuk dipelajari, sebaiknya siswa maupun guru

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 3: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

150

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

harus lebih memahami materi geometri, namunkenyataannya siswa maupun guru masihmengalami kesulitan pada materi geometri. Halini sesuai dengan pendapat Fielker dalamMariana (2008), mengungkapkan bahwasebagian besar guru menghindari mengajargeometri. Ada beberapa kemungkinan alasanmengapa sebagian besar guru menghindarimengajar geometri. Salah satu alasan yangmungkin adalah karena kebanyakan dari gurutidak memiliki pengetahuan tentang geometri.Alasan lain yang mungkin adalah bahwageometri tidak memiliki bukti dalamkehidupan sehari-hari.

Kesulitan mempelajari geometri jugaterjadi pada mahasiswa calon guru. Hal inisesuai dengan hasil penelitian Jones dalamDicky (2011), menunjukkan bahwapengetahuan calon guru matematikamengalami kesulitan dalam menjawabpertanyaan yang membutuhkan perhitunganluas, luas permukaan, dan volume. Hal ini akanterus berlanjut hingga mahasiswa calon gurumenjadi guru.

Kesulitan mempelajari geometrisesuai hasil penelitian Fujita & Jones dalamdicky (2011) juga menyimpulkan bahwa gurudan calon guru tidak dapat memberikandefinisi yang tepat untuk beberapa segi empatseperti trapesium dan memiliki masalah dalammengklasifikasikan segi empat.

Selama ini, pada pembelajaran yangterjadi di kelas dan buku-buku yang digunakansiswa maupun guru cenderung diperkenalkandengan algoritma dari berbagai bangun datar,sehingga banyak siswa menganggap tidakterdapat hubungan luas suatu bangun datardengan bangun datar lainnya. Hal inidisebabkan karena pada saat pembelajaransiswa tidak terbiasa menemukan rumus luasdengan pendekatan bangun datar lain yangsudah dipelajarinya. Sebagai contoh siswaterbiasa menghitung luas lingkaran denganmenghafal algoritma luas lingkaran sehinggasiswa tidak memiliki pemahaman bahwa luaslingkaran dapat ditemukan dengan pendekatanbangun datar lain seperti persegi panjang,segitiga sama kaki, jajargenjang, persegi, dantrapesium. Menurut Kenney & Kouba (van deWalle, 2007), kesalahan yang umum adalahbertukarnya rumus untuk keliling dan luas.Kesalahan seperti ini seringkali terjadi akibatpenekanan berlebihan pada rumus-rumustanpa latar belakang konseptual yang

mendalam. Hal ini juga dikemukakan olehAchadiyah (2009), kesulitan siswa dalammempelajari geometri juga terjadi pada materikeliling dan luas lingkaran. Hal ini terjadikarena siswa sekedar menerima dan menghafalrumus keliling dan luas lingkaran. Akibatnya,pengetahuan yang diperoleh siswa hanyabertahan sementara karena pengetahuantersebut tidak dikonstruk sendiri oleh siswa.

Berdasarkan diskusi dengan guru,dari pengalamannya selama mengajar di SDNegeri 1 Banda Aceh, diperoleh informasibahwa masih banyak siswa kelas V yangmengalami kesulitan memahami rumus luaslingkaran. Jika siswa ditanya berapa luaslingkaran yang diketahui jari-jari ataudiameter, siswa tidak langsung menjawab. Adayang mengatakan lupa rumusnya dan ada yangsalah menggunakan rumus. Apalagi jikaditanya mengapa rumus luas lingkaran adalah

, siswa tidak dapat memberi jawaban samasekali. Kesulitan ini sangat mempengaruhipemahaman siswa pada materi selanjutnya,misalnya pada materi volume bangun ruangsisi lengkung.

Disnawati (2013), mengemukakanbahwa kebermaknaan konsep matematikamerupakan konsep utama dari PMRI. Suatupengetahuan akan menjadi bermakna bagisiswa jika proses pembelajaran dilaksanakandengan menggunakan konteks ataupermasalahan yang realistik. Permasalahanrealistik mengandung makna bahwa masalahtersebut tidak harus selalu ada didunia nyatadalam kehidupan sehari-hari. Apabila suatumasalah dapat dibayangkan (imaginable) ataunyata (real) dalam pikiran siswa makamasalah tersebut merupakan masalah‘realistik’. Pendekatan PMRI pun menekankanadanya penggunaan konteks sebagai startingpoint dalam pembelajaran matematika sepertibentuk alat musik tradisional, cerita rakyat,legenda, dan bentuk formal matematika bisadigunakan sebagai konteks atau masalahrealistik.

Usaha yang dapat dilakukan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran geometrikhususnya menemukan rumus luaslingkaran di sekolah yaitu mengajarkanmatematika dengan menggunakan pendekatanPendidikan Matematika Realistik Indonesia(PMRI). PMRI merupakan adaptasipendekatan Realistic Mathematics Education(RME) di Belanda yang dikembangkan oleh

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 4: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

151

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

Institut Freudenthal pada tahun 1971 yangmerupakan buah pemikiran Hans Freudenthal(1991) yang memandang “mathematics is ahuman activity”. Freudenthal berkeyakinanbahwa siswa bukanlah sekedar penerima yangpasif terhadap materi matematika yang siapsaji, tetapi siswa perlu diberi kesempatanuntuk menemukan (reinvent) kembali konsepmatematika melalui aktivitas yang merekaalami sendiri. Siswa harus diberi kesempatanuntuk membangun pengetahuan danpemahaman mereka sendiri melaluipenggunaan situasi nyata yang bermaknasehingga menjadi sumber belajar.Jadi, dalamhal ini pembelajaran berpusat pada siswa(student center learning) dan guru hanyasebagai fasilitator. Oleh karena itu fokuspendidikan matematika bukan hanya padahasil, tetapi juga cara memperoleh hasil(Johar, 2001:11).

Dalam merancang kegiatanpembelajaran di kelas untuk menemukanrumus luas lingkaran, guru harus mempunyaidugaan atau hipotesis dan mampumempertimbangkan reaksi siswa untuk setiaptahap lintasan belajar terhadap tujuanpembelajaran yang dilaksanakan. Freudenthal(Grameijer & Eerde, 2009), menjelaskanbahwa siswa diberikan kesempatan untukmembangun dan mengembangkan ide danpemikiran mereka ketika mengkonstruksikanmatematika. Guru dapat memilih aktivitaspembelajaran yang sesuai sebagai dasar untukmerangsang siswa berpikir dan bertindakketika mengkonstruksikan konsep matematikatersebut.

Dalam proses aktivitas tersebut guruharus mengantisipasi aktivitas mental apa sajayang muncul dari siswa dengan tetapmemperhatikan tujuan pembelajaran. Prediksidan antisipasi yang dilakukan tersebut disebutHypothetical Learning Trajectory (HLT)(Simon, 1995). HLT merupakan suatu hipotesaatau prediksi bagaimana pemikiran danpemahaman siswa berkembang dalam aktivitaspembelajaran.

Salah satu benda konkret yangmenjadi konteks dalam penelitian ini adalahalat musik Rapa’i. Alat musik Rapa’i sudahdikenal dan paling dekat dengan siswa karenapermainan Rapa’i merupakan salah satukegiatan ekstrakurikuler SD negeri 1 BandaAceh. Rapa’i merupakan alat musik yangmasih identik dengan masyarakat Aceh

hingga kini. Rapa’i dapat juga diartikansebagai salah satu nama untuk instrumenmusik pukul (sejenis gendang) yang terbuatdari kayu Tualang atau kayu Merbau,sedangkan membrannya berbentuk lingkaranterbuat dari kulit kambing yang sudah diolahsedemikian rupa dan di sekelilingnyadililitkan rotan. Permainan alat musik rapa’itelah dikenal siswa sebelumnya, sehinggabentuk alat musik rapa’i ini dapatdiintegrasikan dalam pembelajaranmatematika khususnya pada materi kelilingdan luas lingkaran.

Pembelajaran tematik dimaknaisebagai pembelajaran yang dirancangberdasarkan tema-tema tertentu (Trianto,2009:98). Dalam pembahasannya temaditinjau dari berbagai mata pelajaran, sebagaicontoh tema “Ekosistem” yang diterapkandalam penelitian ini mengaitkan matapelajaranmatematika, PKn, IPS, IPA, Bahasa Indonesia,dan PJOK. Pembelajaran matematika padapenelitian ini tepatnya pada materi kellilingdan luas lingkaran.

Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013bagi guru harus kreatif baik dalammenyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagisiswa, juga dalam memilih kompetensi dariberbagai mata pelajaran dan mengaturnya agarpembelajaran menjadi lebih bermakna,menarik, dan menyenangkan. Selain itu materibelajar hendaknya tidak hanya bersumber daribuku teks, namun diperkaya dengan bukubacaan yang sesuai dengan tema yangdikembangkan.Untuk itu perlu dikembangkanteori lokal yang memuat lintasan belajar siswadalam pembelajaran untuk memahami materigeometri yaitu pada materi menemukan rumusluas lingkaran siswa kelas V Sekolah Dasar.Dengan demikian, fokus utama dalampenelitian ini adalah mengembangkanHypothetical Learning Trajectory (HLT) yangdapat membantu siswa memahami konsepmenemukan rumus luas lingkaran. HLT yangdesain bertujuan mempermudah penyampaianbahan ajar agar dapat dipahami dengan baikoleh siswa.

HLT tersebut kemudian diujicobakandalam pembelajaran di kelas dan dianalisisberulang-ulang baik untuk tiap satu aktivitaspembelajaran maupun keseluruhan rangkaianhipotesis hingga tujuan pembelajaran tercapai.HLT pada siklus yang telah mencapai tujuanpembelajaran, selanjutnya dianalisis kembali

Aklimawati, Pengembangan Design Pembelajaran Tematik

Page 5: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

152

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

untuk selanjutnya dapat digunakan untukkebutuhan yang lebih luas.

METODA PENELITIANPenelitian ini mendeskripsikan

ujicoba HLT menemukan rumus luaslingkaran. Kegiatan pembelajaran inidilaksanakan pada hari Selasa, 3 Juni 2015, dikelas V(B) SDN 1 Banda Aceh. Siswa yangterlibat dalam proses pembelajaran iniberjumlah 30 siswa. Langkah pembelajarandikembangkan berdasarkan kajian teoretisyang memperhatikan prinsip dasar dankarakteristik dalam pembelajaran dengan teoripendekatan matematika realistik. Langkah-langkah pembelajaran dibuat dengan tujuanmemudahkan guru dalam proses belajarmengajar agar menjadi pembelajaran yanglebih sistematis dan bermakna sesuai denganteori yang dianut. Namun demikian langkahtersebut tidak membatasi gerak gurumelainkan dapat dikembangkan sesuaikebutuhan dikelas.

HASIL DAN PEMBAHASANAktivitas pertama diawali dengan

melukis benda berbentuk lingkaran, memotonglingkaan menjadi bagian yang sama besar,menyusun potongan juring lingkaranmembentuk bangun datar lain yang sudahdipelajari dan menentukan rumus luaslingkaran dengan pendekatan bangun datarlain yang sudah dipelajari. Aktivitas inibertujuan untuk membantu siswa dalammengetahui cara memotong lingkaran menjadibagian yang sama besar, mengetahui caramenyusun potongan lingkaran menjadi bangundatar lain dan menemukan rumus luaslingkaran. Di samping itu aktivitas ini jugamengaitkan antara pengetahuan sebelumnyatentang menghitung luas bangun datar laindengan materi yang akan dipelajari. Hal inisesuai dengan karakteristik dari pendidikanmatematika realistik yaitu intertwining atauketerkaitan antara konsep dalam matematika.

Deskripsi aktivitas, guru memulaiaktivitas pembelajaran dengan mengaitkantema ekosistem pada materi keliling dan luaslingkaran. Upaya yang dilakukan guru denganbertanyajawab tentang definisi ekosistem dansalah satu komponen ekosistem alam/biotikyang sudah dipelajari sebelumnya yaitu sapidan kambing. Sapi dan kambing banyakmanfaatnya untuk manusia. Guru meminta

seorang siswa menyebutkan apa saja manfaatsapi untuk manusia. beberapa siswamenunjukkan tangan dan menyebutkanbeberapa manfaat sapi untuk manusia.Kemudian guru menunjukkan beberapagambar yang memperlihatkan manfaat darisapi seperti yang sudah disebutkan siswa-siswanya. Salah satu yang disebutkan siswatersebut adalah kulit sapi dapat dimanfaatkanuntuk membuat rapa’i, guru menunjukkanrapa’i yang terdapat di kelas tersebut danmenanyakan bagaimana cara menghitung luaskulit sapi yang digunakan untuk membuatrapa’i tersebut. Berikut cuplikan tanggapanguru terhadap siswa tersebut.Guru : Bagaimanakah menghitung luas

kulit yang diperlukan untukmembuat rapa’i?

Siswa : Dengan menggunakan rumus luaslingkaran bu?

Guru : Adakah dari anak ibu yangmengetahui apa rumusnya?

RF : Tidak tahu bu.Guru : Mari kita sama-sama menemukan

rumus luas lingkaran, tapisebelumnya ibu ingin mengetahuiapakah anak-anak ibu masihmengingat rumus kelilinglingkaran?

Siswa : (Dengan serempak menjawab),masih, × bu.

Guru : Kalau yang diketahui jari-jarilingkaran?

RF : 2 × × bu.Guru : Iya, RF benar, sekarang kita akan

melanjutkan pembelajaranmenemukan rumus luas lingkaran.

Guru mengingatkan siswa kembalibahwa setiap bangun datar yang sudahdipelajari memiliki keterkaitan seperti halnyaekosistem yang saling berhubungan satu samalainya, begitu juga bangun datar persegidengan lingkaran yang saling berkaitan dalammenemukan rumus luas lingkaran dibutuhkanrumus luas bangun datar lain. Kemudian gurumemberikan kesempatan siswa untuk memilihtiga kertas transparan untuk membantu siswamenemukan luas lingkaran. Berikut tiga modelkertas transparan yang peneliti gunakan saatmelakukan untuk membangkitkan motivasisiswa dalam menemukan rumus luaslingkaran.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 6: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

153

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

Gambar 1. Kertas transparan yang digunakan untuk menemukan rumus luas

Setelah semua kelompok selesaimemilih kertas transparan tersebut gurumengajukan pertanyaan untuk mengetahuialasan siswa memilih kertas transparantersebut. Berikut cuplikan tanggapan siswaterhadap pertanyaan guru.Guru : Kertas transparan yang mana yang

kalian pilih?DH : (Perwakilan kelompok 1), kami

memilih kertas transparan yangberbentuk persegi satuan bu.

Guru : Tolong berikan alasanya mengapamemilih kertas transparantersebut.

DH : Karena biasanya kamimengunakan persegi satuan untukmenemukan rumus luas bangundatar yang lain bu.

Guru : Coba perhatikan jikamenggunakan kertas berpetaksatuan masih adakah celah

RF : Masih buGuru : bolehkah menghitung luas bangun

datar dengan tidak menghitungbagian yang bercelah

Siswa : tidak boleh bu.Guru : iya pintar anak ibu, tapi coba anak

ibu perhatikan jika bentuklingkaran semakin besar, masihbisakah anak ibu menutupinyadengan kertas transparan yangtersedia?

MD : Kalau lingkarannya semakin luasharus pakai rumus bu

Guru : Iya MD benar, untuk menemukanluas lingkaran terlebih dahulumenemukan rumus luas lingkaran.

Guru memberikan kesimpulan bahwauntuk menghitung luas lingkaran diperlukanrumus luas lingkaran. Sehingga guru memintasiswa melakukan percobaan denganmenggunting lingkaran menjadi bagian yangsama besar dan menyusunnya membentukbangun datar lain yang sudah dipelajari rumusluasnya. Guru meminta siswamempresentasikan hasil kerja setiap kelompok.Hal ini dilakukan agar kelompok yangmenyusun bangun datar yang berbeda-bedatetap dapat memahami cara penyusunankelompok lain. Setiap kelompok terlihatantusias dalam mengunting dan menempelhasil kerja mereka pada karton yang sudahdisediakan guru. Mereka saling berbagi tugasdan mendiskusikan bagaimana bentuk bangundatar yang akan dibentuk. Pada kegiatanmenyusun bangun datar dari potonganlingkaran, terdapat dua kelompok yangmenemukan kesulitan. Mereka kesulitandengan mengatur posisi potongan lingkaranhingga hasil kerja mereka tidak membentukbangun datar yang beraturan. Kelompoktersebut terpaksa untuk melepaskan potongan-potongan tersebut kembali. Kegiatan inimenuntut kreativitas dan kerja sama sesamaanggota kelompok. Dari lima kelompok yangada terdapat tiga macam bangun datar yangterbentuk. Berikut gambar hasil kerja siswadalam menyusun juring-juring lingkarantersebut.

Aklimawati, Pengembangan Design Pembelajaran Tematik

Page 7: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

154

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

Gambar 2. Hasil kerja beberapa kelompok dalam menyusun juring lingkaran

Setelah setiap kelompok selesai membentukbangun datar dari potongan lingkaran, gurumembantu siswa dalam menemukan rumusluas lingkaran. Guru mengawalinya denganmenanyakan bagaimana sisi alas dari bangundatar yang sudah dibentuk siswa. Padaawalnya siswa kebingungan dalammengaitkannya dengan bagian pada lingkaran.Guru membimbing siswa denganmengingatkan bahwa pada bagain sisi alasbangun datar yang terbentuk merupakanbagian dari keliling lingkaran. Guru memintasiswa untuk melepaskan kembali bagian alasbangun yang sudah dibentuknya danmenyusunnya kembali menjadi lingkaran,kemudian guru meminta siswa memperhatikanberapa bagian lingkaran yang terbentuk. Padatahapan ini kelompok yang berhasil menyusunbangun datar segitiga menemukan alas bangunsegitiga sama dengan seperempat bagiankeliling lingkaran, sedangkan kelompok lainmenemukan setengah bagian kelilinglingkaran. Setelah itu guru melanjutkan dengan

memberikan pertanyaan mengenai tinggi ataulebar pada bangun datar yang terbentuk. Gurumeminta siswa menunjukkan bagian yangdisebut jari-jari dari potongan juring lingkaran,kemudian guru mengaitkannya dengan tinggibangun datar yang terbentuk. Pertanyaan gurumampu membuat siswa memahami bahwatinggi dari bangun datar yang terbentukmerupakan jari-jari lingkaran. Setelah siswamemahami hubungan antara bangun datar yangterbentuk dan bagian lingkaran, siswa dimintauntuk menemukan rumus luas lingkaranberdasarkan rumus luas bangun datar tersebut.Guru mengunjungi setiap kelompok untukmemberikan bantuan kepada siswa yangmengalami kesulitan. Setelah semua kelompokselesai dalam menemukan rumus luaslingkaran, kegiatan selanjutnya adalahmemajang hasil pekerjaan siswa di papan tulisdan mempresentasikannya. Berikut hasil kerjasiswa dalam mengaitkan hubungan luasbangun datar jajargenjang dengan luaslingkaran.

Gambar 3. Hasil kelompok yang menyusun juring lingkaran membentuk jajargenjang

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 8: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

155

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

Mengakhir pembelajaran gurumenanyakan hal baru yang diperoleh siswasaat belajar, dan guru bersama siswamenyimpulkan hasil pembelajaran. Kemudianguru memberikan penilaian terhadap carasiswa mengemukakan pendapat dalam bekerjasama. Guru memilih kelompok yang diberikannilai tertinggi dan memberikan merekapenghargaan.

Restrospective Analysis dilakukansetelah mengimplementasikan desainpembelajaran yang telah dirancang, penelitidan guru yang bersangkutan melakukanrefleksi. Secara umum proses belajar mengajarberlangsung dengan baik. Siswa secara aktifterlibat dalam kegiatan pembelajaran. Siswaterlihat antusias dalam melaksanakankegiatan-kegiatan yang diminta oleh guru.Namun ada beberapa hal yang perlu dianalisissebagai bahan pertimbangan untuk dapat lebihbaik kedepannya. Pada kegiatan menemukanluas lingkaran dengan pendekatan bangundatar segitiga, masih terdapat kelompok yangmengalami kesulitan dikarenakan kelompoktersebut salah menuliskan rumus luas segitiga.

SIMPULANKegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan dengan pendidikan matematikarealistik dapat meningkatkan keaktifan siswadan memberikan kesempatan kepada siswadalam mengembangkan pola pikirnya. Selamaproses pembelajaran siswa melaksanakansemua aktivitas yang diminta guru denganbaik. Rumus-rumus yang biasanya hanyalangsung diberikan oleh guru kepada merekasebenarnya berasal dari fenomena yang terjadidi dunia nyata dan dapat dipelajari bagaimanacara menemukannya.

Saran1. Guru diharapkan lebih mengembangkan

pendidikan matematika realistik dalamproses pembelajaran matematika agarsiswa-siswa lebih aktif dan pembelajaranmenjadi lebih menyenangkan bagi siswa.

2. Memperhatikan konteks atau situasimasalah seideal mungkin dalam membukapelajaran baik melalui cerita maupunpengajuan masalah untuk membuatpondasi yang jelas dan dipahami siswadengan baik.

3. Memberikan perhatian yang cukup kepadasiswa sebagai upaya untuk menjembatani

keterbatasan antara pengetahuan yangdimilikinya dengan konsep yang akandicapai mengingat geometri merupakansalah satu materi yang sangat abstrak bagisiswa sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKAAchadiyah, Nur. (2009). Pembelajaran

Keliling dan Luas Lingkaran denganStrategi REACT pada Siswa KelasVIII SMP Negeri 6 Kota Mojokerto.Makalah Disampaikan pada SeminarNasional Matematika dan PendidikanMatematika Jurusan PendidikanMatematika FMIPA UNY padatanggal 5 Desember 2009.

Burger, W. F & Shaughnessy, J. M. (1986).Characterizing the van Hiele Levelsof Development in Geometry.Journal for Research in MathematicsEducation. 17(1): 31-48.

Dicky, (2011). Indonesian Primary Teachers’Mathematical Knowledge forTeachingGeometry: Implications forEducational Policy and TeacherPreparationPrograms. Asia-PacificJournal of Teacher EducationVol. 39,No. 2, May 2011, 151–164

Disnawati, (2013). Desain PembelajaranBangun Datar Segi EmpatMenggunakan Konteks Cak IngklingMatematika di Sekolah Dasar. Tesis.Universitas Sriwijaya. Tidakditerbitkan.

Freudenthal, Hans. (1983). DidacticalPhenomenology of MathematicalStructures. Dordrecht: Reidel.

Gravemeijer, K. & Van Eerde, D. (2009).Design Research as a Means forBuilding a Knowledge Base forTeachers and Teaching inMathematics Education. TheElementary School Journal. Vol. 109(5), pp. 510-524.

Johar, R. (2001).Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran Matematika. JICAJurusan Pendidikan FMIPAUniversitas Negeri Malang.

Mariana, N. (2008). Design Research inGeometry Education DevelopingSpatial Ability in Young Children.Netherlands: Freudenthal Institute.

NCTM.(2000). Principles and Standar forScholl Matematics. USA: NCTM.

Aklimawati, Pengembangan Design Pembelajaran Tematik

Page 9: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

156

Aklimawati, S.Pd, M.Pd* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah

Simon, Martin. (2004). Explicating the Role ofMathematical Tasks in ConceptialLearning: An Elaboration of theHypothetical Learning Trajectory.Penn State University.

Trianto. (2009). Mengembangkan ModelPembelajaran Tematik.PrestasiPustaka: Jakarta.

Van De Walle, John A. (2007). MatematikaSekolah Dasar dan MenengahPengembangan Pengajaran. Jilid 2.Erlangga: Jakarta.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 10: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

157

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP EFEKTIVITASORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

OlehMuhammad Daud*

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengakaji pengaruh kualitas sumber dayamanusia terhadap efektifitas organisasi pada Bappeda Kota Banda Aceh, khususnyapengaruh pendidikan, pengalaman, dan kemampuan pegawai, serta mengkaji teori-teoriyang dipergunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusiadan efektifitas organisasi. Bertempat di Bappeda Kota Banda Aceh. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatory. Popilasi penelitian iniadalah pada Bapeda Kota Banda Aceh. Dalam hubungannya dengan ini maka yang menjadipopolasi sasaran seluruh pegawai negeri sipil yang bekerja pada lingkungan Bappeda KotaBanda Aceh yang berjumlah 47 orang. Dari jumlah tersebut secara sensus semuanyadijadikan responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan,observasi, wawancara dan angket/daftar pertanyaan. Data yang diperoleh dianalisis denganmenggunakan Path Analiysis (analisis Jalur). Berdasarkan Hasil penelitian maka dapatdisimpulkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) yang positif dan pengaruh yang sangatnyata kualitas sumber daya manusia maka semakin efektif organisasi Bappeda Kota BandaAceh, berarti bahwa semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka semakin efektiforganisasi Bappeda Kota Banda Aceh. Secara simultan ketiga komponen sumber dayamanusia (tingkat pendidikan, pengalaman, kemampuan) mampu mempengaruhi efektifitasBappeda Kota Banda Aceh. Secara Mandiri komponen tingkat pendidikan memilikipengaruh yang lebih besar terhadap efektifitas organisasi Bappeda Kota Banda Aceh,dibandingkan komponen pengalaman dan kemampuan.

Kata Kunci: Kualitas, SDM, Organisasi, Pendidikan, Pengalaman, Kemampuan, Pegawai.

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Pembanguan nasional merupakansesuatu yang tidak bisa dipisahkan denganpembangunan suatu daerah. Di Indonesiapembangunan daerah ini dirasakan sangatpenting, karena pada dasarnya pembangunandaerah merupakan proses untuk meratakanpembangunan dan hasil-hasilnya keseluruhpelosok tanah air. Pada hakikatnyapembangunan terdapat unsur pertumbuhan,perubahan menuju ke keadaan yang diinginkandan selanjutnya akan menuju kearahmodernisasi. Dengan modernisasi, makapemerintah dan masyarakat akan semakintermotivasi untuk mencapai kehidupan yanglebih layak. Untuk mencapai hal tersebutperlu adanya upaya berupa strategi ataukebijaksanaan yang tepat sehingga apa yangdiinginkan pemerintah dan masyarakatterwujud. Dengan kata lain pembangunandalam prosesnya harus bergerak menuju suatu

masyarakat lebih layak, lebih adil dan lebihmerata. Dengan demikian pemerintah harusmelakukan intervensi dalam menerapkanmodel kesamarataan dalam pembangunansehingga memberikan peluang terhadapberbagai unsur pembangunan untuk selanjutnyaberperan aktif dalam kegiatan pembangunan.

