journal

12
 11  Jurnal Wahana- Bio Volume I Juni 2009  AB STRAK PENGGUN AA N PENDEKATAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA MATERI DIFUSI DAN OSMOSIS DI SMP NEGERI 1 BATU AMPAR. Oleh : Murtiani , Aminuddin PP; Muchyar  Materi difusi dan osmosis dalam pembelajaran yang dilakukan selama ini masih dilakukan secara konseptual, padahal pembelajaran pada materi ini dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan bahan- bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar sekolah. Percobaan peristiwa difusi dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna yang dimasukkan dalam air. Percobaan osmosis dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan tersebut seperti kentang, wor tel, mentimun dan bengkuan g atau sejenisnya. Mereka akan melakukan keterampilan proses seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan jawaban sementara atau hipotesis, melakukan penelitian, menginterpretasikan data, dan membuat kesimpulan yang pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan komponen-komponen inkuiri (Tuara, 2004). Masalahnya pembelajaran seperti di atas belum pernah dilaksanakan khususnya di SMP Negeri 1 Batu Ampar. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran materi difusi dan osmosis dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan  85%. Pada siklus 1 dari hasil pre tes sebesar 31,03% menjadi 96,55% pada post tes, dan pada siklus 2 dari 58,62% pada pre tes menjadi 86,20% pada post tes. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk pengetahuan tergolong kategori baik menjadi cukup baik, sedangkan hasil keterampilan tergolong kategori baik. Siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran sebab sebagian besar siswa memilih jawaban yang menunjukkan respon yang positif pada setiap soal angket respon siswa. Siswa juga secara subjektif menuliskan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran pada angket respon siswa. Kata Kunci : Pendekatan Inkuiri, Pendekat an Koopera tif, Materi Difusi Dan Osmosis, Smp Negeri 1 Batu Ampar.

description

jurnal embriologi

Transcript of journal

  • 11 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    ABSTRAK

    PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA MATERI DIFUSI DAN OSMOSIS DI SMP NEGERI 1 BATU AMPAR.

    Oleh : Murtiani , Aminuddin PP; Muchyar

    Materi difusi dan osmosis dalam pembelajaran yang dilakukan selama ini masih dilakukan secara konseptual, padahal pembelajaran pada materi ini dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar sekolah. Percobaan peristiwa difusi dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna yang dimasukkan dalam air. Percobaan osmosis dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan tersebut seperti kentang, wortel, mentimun dan bengkuang atau sejenisnya. Mereka akan melakukan keterampilan proses seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan jawaban sementara atau hipotesis, melakukan penelitian, menginterpretasikan data, dan membuat kesimpulan yang pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan komponen-komponen inkuiri (Tuara, 2004). Masalahnya pembelajaran seperti di atas belum pernah dilaksanakan khususnya di SMP Negeri 1 Batu Ampar. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran materi difusi dan osmosis dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan 85%. Pada siklus 1 dari hasil pre tes sebesar 31,03% menjadi 96,55% pada post tes, dan pada siklus 2 dari 58,62% pada pre tes menjadi 86,20% pada post tes. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk pengetahuan tergolong kategori baik menjadi cukup baik, sedangkan hasil keterampilan tergolong kategori baik. Siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran sebab sebagian besar siswa memilih jawaban yang menunjukkan respon yang positif pada setiap soal angket respon siswa. Siswa juga secara subjektif menuliskan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran pada angket respon siswa.

    Kata Kunci : Pendekatan Inkuiri, Pendekatan Kooperatif, Materi Difusi Dan Osmosis, Smp Negeri 1 Batu Ampar.

