Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal, maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Tujuan dari perawatan kesehatan masyarakat adalah memperoleh derajat kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan keperawatan dengan tidak melupakan upaya pengobatan dan keperawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Notoatmodjo, 2003). Respon masyarakat apabila sakit adalah : tidak bertindak (no action), tidak mengobati sendiri (self treatment), mencari pengobatan ke fasilitas– fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), mencari pengobatan dengan membeli obat–obatan ke warung obat (chemist shop), mencari pengobatan ke fasilitas–fasilitas modern yang diadakan pemerintah atau lembaga–lembaga kesehatan swasta (balai pengobatan, puskesmas, rumah sakit) serta mencari pengobatan ke fasilitas modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek (privat medicine). Persepsi masyarakat terhadap sehat–sakit

description

Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

Transcript of Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

Page 1: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal, maka

pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas.

Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah

penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,

mental, dan sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Tujuan dari perawatan

kesehatan masyarakat adalah memperoleh derajat kesehatan yang optimal bagi

setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawatan dan

pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan keperawatan dengan tidak

melupakan upaya pengobatan dan keperawatan serta pemulihan bagi yang

sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap

penyakit (Notoatmodjo, 2003).

Respon masyarakat apabila sakit adalah : tidak bertindak (no action),

tidak mengobati sendiri (self treatment), mencari pengobatan ke fasilitas–

fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), mencari pengobatan

dengan membeli obat–obatan ke warung obat (chemist shop), mencari

pengobatan ke fasilitas–fasilitas modern yang diadakan pemerintah atau

lembaga–lembaga kesehatan swasta (balai pengobatan, puskesmas, rumah

sakit) serta mencari pengobatan ke fasilitas modern yang diselenggarakan oleh

dokter praktek (privat medicine). Persepsi masyarakat terhadap sehat–sakit

Page 2: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

2

erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok

pikiran tersebut akan mempengaruhi akan dipakai atau tidak dipakainya

fasilitas kesehatan yang disediakan. Apabila persepsi sehat–sakit masyarakat

belum sama dengan konsep sehat–sakit kita, maka jelas masyarakat belum

tentu atau tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan (Notoatmodjo,

2003).

Pemanfaatan fasilitas kesehatan masyarakat di pedesaan

diselenggarakan dalam bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM), terdapat berbagai bentuk UKBM yang tumbuh di masyarakat

pedesaan antara lain : pos pelayanan terpadu (posyandu), pos obat desa

(POD), taman obat keluarga (TOGA), pondok bersalin desa (polindes), serta

dana sehat. Puskesmas pembantu (pustu) yang merupakan kepanjangan tangan

dari puskesmas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagai fungsi

puskesmas di desa (Depkes, 1999).

Puskesmas adalah suatu kesatuan kesehatan yang fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok. Fungsi puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan

untuk hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Tujuan puskesmas adalah

memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi promotif (peningkatan

Page 3: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

3

kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif

(pemulihan kesehatan) yang ditujukan kepada semua jenis dan golongan

umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Upaya kuratif

(pengobatan) ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota–anggota yang

menderita penyakit atau masalah kesehatan (Hatmoko, 2006).

Di Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus, apabila

ada anggota keluarga yang sakit lebih memilih untuk pergi berobat pada

mantri desa yang membuka praktek di rumah daripada pergi berobat ke

puskesmas. Padahal di Desa Gondangmanis terdapat puskesmas pembantu

yang buka dari hari senin sampai hari sabtu, serta letaknya yang berada di

tengah desa sehingga sangat mudah untuk dicapai. Dari puskesmas indukpun

hanya berjarak ± 3 km yang dapat diakses dengan transportasi angkutan desa

Rp 4000 pulang pergi. Dari segi biayapun, berobat ke puskesmas terbilang

sangat murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat, yakni Rp 3.500 setiap

berobat ke puskesmas, itupun sudah termasuk obat yang dibawa pulang.

Disamping itu, tindakan kuratif (pengobatan) di puskesmas dilaksanakan oleh

perawat bahkan ada juga dokter yang bertugas, meski demikian animo

masyarakat untuk pergi berobat ke puskesmas masih sangat rendah. Bagi

masyarakat untuk pergi berobat pada mantri desa rata–rata dipungut biaya Rp

15.000, kalau disuruh datang ke rumah Rp 20.000 tentunya lebih mahal jika

dibandingkan dengan berobat ke puskesmas.