Selanjutnya dalam UU No. 32 tahun2004 dinyatakan bahwa setiap daerah dipimpinoleh kepala pemerintah daerah yang disebutkepala daerah. Kepala Daerah untuk provinsidisebut Gubernur, untuk kabupaten disebutBupati, dan untuk kota disebut Walikota.Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakilkepala daerah Dalam rangka penyelenggaraanpemerintahan daerah disusun perencanaanpembangunan daerah sebagai satu kesatuandalam sistem perencanaan pembangunannasional. Perencanaan pembangunan daerahdisusun oleh pemerintah daerah provinsi,kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannyayang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 11: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

158

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

Pembangunan Daerah.Penyusunan perencanaan

pembangunan di daerah pada dasarnyaberpedoman kepada komponen perencanaanpembangunan daerah dalam repelita. Dalampenyusunan perencanaan tersebut dilakukanupaya kearah pembinaan perencanaan daribawah keatas dan sebaiknya dari atas ke bawahmelalui tahap-tahap penyusunan semuatingkatan pemerintahan mulai dari desa,kecamatan, kabupaten atau kota, propinsi,regional sampai nasional dan sebaliknya daripusat sampai ke pedesaan. Menurut observasiawal penulis terhadap Bappeda Aceh masihadanya ketidak sesuaian antara tujuan yangingin dicapai organisasi dengan rencana yangditetapkan, seperti adanya perancanaan proyekpembangunan yang tidak terealisasi, hal inidisebabkan oleh kurangnya koordinasi antaraperencanaan proyek pembangunan dari daerahkecamatan dan kotamadya. Selain itu jumlahhasil kerja yang ingin dicapai juga belumoptimal dan kemampuan didalammenyelesaikan pekerjaan yang dibebankankepada personil masih sangat terasa lambat.Sementara itu efisiensi organisasi juga masihharus dibenahi, hal ini dapat dilihat darikemampuan organisasi didalam memanfaatkantenaga personil yang ada dan masih banyaknyawaktu pegawai yang kurang dimanfaatkansehingga hal ini menyebabkan kurangnyakeefektivan organisasi Bappeda selama ini

B. Identifikasi dan Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

permasalahan seperti yang telah di uraikan,maka pernyataan permasalahan (problemstatement) yang diajukan dalam penelitian iniadalah efektivitas organisasi di Bappeda KotaBanda Aceh masih rendah. Kualitas sumberdaya manusia masih belum memadai. Kualitassumber daya manusia di Bappeda Kota BandaAceh akan diukur melalui tiga dimensi:pendidikan, pengalaman dan kemampuan(Thoha, 1988:316), guna mempengaruhidimensi efektivitas organisasi.

Berdasarkan problem statementtersebut, maka research question akanmenjawab pertanyaan sebagai berikut: Adakahpengaruh kualitas sumber daya manusia (terdiridari tiga dimensi yaitu pendidikan,pengalaman dan kemampuan). terhadapefektivitas organisasi Badan PerencanaanPembangunan Daerah Kota Banda Aceh.

C. Maksud PenelitianPenelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran mengenai fenomena-fenomena tentang berbagai aspek yangberkaitan dengan kualitas sumber daya manusiaserta pengaruhnya terhadap efektivitasorganisasi pada Badan Perencanaan DaerahKota Banda Aceh.

D. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang penelitian

dan identifikasi masalah yang telahdikemukakan, maka tujuan penelitian yangakan dicapai adalah : Menganalisis danmengkaji pengaruh kualitas sumber dayamanusia terhadap efektivitas organisasi padaBappeda Kota Banda Aceh.

E. Kegunaan PenelitianPenelitian ini pada dasarnya

mempunyai kegunaan dilihat dari:1. Kegunaan akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapatmenjadi media untuk mengaplikasi danmengembangkan teori yang berkaitandengan objek penelitian, yaitu pengaruhkualitas sumber daya manusia yangmeliputi; pendidikan, pengalaman, dankemampuan terhadap efektifitas organisasipada Bappeda Kota Banda Aceh.

2. Kegunaan praktisHasil penelitian ini dapat menjadi bahanmasukan bagi Pemerintah Kota BandaAceh dalam rangka memberikan informasiyang obyektif untuk menyusun rencanapembangunan daerah

KAJIAN PUSTAKAA. Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas pegawai dari organisasiperencanaan pembangunan daerah akanmenjanjikan kekuatan dalam menghasilkanrencana yang baik. Untuk memahamipengertian kualitas, sampai akhiryamenuju kepada kemampuan aparat perencana,beberapa konsep diantaranya menurut Katz danRosen weigh (1970 : 220) kemampuan adalah :"to mobolize, allocate, and combine theaction that one technically needed toachieve development objectives"(mengerahkan, menyediakan dan menyatukanberbagai tindakan yang secara teknisdibutuhkan guna mencapai tujuanpembangunan). Seseorang akan mampu

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 12: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

159

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

melakukan suatu tindakan apabila memang adakekuasaan untuk mengerahkan ataumenggerakkan. Tentunya ini berkaitan denganpotensi yang dimiliki oleh personal atau pribadiitu dan ini dapat dilihat pendapat Thoha (1988 :316) yaitu kemampuan yang merupakan salahsatu unsur dalam kematangan berkaitandengan pengetahuan dan keterampilanyang diperoleh dari pendidikan, latihan danpengalaman. Hal tersebut juga sejalan denganapa yang dikemukakan oleh Katz danRosenweigh (1970: 222) bahwa kemampuantergantung pada keterampilan dan pengetahuan(ability depends upon both skill andknowledge). Dua unsur yaitu pengetahuan danketerampilan merupakan determinan darikemampuan yang diperoleh dari pendidikanformal, informal dan non formal yang dapatmenunjang peningkatan kecakapan.

B. Efektivitas OrganisasiSuatu organisasi dapat dikatakan

berhasil atau efektif apabila organisasi tersebutdapat mencapai tujuannya. Konsep efektivitassesungguhnya merupakan suatu konsep yangluas, mencakup berbagai faktor di dalammaupun di luar organisasi. Tampaknyakonsep efektivitas ini oleh para pakarbelum ada keseragaman pandangan, dan haltersebut disebabkan karena sudut pandang yangdilakukan dengan pendekatan disiplin ilmuyang berbeda, sehingga melahirkan konsepyang berbeda pula. Hal tersebut akanberbeda pula di dalam pengukurannya.

Dalam suatu organisasi menuntutadanya kebutuhan untuk mengkoordinasikanpola interaksi para anggota organisasi secaraformal. Untuk itu diperlukan sekali strukturorganisasi. Dengan adanya struktur organisasi,maka akan ada pembagian tugas, mekanismeorganisasi yang formal serta pola interaksiyang akan diikuti. Secara umum dibentuknyasuatu organisasi secara sadar adalah untukmencapai tujuan tertentu, agar organisasi itudapat berjalan secara efektif maka harusdidasari dengan perhitungan yang rasional.Menurut Ndraha (1997:54) rasional adalahusaha didasarkan pertimbangan untung - rugidan baik - buruk. Indikator rasionalitas adalahefektif, ekpedien dan efesien. Dengan demikiandapatlah disimpulkan bahwa efektifitasorganisasi dapat diartikan sebagai pencapaiantujuan sesuai denga rencana yang dibuatberdasarkan kebijaksanaan organisasi.

Efektivitas organisasi juga dapat diartikansebagai pencapaian tujuan sesuai denganrencana yang dibuat berdasarkan kebijaksanaanorganisasi. Efektivitas organisasi dapat dilihatsejauh mana organisasi melaksanakan seluruhtugas pokoknya atau mencapai semua sasaran.Adapun yang menjadi tolak ukur efektivitasdalam penelitian ini yaitu: adanya target,produktivitas dan efisiensi.

METODA PENELITIANMetoda penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode surveyeksplanatory. Pendekatan explanatory menurutRusidi (1992:24) merupakan penelitian yangbertujuan untuk menguji hipotesis dengan caramendasarkan pada pengamatan terhadap akibatyang terjadi dan mencari faktor-faktor yangmungkin menjadi penyebab melalui datatertentu. Objek yang diteliti dalam penelitianini adalah variabel kualitas sumber dayamanusia terhadap efektivitas organisasi, dansubjek penelitian ini adalah pegawai yangbekerja dilingkungan Bappeda Kota BandaAceh.

Dengan pendekatan ini akan diperolahinformasi yang lengkap mengenai masalah-masalah yang akan teliti, sehingga dapatdigambarkan masalah-masalah yang akandihadapi dalam birokrasi pemerintahankhususnya mengenai pengaruhkualitas sumber daya manusia terhadapefektivitas organisasi Badan PerencananPembangunan daerah Kota Banda Aceh.

Untuk menunjang informasi-informasitersebut akan dilakukan penyebaran angketterhadap pegawai pada Bappeda Kota BandaAceh yang dijadikan objek dalam penelitianini. Pemilihan teknik angket dalampengumpulan data pada penelitian ini didasarkan atas kecendrungan penelitianadministrasi negara yang mencobamengungkap data seobjektif mungkin melaluipenelitian empirik.

Sebagai pelengkap guna memperolehgambaran mengenai masalah yang diteliti,peneliti juga mengadakan studi dokumentasidan studi kepustakaan untuk memperolahinformasi-informasi lain terutama berupa datasekunder sebagai data pendukung.

A. Populasi dan Responden PenelitianPopulasi penelitian ini adalah pegawai

pada Bappeda Kota Banda Aceh. Dalam

Muhammad Daud, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia

Page 13: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

160

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

hubungannya dengan ini maka yang menjadipopulasi sasaran seluruh pegawai negeri sipilyang bekerja pada lingkungan Bappeda KotaBanda Aceh yang berjumlah 47 orang. Darijumlah tersebut secara sensus semuanyadijadikan responden.

B. Analisis DataDalam suatu penelitian kesahihan

(validitas) dan kehandalan (reliabilitas) suatuhasil penelitian tergantung pada alat pengukur(instrument) yang digunakan dan data yangdiperoleh. Jika alat ukur yang digunakantersebut tidak sahih dan tidak andal makahasilnya tidak menggambarkan keadaan yangsesungguhnya. Untuk itu diperlukan duamacam pengujian yaitu tes kesahihan (test ofvalidity) dan tes kehandalan (test of reliability).1. Uji Kesahihan atau Validitas (validity)

Uji validitas dilakukan untuk mengukurpernyataan yang ada dalam kuisioner. Suatu

pernyataan dianggap sahih jika pernyataantersebut mampu mengungkapkan apa yangdiungkapkan atau apa yang ingin diukur.Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono(1999 : 109) instrumen yang valid berartialat ukur yang digunakan untukmendapatkan data (mengukur) itu valid.Valid berarti instrumen tersebut dapatdigunakan untuk mengukur apa yangseharusnya diukur. Uji validitas dilakukandengan mengkorelasikan masing-masingpernyataan dengan jumlah skor untukmasing-masing variabel. Secara statistikangka korelasi yang diperoleh harusdibandingkan dengan angka kritikal tabelkorelasi nilai r. Teknik korelasi yangdigunakan adalah teknik korelasi ProductMoment Djamaluddin Ancok (dalam MasriSingarimbun dan Sofyan, 1995 : 137)dengan rumus sebagai berikut:

Setelah angka korelasi diketahui,kemudian dihitung nilai t dari r dengan rumussebagai berikut:

Setelah itu dibandingkan dengankritiknya. Bila r hitung > r tabel data tersebutsignifikan (valid) dan layak digunakan dalampengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bilar hitung < r tabel berarti data tersebut tidaksignifikan (tidak valid) dan tidak akandiikutsertakan dalam pengujian hipotesispenelitian.

2. Uji Keandalan atau Reliabilitas(reliability)

Uji reliabilitas dimaksudkan untukmengetahui apakah alat pengumpul data padadasarnya menunjukkan tingkat ketepatan,keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alattersebut dalam mengungkapkan gejala tertentudari sekelompok individu, walaupun dilakukanterhadap pernyataan-pernyataan yang sudah

valid, untuk mengetahui sejauh mana hasilpengukuran tetap konsisten bila dilakukanpengukuran kembali terhadap gejala yangsama. Menurut Sugiono (1999 : 110),menyatakan instrumen yang valid adalahinstrumen yang bila digunakan beberapa kaliuntuk mengukur obyek yang sama, akanmenghasilkan data yang sama. Uji inidilakukan dengan menggunakan teknik belahdua dari Spearman Brown (Split-hallf), yanglangkah-langkah kerjanya sebagai berikut:a. Membagi pernyataan-pernyataan

menjadi dua belahb. Skor untuk masing-masing pernyataan

pada tiap belahan dijumlahkan,sehingga menghasilkan dua skor totaluntuk masing-masing responden.

c. Mengkorelasikan skor total belahanpertama dengan belahan kedua, denganmenggunakan teknik korelasi ProductMoment.

d. Angka korelasi yang diperoleh adalahangka korelasi dari alat pengukur yangdibelah (split-hallf), maka angkakorelasi yang lebih rendah dari padaangka yang diperoleh jika alat ukur itu

= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )

√ − 2√1 −

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 14: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

161

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

tidak dibelah, seperti pada teknik test-retest. Oleh karena itu dicari angkareliabilitasnya untuk keseluruhan itemtanpa dibelah dengan rumus SpearmanBrown.

HASIL PENELITIANA. Gambaran Umum Wilayah Kota

Banda AcehKota Banda Aceh sebagai ibukota

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam memilikiluas wilayah 61,36 km. Terletak 05.30° -05.35° Lintang Utara dan 95.30° - 09.16° BujurTimur. Batas-batas daerah meliputi sebelahUtara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelahSelatan berbatasan dengan Kabupaten AcehBesar, sebelah Barat dengan SamuderaIndonesia, dan sebelah Timur berbatasandengan Kabupaten Aceh Besar.

Ciri-ciri demografi selama empat kalipelaksanaan sensus penduduk menggambarkanrata-rata pertumbuhan penduduk antara periodeyang berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhanrelatif meningkat setiap tahun. Berdasarkanjenis kelamin, data statistik tahun 2003menunjukkan bahwa penduduk yang berjeniskelamin laki-laki lebih tinggi dibandingkandengan penduduk yang berjenis kelaminperempuan, yaitu 119.627 dan 115.896.

Dengan adanya globalisasi ekonomi,akan menempatkan Kota Banda Aceh sebagaiibukota propinsi yang lebih aktif dalamberhubungan baik regional maupuninternasional. Jika pada saat ini Banda Acehberperan sebagai pusat kegiatan ekonomi,budaya, politik, maka dalam era globalisasi ini,Kota Banda Aceh akan menjadi salah satusimpul terpenting di antara simpuil-simpulkegiatan ekonomi di kawasan PropinsiNanggroe Aceh Darussalam, walaupundiketahui bahwa saat ini masih dalam tahaprekonstruksi sebagai akibat bencana alamgempa bumi dan tsunami.

B. Analisis Deskriptif Variabel KualitasSDM

Dalam variabel kualitas SDM initerdiri dari 3 (tiga) dimensi yaitu pendidikan,pengalaman dan kemampuan. Ketiga dimensidioperasionalkan kepada 14 item pertanyaan.

Berdasarkan perhitungan denganmenggunakan SPSS versi 11.5, jawabanresponden terhadap dimensi pendidikan secarakeseluruhan menunjukkan bahwa proporsi

tertinggi terdapat pada skor 4 (empat) kategorisetuju dengan rata-rata 58,71%, proporsitertinggi kedua terdapat pada skor 3 (tiga)kategori ragu-ragu dengan rata-rata 19,86%.Data ini memberikan indikasi bahwadimensi pendidikan sudah berjalan denganbaik, walaupun ada beberapa responden yangmasih ragu-ragu.

Jawaban responden terhadap dimensipengalaman secara keseluruhan menunjukkanbahwa proporsi tertinggi terdapat pada skor 3(tiga) kategori ragu-ragu dengan rata-rata39,53%, proporsi tertinggi kedua terdapat padaskor 4 (empat) kategori setuju dengan rata-rata31,78%. Data ini memberikan indikasi bahwadimensi pengalaman sudah berjalan denganbaik walaupun masih ada responden yang ragu-ragu terhadap dimensi pengalaman.

Jawaban responden terhadap dimensikemampuan menunjukkan bahwa proporsitertinggi terdapat pada skor 4 (empat) kategorisetuju dengan rata-rata 51,71%, proporsitertinggi kedua terdapat pada skor 5 (lima)kategori sangat setuju dengan rata-rata 31,15%.Data ini memberikan indikasi bahwa dimensikemampuan sudah berjalan dengan baik.

SIMPULANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian makadapat disimpulkan sebagai berikut:1. Terdapat hubungan (korelasi) yang positif

dan pengaruh yang nyata kualitassumber daya manusia terhadap efektivitasorganisasi Bappeda Kota Banda Aceh,berarti bahwa semakin tinggi kualitassumber daya manusia maka semakin efektiforganisasi Bappeda di Kota Banda Aceh.

2. Komponen tingkat pendidikan memijikipengaruh yang lebih besar terhadapefektivitas organisasi Bappeda Kota BandaAceh, yaitu 51,96%, dibandingkan dengankomponen sumberdaya lainnya(pengalaman dan kemampuan). Hal inidisebabkan pendidikan sangat bermanfaatdan memudahkan bagi pegawai Bappedadalam menginterpretasikan, memahami,dan melaksanakan berbagai tugas yangdibebankan kepadanya.

3. Komponen pengalaman memiliki pengaruhterhadap efektivitas organisasi BappedaKota Banda Aceh, yaitu 27,28%, lebihbesar dibandingkan dengan variabel

Muhammad Daud, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia

Page 15: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

162

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

kemampuan pegawai Bappeda. Pengalamanyang baik terhadap bidang tugasnyamerupakan salah satu persyaratan yangamat penting bagi kelancaran pelaksanaantugas pegawai. Oleh karena itu pegawaiBappeda Kota Banda Aceh dituntut untukmempunyai pengalaman yang luas terhadapseluk beluk berbagai macam tingkatpekerjaan, teratoma yang berhubungandengan masalah perencanaanpembangunan daerah.

4. Komponen kemampuan memiliki pengaruhterhadap efektivitas organisasi BappedaKota Banda Aceh, sebesar 9,63%.

5. Secara simultan atau secara bersama-samaketiga komponen number daya manusia(tingkat pendidikan, pengalaman,kemampuan) pegawai Bappeda Kota BandaAceh, mampu mempengaruhi efektivitasorganisasi Bappeda Kota Banda Acehsebesar 62,86%.

B. SaranDalam rangka mencapai tingkat

efektivitas organisasi di Bappeda Kota BandaAceh maka disarankan :1. Agar kualitas sumber daya manusia agar

menjadi perhatian pimpinan Bappeda KotaBanda Aceh, terutama tingkat pendidikan.Oleh karena itu strategi peningkatankualifikasi tingkat pendidikan pegawaiBappeda melalui tugas belajar maupunpendidikan non formal, haras menjadiprioritas utama dalam rangka peningkatansumber daya manusia pegawai.

2. Dalam rangka meningkatkan pengalamanpegawai, maka perlu dikembangkanprogram pemagangan bagi pegawaiBappeda Kota Banda Aceh ke instansi yangmemiliki efektifitas organisasi yang lebihbaik, terutama pegawai yang berasia dinasmasih muda dan pegawai yangberpendidikan rendah.

3. Hasil analisis yang memmjukkan bahwaterdapat korelasi positif dan tinggi antarapendidikan serta pengalaman dengankemampuan, maka peningkatankemampuan dapat dilakukan melaluipeningkatan strata pendidikan sertapengalaman pegawai Bappeda Kota BandaAceh.

DAFTAR PUSTAKAArikunto Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek, EdisiRevisi V, Jakarta , PT Renika Cipta.

Cochran G William, 1977. SamplingTechniques. John Wiley & Sons, Inc.

Daft, Richard L. 1998. Organizational Theoryand Design. Ohio InternationalThompson publisening. ITP Cincinati.

Denison, Daniel R. 1990. Corporate Cultureand Organizational Effectiveness,Canada John wiley dan Sons.

Dillon R Wiliem, Goldstein Matthew, 1984.Multivariate Analysis Method andApplication. John Wiley & Sons, Inc.

Etzioni, Amitai,1982, Organisasi-OrganisasiModern, (alih bahasa: Suryatin)Jakarta UI Press.

Fremount, E. Kastd dan James E. Rosenzweig.2002. Organisasi dan Manajementerjemah Drs A. Hasyimi Ali. JakartaBumi Aksara.

Gibson. 1996, Organisasi. Edisi kedelapan,(Alih bahasa Nunuk Adiarni) Jakarta,Binarupa Aksara.

Indrawidjaya, Adam I, 2000. PerilakuOrganisasi. Bandung. Sinar Baru.

Johnson, A, Richard. Wichern W, Dean .1988.Applied Multivariate StatisticalAnalysis, Prentice - Hall, Inc.

Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitasdalam Organisasi, Jakarta. Lembagapenerbit Fakultas Ekonomibekerjasama dengan pusat antarUniversitas Ilmu-Ilmu sosial UI.

Kotler, Philip. 2000. Marketing Management.The Millenium Edition. Prentice HallIntemasional Inc. USA.

Mc. Laughlin, Curtis P, 1978. Productivity andEffectiveness in Government, dalamSutherland, John W. (ed),Management Handbook For PublicAdminitration, New York : VanNostrand Reinhold Company.

Mulyono, Mauled, 1993. PenerapanProduktivitas dalam organisasi.Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Muslimin, Amarah, 1989. Perspektif OtonomiDaerah. Jakarta. Bina Aksara.

Ndraha, 1997. Budaya Organisasi. Jakarta,Rineka Cipta.

Parasuraman, A. Berry L Leonard, 1991,Marketing Services, The Free Press aDivision of Macmillan, Inc.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 16: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

163

Muhammad Daud, S.Sos, M.Si* adalah dosen FISIP Universitas Terbuka

Ravianto. J. 1985. Produktivitas dan Mannsia,Jakarta. SIUP.

Robbins P. Stephen, 1994. Teori Organisasi;Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta.Arcan.

-------------, 2001. Perilaku Organisasi. AhlibahasaTim Indeks.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusiadan Produktivitas Kerja. Jakarta : IlhamJaya.

Singarimbun. Masri, Efendi Sopyan. 1995.Metode Penelitian Survey, Jakarta.LP3ES.

Muhammad Daud, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia

Page 17: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

164

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

ANALISIS MATERI PENDIDIKAN BERKARAKTER DALAMPEMBELAJARAN SOSIOLOGI PADA

SMA KOTA BANDA ACEH

OlehAbubakar*, dan Anwar**

AbstrakSejak resmi menjadi mata pelajaran, masalah utama pembelajran sosiologi adalah tidaktersedianya guru yang memiliki latar belakang ilmu sosiologi, hal ini menyebabkanminimnya kemampuan pengajar dalam menyiapkan model dan bahan ajar berbasis kearifanlokal, pembelajarannya seringkali terfokus pada buku teks saja, sehingga mengembangkanparadigma pendidikan berkarakter tidak bisa terwujud, pembelajaran tidak menarik danmembosankan, yang dipelajari siswa jauh dari pengalaman hidupnya, Penelitian inimerupakan salah satu usaha penting untuk menemukan model yang tepat dengan prinsip-prinsip pembelajaran sosiologi dan tersedianya bahan ajar yang susuai dengan paradigmapendidikan berkarakter. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, hasil penelitianmenunjukkan banyak pengajar belum faham dan tidak menguasai bagaimana membuatrencana pembelajaran yang sarat dengan nilai-nilai lokal yang perlu dipahami danditeladani sebagai panduan hidupnya, yang dijalankan selama ini adalah apa yang telahlama dilakukan, dengan muatan materi yang sangat umum dari buku-buku nasional, bahkanada yang berpendapat materi dari nilai-nilai lokal tidak diperlukan dengan berbagai alasan,padahal apa yang tersurat dalam teori universal faktanya banyak bertebaran padamasyarakat sekitar, usaha pemberdayaan gurupun masih minim, dengan kondisi yangdemikian pembelajaran sosiologi pada SMA Kota Banda Aceh belum berbasis lokalsebagaimana diharapkan Syariat Islam, yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerahdengan berbagai qanunya.

Kata kunci : Pembelajaran sosiologi, Karakter dan Nilai Kearifan local

AbstractBegin 1976 the sociology officially became the subjects in senior high school, the mainproblem is not the availability of learning that teachers have a background of sociology, thisled to a lack of ability of teachers in preparing and teaching material models based on localwisdom, learning is often focused on textbooks alone, so that the development paradigmcharacter education can not be realized, unattractive and boring lessons, students learnedmuch from the local values and life experiences, this study is one of the important effort tofind the exact model of learning with the learning principles of sociology and theavailability of teaching materials which corresponds the paradigm of character educationand be able to identify various barriers and were able to find a way out. This researchmethod is descriptive qualitative triangulation approach, results show, shows,Implementation character values based on local wisdom in teaching sociology in BandaAceh has some problems and become obstacles are: The existence of a standard regulatorymeasurement of national education through the national final examination (standardizedtesting) which emphasizes the realm koqnitif course, this raises the contradictory because itis centralized, making it hard Implementation indigenous values that are decentralized.Teachers do not have the experience of teaching sociology, they are not in field ofsociology, teaching sociology is additional subjects other than teaching main task inmayority, with such conditions are often the task of teaching sociology courses in BandaAceh is a double play (multiple roles). The material used is a national and centralizedtextbooks, teachers have not been able to develop special materials in the classroom-basedlearning in the region. Many parents no longer pay attention to their children's education in

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 18: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

165

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

every school, they assume teenager education is the responsibility of school, the task ofparents is to deliver and finance only.

Key Words : Teaching Caracter Value and Local Wisdom

Tujuan pendidikan pada umumnyabernilai baik, yaitu sebagai usaha sadar,sistimatis dan terencana, yang bertujuanmembentuk manusia yang berkepribadiansesuai dengan karakter bangsa danmasyarakatnya, banyak faktor yang dapatmempengaruhi pendidikan, salah satu factoryang menentukan (determinan factor)tersedianya sumber daya manusia yangkompeten menurut bidangnya, serta faktor lainyang cukup penting adalah peran sertamasyarakat sebagai sumber belajar, hal inipenting karena apa yang diberikan dandikembangkan di sekolah merupakan segalasesuatu yang dibutuhkan dan apa yang tersediadi masyarakat, oleh sebab itu sesungguhnyaapa yang dipelajari di sekolah tidak bolehterlepas dari apa yang ada di dalammasyarakatnya, apa bila itu terjadi maka akanmuncul apa yang disebut oleh Hary AGunawan 2013 dengan gejala desintegratif,yaitu berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum yang telah berlaku di masyarakat,dengan demikian maksud dari tujuanpendidikan yang sebenarnya tidak tercapai.

Provinsi Aceh merupakan daerahkhusus yang memiliki berbagai potensi, baikpotensi alam dan potensi sosialnya, sertamemiliki berbagai kearifan lokal yang selarasdengan nilai-nilai Syariat Islam, demikian jugahal dengan Kota Banda yang telah menetapvisinya menjadi kota madani berbasis SyariatIslam, untuk itu perlu adanya upaya berbagaipihak termasuk guru dalam mengembangkannilai-nilai Islami guna mewujudkan visitersebut, termasuk melalui berbagaipembelajaran di sekolah adalah upaya nyatadalam penanaman nilai-nilai kearifan lokalpada generasi mudanya.

Salah satu pembelajaran pentinguntuk mencapai tujuan itu adalahpembelajaran mata pelajaran sosiologi, namunsering sosiologi di anggap sebagai matapelajaran pelengkap, bahkan mata pelajaransosiologi hanya di berikan pada anak-anakkelompok IPS saja, sering orang berpikir IPSadalah jurusan di mana tempat berkumpulnya

anak-anak kurang cerdas dan nakal,Pemahaman seperti itu akan terbagunnyaparadigma berpikir (frame of mind)kebanyakan kita menyangkut dikhatomikelompok ilmu IPA dan IPS, IPA prioritassedangkan IPS menjadi alternatif, dengandemikian tanpa kita sadari pembelajaranpunakan berjalan seadanya saja dan mengikutikarakter siswa sesuai dengan anggapan di atas.

METODA PENELITIANPenelitian ini bersifat kualitatif,

responden penelitian berasal dari seluruh gurupengajar mata pelajaran sosiologi pada SMAKota Banda Aceh, beserta beberapa unsur daripihak terkait seperti pakar-pakar sosiologi dantokoh adat budaya yang dianggap memilkipengetahuan sesuai dengan masalah yangditeliti dan data yang diperlukan. Teknikpengumpulan adalah wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi.

Pengolahan dan Analisis Data, datayang terkumpul akan di olah denganpendekatan “Trianggulasi’. Dengan metodakualitatif. Tujuannya untuk menggambarkankatagori-katagori yang relevan dengan tujuanyang ingin di capai dalam penelitian, sehinggamelahirkan luaran penelitian yang sempurna.Reduksi data dilakukan sebagai usaha sejakawal penelitian secara terus menerus, hal ini ditempuh untuk menghindari penumpukan data,sehingga memungkinkan penelitimengumpulkan data secara terus menerusuntuk memperdalam setiap temuansebelumnya dan untuk mempertajam data –data yang sudah ada.

