Judul : Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu ...

14
Judul : Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu Dewasa Awal Nama/ NPM : Ditha Arindra/ 10503054 Pembimbing : Anita Zulkaida, S.Psi.,Msi. ABSTRAK Saat menghadapi persalinan anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan pada ibu ketika menghadapi persalinan anak pertama dan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana kecemasan pada ibu dewasa awal dalam menghadapi persalinan anak pertama. Dalam peneitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam karena wawancara terebut lebih seperti percakapan sehari-hari dibandingkan dengan wawancara terstruktur, dan teknik yang akan digunakan adalah teknik observasi non-partisipan karena didalam penelitian, peneliti tidak berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi.Dalam penelitian ini, subjek berjumlah tiga orang, dengan karakteristik wanita berusia dewasa awal (20 sampai 25 tahun) dan yang akan menghadapi persalinan anak pertama dengan usia kehamilam 8-9 bulan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami berbeda-beda untuk masing-masing subjek. Kecemasan tertinggi dialami oleh subjek ketiga, kecemasan lebih rendah dialami oleh subjek kedua, sedangkan kecemasan terendah dialami oleh subjek pertama. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala fisik yang dialami antara subjek pertama, subjek kedua, dan subjek ketiga ketika menjelang persalinan. Terdapat persamaan pada saat menjelang persalinan, ketiga subjek merasakan gatal-gatal pada daerah sekitar perut. Selain itu terdapat pula perbedaan perilaku yang dilakukan antara ketiga subjek ketika mendapatkan masalah selama menjelang proses persalinan. Subjek pertama lebih senang untuk pergi mencari hiburan dan bercerita kepada sahabatnya untuk sedikit melupakan masalah yang dihadapinya atau membersihkan rumah. Subjek kedua lebih senang mengurung diri didalam kamar, menangis, mendengarkan musik, dan menulis diary dibandingkan melampiaskan kemarahannya kepada orang lain. Sedangkan subjek ketiga lebih senang mengurung diri didalam kamar dan beristirahat untuk melupakan masalah yang sedang dihadapinya.

Transcript of Judul : Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu ...

Judul : Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu

Dewasa Awal

Nama/ NPM : Ditha Arindra/ 10503054

Pembimbing : Anita Zulkaida, S.Psi.,Msi.

ABSTRAK

Saat menghadapi persalinan anak pertama merupakan suatu pengalaman baru

dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan pada ibu ketika menghadapi persalinan anak pertama dan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana kecemasan pada ibu dewasa awal dalam menghadapi persalinan anak pertama. Dalam peneitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam karena wawancara terebut lebih seperti percakapan sehari-hari dibandingkan dengan wawancara terstruktur, dan teknik yang akan digunakan adalah teknik observasi non-partisipan karena didalam penelitian, peneliti tidak berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi.Dalam penelitian ini, subjek berjumlah tiga orang, dengan karakteristik wanita berusia dewasa awal (20 sampai 25 tahun) dan yang akan menghadapi persalinan anak pertama dengan usia kehamilam 8-9 bulan.

Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami berbeda-beda untuk masing-masing subjek. Kecemasan tertinggi dialami oleh subjek ketiga, kecemasan lebih rendah dialami oleh subjek kedua, sedangkan kecemasan terendah dialami oleh subjek pertama. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala fisik yang dialami antara subjek pertama, subjek kedua, dan subjek ketiga ketika menjelang persalinan. Terdapat persamaan pada saat menjelang persalinan, ketiga subjek merasakan gatal-gatal pada daerah sekitar perut. Selain itu terdapat pula perbedaan perilaku yang dilakukan antara ketiga subjek ketika mendapatkan masalah selama menjelang proses persalinan. Subjek pertama lebih senang untuk pergi mencari hiburan dan bercerita kepada sahabatnya untuk sedikit melupakan masalah yang dihadapinya atau membersihkan rumah. Subjek kedua lebih senang mengurung diri didalam kamar, menangis, mendengarkan musik, dan menulis diary dibandingkan melampiaskan kemarahannya kepada orang lain. Sedangkan subjek ketiga lebih senang mengurung diri didalam kamar dan beristirahat untuk melupakan masalah yang sedang dihadapinya.