  • 12 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    PENDAHULUAN

    Bertolak dari keprihatinan terhadap persepsi guru tentang prestasi

    belajar siswa, di mana hasil belajar masih merupakan indikator

    keberhasilan pembelajaran di kelas. Artinya bila hasil belajar siswa baik

    maka baik pula prestasi belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara

    mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi seluruh siswa

    telah mencapai ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal yang

    ditetapkan oleh pihak sekolah. Padahal keberhasilan pembelajaran tidak

    semata-mata diukur dari hasil belajar akan tetapi juga diukur dari proses

    pembelajaran. Meskipun hasil belajar di atas sudah mencapai ketuntasan

    klasikal akan tetapi proses pembelajaran masih berorientasi pada guru. Ini

    diakui oleh guru biologi di SMP Negeri 1 Batu Ampar, ketika dilakukan

    wawancara untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa.

    Sekolah telah menetapkan ketuntasan individual dengan skor

    sebesar 50, konsekuensinya adalah 100% siswa telah mencapai

    ketuntasan dalam pembelajaran. Masalahnya adalah batas ketuntasan ini

    lebih rendah dibandingkan dengan ketuntasan yang ditetapkan oleh

    Depdiknas dengan skor sebesar 65. Jadi seyogyanya penetapan

    ketuntasan individual tetap berada di atas batas kelulusan, yaitu skor > 60

    agar sesuai dengan kondisi sekolah tersebut berada.

    Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru untuk memperbaiki

    kondisi pembelajaran, baik dilakukan oleh guru secara individual,

    kelompok guru, maupun secara kelembagaan. Guru yang mengajar di

    kelas VIII B SMP Negeri 1 Batu Ampar mempunyai ijazah S1 non

    kependidikan tetapi sudah mempunyai ijazah akta IV, guru juga aktif

    dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), perangkat

    pembelajaran seperti fasilitas laboratorium juga ada meskipun tidak

    lengkap. Akan tetapi usaha-usaha ini belum banyak membuahkan hasil

    terutama untuk meningkatkan proses pembelajaran.

    Pelaksanaan pembelajaran sains di SMP Negeri 1 Batu Ampar

    pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah lain,

  • 13 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    masalahnya adalah bagaimana meningkatkan proses pembelajaran, agar

    keaktifan berpusat pada siswa. Ada 2 hal yang dapat dikembangkan di

    dalam memperbaiki proses pembelajaran sekaligus sebagai inovasi di

    sekolah tersebut, yakni inovasi di dalam pengelolaan kelas (pendekatan-

    pendekatan kooperatif) dan inovasi di dalam pengelolaan materi

    (pendekatan-pendekatan konstruktivis). Kedua inovasi ini belum

    digunakan di sekolah tersebut secara maksimal karena lebih menekankan

    pada penyajian transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk

    melaksanakan kedua inovasi pembelajaran pada mata pelajaran biologi

    banyak topik yang dapat digunakan seperti materi tentang Gerak pada

    Tumbuhan, Fotosintesis, dan Difusi-Osmosis.

    Materi difusi dan osmosis dalam pembelajaran yang dilakukan

    selama ini masih dilakukan secara konseptual, padahal pembelajaran

    pada materi ini dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan bahan-

    bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar sekolah. Percobaan

    peristiwa difusi dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna yang

    dimasukkan dalam air. Percobaan osmosis dapat dilakukan dengan

    menggunakan bahan-bahan tersebut seperti kentang, wortel, mentimun

    dan bengkuang atau sejenisnya. Mereka akan melakukan keterampilan

    proses seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan jawaban sementara

    atau hipotesis, melakukan penelitian, menginterpretasikan data, dan

    membuat kesimpulan yang pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan

    komponen-komponen inkuiri (Tuara, 2004). Masalahnya pembelajaran

    seperti di atas belum pernah dilaksanakan khususnya di SMP Negeri 1

    Batu Ampar.

    Proses penyelidikan akan berlangsung dengan baik bilamana

    terjadi interaksi antar siswa, maupun interaksi siswa dan guru.

    Pendekatan-pendekatan yang mungkin dapat digunakan untuk

    meningkatkan proses dan hasil adalah pendekatan inkuiri dengan

    pendekatan kooperatif. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang

    dipadukan dengan pendekatan kooperatif berarti proses pembelajaran

  • 14 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    telah menerapkan dua inovasi dalam pengelolaan pembelajaran.

