JUDUL: IbM LABORATORIUM MATEMATIKA BAGI SD GUGUS...
Transcript of JUDUL: IbM LABORATORIUM MATEMATIKA BAGI SD GUGUS...
i
LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
JUDUL: IbM LABORATORIUM MATEMATIKA
BAGI SD GUGUS III KECAMATAN KUBU
Oleh:
I Made Suarsana, S.Pd. M.Si., 0017028301 Ketua Drs. Djoko Waluyo, M.Sc., 006075306 Anggota
Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si., 0023086005 Anggota
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA/FMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tahun 2015
ii
iii
RINGKASAN
Kecamatan Kubu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng. Sebagai daerah perbatasan, letaknya cukup jauh dari pusat kota maupun pemerintahan baik dari Kota Singaraja (65 km) maupun Kota Amplapura (50 km). Terdapat 50 buah Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di kecamatan ini, dan 7 diantaranya tergabung di Gugus III Kecamatan Kubu. Posisinya yang berada di perbatasan menyebabkan SD di Gugus III Kecamatan Kubu jarang tersentuh program pengabdian di bidang pendidikan baik dari dinas terkait maupun dari Undiksha. Padahal potensi sumber daya guru dan siswa di Gugus ini cukup besar. Pada tahun pelajaran 2013/2014 tercatat Gugus III Kecamatan Kubu beranggotakan 7 buah SD dengan total tenaga guru sebanyak 112 orang dan 1016 orang siswa. Hasil analisis situasi sehubungan dengan pembelajaran matematika menunjukkan 1) Hasil belajar matematika siswa belum optimal yang ditunjukkan rata-rata hasil belajar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal, 2) Adanya phobia matematika di kalangan siswa, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, membosankan bahkan menakutkan, 3) pembelajaran matematika di kelas sangat miskin, cenderung text books oriented, jarang menggunakan alat peraga/media dan kurang menekankan pada aktivitas/proses matematika, 4) Pengetahuan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang berorientasi pada proses/aktivitas matematika masih kurang, serta 5) Minimnya jumlah alat peraga/media matematika yang tersedia di sekolah-sekolah, padahal siswa SD masih berada pada tahap operasional konkrit yang sangat membutuhkan manipulasi benda nyata dalam penanaman konsep matematika. Suatu terobosan nyata yang dibutuhkan Gugus III Kecamatan Kubu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan utamanya untuk menggeser phobia siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menarik dan disenangi adalah dengan menghadirkan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran matematika yang mengedepankan aktivitas/proses matematika yaitu sebuah laboratorium matematika yang pada IbM ini diawali dengan pengembangan Math Corner sebagai sebuah lab matematika mini yang berada di ruang kelas. Hasil pelaksanaan P2M: 1) telah dikembangkan Math Corner sebagai laboratorium matematika mini di ruang kelas, 2) guru-guru pada sekolah mitra telah memiliki mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas matematika dan 3) siswa telah terbiasa melakukan aktivitas matematika secara mandiri pada Math Corner.
iv
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “IBM Laboratorium
Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Pada kesempatan yang berbahagian ini izinkan kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mempercayai
program ini untuk dibiayai, SD N 4 Tianyar dan SD N 6 Tianyar, Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Angkatan 2012 atas kerja sama dan
kerja kerasnya dalam merealisasikan Math Corner serta Gugus III SD Kecamatan Kubu yang
telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini. Dan juga kepada semua
pihak yang telah membatu pelaksanaan program ini.
Adapun laporan ini sangatlah jauh dari kesempurnaaan secara tata penulisan yang
kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan
program pengabdian kepada masyarakat di Gugus III SD Kesamatan Kubu, besar harapan kami
adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini khususnya nanti pada
laporan akhir.
v
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. ii
RINGKASAN……………………………………………………………… iii
PRAKATA ………………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi…………………………………………………. 1- 3
1.2. Permasalahan Mitra…………………………………………....... 3 - 5
BAB II TARGET LUARAN……………………………………………… 6
BAB III METODE PELAKSANAAN……………………………………. 7 - 9
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kinerja LPM Undiksha Satu Tahun Terakhir……………… 10
4.2. Jenis Kepakaran dalam Pemecahan Masalah Mitra beserta
Pakarnya Masing-masing……………………………………
11
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan …………………………………. 12 - 24
5.2 Pembahasan ..….................................................................... 24 - 26
BAB VI PENUTUP
6. 1. Simpulan ……………………………. …………………….. 27
6. 2. Saran ………………….. ………. …………………………… 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1. Status Akreditasi, Banyak Guru dan Siswa SD di Gugus III
Kecamatan Kubu ………………………………………………
1
Tabel 2. Rekapitulasi Banyak serta Pembiayaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LPM Undiksha Tahun 2013………………
10
Tabel 3. Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan beserta Pakarnya Masing-
Masing …………………………………………………………..
11
Tabel 4. Daftar Nama Alat Peraga dan Fungsinya ……………………….. 16
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Matematika …………... 14
Gambar 2. Guru Merancang dan Membuat Alat Peraga Matematika
Sederhana ………………………………………………….
15
Gambar 3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Memproduksi
Alat Peraga Matematika ……………………………………..
16
Gambar 4 Pengembangan Math Corner ………………………..……….. 21
Gambar 5. Sosialisasi Pemanfaatan Math Corner bagi Siswa ………….. 22
Gambar 6. Pelatihan Guru-guru dalam Pemanfaatan Math Corner ….. 23
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01. Contoh Alat Peraga Matematika yang dihasilkan Lampiran 02. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 03. Contoh Lembar Kerja Siswa
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Kecamatan Kubu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Karangasem yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng. Lokasinya
sekitar 50 km dari Kota Amlapura dan 65 Km dari kota Singaraja. Terdapat 50
buah Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di sembilan desa dalam wilayah
kecamatan ini. Desa Tianyar, salah satu desa di Kecamatan Kubu, pada
wilayahnya terdapat 10 SD dan 7 di antaranya tergabung dalam Gugus III
Kecamatan Kubu. Potensi sumber daya guru dan siswa pada masing-masing
sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014 dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 1. Status Akreditasi, Banyak Guru dan Siswa SD di Gugus III Kecamatan
Kubu No Nama Sekolah Status Akreditasi Banyak Guru Banyak Siswa 1 SD N 1 Tianyar B 13 132 2 SD N 2 Tianyar B 14 181 3 SD N 3 Tianyar B 16 85 4 SD N 4 Tianyar B 25 255 5 SD N 6 Tianyar B 15 181 6 SD N 9 Tianyar B 14 69 7 SD N 10 Tianyar B 15 113 Total 112 1016
Sumber: pendidikankarangasem.info
Kuantitas sumber daya yang sangat potensial yang perlu mendapat perhatian dan
partisipasi kita semua untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas khususnya
di Kecamatan Kubu.
