JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA -...

1
JAGA KEBUGARAN : Olahraga aerobik seperti bersepeda, bermanfaat menjaga kebugaran saat puasa. MI/ ROMMY PUJIANTO B ANYAK orang menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Sebenarnya, kebiasaan itu keliru. Terlalu sering bermalas-malasan justru membuat tubuh lesu. ‘’Tubuh manusia didesain untuk bergerak aktif, baik puasa atau tidak,’’ ujar pakar kebugaran, dr Phaidon L Toruan, di Jakarta beberapa waktu lalu. Karena itu, lanjut Phaidon, puasa seharusnya tidak menghalangi orang untuk tetap bugar dan beraktivitas seperti biasa. Kuncinya adalah olahraga dan asupan nutrisi yang tepat. Phaidon menerangkan, olahraga bermanfaat melatih sistem kardiovaskular. Dengan demikian sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan tubuh pun lebih sehat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar olahraga saat puasa bisa berjalan dengan baik. Pertama, perlu dipertimbangkan apakah kita terbiasa olahraga atau tidak. Kalau tidak biasa, sebaiknya mulai dengan olahraga ringan seperti jalan kaki. ’’Sedang untuk yang sudah terbiasa berolahraga, lakukan sesuai kebiasaan, namun kurangi intensitasnya,’’ jelas Phaidon. Olahraga sebaiknya dimulai pada hari ketiga atau keempat puasa. Saat itu diharapkan tubuh telah beradaptasi dengan kondisi puasa. Jadwalnya, Phaidon menyarankan pada sore hari menjelang berbuka. Lakukan olahraga paling tidak 30 menit sebelum berbuka dengan aerobik ringan seperti jalan cepat, lari santai, atau bersepeda. “Jika kita berolahraga berat sebelum berbuka, gula darah dalam tubuh tidak akan cukup untuk menyuplai energi yang dibutuhkan. Jika dipaksakan, bisa- bisa berakibat pingsan,” kata Phaidon. Dengan berolahraga sebelum berbuka, cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas dalam olahraga akan segera tergantikan ketika waktu berbuka tiba tak lama setelah olahraga selesai dilakukan. Segera batalkan puasa dengan air putih saat azan berkumandang. Jika ingin latihan beban, sebaiknya dilakukan sesudah buka puasa. Ini karena sistem energi tubuh saat latihan beban lebih banyak memakai glikogen otot sebagai energi. Phaidon juga mengingatkan agar tetap bisa mempertahankan kebugaran saat puasa, selain olahraga seseorang juga memerlukan asupan gizi yang sehat. Soal ini, spesialis gizi klinik RS Medistra Jakarta, dr Cindiawaty Pudjiadi SpGK mengungkapkan, setiap saat tubuh membutuhkan zat-zat gizi. ’’Itu harus disadari. Jadi, walaupun masih mengantuk waktu sahur, konsumsi makanan bergizi cukup supaya selama puasa tubuh tidak kekurangan zat-zat gizi yang dibutuhkan,’’ jelas Cindi.(S-3) [email protected] Eni Kartinah Jurus Bugar saat Puasa Puasa tidak berarti tubuh loyo. Olahraga dan asupan nutrisi lengkap menjadi kunci agar tubuh tetap bugar. MOMEN sahur dan berbuka perlu dioptimalkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi saat puasa. Berikut beberapa tips dari spesialis gizi dr Cindiawaty Pudjiadi dalam menyusun menu: Makanan waktu sahur sebaiknya lengkap, mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Jangan lupa konsumsi sayur dan buah saat sahur. Saat sahur hindari kopi serta teh. Pasalnya, keduanya berefek diuretik (merangsang buang air kecil) sehingga tubuh bisa kekurangan cairan. Saat berbuka awali dengan konsumsi minuman manis atau buah untuk mengembalikan tenaga dengan segera. Untuk menu utama harus bergizi lengkap, mencakup sumber karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah. Variasikan ragam jenis bahan makanan, sesuaikan komposisi dan jumlah makanan sesuai kebutuhan tubuh. (Nik/S-3) TIPS Sahur dan Buka Cukup Gizi Jelang Ramadan | 33 JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA | EDISI KHUSUS PERUSAHAAN pengiriman dan pendistribusian JNE menaruh perhatian serius terhadap perkembangan industri-industri lokal, khususnya produsen makanan daerah. Sebagai bentuk dari perhatian tersebut, pada Kamis (4/8) JNE akan meluncurkan produk baru yang sekaligus menjadi unggulannya, yakni Pesona. Pesona, menurut Marketing Director JNE Mohamad Feriadi, merupakan singkatan dari Pesanan Oleh-Oleh Nusantara. Melalui produk tersebut, Feriadi menuturkan, JNE akan memberikan layanan pengiriman berbagai jenis makanan dari daerah asal ke tempat para pelanggannya berada. Terobosan tersebut, menurut dia, dapat dijadikan sebagai cara untuk dapat menikmati produk-produk khas daerah di Indonesia. “Kami sengaja meluncurkan produk ini pada saat-saat menjelang Ramadan karena kami menyadari betul bahwa bulan tersebut erat kaitannya dengan makanan dan kampung halaman,” tuturnya. Selain berniat menghadirkan berbagai sajian khas daerah ke meja makan para pelanggannya di mana pun berada, Feriadi menjelaskan layanan Pesona juga digagas dengan semangat mengangkat produk-produk lokal daerah hingga ke tingkat nasional. JNE, sambung dia, juga ingin berperan dalam upaya peningkatan daya saing pelaku usaha kecil dan menengah terutama di sektor industri makanan dan kerajinan. “Pesona juga bukan sekadar ditujukan bagi produk-produk lokal berupa makanan, tapi juga kerajinan yang merupakan khas daerah tersebut.” Berangkat dari semangat itu pulalah, Feriadi mengungkapkan, JNE menjamin harga makanan atau kerajinan khas daerah itu dapat diperoleh konsumennya dengan harga yang sama seperti harga jual di produsennya. Pengembangan dari layanan Pesona, menurut Feriadi, adalah Pesona Suka-Suka. Layanan itu memungkinkan pelanggan JNE memperoleh produk khas daerah di luar dari yang ada di brosur JNE. “Jadi, asal pelanggan menyebutkan lokasi penjualan barang dengan lengkap, JNE siap menghadirkan produk lokal itu ke hadapan Anda,” pungkasnya. (Nur/S-4) JNE Perluas Jangkauan Produk Kuliner Lokal

