Jurnal ka januardi

12
PEMBUATAN PERENCANAAN PENGAJARAN MATA DIKLAT MENERAPKANKONSEP ELEKTRONIKA DIGITAL DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KOMPUTER PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN PRINSIP DASAR LOGIKA DAN ALJABAR BOOLE AN DALAM ELEKTRONIKA DIGITAL DI SMK NEGERI 39 JAKARTA. Januardi Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Dr. Yuliatri Sastrawijaya, M.Pd Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Abdullah Hajis Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika ABSTRACT This teaching plan can be implemented in the second semester at SMK Negeri 39 Jakarta. In presenting the theory, methods educators use the Learning Cooperative learning (CL), where the Learning Cooperative learning is a group learning activity organized by the principle that learning should be based on changes in social information among groups of learners in which each learner is responsible for own learning and are encouraged to enhance the learning of other members. At the end of the article described on criteria for graduation and the manner of assessment. Where the judgment is taken from the cognitive, affective, and psychomotor.Minimal completeness criteria (KKM) for the assessment of completeness on the basis of competency PembuatanPerencanaanPengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer PadaKompetensiDasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole an Dalam Elektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta (Januardi) 41

Transcript of Jurnal ka januardi

Page 1: Jurnal ka januardi

PEMBUATAN PERENCANAAN PENGAJARAN MATA DIKLAT MENERAPKANKONSEP ELEKTRONIKA DIGITAL DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KOMPUTER PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN PRINSIP DASAR LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN DALAM ELEKTRONIKA DIGITAL DI SMK NEGERI 39 JAKARTA.

Januardi

Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Dr. Yuliatri Sastrawijaya, M.Pd

Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Abdullah Hajis

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

ABSTRACT

      This teaching plan can be implemented in the second semester at SMK Negeri 39 Jakarta. In presenting the theory, methods educators use the Learning Cooperative learning (CL), where the Learning Cooperative learning is a group learning activity organized by the principle that learning should be based on changes in social information among groups of learners in which each learner is responsible for own learning and are encouraged to enhance the learning of other members.      At the end of the article described on criteria for graduation and the manner of assessment. Where the judgment is taken from the cognitive, affective, and psychomotor.Minimal completeness criteria (KKM) for the assessment of completeness on the basis of competency describes the basic principles of logic and Boolean algebra in digital elektonika is 72.5. Increased level of thoroughness that is better than each indicator.

KataKunci:Cooperative Learning, CL, Boole, Elektronika Digital

PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta (Januardi)

41

Page 2: Jurnal ka januardi

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan merupakan

masalah yang dijadikan agenda

utama untuk diatasi dalam kebijakan

pembangunan pendidikan, karena

hanya dengan pendidikan yang

bermutu akan diperoleh lulusan

bermutu yang mampu membangun

diri, keluarga, masyarakat, bangsa

dan negara. Standar Nasional

Pendidikan yang ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005, dan merupakan penjabaran

lebih lanjut dari Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional, telah

menggariskan ketentuan minimum

bagi satuan pendidikan formal agar

dapat memenuhi mutu pendidikan.

Pada dasarnya pembelajaran

merupakan hasil sinergi dari tiga

komponen pembelajaran utama yakni

siswa, kompetensi guru, dan fasilitas

pembelajaran.

Pada setiap pembelajaran, setiap

siswamemasuki kelas dengan

pengetahuan, kemampuan, dan

motivasi yang beragam. Setiap siswa

mempunyai kecepatan belajar yang

berbeda, pemberian tindakan yang

sama dalam pembelajaran dengan

karakteristik siswa seperti ini akan

merugikan siswa. Siswa dengan

kecepatan belajar cepat akan banyak

membuang-buang waktu karena

harus menunggu siswa dengan

kecepatan belajar yang lebih lambat.

Sedangkan siswa dengan kecepatan

belajar lambat akan mendapatkan

kesulitan selama pembelajaran

karena harus mengikuti siswa dengan

kecepatan belajar cepat. Tujuan

penulisan makalah komprehensif

yang berjudul Pembuatan

Perencanaan Pengajaran Mata

Diklat Menerapkan Konsep

Elektronika Digital dan Rangkaian

Elektronika Komputer Pada

Kompetensi Dasar menjelaskan

prinsip dasar logika dan aljabar

boole dalam elektonika digital di

SMK N 39 Jakarta adalah untuk

memberikan masukan kepada guru

mata diklat Menerapkan Konsep

Elektronika Digital dan Rangkaian

Elektronika Komputerdengan

menggunakan metode pengajaran

kooperatif tipe TAI agar proses

pembelajaran disekolah dapat

berjalan dengan baik dan prestasi

siswa meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penulis memilih SMK Negeri

39Jakarta sebagai tempat yang akan

di jadikan tempat dalam penulisan

42HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48

Page 3: Jurnal ka januardi

makalah ini, karena menurut

pengalaman yang penulis lihat pada

saat melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMK Negeri 39 Jakarta

pembelajaran pada pelajaran

Produktif yang berjalan di SMK

tersebut masih terpusat pada guru.