HASIL DAN PEMBAHASANPembelajaran Sosiologi di Indonesia

termasuk mata pelajaran baru, masuk dalamkurikulum Indonesia mulai tahun 1994, modelpembelajaran dan berbagai tujuannya terusberkembang sesuai dengan arah tujuan, visiutama pendidikan Indonesia yaitupembentukan karakter sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20Tahun 2003, Pasal 3. Mengingat Indonesia

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 19: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

166

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

memiliki 1.128 suku mendiami pulau yangberbeda-beda, maka nilai-nilai karakter perludiselaraskan pula dengan kearifan lokalnya,sehingga hasil pembelajaran bermanfaat bagilulusannya ketika kembali ke masyarakatlingkungannya.

Bagi guru sosiologi menyelaraskannilai-nilai karakter yang telah ditetapkan secaranasional dengan nilai-nilai kearifan lokal dirasamasih banyak hambatan, hambatan itu baikyang berasal dari guru itu sendiri, buku ajar,kurikulum dan model pembelajaran yangbelum selaras dengan harapan pembelajaranyang diinginkan, bahkan hambatan tersebutbersumber dari regulasi pemerintah sendiri.Berikut ini penulis mencoba mendeskripsikanbeberapa problema pembelajaran sosiologiberdasarkan hasil penelitian tahun 2013 diKota Banda Aceh.

1. Hambatan Implimentasi PenerapanNilai Karakter pada SMA Kota BandaAceh

Berdasarkan hasil pengelohan dananalisis berbagai data yang terkumpul, dapatdisimpulakn sebagai berikut :a. Hambatan Regulasi dan Standar

PengukuranUU No 20/ 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menetapkan tujuanpendidikan nasional ditujukan agar pesertadidik dapat mengembangkan potensi dirinyasecara aktif untuk memiliki kekuatan spiritualkeamanan, pengendalian diri, kepribadian,akhlak mulia, kecerdasan, danketerampilan. Apa yang digariskan dalamUUD tersebut jelas bahwa pendidikan bukanhanya menjadikan peserta didik pandai darisegi akademik, tetapi untuk menjadikanmanusia yang utuh yang mampu menjadimanusia yang mengabdi kepada Sang MahaPencipta, menjadi manusia demi manusia yanglain dan alam semesta.

Pendidikan nasional tidak hanyabermkasud menciptakan kemampuan manusiayang memiliki kecerdasan intelektual saja,namun harus membangkitkan hati nurani yangakan menghasilkan manusia yang tangguhdalam menghadapi tantangan kehidupan nyata.dasar pembelajaran harus mampumengembangkan nilai-nilai bijak, danmengarahkan pada kecerdasanintelektual/akademik atau Intelegence Quotient(IQ), kecerdasan emosional atau Emotional

Quotient (IQ), dan kecerdasan spiritual atauSpiritual Quetient (SQ).

Mencermati maksud tersebut arahpembangan pembelajaran perlu penekananpada berbagai karakternya, dengan demikianpulu tidak bisa dipisahkan dengan kearifanlokalnya sebagai tempat mereka beradaptasidan membesarkan keluarganya, tekananpembelajaran lebih bersifat desentralistik.Sementara di sisi lain kebijakan penerapanUjian Akhir Nasional (standardized testing)menekankan pada ranah koqnitif sajamenimbukan kontradiktif karena lebih bersifatsentralistik. Dua kebijakan yang bertolakbelakang ini menimbulkan kebingungan bagiguru dalam pelaksanaan pembelajarannya dikelas, karena disatu sisi ada dasar penerapantujuan pembelajaran yang bersifat local denganberbagai keunggulannya, namun di sisi lainpemerintah menghendaki adanya keseragamanpenguasaan materi yang bersifat nasional atauprovinsi, guru dipacu dengan luar biasa untukmencapai kelulusan tertinggi dalanm ujian itudengan sasaran materi terpusat, padahal setiapdaerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Di samping itu ada anggapan dan“hukuman” kalau mata pelajaran yang diasuhseorang guru, dihasil UAN banyak siswa yangtidak lulus, maka kinerja guru tersebutdianggap tidak bagus, disinilah beban batinseorang guru berkecamuk antara kejujuran dankecurangan. Kejujuran adalah membiar hasilujian siswa apa adanya sesuai dengakemampuan siswa pada mata pelajaran yangdiasuh, kecurangan adalah melakukan berbagaiupaya yang sistimatis untuk meningkatkantingkat kelulusan siswa pada mata pelajaranyang diasuh untuk mempertahankan citrakinerjanya, dan menyelamatkan citrasekolahnya, karena tingkat kelulusan UANjuga menjadi tolak ukur keberhasilan sekolahdiIndonesia saat ini, regulasi seperti ini dapatmencoreng nilai-nilai karakter dan kearifankal, karena tidak ada satupun budayamasyarakat yang menyakini “curang” sebagaikarakter bernilai baik.

Dari fenomena itu banyak hal yangkita petik sebagai indicator yang menjadipenghambat karena :1. Banyak guru yang bingung dalam

pembelajaran karena memiliki tujuanganda, secara tertulis tujuan pembelajaranmembangun karakter sesuai dengan

Abubakar dan Anwar, Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi

Page 20: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

167

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

kearifan local masyarakatnya, sementarasiswa wajib lulus UAN yang sentralistiksebagai indicator keberhasilan siswa,guru dan sekolah serta berbagai satuankerja yang terlibat.

2. Dampak “hukuman” yang akan diterimaguru dan sekolah apabila siswa gagalUAN menyebabkan konsentrasi gurulebih terfokus pada materi nasional daripada materi – materi berbasis local.

3. Berkembangnya nilai buruk seperticurang, jual beli kunci jawaban, tidakjujur, padahal sekolah adalah lembagayang menjaga nilai – nilai baik, berfungsimenjadi pengembang nilai- nilai buruk.

4. Materi yang diujikan tidak sinkrondengan amanat konstitusi danperundangan pendidikan nasional, karenahanya memerhatikan kecerdasanintelegensia. Kemampuan intelektual sajajelas tidak menjamin kualitas dankeberhasilan manusia karena kurang adakaitannya dengan etos kerja keras danhubungan dengan lingkungannya.

b. Kompetensi Mengajar Guru dantugas mengajar tidak sesuai

Di Kota Banda guru masih merupakanfaktor penentu keberhasilan pembelajaran danpencapaian tujuannya, artinya keberhasilanbelajar siswa masih sangat memerlukan peranguru di kelas, dalam pembelajaran siswabelum mandiri untuk menciptakan kondisibelajarnya sendiri. Kalau guru tidak bisa hadirmaka sering kali siswa menjadi ribut dandapat mengganggu kelas lain yang adadisampingnya. Meskipun peranan guru sangatpenting untuk profesionalisme mengajar,namun untuk pembelajaran sosiologi di KotaBanda Aceh belum ada guru khusus yangmemiliki kemampuan pendidikan sosiologi.

Guru pengajar mata pelajran sosiologipada SMA Kota Banda Aceh 100% tidakmemiliki bidang yang relevan dan matapelajaran yang diasuh, pada umumnya merekamemiliki latar belakang pendidikan sepertiGeografi, Sejarah, Kewarganegaraan,Administrasi Pendidikan, Ekonomi, danBahasa Indonesia. Dengan demikianpembelajaran sosiologi pada daerah yangditeliti dapat dikatakan belum memenuhi unsurprofesionalnya. Karena pengalamanpendidikan guru yang mereka peroleh tidaksesuai mata pelajaran yang mereka asuh.

Dampaknya adalah minimnya kompetensiprofesi yang harus dikembangkan sebagaiseorang guru yang baik, dengan demikianprinsip-prinsip dan sifat-sifat pembelajaransosiologi tidak diterapkan, baik bagaimanamodel pembelajaran, bagaimanamenghubungkan materi-materi sosiologidengan nilai-nilai karakter masyarakat localnyadalam pembelajaran sekolah. Rendahnya latarpengetahuan guru bidang sosiologi cukupmenghambat guru dalam mengembangkanmateri-materi pembelajaran danmengembangkan metoda penelitian sosiologipada masyarakat.

c. Tidak ada pelatihan khusus untuktenaga pengajar sosiologi

Pelatihan merupakan suatu upayapeningkatan keterampilan secaraberkelanjutan, minimal pelatihan dilakukansetahun sekali, hal ini penting mengingatperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi berjalan cepat, sehingga model-model pembelajaran tersebut mengikuti jugaperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi tersebut, seluruh perkembangantersebut perlu disampaikan dan dikuasai olehsetiap guru sebagai model pembelajarannya.

Meskipun dinyakini pentingnyapelatihan dalam peningkatan ketrampilan gurupengajar sosiologi selama ini guru tidakmendapat pelatihan secara sistimatis danregular, guru mata pelajaran lain sebenarnyahampir sama, namun frekwensi pelatihanuntuk guru lain sering dilakukan meskipunbelum juga memenuhi jumlah yang ideal, bedahalnya dengan guru pengajara mata pelajaransosiologi pelatihan pernah diberikan pada IKIPpadang tahun 1985 dan yang terakhir tahun2006 pasca Tsunami yang didanai oleh LSMasing. Pelatihan yang pernah diperoleh olehguru sosiologi dalam kedua tahun tersebut 1%menyebutkan pernah mengikuti bidang materisosiologi dan 3% bidang metoda mengajar,dengan demikian 96% guru pengajar sosiologiKota Banda Aceh belum pernah mengikutipelatihan yang mendukung pembelajaransosiologi di kelas.

Minimnya pelatihan tersebutmenyebabkan mengajar guru di kelasdilakukan berdasarkan pengalaman yangdiperoleh pada saat menempuh pendidikandulu dari berbagai LPTK-nya. Mengingatpendidikan berkarakter baru digalakkan pada

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 21: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

168

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

2003 sehingga tidak semua guru dapatmenguasai pola-pola, model-modelpembelajaran berkarakter pada mata pelajaransosiologi, karena wacana pendidikanberkarakter tidak pernah didapatkan padaLPTK tempat guru tersebut menempuhpendidikannya dulu. Jadi terjadi bias yangsangat jauh bagi guru antara tuntutanpenerapan pembelajaran berkarakter dengankemampuannya dalam bidang pembelajaranberkarakter.

Sebagaimana telah disinggung dimuka guru sosiologi bukan berasal daribidang ilmu sosiologi, mereka berasal dariberbagai disiplin ilmu, hal ini menggambarkanpembelajaran sosiologi di Kota Banda Acehsangat bervariasi, baik dilihat dari kompetensiguru, kemampuan menguasai materi, senimengajar dan kemampuan meneliti bidangsosiologi serta kemampun mengkoloborasinilai-nilai karakter local dalam pembelajaransosiologi di kelas. Untuk itu palitihan sangatpenting bagi guru sosiologi Kota Banda Acehdapat berfungsi ganda, antara lain :1. Meningkatkan kemampuan guru

mengajar sosiologi2. Meningkatkan kemampuan dalam

pengimplimentasian nilai-nilai karakterkearifan local dalam pembelajaransosiologi

3. Menyeragamkan materi, model danmetoda pembelajaran sosiologi sesuaidengan sifat-sifat, prinsip dan tujuanpembelajaran sosiologi berkarakter

4. Mengembangkan model-model penelitiansosiologi untuk mengembangkan materi-materi pembelajarannya

d. Peran Ganda Bidang Tugas MengajarGuru

Sebagaimana yang telah dikemukandi muka bahwa semua guru mengajar matapelajaran sosiologi tidak memiliki bidangpendidikan sosiologi, mereka ditugaskanmembantu mengajar sosiologi pada suatuwaktu tertentu, sementara pada waktu lainmengajar mata pelajaran yang lain sesuaidengan bidangnya, peran ganda guru dapatmenimbulkan beban kerja danketidaknyamanan kerja dikalangan gurusendiri.

Kondisi peran ganda seperti inimenimbulkan kecendrungan professionalyang tidak berimbang, bagi guru yang

mengajar bukan bidangnya afiliasiprofessional lebih cenderung pada bidangnyadan sering kali menjadi prioritas sedangkanmata pengajaran sosiologi menjadialternatifnya. Peran ganda dapatmenyebabkan stress kerja seorang guru karenadi satu pihak dituntut kemampuan mengajardalam bidangnya sementara dipihak lain jugaharus professional dalam bidang yangsebelumnya tidak dipelajari dalam pengalamanpendidikannya, stress seperti ini menurutBriner (Rahayu Apriliaswati 2014), disebutstress internal bersifat Openness toExperience.

Peran ganda seperti ini menyebabkanpelaksanaan kerja tidak focus, padahalmengajar ditutuntut konsentrasi penuh,mepersiapkan materi, media dan metoda-metodanya serta penelitian lapangan gunamenemukan berbagai muatan kearifan localsesuai dengan pokok bahasannya. Matapelajaran sosiologi materi pembelajaran lebihmenekankan pada materi lapangan, dengandemikian guru dituntut kerja ekstra dalammenggali berbagai nilai-nilai kearifan localsesuai dengan lingkungan masyarakatnya.Kerja – kerja seperti itu belum dilakukan olehguru – guru pengajar di SMA Kota BandaAceh dalam memperkuat implimentasi nilaikarakter dalam pembelajaran sosiologi, karenadisamping mereka mengajar mata pelajaransosiologi juga mengajar beberapa matapelajaran lainnya, fokus profesionalismenyadapat dikatakan bercabang.

e. Materi pembelajaran besifat terpusatDari hasil penelitian menunjukkan

semua guru-guru pengajar sosiologi masihmenggunakan buku-buku paket nasional,sehingga masih sulit memasukkan unsur-unsurkearifan lokal sebagai materi pelajaransosiologinya, dengan demikian apa yang adadi luar dalam masyarakat belum masuk padapembelajaran sekolah.

Materi sosiologi memilikikarakteristik tersendiri dan berbeda denganberbagai ilmu sosial lainnya, hal ini belumbanyak dipahami oleh guru, dalampembelajaran sulit dibedakan manapendekatan sosologi, antropologi, sejarah,eknomi dan ilmu-ilmu lainnya. Belum adabuku materi sosiologi khusus yang sesuaidengan karakter Ke-Acehan merupakankendala utama guru dalam mengembangkan

Abubakar dan Anwar, Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi

Page 22: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

169

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

materi pembelajaran di kelas, pada umumnyamateri sosiologi di Kota Banda Aceh bersifatnasional yang bersumber dari buku-buku paketnasional. Guru belum mampumengembangkan materi khusus yang memuatnilai-nilai kearifan lokal Aceh, para pakarsosiologi di Banda Aceh juga belum ada yangmemberikan perhatian khusus untukpengembangan materi local guna memperkuatpembelajar karakter di sekolah. Oleh sebab itupenting kiranya disiapkan buku-buku ajar yangberbasis kearifan lokal sehingga dengantersedianya materi-materi tersebut membukawacana bagi guru dalam mengembangkanmateri-materi lebih lanjut yang lebihkontektual dengan kearifan lokal masyarakat.

f. Belum ada keterlibatan masyarakatdan orang tua dalam pengembanganNilai-nilai kearifan Lokal

Orang tua merupakan salah satu unsurpenting dalam menunjung pendidikan, orangtua seharusnya memahami bahwa merekalahsebagai penanggung jawab utama dalampendidikan putra-putrinya sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan. Dewasa ini banyakorang tua yang tidak lagi menaruh perhatianpada pendidikan anaknya di setiap sekolah.Dengan berbagai alas an, seperti keterbatasanwaktu, menganggap sekolah yang bertanggungjawab untuk keberhasilan pendidikan, tugasorang tua hanya membiayai dan tidak adanyakesempatan dengan berbagai model yangdibangun sekolah yang memungkin orang taudapat terlibat dalam pembelajaran anak-anaknya di sekolah, bisa saja hambatan inidiakibatkan oleh sekolah sendiri yang tidakmembuat format yang memungkinkan orangtua terlibat di dalam program sekolahnya.

Kecendrungan pola seperti itu telahterjadi di berbagai kota besar termasuk di KotaBanda Aceh, banyak satuan pendidikanmenjalankan pembelajaran sendiri melaluiberbagai usahanya, orang tua juga engganterlibat karena tidak diikutsertakan dan jugamenganggap bukan tugasnya lagi denganberbagai alasan yang telah disebutkan di atas.

Oleh sebab itu kesalahan – kesalahantersebut perlu dihilangkan karena upayapembentukan pendidikan karakter berbasiskearifan local langkah awal sebenarnyadimulai dari orang tua terlebih dahulu, nilai-nilai kearifan local pertama sekali dihidupkanoleh keluarga, terus berkembang menjadi

nilai-nilai universal di masyarakat, demikianjuga sebaliknya,2. Pembelajaran berkarakter dengan

kearifan lokal dan dampak prilakusosial remaja Kota Banda Aceh

Penerapan pendidikan karakter diIndonesia termasuk masih baru, banyak halyang perlu dibangun guna mengembangpendidikan berkarakter secara sempurna,pendidikan berkarakter merupakan suatusistem yang secara sadar dan terencana melaluimateri/alat penanaman nilai-nilai karakterkepada warga sekolah, yang meliputikomponen pengetahuan, kesadaran ataukemauan, dan tindakan untuk melaksanakannilai-nilai sebagaimana yang dipraktekan olehmasyarakatnya, baik nilai nilai dalamhubungannya dengan Allah SWT, nilai-nilaiterhadap diri sendiri, sesama, lingkungan,maupun kebangsaan sehingga menjadimanusia insan kamil. Program pendidikankarakter bukanlah suatu proyek pembangunan,tetapi adalah niat dan itikad dengan tujuanterjadi perubahan karakter masyarakat secaramenyeluruh, kembali pada sumber daya yangbersih, jujur, amanah, adil, tidak terlibatberbagai pelanggaran yang bertentangandengan nilai agama dan budaya masyarakatsetempat.

Untuk memaksimalkan pendidikankarakter di sekolah, semua komponen(stakeholders) harus dilibatkan, termasukkomponen-komponen pendidikan itu sendiri,yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran danpenilaian serta berbagai perangkatnya, kualitashubungan, penanganan atau pengelolaan matapelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaanaktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungansekolah wajib berfungsi aktif dan berperansesuai dengan masing-masing fungsinya.

Mencermati berbagai komponentersebut, dapat kita simpulkan bahwapelaksanaan pendidikan berkarakter denganmemanfaatkan kearifan lokal pada SMA KotaBanda Aceh belum terwujud, belum adanyatindakan konkrit dari seluruh elemen sekolahdalam meningkatkan pembelajaran denganpemanfaatan nilai-nilai kearifan lokal. Banyaknara sumber yang belum faham sifat-sifatpembelajaran sosiologi dan belum menguasaibagaimana membuat rencana pembelajaranberbasis lokal, yang perlu dipahami dan

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 23: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

170

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

diteladani oleh semua pihak sebagai penduanhidup dalam bermasyarakat dan beragamayang terintegrasi dalam pembelajaran disekolah.

Apa yang dijalankan selama iniadalah apa yang telah lama dilakukan, denganmuatan materi yang sangat umum dari buku-buku nasional dan masih banyak di antara narasumber yang belum paham, tentang materi-materi lokal yang dapat dimasukan dalampembelajaran sosiologi di sekolah. Bahkan adayang berpendapat bahan ajar sosiologi berbasismateri dari nilai-nilai lokal tidak diperlukandengan berbagai alasan. Dari ungkapantersebut tersirat bahwa banyak para guru yangmengajar sosiologi yang belum mengetahuibagaimana memadukan konsep teoritisnasional dengan nilai-nilai yang berlaku dilingkunagn masyarakat, pada halsesungguhnya apa yang tersurat dalam teoriuniversal faktanya banyak bertebaran padamasyarakat sekitar.

Terlepas dari berbagai kekurangandalam praktik pendidikan Aceh padaumumnya, nilai – nilai karakter yangsebelumnya menjadi acuan hidup yangbersumber dari Syariat Islam, kini telahmengalimi perubahan, baik pada kalangangenerasi muda dan dewasa, hal ini ditandaipada banyak genarasi muda yangmenghabiskan waktunya untuk kegiatan yangtidak bermanfaat, nongkrong di caffe-caffe,yang sebelumnya banyak dilakukan olehremaja pria, kini kebiasaan itu juga sudahmulai digandrungi juga oleh remaja putri,pembunuhan oleh kelompok tertentu,pemerasan dalam berbagai bentuk, pindahagama, sogok menyogok dalam berabagaikesempatan, jual beli skripsi, mencontek,curang ujian UAS dan UAN, merokok (kinisudah merambah pada remaja putri,sebelumnya sangat tabu) narkoba, freesex telahcukup banyak dijumpai di kalangan remajaSMA Kota Banda Aceh (2,46% remaja SMApernah free sex, Abubakar dkk. 2010), bahkandalam penelitian terakhir ditemukan bahwa10% lebih PSK Kota Banda Aceh adalahremaja berpendidikan tinggi, disadari atautidak, ini merupakan produk yang teroganisirdari minimnya kemampuan guru dan berbagaielemen sekolah dalam membentuk karakternilai-nilai yang dulunya cukup berkembang dikalangan masyarakat Aceh yaitu nilai-nilaiIslami. Guru belum mampu merumuskan

meteri-materi dengan implikasi nilai-nilaikarakter, pendidikan karakter di sekolahselama ini baru menyentuh pada tingkatanpengenalan norma atau nilai-nilai akademik,dan belum pada tingkatan internalisasi dalamtindakan nyata dalam kehidupan sehari-harisecara konkrit.

Karakter secara akademik adalahpendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak,tujuannya mengembangkan kemampuan siswauntuk memberikan keputusan baik-burukberdasarkan nilai-nilai masyarakat, menjagadan memelihara apa yang baik itu, dan mampumewujudkan nilai-nilai kebaikan tersebutdalam kehidupan sehari-hari secara empatiatau tanpa adanya pemaksaan lagi.

Secara makro nilai pendidikankarakter adalah memelihara dan menjaga nilai-nilai pendidikan nasional, yaitu mewujudkanmanusia yang berbudi pekerti luhur,bertanggungjawab, dan menjadi manusia yangberguna, bagi agama, keluarga, bangsa dannegaranya. Secara mikro pengembangannilai/karakter di sekolah dapat kitaklasifikasikan dalam empat pilar, yakni : a.Hasil dari kegiatan belajar-mengajar di kelas(teaching learning process), b. Hasil kegiatankeseharian dalam bentuk budaya sekolah(school culture); c. Hasil kegiatan ko-kurikulerdan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatankeseharian di rumah, dan dalam masyarakat.Pembentukan nilai-nilai karakter di kelas perludi bangun secara menyeluruh setiap matapelajaran sesuai dengan ranah cakupannya danterintegrasikan dalam semua mata pelajaran(embeded approach). Dalam gambar di bawahini merupakan bagan pengembangan nilai-nilaikearifan lokal yang sesuai dengan daerah, DiKota Banda Aceh secara mikro belumtergambar adanya tahapan – tahapan yang jelasmenyangkut dengan nilai karakter apa yangakan dicapai, baik melalui proses belajarmengajar, budaya sekolah, ekstra kurikulerserta nilai-nilai karakter di rumah dan dalammasyarakat sekitarnya. Pada umumnya disekolah ke 18 nilai karakter diajurkan, namunguru belum mampu menghubungkan danmengembangkan nilai-nilai tersebut secaramikro di kelas.

Abubakar dan Anwar, The Barriers of Implimantation the Character Value and Local Wisdom

Abubakar dan Anwar, Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi

Page 24: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

171

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Gambar Bagan Pengembangan Proses Pendidikan Karakter dan Kearifan LokalKota Banda Aceh

Di kelas sebenarnya nilai karakterdapat dilaksanakan melalui proses belajarsetiap mata pelajaran atau kegiatan, tidak perlumuluk-muluk namun perlu yang di rancangkhusus sebagaimana yang telah di singgung dimuka. Setiap kegiatan belajar mengembangkankemampuan dalam ranah kognitif, afektif, danpsikomotor. Oleh karena itu tidak selaludiperlukan kegiatan belajar khusus untukmengembangkan nilai-nilai pada pendidikanbudaya masyarakat setempat dan karakterbangsa. Meskipun demikian, untukpengembangan nilai-nilai tertentu seperti,religius, adil, kerja keras, jujur, toleransi,disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cintatanah air, dan gemar membaca dapatdikembangkan melalui kegiatan belajar yangbiasa di lakukan guru baik melalui materimaupun tugas-tugasnya.

