jurnal IUGR
-
Upload
nimas-dwiastuti -
Category
Documents
-
view
149 -
download
0
description
Transcript of jurnal IUGR
Pendekatan diagnosis pertumbuhan janin terhambat (IUGR) : studi
kohort
Abstrak
Latar belakang
Konsekuensi dari pertumbuhan janin terhambat telah menarik perhatian
ilmiah selama dua decade terakhir. Namun demikian, diagnosis pertumbuhan
janin terhambat ini menjadi masalah yang belum terselesaikan. Tujuan penelitian
ini adalah sebagai evaluasi kerja yang sederhana, indicator umum status gizi, yang
digunakan dalam identifikasi pertumbuhan janin terhambat.
Metode
Dalam kohort terdapat 481 kelahiran neonatus preterm dan aterm, dimana
digunakan indeks antropometri proporsionalitas tubuh dan pertambahan lemak
subkutan yang diterapkan, tunggal dan dalam kombinasi, sebagai penanda
diagnostic untuk mendeteksi pertumbuhan janin terhambat. Kesepakatan antara
indeks dinilai dalam hal persentase persetujuan positif dan negative dan dari
Cohen’s kappa.
Hasil
Persetujuan antara indeks antropometri adalah keseluruhan nilai dengan
hasil persentase positif tertinggi sebesar 62,5% dan terrendah 27,9% dan k
berkisar antara 0,19 dan 0,58. Selain itu, 6% dari 32% bayi hanya memiliki satu
nilai indeks yang abnormal menunjukkan pertumbuhan yang baik dan rata-rata
berat perseribu kelahiran bayi memiliki nilai abnormal dari salah satu dari dua
indeks yang telah ditemukan sebanyak 46 persentil pada usia kehamilan (95% CI
35,5-60,4 dan 29,8-63,9 masing-masing). Sebaliknya, kombinasi indeks
antropometrik terlihat memiliki penilaian yang lebih baik untuk membedakan
antara terlihatnya bayi yang tumbuh baik dan tidak. Rerata berat bayi lahir
persentil memiliki nilai-nilai abnormal pada dua (atau lebih) indeks persentil ke
11 pada usia kehamilan (95% CI 6,3-16,3).
1
Kesimpulan
Penilaian klinis dan indeks antropometri dalam kombinasi dapat
menentukan standar acuan dengan penilaian yang lebih baik dibandingkan dengan
indeks yang sama digunakan dalam isolasi. Pendekatan ini menawarkan alat yang
mudah digunakan intuk bedside diagnosis pertumbuhan janin terhambat.
Latar belakang
‘Diagnosis gangguan pertumbuhan janin pada bayi baru lahir terus
tergantung pada dua parameter utama : berat lahir dan usia kehamilan’. Ini adalah
pernyataan pengantar dalam makalah Miller dan Hassanein [1] pada diagnosis
gangguan pertumbuhan pada bayi baru lahir, yang bertujuan untuk
mendokumentasikan kekurangan berat lahir untuk menemukan gangguan
pertumbuhan janin. Hampir empat puluh tahun kemudian, tes neonatal sebagai
diagnosis definitif pada pertumbuhan janin terhambat belum tersedia. Akibatnya,
hanya sebagian kecil kehamilan yang didiagnosa sebagai pertumbuhan janin
terhambat (IUGR), meskipun ada peningkatan kesadaran bahwa kedua
pengukuran tidak sama [2].
Dari teori prespektif pertumbuhan janin terhambat dapat dideteksi melalui
kekurangan pertumbuhan prenatal [2]. Namun demikian, disamping banyak
kesalahan potensial terlibat dalam pengukuran biometric [3] tidak ada parameter
unggul yang konsisten mencerminkan pertumbuhan janin secara akurat dan
parameter yang paling sering digunakan biometric janin ternyata berkorelasi
buruk dengan ukuran saat lahir [4]. Velocitometri Doppler dan komponen profil
biofasik, secara kombinasi, lebih unggul secara deffinitif mengenai keakuratan
diagnostic [5], meskipun pendekatan ini belum distandarisasi [6].
