Journal

download Journal

of 15

description

senam

Transcript of Journal

kepek

PAGE .

PELATIHAN INSTRUKTUR SENAM LANSIA BUGAR DI DESA WIJIREJO PANDAK

Oleh:

Sb. Pranatahadi, M.Kes.,

Dr. Suharjana, M.Kes.

A. Aryadi Warsito, M.Si

Abstrak

Pelatihan instruktur Senam Lansia Bugar di desa Wijirejo untuk meningkatkan jumlah instruktur senam, sehingga merata di setiap dusun. Dengan demikian diharapkan banyak warga yang ikut latihan senam, dapat meningkatkan kebugaran, kesehatan, kesejahteraan masyarakat Wijirejo khususnya kaum lansia.

Untuk mencapai tujuan di atas dilaksanakan pelatihan dengan mengundang dua perwakilan dari sepuluh dusun yang ada di Wijirejo. Pelatihan dilaksanakan di aula kelurahan, sebanyak delapan kali tatap muka dan diberikan Senam Lansia Bugar.

Ada 43 peserta terdaftar mengikuti pelatihan. Dua puluh tiga orang datang lebih dari 50 % , sedangkan yang hafal benar Senam Lansia Bugar atau layak menjadi instruk ada 19 peserta.

Kata kunci: Senam Lansia

PendahuluanMeskipun ada keterbatasan dana, pemerintah Kota Jogjakarta berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan semua warganya. Balita, anak-anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia, semua diperhatikan oleh Pemerintah Kota Jogjakarta. Anak di bawah lima tahun, ibu hamil, ibu menyusui mendapat perhatian melalui program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). a nak di bawah lima tahun mendapatkan kegiatan dalam bentuk Paud (PendidikanUsia Dini). Anak-anak dan remaja perhatian Pemerintah Kota Jogjakarta dengan memberikan beasiswa bagi yang tidak mampu, baik yang di pendidikan formal dalam Kota Jogjakarta maupun yang di luar Kota Jogjakarta. Bagi anak-anak yang sekolah di SMK akan semakin besar peluangnya mendapat beasiswa. Bantuan untuk kegiatan kepemudaan terutama untuk kursus-kursus keterampilan banyak digulirkan oleh pemerintah Kota Jogjakarta. Untuk lansia Pemerintah kota Jogjakarta juga memberi perhatian yang cukup besar.Kebugaran jasmani sangat diperlukan untuk mencegah atau menunda penyakit-penyakit degeneratif dan penyakit kelainan metabolisme. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul setelah seseorang mengalami proses penuaan. Penyakit karena kelainan metabolisme adalah penyakit yang berhubungan dengan proses pembuatan energi, seperti penyakit gula dan penyakit terlalu tingginya lemak darah. Seseorang yang cukup usia, akan mulai mengalami proses penuaan, tetapi dapat dihambat dengan melakukan latihan jasmani secara rutin. Pada umumnya orang yang berusia di atas empat puluh tahun akan mengalami proses penuaan. Pemerintah kabupaten Bantul sangat memperhatikan kebugaran para lansia warganya, termasuk dalam kegiatan senam. Meskipun ada perhatian dari pemerintah, tetapi sebagai kuncinya tetap pada kegiatan di dusun. Pemerintah kabupaten hanya sebatas memberikan rangsangan seperti menyelenggarakan pelatihan instruktur, dan menggelar senam massal dengan memberikan doorprize agar merangsang peserta. Pelatihan oleh kabupaten sangat dimungkinkan tidak dapat menjangkau sampai ke desa-desa seluruh kabupaten Bantul. Demikian juga pelatihan instruktur tingkat kecamatan tidak akan mungkin dapat menjangkau seluruh dusun. Oleh karena itu pelaksanaan pelatihan instruktur senam dari UNY akan sangat membantu dalam menggalakkan senam lansia di Desa Wijirejo Pandak Bantul.

