Jurnal La Bener

download Jurnal La Bener

of 10

Transcript of Jurnal La Bener

  • Pembuatan Sistem Penerangan dengan Input RFID sebagai Pembuka Kunci Pintu Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic (Danang Yuliardi)

    13

    PEMBUATAN SISTEM PENERANGAN DENGAN INPUT RFID SEBAGAI PEMBUKA KUNCI PINTU OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN VISUAL BASIC

    Danang Yuliardi Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro 2013 (098)

    Syufrijal Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

    Aris Sunawar Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

    Dila Resti Wahyuni Mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri

    Jakarta

    ABSTRAK RFID Reader ID-12 can read tags card at a distance of 4 cm and only read 1 ID tag each reading. Automatic door locks simulator can be spin forward-reverse by using two relays. The light can turn on when the door opened and light sensors not getting enough light. RFID and PLC connection work so well and the display system by Microsoft Visual Basic can condition the output of PLC corresponding real conditions. The conclusion of this study is the use of RFID as an automatic door unlock can be used as an input in the installation of lighting control system based on Programmable Logic Controller and Visual Basic.

    Keywords : RFID, PLC, Lighting System, Visual Basic

    PLC PLC adalah sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika. (Iwan Setiawan: 2006)

    Komponen sistem kendali PLC terdiri atas PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. (Suhendar: 2005). PLC mempunyai fungsi internal seperti timer, counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output.

    RFID RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan

    frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah perangkat kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter + Responder).

    Teknologi RFID didasarkan pada prinsip kerja gelombang elektromagnetik, (Usadi Sastra Atmadja: 2012) bahwa: Komponen utama dari RFID tag adalah

    chip dan tag-antena yang biasa disebut dengan inlay, dimana chip berisi informasi dan terhubung dengan tag-antena.

    Informasi yang berada dalam chip ini akan terkirim melalui gelombang elektromagnetik setelah tag-antena menerima pancaran gelombang elektromagnetik dari reader-antena (interogator). RFID reader akan meneruskan ke application server.

  • HAELKO, Vol. 098, No. 1, April 2013, Hal: 13-22 14

    Perpindahan data terjadi yang terjadi ketika sebuah tag didekatkan pada sebuah reader dikenal sebagai coupling. Perbedaan frekuensi yang digunakan oleh RFID tag aktif dengan RFID tag pasif menyebabkan perbedaan metode perpindahan data yang digunakan pada kedua tag tersebut. Metode yang digunakan juga bergantung pada harga, ukuran, kecepatan, dan jangkauan pembacaan serta keakuratan. Perpindahan data pada RFID tag pasif menggunakan metode magnetik (inductive coupling).

    Sedangkan RFID tag aktif menggunakan metode elektromagnetik (backscatter coupling).

    Standar komunikasi data serial yang paling populer di dunia komputer dan industri adalah RS-232 dan variannya. RS-232 menawarkan komunikasi asynchronus dengan kombinasi start dan stop bit yang digunakan untuk mensinkronkan masing-masing data frame.

    Modus asinkron lebih aman dibandingkan dengan modus sinkron. Di dalam komputer terdapat 2 port komunikasi serial yaitu COM 1 dan COM 2 yang merupakan komunikasi asinkron. Interface komunikasi serial yang digunakan adalah UART (Universal Asynchronous Receiver/Transmitter). Parity bit digunakan oleh penerima untuk menentukan jika angka ganjil bit telah rusak pada saat transmisi.

    MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic selain disebut sebagai sebuah

    bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows. (Adi Kurniadi: 2002)

    SENSOR CAHAYA/LDR (Light Dependent Resistor)

    Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.

    Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang berfungsi mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor LDR (Light Dependent Resistor) merupakan jenis sensor cahaya dari bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima.

    Relai adalah suatu piranti yang menggunakan magnet listrik untuk mengoperasikan seperangkat kontak. (Loveday George: 1986)

    PERANCANGAN RANGKAIAN KUNCI PINTU OTOMATIS

    Rangkaian simulator kunci pintu otomatis menggunakan dua buah relai 12 VDC dalam mengatur arah putaran dari motor.