Pembelajaran dimulai dari fase

persiapan, demonstrasi, pelatihan

terbimbing, umpanbalik, dan

pelatihan lanjut (mandiri). Meskipun

tidak sinonim dengan ceramah dan

resitasi, namun langkah-langkah

tersebut masih berpusat pada guru

sehingga dikhawatirkan siswa akan

cepat bosan dan kurang aktif dalam

belajar. Hasil belajar yang diperoleh

dengan pembelajaran seperti ini

ternyata kurang optimal.

Pembelajaran kooperatif menjadi

salah satu model pembelajaran yang

selalu di sarankan oleh hampir

semua peneliti pedagogis. Mereka

bahkan sudah menunjukkan

superioritas dan efektivitas

dibandingkan dengan pembelajaran

kompetitif dan individualistik.

Tidakhanyaitu, nyaris semua

penulisan yang membandingkan

ketiga model pembelajaran ini dan

pengaruhnya terhadap prestasi

belajar siswa melaporkan bahwa

pembelajaran kooperatif cenderung

memberikan hasil belajar yang lebih

baik. Dan pembelajaran kooperatif

ini memiliki beberapa metode yang

digunakan diantaranya JIGSAW,

Team Assisted Individualization

(TAI) dan juga Student Team-

AchievementDivision (STAD), dll

yang masing-masing memiliki cara

pelaksanaan yang berbeda dalam

proses belajar mengajar.

PEMBAHASAN

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini

dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini

mengkombinasikan keunggulan

pembelajaran kooperatif dan

pembelajaran individual. Tipe ini

dirancang untuk mengatasi kesulitan

belajar siswa secara individual. Oleh

karena itu, kegiatan pembelajarannya

lebih banyak digunakan untuk

pemecahan masalah, ciri khas pada

tipe TAI ini adalah setiap siswa

secara individual belajar materi

pembelajaran yang sudah

dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar

individual dibawa kekelompok-

kelompok untuk didiskusikan dan

PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta (Januardi)

43

Page 4: Jurnal ka januardi

saling dibahas oleh anggota

kelompok, dan semua anggota

kelompok bertanggungjawab atas

keseluruhan jawaban sebagai

tanggungjawab bersama. Langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe

TAI sebagai berikut:

a.Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk

mempelajari materi

pembelajaran secara

individual yang sudah

dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis

secara individual kepada

siswa untuk mendapatkan

skor dasar atau skor awal.

c. Guru membentuk beberapa

kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 4 – 5 siswa

dengan kemampuan yang

berbeda-beda baik tingkat

kemampuan (tinggi, sedang

dan rendah) Jika mungkin

anggota kelompok berasal

dari ras, budaya, suku yang

berbeda serta kesetaraan

jender.

d. Hasil belajar siswa secara

individual didiskusikan

dalam kelompok. Dalam

diskusi kelompok, setiap

anggota kelompok saling

memeriksa jawaban teman

satu kelompok.

e.Guru memfasilitasi siswa

dalam membuat rangkuman,

mengarahkan, dan

memberikan penegasan

pada materi pembelajaran

yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan kuis

kepada siswa secara

individual.

g. Guru member penghargaan

pada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan

hasil belajar individual dari

skor dasar ke skor kuis

berikutnya (terkini).

HASIL PENELITIAN

Salah satu pengguanan hasil evaluasi

adalah laporan. Laporan yang

dimaksudkan untuk memberikan

feedback kepada semua pihak yang

terlibat dalam pembelajaran, baik

secara langsung maupun tidak

langsung. Secara umum terdapat

44HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48

Page 5: Jurnal ka januardi

lima penggunaan hasil evaluasi

untuk keperluan sebagai berikut:

1. Laporan

Pertanggungjawaban, dengan

asumsi banyak pihak yang

berkepentingan terhadap hasil

evaluasi, oleh karena itu

laporan ke berbagai pihak

sebagai bentuk akuntabilitas

publik;