    Pendekatan inkuiri cenderung kepada inovasi pengelolaan materi,

    sedangkan pendekatan kooperatif lebih cenderung kepada inovasi dalam

    pengelolaan kelas. Dengan menggunakan 2 pendekatan ini diharapkan

    dapat meningkatkan keterampilan proses siswa karena penyampaian

    materi dilakukan melalui proses penyelidikan yang dilakukan oleh siswa

    itu sendiri.

    Cara penyampaian materi di atas juga diharapkan dapat

    memberikan pemahaman kepada siswa secara faktual, karena mereka

    menemukan sendiri konsep dari ilmu yang mereka pelajari, jadi bukan

    hapalan. Dengan pemahaman yang dimiliki siswa diharapkan hasil belajar

    siswa juga akan meningkat. Pendekatan kooperatif dalam proses

    pembelajaran berperan mengatur kelas dalam kelompok-kelompok kecil

    sehingga masing-masing anggota kelompok terlibat aktif dalam

    pembelajaran, melalui cara ini diharapkan proses pembelajaran di kelas

    berlangsung secara teratur dan efektif.

    SMP Negeri 1 Batu Ampar, kelas VIII memiliki 5 kelas paralel. Pada

    setiap kelas dapat dijumpai beberapa siswa yang unggul dalam proses

    akademik baik hasil maupun proses belajar. Jika para siswa ini

    diberdayakan maka akan menciptakan masyarakat belajar sesamanya

    sekaligus sebagai tutor sebaya. Atas alasan inilah maka digunakan

    pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif.

    Penelitian tentang materi difusi dan osmosis dengan menggunakan

    pembelajaran kooperatif maupun pendekatan inkuiri sudah pernah

    dilaporkan. Menurut Efendi (2004) dengan menggunakan pembelajaran

    melingkar (learning cycle) yang merupakan salah satu tipe pendekatan

    kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan dapat

    mendorong terjadinya perubahan pemahaman konsep siswa. Limba

    (2004) melaporkan ada peningkatan keterampilan proses sains dan

    penguasaan konsep setelah siswa terlibat dalam pembelajaran konsep

    perpindahan kalor dengan menggunakan model latihan inkuiri. Wijaya

  • 15 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    (2006) juga melaporkan dengan penggunaan pendekatan discoveri

    terpimpin pada konsep difusi dan osmosis dapat meningkatkan

    pemahaman dan penguasaan materi yang diiringi dengan meningkatnya

    hasil belajar siswa.

    Meskipun pendekatan inkuiri dan pendekatan kooperatif dalam

    pembelajaran seperti dilaporkan di atas dapat meningkatkan proses dan

    hasil belajar, namun inovasi semacam ini belum pernah dilaksanakan di

    Kabupaten Tanah Laut, khususnya di SMP Negeri 1 Batu Ampar, oleh

    karena itu perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan pendekatan

    inkuiri dengan pendekatan kooperatif pada materi difusi dan osmosis di

    SMP Negeri 1 Batu Ampar.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

    (PTK) yang merupakan suatu bentuk kolektif dari penyelidikan untuk

    memperbaki praktik-praktik di dalam pendidikan (Kemmis dan McTaggart,

    1988). PTK adalah ragam penelitian yang dilakukan di kelas dengan

    tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran

    (Arikunto, 2006).

    Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari

    1x pertemuan. Siklus 1 melakukan percobaan tentang peristiwa difusi

    dengan menggunakan bahan berupa zat pewarna dan garam yang

    dimasukkan dalam air. Sedangkan siklus kedua melakukan percobaan

    osmosis dengan bahan berupa kentang, wortel, mentimun, dan

    bengkuang yang dilubangi tengahnya dan di isi dengan gula pasir,

    kemudian sebagian dari bahan tersebut direndam dalam air.