Page 4: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

4

Dari laporan Puskesmas Bae Kudus, warga Desa Gondangmanis untuk

kunjungan berobat terbilang rendah dibanding dengan desa lain yang

masih satu

wilayah kerja di Puskesmas Bae Kudus. Selama 7 bulan terakhir warga desa

Gondangmanis yang berobat ke puskesmas, baik puskesmas pembantu

maupun puskesmas induk Bae Kudus mengalami penurunan. Hal ini dapat

dilihat jumlah kunjungan dari tahun 2007 bulan Juli 342 orang, Agustus

336 orang, September 306 orang, Oktober 265 orang, November 286 orang

dan Desember ada 213 orang. Untuk tahun 2008 pada bulan Januari

mengalami sedikit peningkatan dari Desember 2007 yaitu 331 orang. Rata–

rata kunjungan ke puskesmas untuk warga Gondangmanis 297 orang

perbulannya (laporan Puskesmas Bae, 2008). Warga yang berobat pada mantri

desa tiap bulan rata–rata 1100 orang (laporan kunjungan pasien, 2008).

Sedikitnya warga yang berkunjung ke puskesmas akan mengakibatkan

kesulitan bagi puskesmas untuk memantau kejadian masalah kesehatan yang

muncul di masyarakat atau keluarga.

Menurut Friedman, keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah–masalah

kesehatan yang ada dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah

kesehatan berawal sampai ke penyelesaian dipengaruhi oleh keluarga.

Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh

anggota keluarga dan bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya

tingkat kesehatan yang diinginkan. Disamping itu keluarga berperan penting

Page 5: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

5

dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan saat anggota keluarga ada

yang sakit. Salah satu tugas keluarga sendiri dibidang kesehatan yaitu

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat bagi

keluarga.

Dukungan keluarga sangat diperlukan sesuai dengan tugas keluarga.

Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga

kepada anggota keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di

puskesmas dalam hal pengobatan. Jenis dukungan keluarga berupa dukungan

emosional. Dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informatif. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal

seperti dukungan suami atau istri atau dukungan dari saudara kandung. Dan

dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal yang didapat dari sahabat,

teman dan tetangga bagi keluarga inti (Friedman, 1998). Dari studi

pendahuluan sebanyak 10 orang yang berobat pada mantri desa dan 10 orang

yang berobat ke puskesmas, keluarga mendukung untuk berobat ke mantri

desa karena di mantri desa pelayanannya lebih memuaskan serta obatnya lebih

lengkap dan bermutu, disamping itu tidak antri dan malam hari masih buka

praktek dan keluarga yang mendukung berobat di puskesmas karena di

samping biayanya murah tindakan pengobatannya sama juga dilakukan oleh

perawat bahkan ada dokter yang mengawasi. Keluarga seharusnya mendukung

untuk pergi berobat ke puskesmas, tetapi sebaliknya banyak pergi berobat ke

mantri desa.

Page 6: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

6

Mengingat pentingnya dukungan keluarga dalam memilih tempat

pelayanan kesehatan khususnya puskesmas untuk mengatasi masalah

kesehatan (berobat), dan dari data kunjungan warga puskesmas yang

mengalami penurunan. Maka peneliti mengangkat masalah tersebut untuk

diteliti lebih lanjut sehingga peneliti mengambil judul “Hubungan Antara

Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Puskesmas dalam Pengobatan di

Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan

masalahnya muncul sebuah pertanyaan yaitu : Adakah hubungan dukungan

keluarga dengan pemanfaatan puskesmas : pengobatan di Desa

Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan puskesmas dalam pengobatan di Desa Gondangmanis

Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dukungan keluarga dalam pemanfaatan puskesmas dalam

pengobatan di Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

Page 7: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

7

b. Mengetahui pemanfaatan puskesmas dalam pengobatan di Desa

Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

c. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan puskesmas dalam pengobatan di Desa Gondangmanis

Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

D. Manfaat Penelitian

1. Puskesmas

Dapat menambah masukan sebagai bahan evaluasi untuk

menyusun kebijaksanaan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan kuratif

(pengobatan) agar lebih berorientasi pada kepuasan pasien sehingga

masyarakat mau memanfaatkan puskesmas tersebut dengan baik.

2. Keluarga

Keluarga menggunakan puskesmas sebagai tempat untuk berobat

apabila ada anggota keluarga yang sakit, sehingga dapat mengurangi biaya

pengeluaran keluarga.

3. Perawat

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan puskesmas berupa pengobatan, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan asuhan keperawatan pada masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Page 8: Jtptunimus Gdl Mohamadkho 5167 2 Bab1

8

4. Ilmu Keperawatan

Sebagai dasar acuan lebih lanjut bagi mahasiswa untuk melakukan

penelitian berikutnya terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat

pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

5. Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam

melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan penelitian berbagai teori

dan konsep yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, dalam bentuk

penelitian ilmiah yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat pelayanan

kesehatan oleh masyarakat.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesehatan keperawatan

keluarga dan keperawatan komunitas.