Jurnal Abses Mudahan Bujur

download Jurnal Abses Mudahan Bujur

of 15

Transcript of Jurnal Abses Mudahan Bujur

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    1/15

     

    Artikel Penelitian

    Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrusaurantifolia s.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri StaphylococcusAureus Secara In Vitro

    Abdul Razak1, Aziz Djamal2, Gusti Revilla3

    Abstrak

    Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman obat keluarga yang banyak terdapatditengah masyarkat dan banyak digunakan sebagai ramuan tradisional. Bagian yangsering digunakan adalah airperasannya, dengan salah satu manfaat dapat digunakan untuk menghilangkan jerawa

    t serta penyembuhan luka agartidak terjadi abses. Jerawat dan abses pada luka merupakan salah satu infeksi yang disebabkan oleh bakteriStaphylococcus aureus.

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat air perasan buah jeruk nipis (Citrus aurantifoliaS.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro. Penelitian dilakukan dengan metodaeksperimental laboratorium dengan desain postest only control group design yangdilakukan di LaboratoriumMikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat terhadappertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% danterdapat pengaruh lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidaktumbuh seteleh kontak 5 menitpertama dan diikuti menit-menit berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi, semakin tinggikonsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin lama kontak dengan bakteriStaphylococcus aureus maka dayahambatnya semakin baik.

    Kata kunci: Uji Daya Hambat, Air Perasan Buah Jeruk Nipis, Staphylococcus aureus

    .

    Abstract

    Lime (Citrus aurantifolia S.) is kind of familys herbal medicine, most using inthe community is widely usedas a traditional herb. The most common used part is the lime fruit squeeze withone of the function is used for

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    2/15

    removing acne and wound healing to prevent the form of abscess. Pimples and abscesses of the wound is one of theinfections caused by the bacterium Staphylococcus aureus.

    The purpose of this study was to determine the inhibition of lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze towardsthe growth of the bacteria Staphylococcus aureus in vitro condition. The study was conducted with laboratoryexperimental methods to the design of control group design postest only performed at the Laboratory of MicrobiologyFaculty of Medicine, University of Andalas.

    The results showed that the lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze has the ability to inhibite the bacterialgrowth of Staphylococcus aureus with various concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% and there is the effect ofcontact time on the growth of bacteria which the bacteria do not grow after contact the first 5 minutes and the nextminute followed by lime fruit squeeze with 100% concentration lime fruit squeeze. Thus, the higher the concentration oflime fruit squeeze and the longer the contact with the bacteria Staphylococcus aureus is the better towards.

    Keywords:Inhibition test, The Lime Fruit Squeeze, Staphylococcus Aureus.

    Affiliasi penulis : 1: Mahasiswa FK Unand. 2: Bagian Mikrobiologi FKUnand,dan 3: Bagian Anatomi FK Unand, Universitas Andalas, Jl,Perintis Kemerdekaan No. 94, Padang Korespondensi : AbdulRazak, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Jalan PerintisKemerdekaan No. 94, Padang

    Pendahuluan

    Jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakansalah satu tanaman toga yang di gunakan padamasyarakat, baik untuk bumbu masakan maupununtuk obat-obatan dari bagian perasan air buah jeruknipisnya. Untuk obat, jeruk nipis digunakan sebagaipenambah nafsu makan, penurun panas (antipireutik),diare, menguruskan badan, antiinflamasi, danantibakteri.(1,2)

    Efek air perasan buah jeruk nipis sebagaiantibakteri dapat menghambat pertumbuhan bakteriEschericia colli, Streptococcus haemolyticus, danStaphylococcus aureus. Salah satu bakteri yaitu

    Staphylococcus aureus, merupakan bakteri jenis grampositif yang diperkirakan 20-75% ditemukan padasaluran pernapasan atas, muka, tangan, rambut danvagina. Infeksi bakteri ini dapat menimbulkan penyakitdengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan,nekrosis, tampak sebagai jerawat, infeksi folikelrambut, dan pembentukan abses. Diantara organ yangsering diserang oleh bakteri Staphylococcus aureusadalah kulit yang mengalami luka dan dapat menyebarke orang lain yang juga mengalami luka.(2-6)