Untuk mempertahankan kebugaran jasmani, para lanjut usia di pedesaan sebenarnya cukup mudah. Di daerah pedesaan para lansia dapat bekerja sambil berolahraga, seperti berkebun atau pekerjaan pertanian yang lain. Pekerjaan di sektor pertanian sarat akan tuntutan aktivitas fisik. Meskipun demikian, aktivitas fisik dalam bentuk bekerja tidak dapat menggerakkan semua otot dan semua sendi dalam tubuh secara merata. Gerak fisik dalam bekerja, akan sangat monoton sehingga dapat menyebabkan terjadinya bentuk fisik (sikap tubuh) sesuai dengan pekerjaannya. Jika orang pekerjaannya mencangkul akan banyak membongkok. Seandainya dilakukan terus-menerus berhari-hari, berbulan-bulan, punggung pasti akan dapat terbentuk bongkok. Olahraga akan diperlukan untuk mencegah terjadinya sikap tubuh yang tidak diinginkan. Senam dapat menggerakkan semua anggota badan atau sendi, maka kesalahan sikap tubuh karena kerja monoton akan dapat dicegah dan diperbaiki.

Lanjut usia dapat kita kelompokkan menjadi lansia yang potensial dan mandiri, serta lansia yang tergantung orang lain. Banyak lansia yang masih produktif seperti pensiunan profesor, menteri, dan pejabat-pejabat lain yang masih dapat berkarya. Dengan tuilisan atau karya-karyanya masih dapat mendatangkan uang, sehingga tidak hanya mandiri tetapi masih produktif. Di lain pihak ada lansia yang sangat tergantung orang lain seperti harus dimandikan, makan disuapi, bahkan harus dibantu ketika buang air kecil maupun air besar.

Cukup banyak lansia yang sebenarnya fisik masih memungkinkan untuk dapat berjalan menikmati hidup, tetapi karena menuruti situasi, tidak berlatih atau bergerak, akan menjadikan kondisi fisik menurun dan harus tergolek di tempat tidur tidak dapat ke mana-mana. Dengan demikian semua kebutuhannya harus dilayani oleh yang masih produktif. Pengetahuan untuk mempertahankan kebugaran jasmani bagi masyarakat sangat terbatas. Mereka tidak tahu bahwa jika tidak bergerak otot akan semakin melemah, dan organ-organ tubuh yang lain juga melemah menyesuaikan dengan beban kerja. Dalam usia yang sudah lanjut, adaptasi masih tetap dapat terjadi meskipun tidak secepat atau setinggi yang masih muda. Meskipun sudah tua jika otot dilatih juga akan menguat, sendi yang dilatih juga tetap akan lentuk, sistem peredaran darah dan jantung yang dilatih juga akan meningkat kinerjanya.Lansia kelihatan sudah lemah, sudah tidak segar lagi, atau jika diibaratkan bunga sudah layu yang tidak segar atau cantik lagi. Meskipun demikian mereka adalah pahlawan yang perlu kita hargai jasa-jasanya. Lansia sudah berjasa melahirkan kita, memelihara mulai dari lahir sampai dewasa, dan mendidik sehingga dapat mandiri.

Meskipun ada keterbatasan dana, pemerintah Kota Jogjakarta berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan semua warganya. Balita, anak-anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia, semua diperhatikan oleh Pemerintah Kota Jogjakarta. Anak di bawah lima tahun, ibu hamil, ibu menyusui mendapat perhatian melalui program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). a nak di bawah lima tahun mendapatkan kegiatan dalam bentuk Paud (PendidikanUsia Dini). Anak-anak dan remaja perhatian Pemerintah Kota Jogjakarta dengan memberikan beasiswa bagi yang tidak mampu, baik yang di pendidikan formal dalam Kota Jogjakarta maupun yang di luar Kota Jogjakarta. Bagi anak-anak yang sekolah di SMK akan semakin besar peluangnya mendapat beasiswa. Bantuan untuk kegiatan kepemudaan terutama untuk kursus-kursus keterampilan banyak digulirkan oleh pemerintah Kota Jogjakarta. Untuk lansia Pemerintah kota Jogjakarta juga memberi perhatian yang cukup besar.Lansia kelihatan sudah lemah, sudah tidak segar lagi, atau jika diibaratkan bunga sudah layu yang tidak segar atau cantik lagi. Meskipun demikian mereka adalah pahlawan yang perlu kita hargai jasa-jasanya. Lansia sudah berjasa melahirkan kita, memelihara mulai dari lahir sampai dewasa, dan mendidik sehingga dapat mandiri. Fisik lansia biasanya sudah mulai melemah, tidak segar lagi, atau jika diibaratkan bunga sudah layu dan tidak cantik lagi. Meskipun demikian, masyarakat muda harus ingat bahwa lansia adalah pahlawan yang perlu kita hargai jasa-jasanya. Lansia sudah berjasa melahirkan kita, memelihara mulai dari lahir sampai dewasa, dan mendidik kita sehingga dapat mandiri. Meskipun sudah tua para lansia pasti masih tetap ingin mandiri, ingin bekerja, dan ingin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sampai akhir hayat.

