Jurnal organik
-
Upload
silvia-fidyati -
Category
Documents
-
view
59 -
download
8
description
Transcript of Jurnal organik
Pembuatan Alat Destilasi Sederhana dengan Pemanfaatan Barang-Barang yang Sudah Tidak Terpakai
Diah Praditya 1), Hana Nurbaiti S. H. 2), Muhamad Rosidi A.3), Silvia F.4), Titik Tiara S.5)
1)Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail : prakkimor14B001.blogspot.com
ABSTRAK
Destilasi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan pada perbedaan titik didih. Titik didih larutan berpengaruh dalam metode pemisahan secara destilasi. Di dalam praktikum ini, bertujuan untuk memperkenalkan alat dan metode dari destilasi sederhana. Destilasi yang dilakukan pada praktikum ini merupakan destilasi sederhana. Peralatan destilasi yang digunakan merupakan alat-alat yang sudah tidak terpakai yang terdiri dari kaleng makanan sebagai wadah reactor, pipa PVC sebagai penyalur uap, aqua botol mineral berbahan plastik sebagai kondensor dan kaleng makanan yang berukuran besar sebagai wadah penampung destilat. Larutan yang digunakan untuk destilasi ialah air tanah merah hingga memperoleh air yang murni dan jernih. Hasil yang dilakukan dari praktikum bahwa alat destilasi sederhana yang digunakan menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai ini berfungsi secara baik dan hasil destilatnya menjadi murni.
Kata Kunci : Metode Pemisahan, Titik Didih, Destilasi Sederhana.
I. PENDAHULUAN
A. Jenis-jenis Metode Pemisahan Campuran
Ada berbagai macam metode pemisahan
campuran yang diketahui, berikut ini
merupakan jenis-jenis metode pemisahan
campuran yang biasa dilakukan di
laboratorium.
1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode
pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini
adalah perbedaan ukuran partikel antara
pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran
partikel lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut.
2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan
campuran dengan menguapkan zat padat
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu
sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal. bahan-bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang
mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
3. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Dasar metode ini
adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut
dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada
dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan
kristalisasi pendinginan.
4. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh suatu bahan yang
berwujud cair yang terkotori oleh zat padat
atau bahan lain yang mempunyai titik didih
yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik
didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan
dengan metode ini adalah bentuk
larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan,
dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu
dekat.
5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan
dengan melarutkan bahan campuran dalam
pelarut yang sesuai. Dasar metode
pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam
pelarut tertentu.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan
untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan
pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan bahan
pengadsorbsi.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan
berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat
tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah
kelarutan dalam pelarut tertentu, daya
absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas
(daya penguapan). Contoh proses
kromatografi sederhana adalah kromatografi
kertas untuk memisahkan tinta.
B. Prinsip Destilasi
Destialasi sendiri adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan kimia
yang berdasarkan perbedaan titik didih
( Sakinah, 2010). Metode ini,
didasarkan pada perbedaan titik didih.
Prinsip dari destilasi itu sendiri merupakan
pemisahan dua senyawa berdasarkan
perbedaan titik didihnya, yang mana zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. Berdasarkan teori,
bila perbedaan titik didih antar komponen
makin besar maka pemisahan secara
destilasi akan berlangsung semakin baik dan
hasil yang diperoleh akan semakin murni.
Banyak jenis dari destilasi ini seperti
destilasi sederhana, destilasi bertingkat,
destilasi uap dan sebagainya. Metode yang
sering digunakan adalah destilasi sederhana,
yang dasar pemisahannya ini berdasarkan
titik didihnya. Dalam kehidupan sehari-hari,
prinsip destilasi itu dapat digunakan dalam
pembuatan minyak kayu putih, penyukingan
air bersih, pemisahan bioetanol dari
campurannya. Prinsip destilasi ini dengan
mudah dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dan merupakan cara pemisahan
secara thermal.
Dalam praktikum ini dilakukan destilasi
skala laboratorium, terdapat perbedaan
destilasi skala laboratorium dan skala
industri. Perbedaannya untuk skala
laboratorium bahwa dilakukan dalam
kumpulan (batch) sedangkan skala industry
ini dilakukan secara terus-menerus.