Guru-guru kelas di Gugus III seluruhnya tergabung dalam Kelompok
Kerja Guru (KKG) Gugus III Kecamatan Kubu. Kepala SD Inti di Gugus III
secara otomatis akan menjadi ketua KKG di gugus tersebut. Ketua KKG saat ini
adalah Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati, S.Pd. Beliau adalah kepala SD N 6 Tianyar.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara awal dengan Ibu Ida Ayu Putu
Krisnawati selaku ketua KKG Gugus III terkait dengan permasalahan utama yang
2
dihadapi guru-guru dalam pembelajaran matematika diperoleh informasi bahwa
hingga saat ini di antara pelajaran yang lainnya, matematika merupakan pelajaran
yang kurang disukai anak. Dan hal tersebut berdampak signifikan pada rendahnya
hasil belajar matematika. Tentunya permasalahan ini sangat urgen untuk
dicarikan pemecahan mengingat matematika di SD merupakan pondasi bagi
jenjang selanjutnya. Jika di SD anak sudah tidak menyenangi matematika, maka
cenderung pada jenjang berikutnya sukar menumbuhkan sikap gemar terhadap
matematika. Padahal kemajuan dalam matematika merupakan modal utama bagi
kemajuan suatu bangsa sebagaimana diungkapkan Meneteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) Muhammad Nuh (dalam Pelita Online.com, 2011).
Menindaklanjuti informasi awal yang diberikan ketua KKG Gugus III
Kecamatan Kubu, maka dilakukan observasi di dua sekolah (SD No 4 Tianyar dan
SD No 6 Tianyar) untuk mengumpulkan informasi tambahan berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas. Hasil pengamatan baik di kelas
rendah maupun di kelas tinggi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
matematika guru masih berpaku pada buku teks saja (Text Books Oriented).
Matematika dibelajarkan dengan miskin. Siswa disuguhi banyak fakta, konsep dan
prinsif matematika tetapi jarang dilibatkan dalam proses matematika yaitu terkait
bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh. Pembelajaran jarang menggunakan
media manipulatif seperti alat peraga dan media inovatif lainnya. Tentunya
pembelajaran seperti ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir anak
SD yang masih pada taraf operasional konkrit dan lambat laun akan membuat
siswa bosan. Pobia akan terbentuk dalam pikiran siswa bahwa matematika sulit
dipelajari dan sebagai pelajaran yang membosankan.
Untuk menghilangkan pobia ini, penting untuk memotivasi anak dengan
merangsang dan memelihara ketertarikannya dalam matematika. Upaya yang
dapat dilakukan adalah menurunkan tingkat keabstrakan matematika dengan
menghubungkan konsep matematika yang abstrak menjadi konkrit melalui
pengalaman langsung dengan benda nyata. Pengalaman konkrit akan memberikan
visualiasi konsep yang jauh lebih bagus. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner
(dalam Sukayati dan Agus, 2009), Z.P. Dienes ( dalam Pusat Pengembangan
Profesi Pendidik, 2012) serta Ruseffendi (dalam Sukayati dan Agus, 2009).
3
Tentunya tujuan dari pembelajaran matematika di SD tidak mudah dicapai
jika hanya mengandalkan guru sebagai ujung tombak. Diperlukan lingkungan
yang kondusif terutama kelengkapan sarana dan prasarana guna mendukung
pembelajaran matematika agar sesuai dengan karakteristik anak SD. Pengadaan
alat peraga dan media inovatif lainnya merupakan kebutuhan yang mendesak.
Kehadiran Laboratorium Matematika di Gugus III Kecamatan Kubu merupakan
solusi jitu untuk mengubah pandangan siswa yang menganggap matematika
sebagai momok menjadi mata pelajaran yang disenangi.
Sebagai langkah awal IbM ini, Laboratorium Matematika yang akan
dikembangkan masih untuk skala kecil berupa Pojok atau Area Matematika (Math
Corner) yaitu laboratorium mini yang ada di ruang kelas yang memungkinkan
siswa melakukan eksplorasi matematika, penemuan, belajar dan menumbuhkan
ketertarikan terhadap matematika. Math Corner nanti berupa area di kelas dimana
kita bisa menemukan alat peraga, koleksi permainan, puzzle dan media lainnya
yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran atau digunakan siswa secara
mandiri untuk melakukan aktivitas matematika. Math Corner yang dikembangkan
pada IbM ini hanya untuk kelas kecil pada 2 SD yaitu SD N 4 Tianyar dan SD N 6
Tianyar. Guru-guru akan dilibatkan dalam mendesain, merancang dan
mengembangkan Math Corner beserta isinya. Harapannya matematika akan
menjadi bagian dari kelas, matematika akan makin dekat dengan keseharian
siswa, tumbuh ketertarikan dan rasa senang dalam belajar matematika (Math is
Fun) dan akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika.
1.2. Permasalahan Mitra
Sebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah yaitu SD N 4 Tianyar dan
SD N 6 Tianyar. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa
permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu sebagai berikut.
(1) Hasil Belajar matematika belum optimal. Rata-rata hasil belajar siswa masih
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,0.
(2) Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Matematika masih
dianggap sebagai pelajaran yang dipenuhi rumus-rumus dan sangat
4
membosankan. Siswa belajar matematika dengan skeptis dan cenderung
menganggap sebagai pelajaran yang menakutkan.
(3) Pelaksanaan pembelajaran matematika yang abstrak dan berpaku pada buku
teks saja. Pembelajaran diawali penjelasan guru, diikuti latihan-latihan yang
bersifat mekanistik (hitung menghitung saja), sehingga siswa sangat jarang
mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan eksplorasi/penemuan
yang menantang dan memotivasi semangat belajarnya.
(4) Motivasi para guru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan pembelajaran
matematika sangat rendah, karena mereka jarang mengikuti kegiatan-kegiatan
ilmiah terkait. Pertemuan KKG selama ini lebih diarahkan pada kegiatan
pembuatan administrasi pembelajaran, dangkal dan belum menyentuh pada
esensi dari pembelajaran matematika.
(5) Pengetahuan para guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang
mengarah pada proses matematika masih rendah. Selain itu, dari pihak sekolah
juga tidak menyediakan lingkungan yang kondusif. Keberadaan alat peraga
dan media inovatif terkait pembelajaran matematika sangat minim padahal
jelas bahwa tahap berpikir anak SD masih berada pada tahap operasional
konkrit.
Selanjutnya berdasarkan hasil diskusi pengusul dengan kedua kelompok
mitra maka disepakati prioritas persoalan yang diselesaikan beserta solusinya
sebagai berikut.