    Teknik Pengumpulan Data Hasil penelitian berupa data kualitatif, data kuantitatif, dan data

    respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data kualitatif diperoleh

    dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran,

    dan hasil observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Data

  • 16 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar (pre tes dan post tes) dan tes

    selama proses pembelajaran (LKS). Data respon siswa diperoleh dari

    hasil pengisian angket tentang respon siswa terhadap kegiatan

    pembelajaran.

    Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang

    telah dikumpulkan sebagai berikut:

    1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan

    melalui reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan hasil analisis

    (Suyanto, dkk. 2006).

    2) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan

    secara deskriptif. Data ini berasal dari tes hasil belajar dan tes selama

    proses pembelajaran. Data tes hasil belajar diolah dengan menghitung

    ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai

    berikut:

    Ketuntasan individual = Jumlah skor x 100

    Jumlah skor maksimal

    Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%

    Jumlah seluruh siswa

    Keterangan:

    Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65

    Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai

    ketuntasan skor > 65

    Data hasil selama proses pembelajaran ditafsirkan ke dalam kalimat

    kualitatif yakni baik (76-100%), cukup baik (56-75%), kurang (40-55%),

    dan buruk (< 40%) (Arikunto, 1998).

    3) Analisis data tentang respon siswa dilakukan dengan menghitung

    persentase jawaban setiap butir soal dari angket respon siswa

    terhadap kegiatan pembelajaran, kemudian dianalisis secara deskriptif.

  • 17 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2

    Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2

    diperlihatkan seperti pada Tabel berikut.

    Tabel 1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2

    Responden Siklus Parameter yang diamati (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    M. Sahid H 1 33,33 3,33 10 0 30 6,67 3,33 0 13,33

    2 23,33 10 20 6,67 13,33 10 10 3,33 3,33

    Fitria A.S 1 30 3,33 13,33 3,33 26,67 6,67 6,67 0 10

    2 13,33 10 16,67 10 26,67 10 10 3,33 0

    Sigit K.R 1 30 3,33 13,33 3,33 30 6,67 0 3,33 10

    2 10 20 10 6,67 33,33 0 6,67 10 3,33

    Mairida

    1 30 3,33 3,33 30 16,67 6,67 3,33 3,33 3,33

    2 13,33 10 16,67 6,67 13,33 16,67 10 10 3,33

    Parmini

    1 43,33 3,33 13,33 0 30 6,67 0 0 3,33

    2 13,33 13,33 16,67 16,67 30 0 0 3,33 6,67

    Tira R

    1 53,33 3,33 6,67 0 26,67 6,67 0 0 3,33

    2 10 26,67 23,33 0 23,33 0 10 0 6,67

    Keterangan Parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau

    siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang

    relevan 3. Melakukan pengamatan atau

    percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan

    pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau

    kelompok lain

    6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan

    7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

    8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan

    9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran

    Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2

    Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2

    seperti pada Tabel berikut.

  • 18 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    Tabel 2. Hasil Selama Proses Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2

    Siklus Variabel Jumlah responden

    Skor rata-rata

    Skor maksimum % Kategori

    1 Pengetahuan

    29 39,2 40 98 Baik

    Proses 48 60 80 Baik

    2 Pengetahuan

    29 30,60 50 61,20 Cukup baik

    Proses 45,80 50 91,60 Baik

    Keterangan: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup baik; 40-55% = Kurang; < 40% = Buruk (Arikunto, 1998) Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran

    Respon siswa terhadap proses pembelajaran seperti pada

    Lampiran 9 sedangkan ringkasannya adalah sebagai berikut:

    (1) Ada 29 siswa (100%) menyatakan senang dengan pembelajaran yang

    telah dirancang guru. Hal ini disebabkan pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif

    merupakan hal baru bagi siswa.