Untuk pegembangan beberapa nilailain seperti peduli sosial, peduli lingkungan,rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya

pengkondisian secara sengaja dan terorganisirdengan model dan metoda – pembelajaranyang relevan sehingga peserta didik memilikikesempatan untuk memunculkan perilaku yangmenunjukkan nilai tersebut. Oleh sebab itu diujung pembahasan ini kita berkesimpulanupaya-upaya yang sinergi semacam itu belumdilakukan dalam pembelajaran sosiologi diSMA Kota Banda Aceh.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian di atas,

maka ada beberapa poin penting yang dapat ditarik sebagai hasil penelitian, antara lain :a. Disamping beberapa hambatan yang

dapat mengganggu yang paling dicarijalan keluarnya adalah regulasipemerintah dan standar pengukuran,Pendidikan nasional tidak hanyabermkasud menciptakan kemampuanmanusia yang memiliki kecerdasanintelektual saja, namun pendidikan hartus

AdaTujuanPendidikan

Nasional danDaerah

PrilakuKarakter

Islami

Komitmen Pejabat Daerah dan Satuan Pendidikan

SyariatIslam

Qanun/Kebijakan

Daerah

Buku AjarKarakter

BahanAjar/Kur/

Ekskur

Pengalamanguru

PartisipasiKeluarga danMasyarakat

Dukungan Pemerintah Pusat

AdatBudaya

Aceh

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 25: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

172

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

mengembangkan nilai-nilai bijak,berbasis karakter masing-masing potensidaerahnya secara desentralistik. Dipihaklain ada kebijakan penerapan UjianAkhir Nasional (standardized testing)menekankan pada ranah koqnitif sajamenimbulkan kontradiktif karena lebihbersifat sentralistik. Dua kebijakan yangbertolak belakang ini menimbulkankebingungan bagi guru dalampelaksanaan pembelajarannya di kelas,guru dipacu dengan luar biasa untukmencapai kelulusan tertinggi dalanmujian itu dengan sasaran materi terpusat,padahal setiap daerah memilikikarakterustik yang berbeda-beda,berbagai upaya ditempuh untukmenghindari “hukuman” sepertimembocorkan kunci jawaban, memberijawaban dan lain-lain yang justrumencoreng nilai karakter lokalnya.

b. Guru pengajar mata pelajran sosiologipada SMA Kota Banda Aceh 100% tidakmemiliki bidang yang relevan dan matapelajaran yang diasuh serta rendahfrekwensi pelatihan yang diterima guru,minimnya pengalaman akan berdampakpada minimnya kompetensi profesi yangharus dikembangkan sebagai seorangguru yang baik, dengan demikian prinsip-prinsip dan sifat-sifat pembelajaransosiologi tidak dapat dikembangkan, baikbagaimana model pembelajaran,bagaimana menghubungkan materi-materi sosiologi dengan nilai-nilaikarakter masyarakat localnya dalampembelajaran sekolah, dan akanberpengaruh pada kemampuan penelitiansosiologinya guna menemukan danmerangkumkan berbagai materi yangbertebaran dalam masyarakatnya.

c. Guru pengajar sosiologi biasannyaditugaskan mengajar lebih dari satu matapelajaran yang berbeda, sehinggaseringkali mereka berperan ganda(multiple role) kondisi ini menimbulkanbeban kerja dan ketidaknyamanan kerjadikalangan guru sendiri. Kondisi peranganda seperti ini menimbulkankecendrungan professional yang tidakberimbang, bagi guru yang mengajarbukan bidangnya, afiliasi professionallebih cenderung pada bidangnya dansering kali menjadi prioritas sedangkan

mata pengajaran sosiologi menjadialternatifnya. Peran ganda dapatmenyebabkan stress kerja seorang gurukarena di satu pihak dituntut kemampuanmengajar dalam bidangnya sementaradipihak lain juga harus professionaldalam bidang yang sebelumnya tidakdipelajari dalam pengalamanpendidikannya, kondisi seperti dapatmenimbulkan stress kerja bagi guru.

d. Materi sosiologi memiliki karakteristiktersendiri dan berbeda dengan berbagaiilmu sosial lainnya, hal ini belum banyakdipahami oleh guru, dengan demikiandalam pembelajaran sulit dibedakanmana pendekatan sosologi, antropologi,sejarah, eknomi dan ilmu-ilmu lainnya.Belum ada buku materi sosiologi khususyang sesuai dengan karakter Ke-Acehan,merupakan kendala utama guru dalammengembangkan materi pembelajaran dikelas, pada umumnya materi sosiologi diKota Banda Aceh bersifat nasional yangbersumber dari buku-buku paketnasional. Guru belum mampumengembangkan materi khusus yangmemuat nilai-nilai kearifan lokal Aceh.

e. Orang tua dan masyarakat merupakanunsure penting dalam menunjungpendidikan karakter. Dewasa ini banyakorang tua yang tidak lagi menaruhperhatian pada pendidikan anaknya disetiap sekolah, mereka beranggapanpendidikan anak usia remaja adalahtanggungjawab sekolah, tugas orang tuaadalah mengantar dan membiayainya,kecendrungan seperti itu telah terjadi diberbagai kota besar termasuk di KotaBanda Aceh, di samping itu banyaksatuan pendidikan menjalankanpembelajaran sendiri melalui berbagaiusahanya, orang tua juga enggan terlibatkarena tidak diikutsertakan oleh sekolahdalam berbagai program termasuk dalammenyiapkan materi pembelajaran untukanaknya.

f. Karakter secara akademik adalahpendidikan nilai, pendidikan budipekerti, pendidikan moral, pendidikanwatak, tujuannya mengembangkankemampuan siswa untuk memberikankeputusan baik-buruk berdasarkan nilai-nilai masyarakat, menjaga danmemelihara apa yang baik itu, dan

Abubakar dan Anwar, Analisis Materi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Sosiologi

Page 26: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

173

Abubakar* adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda AcehAnwar** adalah Dosen Kopertis DPK pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

mampu mewujudkan nilai-nilai kebaikantersebut dalam kehidupan sehari-harisecara empati atau tanpa adanyapemaksaan lagi. Pembentukan nilai-nilaikarakter di kelas perlu di bangun secaramenyeluruh setiap mata pelajaran sesuaidengan ranah cakupannya danterintegrasikan dalam semua matapelajaran (embeded approach). Di KotaBanda Aceh secara mikro belumtergambar adanya tahapan – tahapanyang jelas menyangkut dengan nilaikarakter apa yang akan dicapai, baikmelalui proses belajar mengajar, budayasekolah, ekstra kurikuler serta nilai-nilaikarakter di rumah dan dalam masyarakatsekitarnya. Pada umumnya di sekolah ke18 nilai karakter diajarkan, namun gurubelum mampu menghubungkan danmengembangkan nilai-nilai tersebutsecara mikro di kelas.

DAFTAR PUSTAKAAbubakar, Dkk (2013) Model Pembelajaran

Sosiologi Dalam MembentukPendidikan Berkarakter BerdasarkanKearifan Lokal Pada Sma Di KotaBanda Aceh. Laporan Penelitian DiktiKemendikbud RI, LP2M USM BandaAceh.

Abubakar dan Anwar, 2013, JURNALKOMUNITASResearch & Learningin Sociology and Anthropologyhttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas. Volume 5, Nomor 2Edisi September 2013. Unes,Semarang.

Agus Santosa, 2012. Pembelajaran Sosiologidi SMA, Diunduh di http://agsasman3yk.wordpress.com).

Ary H. Gunawan, 2010. Sosiologi PendidikanSuatu Analisis Sosiologi tentangPelbagai Problem Pendidikan,Penerbit Reneka Cipta, Jakarta.

Coleman, James dan Donald Cressey. 1984.Social Problem, Harper & RowPublishers Inc. USA.

Etin Solihatin, Hj. dan Raharjo, 2009.Cooperative Leaning, Analisis ModelPembelajaran IPS, Penerbit BumiAksara. Jakarta.

George Ritzer, Douglas J dan Goodman, 2011.Teori Sosiologi Modern, edisi ke

enam. Alih bahasa oleh : Alimandan.Penerbit Kencana Prenada MediaGroup. Jakarta.

Hess, Beth. B. Dkk. 1985. Sociology. SecondEdition. Macmillan PublishingCompany. New York. CollierMacmillan Publishers. London.

LA Tahang 2010. PengemabanganPembelajaran Sosiologi Berbasis E-Learning, Diunduh di http://prodibpi.wordpress.com/2010/08/01/pengembangan-pembelajaran-sosiologi-berbasis-e-learning-di-smama/.

Prayogo Bestari dan Syaifullah Syam, 2010,Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan dalamMembangun Karakter Bangsa(Nation and Character Building):Refleksi, Komitmen dan Prospek,Laboratorium PKn, Bandung.

Robert C. Bogdan. 1982. Qualitative ResearchFor Education to Theory andMethods. Allyn and Bacopns, Inc.Boston, London, Sydney, Toronto.

Saifuddin, 2008, Strategi PembelajaranSosiologi pada SMA, Seri JurnalMedika, Volume : 6 Nomor 2 tahun2008, Edisi Mei – Agustus 2008,Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6208396407.pdf

Seriwati Bukit, 2013. Pendidikan Karakter,http://sumut.kemenag.go.id/Widyaiswara Madya Balai DiklatKeagaman Medan.

Tirta Rahardja Umar dan Lasula, 2000,Pengantar Pendidikan, PenerbitPusat Perbukuan. Depdikbud dan PT.Reneka Cipta, Jakarta.

Usman, Sunyoto. 1999. Konsep DasarSosiologi. Diktat Kuliah SosiologiFISIPOL UGM. Yokyakarta.

Xaveary, 2010, Strategi PembelajaranSosiologi Tingkat SMA, Diunduh dihttp://re-searchengines.com/xaviery6-04.html.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 27: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

174

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN DALAM PENANAMAN NILAI KARAKTER BANGSA

DI KABUPATEN ACEH BESAR

OlehAhkyar*

AbstrakPenelitian ini untuk melihat strategi pengembangan kompetensi guru pendidikankewarganegaraan dalam penanaman nilai karakter bangsa di Kabupaten Aceh Besar.Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru-gurumata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan baik di tingkat SMP dan SMA. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara dan catatan studi pustaka.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan baik dijenjang SMP dan SMA telah ditingkatkan secara kualitas maupun kuantitas melalui berbagaikebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan dan secara spesifik meningkatkanpenanaman nilai karakter bangsa. Strategi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui DinasPendidikan dan Pemuda Olahraga telah membuka peluang bagi perkembangan pendidikan diKabupaten Aceh Besar. Startegi yang diambil terkait dalam rangka peningkatan kualitaspendidikan antara lain dengan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMP, pemberian beasiswabagi siswa/santri miskin, meningkatkan pengelolaan lembaga pendidikan yang professional,Melaksanakan program diniah pada setiap jenjang pendidikan, Menanamkan nilai-nilaipendidikan karakter bangsa pada peserta didik, Menerapkan Manajemen TeknologiInformatika dan Komunikasi (TIK) dalam akses pendidikan dan pembelajaran (e-education), peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan meningkatkan komponen-komponen pendidikan untuk meningkatkan penanaman nilai karakter bangsa seperti ProgramPendidikan Usia Dini, Program Wajib Belajar 9 Tahun, Program Pendidikan Menengah,Program Pendidikan Non Formal, Pendidikan Luar Biasa, Program Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.Langkah strategis dalam memberdayakan guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagaiagen penanaman nilai karakter bangsa dilakukan melalui pembimbingan oleh kepalasekolah masing-masing dan pembekalan dari Dinas Pendidikan dan Pemudah Olahraga.Dan terakhir, atas strategi tersebut terdapat perubahan dalam penenaman nilai karakterbangsa terjadi di beberapa sekolah seperti: SMA Modal Bangsa, SMA Negeri 1Baitussalam, SMP Abulyatama dan SMP Negeri 3 Ingin Jaya Aceh Besar.

Kata Kunci: Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah

PENDAHULUANPembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945mengamanatkan bahwa salah satu tujuannegara yang merupakan prioritas utamaadalah mencerdaskan kehidupan bangsa.Salah satu cara untuk mencapai tujuantersebut adalah dengan mengemassedemikian rupa sehingga seluruh masyarakatdapat menikmati pendidikan. Pendidikanmerupakan salah satu cara untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusiaguna mengadaptasi situasi dan kondisi yangselalu mengalami perubahan secara dinamis.

Aceh Besar adalah sebagai Salah satuKabupaten dekat dengan ibukota Propinsi Acehberupaya meningkatkan kinerja layananpendidikan. Dalam mengelola pendidikanKabupaten Aceh Besar meletakkan pendidikansebagai salah satu program prioritas. KabupatenAceh Besar terus berupaya mendorongtumbuhnya kontribusi. Pertumbuhanpartisipasi semua komponen pendidikan, baikpemerintah, pengelola, guru maupun komitesekolah, dengan demikian, maka ManajemenBerbasis Sekolah (MBS) dapat berjalan denganoptimal. Berbagai dorongan dan terobosan yangdilakukan oleh Kabupaten Aceh Besar dalam

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 28: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

175

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

menunjang Manajemen Berbasis Sekolahseperti pembebasan iuran wajib, insentif jammengajar, beasiswa, pembenahan sarana danprasarana pendidikan, hingga peningkatan mutuguru sebagai pengelola proses belajar mengajardi kelas.

Di balik kebijakan yang begitu baik,ada beberapa kalangan masyarakat yangmenyoroti bahwa upaya pemerintah memajukanpendidikan, di mana mereka memandangPendidikan Karakter Bangsa dan Pendidikanyang mendorong siswa bangga menjadi wargaNegara Indonesia dipandang kurang mendapatperhatian. Menurut mereka pembelajaran disekolah lebih didominasi oleh penguasankognitif berupa ilmu pengetahuan danteknologi.

Berdasarkan atas permasalahantersebut sehingga memberikan inisiatif kepadaPemerintah Kabupaten Aceh Besar PropinsiAceh untuk mengadakan pendidikanpercontohan, yaitu pendidikan yang bukanmenekankan pada ilmu pengetahuan danteknologi belaka, tetapi keimanan, antara ilmupengetahuan dan teknologi serta perbaikanperilaku melalui penguatan mata pelajaranagama (Aqidah dan Akhlak). Semua kebijakanpendidikan Kabupaten Aceh Besar dikemasdalam kebijakan pendidikan jangka panjang,kebijakan pendidikan jangka menengah, dankebijakan pendidikan jangka pendek.

Pengembangan pendidikan dalamjangka panjang Tahun 2007-2027. Kebijakanpengembangan pendidikan dalam jangkamenengah, dan pendek ditetapkan denganmelalui Restra-SKPD Dinas Pendidikan yangberkenaan tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Kabupaten (RPJMK) danRencana Pembagunan Jangka PendekKabupaten Aceh Besar Tahun 2012-2017.Dari berbagai kebijakan pengembanganpendidikan yang cukup menarik untuk ditelitiadalah Pengembangan Kompetensi TenagaKependidikan pada umumnya dan khususnyapengembangan Kompetensi Guru PendidikanKewarganegaraan.

Alasan penelitian padapengembangan Kompetensi GuruPendidikan Kewarganegaraan dibandingkanguru lainnya. Guru PendidikanKewarganegaraan bukan saja bertugas,mendidik, melatih, dan mengajar materipelajaran, namun juga wajib menjadicontoh, bukan sekadar memberikan contoh

perilaku yang baik, karakter bangsa danmembina siswa-siswi untuk mencintai tanahair. Di sinilah peran guru pengasuh matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraansebagai agen pembawa bagi penanaman nilai-nilai karakter bangsa.

Maka terdapat beberapa permasalahanyang layak dikedepankan, yaitu: Bagaimanastrategi pengembangan mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan di KabupatenAceh Besar, Komponen-komponen apa sajayang dikembangkan dalam mendukungKompetensi Guru pada mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan di KabupatenAceh Besar Provinsi Aceh, Bagaimanadampak Pengembangan Kompetensi GuruPendidikan Kewarganegaraan terhadapPenanaman Nilai Karakter Bangsa di KabupatenAceh Besar Provinsi Aceh.

METODA PENELITIANPeneliatian ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Penggunaanmetode kualitatif dipilih berdasarkan alasan:Pertama lebih mudah menyesuaikan dilapangan apabila berhadapan dengankenyataan ganda. Kedua penelitian inimenyajikan secara langsung hakikat penelitidengan responden. Ketiga lebih peka danlebih banyak menyesuaikan diri padapenajaman pengaruh pada pola-pola nilai yangdihadapi (Maleong, 2002:77)

Sesuai dengan jenis data yangdiperlukan dalam penelitian ini, makatehnik pengumpulan data yang digunakanyaitu: metode wawancara, wawancaradilakukan baik secara berstruktur maupunmendalam (in-depth interview), kepada keyinforman ( Informan Kunci) dan responden.menggali informasi yang lebih mendalam(probing), wawancara dilakukan pula denganteknik snow-ball (Danim, 2000) Untukmemperoleh informasi dari informan yang satuke informan yang lain sehingga informasiyang diperoleh mencapai titik jenuh.

Metode observasi observasi yangdilaksanakan adalah observasi sistematik, yangsering disebut observasi berkerangka atauobservasi berstruktur (Achmadi, 2001 : 72).

Metode studi pustaka, MenurutPrasetya, dkk (1999) menyebutkan bahwametode kepustakaan adalah suatu metodeyang digunakan untuk mengumpulkan datamelalui penelitian kepustakaan guna mencari

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 29: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

176

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

teori dan informasi-informasi yangberkaitan dengan masalah-masalah yangditeliti.

Analisis data merupakan prosesmenelaah seluruh data yang telah tersedia,yang telah diperoleh melalui pengamatan,wawancara, pencatatan, dokumen dan lainsebagainya (Maleong, 2002: 109).

HASIL DAN PEMBAHASANA. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh

Besar Bidang PendidikanAdapun kebijakan umum di bidang

pendidikan yang ditetapkan di Kabupaten AcehBesar secara lebih rinci adalah sebagai berikut.Memberikan kesempatan untuk mengenyampendidikan yang seluas-luasnya bagi setiapwarga masyarakat di Kabupaten Aceh Besarmelalui:1. Melaksanakan pendidikan yang merata,

dan terbebas dari hambatan biaya(Pendidikan Gratis).

2. Memberikan Beasiswa bagi siswa dansantri miskin dari tingkat SD, MIN,SMP/MTsN, dan SMA/MAN

3. Meningkatkan pengelolaan lembagapendidikan yang profesional

4. Menanamkan nilai-nilai pendidikankarakter bangsa pada peserta didik

5. Melaksanakan program diniah padasetiap jenjang pendidikan

6. Menerapkan Manajemen TeknologiInformatika dan Komunikasi (TIK)dalam akses pendidikan dan pembelajaran(e-education)

7. Peningkatan sarana dan prasaranapendidikan, untuk meningkatkan kualitasbelajar dan mengajar bagi anak didik danguru.

Adapun program dan kegiatan yangdiselenggarakan pada tahun 2013/2014 padabidang pendidikan adalah sebagai berikut.1. Program Pendidikan Usia Dini2. Program Wajib Belajar 9 Tahun3. Program Pendidikan Menengah4. Program Pendidikan Non Formal5. Program Pendidikan Luar Biasa6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Kependidikan7. Program Managemen Pelayanan

Pendidikan8. Program Wajib Belajar 12 Tahun

B. Strategi Pengembangan KompetensiGuru PKn di Kabupaten Aceh Besar

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)memiliki visi sebagai nation and characterbuilding. Yakni membangun karakter manusiaIndonesia yang Pancasilais, karena ideologiPancasila merupakan identitas bagi bangsaIndonesia. Selain berdimensi identitas, Pancasilajuga berdimensi humanitas (sila kedua dankeempat) dan universalitas (sila pertama dankeempat) (lihat, Sartono Kartodirdjo, 1993:214).

Pengembangan profesi gurumerupakan hal penting untukdiperhatikan guna mengantisipasi perubahandan beratnya tuntutan terhadap profesi guru.Pengembangan profesionalisme gurumenekankan kepada penguasaan ilmupengetahuan atau kemampuan manajemenbeserta strategi penerapannya. Sepertipenjelasan Maister (1997), bahwaprofesionalisme bukan sekadar memilikipengetahuan, teknologi dan manajemen tetapimemiliki keterampilan tinggi, memilikitingkah laku yang dipersyaratkan. Guruyang memiliki kinerja yang baik tentunyamemiliki komitmen yang tinggi dalampribadinya artinya tercermin suatu kepribadiandan dedikasi yang paripurna. Tingkatkomitmen guru terbentang dalam satu gariskontinum, bergerak dari yang paling rendahmenuju paling tinggi.

Langkah strategis dalam upayameningkatkan kinerja guru dapatdilakukan melalui beberapa terobosan antaralain:1. Kepala Sekolah harus memahami dan

melakukan tiga fungsi sebagaipenunjang peningkatan kinerja guru antaralain:a. Membantu guru memahami,

memilih dan merumuskan tujuanpendidikan yang dicapai.

b. Mendorong guru agar mampumemecahkan masalah-masalahpembelajaran yang dihadapi dandapat melihat hasil kerjanya.

c. Memberikan pengakuan ataupenghargaan terhadap prestasi kerjaguru secara layak, baik yangdiberikan oleh kepala sekolahmaupun yang diberikan semasaguru, staf tata usaha, siswa, danmasyarakat umum maupun yang

Ahkyar, Strategi Pengembangan Potensi Guru

Page 30: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

177

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

diberikan pemerintah.d. Mendelegasikan tanggung jawab dan

kewenangan kerja kepada guru untukmengelola proses belajar mengajardengan memberikan kebebasandalam perencanaan, pelaksanaandan evaluasi hasil belajar.

e. Membantu untuk memberikankemudahan kepada guru dalamproses pengajuan kenaikanpangkatnya sesuai dengan peraturanyang berlaku.

f. Membuat kebijakan sekolah dalampembagian tugas guru, baik bebantugas mengajar, beban administrasiguru maupun beban tugas tambahanlainnya harus disesuaikan dengankemampuan guru itu sendiri.

g. Melaksanakan tehnik supervisi yangtepat sesuai dengan kemampuannyadan sesuai dengan keinginan guru-guru secara berkesinambungan dalamupaya memperbaiki dan meningkatkankemampuan guru dalam prosespembelajaran.

h. Mengupayakan dan selalumeningkatkan kesejahteraannya yangdapat diterima guru serta memberikanpelayanan sebaik-baiknya.

i. Menciptakan hubungan kerja yangsehat dan menyenangkandilingkungan sekolah baik antaraguru dengan kepala sekolah, gurudengan guru, guru dengan siswa,guru dengan tata usaha maupun yanglainnya.

j. Menciptakan dan menjaga kondisi daniklim kerja yang sehat danmenyenangkan di lingkungan sekolah,terutama di dalam kelas, tempat kerjayang menyenangkan, alat pelajaranyang cukup dan tempat beristirahat disekolah yang nyaman, kebersihan dankeindahan sekolah, penerangan yangcukup dan masih banyak lagi.

k. Memberikan peluang pada guruuntuk tumbuh dalam meningkatkanpengetahuan, keahlian mengajar, danmemperoleh keterampilan yang baru.

l. Mengupayakan adanya efek kerjaguru di sekolah terhadapkeharmonisan anggota keluarga,pendidikan anggota keluarga, danterhadap kebahagiaan keluarganya.

m. Mewujudkan dan menjaga keamanankerja guru tetap stabil dan posisikerjanya tetap mantap sehingga gurumerasa aman dalam pekerjaannya.

n. Memperhatikan peningkatan statusguru dengan memenuhi kelengkapanstatus berupa perlengkapan yangmendukung kedudukan kerja guru,misalnya tersediahnya ruang khususuntuk melaksanakan tugas, tempatistirahat khusus, tempat parkiskhusus, kamar mandi khusus dansebagainya. ( Junaidin, 2006).

o. Menggerakkan guru-guru,karyawan, siswa dan anggotamasyarakat untuk mensukseskanprogram-program pendidikan disekolah.

p. Menciptakan sekolah sebagailingkungan kerja yang harmonis,sehat, dinamis dan nyamansehingga segenap anggota dapatbekerja dengan penuh produktivitasdan memperoleh kepuasan kerja yangtinggi.

2. Dinas Pendidikan dan PemudaOlahraga selaku pihak yang ikut andildalam mengeluarkan dan memutuskankebijakan pada sektor pendidikan dapatmelakukan langkah sebagai berikut:1. Memberikan kemandirian kepada

sekolah secara utuh2. Mengontrol setiap perkembangan

sekolah dan guru.3. Menganalisis setiap persoalan yang

muncul di sekolah4. Menentukan alternatif pemecahan

bersama dengan kepala sekolahdan guru terhadap persoalan yangdihadapi guru

C. Dampak Pengembangan KompetensiGuru Pendidikan Kewarganegaraanterhadap Penanaman Nilai KarakterBangsa di Kabupaten Aceh Besar

Melalui peningkatan kompetensiguru, baik kompetensi pedagogik, profesional,personal dan sosial, maka PemerintahKabupaten Aceh Besar melalui DinasPendidikan dan Pemuda Olahragamengoptimalkan peran guru PendidikanKewarganegaraan dalam penanaman nilaikarakter bangsa siswa melalui berbagai

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 31: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

178

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

kegiatan maupun sosialisasi yang dimulai daribidang terkecil. Adapun langkah-langkahstrategis ynag perlu diambil sebagai tindakannyata dalam melaksanakan tugas pokok danfungsi guru Pendidikan Kewarganegaraanyaitu dalam program pengembangan diri,perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budayadan karakter bangsa dilakukan melaluipengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-harisekolah yaitu melalui hal-hal berikut:a. Kegiatan rutin sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatanyang dilakukan peserta didik secaraterus menerus dan konsisten setiap saat.

b. Kegiatan SpontanKegiatan spontan yaitu kegiatan yangdilakukan secara spontan pada saat itujuga. memperoleh prestasi dalam olahraga atau kesenian, berani menentangatau mengkoreksi perilaku teman yangtidak terpuji.

c. KeteladananKeteladanan adalah perilaku dan sikapguru dan tenaga kependidikan yang laindalam memberikan contoh terhadaptindakan-tindakan yang baik sehinggadiharapkan menjadi panutan bagi pesertadidik untuk mencontohnya. bertutur katasopan, kasih sayang, perhatian terhadappeserta didik, jujur, menjaga kebersihan.

d. PengkondisianUntuk mendukung keterlaksanaanpendidikan budaya dan karakter bangsamaka sekolah harus dikondisikan sebagaipendukung kegiatan itu. Sekolah harusmencerminkan kehidupan nilai-nilaibudaya dan karakter bangsa yangdiinginkan. Berdasarkan prosessosialisasi semenjak kebijakan di bidangpendidikan diterapkan oleh PemerintahKabupaten Aceh Besar, terdapatperubahan yang signifikan terhadapimplementasi nilai karakter bangsa disekolah. Peningkatan tersebut terjadipada beberapa sekolah seperti SMAModal Bangsa, SMA Negeri 1Baitussalam, SMP Abulyatama dan SMPNegeri 3 Ingin Jaya Aceh Besar.

D. PEMBAHASANPendidikan merupakan salah satu

prioritas pembangunan yang dilaksanakan olehDinas Pendidikan dan Kebudayaan untukmeningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakatitu sendiri. Dengan demikian makadiharapkan segenap masyarakat KabupatenAceh Besar memiliki pendidikan minimaltingkat SMA. Pendidikan di Kabupaten AcehBesar merupakan program prioritas yangdilaksanakan dengan kebijakan yang diambilPemerintah Daerah untuk mengratiskan siswaSD, SMP dan SMA dari biaya pendidikan.Untuk meningkatkan partisipasi masyarakatuntuk bersekolah, pemerintah Kabupaten AcehBesar membuat kebijakan dibidang pendidikandengan memberikan subsidi biaya pendidikandari tingkat dasar sampai menengah, yaitubantuan beasiswa pendidikan.

Di Kabupaten Aceh Besar,masalah kualitas penduduk melaluipendidikan lebih diarahkan pada tahap awaladalah mendorong partisipasi masyarakatuntuk bersekolah pada jenjang pendidikandasar dan menengah sehingga dengankebijakan tersebut diharapkan seluruh usiasekolah masyarakat Kabupaten AcehBesar mendapat kesempatan bersekolah.Untuk mengatasi hal tersebut, kebijakan yangtelah dilakukan oleh Pemerintah KabupatenAceh Besar dengan mencanangkanpendidikan gratis bagi siswa tingkat SekolahDasar sampai tingkat Sekolah Menengah,sehingga diharapkan akan semakin banyakmasyarakat yang mengutamakan pendidikandengan menyekolahkan anak-anaknya sebagaiupaya meningkatkan sumber daya manusiadalam rangka pembangunan daerah.

Memberikan kesempatan untukmengenyam pendidikan yang seluas-luasnyabagi setiap warga masyarakat di KabupatenAceh Besar melalui:

1. Melaksanakan pendidikan yangmerata, dan terbebas dari hambatanbiaya (Pendidikan Gratis).

2. Memberikan Beasiswa bagi siswadan santri miskin dari tingkatSD/MIN, SMP/MTsN, danSMA/MAN

3. Meningkatkan pengelolaan lembagapendidikan yang profesional

4. Menanamkan nilai-nilai pendidikankarakter bangsa pada peserta didik

5. Melaksanakan program diniah padasetiap jenjang pendidikan

6. Menerapkan Manajemen TeknologiInformatika dan Komunikasi (TIK)dalam akses pendidikan dan

Ahkyar, Strategi Pengembangan Potensi Guru

Page 32: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

179

Drs. Ahkyar, M.Si* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UniversitasAbulyatama

pembelajaran (e-education)7. Peningkatan sarana dan prasarana

pendidikan, untuk meningkatkankualitas belajar dan mengajar bagi anakdidik dan guru.

SIMPULANSesuai dengan pembahasan pokok

diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwakebiajakan pengembangan pendidikanPemerintah Kabupaten Aceh Besar telahmembuka peluang bagi perkembangan duniapendidikan di Kabupaten Aceh Besar.Kebijakan yang diambil terkait dalam rangkapeningkatan kualitas pendidikan antara laindengan pembebasan biaya pendidikan sampaitingkat SMA, pemberian beasiswa,.peningkatan sarana dan prasarana pendidikan,peningkatan kualitas sumber daya manusiapendidik dan tenaga kependidikan sertameningkatkan kualitas proses belajar mengajar.Untuk mendukung kebijakan PemerintahKabupaten Aceh Besar di bidang pendidikantersebut, maka Pemerintah Kabupaten AcehBesar mengembangkan dan meningkatkankomponen-komponen pendidikan gunameningkatkan penanaman nilai karakterbangsa yang meliputi Program Wajib Belajar 9Tahun, Program Pendidikan Menengah,Program Pendidikan Non Formal, ProgramPeningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan, Program Manajemen PelayananPendidikan dan Program Wajib Belajar 12Tahun

Langkah strategis dalammemberdayakan guru PendidikanKewarganegaraan sebagai agen penanamannilai karakter bangsa dilakukan melaluipembimbingan oleh kepala sekolah masing-masing sekolah dan pembekalan dari DinasPendidikan dan Pemuda Olahraga.Pengembangan Kompetensi Guru PendidikanKewarganegaraan memberi dampak positifbagi Penanaman Nilai Karakter Bangsa diKabupaten Aceh Besar.