Dokter anak diminta untuk mengidentifikasi bayi IUGR secara cepat dan
akurat, sehingga dapat merawat dengan tepat bahkan pada mereka yang tidak
memiliki perawatan medis sebelum lahir, yaitu semua bayi IUGR terlepas dari
tingkat perawatan prenatal. Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang mudah
digunakan untuk diagnosis pertumbuhan janin terhambat.
2
Metode
Subjek
Semua bayi tunggal, lahir setelah 35 minggu usia kehamilan (UK), di
Rumah Sakit Umum dan Bersalin “Elena Venizelou”, selama empat periode
mingguan yang dipilih secara acak, yang dipelajari secara prospektif.
Pengumpulan data
Bayi dievaluasi dan diukur antara 12 dan 24 jam pertama kehidupan, kecuali
untuk berat lahir (BBL) yang dicatat pada saat lahir. Evaluasi meliputi penilaian
status gizi dan UK, menggunakan Expanded New Ballard Score [7]. Yang dahulu
didasarkan pada metode penilaian dari metode Clinical Assesment of Nutritional
Status (CANS) [8], yang mengevaluasi pertambahan lemak subkutan di delapan
lokasi tubuh dan keadaan rambut. Dalam studi ini, criteria terakhir ini digantikan
oleh salah satu evaluasi kulit, di bawah perumusan berikut: kulit terhidrasi dengan
baik, vernix caseosa mungkin ditemukan terutama di lipatan tubuh (4 poin); kulit
agak kering, mengelupas lebih dari telapak tangan dan telapak kaki, vernix
caseosa tidak ada bahkan pada bayi dari 37-38 minggu kehamilan (3 poin); kulit
kering secara keseluruhan, deskuamasi pada ekstremitas (2 poin); kulit
mengelupas dengan serpihan besar, kulit parchmentlike (1 poin) [9]. UK dihitung
dari minggu pada periode menstruasi terakhir dan dibandingkan dengan yang
diperoleh dari penilaian klinis bayi. Jika terdapat selisih selama lebih dari 2
minggu skor klinis dicatat.
Termasuk dalam pengukuran adalah : a) panjang lahir (PB), b) lingkar
occipitofrontal/ lingkar kepala (LK), c) lingkar dada (LD) tepat dibawah putting
susu dan d) lingkar lengan atas (LLA) pada titik tengah antara akromion dan
olekranon dari lengan kanan ditempatakan disamping dada dengan telapak tangan
menghadap ke paha. Lingkar diukur pada pendekatan 0,1 cm dengan pita
pengukur plastic selebar 0,9 cm. panjang badan diukur dengan Pollameter
(Harlow Printed Ltd, Inggris) dengan pendekatan 0,1 cm. semua pengukuran
diambil dalam rangkap tiga dan nilai tengah dicatat. Pada akhir pengumpulan data
ponderal indeks (PI), yaitu berat dalam gram/(panjang dalam cm)3 x 100, dan rasio
3
LLA/LK dihitung. Nilai indeks antropometrik dan BBL yang abnormal
didefinisikan sebagai nilai-nilai ≤ persentil ke 10 untuk UK. Per definisi CANS
skor ≥ 27 menggambarkan bayi tampaknya tumbuh baik [8]. Riwayat kehamilan
dan kelahiran diperoleh dengan meninjau rekam medis dan mewawancarai ibu.
Selama wawancara pencatatan inform consent ibu untuk penyertaan bayi mereka
dalam penelitian tersebut juga diperoleh. Protocol penelitian disetujui oleh Komite
Etika Umum dan Bersalin Rumah Sakit “Elena Venizelou”.
Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan Medcalc for Windows, versi
10,4 (MedCalc Software, Mariakerke, Belgia). Pengukuran antropometrik yang
dinyatakan sebagai persentil. Mann-Whitney test untuk sampel independen
digunakan untuk menentukan perbedaan antara indeks antropometri kelompok
individu bayi dan uji chi-kuadrat untuk variable kategori. P<0.005 dianggap
signifikan secara statistic. Penyesuaian penanda diagnostic diperkirakan
menggunakan Cohen kappa untuk mengkoreksi peluang penyesuaian sebaik
penyesuaian persentase positif dan negative [10,11]. Penyesuaian positif dari dua
indeks dihitung sebagai jumlah kasus yang memiliki nilai-nilai abnormal pada
kedua indeks dibagi dengan jumlah kasus dengan nilai normal dalam indeks
masing-masing. Penyesuaian negative dihitung dengan cara yang sama dengan
mempertimbangkan nilai-nilai normal dari indeks [12].