1. Merancang dan membuat alat peraga dan media pembelajaran matematika
lainnya untuk kelas I, kelas II dan kelas III yang mengacu pada standar materi
di kelas tersebut.
2. Mendesain dan membuat tempat pajangan/penyimpanan alat peraga beserta
media matematika lainnya sebagai Math Corner. Math Corner didesain dengan
mempertimbangkan faktor keamanan alat dan penggunanya.
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam mendesaian pembelajaran matematika
sehingga memungkinkan siswa melakukan aktivitas matematika (Hands On –
Mind On) dengan minimal 20% pembelajaran memanfaatkan sarana yang ada
di Math Corner.
5
4. Pembiasaan terhadap siswa untuk melakukan eksplorasi matematika secara
mandiri dengan memanipulasi sarana yang tersedia di Math Corner
5. Menyebarluaskan hasil IbM pada 5 SD lainnya di Gugus III melalui kegiatan
workshop untuk guru-guru yang tergabung dalam KKG.
6
BAB 2 TARGET LUARAN
Luaran yang ingin dicapai melalui program IbM ini adalah sebagai
berikut.
1. Adanya Math Corner sebagai laboratorium matematika mini pada masing-
masing ruang kelas di kedua sekolah mitra. Pada IbM kali ini sementara
ditargetkan untuk kelas rendah (Kelas I, kelas II dan kelas III). Sebagai
kriterianya minimal 50% materi matematika di tiap kelas dapat dibuatkan
media/alat peraga yang selanjutnya disimpan di Math Corner.
2. Guru mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
matematika. Sebesar 20% pembelajaran yang dilakukan guru dilakukan
dengan memanfaatkan sarana yang ada pada Math Corner.
3. Minimal sebanyak 85% siswa pernah (sering) melakukan aktivitas
matematika secara mandiri pada Math Corner.
7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program IbM ini dilaksanakan sebagai upaya menghapus
kesan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan (Math
Phobia) menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan (Math is Fun)
sehingga bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika khususnya untuk
SD di Gugus III Kecamatan Kubu. Solusi yang ditawarkan adalah pengembangan
Math Corner sebagai Laboratorium Matematika Mini yang nantinya bisa
dimanfaatkan guru dalam pembelajaran di kelas melalui pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas/proses matematika dan juga merangsang ketertarikan
siswa untuk melakukan aktivitas matematika secara mandiri dengan memanipulasi
sarana pada Math Corner. Adapun metode pelaksanaan program yang akan
dilakukan adalah :
1. Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang desain dan
produksi alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam
pembelajaran matematika SD.
Guru akan dibekali dan dilatih pengetahuan dan keterampilannya dalam hal-
hal berikut.
a. Wawasan tentang karakteristik pembelajaran matematika SD
b. Wawasan tentang pentingnya keberadaan laboratorium matematika
yang dilengkapi dengan alat peraga/alat permaianan/ media inovatif
lainnya untuk mendukung pembelajaran matematika.
c. Pengetahuan tentang alat peraga/alat permaian/media inovatif lainnya
mulai dari definisi, fungsi, syarat-syarat, prinsip-prinsip, serta langkah-
langkah pengembangan suatu alat peraga/alat permaianan/media
inovatif lainnya.
d. Kemampuan dalam mengidentifikasi konsep-konsep matematik SD
yang esensial yang lebih mudah dibelajarkan dengan menggunakan
media inovatif.
e. Kemampuan dalam merancang dan membuat alat peraga sesuai dengan
standar materi pada kelas yang diampu beserta petunjuk pemakaiannya.
8
2. Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang cara penggunaan
alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam pembelajaran
matematika di kelas.
Guru-guru pada kedua sekolah mitra dilatih dan didampingi dalam hal-hal
berikut.
a. Mendesain pembelajaran matematika yang menekankan pada aktivitas
matematika yaitu dengan memanfaatkan alat peraga/alat permaianan/
media inovatif lainnya.
b. Melaksanakan pembelajaran matematika berbantuan alat peraga/alat
permaianan
3. Pendesainan dan pengembangan Math Corner sebagai tempat display
dan penyimpanan alat peraga/ alat permaianan/media inovatif lainnya di
ruang kelas.
Tim IbM dan guru bersama-sama mendesain Math Corner beserta cara
pengelolaannya. Almari dan rak serta papan pajangan karya siswa dirancang
agar tidak mengambil ruang yang besar di kelas. Tata tertib penggunaan juga
disusun demi penggunaan yang berkelanjutan. Dan yang terpenting, sistem
pengelolaan sehingga Math Corner dinamis mengikuti kebutuhan belajar anak
dalam belajar matematika.
4. Sossialiasi kepada siswa tentang pemanfaatan math corner
Keuntungan keberadaan Math Corner di ruang kelas adalah makin
mendekatkan matematika dalam keseharian siswa. Alat peraga/alat permainan/
media inovatif lainnya yang tersedia pada Math Corner dapat dimanfaatkan
siswa kapan saja. Untuk menjamin keamanan alat dan penggunanya, kepada
siswa dilakukan sosialisasi tata tertib penggunaan Math Corner. Kepada siswa
juga diperkenalkan alat-alat yang ada pada Math Corner dan cara
penggunaannya.
5. Penyebarluasan hasil kegiatan IbM pada 5 sekolah imbas melalui
pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu
Guru-guru pada sekolah mitra yang terlibat pada IbM ditunjuk sebagai
instruktur dalam pengembangan Math Corner. Hasil kegiatan IbM selanjutnya
disebarluaskan oleh instruktur melalui pertemuan-pertemuan rutin KKG
9
Gugus III Kecamatan Kubu. Kepada 5 SD lainnya di Gugus III, dipaparkan
hasil dan temuan positif selama pelaksanaan IbM. Pertemuan ini
ditindaklanjuti dengan kunjungan ke SD Negeri 4 Tianyar dan SD Negeri 6
Tianyar sebagai sekolah percontohan dalam pengembangan Math Corner.
Harapannya 5 SD lainnya terimbas dan tergerak untuk mengembangkan Math
Corner di sekolahnya masing-masing.
10
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Satu Tahun
Terakhir.
