BAB 2 Bujur Idaa

42
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Konsep Kehamilan 2.1.1.1 Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan masa ketika seorang perempuan membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel sperma lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Sel yang telah dibuahi yang bernama blastokist bergerak kedalam rahim untuk kemudian menempel diinding rahim. Peristiwa ini terjadi dalam waktu 2 minggu pertama kehamilan. Zigot berubah menjadi mudigh yang dilengkapi dengan ruangan amnion (kantung ketuban) dan masoblas (Astuti, 2011). Lamanya kehamilan mulai dari pembuahan sampai partus adalah kira- kira 280 hari atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari sampai 3 bulan, trimester dua dimulai dari bulan keempat sampai bulan keenam dan trimestre

description

tjhfjf

Transcript of BAB 2 Bujur Idaa

Page 1: BAB 2 Bujur Idaa

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Konsep Kehamilan

2.1.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan masa ketika seorang perempuan

membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan

terjadi pada saat sel sperma lepas dan masuk kedalam saluran

sel telur. Sel yang telah dibuahi yang bernama blastokist

bergerak kedalam rahim untuk kemudian menempel diinding

rahim. Peristiwa ini terjadi dalam waktu 2 minggu pertama

kehamilan. Zigot berubah menjadi mudigh yang dilengkapi

dengan ruangan amnion (kantung ketuban) dan masoblas

(Astuti, 2011). Lamanya kehamilan mulai dari pembuahan

sampai partus adalah kira-kira 280 hari atau 40 minggu dan

tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan dibagi

menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari sampai

3 bulan, trimester dua dimulai dari bulan keempat sampai bulan

keenam dan trimestre ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai

sembilan bulan (Sarwono, 2002).

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik.

Kehamilan mengandung kehidupan ibu maupaun janin. Resiko

kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu yang mulanya normal

secara tiba-tiba bisa menjadi resiko tinggi (Saifuddin, 2002).

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi

perlu perawatan diri yang khusus agar janin dalam keadaan

sehat. Karena itu kehamilan yang normal mempunyai resiko

Page 2: BAB 2 Bujur Idaa

10

walaupun ringan termasuk pada kehamilan primigravida

(Sarwono, 2002).

Gravida adalah seorang ibu hamil (Sarwono, 2006). Primi yang

berarti pertama (Maimunah, 2005). Primigravida adalah seorang

wanita hamil yang untuk pertama kali (Gobak, 2005). Ibu hamil

primigravida adalah seorang ibu yang pertama kali hamil,

dimana kehamilan pertama ini merupakan pengalaman baru

yang dapat menimbulkan stres bagi ibu (Kartono, 2007).

Menurut pendapat diatas kehamilan pada ibu prmigravida adalah

proses pertumbuhan janin dalam rahim seorang ibu yang baru

pertama kali hamil sampai tiba saatnya nanti untuk melahirkan

yang dapat menyebabkan stres.

2.1.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Sarwono (2002) kehamilan dapat ditegakkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan antara lain:

a. Tanda presumtif atau dugaan hamil

1) Amenore (Terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi.

2) Mual

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan

mual dan muntah terutama pada pagi hari atau biasa

disebut morning sickness.

3) Mengidam

Yaitu keinginan wanita hamil yang sering menginginkan

makanan tertentu.

Page 3: BAB 2 Bujur Idaa

11

4) Pingsan

Pingsan akibat terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah

kepala menyebabkan iskemia pada susunan syaraf pusat

dan menimbulkan pingsan atau sinkop.

5) Payudara tegang

Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada

payudara.

6) Sering Miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dengan sering miksi. Pada trimester

kedua akan menghilang.

7) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteon dapat mengahambat peristaltik

usus sehingga menyebabkan susah buang air besar.

8) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit sering terjadi disekitar wajah, dinding

perut dan sekitar payudara. Ini terjadi karena keluarnya

melanophore stimulating hormon hifofisis anterior

menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit.

9) Epulis

Hifertropi pada gusi sering terjadi pada wanita hamil.

10) Varises

Varises terjadi Karena pengaruh dari estrogen dan

progesteron terjadi penampaka pembuluh darah vena.