Selain gejala-gejala, kecemasan subjek pertama, kedua dan ketiga dapat juga dilihat dari faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya berkaitan dengan dukungan dari keluarga dan mertua membuat subjek merasa lebih diperhatikan dalam menjalani kehamilan. Perhatian terhadap makanan dilakukan oleh keluarga untuk menjaga kehamilan dan persalinan agar tidak terjadi masalah. Subjek pertama dan kedua memiliki kesiapan fisik yang baik, mereka menjaga fisik mereka agar siap ketika waktu persalinan tiba. Sedangkan subjek ketiga merasa mampu menjalankan persalinan walaupun kondisi tubuhnya sangat lemah dikarenakan masalah yang dihadapi sangat membuat diri subjek mudah lelah, tetapi suami subjek merasa siap jika waktu persalinan telah tiba.

Ketiga subjek dan suami mereka merasa siap dengan psikologis mereka. Mereka lebih memasrahkan diri kepada Tuhan untuk hasil yang akan diterima oleh mereka setelah persalinan terjadi. Subjek pertama dan suami subjek merasa belum siap secara ekonomi, dikarenakan suami subjek belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Subjek menjaga kehamilannya agar tidak menjalankan persalinan melalui proses operasi karena biaya yang dibutuhkan sangat banyak. Sedangkan subjek kedua dan ketiga merasa lebih siap secara ekonomi dikarenakan suami mereka sudah mendapat pekerjaan dan sudah memiliki tabungan yang mereka kumpulkan sejak mereka membangun kehidupan rumah tangga. Kata kunci : Kecemasan, Persalinan, dewasa awal.

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral bagi setiap orang. Bagi sebagian besar pasangan yang sudah menikah, kehadiran seorang anak tentu dianggap sebagai suatu berkah. Selain sebagai penerus keturunan, anak juga merupakan wujud cinta kasih yang menimbulkan kepuasan interpersonal serta memperkuat ikatan pasangan suami istri. Emosi seorang wanita hamil cenderung berubah dengan cepat, misalnya saja di satu saat individu tersebut merasa bahagia dua jam kemudian tiba-tiba merasa sangat tertekan, bahkan menangis tersedu-sedu tanpa adanya sebab. Pada waktu hamil, wanita dihadapkan pada beberapa keadaan yang mungkin

dapat terjadi sehubungan dengan kehamilannya itu, seperti perkembangan dan keselamatan janin dalam kandungannya sampai tiba waktunya untuk dilahirkan. Kelahiran anak sering dirayakan sebagai momen seremonial yang membahagiakan baik bagi kedua orang tuanya maupun bagi keluarga besar mereka sekaligus penuh dengan perasaan cemas. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita. Dengan hadirnya anak seorang wanita akan merasa lebih sempurna. Namun disamping itu, terdapat kekhawatiran yang ditimbulkan ketika menjalani kehamilan, diantaranya wanita hamil

yang memiliki risiko tinggi saat menjalani persalinan. Saat menghadapi persalinan anak pertama, munculnya kecemasan ini sangat wajar, karena merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Menurut Kaplan dkk (1997), kecemasan merupakan respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Seringkali kecemasan juga ditandai dengan perasaan mudah marah, cemas, perasaan tegang, mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang menyebabkan keringat pada telapak tangan. Terkadang dampak yang terjadi pada kecemasan dapat berupa dampak yang positif atau negatif. Dampak positif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat moderat dan memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu, membantu individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negatif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat tinggi dan menimbulkan simtom-simtom fisik yang dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif dalam kehidupan sehari-hari seperti meningkatnya detak jantung, dan menegangnya otot-otot tubuh sehingga sering terlihat sebagai suatu reaksi panik. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya. Menurut Freud (dalam Fausiah, 2003) kecemasan yang nyata sebagai kecemasan yang mendasar terhadap

bahaya nyata yang ada dalam dunia eksternal. Dalam hal ini, wanita yang cemas dalam menghadapi persalinan anak pertama merupakan kecemasan yang mendasar yang seharusnya diterima. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkah laku dan dukungan sosial dapat mempengaruhi keadaan emosi pada wanita saat masa kehamilan dan ketika menghadapi persalinan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kecemasan pada ibu dewasa awal saat menghadapi persalinan. 2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kecemasan yang dialami oleh ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama?, mengapa kecemasan pada ibu ketika menghadapi persalinan anak pertama demikian? 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan pada ibu ketika menghadapi persalinan anak pertama dan mengetahui penyebab kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama. 4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin disampaikan dalam penelitian ini, yaitu 1. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai psikologi wanita dan psikologi perkembangan khususnya mengenai keadaan psikologis pada wanita yang akan menghadapi persalinan anak pertama.

2. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam bidang kesehatan dalam menghadapi gangguan emosional yang dialami oleh wanita yang akan menghadapi persalinan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan dengan mempersiapkan keadaan fisik dan psikis sebelum masa persalinan dan juga untuk penelitian lebih lanjut. B. Tinjauan Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya, dan kehamilan dapat terjadi jika ada pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Kehamilan adalah kondisi kritis yang dialami oleh wanita, tidak hanya gangguan psikologis namun juga adanya perubahan “sense” dan identitas pada diri wanita (Trad, 2006).

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dan menekan sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) sehingga tidak terjadi pematangan dan pelepasan ovum di dalam ovarium. Ovarium juga mengeluarkan hormon relaksin yang mempunyai pengaruh menenangkan rahim sehingga pertumbuhan janin menjadi baik sampai persalinan. Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi. Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiata, dengan enzim hyaluronidase yang dimiliki oleh sel sperma, maka sel

sperma dapat mencairkan corona radiata tersebut, sehingga salah satu sel sperma dapat menembus dinding sel telur. Setelah penggabungan antara sel telur dan sel sperma, hasil yang diperoleh disebut zygote. Setelah pembuahan zygote mempunyai 46 buah kromosom, 23 buah kromosom diperoleh dari sel sperma dan 23 buah kromosom lagi diperoleh dari sel telur (Sastrawinata, 1983). c. Perubahan Fisiologis Saat

Kehamilan Sastrawinata (1983) mengatakan bahwa pada kehamilan terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita, seperti cepat merasa letih, amenore (tidak mendapat menstruasi), perubahan emosi, perubahan kerja jantung dan paru, dan perubahan payudara. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada : 1) Rahim atau uterus 2) Vagina 3) Ovarium 4) Payudara 5) Sirkulasi darah ibu d. Senam Hamil Senam hamil membantu para ibu hamil untuk membuat persiapan dalam melahirkan bayinya. Menurut penelitian dikatakan bahwa para ibu hamil harus siap secara mental dan fisik untuk proses alamiah ini. Dengan diberikannya latihan kepada para ibu hamil akan memberikan keyakinan yang lebih besar bahwa proses melahirkan bukanlah hal yang menakutkan, mencemaskan, dan sebagainya. Menurut Kushartanti (2004), latihan-latihan yang dilakukan pada saat mengikuti senam hamil diantaranya :

a. Pemanasan b. Latihan kebugaran c. Latihan penguatan dan peregangan d. Latihan relaksasi e. Latihan pernafasan f. Latihan koreksi sikap g. Latihan pendinginan. 2. Persalinan a. Pengertian Persalinan Menurut Prawirohardjo (2002), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan terbagi menjadi dua, yaitu persalinan normal dan persalinan abnormal. Persalinan normal adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Persalinan abnormal adalah bila bayi dilahirkan dengan menggunakan alat-alat seperti vakum, cunam dan sebagainya. b. Faktor-faktor Terjadinya

Persalinan Faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh syaraf dan nutisi merupakan faktor yang mengakibatkan tejadinya persalinan. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika menungkapkan berlangsungnya persalinan terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Keadaan rahim yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah ke otot-otot rahim. Hal ini merupakan faktor yang mengganggu sirkulasi darah uteroplasenter yaitu sirkulasi darah dari rahim menuju plasenta, sehingga plasenta mengalami degenerasi.

Menurut Hippocrates (dalam Prawirohardjo, 2002), bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil pembuahan akan segera dikeluarkan. c. Mekanisme Persalinan Normal Persalinan dibagi menjadi empat tahap. Pada kala I leher rahim membuka sampai terjadi pembukaan sepuluh sentimeter, kala I dinamakan kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran janin, karena pada kala ini wanita yang akan melahirkan menggunakan kekuatan kontraksi rahim dan kakuatan mengedan janin agar terdorong ke luar. Kala III disebut kala pengeluaran plasenta dari dinding rahim, sedangkan kala IV disebut kala pengawasan selama satu jam setelah bayi dan plasenta lahir (Prawirohardjo, 2002). Menurut Prawirohardjo (2002), persalinan dibagi menjadi empat tahap, yaitu : 1) Kala I (Kala Pembukaan) 2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin) 3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta) 4) Kala IV (Kala Pengawasan) 3. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kaplan dkk (1997) mengatakan bahwa kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Davison dan Neale (dalam Fausiah, 2003) mengatakan bahwa kecemasan adalah munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Selain itu kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar dengan cepat, dada terasa sesak, sakit

perut, tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. b. Jenis-jenis Kecemasan Freud (dalam Hall & Lindzey, 1993) mengemukakan adanya tiga macam kecemasan, yaitu : 1) Kecemasan realitas 2) Kecemasan Neurotic 3) Kecemasan moral atau rasa bersalah c. Gejala-gejala Kecemasan Menurut Nolen dan Hoeksema (2001) kecemasan terdiri dari 4 bagian besar gejala-gejala dengan cirinya masing-masing. Gejala tersebut adalah : 1) Fisik 2) Perilaku 3) Emosi 4) Kognisi Berdasarkan gejala-gejala kecemasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku, fisik, emosi, dan kognisi. d. Faktor-faktor Penyebab

