My Journal..............................................................................
journal
-
Upload
reni-pratiwy -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of journal
-
11 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
ABSTRAK
PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA MATERI DIFUSI DAN OSMOSIS DI SMP NEGERI 1 BATU AMPAR.
Oleh : Murtiani , Aminuddin PP; Muchyar
Materi difusi dan osmosis dalam pembelajaran yang dilakukan selama ini masih dilakukan secara konseptual, padahal pembelajaran pada materi ini dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar sekolah. Percobaan peristiwa difusi dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna yang dimasukkan dalam air. Percobaan osmosis dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan tersebut seperti kentang, wortel, mentimun dan bengkuang atau sejenisnya. Mereka akan melakukan keterampilan proses seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan jawaban sementara atau hipotesis, melakukan penelitian, menginterpretasikan data, dan membuat kesimpulan yang pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan komponen-komponen inkuiri (Tuara, 2004). Masalahnya pembelajaran seperti di atas belum pernah dilaksanakan khususnya di SMP Negeri 1 Batu Ampar. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran materi difusi dan osmosis dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan 85%. Pada siklus 1 dari hasil pre tes sebesar 31,03% menjadi 96,55% pada post tes, dan pada siklus 2 dari 58,62% pada pre tes menjadi 86,20% pada post tes. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk pengetahuan tergolong kategori baik menjadi cukup baik, sedangkan hasil keterampilan tergolong kategori baik. Siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran sebab sebagian besar siswa memilih jawaban yang menunjukkan respon yang positif pada setiap soal angket respon siswa. Siswa juga secara subjektif menuliskan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran pada angket respon siswa.
Kata Kunci : Pendekatan Inkuiri, Pendekatan Kooperatif, Materi Difusi Dan Osmosis, Smp Negeri 1 Batu Ampar.
-
12 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
PENDAHULUAN
Bertolak dari keprihatinan terhadap persepsi guru tentang prestasi
belajar siswa, di mana hasil belajar masih merupakan indikator
keberhasilan pembelajaran di kelas. Artinya bila hasil belajar siswa baik
maka baik pula prestasi belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara
mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi seluruh siswa
telah mencapai ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal yang
ditetapkan oleh pihak sekolah. Padahal keberhasilan pembelajaran tidak
semata-mata diukur dari hasil belajar akan tetapi juga diukur dari proses
pembelajaran. Meskipun hasil belajar di atas sudah mencapai ketuntasan
klasikal akan tetapi proses pembelajaran masih berorientasi pada guru. Ini
diakui oleh guru biologi di SMP Negeri 1 Batu Ampar, ketika dilakukan
wawancara untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa.
Sekolah telah menetapkan ketuntasan individual dengan skor
sebesar 50, konsekuensinya adalah 100% siswa telah mencapai
ketuntasan dalam pembelajaran. Masalahnya adalah batas ketuntasan ini
lebih rendah dibandingkan dengan ketuntasan yang ditetapkan oleh
Depdiknas dengan skor sebesar 65. Jadi seyogyanya penetapan
ketuntasan individual tetap berada di atas batas kelulusan, yaitu skor > 60
agar sesuai dengan kondisi sekolah tersebut berada.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran, baik dilakukan oleh guru secara individual,
kelompok guru, maupun secara kelembagaan. Guru yang mengajar di
kelas VIII B SMP Negeri 1 Batu Ampar mempunyai ijazah S1 non
kependidikan tetapi sudah mempunyai ijazah akta IV, guru juga aktif
dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), perangkat
pembelajaran seperti fasilitas laboratorium juga ada meskipun tidak
lengkap. Akan tetapi usaha-usaha ini belum banyak membuahkan hasil
terutama untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran sains di SMP Negeri 1 Batu Ampar
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah lain,
-
13 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
masalahnya adalah bagaimana meningkatkan proses pembelajaran, agar
keaktifan berpusat pada siswa. Ada 2 hal yang dapat dikembangkan di
dalam memperbaiki proses pembelajaran sekaligus sebagai inovasi di
sekolah tersebut, yakni inovasi di dalam pengelolaan kelas (pendekatan-
pendekatan kooperatif) dan inovasi di dalam pengelolaan materi
(pendekatan-pendekatan konstruktivis). Kedua inovasi ini belum
digunakan di sekolah tersebut secara maksimal karena lebih menekankan
pada penyajian transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk
melaksanakan kedua inovasi pembelajaran pada mata pelajaran biologi
banyak topik yang dapat digunakan seperti materi tentang Gerak pada
Tumbuhan, Fotosintesis, dan Difusi-Osmosis.
