Jurnal

8
JOURNAL READING Protokol untuk sebuah multisenter, prospektif, studi kohort yang berdasarkan populasi dari variasi praktik kolesistektomi dan hasil pembedahan Disusun oleh : ERWIN IMAWAN J510155047 Pembimbing: dr. Bambang Suhartanto, Sp.B KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD DR. HARJONO PONOROGO

description

Jurnal

Transcript of Jurnal

JOURNAL READINGProtokol untuk sebuah multisenter, prospektif, studi kohort yang berdasarkan populasi dari variasi praktik kolesistektomi dan hasil pembedahan

Disusun oleh :

ERWIN IMAWANJ510155047

Pembimbing:

dr. Bambang Suhartanto, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RSUD DR. HARJONO PONOROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015Protokol untuk sebuah multisenter, prospektif, studi kohort yang berdasarkan populasi dari variasi praktik kolesistektomi dan hasil pembedahanABSTRAK

Pendahuluan : Kolesistektomi adalah salah satu dari operasi bedah umum yang sering dilakukan. Meskipun merupakan lini pertama, kolesistektomi telah terbukti membantu penanganan penyakit kandung empedu yang spesifik, yang dalam praktiknya dapat berbeda di antara dokter bedah dengan rumah sakit satu dengan yang lain. Hal itu tidak diketahui apakah variasi tersebut dapat berbeda pada hasil pembedahan yang tertera pada rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk menulusuri hasil pembedahan kolesistektomi yang dikelompokkan dalam kelompok akut, terpilih, dan tertunda dengan multisenter, kontemporer, prospektif, dan kohort yang berdasarkan populasi.Metode dan analisis : Rumah sakit di Inggris Raya dan Irlandia menunjukkan kolesistektomi dimanfaatkan para pelaku riset yang terlatih secara kolaboratif, dalam dua bulan secara berurutan, dan data pasien dewasa akan diinput. Hasil utama akan menilai semua penyebab rerata kontrol rutin selama 30 hari dan akan digunakan pada penelitian. Rerata komplikasi hari ketiga puluh, rerata kebocoran cairan empedu, jejas saluran empedu yang tersering, advis untuk pembedahan terbuka, durasi pembedahan dan lamanya perawatan akan dinilai sebagai data sekunder. Data prospektif pada lebih 8000 prosedur merupakan strategi antisipasi. Rumah sakit swasta akan di survei untuk menentukan kebijakan lokal dan standar pelayanan. Variasi pada hasil akan ditelusuri menggunakan model regresi untuk menganalisa kesalahan.Etik dan penyebarluasan : Persetujuan etik penelitian tidak diperlukan untuk penelitian ini dan telah dikonfirmasi oleh alat pemindai secara online National Research Ethics Service (NRES). Naskah pelitian ini akan menulusuri bagaimana ketetapan tingkatan pembedahan rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada pasien menggunakan metode cross sectional. Hasil tersebut murni untuk diberitahukan kepada kelompok komesioner dan perubahan diterapkan bersama pelayanan kesehatan nasional. Penyebarluasan protokol penelitian diutamakan melalui kolaborasi para pelaku penelitian riset yang terlatih dan ikatan dokter bedah saluran cerna bagian atas. Masing-masing pusat pelayanan akan mendapatkan akses terhadap akses terhadap hasil mereka dan hasil kolektif penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada konferensi bedah yang berhubungan.

A. Pendahuluan Kolesistektomi adalah salah satu dari kebanyakan pembedahan umum yang dilakukan di Inggris. Inggris sendiri tidak kurang dari 66.000 kolesistektomi telah dilakukan selama 2011-2012[1]. Pasien tersebut dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: 1) Keluhan akut dengan penyakit bilier dan kolesistektomi dilakukan selama keluhan akut tersebut masih terjadi. 2) Indikasi dilakukannya kolesistektomi direncanakan oleh dokter keluarga masing-masing dan secara rutin dimasukkan ke dalam daftar tunggu operasi (grup terpilih) dan 3) Seluruh kolesistektomi lain yang direncanakan dilakukan secara terpilih yang dimana sebelumnya memiliki indikasi bedah dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kandung empedu.

