GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2011-10-30/mediaindonesia... ·...

1
UNTUK menghasilkan produk- produk ramah lingkungan, diakui Yuwono Imanto, Marketing Director PT Propan raya, tidaklah murah. “Dibutuhkan investasi besar, tetapi sebetulnya tergantung ke- sadaran pemilik perusahaan akan lingkung an. Sebab, ke depannya justru produk-produk tidak ramah lingkungan yang akan terpojok,” kata Yuwono. Jadi, lanjutnya, perusahaan cat yang berdiri sejak 1979 itu sudah mencuri start sejak 10 tahun lalu dalam memproduksi produk ramah lingkungan, mengingat isu hijau di dunia saat ini sangat gencar. Awalnya memang perlu biaya besar, tetapi kini produk-produk yang dihasilkan berada di kelas premium. Lebih lanjut, Yuwono menjelaskan sejak awal PT Propan didirikan 32 tahun lalu, pendiri perusahaan Dr Hendra Adidarma, alumnus Tech- nicshe Universitaet Stuttgart, Jerman, sudah concern terhadap lingkungan dan menjaga pengolahan limbah pabrik supaya tidak mencemari lingkungan. Selain itu, tambahnya, bahan baku dan teknologi dari Eropa yang digunakan perusahaan sudah men- jadi tuntutan para konsumen dan pemerintah Jerman. “Jadi dari awal kami sudah berorientasi ke green,” ujar Yuwono lagi. Kris menambahkan sebelum mendapatkan sertikasi hijau dari Singapura, Propan sudah lebih dulu meraih ISO 14001: 2004. Ketika ditanya mengapa bukan Indonesia yang memberikan sertikasi hijau buat produk-produknya, Kris men- jelaskan sampai saat ini Indonesia belum memiliki lembaga untuk melakukan itu. “Yang ada dari Kementerian Lingkungan Hidup, tetapi itu lebih pada proses produksinya yang tidak boleh mencemari lingkungan, se- dangkan untuk produk belum ada. Tetapi dalam ISO itu juga sudah mencakup produk,” ujar Kris. Gerakan hijau Selain berkomitmen mem- produksi produk ramah lingkung- an, Propan juga ikut aktif dalam mendukung gerakan hijau (green movement). Kepedulian Propan terhadap gerakan hijau diwujudkan lewat Bionic Farm, sebuah perusahaan yang bergerak di pertanian or- ganik. “Lewat perusahaan itu kami mengajarkan dan mendorong masyarakat untuk melestarikan lingkungan serta mengonsumsi makanan sehat berbasis organik,” ujar Yoyok Setio Hermanto, ofce management manager perusahaan tersebut. Menurut Yoyok yang juga pe- nanggung jawab green community di perusahaan, pihaknya menerapkan hemat listrik di kantor, mengajak perusahaan-perusahaan di seki- tarnya berperilaku hijau dengan cara menanam, membagi, dan mem- bibit pohon. “Pohon-pohon yang biasa kami bagi, antara lain palem, trembesi, pohon asem. Kami sudah membagi ribuan pohon di wilayah Tangerang, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” jelas- nya. (Ros/M-2) - a y g k m li m u m te na pe he pe ta car bib bag po rib Jaw nya B ANGUNAN rumah, per- kantoran, hotel, atau ge- dung lainnya tampak kurang indah bila tidak dicat. Perpaduan warna cat memberi keindahan tersendiri dalam setiap bangunan. Namun, tahukah Anda, sebagian besar cat ternyata menggunakan bahan-bahan kimia tidak ramah lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan. Misalnya, cat tembok atau cat un- tuk interior yang mengandung alkyl pehnol ethoxilate atau Apeo. Bahan kimia tersebut ternyata berpengaruh negatif terhadap hormon reproduksi manusia. Begitu juga dengan lead chromate, pewarna yang dipakai di cat minyak dan cat air yang dapat menyebabkan kanker. Merkuri dan timbel yang dipakai sebagai pengawet dalam cat air dan minyak dapat menyerang saraf manusia. “Sedangkan volatile organic content (VOC) yang dipakai sebagai pelarut pada cat minyak dan air dapat me- nyebabkan alergi, kanker, iritasi mata dan tenggorokan, serta mencemari lingkungan,” ujar Kris Rianto Adi- darma, Vice President PT Propan Raya, saat mengumumkan perusaha- an cat yang dipimpinnya mendapat sertikasi Green Label dari The Singa- pore Green Labelling Scheme (SGLS), pekan lalu di Jakarta. Sertifikasi hijau Kris menambahkan, bahan kimia formaldehyde, yang kerap dipakai sebagai pengawet dan pengering cat, juga dapat menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa manusia. Bahan-bahan kimia tersebut di- pakai oleh ratusan perusahaan cat untuk interior dan eksterior yang ada di Indonesia. Tetapi PT Propan Raya mulai meninggalkan bahan-bahan berba- haya tersebut sejak satu dekade lalu dan menggantinya ke material yang ramah lingkungan dan aman buat kesehatan. Karena