Kinerja Undiksha dalam mensinergikan potensi masyarakat baik dalam
dunia pendidikan maupun bidang-bidang lainnya di bawah koordinasi LPM
Undiksha dan Lembaga Penelitian Undiksha cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari aktivitas pusat-pusat layanan yang ada di LPM yang secara intensif melayani
kebutuhan stakeholder dan masyarakat terhadap penerapan ipteks, baik itu (1)
pusat layanan pendidikan masyarakat, (2) pusat layanan pengembangan
SDM/SDA, (3) pusat layanan KKN/KKL, (4) pusat layanan penerapan ipteks,
maupun (5) pusat layanan kewirausahaan dan konsultasi bisnis. Pada tahun 2013,
LPM Undiksha telah melaksanakan pengabdian sebanyak 92 kegiatan baik pada
skim KKN-PPM, IbW, IbM, IbIKK, IBK maupun DIPA dengan sumber dana
utama dari DP2M Dikti dan DIPA Undiksha. Total dana pelaksanaan untuk
kegitan pengabdian tahun 2013 adalah sebesar Rp 1.901.500.000,-. Adapun
rincian kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2013 pada masing-masing skim
dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi Banyak serta Pembiayaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LPM Undiksha Tahun 2013
No Skim Pengabdian Banyak Kegiatan Total Dana (Rp) 1 KKN-PPM 1 90 juta 2 IbW 5 490 juta 3 IbM 11 444 juta 4 IbIKK 2 200 juta 5 IbK 1 100 juta 6 DIPA 72 577,5 juta
Jumlah 92 1.901,5 juta
4.2. Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan dalam Pemecahan Masalah Mitra
Beserta Pakarnya Masing-Masing
11
Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini adalah tenaga
professional dalam bidang matematika dan pendidikan matematika. Tim pengusul
telah banyak terlibat dalam penelitian dan pengabdian terkait dengan
pembelajaran matematika di SD khususnya berkaitan dengan penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran matematika. Saat ini tim pengusul adalah pengampu
mata kuliah terkait seperti matematika sekolah, lab/bengkel matematika, serta
media pembelajaran berbasis ICT yang sangat relevan dengan kegiatan IbM yang
direncanakan sehingga program ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis.
Adapun kebutuhan jenis kepakaran serta pakarnya masing-masing
diuraikan sebagai berikut.
Tabel 3. Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan beserta Pakarnya Masing-Masing No
Jenis Kepakaran
Pakar Keterangan
1. Matematika SD Tim Pengabdian (I Made Suarsana, S.Pd. M.Si., Drs. Djoko Waluyo, M.Sc., Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.)
Ketiga anggota tim pengabdian adalah tenaga professional di bidang matematika dan pendidikan matematika. Selait itu, ketiga anggota tim juga pernah mengampu mata kuliah matematika sekolah yang didalamnya juga mengkaji matematika di SD.
2. Laboratorium Matematika
Drs. Djoko Waluyo, M.Sc
Memiliki keahlian dalam pengelolaan laboratorium matematika. Selain itu, saat ini beliau adalah Kepala Laboratorium di Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Ganesha.
3. Desain dan Produksi Alat Peraga/Media Inovatif
Tim Pengabdian (I Made Suarsana, S.Pd. M.Si., Drs. Djoko Waluyo, M.Sc., Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.)
Ketiga tim pengabdian pernah mengampu mata kuliah Lab/Bengkel Matematika dimana pada perkuliahan ini membahas tentang pembuatan alat peraga mulai dari perancangan, produksi serta penggunaannya.
12
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IBM Laboratorium
Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” melibatkan dua sekolah mitra yaitu
satu SD Inti (SD N 6 Tianyar) dan satu SD Imbas (SD N 4 Tianyar). Secara
khusus program ini menyasar guru-guru kelas rendah pada kedua sekolah mitra
yaitu guru kelas I, II dan kelas III. Secara keseluruhan semua sub kegiatan telah
terlaksana dengan baik yaitu 1) Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru
tentang desain dan produksi alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya
dalam pembelajaran matematika SD, 2) Pendesainan dan pengembangan Math
Corner sebagai tempat display dan penyimpanan alat peraga/ alat
permaianan/media inovatif lainnya di ruang kelas, 3) Sosialiasi kepada siswa
tentang pemanfaatan math corner, 4) Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru
tentang cara penggunaan alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya
dalam pembelajaran matematika di kelas, 5) Penyebarluasan hasil kegiatan IbM
pada 5 sekolah imbas melalui pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu. Hasil
pelaksanaan masing-masing sub kegiatan dapat dipaparkan sebagai berikut.
(1) Pelatihan dan Pendampingan bagi Guru-Guru Dalam Merancang dan
Membuat Alat Peraga Matematika.
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra
yaitu kurangnya kemampuan guru dalam merancang dan membuat alat peraga
matematika sehingga menyebabkan pembelajaran matematika selama ini
cenderung abstrak maka dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi guru dalam
merancang dan membuat alat peraga matematika. Harapannya adalah guru
mampu membuat media pembelajaran manipulatif sehingga pembelajaran
matematika menjadi menyenangkan.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 10 dan
11 April 2015. Pada hari I, guru dibekali pengetahuan tentang karakteristik
13
pembelajaran matematika SD, pentingnya keberadaan laboratorium matematika
dan alat peraga matematika, serta simulasi penggunaan alat peraga matematika.
Materi dibawakan oleh Bapak Drs. Djoko Waluyo, M.Sc. Dalam paparannya
narasumber menyampaikan 4 tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi
matematika yaitu penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan
keterampilan dan penerapan konsep. Tahap penanaman konsep merupakan tahap
pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Tidak semua materi
mudah dicerna oleh siswa, sehingga pada tahap-tahap awal dalam pengenalan
konsep, pemakaian alat bantu seringkali merupakan suatu kebutuhan yang tidak
bisa dihindari. Mengingat perkembangan intelektual siswa SD termasuk dalam
tahap operasional kongkret maka penggunaan media/ alat peraga dalam
pembelajaran matematika di SD sangat diperlukan.
Alat peraga yang disimulasikan pada kesempatan tersebut diantaranya
SILAT SIPUT (Simetri Lipat, Simetri Putar), Garis Bilangan dan Blok Dienes.
Alat peraga Silat Siput digunakan pada pembelajaran bangun datar khususnya
ketika membahas simetri lipat dan simetri putar, garis bilangan digunakan pada
penjelasan materi bilangan bulat dan operasinya, sedangkan Blok Dienes
digunakan pada materi nilai tempat dan penjumlahan bilangan bulat.
Peserta mengikuti pelatihan dengan sangat antusias. Gaya pemaparan
narasumber yang jelas dan lugas membuat peserta mudah memahami penjelasan
yang diberikan narasumber.
14
Gambar 1. Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Matematika
Pada hari II, guru didampingi dalam merancang dan membuat alat peraga
matematika sederhana yang dimulai dari mengidentifikasi konsep-konsep
matematik SD yang esensial yang lebih mudah dibelajarkan dengan menggunakan
media inovatif Kegiatan dipandu oleh tim pengabdian. Hasil identifikasi
kebutuhan alat peraga yang dihasilkan selanjutnya dikumpulkan untuk selanjutnya
oleh tim pengabdian akan dirancang dan dibuatkan alat peraga.
