Jurnal

6
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA Abdul Aziz * , Yudi Dirgantara 1 , Diah Mulhayatiah 2 Jurusan MIPA Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Bandung Jl. Raya A.H Nasution No. 105, Bandung 40614, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Berdasarkan hasil observasi, kemampuan pemecahan masalah siswa perlu ditingkatkan di MTsN Cisewu. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kemampuan pemecahan masalah (KPM) pada siswa. Oleh sebab itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, khususnya pada mata pelajaran Fisika materi wujud zat dan perubahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Keterlaksanaan pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada materi wujud zat dan perubahannya dan peningkatan KPM siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada materi wujud zat dan perubahannya. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Data mengenai keterlaksanaan model round table diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data peningkatan KPM siswa diperoleh melalui tes soal esai sebanyak lima soal. Hasil penelitian selama tiga kali pertemuan menunjukan aktivitas guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran round table mengalami peningkatan dengan rata-rata aktivitas guru sebesar 97,3% dengan kategori sangat baik dan aktivitas siswa sebesar 92,4% dengan kategori sangat baik. KPM siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata 0,66 yang termasuk kedalam kategori sedang. Dengan demikian model pembelajaran round table dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan KPM siswa. Kata kunci: round table, kemampuan pemecahan masalah (KPM), wujud zat dan perubahannya PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip. Salah satu mata pelajaran IPA yaitu fisika. Di dalam pelajaran fisika tersebut terdapat teori-teori, fakta-fakta yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran agar mampu memecahkan masalah yang terjadi di alam semesta. Fisika merupakan ilmu dasar yang berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh rahasia (Murniati, 2009: 4). Maka jelas pemecahan masalah fisika harus dikuasai dengan baik oleh para pelajar karena jika pemecahan masalah siswa kurang baik maka tujuan umum fisika itu sendiri tidak dapat tercapai. Namun banyak sekali siswa yang menganggap sulit pelajaran fisika, hal tersebut salah satunya kesulitan dalam ranah pemecahan masalah. Padahal pelajaran fisika berperan signifikan terhadap pelajaran atau bidang lainnya seperti kegunaan fisika dalam bidang kedokteran dan ilmu teknologi lainnya. Pelajaran fisika ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Transcript of Jurnal

Page 1: Jurnal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA MATERI WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA

Abdul Aziz*, Yudi Dirgantara1, Diah Mulhayatiah2

Jurusan MIPA Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Bandung

Jl. Raya A.H Nasution No. 105, Bandung 40614, IndonesiaE-mail: [email protected]

AbstrakBerdasarkan hasil observasi, kemampuan pemecahan masalah siswa perlu ditingkatkan diMTsN Cisewu. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kemampuan pemecahan masalah(KPM) pada siswa. Oleh sebab itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan kemampuanpemecahan masalah siswa, khususnya pada mata pelajaran Fisika materi wujud zat danperubahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Keterlaksanaan pembelajaranfisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada materiwujud zat dan perubahannya dan peningkatan KPM siswa dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe round table pada materi wujud zat dan perubahannya. Metodepenelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan desain penelitian One GroupPretest-Posttest Design. Data mengenai keterlaksanaan model round table diperoleh melaluilembar observasi guru dan siswa, sedangkan data peningkatan KPM siswa diperoleh melaluites soal esai sebanyak lima soal. Hasil penelitian selama tiga kali pertemuan menunjukanaktivitas guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran round table mengalamipeningkatan dengan rata-rata aktivitas guru sebesar 97,3% dengan kategori sangat baik danaktivitas siswa sebesar 92,4% dengan kategori sangat baik. KPM siswa mengalamipeningkatan dengan rata-rata 0,66 yang termasuk kedalam kategori sedang. Dengan demikianmodel pembelajaran round table dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapatdigunakan untuk meningkatkan KPM siswa.