Hasil
Panelitian ini melibatan 418 kelahiran, bayi tunggal UK antara 35 dan 41
minggu (208 laki-laki/210 perempuan). Tidak ada perbedaan yang signifikan pada
jenis kelamin secara statistic terdeteksi di LLA (p = 0.08), PI (p = 0,07), LD (p =
0,13) dan LLA/LK (p = 0,32). Estimasi UK berdasarkan evaluasi klinis pada 15
kasus: dalam 3 kasus dengan data terakhir periode menstruasi tidak tersedia dan
12 kasus lainnya karena perselisihan antara penilaian klinis dan penanggalan
maternal; 9 dari 12 kasus terakhir memiliki riwayat mens tidak teratur.
4
Kesesuaian indeks antropometrik
Kesesuaian indeks antropometrik dinyatakan dalam persentase kesesuaian
positif (Ppos) dan negative (Pneg), serta mengoreksi peluang persetujuan yaitu
Cohen’s kappa. Sesuai pada table 1 ksesuaian melebihi peluang antara indeks
antropometri adalah wajar, dengan nilai-nilai k berkisar antara 0,19 dan 0,33.
Satu-satunya pengecualian adalah penilaian antara LLA dan LLA/LK, yang
mungkin muncul lebih kuat karena komponen yang sama. K adalah 0,58 dan Ppos
62,5%.
Mengingat rendahnya tingkat kesesuaian, semua kasus individu dengan
nilai-nilai abnormal dalam suatu indeks antropometri yang kemudian diperiks
untuk terjadinya nilai abnormal dalam ketiga indeks yang tersisia. Misalnya,
semua kasus memiliki PI ≤ persentil ke 10 diuji untuk nilai LLA ≤ persentil ke 10
dan kasus-ksus dengan PI abnormal, namun nilai normal LLA, diuji nilai LD
abnormal dan sebagainya. Persentase kasus dengan nilai abnormal PI dan
setidaknya satu lagi indeks adalah 51% (22 kasus dari total 43 kasus dengan nilai-
nilai PI abnormal dalam populasi penelitian). Oleh kerena itu, hampir setengah
dari kasus dengan nilai PI abnormal disetujui dengan setidaknya satu dari tiga
indeks sisa (dan setengah lainnya tidak ada). Persentase ini adalah 74% (37/50)
untuk kasus dengan LLA persentil ≤ 10, 62,5% (25/40) untuk kasus dengan LD ≤
10 dan hampir 74% (34/46) untuk kasus dengan persentil LLA/LA ≤ 10. Hal ini
diilustrasikan dalam gambar 1. Daerah terisi di kolom merupakan proporsi kasus
dengan nilai=nilai abnormal dari indeks utama tetapi normal nilai ketiga indeks
yang tersisa.
