JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Pensiunan PNS ... filekasus korupsi Sisminbakum. “Itu...

1
Politik & HAM | 3 JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia PEMERINTAH Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Repu- blik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Rencananya, pengakuan itu akan disampaikan secara tertulis kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berkunjung ke Belanda, pekan depan. Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, mengatakan, hingga saat ini Belanda hanya mengakui kemerdekaan Indonesia baru secara de facto. “Pengakuan kedaulatan akan menjadi salah satu yang penting di sana secara tertulis. Yang patut kita maklumi, pengakuan kemerdekaan belum ada. Yang kita lihat penyerahan kedaulatan,” tutur Faizasyah. Selama ini, sambungnya, pemerintah Belanda hanya meng- akui kemerdekaan Indonesia melalui penyerahan kedaulatan di Istana Dam di Amsterdam seusai Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949. Sejak 2009, kedua pemerintahan telah membicarakan soal pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. (Rin/P-2) Kejagung Pelajari Permohonan Yusril PELAKSANA Tugas Jaksa Agung Darmono mengatakan pihaknya akan mempelajari permintaan mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra yang meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dipanggil sebagai saksi dalam kasus korupsi Sisminbakum. “Itu nanti kami pelajari dalam pengertian sejauh mana hubung- annya dengan tindak pidana,” katanya di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, kemarin. Dijelaskannya, saksi diperiksa atau tidak tergantung pada apakah yang bersangkutan ada hubungan dengan tindak pi- dana yang terjadi atau tidak. “Ada kaitannya atau tidak. Ada relevansinya atau tidak. Maka itu, kami pelajari dulu,” ujarnya menambahkan. (*/P-2) Referendum tidak Usah Terburu-buru WACANA referendum yang diusulkan oleh Sultan Hamengku Buwono X menimbulkan pro-kontra. DPR meminta agar respons terhadap referendum tak dilakukan terburu-buru. “Saya kira begini, saya sudah ke Yogyakarta dan bicara dengan banyak kalangan di sana. Ini masih perlu kajian lebih jauh karena mumpung kita sudah reda dari persoalan-persoalan yang lalu. Jadi, kita sudah bisa fokus pada legislasi. Soal RUU DIY, itu masih perlu dikaji lebih jauh,” ujar Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Anis Matta kepada wartawan di Jakarta, kemarin. Kajian yang dilakukan tidak perlu dilakukan terburu-buru mengingat tidak ada hal yang mendesak dalam kasus DIY. Peng- kajian harus dilakukan secara keseluruhan, termasuk dalam hal status otonomi khusus. Apalagi, ia menilai masih ada perbedaan pendapat yang ditemukannya saat bertanya di lapangan. “Saya sudah ke Yogyakarta, bertanya dengan banyak kalangan. Ternyata masih perlu waktu karena pendapat mereka masih be- ragam,” ujarnya. (Din/P-2) DINAMIKA MI/SUSANTO L EDAKAN pensiun- an PNS bakal terjadi pada 2015. Diperkira- kan, jumlah pensiunan akan mencapai 4,7 juta hingga 4,9 juta jiwa. Angka itu diper- oleh dari data Bank Dunia ten- tang reformasi jabatan publik Indonesia 2010. Para pensiunan itu PNS yang berasal dari 35 kementerian, 85 lembaga dan komisi inde- penden, 33 provinsi, serta 497 kabupaten/kota. Angka itu cukup meresahkan karena membebani keuangan negara. Sedikitnya dibutuhkan dana Rp54 triliun untuk mem- bayar para pensiunan tersebut. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR, di Jakarta, kemarin. “Disparitas gaji antarinstansi dan antardaerah sangat meru- sak kesatuan dan produktivitas aparatur negara,” ujar anggota tim ahli pembahasan revisi UU No 43/1999 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian dari Uni- versitas Gadjah Mada (UGM) Sofyan Effendi. Untuk itu, sebagai solusi me- ngurangi jumlah ledakan pen- siunan PNS tersebut, Sofyan merekomendasikan agar pe- merintah mempertegas denisi pejabat negara dengan pejabat sipil. Ia menjelaskan, pejabat ne- gara adalah penyelenggara ne- gara dalam menjalankan fungsi legislatif, eksekutif, yudikatif, moneter, dan audit. Sementara itu, PNS merupakan pejabat pemerintahan yang bertugas menjadi abdi negara dan abdi masyarakat. Cara lain untuk mengurangi ledakan pensiunan PNS itu, sebut Sofyan, adalah dengan membuka peluang agar polisi, jaksa, hakim, guru, dan dosen menjadi jabatan terpisah dari PNS. Kontribusi rendah Dari sisi lain, membeng- kaknya jumlah pensiunan PNS juga tidak lepas dari gemuknya birokrasi di Indonesia. Ambil contoh, struktur kepresidenan yang berada di bawah Kemen- terian Sekretariat Negara (Set- neg). Lembaga nonstruktural memiliki kontribusi rendah dalam penyelesaian tugas pe- merintah. Wakil Ketua Komisi II dari Fraksi PDIP Ganjar Pranowo menyatakan Komisi II dan Mensesneg sudah sepakat un- tuk melakukan esiensi lem- baga nonstruktural. “Kabarnya pemerintah sudah melakukan pengkajian. Tapi realisasinya belum dilakukan,” ujarnya. Saat ini tercatat ada 92 lem- baga nonstruktural di bawah Setneg. Wewenang lembaga itu overlap dengan lembaga lain- nya, seperti yang terjadi pada Satuan Tugas Pemberantasan Maa Hukum. Hal serupa juga dialami Unit Kerja Presiden Pengawas dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Keberadaan UKP4 tumpang tindih dengan ke- menterian koordinator. (P-4) bhawono @mediaindonesia.com Guna mengurangi beban keuangan negara, sejumlah status pegawai negeri sipil (PNS) akan dihapus. Aryo Bhawono Pensiunan PNS Tembus 4,9 Juta MENGINSTRUKSIKAN PILIH MIRANDA: Ketua F-PDIP Tjahjo Kumolo menjawab pertanyaan pers saat keluar dari Gedung KPK seusai dimintai keterangan sebagai saksi terkait proses pemilihan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom di Jakarta, kemarin. Tjahjo mengakui menginstruksikan anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 untuk memilih Miranda. Akan tetapi, dirinya mengaku tidak begitu mengenal Miranda.

