BAB 2 Bujur Idaa
-
Upload
izhaey-san -
Category
Documents
-
view
36 -
download
4
description
Transcript of BAB 2 Bujur Idaa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Konsep Kehamilan
2.1.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan masa ketika seorang perempuan
membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan
terjadi pada saat sel sperma lepas dan masuk kedalam saluran
sel telur. Sel yang telah dibuahi yang bernama blastokist
bergerak kedalam rahim untuk kemudian menempel diinding
rahim. Peristiwa ini terjadi dalam waktu 2 minggu pertama
kehamilan. Zigot berubah menjadi mudigh yang dilengkapi
dengan ruangan amnion (kantung ketuban) dan masoblas
(Astuti, 2011). Lamanya kehamilan mulai dari pembuahan
sampai partus adalah kira-kira 280 hari atau 40 minggu dan
tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari sampai
3 bulan, trimester dua dimulai dari bulan keempat sampai bulan
keenam dan trimestre ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai
sembilan bulan (Sarwono, 2002).
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik.
Kehamilan mengandung kehidupan ibu maupaun janin. Resiko
kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu yang mulanya normal
secara tiba-tiba bisa menjadi resiko tinggi (Saifuddin, 2002).
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi
perlu perawatan diri yang khusus agar janin dalam keadaan
sehat. Karena itu kehamilan yang normal mempunyai resiko
10
walaupun ringan termasuk pada kehamilan primigravida
(Sarwono, 2002).
Gravida adalah seorang ibu hamil (Sarwono, 2006). Primi yang
berarti pertama (Maimunah, 2005). Primigravida adalah seorang
wanita hamil yang untuk pertama kali (Gobak, 2005). Ibu hamil
primigravida adalah seorang ibu yang pertama kali hamil,
dimana kehamilan pertama ini merupakan pengalaman baru
yang dapat menimbulkan stres bagi ibu (Kartono, 2007).
Menurut pendapat diatas kehamilan pada ibu prmigravida adalah
proses pertumbuhan janin dalam rahim seorang ibu yang baru
pertama kali hamil sampai tiba saatnya nanti untuk melahirkan
yang dapat menyebabkan stres.
2.1.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Sarwono (2002) kehamilan dapat ditegakkan dengan
melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
kehamilan antara lain:
a. Tanda presumtif atau dugaan hamil
1) Amenore (Terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi.
2) Mual
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan
mual dan muntah terutama pada pagi hari atau biasa
disebut morning sickness.
3) Mengidam
Yaitu keinginan wanita hamil yang sering menginginkan
makanan tertentu.
11
4) Pingsan
Pingsan akibat terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah
kepala menyebabkan iskemia pada susunan syaraf pusat
dan menimbulkan pingsan atau sinkop.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara.
6) Sering Miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dengan sering miksi. Pada trimester
kedua akan menghilang.
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteon dapat mengahambat peristaltik
usus sehingga menyebabkan susah buang air besar.
8) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit sering terjadi disekitar wajah, dinding
perut dan sekitar payudara. Ini terjadi karena keluarnya
melanophore stimulating hormon hifofisis anterior
menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit.
9) Epulis
Hifertropi pada gusi sering terjadi pada wanita hamil.
10) Varises
Varises terjadi Karena pengaruh dari estrogen dan
progesteron terjadi penampaka pembuluh darah vena.
Varises ini sering terjadi disekitar genetalia eksterna,
kaki, betis dan payudara.
b. Tanda Tidak Pasti
Menurut Manuaba (2010) tanda tidak pasti kehamilan dapat
ditentukan dengan tanda-tanda:
1) Perut membesar
12
2) Pada pemeriksaan ditemukan :
a) Tanda hegar (istimus melunak)
b) Tanda chadwick (seervik berwarna kebiru-biruan)
c) Tanda piscasesick (uterus menonjol kesalah satu
bagian)
d) Kontraksi Braxton Hick (his palsu)
e) Teraba ballotement (teraba keras di atas simpisis)
f) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
c. Tanda Pasti Hamil
Dapat ditentukan dengan jalan:
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop,
kardiotokografi, doppler.