Materi difusi dan osmosis dalam pembelajaran yang dilakukan
selama ini masih dilakukan secara konseptual, padahal pembelajaran
pada materi ini dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan bahan-
bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar sekolah. Percobaan
peristiwa difusi dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna yang
dimasukkan dalam air. Percobaan osmosis dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan tersebut seperti kentang, wortel, mentimun
dan bengkuang atau sejenisnya. Mereka akan melakukan keterampilan
proses seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan jawaban sementara
atau hipotesis, melakukan penelitian, menginterpretasikan data, dan
membuat kesimpulan yang pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan
komponen-komponen inkuiri (Tuara, 2004). Masalahnya pembelajaran
seperti di atas belum pernah dilaksanakan khususnya di SMP Negeri 1
Batu Ampar.
Proses penyelidikan akan berlangsung dengan baik bilamana
terjadi interaksi antar siswa, maupun interaksi siswa dan guru.
Pendekatan-pendekatan yang mungkin dapat digunakan untuk
meningkatkan proses dan hasil adalah pendekatan inkuiri dengan
pendekatan kooperatif. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang
dipadukan dengan pendekatan kooperatif berarti proses pembelajaran
-
14 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
telah menerapkan dua inovasi dalam pengelolaan pembelajaran.
Pendekatan inkuiri cenderung kepada inovasi pengelolaan materi,
sedangkan pendekatan kooperatif lebih cenderung kepada inovasi dalam
pengelolaan kelas. Dengan menggunakan 2 pendekatan ini diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan proses siswa karena penyampaian
materi dilakukan melalui proses penyelidikan yang dilakukan oleh siswa
itu sendiri.
Cara penyampaian materi di atas juga diharapkan dapat
memberikan pemahaman kepada siswa secara faktual, karena mereka
menemukan sendiri konsep dari ilmu yang mereka pelajari, jadi bukan
hapalan. Dengan pemahaman yang dimiliki siswa diharapkan hasil belajar
siswa juga akan meningkat. Pendekatan kooperatif dalam proses
pembelajaran berperan mengatur kelas dalam kelompok-kelompok kecil
sehingga masing-masing anggota kelompok terlibat aktif dalam
pembelajaran, melalui cara ini diharapkan proses pembelajaran di kelas
berlangsung secara teratur dan efektif.
SMP Negeri 1 Batu Ampar, kelas VIII memiliki 5 kelas paralel. Pada
setiap kelas dapat dijumpai beberapa siswa yang unggul dalam proses
akademik baik hasil maupun proses belajar. Jika para siswa ini
diberdayakan maka akan menciptakan masyarakat belajar sesamanya
sekaligus sebagai tutor sebaya. Atas alasan inilah maka digunakan
pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif.
Penelitian tentang materi difusi dan osmosis dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif maupun pendekatan inkuiri sudah pernah
dilaporkan. Menurut Efendi (2004) dengan menggunakan pembelajaran
melingkar (learning cycle) yang merupakan salah satu tipe pendekatan
kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan dapat
mendorong terjadinya perubahan pemahaman konsep siswa. Limba
(2004) melaporkan ada peningkatan keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep setelah siswa terlibat dalam pembelajaran konsep
perpindahan kalor dengan menggunakan model latihan inkuiri. Wijaya
-
15 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
(2006) juga melaporkan dengan penggunaan pendekatan discoveri
terpimpin pada konsep difusi dan osmosis dapat meningkatkan
pemahaman dan penguasaan materi yang diiringi dengan meningkatnya
hasil belajar siswa.