DAFTAR PUSTAKAAchmadi, Asmori, 2001 , Filsafat umum,

Jakarta : Rajawali Pers.Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian

Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:Bumi Aksara.

Kartodirdjo, Sartono. 1993.PembangunanBangsa: tentang Nasionalisme,

Kesadaran dan KebudayaanNasional. Yogyakarta: AdityaMedia.

Maister, D. H. (1997). The Professionalism.New York : The Free Press.

Maleong, Lexy J. 2002. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung. PT. RemajaRosdakarya.

Prasetya, dkk. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 33: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

180

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

KETUNTASAN BELAJAR MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENERAPANMETODE TANYA JAWAB DAN PEMBERIAN TUGAS DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA SALAH SATU KONSEP YAITU AKAR KUADRATDI KELAS 6 SD N 40 BANDA ACEH

OlehNirwana Pohan*

AbstrakSebagai guru matematika di SD N 40 Banda Aceh selalu ada kendala-kendala ataupermasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Salah satu permasalahan yangpenulis temukan dilapangan adalah kurang aktifnya siswa mengajukan pertanyaan ataumenyampaikan ide/pendapat pada orang lain. Hal ini merupakan salah satu indikasikurangnya motivasi siswa dalam mempelajari matematika. Untuk mengatasi permasalahantersebut guru peneliti mencoba Ketuntasan belajar meningkatkan motivasi siswadengan penerapan metode tanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajaranmatematika pada salah satu konsep yaitu Akar kuadrat di kelas 6 SD N 40 BandaAceh. Hipotesis dalam penelitian ini adalah prestasi siswa yang diajarkan denganmenerapkan metode tanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajaran matematikadapat meningkatkan motivasi siswa pada pokok bahasan Akar Kuadrat di SD N 40 BandaAceh subjek penelitian ini adalah kelas 6 sebanyak 28 orang. Analisis data menggunakanstatistik deskriptif. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan : (1) Penerapan metodeTanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajaran matematika di kelas 6 SD N 40Banda Aceh telah dapat meningkatkan motivasi siswa dari 65% pada siklus I menjadi 83%pada siklus ke 2. Peningkatan ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkanyaitu sebesar 75% dan (2) terdapat peningkatan prestasi belajar yang diajarkan denganmenggunakan metode Tanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajaran matematikadi SD N 40 Banda Aceh . Peningkatan ini dapat dilihat pada nilai ketuntasan belajar siswapada siklus I rata-rata 6,89 menjadi 7,55 dan pada siklus ke 2 dari 6,7 menjadi 7,9.

Kata Kunci : Matematika, pembelajaran akar kuadrat, motivasi belajar siswa

PENDAHULUANPendidikan merupakan suatu hal

yang mutlak dibutuhkan untuk mencapaikemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikanakan dapat terbentuk generasi peneruspembangunan yang tangguh dan berkualitasmenghadapi tantangan didunia yang semakinmaju.

Suatu proses belajar mengajardikatakan berhasil apabila tercapai suatu hasilyang sesuai dengan tujuan tersebut. Makaharus ada keterkaitan baik antara pendidikandengan siswa maupun antara siswa denganlingkungan sekolah dimana merekamendapatkan pendidikan formal.Pendidikan formal disekolah diberikan dalambentuk pengajaran, sebagai pendidikan kitatidak hanya mengajar tetapi juga harusmemikirkan bagaimana mempersiapkan siswaagar ilmu yang diberikan kepada mereka

disekolah dapat dipergunakan dan diamalkanbaik dalam kehidupan sehari-hari maupundalam kehidupan bermasyarakat.

Di Sekolah Dasar terdapat satupelajaran mendasar yaitu matematika yangsangat erat kaitannya dengan pelajaran lain.Agar siswa dapat menguasai matematika,maka mereka harus dibekali dengan konsepdasar dalam matematika.

Di Sekolah Dasar terdapat dua unityang dianjarkan dalam matematika yaitu, unitAritmatika dan unit Geometri. Masing-masing unit memuat kesimpulan konsepmatematika tertentu yang dituangkan dalamkurikulum matematika sekolah dasar. Tahun2004 yang telah disempurnakan. Namununtuk mencapai tujuan yang diharapkan tidakhanya dari usaha pendidik dan siswa sajatetapi usaha semua pihak. Sekolah dasarmerupakan sasaran tepat dalam pembentukan

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 34: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

181

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

sikap, kecerdasan dan kepribadian anak,namun yang ditemui siswa yang mengalamikesulitan dalam belajar matematika.

Kenyataan yang dijumpaidilapangan, masih terdapat kesenjanganantara pelaksanaan proses belajar mengajardengan apa yang diharapkan kurikulum. Gurulebih terlibat aktif dalam kegiatanpembelajaran sebagai pemberi pengetahuankepada siswa. Sehingga materi pelajaransetiap semester selesai diajarkan denganmengabaikan aspek proses, psikomotor danafektif siswa dan siswa menjadi kurangkomunikatif serta bosan. Dan hasil belajarsiswa masih kurang memuaskan. Hal iniditunjukkan hasil pengamatan dan yangdirasakan guru matematika sendiri saat prosesbelajar mengajar, nilai ulangan harian kelasmenunjukkan 40% siswa yang tuntas belajar.Rendahnya ketuntasan ini merupakan suatuindikasi bahwa motivasi dan materipenguasaan materi tersebut masih sangatrendah oleh siswa. Diduga penyebabrendahnya penguasaan oleh siswa adalah :(1) Motivasi siswa belajar matematika

masih rendah karena penyajianmaterinya masih belum menyentuh rasaingin tahu siswa ;

(2) Kurangnya media atau alat peraga yangdigunakan guru untuk menarik minatsiswa.

Untuk meningkatkan pemahamandan prestasi hasil belajar siswa, makadiperlukan berbagai upaya dapat menunjangketuntasan pencapaian tujuan mata pelajaranmatematika. Untuk itu perlu dikembangkansuatu strategi pembelajaran yang inovatifyang dapat meningkatkan penguasaan konsepmatematika dan meningkatkan motivasi sertamenumbuhkan kreatifitas siswa. Salah satualternative metode pembelajaran inovatifyang dapat diterapkan adalah metode Tanyajawab dan pemberian tugas.

Dalam kegiatan belajar mengajarterutama tentang metode Tanya jawab danpemberian tugas rumah, guru dapatmengarahkan dan membimbing siswanyauntuk belajar. Siswa diaktifkan denganpertanyaan-pertanyaan baik yang diajukanoleh guru maupun oleh siswa dan tugas-tugasyang diberikan kepadanya siswa akan lebihgiat dalam belajarnya, sehingga hasilbelajarnya diharapkan akan lebih baik dansiswa termotivasi dalam belajarnya.

A. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telahdikemukakan diatas, secara umumpermasalahan dalam penelitian ini adalah;1. Apakah penerapan metode Tanya jawab

dan pemberian tugas dapatmeningkatkan motivasi belajar siswadalam mata pelajaran matematika pokokbahasan Akar kuadrat.

2. Apakah terdapat peningkatan prestasibelajar dalam pelajaran matematikapokok bahasan Akar kuadrat.

B. Tujuan PenelitianTujuan dalam penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui ada/tidaknya

peningkatan motivasi belajar siswadengan penerapan metode Tanya jawabdan pemberian tugas pada matapelajaran matematika pokok bahasanAkar kuadrat.

2. Untuk mengetahui ada/tidaknyapeningkatan prestasi belajar dalam matapelajaran matematika pokok bahasanAkar kuadrat.

Untuk mengetahui ketercapaiantujuan penelitian ini, maka ditentukanindikator keberhasilan yaitu :1. Terdapat 70% siswa dapat mencapai

SKBM yang telah ditentukan yaitu 6,3.2. Terdapat 75% guru dapat menerapkan

metode Tanya jawab dan pemberiantugas saat pembelajaran Matematika dikelas untuk meningkatkan motivasi.

C. Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut :- Dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa dalam mata pelajaran matematikadi kelas 6 SD N 40 Banda Aceh.

- Dapat meningkatkan professionalismeguru dalam mengelola pembelajaranmatematika di kelas.

- Sebagai informasi bagi guru/ pihaksekolah dalam upaya meningkatkanmotivasi belajar siswa dan mutuPendidikan di sekolah.

D. Hipotesis Penelitian Tindakan KelasMenurut Nasir (1985 : 182) hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap masalahpenelitian yang kebenarannya. Masih harusdiuji secara empiris. Adapun yang menjadi

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 35: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

182

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

hipotesis dalam penelitian ini adalah :”Prestasi siswa yang diajarkan denganmenerapkan metode Tanya jawab danpemberian tugas dapat meningkatkanprestasi belajar siswa pada pokok bahasanAkar kuadrat di SD N 40 Banda Aceh.

KAJIAN PUSTAKAA. Motivasi dalam Belajar1. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Sardiman (2000 : 82)mengemukakan, “Motivation is an essentialcondition of learning.” Hasil belajar akanmenjadi optimal, kalau ada motivasi. Makintepat motivasi yang diberikan, akan berhasilpula pelajaran itu. Jadi motivasi akansenantiasa menentukan intesitas usaha belajarbagi para siswa.

Ada 4 (empat) fungsi motivasi yaitu:1. Motivasi manusia untuk berbuat, jadi

sebagai penggerak atau motor yangmelepaskan energi. Motivasi dalam hal inimerupakan motor penggerak dari setiapkegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearahtujuan yang hendak dicapai. Dengandemikian motivasi dapat memberikanarah dan kegiatan yang harus dikerjakansesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukanperbuatan-perbuatan apa yang harusdikerjakan yang sesuai guna mencapaitujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagitujuan tersebut. Seseorang siswa yangakan menghadapi ujian dengan harapandapat lulus, tentu tidak akanmenghabiskan waktunya untuk bermainkartu atau membaca komik, sebab tidaksesuai dengan tujuan.

4. Motivasi manusia untuk melakukan usahadan pencapaian prestasi. Seseorangmelakukan suatu usaha karena adanyamotivasi. Adanya motivasi yang baikdalam belajar akan menunjukkan hasilyang baik.dengan kata lain bahwa denganadanya usaha yang tekun terutamadidasari adanya motivasi, maka seseorangyang belajar itu akan memperoleh prestasiyang baik.

2. Macam-macam motivasiMotivasi atau motif-motif yang aktif

sangat bervariasi, diantaranya adalah :

a. Motivasi dilihat dari dasarpembentukannya.

1. Motif-motif bawaan (motifphysiological drivers)Menurut sardiman (2000:84) :“Motif bawaan adalah motif yangdibawa sejak lahir. Seperti doronganuntuk minum, dorongan untukbekerja, dorongan untuk beristirahat,dan dorongan seksual.”

3. Motif-motif yang dipelajari(affiliative needs)Maksudnya adalah motif-motif yangtimbul karena dipelajari. Sebagaicontoh dorongan untuk belajar suatucabang ilmu pengetahuan, doronganuntuk mengajar sesuatu dalammasyarakat. Menurut Sardiman(2000:84): ”Motif-motif yangdipelajari ini disebut juga denganmotif-motif yang diisyaratkan secarasosial.”

3. Cognitive motivesMotif ini menunjukkan pada gejalaintrinsic, yaitu menyangkutkepuasan individual. Kepuasanindividual yang berada didalam dirimanusia dan biasanya berwujudproses dan produk mental. Jenismotif ini sangat primer dalamkegiatan belajar disekolah, terutamayang berkaitan denganpengembangan intelektual.

4. Self-expressionPenampilan diri adalah sebahagiandari prilaku manusia. Kebutuhanindividu itu tidak sekedar tahumengapa dan bagaimana sesuatu ituterjadi, tetapi juga mampu membuatsuatu kejadian. Untuk ini memangdiperlukan kreativitas, penuhimajinasi. Jadi dalam hal iniseseorang itu ada keinginan untukaktualisasi diri.

5. Self –enhancementSardiman (2000:85) mengemukakanbahwa :”melalui aktualisasi diri danpengembangan kompetensi akanmeningkatkan kemajuan diriseorang. Kemajuan diri menjadisalah satu keinginan bagi setiapindividu.” Dalam Belajar dapatdiciptakan suasana kompetensi yang

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 36: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

183

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

sehat bagi siswa untuk mencapaiprestasi.

b. Motivasi menurut pembagianWoodworth dan Marquis.1. Motif atau kebutuhan organis,

meliputi kebutuhan untuk minum,makan, bernafas, seksual, berbuatdan beristirahat.

2. Motif-motif darurat, meliputikebutuhan untuk menyelamatkandiri, dorongan untuk membalas,untuk berusaha Untuk memburu.Motivasi ini timbul karenarangsangan dari luar.

3. Motif-motif objektif, meliputikebutuhan melakukan eksplorasi,melakukan manipulasi, untukmenaruh minat.motif-motif inimuncul karena dorongan untukmenghadapi dunia luar secaraefektif.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniahMotivasi jasmaniah meliputi refleks,

instink otomatis, nafsu. Sedangkan motivasirohaniah meliputi kemauan.

d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsikMotivasi intrinsik timbul karena

dalam diri individu sudah ada dorongan untukmelakukan sesuatu. Contohnya : Seseorangsenang membaca, dia akan rajin mencaribuku-buku untuk dibacanya. Sedangkanmotivasi ekstrinsik

Timbul karena adanya rangsangandari luar. Contohnya dorongan belajar yangdiberikan oleh gurunya.

Motivasi adalah usaha yangMotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.Motivasi bersumber dari diri seseorang Untuksesuatu yang belum terpenuhi. Motivasi erathubungannya dengan keinginan. Sedangkankeinginan hubungan dengan minat. Karenaada minat, maka timbul keinginan untukmelakukan sesuatu. Untuk mencapai suatutujuan ada dorongan, baik dorongan daridalam (motivasi intrinsic) maupun dorongandari luar (motivasi ekstrinsik). Semakin besarmotivasi yang ada pada seseorang semakinbaik prestasi yang dicapainya.

Setiap siswa yang merasamembutuhkan sesuatu, maka aktivitasnyamempunyai motif, demikian pula dengan

kegiatan.Belajar. Motivasi merupakan faktorpenting dalam membangkitkan keinginanbelajar. Semakin kuat motif yang diberikan,semakin efektif usaha untuk belajar.

Menurut Nasution (1996 : 45)motivasi adalah : “ Kekuatan penggerak yangmembangkitkan aktivitas pada makhlukhidup dan menimbulkan tingkah laku sertamengarahkannya menuju tujuan tertentu. “Selanjutnya menurutPurwanto (1985 : 56) motivasi adalah :“Segala sesuatu yang Motivasi seseoranguntuk bertindak melakukan sesuatu”.Motivasi dapat menunjang prestasi yangdiperoleh siswa. Motivasi tersebut bisaberasal dari dalam diri siswa maupun berasaldari luar. Seorang siswa memungkinkanmemperoleh prestasi yang baik jika iamempunyai motivasi Belajar yang kuat.

Dalam proses belajar mengajarMotivasi sangat penting, karena itu sangatdiharapkan kepada para pendidik agar selaluberusaha untuk dapat membangkitkanMotivasi siswa, sehingga benar-benarterdorong belajar secara aktif. Dengan adanyaMotivasi yang kuat maka usaha belajar akanlebih berhasil.

Motivasi dibagi dalam dua macamyaitu : Motivasi intrinsic adalah Motivasiyang bersumber dari dalam diri seseorangyang atas dasar kesadaran sendiri dilakukansuatu kegiatan, yang dalam hal ini adalahbelajar, jadi tidak perlu dirangsang dari luar.Dalam hal ini sardiman (1986 : 89)mengemukakan bahwa : “Motivasi intrinsicsebagai bentuk motivasi yang didalamnyaaktivitas belajar dimulai dan diteruskanberdasarkan golongan dari dalam diri secaramutlak berkaitan dengan aktivitasbelajaranya.”

Jelaslah Motivasi itu penting dalamproses belajar mengajar. Dengan adanyakeinginan belajar yaitu Motivasi ekstrinsikberfungsi karena adanya rangsangan dari luar.Seperti giat belajar diberitahu sebentar lagiakan adanya ujian sebagainya. Untuk inisardiman (1986 : 90) berpendapat : “Motivasiekstrinsik dapat juga dikatakan sebagaibentuk Motivasi yang didalamnya aktivitasbelajar dimulai dan diteruskan berdasarkandorongan dari luar yang tidak secara mutlakberkaitan dengan aktivitas belajar.”

Berdasarkan kutipan diatas jelaslahbahwa dalam proses belajar mengajar

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 37: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

184

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

diperlukan Motivasi ekstrinsik. KarenaMotivasi ekstrinsik diharapkan dapatmempengaruhi atau menggerakkan siswauntuk belajar.

Untuk memperoleh keberhasilandalam belajar Motivasi merupakan hal yangamat penting. Dengan Motivasi yang kuatseseorang sanggup bekerja extra keras untukmencapai sesuatu, sehingga mencapaiprestasi belajar yang memuaskan. Adabeberapa hal yang mempengaruhi Motivasiyaitu (a) kemasakan / kematankaena denganmen gan, (b) usaha yang bertujuan atau goaldan ideal, (c) pengetahuan mengenai hasildalam Motivasi.a) Kematangan

Untuk dapat mempengaruhiMotivasi anak, harus diperhatikankematangan anak. Tidak bijaksana untukmerangsang aktivitas-aktivitas sebelumindividu matang secara fisik, psikis dansosial. Karena apabila tidak memperhatikankematangan ini, akan berakibat prustasi.Prustasi emosi dapat mempengaruhi kapasitasbelajar.

b) Usaha yang bertujuan atau goal danideal

Apabila mata pelajaran telahdisesuaikan dengan bijaksana pada kapasitasanak dan sesuai dengan pertumbuhan danperkembangannya, usaha yang bertujuandapat dicapai dengan motifasi yng tidaklayak. Motif mempunyai tujuan ataugoal,makin terang tujuannya makin kuatperbuatan itu didorong. Tiap usaha untukmembuat goal itu lebih kuat adalah suatulangkah menuju ke motivasi yang efektif.c) Pengetahuan mengenai hasil dalam

motivasiApabila tujuan atau goal sudah jelas

dengan dan siswa selalu di beri tahu tentangkemajuaannya ,maka dorongan untuk usahamakin besar.Kemajuan perlu diberitahukandengan, karena dengan mendapat kankemajuan ini anak akan merasa puas. Sesuaidengan lau of Effect dari Thorndike kepuasanini akan membawa kepada usaha yang lebihbesar.

Sebaliknya apabila siswa mengalamikegagalan,untuk kepentingan belajarselanjutnya, hendaknya jangan selaludiingatkan sehubungan dengan law of effectdikatakan bahwa hal-hal yang menyenangkan

akan selalu diulang-ulang. Pengulanganberkali-kali adalah syarat belajar.

B. Metode Tanya jawab dalampembelajaran.

Untuk mencapai tujuan perlu cara,sehingga dengan demikian tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efektif danefesien.Cara untuk mencapai sesuatu itudikenal dengan nama metode.Penggunaanmetode dalam bidang pendidikan danpengajaran bukanlah merupakan hal baru,karena setiap proses pengajaran yangdilaksanakan oleh para Guru mempunyaitujuan masing-masing

Dari uraian di atas dapat ditegaskanbahwa setiap guru dalam proses belajarmengajar akan menggunakan metode untukmempermudah penyampaian materipelajaran, sehingga mempermudahpencapaian tujuan sebagaimana yangdiharapkan. Oleh karena itu guru dapatmengadakan pendekatan-pendekatan kepadasiswa dengan menggunakan metode yangsesuai dengan materi yang diajarkan.

C. Metode Pemberian TugasMengajar dan belajar merupakan

dua hal yang dilakukan oleh guru dan siswadalam rangka mencapai tujuan Pendidikanyang telah ditetapkan. Walaupun keduanyaberbeda, namun mempunyai hubungan yangerat satu dengan lainnya. Mengajar berartimemberikan kepada siswa pengetahuan,keterampilan dan sikap, yang semuanyatertuang dalam satu bentuk yaitu perubahantingkah laku pada siswanya, perubahan itusesuai dengan tujuan pembelajaran yang telahditentukan.

Terjadinya proses interaksi antaraguru dan siswa, sebagaimana yangdikehendaki guru, perlu metode penyampaianatau metode mengajar yang sesuai denganmateri pelajaran. Dalam pelajaranmatematika metode mengajar yangdigunakan antara lain metode ceramah, Tanyajawab, diskusi, demontrasi, penyelidikan danpemberian tugas. Diharapkan seorang gurutampil menggunakan metode mengajar secaratepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.1. Pengertian Metode Pemberian Tugas

Salah satu metode mengajar yangdigunakan dalam pelajaran matematika Islamadalah metode pemberian tugas . Metode ini

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 38: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

185

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

dilaksanakan pada akhir proses belajarmengajar. Metode pemberian tugas (resitasi)adalah salah satu mengajar, dimana gurudiberikan tugas-tugas kepada siswa dansetelah dikerjakan siswa menyerahkankembali kepada guru untuk diperiksa(diberikan penilaian). Menurut Hamalik(1989:46) metode pemberian tugas adalah,”Suatu cara mengajar yang dicirikan olehadanya kegiatan perencanaan antara guru dansiswa mengenai suatu Persoalan atauproblema yang harus diselesaikan sertadikuasai oleh siswa dalam jangka waktu yangdisepakati bersama antara guru dan murid.”

Metode pemberian adalah sesuatutugas yang diberikan kepada siswa, dan siswadiharapkan mengerjakan tugas tersebut.Dalam pelajaran matematika tugas itu berupasejumlah soal yang diberikan kepada siswasebagai pekerjaan rumah. Pada waktu yangtelah disepakati, tugas tersebut harusdikumpul dan dipertanggung jawabkan olehsiswa didepan kelas.

Pengertian metode pemberian tugassecara lebih luas merupakan suatuperencanaan atau pengorganisasian bersamaantara guru dan siswa mengenai suatu materipelajaran. Perencanaan yang dilakukanbersama antara guru dan siswa mengenaisuatu persoalan yang harus diselesaikan olehsiswa dalam waktu tertentu.

Dalam metode pemberian tugashendaknya guru memberikan saran-saran danpengarahan-pengarahan serta mengecek,apakah siswa benar-benar telah memahamiapa yang harus dicapai. Kegagalan siswadalam mengerjakan tugas adalah tanggungjawab guru dan orang tua siswa. Sehinggamenyebabkan tugas yang diberikan kurangtepat diselesaikan siswa. Menurut Soejono(1981:43) menyatakan, “ Pemberian tugassangat banyak macam, tergantung padatujuan yang hendak dicapai seperti tugaspeneliti, tugas menyusun laporan, tugasmotivasi, tugas di laboratorium dan tugas-tugas lainnya.”

2. Tujuan Pemberian TugasTujuan pemberian tugas kepada

siswa antara lain untuk memperolehinformasi mengenai kemampuan siswa,dimana informasi tersebut diperoleh dari hasilpekerjaannya. Dengan demikian gurumengetahui apakah metode mengajar yang

digunakannya tepat dan tujuan yang telahdisusun dapat dicapai oleh siswa.

Dengan mengerjakan tugas siswadapat lebih memahami konsep matematikaIslam yang diberikan disekolah. Hal inidisebabkan mereka mempelajari kembalimateri pelajaran tersebut sebelummengerjakan tugas. Dalam kaitantugas guru memeriksa dan menilai pekerjaansiswa. Kemudian semua tugas yang telahdiperiksa itu dikembalikan kepada siswa, agarmereka mengetahui hasil kerjanya, dansekaligus mengetahui dimana yang belumdikuasainya. Sehingga pada kesempatan yanglain kekurangan tersebut dapat diperbaiki.Berkenaan dengan hal itu, Arikunto (1984 :5) mengemukakan bahwa

Dengan diadakan penilaian, makasiswa dapat mengetahui sejauh mana berhasilmengikuti pelajaran yang diberikan olehguru. Hasil yang diperoleh siswa ada duakemungkinan :a. Memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yangmemuaskan, maka hal itu ingin diperolehnyalagi dikesempatan lain waktu. Akibatnyasiswa akan mempuyai motivasi yang cukupbesar untuk belajar lebih giatb. Tidak memuaskan

Jika siswa tidak puas dengan hasilyang telah diperoleh ia akan berusaha agarlain kali keada Sebaliknya dapat terjadi. Adabeberapa siswa yang lemah kemampuannya,akan menjadi putus asa Dengan hasil kurangmemuaskan yang telah diterimanya.

Berdasarkan uraian diatas diperolehbahwa pemberian tugas akan memupukkebiasaan siswa untuk bekerja sendiri danmemecahkan masalah yang diberikankepadanya, sekaligus menumbuhkan rasapercaya diri pada diri siswa terhadap apayang akan dikerjakannya.

Dalam pelaksanaan pemberian tugasdapat dilakukan secara perseorangan(masing-masing siswa), kelompok kecilmaupun kelompok besar. Tiap-tiap tugasmateri pelajaran yang diberikan dapatberbeda-beda antara satu dengan yanglainnya, maupun satu masalah dipecahkanoleh masing-masing siswa atau kelompoknya.Pada akhirnya menghasilkan suatu pendapatbersama atau berbeda dapat diketahui setelahadanya evaluasi oleh guru.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 39: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

186

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

3. Fase Pemberian Tugasa. Guru memberi tugas

Dalam memberikan tugas kepadasiswa sebagai pekerjaan rumah guru perlumemeriksa soal-soal, antara lain :

Pertama, soal yang dibuat harussesuai dengan materi pelajaran yang barudiberikan di sekolah. Hal ini dimaksud agarpengetahuan yang diperoleh disekolah dapatkembali di perdalam di rumah, denganmenyelesaikan soal-soal, seperti yangditegaskan oleh Hudoyo (1989: 238) bahwa :“Soal untuk pekerjaan rumah harus sesuaidengan konsep yang baru diperoleh disekolah”.

Kedua, soal harus sesuai dengantujuan pembelajaran khusus yang telahditentukan, agar taraf pencapaian tujuan yangdiharapkan dapat diukur.Ketiga, soal harus disertai petunjuk yang

jelas. Jadi guru harus menjelaskan hal-halyang perlu dipelajari oleh siswa agar merekatidak merasa bingung mengenai apa yangharus dipelajari dan bagian-bagian mana yangdipentingkan. Jika hal tersebut sudah jelas,maka perhatian mereka sewaktu belajar akanlebih terpusat pada bagian-bagian yangpenting. Sebaliknya jika mereka tidak tahuapa yang harus dikerjakan, berarti merekaakan tidak peduli sama sekali tugas itu, halini ditegaskan oleh Hudoyo (1989:173)bahwa: “ Bila seseorang siswa tidak mengertimasalah yang akan diselesaikan, biasanya iatidak lagi mempunyai perhatian terhadapmasalah tersebut”.

b. Siswa melaksanakan tugas.Berkenaan dengan tugas yang

diberikan kepada siswa, siswa akanmempelajari kembali materi pelajaran yangdiperoleh disekolah. Bila petunjuk tugastersebut jelas, maka siswa akan memusatkanperhatian hal-hal yang menyangkut denganpertanyaan soal-soal mengenai peristiwabelajar dalam menemukan penyelesaiannya.Seorang guru harus menyadari bahwadidalam suatu kelas terdapat siswa yangberagam tingkat intelektualnya. Ada siswayang cepat menerima pelajaran dan ada pulayang sedang serta lambat. Untuk itu guruperlu memberikan bimbingan dalammengerjakan tugas yang diberikan kepadasiswa. Bimbingan guru tersebut sangatbermanfaat bagi siswa yang lambat menerima

pelajaran, karena dapat membantu merekadalam mengerjakan tugas yang diberikankepadanya.