itulah, baru-baru ini peme- rintah Singapura memberikan serti- kasi Green Label kepada perusahaan yang terletak di wilayah Tangerang, Banten, tersebut sebagai satu-satunya peraih serikasi itu di antara ratusan produsen cat di Indonesia. Menurut Kris, sertikasi itu diberi- kan secara sukarela oleh Singapore Environment Council (SEC) kepada produsen yang dapat membuktikan bahwa produk-produknya secara signikan ramah lingkungan. “Sertifikat Singapore Green Label ini patut menjadi kebanggaan kita bersama, sebab memperolehnya tidaklah mudah. Tim sertifikasi harus melakukan penelitian dan uji coba dengan 18 kriteria yang sangat ketat,” jelas Kris. Salah satunya, lanjutnya, bahan- bahan kimia yang dipakai harus ramah lingkungan, tidak menggu- nakan logam berat, tidak berbau, dan pengolahan limbahnya pun tidak mencemari lingkungan. Selain itu, sistem manajemen ling- kungan, pengolahan limbah, dan kualitas udara sekitar pabrik juga terus diaudit oleh lembaga interna- sional. Singapore Green Label Scheme (SGLS), lanjut Kris, juga anggota Internasional Global Ecolabelling Network (GEN) yang diluncurkan pada Mei 1992. Lembaga tersebut bertujuan mendukung produk- produk dan jasa bagi konsumen yang memiliki efek baik terhadap lingkungan. “SEC telah menyertifikasi lebih dari seribu produk-produk industri dan konsumen yang ramah ling- kungan. Hal ini telah membuktikan bahwa produk-produk berlabel hijau (green) lebih mudah diterima kon- sumen atau rekan bisnis,” tambah Kris lagi. Kris mengatakan salah satu tujuan sertifikasi hijau dari SGLS adalah membantu masyarakat untuk lebih mudah mengidentifikasi produk- produk ramah lingkungan yang telah ditetapkan oleh badan sertifikasi tersebut. Produk-produk Propan yang su- dah mendapat sertikasi label hijau tersebut, antara lain cat tembok Eco Emulsion (interior). Saat ini, kata Kris lagi, untuk produk-produk cat eksterior juga sedang dalam proses sertikasi hijau. “Produk kami dinyatakan ramah lingkungan karena kadar VOC-nya not detecting (ND), artinya lebih kecil daripada reporting limit,” jelas Kris. (M-2) [email protected] Cat Ramah Lingkungan, Sehat dan Aman Investasi Dulu, Pasar Direngkuh Kemudian Diam-diam cat berpotensi meracuni karena kandungannya tidak hanya berbahaya bagi manusia, tapi juga alam. ROSMERY SIHOMBING MINGGU, 30 OKTOBER 2011 8 G REEN CONCERN LIMBAH: Instalasi pengolahan limbah PT Propan Raya. Sertifikasi hijau yang diberikan Singapore Green Label Scheme (SGLS) juga mengaudit sistem pengolahan limbah dan kualitas udara di sekitar pabrik. HIJAU: Proses filling kedalam kaleng cat yang sudah di- sterilkan di pabrik cat PT Propon Raya, Tangerang, Jumat. (28/10). Cat tembok Eco Emulsion yang diproduksi pabrik ini telah mendapat sertifikasi hijau. DOK PT PROPAN RAYA BIBIT: Abdul Muthalib, Kepala Regu Gardener PT Propan Raya sedang merawat bibit-bibit tanaman yang akan digunakan pada berbagai kegiatan penghijauan di sekitar lokasi pabrik. MI/RULLY FIRDAUS Gedung Balai Kota DKI Jakarta dan Gedung Kementerian Pekerjaan Umum sedang dibangun dengan konsep bangunan hijau. Fakta Hijau! GEDUNG HIJAU, HEMAT ENERGI HINGGA 40% K ini, klaim tentang hijau tak bisa lagi sekadar jargon. Sebutan tentang gedung yang diklaim bersahabat dengan lingkungan harus dibuktikan dan bisa dikuantifikasi. Sejak tiga tahun lalu, Green Building Council Indonesia (GBCI), sebuah lembaga nonprofit, mengambil peran dalam sertifikasi gedung hijau. Sertifikasi yang disebut sebagai Greenship ini menggaransi bangunan bisa menghemat energi hingga 40% jika dibandingkan dengan bangunan tanpa sertifikasi. Penilaian dilakukan secara objektif pada upaya penghematan air, listrik serta material yang digunakan. Gedung yang melamar untuk sertifikasi ini dapat berupa bangunan yang telah berdiri maupun yang masih dalam proses perencanaan pembangunan. Salah satu penilaian yang dilakukan pada bangunan hotel, misalnya, air bekas pencucian laundry, apakah telah diolah dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kehadiran sertifikasi ini diharapkan juga dapat mendukung upaya Indonesia menekan emisi karbon nasional hingga 26% pada 2020. Ingin tahu apakah gedung kantor Anda juga bisa berlabel hijau? Cari tahu jawabannya dalam diskusi di Green Radio. Sampaikan juga pertanyaan Anda melalui SMS di 081381000892 atau telepon di 021-85909946/47. (M-2) MI/RULLY FIRDAUS

