jurnal

22
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAN MAKAN SISWI RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL NEGERI 3 TELADAN BUKITTINGGI TAHUN 2012 Nelfi Fitria*, Jhon Amos** ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi. Studi pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 20 orang siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi didapatkan 56,6% siswi yang memiliki kebiasaan makan yang kurang baik. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 terhadap siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi dengan jumlah populasi 342 orang dan tekhnik pengambilan sampel secara Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 75 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian diperoleh, kebiasaan makan siswi kurang baik sebanyak 69,3%, pendidikan orang tua yang rendah sebanyak 14,7%, pekerjaan orang tua yang tidak tetap sebanyak 62,7%, pengetahuan gizi yang kurang baik sebanyak 37,3% dan persepsi tubuh yang kurang baik sebanyak 44%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dan persepsi tubuh dengan kebiasaan makan siswi. *Mahasiswi Gizi Poltekkes Kemenkes Padang **Staf Pengajar Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pengertian remaja menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum dan perkembangan kognitif serta sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara usia 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja

description

Jurnal penelitian KTI

Transcript of jurnal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAN MAKAN SISWI RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL NEGERI 3 TELADAN BUKITTINGGI TAHUN 2012

Nelfi Fitria*, Jhon Amos**

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi. Studi pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 20 orang siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi didapatkan 56,6% siswi yang memiliki kebiasaan makan yang kurang baik. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 terhadap siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi dengan jumlah populasi 342 orang dan tekhnik pengambilan sampel secara Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 75 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian diperoleh, kebiasaan makan siswi kurang baik sebanyak 69,3%, pendidikan orang tua yang rendah sebanyak 14,7%, pekerjaan orang tua yang tidak tetap sebanyak 62,7%, pengetahuan gizi yang kurang baik sebanyak 37,3% dan persepsi tubuh yang kurang baik sebanyak 44%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dan persepsi tubuh dengan kebiasaan makan siswi.

*Mahasiswi Gizi Poltekkes Kemenkes Padang**Staf Pengajar Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

PendahuluanLatar Belakang MasalahPengertian remaja menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum dan perkembangan kognitif serta sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara usia 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir (Marat, 2009 dalam Isnani, 2011: 19).Worthington, Robert (2000) dalam FKMUI (2008: 182) menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja khususnya remaja puteri. Pertumbuhan remaja, meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial, dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja tersebut. Remaja mulai dapat membeli dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar rumah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan remaja adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi remaja tersebut. Karakteristik keluarga diantaranya yaitu pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua. Faktor internal yang mempengaruhi kebiasaan makan remaja yaitu persepsi tubuh remaja tersebut (Worthington, Robert, 2000 dalam FKMUI, 2008: 182)Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan gizi menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi gizi yang memadai. Pendidikan orang tua yang tinggi diharapkan akan memberi dampak terhadap konsumsi anaknya (FKMUI, 2008: 186-187). Pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan makan keluarga. Orang tua yang bekerja mengakibatkan terjadi peningkatan ketergantungan terhadap makanan cepat saji (fast food) dari luar rumah yang cara penyediaannya dilakukan dengan pemanasan tinggi dan waktu masak yang singkat. Makanan semacam ini cenderung tinggi lemak sehingga merugikan remaja yang mengkonsumsi makanan tersebut (Subardja, 2005 dalam Manurung, 2009: 43).Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi gizi didasarkan atas tiga kenyataan yaitu; (1) status gizi yang cukup penting bagi kesehatan dan kesejahteraan; (2) setiap orang akan cukup gizi jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi; (3) ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi pebaikan gizi (Suhardjo, 1986 dalam FKMUI, 2008: 187).Berkaitan dengan perkembangan fisik, remaja adalah masa ketika seseorang mulai memperhatikan keadaan tubuhnya dan berpengaruh terhadap persepsi mereka tentang tubuh. Hasil penelitian Deni (2008), remaja putri Kota Bogor sebanyak 40% merasa bahwa tubuhnya ideal atau normal, sebanyak 50% merasa tubuhnya kurus, dan 10% merasa tubuhnya gemuk. Padahal berdasarkan perhitungan antropometri, tidak ditemukan remaja yang termasuk dalam status gizi gemuk/overweight. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian remaja memiliki persepsi yang kurang terhadap tubuh sendiri. Mengenai kepuasan terhadap tubuh, sebanyak 60 % remaja merasa kurang puas dengan bentuk tubuhnya sekarang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makannya. Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan dan perilaku dalam memilih makanan. Kebiasaan makan dalam kelompok memberi dampak pada distribusi makanan bagi anggota kelompok (Khumaidi (1994) dalam Manurung 2008: 39).

