Joseph Halim 2009 037

39
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR Joseph Halim 102009037 Kelompok B3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Abstrak Kesejahteraan ibu menentukan kualitas sumber daya manusia, termasuk kesehatan reproduksinya dan keselamatan reproduksinya sehingga peningkatan SDM sendiri dimulai dengan menghindari faktor resiko yang menyebabkan berat bayi lahir rendah. Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia yang prevalensinya masih cukup tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi BBLR adalah usia ibu, merokok, hipertensi dan pendidikan ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi saat lahir. Metode yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah retrospektif. Dengan data yang didapatkan dari buku registrasi rumah sakit X yang diambil dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013 dari 101 jumlah persalinan. Pengambilan sampel di ambil secara nonprobability yaitu purposive sampling. Dari hasil penelitian tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,769. Tidak ada hubungan ibu hamil merokok dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,595. Tidak ada hubungan ibu hamil hipertensi dengan kejadian berat lahir rendah 1

description

k

Transcript of Joseph Halim 2009 037

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR

Joseph Halim 102009037

Kelompok B3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

Abstrak

Kesejahteraan ibu menentukan kualitas sumber daya manusia, termasuk kesehatan

reproduksinya dan keselamatan reproduksinya sehingga peningkatan SDM sendiri dimulai

dengan menghindari faktor resiko yang menyebabkan berat bayi lahir rendah. Berat badan lahir

rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Negara

berkembang termasuk Indonesia yang prevalensinya masih cukup tinggi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi BBLR adalah usia ibu, merokok, hipertensi dan pendidikan ibu. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap berat badan bayi saat lahir. Metode yang digunakan adalah penelitian yang bersifat

deskriptif analitik. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah retrospektif. Dengan data yang

didapatkan dari buku registrasi rumah sakit X yang diambil dari bulan September sampai

dengan bulan Desember 2013 dari 101 jumlah persalinan. Pengambilan sampel di ambil secara

nonprobability yaitu purposive sampling. Dari hasil penelitian tidak ada hubungan umur ibu

dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,769. Tidak ada hubungan ibu hamil

merokok dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,595. Tidak ada hubungan ibu

hamil hipertensi dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,722. Ada hubungan

tingkat pendidikan ibu dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,000.

Kata kunci : berat badan bayi lahir , merokok, hipertensi, pendidikan.

1

Abstract

Welfare mother determines the quality of human resources, including reproductive health and

reproductive safety so the increase in HR itself starts with avoiding risk factors that lead to low

birth weight babies. Low birth weight (LBW) is one of the many health problems in developing

countries, including Indonesia, the prevalence is still quite high. Some factors affecting LBW is

maternal age, smoking, hypertension, and maternal education. The purpose of this study was to

determine the relationship between the factors that influence the baby's weight at birth. The

method used is descriptive analytic study. This type of research in this study is retrospective.

With the data obtained from the hospital X registration book taken from September to December

2013 from 101 the number of deliveries. The grab sampling is that nonprobability purposive

sampling. From the results of the study there was no association with maternal age incidence of

low birth weight with p value 0.769. There was no association of smoking pregnant women with

low birth weight incidence with p value 0.595. There was no association with maternal

hypertension incidence of low birth weight with p value 0.722. There is a relationship with the

mother's educational level incidence of low birth weight with p value of 0.000.

Keywords: birth weight, smoking, hypertension, education.

Pendahuluan

Masalah berat badan lahir rendah (BBLR) hingga saat ini masih merupakan masalah

diseluruh dunia terutama pada Negara berkembang, karena merupakan penyebab kesakitan dan

kematian pada masa bayi baru lahir. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator

penting dalan menentukan tingkat kesehatan masyarakat, kemajuan suatu Negara dan dari angka

kematian bayi kita dapat melihat keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu,

salah satu prioritas dari program di Indonesia adalah meningkatkan kesehatan Ibu dan anak

(KIA).

Data yang ada saat ini menunjukan bahwa kesehatan bayi masih merupakan masalah di

indonesia. Pada tahun 2013 dari data SDKI,menunjukan angka kematian bayi mencapai 32 per

1000 kelahiran dimana di negara maju memiliki angka kematian bayi dibawah 20 per 1000

kematian.1

2

Kondisi kesehatan ibu ketika memasuki kehamilan tidak seperti diharapkan. Ibu mempunyai

kebiasaan yang buruk seperti merokok yang merupakan resiko untuk melahirkan berat badan

lahir rendah.