Transcript of GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2011-10-30/mediaindonesia... ·...

Page 1: GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2011-10-30/mediaindonesia... · besar cat ternyata menggunakan bahan-bahan kimia tidak ramah lingkungan dan berdampak

UNTUK menghasilkan produk-produk ramah lingkungan, diakui Yuwono Imanto, Marketing Director PT Propan raya, tidaklah murah.

“Dibutuhkan investasi besar, tetapi sebetulnya tergantung ke-sadaran pemilik perusahaan akan lingkung an. Sebab, ke depannya justru produk-produk tidak ramah lingkungan yang akan terpojok,” kata Yuwono.

Jadi, lanjutnya, perusahaan cat yang berdiri sejak 1979 itu sudah mencuri start sejak 10 tahun lalu dalam memproduksi produk ramah lingkungan, mengingat isu hijau di dunia saat ini sangat gencar. Awalnya memang perlu biaya besar, tetapi kini produk-produk yang dihasilkan berada di kelas premium.

Lebih lanjut, Yuwono menjelaskan

sejak awal PT Propan didirikan 32 tahun lalu, pendiri perusahaan Dr Hendra Adidarma, alumnus Tech-nicshe Universitaet Stuttgart, Jerman, sudah concern terhadap lingkungan dan menjaga pengolahan limbah pabrik supaya tidak mencemari lingkungan.

Selain itu, tambahnya, bahan baku dan teknologi dari Eropa yang digunakan perusahaan sudah men-jadi tuntutan para konsumen dan pemerintah Jerman. “Jadi dari awal kami sudah berorientasi ke green,” ujar Yuwono lagi.

Kris menambahkan sebelum mendapatkan sertifi kasi hijau dari Singapura, Propan sudah lebih dulu meraih ISO 14001: 2004. Ketika ditanya mengapa bukan Indonesia yang memberikan sertifi kasi hijau

buat produk-produknya, Kris men-jelaskan sampai saat ini Indonesia belum memiliki lembaga untuk melakukan itu.

“Yang ada dari Kementerian Lingkungan Hidup, tetapi itu lebih pada proses produksinya yang tidak boleh mencemari lingkungan, se-dangkan untuk produk belum ada. Tetapi dalam ISO itu juga sudah mencakup produk,” ujar Kris.