Kecemasan Ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukkan reaksi rasa cemas (Ramaiah, 2003) : 1) Lingkungan 2) Emosi yang ditekan 3) Sebab-sebab fisik 4) Lingkungan Berdasarkan faktor-faktor kecemasan dari beberapa tokoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kecemasan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, emosi yang ditekan, sebab-sebab fisik, dan keturunan. Adapula faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan suami seperti kesiapan fisik, kesiapan mental psikologis, dan kesiapan sosial ekonomi.

e. Teori-teori Kecemasan 1) Teori psikoanalisa 2) Teori perilaku 3) Teori eksistensial 4) Teori biologi 4. Dewasa Awal a. Pengertian Dewasa Awal Individu dewasa awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap dalam masyarakat bersama dengan individu dewasa lainnya (Hurlock, 1980). b. Aspek-aspek Perkembangan Fisik

Dewasa Awal Ciri-ciri yang menonjol dalam masa dewasa awal yang membedakannya dengan kehidupan yang lain, nampak dalam adanya peletakan dasar dalam banyak aspek kehidupannya, melonjaknya persoalan hidup yang dihadapi dibandingkan dengan remaja akhir dan terdapatnya ketegangan emosi, tetapi selain itu penyesuaian diri merupakan hal yang utama. Menurut Becker (dalam Mappiare, 1983), dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Pada golongan dewasa awal telah mencapai puncak kekuatan (strength), energi (energy), dan ketekunan (endurance) yang prima. C. Metode Penelitian 1. Pendekatan Kualitatif Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana kecemasan menghadapi persalinan anak pertama pada ibu dewasa awal.

Patton (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan bahwa penelitian kualitatif dan kuantitatif merupakan dua pandangan yang berbeda yang harus dipilih bukan karena salah satunya baik, melainkan karena pendekatan yang dipilih memang sesuai dengan masalah penelitian dan paling baik untuk menjawab masalah tersebut. Perbedaan metode kualitatif dengan kuantitatif terletak pada keluasan cakupan (breath) dan kedalaman (depth). Penelitian kuantitatif menuntut digunakannya pendekatan yang terstandarisasi, sehingga pengalaman-pengalaman manusia dibatasi pada kategori tertentu, sedangkan penelitian kualitatif memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu tertentu secara mendalam dan mendetail karena pengumpulan data tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja. 2. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, karakteristik dan jumlah subjek adalah sebagai berikut : Wanita berusia dewasa awal (20 sampai 25 tahun), dan akan menghadapi persalinan anak pertama dengan usia kehamilam 8-9 bulan, subjek penelitian berjumlah tiga orang. 3. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap Persiapan, Pedoman wawancara yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai post power syndrome pada pegawai negeri sipil yang mengalami masa pensiun, sehingga pertanyaan yang diajukan relevan dengan masalah penelitian. Kemudian pedoman wawancara dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sebagai expert judgement (penilaian ahli) untuk mendapatkan masukan apakah

pertanyaan yang diajukan sudah dapat menggali informasi yang ingin diperoleh dari penelitian dan feedback (umpan balik).