Transcript of JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Pensiunan PNS ... filekasus korupsi Sisminbakum. “Itu...

Politik & HAM | 3JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia

PEMERINTAH Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Repu-blik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Rencananya, pengakuan itu akan disampaikan secara tertulis kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berkunjung ke Belanda, pekan depan.

Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, mengatakan, hingga saat ini Belanda hanya mengakui kemerdekaan Indonesia baru secara de facto. “Pengakuan kedaulatan akan menjadi salah satu yang penting di sana secara tertulis. Yang patut kita maklumi, pengakuan kemerdekaan belum ada. Yang kita lihat penyerahan kedaulatan,” tutur Faizasyah.

Selama ini, sambungnya, pemerintah Belanda hanya meng-akui kemerdekaan Indonesia melalui penyerahan kedaulatan di Istana Dam di Amsterdam seusai Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949. Sejak 2009, kedua pemerintahan telah membicarakan soal pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. (Rin/P-2)

Kejagung Pelajari Permohonan Yusril

PELAKSANA Tugas Jaksa Agung Darmono mengatakan pihaknya akan mempelajari permintaan mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra yang meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dipanggil sebagai saksi dalam kasus korupsi Sisminbakum.

“Itu nanti kami pelajari dalam pengertian sejauh mana hubung-annya dengan tindak pidana,” katanya di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, kemarin.

Dijelaskannya, saksi diperiksa atau tidak tergantung pada apakah yang bersangkutan ada hubungan dengan tindak pi-dana yang terjadi atau tidak. “Ada kaitannya atau tidak. Ada relevansinya atau tidak. Maka itu, kami pelajari dulu,” ujarnya menambahkan. (*/P-2)

Referendum tidak Usah Terburu-buru

WACANA referendum yang diusulkan oleh Sultan Hamengku Buwono X menimbulkan pro-kontra. DPR meminta agar respons terhadap referendum tak dilakukan terburu-buru.