Gambar 1. Proporsi bayi dengan nilai-nilai normal dalam stu atau lebih
antropometrik indeks. Kolom berdiri untuk semua kasus dengan nilai abnormal
(persentil ≤ 10 untuk UK) pada indeks individu. Daerah terisi kolom merupakan
kasus dengan nilai abnormal hanya indeks utama. Tiga daerah yang diarsis pada
setiap kolom merupakan kasus dengan nilai-nilai abnormal kedua indeks utama
setiap 1, 2 atau 3 indeks tambahan, dari bawah ke atas, masing-masing. MAC
(LLA) lingkar lengan atas; PI, indeks Ponderal; CC (LD) lingkar dada; HC (LK)
5
lingkar kepala
Kesalahan klasifikasi bayi sebagai IUGR dengan menggunakan indeks
antropometri tunggal
Persentil BBL dan skor CANS bayi memiliki nilai-nilai abnormal dalam
indeks tunggal dibandingkan dengan nilai abnormal bayi lainnya yang memiliki
nilai indeks sama dan sedikitnya lebih dari satu. Mann-Whitney test untuk sampel
independen digunakan untuk menilai signifikansi perbedaan statistic. Hasil secara
kolektif disajikan dalam Tabel 2. Kasus dengan nilai abnormal pada masing-
masing dari empat indeks dibagi menjadi dua sub-kelompok berdasarkan ada atau
tidaknya nilai indeks abnormal lainnya. Sub-kelompok S mencakup kasus yang
memiliki nilai indeks tunggal normal dan sub-kelompok C yang mempunyai nilai
abnormal dari kombinasi indeks. Bayi dengan nilai LLA abnormal ditemukan
sebanding dengan skor CANS terlepas dari ada atau tidanya nilai abnormal dari
tiga indeks lainnya; rata-rata skor CANS baik dari sub-kelompok S dan C bayi
memiliki persentil LLA ≤ 10 adalah 22 (p = 0,32). Namun, skor CANS berbeda
secara signifikan antara bayi yang memiliki nilai abnormal hanya PI atau LD atau
LLA/LK (sub kelompok S) dan bayi yang memiliki nilai abnormal lebih dari satu
indeks (sub-kelompok C). Misalnya, rata-rata skor CANS dari kasus memiliki
persentil PI ≤ 10 (S-sub kelompok) adalah 27 versus 22 sub-kelompok C
(p<0,0001). Selain itu, dengan mempertimbangkan bahwa skor CANS ≥ 27
menjelaskan, per definisi, bayi yang massa lemak subkutan tampak normal,
tampak jelas bahwa ternyata bayi tumbuh dengan baik mempunyai nilai indeks
abnormal tunggal, misalnya, 14 dari 21 bayi dengan nilai PI abnormal tapi nilai
LLA, LD dan LLA/LK normal. Sebaliknya, tidak ada satupun kasus dengan nilai
PI dan sedikitnya satu lagi indeks (sub-kelompok C) abnormal, ternyata tumbuh
baik , rata-rata skor CANS adalah 22 pada kelompok berikutnya versus 27
sebelumnya. Akibatnya, jika PI, LD atau LLA/LK digunakan sebagai indikator
tunggal pembatasan pertumbuhan, proporsi bayi yang relative tinggi ditunjuk
sebagai bayi IUGR akan tumbuh dengan baik masing-masing, 32,6%, 17,5% dan
10,9% .
6
TABEL 2. Perbandingan bayi yang memiliki nilai normal sari satu atau lebih
indeks
Sebuah gambaran yang sama muncul ketika persentil BBL yang diambil
dalam pertimbangan (Tabel 2). Rata-rata persentil BBL bayi hanya memiliki PI
abnormal atau hanya LLA/nilai LK (sub-kelompok S) adalah persentil 46, tidak
tepat bila rata-rata persentil BBL tinggi dianggap pertumbuhan bayi terbatas
dalam rahim. Persentil BBL secara signifikan lebih rendah dalam kelompok bayi
yang memiliki lebih dari satu nilai abnormal dalam indeks antropometri (sub-
kelompok C) dibandingkan dengan kelompok bayi yang hanya mempunyai satu
nilai abnormal (sub-kelompok S). Sekali lagi, disamping skor CANS, tidak ada
perbedaan statistic yang signifikan dalam persentil BBL yang ditemukan dalam
dua kelompok bayi dengan nilai LLA abnormal.
Sebagai kelompok, rata-rata persentil BBL bayi yang memiliki nilai
abnormal hanya dalam satu indeks antropometri adalah 26,8 (95% CI 17,8-37,6)
versus 11,4(95% CI 6,3-16,3) pada bayi yang memiliki nilai abnormal yang
sedikitnya dua indeks (p<0,0001). Rata-rata skor CANS yang sesuai adalah 25
(95% CI 24,0-26,5) dan 22 (95% CI 21-24), masing-masing (p<0,0001).