Meskipun pendekatan inkuiri dan pendekatan kooperatif dalam
pembelajaran seperti dilaporkan di atas dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar, namun inovasi semacam ini belum pernah dilaksanakan di
Kabupaten Tanah Laut, khususnya di SMP Negeri 1 Batu Ampar, oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan pendekatan
inkuiri dengan pendekatan kooperatif pada materi difusi dan osmosis di
SMP Negeri 1 Batu Ampar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) yang merupakan suatu bentuk kolektif dari penyelidikan untuk
memperbaki praktik-praktik di dalam pendidikan (Kemmis dan McTaggart,
1988). PTK adalah ragam penelitian yang dilakukan di kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran
(Arikunto, 2006).
Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari
1x pertemuan. Siklus 1 melakukan percobaan tentang peristiwa difusi
dengan menggunakan bahan berupa zat pewarna dan garam yang
dimasukkan dalam air. Sedangkan siklus kedua melakukan percobaan
osmosis dengan bahan berupa kentang, wortel, mentimun, dan
bengkuang yang dilubangi tengahnya dan di isi dengan gula pasir,
kemudian sebagian dari bahan tersebut direndam dalam air.
Teknik Pengumpulan Data Hasil penelitian berupa data kualitatif, data kuantitatif, dan data
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data kualitatif diperoleh
dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran,
dan hasil observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Data
-
16 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar (pre tes dan post tes) dan tes
selama proses pembelajaran (LKS). Data respon siswa diperoleh dari
hasil pengisian angket tentang respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang
telah dikumpulkan sebagai berikut:
1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan
melalui reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan hasil analisis
(Suyanto, dkk. 2006).
2) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan
secara deskriptif. Data ini berasal dari tes hasil belajar dan tes selama
proses pembelajaran. Data tes hasil belajar diolah dengan menghitung
ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan individual = Jumlah skor x 100
Jumlah skor maksimal
Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%
Jumlah seluruh siswa
Keterangan:
Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65
Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan skor > 65
Data hasil selama proses pembelajaran ditafsirkan ke dalam kalimat
kualitatif yakni baik (76-100%), cukup baik (56-75%), kurang (40-55%),
dan buruk (< 40%) (Arikunto, 1998).
3) Analisis data tentang respon siswa dilakukan dengan menghitung
persentase jawaban setiap butir soal dari angket respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran, kemudian dianalisis secara deskriptif.
-
17 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
diperlihatkan seperti pada Tabel berikut.
Tabel 1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2
Responden Siklus Parameter yang diamati (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
M. Sahid H 1 33,33 3,33 10 0 30 6,67 3,33 0 13,33
2 23,33 10 20 6,67 13,33 10 10 3,33 3,33
Fitria A.S 1 30 3,33 13,33 3,33 26,67 6,67 6,67 0 10
2 13,33 10 16,67 10 26,67 10 10 3,33 0
Sigit K.R 1 30 3,33 13,33 3,33 30 6,67 0 3,33 10
2 10 20 10 6,67 33,33 0 6,67 10 3,33
Mairida
1 30 3,33 3,33 30 16,67 6,67 3,33 3,33 3,33
2 13,33 10 16,67 6,67 13,33 16,67 10 10 3,33
Parmini
1 43,33 3,33 13,33 0 30 6,67 0 0 3,33
2 13,33 13,33 16,67 16,67 30 0 0 3,33 6,67
Tira R
1 53,33 3,33 6,67 0 26,67 6,67 0 0 3,33
2 10 26,67 23,33 0 23,33 0 10 0 6,67
Keterangan Parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau
siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang
relevan 3. Melakukan pengamatan atau
percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan
pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau
kelompok lain
6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan
7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru
8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan
9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran
Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2
seperti pada Tabel berikut.
-
18 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
Tabel 2. Hasil Selama Proses Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Variabel Jumlah responden
Skor rata-rata
Skor maksimum % Kategori
1 Pengetahuan
29 39,2 40 98 Baik
Proses 48 60 80 Baik
2 Pengetahuan
29 30,60 50 61,20 Cukup baik
Proses 45,80 50 91,60 Baik
Keterangan: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup baik; 40-55% = Kurang; < 40% = Buruk (Arikunto, 1998) Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
Respon siswa terhadap proses pembelajaran seperti pada
Lampiran 9 sedangkan ringkasannya adalah sebagai berikut:
(1) Ada 29 siswa (100%) menyatakan senang dengan pembelajaran yang
telah dirancang guru. Hal ini disebabkan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif
merupakan hal baru bagi siswa.