Senam paket lansia sebenarnya hampir sama dengan senam-senam paket seperti SKJ, Ayo Bersatu, Indonesia Jaya dan lain-lain. Senam lansia diambilkan gerak-gerak yang tidak terlalu komplek dan tidak banyak hentakan. Kondisi lansia sangat bervariatif. Usia 60 tahun ada yang gerak sedikit saja sudah kelelahan, tetapi tidak jarang yang dapat bergerak cepat sampai dua jam belum kelelahan. Oleh karena itu, senam lansia seandainya geraknya cukup komplek juga tidak ada masalah. Orang berolahraga sangat individual latihannya, sesuai dengan kemampuannya. Seandainya senam lansia disusun dengan sangat sederhana maka bagi yang masih baik fisiknya sudah tidak menantang lagi, dan akan malas mengikutinya. Bagi peserta senam apapun, dan tidak hanya lansia harus dapat menyesuaikan dengan kemampuannya. Jika memang masih mampu dengan gerak-gerak yang cepat penuh power juga tidak masalah.

Wijirejo merupakan daerah pertanian. Oleh karena itu akan banyak terjadinya penyimpangan-penyimpangan bentuk tubuh yang disebabkan kerja monoton di sektor pertanian. Kerja tanam padi, menyiangi rumput di sawah akan banyak membongkok. Senam lansia diharapkan dapat mencegah dan memperbaiki terjadinya penyimpangan bentuk tubuh yang cenderung membongkok.. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Kesehatan merupakan gerbang tercapainya kesejahteraan hidup. Berapapun harta yang dipunyai oleh seseorang jika kesehatannya terganggu tidak akan mungkin dapat dinikmati di dunia ini. Jika kepala pusing, badan demam, gigi sakit, maka semua tugas/pekerjaan akan terganggu. Tuntutan hidup sehat tidak terbatas hanya untuk orang-orang usia muda, tetapi orang-orang tua juga sangat mendabakannya. Arti kesehatan menurut WHO tidak hanya keadaan bebas dari penyakit, tetapi bagaimana seseorang dapat menjalankan tugas atau pekerjaan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan atau keluhan yang berarti. Jika hari kemarin bekerja seharian mencari nafkah, tentu saja hari ini harus dapat bangun tidur pagi tidak mengalami kelelahan yang berkepanjangan, sehingga siap untuk segera bekerja kembali. Dengan demikian seseorang dituntut selain bebas dari penyakit harus mempunyai kebugaran jasmani yang baik, sehingga dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.Penyakit Karena Proses Penuaan (Degeneratif)Tentang proses penuaan ada yang mengatakan terletak di dalam inti sel, atau terletak pada organ clock. Menurut penelitian, belum ada batasan umur yang dapat ditentukan oleh organ clock (Soekarman:1989:113). Oleh karena itu manusia ada yang dapat mencapai usia di atas 100 tahun, tetapi tidak jarang yang meninggal dalam usia di bawah Bawah 50 tahun.

Manusia dilahirkan dengan berat badan hanya sekitar tiga kilogram. Setelah dilahirkan sel-selnya bertambah besar, dan dalam jaringan tertentu seperti epitil, mukosa, kulit, sel-selnya bertambah banyak. Dengan demikian fisik manusia akan tumbuh menjadi semakin besar atau dewasa. Pertumbuhan paling cepat akan terjadi pada usia sekitar 13 tahun untuk putri, dan 14 tahun untuk putra. Setelah usia 16 tahun untuk putri, dan 17 tahun untuk putra pertumbuhan akan mendekati maksimal, dan setelah usia 20 tahun akan benar-benar maksimal.