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    3/15

     Lesi yang ditimbulkan oleh bakteriStaphylococcus aureus dapat dilihat pada abses lesiataupun jerawat. Bakteri menginvasi dan berkembangbiak dalam folikel rambut yang menyebabkankematian sel atau nekrosis pada jaringan setempat.Selanjutnya diikuti dengan penumpukan sel radangdalam rongga tersebut. Sehinggga terjadi akumulasipenumpukan pus dalam rongga. Penumpukan pus inimengakibatkan terjadinya dorongan terhadap jaringansekitar dan terbentuklah dinding-dinding oleh sel-selsehat sehingga terbentuklah abses. Bakteri ini jugaakan bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain lewatpembuluh getah bening dan pembuluh darah,

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    4/15

    sehingga terdapat juga peradangan dari vena dantrombosis.(6,7)

    Pengobatan akibat infeksi Staphylococcusaureus dapat diberi antibiotik berupa Penisilin G atauderivat penisilin lainnya, namun pada infeksi yangberat diduga sudah ada beberapa yang telah resistenterhadap penisilin. Akibat timbulnya resistensi dariantibiotik, maka saat ini telah dilakukan pengujian efektanaman obat antaranya jeruk nipis sebagaiantibakteri. Hasil penelitian menunjukan bahwaminyak atsiri daun jeruk nipis mempunyai aktivitashambatan terhadap pertumbuhan Staphyloccusaureus pada kadar 20%, 40% dan 80% sertaEscherichia coli pada kadar 40% dan 80%.(7,8)

    Berdasarkan hasil penelitian, minyak atsiripada daun jeruk nipis yang menghambat pertumbuhanbakteri Staphylococcus aureus, juga terdapat pada airperasan buah jeruk nipis. Selain itu juga, denganmengetahui adanya kebiasaan ditengah masyarakat,mengenai penggunaan air perasan buah jeruk nipisdalam upaya menghilangkan jerawat serta

    penyembuhan luka agar tidak terjadi abses, dimanasalah satu penyebabnya Staphylococcus aureus.Mengetahui adanya efek antibakteri air perasan buahjerk nipis yang telah diuji pada beberapa kumanpatogen, maka dari itu penulis tertarik untukmelakukan uji daya hambat buah jeruk nipis terhadappertumbuhan Staphylococcus aureus secara invitro.

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmengetahui daya hambat air perasan buah jeruk nipis(Citrus aurantifolia S.) terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus secara in vitro.

    Metode

    Penelitian dilakukan di LaboraturiumMikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalaspada bulan Oktober 2011 - September 2012.Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desainPostest Only Control Group Design. Variabel adalahair perasan buah jeruk nipis dengan berbagaikonsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% danbakteri Staphylococus aureus. Alat yang digunakanadalah cawan petri, tabung reaksi, kertas saring,

    pelubang kertas, lem, jarum ose, lampu spiritus,pinset, gelas ukur, otoklaf, inkubator, spuiydispossible, lidi kapas steril, mistar, pisau, dantalenan. Bahan yang digunakan adalah air perasanbuah jeruk nipis, biakan murni Staphylococcus aureus,aquades steril, NaCl 0,9%, dan Alkohol 70%. Datahasil penelitian diolah secara statistik dengan metodeAnova satu arah dengan derajat kepercayaan 95%(=0,05) dan bila didapat perbedaan nyata antarperlakuan maka akan dilanjutkan dengan Post Hoc

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    5/15

    Test dengan taraf kesalahan 1%.

    Hasil dan Pembahasan

    Tabel 1. Hasil Uji daya hambat air perasan buah jeruknipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap pertumbuhanbakteri Staphylococcus aureus

    Konsentrasi

    Diameter bebas kuman

    (mm)

    Diameterbebaskumanrata-rata

    I

    II

    III

    Larutan Kontrol(Aquadessteril)

    0

    0

    0

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    6/15

    0

    25%

    5

    5,5

    5

    5.167

    50%

    6,5

    6,5

    5,5

    6,167

    75%

    8

    8

    6,5

    7,5

    100%

    13,5

    10

    8

    10,5

    Dari Tabel 1. didapatkan bahwa pemberianair perasan buah jeruk nipis dengan konsentrasiberbeda memiliki daya hambat yang berbeda pulaterhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

    Perbedaan ini selanjutnya diuji dengan pengukuranstatistik secara komputerisasi menggunakan programSPSS 15.0 for Windows. Berhubung data hasilpenelitian yang didapatkan ternyata tidak memenuhisyarat uji annova satu arah. Untuk melanjutkanpengolahan, data ditranformasi, tetapi ternyata datatidak dapat ditranformasi maka pengolahan datadilanjutkan dengan Kruskall Wallis Test. Hasil dpatdilihat pada Tabel 2.