3) Kerangka janin dapat terlihat dengan ultrasonografi.
2.1.1.3 Tahapan Kehamilan
a. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
1) Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2
dari hari pertama menstruasi terakhir.Telur yang sudah
dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel
ke dinding uterus (endometrium).
2) Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
a) Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk.
b) Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai
memproduksi sel darah.
c) Janin berubah dari blastosis menjadi embrio
berukuran 1,3 cm dengan kepala besar.
3) Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan
saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
13
b. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan
untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan
kemungkinan bayi kembar.
c. Trimester ketiga (24 -40)
1) Semua organ tumbuh sempurna
2) Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (nendang-nendang) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
3) Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
4) Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
5) Berat bayi lahir berkisar antara 3 - 3,5 kg dengan panjang 50 (http://www.kedokteran.info/tahap-perkembangan-kehamilanhtml diakses kamis 19 Juni 2013).
2.1.1.4 Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan
Menurut Winkjosastro (2005) Ketika hamil akan banyak
perubahan fisik pada tubuh wanita, perubahan tersebut terjadi
karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana organ-organ
tubuh menyesuaikan kapasitas dengan bertambahnya tugas dan
fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa perubahan tersebut
terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses. Perubahan tersebut
meliputi:
a. Perubahan Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran pada bulan-bulan
pertama kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan
hormon estrogen dan progesteron. Uterus pada wanita yang
tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam atau kurang lebih 30
gram karena peningkatan hormon tersebut pada akhir
kehamilan menjadi 1000 gram. Bentuk uterus pada bulan-
bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, agak gepeng.
Pada bulan keempat akan berbentuk bulat. Selanjutnya pada
14
akhir kehamilan akan kembali seperti semula, lonjong
seperti telur.
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena peningkatan hormon estrogen. Serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat dan banyak mengandung kolagen,
jaringan otot hanya 10%. Akibat kadar estrogen meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi
serviks uteri menjadi lebih lunak.
c. Vagina dan vulva
Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon
estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide), tanda ini
disebut juga tanda Chadwick. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Payudara
(mamae)
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan
hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron menembah
sel-sel asinus pada payudara. Disamping itu, dibawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak di sekitar alveolus, sehingga payudara menjadi lebih
besar.
d. Sirkulasi darah ibu
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
15
Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%
dengan puncak kehamilan 32 minggu.
e. Sistem respirasi (pernapasan)
Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan
nafas pendek yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu
keatas, hal ini disebabkan karena usus-usus yang tertekan
oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga
diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak. Kebutuhan
akan oksigen pada wanita hamil meningkat ± 20% sehingga
wanita hamil bernafas lebih dalam.
f. Traktus digestivus (pencernaan)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek
(nausea). Mungkin ini akibat pada hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot digestivus menurun, sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan
lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicerna
lebih lama berada diusus.
g. Traktus urinarius (perkemihan)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan akan timbul keluhan
sering buang air kecil, hal ini dikarenakan uterus yang mulai
membesar. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya
usia kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan timbul
lagi karena kandung kemih mulai tegang lagi bila kepala
janin mulai turun kearah pintu panggul.
h. Kulit
Kulit mengalami hiperpigmentasi yang biasa terdapat pada
dahi, hidung yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Pada areola mammae, linea alba dikenal dengan linea gisea.
Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkata
melanophore stimulating hormon (MSH).
16
i. Berat badan bertambah
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Berat badan
wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg – 16,5 kg atau
rata-rata 12,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat
badan sekitar 1,5 kg per minggu.