b. Tahap pelaksanaan, Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti menghubungi dan membuat janji dengan subjek terlebih dahulu untuk melakukan wawancara. Setelah bertemu dengan subjek, peneliti memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari penelitian, serta meminta izin kepada subjek untuk menggunakan alat perekam saat mengajukan pertanyaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang akan diteliti. Saat pelaksanaan, peneliti melakukan observasi, mencatat dan merekam semua jawaban yang diberikan oleh subjek. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan significant other untuk mengecek agar data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber. Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi, peneliti menganalisis data yang ada kemudian menulis laporannya. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tipe wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam ini lebih seperti percakapan sehari-hari dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tehnik ini dapat berubah tergantung pada tingkatan wawancara yang telah terstruktur. Teknik ini dapat berubah tergantung pada tingkatan wawancara yang telah terstruktur sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Observasi non-partisipan. Observasi non-partisipan adalah peneliti berada diluar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku yang terjadi (Sukandarrumidi, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam karena wawancara tersebut lebih seperti percakapan sehari-hari dibandingkan dengan wawancara terstruktur. 5. Alat Bantu Pengumpul Data Dalam penelitian, informasi atau data yang dibutuhkan bisa dalam bentuk verbal dan non verbal. Oleh sebab itu dalam melakukan observasi dan wawancara peneliti memerlukan beberapa alat bantu yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah proses jalannya suatu penelitian. Beberapa sarana atau instrumen yang digunakan adalah menggunakan media perekam suara, catatan atau tulisan tangan, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. 6. Keakuratan Penelitian Untuk mencapai keakuratan dalam suatu penelitian dengan metode kualitatif, ada beberapa teknik yang digunakan dan salah satu teknik tersebut adalah triangulasi. Triangulasi dapat dibedakan menjadi emapat macam yaitu triangulasi data, pengamat, teori, dan metodologis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber dan metode karena peneliti membandingkan dan mengecek kembali jawaban yang diberikan oleh subjek dengan jawaban yang diberikan oleh suami subjek sebagai significant other, selain itu peneliti juga menggunakan metode wawancara dan observasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penelitian.

7. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh akan di analisa dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Adapun tahapan tersebut adalah mengorganisasikan data, mengelompokkan data, analisis kasus, dan menguji asumsi. D. Hasil Dan Analisis. 1. Hasil Observasi dan Wawancara a. Gambaran Umum Subjek Subjek pertama mempunyai tubuh yang tidak terlalu besar untuk seseorang yang sedang hamil, berkulit putih, berambut lurus, subjek mempunyai mata yang bulat dengan bulu mata yang tidak terlalu lentik serta alis yang tipis. Subjek mempunyai hidung yang mancung, bibir yang tipis, serta susunan gigi yang rapi. Pada saat observasi pertama subjek memakai baju putih berlengan pendek dengan celana bahan panjang berwarna hitam, rambut subjek berwarna hitam panjang dan diikat kebelakang. Subjek kedua mempunyai badan yang kecil, berkulit putih, berambut lurus kemerahan. Subjek memiliki mata yang sipit dengan alis yang tipis. Selain itu, hidung subjek tidak mancung, bibir yang tebal dan susunan ggi yang kurang rapi. Subjek mempunyai badan yang kecil, berkulit putih, dan memakai kerudung. Subjek ketiga memiliki alis yang tipis dan bulu mata yang lentik. Hidung subjek tidak terlalu mancung, bibir subjek tipis dan susunan gigi yang rapi.

b. Pembahasan 1. Bagaimana kecemasan yang

dialami oleh ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama?

Terdapat kesamaan gejala fisik yang dialami antara subjek pertama, subjek kedua, dan subjek ketiga ketika menjelang persalinan. Mereka merasakan gatal-gatal pada daerah sekitar perut, tekanan darah subjek ketika mendekati waktu persalinan, dan nafas subjek tidak menjadi cepat jika teringat mengenai persalinan. Perbedaan gejala fisik terdapat pada meningkatnya detak jantung. Subjek pertama merasa detak jantungnya meningkat jika subjek mendengar cerita mengenai persalinan melalui proses operasi, dan membaca buku-buku yang mambahas mengenai persalinan. Sedangkan pada subjek kedua dan subjek ketiga, detak jantung tidak meningkat jika subjek mendengar cerita mengenai persalinan, membaca buku yang membahas mengenai persalinan, dan menonton acara televisi mengenai persalinan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ketiga subjek mengalami perubahan detak jantung, seperti meningkatnya detak jantung ketika ketiga subjek mendengar cerita dari orang lain mengenai persalinan normal maupun persalinan melalui proses operasi, selain itu detak jantung subjek juga dapat meningkat ketika ketiga subjek membaca buku-buku mengenai persalinan. Terdapat perbedaan perilaku yang dilakukan antara ketiga subjek ketika mendapatkan masalah selama menjelang proses persalinan. Subjek pertama lebih senang untuk pergi mencari hiburan dan bercerita kepada sahabatnya untuk sedikit melupakan