Varises ini sering terjadi disekitar genetalia eksterna,

kaki, betis dan payudara.

b. Tanda Tidak Pasti

Menurut Manuaba (2010) tanda tidak pasti kehamilan dapat

ditentukan dengan tanda-tanda:

1) Perut membesar

Page 4: BAB 2 Bujur Idaa

12

2) Pada pemeriksaan ditemukan :

a) Tanda hegar (istimus melunak)

b) Tanda chadwick (seervik berwarna kebiru-biruan)

c) Tanda piscasesick (uterus menonjol kesalah satu

bagian)

d) Kontraksi Braxton Hick (his palsu)

e) Teraba ballotement (teraba keras di atas simpisis)

f) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

c. Tanda Pasti Hamil

Dapat ditentukan dengan jalan:

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop,

kardiotokografi, doppler.

3) Kerangka janin dapat terlihat dengan ultrasonografi.

2.1.1.3 Tahapan Kehamilan

a. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)

1) Periode Germinal (Minggu 0 – 3)

Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2

dari hari pertama menstruasi terakhir.Telur yang sudah

dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel

ke dinding uterus (endometrium).

2) Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )

a) Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur

anatomi mulai terbentuk.

b) Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai

memproduksi sel darah.

c) Janin berubah dari blastosis menjadi embrio

berukuran 1,3 cm dengan kepala besar.

3) Periode Fetus (Minggu 9 – 12)

Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan

saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

Page 5: BAB 2 Bujur Idaa

13

b. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)

Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan

untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan

kemungkinan bayi kembar.

c. Trimester ketiga (24 -40)

1) Semua organ tumbuh sempurna

2) Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (nendang-nendang) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.

3) Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.

4) Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.

5) Berat bayi lahir berkisar antara 3 - 3,5 kg dengan panjang 50 (http://www.kedokteran.info/tahap-perkembangan-kehamilanhtml diakses kamis 19 Juni 2013).

2.1.1.4 Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan

Menurut Winkjosastro (2005) Ketika hamil akan banyak

perubahan fisik pada tubuh wanita, perubahan tersebut terjadi

karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana organ-organ

tubuh menyesuaikan kapasitas dengan bertambahnya tugas dan

fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa perubahan tersebut

terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses. Perubahan tersebut

meliputi:

a. Perubahan Uterus

Uterus akan mengalami pembesaran pada bulan-bulan

pertama kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan

hormon estrogen dan progesteron. Uterus pada wanita yang

tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam atau kurang lebih 30

gram karena peningkatan hormon tersebut pada akhir

kehamilan menjadi 1000 gram. Bentuk uterus pada bulan-

bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, agak gepeng.

Pada bulan keempat akan berbentuk bulat. Selanjutnya pada

Page 6: BAB 2 Bujur Idaa

14

akhir kehamilan akan kembali seperti semula, lonjong

seperti telur.

b. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena peningkatan hormon estrogen. Serviks lebih banyak

mengandung jaringan ikat dan banyak mengandung kolagen,

jaringan otot hanya 10%. Akibat kadar estrogen meningkat

dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi

serviks uteri menjadi lebih lunak.

c. Vagina dan vulva

Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon

estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide), tanda ini

disebut juga tanda Chadwick. Pembuluh-pembuluh darah

alat genetalia interna akan membesar karena oksigenasi dan

nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Payudara

(mamae)

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan

hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron menembah

sel-sel asinus pada payudara. Disamping itu, dibawah

pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk

lemak di sekitar alveolus, sehingga payudara menjadi lebih

besar.

d. Sirkulasi darah ibu

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh

adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan

pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume

darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi

dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.

Page 7: BAB 2 Bujur Idaa

15

Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%

dengan puncak kehamilan 32 minggu.

e. Sistem respirasi (pernapasan)

Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan

nafas pendek yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu

keatas, hal ini disebabkan karena usus-usus yang tertekan

oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga

diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak. Kebutuhan

akan oksigen pada wanita hamil meningkat ± 20% sehingga

wanita hamil bernafas lebih dalam.

f. Traktus digestivus (pencernaan)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek

(nausea). Mungkin ini akibat pada hormon estrogen yang

meningkat. Tonus otot-otot digestivus menurun, sehingga

motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan

lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicerna

lebih lama berada diusus.

g. Traktus urinarius (perkemihan)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan akan timbul keluhan

sering buang air kecil, hal ini dikarenakan uterus yang mulai

membesar. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya

usia kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan timbul

lagi karena kandung kemih mulai tegang lagi bila kepala

janin mulai turun kearah pintu panggul.

h. Kulit

Kulit mengalami hiperpigmentasi yang biasa terdapat pada

dahi, hidung yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Pada areola mammae, linea alba dikenal dengan linea gisea.

Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkata

melanophore stimulating hormon (MSH).

Page 8: BAB 2 Bujur Idaa

16

i. Berat badan bertambah

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan

adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Berat badan

wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg – 16,5 kg atau

rata-rata 12,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat

badan sekitar 1,5 kg per minggu.

2.1.1.5 Reaksi Psikologis kehamilan ibu Terhadap Stres

Hawari (2011) mengatakan bahwa selain menggangu sistem

tubuh terhadap stres juga dapat menyebabkan hal-hal seperti:

a. Menggangu perasaan seperti gelisah, sedih, merasa rendah

diri, iri hati, pemarah, bimbang, ragu serta cemas.

b. Menggangu pikiran seperti tidak dapat berpikir secara

jernih, sering lupa, daya pikir rendah, tidak dapat

berkonsentrasi sehingga merasa seolah-olah tidak cerdas

dan tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan

sistematis.

c. Berpengaruh terhadap perilaku seperti menyakiti diri sendiri

dan menyakiti orang lain.

d. Memacu beragam penyakit seperti magh, sesak napas,

hipertensi dan lain-lain.

e. Meimbulkan depresi.

2.1.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Psikologis

kehamilan

a. Khawatir berubah penampilan

Bagi sebagian wanita, penampilan merupakan nilai jual,

perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat persalinan dan

akan mengurangi keindahan penampilan.

Page 9: BAB 2 Bujur Idaa

17

b. Kemampuan Finansial

Jika bayi yang akan dilahirkan pada saat kondisi ekonomi

rendah maka kondisi ini dapat sangat menggangu psikologis

ibu.

c. Kesulitan Tidur

Sulit tidur dimalam hari dapat membuat kondisi ibu hamil

menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa

pegal dan cenderung emosional. Keluhan tidur biasanya

muncul disebabkan stres, perubahan hormon, cemas dan

gangguan psikologis

2.1.1.8 Cara Mengatasi Gangguan Pskologis Kehamilan

a. Informasi

Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai

perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang

perlu dihindari saat hamil agar janin tumbuh sehat.

Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu

merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas

yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai

perubahan yang terjadi.

b. Komunikasi dengan Suami

Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri ibu selama

hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat

memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak

jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, suami akan

memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

d. Rajin chek up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari

dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang ibu

jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke

dokter atau bidan.

Page 10: BAB 2 Bujur Idaa

18

e. Makan Sehat

Pahami pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat

bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan

yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang

mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan

yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat

berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung

timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan

otak janin.

f. Jaga Penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan

dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang

sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan

fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk

memperlancar persalinan.

g. Kurangi Kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat

hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami

harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan

terjadi setelah kelahiran sang bayi.

h. Dengarkan Musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah

kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan

mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian,

berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

i. Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia

kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk

berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang

diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga

Page 11: BAB 2 Bujur Idaa

19

memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu

biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat

dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara

perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi

persalinan menjadi semakin mantap.

j. Latihan Pernafasan

Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara

teratur seperti pernapasan diafragma. Latihan ini bermanfaat

untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi

psikologis bisa lebih stabil.

2.1.2 Konsep Stres

2.1.2.1 Pengertian Stres

Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang

dihadapi oleh mental, fisik, dan spiritual manusia, yang pada

suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia

tersebut. (National Safety Council, 2007).

Stres menurut Hana Selye tahun 1950 merupakan respon tubuh

yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban

atasannya. (Alimul Hidayat, 2007). Stres adalah segala situasi

dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang individu

untuk berespon atau melakukan tindakan. (Potter & Perry,

2005).

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan

oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik

oleh lingkungan maupuan penampilan individu di dalam

lingkungan tersebut. (Vincent Cornelli, di kutip oleh Grant

Brecht, 2000). Stres adalah suatu keadaan dimana beban yang

Page 12: BAB 2 Bujur Idaa

20

dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk

mengatasi beban itu. (Suprapty Slamet I.S, 2003).

Memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda

mendifinisikannya karena memiliki teori yang tidak sama.