Setelah puncak pertumbuhan, dapat bertahan beberapa saat, dan akan dilanjutkan dengan terjadinya proses penuaan. Pada usia berapa proses penuaan mulai terjadi sangat individual. Ada yang menjelaskan bahwa proses penuaan akan dapat terjadi ketika seseorang mengalami perubahan pola hidup yang cukup drastis. Pola-pola hidup tersebut misalnya memasuki dunia kerja. Sebelum bekerja individu sangat bebas kesana-kemari, tetapi setelah bekerja harus terikat oleh pekerjaan sehingga aktivitas fisik sangat menurun. Selain pekerjaan memasuki kehidupan berumah tangga juga akan dapat merubah pola hidup yang cukup drastis, sebab suami, isteri, atau anak juga dapat menghambat kemauan untuk beraktivitas fisik. Memasuki masa pensiun bagi pegawai yang tidak siap secara psikologis akan dapat mempercepat proses penuaan. Tidak jarang yang memasuki masa pensiun, seseorang langsung mundur kesehatannya, banyak menderita berbagai penyakit, mulai dari gula, kolesterol tinggi, jantung, dan lain-lain. Pada akhirnya tidak jarang yang hanya dalam waktu beberapa tahun setelah pensiun meninggal dunia.

Pada proses penuaan terjadi perubahan secara anatomis misalnya osteoporosis atau hilangnya mineral dan protein pada tulang, sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah. Selain itu otot akan mengalami atrofi, atau protein pada otot berkurang sehingga mengecil dan semakin lemah. Perubahan antropometrik pada proses penuaan, misalnya berat badan meningkat, tinggi badan menurun, tinggi duduk menurun, ketebalan lipatan kulit meningkat, lingkar pinggang meningkat, dan jaringan ikat lebih kaku. Prubahan biokimia yang terjadi pada proses penuaan adalah meningkatnya kadar kolesterol, kemunduran enzim, dan kemunduran zat-zat penghantar pada sistem saraf. Berbagai perubahan fungsional juga terjadi, seperti VO2 maks menurun atau kapasitas aerobik menurun, kemampuan toleransi terhadap asam laktat menurun, kemunduran kelentukan persendian, kemunduran psikometrik (kemampuan belajar, kemampuan pemecahan masalah, kreativitas).

Berbagai penyakit pada proses penuaan (degeneratif) akan sering terjadi pada seseorang. Penyakit-penyakit tersebut muncul karena tidak seimbangnya produk beberapa enzim dan hormon. Dengan demikian keseimbangan untuk mendapatkan homeostasis menjadi terganggu. Penyakit infeksi sejak awal abad 20 mulai dapat teratasi dengan banyaknya penemuan vaksin dan serum (anti biotik), tetapi di akhir abad 20 penyakit-penyakit karena proses degeneratif banyak mendominasi. Penyakit karena degeneratif tersebut diantaranya adalah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, reumatik gout (asam urat), dan diabetes melitus (gula) merupakan penyakit turunan (genetik multi faktor), yang disebabkan oleh dua gen atau lebih dan ada pemicunya. Beberapa pemicu penyakit tersebut misalnya kegemukan dan stress. Penyakit-penyakit tersebut akan banyak muncul setelah terjadi proses penuaan.

Wijirejo Pandak Bantul merupakan daerah pertanian, lingkungan tempat tinggalnya cukup luas, banyak tanah kosong, menyebabkan orang akan menjadi leluasa bergerak. Dengan bekerja di sektor pertanian sawah, dan kebun menyebabkan masyarakat akan mempunyai sistem peredaran darah dan pernafasan yang baik. Dengan kata lain dapat dipastikan bahwa masyarakat Wijirejo akan mempunyai VO2 maks cukup tinggi. Meski demikian, untuk kemungkinan terjadinya sikap tubuh yang kurang baik cukup tinggi. Paket-paket senam memilih bermacam-macam gerak mulai dari kaki, badan, lengan sampai ke leher. Hampir semua sendi dapat tergerakkan, sehingga sangat memungkinkan untuk menghindari terjadinya salah sikap tubuh karena kerja yang monoton.