    Gambar 1. Rangkaian Modul Relai pada

    Simulator Kunci Pintu Otomatis

  • Pembuatan Sistem Penerangan dengan Input RFID sebagai Pembuka Kunci Pintu Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic (Danang Yuliardi)

    15

    Rangkaian pada gambar 3.1 akan dihubungkan dengan output dari PLC. Apabila com pada PLC dihubungkan dengan -12 VDC, maka ujung-ujung relai yang di-jumper dihubungkan dengan +12 VDC. Sumber tegangan DC diperoleh dari transformator yang diberi dioda bridge sebagai penyearah. Pada bagian ujung-ujung dari motor DC dihubungkan dengan common dari masing-masing relai. NO (Normally Open) pada masing-masing relai dihubungkan dengan +12 VDC, sedangkan NC (Normally Close) pada masing-masing relai dihubungkan dengan -12 VDC.

    PERANCANGAN RANGKAIAN SENSOR CAHAYA

    Sensor cahaya dibuat dengan menggunakan LDR sebagai penerima cahaya, yang akan digunakan untuk mengaktifkan relai sebagai input pada PLC.

    Gambar 2. Rangkaian Sensor Cahaya

    Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi permukaan gelap atau terang.

    Prinsip kerjanya adalah menggunakan prinsip bahwa permukaan yang terang cenderung untuk memantulkan cahaya lebih banyak. Jika mengenai permukaan yang gelap maka cahaya yang dipantulkan akan sedikit, resistansi LDR akan menjadi tinggi, sehingga picu basis transistor kecil dan arus kolektor-pun menjadi kecil.

    Akibatnya tegangan kolektor-emitor menjadi besar. Dan relai akan mendapatkan tegangan dan mengaktifkan koil relai maupun sebaliknya.

    PERANCANGAN ALAT PADA PLC Pengawatan rangkaian PLC dapat dilihat pada gambar 3.3:

    Gambar 3. Pengawatan Rangkaian PL

  • HAELKO, Vol. 098, No. 1, April 2013, Hal: 13-22 16

    Pada diagram ladder PLC yang dibuat akan memiliki 2 input utama berupa Holding Relay yang akan diinstruksikan oleh RFID melalui visual basic. Masing-masing input dituntut untuk dapat mengaktifkan 2 output relai secara bergantian. Penggunaan fungsi DIFU dan DIFD dipasang dengan Temporary Relay dapat dimanfaatkan dalam mengaktifkan 2 output PLC, dimana jika sebuah IR (Internal Relay) yang digunakan sebagai NO menjadi NC, maka relai pada DIFU aktif sementara. Kemudian buat pula NO dari relai pada DIFU untuk mengaktifkan output 1 PLC, dengan ditambahkan latching akan membuat output 1 PLC menyala terus, maka diberikan NC dari input berupa limit switch 1 untuk mematikan output 1 PLC.

    Sebaliknya ketika IR yang sebelumnya NC kembali menjadi NO, maka relai pada DIFD aktif sementara. Kemudian buat pula NO dari relai pada DIFD untuk mengaktifkan output 2 PLC, dengan ditambahkan latching akan membuat output 2 PLC menyala terus, maka diberikan NC dari input berupa limit switch 2 untuk mematikan output 2 PLC.

    Namun IR yang akan digunakan perlu diaktfikan terlebih dahulu dengan gabungan fungsi DIFU dan KEEP. Dengan mengaktifkan NO dari HR (Holding Relay), maka akan mengaktifkan relai pada DIFU, dengan garis temporary relay ditambahkan NO dari relai DIFU yang akan masuk ke IR dari KEEP. Sebelumnya pada set KEEP ditambahkan NC dari IR dan pada reset KEEP ditambahkan NO dari IR. Sehingga ketika NO dari HR berubah menjadi NC, maka DIFU mengaktifkan relai sementara, NO dari DIFU akan masuk ke set pada KEEP. Maka IR pada KEEP akan aktif terus hingga di reset. NC yang dipasang sebelum set dari KEEP akan menjadi NO,

    dan NO yang dipasang sebelum reset dari KEEP akan menjadi NC. Sehingga ketika HR kembali aktif, KEEP akan reset. PERANCANGAN PROGRAM SISTEM

    MONITORING Dengan menggunakan software Hyperterminal Windows data pada Tag Card dapat dilihat. Diperlukan konfigurasi yang sesuai antara RFID Reader dengan PC dengan kabel serial RS-232. Menyediakan antarmuka yang memiliki

    tombol connect, disconnect, buka ruang 1, kunci ruang 1, buka ruang 2, kunci ruang 2, tutup operator, dan tutup program; label judul, ruang 1, ruang 2, RFID Tag, dan jam; MSComm RFID dan PLC; Timer jam, pembacaan fungsi RFID, dan pembacaan fungsi PLC; Text kartu dan ID Tag Card; Image ruang 1 terkunci, ruang 1 terbuka, ruang 1 lampu menyala, ruang 2 terkunci, ruang 2 terbuka, dan ruang 2 lampu menyala yang akan diatur visible berdasarkan output PLC.