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    7/15

     

    Tabel 2. Perbandingan data stasitik diameterhambatan air perasan buah jeruk nipis (Citrusaurantifolia S.) terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus dengan menggunakan Mann-Whitney Test

    No.

    Variabel

    Konsentrasi

    Konsentrasilainnya

    P

    1.

    Konsentrasiair perasanbuah jeruk

    nipis

    25%

    50%

    0,068

    75%

    0,043

    100%

    0,046

    2.

    50%

    75%

    0,099

    100%

    0,046

    3.

    75%

    100%

    0,105

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    8/15

     Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,022(p

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    9/15

    antibakteri dan tingkat keasaman yang tidak memilikiperbedaan yang bermakna antara konsentrasi.

    Tabel 3. Pengaruh lama kontak dari air perasan buahjeruk nipis (Citrus aurantifolia S.)konsentrai 100% terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus

    Lama Kontak

    Pertumbuhan Kuman

    Seketika

    +

    5 menit

    -

    10 menit

    -

    15 menit

    -

    20 menit

    -

    25 menit

    -

    30 menit

    -

    Dari Tabel 3. didapatkan bahwa lama kontakbakteri Staphylococcus aureus dengan air perasanbuah jeruk nipis berpengaruh terhadap pertumbuhankuman. Pada lama kontak seketika masih terdapatpertumbuhan bakteri dan mulai dari lama kontak 5

    menit terlihat bakteri tidak tumbuh lagi pada daerahagar Mueller Hinton II.

    Setelah dilakukan penelitian, hasil yangdidapat menunjukan bahwa air perasan buah jeruknipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhanbakteri Staphylococcus aureus, hal itu dapat dilihatadanya lingkaran bening bebas pertumbuhan bakteridisekitar cakram setelah dibiarkan dalam waktu 24 jamdengan suhu 37oC, dan tidak terdapatnya

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    10/15

    pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus setelahberkontak dengan air perasan buah jeruk nipis pada 5menit pertama dan diikuti dengan menit berikutnya.

    Penelitian uji daya hambat air perasan buahjeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus menunjukan bahwa airperasan buah jeruk nipis dengan konsenrasi 25%,50%, 75%, dan 100% dapat menghambatpertumbuhan bakteri tersebut. Hal ini menunjukkanadanya senyawa aktif antibakteri dalam air perasanbuah jeruk nipis yang diduga diperoleh dari kandungankimia yang terdapat di dalamnya, seperti minyakatsiri, diantaranya fenol yang bersifat sebagaibakterisidal, yang mungkin mampu menghambatpertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus.(3)

    Kemampuan bakterisidal dari fenol denganmendenaturasikan protein dan merusak membransitoplasma sel. Ketidakstabilan pada dinding sel danmembran sitoplasma bakteri menyebabkan fungsipermeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif,pengendalian susunan protein sel bakteri terganggu.Gangguan integritas sitoplasma berakibat pada

    lolosnya makromolekul, dan ion dari sel. Sel bakterikehilangan bentuknya sehingga lisis. Persenyawaanfenolat bersifat bakteriostatik atau bakterisidtergantung dari konsentrasinya.(9,10)

    Perbedaan lama kontak air perasan buahjeruk nipis dengan konsentrasi yang sama, ternyatajuga memiliki perbedaan efek terhadap pertumbuhanStaphylococcus aureus, ini dapat dilihat daripertumbuhan bakteri dimasing-masing lama kontak.Lama kontak 5 menit pertama sudah tidak terdapatpertumbuhan pada daerah agar Mueller Hinton II, inimembuktikan bahwa air perasan buah jeruk nipis

    memiliki daya antibakteri yang sangat kuat sehinggadalam waktu yang singkat air perasan jeruk nipisdapat menghambat pertumbuhan bakteri secaraoptimal.