masalah yang dihadapinya atau membersihkan rumah. Jika mendapatkan masalah, subjek kedua lebih senang mengurung diri didalam kamar, menangis, mendengarkan musik, dan menulis diary dibandingkan melampiaskan kemarahannya kepada orang lain. Sedangkan subjek ketiga lebih senang mengurung diri didalam kamar dan beristirahat untuk melupakan masalah yang sedang dihadapinya. Ketiga subjek tersebut memiliki persamaan dalam menghadapi persalinan, mereka takut menghadapi persalinan yang semakin dekat. Mereka lebih banyak berdoa dan pasrah kepada Tuhan untuk membuat mereka merasa tenang setelah mereka teringat waktu persalinan yang semakin dekat. Jika mendapat masalah kecil, subjek pertama tidak langsung melampiaskan kemarahannya. Sedangkan subjek kedua dan ketiga jika mendapat masalah kecil yang menyinggung perasaan, terkadang mereka langsung melampiaskan kemarahannya terhadap suami mereka. Berdasarkan gejala emosi yang diperoleh, ketiga subjek merasa takut menghadapi persalinan yang semakin dekat. Sedangkan jika mendapat masalah kecil, subjek kedua dan ketiga terkadang langsung melampiaskan kemarahannya kepada suami mereka. Terdapat persamaan antara ketiga subjek mengenai keselamatan bayi dan dirinya serta kondisi bayi setelah dilahirkan. Mereka sangat cemas dengan kondisi bayi, keselamatan bayi yang akan dilahirkan, dan keselamatan diri mereka sendiri. Kecemasan dalam menghadapi persalinan biasanya dialami oleh para ibu jika kehamilannya sudah mendekati tanggal kelahiran. Selama menjelang persalinan, terdapat

perbedaan dalam penyelesaian masalah. Subjek pertama lebih sering menyelesaikan masalah yang ada dibandingkan dengan subjek kedua dan ketiga yang selalu menghindar jika masalah datang. Subjek kedua mendapatkan pengetahuan dengan cara bertanya kepada seseorang yang telah melakukan proses persalinan dan menonton acara di televisi yang membahas mengenai peralinan, sedangkan subjek pertama mendapat pengetahuan dengan cara bertanya kepada sahabatnya yang telah melakukan proses persalinan dan membaca buku-buku mengenai persalinan, dan subjek ketiga mendapat pengetahuan dengan cara bertanya kepada teman-teman disekitar tempat kerjanya dan membaca buku mengenai masalah yang sedang dihadapinya berkaitan dengan persalinan. 2. Mengapa kecemasan pada ibu

ketika menghadapi persalinan anak pertama demikian?

Terdapat persamaan antara ketiga subjek, dukungan dari keluarga dan mertua membuat subjek merasa lebih diperhatikan dalam menjalani kehamilan. Perhatian terhadap makanan dilakukan oleh keluarga untuk menjaga kehamilan dan persalinan agar tidak terjadi masalah. Dukungan keluarga terhadap subjek membuat subjek merasa aman dan merasa terlindungi. Subjek pertama lebih senang menceritakan masalahnya kepada ibu dan sahabatnya, sehingga subjek merasa membantu mengurangi masalah yang sedang dihadapi oleh subjek. Selain itu, subjek banyak mendapat masukan untuk memecahkan masalah yang ada. Subjek kedua lebih senang mengurung diri didalam kamar sambil mendengarkan

musik dan menulis buku diary, sedangkan subjek ketiga lebih senang mengurung diri didalam kamar dan beristirahat atau melampiaskan kemarahannya kepada suami subjek. Mendekati waktu persalinan, subjek pertama dan kedua tidak mengalami kecemasan karena kondisi fisik mereka sangat baik. Sedangkan pada subjek ketiga, kecemasan terjadi karena subjek cemas dengan kondisi fisiknya yang lemah menjelang persalinan. Subjek pertama memiliki riwayat penyakit asma dari nenek subjek, sebelumnya subjek juga mengalami gangguan asma. Tetapi ketika menjelang persalinan, gejala penyakit tersebut tidak muncul pada diri subjek. subjek kedua tidak memiliki riwayat penyakit apapun, dan saat ini subjek tidak memiliki penyakit yang sedang diderita. Sedangkan pada subjek ketiga terdapat riwayat penyakit darah tinggi yang dimiliki oleh kedua orang tua subjek. hingga saat ini gejala penyakit terssebut tidak muncul pada subjek. Subjek pertama dan kedua beserta suami mereka memiliki kesiapan fisik yang baik, mereka menjaga kesiapan fisik mereka agar siap ketika waktu persalinan tiba. Sedangkan subjek ketiga merasa mampu menjalankan persalinan walaupun kondisi tubuhnya sangat lemah dikarenakan masalah yang dihadapi sangat membuat diri subjek mudah lelah, tetapi suami subjek merasa siap jika waktu persalinan telah tiba. Ketiga subjek dan suami mereka merasa siap dengan psikologis mereka. Mereka lebih memasrahkan diri kepada Tuhan untuk hasil yang akan diterima oleh mereka setelah persalinan terjadi. Sumapraja (1990) menjelaskan bahwa faktor ini berkaitan dengan kesiapan