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram

sedangkan BBL normal minimal 2500-3500 gram dengan umur kehamilan yang normal.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahnya adalah apa

sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya berat badan lahir rendah.

Tujuan penelitian

A. Tujuan umum

Tujuan umum analisis ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang mempunyai

hubungan atau pengaruh terhadap kejadian berat badan bayi lahir.

B. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan berat badan lahir rendah

2. Untuk mengetahui hubungan merokok dengan berat badan lahir rendah

3. Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan berat badan lahir rendah

4. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan berat badan lahir rendah

Manfaat penelitian

Penyebab BBLR sendiri sampai sekarang masih dikaji, beberapa studi menyebutkan

penyebabnya adalah multifaktor antara lain adalah demografis, faktor biologi ibu, gizi,riwayat

obstetri,antenatal care, morbiditas ibu selama hamil, merokok, dan sebagainya. Dengan

dilakuknanya analisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap BBLR, maka hasilnya

diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dari rencana kesehatan ibu dan anak. Terutama

untuk menurunkan BBLR.

Tinjauan Pustaka

1. Kerangka teori

Bayi berat badan lahir rendah atau BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan

lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dahulu neonatus dengan berat badan

3

lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut sebagai prematur.

Pengklasifikasian berat badan bayi saat dilahirkan menurut kriteria WHO. Berat badan

saat ini dilahirkan dibagi dalam dua kelompok:2

Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram (BBLR)

Bayi dengan BB minimal 2500 gram (normal).

Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi

menjadi 2 golongan : 2

Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan sesuai dengan

masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan

(NKB-SMK). 2

Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kahamilan, dismatur dapat terjadi pada preaterm, aterm,

dan post aterm. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk

Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan

(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK). 2

2. Kerangka konsep

Faktor predisposisi yaitu variabel independen pada kasus ini adalah umur ibu saat

kehamilan,riwayat hipertensi,konsumsi rokok dan tingkat pendidikan ibu yang akan

menghasilkan faktor dependen berupa berat badan lahir bayi. Jadi kita melihat apa ada

hubungan antara faktor yang disebutkan dengan berat badan lahir bayi:

Etiologi BBLR : 2

a. Faktor Ibu

Gizi saat hamil yang kurang

Gizi saat hamil yang kurang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil yang

akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 2

Umur < 20 tahun atau > 35 tahun

Usia ibu kurang dari 20 tahun mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan

bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia ibu lebih

4

dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR

dibandingkan dengan usia 20-35 tahun. Meningkatnya kelahiran bayi pada ibu

dengan umur muda atau kurang dari 20 tahun berhubungan dengan tingkat

pendidikan yang rendah primipara dan perawatan antenatal sedangkan umur tua

berhubungan dengan kurangnya potensial tumbuh janin akibat usia jaringan

biologis dan adanya penyakit. 2

Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan < 2 tahun berpengaruh terhadap berat bayi lahir rendah, karena

masa persalinan yang < 2 tahun mempengaruhi kapasitas tropik uterus yang

belum pulih benar. 2

Kehamilan kedua atau ketiga terlampau dekat jaraknya memiliki resiko bagi ibu

dan janin. Bagi ibu sendiri, secara fisik alat-alat reproduksi belum kembali normal

sehingga ada kemungkinan pada kehamilan tersebut ibu mengalami gangguan.

Seperti adanya komplikasi diabetes gestasional (gula darah yang muncul saat

kehamilan), pre eklamsia (keracunan karena protein yang meningkat), atau

anemia . 2

Penyakit menahun Ibu seperti: hipertensi, gangguan pembuluh darah (perokok)

Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan gangguan uteroplasenta dan

berkurangnya perpusi plasenta. Sedangkan pada ibu yang merokok diperkirakan

penurunan berat lahir pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang merokok selama

kehamilan berkaitan dengan hipoksia pada ibu dan janin yang disebabkan oleh

kenaikan kadar karboksihemoglobin). 2

Faktor pekerja

Status pekerjaan secara langsung akan mempengaruhi ketersedian bahan pangan

dalam keluarga. Ibu yang bekerja akan dapat menyediakan makanan terutama

yang mengandung sumber zat gizi dalam jumlah yang cukup dibandingkan

dengan ibu yang tidak bekerja. 2

b. Faktor kehamilan

Hamil ganda

5

Pertumbuhan janin ganda lebih sering mengalami gangguan dibandingkan janin

tunggal yang tanpa pada ukuran sonografi dan berat lahir. Semakin banyak jumlah

bayi semakin besar derajat retardasi pertumbuhan. 2

Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil yang akan

mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga akan mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 2