2.1.1.5 Reaksi Psikologis kehamilan ibu Terhadap Stres
Hawari (2011) mengatakan bahwa selain menggangu sistem
tubuh terhadap stres juga dapat menyebabkan hal-hal seperti:
a. Menggangu perasaan seperti gelisah, sedih, merasa rendah
diri, iri hati, pemarah, bimbang, ragu serta cemas.
b. Menggangu pikiran seperti tidak dapat berpikir secara
jernih, sering lupa, daya pikir rendah, tidak dapat
berkonsentrasi sehingga merasa seolah-olah tidak cerdas
dan tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan
sistematis.
c. Berpengaruh terhadap perilaku seperti menyakiti diri sendiri
dan menyakiti orang lain.
d. Memacu beragam penyakit seperti magh, sesak napas,
hipertensi dan lain-lain.
e. Meimbulkan depresi.
2.1.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Psikologis
kehamilan
a. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian wanita, penampilan merupakan nilai jual,
perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat persalinan dan
akan mengurangi keindahan penampilan.
17
b. Kemampuan Finansial
Jika bayi yang akan dilahirkan pada saat kondisi ekonomi
rendah maka kondisi ini dapat sangat menggangu psikologis
ibu.
c. Kesulitan Tidur
Sulit tidur dimalam hari dapat membuat kondisi ibu hamil
menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa
pegal dan cenderung emosional. Keluhan tidur biasanya
muncul disebabkan stres, perubahan hormon, cemas dan
gangguan psikologis
2.1.1.8 Cara Mengatasi Gangguan Pskologis Kehamilan
a. Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai
perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang
perlu dihindari saat hamil agar janin tumbuh sehat.
Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu
merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas
yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai
perubahan yang terjadi.
b. Komunikasi dengan Suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri ibu selama
hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat
memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak
jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, suami akan
memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
d. Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari
dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang ibu
jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke
dokter atau bidan.
18
e. Makan Sehat
Pahami pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan
yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang
mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan
yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat
berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung
timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan
otak janin.
f. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan
dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang
sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan
fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk
memperlancar persalinan.
g. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat
hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami
harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan
terjadi setelah kelahiran sang bayi.
h. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah
kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian,
berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
i. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang
diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga
19
memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu
biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat
dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara
perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
j. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara
teratur seperti pernapasan diafragma. Latihan ini bermanfaat
untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi
psikologis bisa lebih stabil.
2.1.2 Konsep Stres
2.1.2.1 Pengertian Stres
Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang
dihadapi oleh mental, fisik, dan spiritual manusia, yang pada
suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia
tersebut. (National Safety Council, 2007).
Stres menurut Hana Selye tahun 1950 merupakan respon tubuh
yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban
atasannya. (Alimul Hidayat, 2007). Stres adalah segala situasi
dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang individu
untuk berespon atau melakukan tindakan. (Potter & Perry,
2005).
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik
oleh lingkungan maupuan penampilan individu di dalam
lingkungan tersebut. (Vincent Cornelli, di kutip oleh Grant
Brecht, 2000). Stres adalah suatu keadaan dimana beban yang
20
dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk
mengatasi beban itu. (Suprapty Slamet I.S, 2003).
Memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda
mendifinisikannya karena memiliki teori yang tidak sama.
Menurut A. Aziz Alimul Hidayat (2007) untuk lebih jelasnya
tentang stres sebenarnya, maka dapat diketahui beberapa
pandangan tentang stres diantaranya:
a. Stres sebagai stimulus, pandangan ini menyatakan stres
sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana semakin
tinggi besar tekanan dialami maka semakin besar pula stres
yang dialami.
b. Stres sebagai respons, mengidentifikasikan stres sebagai
respons individu terhadap stresor yang diterima, sebagai
respons fisiologis dan emosional terhadap tuntutan
lingkungan yang ada.
c. Stres sebagai transeksional, pandangan ini merupakan suatu
interaksi antara orang dengan lingkungan, dengan meninjau
dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan
terbentuknya sebuah koping.
2.1.2.2 Sumber Stres
Menurut W.F Maramis (2005), masalah penyesuaian atau
keadaan stres dapat bersumber pada frustasi, konflik, tekanan
atau krisis.
a. Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan
maksud dan tujuan kita.