Penatalaksanaan dari penyakit kandung empedu dengan berbagai kondisi dan pengelompokkan seperti akut, terpilih dan operasi tertunda memiliki variasi yang luas diantara setiap dokter dan rumah sakit[2-4]. Lini pertama terbukti bahwa mendukung peran dan keamanan dari kolesistektomi secara laparoskopi yang dini atau akut pada kolik bilier, kolesistitis dan batu pakreatitis [5-10]. Data tingkat populasi dari statistik episode rumah sakit dan sebuah riset dari Skotlandia, keduanya menduga bahwa operasi yang terlalu cepat dan dalam kondisi akut dapat berhubungan dengan hasil pembedahan yang tidak baik[2,3]. Penelitian tersebut juga menduga bahwa perbedaan hasil mungkin berhubungan dengan kualitas dan tipe rumah sakit[2,3].

Perbedaan dari hasil pembedahan sudah biasa digunakan untuk mengukur kualitas dan layanan kesehatan seperti control kembali, operasi berulang dan mortalitas. Sebagian lagi menunjukkan bahwa penurunan dari kontrol kembali akan menurunkan biaya berkunjung ke rumah sakit dan akan meningkat kepuasan pasien[11]. Penyebab kontrol kembali setelah kolesistektomi belum begitu diketahui, hasilnya juga tetap bergantung pada tipe rumah sakit, jumlah kasus, dan apakah pasien tersebut pada kelompok yang akut, terpilih, atau operasi yang tertunda dilakukan[12].

Peningkatan kemungkinan bahwa bukti percobaan dari prosedur operasi yang biasa tidak mencakup seluruh populasi, kohort non-trial. Selain itu perbedaan pada hasil pasien mungkin juga berhubungan dengan standar pelayanan rumah sakit. Faktor-faktor tersebut punya dampak penting pada pasien dan pelayanan kesehatan nasional, khususnya sebagai data yang sebagian digunakan untuk informasi keputusan komisioner. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, mengapa banyak variasi terjadi pada pelayanan kesehatan nasional, atau apa dampak dari variasi tersebut pada hasil penelitian.

B. Diskusi

Variasi pada hasil mengikuti kebanyakan prosedur bedah yang seperti halnya kolesistektomi yang merupakan perhatian untuk pelayanan kesehatan nasional. Penulisan ini menerangkan protokol untuk sebuah penelitian untuk menulusuri bagaimana ketetapan pembedahan sesuai tipe rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada pasien menggunakan metodologi cross sectional. Hasil dari audit murni untuk menginformasi pelaksana pelayanan sesuai kelompok dan menerapkan perubahan bersamaan pelayanan kesehatan nasional. Apalagi pengembangan konsultan seluruh Inggris memperbolehkan jaringan peneliti baru yang dapat bekerja sama pada penelitian lebih lanjut.

C. Etik dan penyebarluasan

Proposal penelitian tidak akan berdampak pada klinik perawatan dan membandingkan hasil untuk menggambarkan standar audit. Persetujuan etik tidak diperlukan pada penelitian ini dan telah dikonfirmasi secara online oleh alat pemindai NRES (http://www.hra-decisiontools.org.uk/research/). Hal ini telah didukung oleh konfirmasi penulisan dan saran dari direktur riset dan pengembangan pada yayasan pelayanan kesehatan Universitas Hospitals Birmingham, Inggris. penelitian akan didaftarkan sebagai audit klinis atau evaluasi pelayanan pada rumah sakit yang terlibat. Inform consent tidak dianggap perlu dan penyertaannya dalam penelitian tidak akan menjadi resiko apapun untuk diri pasien.Metodologi secara umum yang dikolaborasikan mendasari penyebarluasan protokol dan pihak-pihak yang terkait yang direkrut telah dijelaskan sebelumnya[13]. Protokol akan disebarluaskan terutama melalui para peneliti riset yang terlatih secara kolaboratif (http://www.asit.org/resources/collaborative), anggota dari ikatan dokter bedah yang sedang dilatih (ASIT; http://www.asit.org), AUGIS (http://www.augist.org) dan melalui schoolofsurgery.org (http://www.schoolofsurgery.org). Seorang konsultan bedah akan ditunjuk oleh masing-masing rumah sakit untuk memfasilitasi koordinasi penelitian. Alat kolektif dokumen dan data protokol akan disediakan secara online (http://www.choles-study.org). Pusat mandiri akan mempunyai akses pada hasil mereka sendiri dan hasil kolektif pada penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada konferensi bedah yang bersangkutan. Hasil ini dapat kemudian digunakan untuk informasi pengawasan dan penerapan perubahan bersama pelayanan kesehatan nasional.