Berdasarkan dari pernyatan yang telah
disebutkan diatas perlu adanya uji coba
melakukan percobaan dengan metode
destilasi, guna mengetahui bagaimana
merangkai alat-alat destilasi dengan
menggunakan barang – barang yang sudah
tidak terpakai dan mengetahui bagaimana
proses destilasi tersebut.
II. METODOLOGI
2.1 Lokasi dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis,
17 September 2015 di Laboratorium Kimia
Organik, Pusat Laboratorium Terpadu,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
2.2 Alat
Dalam proses pembuatan alat destilasi,
peralatan yang digunakan adalah alat-alat
sederhana yang biasa digunakan di rumah-
rumah. Seperti halnya gunting dan pisau.
Alat tersebut digunakan untuk proses
pemotongan bahan-bahan pembuatan alat
destilasi. Alat lain yang digunakan adalah
perekat dan solatif yang memiliki kekuatan
dan ketahanan terhadap suhu tinggi, karena
temperatur sangat berpengaruh dalam
metode destilasi. Lalu, pemantik api
digunakan untuk memperbesar jari-jari pipa
jika jari-jari pipa yang digunakan lebih kecil
pada sambungan pada saat perangkaian.
Penanggas air digunakan untuk pemanasan
dan statif sebagai penyangga kondensor.
2.3 Bahan
Karena pembuatan alat destilasi ini
memanfaatkan bahan-bahan bekas yang
sudah tak terpakai tetapi masih bisa
digunakan. Bahan-bahan ini terdiri dari
kaleng makanan, botol air mineral 600 mL,
pipa PVC, selang, botol kaca bekas
minuman bersoda. Kaleng makanan
digunakan sebagai reaktor. Pipa PVC dan
selang berguna untuk mengalirkan uap yang
terbentuk untuk didinginkan pada kondensor
dan mengalirkan cairan yang terbentuk
menuju botol destilat. Botol air mineral 600
mL digunakan untuk kondensor. Dan
terakhir, botol kaca berguna sebagai wadah
penampung destilat.
2.4 Prosedur Kerja
Hal pertama yang dilakukan pada
pembuatan alat destilasi sederhana adalah
penyiapan alat-alat dan bahan yang akan
digunakan. Tahap pertama yaitu pembuatan
reaktor atau pengganti labu destilasi dengan
menggunakan kaleng makanan. Tutup
kaleng makanan dilubangi dengan
menggunakan pisau dan gunting yang telah
tersedia sebesar jari-jari pipa PVC.
Disiapkan juga pipa sepanjang 7 cm.
Kemudian, pipa dimasukan ke dalam lubang
kaleng yang telah dibuat. Dan disatukan
dengan menggunakan perekat yang tahan
panas dan kuat. Pembuatan reaktor telah
selesai. Selanjutnya adalah penyiapan
penyalur uap destilat dan cairan. Diukur
sepanjang 15 cm dan 20 cm pipa sebanyak 2
buah untuk yang 15 cm, dan 1 buah untuk
yang 20 cm. Dua pipa berukuran jari-jari
kecil dan satu pipa berukuran sedang. Pipa
dipotong menggunakan pisau. Diukur selang
sepanjang 20 cm, kemudian dipotong
dengan pisau. Pipa disusun secara acak, pipa
dengan jari-jari besar di tengah pipa
berukuran kecil. Selanjutnya pembuatan
kondensor. Disiapkan 2 buah botol air
mineral 600 mL. Kemudian, dipotong tepat
di tengahnya. Setelah itu, diambil sisi botol
yang terdapat tutupnya. Keduanya
disambungkan dengan menggunakan
perekat. Dimasukkan pipa ke botol yang
telah terpasang. Pipa panyalur dan
kondensor telah terpasang. Dirangkai
seluruh bagian, mulai dari reaktor
disambungkan dengan selang. Kemudian
disambungkan dengan kondensor dan
terakhir disambungkan lagi dengan botol
destilat. Setelah semuainya dirangkai, botol
destilat dimasukkan ke dalam kaleng
berpendingin. Perangkaian alat destilasi
selesai.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Destilasi adalah suatu proses
pemurnian yang didahului dengan
penguapan senyawa cair dengan cara
memanaskannya, lalu uap yang
terbentuk diembunkan. Destilasi
merupakan suatu proses pemisahan
dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih. Secara
sederhana destisi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair
lalu uap tersebut didinginkan
kembali supaya menjadi cair dengan
bantuan kondensor.