Frustasi: individu yang sedang berusaha mencapai
kebutuhan atau tujuannya, tetapi mendadak timbul
halangan, ada aral melintang, yang merupakan frustasi
baginya dan yang dapat menimbulkan stres padanya.
b. Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara dua atau
lebih macam kebutuhan atau tujuan.
21
1) Konflik pendekatan-penolakan: individu dihadapkan
pada suatu keadaan yang mengharuskan ia untuk
mengambil keputusan, tetapi ia tidak mampu
melakukannya, maju terus tidak berani, mundur juga
tidak menyenangkan. Bila keadaan ini merlangsung lama
atau bila masalahnya ini berlangsung itu mempunyai arti
yang penting baginya, maka stres yang timbul akan
mengakibatkan dekompensasi mental.
2) Konflik pendekatan ganda: individu itu berusaha
menggapai kedua-duanya, tetapi sulit baginya, ia harus
melepaskan salah satu atau harus mengubah sikapnya
terhadap salah satu.
3) Konflik penolakan ganda: individu tersebut tidak
menghendaki kedua-duanya karena kedua-duanya tidak
menyenangkan baginya, tetapi ia harus memilih salah
satu.
c. Tekanan juga dapat menimbulkan masalah penyesuaian.
Tekanan sehari-hari meskipun kecil, tetapi bila bertumpuk-
tumpuk dapat menjadi stres yang hebat. Tekanan, seperti
juga frustasi, boleh berasal dari dalam ataupun dari luar.
d. Krisis ialah suatu keadaan yang mendadak menimbulkan
stres pada seorang individu ataupun suatu kelompok,
umpanya: kematian, kecelakaan, penyakit yang memerlukan
operasi, atau masuk sekolah untuk pertama kalinya.
Krisis: keseimbangan itu terganggu secara tiba-tiba dan
dengan sangat cepat sehingga menimbulkan stres yang
berat. Krisis dapat ditimbulkan baik oleh suatu “kerugian”
yang tiba-tiba (kecelakaan, kematian, penyakit, bencana,
kegagalan usaha, dan lain sebagainya), maupun oleh suatu
“keuntungan” yang mendadak (mendapatkan hadiah yang
22
besar, masyarakat yang menderita mendapatkan banyak
bantuan, usaha yang maju terlalu cepat, dan sebagainya).
2.1.2.3 Sumber Stresor
Alimul Hidayat (2007) mengemukakan bahwa sumber stresor
merupakan awal penyebab dari suatu stres yang dapat
mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara
fisik, psikososial maupun spiritual. Sumber stresor yang lain
adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis dalam
tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya.
Sedangkan sumber stresor dari pikiran adalah berhubungan
dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan yang
dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia juga
dapat berasal dari berbagai sumber, dalam diri seseorang,
keluarga dan lingkungan (Handayani, 2010).
a. Sumber stres di dalam diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan
konflik yang terjadi antara keinginan individu dan kenyataan
berbeda, dalam hal ini adalah berbagai masalah yang terjadi
yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi,
maka dapat menimbulkan stres.
b. Sumber stres dalam keluarga
Stres ini bersumber dari masalah keluarga ditandai dengan
adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan
serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluaga.
c. Sumber stres di dalam masyarakat dan lingkungan
Susmber stres ini dapat terjadi dalam lingkungan atau
masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan.
2.1.2.4 Macam-Macam Stres
23
Menurut Murwani (2009) macam macam stress antara lain:
a. Stress fisik
Stress yang disebabkan karena keadaan fisik seperti
temperature tinggi, suara bising, tegangan arus listrik.
b. Stress kimiawi
Stress ini disebabkan karena kuman atau obat obatan, zat
beracun.
c. Stress mikrobiologi
Stress yang disebabkan karena virus, bakteri atau parasit.
d. Stress fisiologi
Stress yang disebabkan karena gangguan fungsi dan struktur
tubuh.
e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan
Stress yang disebabkan karena pertumbuhan dan
perkembangan seperti stress ketika masa pubertas atau
menikah.
f. Stress psikis/emosional
Stress yang disebabkan karena ketidakmampuan psikologis
menyesuaikan diri.