Bagi siswa akan merupakankebahagiaan tersendiri jika mereka dapatmengerjakan tugas yang diberikan oleh gurukepadanya. Oleh karena apa yang merekausahakan dalam menyelesaikan soal-soaltersebut mendapat hasil dari usahanya sendiri.Seperti yang dikemukakan oleh Hudoyo(1989:61) bahwa:” Para siswa akanmerasakan puas bila mereka dapatmemecahkan masalah yang dihadapi sendiri.Kepuasan intelektual ini merupakan hadiahbagi siswa tersebut”.

c. Siswa mempertanggung jawabkan hasilpekerjaannya

Pada waktu yang telah ditentukan,hasil kerja siswa harus dikumpulkan.Kemudian guru dapat mengajukan beberapapertanyaan sesuai dengan soal yang telahdiberikan kepada mereka. Hal inidimaksudkan untuk mengetahui apakah benarmengerjakan tugas tersebut atau hanyamencontoh hasil pekerjaan temannya.

Selain itu pertanyaan yang diajukanoleh guru setiap kali siswa mengumpulkanhasil pekerjaannya akan membuat merekausaha dengan sungguh-sungguh untukmengerjakan tugas berikutnya. Dengandemikan dapat memupuk kebiasaan siswauntuk selalu bertanggung jawab terhadaphasil pekerjaannya. Hal ini ditegaskan pulaoleh Ruseffendi (1982:223) bahwa: “ Agarpenilaian kita lebih objektif dan timbul rasatanggung jawab dari siswa, kita perlumengajukan beberapa pertanyaan tentanghasil tugasnya”.

Dari hasil jawaban siswa, guru dapatmengetahui apakah materi pelajaran yangdiajarkan dapat dipahami oleh siswa, bagisiswa yang berhasil diberikan penghargaanmisalnya dengan kata-kata pujian.Penghargaan ini pendorong baginya, dan bagisiswa salah. Guru dapat memberikanbimbingan dalam menyelesaikan soal tersebutagar siswa dapat menyelesaikan tugasnyasecara benar. Kondisi seperti ini akanmemupuk rasa percaya diri pada siswa.

4. Cara membuat TugasSangat sedikit sekali ilmu

pengetahuan yang diperoleh siswa, jika hanya

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 40: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

187

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

menerima bahan pelajaran yang diberikanguru disekolah saja. Maka untukmemperbanyak pembendaharaan,memperluas wawasan siswa, perlumenambahnya dalam bentuk menyelesikantugas-tugas yang diberikan guru maupun soalyang ada dalam buku paket.Dengan banyaknya mengerjakan tugas-tugas,akan mempertajam cara berfikir siswa,mengumpulkan data, bahan-bahan danmempelajari dari berbagai sumber,menganalisa dan mengolahnya,seperti dalammembuat paper, laporan, ringkasan danmenjawab soal-soal .

Hampir setiap mata pelajaran gurumemberikan sejumlah tugas kepada siswa.Ada tugas brsifat mingguan yang harusdiselesaikan setip kali pertemuan, dan adapula yang bersifat bulanan dan semesterantergantung dari jenis dan sifat-sifat tugas itusendiri.

Salah satunya yang belajarmatematika Islam adalah harus selalu banyaklatihan untuk memecahkan soal-soal. Dengancara ini, maka pengertian siswa tentangmateri terdahulu diperkuat, sementara yangbaru mengerjakan banyak soal yang adakaitanya dengan bahan yang terdahulu akanmenyempurnakan pengertian siswa tentangteori yang telah dipelajari Soejono (1981:63): “Kesempurnaan dapat dicapai denganlatihan.

Jadi dengan seringnya siswa melatihmenyelesaikan tugas-tugas di luar waktusekolah, maka dengan sendirinya jika adasoal-soal yang ada hubungannya denganmateri pelajaran yang telah diajarkan itudiharapkan mereka yang dapat mengerjakandengan baik. Apabila ada yang kurang jelasdapat ditanya langsung kepada guru yangbersangkutan, dan tugas itu dikerjakandengan sebaik-baiknya dan diserahkan tepatpada waktu yang telah ditentukan olehseorang guru.

Hindari keinginan untuk menciplakkepunyaan teman karena hal tersebutmematikan daya kreativitas dan pola berfikir.

METODA PENELITIANA. Setting Penelitian1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas inidilaksanakan di SD N 40 Banda Aceh padasemester ganjil tahun pelajaran 2011/2012,

mulai tanggal 1 juni 2012 sampai dengantanggal 30 juni 2012.

2. Subjek PenelitianSubjek Penelitian adalah seluruh

siswa kelas 6 SD N 40 Banda Aceh yangterdiri dari 28 orang, karena permasalahankelas 6 ini lebih diprioritaskan dibandingkankelas yang lain. Subjek memiliki tingkatkecerdasan yang berbeda-beda dan bervariasi(heterogen). Yang menjadi guru penelitiadalah guru SD.

3. Sumber Data dan Pengumpulan Dataa. Sumber data

Sumber data pada penelitian iniadalah :- Siswa (kelas VI yang diberikan

tindakan) SD N 40 Banda Aceh.- Guru (yang melakukan tindakan).

b. Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode deskriptif maksudnya metode yangmenggambarkan suatu kejadian pada saatpeneltian ini dilakukan.Pengumpulan data dilakukan dengan cara :1. Pada saat diterapkan metode Tanya

jawab dan pemberian tugas,menggunakan media LKS. Semuaproses kegiatan Pembelajaran dicatatoleh guru pengamat(observer).

2. Sebelum dan sesudah pembelajaranberlangsung siswa diberikan tes (tesawal dan tes akhir).

3. Selesai pembelajaran berakhir siswadiberikan format motivasi siswa, gurumengetahui secara jelas apa yangdialami oleh siswa setelah diberitindakan guru selama PBM berlangsung(contoh format terlampir).

4. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah :1. Tes hasil belajar (produk) yaitu

bentuk soal-soal yang sesuai denganmateri pembelajaran yang disajikan(bentuk soal uraian terlampir).

2. Format mengukur motivasi siswaterhadap pembelajaran : format yangdiseain oleh guru peneliti yangdilakukan dialami oleh siswa selama

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 41: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

188

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

PBM (kur SD 2004. Pedomankhusus penilaian Berbasiskompetensi).

3. Catatan lapangan gurupengamat/peneliti hasil pengamatanlapangan (hasil observasi)

4. Lembaran kerja siswa dan kamera.

Metode Pengolahan DataSetelah semua data terkumpul, maka

peneliti melakukan penelitian sebagai berikut:1. Tes Hasil Belajar

Dianalisis dengan proporsi ketuntasanhasil belajar yaitu :Ketuntasan belajar individu siswa bilamemperoleh proporsi > 6,5, dan klasikalbila 80%.

2. Format mengukur motivasi siswa dalammatematika dianalisis dengan skala.(Kur. SD 2004).

3. Catatan lapangan digunakan untukmenambah/melengkapi informasi yangterjadi saat PBM berlangsung dandidiskripsikan dalam pengolahan data danpembahasan hasil penelitian.

4. Kamera digunakan untuk merekam salahsatu kegiatan belajar mengajarmerupakan dokumen penelitian untukmemperkuat data.

6. Persiapan dan Rencana PelaksanaanPenelitian

a. Persiapan penelitianHal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum dilakukan tindakan untukmemecahkan masalah dalam penelitian iniadalah : Menyusun Desain Pembelajaran (DP) Menyusun Lembar Kerja Siswa ( LKS) Menyusun Soal ( tes) Mendesain format pengamatan motivasi

siswa

b. Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan selama 2 ( dua ) siklus,setiap siklus terdiri dari 2 kali tatap mukadengan tahap-tahap : Perencanaan (Planning) Tindakan (Acting) Pengamatan (Observating) Pengkajian efektivitas tindakan

(Reflekting)

Selanjutnya hasil refleksi digunakanuntuk mengetahui tingkat perubahan(kemajuan) dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan, jika belumtercapai pada siklus 1, maka perlu dipikirkanrencana tindakan untuk ditindak lanjuti padasiklus berikutnya.

PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

A. Siklus PertamaSetelah semua persiapan penelitian

dipersiapkan, guru peneliti melaksanakantindakan dikelas, dengan subjek penelitianyaitu di kelas 6 SD Negeri 40 Banda Aceh.Pada siklus pertama ini, guru penelitimelaksanakan pembelajaran dengan rencanatindakan yang telah dipersiapkan selama 2kali tatap muka dengan konsep yang telahditentukan.

Pada setiap tatap muka disajikanmateri pembelajaran yang berbeda sesuaidengan alokasi waktu dan GBPP pelajaranmatematika semester ganjil. Sesuai denganpermasalahan yang telah dirumuskan dalampenelitian ini, maka guru peneliti telahmenetapkan rencana tindakan yang akandiaplikasikan untuk mengatasi masalah yangtelah dirumuskan. Rencana tindakan ituditetapkan melalui langkah-langkah :1. Perencanaan (Planning)

Pada setiap tatap muka guru penelitimempersiapkan desain pembelajaran (DP),lembaran kerja siswa (LKS), soal-soalulangan ( post test) serta instrumen penelitianyang diperlukan. Persiapan ini semuanyadisesuaikan dengan permasalahan dan materiyang akan disajikan. Dalam rencanapembelajaran ini memunculkan prilaku barudan keterampilan generik yang harus dimilikisiswa, guna untuk meningkatkan motivasisiswa belajar matematika di kelas 6 SDNegeri 40 Banda Aceh yaitu :1. Guru peneliti menerapkan strategi belajar

kelompok kecil dimana setiap kelompokterdiri dari 4-5 orang. Jumlah keseluruhanada 7 kelompok. Siswa laki-laki denganSiswa perempuan dengan kelompoknyaberbeda dan kemampuan siswa tiapkelompok bervariasi. Setelah pembagiankelompok selesai guru memberi nama-nama kelompok, dengan nama-namasebagai berikut :

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 42: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

189

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

Kelompok persamaan Kelompok Pertidaksamaan Kelompok Akar Kelompok Kuadrat Kelompok Varibel Kelompok Pembagian Kelompok Perkalian

2. Selanjutnya guru menjelaskan carabekerja dalam kelompok sesuai denganpetunjuk LKS. Pada saat ini siswabekerja, guru membimbing sekaligus gurumenerapkan metode tanya jawab yaitumembangkitkan motivasi siswa belajardengan mengkaitkan materi pelajarandengan kehidupan nyata, merekamenjawab tugas yang diberikan guru danmotivasi sisw menghubungkanpengetahuan yang mereka peroleh dengankehidupan sebenarnya.

3. Selama proses kerja kelompok, guruberupaya mematau siswa yang kurangaktif Serta memberi bimbingan dari satukelompok ke kelompok lain, ini dilakukanguna untuk Membangun pemahaman olehsiswa sendiri berdasarkan pengalamanyang diperoleh, sekaligus merupakanpengalaman baru bagi mereka. Dimanapemahaman yang mendalam akandiperoleh siswa dari bekerja sama danmenjawab tugas secara, sehingga Siswamemperoleh keterampilan generik,mengekspresikan imajinasi dan memberikesan Pengalaman belajar yang bermakna.

4. Metode tanya jawab, juga akan diterapkanguru saat diskusi kelas, dimana gurumeminta Siswa mempresentasikan hasilkerja kelompoknya didepan kelas secarabergiliran. Dengan demikian, upaya gurumemotivasi siswa belajar dan melatihsiswa bertanggung jawab atas tugasnyaakan muncul. Dan pemberian tugasselama KBM berlangsung, hal ini gurutelah berupaya mengembangkanketerampilan generic Berfikir kritiskemampuan bertanya berbagi pengalamanserta menciptakan suasana masyarakatbelajar.

5. Diakhir pembelajaran guru akanmengadakan penilaian denganmenggunakan lembaran soal (test) gunauntuk mengukur pengetahuan siswa,dengan menggunakan soal yang telah

disusun oleh guru dan sesuai waktu padarencana pembelajaran.

6. Selanjutnya, guru peneliti bersamapengamat (Observer) akan melakukanrefleksi tentang apa yang telah dilakukanoleh guru maupun siswa dan apa yangdialami ketika proses Pembelajaranberlangsung, serta bagaimana tampak daritindakan yang telah diterapkan guruterhadap suasana belajar siswa dan hasilbelajar siswa. Ini dilakukan denganMemberi waktu post- test denganmenggunakan soal dan memberi formatmotivasi dan Keaktifan siswa selamaPBM dan format siswa terhadap prosespembelajaran. Hasil Refleksi guru akanmenyusun langkah-langkah tindakanselanjutnya sampai permasalahandianggap tuntas atau perlu tindakanselanjutnya.

2. Pelaksanaan (Akting)Berdasarkan rencana tindakan dan

desain pembelajaran yang telah dipersiapkan,guru dengan teman kolaborator/Pengamat :- Guru melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan rencanapembelajaran dan alokasi waktu yangtelah diterapkan.

- Semua rencana tindakan yang telahdirumuskan guru dengan pengamat pada 2kali Pertemuan selama siklus satu dapatdilaksanakan secara teratur oleh gurumulai dari kegiatan awal sampai dengankegiatan terakhir.

3. Pengamatan (Observing )Setelah guru melaksanakan semua

rencana tindakan selama 2 kali tatap mukapada siklus 1 di kelas 6 SD N 40 BandaAceh, dan hasil pengamatan, pengamatcatatan lapangan guru, lembaran formattanggapan siswa terhadap PBM, serta hasilulangan harian siswa diperoleh hasil sebagaiberikut :1. Penerapan langkah-langkah pembelajaran

oleh guru pada siklus 1, yaitu 1 kali tatapmuka telah sesuai dengan rencanapembelajaran dan metode tanya jawab danpemberian tugas.- Strategi pembelajaran dengan

kelompok kecil pada siklus ini telahMotivasi keaktifan Siswa berdiskusidalam kelompok, yaitu bertanya

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 43: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

190

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

sesama teman dan bertanya kepadaGuru, rata-rata siklus 1 sebanyak 10orang (36%) dan siswa aktifmengerjakan tugas Secaramenggunakan lembaran kerja siswadan buku bacaan 20 orang (71%).Sedangkan siswa yang dapatmempresentasikan hasil diskusikelompok 7 orang ( 25%).

- Tugas siswa menyelesaikan LKS dansebagai tugas, dampak, membuatSiswa lebih tekun dalam bekerja untukmenuangkan imajinasinya danmemperoleh Keterampilan generik,sehingga terlihat suasana belajar aktif,dan memberi kesan Pengalamanbelajar memakna serta memupuk kerjasama dalam kelompok hal ini Sangatjelas terlihat pada siklus 1, terutamapada pertemuan ke-2, rata-rata 18orang (65%).

2. Pada saat diskusi kelas berlangsung, gurupeneliti dapat mengetahui bahwa ada yangKurang berani mengajukan pertanyaanatau menyampaikan pendapatnya,sehingga yang Menjawab maupunberpendapat cenderung didominasi olehsiswa yang pintar dan itu-itu Sajaorangnya, pada saat pemberian tugasguru harus memberikan perhatian ataubimbingan yang harus merata dan waktuyang cukup untuk semua kelompok.Sehingga tidak ada kelompok yangmerasa diabaikan. Dalam hal ini perluperhatian guru untuk mengatasi kendalatersebut pada pertemuan atau siklusberikutnya.

3. Tanggapan siswa terhadap prosespembelajaran matematika denganmenggunakan Metode tanya jawab danpemberian tugas selama siklus 1,menunjukkan respon yang positif,diantaranya penggunaan waktu bekerja,cukup efektif dan pembagian tugas yangdiberikan guru sangat jelas, sehinggaMotivasi siswa untuk Bertanggung jawabmenyelesaikan tugasnya. Meskipun padasiklus 1 ini masih ada Siswa yang tidakdapat menyelesaikan tugasnya secara baikdan benar.

Menurut guru kolaborator(pengamat) yang memantau kegiatan prosesbelajar mengajar pada siklus 1, hal ini wajar

saja terjadi, karena jumlah siswa yang banyakuntuk satu kelas dan belum terbiasa dengancara belajar seperti ini, namun upaya gurutelah Menunjukkan hasil yang sangat berartidan memadai pada siklus 1 ini.4. Refleksi dan Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil pengamatan dananalisis data yang diperoleh guru danpengamat selama 2 kali tatap muka padasiklus 1, telah terlihat ada pengaruh daritindakan yang diberikan guru peneliti ,maka dapat ditinjau dari keberhasilan dankelemahannya baik dari pihak gurumaupun siswa antara lain.

1. Keberhasilan Guru dan siswa- Kemampuan guru melaksanakan

tindakan, untuk meningkatkanmotivasi siswa sesuai Rencana danlangkah-langkah pembelajaran sudahmencapai 75%

- Kemampuan siswa bekerja samadalam kelompok telah mulai terlihataktif pada Pertemuan 1 siklus 1, telahmencapai 23 orang (82%) .Kemampuan siswa bertanya sesamateman bertanya dan kepada guru, rata-rata Siklus 1 sebanyak 13 orang(54%). Keberanian siswamempresentasikan hasil kerjanyadidepan kelas pada siklus 1 ini, Rata-rata mencapai 10 orang (36%).Nilaihasil ulangan harian siklus 1 rata-ratakelas pada pertemuan 1 mencapai rata-rata 6,89, dan ketuntasan belajarsecara klasikal hanya 1 orang (4%).Kenyataan ini tentu Belum mencapaiindikator keberhasilan yang telahditetapkan guru peneliti.

2. Kelemahan guru dan siswa- Upaya guru untuk meningkatkan

motivasi siswa dengan menggunakanmetode tanya Jawab dan pemberiantugas belum memperoleh hasilmaksimal, artinya belum mencapaiindikator keberhasilan yang telahditetapkan.pelaksanaan tindakan yangdirencanakan oleh guru peneliti, untukmemotivasi siswa belajar matematikakonsep akar kuadrat.Menurut pengamat yang telahmemadai, namun perlu diperbaikipada kegiatan Kegiatan

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 44: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

191

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

membangkitkan siswa dalam bertanyadan menjawab pertanyaan dari oranglain yang masih kurang. Kemudianguru dalam membimbing siswa padasaat kegiatan diskusi harusmemberikan perhatian yang meratauntuk semua kelompok, sehinggatidak ada kelompok yang merasakurang diperhatikan.

- Hasil tes pada siklus 1 memperolehskor rata-rata sebesar 6,89, kiranyanilai rata-rata ini harus lebih baiklagi pada pertemuan selanjutnya.Menindak lanjuti keberhasilan danKelemahan yang ditemukan yang telahdiuraikan diatas, guru peneliti bersamapengamat guru kolaborator, sepakatakan melanjutkan pelaksanaantindakan kelas pada siklus ke 2 dengan2 tatap muka lagi.

Upaya-upaya yang dilakukandiantaranya adalah dengan caramengoptimalkan langkah-Langkahpembelajaran melalui penerapan metodetanya jawab dan pemberian tugas denganmaksimal dan meningkatkan bimbingan gurupada saat siswa bekerja Dalam kelompoksesuai dengan konsep yang dipelajari, gurumemberikan motivasi Semanagat belajarsiswa agar lebih percaya diri pada saatmempresentasikan hasil Kerja kelompokdidepan kelas.

B. Siklus ke 2 (dua)Berdasarkan refleksi yang ada pada

siklus 1, maka guru peneliti bersamapengamat Menetapkan bahwa tindakan yangdilaksanakan pada siklus 1 perlu perbaikanada pada siklus 2 agar pembelajaranberlangsung secara optimal.

1. Perencanaan ( Planning)Pada siklus 2 ini akan dilakukan sama

dengan yang direncanakan pada siklus 2sebelumnya, yaitu bertujuan untukmemunculkan prilaku baru dan keterampilangeneric yang harus dimiliki siswa secaraoptimal, guna untuk meningkatkan motivasisiswa belajar matematika di kelas 6 SDNegeri 40 Banda Aceh. Rencana yangdisusun berupa :- Guru peneliti menyiapkan perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian

- - Menetapkan topik yang diajarkan.- - Menyiapkan LKS- Guru peneliti akan menerapkan strategi

belajar metode tanya jawab danpemberian tugas dalam prosespembelajaran yang dilaksanakan.

- - Menyusun evaluasi proses pembelajaranberupa pre test dan pos test.

- - Menyusun angket respon pada siswauntuk memberikan tanggapannya dalampembelajaran Yang telah dilaksanakanguru peneliti.

-2. Pelaksanaan ( Acting )

Berdasarkan rencana tindakan dandesain pembelajaran yang telah dipersiapkan,guru Dengan teman kolaborator/pengamat :- Guru melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan rencanapembelajaran Dan alokasi waktu yangtelah diterapkan.

- Semua rencana tindakan yang telahdirumuskan guru dengan pengamat pada2 kali Pertemuan selama siklus 2 dapatdilaksanakan secara teratur oleh gurumulai kegiatan awal sampai dengankegiatan terakhir.

- Guru motivasi siswa dengan bertanyajawab dan memberikan tugas terstukturberupa Pertanyaan-pertanyaan yangtingkatannya lebih tinggi dari siklus 1.

- Guru melaksanakan kegiatan inti lebihkurang 70 menit sesuai dengan rencanapembelajaran yang disusun.

- Guru melaksanakan tes akhir selama +20 menit.

- Guru membagikan angket respon siswaterhadap pembelajaran yang dilakukanoleh guru Peneliti selama 5 menit.

3. Pengamatan (Observing )Setelah guru melaksanakan semua

rencana tindakan selama 2 kali tatap mukapada siklus 1 di kelas 6 SD Negeri 40 BandaAceh, dan hasil pengamatan pengamat,catatan lapangan guru,lembaran formattanggapan siswa terhadap PBM, serta hasilulangan harian siswa diperoleh sebagaiberikut :- Penerapan langkah-langkah pembelajaran

oleh guru pada siklus 2, yaitu 2 kali tatapmuka, telah sesuai dengan rencanapembelajaran, dan metode tanya jawabdan pemberian tugas.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 45: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

192

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

- Guru melaksanakan langkah-langkahpembelajaran cukup teratur sesuai dengandesain Pembelajaran Kondusif.

- Siswa sangat aktif dalam mengajukanpertanyaan dan menyampaikan ide /pendapatnya.

- Kepada teman dan guru dan sangatantusias dalam menyelesaikan soal-soalpemberian

- Tugas dengan bekerja kelompok danmengerjakan LKS yang diberikan guru.

- Bimbingan guru pada saat siswa bekerjakelompok sudah cukup baik dan intesif,sehingga siswa mendapat bimbingansecara merata untuk semua kelompok.

- Pada saat presentasi hasil kerja kelompokguru peneliti menyuruh siswa secara acakuntuk Menyajikan hasil kerja kelompokyang telah dilakukan, dan siswa sportifMemperhatikan sajian temannya danmerespon dengan tepuk tangan, untukmerayakan keberhasilan temannya.

Guru terlihat sangat arif dan selektifdalam membimbing siswa untukmempertahankan suasana belajar yangkondusif.Guru melaksanakan pos tes sesuaidengan waktu yang telah ditentukan tidak adasiswa yang perlu penanganan secara khusustapi umumnya mereka harus lebih giat lagidalam membaca di rumah agar prosespembelajaran untuk topik yang lainnya lebihsiap dan baik lagi.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

analisis data dapat disimpulkan sebagaiberikut :a. Penerapan metode tanya jawab dan

pemberian tugas dalam pembelajaranmatematika di kelas 6 SD Negeri 40Banda Aceh telah dapat meningkatkanmotivasi siswa dari 75% pada siklus 1menjadi 83% pada siklus ke 2.peningkatan ini telah mencapai indikatorkeberhasilan yang diterapkan yaitusebesar 75%.

b. Terdapat peningkatan prestasi belajarsiswa yang diajarkan denganmenggunakan metode tanya jawab danpemberian tugas pada pokok bahasanakar kuadrat kelas 6 SD Negeri 40 BandaAceh, peningkatan ini Dapat dilihat padanilai ketuntasan belajar siswa pada siklus

1 rata-rata 6,89 menjadi 7,55 dan padasiklus ke 2.

SaranBerdasarkan hasil penelitian ini,

maka peneliti memberikan saran-saransebagai berikut :1. Mengingat pembelajaran menggunakan

metode tanya jawab dan pemberian tugasdapat meningkatkan prestasi belajarsiswa, maka disarankan kepada guruuntuk dapat menggunakan metodetersebut pada mata pelajaran yang lainpada konsep-konsep yang dianggapsesuai.

2. Diharapkan pada para guru memilikidedikasi yang tinggi dan merespon secaratepat dalam proses belajar mengajar dikelas, sehingga siswa dapat memperolehhasil belajar dan mempunyai kemampuandan kualitas yang baik di masa yang akandatang.

DAFTAR PUSTAKADepdiknas, (2001), Pedoman Teknis

Pelaksanaan Clss Room ActionResearch (CAR), Jakarta :Depdiknas.

-------------- (2003), Pedoman KhususPengembangan Silabus DanPenilaian Kurikulum 2004 SD,Jakarta : Depdiknas.

Buchori, dkk, (2005), Jenius Matematika 1Untuk SMP Kelas VII. Semarang :Aneka Ilmu

Hamalik, Oemar (1989), Metode Mengajardan kesulitan-kesulitan belajar,Bandung : Tarsito.

Mulyasa, (2003), Kurikulum BerbasisKompetensi : Konsep, Karakteristik,dan Implementasi, Jakarta : RinekaCipta.

Nasution. (1996). Berbagai PendekatanDalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta : Bina Aksara.

Purwanto, M, Ngalim, (1985), PsikologiPendidikan, Bandung : CV, RemajaKarya.

Sardiman, (2000), Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Pedoman BagiCalon Guru, Jakarta : GrafindoPersada.

Nirwana Pohan, Ketuntasan Belajar Meningkatkan Motivasi Siswa

Page 46: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

193

Nirwana Pohan* adalah Kepala Sekolah SD Negeri 49 Banda Aceh

Slameto, (1991), Belajar dan Faktor-faktorYang Mempengaruhinya, Jakarta :Rineka Cipta.

Soeyono, (1981), Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : Rineka Cipta.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 47: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

194

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

PENERAPAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS IX SMP NEGERI 2

KOTA BANDA ACEH

OlehMaikarni*

AbstrakPenelitian ini berjudul “Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pelajaran IPS Terpadu Kelas IX SMPN 2 Kota Banda Aceh”. Rumusan masalahpenelitian ini adalah apakah dengan menerapkan media gambar dapat meningkatkan hasilbelajar, aktivitas guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik, serta ketrampilan gurudalam mengelola pembelajaran, dan bagaimana respon siswa terhadap penerapan mediagambar. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa;(2) Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran; (3) Untuk mengetahuiketerampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Untuk mengetahui respon siswaterhadap pembelajaran dalam penggunaan media gambar mendapatkan hasil belajar yangbaik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-2 SMP Negeri 2 Banda Aceh yang terdiridari 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes (pre-test dan pos-test)untuk hasil belajar siswa, menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa,lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, dan angket responsiswa terhadap penggunaan media gambar. Analisis data menggunakan statistik deskriptifpersentase. Hasil penelitian diperoleh (1) Persentase ketuntasan secara individualmeningkat, pada siklus I terdapat 18 siswa yang tuntas secara individual dan 10 siswa yangtidak tuntas dari 28 orang siswa (64%), pada siklus II terdapat 24 siswa yang tuntas secaraindividual dan 4 siswa yang tidak tuntas dari 28 orang siswa (86%). Persentase ketuntasanklasikal meningkat dari 60% pada siklus I menjadi 90% pada siklus ke II; (2) Aktitas gurudan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal; (3) Keterampilan gurudalam penerapan penggunaan media gambar meningkat dari sedang (2,5) menjadi baik(3,7); dan (4) Respon siswa terhadap penggunaan media gambar adalah 92,9% dari 28siswa menjawab dapat memperjelas pemahaman terhadap materi yang dipelajari denganmenggunakan media gambar.