Asam urat menurut Pantjita (2004:148), Colby (1989:189) adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia. Guanin yang berasal dari guanosin, dan hiposantin yang berasal dari adenosin, melalui pembentukan santin keduanya akan dikonversi menjadi asam urat, yang dikatalisis oleh enzim guanase dan santin oksidase. Santin oksidase sangat aktif dalam jaringan hati, ginjal, usus halus, dan merupakan penyebab utama terbentuknya asam urat. Berdasar analisis dari penyebab asam urat tersebut maka selama sintesis protein banyak terjadi, penyakit asam urat tentu tidak akan muncul. Asam urat akan muncul setelah pada seseorang mengalami pemecahan protein, dan ini akan banyak terjadi pada orang yang sudah mengalami proses degeneratif atau penuaan. Olahraga dan Penyakit Asam Urat, Jantung, Serta Diabetes Melitus Banyak orang yang terkejut karena tidak merasa mempunyai gejala-gejala, ternyata setelah diukur tekanannya darah tinggi. Mereka yang demikian masih beruntung karena sempat ketahuan sebelum kejadian yang lebih fatal seperti stroke atau kematian. Penyakit tekanan darah tinggi yang tidak mendapat penanganan akan berakibat yang lebih buruk seperti stroke, serangan jantung, dan bahkan kematian. Sebagian besar penderita tekanan darah tinggi tidak diketahui penyebabnya, tetapi arteriosklerosis, konsumsi garam berlebihan, kelainan ginjal, diabetes melitus, kelebihan hormon adrenalin/epinefrin dapat menyebabkan naiknya tekanan darah. Tekanan darah yang normal adalah 120 mmHg untuk sistole dan 80 mmHg untuk diastole di arteri lengan atas. Jika sistole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90 mmHg biasanya seseorang sudah mulai merasakan adanya suatu gangguan. Diastole yang tingginya antara 90-104 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi ringan, tetapi jika sudah di atas 104 mmHg sudah dikategorikan berat. Sejak diastole dia atas 90mmHg seseorang sudah perlu perawatan dokter. Menurut Kuntarat dan Kathleen (1992:62) olahraga dapat menurunkan tekanan darah karena menurunkan berat badan, menumbuhkan pembuluh kapiler sehingga hambatan aliran darah berkurang. Meskipun olahraga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi jika akan berolahraga perlu dimulai dari olahraga ringan yang berangsur-angsur dinaikkan ke yang lebih berat.

Pada tahun 1990 WHO sudah melaporkan bahwa penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit jantung sering dibedakan menjadi penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung bukan bawaan (terjadi tidak sejak lahir). Penyakit jantung bawaan terjadi sejak anak dilahirkan seperti tidak rapatnya kelep-kelep pada jantung, atau juga bocornya sekat-sekat pada jantung, sehingga darah akan campur antara yang sudah banyak O2 dan yang masih banyak mengandung CO2. Dengan demikian suplei O2 ke jaringan-jaringan tubuh tidak lancar. Penyakit jantung yang bukan bawaan adalah koroner dan payah jantung. Stress, kurang aktivitas jasmani, tekanan darah tinggi, kegemukan, merokok, kolesterol dan trigliserida, serta, diabetes melitus akan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh arteri koroner pada jantung, maupun payah jantung. Penelitian Framingham (Kuntarat dan Kathleen 1990:44-45) menghasilkan kesimpulan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh serangan jantung bagi orang yang tidak pernah berolahraga lima kali lipat daripada orang yang sering berolahraga. Banyak peneliti lain yang menyatakan bahwa mereka yang berolahraga mempunyai resiko yang lebih kecil kena penyakit jantung dibanding dengan yang tidak pernah berolahraga.