Menurut A. Aziz Alimul Hidayat (2007) untuk lebih jelasnya

tentang stres sebenarnya, maka dapat diketahui beberapa

pandangan tentang stres diantaranya:

a. Stres sebagai stimulus, pandangan ini menyatakan stres

sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana semakin

tinggi besar tekanan dialami maka semakin besar pula stres

yang dialami.

b. Stres sebagai respons, mengidentifikasikan stres sebagai

respons individu terhadap stresor yang diterima, sebagai

respons fisiologis dan emosional terhadap tuntutan

lingkungan yang ada.

c. Stres sebagai transeksional, pandangan ini merupakan suatu

interaksi antara orang dengan lingkungan, dengan meninjau

dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan

terbentuknya sebuah koping.

2.1.2.2 Sumber Stres

Menurut W.F Maramis (2005), masalah penyesuaian atau

keadaan stres dapat bersumber pada frustasi, konflik, tekanan

atau krisis.

a. Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan

maksud dan tujuan kita.

Frustasi: individu yang sedang berusaha mencapai

kebutuhan atau tujuannya, tetapi mendadak timbul

halangan, ada aral melintang, yang merupakan frustasi

baginya dan yang dapat menimbulkan stres padanya.

b. Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara dua atau

lebih macam kebutuhan atau tujuan.

Page 13: BAB 2 Bujur Idaa

21

1) Konflik pendekatan-penolakan: individu dihadapkan

pada suatu keadaan yang mengharuskan ia untuk

mengambil keputusan, tetapi ia tidak mampu

melakukannya, maju terus tidak berani, mundur juga

tidak menyenangkan. Bila keadaan ini merlangsung lama

atau bila masalahnya ini berlangsung itu mempunyai arti

yang penting baginya, maka stres yang timbul akan

mengakibatkan dekompensasi mental.

2) Konflik pendekatan ganda: individu itu berusaha

menggapai kedua-duanya, tetapi sulit baginya, ia harus

melepaskan salah satu atau harus mengubah sikapnya

terhadap salah satu.

3) Konflik penolakan ganda: individu tersebut tidak

menghendaki kedua-duanya karena kedua-duanya tidak

menyenangkan baginya, tetapi ia harus memilih salah

satu.

c. Tekanan juga dapat menimbulkan masalah penyesuaian.

Tekanan sehari-hari meskipun kecil, tetapi bila bertumpuk-

tumpuk dapat menjadi stres yang hebat. Tekanan, seperti

juga frustasi, boleh berasal dari dalam ataupun dari luar.

d. Krisis ialah suatu keadaan yang mendadak menimbulkan

stres pada seorang individu ataupun suatu kelompok,

umpanya: kematian, kecelakaan, penyakit yang memerlukan

operasi, atau masuk sekolah untuk pertama kalinya.

Krisis: keseimbangan itu terganggu secara tiba-tiba dan

dengan sangat cepat sehingga menimbulkan stres yang

berat. Krisis dapat ditimbulkan baik oleh suatu “kerugian”

yang tiba-tiba (kecelakaan, kematian, penyakit, bencana,

kegagalan usaha, dan lain sebagainya), maupun oleh suatu

“keuntungan” yang mendadak (mendapatkan hadiah yang

Page 14: BAB 2 Bujur Idaa

22

besar, masyarakat yang menderita mendapatkan banyak

bantuan, usaha yang maju terlalu cepat, dan sebagainya).

2.1.2.3 Sumber Stresor

Alimul Hidayat (2007) mengemukakan bahwa sumber stresor

merupakan awal penyebab dari suatu stres yang dapat

mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara

fisik, psikososial maupun spiritual. Sumber stresor yang lain

adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis dalam

tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya.

Sedangkan sumber stresor dari pikiran adalah berhubungan

dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan yang

dialami serta pengaruh terhadap dirinya.

Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia juga

dapat berasal dari berbagai sumber, dalam diri seseorang,

keluarga dan lingkungan (Handayani, 2010).

a. Sumber stres di dalam diri

Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan

konflik yang terjadi antara keinginan individu dan kenyataan

berbeda, dalam hal ini adalah berbagai masalah yang terjadi

yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi,

maka dapat menimbulkan stres.

b. Sumber stres dalam keluarga

Stres ini bersumber dari masalah keluarga ditandai dengan

adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan

serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluaga.

c. Sumber stres di dalam masyarakat dan lingkungan

Susmber stres ini dapat terjadi dalam lingkungan atau

masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan.