Kata kunci: round table, kemampuan pemecahan masalah (KPM), wujud zat danperubahannya

PENDAHULUANIlmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan kumpulan pengetahuan yangberupa fakta-fakta, konsep-konsep, atauprinsip-prinsip. Salah satu mata pelajaranIPA yaitu fisika. Di dalam pelajaran fisikatersebut terdapat teori-teori, fakta-faktayang harus dikuasai siswa dalampembelajaran agar mampu memecahkanmasalah yang terjadi di alam semesta.Fisika merupakan ilmu dasar yangberupaya membangkitkan minat manusiaagar mau meningkatkan kecerdasan danpemahamannya tentang alam seisinya yangpenuh rahasia (Murniati, 2009: 4). Maka

jelas pemecahan masalah fisika harusdikuasai dengan baik oleh para pelajarkarena jika pemecahan masalah siswakurang baik maka tujuan umum fisika itusendiri tidak dapat tercapai.

Namun banyak sekali siswa yangmenganggap sulit pelajaran fisika, haltersebut salah satunya kesulitan dalamranah pemecahan masalah. Padahalpelajaran fisika berperan signifikanterhadap pelajaran atau bidang lainnyaseperti kegunaan fisika dalam bidangkedokteran dan ilmu teknologi lainnya.Pelajaran fisika ini berkaitan dengan caramencari tahu tentang alam secara

Page 2: Jurnal

sistematis, sehingga fisika bukan hanyapenguasaan pengetahuan yang berupafakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatuproses penemuan. Oleh karena itu, penelitimengobservasi kelapangan dan melakukanwawancara kepada guru mata pelajaranserta memberikan angket kepada pesertadidik dan memberikan soal-soal pemecahanmasalah.

Berdasarkan hasil observasi yangdilakukan di kelas VIII MTs NegeriCisewu, penulis menemukan fakta bahwaselama proses pembelajaran berlangsung,kegiatan belajar siswa kebanyakan hanyasebatas duduk, mendengarkan, dan menuliskembali apa-apa yang dipaparkan olehguru. Terlihat jelas dalam prosespembelajaran kegiatan siswa berlangsungcenderung pasif dan konsep yang siswaperoleh bukanlah hasil penemuannyasendiri, sehingga siswa tidak tertantanguntuk menggunakan pikirannya, yangmenyebabkan siswa tidak memilikikemampuan pemecahan masalah yangtinggi. Selanjutnya berdasarkan hasilangket siswa di MTsN Cisewu, seorangguru fisika di sekolah sering dijulukisebagai sosok yang disiplin. Prosespembelajaran fisika biasanya terjadi dalamproses diciptakan pembelajaran yang sunyi,hening, dan tersistem dengan skenario yangsudah diciptakan oleh guru. Pembelajaranfisika dengan metode konvensional yangcenderung membuat anak merasa bosan,sehingga kadang kala anak merasakesulitan dan akhirnya malas mempelajarifisika karena menganggap fisika suatupelajaran yang sangatlah sulit. Selain ituterkadang dalam penyampaian konsepfisikanya tidak tepat, sehingga akanmembuat anak kebingungan dalammemecahkan persoalan–persoalan dalamfisika.

Kemudian dari hasil tes pemecahanmasalah siswa pada materi wujud zat danperubahannya yang didapatkan dari siswaMTs Negeri Cisewu-Garut yang terdiri darilima siswa dengan tingkat kecerdasan yangberbeda dari kelas yang pernah belajar

materi wujud zat dan perubahannya.Hasilnya menyatakan bahwa kemampuanpemecahan masalah siswa pada materiwujud zat dan perubahannya masih kurang.Adapun data hasil tes kemampuanpemecahan masalah pada materi wujud zatdan perubahannya dengan menggunakanskala 100 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Data Hasil Tes KeterampilanPemecahan Masalah Siswa

NamaSiswa

Peringkat Nilai Interpretasi KKM

A 1 76 Baik

67

B 8 63 Cukup

C 15 64 Cukup

D 22 46 Kurang

E 29 37 Kurang sekali

Rata-rata(%)

57,2 Kurang

Berdasarkan Tabel 1.1 data hasil tesketerampilan pemecahan masalah siswaMTsN Cisewu di atas hasil rata-ratanyarendah dan di bawah KKM yang ditetapkandi sekolah tersebut. Oleh karena itu, perluadanya penggunaan model yang tepatdalam proses pemebelajaran. Penggunaanmodel pembelajaran yang tepat dapatmendorong tumbuhnya rasa senang siswaterhadap suatu pelajaran, sehingga akanmeningkatkan motivasi dalam mengerjakantugas dan memberikan kemudahan bagisiswa dalam memecahkan masalah fisikadan akhirnya dapat mencapai hasil belajaryang baik (Aunurrahman, 2009: 143).