Penyakit gula, kencing manis atau diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam plasma darah dan jika sudah cukup tinggi akan ditandai adanya gula dalam air seni. Gula dalam darah sebenarnya juga sangat diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh. Penyakit gula akan menyebabkan kematian jika sudah sampai pada tingkat komplikasi. Jika gula darah selalu tinggi maka pembuluh darah akan cepat rusak sehingga menimbulkan tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan pembuluh darah pada jantung (koroner), gagal ginjal dan lain-lain. Menurut Kuntarat dan Kathleen (1990:70-71) bahwa olahraga bagi penderita diabetes dapat menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin, menghindari kegemukan yang sering menjadi pemicu munculnya diabetes melitus, meningkatkan HDL dan menurunkan LDL sehingga memperlambat kerusakan pembuluh darah. Dengan berolahraga maka sel-sel otot rangka akan bekerja sehingga fungsinya akan dapat lebih maksimal. Dengan sehatnya sel-sel otot maka penggunaan gula juga akan dapat meningkat sehingga gula tidak menumpuk dalam darah, tetapi masuk dalam sel-sel otot.Senam Lansia

Menurut Imam Hidayat (1995:1) senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan disusun dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan mental spiritual.

Senam secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu senam perlombaan dan senam umum (general). Senam perlombaan atau yang sering dilombakan oleh FIG atau kalau di Indonesia Persani terdiri atas senam artistik (putra dengan nomor senam lantai, kuda lompat, kuda pelana, palang sejajar, gelang-gelang, dan palang tunggal, putri dengan nomor senam lantai, balok titian, kuda lompat, dan palang bertingkat), senam ritmik khusus untuk putri (dengan nomor gada, pita, simpai, dan bola), senam trampolin, dan yang lain lagi untuk perlombaan adalah sport aerobics (nomor perorangan, nomor berpasangan). Senam umum adalah senam yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran atau pendidikan yang jumlahnya banyak sekali misal zaman Jepang ada Taiso, senam kesegaran jasmani, senam ayo bersatu, senam lansia dan masih banyak lagi. Senam umum cenderung seperti yang dijelaskan oleh Imam Hidayat, yaitu untuk meningkatkan kebugaran atau sebagai media pendidikan.Senam lansia termasuk senam yang umum. Perlombaan senam kesegaran jasmani, senam lansia atau senam umum yang lain hanyalah untuk menggalakkan pemassalan dan meningkatkan jumlah partisipan. Dengan adanya perlombaan maka bagi peserta akan melakukan latihan, mempersiapkan diri agar mendapatkan yang terbaik. Dengan beberapa kali latihan maka kebugaran juga akan terbentuk. Dengan perlombaan maka unit-unit tertentu yang diundang akan terangsang untuk mengikuti lomba. Dengan demikian pemassalan akan menjadi lebih cepat dan lelah.Metode Pelaksanaan PPMSebagai khalayak sasaran adalah instruktur senam di dusun-dusun desa Wijirerjo, kecamatan Pandak Bantul. Target pelaksanaan pelatihan diikuti instruktur senam lansia sejumlah 20 orang. Dua puluh instruktur diperoleh dari 10 pedukuhan yang ada di desa Wijirejo. Setiap pedukuhan mengirimkan dua orang peserta. Peserta tidak harus instruktur yang sudah profesional, tetapi justru yang baru setengah berani menginstrukturi. Dengan pelatihan diharapkan menjadi lebih percaya diri dalam mengintrukturi. Instruktur-intruktur yang ikut pelatihan akan dibekali dengan senam paket Senam Lansia Bugar. Mereka setelah dibekali diharapkan dapat mengkoordinir atau mengajak senam di dusunnya masing-masing. Instruktur tidak harus sudah berusia lanjut, dengan harapan juga dapat menginstrukturi senam untuk umum. Meskipun senam yang dilatihkan bernama Senam Lansia Bugar, akan tetapi kareografinya juga dapat digunakan untuk yang muda. Dengan demikian peserta akan bertambah kareografinya sehingga akan dapat mencipta atau menginstrukturi senam untuk umum. Kegiatan berbentuk pelatihan, yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan selanjutnya peserta melakukan latihan siap (drill) dengan latihan berkali-kali. Dalam setiap pertemuan ada praktek berlatih Senam Lansia Bugar, dan ada selingan paket materi teori. Dalam memberikan pelatihan kepada instruktur, pertama kali dijelaskan tentang ulangan hitungan di setiap gerak. Dalam senam hitungan adalah sampai delapan, sehingga setiap gerak akan ditentukan delapan hitungan kali dua, kali tiga, atau kali empat. Selain itu ada serangkaian gerak, mungkin berisi dua atau tiga macam gerak, yang kemudian setiap rangkaian akan diulang dua atau tiga kali. Pada hari pertama dibagikan buku petunjuk dengan harapan dapat untuk mengingat kembali di rumah.Materi teori diletakkan di tengah kegiatan dengan tujuan untuk pemulihan agar dapat bugar kembali, sehingga dapat melanjutkan latihan senam lagi. Pemberian paket teori dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kegiatan dilaksanakan sebanyak delapan kali pertemuan. Pertemuan dilakukan dua kali per minggu, pada hari Senin dan Rabu, sore hari mulai pukul 15.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Pukul 15.00 sampai dengan pukul 16.00 adalah pelatihan Senam Lansia Bugar. Pukul 16.00. sampai dengan pukul 17.00 adalah materi teori sambil pemulihan. Pukul 17.00 sampai dengan pukul 18.00 kembali latihan Senam Lansia Bugar. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