Prinsip dasar dari destilasi
adalah perbedaan titik didih dari zat-
zat cair dalam campuran zat cair
tersebut sehingga zat (senyawa) yang
memiliki titik didih terendah akan
menguap lebih dahulu, kemudian
apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat
murni (destilat). Destilasi digunakan
untuk memurnikan zat cair, yang
didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan
berubah menjadi uap. Uap ini adalah
zat murni. Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan ini,
uap mengembun manjadi cairan
murni yang disebut destilat.
Pada percobaan ini
menggunakan destilasi sederhana
yaitu dengan menggunakan alat-alat
sederhana rumah tangga maupun
barang-barang bekas seperti, kaleng
bekas, botol air mineral bekas,
gunting atau pisau, dsb. Destilasi
sederhana adalah salah satu cara
pemurnian zat cair yang tercemar
oleh zat padat/zat cair lain dengan
perbedaan titik didih cukup besar,
sehingga zat pencemar/pengotor
akan tertinggal sebagai residu.
Biasanya destilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan zat
cair yang titik didih nya rendah, atau
memisahkan zat cair dengan zat
padat atau minyak. Proses ini
dilakukan dengan mengalirkan uap
zat cair tersebut melalui kondensor
lalu hasilnya ditampung dalam suatu
wadah, namun hasilnya tidak benar-
benar murni atau bisa dikatakan
tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih
rendah atau zat cair dengan zat padat
atau minyak.
Terdapat beberapa teknik
pemisahan dengan menggunakan
destilasi, salah satunya adalah
destilasi sederhana. Adapun susunan
alat destilasi sederhana terdiri atas
kaleng bekas biskuit sebagai labu
destilat, botol air mineral bekas yang
disambungkan dan diisi air es
sebagai kondensor (pendingin), botol
kaca bekas minuman sebagai wadah
penampung destilat, penanggas air
sebagai pemanas. Peralatan lainnya
sebagai penunjang adalah statif, PVC
dan selang yang dihubungkan pada
kondensor tempat mengalirkan uap
air yang masuk dan air keluar, batu
didih.
Adapun fungsi masing-
masing alat yaitu kaleng bekas
biscuit (labu destilat) sebagai wadah
untuk penyimpanan sampel yang
akan didestilasi. Sampel yang
digunakan pada percobaan ini berupa
air kotor hasil pencampuran antara
air dan tanah. Bagian kedua yaitu
botol bekas air mineral yang
disambung dan diisikan air es
sebagai kondensor atau pendingin
yang berguna untuk mendinginkan
uap destilat yang melewati
kondensor sehingga menjadi cair.
Kondensor atau pendingin yang
digunakan menggunakan pendingin
air dimana uap air yang masuk akan
diubah kembali dalam wujud cair
sebagai hasil destilat / destilat murni
sehingga dapat digunakan untuk
mendinginkan komponen zat yang
melewati kondensor tersebut dari
berwujud uap menjadi berwujud cair.
Botol kaca bekas minuman
seperti erlenmeyer sebagai wadah
untuk menampung destilat yang
diperoleh dari proses destilasi. Pipa
PVC penghubung (adaptor) untuk
menghubungkan antara kondensor
dan wadah penampung destilat
(Erlenmeyer) sehingga cairan destilat
yang mudah menguap akan
tertampung dalam erlenmeyer dan
tidak akan menguap keluar selama
proses destilasi berlangsung.
Pemanas berguna untuk
memanaskan sampel yang terdapat
pada labu destilat. Menurut Rusli
(2013) Penggunaan batu didih pada
proses destilasi dimaksudkan untuk
mempercepat proses pendidihan
sampel dengan menahan tekanan
atau menekan gelembung panas pada
sampel serta menyebarkan panas
yang ada ke seluruh bagian sampel.
Sedangkan statif berguna untuk
menyangga bagian-bagian dari
peralatan destilasi sederhana
sehingga tidak jatuh atau goyang .
Selanjutnya merangkai alat
destilasi merupakan salah satu hal
yang penting karena dengan
pemahaman dan keterampilan yang
baik dan benar maka dapat
mencegah terjadinya kerusakan alat.