Salahsatu strategi untuk pemecahanmasalah yaitu dengan menerapkan modelpembelajaran kooperatif. Model inimempunyai beberapa kelebihan dalammengembangkan potensi siswa dalamkelompok, seperti terjadinya hubungansaling menguntungkan diantara anggotakelompok yang melahirkan motivasi,mengembangkan semangat kerja kelompokdan semangat kebersamaan, sertamenumbuhkan komunikasi yang efektif dan

Page 3: Jurnal

semangat kompetisi diantara anggotakelompok (Yurnetti, 2002: 1)

Salah satu dari model pembelajarankooperatif ini adalah tipe round table, yangmana model koopertaif tipe round table ini,sangatlah cocok dalam pembelajaran.Karena model ini menekankan untukberkelompok dan bekerjasama dalamproses pemecahan masalah. Prosespembelajaran round table ini setiapkelompok mengerjakan tugas yang dibuatoleh guru dalam waktu yang telahditentukan, kemudian soal diputar untukteman satu kelompok berikutnya dan begituseterusnya.

Penelitian dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe roundtable ini akan dilakukan pada materi wujudzat dan perubahannya di kelas VII A.Alasan pemilihan materi ini berdasarkanhasil observasi yang telah dilakukan bahwamateri tersebut mendapatkan nilai yangkurang dari KKM yang sudah ditentukanoleh sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, makapeneliti tertarik untuk mengadakanpenelitian yang berjudul “PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif TipeRound Table untuk MeningkatkanKemampuan Pemecahan Masalah Siswapada Materi Wujud Zat danPerubahannya”.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metoda

pre eksperimen dengan desain One GroupPretest-Posttest dengan populasi seluruhkelas tujuh empat kelas, dengan teknikpengambilan sampel yaitu simple randomsampling, sampel yang diambil adalahkelas VII A sebanyak 30 orang. Sebelumberikan perlakuan peserta didik dberikansoal pretest terlebih dahulu untukmengetahui pengetahuan awal peserta didiktentang materi wujud zat danperubahannya. Kemudian sampelpenelitian diberi perlakuan penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe roundtable. Setelah kegiatan pembelajaranselesai, sampel penelitian diberikan posttest

untuk mengetahui peningkatan kemampuanpemecahan masalah siswa sebelum dansesudah diberikan perlakuan.

Sebelum pengambilan datadilakukan, peneliti terlebih dahulumelakukan ujicoba soal tentang materiwujud zat dan perubahannya pada kelasVIII yang telah menerima materi inisebelumnya. Ujicoba ini kemudiandianalisis validitas, reliabilitas, tarafkesukaran dan daya pembeda soal. Adapunhasil pretest dan posttest diuji normalitasdan uji hipotesis. Untuk melihatketerlaksanaan model pembelajaran roundtable, selama kegiatan pembelajaranberlangsung, aktivitas guru dan pesertadidik diamati oleh observer.

HASIL DAN PEMBAHASANData keterlaksaan aktivitas guru dan

peserta didik diperoleh dari pengamatanyang dilakukan oleh observer. Observasidilakukan oleh tiga observer yangmengamati beberapa aspek yang terdapatdalam lembar observasi. Hasil observasidapat terlihat dalam tabel berikut

Tabel 2 Hasil Observasi Keterlaksanan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Round Table

No Pertemuan

Nilai rata-rataketerlaksanaanaktivitas (%) Keterangan

Guru Siswa1 Pertemuan ke-1 96,0 87,9 Sangat Baik2 Pertemuan ke-2 98,0 93,8 Sangat Baik3 Pertemuan ke-3 98,0 95,5 Sangat Baik

Rata-Rata 97,3 92,4 Sangat Baik

Berdasarkan tabel 2 dataketerlaksaan 97,3% untuk aktivitas gurudan 92,4% untuk aktivitas siswa. Datatersebut termasuk dalam kategori sangatbaik.