2.1.2.4 Macam-Macam Stres

Page 15: BAB 2 Bujur Idaa

23

Menurut Murwani (2009) macam macam stress antara lain:

a. Stress fisik

Stress yang disebabkan karena keadaan fisik seperti

temperature tinggi, suara bising, tegangan arus listrik.

b. Stress kimiawi

Stress ini disebabkan karena kuman atau obat obatan, zat

beracun.

c. Stress mikrobiologi

Stress yang disebabkan karena virus, bakteri atau parasit.

d. Stress fisiologi

Stress yang disebabkan karena gangguan fungsi dan struktur

tubuh.

e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan

Stress yang disebabkan karena pertumbuhan dan

perkembangan seperti stress ketika masa pubertas atau

menikah.

f. Stress psikis/emosional

Stress yang disebabkan karena ketidakmampuan psikologis

menyesuaikan diri.

2.1.2.5 Tahapan stress

Menurut Rasmun (2009) tahapan stress antara lain:

a. Tahapan Pertama

Merupakan tahap yang ringan dari stress yang ditandai

dengan adanya semangat bekerja keras, penglihatan tajam,

tidak seperti pada umumnya, mampu merasa menyelesaikan

pekerjaan yang tidak seperti biasa, kemudian merasa senang

akan pekerjaan tetapi kemampuan yang dimilikinya

berkurang.

b. Tahapan Kedua

Pada tahap ini terdapat perasaan letih sewaktu bangun pagi,

terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang

Page 16: BAB 2 Bujur Idaa

24

sore, sering mengeluh lambung, otot semakin tegang,

jantung berdebar.

c. Tahapan ketiga

Terdapat keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur,

ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang,

gangguan pola tidur, terasa tidak memiliki tenaga.

d. Tahapan keempat

Pada tahap ini pekerjaan yang semula menyenangkan

menjadi membosankan, menjadi kehilangan kemampuan

untuk merespon secara adekuat, tidak mampu melaksanakan

kegiatan sehari hari, adanya gangguan pola tidur, sering

menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan

mengingat dan konsentrasi menurun karena ada ketakutan

dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.

e. Tahapan kelima

Ditandai kelelahan fisik mendalam, tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana. Gangguan

pada system pencernaan semakin berat, ketakutan dan

kecemasan semakin meningkat.

f. Tahapan keenam

Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang

mengalami panik dan perasaan takut mati dengan ditemukan

gejala seperti detak jantung meningkat, susah bernafas,

terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat terjadi kolaps

atau pingsan.

2.1.2.6 Tingkat stres

Pada buku pedoman Pengintegrasian Aspek Psikologis (DepKes

RI, 1984) dalam (Handayani, 2010), disebutkan bahwa stres

dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:

a. Ringan (Mild)

Page 17: BAB 2 Bujur Idaa

25

Dapat dikatakan bahwa stres yang ringan dapat bermanfaat

bagi tubuh karena keadaan ini dapat membantu untuk lebih

peka terhadap bahaya dan dapat meningkatkan motivasi

untuk bertindak misalnya mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah dan belajar.

Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada seseorang yang

sedang mengalami stres ringan antara lain:

1) Kurang nafsu makan

2) Susah tidur

3) Merasa tegang atau khawatir

b. Sedang (Moderat)

Apabila perasaan stres meningkat, maka tanda-tanda dan

gejalanya akan meningkat pula.

1. Otot-otot tubuh akan menjadi tegang

2. Denyut nadi dan pernafasan meningkat

3. Menunjukkan tanda-tanda atau tingkah laku kegelisahan

yang meningkat

4. Kurang mampu berfikir dan berkomunikasi dengan jelas

5. Perhatian menyempit terhadap apa yang akan terjadi di

sekitarnya

c. Berat (Severe)

Pada derajat stres berat, gangguan yang nampak akan lebih

objektif.

1) Pernafasan cepat dangkal

2) Berbicara cepat dan isi pembicaraan meloncat-loncat dari

satu subjek ke subjek yang lain

3) Tidak bisa makan dan tidur

4) Tidak menaruh perhatian

5) Penampilan bingung

6) Keadaan gelisah dan hiperaktif

2.1.2.7 Gejala Stres

Page 18: BAB 2 Bujur Idaa

26

Menurut Terry Beehr dan John Newman (1978) dalam

(Handayani, 2010), gejala stres kerja dapat dibagi dalam tiga

aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan gejala perilaku.