(2) Pembelajaran semacam ini merupakan hal baru dan sangat membantu
dalam belajar bagi 29 siswa (100%), karena dalam pembelajaran ini
siswa dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan bagi
28 siswa (96,55%), dapat melakukan penyelidikan/pengamatan untuk
menjawab pertanyaan bagi 29 siswa (100%), dan berminat untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya yang dinyatakan oleh 28
siswa (96,55%),
(3) LKS dan buku-buku yang digunakan dapat dipahami oleh 17 siswa
(58,62%), karena susunan kalimat, gambar atau tabel yang digunakan
dianggap cukup baik bagi 4 siswa (13,79%), dianggap baik bagi 18
siswa (68,07%) dan dianggap sangat baik bagi 7 siswa (24,13%).
-
19 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
Pembahasan
Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran
Aktivitas siswa pada pembelajaran materi difusi dan osmosis
melalui pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe
pembelajaran melingkar telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2, dari 9 parameter aktivitas siswa yang teramati ada 6 parameter
menunjukkan adanya peningkatan. Keenam parameter tersebut yaitu
parameter 2 (membaca LKS atau buku-buku yang relevan), 3 (melakukan
pengamatan atau percobaan), 4 (menulis hal-hal yang relevan dengan
pembelajaran), 6 (melakukan refleksi dan mengevaluasi proses
penyelidikan), 7 (bertanya kepada siswa lain atau kepada guru), dan 8
(menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan).
Peningkatan ini diduga disebabkan adanya upaya perbaikan
pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1. Selain itu juga
karena percobaan tentang peristiwa osmosis pada siklus 2 lebih kompleks
daripada percobaan pada siklus 1 tentang peristiwa osmosis, sehingga
para siswa lebih banyak melakukan keterampilan proses seperti pada
parameter pengamatan. Para siswa terlibat aktif selama proses
pembelajaran, bukan hanya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip materi yang sedang dipelajari, akan tetapi juga mampu
meningkatkan keterampilan proses sains dan semangat berkreativitas
siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya
(Tuara, 2004; Anggraini, 2007). Peneliti ini membuktikan bahwa
pembelajaran yang dirancang telah menunjukkan kemampuan berinkuiri
siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendekatan
inkuiri pada dasarnya dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dikendaki
selama proses pembelajaran. Pendekatan ini dapat meningkatkan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran karena pada dasarnya dalam
pendekatan ini memberikan prioritas kepada siswa untuk mempelajari
-
20 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
gejala-gejala hidup melalui kegiatan-kegiatan mengamati,
menggolongkan, menurunkan, meramalkan, mengukur, berkomunikasi,
membuat definisi operasional, merumuskan pertanyaan dan hipotesis,
bereksperimen dan merumuskan model (Dwidjoseputro dkk., 1981). Agar
pembelajaran dapat meningkatkan inkuiri para siswa, maka pembelajaran
hendaknya dengan mengaktifkan seluruh potensi yang ada pada diri
siswa, baik aspek fisik, mental, maupun emosional.
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Hasil belajar siswa pada pembelajaran materi difusi dan osmosis
melalui pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe
pembelajaran melingkar telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah
ditetapkan. Penggunaan pendekatan kooperatif tipe pembelajaran
melingkar dapat meningkatkan hasil belajar siswa bukan saja pada
penelitian tindakan kelas, akan tetapi juga pada penelitian eksperimental
seperti dilaporkan penelitian sebelumnya (Efendi, 2004). Penelitian ini
membuktikan terjadi peningkatan hasil belajar secara signifikan dibanding
pembelajaran konvensional. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meskipun secara tidak langsung
karena pendekatan ini lebih menekankan proses belajar. Bilamana para
siswa telah memperoleh proses belajar maka akan berdampak pada hasil
belajar, akan tetapi tidak berlaku sebaliknya.
