jurnal fauzia brawijaya

8
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA BURUH PANGGUL DI PASAR PASIR GINTUNG BANDAR LAMPUNG FACTOR ANALYSIS OF LOW BACK PAIN IN WORKERS AT PASIR GINTUNG MARKET BANDAR LAMPUNG Abstrak Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri punggung bawah tersebut merupakan penyebab utama kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim dari LBP, yang menyebabkan sekitar 80% kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian LBP pada buruh panggul di Pasar Pasir Gintung Bandar lampung yang terdiri dari usia, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, masa kerja, beban kerja, dan posisi kerja. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan metode cross sectional dengan sampel sebanyak 48 orang dan dilaksanakan pada bulan November 2014. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pekerja yang menderita low back pain adalah 32 orang (66,7 %) dan 16 pekerja tidak mengeluh low back pain (33,3%) . Didapatkan faktor masa kerja, beban kerja dan posisi kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan LBP (p < 0,05) sedangkan usia, IMT, dan kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan LBP (p > 0,05). Tingkat risiko terbesar untuk terjadinya LBP adalah posisi kerja. Kata kunci: buruh panggul, faktor risiko, low back pain, posisi kerja Abstract Low back pain is neither a disease nor a diagnostic entity of any sort. The term refers to pain of variable duration in an area of anatomy afflicted. Low back pain is the leading cause of work- related disability and general welfare. It can be caused by musculoskeletal disorders, psychology, and incorrect mobilization. Eighty percent cases were caused by lifting, which is the most common cause of low back pain. The aim of this study was to investigate the risk factors of low back pain such as age, body mass index, smoking habit, working period, heavy work load and working position and the relation with low back pain in workers at Pasir Gintung Market, Bandar Lampung. This is an observational study with cross-sectional approach with 48 samples that held on November 2014. The result of this study showed that 32 participants with low back pain (66,7%) and 16 participant without low back pain (33,3). Working period, heavy work load and working position are found statically significant with low back pain (p < 0,05) meanwhile age, body mass index 1

description

jurnal

Transcript of jurnal fauzia brawijaya

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA BURUH PANGGUL DI PASAR PASIR GINTUNG BANDAR LAMPUNG

FACTOR ANALYSIS OF LOW BACK PAIN IN WORKERS AT PASIR GINTUNG MARKET BANDAR LAMPUNGAbstrakLow back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri punggung bawah tersebut merupakan penyebab utama kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim dari LBP, yang menyebabkan sekitar 80% kasus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian LBP pada buruh panggul di Pasar Pasir Gintung Bandar lampung yang terdiri dari usia, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, masa kerja, beban kerja, dan posisi kerja. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan metode cross sectional dengan sampel sebanyak 48 orang dan dilaksanakan pada bulan November 2014. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pekerja yang menderita low back pain adalah 32 orang (66,7 %) dan 16 pekerja tidak mengeluh low back pain (33,3%) . Didapatkan faktor masa kerja, beban kerja dan posisi kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan LBP (p < 0,05) sedangkan usia, IMT, dan kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan LBP (p > 0,05). Tingkat risiko terbesar untuk terjadinya LBP adalah posisi kerja.Kata kunci: buruh panggul, faktor risiko, low back pain, posisi kerja

AbstractLow back pain is neither a disease nor a diagnostic entity of any sort. The term refers to pain of variable duration in an area of anatomy afflicted. Low back pain is the leading cause of work-related disability and general welfare. It can be caused by musculoskeletal disorders, psychology, and incorrect mobilization. Eighty percent cases were caused by lifting, which is the most common cause of low back pain.The aim of this study was to investigate the risk factors of low back pain such as age, body mass index, smoking habit, working period, heavy work load and working position and the relation with low back pain in workers at Pasir Gintung Market, Bandar Lampung. This is an observational study with cross-sectional approach with 48 samples that held on November 2014.The result of this study showed that 32 participants with low back pain (66,7%) and 16 participant without low back pain (33,3). Working period, heavy work load and working position are found statically significant with low back pain (p < 0,05) meanwhile age, body mass index and smoking habit arent statically significant with low back pain (p >0,05). The biggest risk to low back pain among six variables is working position.Keyword: low back pain, risk factors, workers, work position