2.1.2.5 Tahapan stress
Menurut Rasmun (2009) tahapan stress antara lain:
a. Tahapan Pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stress yang ditandai
dengan adanya semangat bekerja keras, penglihatan tajam,
tidak seperti pada umumnya, mampu merasa menyelesaikan
pekerjaan yang tidak seperti biasa, kemudian merasa senang
akan pekerjaan tetapi kemampuan yang dimilikinya
berkurang.
b. Tahapan Kedua
Pada tahap ini terdapat perasaan letih sewaktu bangun pagi,
terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang
24
sore, sering mengeluh lambung, otot semakin tegang,
jantung berdebar.
c. Tahapan ketiga
Terdapat keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur,
ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang,
gangguan pola tidur, terasa tidak memiliki tenaga.
d. Tahapan keempat
Pada tahap ini pekerjaan yang semula menyenangkan
menjadi membosankan, menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara adekuat, tidak mampu melaksanakan
kegiatan sehari hari, adanya gangguan pola tidur, sering
menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan
mengingat dan konsentrasi menurun karena ada ketakutan
dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
e. Tahapan kelima
Ditandai kelelahan fisik mendalam, tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana. Gangguan
pada system pencernaan semakin berat, ketakutan dan
kecemasan semakin meningkat.
f. Tahapan keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang
mengalami panik dan perasaan takut mati dengan ditemukan
gejala seperti detak jantung meningkat, susah bernafas,
terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat terjadi kolaps
atau pingsan.
2.1.2.6 Tingkat stres
Pada buku pedoman Pengintegrasian Aspek Psikologis (DepKes
RI, 1984) dalam (Handayani, 2010), disebutkan bahwa stres
dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:
a. Ringan (Mild)
25
Dapat dikatakan bahwa stres yang ringan dapat bermanfaat
bagi tubuh karena keadaan ini dapat membantu untuk lebih
peka terhadap bahaya dan dapat meningkatkan motivasi
untuk bertindak misalnya mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah dan belajar.
Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada seseorang yang
sedang mengalami stres ringan antara lain:
1) Kurang nafsu makan
2) Susah tidur
3) Merasa tegang atau khawatir
b. Sedang (Moderat)
Apabila perasaan stres meningkat, maka tanda-tanda dan
gejalanya akan meningkat pula.
1. Otot-otot tubuh akan menjadi tegang
2. Denyut nadi dan pernafasan meningkat
3. Menunjukkan tanda-tanda atau tingkah laku kegelisahan
yang meningkat
4. Kurang mampu berfikir dan berkomunikasi dengan jelas
5. Perhatian menyempit terhadap apa yang akan terjadi di
sekitarnya
c. Berat (Severe)
Pada derajat stres berat, gangguan yang nampak akan lebih
objektif.
1) Pernafasan cepat dangkal
2) Berbicara cepat dan isi pembicaraan meloncat-loncat dari
satu subjek ke subjek yang lain
3) Tidak bisa makan dan tidur
4) Tidak menaruh perhatian
5) Penampilan bingung
6) Keadaan gelisah dan hiperaktif
2.1.2.7 Gejala Stres
26
Menurut Terry Beehr dan John Newman (1978) dalam
(Handayani, 2010), gejala stres kerja dapat dibagi dalam tiga
aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan gejala perilaku.
