Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

8
JURNAL KEGIATAN HARIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR I (PBM I) Nama Mahasiswa : EDI SULISTIYONO NIM : 14-0341-8086-10 Hari/ tanggal : Senin/ 15 Juni 2015 Program Studi : Magister Pendidikan Biologi Dosen Pembina : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd Materi : Pendekatan CTL dan Saintifik A. Eksplorasi konsep Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Implementasi CTL dalam pembelajaran terdapat tujuh komponen, yaitu: 1.Konstruktivisme (Constructivism) 2.Bertanya (Questioning) 3.Menemukan (Inquiry) 4.Masyarakat belajar (Learning Community) 5.Pemodelan (Modeling) 6.Refleksi (Reflection) 7.Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Pembelajaran kontekstual membantu siswa menguasai tiga hal, yaitu: 1) Pengetahuan, yaitu apa yang ada dipikirannya membentuk konsep, definisi, teori dan fakta. 2) Kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan

description

Pendidikan

Transcript of Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

Page 1: Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

JURNAL KEGIATAN HARIAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR I (PBM I)

Nama Mahasiswa : EDI SULISTIYONO NIM: 14-0341-8086-10Hari/ tanggal : Senin/ 15 Juni 2015Program Studi : Magister Pendidikan BiologiDosen Pembina : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.PdMateri : Pendekatan CTL dan Saintifik

A. Eksplorasi konsepHakikat Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Implementasi CTL dalam pembelajaran terdapat tujuh komponen, yaitu:1. Konstruktivisme (Constructivism) 2. Bertanya (Questioning) 3. Menemukan (Inquiry) 4. Masyarakat belajar (Learning Community) 5. Pemodelan (Modeling) 6. Refleksi (Reflection)7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Pembelajaran kontekstual membantu siswa menguasai tiga hal, yaitu:1) Pengetahuan, yaitu apa yang ada dipikirannya membentuk konsep,

definisi, teori dan fakta. 2) Kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk

bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan3) Pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaimana

menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik diatur dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Dalam proses pembelajarannya menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ranah sikap mencangkup transformasi substansi atau materi ajar agar anak didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan mencangkup substansi atau materi ajar agar anak didik “tahu bagaimana”. Sedangkan ranah pengetahuan

Page 2: Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

mencangkup transformasi substansi atau materi ajar anak didik “tahu apa”.Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu Observing (mengamati),  Questioning  (menanya),  Associating  (menalar), Experimenting (mencoba), Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan).Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013, yakni :1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;4. pembelajaran berbasis kompetensi;5. pembelajaran terpadu;6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multi dimensi;7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-

skills dan soft-skills;9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (Ing Ngarso Sung Tulodo), membangun kemauan (Ing Madyo Mangun Karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri Handayani);

11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran;13. pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta

didik; dan14. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

B. Konsep yang belum dipahamiStrategi penilaian autentik yang efektif dalam kurikulum 2013.

C. Indentifikasi permasalahan/ pertanyaan1. Apakah perbedaan pembelajaran berbasis proyek dengan PJBL?

Bagaimana mengatur waktu agar PJBL dapat terlaksana dengan baik? 2. Bagaimana strategi penilaian proyek pada PJBL? Berikan contohnya

dalam pembelajaran!3. Bagaimana metode penilaian yang digunakan dalam pendekatan CTL?4. Mengapa pendekatan saintifik memunculkan sintaks 5M?5. Apakah perbedaan pendekatan kontekstual, scientific, dan

konstruktivistik?

Page 3: Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

D. Pemecahan masalah1. Pembelajaran berbasis proyek merupakan penterjemahan dari PJBL.

Agar PJBL dapat terlaksana dengan baik, guru harus menyiapkan desain dan program yang jelas sebelum pembelajaran, demikian juga dengan alokasi waktu harus jelas, terdapat laporan perkembangan proyek.

2. Pembuatan rubrik harus jelas dan terperinci, proses terukur, dan produk harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kemampuan siswa.

3. Penilaian dilakukan secara autentik artinya menilai apa adanya yang tampak, tidak hanya hasil akhir, seperti portofolio, pengukuran kinerja, proyek dan jawaban tertulis.

4. Pendekatan tidak memiliki sintaks.Pada pendekatan saintifik ini 5M tidak boleh dibolak-balik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Pendekatan saintifik dapat menggunakan 3 model pembelajaran, yaitu: Discovery Learning (DL), Problem Base Learning (PBL) dan Project Base Learning (PjBL). Masing-masing model sudah ada sintaksnya. 5M bukan sintaks tidak perlu dicantumkan, dalam masing-masing model sudah ada sintaksnya yang mencakup 5M dari pendekatan saintifik.