Transcript of JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA -...

Page 1: JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2010-07-30/mediaindonesia... · membuat tubuh lesu. ‘’Tubuh manusia didesain untuk

JAGA KEBUGARAN : Olahraga aerobik seperti bersepeda, bermanfaat menjaga kebugaran saat puasa.MI/ ROMMY PUJIANTO

BANYAK orang menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Sebenarnya, kebiasaan itu keliru. Terlalu

sering bermalas-malasan justru membuat tubuh lesu.

‘’Tubuh manusia didesain untuk bergerak aktif, baik puasa atau tidak,’’ ujar pakar kebugaran, dr Phaidon L Toruan, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Karena itu, lanjut Phaidon, puasa seharusnya tidak menghalangi orang untuk tetap bugar dan beraktivitas seperti biasa. Kuncinya adalah olahraga dan asupan nutrisi yang tepat.

Phaidon menerangkan, olahraga bermanfaat melatih sistem kardiovaskular. Dengan demikian sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan tubuh pun lebih sehat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar olahraga saat puasa bisa berjalan dengan baik. Pertama, perlu dipertimbangkan apakah kita terbiasa olahraga atau tidak. Kalau tidak biasa, sebaiknya mulai dengan olahraga ringan seperti jalan kaki.

’’Sedang untuk yang sudah terbiasa berolahraga, lakukan sesuai kebiasaan, namun kurangi intensitasnya,’’ jelas Phaidon.

Olahraga sebaiknya dimulai pada hari ketiga atau keempat puasa. Saat itu diharapkan tubuh telah beradaptasi dengan kondisi puasa. Jadwalnya,

Phaidon menyarankan pada sore hari menjelang berbuka. Lakukan olahraga paling tidak 30 menit sebelum berbuka dengan aerobik ringan seperti jalan cepat, lari santai, atau bersepeda.

“Jika kita berolahraga berat sebelum berbuka, gula darah dalam tubuh tidak akan cukup untuk menyuplai energi yang dibutuhkan. Jika dipaksakan, bisa-bisa berakibat pingsan,” kata Phaidon.

Dengan berolahraga sebelum berbuka, cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas dalam olahraga akan segera tergantikan ketika waktu berbuka tiba tak lama setelah olahraga selesai dilakukan. Segera batalkan puasa dengan air putih saat azan berkumandang.