Selain melihat hasil belajar siswa berdasarkan pendekatan yang
digunakan juga perlu melihat dari materi yang digunakan yaitu materi
difusi dan osmosis berdasarkan penelitian sebelumnya yang menemukan
adanya peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan materi difusi dan osmosis.
Respon Siswa Kegiatan Pembelajaran Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
dengan pendekatan kooperatif mendapat respon yang positif dari siswa
kelas VIII B SMP Negeri 1 Batu Ampar maupun guru Biologi yang
-
21 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
mengajar dikelas tersebut. Hasil ini sejalan dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya baik dengan penggunaan pendekatan inkuiri maupun
pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar (Tatang, 2004; Efendi,
2004; Limba, 2004). Hasil penelitian menyatakan bahwa respon guru dan
siswa cukup posistif meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
guru dan siswa (Tatang, 2004). Kendala yang dihadapi siswa yaitu dalam
menggunakan alat serta menarik kesimpulan. Berdasarkan pengamatan
sebelum dilaksanakan penelitian kondisi peralatan laboratorium tidak
terawat, jarang digunakan, serta tidak ada upaya perbaikan, jadi dapat
disimpulkan pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan inkuiri
belum dapat dilaksanakan secara maksimal.
Penggunaan pendekatan inkuiri dengan pendekatan kooperatif
dalam proses pembelajaran mengarahkan siswa melakukan keterampilan
proses dan menggali pengetahuan dari kegiatan percobaan yang mereka
lakukan, panduan kegiatan percobaan dan soal-soal tes pengetahuan dan
keterampilan proses selama proses pembelajaran termuat dalam LKS.
Hal ini sesuai dengan sintak ketiga pendekatan inkuiri yaitu siswa
mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan dengan melakukan percobaan dengan alat dan bahan
yang disediakan.
KESIMPULAN
1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi difusi dan osmosis
dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan
pendekatan kooperatif tipe pembelajaran melingkar.
2. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk pengetahuan
tergolong kategori baik menjadi cukup baik, sedangkan hasil
keterampilan tergolong kategori baik.
3. Siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan. Siswa juga
secara subjektif menuliskan respon yang positif terhadap kegiatan
pembelajaran pada angket respon siswa.
-
22 Jurnal Wahana-Bio Volume I Juni 2009
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Dinur R. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Minyak Bumi dengan Model Learning Cycle untuk Pengajaran di SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online), (http://www.malang.ac.id./jurnal/lain/jpp/2004a.html, diakses 22 Maret 2007).
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Efendi, Ridwan. 2004. Kajian Model Pembelajaran Learning Cycle dengan Tiga Teknik Hands-On Berdasarkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Inkuiri Siswa SMU pada Konsep Hukum Newton tentang Gerak, (Online), (http://www. pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 22 Maret 2007).
Sukamti. 2004. Penerapan Metode Discovery-Inquiry dalam Pengajaran
Sains di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang, (Online), (http://www.pages-yourfavorite. com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 16 September 2007).
Suwarsih, Eka. 2007. Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Konsep Volume Kelas V SDN Landasan Ulin Barat 1 dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD. Makalah disajikan dalam Seminar Regional Hasil-Hasil Penelitian Tindakan Kelas, Kerjasama KP2D dan DRD Kalsel, Banjarbaru 22 juli 2007.
Tatang. 2007. Penerapan Model Learning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas II SMA pada Pokok Getaran dan Gelombang, (Online), (http://www.jica-imstep.or.id/um.html, diakses 22 Maret 2007).
Tuara, Djainab. 2004. Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share pada Konsep Fungsi Alat Tubuh Tumbuhan, (http://www.pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstraksains2004. html, diakses 16 September 2007).
Wijaya, Nuriman. 2006. Penggunaan Pendekatan Discoveri Terpimpin untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Konsep Difusi dan osmosis pada Siswa Kelas XI-1A4 SMA Negeri 2 Pahandut Tahun 2006/2007, Jurnal Landasan, Vol 1, No. 1, JuliDesember 2006.