5. Konstruktivisme adalah sebuah teori pembelajaran atau landasan filosofi yang digunakan dalam menyusun pendekatan yang menjadi bagian dari komponen pendekatan. Saintifik juga konstrukstivisme atau student center tetapi tidak ditekankan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pada pendekatan CTL, namun lebih mengarah pada langkah 5M.

E. Rencana tindak lanjut (RTL)1. Mempelajari dan mendalami lebih lanjut, serta mengimplementasikan

sesuai dengan kondisi yang ada.2. Sharing dengan rekan sejawat, komunitas MGMP, dan para ahli.

Malang, 15 Juni 2015

Pembelajar,

Edi Sulistiyono

Page 4: Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

JURNAL KEGIATAN HARIAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR I (PBM I)

Nama Mahasiswa : EDI SULISTIYONO NIM: 14-0341-8086-10Hari/ tanggal : Senin/ 15 Juni 2015Program Studi : Magister Pendidikan BiologiDosen Pembina : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.PdMateri : Pendekatan Kooperatif dan Multikultural

A. Eksplorasi konsepPendekatan kooperatif adalah merupakan pendekatan/strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil biasanya 4-5 orang yang tingkat kemampuannya berbeda untuk mencapai tujuan belajar tertentu.Menurut Slavin, terdapat 6 (enam) tipologi dalam pendekatan kooperatif, yaitu:1. Tujuan kelompok 2. Tanggung jawab individual3. Kesempatan sukses yang sama 4. Kompetisi tim5. Spesialisasi tugas 6. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Pembelajaran dengan pendekatan kooperatif selalu terdapat pembentukan kelompok yang heterogen. Heterogen dalam arti kemampuan akademis, jenis kelamin, agama, sosial ekonomi, dan latar belakang etnis.Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.

Pendekatan multikultural diartikan sebagai suatu prinsip yang menggunakan keragaman kebudayaan peserta didik dalam mengembangkan filosofi, misi, tujuan, dan komponen kurikulum, serta lingkungan belajar sehingga siswa dapat menggunakan kebudayaan pribadinya untuk memahami dan mengembangkan berbagai  wawasan, konsep, keterampilan, nilai, sikap, dan moral yang diharapkan. Kurikulum pendekatan multikultural harus dapat mengakomodasi perbedaan kultural peserta didik, memanfaatkan kebudayaan itu sebagai sumber konten dan memanfaatkannya sebagai titik berangkat untuk pengembangan kebudayaan itu sendiri, pemahaman terhadap kebudayaan orang lain, toleransi, membangkitkan semangat kebangsaan siswa yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, mengembangkan perilaku yang etis,

Page 5: Jurnal Belajar PBM 9 - 15 Juni 2015

dan yang juga tak kalah pentingnya adalah dapat memanfaatkan kebudayaan pribadi siswa sebagai bagian dari entry-behavior siswa sehingga dapat menciptakan "kesempatan yang sama bagi siswa untuk berprestasi"

B. Konsep yang belum dipahami1. Implementasi pendekatan kooperatif yang mempunyai beragam

metode/tipe2. Strategi yang paling efektif dalam implementasi pendekatan multikultural

di pembelajaran.

C. Indentifikasi permasalahan/ pertanyaan1. Studi kasus: Siswa mengajari temannya matematika tetapi nilai

matematika siswa itu sendiri justru turun, bagaimana memandang kasus tersebut berkaitan dengan pendekatan kooperatif?

2. Studi kasus: pelarangan siswa menggunakan hijab/ jilbab di sekolah Bali, bagaimana memandang kasus tersebut berkaitan dengan pendekatan multikultural!

3. Penerapan pendekatan multikultural dalam pembelajaran biologi?

D. Pemecahan masalah1. Kemungkinan terdapat faktor lain yang mempengaruhi penurunan nilai

tersebut, misalnya faktor psikologis, kesehatan, atau lainnya.2. Bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam pendekatan multikultural.

Perlu adanya komunikasi lebih lanjut dengan pihak-pihak yang terkait.3. Pendekatan multikultural dalam pembelajaran biologi, misalnya untuk

materi keanekaragaman hayati dengan menggunakan nama lokal pada karakteristik tumbuhan atau hewan yang dipelajari.

E. Rencana tindak lanjut (RTL)1. Pelajari sumber-sumber informasi lainya, seperti artikel/jurnal dan

literatur-literatur yang relevan.2. Mencoba menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Malang, 15 Juni 2015

Pembelajar,

Edi Sulistiyono