Kategorisasi bayi dalam penelitian atas dasar nilai indeks normal
Keseluruhan 47 bayi (dari 418 yang diteliti) ternyata memiliki nilai
abnormal pada dua atau lebih dari empat indeks antropometri. Dari mereka, 24
bayi sesuai dan 23 untuk kecil masa kehamilan. Dalam total populasi, 328 bayi
sesuai dan 47 kecil masa kehamilan. Dengan demikian, prevalensi bayi memiliki
nilai abnormal dalam sedikitnya dua indeks adalah 7,4% dan 48,9% di antara yang
sesuai dan kecil masa kehamilan. Profil dari bayi yang memiliki nilai abnormal
pada tidak satupun, satu atau dua atau lebih dari indeks antropometrik, baik dari
beberapa karakteristik ibu dirangkum dalam tambahan file 1. Tabel S3: Profil bayi
dengan dan tanpa nilai abnormal pada empat indeks antropometri.
Diskusi
7
Morbiditas tinggi dalam pertumbuhan janin terhambat telah
didokumentasikan dengan baik. Selain itu, akumulasi bukti selama dua dekake
terakhir menyatu pada peningkatan resiko sindrom metabolic antara individu yang
mengalalmi hambatan pertumbuhan selama hidup janin [13]. Untuk kedua alasan
perbedaan antara pertumbuhan janin terhambat dan tidak adalah penting.
Terlepas dari penyebabnya, janin dengan gizi kurang tidak akan menyimpan
lemak selama kebutuhan metabolic dasar mereka tidak terpenuhi. Sebaliknya,
bayi dengan lemak subkutan berlimpah tidak bisa menderita gizi buruk dari dalam
rahim. Berdasarkan prinsip ini, evaluasi simpanan lemak merupakan cara yang
tepat untuk membedakan antara IUGR dan neonatus non-IUGR. Sampai akhirnya,
antropometri telah dilakukan selama bertahun-tahun. Memang, banyak penelitian
berkaitan dengan konsekuensi jangka pendek atau panjang dalam IUGR
menganggap mereka sebagai subjek pertumbuhan terbatas jika rasio BBL dan PB
(terutama PI), LLA, rasio LLA dan LK dan kurang sering LD lebih rendah dari
nilai ambang. Jarang terjadi perbedaan antara bayi IUGR dn non-IUGR
berdasarkan gejala klinis pada saat kelahiran bersifat malnutrisi janin, atipikal
[14] atau dalam bentuk yang terstruktur, seperti skor CANS [8]. Baik indeks
antropometri dan evaluasi status gizi klinis telah terbukti lebih sensitive sebagai
predictor morbiditas dini neonatal untuk IUGR, dibandingkan dengan BBL [15-
18].
Meskipun telah ada yang dapat digunakan dalam penelitian yang relevan,
marker diagnostic diatas pada IUGR tampil berbeda, seperti yang dibuktikan
dalam penelitian ini. Hanya 28% dari bayi dengan persentil LLA ≤ 10 juga PI
pada atau di bawah tingkat ini. Sejak ketepatan yang tinggi diperlukan pada
sebuah penyesuaian [19], penyesuaian pada tingkat yang relative rendah antara
indeks antropometrik dapat berasal dari ketepatan diagnostic yang rendah dalam
identifikasi bayi IUGR. Asumsi ini didukung oleh proporsi bayi yang relative
tinggi, ditemukan pada penelitian ini, yang mempunyai nilai indeks individu
abnormal, meskipun mereka yang tampaknya cukup gizi, misalnya 32,6% kasus
yang memiliki nilai-nilai abnormal PI. Kemampuan diagnostic yang rendah pada
PI merupakan penyesuaian dengan penelitian lain [17-20].
8
Setiap kali standar referensi tidak tersedia, metode optimal yang telah
diajukan untuk membedakan antara penyakit dan non penyakit perorangan adalah
kombinasi dari beberapa tes diagnostic yang tidak sempurna [21]; dalam arti luas
istilah ‘tes’ [22]. Tergantung pada ketersediaan tes yang hampir sempurna, pada
tampilan diagnostic dari tes perorangan, yang saling bergantung satu sama lain,
beberapa metode dan aturan untuk mengkombinasi tes telah dikembangkan [23].