2

PENDAHULUANPenyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam hubungan dengan kerja, baik faktor risiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan dan hasil produksi1. Salah satu penyakit akibat kerja yang menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi di dunia dan mempengaruhi hampir seluruh populasi adalah LBP. Low back pain adalah nyeri punggung bawah, nyeri yang dirasakan di punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri2. Nyeri punggung bawah tersebut merupakan penyebab utama kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan LBP dapat terjadi pada setiap orang, baik jenis kelamin, usia, ras, status pendidikan dan profesi3.Prevalensi nyeri musculoskeletal, termasuk LBP, dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Sekitar 80 persen dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali dalam hidupnya4. Prevalensi penyakit musculoskeletal di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7 persen sedangkan di provinsi Lampung angka prevalensi penyakit musculoskeletal berdasarkan diagnosis dan gejala yaitu 18,9 persen5. Prevalensi penyakit musculoskeletal tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah pada petani, nelayan atau buruh yaitu 31,2 persen5. Prevalensi meningkat terus menerus dan mencapai puncaknya antara usia 35 hingga 55 tahun. Semakin bertambahnya usia seseorang, risiko untuk menderita LBP akan semakin meningkat karena terjadinya kelainan pada diskus intervertebralis pada usia tua2.Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah3. Terdapat beberapa faktor risiko penting yang terkait dengan kejadian LBP yaitu usia diatas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja, kegemukan dan riwayat keluarga penderita musculoskeletal disorder6. Faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya gangguan LBP meliputi karakteristik individu yaitu indeks massa tubuh (IMT), tinggi badan, kebiasaan olah raga, masa kerja, posisi kerja dan berat beban kerja7. Berat beban yang diangkat, frekuensi angkat serta cara atau teknik mengangkat beban sering dapat mempengaruhi kesehatan pekerja berupa kecelakaan kerja ataupun timbulnya nyeri atau cedera pada punggung8. Sebanyak 90% kasus LBP bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim dari LBP, yang menyebabkan 80% kasus.

METODEJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi dengan pendekatan potong lintang (Cross Sectional). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu usia, IMT, kebiasaan merokok, masa kerja, beban kerja dan posisi kerja sedangkan variabel terikat dari penelitian ini yaitu keluhan nyeri punggung bawah (low back pain). Penelitian ini dilakukan di Pasar Pasir Gintung Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh panggul di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung yang berjumlah 55 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 48 buruh panggul dengan metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data primer diperoleh melalui pengamatan secara langsung selama jam kerja untuk posisi kerja, wawancara langsung dan pemeriksaan fisik untuk keluhan LBP, dan kuesioner untuk mengetahui identitas responden, usia, IMT, kebiasaan merokok, masa kerja dan beban kerja. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat yaitu chi-square dan fishers exact, serta analisis multivariat yaitu regresi logistik.

HASILUsiaUsia adalah umur responden dalam tahun dihitung dari waktu kelahiran sampai tahun penelitian dilakukan. Usia responden dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok dan didapatkan data responden dengan usia 35 tahun sebanyak 36 responden (75%) dan responden dengan usia 10 tahun, 5-10 tahun dan 10 tahun sebanyak 16 responden (33,3%), responden dengan masa kerja yang tergolong 5-10 tahun sebanyak 24 responden (50%), dan reponden dengan masa kerja yang tergolong 20 kg sebanyak 22 responden (45,8%), responden dengan berat beban kerja sebesar 1020 kg yaitu sebanyak 17 responden (35,4%), dan reponden dengan berat beban kerja sebesar