Komplikasi hamil seperti: pre eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini

Pada kasus pre eklamsi plasenta sering nampak infark, hematoma atau gambaran

histopatologi sesuai dengan pre eklamsi. Barangkali hasil pengamatan yang lebih

mudah dipahami adalah plasenta bayi-bayi yang mengalami keterlambatan

pertumbuhan memiliki fili avaskular yang berlebihan dan rerata atau luas

permukaan serta jumlah kapiler dipermukaan plasenta berkurang. Masing-masing

sifat tersebut dapat mudah dikaitkan dengan berkurangnya fungsi plasenta

(pengurangan nutrisi janin). Sedangkan ketuban pecah dini akan menyebabkan

uterus tidak dapat mempertahankan janin sehingga mencetus kelahiran prematur. 2

c. Faktor Janin

Cacat bawaan

Infeksi dalam rahim

Infeksi-infeksi virus tertentu berhubungan dengan retardasi pertumbuhan janin. 2

Metodologi penelitian

Setiap penelitian yang ada dibagi menjadi dua arah yaitu analitik dan deskriptif. Penelitian ini

bersifat analitik yang condong ke arah kuantitatif dan kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini

untuk menggambarkan hubungan antara usia ibu, hipertensi, konsumsi rokok dan tingkat

pendidikan dengan berat badan lahir bayi.

1. Desain penelitian

6

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk menentukan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikart. Jenis penelitian adalah retrospektif yang berusaha melihat

kebelakang, artinya mengumpulkan data di mulai dari efek atau akibat yang telah terjadi,

kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang

mempengaruhi akibat tersebut.

2. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi lahir dari bulan September sampai bulan

Desember 2013 yaitu 101 jumlah persalinan. Jumlah populasi yang diambil adalah 1:1

dengan merekrut sejumlah subjek dengan efek (kelompok kasus), kemudian di cari subjek

lain yang karakteristiknya sebandiing namun tidak mempunyai efek (kelompok kontrol).,

yaitu BB bayi <2500 gran dan bayi >=2500 gram.

Sampel di ambil dengan cara purposive sampling, yaitu didasarkan suatupertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Adapun kriteria inklusi sampel yaitu :

1. Bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit X

2. Bayi yang memiliki berat badan <2500 gram

3. Bayi yang memiliki berat badan >=2500 gram

3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit X dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 09

Januari 2014.

4. Cara pengumpulan data

Berdasarkan buku registrasi yang diambil secara retrospektif dari tanggal 1 September s/d 30

Desember 2013.

5. Pengolahan data

Menurut data yanng telah didapatkan akan diolah dengan tahap tahap berikut: editing,

coding, transfering, tabulating

6. Hasil penelitian

7

Penelitian ini dilaksanankan di Rumah Sakit X pada tanggal 07s/d 09 Januari, dengan jumlah

sampel 101 data bayi baru lahir di peroleh hasil sebagai berikut:

Analisis univariat

Statistics

Berat Badan Lahir Umur Ibu Rokok Hipertensi Pendidikan

N Valid 101 101 101 101 101

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2773.7525 23.4257 .3861 .0396 .6238

Median 2906.0000 23.0000 .0000 .0000 1.0000

Mode 2381.00a 20.00 .00 .00 1.00

Std. Deviation 666.02523 4.96859 .48929 .19600 .48686

Range 3444.00 21.00 1.00 1.00 1.00

Minimum 709.00 15.00 .00 .00 .00

Maximum 4153.00 36.00 1.00 1.00 1.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

a. Merokok

Rokok

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tidak merokok

62 61.4 61.4 61.4

merokok 39 38.6 38.6 100.0

Total 101 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori

merokok sebanyak 39 sampel (38,9%).

b. Hipertensi

8

Hipertensi

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tidak hipertensi

97 96.0 96.0 96.0

hipertensi 4 4.0 4.0 100.0

Total 101 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori hipertensi

sebanyak 4 sampel (4 %).