2. Seleksi, dengan asumsi setiap

awal dan akhir tahun terdapat

peserta didik yang masuk

sekolah dan menamatkan

sekolah pada jenjang

pendidikan tertentu dimana

hasil evaluasi dapat

digunakan untuk menyeleksi

baik ketika masuk

sekolah/jenjang atau jenis

pendidikan tertentu, selama

mengikuti program

pendidikan, pada saat mau

menyelesaikan jenjang

pendidikan, maupun ketika

masuk dunia kerja;

3. Promosi, dengan asumsi

prestasi yang diperoleh akan

diberikan ijazah atau

sertifikat sebagai bukti fisik

setelah dilakukan kegiatan

evaluasi dengan kriteria

tertentu baik aspek

ketercapaian kompetensi

dasar, perilaku dan kinerja

peserta didik;

4. Diagnosis, dengan asumsi

hasil evaluasi menunjukkan

ada peserta didik yang kurang

mampu menguasai

kompetensi sesuai dengan

kriteria yang yang telah

ditetapkan maka perlu

dilakukan diagnosis untuk

mencari faktor-faktor

penyebab bagi peserta didik

yang kurang mampu dalam

menguasai komptensi tertentu

sehingga diberikan

bimbingan atau pembelajaran

remedial. Bagi yang telah

menguasai kompetensi lebih

cepat dari peserta didik yang

lain, mereka juga berhak

mendapatkan pelayanan

tindak lanjut untuk

5. Memprediksi Masa Depan

Peserta Didik, tujuannya

adalah untuk mengetahui

sikap, bakat, minat dan

aspek-aspek kepribadian

lainnya dari peserta didik,

PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta (Januardi)

45

Page 6: Jurnal ka januardi

serta dalam hal apa peserta

didik diangap paling

menonjol sesuai dengan

indikator keunggulan, agar

dapat dianalisis dan dijadikan

dasar untuk pengembangan

peserta didik dalam memilih

jenjang pendidikan atau

karier pada masa yang akan

datang.

KESIMPULAN

Pada dasarnya pembelajaran

merupakan hasil sinergi dari tiga

komponen pembelajaran utama yakni

siswa, kompetensi guru, dan fasilitas

pembelajaran. Pembelajaran

kooperatif menjadi salah satu model

pembelajaran yang selalu di saran

kan oleh hampir semua peneliti

pedagogis. Mereka bahkan sudah

menunjukkan superioritas dan

efektivitas dibandingkan dengan

pembelajaran kompetitif dan

mengoptimalkan laju perkembangan

mereka; individualistik. Tidak hanya

itu, nyaris semua penulisan yang

membandingkan ketiga model

pembelajaran ini dan pengaruhnya

terhadap prestasi belajar siswa

melaporkan bahwa pembelajaran

kooperatif cenderung memberikan

hasil belajar yang lebihbaik. Dan

pembelajaran kooperatif ini memiliki

beberapa metode yang digunakan

diantaranya JIGSAW, Team Assisted

Individualization (TAI) dan juga

Student Team-Achievement Division

(STAD), dll yang masing-masing

memiliki cara pelaksanaan yang

berbeda dalam proses belajar

mengajar.

Untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa adalah seorang guru

memberikan perhatian penuh kepada

siswanya, bagaimanapun guru harus

membuat metode pembelajaran yang

menarik, agar siswa tidak bosan

dengan materi yang diajarkan.

Berikut beberapa yang sebaiknya

dilakukan guru:

1. Selalu berperilaku baik

2. Setiap pertemuan, seorang

guru sebaiknya selalu

memberikan hal baru kepada

siswa-siswanya.

3. Memberikan kuis kepada

peserta didik tentang mata

pelajaran yang telah

dipelajari.

4. Memberikan penghargaan

bagi siswa yang mampu

menjawab kuis.

5. Mengajar dengan

46HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48

Page 7: Jurnal ka januardi

menggunakan metode

Cooperative Learning.

DAFTAR PUSTAKA

B Uno Hamzah.2008.Perencanaan

Pembelajaran. Bumi Aksara.

Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2006.

Undang Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2007. Materi

Sosialisasi dan Pelatihan

Kirikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SMK. Jakarta.

PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta (Januardi)

47

Page 8: Jurnal ka januardi

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative

Learning. Metode, Teknik,

Struktur dan Model Terapan.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning,

Mengembangkan Kemampuan

Belajar Berkelompok. Alfabeta.

Bandung.

Mulyasa. 2009. Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Konsep,

Karakteristik, dan Implementasi.

Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa. 2009. Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Kemandirian Guru

dan Kepala Sekolah. Bumi

Aksara. Jakarta.

48HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48