Studi pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 20 orang siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi didapatkan 56,6% siswi yang memiliki kebiasaan makan yang kurang baik. Sebanyak 55% siswi memiliki frekuensi makan yang kurang dari 3 kali sehari, 55% siswi memiliki kebiasaan makan pagi kurang dari 3 kali dalam seminggu dan 60% siswi memiliki kebiasaan makan jajanan cepat saji 4 sampai 7 kali dalam seminggu. Berdasarkan hal yang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasan makan siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi.

Tujuan PenelitianUntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasan makan siswi R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi.

Tinjauan PustakaRemajaMenurut Marat (2009) dalam Isnani (2011: 19) istilah remaja menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara usia 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir. Masa remaja merupakan jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan dewasa. Masa ini merupakan sebuah dunia yang lengang dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial, dan gizi. Pertumbuhan yang disertai dengan perubahan fisik, memicu berbagai kebingungan (Arisman 2004: 63).

Kebiasaan Makan RemajaKebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan dan perilaku dalam memilih makanan. Kebiasaan makan dalam kelompok memberi dampak pada distribusi makanan bagi anggota kelompok (Khumaidi (1994) dalam Manurung 2008: 39).

Karakteristik KeluargaMenciptkan suatu lingkungan yang sehat dan membentuk perilaku masyarakat yang sehat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pekerjaan, pengetahuan dan pendidikan, besar keluarga, serta lingkungan sosial budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah (keturunan), maupun karena adopsi (pengangkatan) dan tinggal dalam satu rumah tangga (Effendy, 1995 dalam Isnani, 2011: 5).

Pengetahuan Gizi RemajaPengetahuan merupakan hasil tahu atas sesuatu yang diperoleh dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003: 121).

Persepsi tubuhPersepsi tubuh tidak hanya berkaitan dengan aspek penampilan fisik, daya tarik maupun kecantikan tetapi lebih dari itu, yaitu berkaitan dengan gambaran mental, pikiran, perasaan, kesadaran remaja mengenai tubuhnya. Penelitian Kim 2001 menemukan bahwa remaja putri yang memiliki gambaran mental negatif mengenai berat badannya cenderung mengalami depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki gambaran mental positif terhadap tubuhnya (Naimah dan Rahardjo, 2008 dalam Isnani, 2011: 13).Alat ukur yang digunakan untuk menilai persepsi tubuh adalah dengan menggunakan metode Body Shape Quesionnaire (BSQ). BSQ merupakan metode penilaian persepsi tubuh yang dikembangkan oleh Cooper et al. pada tahun 1987. Kuesioner ini terdiri dari 34 pertanyaan mengenai persepsi tubuh dan penampilan seseorang selama 4 minggu terakhir. Skala rentang yang digunakan dalam BSQ adalah rentang 1 (tidak pernah) sampai rentang 6 (selalu) (Goodheart et al., 2011: 84).

Metode PenelitianJenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional study karena variabel independen dan dependen diukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi, penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai bulan Agustus 2012.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi sejumlah 347 orang siswi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa siswi kelas XII tidak diambil sebagai subjek penelitian karena mereka harus mempersiapkan berbagai ujian sebagai syarat kelulusan.Dari hasil perhitungan menggunakan rumus finit diperoleh jumlah sampel sebanyak 75 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling yaitu dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. Berdasarkan rumus didapatkan jumlah sampel pada kelas X sebanyak 36 orang siswi dan jumlah sampel pada kelas XI sebanyak 39 orang siswi. Setelah ditentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas, dilakukan pengambilan sampel secara Simple Ramdom Sampling dimana dengan metode ini tiap unit dalam populasi, mempunyai peluang yang sama terpilih sebagai sampel.Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel yaitu pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengetahuan gizi, persepsi tubuh dan kebiasaan makan.Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variable dependen yaitu hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila p value < 0,05 maka mendapat hubungan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen.

Hasil dan Pembahasan Gambaran Lokasi PenelitianSMA Negeri 3 Bukittinggi terletak di Jalan Prof. M. Yamin, SH Bukittinggi. Sekolah ini dibangun tahun 1957 dengan luas tanah 8008 m2. SMA Negeri 3 Bukittinggi terletak di samping Terminal Aur Kuning yang merupakan pusat keramaian kota Bukittinggi. Posisi SMA 3 Bukittinggi yang bersebelahan langsung dengan terminal ini membuat pihak sekolah memberi julukan kepada SMA Negeri 3 Bukittinggi sebagai Berlian di Sisi Terminal.Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 56 guru dan 13 orang tata usaha. R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi memiliki murid sebanyak 654 murid dengan rincian:Tabel 1Jumlah Siswa R-SMA BI Negeri 3 Teladan Bukittinggi Tahun Ajaran 2011/2012KelasLaki-lakiPerempuanJumlah

X68164232

XI35183218

XII47157204

Jumlah150504654

Hasil PenelitianKebiasaan Makan SiswiKebiasaan makan siswi dikategorikan menjadi dua yaitu baik (mean) dan tidak baik (