c. Pendidikan

Pendidikan

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tinggi 38 37.6 37.6 37.6

sedang 63 62.4 62.4 100.0

Total 101 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori tingkat

pendidikan sedang sebanyak 63 sampel (62,4 %)

Analisis Bivariat

9

Correlations

umur ibuberat bayi

lahir

umur ibu Pearson Correlation

1 .030

Sig. (2-tailed) .769

N 101 101

berat bayi lahir

Pearson Correlation

.030 1

Sig. (2-tailed) .769

N 101 101

Hubungan antara umur ibu dengan berat badan ahir di Rumah sakit X 0.030 yang berarti

korelasi keeratanya sangat lemah. Dengan jumlah pengamatan sebanyak 101 baik umur ibu dan

berat badan lahir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Tidak ada hubungan umur dengan berat

badan lahir periode September sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X”. Berdasaarkan nilai

Sig (2 tailed) sebesar 0.769 yang lebih besar dari nilai level of significant (α) 1%, maka di terima

hipotesis yang berarti teruji tidak ada hubungan umur ibu dengan berat badan lahir periode

September sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X.

Uji T-Test antara rokok dengan berat badan bayi

10

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

.026 .872 .533 99 .595 72.81969 136.61025 -198.24469 343.88406

Equal variances not assumed

.539 84.060 .591 72.81969 134.98263 -195.60527 341.24464

Uji T-Test antara hipertensi dengan berat badan bayi

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Differenc

eStd. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

1.489 .225 .356 99 .722 121.56701 341.30277 -555.65173 798.78575

Equal variances not assumed

.233 3.100 .830 121.56701 521.54868-

1508.428591751.56261

11

Uji T-Test antara pendidikan dengan berat badan bayi

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

.839 .362 -5.152 99 .000 -629.01796 122.09402 -871.27898 -386.75694

Equal variances not assumed

-4.934 67.837 .000 -629.01796 127.49776 -883.44685 -374.58908

Pembahasan

a. Korelasi umur ibu dengan berat badan lahir

Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan positif antara umur ibu dengan

berat badan bayi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Fraser AM et Al di Amerika

serikat tahun 1995, yaitu terdapat 103 bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah

disertai prematuritas sebanyak 103 bayi dari ibu yang tergolong muda, sedangkan pada

ibu yang memiliki usia cukup, terdapat 74 bayi dengan berat badan rendah. Didapatkan

bahwa terjadi penurunan sekitar 16% dari sampel yang ada. Walaupun hubungannya

lemah tapi diperkuat dengan kerangka teori yang ada. 3

Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,769 yang berarti p > 0,05. Berarti

tidak ada hubungan antara umut ibu dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode

September sampai bulan Desember 2013.

Menurut teori seharusnya umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.

Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi, 2-4 kali lebih

tinggi di bandingkanm dengan kehamilan pada wanita cukup umur. 4

Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi

fisioplgisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaan belum cukup matang,

12

sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilan secara

sempurna dan sering terjadi komplikasi. Hasil penelitian ini kehamilan dibawah 25 tahun

merupakan kehamilan beresiko tinggi tetapi tidak signifikan dengan p value 0,769. 4,5

Meski kehamilan dibawah umur sangat beresiko tetapi kehamilan diatas umur 35

tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul

penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada

persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas umur 35 tahun

ini yaitu bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir

engan membawa kelainan.5

Sedangkan dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia reproduktif (20-30 tahun) terjadi

kesiapan respon maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan

hal-hal tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan

bertambahnya umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang

lain dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang

pernah mereka alami. 5

Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di

kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data

yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara

umur ibu dengan berat badan lahir rendah adalah faktor umur menjadi dasar dari kesiapan

organ tubuh untuk menerima keadaan yang belum pada waktunya dan menjadikan

kematangan organ bukan pada saatnya sehingga berpengaruh pada berat lahir bayi.

b. Hubungan merokok dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,595 yang berarti p > 0,05. Berarti

tidak ada hubungan antara merokok dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode

September sampai bulan Desember 2013.