Kata kunci: media gambar, hasil belajar, ips terpadu

PENDAHULUANPendidikan merupakan investasi yang

sangat besar bagi setiap warga negara, karenapendidikan salah suatu bidang yang harusdiutamakan oleh setiap warga negara. Majumundurnya suatu bangsa tergantung padatingkat pendidikan bangsa itu sendiri sehinggakelanjutan pendidikan harus menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah maupunmasyarakat. Sejalan dengan perkembangandunia pendidikan yang semakin pesatmenuntut lembaga pendidikan untuk lebihdapat menyesuaikan dengan perkembanganilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan prosespembelajaran guru diharapkan senantiasamendorong dan mengarahkan cara berfikirsiswa kearah pengembangan secara ilmiah

agar mereka dapat berfikir dan bertindaksecara logis, kritis dan kreatif. Salah satuupaya meningkatkan kualitas pendidikan padamata pelajaran IPS Terpadu adalah denganmenggunakan pembelajaran aktif dan kreatif,dimana siswa melakukan sebagian besarpekerjaan yang harus dilakukan siswamenggunakan pemikiran sendiri untukmempelajari berbagai masalah danmenerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Melalui proses pembelajaran, gurudituntut untuk mampu membimbing danmemfasilitasi siswa agar mereka dapatmemahami kekuatan serta kemampuan yangmereka miliki. Peran guru dalam memberikanmotivasi agar siswa terdorong untuk bekerjaatau belajar sebaik mungkin untuk

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 48: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

195

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

mewujudkan serta mengembangkan kapasitasbelajar, kompetensi dasar, serta keberhasilanberdasarkan kemampuaan yang mereka milikisecara penuh. Pengembangan potensi siswasecara tidak seimbang yang nantinyamenjadikan pendidikan cenderung lebih pedulipada pengembangan suatu aspek kepribadiantertentu saja.

Dalam rangka memaksimalkanpembelajaran siswa, maka dapat dilakukanpemecahan masalah dengan cara penggunaanmedia gambar. Menurut Usman (2002:11),“Media gambar merupakan sesuatu yangbersifat menyalurkan pesan, dapat merangsangpikiran, perasaan, kemauan siswa sehinggadapat mendorong terjadinya proses pembelajarpada dirinya”.

Berbagai definisi mengenaipembelajaran dikemukakan oleh para ahli,menurut Sudjana (2005:28) “Pembelajaranmerupakan upaya yang sistematik dan sengajauntuk menciptakan agar terjadi kegiataninteraksi pembelajaran antara dua pihak, yaitupeserta didik dan pendidik yang melakukankegiatan pembelajaran”. Pembelajaranmerupakan suatu kombinasi yang tersusunmeliputi unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling mempengaruhi mencapai tujuanpembelajaran.

Dalam proses pembelajaran yangdilakukan di sekolah pada dasarnya merupakanaktivitas transformasi pengetahuan, sikap danketerampilan. Melalui proses pembelajaran,guru dituntut untuk mampu membimbing sertamemfasilitasi siswa agar siswa dapatmemahami kekuatan serta kemampuan yangmereka miliki. Guru merupakan suatu jabatanatau profesi yang membutuhkan keahliankhusus, guru juga diartikan sebagai seorangpendidik yang profesional. Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) tentang gurudan dosen, “Guru merupakan pendidikprofesional dengan tugas utama mendidik,menyampaikan, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi pesertadidik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, danpendidikan menengah”. Pekerjaan sebagaiguru tidak bisa dilakukan seseorang tanpamempunyai keahlian sebagai guru. Seorangguru memiliki peran yang sangat pentingdalam pembelajaran. Belajar akan berjalanlebih baik apabila disertai dengan tujuan yang

jelas. Menurut Slameto (2010:50) “Belajarmerupakan suatu perubahan dalam kepribadianyang menyatakan diri sebagai pola baru darireaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasanatau suatu pengertian”. Kegiatan pembelajaranmerupakan kegiatan yang paling pokok darikeseluruhan proses pembelajaran, yang berartiberhasil atau tidaknya pencapaian tujuanpendidikan sangat tergantung kepadabagaimana proses pembelajaran ituberlangsung.

Gambar pada dasarnya membantupara siswa dalam membangkitkan minatnyapada pelajaran. Media gambar akan membantusiswa dalam kemampuan berbahasa, kegiatanseni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita,dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis danmenggambar serta membantu merekamenafsirkan dan mengingat-ingat isi materibacaan dari buku teks. Menurut Sardiman(2002:26) media gambar terdiri dari duakelompok, yaitu pertama flat opaquepicture atau gambar datar tidak tembuspandang, misalnya gambar fotografi, gambardan lukisan cetak dan transparent picture ataugambar tembus pandang, misalnya film slides,filmstrips dan transparancies.Jenis – Jenis Media Gambar

Terdapat berbagai macam jenis mediagambar yang dapat dimanfaatkan untukkeperluan pembelajaran, di antaranya: (1)Bagan atau Charta adalah media gambar yangmenyajikan pesan pembelajaran denganmengombinasikan unsur tulisan dan gambaruntuk menjadi kesatuan yang bermaknadengan maksud untuk menyederhanakanbahan pembelajaran yang kompleks agarmudah dipahami. (2) Poster adalah media yangdigunakan untuk menyampaikan suatuinformasi, sran atau ide – ide tertentu,sehingga dapat merangsang keinginan yangmelihatnya untuk melaksanakan isi pesantersebut. (3) Karikatur atau kartun adalahmedia gambar untuk mengungkapkan ide atausikap dan pandangan terhadap seseorang,kondisi, kejadian atau situasi tertentu, biasanyasederhana dan terkesan lucu. (4) Grafik adalahmedia yang dapat memvisualisasikanperkembangan atau keadaan tertentu secarasederhana dan ringkasan melalui garis ataugambar, biasanya digunakan untuk bentukvisual dari keadaan tertentu yang terdapat padatable. (5) Foto merupakan media yang umumdipakai untuk berbagai macam kegiatan

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 49: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

196

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

pembelajaran yang baik bukan hanya dapatmenyampaikan saja tetapi dapat digunakanuntuk melatih keterampilan berpikir sertadapat mengembangkan kemampuan imajinasisiswa.

Berdasarkan latar belakangsebagaimana yang dipaparkan diatas, makatujuan penelitian tindakan kelas ini adalahuntuk (1) mengetahui peningkatan prestasibelajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadumelalui penerapan media gambar. (2)mengetahui aktivitas guru dan siswa dalampembelajaran IPS Terpadu dalam penerapanmedia gambar. (3) mengetahui keterampilanguru dalam mengelola proses pembelajaranmelalui penerapan media gambar. (4)mengetahui respon siswa terhadappembelajaran dengan menerapkan mediagambar dalam memperoleh hasil belajar yangbaik.

METODA PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas yang dilakukan untukmencermati kegiatan belajar dalam sebuahkelas secara bersama dengan penerapan mediagambar dalam pembelajaran langsung.Kegiatan yang dilakukan dalam tahappersiapan penelitian yaitu menentukan kelas,menetapkan materi, menyusun RPP, menyusunalat evaluasi pre test dan post test, lembarpengamatan aktivitas, lembar pengelolaan,lembar respon. Semua persiapan perencanaanini disesuaikan dengan materi yang akandisajikan. Subjek penelitian ini adalah 28siswa kelas IX-2 IPS Terpadu SMP Negeri 2Banda Aceh. Kelas ini memiliki siswa yangheterogen baik dari kemampuan akademismaupun latar belakang sosial.

Pada Penelitian Tindakan Kelas(PTK) siklus kegiatan merupakan ciri khasyang membedakan penelitian ini dari jenispenelitian lainnya. Penelitian ini dilakukanseperti yang di ungkapkan Wardani (2012),siklus dilakukan secara berurutan yang terdiriatas (1) Perencanaan (planning); (2)pelaksanaan tindakan (action); (3) pengamatan(observing); dan (4) refleksi (reflecting).

Data dalam penelitian ini adalah tes,angket, observasi dan dokumentasi. Tesdipergunakan untuk mendapatkan data tentanghasil belajar siswa. Observasi dipergunakanuntuk mengumpulkan dan mengetahui datatentang aktivitas siswa dan keterampilan guru

dalam pembelajaran dan implementasidilakukan penelitian dengan penggunaanmedia gambar. Dokumentasi digunakan untukmendapatkan data berupa gambar selamapenelitian. Instrument yang digunakan dandilaksanakan dalam penelitian ini adalah Testulis (instrumen 1), tes yang terbentuk objektifdengan empat pilihan a, b, c, d, sesuai denganjumlah indikator yang dirumuskan dalam RPP(instrumen 1). Perangkat tes ini berupa pre-testdan post-test. Pre-test dilakukan untukmengetahui kemampuan awal siswa sebelumditerapkan penggunaan media gambar,sedangkan post-test diberikan setelahdilakukan kegiatan pembelajaran denganpenggunaan media gambar. Lembar responsiswa terhadap penggunaan media gambar(instrumen 4). LKS disusun untuk mengetahuibagaimana respon siswa terhadap penerapanpembelajaran yang diterapkan oleh guruselama kegiatan pembelajaran.

Data hasil belajar merupakanperolehan skor atau nilai siswa setelah diberiujian. Pada penelitian ini siswa dikatakantuntas jika skor hasil belajar yang diperolehdiatas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75.Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dariperkembangan skor dasar, ujian siklus I danujian siklus II. Analisis data menggunakanstatistik deskriptif persentase.

HASIL DAN PEMBAHASANSiklus I

Setelah semua rencana penelitiandipersiapkan, peneliti (sebagai guru)melaksanakan tindakan di kelas, tindakandiamati oleh dua pengamat, dengan subjekpenelitian kelas IX-2 SMP Negeri 2 BandaAceh. Pada siklus pertama dilaksanakandengan materi peta tentang pola dan bentukmuka bumi.

Sebelum pembelajaran berlangsungguru melakukan perencanaan denganmempersiapkan RPP, pre-test dan post-testserta instrumen penelitian berupa lembarpengamatan aktivitas guru dan siswa danlembar keterampilan guru dalam mengelolapembelajaran dengan penggunaan mediagambar serta menyiapkan modul untukdiberikan kepada setiap siswa. Berikutdipaparkan hasil penelitian siklus I.

Hasil pelaksanaan tindakan padasiklus I dengan waktu 2 x 40 menit, diperolehhasil bahwa proses kegiatan pembelajaran

Maikarni, Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Page 50: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

197

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

pada siklus pertama, guru mampu memberikansuasana baru dan nyaman di kelas. Dilihat darisetiap langkah-langkah pembelajaran siswacukup antusias dalam pembelajaran, hal initerlihat dari diskusi kelompok yang berjalandengan baik, walaupun sebahagian siswabanyak yang belum paham terhadap materi.Hasil tes belajar siswa pada siklus I dari 28siswa, 18 siswa hasil belajarnya dapatdikatakan tuntas secara individual. Dari 10soal terdapat 6 soal yang tuntas secara klasikaldengan persentase 60 persen.. Kemampuanguru dalam mengelola pembelajaran telahmencapai skor rata-rata yaitu 2,5 dikategorikansedang. Beberapa hal yang menjadi kelemahanyang dialami guru dan siswa pada pelaksaanproses pembelajaran pada siklus yaitu hasilbelajar pada siklus I masih belum tuntas dikarenakan ketuntasan indivudal dan klasikalbelum memenuhi kriteria ketuntasan minimal(KKM), karena pada siklus pertama siswahanya mampu memperoleh nilai kentuntasanindividual 60% dan nilai ketuntasan klasikal64%. Aktivitas guru dan siswa dalammengelola pembelajaran belummemdapatankan hasil waktu yang memadaiatau sesuai waktu yg telah di tetapkan padasiklus pertama. Guru harus meningkatkanketerampilan dalam menggelola pembelajarankhususnya dalam mengaitkan materi pelajaranpada siklus pertama. Yaitu pada kegiatan awalguru hanya mampu memperoleh katagorisedang yakni 2.6, kegiatan inti di katagorikanbaik yakni 2.8, dan kegiatan akhir dikatagorikan sedang yakni 2.2.

Untuk memperbaiki kelemahan danmempertahankan keberhasilan yang telahdicapai pada siklus pertama, makaperencanaan pada siklus II yakni: (1) Guruharus lebih percaya diri dan terampil sertasemangat dalam menjalankan prosespembelajaran, Guru harus lebih menguasaidalam melakukan langkah-langkahpembelajaran dengan sistematis. (2)Memberikan motivasi terhadap siswa agarlebih aktif dalam pembelajaran (3) Guru haruslebih intensif dalam membimbing siswa yangmengalami kesulitan dalam memahamipembelajaran, sehingga dapat meningkatkanpemahaman dan hasil belajar siswa. (4) Guruharus lebih baik dalam menjaga waktu dalammelakukan aktivitas pembelajaran, sehinggaguru dan siswa dapat melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan waktu yang telahdi tetapkan.

Siklus IISiklus kedua merupakan tindak lanjut

hasil refleksi pada siklus pertama. Berdasarkanrefleksi yang ada pada siklus I, maka gurubersama pengamat menetapkan bahwatindakan yang dilaksanakan pada sikluspertama perlu perbaikan dan peningkatan padasiklus kedua agar tercapai hasil pembelajaranyang optimal dan maksimal sesuai denganyang diharapkan.

Keberhasilan yang telah dicapai padasiklus II guru dapat membimbing siswadengan intensif sehingga dapat meningkatkanpemahaman siswa terhadap materi yangdipelajari, hal ini terlihat pada hasil belajarsiswa yang sudah meningkat pada sikluskedua, yakni ketuntasan individual 86% danketuntasan klasikal 90%. Aktivitas guru dansiswa pada siklus II sudah mampu dalampengelolaan pelaksanaan dengan waktu ideal,sehingga kegiatan yang dilakukan guru dansiswa sesuai dengan waktu yang telahditentukan dan sesuai dengan langkah-langkahpembelajaran yang telah ditetapkan dalampenggunaan media gambar. Keterampilan gurudalam mengelola pembelajaran pada sikluskedua sudah mampu mengelola pembelajaransangat baik yakni 3.7, di lihat dari kegiatanawal dikatagorikan sangat baik yakni 3.7,kegiatan inti dikatagorikan sangat baik yakni3.7, dan kegiatan akhir di katagorikan baikyakni 3.5.

Berdasarkan hasil pada siklus II,maka tindakan dalam siklus diberhentikan,karena hasil belajar sudah maksimal dansebagian besar siswa sudah memenuhi nilaiKKM secara individual dan sudah tuntassecara klasikal, dan aktivitas guru dan siswasudah mampu mengelola pelaksanaanpembelajran dengan waktu yang tidak ideal kewaktu yang ideal sesuai yang telah di tetapkan,ketarampilan guru sudah mulai mengalamipeningkatan dalam pembelajaran yakni darikatagori sedang menjadi sangat baik, danmendapatkan respon positif dari siswa dalampenggunaan media gambar bahwa siswa telahmampu dan memahami proses pembelajaranyang di berikan oleh guru.

Berdasarkan dari hasil tinjauanpenelitian yang telah dilakukan dengan duasiklus, maka dapat dilihat bahwa terdapat

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 51: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

198

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

peningkatan hasil belajar siswa kelas IX-2,Secara individual hasil belajar siswamengalami peningkatan dari siklus I hinggasiklus ke II. Pada siklus I hasil belajarmenunjukkan dari 28 siswa, 2 siswamemperoleh nilai 100 persen, 1 siswamemperoleh nilai 90 persen, 15 siswamemperoleh nilai 80 persen, 6 siswamemperoleh nilai 70 persen dan 4 siswamemperoleh nilai 60 persen. Pada siklus I dari28 siswa, 18 siswa yang hasil belajarnya dapatdikatakan tuntas secara individual,10 siswalainya dikatakan tidak tuntas secara individualkarena memperoleh nilai dibawah KKM yaitu75.

SIMPULANBerdasarkan hasil pengolahan data

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1)Penggunaan media gambar dapatmeningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-2SMP Negeri 2 Banda Aceh dalampembelajaran IPS Terpadu pada materidinamika penduduk. Hal ini dapat dilihat dariketuntasan individual, mulai dari siklus I dari28 siswa terdapat 10 siswa yang belum tuntasatau sekitar 64 persen dan siklus II dari 28siswa hanya 4 orang siswa yang belum tuntasatau sekitar 86 persen. Sedangkan ketuntasanklasikal mulai dari siklus I sebesar 60% dansiklus II sebesar 90%. (2) Aktivitas guru padasiklus I banyak kegiatan yang pelaksanaanpembelajaran belum sesuai dengan waktu yangditetapkan, terutama pada kegiatan inti danpemberian pre-test dan post-test. Pada siklus IIaktivitas guru dan siswa sudah lebih baik darisiklus pertama, hal ini terlihat dari persentasepelaksaan dengan waktu yang diterapkan telahsesuai. (3) Keterampilan guru dalampenggunaan media gambar selama siklus Ihingga siklus II, mengalami peningkatan yaitudapat dikategorikan sedang dengan perolehanskor 2,5 dan dapat dikategorikan baik denganperolehan skor 3,7. (4) Respon siswa terhadappenggunaan media gambar dapat dikatakanbaik, siswa berpendapat bahwa denganpenggunaan media gambar dapatmeningkatkan pemahaman siswa terhadapmateri yang telah dipelajari.

SARANBerdasarkan kesimpulan di atas, maka

disarankan (1) mengingat penggunaan mediagambar dapat meningkatkan hasil belajar

dalam pembelajaran IPS terpadu pada materidinamika pertumbuhan, maka disarankankepada guru IPS Terpadu lainnya untukmenggunakan model pembelajaran picture andpicture pada materi-materi pembelajaran yangdianggap sesuai. (2) kepada peneliti lain untukdapat memvariasikan penggunaan mediagambar dengan komponen pembelajaranlainnya baik tingkat sekolah menengah atasmaupun sekolah menengah pertama.(3) diharapkan kepada pihak instasi terkaitagar lebih banyak memberikan pelatihan danpenataran kepada guru IPS terpadu, dalam halpemilihan model-model dan strategipembelajaran di sekolah dalam upayameningkatkan hasil belajar siswa dan mutupendidikan, dikarenakan banyak model danstrategi pembelajaran yang bisa diterapakankepada siswa salah satunya denganpenggunaan media gambar.

DAFTAR PUSTAKAAqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan

Kelas. Bandung: CV RyamaWidya.Aqil, 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: Yrama Widya.Arikunto, S.B. 2009. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.Djamarah. 2000. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.Hartono. 2008. Ilmu Pengetahun Sosial : untuk

kelas VIII Sekolah Menengahpertama/Madrasah Tasnawiyah (bse).Jakarta : Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.

Kemdikbud. 2014. Ilmu Pengetahun Sosial :untuk kelas VIII Sekolah Menengahpertama/Madrasah Tasnawiyah(kurikulum 2013). Jakarta : PusatKurikulum dan Perbukuan, Balitbang,Kemdikbud.

Kunandar. 2009. Langkah Muda PenelitianTindakan Kelas SebagaiPengembangan Propesi Guru.Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Kusumah dan Dwitagama. 2009. MengenalPenelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT. Indeks.

Mulyasa. 2004. Kurikulum BerbasisKompetensi Konsep Karakteristik danImplementasi. Bandung: RemajaRosda Karya.

Maikarni, Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Page 52: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

199

Dra. Maikarni* adalah Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh

Sanjaya Wina. 2012. Media KomunikasiPembelajaran. Jakarta: PrenadaMedia.

Sardiman Arief. 2008. Media Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-FaktorYang Mempengaruhuinya. Jakarta:Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sukidin. 2008. Manajemen PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: InsanCendikia.

Suryosubroto, B. 2002. Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: PTRineka Cipta.

Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir, 2002.Media Pembelajaran, Ciputat Pers.

Usman, Unzer. 2002. Penggunan MediaGambar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 53: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

200

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI ILMUPENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

PADA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR DIKELAS VISEKOLAH DASAR NEGERI 40 KOTA BANDA ACEH

OlehSulastri*

AbstrakManusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yangberbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan).Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehinggasumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.Penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada kelas VI Sekolah Dasar Negeri40 Kota Banda Aceh dan dengan pembelajaran menggunakan metode interaktif untukmeningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 40 Kota Banda Aceh.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)sebanyak 3 siklus.Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu rancangan dan pengamatan. Refleksi dan, sasaranpenelitian ini adalah siswa kelas VI. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembarobservasi berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasilanalisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I,siklus II dan Siklus III yaitu siklus I(61,33%), siklus II (66,93%) dan siklus III (69,33 %)Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah pembelajaran dengan kooperatifteamwork memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa yang ditandaidengan prestasi kelulusan mencapai 70 %.

Kata kunci: IPA interaktif

PENDAHULUANMeningkatkan mutu pendidikan

adalah menjadi tanggungjawab semua pihakyang terlibat dalam pendidikan terutama bagìguru Sekolah Dasar (SD), yang merupakanujung tombak dalam pendidikan dasar ,guruSekolah Dasar (SD) adalah orang yang palingberperan dalam menciptakan sumber dayamanusia yang berkualltas yang dapat bersaingdi Zaman pesatnya perkembangan teknologi.Guru Sekolah Dasar (SD) dalam setiappembelajaran selalu menggunakan pendekatan,strategi dan metode pembelajaran yang dapatmemudahkan siswa memahami materi yangdiajarkannya, namun masih sering terdengarkeluhan dan para guru di lapangan tentangmateri pelajaran yang terlalu banyak dankeluhan kekurangan waktu untukmengajarkannya semua.

Proses pembelajaran yangberlangsung mampu mengembangkan seluruhpotensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibatlangsung dalam pembelajaran. Disamping itukurikulum berbasis kompetensi memberi

kemudahan kepada guru dalam menyajikanpengalaman belajar, sesuai dengan prinsipbelajar sepanjang hidup yang mengacu padaempat pilar pendidikan universal, yaitu belajaruntuk mengetahui (learning to know), belajardengan melakukan (learning to do), belajaruntuk hidup dalam kebersamaan (learning tolive together), dan belajar menjadi diri sendiri(learning to be). Untuk itu guru perlumeningkatkan mutu pembelajarannya, dimulaidengan rancangan pembelajaran yang baikdengan memperhatikan tujuan, kárakteristiksiswa, materi yang diajarkan, dan sumberbelajar yang tersedia. Kenyataannya masihbanyak ditemui proses pembelajaran yangkurang berkualitas, tidak efisien dan kurangmempunyai daya tarik, bahkan cenderungmembosankan, sehingga hasil belajar yangdicapai tidak optimal.

Model pembelajaran interaktif seringdikenal dengan nama pendekatan pertanyaananak. Model ini dirancang agar siswa akanbertanya dan kemudian menemukan jawabanpertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 54: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

201

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

dalam Harlen, 1992). Dengan cara seperti itusiswa atau anak menjadi kritis dan aktifbelajar.1. Rendahnya perolehan hasil belajar mata

pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri40 Kota Banda Aceh, menunjukkanadanya indikasi terhadap rendahnyakinerja belajar siswa dan kemampuanguru dalam mengelola pembelajaran yangberkualitas.

2. Model pembelajaran yang bervariatifmasih sangat rendah dan guru cenderungmenggunakan model konvesional padasetiap pembelajaran yang dilakukannya.

Bagi sìswa pembelajaran interaktifmemberikan pengalaman barudan diharapkanmemberikan kontribusi terhadap peningkatanbelajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwaproses pembelajaran adalah dalam rangkamengembangkan potensi dirinya, karena itukeberhasilan pembelajaran sangat dìtentukanoleh siswa. Disamping itu, melalui penelitianini siswa terlatih untuk dapat memecahkanmasalah dengan pendekatan ilmiah dan siswadidorong aktif secara fisik, mental, dan emosidalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKAA.Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu bentukperilaku yang amat pentingbagi kelangsunganhidup manusia Belajar membantu manusiamenyesuaikan din (adaptasi) denganlingkungannya. Dengan adanyaproses belajarinilah manusia bertahan hidup (survived).Belajar secara sederhana dikatakan sebagaiproses perubahan dan belum mampu menjadisudah mampu, tejadi dalam jangka waktuwaktu tertentu. Perubahan yang itu harussecara relative bersifat menetap (permanent)dan tidak hanya terjadi path perilaku yang saatini nampak (immediate behavior) tetapi jugapada perilaku yang mungkin terjadi di masamendatang (potential behavior). Hal lain yangperlu diperhatikan ialah bahwa perubahanperubahan tersebut terjadi karena pengalaman.Perubahan yang terjadi karena pengalaman inimembedakan dengan perubahan-perubahanlain yang disebabkan oleh kemasakan(kematangan).

B. Motivasi BelajarTelah banyak penelitian yang

berkaitan dengan karakteristik kepribadian dan

performasi calon guru dilakukan. Namun buktiyang berkaitan dengan sifat hubungan inimasih belum jelas. Para ahli psikologi yangtertarik dengan penelitian karakteristikkepribadian, motivasi, dan prilaku manusia,percaya bahwa motivasi memberikan ragamdalamintensitas prilaku manusia, serta arahterhadap prilaku tersebut. Kebutuhan penelitianyang berhubungan dengan motivasi dalamdunia pendidikan guru telah diidentifikasi olehTurner sejak tahun 1975 yang menyatakanbahwa: Studies ... problem more deeply intothe motivational basis ... [of student teachers]are needed. An efficient professional trainingsystem is one which invest substantial fund inthe training ... [of] ... the least ... motivatedcandidates. A more efficient system woulddevote more intense and systematic trainingof/he most talented and well motivatedaspirants (hal.108-109). Pentingnya kebutuhantersebut juga telah dibahas oleh Howson(1976) dalam laporan The BicentennialCommission on Education for the Professionof Teaching, yang menyatakan bahwa “societynow demands a new breed of teachers- a wellprepared, highmotivated professional”. Teorimotivasi Maslow (1954) menyatakanbahwa:An attempt to formulate a positive theory ofmotivation which will satisft theoreticaldemands [while] confirming to known facts(about human behavior), clinical andobservational, as well as experimental.Teoriyang digambarkan oleh Maslow tersebutmemfokuskan pada 5tingkatan kebutuhan(needs). Kebutuhan tersebut menggambarkansuatu kekuatan di belakang prilaku manusia;dan tingkat kebutuhan seseorangakan berbedatergantung kepada individu masing-masingyang memerlukan kebutuhan itu. Kelirnakebutuhan yang diungkapkan oleh Maslowtersebut adalah kebutuhan dasar (fisiologis),rasa aman (emosional), rasa memiliki (sosial),status-ego (personal), dan aktualisasidiri(personality). Menurut Maslow, suatukebutuhan hanya dapatdipuaskan bilakebutuhan yang pada tingkatan yang lebihrendah telahterpenuhi, yang diatur dalam suatuhirarki yang disebut prepotensi. Misalnya,seseorang tak akan berhasil memenuhikebutuhan aktualisasidiri (pengembangan din)bila taraf pertama yang paling fundamental,yakni kebutuhan fisiologis (seperti makanan,minuman, dan sandang) tidak terpenuhi.Kebutuhan tersebut harus dapat dicapai agar

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 55: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

202

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

kebutuhan individu lainnya dapat dipuaskan,dan dimulai dan kebutuhandasar (fisiologis).Teori Maslow telah banyak dîgunakan secaraluas dalam dunia industri untuk menunjukkanadanya hubungan antara pekerja denganperformansi kerja (Robert, 1972). Warner(1978) juga telah melakukan penelitian tentanghubungan antara mahasiswa calon guru dalamhubungannya dengan praktek mengajar. Hasilpenelitian Warner menunjukkan bahwa adahubungan yang logis antara hirarki kebutuhanMaslow, sikap kependidikan, dan konsep dinmahasiswa. Para ahlipsikologi menyatakantentang adanya dua variabel sikap, yaitu: (a)sikap terhadap mengajar (Young, 1973), dan(b) konsep din (Le Benne danGresene, 1965)yang secara erat dapat disatukan denganmotivasi; denganasumsi bahwa variabel sikapbukan hanya memiliki kualitas motivasiyangdapat tumbuh dan mengatur prilaku, tetapijuga memberikan arah terhadapprilakuindividu. Aspek motivasi dan sikap dinyatakanoleh Young (1973): As primary motives(attitudes) arouse behavior; they sustainorterminate an activity and progress, theyregulate and organize behavior ...and they leadto the acquisition of motives, stabledispositions to act. Pernyataan tersebutmenggambarkan bagaimana sikap dapatmembangkitkan, mengatur danmengorganisasikan prilaku individu terhadapsekumpulan objek. Walaupun hubungan antarasikap dan prilakutidak secara mudah dapatdiidentifikasi, namun fungsi sikap dapatmasukdan menentukan prilaku manusia.Menurut Peak (1955), sikap memiliki “theeffect emphasizing objects ... with the resultthat their probability ofactivation and ofchoice and selection is increased.” Dengankata lain, sikap dapat mengatur apakahseseorang dapat menerima atau menolakterhadap rangsangan suatu objek, misalnyaperasaan suka dan tidak suka, menyenangkanatau tidak menyenangkan. Kesimpulannya,sikap terhadap suatu objek dapatmempengaruhi pilihan seseorang terhadapobjektersebut, dan oleh karena itu dapatmenentukan arah yang akan diambil olehindividu yang bersangkutan.