    (2) Pembelajaran semacam ini merupakan hal baru dan sangat membantu

    dalam belajar bagi 29 siswa (100%), karena dalam pembelajaran ini

    siswa dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan bagi

    28 siswa (96,55%), dapat melakukan penyelidikan/pengamatan untuk

    menjawab pertanyaan bagi 29 siswa (100%), dan berminat untuk

    mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya yang dinyatakan oleh 28

    siswa (96,55%),

    (3) LKS dan buku-buku yang digunakan dapat dipahami oleh 17 siswa

    (58,62%), karena susunan kalimat, gambar atau tabel yang digunakan

    dianggap cukup baik bagi 4 siswa (13,79%), dianggap baik bagi 18

    siswa (68,07%) dan dianggap sangat baik bagi 7 siswa (24,13%).

  • 19 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    Pembahasan

    Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

    Aktivitas siswa pada pembelajaran materi difusi dan osmosis

    melalui pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe

    pembelajaran melingkar telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke

    siklus 2, dari 9 parameter aktivitas siswa yang teramati ada 6 parameter

    menunjukkan adanya peningkatan. Keenam parameter tersebut yaitu

    parameter 2 (membaca LKS atau buku-buku yang relevan), 3 (melakukan

    pengamatan atau percobaan), 4 (menulis hal-hal yang relevan dengan

    pembelajaran), 6 (melakukan refleksi dan mengevaluasi proses

    penyelidikan), 7 (bertanya kepada siswa lain atau kepada guru), dan 8

    (menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan).

    Peningkatan ini diduga disebabkan adanya upaya perbaikan

    pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1. Selain itu juga

    karena percobaan tentang peristiwa osmosis pada siklus 2 lebih kompleks

    daripada percobaan pada siklus 1 tentang peristiwa osmosis, sehingga

    para siswa lebih banyak melakukan keterampilan proses seperti pada

    parameter pengamatan. Para siswa terlibat aktif selama proses

    pembelajaran, bukan hanya untuk menemukan beberapa konsep dan

    prinsip materi yang sedang dipelajari, akan tetapi juga mampu

    meningkatkan keterampilan proses sains dan semangat berkreativitas

    siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

    (Tuara, 2004; Anggraini, 2007). Peneliti ini membuktikan bahwa

    pembelajaran yang dirancang telah menunjukkan kemampuan berinkuiri

    siswa.

    Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendekatan

    inkuiri pada dasarnya dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dikendaki

    selama proses pembelajaran. Pendekatan ini dapat meningkatkan

    aktivitas siswa selama proses pembelajaran karena pada dasarnya dalam

    pendekatan ini memberikan prioritas kepada siswa untuk mempelajari

  • 20 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    gejala-gejala hidup melalui kegiatan-kegiatan mengamati,

    menggolongkan, menurunkan, meramalkan, mengukur, berkomunikasi,

    membuat definisi operasional, merumuskan pertanyaan dan hipotesis,

    bereksperimen dan merumuskan model (Dwidjoseputro dkk., 1981). Agar

    pembelajaran dapat meningkatkan inkuiri para siswa, maka pembelajaran

    hendaknya dengan mengaktifkan seluruh potensi yang ada pada diri

    siswa, baik aspek fisik, mental, maupun emosional.

    Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Hasil belajar siswa pada pembelajaran materi difusi dan osmosis

    melalui pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe

    pembelajaran melingkar telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah

    ditetapkan. Penggunaan pendekatan kooperatif tipe pembelajaran

    melingkar dapat meningkatkan hasil belajar siswa bukan saja pada

    penelitian tindakan kelas, akan tetapi juga pada penelitian eksperimental

    seperti dilaporkan penelitian sebelumnya (Efendi, 2004). Penelitian ini

    membuktikan terjadi peningkatan hasil belajar secara signifikan dibanding

    pembelajaran konvensional. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran juga

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meskipun secara tidak langsung

    karena pendekatan ini lebih menekankan proses belajar. Bilamana para

    siswa telah memperoleh proses belajar maka akan berdampak pada hasil

    belajar, akan tetapi tidak berlaku sebaliknya.

    Selain melihat hasil belajar siswa berdasarkan pendekatan yang

    digunakan juga perlu melihat dari materi yang digunakan yaitu materi

    difusi dan osmosis berdasarkan penelitian sebelumnya yang menemukan

    adanya peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

    dengan menggunakan materi difusi dan osmosis.