Selain itu, kombinasi dari beberapa tes diagnostic tampaknya merupakan
pendekatan yang wajar untuk proses yang sangat kompleks dan proses
multifaktor, seperti pertumbuhan intrauterine. Dalam IUGR bukanlah kondisi
yang sama sehubungan dengan keparahan dan durasi, dari petogenesis yang
mendasari dan tahap perkembangan janin pada saat kejadian tersebut. Oleh karena
itu, indeks antropometri tunggal atau tes lain tidak cukup untuk mendeteksi semua
bayi dengan ganguan pertumbuhan rahim dengan akurat. Dalam penelitian ini,
kombinasi dari indeks antropometrik terbukti memiliki penilaian yang lebih baik
dalam diagnosis bayi yang tidak tampak tumbuh dengan baik melebihi isolasi
yang menggunakan indeks yang sama.
Sebuah tes diagnostic harus memiliki potensi untuk diterapakan dalam
praktek klinis. Selain itu, bayi IUGR harus diidentifikasi segera setelah lahir,
sehingga untuk menerima perawatan yang tepat dan segera. Bertentangan untuk
lebih berpengalaman dalam teknik pencitraan, yang mahal dan tidak praktis untuk
digunakan dalam penerapan klinis, antropometri tidak hanya relative sederhana,
tetapi juga merupakan alat yang handal untuk kuantifikasi komposisi tubuh dan
proporsisinya di tempat praktek. Sebuah batasan yang nyata dari semua indeks
antropometri disebutkan adalah ketergantungan mereka pada UK. Selanjutnya,
setiap estimasi UK yang tidak akurat akan berdampak pada ketepatan identifikasi
neonatus IUGR (yang, bagaimanapun, juga berlaku untuk BBL). Sebaliknya,
masalah ini tidak berhubungan dengan skor CANS, yang tidak berhubungan
dengan UK. Metode skoring membantu klinisi mendapatkan pengetahuan tentang
status gizi bayi, dengan memfokuskan pada bidang-bidang tubuh dimana lemak
subkutan sebaiknya telah terakumulasi selama kehidupan dalam rahim, dan
akhirnya mengukur evaluasinya. Kelemahan utamanya adalah subjektif, seperti
9
semua metode penilaian lain yang digunkan dalam evaluasi neonatus. Metode
yang dapat digunakan sebagai tes penyaringan atau konfirmasi.
Dari semuanya, kombinasi atas penggunaan pengukuran antropometrik
terisolasi tampaknya memberikan pendekatan yang lebih baik dalam identifikasi
hambatan pertumbuhan bayi. Setiap bayi aterm atau preterm dengan tanda klinis
wasting (misalnya, tidak ada lemak pada lipatan dagu, kulit mudah mengkerut dan
mengangkat lipatan, tulang rusuk terlihat menonjol, lemak gluteal berkurang)
LLA dan LD dapat diukur dengan mudah saat di tempat praktek [24]. Selain itu,
PI dan rasio LLA/LK dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah yang
ada dalam catatan neonatal. Bayi dengan nilai abnormal di lebih dari satu indeks
antropometri dapat dikelola sebagai pertumbuhan terbatas. Nilai abnormal lebih
dari satu indeks yang tampaknya bayi tumbuh baik mungkin memerlukan sebuah
evaluasi ulang dari UK. Tidak diragukan lagi, penelitian lebih lanjut diperlukan,
menggunakan berbagai informasi yang lebih besar sebagai konfirmasi. Mencari
dan mengevaluasi alternative indeks atau indikator sederhana lain dari
pertumbuhan terhambat juga bisa berkontribusi untuk identifikasi lebih akurat dari
bayi IUGR.
Kesimpulan
Penelitian membuktikan banyak poin decade bahwa pertumbuhan janin
terhambat sebagai penyebab utama morbiditas dini neonatal. Hal ini sangat
mungkin bahwa setidaknya bagian dari ini (misalnya hipoglikemia, terutama yang
sesuai untuk UK bayi) lepas dari perhatian kita karena kurangnya alat diagnostic
yang tepat. Pada akhirnya, gagasan tentang standar referensi kombinasi, seperti
yang diusulkan di atas, dapat meningkatkan kemampuan kita untuk
mengidentifikasi dan mengelola IUGR dengan tepat.
10