mental psikologi seorang suami dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada saat istri menjalani proses persalinan. Subjek pertama dan suami subjek merasa belum siap secara ekonomi, dikarenakan suami subjek belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Subjek menjaga kehamilannya agar tidak menjalankan persalinan melalui proses operasi karena biaya yang dibutuhkan sangat banyak. Sedangkan subjek kedua dan ketiga merasa lebih siap secara ekonomi dikarenakan suami mereka sudah mendapat pekerjaan dan sudah memiliki tabungan yang mereka kumpulkan sejak mereka membangun kehidupan rumah tangga. E. Penutup 1. Kesimpulan Kecemasan tertinggi dialami oleh subjek ketiga, kecemasan yang lebih rendah dialami oleh subjek kedua, dan kecemasan terendah dialami oleh subjek pertama. Gejala-gejala tersebut dapat diketahui baik secara fisik, perilaku, emosi, dan kognitif. Subjek pertama mengalami kecemasan dengan gejala fisik seperti meningkatnya detak jantung, dan gatal-gatal disekitar daerah perut menjelang persalinan anak pertama. Subjek kedua mengalami gatal-gatal disekitar daerah perut ketika mendekati waktu persalinan, dan tubuh terasa lemas jika kekurangan air dalam tubuhnya. Sedangkan subjek ketiga mengalami gatal disekitar daerah perut, sebelumnya subjek mengalami gatal diseluruh bagian tubuh, selain itu subjek sering terlihat pucat jika kekurangan air dalam tubuh.

Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan diantaranya :

a. Lingkungan. Ketiga subjek memiliki hubungan yang baik dengan mertua, keluarga besar mereka, suami, sahabat dan tetangga disekitar tempat tinggal mereka. Dukungan dari luar membuat mereka aman dan merasa terlindungi sehingga dapat membuat mereka memiliki seseorang yang dapat mereka ajak untuk berbagi masalah yang mereka hadapi sehingga dapat menekan tingkat kecemasan menjadi lebih rendah.

b. Emosi yang ditekan. Subjek kedua dan ketiga lebih senang mengurung diri di dalam kamar dan mendengarkan musik dibandingkan dengan subjek pertama yang selalu menceritakan masalah yang tidak dapat subjek selesaikan sendiri. Jika subjek kedua dan ketiga merasa marah, biasanya mereka menangis didalam kamar sambil menulis buku diary atau sesekali mereka melampiaskan kemarahannya kepada suami mereka. Sedangkan subjek ketiga akan melampiaskan kemarahannya dengan membersihkan rumah atau sesekali melampiaskn kemarahannya kepada suami jika memang masalah yang dihadapi berkaitan dengan suami subjek.

c. Sebab-sebab fisik. Ketika mendekati waktu persalinan, subjek pertama dan kedua tidak mengalami sebab-sebab fisik yang dapat menimbulkan kecemasan. Sedangakan subjek ketiga memiliki kondisi yang lemah ketika menjalani kehamilan, sehingga merasa cemas dengan persalinan yang akan dihadapinya.

d. Keturunan. Subjek pertama memiliki penyakit keturunan yaitu asma dan subjek ketiga juga memiliki penyakit keturunan yaitu darah tinggi yang membuat mereka merasa khawatir dalam menghadapi persalinan, hal ini dikarenakan penyakit tersebut dapat mengganggu jalannya persalinan. Selain itu, keluarga dari subjek pertama dan ketiga memiliki riwayat persalinan melalui operasi caesar.

e. Kesiapan fisik. Subjek ketiga mengalami kecemasan, karena kondisi fisik sangat lemah disebabkan masalah-masalah yang terjadi dengan kehamilan subjek. sedangkan subjek pertama dan kedua tidak merasakan kekhawatiran dengan kondisi fisiknya.

f. Kondisi mental psikologis. Kondisi bayi yang akan dilahirkan membuat ketiga subjek merasa sangat cemas. Proses persalinan yang akan dijalani, dan keselamatan bayi dan dirinya membuat subjek lebih banyak berdoa dan memasrahkan diri kepada Tuhan dan menerima apapun yang akan terjadi selanjutnya.

g. Kesiapan sosial ekonomi. Faktor ekonomi membuat subjek pertama merasa sangat cemas dibandingkan dengan subjek kedua dan ketiga. Hal itu disebabkan karena subjek pertama belum memiliki biaya yang cukup untuk persalinan. Suami subjek pun belum mendapatkan pekerjaan tetap sehingga subjek belum memiliki tabungan yang cukup untuk biaya persalinan. Sedangkan subjek kedua dan ketiga tidak mencemaskan faktor ekonomi, karena sebelumnya mereka telah menabung untuk biaya persalinan dan biaya perawatan bayinya setelah dilahirkan.