    Respon Siswa Kegiatan Pembelajaran Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri

    dengan pendekatan kooperatif mendapat respon yang positif dari siswa

    kelas VIII B SMP Negeri 1 Batu Ampar maupun guru Biologi yang

  • 21 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    mengajar dikelas tersebut. Hasil ini sejalan dengan hasil-hasil penelitian

    sebelumnya baik dengan penggunaan pendekatan inkuiri maupun

    pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar (Tatang, 2004; Efendi,

    2004; Limba, 2004). Hasil penelitian menyatakan bahwa respon guru dan

    siswa cukup posistif meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh

    guru dan siswa (Tatang, 2004). Kendala yang dihadapi siswa yaitu dalam

    menggunakan alat serta menarik kesimpulan. Berdasarkan pengamatan

    sebelum dilaksanakan penelitian kondisi peralatan laboratorium tidak

    terawat, jarang digunakan, serta tidak ada upaya perbaikan, jadi dapat

    disimpulkan pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan inkuiri

    belum dapat dilaksanakan secara maksimal.

    Penggunaan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif

    dalam proses pembelajaran mengarahkan siswa melakukan keterampilan

    proses dan menggali pengetahuan dari kegiatan percobaan yang mereka

    lakukan, panduan kegiatan percobaan dan soal-soal tes pengetahuan dan

    keterampilan proses selama proses pembelajaran termuat dalam LKS.

    Hal ini sesuai dengan sintak ketiga pendekatan inkuiri yaitu siswa

    mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab

    permasalahan dengan melakukan percobaan dengan alat dan bahan

    yang disediakan.

    KESIMPULAN

    1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi difusi dan osmosis

    dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan

    pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar.

    2. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk pengetahuan

    tergolong kategori baik menjadi cukup baik, sedangkan hasil

    keterampilan tergolong kategori baik.

    3. Siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan. Siswa juga

    secara subjektif menuliskan respon yang positif terhadap kegiatan

    pembelajaran pada angket respon siswa.

  • 22 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009

    DAFTAR PUSTAKA

    Aini, Dinur R. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Minyak Bumi dengan Model Learning Cycle untuk Pengajaran di SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online), (http://www.malang.ac.id./jurnal/lain/jpp/2004a.html, diakses 22 Maret 2007).

    Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan

    Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

    Efendi, Ridwan. 2004. Kajian Model Pembelajaran Learning Cycle dengan Tiga Teknik Hands-On Berdasarkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Inkuiri Siswa SMU pada Konsep Hukum Newton tentang Gerak, (Online), (http://www. pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 22 Maret 2007).

    Sukamti. 2004. Penerapan Metode Discovery-Inquiry dalam Pengajaran

    Sains di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang, (Online), (http://www.pages-yourfavorite. com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 16 September 2007).

    Suwarsih, Eka. 2007. Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Konsep Volume Kelas V SDN Landasan Ulin Barat 1 dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD. Makalah disajikan dalam Seminar Regional Hasil-Hasil Penelitian Tindakan Kelas, Kerjasama KP2D dan DRD Kalsel, Banjarbaru 22 juli 2007.

    Tatang. 2007. Penerapan Model Learning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas II SMA pada Pokok Getaran dan Gelombang, (Online), (http://www.jica-imstep.or.id/um.html, diakses 22 Maret 2007).

    Tuara, Djainab. 2004. Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share pada Konsep Fungsi Alat Tubuh Tumbuhan, (http://www.pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstraksains2004. html, diakses 16 September 2007).

    Wijaya, Nuriman. 2006. Penggunaan Pendekatan Discoveri Terpimpin untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Konsep Difusi dan osmosis pada Siswa Kelas XI-1A4 SMA Negeri 2 Pahandut Tahun 2006/2007, Jurnal Landasan, Vol 1, No. 1, JuliDesember 2006.