Tabel 2.1 Gejala-gejala stres
27
Gejala
psikologis
Gejala Biologis Gejala Sosial
Kecemasan,
ketegangan
Meningkatnya
detak jantung dan
tekanan darah
Menunda ataupun
menghindari
pekerjaan/tugas
Bingung,
marah, sensitif
Gangguan
gastrointestinal
Meningkatnya
penggunaan minuman
keras
Memendam
perasaan
Gangguan
gastrointestinal
meningkatnya
penggunaan minuman
keras
Komunikasi
tidak efektif
Mudah terluka Meningkatnya
frekuensi absensi
Mengurung
diri
Mudah lelah secara
fisik
Perilaku makan yang
tidak normal
Depresi Kematian Penurunan nafsu
makan dan penurunan
drastis berat badan
Merasa
terasing dan
mengasingkan
diri
Gangguan
kardiovaskular
Meningkatnya
kecendrungan
perilaku beresiko
tinggi
Kebosanan Gangguan
pernafasan
Meningkatnya
agrevitas dan
kriminalitas
Ketidakpuasan
kerja
Lebih sering
berkeringat
Penurunan kualitas
hubungan
interpersonal dengan
keluarga dan teman
Lelah mental Gangguan pada
kulit
Kecendrungan bunuh
diri
Menurunnya
fungsi
intelektual
Kepala pusing
Kehilangan
daya
konsentrasilitas
Kanker
Kehilangan
spontanitas dan
kreativitas
Ketegangan otot
Kehilangan Problem tidur
28
2.1.2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Menurut Alimul Hidayat (2007) seseorang yang mengalami
stres dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara
fisiologis maupun psikologis, diantara reaksi tubuh tersebut
adalah:
a. Perubahan warna rambut yang semula hitam lambat laun
dapat mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan dan
kusam.
b. Perubahan ketajaman mata sering kali menurun karena
kekenduran pada otot-otot mata sehingga mempengaruhi
fokus lensa mata.
c. Pada telinga terjadi gangguan pendengaran seperti adanya
suara berdenging.
d. Pada daya pikir sering kali ditemukan adanya penurunan
konsentrasi dan keluhan sakit kepala dan pusing.
29
e. Ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa
kering.
f. Reaksi kulit sering berkeringat dan kadang-kadang
berkeringat panas atau dingin dan juga akan dapat menjadi
kering atau gejala lainnya seperti utikaria.
g. Pada sistem pernafasan dapat dijumpai gangguan seperti
terjadi sesak karena penyempitan pada saluran pernafasan.
h. Pada sistem kardiovaskuler terjadi gangguan seperti
berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit
kadang-kadang terjadi kepucatan atau kemerahan pada
muka dan terasa kedinginan dan kesemutan pada daerah
pembuluh darah perifer seperti pada jari tangan atau kaki.
i. Pada sistem pencernaan mengalami gangguan seperti
lambung terasa kembung, mual, perih karena peningkatan
asam lambung.
j. Pada sistem perkemihan terjadi gangguan seperti adanya
frekuensi buang air kecing yang sering.
k. Pada otot dan tulang terjadi ketegangan dan terasa ditusuk-
tusuk, khususnya pada persendian dan terasa kaku.
l. Pada sistem endokrin atau hormonal seringkali dijumpai
adanya peningkatan kadar gula dan terjadi penurunan libido
dan penurunan kegairahan pada seksual.
2.1.2.9 Model stres kesehatan
Menurut Alimul Hidayat (2007), model stres kesehatan
merupakan suatu model dimana stres dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang, disini dikemukakan bahwa model ini
terdiri dari beberapa unsur diantaranya:
Unsur langsung dimana stres dapat menghasilkan atau
mempengaruhi secara langsung dari perubahan fisiologis dan
psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan menyebabkan
terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung yaitu
30
hormon katekolamin dan kortikosteroid yang menyebabkan
kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat dan lain-lain.
a. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena
adanya tipe kepribadian yang memudahkan timbulnya
kesakitan.
b. Unsur interaktif, stres dapat mengakibatkan ketidakkebalan
tubuh sehingga tubuh menjadi mudah mengalami gangguan
baik biologis maupun psikologis. Proses ini dikarenakan
adanya interaksi antara faktor dari luar dan dari dalam untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
c. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara tidak langsung
mempengarubhi kesakitan, akan tetapi dapat merubah
perilaku terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi
alkohol, rokok dan lain-lain.
d. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara
langsung terhadap kesakitan tanpa menyebabkan adanya
perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.