Page 4: Jurnal

Gambar 1 Persentase Keterlaksanaan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Round Table

Setiap PertemuanBerdasarkan Gambar 1

keterlaksanaan setiap pertemuanmengalami peningkatan meskipun masihterdapat kekurangan. Hal tersebutdisebabkan kurangnya kemampuan gurudalam mengelola waktu sehingga kegiatanpembelajaran melebihi jam pelajaran yangsemestinya, selain itu adanya aktivitassiswa yang tak semestinya tidak dilakukanseperti mengobrol diluar materi pelajaran.

Adapun distribusi skorketererampilan pemecahan masalah siswadapat ditunjukkan dengan membandingkanskor rata-rata pretest, posttest, dan N-Gainpada materi wujud zat dan perubahannya.

Tabel 3Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain

Pretest Posttest N-gain

Rata-ratakelas

23,00 73,67 0,66

Interpretasi

KemampuanPemecahan

masalah siswakurang

KemampuanPemecahan

masalah siswacukup baik

Peningkatansedang

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihatbahwa rata-rata kelas untuk skor pretestadalah 23,00. Pembelajaran setelahmenggunakan model pembelajarankooperatif tipe round table rata-rataposttest adalah 73,67. Oleh karena ituterdapat peningkatan keterampilanpemecahan masalah siswa setelahmelakukan pembelajaran dengan modelpembelajaran kooperatif tipe round tabledengan N-Gain 0,66 kategori peningkatansedang.

Uji normalitas dilakukan untukmengetahui data yang diperolehterdistribusi normal atau tidak. Berdasarkanperhitungan yang terlampir pada lampiranD, maka hasil rekapitulasi uji normalitassebaran data pemecahan masalah padatahap pretest dan posttest dapat dilihat padaTabel 4 berikut ini:

Tabel 4Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Data Hasil Uji Normalitas Keterangan

x2 hitung x2 tabel Kriteria

Pretest 21,01 7,81 Tidak

normal

wilcoxon

match pairs

testPosttest 0,54 7,81 Normal

Berdasarkan tabel diatas, untuk datapretest diketahui nilai Xh itung

2 sebesar

21,01 dan nilai X tabel2 sebesar 7,81.

Sesuai dengan aturan, jika Xh itung2 lebih

besar daripada nilai X tabel2 maka dapat

diinterpretasikan bahwa data pretestberdistribusi tidak normal. Untuk datapostest diketahui nilai Xh itung

2 sebesar

0,54 dan nilai X tabel2 sebesar 7,81. Sesuai

dengan aturan, jika Xh itung2 lebih kecil

daripada nilai X tabel2 maka dapat

diinterpretasikan bahwa data posttestberdistribusi Normal. Oleh karenadistribusi pretest tidak normal sedangkandistribusi posttest normal maka dilakukanuji hipotesis dengan uji wilcoxon matchpairs test.

Data berdistribusi tidak normal,maka uji hipotesis dilakukan denganmenggunakan uji “wilcoxon match pairstest” dengan taraf kepercayaan 5%. Hasilanalisis uji wilcoxon match pairs test dapatdilihat pada Tabel 5:

Tabel 5. Uji HipotesisVariabel Nilai (skor)