Tabel 2.1 Gejala-gejala stres

Page 19: BAB 2 Bujur Idaa

27

Gejala

psikologis

Gejala Biologis Gejala Sosial

Kecemasan,

ketegangan

Meningkatnya

detak jantung dan

tekanan darah

Menunda ataupun

menghindari

pekerjaan/tugas

Bingung,

marah, sensitif

Gangguan

gastrointestinal

Meningkatnya

penggunaan minuman

keras

Memendam

perasaan

Gangguan

gastrointestinal

meningkatnya

penggunaan minuman

keras

Komunikasi

tidak efektif

Mudah terluka Meningkatnya

frekuensi absensi

Mengurung

diri

Mudah lelah secara

fisik

Perilaku makan yang

tidak normal

Depresi Kematian Penurunan nafsu

makan dan penurunan

drastis berat badan

Merasa

terasing dan

mengasingkan

diri

Gangguan

kardiovaskular

Meningkatnya

kecendrungan

perilaku beresiko

tinggi

Kebosanan Gangguan

pernafasan

Meningkatnya

agrevitas dan

kriminalitas

Ketidakpuasan

kerja

Lebih sering

berkeringat

Penurunan kualitas

hubungan

interpersonal dengan

keluarga dan teman

Lelah mental Gangguan pada

kulit

Kecendrungan bunuh

diri

Menurunnya

fungsi

intelektual

Kepala pusing

Kehilangan

daya

konsentrasilitas

Kanker

Kehilangan

spontanitas dan

kreativitas

Ketegangan otot

Kehilangan Problem tidur

Page 20: BAB 2 Bujur Idaa

28

2.1.2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres

Menurut Alimul Hidayat (2007) seseorang yang mengalami

stres dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara

fisiologis maupun psikologis, diantara reaksi tubuh tersebut

adalah:

a. Perubahan warna rambut yang semula hitam lambat laun

dapat mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan dan

kusam.

b. Perubahan ketajaman mata sering kali menurun karena

kekenduran pada otot-otot mata sehingga mempengaruhi

fokus lensa mata.

c. Pada telinga terjadi gangguan pendengaran seperti adanya

suara berdenging.

d. Pada daya pikir sering kali ditemukan adanya penurunan

konsentrasi dan keluhan sakit kepala dan pusing.

Page 21: BAB 2 Bujur Idaa

29

e. Ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa

kering.

f. Reaksi kulit sering berkeringat dan kadang-kadang

berkeringat panas atau dingin dan juga akan dapat menjadi

kering atau gejala lainnya seperti utikaria.

g. Pada sistem pernafasan dapat dijumpai gangguan seperti

terjadi sesak karena penyempitan pada saluran pernafasan.

h. Pada sistem kardiovaskuler terjadi gangguan seperti

berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit

kadang-kadang terjadi kepucatan atau kemerahan pada

muka dan terasa kedinginan dan kesemutan pada daerah

pembuluh darah perifer seperti pada jari tangan atau kaki.

i. Pada sistem pencernaan mengalami gangguan seperti

lambung terasa kembung, mual, perih karena peningkatan

asam lambung.

j. Pada sistem perkemihan terjadi gangguan seperti adanya

frekuensi buang air kecing yang sering.

k. Pada otot dan tulang terjadi ketegangan dan terasa ditusuk-

tusuk, khususnya pada persendian dan terasa kaku.

l. Pada sistem endokrin atau hormonal seringkali dijumpai

adanya peningkatan kadar gula dan terjadi penurunan libido

dan penurunan kegairahan pada seksual.

2.1.2.9 Model stres kesehatan

Menurut Alimul Hidayat (2007), model stres kesehatan

merupakan suatu model dimana stres dapat mempengaruhi

status kesehatan seseorang, disini dikemukakan bahwa model ini

terdiri dari beberapa unsur diantaranya:

Unsur langsung dimana stres dapat menghasilkan atau

mempengaruhi secara langsung dari perubahan fisiologis dan

psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan menyebabkan

terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung yaitu

Page 22: BAB 2 Bujur Idaa

30

hormon katekolamin dan kortikosteroid yang menyebabkan

kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat dan lain-lain.

a. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena

adanya tipe kepribadian yang memudahkan timbulnya

kesakitan.

b. Unsur interaktif, stres dapat mengakibatkan ketidakkebalan

tubuh sehingga tubuh menjadi mudah mengalami gangguan

baik biologis maupun psikologis. Proses ini dikarenakan

adanya interaksi antara faktor dari luar dan dari dalam untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh.

c. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara tidak langsung

mempengarubhi kesakitan, akan tetapi dapat merubah

perilaku terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi

alkohol, rokok dan lain-lain.

d. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara

langsung terhadap kesakitan tanpa menyebabkan adanya

perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.

