jurnal kehamilan

3
Managemen Nyeri Post Operatif Total Knee Artroplasty pada Lansia : Pilihan Pengobatan Publikasi Online : 8 Januari 2014 (2013) Operasi artroplasti total adalah prosedur pembedahan yang umum dilakukan pada lansia yang selalu dihubungkan dengan tingginya insidensi nyeri kronis pasca pembedahan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan nyeri kronis pasca operasi adalah faktor psikologis serta tingkat nyeri preoperatif. Penelitian telah menunjukan bahwa kontrol nyeri yang buruk setelah operasi berhubungan dengan perkembangan nyeri kronis serta menekankan pada pentingnya memberi perhatian dalam mengontrol nyeri akut dengan baik setelah TKA. Pasien yang telah keluar dari RS sakit setelah operasi biasanya kurang berhasil dalam melakukan kontrol nyeri sehingga daerah yang terasa semakin nyeri butuh perhatian khusus. Ini biasanya terjadi pada pasien yang pulang kerumah 4-5 hari setelah operasi. Nyeri kronik pasca TKA pada lansia dapat dikontrol dengan teknik farmakologi dan non farmakologi. Jurnal ini akan membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut dan kronis pasca operasi TKA. Kita akan membahas metode dalam mengelola nyeri akut dan kronis pada pasien lansia secara non farmakologi serta kefektifan terapi terhadap penanganan nyeri dan peran dari perawat.

description

jurnal

Transcript of jurnal kehamilan

Managemen Nyeri Post Operatif Total Knee Artroplasty pada Lansia : Pilihan PengobatanPublikasi Online : 8 Januari 2014 (2013)Operasi artroplasti total adalah prosedur pembedahan yang umum dilakukan pada lansia yang selalu dihubungkan dengan tingginya insidensi nyeri kronis pasca pembedahan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan nyeri kronis pasca operasi adalah faktor psikologis serta tingkat nyeri preoperatif. Penelitian telah menunjukan bahwa kontrol nyeri yang buruk setelah operasi berhubungan dengan perkembangan nyeri kronis serta menekankan pada pentingnya memberi perhatian dalam mengontrol nyeri akut dengan baik setelah TKA. Pasien yang telah keluar dari RS sakit setelah operasi biasanya kurang berhasil dalam melakukan kontrol nyeri sehingga daerah yang terasa semakin nyeri butuh perhatian khusus. Ini biasanya terjadi pada pasien yang pulang kerumah 4-5 hari setelah operasi. Nyeri kronik pasca TKA pada lansia dapat dikontrol dengan teknik farmakologi dan non farmakologi. Jurnal ini akan membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut dan kronis pasca operasi TKA. Kita akan membahas metode dalam mengelola nyeri akut dan kronis pada pasien lansia secara non farmakologi serta kefektifan terapi terhadap penanganan nyeri dan peran dari perawat. Strategi Non-Farmakologi untuk Mengelola Sakit kronis setelah TKAIntervensi PsikologisSejumlah intervensi psikologis telah berhasil digunakan pada pasien usia lanjut dengan nyeri kronis, meskipun tidak secara spesifik untuk nyeri setelah TKA. Depresi umum terjadi pada orang tua dan pasien yang menderita sakit kronis, dan sebelumnya telah ditemukan bahwa pengobatan depresi pada orang tua akan meningkatkan fungsi dan rasa sakit . Selain dibutuhkan pengobatan farmakologis, perawatan lain yang dapat dilakukan yaitu terapi perilaku kognitif, meditasi, dan biofeedback.

Terapi PelengkapPasien dengan nyeri kronis sering mencoba beberapa pilihan komplementer untuk mengatasi rasa sakit mereka, bahkan sebelum menghadiri klinik nyeri kronis. Pengobatan yang telah terbukti memberikan manfaat pasien dengan nyeri kronis adalah akupunktur, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan pijat. Akupuntur bertujuan untuk meningkatan fungsi dan mengendalikan rasa sakit ketika digunakan untuk operasi osteoarthritis lutut bila dibandingkan dengan pendidikan dan kelompok kematian kontrol . TENS umumnya digunakan untuk nyeri kronis, tapi ada kurangnya bukti untuk mendukung penggunaannya dalam sakit kronis pada umumnya dan kasus TKA khususnya. Terapi pijat telah menunjukkan manfaat-manfaat bagi pasien dengan nyeri muskuloskeletal dan penyakit muskuloskeletal lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi kecenderungan pasien pulang lebih cepat setelah operasi dan keadaan ini akan memperparah kondisi. Sebuah penelitian di Australia dengan 171 pasien, didapatkan 73 atau 47% dari pasien kurang memiliki atau mendapatkan informasi tentang metode farmakologis dan non-farmakologis tentang penanganan nyeri pasca operasi. Dan hal tersebut merupakan peranan dari perawat untuk memberikan informasi yang jelas sebelum pasien meninggalkan Rumah Sakit. Pasien mengungkapkan beberapa hambatan untuk mencapai manajemen nyeri yang adekuat pasca-discharge, yaitu berupa kekhawatiran efek samping dari analgesik, takut kecanduan, dan tidak suka obat oral. Dengan demikian, pemantauan secara rutin terhadap nyeri merupakan tindakan manajemen klinis yang baik memungkinkan modifikasi tindakan pengobatan guna mencapai pengobatan yang adekuat.

Andhika Widya Putri 220110120058