Keterpaparan asap rokok adalah keadaan ibu hamil terpapar dengan asap rokok

dari ibu sendiri yang merokok (sebagai perokok aktif) maupun dari orang lahin (sebagai

perokok pasid) asap rokok sangat berbahaya bagi ibu hamil, terutama bagi janin yang

sedang dikandungnya. Asap rokok dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin,

13

sehingga lahir berat badan bayi akan kurang atau tidak normal. 6 Merokok selama

kehamilan berengaruh pada terhadap bayi berat lahir rendah. Diyakini bahwa merokok

mengurangi asuopan oksigen dan nutrisi ke janin. Hal tersebut juga meningkatkan resiko

keguguran bagi ibu hamil yang merokok. 6

Bayi dan anak yang hidup di sekitar perokok lebih mudah terserang batuk, infeksi

telinga dan flu. Anak yang memiliki orang tua perokok lebih cpat menjadi seorang

perokok juga. Kerusakan gamet dan embrio akibat rokok oleh Zenzec dijelaskan bahwa

seorang ayah yang merokok akan mengalami kualitas sperma yang menyebabkan

konsentrasi sperma rendah. Adapun komponen karsinogenik rokok yang adalah

cadmium, cotinin dan benzo a pyrene hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA

dan chromosom, transmisi karsinogenik dapat menyebabkan kegagalan implantasi,

kelahiran prematur dan gangguan perkembangan postnatal. 6

Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di

kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data

yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara

ibu merokok dengan berat badan lahir adalah faktor yang erat hubungannya dengan berat

badan lahir rendah. Jika seorang ibu merokok maka asupan oksigen dan nutrisi kepada

janin akan berkurang sehingga untuk perkembangan janin akan terhambat yang

mengakibatkan berat badan lahir rendah.

c. Hubungan hipertensi dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,722 yang berarti p > 0,05. Berarti

tidak ada hubungan antara hipertensi dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode

September sampai bulan Desember 2013.

Tekanan darah ibu hamil yang tinggi (hipertensi) dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan lahir.

Hal ini terjadi karena adanya penurunan perfusi uteroplasenta dan vasospasme, dan

kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta yang akan mengakibatkan keterbatasan

persediaan oksigen dan nutrisi bagi janin. Keterbatasan persediaan oksigen dan nutrisi

bagi janin tentunya akan berakibatkan terhadap berat bayi yang dilahirkan. Pada ibu yang

14

tekanan darahnya normal, tidak ditemukan kelaian tersebut sehingga perfusi nutrisi dan

oksigen untuk pertumbuhan janin menjadi adekuat.7,8

Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di

kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data

yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara

ibu hipertensi dengan berat badan lahir rendah karena keterbatasan persediaan oksigen

dan nutrisi bagi janin. 7,8

d. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti p < 0,05. Berarti ada

hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir di rumah sakit X

periode September sampai bulan Desember 2013.

Pendidikan ibu diketahui erat kaitannya dengan angka kematian bayi dan angka

kematian ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi, lebih mengerti tentang pentingnya

pencegahan penyakit dibandingkan denga ibu tingkat pendidikannya rendah. Pad

umumnya wanita yang tidak berpendidikan sulit mengambil keputusan, mereka biasanya

mengharapkan bantuan suami atau orang lain untuk mengambil keputusannya sendiri. 9

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka sebaik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat

pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai

kesehatannya maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan

kehamilan yang baik informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sengat di

butuhkan sehingga akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil.Penguasaan pengetahuan

erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. 9

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pendidikan berpengaruh pada kejadian berat badan lahir rendah, karena semakin tinggi

pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan sehingga lebih mudah menerima

informasi terutama masalah BBLR sehingga dapat menghindari faktor- faktor yang

menyebabkan kejadian BBLR.

Selain itu tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan

meningkatnya pendidikan kemungkin akan meningkatkan pendapat sehingga dapat

15

meningkatkan daya beli makanan.Faktor ketidak tahuan dapat sdisebabkan karena

pendidikan yang rendah,atau bila berpindidikan mungkin disebabkan ketidak perdulian . 9

Penutup

Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian berat lahir rendah periode September

sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,769.