“Saya kira begini, saya sudah ke Yogyakarta dan bicara dengan banyak kalangan di sana. Ini masih perlu kajian lebih jauh karena mumpung kita sudah reda dari persoalan-persoalan yang lalu. Jadi, kita sudah bisa fokus pada legislasi. Soal RUU DIY, itu masih perlu dikaji lebih jauh,” ujar Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Anis Matta kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Kajian yang dilakukan tidak perlu dilakukan terburu-buru mengingat tidak ada hal yang mendesak dalam kasus DIY. Peng-kajian harus dilakukan secara keseluruhan, termasuk dalam hal status otonomi khusus. Apalagi, ia menilai masih ada perbedaan pendapat yang ditemukannya saat bertanya di lapangan.

“Saya sudah ke Yogyakarta, bertanya dengan banyak kalangan. Ternyata masih perlu waktu karena pendapat mereka masih be-ragam,” ujarnya. (Din/P-2)

DINAMIKA

MI/SUSANTO

LEDAKAN pensiun-an PNS bakal terjadi pada 2015. Diperkira-kan, jumlah pensiunan

akan mencapai 4,7 juta hingga 4,9 juta jiwa. Angka itu diper-oleh dari data Bank Dunia ten-tang reformasi jabatan publik Indonesia 2010.

Para pensiunan itu PNS yang berasal dari 35 kementerian, 85 lembaga dan komisi inde-penden, 33 provinsi, serta 497 kabupaten/kota.

Angka itu cukup meresahkan karena membebani keuangan negara. Sedikitnya dibutuhkan dana Rp54 triliun untuk mem-bayar para pensiunan tersebut. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR, di Jakarta, kemarin.

“Disparitas gaji antarinstansi

dan antardaerah sangat meru-sak kesatuan dan produktivitas aparatur negara,” ujar anggota tim ahli pembahasan revisi UU No 43/1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dari Uni-versitas Gadjah Mada (UGM) Sofyan Effendi.

Untuk itu, sebagai solusi me-ngurangi jumlah ledakan pen-siunan PNS tersebut, Sofyan merekomendasikan agar pe-merintah mempertegas defi nisi pejabat negara dengan pejabat sipil.

Ia menjelaskan, pejabat ne-gara adalah penyelenggara ne-gara dalam menjalankan fungsi legislatif, eksekutif, yudikatif, moneter, dan audit. Sementara itu, PNS merupakan pejabat pemerintahan yang bertugas menjadi abdi negara dan abdi masyarakat.

Cara lain untuk mengurangi ledakan pensiunan PNS itu,

sebut Sofyan, adalah dengan membuka peluang agar polisi, jaksa, hakim, guru, dan dosen menjadi jabatan terpisah dari PNS.

Kontribusi rendahDari sisi lain, membeng-

kaknya jumlah pensiunan PNS juga tidak lepas dari gemuknya birokrasi di Indonesia. Ambil contoh, struktur kepresidenan yang berada di bawah Kemen-terian Sekretariat Negara (Set-neg). Lembaga nonstruktural memiliki kontribusi rendah dalam penyelesaian tugas pe-merintah.

Wakil Ketua Komisi II dari Fraksi PDIP Ganjar Pranowo menyatakan Komisi II dan Mensesneg sudah sepakat un-tuk melakukan efi siensi lem-baga nonstruktural. “Kabarnya pemerintah sudah melakukan pengkajian. Tapi realisasinya belum dilakukan,” ujarnya.

Saat ini tercatat ada 92 lem-baga nonstruktural di bawah Setneg. Wewenang lembaga itu overlap dengan lembaga lain-nya, seperti yang terjadi pada Satuan Tugas Pemberantasan Mafi a Hukum.

Hal serupa juga dialami Unit Kerja Presiden Pengawas dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Keberadaan UKP4 tumpang tindih dengan ke-menterian koordinator. (P-4)

[email protected]

Guna mengurangi beban keuangan negara, sejumlah status pegawai negeri sipil (PNS) akan dihapus.

Aryo Bhawono

Pensiunan PNS Tembus 4,9 Juta

MENGINSTRUKSIKAN PILIH MIRANDA: Ketua F-PDIP Tjahjo Kumolo menjawab pertanyaan pers saat keluar dari Gedung KPK seusai dimintai keterangan sebagai saksi terkait proses pemilihan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom di Jakarta, kemarin. Tjahjo mengakui menginstruksikan anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 untuk memilih Miranda. Akan tetapi, dirinya mengaku tidak begitu mengenal Miranda.