Jika ingin latihan beban, sebaiknya dilakukan sesudah buka puasa. Ini karena sistem energi tubuh saat latihan beban lebih banyak memakai glikogen otot sebagai energi.

Phaidon juga mengingatkan agar tetap bisa mempertahankan kebugaran saat puasa, selain olahraga seseorang juga memerlukan asupan gizi yang sehat. Soal ini, spesialis gizi klinik RS Medistra Jakarta, dr Cindiawaty Pudjiadi SpGK mengungkapkan, setiap saat tubuh membutuhkan zat-zat gizi.

’’Itu harus disadari. Jadi, walaupun masih mengantuk waktu sahur, konsumsi makanan bergizi cukup supaya selama puasa tubuh tidak kekurangan zat-zat gizi yang dibutuhkan,’’ jelas Cindi.(S-3)

[email protected]

Eni Kartinah

Jurus Bugar saat PuasaPuasa tidak berarti tubuh loyo. Olahraga dan asupan nutrisi lengkap menjadi kunci agar tubuh tetap bugar.

MOMEN sahur dan berbuka perlu dioptimalkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi saat puasa. Berikut beberapa tips dari spesialis gizi dr Cindiawaty Pudjiadi dalam menyusun menu:

Makanan waktu sahur sebaiknya lengkap, mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.

Jangan lupa konsumsi sayur dan buah saat sahur.

Saat sahur hindari kopi serta teh. Pasalnya, keduanya berefek diuretik (merangsang buang air kecil) sehingga tubuh bisa kekurangan cairan.

Saat berbuka awali dengan konsumsi minuman manis atau buah untuk mengembalikan tenaga dengan segera. Untuk menu utama harus bergizi lengkap, mencakup sumber karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah.

Variasikan ragam jenis bahan makanan, sesuaikan komposisi dan jumlah makanan sesuai kebutuhan tubuh. (Nik/S-3)

TIPS

Sahur dan Buka Cukup Gizi

Jelang Ramadan | 33JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA | EDISI KHUSUS

PERUSAHAAN pengiriman dan pendistribusian JNE menaruh perhatian serius terhadap perkembangan industri-industri lokal, khususnya produsen makanan daerah.

Sebagai bentuk dari perhatian tersebut, pada Kamis (4/8) JNE akan meluncurkan produk baru yang sekaligus menjadi unggulannya, yakni Pesona.

Pesona, menurut Marketing Director JNE Mohamad Feriadi, merupakan singkatan dari Pesanan Oleh-Oleh Nusantara. Melalui produk tersebut, Feriadi menuturkan, JNE akan memberikan layanan pengiriman berbagai jenis makanan dari daerah asal ke tempat para pelanggannya berada.

Terobosan tersebut, menurut dia, dapat dijadikan sebagai cara untuk dapat menikmati produk-produk khas daerah di Indonesia.

“Kami sengaja meluncurkan produk ini pada saat-saat menjelang Ramadan karena kami menyadari betul bahwa bulan tersebut erat kaitannya dengan makanan dan kampung halaman,” tuturnya.

Selain berniat menghadirkan berbagai sajian khas daerah ke meja makan para pelanggannya

di mana pun berada, Feriadi menjelaskan layanan Pesona juga digagas dengan semangat mengangkat produk-produk lokal daerah hingga ke tingkat nasional.

JNE, sambung dia, juga ingin berperan dalam upaya peningkatan daya saing pelaku usaha kecil dan menengah terutama di sektor industri makanan dan kerajinan.

“Pesona juga bukan sekadar ditujukan bagi produk-produk lokal berupa makanan, tapi juga kerajinan yang merupakan khas daerah tersebut.”

Berangkat dari semangat itu pulalah, Feriadi mengungkapkan, JNE menjamin harga makanan atau kerajinan khas daerah itu dapat diperoleh konsumennya dengan harga yang sama seperti harga jual di produsennya.

Pengembangan dari layanan Pesona, menurut Feriadi, adalah Pesona Suka-Suka. Layanan itu memungkinkan pelanggan JNE memperoleh produk khas daerah di luar dari yang ada di brosur JNE.

“Jadi, asal pelanggan menyebutkan lokasi penjualan barang dengan lengkap, JNE siap menghadirkan produk lokal itu ke hadapan Anda,” pungkasnya. (Nur/S-4)

JNE Perluas JangkauanProduk Kuliner Lokal