C. Model Pembelajaran InteraktifSecara khusus, istilah model diartikan

sebagai kerangka konseptualyang digunakansebagai pedoman dalam melakukan suatu

kegiatn. Sunarwan (1991) dalam SobrySutikno (2004:15) mengartikan modelmerupakan gambaran tentang keadaan nyata.Model pembelajaran atau model mengajarsebagai suatu rencana atau pola yangdigunakan dalam mengatur maten pelajaran,dan memberi petunjuk kepada mengajar dikelas dalam setting pengajaran. Modelpembelajaran merupakan kerangka konseptualyang melukiskan prosedur yang sistematisdalam mengorganisasikan pengalaman belajaruntuk mencapai tujuan belajar tertentu danberfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan para pengajardalam merencanakan dan melaksanakanaktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran interaktif seringdikenal dengan nama pendekatan pertanyaananak. Model ini dirancang agar siswa akanbertanya dan kemudian menemukan jawabanpertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrovedalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anakmengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas,pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalumelebar dan seringkali kabur sehingga kurangterfokus. Guru perlu mengambil langkahkhusus untuk mengumpulkan, memilah, danmengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut kedalam kegiatan khusus. Pembelajaraninteraktif merinci langkah-langkah ini danmenampilkan suatu struktur untuk suatupelajaran IPA yang melibatkan pengumpulandan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen,1992:48-50).

Model pembelajaran ínteraktifmemiliki lima langkah. Langkahlangkahpenerapan model pembelajaran lnteraktifdiawali dengan (1) persiapan, sebelumpembelajaran dimulai guru menugaskan siswauntuk membawa hewan peliharaannya danmempersiapkan din untuk menceritakantentang hewan peliharaannya masing-masing.(2) kegiatan penjelajahan, pada saatpernbelajaran di kelas siswa lain bolehmengamati hewan-hewan peliharaan teman-temannya dan dekat (meraba, mengelus,menggendong) dan mereka boleh mengajukanpertanyaan. (3) pertanyaan siswa diarahkanguru sekitar proses pemeliharaannya. (4)penyelidikan, guru dan siswa memilihpertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh.Misalnya siswa diminta mengamati keadaanhewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti

Sulastri, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa KelasVI

Page 56: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

203

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

dan mana mereka memperoleh makanannya,dimana mereka tidur, punya nama atau tidak,bagaimana kebersihannya. (5) refleksi, pathpertemuan berikutnya di kelas dibahas hasilpenyelidikan mereka, dilakukan pembandinganantara hewan peliharaan dengan hewan liaruntuk memantapkan hal-hal yang sudah jelasdan memisahkan hal-hal yang masih perludiselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan gurudapat memberikan tugas kepada siswa untukmengamati benda-benda di sekitar siswa untukmengarnati benda-benda di sekitar merekaseperti buku dan tas sekolahnya. Salah satukebaikan dan model pembelajaran interaktifadalah bahwa siswa belajar mengajukanpertanyaan, mencoba merumuskanpertanyaan, dan mencoba menemukan jawabanterhadap pertanyaannya sendiri denganmelakukan kegiatan observasi (penyelidikan).Dengan cara seperti itu siswa atau anakmenjadi kritis dan aktif belajar.

D. KreativitasDewasa ini istilah kreativitas atau

daya cipta sering digunakandalam kegiatanmanusia sehari-hani, sering pula ditekankanpentingnya pengembangan kreativitas baikpada anak didik, pegawai negeri maupun padamereka yang berwiraswasta. Kreativitasbiasanya diartikan sebagai kemampuan untukmenciptakan suatu produk baru. Ciptaan itutidak perlu seluruh produknya harus baru,mungkìn saja gabungannya, kombinasinya,sedangkan unsur-unsurnya sudah adasebelumnya, kombinasi baru, atau melihathubungan- hubungan baru antara unsur, data,atau hal - hal Yang sudah ada sebelumnya.

Kreativitas terletak pada kemampuanuntuk melihat asosiasi antara hal-hal atauobyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atautidak tampak hubungannya. Seorang anakkecil asyik bermain dengan balok-balok yangmempunyai bentuk dan warna yangbermacam-macam, setiap kali dapat menyusunsesuatu yang bani, artinya baru bagi dirinyakarena sebelumnya belum pernah membuat hatyang semacam itu. Anak ini adalah anak yangkreatif, berbeda dengan anak lain yang hanyamembangun sesuatu jika ada contohnya.Mengembangkan kreatìvitas dalampembelajaran, Gordon dalam Joice and Weill(1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163)mengemukakan empat prinsip dasar sinektiktentang kraetivitas. Pertama, kreativitas

merupakan sesuatu yang penting dalamkegiatan sehari-hari.

METODA PENELITIAN1. Persiapan

a. Membuat beberapa wacana yangmemuat isi pesan sesuai denganmatenpokok secara berlainan yangjumlahnya sebanyak anggota dalamsetiapindikator pencapaian hasil. Satuindikator dapat dibuatkan satuwacanaSubyek Penelitianatau lebih,kemudian digandakan sebanyakkelompok yang akan dibuatdalam satukelas.

b. Membuat tugas-tugas yang akandiselesaikan oleh siswa secarakelompoksetelah memahami informasiatau isi pesan dalam wacana.

2. Pelaksanaan1. Tahap Kooperatif

a. Siswa dibagi ke dalam kelompokdengan anggota 3-5 orangsecamheterogin (kelompok awal).

b. Membagikan wacana yang telahdisiapkan kepada masing-masingkelompok.

c. Menugaskan kepada setiap kelompokuntuk membagi tanggung jawabdalam memahami informasi/isi pesandalam wacana.

d. Setiap anggota bertanggung jawabuntuk mempelajari bagian tertentudan tugas yang diberikan.

2. Tahap Ahlia. Siswa dalam setiap kelompok yang

mendapatkan tugas/permasalahansama untuk membuat kelompok baruyang kemudian disebut kelompokawal

b. Menugaskan sìswa dalam kelompokahli agar mendiskusikantugas/permasalahannya sehinggamenjadi ahli dalam bidang informasiyang menjadi tugasnya.

c. Menugaskan setiap anggota kelompokahli untuk mencatat hasil diskusinya.Apabila kegiatan ini telah selesai,maka siswa dalam kelompok ahliditugaskan agar kembali ke kelompokkooperatif (kelompok awal).

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 57: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

204

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

3. Tahap Kelompok kooperatif kelompokawal.a. Tahap ini dilakukan setelah siswa

kembali ke kelompokkooperatif/kelompok awal, di manasetiap anggota telah menjadi ahliinformasi dalam bidangnya atautugasnya permasalahannya. Secarabergiliran, tugaskan siswa dalamkelompok kooperatif ke1ompok awaluntuk menginformasikan hasildiskusinya di kelompok ahli. Halyang sama dilakukan juga padakelompok lain secara simultan.

b. Setelah siswa menginformasikan hasildiskusinya dalam kelompok ahlikepada temannya di kelompokkooperatif/kelompok awal, makamasing-masing kelompokmelaporkan hasilnya secara tertulis.

c. Guru dapat juga mempersilahkanmasing-masing kelompok untukmelaporkan hasil diskusinya secaralisan (presentasi) dan dilengkapi atauditanggapi oleh kelompok lain.

d. Guru mengklarifikasi hasil diskusidan bersama siswa menyimpulkan.

B. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). MenurutTim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatubentuk kajian yang bersifat reflektif olehpelaku tindakan yang dilakukan untukmeningkatkan kemantapan rasional daritindakan mereka dalarn melaksanakan tugas,memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, sertamemperbaiki kondisi dimana praktekpembelajaran tersebut dilakukan (dalamMukhlis, 2000:3) Sedangkan menurut Mukhlis(2000:5) PTK adalah suatu bentuk kajianyangbersifat sistematis reflektif oleh pelaku

tindakan untuk memperbaiki kondisipembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuanutama dan PTK adalah untukmemperbaiki/meningkatkan praktekpembelajaran secara berkesinambungan,sedangkan tujuan penyertaannya adalahmenumbuhkan budaya meneliti dikalanganguru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenispenelitian yang dìpilih, yaitu penelitiantindakan, maka penelitian ini menggunakanmodel penelitian tindakan dan Kemmis danTaggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaituberbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklusyang berikutnya. Setiap siklus meliputiplanning (rencana), action (tindakan),observation (pengamatan) dan reflection(refleksi). Langkah pada siklus berikutnyaadalah perencanaan yang sudah ditindakan,pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk padasiklus I dilakukan tindakan pendahuluan yangberupa identifikasi permasalahan.

C. Teknik Dan Alat Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan datamenggunakan teknik tes dan non tes. Testertulis digunakan pada akhir siklus I dansiklus II, yang terdiri atas materiperkembangbiakan pada hewan dan tumbuhan.Sedangkan Teknik non tes meliputi teknikobservasi dan dokumentasi. Observasidigunakan pada saat pelaksanaan penelitiantindakan kelas kemampuan memahami materibenda konduktor dan isolator panas padasiklus I dan siklus II. Sedangkan teknikdokumentasi digunakan untuk mengumpulkandata khususnya nilai mata pelajaran IlmuPengetahuan Alam basil ulangan harian.

Wawancara berupa menggalìinformasi dengan berkomunikasi langsungdengan siswa kelas VI Negeri 40 Kota BandaAceh tentang keterampilan dan pengetahuansisa tentang benda konduktor dan isolator.

Sulastri, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa KelasVI

Page 58: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

205

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,93% danketuntasan belajar mencapai 73,33% atau ada22 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar .Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus IIini ketuntasan belajar secara klasikal telahmengalami peningkatan sedikit lebih baik darisiklus.

Adanya peningkatan hasil belajarsiswa ini karena setelah gurumenginformasikan bahwa setiap akhirpelajaran akan selalu diadakan tes sehinggapada pertemuan berikutnya siswa lebihtermotivasi untuk belajar. selain itu siswa jugasudah mulai mengerti apa yang dimaksudkandan dinginkan guru dengan menerapkan modelpembelajaran interaktif.

D. RefleksiDalam pelaksanaan kegiatan belajar

diperoleh informasi dari hasil pengamatansebagai berikut :1. Memotivasi siswa2. Membimbing siswa merumus

kesimpulan/menemukan konsep3. Pengelolaan waktu

a. RancanganPelaksanaan kegiatan belajar siklus II inimasih terdapat kekurangan–kekurangan.Perlu adanya untuk dilaksanakan padasiklus II antara lain :

1. Guru dalam memotivasi sisa hendaknyadapat membuat siswa lebih bermotivasiselam proses belajar mengajarberlangsung.

2. Guru harus lebih dekat dengan siswasehingga tidak ada perasaan takut dalamdiri siswa baik untuk mengemukakanpendapat atau bertanya.

3. Guru harus lebih sabar dalammembimbing siswa merumuskankesimpulan/ menemukan konsep.

4. Guru harus mendistribusikan waktusecara baik sehingga kegiatanpembelajaran dapat berjalan sesuai yangdiharapkan.

5. Guru sebaiknya menambah lebih banyakcontoh soal dan memberi soal-soal latihanpada siswa untuk dikerjakan pada setiapkegiatan belajar mengajar.

E. Teknik Analisis DataTeknik analisa data pada penelitian

ini menggunakan untuk mengetahui teknikanalisis deskriptif kualitatif, yaitu suatumetode penelitian yang bersifatmenggambarkan kenyataan atau fakta sesuaidengan data yang diperoleh dengan tujuanuntuk mengetahui prestasi belajar yang dicapaisiswa stelah diadakannyakegiatan tindakandengan menggunakan deskriptif, selain itujuga digunakan statistik sederhana dalambentuk persentase.1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahannilai yang diperoleh siswa,yangselanjutnya dibagi dengan jumlahsiswa yang ada di kelas tersebut sehinggadiperoleh rata-rata tes formatif dapatdirumuskan:Dengan :

= Nilai rata-rata∑X = Jumlah semua nilai sìswa∑N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajarBerdasarkan petunjuk pelaksanaan

belajar mengajar kurikulum 1994(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswatelah tuntas belajar bila telah mencapaiskor 65% atau nilai 65 dan kelas disebuttuntas belajar baik di kelas tersebutterdapat 85% yang telah mencapai dayaserap lebih dan 21atau sama dengan 65%.Untuk menghitung persentase ketuntasan

No Uraian Hasil Siklus II

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

66,93

22

73,33

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 59: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

206

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

belajar digunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑ 100%F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas (classroom actionresearcher)yang ditandai dengan adanya siklus, adapundalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiapsiklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.1. Siklusa. Perencanaan terdiri dan kegiatan:

Penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP);

Penyiapan skenario pembelajaran;b. Pelaksanaan terdiri dan atas kegiatan:

Pelaksanaan program pembelajaransesuai dengan jadwal;

Secara klasikal menjelaskan strategidalam model pembelajaran interaktifdilengkapi lembar kerja siswa;

Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaraninteraktif;

Mengadakan observasi tentang prosespembelajaran;

Mengadakan tes tertulis; Penilaian hasil tes tertulis;

c. Pengamatan (observing), yaitumengamati proses pembelajaranclanmenilai hasil tes sehingga diketahuihasilnya. Atas dasar tersebut digunakanuntuk merencanakan tindak lanjut padasiklus berikutnya.

d. refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkanpelaksanaan hasil tindakan pada siklus 1.

2. Siklus IIa. Perencanaan terdiri dan kegiatan:

Penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP);

Penyiapan skenario pembelajaran;b. Pelaksanaan terdiri dan atas kegiatan:

Pelaksanaan program pembelajaransesuai dengan jadwal; Pembelajarandengan model pembelajaran interaktifuntuk siswa kelasVI SD Negeri 40Kota Banda Aceh pada kompetisidasar

Membandingkan sifat kemampuanmenghantarkan panas dan berbagai

benda; Secara klasikal menjelaskan strategi

dalam model pembelajaraninteraktifdilengkapi lembar kerjasiswa;Memodelkan strategi danlangkah-langkah modelpembelajaranìnteraktif;

Mengadakan observasi tentang prosespembelajaran;

Mengadakan tes tertulis; Penilaian hasil tes tertulis;

c. Pengamatan (observing), yaitumengamati proses pembelajarandanmenilai hasil tes sehingga diketahuihasilnya.

d. refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkanpelaksanaan basil tindakanpada siklus II.

3. Siklus IIIa. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini penelitimempersiapkan perangkat pembelajaranyang terdiri dan rencana pelajaran 1, LKS1, soal tes formatif 1 dan alat-alatpengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan PelaksanaanPelaksanaan kegiatan ,belajar mengajaruntuk siklus I dilaksanakan pada bulanSeptember 2011 di kelas VI SD 40 KotaBanda Aceh. Dalam hal ini penelitibertindak sebagai guru. Adapun prosesbelajar mengajar mengacu pada rencanapelajaranyang telah dipersiapkan.Pengamatan (observasi) dilaksanakanbersamaan dengan pelaksaaan belajarmengajar. Pada akhir proses belajarmengajar siswa diberi tes formatif Idengan tujuan untuk mengetahui tingkatkeberhasilan siswa dalam proses belajarmengajar yang telah dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASANData penelitian yang diperoleh berupa

hasil uji coba item butir soal, data observasiberupa pengamatan pengelolaan modelpembelajaran interaktif dan pengamatanaktivitas siswa dan guru pada akhirpembelajaran, dan data tes formatif siswa padasetiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soaldigunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data iniselanjutnya dianalisis tingkat validitas,

Sulastri, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa KelasVI

Page 60: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

207

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

rehabilitas, taraf kesukaran, dan dayapembeda.

A. Metode Pengumpulan DataData-data yang diperlukan dalam

penelitian ini diperoleh melalui observasipengolahan model pembelajaran ìnteraktif,observasi aktivitas siswa dan guru, dan tesformatif.

B. Analisis Item Butir SoalSebelum melaksanakan pengambilan

data melalui instrumen penelitian berupa tesdan mendapatkan tes yang baik, maka data testersebut diuji dan dianalisis. Uji cobadilakukan pada siswa di luar sasaranpenelitian. Analisis tes yang dilakukanmeliputi:1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkanuntuk mengetahui kelayakan tessehingga dapatdigunakan sebagai instrument dalam penelitian

ini. Dan perhitungan 30 soal diperoleh 17soaltidak valid dan 13 soal valid. Hasil danvalidits soal-soal dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid TesFormatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid2, 3, 4, 7, 9, 10,11, 12, 14, 15, 17,19, 21, 23

1, 5, 6, 8, 13, 16, 18,20, 25, 29, 30, 22, 24,26, 27, 28

2. RehabilitasSoal-soal yang telah memenuhi syarat

validitas diuji reliabilitasnya. Dan hasilperhitungan diperoleh koefisien rehabilitassebesar 0, 65. Harga ini lebih besar dan harga rproduct moment. Untuk jumlah siswa (N = 30)dengan r (95%) 0,254. Dengan demikian soalsoal tes yang digunakan telah memenuhi syaratrehabilitas.

3. Analisis Data Penelitian PersiklusTabel 4.2 Pengelolaan Pembelajaran’Pada Siklus I

No Aspek yang diamatiPenilaian

Rata-rataP1 P2

I

Pengamatan KBMA. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran

sebelumnya4. Mengatur siswa dalam kelompok

24

22

32

24

2,53

23

B. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-langkah metode

pembelajaran kooperatif2. Membimbing siswa melakukan kegiatan3. Melatih keterampilan kooperatif4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang

mengalami kesulitan

3

313

2

222

2,5

2,51,52,5

C. Penutup1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi

23

33

2,53

II Pengelolaan Waktu 2 4 3

III Antusiasme Kelas1. Siswa antusias2. Guru antisias

44

24

34

Jumlah 35 34 34,5

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 61: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

208

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

KeteranganNilai : Kriteria

1 : TidakBaik2 : Kurang Baik3 : Cukup Baik4 : Baik

Dari Tabel di atas, tanpak aspek-aspekyang diamati pada kegiatan belajar mengajar(Siklus II) yang dilaksanakan oleh gurudengan menerapkan pembelajaran koopertifmetode diskusi mendapatkan penilaian yangcukup baik dari pengamat.Maksudnya dariseluruh penilaian tidak terdapat nialikurang.Namun demikain penilaiantersebutbelum merupakan hasil yang optimal, untukitu ada beberapa aspek yang perlu mendapatperhatian untuk penyempurnaan penerapanpembelajaran selanjutnya.Aspek-aspektersebut adalah memotivasi siswa,membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menentukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes FormatifSiswa Pada Siklus II

No Uraian HasilSiklus II

Nilai rata-rata tesformatifJumlah siswa yangtuntas belajarPersentaseketuntasan belajar

66,932273,33

Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus IIINo Uraian Hasil Siklus III

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

69,33

26

86,67

Berdasarkan tabel diatas diperolehnilai rata-rata tes formatif sebesar 69,33% dandan 30 siswa yang telah tuntas sebanyak 26siswa dan 4 siswa belummencapai ketuntasanbelajar. Maka secara klasikal ketuntasanbelajar yang telahtercapai sebesar 86,67%(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklusIII ini mengalami peningkatan lebih baik dansiklus II. Adanya peningkatan hasil belajarpada siklus III ini dipengaruhi oleh adanyapeningkatan kemampuan guru dalammenerapkan model pembelajaran interaktifyang membuat siswa menjadi lebih terbiasadengan pembelajaran seperti ini sehinggasiswa Iebih mudah dalam memahami materiyang telah diberikan.

D. Revisi PelaksanaanPada siklus III guru telah menerapkan

model pembelajaran interaktif dengan baik dan

dilihat dan aktivitas siswa serta hasil belajarsiswa pelaksanaan proses belajar mengajarsudah berjalan dengan baik. Maka tidakdiperlukan Revisi terlalu banyak, tetapi yangperlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnyaadalah memaksimalkan dan mepertahankanapa yang telah ada dengan tujuan agar padapelaksanaan proses belajar mengajarselanjutnya penerapan model pembelajaraninteraktif dapat meningkatkan proses belajarmengajar sehingga tujuan pembelajaran dapattercapai.

E. Pembahasan1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian inirnenunjukkan bahwa model pembelajaraninteraktif memiliki dampak positif dalammeningkatkan prestasi belajar siswa. Hal inidapat dilihat dan semakin mantapnya

Sulastri, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa KelasVI

Page 62: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

209

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

pemahaman siswa terhadap materi yangdisampaikan guru (ketuntasan belajarmeningkat dan skIus I, II, dan Ill) yaitumasing-masing 61,33%, 46,93%, dan 69,33%.Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secaraklasikal telah tercapai.1. Kemampuan Guru dalam mengelola

Pembelajaran2. Aktivitas Guru dan Siswa dalam

Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperolehaktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPApada pokok bahasan Konduktor dan isolatorpanas dengan model pembelajaran interaktifyang paling dominan adalahmendengarkan/memperhatikan penjelasanguru, dan diskusi antar siswa dengan guru.Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswadapat dikategorikan aktif.

SIMPULAN1. Siklusi I

Melalui hasil peneilitian inimenunjukkan bahwa metode pembelajarankooperatif model karya wisata memilikidampak positif dalam meningkatkan prestasibelajar siswa. Hal ini dapat dilihat dansemakin mantapnyapemahaman siswaterhadap materi yang disampaikan guru(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II,dan III) yaitu masing-masing 61,33%, 66,93%,dan69,33%. Pada siklus III ketuntasan belajarsiswa secara klasikal telah tercapai.

Hambatan yang ditemukan padapenerapan model pembelajaraninteraktifadalah : siswa tidak aktif sepenuhnya dalammelakukan interaktif baik kelompok ahlimaupun kelompok asal, siswa belummemanfaatkan waktu secara optimal dan siswamasih malu-malu dalam komunikasi ataumengantarkan pendapat.

Cara mengatasi hambatan pada siklusI adalah: guru memberikan motivasi,membimbing, mengarahkan siswa dalamkegiatan pembelajaran, baik secara individualmaupun kelompok, guru memberi rambu-rambu tentang batas waktu mulai danmelakukan penyajian materi secarademonstrasi, mengerjakan LKS dan evaluasi.

Dan keseluruhan siklus I sampai IIyang telah dilakukan dapat disimpulkansebagai berikut: dengan menggunakan modelpembelajaran interaktif dapat meningkatkan

kompetensi belajar IPA untuk siswa kelas VISekolah Dasar Negeri 40, hambatan-hambatandalam penerapan model pembelajaraninteraktif dapat diatasi dengan penentuanmateri dan pembatasan materi. Setiap siklusselalu membawa dampak yang positif ke arahpeningkatan penguasaan konsep IPA siswakelas VI SD Negeri 40 Kota Banda Aceh.

Saran-saran1. Bagi Gurua. Guru IPA perlu menerapkan model

pembelajaran interaktif menyampaikanmateri konduktor dan isolator panas.Model pembelajaran interaktif dengan inijuga bisa diterapkan untuk materibahasanlainnya yang berhubungan denganperistiwa sehari- hari,sehingga konsep-konsep IPA tidak mudah terlupakan.

b. Guru SD perlu diadakan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan modelpembelajaran interaktif dan memodifikasiberbagai metodepembelajaran dalamcooperative learning (Karya wisata, TGT,GI,Coop-Coop) sehingga pembelajarandapat lebih bermakna bagi siswa.

2. Bagi Siswaa. Siswa harus selalu belajar dan berani

mengeluarkan ide-idenya untuk mencapaikompetensi yang diharapkan.

b. Siswa harus bisa bekerja sama denganorang lain.

c. Siswa harus mengetahui bisamenumbuhkan motivasi berprestasinyauntuk mencapai kompetensi yangdiharapkan.

DAFTAR PUSTAKAAli, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilalan ProgramPendidikczn. Proyek PengembanganLPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. 1993. ManajemenMengajar Secara Manusiawi. JakartaRineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1999. ProsedurPenelitian Suatu Pende katan Praktek.Jakarta: Rineksa Cipta.

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2015 Volume 22 Nomor 1

Page 63: JURNAL PENDIDIKAN - Universitas Serambi · PDF fileAnalisis Materi ... perlu upaya guru mendesign lintasan belajar yang dapat mempermudah siswa memahami ... kesulitan siswa dalam mempelajari

210

Sulastri S.Pd* adalah Guru SD Negeri Kota 40 Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-DasarEvaluasi Pendithkan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 1999. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineksa Cipta.

Combs. Arthur. W. 1984. The ProfesionalEducation of Teachers. Alun andBacon, Inc. Boston.

Dayan, Anto. 1972. Pengantar MetodeStatistik Deskriptij LembagaPenelitian Pendidilcan danPenerangan Ekonomi.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta: RineksaCipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research.Yayasan Penerbitan FakultasPsikologi Universitas Gajah Mada..Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar danMengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum danPembelajaran. Jakarta: PT. BumiAksara.

Hasibuan. JJ. dan Moerdjiono. 1998. ProsesBelajar Mengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi PenelitianPendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. PenelitíanTindakan Kelas. MakalahPanitianPelatihan Penulisan KaryaIlmiab untuk Guru-guru se-KabupatenTuban.

Mursell, James (-). Succesfull Teaching(terjemahan). Bandung: Jemmars.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untukBelajar. Surabaya. University Press.Universitas Negeri Surabaya.

Poerwodarminto.1991.kamus Umum BahasaIndonesia. Jakarta:Bina Ilmu.

Rustiyah, N.K.1991.Strategi Belajar Mengaja.Jakarta:Bina Aksara

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar. Jakarta: BinaAksara.

Slameto, 1988. Evaluasi pendidikan.Jakarta:Bina Aksara.

Soekamto, toeti. 1997. Teori belajar danModel Pembelajaran. Jakarta:PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Suryabrata,sumadi. 1990.psikologipendidikan.yogyakarta: Andi Offset.

Suryosubroto, b. 1997. Proses belajarmengajar di sekolah. Jakarta: PT.Rineksa Cipta.

Usman, Moh.Uzer. 2001. menjadi guruprofesional. bandung: remajarosdakarya.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton.1986. Teknik-teknik belajar danmengajar. (terjemahan) Bandung:Jemmars.

Sulastri, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa KelasVI