Desa Wijirejo mempunyai dua aula besar di belakang balai desa. Jika balai desa menghadap ke barat, ke dua aula menghadap ke selatan. Pelatihan Instruktur Senam Lansia Bugar dilaksanakan di ke dua aula tersebut. Jika hari Senin pelatihan dilaksanakan di aula besar, tetapi untuk hari Rabu dilaksanakan di aula yang lebih kecil. Pada hari Rabu aula besar digunakan untuk latihan bulu tangkis. Meskipun pelatihan di aula kecil tempatnya masih cukup, karena juga cukup luas.

Jumlah peserta terdaftar 43 orang dari 10 dusun di seluruh Wijirejo. Dari 43 peserta, 23 peserta kehadirannya lebih dari 50%. Pada akhirnya 19 peserta hafal Senam Lansia Bugar. Materi yang diberikan adalah Senam Lansia Bugar. Namun demikian dari tim pengabdi juga menawarkan senam-senam paket yang lain seperti Senam Sehat Indonesia, Senam Jantung Sehat, Senam Diabetes, dan Senam Aerobik. Dengan tawaran tersebut ternyata peserta meminta agar Senam Lansia Bugar yang harus diberikan sampai selesai.

Tatap muka dimulai pukul 15.00. WIB, berakhir pukul 18.00 WIB. Mengingat panjangnya waktu akan tidak mungkin peserta berlatih terus-menerus. Oleh karena itu setelah berlatih sekitar satu jam diselingi minum dan makan kecil. Sambil minum diberikan berbagai materi pengetahuan: denyut nadi latihan, sistem energi latihan, penyakit-penyakit degeneratif, olahraga untuk lansia.Untuk mempercepat penguasaan kareografi atau gerak-gerak senam lansia bugar, para peserta semua diberi naskah petunjuk pelaksanaan. Dengan demikian diharapkan dapat dipelajari sendiri di luar waktu tatap muka atau di rumah. Disamping itu pada setiap dusun diberikan kaset Senam Lansia Bugar. Dengan demikian instruktur dari dusun-dusun Pada pertemuan pertama satu instruktur berada di panggung depan, peserta menirukan geraknya. Instruktur yang lain berusaha mendekati peserta untuk mengoreksi gerak peserta. Satu instruktur memegang mic berusaha memberikan aba-aba, meberikan petunjuk yang benar. Gerak Senam Lansia Bugar juga seperti senam paket yang lain. Di awal adalah gerak-gerak pemanasan. Di tengah merupakan gerak-gerak inti. Pada gerak-gerak inti akan di ulang beberapa kali dan setiap macam gerak akan diselingi gerak peralihan. Gerak peralihan akan dilaksanakan pada awal dimulainya gerak inti sampai akhirgerak inti. Senam Lansia Bugar juga diakhiri dengan gerak pendinginan.Untuk mengevaluasi apakah peserta sudah menguasai Senam Lansia Bugar, maka peserta melakukan senam membelakangi yang lain. Satu baris menghadap utara, satu baris menghadap barat, satu baris menghadap selatan, dan satu baris menhadap timur. Dengan formasi tersebut peserta tidak dapat melihat peserta di depannya, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi apakan para peserta sudah hafal. Bagi yang belum hafal dengan formasi tersebut akan selalu terlambat ketika masuk gerak-gerak selanjutnya.Peserta sangat heterogen latar belakang pendidikannya, usianya, pekerjaannya, maupun kemampuannya belajar gerak. Oleh karena itu ada yang segera menguasai, tetapi ada yang cukup lambat dalam menguasai gerak. Meskipun demikian mahasiswa instruktur dengan sabar membimbing para peserta untuk dapat menguasai gerak. Dengan struktur kegiatan latihan senam lansia bugar yang diselingi istirahat sambil diadakan tanya jawab dan bimbingan tentang olahrga kesehatan, membuat para peserta mampu berlatih sampai menjelang Mahgrib. Dalam selinganpun para peserta cukup antusias untuk bertanya. Jika tidak segera ada pertanyaan, dari dosen pengabdi diberikan ceramah agar ada yang mempunyai permasalahan seperti yang diceramahkan. Dengan demikian peserta akan terarik dan bertanya. Mengingat peserta yang heterogen maka berbagai permasalahan kesehatan sudah banyak dialami oleh peserta, pertanyaanpun selalu mengalir.Memandirikan peserta dengan tidak mengikuti secara utuh dari hari pertama sampai hari terakhir dapat mempercepat penguasaan gerak oleh peserta. Pada pertemuan ke empat bagi peserta yang mempunyai kemampuan belajar gerak tinggi sudah mulai hafal. Hand out yang berupa petunjuk pelaksanaan lahihan sangat membantu peserta dalam menghafal gerak. Di rumah para peserta dianjurkan untuk mempelajari urutannya gerak, sehingga pada pertemuan tinggal menyempurnakan geraknya.