    Comport RFID dan PLC akan open apabila tombol connect ditekan, sebaliknya bila tombol disconnect ditekan akan false.

    Saat kartu 1 terbaca, maka akan ditampilkan pada text beserta ID tag card, maka image berubah menjadi image ruang 1 terbuka dan apabila sensor LDR mendeteksi kurangnya cahaya, maka image berubah menjadi image ruang 1 lampu menyala. Begitupun pada ruang 2 jika kartu 2 terbaca.

    Tombol buka ruang 1, kunci ruang 1, buka ruang 2, kunci ruang 2, dan tutup

  • Pembuatan Sistem Penerangan dengan Input RFID sebagai Pembuka Kunci Pintu Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic (Danang Yuliardi)

    17

    operator akan muncul saat kartu 3 terbaca.

    Atur enabled tombol buka ruang 1, kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci ruang 2 sesuai image.

    Membuat visible tombol buka ruang 1, kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci ruang 2 kembali false saat tombol tutup operator ditekan.

    Gambar 4. Antarmuka Program pada

    Visual Basic

    HASIL PENGUJIAN Tabel 1. Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader

    No Jarak Baca Terbaca (Ya/Tidak

    )

    Keterangan

    1 13 cm 5 cm Tidak - 2 4 cm Ya Kartu 1 dan 2 3 3,5 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3 4 3 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3 5 2 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3 6 1 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3

    Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013 Tabel 2. Hasil Pengujian Kondisi Relai dan Tegangan pada Motor

    No Nama Kartu Kondisi V motor 1 Kondisi V motor 1

    Relai 1 Relai 2

    1 Kartu 1 Nyala

    10,72 V Nyala

    10,72 V 10,67 V 10,67 V 10,71 V 10,67 V

    Rata-Rata 10,7 V Rata-Rata 10,68 V Kondisi V motor 2 Kondisi V motor 2

    Relai 3 Relai 4

    2 Kartu 2 Nyala

    10,75 V Nyala

    10,75 V 10,76 V 10,82 V 10,79 V 10,80 V

    Rata-Rata 10,77 V Rata-Rata 10,79 V Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013

  • HAELKO, Vol. 098, No. 1, April 2013, Hal: 13-22 18

    Tabel 3. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya

    No Kriteria Pengujian Nilai Terukur

    Kondisi Gelap Kondisi Terang 1 2 1 2

    1 Tegangan pada LDR 2,80 V 2,20 V 1,94 V 1,62 V 2,76 V 2,08 V 1,93 V 1,64 V 2,82 V 2,16 V 1,92 V 1,63 V

    Rata-rata 2,79 V 2,15 V 1,93 V 1,63 V

    2 Tegangan pada Relai 12,54 V 12,63 V 0,0 V 0,1 V 12,55 V 12,62 V 0,1 V 0,0 V 12,56 V 12,62 V 0,0 V 0,0 V

    Rata-rata 12,55 V 12,62 V 0,03 V 0,03 V Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013

    Tabel 4. Hasil Pengujian Nyala Lampu

    No Kondisi Tag Card Kondisi Cahaya Lampu 1 Lampu 2 1 Kartu 1 Terbaca Gelap On Off 2 Terang Off Off 3 Kartu 2 Terbaca Gelap Off On 4 Terang Off Off

    Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013 Tabel 5. Hasil Pengujian Pembacaan Tag Card

    No Nama Kartu Nomor Tag pada Hyperterminal

    Nomor Tag pada Visual Basic 6.0 Keterangan

    1 Kartu 1 4C00DEBB2900 4C00DEBB2900 benar 2 Kartu 2 4C00DE9ACDC5 4C00DE9ACDC5 benar 3 Kartu 3 0500ADA91514 0500ADA91514 benar

    Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013 Tabel 6. Hasil Pengujian Pembacaan Lebih dari Satu Tag Card

    No Jumlah Tag Card Nama Kartu Data Terbaca Keterangan 1 1 buah Kartu 1 4C00DEBB2900 Terbaca 2 2 buah Kartu 1 dan 2 4C00DEBB2900

    atau 4C00DE9ACDC5

    Tidak Terbaca (Terbaca ketika

    posisi kartu terbalik, sesuai dengan letak antena pada

    kartu) 3 3 buah Kartu 1, 2 dan 3 4C00DEBB2900

    atau 4C00DE9ACDC5

    atau

    Tidak Terbaca (Terbaca ketika

    posisi kartu terbalik, sesuai

  • Pembuatan Sistem Penerangan dengan Input RFID sebagai Pembuka Kunci Pintu Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic (Danang Yuliardi)

    19

    0500ADA91514 dengan letak antena pada

    kartu) Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013

    Tabel 7. Hasil Pengujian Komunikasi Data

    No Data yang Dikirim

    ke PLC Output PLC yang

    Menyala Keterangan

    1 @00WH00020001 (Pertama)

    10.02 dan 11.00 Kondisi ruang 1 tidak terkunci, 11.00 akan off kembali saat input 00.02 on (Limit Switch 1)

    2 @00WH00020001 (Kedua)

    10.03 dan 11.01 Kondisi ruang 1 terkunci, 11.01 akan off kembali saat input 00.03 on (Limit Switch 2).

    3 @00WH00030001 (Pertama)

    10.04 dan 11.02 Kondisi ruang 2 tidak terkunci, 11.02 akan off kembali saat input 00.04 on (Limit Switch 3).

    4 @00WH00030001 (Kedua)

    10.05 dan 11.03 Kondisi ruang 2 terkunci, 11.03 akan off kembali saat input 00.05 on (Limit Switch 4).

    Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013 Tabel 8. Hasil Pengujian Output PLC terhadap Kondisi Visual Basic

    O

    Kondisi pada Visual Basic

    Alamat Output PLC

    10.06 10.0

    1 10.02 10.03 10.04 10.05 11.00 11.01 11.02 11.03

    0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

    1 Indikator Ruang 1 Terkunci

    - - - - - - - - - - - - - - - -

    2 Indikator Ruang 1 Terbuka

    - - - - - - - - - - - - - - - -

    3

    Indikator Ruang 1 Lampu Menyala

    - - - - - - - - - - - - - - - - -

    4 Indikator Ruang 2 Terkunci

    - - - - - - - - - - - - - - - -

    5 Indikator Ruang 2 Terbuka

    - - - - - - - - - - - - - - - -

    6

    Indikator Ruang 2 Lampu Menyala

    - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Sumber : Skripsi Danang Yuliardi, 2013

  • HAELKO, Vol. 098, No. 1, April 2013, Hal: 13-22 20

    ANALISIS Jarak baca RFID Reader hasil pengujian adalah 4 cm untuk tag card 1 (4C00DEBB2900) dan tag card 2 (4C00DE9ACDC5), sedangkan untuk tag card 3 (0500ADA91514) terbaca pada jarak 3,5 cm. Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan tegangan rata-rata sebesar 10,7 Volt pada koil relai 1, 10,68 Volt pada koil relai 2, 10,77 Volt pada koil relai 3 dan 10,79 Volt pada koil relai 4. Berarti relai 12 VDC dapat aktif dengan toleransi sebesar 10,5%. Pada motor 1, ketika koil relai 1 aktif, dan NO pada relai 1 akan menjadi NC sehingga com mendapat +12 Volt dan com pada relai 2 mendapat -12 Volt, sehingga motor berputar forward. Kemudian apabila koilrelai 2 aktif, dan NO pada relai 2 akan menjadi NC sehingga com mendapat +12 Volt dan com pada relai 1 mendapat -12 Volt, sehingga motor berputar reverse. Terdapat lampu led merah sebagai indikator pintu terkunci dan lampu led hijau sebagai indikator pintu terbuka.

    Saat kondisi gelap, koil pada relai menerima tegangan 12,55 Volt pada relai 1 dan tegangan 12,62 Volt pada relai 2. dan saat kondisi terang koil relai menerima tegangan mendekati 0, sebesar 0,03 Volt dan tidak dapat mengaktifkan relai. Maka sesuai dengan tabel 4.8, lampu 1 dan 2 akan menyala saat kondisi gelap. Sedangkan saat kondisi terang, lampu tidak menyala.