Guru-guru juga diberi kesempatan untuk mengalami langsung membuat
alat peraga matematika sederhana berupa alat permainan kartu bilangan. Oleh
karenanya peserta dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan masing-masing
membuat alat peraga kartu bilangan dengan muatan materi yang berbeda.
Kelompok 1 Penjumlahan Pecahan
Kelompok 2 Pengurangan Pecahan
Kelompok 3 Perkalian Pecahan
Kelompok 4 Pembagian Pecahan
Kartu bilangan yang dibuat mengikuti pola permainan domino dengan banyak
kartu adalah 28 kartu.
15
Gambar 2. Guru Merancang dan Membuat Alat Peraga Matematika Sederhana
(2) Pendesainan dan Pengembangan Math Corner
Untuk merealiasikan laboratorium matematika mini (Math Corner) yang
lengkap dan memenuhi target luaran IbM ini yaitu minimal 50% materi
matematika di kelas I,II dan III dapat dibuatkan media/alat peraga maka produksi
alat peraga matematika dilakukan dengan bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan
Matematika, FMIPA Undiksha yaitu dengan melibatkan mahasiswa yang
memprogram mata kuliah Workshop/Bengkel Matematika sebanyak 19
kelompok. Masing-masing kelompoknya mengerjakan proyek pembuatan alat
peraga untuk penanaman konsep dan permainan berdasarkan analisis kebutuhan
guru dan analisis SK dan KD mata pelajaran matematika untuk kelas I, II dan III
mahasiswa dengan bimbingan dosen pengampu dan tim pengabdian.
16
Gambar 3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Memproduksi Alat Peraga Matematika
Adapun beberapa alat peraga yang dihasilkan di antaranya sebagai berikut.
Tabel 4. Daftar Nama Alat Peraga dan Fungsinya NO NAMA FUNGSI 1. KINCIR JEJAK BILANGAN
1. Membantu siswa membilang banyak benda.
2. Membantu siswa melakukan operasi penjumlahan pada bilangan 0 sampai dengan bilangan 20.
3. Membantu siswa melakukan operasi pengurangan pada bilangan 0 sampai dengan bilangan 20.
2. DIAGRAM PECAHAN
i) Untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep pecahan.
ii) Untuk membantu peserta didik dalam memahami perbandingan pecahan, pecahan senilai, penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan.
17
3. KARTU DOMINO PECAHAN
Melatih keterampilan peserta didik dalam memperagakan pecahan senilai
4. BATANG NAPIER
i) Membantu siswa memahami konsep algoritma perkalian.
ii) Membantu siswa untuk memahami konsep hitung susun pembagian
5. KERETA ANGKA MAJU MUNDUR (KERANGKA MAMUN)
i) Membantu menanamkan konsep operasi penjumlahan pada bilangan bulat.
ii) Membantu menanamkan konsep operasi pengurangan pada bilangan bulat.
iii) Membantu menanamkan konsep operasi perkalian pada bilangan bulat.
6. PAPAN CATUR BILANGAN (PAPAN CABI)
i) Melatih kemampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan pada bilangan bulat.
ii) Meningkatkan minat siswa mempelajari operasi penjumlahan pada bilangan bulat.
7. DEKAK-DEKAK
i) Membantu siswa memahami nilai tempat pada suatu lambang bilangan.
ii) Membantu siswa memahami operasi penjumlahan pada bilangan asli.
iii) Membantu siswa memahami operasi pengurangan pada bilangan asli.
8. OPPOLYBIL (Operasi Monopoli Bilangan)
i) Membantu siswa mengenal nilai mata uang.
ii) Membantu siswa melakukan operasi
18
mata uang.
9. JAMSUT (Jam Sudut Matematika)
i) Pengenalan besar sudut-sudut istimewa, yaitu sudut
,120,90,90,60,30 .360,330,300,270,240,210,180,150
ii) Pengenalan jenis-jenis sudut yaitu
sudut lancip, siku-siku, dan tumpul. 10. PISMA (Pizza Sudut Matematika)
memperdalam materi dengan menerapkan pemahaman materi besar dan jenis sudut ke dalam sebuah permainan.
11. PAKU (Papan Persekutuan)
1. Untuk membelajarkan siswa dalam memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan faktorisasi prima
2. Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan faktorisasi prima
12. BOKAP (Bingo KPK dan FPB)
1. Untuk meningkatkan minat siswa dalam memahami materi KPK dan FPB melalui permainan
2. Untuk merangsang siswa berpikir cepat melalui permainan
3. Untuk melatih siswa dalam menyelesaikan permasalahan tentang KPK dan FPB melalui permainan
13. BALOK PECAHAN i) Menemukan definisi pecahan sederhana.
ii) Menentukan pecahan senilai iii) Membandingkan nilai pecahan
19
sederhana. iv) Mengurutkan pecahan sederhana dari
nilai terbesar sampai terkecil atau sebaliknya
14. BRAIN MEMORY (Permainan)
Brain memory merupakan suatu permainan yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep pecahan sederhana dengan cara menyenangkan dan tidak menoton seperti pelajaran yang biasanya dianggap membosankan oleh siswa.
15. JAM LOGI (Jam Analog dan Digital)
i) Membantu peserta didik memahami konsep membaca waktu pada permukaan jam.
ii) Membantu peserta didik memahami konsep menyatakan waktu pada permukaan jam.
iii) Menyatakan lamanya waktu berlangsungnya suatu kegiatan
16. ULAR TANGGA WAKTU
melatih keterampilan siswa dalam menyebutkan waktu
17. NERACA HUNGER untuk membantu siswa dalam memahami konsep membandingkan berat benda (lebih ringan dan lebih berat)
20
18. WEIGHT PUZZLE
i) Memperkenalkan satuan berat, khususnya kg, hg, dag, gr, dg, cg, dan mg.
ii) Siswa dapat mengetahui urutan satuan berat dimana satuan kg menempati urutan yang paling besar dan mg menempati urutan yang paling kecil.
19. TANGRAM
i) Untuk membelajarkan siswa dalam mengenal bangun-bangun geometri yaitu segiempat dan segitiga
ii) Untuk menumbuhkan daya kreatifitas siswa dalam membentuk bangun-bangun tertentu seperti: bangun geometri seperti segiempat, segitiga, rumah, bina Tangram, manusia, dan sebagainya.
iii) Untuk membelajarkan siswa dalam memantapkan pemahaman konsep kesebangunan dan kekongruenan
iv) Untuk membelajarkan siswa dalam memantapkan pemahaman konsep kekekalan luas
Alat peraga matematika yang telah terbuat tersebut selanjutnya dikirim ke sekolah
untuk disusun dan ditata dalam rak penyimpanan Math Corner. Alat peraga yang
dibuat dipilah-pilah sesuai dengan standar kompetensi pada kurikulum. Alat
peraga memang dibuat per standar komptensi yang terdiri dari 2 jenis yaitu alat
peraga penanaman konsep dan alat peraga untuk melatih keterampilan yang
biasanya berupa alat permainan. Berikut desain math corner yng sesuai dengan
namanya diletakkan di pojokan kelas.