2.1.2.10 Faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor
Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor
(Handayani, 2010).
a. Intensitas
Pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai
ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat
kekuatan ini dinilai sebagai kunci kepribadian dalam
menghadapi stres. Kepribadian ini memungkinkan seseorang
untuk menjadi stressor sebagai suatu yang positif sehingga
memberikan respon yang positif pula terhadap stressor
tertentu. Suaut stressor yang bersifat negatif dan menjadikan
stres bagi seseorang dapat merupakan sumber kekuatan bagi
orang lain.
31
Selain itu stressor juga dapat memberikan mekanisme untuk
memperingatkan seseorang agar dapat mengumpulkan
seluruh kekuatan yang dimilikinya dalam rangka melawan
stres itu sendiri. Tidak selamanya stres merupakan hal yang
negatif. Pada tingkatan tertentu stres dapat menjadi motivator
bagi seseorang. Hal ini berhubungan dengan keinginan untuk
mencapai suatu tujuan dan stres disini berguna untuk
mencegah timbulnya rasa bosan. Stres juga berguna pada
keadaan yang penting dimana seseorang memerlukan
kekuatan emosional dan mobilisasi fisik sebagai kekuatan
pertahanan individu.
b. Sifat
Sifat dari stressor juga mempengaruhi respon. Ada beberapa
stressor yang bersifat positif dan yang lainnya bersifat
negatif. Stressor yang bersifat positif akan menimbulkan
respon yang positif, sedangkan stressor yang bersifat negatif
akan menyebabkan respon yang negatif pula baik secara fisik
maupun psikis. Secara negatif stres dapat menghasilkan
perubahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kesakitan
c. Durasi
Lamanya atau jangka waktu berlansungnya pemaparan
stressor atau kejadian stressor sampai menjadikan seseorang
mengalami stres. Frekuensi perubahan-perubahan dari suatu
kejadian yang pada akhirnya mempengaruhi seseorang
hingga merasakan stres.
d. Jumlah
Mengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam
satu waktu. Banyaknya perubahan-perubahan dan kejadian
yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu
lebih sering menyebabkan perkembangan stres yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kesakitan.
32
e. Pengalaman
Bagaimana seseorang memberikan respon terhadap stressor
juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman ini bisa
didapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman yang
menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan
memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi
stressor dan menghadapi stres.
2.1.2.11 Cara Mengukur Tingkat Stres
Menurut Susan Wright (2009) ada 2 cara untuk mengukut
tingkat stres emosional negatif yang berkaitan dengan stres.
Pertama mencatat atau mengingat angka pada skala terapi
langsung yang kedua melakukan dengan pasangan yang dapat
menguji lengan untuk menentukan tingkat stres dengan tes
manual otot.
2.1.2 Pernapasan Diafragma
2.1.3.1 Pengertian Pernapasan Diafragma
Menurut Kozier (2009) pernapasan diafragma adalah
pernapasan abdomen. Menurut National Safety Council (2007)
pernapasan diafragma merupakan pernafasan yang pelan, sadar,
dan dalam, menghela nafas yang dalam. Sering menarik nafas
dalam ketika mulai mengelompokan kembali pikiran, untuk
mendapatkan ketenangan, atau mengarahkan energi kita untuk
tugas yang sulit. Karena berbagai alasan yang berkaitan dengan
budaya, kebanyakan orang terbiasa bernafas menggunakan dada
bagian atas. Perbedaan antara pernapasan diafragma dengan
“pernapasan normal” adalah bahwa metode khusus melibatkan
gerakan sadar abdomen bagian bawah atau daerah perut.