Adapun tahapan merangkai alat
destilasi sederhana adalah
menyiapkan statif dan pemanas,
kemudian memasang labu destilat,
selanjutnya memasang kondensor,
setelah itu memasang adaptor (jika
menggunakan adaptor untuk destilasi
senyawa yang mudah menguap), dan
memasang labu penampung
(Erlenmeyer).
Setelah semua alat telah
terpasang dengan baik, maka dapat
dilakukan proses detilasi.
Sebagaimana prinsip dasar dari
destilasi adalah memisahkan zat
berdasarkan perbedaan titik
didihnya, maka komponen zat yang
memiliki titik didih yang rendah
akan lebih dulu menguap sedangkan
yang lebih tinggi titik didihnya akan
tetap tertampung pada labu destilasi.
Proses penguapan komponen zat ini
dilakukan dengan pemanasan pada
labu destilasi sehingga komponen zat
yang memiliki titik didih yang lebih
rendah akan menguap dan uap
tersebut melewati kondensor atau
pendingin yang mendinginkan
komponen zat tersebut sehingga akan
terkondensasi atau berubah dari
berwujud uap menjadi berwujud cair
sehingga dapat ditampung di labu
destilat atau labu Erlenmeyer.
Sampel yang digunaka pada
percobaan ini berupa air kotor hasil
pencampuran air dan tanah. Prinsip
kerja alat destilasi ini yaitu dengan
mendidihkan sampel sehingga uap
air yang terbentuk akan masuk ke
bagian kondensor. Tujuan penguapan
ini dilakukan agar zat cair pada
sampel menguap dan zat padat pada
sampel akan tetap tinggal didalam
labu destilat. Didalam kondensor
akan merubah wujud uap menjadi
cair sehingga akan didapatkan hasil
destilat atau destilat murni dari
sampel yang digunakan. Pada proses
destilasi ini, destilat ditampung pada
suhu tetap (konstan). Hal ini
dilakukan karena diharapkan akan
diperoleh destilat yang murni pada
kondisi suhu tersebut. Setelah
sampel pada labu alas bulat
berkurang, suhu akan naik karena
jumlah sampel yang didestilasi telah
berkurang. Pada kondisi naiknya
suhu ini, proses destilasi sudah dapat
dihentikan sehingga yang diperoleh
adalah destilat murni. Hasil destilat
ini akan langsung ditampung dalam
wadah botol kaca bekas dengan hasil
sampel zat cair yang sudah bening
dibandingkan sampel yang belum
diuji. Pada proses destilasi,
penyimpangan pengukuran dapat
terjadi jika adanya pemanasan yang
berlebihan (superheating),
(Soebagio, 2003).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
percobaan pembuatan alat destilasi ini dapat
disimpulkan bahwa teknik pemisahan yang
dilakukan yaitu dengan destilasi sederhana.
Alat dan bahan yang digunakan sangat
sederhana, yaitu dengan menggunakan alat-
alat yang sudah tidak terpakai lagi dan
bahan yang digunakan adalah air yang sudah
dicampurkan dengan tanah. Alat destilasi
sederhana ini berhasil mendestilasi air tanah
menjadi air murni atau air jernih. Maka
dapat dikatakan bahwa alat destilasi yang
dibuat dengan teknik yang sederhana ini
berhasil dan berfungsi dengan baik.
Saran
Sebaiknya jika percobaan ini diuji
kembali diukur pula volume sampel serta
hasil destilatnya serta memperhatikan isi
kondensornya berupa air dingin untuk
mengkondensasi uap destilat agar berubah
wujud menjadi cair.
DAFTAR PUSTAKA Darmadji, Purnama. 2002. Optimasi
pemurniaan asap cair dengan
metoda redistilasi volume XIII.
Buletin Kimia. Bogor. Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan
FATETA IPB.
Ristiyanti, Janik. 2009. Sintesis klorofoam.
Laporan Kimia Organik II.
Yogyakarta: Laboratorium UIN
Sunan Kalijaga.
Rusli, 2013. Pemisahan Kimia Untuk
Universitas. Bandung. Erlangga.
Sakinah, Siti. Modifikasi proses penyulingan
dengan variasi tekanan uap untuk
memperbaiki karakteristik aroma
minyak kelapa. WWW KMS IPB
(terhubung berkala)
http://kms.ipb.ac.id/nplib/index.php
?t=view&c=Tesis&id=7795 (10
Mei 2010)
Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Jakarta :
IMSTEP.