2.1.2.10 Faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor

(Handayani, 2010).

a. Intensitas

Pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai

ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat

kekuatan ini dinilai sebagai kunci kepribadian dalam

menghadapi stres. Kepribadian ini memungkinkan seseorang

untuk menjadi stressor sebagai suatu yang positif sehingga

memberikan respon yang positif pula terhadap stressor

tertentu. Suaut stressor yang bersifat negatif dan menjadikan

stres bagi seseorang dapat merupakan sumber kekuatan bagi

orang lain.

Page 23: BAB 2 Bujur Idaa

31

Selain itu stressor juga dapat memberikan mekanisme untuk

memperingatkan seseorang agar dapat mengumpulkan

seluruh kekuatan yang dimilikinya dalam rangka melawan

stres itu sendiri. Tidak selamanya stres merupakan hal yang

negatif. Pada tingkatan tertentu stres dapat menjadi motivator

bagi seseorang. Hal ini berhubungan dengan keinginan untuk

mencapai suatu tujuan dan stres disini berguna untuk

mencegah timbulnya rasa bosan. Stres juga berguna pada

keadaan yang penting dimana seseorang memerlukan

kekuatan emosional dan mobilisasi fisik sebagai kekuatan

pertahanan individu.

b. Sifat

Sifat dari stressor juga mempengaruhi respon. Ada beberapa

stressor yang bersifat positif dan yang lainnya bersifat

negatif. Stressor yang bersifat positif akan menimbulkan

respon yang positif, sedangkan stressor yang bersifat negatif

akan menyebabkan respon yang negatif pula baik secara fisik

maupun psikis. Secara negatif stres dapat menghasilkan

perubahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kesakitan

c. Durasi

Lamanya atau jangka waktu berlansungnya pemaparan

stressor atau kejadian stressor sampai menjadikan seseorang

mengalami stres. Frekuensi perubahan-perubahan dari suatu

kejadian yang pada akhirnya mempengaruhi seseorang

hingga merasakan stres.

d. Jumlah

Mengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam

satu waktu. Banyaknya perubahan-perubahan dan kejadian

yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu

lebih sering menyebabkan perkembangan stres yang pada

akhirnya dapat menyebabkan kesakitan.

Page 24: BAB 2 Bujur Idaa

32

e. Pengalaman

Bagaimana seseorang memberikan respon terhadap stressor

juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman ini bisa

didapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman yang

menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan

memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi

stressor dan menghadapi stres.

2.1.2.11 Cara Mengukur Tingkat Stres

Menurut Susan Wright (2009) ada 2 cara untuk mengukut

tingkat stres emosional negatif yang berkaitan dengan stres.

Pertama mencatat atau mengingat angka pada skala terapi

langsung yang kedua melakukan dengan pasangan yang dapat

menguji lengan untuk menentukan tingkat stres dengan tes

manual otot.

2.1.2 Pernapasan Diafragma

2.1.3.1 Pengertian Pernapasan Diafragma

Menurut Kozier (2009) pernapasan diafragma adalah

pernapasan abdomen. Menurut National Safety Council (2007)

pernapasan diafragma merupakan pernafasan yang pelan, sadar,

dan dalam, menghela nafas yang dalam. Sering menarik nafas

dalam ketika mulai mengelompokan kembali pikiran, untuk

mendapatkan ketenangan, atau mengarahkan energi kita untuk

tugas yang sulit. Karena berbagai alasan yang berkaitan dengan

budaya, kebanyakan orang terbiasa bernafas menggunakan dada

bagian atas. Perbedaan antara pernapasan diafragma dengan

“pernapasan normal” adalah bahwa metode khusus melibatkan

gerakan sadar abdomen bagian bawah atau daerah perut.