2.1.3.2 Langkah-Langkah menggunaakan Pernapasan Diafragma
33
Menurut National Safety Council (2007) langkah-langkah
teknik relaksasi pernapasan diafrgama:
a. Posisikan tubuh secara nyaman: Untuk mendapatkan
manfaat penuh, pelajari teknik ini dalam posisi nyaman,
baik posisi duduk yang relaks maupun berbaring telentang
dengan mata tertutup. Untuk mendapatkan efek yang
optimal, longgarkan pakaian disekitar leher dan pinggang.
Saat pertama mempelajari teknik ini, letakan tangan di atas
perut dan rasakan naik-turunnya perut pada setiap
pernapasan. Begitu menguasainya lakukan pernapasan
diafragma kapan pun dan dalam kondisi apapun.
b. Konsentrasi: Memerlukan perhatian penuh. Konsentrasi
dapat terpecah karena suara atau dari luar ataupun dari
pikiran sendiri. Lakukan langkah-langkah untuk
meminimalkan gangguan dengan mencari tempat yang
tenang untuk berlatih. Pernapasan diafragma memerlukan
keyakinan untuk tetap memusatkan perhatian hanya pada
pernapasan. Aliran udara yang memasuki tubuh, maju terus
sampai kebagian bawah perut, dan aliran tersebut
dikeluarkan kembali. Perut akan kembali turun begitu
mengeluarkan napas melalui mulut, rasakan udara tersebut
keluar dari paru, tenggorakan, dan mulut.
Meningkatkan konsentrasi dengan berfokus pada empat fase
yang berlainan dalam setiap napas:
1) Fase I: Inspirasi, menarik udara masuk kedalam paru
melalui sarungan hidungan (atau mulut).
2) Fase II: Beri sedikit jeda sebelum
3) mengeluarkan udara dari paru.
4) Fase III: Ekhlasi, mengeluarkan udara dari paru melalui
saluran masuknya udara.
34
5) Fase IV: Beri jeda setelah mengeluarkan napas kembali.
Fase ini sebenarnya dapat terlihat melebh-lebihkan siklus
pernapasan, yaitu dengan menarik napas yang dalam
dengan pelan dan nyaman.
c. Ulangi sampai 15 kali dengan diselingi istirahat singkat
setiap 5 kali.
d. Visualisasi: Penggunaan imajinasi dalam pernapasan
diafragma dapat sangat bermanfaat.
2.1.3.3 Manfaat Pernapasan Diafragma
Menurut Smeltzer & Bare (2002) manfaat teknik relaksasi
pernapasan diafragma adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru,
meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress
fisik maupun emosional.
2.1.3.4 Pengaruh Pernapasan diafragma Terhadap Stres
Menurut National Safety Council (2007) Menarik nafas secara
dalam dan panjang dapat merupakan salah satu hal yang terbaik
untuk meringankan rasa stres, sehingga pikiran kembali fokus
dan jernih. Ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam,
tubuh anda akan mengirimkan sinyal untuk memperlambat
reaksi di otak, sehingga ada perubahan hormonal dan faktor-
faktor fisiologis lain. Lewat cara ini efeknya adalah
memperlambat denyut jantung serta menurunkan tekanan darah
yang tinggi saat stres. karena otak anda menjadi tenang dan
rileks. Kemudian otak meneruskan sinyal tersebut ke tubuh,
sehingga Anda merasa rileks kembali.
35
2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai
variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dari
proses berpikir dedukatif maupun iduktif, dengan kemampuan kreatif dan
inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Supriyanto, 2008).
Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pretest
Perlakuan
Posttest
Gambar 2.1 kerangka konsep penelitian
Ibu Hamil Primigravida Yang Mengalami Stres
Sebelum Perlakuan
Sesudah Perlakuan
Tingkat Stres:
Ringan Sedang Berat
Teknik Relaksasi:
Pernapasan Diafragma
Tingkat Stres:
Ringan Sedang Berat
36
2.3 Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pernapasan diafragma terhadap penurunan tingkat stres pada
ibu hamil primigravida dipuskesmas Bati-Bati Kec.Bati-Bati Kab.Tanah laut
Provinsi Kalimantan selatan tahun 2013.