21
Gambar 4. Pengembangan Math Corner
(3) Sosialiasi kepada Siswa tentang Pemanfaatan Math Corner
Agar Math Corner dapat dimanfaatkan secara optimal dan untuk
menjamin keamanan alat dan penggunanya, kepada siswa dilakukan sosialisasi
tata tertib penggunaan Math Corner. Kepada siswa juga diperkenalkan alat-alat
yang ada pada Math Corner dan cara penggunaannya. Harapan dari keberadaan
22
Math Corner di ruang kelas adalah makin mendekatkan matematika dalam
keseharian siswa sehingga siswa mulai menyenangi matematika.
Gambar 5. Sosialisasi Pemanfaatan Math Corner bagi Siswa
(4) Pelatihan dan Pendampingan Bagi Guru-Guru Tentang Cara Penggunaan Alat Peraga/ Alat Permainan/ Media Inovatif Lainnya Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas.
Guru-guru kelas rendah pada kedua sekolah mitra dilatih menggunakan
alat peraga yang tersedia di Math Corner baik itu alat peraga penanamankonsep
maupun alat peraga permaianan matematika. Setelah memahami bagaimana
23
menggunakannya, guru-guru dilatih pula bagaimana mengintegrasikan alat peraga
tersebut dalam pembelajaran di kelas, mengingat hampir seluruh komptensi dasar
mata pelajaran matematika di kelas rendah telah dikembangkan alat peraganya.
Produk dari hasil pelaksanaan sub kegiatan ini adalah telah dihasilkannnya
Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan penggunaan alat
peraga matematika yang telah tersedia di Math Corner.
Gambar 6. Pelatihan Guru-guru dalam Pemanfaatan Math Corner
(5) Penyebarluasan hasil kegiatan IbM pada 5 sekolah imbas melalui
pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu
Dengan adanya Math Corner, guru-guru menjadi tertarik untuk
mengintegrasikan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di
kelas. Hal ini dikarenakan alat peraga yang ada telah dikembangkan mencakup
seluruh kompetensi dasar di kelas tersebut dan telah pula dilengkapi dengan
panduan penggunaan dan RPP berbantuan alat peraga. Hasil yang baik ini perlu
24
diimbaskan pada sekolah lainnya di Gugus III kecamatan Kubu sehingga mereka
tertarik untuk mengembangkan Math Corner secara mandiri. Penyebarluasan hasil
kegiatan IbM ini dilakukan pada pertemuan rutin KKG Gugus III Kecamatan
Kubu. Perwakilan guru pada sekolah mitra didampingi tim pengabdian
menyampaikan pengalamannya dalam memanfaatkan Math Corner serta hal-hal
positif yang yang diperoleh bagi pembelajaran matematika di kelas rendah.
Gambar 7. Sosialisasi Hasil Pelaksanaan IbM pada KKG SD Gugus III Kecamatan Kubu
5.2. PEMBAHASAN
Kegiatan “IBM Laboratorium Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan
Kubu” telah berlangsung dengan baik. Hal ini nampak dari keterpaian target
luaran yang diharapkan dari kegiatan ini.
Pertama, Adanya Math Corner sebagai laboratorium matematika mini pada
masing-masing ruang kelas di kedua sekolah mitra. Sebagai kriterianya minimal
50% materi matematika di tiap kelas (kelas rendah) dapat dibuatkan media/alat
25
peraga yang selanjutnya disimpan di Math Corner. Berdasarkan analisis
kebutuhan alat peraga yang dilakukan oleh tim pengabdian dan guru-guru di
sekolah mitra yang didasarkan pada analisis standar kompetensi dan kompetensi
dasar (SKKD) mata pelajaran matematika di kelas rendah (Kelas I, II, dan Kelas
III) maka diperoleh daftar rancangan alat peraga yang akan dikembangkan.
Dengan bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Undiksha
rancangan tersebut direalisasikan dengan melibatkan mahasiswa yang
memperogram mata kuliah Workshop/Bengkel Matematika yang dikelompokkan
dalam 19 grup. Masing-masing kelompok memproduksi alat peraga untuk satu
standar kompetensi berupa satu alat peraga penanaman konsep dan satu lagi alat
peraga permainan. Banyaknya standar kompetensi di masing-masing tingkat
adalah kelas I ada 6 SK, kelas II ada 4 SK , dan kelas III ada 5 SK. Dengan
demikian seluruh materi pembelajaran matematika kelas rendah telah berhasil
dikembangkan alat peraga pendukungnya.
Kedua, guru mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
matematika. Berdasarkan panduan penggunaan alat peraga yang diberikan, guru
bersama tim pengabdian berusaha mendesain pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga yang tersedia pada Math Corner. Produk dari kegiatan ini berupa
dihasilkannya RPP yang mengintegrasikan penggunaan alat peraga matematika.
Mengingat semua SK telah dibuatkan alat peraganya, maka hampir semua topik
pembelajaran seperti bilangan, geometri dan pengukuran telah didesain
pembelajarannnya dengan memanfaatkan alat peraga.
Ketiga, siswa melakukan aktivitas matematika secara mandiri pada Math Corner.
Siswa dapat memantapkan pemahaman terhadap materi yang dibelajarkan guru
dengan memanipulasi alat-alat peraga penanaman konsep. Siswa dapat juga
melatih keterampilannya melalui permainan matematika dengan alat peraga
permainan. Tim pengabdian melakukan sosialisasi penggunaan alat permainan
yang ada pada math corner. Tim juga berpesan kepada sekolah mitra agar alat-alat
peraga tetap disimpan pada math corner di pojok kelas bukan disimpan di ruang
guru dengan harapan siswa dapat memanfaatkannya setiap saat.
Selama pelaksanaan kegiatan ini, tim pengabdian juga menghadapi
beberapa kendala dalam upaya realisasi kegiatan untuk pencapaian target luaran
26
yang telah ditetapkan. Kendala utama yang dihadapi diantaranya 1) idealnya alat
peraga dan math corner dikembangkan oleh guru-guru dengan didampingi oleh
tim pengabdian, namun hal ini belum terwujud mengingat pada saat program ini
dilaksanakan, terbentur dengan berbagai kesibukan guru seperti mengajar,
persiapan UAS, UN, pengisian rapot, dan persiapan penerimaan siswa baru, 2)
ada salah satu sekolah mitra yang menyimpan alat-alat peraganya pada lemari
khusus bukan pada math corner, mereka beralasan, takut alatnya rusak atau hilang
karena guru tidak bisa mengawasi penuh keamanan alat-alat tersebut bila ditaruh
di kelas. Ya tentu saja, tim pengabdian kembali harus memberikan penjelasan ke
pihak sekolah maksud dari pengembangan math corner.
Terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
ini, ada hal menarik yang kami dapatkan yaitu, kelompok mitra sangat antusias
dan respek dengan setiap kegiatan yang diselenggarakan. Mereka sangat
kooperatif dalam memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan. Kehadiran dan
partisipasi mereka sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa kelompok mitra
menyamput positif kegiatan yang telah dilakukan.
27
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan program “IbM Laboratorium
Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” adalah sebagai berikut.
1. Telah dikembangkan Math Corner sebagai laboratorium matematika mini di
ruang kelas .
2. Guru-guru pada sekolah mitra telah memiliki mampu mendesain pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas matematika.
3. Siswa telah terbiasamelakukan aktivitas matematika secara mandiri pada
Math Corner.
6.2. Saran
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika di kelas meski terus
diupayakan sebagai wujud profesionlitas kita sebagai pendidik. Kepada kedua
sekolah mitra diharapkan agar menindaklanjuti hasil pengabdian ini dengan
berusaha memanfaatkan Math Corner dalam pembelajaran matematika dan tentu
saja isi dari Math Corner harus terus diperbaharui agar bisa menjadi wahana yang
selalu menarik bagi siswa, dan kepada sekolah lainnya di Gugus III Kecamatan
Kubu bisa mengadakan sendiri Math Corner secara swadaya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abu. 2011. Matematika Modal Utama Kemajuan Bangsa.
http://www.pelitaonline.com/mobile/detail.php?id=82263. Diakses tanggal
10 April 2014.
Depdiknas. 2010. Pedoman Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
Disdikpora Karangasem. 2014. Data dan Info Pendidikan.
http://pendidikankarangasem.info. Diakses pada tanggal 10 April 2014.
Pusat Pengembangan Profesi Guru. 2012. Teori Belajar dalam Pembelajaran
Matematika. Jakarta : Kemendikbud
Rohayati, A. 2012. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI
Sukayati dan Agus. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam
Pembelajaran di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika
Singh, Hukum et all. 2000. A Handbook for Designing Mathematics Laboratory
in Schools. New Delhi : National council of Education research and
Training.
29
LAMPIRAN 01 : Contoh Alat Peraga
JAMSUT (Jam Sudut Matematika)
A. NAMA ALAT PERAGA
Alat Peraga ini bernama JAMSUT (Jam Sudut Matematika)
B. KOMPONEN ALAT PERAGA
Alat peraga JAMSUT berbentuk kotak berukuran 36 cm36 cm10.5
cm. Adapun komponen-komponen yang terdapat pada alat peraga JAMSUT
yaitu.
1) Tampak dari depan
Terdapat daerah lingkaran yang memiliki diameter 30 cm yang
disebut dengan lingkaran jam, lingkaran jam memiliki 3 warna
berbeda yaitu seperempat bagian berwarna kuning, seperempat
bagian berwrna merah muda dan setengah bagian lingkaran
berwarna hijau.
Dalam lingkaran jam terdapat dua buah jarum penunjuk berwarna
hitam yaitu jarum panjang dan jarum pendek yang memiliki panjang
berturut-turut 13 cm dan 9.5 cm, jarum panjang bersifat permanen
yang tetap menunjuk ke bilangan 12, sedangkan jarum pendek tidak
bersifat permanen artinya dapat diputar sesuai pukul yang
diinginkan.
Bilangan sebagai penunjuk pukul pada jam.
Tampak dari depan
30
2) Tampak dari atas
Tampak dari atas JAMSUT terdapat lubang berukuran 5.5 cm7.5 cm
yang bernama lubang keterangan jamsut. Lubang keterangan berfungsi
sebagai tempat keterangan besar dan jenis sudut yang dibentuk oleh
jarum panjang dan jarum pendek pada lingkaran jam.
3) Tampak dari belakang
Bagian belakang jamsut berwarna biru polos.
C. KEGUNAAN ALAT PERAGA
Adapun kegunaan alat peraga JAMSUT yaitu.
1) Pengenalan besar sudut-sudut istimewa, yaitu sudut
,120,90,90,60,30
.360,330,300,270,240,210,180,150
2) Pengenalan jenis-jenis sudut yaitu sudut lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. CARA PENGGUNAAN
1) Cara Penggunaan JAMSUT dalam Penanaman Konsep Besar
Sudut
Tampak dari belakang
Tampak dari atas
31
Saat mengenalkan materi besar sudut dapat digunakan JAMSUT dengan
petunjuk penggunaan sebagai berikut.
Instruksikan siswa untuk memposisikan JAMSUT agar berdiri tegak
dengan lingkaran jam menghadap ke dirinya dan terlebih dahulu
jarum pendek dihimpitkan dengan jarum panjang menunjuk bilangan
12, sehingga pada lubang keterangan siswa akan melihat tulisan
“JAMSUT”
Perhatikan gambar
Instruksikan siswa untuk memutar jarum pendek searah jarum jam
sehingga tepat menunjuk bilangan.
Contoh:
Misalkan jarum pendek diputar sehingga tepat menunjuk bilangan 2,
yang menunjukkan pukul 02.00.
Tampak dari depan
Tampak dari atas
32
Instruksikan siswa untuk melihat besar sudut yang dibentuk oleh
jarum panjang dan jarum pendek pada bagian atas JAMSUT yaitu
pada lubang keterangan.
Contoh:
Pada saat jarum pendek menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan
pukul 02.00, lubang keterangan akan memberikan keterangn besar
sudut 60o.
Instruksikan siswa untuk mengulangi langkah 2 dan 3 sampai siswa
menemukan konsep besar sudut
Instruksikan siswa untuk mendiskusikan dan menjawab LKS sesuai
dengan perintah yang diberikan dengan menggunakan bantuan alat
peraga
2) Cara Penggunaan JAMSUT dalam Penanaman Konsep Jenis
Sudut.
Saat mengenalkan materi jenis sudut dapat digunakan JAMSUT dengan
petunjuk penggunaan sebagai berikut.