Evaluasi kemampuan peserta dilakukan dengan menugaskan, agar melakukan gerak tanpa instruktur dan saling membelakangi. Disamping untuk merangsang agar segera dapat menghafal gerak juga untuk mengamati. Melakukan latihan dengan saling membelakangi sudah dimulai sejak pertemuan ke empat.Kesimpulan 1. Dengan mengundang instruktur dari setiap dusun seluruh Wijirejo, maka intruktur senam menjadi merata di seluruh desa.2. Beberapa instruktur mulai menyelenggarakan Senam Lansia Bugar di dusunnya masing-masing, sehingga lebih banyak masyarakat Wijirejo yang aktif senam. Saran-Saran1. Kepada para peserta pelatihan disarankan agar aktif mengajak tetangga untuk latihan senam. Jika belum begitu hafal dipelajari dan dilaksanakan bersama-sama, karena dengan latihan mengulang dan mengulang keburan jasmani akan terbentuk..2. Dalam penyelenggaraan lomba dalam berbagai kegiatan sebaiknya ada lomba senam.

3. Senam Lansia Bugar bukan satu-satunya, setelah banyak yang hafal perlu berlatih senam yang lain.

4. Sebaiknya para pamong desa, kepala dusun, dqan pemuka yang lain perlu memfasilitasi terutama tempat latihan, tape , dan lain-lain untuk keperluan latihan.

5. Sebaiknya untuk bapak-bapak tidak perlu canggung dalam ikut latihan senam.6. Perlu adanya pionir untuk menggerakkan senam bagi bapak-bapak, karena yang ada sekarang baru senam oleh ibu-ibu.Daftar Pustaka

Colby DS, 1989. Ringkasan Biokimia Harper. (alih bahasa Adji Dharma), Jakarta, Penerbit buku Kedokteran EGC.

Ganong WF. 1999. Fisiologi Kedokteran. (alih bahasa Djauhari Widjayakusuma), Jakarta, Penerbit buku Kedokteran EGC.

Imam Hidayat. 1996. Senam. Diklat. Bandung, FPOK IKIP.

Kuntarat J dan Kathleen LK. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung, Percetakan Adven Indonesia.

Pantjita H. 2004. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta, Balai Penerbit FKUI.

Soekarman R. 1987.Dasar-dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta, Intidayu Press.

Samamur. 1995. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta, PT Gunung Agung.

PAGE v