2. Saran

Dari hasil penelitian tentang kecemasan menghadapi persalinan anak pertama pada ibu dewasa awal, maka saran yang diajukan peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk subjek pertama. Dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan agar bayinya dapat lahir dengan normal tanpa kekurangan. b. Untuk subjek kedua. Dianjurkan untuk mengikuti senam hamil agar posisi bayi tetap pada posisi normal. Jika tidak melakukan senam hamil, diharapkan untuk berjalan mengelilingi komplek secara rutin agar posisi tidak berubah dan pernafasan sedikit terlatih. c. Untuk subjek ketiga. Dianjurkan untuk tidak bekerja terlalu keras dan terlalu lelah, lebih banyak beristirahat untuk menjaga kehamilan dan fisik tetap sehat ketika akan menghadapi perslinan. d. Untuk wanita yang akan menghadapi persalinan. Dianjurkan untuk tetap menjaga pola makan, tidak merokok, membiasakan berjalan berkeliling kompleks jika tidak mengikuti senam hamil agar melatih pernafasan, mempersiapkan fisik, mental, dan ekonomi untuk menghadapi persalinan. e. Untuk penelitian selanjutnya. Agar dapat mengembangkan penelitian mengenai kecemasan ketika menghadapi persalinan, dan menggali lebih dalam faktor yang mempengaruhi kecemasan ketika menghadapi persalinan.

DAFTAR PUSTAKA Anjaswari, A. (2003). Dampak

perceraian pada pembentukan nilai pernikahan remaja akhir putri : suatu penelitian kualitatif terhadap remaja akhir putri dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusian dan budaya. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Blackburn, M., dan Davidson, K. (1990). Cognitive therapy for depression & anxiety. Ed. Cambridge : Blackwell Scientific Publication.

Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Denzin, N. K., dan Lincoln, Y. S. (1994). Handbook of qualitative research. London : SAGE Publication Inc.

Fausiah, F. (2003). Psikologi abnormal ( klinis dewasa ). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Flick, U. (1998). An introduction to qualitative research. London : SAGE Publications Inc.

Hall, C.S. & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodinamik (klinis). Alih Bahasa : A. Supratiknya. Yogyakarta : Kanisius.

Heardman, H. (1996). Relaxation and

exercise for childbirth. Jakarta : Arcan.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Alih Bahasa : Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta : Erlangga.

Ibrahim, C. S. (1993). Perawatan kebidanan jilid 1. Jakarta : Bhratara.

Kagan, J., dan Havemann, E. (1976). Psychology and introduction 3rd edition. New York : Hardcourt Brace Jovanovich Inc.

Kaplan, H. I., Sadock, B. J., dan Grebb, J. A. (1997). Sinopsis psikiatri jilid 2. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Jakarta : Binarupa Aksara.

Kushartanti. (2004). Senam hamil menyamankan kehamilan mempermudah persalinan. Yogyakarta : Lintang Pustaka.

Manuaba, I. B. G. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

Marshall, C., dan Rossman, G. B. (1990). Designing qualitative research. California : SAGE Publications Inc.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi jilid 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Moleong, L. J. (1999). Metodologi

penelitian kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Minichello, V. (1996). In-dept interview 2nd edition. Melbourne : Longman.

Nolen, S. & Hoksema. (2001). Abnormal psychology. New York : Mc Graw Hill.

Patton, M. Q. (1990). Qualitative evaluation and research methods 2nd edition. New York : SAGE Publications Inc.

Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ramaiah, S. (2003). Kecemasan. Bagaimana mengatasi penyebabnya. Jakarta : Pustaka Populer.

Sastrawinata, S. (1983). Obstetri fisiologi. Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Sukandarrumidi. (2004). Metodologi penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada Yogyakarta Press.

Sumapraja, S. (1990). Untuk suami yang istrinya hamil. Jakarta : Yayasan Sayang Ibu.

Williams, J. H. (1996). Psychology of women : behavior in a biosocial context. New York : W.W Norton and Company Inc.

Paul. (2006). Masa kehamilan. http://www.medicastore.com/med/artikel/ kehamilan/.

Trad. (2006). Menghadapi kehamilan dan proses persalinan. http://niningdwi.wordpress.com/category/kehamilan-persalinan/