Tampak Dari Atas
Tampak dari atas
33
Instruksikan siswa untuk memposisikan JAMSUT agar berdiri tegak
dengan lingkaran jam menghadap ke dirinya dan terlebih dahulu
jarum pendek dihimpitkan dengan jarum panjang menunjuk bilangan
12, sehingga pada lubang keterangan siswa akan melihat melihat
tulisan “JAMSUT”
Perhatikan gambar
Instruksikan siswa untuk memutar jarum pendek searah jarum jam
sehingga tepat menunjuk bilangan.
Contoh:
Misalkan jarum pendek diputar sehingga tepat menunjuk bilangan 2,
yang menunjukkan pukul 02.00.
Tampak dari depan
Tampak dari atas
34
Instruksikan siswa untuk melihat jenis sudut yang dibentuk oleh
jarum panjang dan jarum pendek pada bagian atas JAMSUT yaitu
pada lubang keterangan.
Contoh:
Pada saat jarum pendek menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan
pukul 02.00, maka lubang keterangan akan memberikan keterangn
jenis sudutnya lancip.
Instruksikan siswa untuk mengulangi langkah 2 dan 3 sampai siswa
menemukan konsep jenis sudut
Instruksikan siswa untuk mendiskusikan dan menjawab LKS sesuai
dengan perintah yang diberikan dengan menggunakan bantuan alat
peraga
Tampak dari atas
Tampak dari atas
35
LAMPIRAN 02:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Tema : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema : Keberagamaan Budaya Bangsaku
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika
serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
36
2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya
teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
3.3 Mengenal sudut siku-siku, lancip, dan tumpul melalui pengamatan dan
membandingkannya dengan sudut yang berbeda
C. Indikator
Menentukan jenis sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan penggunaan alat peraga siswa dapat menentukan
jenis-jenis sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.
E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Tematik
b. Model Pembelajaran : Discovery Learning
c. Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab
F. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Alat/Bahan : LKS, Papan Tulis/White Board, dan Spidol
b. Media : Alat Peraga
c. Sumber Belajar :
Buku Guru Hal.11-17, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013
G. Materi Pembelajaran
Jenis-Jenis Sudut
a. Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku lebih dikenal dengan sudut tegak lurus yang besarnya
adalah 90 derajat. Seperti terlihat pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Sudut Siku-siku
90o
37
b. Sudut Lancip
Sudut lancip merupakan sudut yang besar sudutnya diantara 0 derajat dan
90 derajat. Berikut gambar sudut lancip.
Gambar 2. Sudut lancip.
c. Sudut Tumpul
Sudut tumpul merupakan sudut yang besar sudutnya diantara 90 derajat
dan 180 derajat. Berikut gambar sudut tumpul.
Gambar 3. Sudut tumpul.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Guru siswa
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan
salam kepada siswa
2. Guru mengecek
kehadiran dan kesiapan
siswa untuk memulai
pembelajaran
3. Guru mengingatkan
1. Siswa merespon salam dari
guru
2. Siswa mengonfirmasi
kehadiran anggota kelas,
kemudian mempersiapkan
diri untuk mengikuti
pembelajaran
3. Siswa mengingat kembali
operasi bilangan bulat dan
20 menit
α
α
38
kembali materi besar
sudut pada apersepsi
4. Guru menyampaikan
tujuan dan manfaat
pembelajaran
5. Guru memotivasi
siswa dengan
mengaitkan materi
pembelajaran sudut
dengan kehidupan
sehari-hari khususnya
terkait dengan budaya
bangsa Indonesia
6. Guru menyampaikan
kegunaan alat peraga
JAMSUT untuk
menentukan jenis
sudut
7. Guru menjelaskan
komponen serta teknis
penggunaan alat peraga
JAMSUT
perbandingan bilangan bulat
4. Siswa dengan seksama
mendengarkan tujuan dan
manfaat pembelajaran
5. Siswa termotivasi untuk
belajar materi sudut, serta
menyimak dengan seksama
masalah kehidupan sehari-
hari yang disampaikan oleh
guru
6. Siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh
penjelasan dari guru
berkaitan dengan alat peraga
JAMSUT dalam
menentukan jenis sudut
7. Siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh
penjelasan dari guru terkait
teknis penggunaan alat
peraga JAMSUT
Inti 1. Guru
mengelompokkan
siswa menjadi 4
kelompok
2. Guru membagikan
LKS dan alat peraga
JAMSUT kepada
1. Siswa membentuk
kelompok sesuai dengan
arahan guru
2. Siswa melakukan diskusi
kelompok menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan pada LKS
40 menit
39
masing-masing
kelompok, serta
mengintruksikan
kepada siswa untuk
mendiskusikan
permasalahan pada
LKS
3. Guru
menginstruksikan
kepada siswa untuk
menyelesaikan LKS
dengan bantuan alat
peraga JAMSUT
4. Guru mengontrol
jalannya diskusi di
masing-masing
kelompok
5. Guru mengintruksikan
perwakilan kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya dan
kelompok lain
mengomentari hasil
diskusi kelompok yang
melakukan presentasi
6. Guru memberikan
penguatan kepada
3. Siswa menggunakan alat
peraga JAMSUT untuk
menyelesaikan
permasalahan pada LKS
4. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru
terhadap hal-hal yang
kurang dipahami terkait
dengan LKS
5. Perwakilan kelompok
melakukan presentasi hasil
diskusi kelompok dan siswa
di kelompok lain
memberikan komentar baik
berupa pertanyaan,
sanggahan maupun
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
6. Siswa semakin antusias
untuk terlibat dalam
pembelajaran di kelas
7. Siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh
40
siswa perwakilan
kelompok, serta siswa
yang aktif memberikan
komentar terhadap
presentasi kelompok
7. Guru meluruskan
penyampaian dari
presentasi kelompok
dan hasil diskusi ketika
kegiatan presentasi
penjelasan dari guru
Penutup 1. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
terkait dengan materi
yang belum dipahami 2. Guru bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan dan
merangkum materi
tentang jenis-jenis
sudut
3. Guru memberikan tes
untuk mengevaluasi
hasil pembelajaran.
4. Guru memberikan PR
kepada siswa.
5. Guru menyampaikan
topik materi yang
akan disajikan pada
pertemuan berikutnya
6. Guru mengakhiri
1. Siswa bertanya sampai
mengerti
2. Siswa antusias untuk
menyimpulkan materi
tentang jenis-jenis sudut
3. Siswa mengerjakan tes
secara individu
4. Siswa memperhatikan dan
mencatat PR yang
diberikan oleh guru
5. Siswa mendengarkan
dengan seksama
6. Siswa bersemangat dan
10 menit
41
kegiatan belajar
dengan memberikan
pesan tetap semangat
untuk belajar dan
mempelajari materi
untuk pertemuan
yang akan datang.
mengucapkan salam
I. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan (dst)
42
LAMPIRAN 03: Contoh Lembar Kerja Siswa
43
44