    Keasaman pada buah jeruk nipis disebabkanoleh kandungan asam organik berupa asam sitratdengan konsentrasi yang tinggi juga dapat menjadisalah satu faktor yang dapat menghambatpertumbuhan bakteri tersebut.(11) Pengukuran pH padaair perasan buah jeruk nipis dilakukan denganmenggunakan pH meter menunjukan bahwa airperasan buah jeruk nipis dengan konsentrasi 25%,

    50%, 75%, dan 100% memiliki pH masing-masingyaitu 2,332; 2,302; 2,275; dan 2,266. Pengencerandengan NaCL 0,9 % mengakibatkan derajat keasamansemakin berkurang, dimana diameter daerah bebaskuman yang terbentuk semakin kecil. Hal inimenunjukan adanya peranan derajat keasamanterhadap semakin baiknya daya hambat air perasanbuah jeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus.

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    11/15

     Penelitian daya hambat minyak atsiri padadaun jeruk nipis juga telah dilakukan oleh Ratih DiahPertiwi (Fakultas Farmasi UGM, 1992), dimanaterdapat aktivitas hambatan terhadap bakteriStaphylococcus aureus, pada konsentrasi 20%, 40%,dan 80%.

    Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapatdinyatakan bahwa hipotesis penelitian diterima, karenaterdapat daya hambat air perasan buah jeruk nipisterhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusdimana semakin besar konsentrasi air perasan buahjeruk nipis dan semakin lama kontaknya dengankuman, maka daya hambat air perasan buah jeruknipis terhadap bakteri Staphylococcus aureus semakinbaik.

    Simpulan

    Air Perasan buah jeruk nipis memiliki dayahambat terhadap pertumbuhan dari bakteriStaphylococcus aurfeus pada konsentrasi 25%, 50%,

    75%, dan 100% dimana semakin tinggi konsentrasi airperasan buah jeruk nipis maka daya hambat airperasan buah jeruk nipis terhadap pertumbuhankuman Staphylococcus semakin baik.Terdapatpengaruh lama waktu kontak air perasan buah jeruknipis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcusaureus yaitu semakin lama kontak bakteriStaphylococcus aureus dengan air perasan buah jeruknipis maka daya hambat perasanbuah jeruk nipisterhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureussemakin baik, tepatnya air perasan buah jeruk nipissudah memiliki daya hambat terhadap pertumbuhanbakteri Staphylococcus aureus pada lama waktu 5

    menit pertama.

    Daftar Pustaka

    1. Haryanto, Sri, 2006 . Sehat dan Bugar SecaraAlami. Jakarta: Penebar Plus. hal 602. Mursito, Bambang, 2006. Ramuan TradisionaluntukPelangsing Tubuh. Jakarta: Penebar

    Swadya.3. Hariana, Arief, 2006. TumbuhanObat &Khasiatnyaseri 1. Jakarta:PenebarSwadya.hal 149-

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    12/15

    150.

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    13/15

    4. Arias, Kathleen Meehan, 2010. InvestigasidanPengendalianWabahdiFasilitasPelayananKesehatan. Jakarta: EGC.5.Sasongko, Wisnu, 2008. Armageddon 2 :AntaraPetakadanRahmat. Jakarta: GemaInsani.6. Usman-Chatib

    Warsa, 1993. KokusPositif Gram.Dalam (Staff PengajarFKUI)Buku AjarMikrobiologiKedokteran, edisirevisi. Jakarta:BinaRupaAksara. hal 103-11

    .7. Jawetz, E., et all, 2004. Mikrobiologi. Kedokteran.Jakarta: EGC. hal 211-2178. Dalimartha, Setiawan, 2000. Atlas TumbuhanObat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal86.9. Rahayu, P. Winiati. 2000. AktivitasAntimikrobaBumbu

    MasakanTradisionalHasilOlahanIndustriTerhadapBakteriPatogendanPerusak.

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    14/15

    Vol 11(2).BuletinTeknologidanIndustriPangan.10. Pelczar, J. Michael dan Chan, E. C. S., 1988.Dasar-dasarMikrobiologi 2.Penerbit UI Press:Jakarta.11. Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih,2008. Khasiat Warna-WarniMakanan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 98.

  • 8/18/2019 Jurnal Abses Mudahan Bujur

    15/15