    Karakter yang diambil adalah data dalam format ASCII dalam bentuk hexadecimal dan diberikan label konstanta HexIt dengan menghilangkan start bit dan stop bit pada masing-masing karakter yang diterima [HexIt = HexIt & Hex$(Asc(Mid(stext, a, 1))) & Space$(1)].

    Karakter yang diambil adalah dari data pertama hingga data terakhir sesuai panjang data dikurangi 1, [HexIt = Mid$(HexIt, 1, Len(HexIt) - 1)]. Maka akan ditampilkan pada text1.text sebanyak 16 data, dengan 2 data awal dan 2 data akhir berupa karakter synchronous idle. Namun data yang akan ditampilkan adalah 12 data dari data ke-3 hingga data ke-14. Hal itu agar data dapat dibaca dalam fungsi string dalam pemilihan pengiriman data ke PLC.

    Pengujian selanjutnya adalah pengujian pembacaan lebih dari satu tag card, dilakukan untuk mengetahui RFID Reader yang digunakan apakah dapat membaca beberapa tag secara simultan sekaligus. Dari hasil pengujian pada tabel 4.2, maka RFID Reader ID-12 Innovations tidak dapat membaca satu tag card dalam satu waktu (bila kartu dalam posisi yang sama). Diagram ladder yang telah dibuat, kemudian di-transfer ke PLC, diagram ladder yang digunakan sebagai input dari Microsoft Visual Basic adalah HR2.00 untuk ruang 1 dan HR3.00 untuk ruang 2. Masing-masing input digunakan untuk meng-on-kan dan meng-off-kan 2 output yang berbeda. Digunakan fungsi DIFU, DIFD, dan KEEP seperti gambar 4.9

    Gambar 4.9. Diagram Ladder untuk ON/OFF Output dengan Satu Input

    Prinsip kerja dari diagram ladder pada gambar 4.9 adalah ketika HR2.00 on,

  • Pembuatan Sistem Penerangan dengan Input RFID sebagai Pembuka Kunci Pintu Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic (Danang Yuliardi)

    21

    200.00 (dalam fungsi DIFU) akan aktif dalam satu scan time dan mengalir melalui NC IR2.00 dan set IR2.00 (dalam fungsi KEEP), kemudian meng-on-kan IR2.00 yang akan on terus, karena fungsi KEEP menahan IR2.00 dalam posisi on. NC IR2.00 akan menjadi NO, sebaliknya NO IR2.00 akan menjadi NC. IR2.00 akan menyalakan 200.01 (dalam fungsi DIFU), kemudian output 11.00 akan on, karena telah di-latching dan akan off ketika Limit Switch 0.02 menyala.

    Selanjutnya ketika HR2.00 on kembali, 200.00 (dalam fungsi DIFU) akan aktif dalam satu scan time dan mengalir melalui NC IR2.00 dan reset IR2.00 (dalam fungsi KEEP), kemudian meng-off-kan IR2.00. NC IR2.00 akan menjadi NO, sebaliknya NO IR2.00 akan menjadi NC. IR2.00 akan menyalakan 200.02 (dalam fungsi DIFD), yaitu akan aktif dalam satu scan time ketika IR2.00 off, kemudian output 11.01 akan on, karena telah di-latching dan akan off ketika Limit Switch 0.03 menyala.

    Dari hasil pengujian komunikasi data pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa komunikasi data telah berhasil. Data yang dikirimkan dapat men-set on-kan HR2.00 dan HR3.00 yang selanjutnya diproses sesuai diagram ladder pada PLC. Monitoring pada Microsoft Visual Basic diharuskan sesuai dengan output pada PLC. Agar Microsoft Visual Basic dapat membaca/read (R) output relay (R) pada PLC, maka [Data = "@00RR00100001"], isi data akan dibaca oleh Microsoft Visual Basic dan diletakkan pada text, kemudian [Call Kirim]. Setiap Data Input maupun Output pada Microsoft Visual Basic untuk melakukan komunikasi dengan PLC, maka digunakan fungsi seperti listing kode program berikut.