Gerakan hijauSelain berkomitmen mem-

produksi produk ramah lingkung-an, Propan juga ikut aktif dalam mendukung gerakan hijau (green movement).

Kepedulian Propan terhadap gerakan hijau diwujudkan lewat Bionic Farm, sebuah perusahaan

yang bergerak di pertanian or-ganik. “Lewat perusahaan itu kami mengajarkan dan mendorong masyarakat untuk melestarikan lingkungan serta mengonsumsi makanan sehat berbasis organik,” ujar Yoyok Setio Hermanto, offi ce management manager perusahaan tersebut.

Menurut Yoyok yang juga pe-nanggung jawab green community di perusahaan, pihaknya menerapkan hemat listrik di kantor, mengajak perusahaan-perusahaan di seki-tarnya berperilaku hijau dengan cara menanam, membagi, dan mem-bibit pohon.

“Pohon-pohon yang biasa kami bagi, antara lain palem, trembesi, pohon asem. Kami sudah membagi ribuan pohon di wilayah Tangerang, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” jelas-nya. (Ros/M-2)

-a

ygkmlimumte

napehepetacarbib

“bagporibJawnya

BANGUNAN rumah, per-kantoran, hotel, atau ge-dung la innya tampak kurang indah bila tidak

dicat. Perpadu an warna cat memberi keindahan tersendiri dalam setiap bangunan.

Namun, tahukah Anda, sebagian besar cat ternyata menggunakan bahan-bahan kimia tidak ramah lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan.

Misalnya, cat tembok atau cat un-tuk interior yang mengandung alkyl pehnol ethoxilate atau Apeo. Bahan kimia tersebut ternyata berpengaruh negatif terhadap hormon reproduksi manusia.

Begitu juga dengan lead chromate, pewarna yang dipakai di cat minyak dan cat air yang dapat menyebabkan

kanker. Merkuri dan timbel yang dipakai sebagai pengawet dalam cat air dan minyak dapat menyerang saraf manusia.

“Sedangkan volatile organic content (VOC) yang dipakai sebagai pelarut pada cat minyak dan air dapat me-nyebabkan alergi, kanker, iritasi mata dan tenggorokan, serta mencemari lingkungan,” ujar Kris Rianto Adi-darma, Vice President PT Propan Raya, saat mengumumkan perusaha-an cat yang dipimpinnya mendapat sertifi kasi Green Label dari The Singa-pore Green Labelling Scheme (SGLS), pekan lalu di Jakarta.

Sertifikasi hijauKris menambahkan, bahan kimia

formaldehyde, yang kerap dipakai sebagai pengawet dan pengering cat, juga dapat menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa manusia.

Bahan-bahan kimia tersebut di-pakai oleh ratusan perusahaan cat untuk interior dan eksterior yang ada di Indonesia.

Tetapi PT Propan Raya mulai meninggalkan bahan-bahan berba-haya tersebut sejak satu dekade lalu dan menggantinya ke material yang ramah lingkungan dan aman buat kesehatan.

Karena itulah, baru-baru ini peme-

rintah Singapura memberikan serti-fi kasi Green Label kepada perusahaan yang terletak di wilayah Tangerang, Banten, tersebut sebagai satu-satunya peraih serifi kasi itu di antara ratusan produsen cat di Indonesia.

Menurut Kris, sertifi kasi itu diberi-kan secara sukarela oleh Singapore Environment Council (SEC) kepada produsen yang dapat membuktikan bahwa produk-produknya secara signifi kan ramah lingkungan.

“Sertifikat Singapore Green Label ini patut menjadi kebanggaan kita bersama, sebab memperolehnya tidaklah mudah. Tim sertifikasi harus melakukan penelitian dan uji coba dengan 18 kriteria yang sangat ketat,” jelas Kris.

Salah satunya, lanjutnya, bahan-bahan kimia yang dipakai harus ramah lingkungan, tidak menggu-nakan logam berat, tidak berbau, dan pengolahan limbahnya pun tidak mencemari lingkungan.

Selain itu, sistem manajemen ling-kungan, pengolahan limbah, dan kualitas udara sekitar pabrik juga terus diaudit oleh lembaga interna-sional.