2. Tidak ada hubungan merokok dengan kejadian beralahir rendah periode September

sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,595

3. Tidak ada hubungan hipertensi dengan kejadian berat lahir rendah periode September

sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,722

4. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian berat lahir rendah periode September

sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,000

Dari penelitian ini, 4 variabel yang diduga sebagai factor risiko yang mempengaruhi berat badan

lahir (BBL) seperti: umur ibu, rokok, hipertensi, serta tingkat pendidikan ibu. Didapatkan dari

bukti penelitian terdapat 1 variabel yang mempengaruhi berat badan lahir yaitu tingkat

pendidikan. Akan tetapi masih banyak bias yang menyebabkan hasil penelitian ini berbeda

dengan kerangka teori. Sehingga perlu dihilangkan bias yang ada dan data yang lengkap untuk

diteliti agar hasil dari penelitian ini baik.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah kita harus meningkat kan promosi kesehatan pada ibu hamil agar

melakukan antenatal care secara rutin untuk mengontrol hipertensi , dan juga menyarankan agar

ibu-ibu juga meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, tidak merokok saat hamil dan juga

melakukan penyuluhan agar tidak hamil di usia muda. Selain itu saran untuk penelitian ini adalah

agar melakukan penelitian lebih lanjut guna menghilangkan bias dan mendapatkan faktor-faktor

lain seperti penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan yang didirita ibu, gizi ibu hamil,

konsumsi obat-obatan ibu hamil, dan riwayat kehamilah dan jarak rentang kehamilan yang juga

berperan dalam mempengaruhi berat badan bayi yang lahir.

16

Daftar pustaka

1. BPS, BKKBN, Depkes,macro intenational inc. Demography and health survey 2012.

Jakarta: depkes. 2013.

2. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBG Fajar. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:

EGC; 2007.h. 42 -2.

3. Fraser AM, Bockert JE,Ward RH. Assosiation of young age with adverse reproductive

outcome.N Eng J Med 1995; 332:1113-8.

4. Cunningham. Williams Obstetrics. Ed 21st. USA: The Mc Graw Hill Companies Inc;

2005.p. 225.

5. Goldman JC, Malone FD, Vidaver J, Ball RH, Nyberg DA, Comstock CH, et al. Impact

of maternal age on obstetric outcome. Obstet Gynecol. 2005; 105 (5).p. 983 - 90 .

6. Tome FS, Cardoso VC, Barbieri MA, et al. Are birth weight and maternal smoking

during pregnancy associated with malnutrition and excess weight among school age

children. Brazillian Journal Of Medical and Biological Research. 2007; 40:p. 1221-30.

7. Barker DJP. Birth weight and hypertension. Journal of the American heart association.

2006; 48:p. 357-8.

8. Steer PJ dkk. Maternal blood pressure in pregnancy, birth weight, and perinatal mortality

in first births: prospective study. BMJ. 2004; 329:p. 1312-4.

9. Melly A. Karya tulis ilmiah hubungan pendidikan dan paritas terhadap kejadian BBLR.

Banjarmasin.2008.

17

Lampiran

Statistics

Berat Badan Lahir Umur Ibu Rokok Hipertensi Pendidikan

N Valid 101 101 101 101 101

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2773.7525 23.4257 .3861 .0396 .6238

Median 2906.0000 23.0000 .0000 .0000 1.0000

Mode 2381.00a 20.00 .00 .00 1.00

Std. Deviation 666.02523 4.96859 .48929 .19600 .48686

Variance 443589.608 24.687 .239 .038 .237

Range 3444.00 21.00 1.00 1.00 1.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Rokok