    Private Sub Kirim( )

    Dat$ = Data 'data yang akan dikirim

    L = Len(Dat$) 'untuk menghitung jumlah karakter dari data

    a = 0 For I = 1 To L Opo$ = Mid$(Dat$, I, 1) 'untuk mengambil 1 karakter dari

    karakter ke I yang telah ditetapkan a = Asc(Opo$) Xor a 'Pengubahan ke

    ASCII dengan di XOR kan Next I FCS$ = Hex$(a) If Len(FCS$) = 1 Then 'Jika hasil

    perhitungan karakter dari FCS$ = 1 FCS$ = "0" + FCS$ 'FCS$ (Hasil konversi 8-bit data ke 2

    digit karakter ASCII) End If DatTX$ = Dat$ + FCS$ + "*" + Chr$(13) MSComm2.Output = DatTX$ End Sub

    Indikator pada PLC adalah berupa gambar, terdiri dari enam gambar, 3 gambar untuk ruang 1 dan 3 gambar untuk ruang 2, yaitu gambar ruangan terkunci, gambar ruangan tidak terkunci dan gambar ruangan saat lampu menyala. Gambar yang muncul akan disesuaikan dengan output PLC. Value pada PLC yang terbaca akan diambil 4 karakter dari karakter ke-8.

    Text2.Text = MSComm2.Input plc$ = Mid(Text2.Text, 8, 4) Text3.Text = plc$

    Data tersebut akan muncul pada text3.text, namun pada layar Microsoft Visual Basic text3.visible = False. Dari hasil pembacaan output PLC kemudian disesuaikan dengan output PLC yang diinginkan. Seperti hasil pengujian pada tabel 4.4. Hingga tahap pengujian output PLC terhadap kondisi Visual Basic 6.0, maka software dapat dikatakan telah sesuai dengan tujuan dari penelitian.

  • HAELKO, Vol. 098, No. 1, April 2013, Hal: 13-22 22

    KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. RFID Reader dapat dikoneksikan

    dengan PLC melalui Microsoft Visual Basic dengan komponen Ms. Comm Control 6.0 untuk mengakomodir komunikasi asinkron dan transfer data.

    2. Sistem instalasi penerangan dapat dikontrol dengan PLC dan Microsoft Visual Basic dengan input dari RFID berdasarkan cahaya yang diterima oleh sensor cahaya.

    3. Rangkaian kontrol pembuka kunci pintu otomatis menggunakan rangkaian forward-reverse dapat dibuka/dikunci secara otomatis dengan Microsoft Visual Basic dan PLC setelah mendapat input dari RFID reader.

    4. Program monitoring dapat mengondisikan output PLC sesuai kondisi nyata yang merupakan hasil pembacaan pada microsoft visual basic dengan fungsi Select Case.

    5. Pemanfaatan Microsoft Visual Basic dan PLC, dengan tag card jenis EM4001 pada Reader type GK4001, dapat mengaktifkan command button pada Microsoft Visual Basic untuk memberikan perintah mengaktifkan output PLC.

    SARAN Berdasarkan tujuan penelitian dan kekurangan alat, maka saran-saran yang diberikan peneliti antara lain: 1. Lakukan validasi Microsoft Visual Basic

    dan PLC sebelum digunakan pada kondisi nyata.

    2. Gunakan RFID Reader dengan frekuensi

    yang lebih tinggi untuk mendapatkan jarak pembacaan tag yang lebih jauh, sehingga seseorang tidak perlu mendekatkan tag card pada RFID reader.

    3. Peneliti mendorong penelitian lebih lanjut untuk pengembangan sistem RFID menggunakan Microsoft Visual Basic dan PLC dengan batasan masalah yang lebih luas, seperti keamanan dan proses lain yang memanfaatkan kombinasi dengan sistem identifikasi lain.

    DAFTAR PUSTAKA Atmadja, Usadi Sastra. RFID (Radio

    Frequency Identification). http://www.solper.com/pic/content_48_vol_2.pdf. [diunduh pada tanggal 2 Oktober 2012]

    Kurniadi, Adi. 2002. Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo.

    Loveday, George. 1986. Electronics Sourcebook for Engineers. London: Pitman.

    Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Control (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta : ANDI.

    Suhendar. 2005. Programmable Logic Control (PLC). Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Yuliardi, Danang. 2013. Pembuatan SistemPenerangan dengan Input RFID Sebagai Pembuka Kunci Otomatis Bebasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.