Singapore Green Label Scheme (SGLS), lanjut Kris, juga anggota Internasional Global Ecolabelling Network (GEN) yang diluncurkan

pada Mei 1992. Lembaga tersebut bertujuan mendukung produk-produk dan jasa bagi konsumen yang memiliki efek baik terhadap lingkungan.

“SEC telah menyertifikasi lebih dari seribu produk-produk industri dan konsumen yang ramah ling-kungan. Hal ini telah membuktikan bahwa produk-produk berlabel hijau (green) lebih mudah diterima kon-sumen atau rekan bisnis,” tambah Kris lagi.

Kris mengatakan salah satu tujuan sertifikasi hijau dari SGLS adalah membantu masyarakat untuk lebih mudah mengidentifikasi produk-produk ramah lingkungan yang telah ditetapkan oleh badan sertifikasi tersebut.

Produk-produk Propan yang su-dah mendapat sertifi kasi label hijau tersebut, antara lain cat tembok Eco Emulsion (interior). Saat ini, kata Kris lagi, untuk produk-produk cat eksterior juga sedang dalam proses sertifi kasi hijau.

“Produk kami dinyatakan ramah lingkungan karena kadar VOC-nya not detecting (ND), artinya lebih kecil daripada reporting limit,” jelas Kris. (M-2)

[email protected]

Cat Ramah Lingkungan,

Sehat dan Aman

Investasi Dulu, Pasar Direngkuh Kemudian

Diam-diam cat berpotensi

meracuni karena kandungannya

tidak hanya berbahaya bagi

manusia, tapi juga alam.

ROSMERY SIHOMBING

MINGGU, 30 OKTOBER 20118 GREEN CONCERN

LIMBAH: Instalasi pengolahan limbah PT Propan Raya. Sertifikasi hijau yang diberikan Singapore Green Label Scheme (SGLS) juga mengaudit sistem pengolahan limbah dan kualitas udara di sekitar pabrik.

HIJAU: Proses filling kedalam kaleng cat yang sudah di-sterilkan di pabrik cat PT Propon Raya, Tangerang, Jumat. (28/10). Cat tembok Eco Emulsion yang diproduksi pabrik ini telah mendapat sertifikasi hijau.

DOK PT PROPAN RAYA

BIBIT: Abdul Muthalib, Kepala Regu Gardener PT Propan Raya sedang merawat bibit-bibit tanaman yang akan digunakan pada berbagai kegiatan penghijauan di sekitar lokasi pabrik.

MI/RULLY FIRDAUS

Gedung Balai Kota DKI Jakarta dan Gedung Kementerian Pekerjaan Umum sedang dibangun dengan konsep bangunan hijau.

FaktaHijau!

GEDUNG HIJAU, HEMAT ENERGI HINGGA 40%

Kini, klaim tentang hijau tak bisa lagi sekadar jargon. Sebutan tentang gedung yang diklaim bersahabat

dengan lingkungan harus dibuktikan dan bisa dikuantifi kasi.

Sejak tiga tahun lalu, Green Building Council Indonesia (GBCI), sebuah lembaga nonprofi t, mengambil peran dalam sertifi kasi gedung hijau.

Sertifi kasi yang disebut sebagai Greenship ini menggaransi bangunan bisa menghemat energi hingga 40% jika

dibandingkan dengan bangunan tanpa sertifi kasi.

Penilaian dilakukan secara objektif pada upaya penghematan air, listrik serta material yang digunakan. Gedung yang melamar untuk sertifi kasi ini dapat berupa bangunan yang telah berdiri maupun yang masih dalam proses perencanaan pembangunan. Salah satu penilaian yang dilakukan pada bangunan hotel, misalnya, air bekas pencucian laundry, apakah telah diolah dan dimanfaatkan

semaksimal mungkin.Kehadiran sertifi kasi ini

diharapkan juga dapat mendukung upaya Indonesia menekan emisi karbon nasional hingga 26% pada 2020.

Ingin tahu apakah gedung kantor Anda juga bisa berlabel hijau?

Cari tahu jawabannya dalam diskusi di Green Radio. Sampaikan juga pertanyaan Anda melalui SMS di 081381000892 atau telepon di 021-85909946/47. (M-2)

MI/RULLY FIRDAUS