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tidak merokok

62 61.4 61.4 61.4

merokok 39 38.6 38.6 100.0

Total 101 100.0 100.0

Hipertensi

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tidak hipertensi

97 96.0 96.0 96.0

hipertensi 4 4.0 4.0 100.0

Total 101 100.0 100.0

18

Pendidikan

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid tinggi 38 37.6 37.6 37.6

sedang 63 62.4 62.4 100.0

Total 101 100.0 100.0

Umur Ibu

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid 15 2 2.0 2.0 2.0

16 5 5.0 5.0 6.9

17 6 5.9 5.9 12.9

18 3 3.0 3.0 15.8

19 7 6.9 6.9 22.8

20 11 10.9 10.9 33.7

21 8 7.9 7.9 41.6

22 6 5.9 5.9 47.5

23 6 5.9 5.9 53.5

24 7 6.9 6.9 60.4

25 8 7.9 7.9 68.3

26 7 6.9 6.9 75.2

27 2 2.0 2.0 77.2

28 4 4.0 4.0 81.2

29 4 4.0 4.0 85.1

30 3 3.0 3.0 88.1

31 4 4.0 4.0 92.1

32 4 4.0 4.0 96.0

33 3 3.0 3.0 99.0

36 1 1.0 1.0 100.0

Total 101 100.0 100.0

19

Correlations

Umur IbuBerat Badan

Lahir

Umur Ibu Pearson Correlation

1 .030

Sig. (2-tailed) .769

N 101 101

Berat Badan Lahir

Pearson Correlation

.030 1

Sig. (2-tailed) .769

N 101 101

Group Statistics

Rokok N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Berat Badan Lahir

tidak merokok

62 2.8019E3 681.50399 86.55109

merokok 39 2.7291E3 646.86902 103.58194

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

.026 .872 .533 99 .595 72.81969 136.61025 -198.24469 343.88406

Equal variances not assumed

.539 84.060 .591 72.81969 134.98263 -195.60527 341.24464

20

Group Statistics

Hipertensi N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Berat Badan Lahir

tidak hipertensi

97 2.7786E3 654.24084 66.42809

hipertensi 4 2.6570E3 1034.60202 517.30101

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Differenc

eStd. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

1.489 .225 .356 99 .722 121.56701 341.30277 -555.65173 798.78575

Equal variances not assumed

.233 3.100 .830 121.56701 521.54868-

1508.428591751.56261

21

Group Statistics

Pendidikan N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Berat Badan Lahir

tinggi 38 2.3814E3 658.34241 106.79724

sedang 63 3.0104E3 552.76743 69.64215

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Berat Badan Lahir

Equal variances assumed

.839 .362 -5.152 99 .000 -629.01796 122.09402 -871.27898 -386.75694

Equal variances not assumed

-4.934 67.837 .000 -629.01796 127.49776 -883.44685 -374.58908

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur_Kat * BB_Kat

101 100.0% 0 .0% 101 100.0%

Rokok * BB_Kat 101 100.0% 0 .0% 101 100.0%

Hipertensi * BB_Kat

101 100.0% 0 .0% 101 100.0%

Pendidikan * BB_Kat

101 100.0% 0 .0% 101 100.0%

22

Crosstab

BB_Kat

Total>=2500 <2500

Umur_Kat <25 Tahun Count 35 26 61

Expected Count

36.8 24.2 61.0

>=25 Tahun Count 26 14 40

Expected Count

24.2 15.8 40.0

Total Count 61 40 101

Expected Count

61.0 40.0 101.0

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .587a 1 .444

Continuity Correctionb .311 1 .577

Likelihood Ratio .590 1 .442

Fisher's Exact Test .534 .289

Linear-by-Linear Association

.581 1 .446

N of Valid Casesb 101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84.

b. Computed only for a 2x2 table

23

Crosstab

BB_Kat

Total>=2500 <2500

Rokok tidak merokok

Count 40 22 62

Expected Count

37.4 24.6 62.0

merokok Count 21 18 39

Expected Count

23.6 15.4 39.0

Total Count 61 40 101

Expected Count

61.0 40.0 101.0

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.140a 1 .286

Continuity Correctionb .737 1 .391

Likelihood Ratio 1.134 1 .287

Fisher's Exact Test .304 .195

Linear-by-Linear Association

1.128 1 .288

N of Valid Casesb 101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.

b. Computed only for a 2x2 table

24

Crosstab

BB_Kat

Total>=2500 <2500

Hipertensi tidak hipertensi

Count 59 38 97

Expected Count

58.6 38.4 97.0

hipertensi Count 2 2 4

Expected Count

2.4 1.6 4.0

Total Count 61 40 101

Expected Count

61.0 40.0 101.0

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .188a 1 .664

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .184 1 .668

Fisher's Exact Test .647 .520

Linear-by-Linear Association

.186 1 .666

N of Valid Casesb 101

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.58.

b. Computed only for a 2x2 table

25

Crosstab

BB_Kat

Total>=2500 <2500

Pendidikan tinggi Count 13 25 38

Expected Count

23.0 15.0 38.0

sedang Count 48 15 63

Expected Count

38.0 25.0 63.0

Total Count 61 40 101

Expected Count

61.0 40.0 101.0

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 17.464a 1 .000

Continuity Correctionb 15.753 1 .000

Likelihood Ratio 17.635 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

17.291 1 .000

N of Valid Casesb 101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.

b. Computed only for a 2x2 table

26