Jumlah siswa (N) 30

μT 232,5

σT 48,62

Zhitung -4,45Ztabel 1,65

Α 5 % (0,05)Hasil Zhitung > Ztabel

Keterangan Ho ditolak Ha diterima

KriteriaTerdapat peningkatan

kemampuan pemecahan masalahsiswa

Dari data diatas uji hipotesis(wilcoxon match pairs test) pada Tabel 3.15di atas, nilai Zh itung = 4,45 pada tarafsignifikansi 0,05 besarnya nilaiZ tabel=1,65 . Data tersebut menunjukan

bahwa nilai Zh itung lebih besar dari pada

nilai Z tabel (h itung>¿Z tabel

Z¿

). Dari

anaslisis tersebut dapat diketahui bahwaterdapat peningkatan kemampuan

Page 5: Jurnal

pemecahan masalah siswa pada materiwujud zat dan perubahannya setelahpenerapan model pembelajaran kooperatiftipe round table. Dengan demikian, dapatdiperoleh kesimpulan hipotesis (Ha)diterima. Hal ini menunjukan bahwa modelpembelajaran kooperatif tipe round tabledapat meningkatkan kemampuanpemecahan masalah siswa di kelas VII A diMTsN Cisewu Garut pada materi wujud zatdan perubahannya.

PENUTUPSimpulan

Simpulan dari hasil penelitian inimengenai penerapan model pembelajarankoperatif tipe round table untukmeningkatkan kemampuan pemecahanmasalah siswa pada materi wujud zat danperubahannya yang dilakukan di MTsNCisewu antara lain:1; Keterlaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe round table dari setiappertemuannya terlaksana dengan baik.Untuk aktivitas guru terlaksana sangatbaik dengan rata-rata presentase 97,3%dan aktivitas siswa terlaksana sangatbaik dengan rata-rata presentase92,4%.

2; Terdapat peningkatan kemampuanpemecahan masalah siswa pada materiwujud zat dan perubahannya denganmenggunakan model pembelajarankooperatif tipe round table yangditerapkan pada kelas VII A MTsNegeri Cisewu Garut. Diperolehanrata-rata 0,66 nilai N-Gain secarakeseluruhan termasuk kategori sedang.

A; Saran

Berdasarkan hasil penelitian,pengolahan data, informasi, pembahasanlanjutan serta kesimpulan yang telahdikemukakan di atas, maka diajukan saran-saran yang dapat dijadikan referensi bagi

penelitian selanjutnya, yaitu sebagaiberikut:1; Dalam pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe round table, tahapmenganalisis dan mengevaluasi langkah keempat mendapatkan nilai keterlaksanaanpaling rendah, salah satunya dikarenakansiswa sudah tidak lagi untukmemperhatikan intruksi dari guru. Untukitu disarankan: (1) guru pada langkah keempat tersebut dapat lebih memperhatikankondisi siswa supaya intruksi yangdisampaikan terserap dengan jelas, (2)sebelum pembelajaran dimulai sebaiknyasiswa diberi tugas untuk mencari danmembaca referensi tentang materi yangakan dipelajari terlebih dahulu. Dimanahal ini dapat menambah pengetahuan awalsiswa, (3) bagi peneliti dengan menambahobserver untuk menilai afektif siswasehingga satu kelompok mempunyai satuobserver.

2; Dalam penilaian kemampuan pemecahanmasalah siswa pada langkah memahamimasalah dan memeriksa kembali hasil,masih perlu dikembangkan. Untuk itudisarankan: (1) sebelum pembelajarandimulai sebaiknya siswa diberikan wacanaterlebih dahulu tentang beberapa fenomenaalam atau masalah dalam kehidupansehari-hari yang berkaitan dengan materiyang akan dipelajari disetiap pertemuan,(2) siswa diberikan tugas untuk mengamatifenomena-fenomena alam terkait materiyang akan dipelajari secara langsung danmencatat masalah-masalah yang belumdimengerti dari fenomena tersebutsehingga siswa dapat menyimpulkan atasapa yang dilihatnya.

DAFTAR PUSTAKAAunurrahman. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Murniati, M Nasir. 2009. ImplementasiManajemen Strategik dalamPemberdayaan SMK. Bandung:Cipta Pustaka Media Printis.

Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta

Yurnetti, J. (2002). “PembelajaranKooperatif Sebagai Model

Page 6: Jurnal

Alternatif dalam Pembelajaran Fisika”. Jurnal Fisika HFI. B5,(0561), 1-4 diakses 9 Januari 2014