2.1.3.2 Langkah-Langkah menggunaakan Pernapasan Diafragma

Page 25: BAB 2 Bujur Idaa

33

Menurut National Safety Council (2007) langkah-langkah

teknik relaksasi pernapasan diafrgama:

a. Posisikan tubuh secara nyaman: Untuk mendapatkan

manfaat penuh, pelajari teknik ini dalam posisi nyaman,

baik posisi duduk yang relaks maupun berbaring telentang

dengan mata tertutup. Untuk mendapatkan efek yang

optimal, longgarkan pakaian disekitar leher dan pinggang.

Saat pertama mempelajari teknik ini, letakan tangan di atas

perut dan rasakan naik-turunnya perut pada setiap

pernapasan. Begitu menguasainya lakukan pernapasan

diafragma kapan pun dan dalam kondisi apapun.

b. Konsentrasi: Memerlukan perhatian penuh. Konsentrasi

dapat terpecah karena suara atau dari luar ataupun dari

pikiran sendiri. Lakukan langkah-langkah untuk

meminimalkan gangguan dengan mencari tempat yang

tenang untuk berlatih. Pernapasan diafragma memerlukan

keyakinan untuk tetap memusatkan perhatian hanya pada

pernapasan. Aliran udara yang memasuki tubuh, maju terus

sampai kebagian bawah perut, dan aliran tersebut

dikeluarkan kembali. Perut akan kembali turun begitu

mengeluarkan napas melalui mulut, rasakan udara tersebut

keluar dari paru, tenggorakan, dan mulut.

Meningkatkan konsentrasi dengan berfokus pada empat fase

yang berlainan dalam setiap napas:

1) Fase I: Inspirasi, menarik udara masuk kedalam paru

melalui sarungan hidungan (atau mulut).

2) Fase II: Beri sedikit jeda sebelum

3) mengeluarkan udara dari paru.

4) Fase III: Ekhlasi, mengeluarkan udara dari paru melalui

saluran masuknya udara.

Page 26: BAB 2 Bujur Idaa

34

5) Fase IV: Beri jeda setelah mengeluarkan napas kembali.

Fase ini sebenarnya dapat terlihat melebh-lebihkan siklus

pernapasan, yaitu dengan menarik napas yang dalam

dengan pelan dan nyaman.

c. Ulangi sampai 15 kali dengan diselingi istirahat singkat

setiap 5 kali.

d. Visualisasi: Penggunaan imajinasi dalam pernapasan

diafragma dapat sangat bermanfaat.

2.1.3.3 Manfaat Pernapasan Diafragma

Menurut Smeltzer & Bare (2002) manfaat teknik relaksasi

pernapasan diafragma adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru,

meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress

fisik maupun emosional.

2.1.3.4 Pengaruh Pernapasan diafragma Terhadap Stres

Menurut National Safety Council (2007) Menarik nafas secara

dalam dan panjang dapat merupakan salah satu hal yang terbaik

untuk meringankan rasa stres, sehingga pikiran kembali fokus

dan jernih. Ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam,

tubuh anda akan mengirimkan sinyal untuk memperlambat

reaksi di otak, sehingga ada perubahan hormonal dan faktor-

faktor fisiologis lain. Lewat cara ini efeknya adalah

memperlambat denyut jantung serta menurunkan tekanan darah

yang tinggi saat stres. karena otak anda menjadi tenang dan

rileks. Kemudian otak meneruskan sinyal tersebut ke tubuh,

sehingga Anda merasa rileks kembali.

Page 27: BAB 2 Bujur Idaa

35

2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai

variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dari

proses berpikir dedukatif maupun iduktif, dengan kemampuan kreatif dan

inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Supriyanto, 2008).

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pretest

Perlakuan

Posttest

Gambar 2.1 kerangka konsep penelitian

Ibu Hamil Primigravida Yang Mengalami Stres

Sebelum Perlakuan

Sesudah Perlakuan

Tingkat Stres:

Ringan Sedang Berat

Teknik Relaksasi:

Pernapasan Diafragma

Tingkat Stres:

Ringan Sedang Berat

Page 28: BAB 2 Bujur Idaa

36

2.3 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pernapasan diafragma terhadap penurunan tingkat stres pada

ibu hamil primigravida dipuskesmas Bati-Bati Kec.Bati-Bati Kab.Tanah laut

Provinsi Kalimantan selatan tahun 2013.